Anda di halaman 1dari 16

p-ISSN 2581-0735

Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan


e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI MATERI PUASA


RAMADHAN MELALUI PENDEKATAN
COOPERATIVE MODEL STAD
Sutami

Kantor Kementerian Agama Kab. Pati


butami333@gmail.com

DOI : http://doi.org/10.37730/edutrained.v5i2.120
Diterima: 29 Januari 2021 | Disetujui: 19 Desember 2021 | Dipublikasikan: 20 Desember 2021

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi puasa ramadhan melalui
pendekatan cooperative model STAD pada siswa kelas VB SDN Gabus 01. Jenis penelitiannya adalah
Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tempat penelitian SD Negeri Gabus 01.
Subyek penelitian siswa kelas VB yang berjumlah 27 siswa terdiri 14 siswa dan 13 siswi. Teknik
pengumpulan datanya adalah teknik tes dan teknik nontes yang meliputi observasi, catatan
lapangan, dan dokumentasi. Selanjutnya data dianalisis. Hasil penelitian pra siklus presentase
ketuntasan hanya 41% dengan rata-rata 59,81, setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan.
Pada siklus I mencapai 66,67% dengan rata-rata 71,15, pada siklus II meningkat menjadi 74,08%
dengan rata-rata 76,85, dan siklus III meningkat hingga 86,36% dengan rata-rata 86,29.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa melalui pendekatan cooperative model STAD
dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi puasa ramadhan siswa kelas VB SDN Gabus 01 Pati.

Kata Kunci: Hasil Belajar, PAI, Pendekatan Cooperative, STAD

Abstract
This study aims to improve the learning outcomes of Islamic Education in Ramadhan fasting material
through the cooperative approach of the STAD model in class VB SDN Gabus 01. The type of research is
classroom action research. The research was conducted in three cycles. Each cycle consists of planning,
implementing the action, observing, and reflecting. The research location SD Negeri Gabus 01. The
subjects of the research were 27 students of class VB consisting of 14 students and 13 students. The
data collection techniques are test techniques and non-test techniques which include observation, field
notes, and documentation. Then the data were analyzed. The results of pre-cycle research, the
percentage of completeness were only 41% with an average of 59.81, after the action had increased. In
the first cycle it reached 66.67% with an average of 71.15, in the second cycle it increased to 74.08%
with an average of 76.85, and the third cycle increased to 86.36% with an average of 86.29. Based on
the results of the study, it was concluded that through the cooperative approach, the STAD model
could improve the learning outcomes of Islamic Education in the Ramadhan fasting material for the
fifth grade students of SDN Gabus 01 Pati.

Keywords: Learning Outcomes, Islamic Education, Cooperative Approach, STAD

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License

108
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


PENDAHULUAN (Antika, 2014). Kecenderungan


Pendidikan Agama Islam di pembelajaran demikian,
Sekolah Dasar hendaknya mendukung mengakibatkan lemahnya
pencapaian kompetensi dasar yang pengembangan potensi diri siswa
meliputi : nilai pengetahuan, nilai dalam pembelajaran sehingga prestasi
sikap, dan kemampuan melaksanakan belajar yang dicapai tidak optimal.
tugas atau kemampuan untuk Kesan menonjolnya verbalisme dalam
mendekatkan dirinya dengan pelaksanaan kegiatan belajar
lingkungan alam, lingkungan sosial, mengajar di kelas masih terlalu kuat.
lingkungan budaya dan kebutuhan Suasana belajar yang bersifat teacher
daerah. Seorang guru hendaknya centered (berpusat pada guru) itu,
mempunyai kemampuan yang harus semakin menjauhkan peran
dimiliki seorang guru/pendidik Pendidikan Agama Islam dalam upaya
(Darmadi, 2015). Menurut Suharsimi mempersiapkan warga negara yang
Arikunto ada tiga kemampuan penting baik dan memasyarakat.
yang harus dimiliki oleh seorang guru Pembelajaran PAI materi
yang profesional yaitu (1) kompetensi puasa ramadhan memerlukan
profesional, (2) kompetensi personal, pemahaman yang sangat serius.
dan (3) kompetensi sosial (Arikunto, Karena materi puasa ramadhan
2018). Adapun yang dimaksud dengan sangat penting dalam keberagamaan
kompetensi adalah “Pengetahuan, siswa. Puasa ramadhan adalah salah
keterampilan dan nilai-nilai dasar satu rukun Is;am yang wajib
yang direfleksikan dalam kebiasaan dilaksanakan setiap muslim baik laki-
berfikir dan bertindak, dalam arti laki maupun perempuan. Merupakan
memiliki pengetahuan keterampilan ibadah fardhu bagi setiap muslim
dan nilai-nilai dasar untuk melakukan beriman yang telah memenuhi
sesuatu” (Habibullah, 2012). Dengan ketentuan dalam syara, diantaranya
kompetensi-kompetensi tersebut sudah akil baligh. Sebagaimana firman
seorang guru akan mampu menguasai Allah dalam surah Al baqoroh ayat
model dan tehnik pembelajaran yang 183 berikut:
menarik, yang menjadikan siswa
ِ ِ ِ ِ
senang, nyaman dan antusias dalam ‫ب اعلاى‬‫ب اعلاْي ُك ُم الصيا ُام اك اما ُكت ا‬ ‫اَيايُ اها الَّذيْ ان اامنُ ْوا ُكت ا‬
pembelajaran, sehingga dapat ‫ال ِذيْ ان ِم ْن قابْلِ ُك ْم لا اعلَّ ُك ْم تاتَّ ُق ْو ان‬
membuahkan hasil yang sejalan
Artinya: ”Wahai orang-orang yang
dengan fungsi dan tujuan pendidikan.
beriman! Diwajibkan atas
Selain itu guru dituntut dapat
kamu berpuasa
membangkitkan motivasi belajar pada
sebagaimana diwaibkan
siswa (Arianti, 2019). Usaha yang
atas orang-orang sebelum
dapat dilakukan untuk dapat
kamu agar kamu
meningkatkan motivasi belajar siswa,
bertaqwa.” (Q.S. Al-
guru dapat menggunakan salah satu
Baqoroh: 183).
model pembelajaran inovatif sehingga
Karena begitu pentingnya
siswa menikmati kegiatan
materi puasa ramadhan, maka
pembelajaran.
dibutuhkan model pembelajaran yang
Pada kenyataannya di Sekolah
menjadikan siswa nyaman dan
Dasar saat ini, Pendidikan Agama
menyenangkan dengan harapan siswa
Islam menunjukkan indikasi bahwa
dapat memahami materi untuk
pola pembelajarannya masih bersifat
diimplementasikan dalam kehidupan
teacher centered (berpusat pada guru)

