Anda di halaman 1dari 82

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang,

diantaranya peserta didik, pendidik, administrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh

karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif maka harus memahami perilaku

individu dan dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. Berbagai upaya telah dilakukan oleh

Pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya tersebut hampir

mencakup semua komponen pendidikan seperti : meningkatkan kualitas guru dengan

mengadakan seminar-seminar, work shop/pengadaan sarana prasarana dan manajemen

pendidikan, mengadakan sertifikasi guru dalam jabatan.

Rendahnya prestasi siswa khusus bidang agama Hindu dapat juga penulis kemukakan

berdasarkan nilai tes ulangan harian untuk kelas IIIA. Khusus materi agama Hindu, menunjukkan

bahwa baru sekitar 50% siswa yang mencapai kreteria ketuntasan minimal (KKM) dari 73 KKM yang

di tetapkan. Hal ini menyebabkan sekitar 50% siswa perlu meningkatkan pelaksanaan pembelajaran.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa sebenarnya masih perlu ada upaya-upaya yang harus

dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan upaya tersebut, semestinya hasil pembelajaran dapat mencapai KKM, yaitu 73 pada

skala 100. namun, hasil-hasil pembelajaran (hasil-hasil ulangan sehari-hari) yang diperoleh pada

tahun 2012 untuk kelas IIIA, tampak belum mampu mencapai KKM tersebut. Pada skala 100, nilai

rata-rata hasil ulangan pertama adalah 65 (nilai terendah 40 dan tertinggi 90) dan nilai rata-rata

ulangan kedua adalah 78 (nilai terendah 50 dan tertinggi 100) (Leger nilai mata pelajaran Agama
Hindu tahun 2011). Walaupun terjadi peningkatan namun angka tersebut masih berada di bawah

KKM

Kurang tercapainya target yang diperoleh siswa dalam pembelajaran Agama Hindu pada

tahun 2012 tersebut memberikan inspirasi untuk melakukan refleksi terhadap metode maupun

model pembelajaran dan penilaian pembelajaran yang dilakukan selama ini. Hasil refleksi tersebut

adalah sebagai berikut Pertama, pembelajaran Agama Hindu yang diterapkan selama ini tampaknya

perlu dievaluasi pelaksanaannya terutama terhadap cara penyampaiannya di kelas. Pembelajaran

yang diterapkan selama ini cendrung tidak memberdayakan potensi siswa. Siswa cendrung

menunggu penjelasan guru dan tidak memberdayakan ketrampilan berpikirnya dalam mengambil

tanggung jawab belajar. Kedua, siswa kelas IIIA sebagian besar masih cenderung pasif dalam kegiatan

belajar mengajar Agama Hindu sehingga ingatan siswa pada pembelajaran hanya sekejap. Selama

kegiatan belajar mengajar, siswa jarang sekali yang mengajukan pertanyaan, gagasan atau

menanggapi pertanyaan serta memberikan respon dalam proses pembelajaran. Interaksi antara

siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungannya sangat kurang. Ketiga, Guru

mengajar dengan menggunakan metode yang monoton yaitu metode ceramah, sehingga siswa

cenderung bosan dalam pembelajaran. Keempat, Lemahnya pemahaman konsep terhadap pelajaran

agama Hindu sehingga kesadaran siswa sangat kurang dalam memahami dan menghayati inti

pelajaran yang telah diberikan oleh guru, Kenyataan ini menunjukkan bahwa sebenarnya masih perlu

ada upaya-upaya yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil-hasil refleksi terhadap pembelajaran dan penilaian pembelajaran Agama

Hindu yang dilakukan selama ini, maka pada semester I tahun pelajaran 2012/2013 ini, digagas suatu

tindakan : alternatif pemecahan masalah dengan memperbaiki proses pembelajaran yaitu

mengaplikasikan sebuah metode , dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi

Belajar Pendidikan Agama Hindu Melalui Penerapan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IIIA SD

NO. 6 Dalung Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2012/2013..
1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahnnya

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah upaya meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Hindu dengan

diterapkannya metode demonstrasi pada siswa Kelas IIIa SD No. 6 Dalung, Kec. Kuta Utara

tahun pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimanakah penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan motivasi belajar

Pendidikan Agama Hindu pada siswa Kelas IIIA SD No. 6 Dalung Kec. Kuta Utara tahun

pelajaran 2012/2013?

1.3 Batasan Masalah

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IIIA SD No. 6 Dalung, Kec. Kuta Utara tahun

pelajaran 2012/2013.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September dan Oktober semester Ganjil tahun

palajaran 2012/2013.

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Mengenal sarana sembahyang

1.4 Hipotesa Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka dapat disusun hipotesis tindakan

sebagai berikut: Dengan menggunakan Metode Demonstrasi pada pelajaran agama Hindu pada

pokok bahasan Mengenal sarana sembahyang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IIIA

SD No. 6 Dalung, Kuta Utara Badung tahun pelajaran 2012/2013.


1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk meningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Hindu setelah diterapkannya metode

demonstrasi pada siswa Kelas IIIA SD No. 6 Dalung, Kecamatan Kuta Utara, tahun pelajaran

2012/2013.

2. Meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Hindu setelah diterapkan metode

demonstrasi pada siswa Kelas IIIa SD No. 6 Dalung, Kecamatan Kuta Utara, tahun pelajaran

2012/2013.

3. Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dalam meningkatkan

prestasi belajar pada siswa Kelas IIIA SD No. 6 Dalung, Kecamatan Kuta Utara, tahun

pelajaran 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitan

Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa
sumbangan informasi ilmiah yang dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bahan perbandingan
bagi peneliti yang lain atau guru yang melanjutkan mengajar, serta dalam pengembangan teknologi
pembelajaran pada umumnya, dan secara khusus diharapkan memberikan manfaat/kontribusi bagi :

1) Siswa : diharapkan dapat terbantu dalam menguasai materi pelajaran dengan menggunakan
Metode Demonstrasi
2) Guru : agar lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
3) Pihak sekolah atau lembaga, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif bimbingan dan
pembinaan professional guru dalam meningkatkan kemampuan merancang dan
melaksanakan pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar siswa.
4) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bagi peneliti untuk
meningkatkan profesionalisme peneliti sebagai seorang guru.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Teori Kontruktivistik dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad ke XX.

Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu, sejak kecil telah memiliki

kemampuan untuk mengkontruksi pengetahuan, dan pengetahuan yang dikontruksi oleh anak

merupakan subjek untuk menjadi pengetahuan bermakna. Oleh karena itu mengkontruksi

pengetahuan dapat dilakukan melalui proses ekplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi

konsep terhadap pembelajaran Wina Sanjaya:2006:115).

Menurut cara pandang teori kontruktivistik bahwa belajar adalah proses untuk

membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswa akan cepat

memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada di dalam

masyarakat. Teori ini dipakai untuk melihat upaya yang dikembangkan dalam penerapan

metode pembelajaran agama Hindu di Sekolah Dasar. Pengetahuan yang dikontruksi tersebut

merupakan pengetahuan yang bermakna bagi perkembangan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Hal itu disebabkan oleh mengkontruksi pengetahuan sejak dini merupakan

proses asimilasi dan akomodasi terhadap gejala-gejala yang ada yaitu gejala-gejala yang

dimiliki oleh peserta didik sebagai subjek didik.

Penerapan metode pembelajaran agama Hindu di Sekolah Dasar menurut teori

kontruktivistik tampaknya perlu dikembangkan lebih mendalam tujuannya agar penerapan

pendidikan agama Hindu sejak dini dapat memberi pengetahuan bermakna kepada setiap peserta

didik. Pengetahuan bermakna yang muncul sebagai akibat dari proses belajar perlu ditanamkan

kepada peserta didik sejak anak tersebut berada di Sekolah Dasar. Hal itu disebabkan oleh pemilihan
metode pembelajaran yang tepat memungkinkan untuk tumbuhnya sikap kritis, kreatif, inovatif dan

dinamis pada peserta didik dengan menerapkan metode demonstrasi yakni pemahaman proses

pembelajaran dengan menyeimbangkan aspek pengetahuan dan aspek sikap keberagamaan peserta

didik secara nyata.

Guru dalam belajar kontruktivistik berperan sebagai seorang yang berperan

memberdayakan seluruh potensi siswa agar siswa mampu melaksanakan proses pembelajaran dan

berusaha memberdayakan seluruh potensi dan sarana yang dapat membantu siswa untuk

membentuk pengetahuannya sendiri yakni belajar dilakukan berdasarkan pengalaman langsung

yang dilakukan oleh peserta didik. Teori pembelajaran ini terkait untuk menjawab permasalahan di

depan yaitu Upaya Meningkatkan Motivasi Pendidikan Agama Hindu dengan Mengaplikasikan

Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IIIA SD NO. 6 Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Tahun Pelajaran

2012/2013.

2.2 Konsep

2. 2.1 Konsep Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat

dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Hamzah,2008:3).

Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya,

berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.

Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas

tertentu, demi mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah

energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam

proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam

belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses

kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan

mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong

seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya

ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian

akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).

Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994: 105) ada beberapa strategi dalam mengajar

untuk membangun motivasi intrinsik. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.

2) Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.

3) Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan

memanfaatkan sumber belajar di sekolah.

4) Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya.

5) Meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi

yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar.

Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya maka secara sadar akan

melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.

b. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah

karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi
yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau

belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya

(Usman, 2000: 29).

Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan

motivasi ekstrinsik antara lain:

1) Kompetisi (persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya

untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang

telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.

2) Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat): Pada awal kegiatan belajar

mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TIK yang

akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK

tersebut.

3) Tujuan yang jelas: Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas

tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar

pula motivasi dalam melakukan sesuatu perbuatan.

4) Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan

dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek

yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan

kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja

dengan bimbingan guru.

5) Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.

6) Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan

tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak

siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan

bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan
menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan

motivasi yang kuat bagi siswa.

Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul

dari luar individu yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya

persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.

2.3 Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Hindu Pada Siswa

kegiatan mengajar adalah suatu aktivitas yang sangat kompleks, karena itu sangat sukar

bagaimana caranya mengajar dengan baik agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

Pendidikan Agama Hindu. Untuk merealisasikan keinginan tersebut, maka ada beberapa prinsip

umum yang harus dipegang oleh guru Pendidikan Agama Hindu dalam menjalankan tugasnya.

Menurut Prof. DR. S. Nasution, prinsip-prinsip umum yang harus dipegang oleh guru Pendidikan

Agama Hindu dalam menjalankan tugasnya adalah sebagai berikut:

1. Guru yang baik memahami dan menghormati siswa.

2. Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikannya.

