Anda di halaman 1dari 16

JURNAL REFLEKSI MODUL 2.

3
RITMHA CANDRA ARIESHA
CGP angkatan 6
kabupaten kepahiang
reporting Menceritakan ulang peristiwa yang terjadi

Menganalisis dengan detail mengapa peristiwa


reasoning tersebut dapat terjadi, lalu mengambil beberapa
perspektif lain

jurnal refleksi Menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam


modul 2.3 responding menghadapi peristiwa yang diceritakan

Menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan


relating pengetahuan, keterampilan, keyakinan, atau
informasi lain yang dimiliki.

Menuliskan rencana alternatif jika menghadapi


reconstructing kejadian serupa di masa mendatang
Beberapa aktifitas yang saya lakukan pada minggu ini

reporting 1 tidak terlepas dari alur MERDEKA yang ada di LMS

Dimulai dengan alur Mulai dari Diri.


Pada kegiatan ini, CGP ditugaskan untuk
membuat blog di LMS, dengan menuliskan
refleksi diri mengenai kegiatan SUpervisi
Akademik yang pernah dilaksanakan
(ketika CGP di supervisi oleh Kepala
Sekolah/ Pengawas)

Kegiatan dilanjutkan dengan alur


Eksplorasi konsep. Materi-materi
yang disajikan dalam alur ini adalah
mengenai konsep, paradigma, prinsip,
alur coaching, dan supervisi
akademik dengan paradigma
coaching
Beberapa aktifitas yang saya lakukan pada minggu ini

reporting 2 tidak terlepas dari alur MERDEKA yang ada di LMS

Kemudian kami melaksanakan kegiatan


Ruang Kolaborasi bersama fasilitator yang
hebat dan teman-teman CGP lain yang
luar biasa. Di alur ini, kami secara
berpasangan melakukan praktek coaching

Selanjutnya kami memasuki alur


Demonstrasi Kontekstual. Pada alur ini
kami kembali melakukan praktik
coaching berpasangan 3 CGP, yang
dalam praktiknya akan berperan
sebagai coach, coachee dan pengamat
secara bergantian. Kemudian tugas
berupa link rekaman di upload ke LMS
Beberapa aktifitas yang saya lakukan pada minggu ini

reporting 3 tidak terlepas dari alur MERDEKA yang ada di LMS

Alur berikutnya adalah Elaborasi


Pemahaman. Konsep mengenai coaching,
dikuatkan oleh instruktur yang inspiratif
yaitu Desi Andriani, M.Pd

Alur berikutnya yang kami lalui adalah


Koneksi Antar Materi. Pada alur ini
kami ditugaskan untuk membuat kaitan
antar materi coaching dengan materi
sebelumnya yaitu pembelajaran
berdiferensiasi dan pembelajaran sosial
emosional
Beberapa aktifitas yang saya lakukan pada minggu ini

reporting 4 tidak terlepas dari alur MERDEKA yang ada di LMS

Berikutnya kami akan melaksanakan Aksi


Nyata implementasi coaching untuk
supervisi akademik di sekolah kami
dengan melibatkan rekan sejawat sebagai
coachee kami.

Sebagai penutup modul 2, kami


melaksanakan post test
Dalam minggu ini, kami juga
melaksanakan lokakarya 3 bersama
pengajar Praktik dan rekan CGP
lainnya yang dilaksanakan secara luring
di SD 12 Kepahiang.
responding 1
Kami memulai alur pembejaran modul 2.3 ini dengan
melakukan refleksi mengenai kegiatan supervisi
akademik yang pernah dilakukan. Kemudian, kami
mempelajari materi-materi yang disajikan antara lain
mengenai konsep, paradigma, prinsip, alur coaching, dan
supervisi akademik dengan paradigma coaching.
Pemahaman kami diperkuat dengan adanya penugasan
di beberapa slide, untuk berpendapat mengenai apa itu
"COACHING"
Responding 2
Melalui kegiatan tersebut saya mulai paham. Jika sebenarnya proses
coaching berawal dari analisa dan eksplorasi teknik yang akan
digunakan, kemudian memberikan waktu dan situasi yang leluasa
kepada coachee untuk mengenal dan mengetahui tujuan coaching
responding 3
Sebagai Calon Guru Penggerak, saya dipersiapkan untuk menguasai
keterampilan coaching yang akan membantu saya dalam proses
kolaborasi baik dengan rekan sejawat atau dengan murid. Di sisi lain,
dengan menguasai keterampilan coaching, saya dapat menambah
wawasan dalam memahami dan membantu menyelesaikan masalah
seorang coachee. Sebagai implementasi di masa depan, diharapkan
saya dapat menerapkan konsep dasar coaching ini untuk proses
supervisi akademik maupun penyelesaian masalah yang dihadapi
oleh siswa.
RELATING 1
Selama mempelajari modul 2.3, alur penugasan MERDEKA sangat membantu saya
dalam memahami materi Coaching ini.