109
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


keberagamaan dan meningkatkan pembelajaran PAI materi puasa


hasil belajarnya. ramadhan. Selanjutnya peneliti
Namun pada kenyataannya, menyusun laporan dengan
berdasarkan pengalaman pribadi mengangkat judul “Upaya
penulis, keadaan siswa kelas VB SD Meningkatkan Hasil Belajar PAI
Negeri Gabus 01, kecamatan Gabus, Materi Puasa Ramadhan melalui
kabupaten Pati belum mampu Pendekatan Cooperative Model
memahami materi puasa ramadhan. Student Teams Achievement Division
Hal ini disebabkan guru dalam (STAD) pada Siswa Kelas VB SD
memilih model pembelajaran belum Negeri Gabus 01 Pati Tahun Pelajaran
tepat. Pola pembelajarannya masih 2019/2020.
bersifat teacher centered (berpusat Rumusan masalah dalam
pada guru). Kecenderungan penelitian ini adalah: (1). Bagaimana
pembelajaran demikian, penerapan pendekatan cooperative
mengakibatkan lemahnya model Student Teams Achievement
pengembangan potensi diri siswa Division (STAD) pada mata pelajaran
dalam pembelajaran sehingga prestasi PAI materi Puasa Ramadhan kelas VB
belajar yang dicapai tidak optimal. SD Negeri Gabus 01 Pati tahun
Hasil belajar materi puasa ramadhan pelajaran 2019/2020? (2). Apakah
masih rendah. Terbukti dengan melalui pendekatan cooperative
ketuntasan hasil belajar dari 27 siswa model Student Teams Achievement
yang tuntas baru 11 siswa. Setelah Division (STAD) dapat meningkatkan
dianalisis prosentase ketuntasan hasil belajar PAI materi materi puasa
klasikal 41% dan rata-rata kelas ramadhan pada siswa kelas VB SD
59,81. Belum mencapai tarjet KKM Negeri Gabus 01 Pati tahun pelajaran
yang ditentukan yakni sekurang- 2019/2020?
kurangnya 75%. Tujuan penelitian ini adalah
Pendekatan cooperative model (1). Untuk mengetahui proses
Student Teams Achievement Division penerapan pendekatan cooperative
(STAD) adalah salah satu sekian model Student Teams Achievement
banyak model-model pembelajaran Division (STAD) pada mata pelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi puasa ramadhan kelas VB
siswa. Dengan pendekatan SD Negeri Gabus 01 Pati tahun
cooperative model Student Teams pelajaran 2019/2020? (2). Untuk
Achievement Division (STAD) meningkatkan hasil belajar PAI
pembelajaran tidak terkesan pelajaran PAI materi puasa ramadhan
monoton, siswa tidak akan bosan, melalui pendekatan cooperative
mereka akan lebih aktif dan lebih model Student Teams Achievement
antusias dalam mengikuti Division (STAD) pada siswa kelas VB
pembelajaran PAI (Wyk, 2012). SD Negeri Gabus 01 Pati tahun
Dengan demikian diharapkan akan pelajaran 2019/2020?
tercapai tujuan pembelajaran dengan Manfaat Penelitian ini adalah:
maksimal. 1) Manfaat Teoritis: mendapatkan
Berpijak pada fakta di atas, pengetahuan atau teori baru tentang
maka peneliti menerapkan peningkatan hasil belajar PAI materi
pendekatan cooperative model puasa ramadhan melalui pendekatan
Student Teams Achievement Division cooperative model Student Teams
(STAD) untuk meningkatkan hasil Achievement Division (STAD) pada
belajar siswa kelas VB pada siswa kelas VB SD Negeri Gabus 01