3. Guru hendaknya menyesuaikan bahan pelajaran yang diberikan dengan kemampuan siswa.

4. Guru hendaknya menyesuaikan metode mengajar dengan pelajarannya.

5. Guru yang baik mengaktifkan siswa dalam belajar.

6. Guru yang baik memberikan pengertian, bukan hanya dengan kata-kata belaka. Hal ini untuk

menghindari verbalisme pada murid.

7. Guru menghubungkan pelajaran pada kehidupan siswa.

8. Guru terikat dengan texs book.

9. Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan, melainkan

senantiasa membentuk kepribadian siswanya.


Sehubungan dengan upaya meningkatkan motivasi belajar siswa ada dua prinsip yang

harus diperhatikan oleh guru sebagaimana yang dikemukakan oleh Thomas F. Saton sebagai

berikut:

1. Menyelidiki dengan jelas dan tegas apa yang diharapkan dari pelajaran untuk dipelajari dan

mengapa ia diharapkan mempelajarinya.

2. Menciptakan kesadaran yang tinggi pada pelajaran akan pentingnya memiliki skill dan

pengetahuan yang akan diberikan oleh program pendidikan itu.

Dari prinsip-prinsip umum di atas, menunjukkan bahwa peranan guru Pendidikan Agama

Hindu dalam mengajar Agama Hindu dapat dikatakan sangat dominan, begitu pula dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa tampaknya guru yang mengetahui akan kemampuan siswa-

siswanya baik secara individual maupun secara kelompok, guru mengetahui persoalan-persoalan

belajar dan mengajar, guru pula yang mengetahui kesulitan-kesuliatan siswa terhadap pelajaran

Pendidikan Agama Hindu dan bagaimana cara memecahkannya.

2.4. Metode Demonstrasi

Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar

yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasioan peralatan

barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu

sebelum didemonstrasikan. Orang yang mendemonstrasikan (guru, peserta didik, atau orang luar)

mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang didemonstrasikan (Ramayulis,

244:2004).

Menurut Fat Hurrahman (1989) yang di maksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode
mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk
memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu
sendiri. Adapun aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah:
1. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di demonstrasikan
tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau
penjelasannya tidak jelas.
2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri
dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.

3. Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di kelas karena alat-alat yang terlalu besar atau
yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.

4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis. Sebagai pendahuluan, berilah
pengertian dan landasan teori dari apa yang akan di demonstrasikan.

Adapun dalam metode demonstrasi ini memiliki kelebihan dan ada juga kekurangannya
sebagaimana yang akan di paparkan di bawah ini.

1. Kelebihan metode demonstrasi adalah:

o Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru
dapat di amati
o Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di demonstrasikan, jadi proses anak
didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain

o Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar

o Dapat menambah pengalaman anak didik

o Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan

o Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit

o Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta
berperan secara langsung.

Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstransi tersebut, maka dalam bidang
studi agama Hindu, banyak hal-hal yang dapat di demonstrasikan terutama dalam praktek cara
sembahyang, sikap tangan, dengan bantuan alat peraga sarana persembahyangan.

2. Kelemahan dari metode demonstrasi adalah:

Memerlukan waktu yang cukup banyak


Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien

Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya

Memerlukan tenaga yang tidak sedikit

Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.

2.5 HASIL BELAJAR

Hasil belajar merupakan salah satu bentuk penilaian dalam pelaksanaan kurikulum. Bahar
(1996) menggambarkan bahwa hasil belajar siswa dan daya capai kurikulum tiap akhir semester ada
dua hal yang sangat penting untuk dijadikan sasaran evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum yaitu
hasil belajar siswa tiap semester dan daya capai kurikulum di tiap sekolah. Data hasil belajar siswa
sangat diperlukan oleh guru untuk mengetahui keterbatasan belajar siswa di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya.

Hasil belajar adalah keseluruhan hasil proses pembelajaran yang dilakukan dalam kurun waktu
tertentu yang ditandai dengan adanya kemampuan penguasaan konsep, perubahan sikap dan
perilaku siswa serta mampu dan terampil memperaktekan/menerapkan baik secara individu maupun
secara bersama-sama dalam kehidupan bermasyarakat, dan bernegara.

Hasil belajar dalam peningkatan kemampuan membaca merupakan suatu gambaran dari
penguasaan kemampuan sebagaimana telah ditetapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Untuk menentukan tingkat dan penguasaan hasil belajar dilakukan tindakan penilaian
secara menyeluruh dan berkesinambungan sesuai karakteristik mata pelajaran latihan membaca.
Dengan demikian aspek yang dinilai sebagai hasil belajar berupa aspek pemahaman dan penerapan
yang diukur dengan menggunakan hasil tes yang memuat konsep hukum-hukum dasar kimia sebagai
aspek kognitif sedangkan aspek afektif ditentukan berdasarkan hasil obervasi berupa aktivitas dan
motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD No 6 Dalung, pemilihan waktu penelitian ini

didasarkan pada usaha yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman

konsep siswa. Pemilihan lokasi ini karena peneliti bertugas sebagai guru di SD No. 6 Dalung sehingga

sekaligus dapat mempraktekan metode yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi sebagai

upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Penelitian tindakan Kelas ini dilaksanakan 2 siklus, selama 2 bulan yaitu bulan September,

siklus I dilakukan pada minggu ke keempat tanggal 2 4 September 2012 dan, siklus ke II bulan

Oktober minggu ke kedua tanggal 8 Oktober 2012 . Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

(action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik

pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat

berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah

untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas sehingga guru terlibat langsung secara

penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam

penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.


Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan

Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan

penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi.

Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan harapan serta di dirasa

sudah cukup

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IIIA SD No. 6 Dalung dengan jumlah siswa yang

beragama Hindu 40 orang dan tiga orang beragama Islam total jumlah kelas IIIA 43 orang.

Dipilihnya kelas ini, karena ditemukan permasalahan rendahnya motivasi siswa pada mata pelajaran

agama Hindu. Di samping hal tersebut, siswa kelas IIIA sebagian besar masih cenderung pasif dalam

kegiatan belajar. Selama kegiatan belajar mengajar, siswa jarang sekali yang mengajukan pertanyaan,

gagasan atau menanggapi pertanyaan serta memberikan respons dalam proses pembelajaran.

Interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungannya sangat kurang.

Obyek penelitian ini adalah motivasi siswa dan pemahaman konsep siswa tentang materi mengenal

sarana sembahyang.

3.3 Sumber Data

Data dalam penelitian ini tergolong data primer yang diperoleh langsung dari siswa.

Dengan demikian yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIIA SD NO. 6

Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian sesuai dengan
instrumen penelitian. Bila metode pengumpulan data yang dipilih metode wawancara maka
instrumen penilaiannya adalah pedoman wawancara, bila metode pengumpulan data yang dipilih
metode observasi maka instrumen penilaiannya adalah lembar observasi, bila metode pengumpulan
data yang dipilih metode angket maka instrumen penilaiannya adalah angket, bila metode
pengumpulan data yang dipilih metode dokumentasi maka instrumen penilaiannya adalah pedoman
dokumentasi, bila metode pengumpulan data yang dipilih metode tes maka instrumen penilaiannya
adalah tes. Suharsimi Arikunto, 2004: 82)

Dari beberapa pendapat tersebut diatas maka dalam penelitian ini digunakan metode
pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

3.4.1. Tes

Tehnik pengukuran adalah cara untuk mengumpulkan data penelitian yang bersifat kuantitatif
atau menghasilkan angka-angka. Alat pengukuran yang digunakan berupa tes, baik tes lisan maupun
tes tertulis dengan berbagai macam bentuk dan skala pengukurannya. (Dwi Agus Sudjimat, 2004: 69).
Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa, pada akhir siklus setiap siswa diberikan tes hasil
belajar atau tes prestasi belajar. Tes prestasi (achievement test) adalah tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian siswa setelah mengikuti pembelajaran. Bentuk tes yang digunakan adalah
dalam bentuk tes obyektif pilihan ganda dan tes uraian singkat. Materi tes memuat tentang
kompetensi dasar mengenal sarana sembahyang. Hasil tes digunakan sebagai data primer, diolah
dan dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan hasil belajar siswa.

3.4.2. Observasi

Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk mengamati tingkah laku manusia

yang dapat dilihat dengan mata, yaitu tingkah laku manusia dalam ruang, waktu, dan keadaan

tertentu (Suharsimi Arikunto, 2004: 88). Untuk mengamati prilaku siswa dalam mengikuti pelajaran

peneliti menggunakan metode observasi untuk mendapatkan data-data yang berkenaan dengan

aktivitas dan motivasi belajar siswa selama proses belajar berlangsung. Alat yang digunakan adalah

berupa lembar observasi. Hasil observasi dalam penelitian ini hanya digunakan sebagai data

sekunder yaitu untuk mengetahui kreativitas belajar siswa.

3.5 Indikator Kinerja


Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini, maka peneliti menetapkan indikator

kinerja sebagai berikut:

Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila data yang diperoleh dari hasil tes tentang motivasi

dan penerapan konsep mencapai rata-rata 73 dan daya serap mencapai 73 %, dan apabila belum

tercapai akan dilanjutkan dalam siklus berikutnya.

3.6. Prosedur Penelitian


Rancangan penelitian adalah kerangka penelitian yang merupakan alur pelaksanaan kegiatan
penelitian dalam rangka memperoleh, mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan dan
menganalisis data.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan, metode atau pendekatan baru untuk
memecahkan masalah dengan penerapan langsung melalui tindakan terentensi. Menurut Suharjono
(2008:58), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian Tindakan (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada
kelas atau pada proses belajar mengajar, bukan pada input kelas (silabus, materi, dll.) ataupun
output (hasil belajar). Sedangkan menurut Hopkin (1993: 1), Penelitian tindakan kelas yaitu tindakan
yang dilakukan oleh Guru untuk meningkatkan dirinya atau teman sejawatnya untuk menguji asumsi
teori pendidikan di dalam praktek, atau mempunyai makna sebagai evalusi dan implementasi
keseluruhan prioritas sekolah.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan dua siklus. Prosedur penelitian ini tampak
seperti berikut :
Gambar 3.6 : Prosudur Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

3.6.1 Perencanaan Tindakan


Perencanaan tindakan adalah Perencanaan menjelang pelaksanaan tindakan siklus pertama.
Persiapan ini sebenarnya sudah dapat disebut tindakan juga, tetapi masih di luar siklus
pembelajaran. Peneliti awali dengan :

1. Melakukan analisa kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar


( KD ) yang akan disampaikan kepada siswa yaitu : ( I ) Menyebutkan sarana-sarana
persembahyangan, (2) Menyebutkan arti dan fungsi sarana persembahyangan.

