Anda di halaman 1dari 5

1.4.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.

4
Due: Tuesday, 20 December 2022, 11:59 PM
To do: Make a submission
Durasi :  4 JP 
Moda: Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat mempraktikan pemahaman mereka tentang penerapan segitiga
restitusi dengan murid di sekolahnya.
Bapak dan Ibu calon guru penggerak,
Setelah mempelajari konsep-konsep inti dalam modul ini, sekarang saatnya Anda mendemonstrasikan
pemahaman Anda secara kontekstual atau di ranah sekolah Anda.
Pada tahap demonstrasi kontekstual ini, Anda akan melaksanakan praktik segitiga restitusi terhadap satu
murid di sekolah Anda dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Buatlah skenario lengkap untuk melaksanakan praktik segitiga restitusi terhadap dua (2) kasus
mengenai murid yang melanggar peraturan di sekolah Anda. 
2. Ajaklah satu murid Anda untuk melakukan praktik segitiga restitusi tersebut.
3. Lakukan praktik segitiga restitusi. Minta tanggapan murid Anda mengenai perasaan mereka ketika
Anda melakukan praktik segitiga restitusi itu. 
4. Rekamlah praktik segitiga restitusi sesuai dengan skenario yang telah dibuat beserta tanggapan
dari murid Anda dalam bentuk video.
5. Unggah video praktik segitiga restitusi ke kanal YouTube/Google Drive Anda dan sematkan
tautannya pada LMS.
6. Perhatikan rubrik penilaian untuk demonstrasi kontekstual yang telah disediakan dibawah.

Slide 1
Demonstrasi Konstektual - Modul 1.4 Budaya Positif
“Penerapan Segitiga Restitusi”
Oleh
Heri Hariyana, S.Pd
CGP Angkatan 7 Kabupaten Cianjur
Unit Kerja SD Negeri Ciranjang 1
Pengajar Praktik (Muhidin, S.Pd) Fasilitator (Arif Harimukti Hidayatulah)

Slide 2
Pengertian Restitusi
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga
mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004). Restitusi
juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan
membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka
harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).

Slide 3
Segitiga Restitusi

Slide 4
Segitiga Restitusi
Segitiga Restitusi adalah suatu proses dialog yang dijalankan guru atau orang tua murid yang mandiri
dan bertanggung jawab.
Proses dialog ini terdiri dari tiga langkah, diantaranya yaitu :
1. Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity)
2. Validasi Tindakan yang Salah (Validate the Misbeh...
3. Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief)
Slide 5
Skenario Kasus 1 “Siswa Berkelahi”

Slide 6
Vidio sedang menjalankan Segitiga Restitusi Kasus 1

Slide 7
Skenario Kasus 2 “Memberikan jawaban atau contekan ketika ulangan”

Slide 8
Vidio sedang menjalankan Segitiga Restitusi Kasus 2

Slide 9
Vidio Tanggapan Murid Kasus 1
Nama : ………………………… Kelas : 5
SD Negeri Ciranjang 1

Slide 10
Vidio Tanggapan Murid Kasus 2
Nama : ………………………… Kelas : 5
SD Negeri Ciranjang 1

Slide 11
Terima kasih
Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan
Salam Guru Penggerak

Skenario Kasus 1 “Siswa Berkelahi”


Setelah proses kegiatan belajar mengajar jam ke1-3 dilaksanakan, pada pukul 09.15 WIB siswa
diistirahatkan terlebih dahulu, karena sudah memasuki waktunya istirahat. Pada saat jam istirahat
tersebut, saya mendapatkan laporan dari salah satu siswa bahwa ada siswa kelas 5 yang berkelahi saling
pukul dengan temannya. Mendapatkan laporan seperti ini, saya sebagai wali kelas harus bertindak cepat
melaksankan tindakan penyelesaian masalah tersebut dengan menggunakan Segitiga Restitusi.

Skenario Kasus 2 “Memberikan jawaban atau contekan ketika ulangan”


Sesuai kalender pendidikan dan surat edaran dari Disdikpora kabupaten Cianjur bahwa pelaksanaan
Penilaian Akhir Semester 1 tahun pelajaran 2022-2023 akan dilaksanakan pada hari Senin-Sabtu tanggal
05-10 Desember 2022, dengan mata pelajaran hari pertama jam ke-1 yaitu Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti serta di jam ke-2 yaitu mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Dihari
pertama jam ke-2, ketika siswa kelas 5 sedang melaksanakan ulangan Penilaian Akhir Semester 1 mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, saya melihat murid yang paling pintar
memberikan jawabannya atau memberikan contekan kepada teman sebangkunya yang tidak bisa
mengerjakan salah satu pertanyaan yang ada disoal ulangan tersebut.
Dalam kesepakatan kelas 5 yang sebelumnya sudah disepakati dan diyakini bersama, ada salah satu
nilai kebajikan yaitu “komitmen”, ini artinya bahwa semua warga kelas sepakat dan meyakini bahwa
semua warganya harus komitmen dalam menjalankan segala hal. Memberikan contekan adalah salah
satu tindakan yang bertentangan dengan nilai kebajikan yang telah disepakati dan diyakini tersebut.
Saya sebagai guru harus bertindak cepat melaksankan tindakan penyelesaian masalah tersebut dengan
menggunakan Segitiga Restitusi.