110
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


Pati tahun pelajaran 2019/2020? 2) merupakan suatu aktivitas dan


Manfaat Praktis: Siswa lebih mudah perubahan perilaku manusia seperti
memahami materi yang disampaikan kebiasaan, pengetahauan, sikap,
dan dapat meningkatkan hasil keterampilan, dan daya pikir yang
belajarnya. Guru dapat meningkatkan memperoleh informasi baru sehingga
kreatifitas untuk mencapai membentuk kepribadian manusia
pembelajaran yang berkualitas. tersebut.
Sekolah memperoleh informasi ilmiah Hasil Belajar merupakan
tentangberbagai model pembelajaran keadaan atau perubahan setelah
aktif, kreatif dan inovatif untuk adanya proses. Menurut Suprijono,
meningkatkan kwalitas sekolah. hasil belajar adalah perubahan
perilaku tidak hanya satu aspek
LANDASAN TEORI potensi kemanusiaan saja melainkan
Belajar merupakan suatu secara keseluruhan atau
proses perubahan dari belum bisa komprehensif (Suprijono, 2011). Hasil
menjadi bisa, dari bisa menjadi lebih belajar juga diartikan oleh Arikunto
bisa. Menurut Budiningsih “ Belajar (1990: 133), sebagai hasil akhir
merupakan suatu proses internal setelah mengalami proses belajar,
yang mencakup ingatan, retensi, perubahan itu tampak dalam
pengolahan, informasi, emosi dan perbuatan yang dapat diaamati, dan
aspek-aspek kejiwaan lainnya“ dapat diukur (Arikunto, 2018).
(Budiningsih, 2005). Belajar Klasifikasi hasil belajar menurut
merupakan aktifitas yang melibatkan Bloom dalam Sudjana, membagi hasil
proses berfikir yang sangat kompleks. belajar ke dalam tiga ranah yakni
Proses belajar terjadi antara lain ranah kognitif, ranah afektif, dan
mencakup pengaturan stimulus yang ranah psikomotoris (Sudjana, 2013).
diterima dan menyesuaikannya Ranah Kognitif berkenaan dengan
dengan struktur kognitif yang sudah hasil belajar intelektual yang terdiri
dimiliki dan terbentuk di dalam dari 6 aspek yaitu pengetahuan,
pikiran seseorang berdasarkan pemahaman, penerapan, analisis,
pemahaman dan pengalaman- sintesis dan penilaian. Ranah Afektif
pengalaman sebelumnya. Sedangkan berkenaan dengan sikap dan nilai.
menurut Slameto belajar adalah suatu ranah afektif meliputi lima jenjang
proses usaha yang dilakukan kemampuan yaitu menerima,
seseorang untuk memperoleh menjawab atau reaksi, menilai,
perubahan tingkah laku yang baru organisasi dan karakterisasi dengan
secara keseluruhan, sebagai hasil suatu nilai atau kompleks nilai. Ranah
pengalamannya sendiri dalam Psikomotor meliputi: keterampilan
interaksi dengan lingkungannya motorik, manipulasi benda-benda,
(Slameto, 2003). Arsyad berpendapat koordinasi neuromuscula
bahwa belajar diartikan sebagai suatu (menghubungkan, mengamati). Hasil
proses kompleks yang terjadi pada belajar yang merupakan kemampuan-
diri setiap orang sepanjang hidupnya kemampuan yang dimiliki peserta
(Arsyad, 2013). Proses belajar itu didik setelah mereka menerima
terjadi karena adanya interaksi pengalaman belajarnya, digunakan
seseorang dengan lingkungannya. oleh guru untuk dijadikan ukuran atau
Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kriteria dalam mencapai suatu tujuan
kapan saja dan di mana saja. Jadi pendidikan. Hal ini dapat tercapai
kesimpulannya belajar adalah apabila peserta didik sudah

111
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


memahami belajar dengan diiringi padanya menuju terbentuknya


oleh perubahan tingkah laku yang manusia seutuhnya sesuai norma
lebih baik lagi. Islam (Achmadi, 2005). Sedangkan
Menurut Dalyono berhasil menurut Zakiah Daradjat dalam Abdul
tidaknya seseorang dalam belajar Majid dan Dian A, Pendidikan Agama
disebabkan oleh dua faktor yaitu: a. Islam adalah Suatu usaha untuk
Faktor Intern (yang berasal dari membina dan mengasuh peserta didik
dalam diri orang yang belajar) yang agar senantiasa dapat memahami
meliputi: (1) kesehata jasmani dan ajaran agama Islam secara
rohani yang sangat besar menyeluruh, lalu menghayati tujuan,
pengaruhnya terhadap kemampuan yang pada akhirnya dapat
belajar; (2) Intelegensi dan Bakat; (3) mengamalkan serta menjadikan Islam
minat dan Motivasi, minat dapat sebagai pandangan hidup (Majid &
timbul karena adanya daya tarik dari Andriani, 2004). Zuhairini
luar dan juga datang dari sanubari; berpendapat bahwa Pendidikan
dan (4) Cara belajar. Cara belajar Agama Islam adalah usaha-usaha
seseorang juga mempengaruhi secara sistematis dan pragmatis
pencapaian hasil belajarnya (Dalyono, dalam membantu anak didik agar
1997). Belajar tanpa memperhatikan mereka hidup sesuai dengan ajaran
teknik dan faktor fisiologis, psikologis, Islam (Zuhairini, 1983). Jadi
dan ilmu kesehatan akan memperoleh Pendidikan Agama Islam adalah
hasil yang kurang. upaya sadar dan terencana untuk
Faktor belajar ini digunakan memelihara fitrah manusia dan
untuk memahami karakteristik siswa menyiapkan peserta didik untuk
dan untuk mengetahui keadaan mengenal, memahami, menghayati,
lingkungan sekitar serta sarana pra bertaqwa dan berakhlak mulia dalam
sarana yang ada, agar tidak salah mengamalkan ajaran Islam dari
dalam menerapkan suatu metode sumber utamanya kitab suci Al-
pembelajaran. Dengan memahami Qur’an dan hadits, melalui kegiatan
factor belajar yang ada dimaksudkan bimbingan, latihan, pengamalan
untuk melaksanakan proses dibarengi tuntunan untuk
pembelajaran yang berlangsung menghormati penganut agama lain
dalam suasana yang menyenangkan dalam hubungannya dengan
dan mengesankan. Hal ini diterapkan kerukunan antar umat beragama
agar proses pembelajaran lebih dalam masyarakat hingga terwujud
bermakna dan siswa lebih mudah kesatuan dan persatuan bangsa dan
menguasai dan memahami menuju terbentuknya manusia
kompetensi-kompetensi dalam seutuhnya sesuai norma Islam.
pembelajaran Dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam hasil belajar PAI adalah perubahan
merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dalam seluruh aspek, untuk
tentang agama Islam yang bersifat memelihara fitrah manusia menuju
universal yang bersumber pada terbentuknya manusia seutuhnya
Alqur’an dan Hadits, disamping sesuai norma Islam. Pendidikan
sumber-sumber yang lain. Menurut Agama Islam di tingkat SD/Mi
Ahmadi, Pendidikan Agama Islam memiliki beberapa tujuan. Menurut
merupakan adalah segala usaha Kemdikbud, Pendidikan Agama Islam
untuk memelihara fitrah manusia, di SD/MI bertujuan untuk:
serta sumber daya insani yang ada menumbuhkembangkan akidah