2. Menyusun Rencana pembelajaran yang berfungsi sebagai acuan guru melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
3. Lembar Observasi
4. Menentukan media untuk didemonstrasikan sesuai materi yang akan di ajarkan dengan
mendemonstrasikan sarana-sarana persembahyangan.
5. Membuat format kisi kisi soal
6. Menyusun alat evaluasi pembelajaran
3.6.2 Pelaksanaan Tindakan
Setelah rencana awal disusun dan ditetapkan, maka dilakukan praktek pembelajaran di kelas
dengan mendemonstrasikan tentang sarana-sarana persembahyangan. Sedangkan metode yang
digunakan bersifat absolut, artinya akan dilakukan perubahan- perubahan sesuai dengan
perkembangan yang terjadi dalam kelas, hal ini peneliti lakukan guna memperbaiki dan
menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran.

3.6.1 Pengamatan Tindakan


Pada saat pelaksanaan Tindakan di kelas dengan metode demonstrasi, peneliti akan melihat
faktor faktor yang berkembang selama pelaksanaan tindakan. Hasil dari pengamatan selanjutnya
dijadikan sebagai dasar melakukan refleksi dan revisi terhadap rencana dan tindakan yang
dilaksanakan dan merumuskan rencana tindakan selanjutnya.

3.6.3 Refleksi
Pada tahap ini peneliti merenungkan / meninjau kembali tentang rencana pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan berdasarkan hasil analisis terhadap data, proses dan hasil dari
tindakan yang telah dilakukan dengan melakukan:

1. Refleksi awal, yaitu yang dilakukan pada masa orientasi terhadap permasalahan
permasalahan dan faktor faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Refleksi proses, yaitu repleksi yang dilaksanakan pada saat melakukan tindakan yang
dimaksudkan untuk mengkaji proses dan hasil tindakan serta implikasi dari program tindakan
yang dilakukan terhadap perolehan hasil belajar. Hal ini dilakukan untuk melakukan revisi
terhadap rencana yang telah disusun dan sebagai dasar dalam merancang rencana tindakan
selanjutnya dalam hubungan penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
3. Refleksi hasil, yaitu refleksi yang dilaksanakan pada akhir proses tindakan sesuai dengan
rancangan yang telah ditetapkan dan fokus permasalahan serta tujuan pelaksanaan program.
Artinya bahwa program pelaksanaan telah dipandang berhasil dan mendukung ketercapaian
tujuan dan program tindakan yaitu terjadinya peningkatan hasil belajar.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan sebelum penelitian , diperoleh

beberapa hal diantaranya: (1) Siswa kelas IIIA sebagian besar masih cenderung pasif dalam kegiatan

belajar mengajar Agama. Selain kegiatan belajar mengajar, siswa jarang sekali yang mengajukan

pertanyaan, gagasan atau menanggapi petanyaan serta memberikan respons dalam proses

pembelajaran. Interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa dengan lingkungannya sangat

kurang. Siswa cenderung kompetitif dalam belajar, artinya yang memiliki kemampuan akademis lebih

tinggi jarang bekerjasama dengan siswa yang kemampuan akademisnya rendah. Proses

pembentukan pengetahuan siswa jarang melalui proses menemukan sendiri. 2). Siswa hanya dijejali

materi dan ceramah seolah-olah tanpa makna dan abstrak anak SD sangat memerlukan contoh-
contoh yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang cendrung abstrak akan mengakibatkan

menurunnya motivasi belajar siswa.

Dengan kondisi seperti yang telah dipaparkan di atas, berimplikasi terhadap rendahnya hasil

belajar Agama. Rendahnya hasil belajar siswa khususnya dalam bidang agama dapat di kemukakan

berdasarkan nilai tes ulangan harian untuk kelas IIIA. Khusus materi agama menunjukkan bahwa

baru sekitar 50% siswa yang mencapai kreteria ketuntasan minimal (KKM) dari 73 yang ditetapkan.

Hal ini menyebabkan sekitar 50% siswa perlu mengikuti remedial pada ulangan harian. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa sebenarnya masih perlu ada upaya-upaya yang harus dilaksanakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Upaya pemecahan masalah-masalah pembelajaran tersebut dalam

upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dilakukan dengan mengimplementasikan

metode demonstrasi.

Penelitian dilaksanakan pada kelas IIIA SD No. 6 Dalung. Adapun kondisi kelas IIIA SD No. 6

Dalung saat ini memiliki siswa 41 orang beragama Hindu, dan 3 orang beragama Islam. Berdasarkan

data hasil refleksi awal setelah dilaksanakan ulangan harian pertama mata pelajaran Agama

khususnya di kelas IIIA SD No. 6 Dalung, nilai hasil belajar siswa hanya mencapai rata-rata 65 masih

relatif rendah bila dibandingkan dengan kreteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 73. Hal ini sangat

diperlukan adanya upaya meningkatkan sehingga siswa mampu mencapai standar idial atau standar

ketuntasan minimum. Kesenjangan nilai dari hasil ulangan harian terhadap kreteria ketuntasan

minimum 73. Untuk itu peneliti berupaya merubah strategi pembelajaran dengan menggunakan

metode demonstrasi melalui penelitian tindakan kelas dalam dua siklus.