Dialog Kasus 1 :
Guru : “Assalamu’alaikum Bagas, bagaimana kabarnya, sehat kan?”
Siswa : “Alhamdulillah sehat pak!”
Guru : “Bagas tahu tidak, kenapa bapak panggil kesini?”
Siswa : “Tidak tahu pak!”
Guru : “Begini Bagas, tadi bapak mendapat laporan bahwa ada siswa kelas 5 yang berkelahi.
Sesuai laporan tersebut bahwa yang berkelahi itu Bagas dan Fahdy, benar tidak?”
Siswa : “Iya benar pak, saya dengan Fahdy berkelahi”. Karena saya emosi, saya duluan yang
mendorong dan memukul Fahdy!
Guru : “Jadi benar yah Bagas mendorong dan memukul Fahdy duluan?”
Siswa : “Iya pak!”
Guru : “Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, termasuk teman-teman Bagas yang lain.
Bagas bukan satu-satunya orang yang melakukan kesalahan tersebut”.
Nah pasti bagas mempunyai alasan kenapa Bagas melakukan hal seperti itu?”
Siswa : “Gini pak tadi waktu istirahat Fahdy meminjam bola ke siswa kelas 4 dengan
cara memaksa, karena siswa kelas 4 merasa takut, terpaksa siswa kelas 4 itu memberikan
bola ke Fahdy, nah saya merasa kasihan terhadap siswa kelas 4 tersebut, akhirnya saya
mencoba mengambilkan bolanya dari Fahdy, tapi Fahdynya malah marah ke saya, saya
langsung mendorong Fahdy karena saya merasa kesal dan emosi, kemudian terjadi saling
dorong dan pukul memukul hingga Fahdy menangis”.
Guru : “Nah sekarang setelah Bagas mengetahui hal ini, kira-kira tindakan yang dilakukan Bagas
melanggar nilai-nilai keyakinan kelas tidak?”
Siswa : “Melanggar pak!”
Guru : “Keyakinan kelas apa yang dilanggar?”
Siswa : “Tidak saling menyayangi dan menghormati sesama teman pak!”
Guru : “Nah sekarang Bagas sudah tahu kan, kira-kira saling menyayangi dan menghormati
sesama teman itu penting tidak buat Bagas?”
Siswa : “Penting Pak!”
Guru : “Nah kalau penting, kira-kira tindakan apa yang akan dilakukan Bagas kedepannya?”
Siswa : “Kedepannya saya tidak akan mudah tersulut emosi pak!”
Guru : “Supaya apa?”
Siswa : “Supaya tidak menyakiti orang lain pak!”
Guru : “Oke, kira-kira, sekarang apa yang akan Bagas lakukan?”
Siswa : “Saya akan meminta ma’af kepada Fahdy pak, walaupun dia yang memulai masalahnya
duluan, tetapi saya yang mendorong dan memukulnya. Saya berjanji untuk tidak
mengulanginya lagi”.
Guru : “Sekarang Bagas bisa kembali ke kelas dan langsung meminta maaf ke Fahdy”.
Siswa : “Iya pak terima kasih atas bantuannya, saya jadi mengerti atas kesalahan yang saya
Perbuat”.

Dialog Kasus 2 :
Guru : “Assalamu’alaikum Nadia, bagaimana kabarnya, sehat kan?”
Siswa : “Alhamdulillah sehat pak!”
Guru : “Nadia tahu tidak, kenapa bapak panggil kesini?”
Siswa : “Tidak tahu pak!”
Guru : “Begini Nadia, tadi ketika ulangan mapel PPKn bapak melihat Nadia memberikan
jawaban atau memberikan contekan kepada Nazmi, benar tidak?”
Siswa : “Iya benar pak, saya memberikan jawaban atau contekan kepada Nazmi”.
Guru : “Jadi benar kan Nadia memberikan jawaban atau contekan kepada Nazmi”
Siswa : “Iya pak!”
Guru : “Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, termasuk teman-teman Nadia yang lain.
Nadia bukan satu-satunya orang yang melakukan kesalahan tersebut”.
Nah pasti Nadia mempunyai alasan kenapa Nadia melakukan hal seperti itu?”
Siswa : “Karena saya kasihan terhadap Nazmi Pak, yang kebingungan tidak bisa mengisi soal
tersebut, dan meminta jawabannya ke saya”.
Guru : “Nah sekarang setelah Nadia mengetahui hal ini, kira-kira tindakan yang dilakukan Nadia
melanggar nilai-nilai keyakinan kelas tidak?”
Siswa : “Melanggar pak!”
Guru : “Keyakinan kelas apa yang dilanggar Nadia?”
Siswa : “komitmen pak!”
Guru : “Nah sekarang Nadia sudah tahu kan, kira-kira menjaga komitmen itu penting tidak buat
Nadia?”
Siswa : “Penting Pak!”
Guru : “Nah kalau penting, kira-kira tindakan apa yang akan dilakukan Nadia kedepannya?”
Siswa : “Kedepannya saya tidak akan mengulangi perbuatan seperti itu lagi dan akan menjaga
komitmen pak!”
Guru : “Supaya apa?”
Siswa : “Supaya tidak bertentangan dengan nilai kebajikan yang telah disepakati dan diyakini
bersama pak!”
Guru : “Baik kalau begitu, sekarang silahkan Nadia bisa kembali ke kelas”.
Siswa : “Iya pak terima kasih atas bantuannya, saya jadi mengerti atas kesalahan yang saya
Perbuat”.

Anda mungkin juga menyukai