112
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


melalui pemberian, pemupukan, dan Pada dasarnya pembelajaran


pengembangan pengetahuan, Pendidikan Agama Islam meliputi
penghayatan, pengamalan, lima unsur pokok yaitu Al Quran dan
pembiasaan, serta pengalaman Al Hadis, Aqidah, Akhlak, Fiqih dan
peserta didik tentang agama Islam Tarikh. Dan Kebudayaan Islam adalah
sehingga menjadi manusia muslim salah satu aspek mata pelajaran
yang terus berkembang keimanan dan Pendidikan Agama Islam pada
ketakwaannya kepada Allah SWT; Sekolah Dasar untuk memberikan
mewujudkan manuasia Indonesia motivasi, membimbing, mengarahkan
yang taat beragama dan berakhlak pemahaman, serta mengembangkan
mulia yaitu manusia yang kemampuan dasar dan penghayatan
berpengetahuan, rajin beribadah, isi Alquran yang diharapkan dapat
cerdas, produktif, jujur, adil, diwujudkan dalam perilaku sehari-
etis,berdisiplin, bertoleransi hari yang memancarkan iman dan
(tasamuh), menjaga keharmonisan taqwa kepada Allah SWT sesuai
secara personal dansosial serta dengan ketentuan Al Quran Hadis.
mengembangkan budaya agama Pembelajaran kooperatif
dalam komunitas sekolah (cooperativ learning) dapat diartikan
(Kemdikbud, 2003). sebagai belajar kelompok. Menurut
Ruang lingkup Pendidikan Anita Lie, pembelajaran kooperatif
Agama Islam meliputi keserasian, (cooperativ learning) adalah
keselarasan, dan keseimbangan strategi/pendekatan pembelajaran
antara hubungan manusia dengan yang menggunakan kelompok kecil
Allah SWT, hubungan manusia dengan siswa untuk bekerjasama dalam
sesama manusia, dan ketiga hubungan rangka memaksimalkan kondisi
manusia dengan dirinya sendiri, serta belajar untuk mencapai tujuan belajar
hubungan manusia dengan makhluk (Lie, 2008). Sedangkan menurut
lain dan lingkungannya. Ruang Slavin dalam Yan Vita, model
lingkup pendidikan agama Islam juga pembelajaran kerjasama (cooperative
identik dengan aspek-aspek learning) salah satumya
pengajaran agama Islam karena dikembangkan oleh Robert E, Slavin.
materi yang terkandung didalamnya Cooperative Learning diartikan
merupakan perpaduan yang saling sebagai suatu model belajar mengajar
melengkapi satu dengan yang lainnya. yang menekankan pada sikap atau
perilaku kerjasama atau saling
‫ص اَل ِح اها او ْادعُ ْوهُ اخ ْوفًا َّوطا ام ًعاۗ اِ َّن‬ ِ ِ ‫اواَل تُ ْف ِس ُد ْوا ِِف ْاَلا ْر‬
ْ ‫ض با ْع اد ا‬ membantu diantara sesama dalam
‫ي‬ ِِ ِ ‫ر ْْحت هاّللِ قا ِري‬ sebuah kelompok yang terdiri dua
‫ب م ان ال ُْم ْحسن ْا‬ ٌْ ‫ااا‬
orang atau lebih (Vita, 2014).
Artinya : “Dan janganlah kamu
Cooperative learning disebut juga
membuat kerusakan di
dengan pembelajaran gotong royong,
muka bumi, sesudah
yaitu sistem pembelajaran yang
(Allah) memperbaikinya
memberi kesempatan kepada peserta
dan berdoalah kepada-Nya
didik untuk bekerjasama dengan
dengan rasa takut (Tidak
siswa lain dalam tugas-tugas yang
akan diterima) dan
terstruktur (Novita Eka Indiyani,
harapan (akan dikabulkan).
2006). Pembelajaran kooperatif
Sesungguhnya rahmat
berbeda dengan strategi
Allah amat dekat kepada
pembelajaran yang lain. Perbedaan
orang-orang yang berbuat
tersebut dapat dilihat dari proses
baik”. (surat al A’raaf : 56 ).

113
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


pembelajaran yang lebih menekankan membimbing satu sampai tiga poin


kepada proses kerjasama dalam untuk kelompok lain.
kelompok. Adapun karakteristik dari Menurut Saminanto,
pembelajaran kooperatif adalah Penerapan metode Student Teams
:pembelajaran secara tim, idasarkan Achievement Division (STAD) terdiri
pada manajemen kooperatif, serta ada atas siklus pembelajaran yang
kemauan dan keterampilan bekerja membawa siswa pada suasana kerja
sama. Pembelajaran cooperative bisa sama (Saminanto, 2010). langkah-
digunakan dalam beberapa mata langkah kegiatan pembelajaran
pelajaran bahkan hampir semua mata tersebut adalah:
pelajaran (Slavin, 1980), diantaranya membentuk kelompok yang
Matematika, Pendidikan Agama Islam, anggotanya 5 orang secara heterogen
IPS, IPA, dan Bahasa. (campuran menurut prestasi, jenis
Sedangkan Student Teams kelamin, suku, dll), guru menyajikan
Achievement Division (STAD) adalah pelajaran, guru memberi tugas kepada
salah satu model pembelajaran terkini kelompok untuk dikerjakan oleh
yang menjadikan siswa aktif dalam anggota-anggota kelompok.
pembelajaran. Ricard I., Arends Anggotanya yang sudah mengerti
berpendapat bahwa Student Teams dapat menjelaskan pada anggota lain
Achievement Division (STAD) adalah sampai semua anggota dalam
metode dari pendekatan Cooperatibe kelompok itu mengerti, guru memberi
learning bahwa siswa bekerja kuis/pertanyaan kepada seluruh
dikelompok-kelompok dengan siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
kemampuan campuran dan reward boleh saling bantu, guru memberi
diadministrasikan dan diakui untuk evaluasi, dan menyimpulkan.
usaha individual maupun kelompok) Metode Student Teams
(Arends, 2008). Achievement Division (STAD)
Anita E. Woolfolk dibanding dengan metode
mengemukakan bahwa Student Teams pembelajaran lain mempunyai banyak
Achievement Division (STAD) adalah kelebihan diantaranya membantu
Pembelajaran kooperatif dengan siswa mempelajari isi materi
kelompok heterogen dan unsur pelajaran, adanya kerja kelompok
kompetisi dan penghargaan yang menghindari kemungkinan
(Woolfolk, 2001). Masing-masing grup siswa mendapat nilai rendah, adnya
mempunyai sekitar lima anggota diskusi yang menjadikan siswa
dengan campuran kemampuan, latar mampu belajar mengungkapkan
belakang kesukuan dan jenis kelamin. argumen, belajar mendengarkan
Guru mengkalkulasi tujuan belajar pendapat orang lain, meningkatkan
perorangan, mencetak prestasi, score harga diri siswa dan memperbaiki
dasar, anggota regu. Score ini hubungan dengan teman sebaya, juga
membuat tingkat pencapaian rata- adanya reword yang diberikan akan
rata siswa. Para siswa bekerja dalam memberikan dorongan bagi siswa
regu mereka untuk belajar dan untuk mencapai hasil yang lebih
bersiap-siap menghadapi dua kali tinggi, siswa yang lambat berpikir
kuis, tetapi mereka mengambil kuis dapat dibantu oleh anggota kelompok
secara individu seperti halnya dalam yang lain, serta pembentukan
suatu kelas reguler. Berdasarkan kelompok-kelompok kecil
keberhasilan test yang dicapai memudahkan guru untuk memonitor
masing-masing anggota regu dapat siswa dalam belajar bekerja sama.