4.2. Pembahasan Hasil Siklus I

4.2.1. Perencanaan.

Pada tahap ini disusun rancangan tindakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan.
digunakan langkah persiapan perencanaan siklus I hal-hal yang dipersiapkan adalah (1) menganalisa
kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa ( Menyebutkan
sarana-sarana persembaahyangan, Menyebutkan arti dan fungsi sarana persembahyangan) (2).
menyusun program Rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ), (3). Menentukan media yang tepat
sesuai pokok bahasan, ( 4 ). Membuat format kisi- kisi soal, (5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
serta (6) menganalis hasil evaluasi.

4.2.2. Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan tanggal 24 september 2012 di kelas IIIA SD No. 6 Dalung. Pada
tahap ini dilaksanakan proses pembelajaran dan sekaligus pelaksanaan penelitian. Setelah
perencanaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta waktu yang tersedia, maka dilakukan
tindakan dengan materi pembelajaran yaitu: Mengenal sarana persembahyangan, dengan pokok
bahasan Menyebutkan sarana-sarana persembaahyangan, Menyebutkan arti dan fungsi sarana
persembahyangan) . Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah : (1). mengucapkan salam Panganjali
umat (2). Mengecek kehadiran siswa, (3). Memberikan apersepsi (4) menyampaikan tema
pembelajaran (4). menyampaikan tujuan pembelajaran, (5). membentuk kelompok kelompok
belajar yang saling tergantung, kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama yang diperlukan agar siswa
berperan aktif dalam pembelajaran, (6). Guru mendemonstrasikan sarana-sarana persembahyangan (
7). guru memberikan pertanyaan tentang materi yang di sampaikan. Pada intinya bertanya dalam
pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai
kemampuan berpikir siswa, (8). Guru mendorong siswa agar hasil belajarnya meningkat, (9). Untuk
mengukur hasil belajar siswa dilakukan evaluasi dengan mengadakan tes pada akhir tindakan.

4.2.3. Hasil Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan, Tujuan dilaksanakan
pengamatan adalah untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran yang mana patut
dipertahankan dan diperbaiki. Pada tahap ini dilakukan observasi dan evaluasi hal-hal sebagai berikut
yang nantinya hasil observasi dan evaluasi digunakan untuk melihat tingkat kreteria keaktifan,
motivasi belajar dan tingkat pencapaian hasil belajar para siswa kelas IIIA SD No. 3 Kerobokan.

Mengobservasi keaktifan siswa dalam pembelajaran dikelas menggunakan lembar observasi

yang telah direncanakan. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh observer dalam penelitian ini

sebagai observer adalah I Wayan Wantara, S.Ag dengan menggunakan lembar pedoman observasi

yang telah disiapkan untuk pengambilan data mengenai keaktifan siswa.


a. Mengevaluasi hasil pembelajaran di akhir siklus I berdasarkan hasil tes yang diberikan pada
siklus I.
b. Melakukan pencatatan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran dan hasil evaluasi sebagai bahan refleksi dalam persiapan siklus II
c. Hasil observasi dan hasil evaluasi dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dalam penelitian.
Tabel 01 Hasil Observasi peserta didik dalam Mengikuti Pembelajaran Agama Hindu pada siswa
kelas IIIA SD No 6 Dalung pada Siklus I (Pertama)

Aspek

Motivasi Antusias/
No Nama L/P Belajar Perhatian Aktivitas

B C K B C K B C K

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 I Kadek Aditya Saputra L

2 I Gede Nova Saputra L

3 I Kd Agus Krisna Wijaya L

4 I Made Adi Prana Yasa L

AA Pt Ishika Wira
P
5 Lestari

6 AA Bgs Dwi Andika L

I Pt Aditya Riana
L
7 Diaksa

AA Md Bgs Kusuma
L
8 Aryasa

9 Komang Ari Tirtayani P

10 Ni Made Ayu Laksmi P

I Gst Ayu Pt Ratih Citra


L
11 D

12 Amelia Puspita ISLAM - - -

13 Ni Putu Ayu Trisna P

Ni Nym Alit
P
14 Saptaningsih
Ni Pt Astrid
P
15 Pradnyandari

16 AA Istri Indraswari P

17 I Pt Bimandana Putra L

18 Ni Pt Chandika Apryka P

19 Ni Kdk Citra Widiantara P

Dewa Km Alit
L
20 Swandana

21 Dewa Gede Garkayasa L

22 Km Dinda Widya L

23 Ni Km Gayatri P

Ni Kdk Martin Adi


P
24 Gunawan

25 Ni Kdk Juniantari P

26 Ni Kt Meliasari P

27 I Pt Priana L

28 Pt Riska Gita Cahyana P

29 Ni Rai Melani P

30 Ni Pt Ristha Indrayani P

31 Rai Bgs Andrian L

32 Kdk Risma Darmayanti P

33 I Kdk Sukranata L

34 Ni km Tia Tri Yaniarsih P

35 Ni Kdk Tasya Widyalita P

36 Ni Ny Tri Adi Kusuma P

37 Ni Pt Ary Putra Pratama P

38 Pt Vio Kusuma Wijaya L

39 Ni Pt Windi Gita Pratiwi P

Ni Wyn Wibudi
P
40 Febriandini
41 I Gd Wahyu Sudiatmika L

Yukari Getrey Datu


Islam
42 Mayar - - -

Russy Dwi Juniarista


Islam
43 Putri - - -

44

Jumlah 10 19 11 15 11 14 13 18 9

Berdasarkan pada Tabel di atas, tampak bahwa 10 orang siswa memiliki motivasi belajar baik,