Saya menjadi paham, sebagai seorang Coach, saya harus memiliki keterampilan dalam memahami
Coachee saya, mulai dengan menjalin kemitraan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang eksploratif
dan berbobot untuk menggali permasalahan yang terjadi, serta bagaimana seorang mendengarkan
penuh coacheenya agar mampu menciptakan komunikasi asertif dengan coachee
RELATING 2
Pada saat proses coaching, coach menyimak coachee yang sedang berbicara untuk
memahami setiap ucapan yang diucapkan coachee serta ikut memberi pemahaman
kepada coachee tentang pentingnya menyelesaikan masalahnya dengan potensi yang
dimiliki coachee sendiri.

Dalam modul 2.3 ini, sangat berhubungan dengan materi di modul sebelumnya,
mengenai pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional.
Ketiganya saling berhubungan dan penting untuk mengasah keterampilan seorang
pendidik dalam berkolaborasi
REASONING 1
Sebagai seorang coach, kita tidak hanya
menjadi komunikator yang baik, tetapi harus
mampu menuntun coachee membuat
tindakan serta alternatif jalan yang mungkin
dipraktekkan coachee dan memberikan
dorongan kepada coachee untuk memilih ide
dan keputusan. Dorongan coach untuk
coachee dalam menyusun rencana
penyelesaian dengan waktu tepat, jelas dan
spesifik disesuaikan dengan kebutuhan.
REASONING 2
Coach juga harus mampu mendorong
coachee untuk memilih orang yang akan
dipercayakannya dalam menyelesaikan
masalahnya. Coach juga harus
memberikan dorongan kepada coachee
untuk mempertanggungjawabkan
terhadap aksi nyata yang akan diambil
dan dijalankan sesuai rencana capaian
secara spesifik sesuai dengan jadwal
yang telah dibuatnya.
REASONING 3
Hal yang tidak kalah penting yang harus
diperhatikan seorang coach adalah
meyakinkan coachee bahwa setiap masalah
pasti terselesaikan dengan menciptakan
keakraban dan kenyamanan sehingga
coachee dapat berbagi kisah yang sedang
dihadapi. Pendengar aktif haruslah dibangun
oleh coach dengan merasakan apa yang
dirasa coachee dan memposisikan situasi
saling menghargai dan menghormati
REASONING 4
Seorang coach berperan sebagai partner bagi
seseorang agar memiliki kerangka berpikir yang
tepat dalam menemukan solusi melalui
pertanyaan strategis. Pertanyaan-pertanyaan
dilengkapi dengan perangkat coaching tepat
mampu mengarahkan seseorang menemukan
solusi paling tepat dan komitmen untuk melakukan
eksekusi. Seorang coach yang baik percaya
setiap orang selalu memilki jawaban atas setiap
masalah yang dimiliki, tetapi mereka butuh
bantuan untuk menemukan jawabannya
REconstructing
Rencana alternatif pertama yang akan saya lakukan agar
perencanaan berjalan dengan lancar adalah menggunakan model
TIRTA pada proses coaching. Peran kita sebagai coach dapat
mendampingi murid maupun rekan dalam mengeksplorasi dirinya
dalam menemukan kebutuhan belajar dan strategi dalam
memecahkan masalah pada dirinya sendiri.

Melalui proses coaching menggunakan alur TIRTA, coachee akan lebih


percaya diri dan dapat menemukan kekuatan yang ada dalam dirinya.

Anda mungkin juga menyukai