114
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


Kelebihan-kelebihan metode Idyani tahun 2019 dengan


ini sangat membantu dan besar judul:”Penerapan Model
pengaruhnya terhadap penguasaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
kompetensi-kompetensi untuk Meningkatkan Hasil Belajar
pembelajaran. Metode Student Teams Matematika Materi penyajian Data
Achievement Division (STAD) yang pada Siswa Kelas VIIC SMPN 3
dalam pelaksanaannya mendorong Getasan Kabupaten Semarang Tahun
siswa untuk berdiskusi, saling bantu Pelajaran 2018/2019”. Hasil
menyelesaikan tugas pada akhirnya penelitian menunjukkan hasil belajar
siswa dapat menguasai kompetensi- siswa meningkat. Dari pra siklus
kompetensi pembelajaran dan sebelum tindakan yang mencapai
mampu menerapkan ketrampilan KKM 26,08%, pada siklus I setelah ada
yang diberikan. Dengan siswa mampu tindakan meningkat menjadi 69,56%.
menguasai kompetensi-kompetensi Pada siklus II siswa yang tuntas
pembelajaran dan mampu meningkat hingga mencapai 91,31%.
menerapkan ketrampilan yang Dengan demikian penerapan model
diberikan, maka akan berpengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD
terhadap peningkatan hasil belajar berhasil meningkatkan hasil belajar
siswa. matematika materi penyajian data.
Dengan memahami dan
mengetahui model pembelajaran METODE PENELITIAN
coperative learning model Student Jenis penelitian pada
Teams Achievement Division (STAD) penelitian ini adalah Penelitian
ini, maka guru akan dapat merubah Tindakan Kelas (PTK). Menurut
paradigma mengajar dari Sutama, Penelitian Tindakan Kelas
konvensional kepada model merupakan upaya untuk memperbaiki
pembelajaran yang dapat memotivasi praktik pembelajaran agar menjadi
siswa untuk aktif, kreatif, inovatif dan efektif. Karakterisitik PTK secara garis
menyenangkan. besar adalah: 1) Mengkaji
Penelitian yang terkait adalah permasalahan situasiona dan
(1) Penelitian Anisa Riski tahun 2018 kontekstual, 2) adanya tindakan, 3)
(skripsi) dengan judul:”Penerapan adanya evaluasi terhadap tindakan, 4)
Model pembelajaran Kooperatif tipe pengkajian terhadap tindakan, 5)
STAD dalam Meningkatkan Hasil adanya kerjasama, dan 6) adanya
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran refleksi (Sutama, 2011). Waktu
PKN di SDN Tulusrejo Kecamatan Penelitian Tindakan Kelas ini
Pekalongan tahun 2018”. Bahwa hasil dilakukan selama empat bulan yaitu
penelitian menunjukkan hasil belajar mulai bulan Agustus sampai
siswa meningkat pada setiap siklus November 2019.
setelah diterapkan pembelajaran Tempat penelitian dilakukan
kooperatif tipe STAD. Pada siklus di SD Negeri Gabus 01 Kecamatan
pertama siswa yang tuntas mencapai Gabus Kabupaten Pati tepatnya di
50%. Di siklus kedua meningkat kelas VB. Peneliti memilih tempat di
hingga mencapai 72,22%. Dengan kelas VB karena tempat permasalahan
demikian penerapan model terjadi di kelas tersebut dan peneliti
pembelajaran kooperatif tipe STAD bertugas sebagai guru PAI di kelas
pada mata pelajaran PKN dikatakan tersebut juga. Penelitian Tindakan
berhasil dalam meningkatkan hasil Kelas ini dilakukan selama tiga bulan
belajar siswa. (2) Penelitian Septiana yaitu mulai bulan Agustus sampai

115
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


bulan Oktober 2019. Subjek penelitian ini melalui: instrumen lembar


dalam Penelitian Tindakan Kelas ini penilaian dan instrumen lembar
sejumlah siswa kelas VB SD Negeri pengamatan. Instrumen yang
Gabus 01 Kecamatan Gabus digunakan dalam penelitian ini terdiri
Kabupaten Pati Semester I tahun dari: (1) silabus yaitu seperangkat
ajaran 2019/2020. Adapun jumlah rencana dan pengaturan tentang
siswa kelas VB Sekolah Dasar Negeri kegiatan pembelajaran pengelolahan
Gabus 01 Kecamatan Gabus kelas, serta penilaian hasil belajar; (2)
Kabupaten Pati berjumlah 27 siswa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang terdiri dari 14 siswa laki -laki (RPP) yaitu merupakan perangkat
dan 13 siswa perempuan, dengan pembelajaran yang digunakan sebagai
tingkat kecerdasan yang berbeda- pedoman guru dalam mengajar dan
beda. Sebagian besar mereka berasal disusun untuk tiap putaran. Masing-
dari keluarga dengan ekonomi masing RPP berisi kompetensi dasar,
menengah ke atas. Akan tetapi indicator pencapaian hasil belajar,
mereka masih banyak yang belum tujuan pembelajaran khusus, dan
mau untuk sekolah diniyah maupun di kegiatan belajar mengajar; (3) Lembar
Taman Pendidikan Al-Qur`an (TPQ). Kegiatan Siswa yang dipergunakan
Mereka lebih mengedepankan siswa untuk membantu proses
pengetahuan umum. Orang tua lebih pengumpulan data hasil eksperimen;
menekankan putra-putrinya untuk les (4) Lembar Observasi Kegiatan
privat mata pelajaran umum, sehingga Belajar Mengajar yang terdiri lembar
waktunya dihabiskan untuk belajar observasi pengolahan metode
ilmu duniawi. Akibatnya pengetahuan mengajar beregu, untuk mengamati
keagamaan belum mencapai harapan. kemampuan guru dalam mengelola
Pelajaran Pendidikan Agama Islam pembelajaran dan lembar observasi
dan Budi Pekerti seakan aktivitas siswa dan guru, untuk
dikesampingkan. mengamati aktivitas siswa dan guru
Sumber data penelitian ini selama proses pembelajaran; (5) Tes
diambil dari: siswa sebagai subyek formatif yang disusun berdasarkan
penelitian dan dokumen. Adapun data tujuan pembelajaran yang akan
yang dikumpulkan dalam penelitian dicapai. Tes formatif ini diberikan
ini adalah data hasil belajar dan unjuk setiap akhir putaran. Bentuk soal yang
kerja siswa yang diambil dari hasil tes diberikan adalah pilihan ganda
pada akhir siklus dan data hasil (objektif).
observasi KBM. Validasi data mencerminkan
Teknik dan Instrumen Penilaian. prestasi belajar siswa dianalisis dari
Tehnik pengumpulan data pada perolehan nilai pra siklus, siklus 1,
penelitian ini dengan test dan non siklus 2 dan siklus 3. Perolehan nilai
test. Teknik test dilakukan dengan tiap siklus tersebut kemudian
test penilaian harian, sedang teknik dibandingkan untuk menentukan
non test dilaksanakan dengan tingkat peningkatan hasil belajar yang
melakukan pengamatan (observasi). dicapai setelah pelaksanan
Teknik observasi dilakukan untuk pendekatan cooperative metode
mengetahui keaktifan siswa dalam Student Teams Achievement Division
proses pembelajaran materi puasa (STAD. Sedangkan validitas data untuk
ramadhan pada mata pelajaran PAI mengetahui peningkatan proses
kelas VB SD Negeri Gabus 01. Alat belajar dianalisis secara kualitatif
pengumpulan data dalam penelitian yaitu dari hasil observasi.

116
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


No. Indikator Keterangan


HASIL PENELITIAN DAN nilai ≥75
PEMBAHASAN
Banyaknya siswa
Hasil Penelitian
7. yang memperoleh 16
Hasil belajar merupakan suatu
nilai ˂75
perubahan pada diri individu.
Prosentase siswa
Menurut Nana Sudjana, perubahan 8. 59%
dengan nilai < 75
yang dimaksud dalam belajar tidak
hanya perubahan pengetahuan, tetapi
Dari dari tabel tersebut tampak siswa
juga meliputi perubahan kecakapan,
yang nilainya kurang dari 75 adalah
sikap, pengertian, dan penghargaan
16 siswa. Artinya siswa yang belum
diri pada individu tersebut (Sudjana,
tuntas lebih banyak.
2013). Dari hasil analisis, hasil belajar
materi PAI Puasa Ramadhan kelas VB
dikatakan belum berhasil karena
siswa yang belum tuntas di atas 50 %
tuntas
yaitu 59 %. Hal ini disebabkan
pembelajaran masih berpusat pada
guru (teacher centered). Guru belum
memanfaatkan model pembelajaran
yang inovatif dan tepat guna. Sehingga
siswa merasa jenuh, tidak Gambar 1. Prosentase Ketuntasan
bersemangat dalam mengikuti Pembelajaran Pra Siklus
pembelajaran. Siswa cenderung
duduk, dan mendengakan penjelasan Dari diagram di atas
guru. Hasil belajar siswa rendah. Dari menunjukan bahwa prosentase siswa
27 siswa yang tuntas secara individu yang tuntas lebih sedikit (41%)
baru 11 siswa (41%), siswa yang lain dibanding siswa yang tidak tuntas
yakni 16 siswa (59%) belum tuntas. (59%). Kemudian Peneliti
Nilai rata-rata pada pra tindakan melaksanakan Penelitian Tindakan
adalah 59,81. Berikut tabel analisis Kelas dengan menerapkan
hasil belajar sebelum tindakan (pra pendekatan cooperative model
siklus). Student Teams Achievement Division
Tabel 1 (STAD) yang terdiri dari perencanaan,
Hasil Analisis Tes Formatif pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Pembelajaran Awal Penelitian yang dilaksanakan terdiri
dari tiga siklus. Hasil penelitian
No. Indikator Keterangan observasi aktivitas siswa disajikan
1. Nilai terendah 40 dalam bentuk data kualitatif dan data
deskriptif, sedangkan hasil belajar
2. Nilai tertinggi 90 siswa disajikan dalam bentuk data
3. Jumlah nilai 1555 kuantitatif. Siklus 1 dilaksanakan pada
Rata – rata nilai tes hari Kamis, 12 Oktober 2019 pada jam
4. 59,81 ke-1 sampai ke-3 yakni 07.00-08.45.
formatif
Banyaknya siswa
5. yang memperoleh 11
nilai ≥75
Prosentase siswa
6. 41%
yang memperoleh

117
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


Tabel 2
Analisis Hasil Belajar Siklus I Tabel 3
Data Hasil Analisis Tes Siklus II
Data Data
No Pencapaian Siklus 1 Data
Awal No Pencapaian Siklus II
Siklus I
1. Rata - rata 59,81 71,15
1. Rata - rata 70,15 76,85
Nilai
2. 40 50 Nilai
terendah 2. 50 60
terendah
Nilai
3. 90 90 Nilai
tertinggi 3. 90 95
tertinggi
Jumlah
4. 16 siswa 9 siswa Jumlah
belum tuntas 4. 9 siswa 7 siswa
belum tuntas
Jumlah
5. 11 siswa 18 siswa Jumlah
tuntas 5. 18 siswa 20 siswa
tuntas
Prosentase
6. 59% 32,33% Prosentase
belum tuntas 6. 32,33% 25,92%
belum tuntas
Prosentase
7. 41% 66,67% Prosentase
tuntas 7. 66,67% 74,08%
tuntas
Berdasarkan data tabel hasil
Dari tabel di atas diperoleh
analisis tes siklus I diketahui bahwa
nilai rata-rata prestasi belajar siswa
rata-rata awal sebelum pelaksanaan
adalah 76,85 dan ketuntasan belajar
siklus adalah 59.81. Setelah
mencapai 74,08% atau ada 20 siswa
dilaksanakan siklus I diperoleh data
dari 27 siswa sudah tuntas belajar.
nilai rata-rata 71,15. Hasil tersebut
Hasil ini menunjukkan bahwa pada
menunjukkan bahwa pada siklus
siklus II ini ketuntasan belajar secara
pertama secara klasikal siswa belum
klasikal telah megalami peningkatan
tuntas belajar, karena siswa yang
sedikit lebih baik dari siklus I
memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar
meskipun belum memenuhi harapanl
66,67% lebih kecil dari persentase
Adanya peningkatan hasil belajar
ketuntasan yang dikehendaki yaitu
siswa ini karena sudah mulai
sebesar 75%. Hal ini disebabkan
mengerti apa yang dimaksudkan dan
karena siswa masih merasa baru dan
diinginkan guru dengan menerapkan
belum mengerti apa yang
metode metode mengajar beregu.
dimaksudkan dan digunakan guru
Sehinng siswa lebih termotivasi untuk
dengan menerapkan metode metode
lebih aktif dan lebih faham terhadap
mengajar beregu.
materi yang dipelajari. Karena hasil
Karena tujuan belum
belajar belum mencapai harapan,
terealisasikan, maka diadakan siklus
maka dilanjutkan ke siklus III.
II. Siklus II dilaksanakan hari Kamis,
Siklus III dilaksanakan hari
19 Oktober 2019 pada jam ke-1
Kamis, 26 Oktober 2019 pada jam
sampai jam ke-3 yakni mulai pukul
yang sama yakni jam ke-1 sampai jam
07.00 sampai dengan pukul 08.45
ke-3 yakni mulai pukul 07.00 sampai
WIB. Berilkut tabel analisis hasil
belajar siklus II

118
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


dengan pukul 08.45 WIB. dengan hasil belajar siswa pada siklus III dengan
analisis sebagai berikut: persentase 86,36% mengalami
ketuntasan belajar, dengan 13,64%
Tabel 4 siswa tidak tuntas. Ketuntasan belajar
Analisis Hasil Belajar Siklus III tersebut sudah memenuhi kriteria
indikator keberhasilan dengan
Data ketuntasan belajar klasikal yaitu
Data
No Siklus sekurang-kurangnya 75%. maka
Pencapaian Siklus
III Penelitian Tindakan Kelas ini diakhiri.
II
1. Rata - rata 76,85 86,29 Pembahasan
Dari hasil analisis pra siklus
Nilai hasil belajar dikatagorikan belum baik
2. 60 60
terendah bahkan rendah, karena siswa yang
Nilai belum tuntas mencapai 59%. Hal ini
3. 95 100 disebabkan model pembelajaran yang
tertinggi
diterapkan guru kurang tepat
Jumlah sehingga siswa tampak pasif dan
4. 7 siswa 3 siswa
belum tuntas kurang antusias dalam pembelajaran.
Pembelajran masih berpusat pada
Jumlah 20 guru, siswa tidak aktif dalam belajar.
5. 24 siswa
tuntas siswa Akibatnya hasil belajar siswa rendah
dengan rata-rata 59,81 yakni belum
Prosentase mencapai KKM (75). Dari 27 siswa,
6. 25,92% 13,64%
belum tuntas jumlah siswa yang tuntas secara
Prosentase individu baru mencapai 11 siswa
7. 74,08% 86,36% (41%) yang lain yakni 16 siswa
tuntas
belum tuntas. Adapun nilai rata-rata
Pada siklus III guru telah yang dicapai 59,81. Setelah
menerapkan pendekatan Cooperative diterapkan pendekatan cooperative
model Student Teams Achievement model Student Teams Achievement
Division (STAD) dengan baik, dilihat Division (STAD) pada pembelajaran
dari aktivitas siswa dan hasil belajar PAI materi puasa ramadhan, hasil
siswa, pelaksanaan proses belajar belajar siswa meningkat dari siklus
mengajar sudah berjalan dengan satu ke siklus berikutnya. Peningkatan
sangat baik. Maka tidak diperlukan hasil belajar tersebut adalah: Pada
revisi terlalu banyak, tetapi yang siklus 1 jumlah siswa yang mencapai
perlu diperhatikan untuk tindakan KKM masih belum mencapai 75%.
selanjutnya adalah memaksimalkan Namun ada peningkatan dari uji pra
dan mepertahankan apa yang telah siklus 11 siswa (41%) meningkat
ada dengan tujuan agar pada menjadi 18 siswa (66,67%). Kenaikan
pelaksanaan proses belajar mengajar baru mencapai 25,67% sedangkan
selanjutnya penerapan metode nilai rata-rata 70,15. Angka tersebut
dengan menerapkan pendekatan juga belum mencapai batas KKM yang
Cooperative model Student Teams ditarjetkan yakni 75. Pencapaian yang
Achievement Division (STAD) dapat belum maksimal sesuai dengan tarjet.
meningkatkan proses belajar Kriteria ketuntasan tersebut faktor
mengajar sehingga tujuan penyebabnya adalah penggunaan
pembelajaran dapat tercapai. Hasil pendekatan cooperative model

119
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


Student Teams Achievement Division No Penca Data Data Data Data


(STAD). yang diterapkan pada materi paian A Si Si Si
puasa ramadhan di kelas VB SD wal klus klus klus
Negeri Gabus 01 belum berjalan I II III
sebagaimana mestinya. Maka Prosenta 59 13 92 86,
penerapan pendekatan cooperative 6. se belum % % % 29%
metode Student Teams Achievement tuntas
Division (STAD) perlu disempurnakan Prosenta 41 66,6 74,0 86,3
7.
pada siklus II. se tuntas % 7% 8% 6%
Hasil belajar siswa setelah
dilaksanakan uji kompetensi siklus II,
siswa yang tuntas berjumlah 20 siswa 100,0 86,36
74,08
(74,08%). Sebelumnya pada siklus I 80,0 66,67
berjumlah 18 siswa (66,67%) 60,0 41,0
Pra Siklus
mengalami kenaikan 2 siswa (7,31%). 40,0
Masih belum mencapai ketuntasan 20,0 Siklus I
yang diharapkan (75%). Oleh karena 0,0
Siklus 2
itu dilanjutkan ke siklus III . Siswa
yag tuntas 24 siswa (86,36%). siklus 3
Mengalami peningkatan 4 siswa
(7,31%). Peningkatan ketuntasan Hasil Belajar
hasil belajar siswa kelas VB pada
materi puasa ramadhan melalui
penerapan pendekatan cooperative Gambar 2. Prosentase ketuntasan
model Student Teams Achievement hasil belajar siswa
Division (STAD) dari pra siklus, siklus
I, siklus II, dan siklus III dapat ,dilihat
pada tabel dan diagram berikut: PENUTUP
1. Simpulan
Tabel 5 Berdasarkan penelitian yang
Analisis Hasil Belajar awal sampai telah dilakukan tentang
siklus III penerapan pendekatan
cooperative model Student Teams
No Penca Data Data Data Data Achievement Division (STAD)
paian A Si Si Si pada pembelajaran PAI materi
wal klus klus klus puasa ramadhan kelas VB SD
I II III Negeri Gabus 01 kabupaten Pati
71, 76, 86, dapat disimpulkan bahwa: (a)
1. Rata-rata 59,8
15 85 29 pemmbelajaran dengan
Nilai konstruktivistik dengan
2. 40 50 60 60
terendah menerapkan pendekatan
Nilai cooperative model Student Teams
3. 90 90 95 100
tertinggi Achievement Division (STAD,
Jumlah 16 9 7 3 memiliki dampak positif dalam
4. belum sis sis sis sis meningkatkan hasil belajar siswa
tuntas wa wa wa wa yang ditandai dengan
18 20 24 peningkatan ketuntasan belajar
11
Jumlah sis sis sis siswa dalam setiap siklus, yaitu
5. sis
tuntas wa wa wa siklus I dengan prosentase
wa
ketuntasan 66,67% dan rata-rata

120
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


kelas 70, 15. Pada siklus II 2. Saran


prosentase ketuntasan 74,08% Adapun sarannya: (a) Guru PAI
dan nilai rta-rata kelas 76,85. diharapkan selalu membimbing
Pada siklus III prosentase dan mengarahkan siswa agar
ketuntasan 86,29% dengan rata- gemar bereksplorasi dalam
rata kelas 86,29. (b) Dengan memahami konsep melalui
demikian penerapan pendekatan berbagai cara. (b) Adalah hal
cooperative model Student Teams yang sangat terpuji jika guru
Achievement Division (STAD) selalu mencoba berinovasi dalam
dapat meningkatkan hasil belajar mengembangkan bahan ajar dan
PAI materi puasa ramadhan pada model pembelajaran dengan
siswa kelas VB semester I SDN berbagai kreatifitas sehingga
Gabus 01 Kabupaten Pati tahun tercipta pembelajaran yang aktif,
pelajaran 2019/2020. kreatif, efekif, dan
menyenangkan. (3) Sebaiknya
siswa lebih aktif dan termotivasi
dalam setiap kegiatan
pembelajaran.

121
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. (2005). Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Aditya Media

Antika, R. R. (2014). Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning. BioKultur,


III(1), 251–263. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/bk21a95d451ffull.pdf

Arends, R. I. (2008). Learning Tonteach (Terjemahan Belajar untuk Mengajar). Pustaka


Pelajar

Arianti. (2019). Peranan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. DIDAKTIKA :
Jurnal Kependidikan, 12, 117–134

Arikunto, S. (2018). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 3). In Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Rajagrafindo Persada

Budiningsih, A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta


.
Dalyono, M. (1997). Psikologi Pendidikan. IKIP Semarang

Darmadi, H. (2015). Tugas, Peran, Kompetensi, Dan Tanggung Jawab Menjadi Guru
Profesional. Jurnal Edukasia

Habibullah, A. (2012). KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU. EDUKASI: Jurnal Penelitian


Pendidikan Agama Dan Keagamaan. https://doi.org/10.32729/edukasi.v10i3.169

Kemdikbud. (2003). Agama Islam SD-MI. Balai Pustaka

Lie, A. (2008). Cooperative Learning; Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang ruang


Kelas. Grasindo

Majid, A., & Andriani, D. (2004). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi; Konsep dan
Kurikulum 2004. Remaja Rosdakarya

Novita Eka Indiyani, A. L. (2006). Efektivitas Metode Pembelajaran Gotong Royong


(Cooperative Learning) Untuk Menurunkan Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi
Pelajaran Matematika. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro

Saminanto. (2010). Ayo Praktik PTK. RaSAIL Media Group

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta

Slavin, R. E. (1980). Cooperative Learning. Review of Educational Research.


https://doi.org/10.3102/00346543050002315

Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya

Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar

Sutama. (2011). Penelitian Tindakan. CV Cutra Mandiri Utama

Vita, Y. (2014). Metode metode Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti (Pendekatan Scientific).
Rafi Sarana Perkasa

122
p-ISSN 2581-0735
Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan
e-ISSN 2721-0154
Vol. 5, No. 2, Desember 2021


Woolfolk, A. E. (2001). Educational Psychology. Allyn and Bacon

Wyk, M. M. van. (2012). The Effects of the STAD-Cooperative Learning Method on Student
Achievement, Attitude and Motivation in Economics Education. Journal of Social
Sciences. https://doi.org/10.1080/09718923.2012.11893104

Zuhairini. (1983). Metodik Khusus Pendidikan Agama. Usaha Nasional

123

Anda mungkin juga menyukai