19 orang cukup dan 11 orang tergolong kurang. Dari aspek perhatian dalam belajar, tampak bahwa

15 orang tergolong baik, 11 orang tergolong cukup, dan 14 orang tergolong kurang. Pada aspek

aktivitas dalam pembelajaran, tampak bahwa 13 orang tergolong baik, 18 orang tergolong cukup,

dan 9 orang tergolong kurang. Berdasarkan hal ini tampaknya tindakan yang dilakukan pada siklus

pertama belum optimal karena masih ada belajar siswa tergolong kurang. Oleh karena itu perlu

adanya penyempurnaan-penyempurnaan sehingga tidak ada siswa tergolong kurang dalam tindakan

belajar pada setiap aspek.

Adapun data yang diperoleh dalam tes berdasarkan tahapan siklus pada Tabel 02 distribusi data
tentang hasil tes belajar pada siklus I, siswa kelas IIIa SD No 6 Dalung, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung, sebagai berikut:

No Hasil Belajar

Nama Peserta Didik Dengan metode Ket


demontrasi Pada
siklus I

1 I Kadek Aditya Saputra 50 Kurang

2 I Gede Nova Saputra 60 Cukup

3 I Kd Agus Krisna Wijaya 55 Cukup

4 I Made Adi Prana Yasa 70 Sangat Baik

5 AA Pt Ishika Wira Lestari 80 Baik


6 AA Bgs Dwi Andika 70 Baik

7 I Pt Aditya Riana Diaksa 60 Cukup

8 AA Md Bgs Kusuma Aryasa 70 Baik

9 Komang Ari Tirtayani 80 Baik

10 Ni Made Ayu Laksmi 80 Baik

11 I Gst Ayu Pt Ratih Citra D 75 Baik

12 Amelia Puspita Islam -

13 Ni Putu Ayu Trisna 80 Baik

14 Ni Nym Alit Saptaningsih 80 Baik

15 Ni Pt Astrid Pradnyandari 80 Baik

16 AA Istri Indraswari 75 Baik

17 I Pt Bimandana Putra 75 Baik

18 Ni Pt Chandika Apryka 80 Baik

19 Ni Kdk Citra Widiantara 65 Cukup

20 Dewa Km Alit Swandana 70 Baik

21 Dewa Gede Garkayasa Islam -

22 Km Dinda Widya 80 Baik

23 Ni Km Gayatri 90 Sangat Baik

24 Ni Kdk Martin Adi Gunawan 50 Kurang

25 Ni Kdk Juniantari 60 Kurang

26 Ni Kt Meliasari Islam -

27 I Pt Priana 80 Baik

28 Pt Riska Gita Cahyana 80 Baik

29 Ni Rai Melani 80 Baik

30 Ni Pt Ristha Indrayani 60 Cukup

31 Rai Bgs Andrian 70 Baik

32 Kdk Risma Darmayanti 70 Baik

33 I Kdk Sukranata 60 Cukup


34 Ni km Tia Tri Yaniarsih 60 Cukup

35 Ni Kdk Tasya Widyalita 80 Baik

36 Ni Ny Tri Adi Kusuma 80 Baik

37 Ni Pt Ary Putra Pratama 60 Cukup

38 Pt Vio Kusuma Wijaya 70 Baik

39 Ni Pt Windi Gita Pratiwi 70 Baik

40 Ni Wyn Wibudi Febriandini 80 Baik

41 I Gd Wahyu Sudiatmika 70 Baik

42 Yukari Getrey Datu Mayar Islam -

43 Russy Dwi Juniarista Putri Islam -

44

Jumlah 2,705

Dari data yang diperoleh dari hasil tes belajar siswa untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa dengan penggunaan metode demonstrasi pada pelaksanaan siklus 1, berdasarkan rata
rata ( Mean ), daya serap

( DS ), dan Ketuntasan Balajar ( KB ).

Rata (M) hasil belajar siswa yang belajar dengan metode demonstrasi dapat disajikan dengan
rumus sebagai berikut :

X
X
N

Keterangan :

X = Rata-rata prestasi siswa

X = Jumlah nilai siswa

N = banyaknya jumlah siswa

(Nurkancana, 1992:43)

X = 2,705
40

X = 68

Untuk mengetahui Daya Serap ( DS ) dan Ketuntasan Belajar siswa di hitung dengan rumus :

Ds = M x 1 %

Ds = 68 x 1 % = 68%

Perhitungan hasil daya serap ( DS ) akan di kategorikan dengan 5 kategori :

8,5 100 = Sangat Baik

7,00 8,49 = Baik

5,50 6,99 = Cukup

4,00 5,49 = Kurang

0,00 3,99 = Sangat Kurang

( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994 )

Dari hasil analisis yang telah peneliti lakukan, maka daya serap ( DS ) diperoleh

68 % ini menunjukkan proses pembelajaran dengan penggunaan metode demonstrasi masih


tergolong cukup. Perhitungan Ketuntasan Belajar

( KB) dicari denga rumus :

KB = Banyaknya siswa yang memenuhi KKM x 100%

Banyaknya siswa yang ikut tes

Ket :

KB = Ketuntasan Belajar

DS = Daya Serap

M = mean / Rata rata prestasi siswa

( Depdikbud, 1994 : 54 )

KB = 18 x 100 %
40

= 45 %

Interpretasi tentang prestasi hasil belajar siswa menurut Depdikbud ( 1994 ) adalah tercapainya
dengan ketuntasan penilaian prosentase ketercapaian 75 % persen dianggap tuntas.

Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan di atas untuk mengetahui hasil belajar siswa,
dapat peneliti paparkan sebagai berikut :

Rata rata hasil belajar siswa adalah 68 dengan kategori cukup.

Daya Serap belajar siswa menunjukkan 68% dengan kategori cukup.

Ketuntasan Belajar siswa mencapai 45% dengan kategori cukup.

4.2.4 Refleksi Siklus I


Dari hasil yang diperoleh menunjukkan hasil belajar siswa dengan metode demonstrasi.
Pada siklus 1 belum menunjukkan hasil sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan. Target
penelitian ini adalah rata-rata siswa berada pada katagori baik, daya serap 75% dan prosentase siswa
yang memenuhi KKM 75%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Agama Hindu
kelas IIIA dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) SD No. 6 Dalung adalah 73. Bila siswa
sudah mencapai kreteria tersebut, siklus akan diberhentikan dan dianggap tindakan sudah berhasil.
Sedangkan hasil yang diperoleh yakni tuntas. Setelah diadakan refleksi terhadap hasil yang
diperoleh, diputuskan untuk memperbaiki beberapa langkah dalam pembelajaran karena ditemukan
beberapa kelemahan.

Kelemahan yang ditemui dalam siklus I antara lain; (1) siswa belum mampu bekerja sama
dengan temannya dalam praktek pembuatan kwangen dan memecahkan masalah, (2) peneliti terlalu
tergesa- gesa memulai pelajaran dalam mendemonstrasikan cara pembuatan kwangen ( 3 ) ada
sebagian siswa yang belum terfokus perhatianya pada materi serta pada saat mendemonstrasikan
( 4 ) pengkondisian siswa yang belum optimal sehingga ada siswa yang memilih hanya duduk dengan
temen temanya yang pintar.

Dari masalah tersebut, diputuskan untuk memperbaiki beberapa langkah dalam siklus I,
yakni: Adanya pengkondisian siswa agar benar benar siap untuk mengikuti pelajaran, guru jangan
tergesa gesa dalam menyampaikan materi pelajaran, sebelum dimulai ditanamkan konsep yang
harus dipahami siswa, penggunaan metode demonstrasi yang lebih menarik agar siswa lebih
antusias , dan memotivasi minat belajar siswa dengan memberikan reward bagi mereka yang
berhasil, guru mengajak siswa bernyanyi tentang materi pembelajaran agar siswa senang belajar.
Langkah-langkah ini dijalankan pada siklus II (dua).

4.3. Deskripsi Hasil Siklus II

4.3.1 Perencanaan Siklus II

Perencanaan siklus II berdasarkan repleaning siklus pertama, sebagai berikut :

a. Adanya pengkondisian kelas agar siswa benar-benar siap untuk mengikuti pelajaran.

b. Guru jangan tergesa-gesa dalam menyampaikan materi pelajaran dan saat demonstrasi.

c. Sebelum dimulai hendaknya menyampaikan tujuan pembelajaran dan ditanamkan konsep yang
harus dipahami siswa

d. Penggunaan metode demonstrasi yang lebih menarik agar siswa lebih antusias

e. Memotivasi minat belajar siswa dengan memberikan reward bagi mereka yang berhasil.

f. Guru memberikan selingan siswa diajak bernyanyi terkait materi pembelajaran.

g. Memonitoring siswa yang sedang mengerjakan tes

4.3.2 Pelaksanaan Siklus II


Setelah perencanaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta waktu yang tersedia, maka
dilakukan tindakan yang prosesnya sama dengan siklus I materi pembelajaran yaitu mengenal sarana
sembahyang dengan sub pokok bahasan yaitu:. Menunjukkan contoh-contoh sarana
persembahyangan, Melatih diri membuat sarana sembahyang yaitu pembuatan kwangen. Pada
tahap ini dilakukan beberapa langkah : (1). mengucapkan salam Panganjali Umat (2). mendata siswa
yang tidak hadir, (3). menyampaikan tema pembelajaran (4). menyampaikan tujuan pembelajaran,
(5) mengkondisikan siswa agar benar benar siap untuk belajar dalam bentuk kelompok (6).
Mendemontrasikan cara membuat kwangen yang lebih menarik agar siswa antusias serta
perhatianya terpokus dalam mengikuti pelajaran (7) Guru menyampaikan materi pembelajaran, (8).
Guru memberi reward agar hasil belajanya meningkat, ( 9 ). Memberikan selingan siswa diajak
bernyanyi terkait materi pembelajaran (10) memonitoring siswa yang sedang mengerjakan tes

4.3.3 Pengamatan dan Evaluasi Siklus II


Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus II, Pada
tahap ini dilakukan observasi dan evaluasi hal-hal sebagai berikut yang nantinya hasil observasi dan
evaluasi digunakan untuk melihat tingkat kreteria keaktifan belajar dan tingkat pencapaian hasil
belajar para siswa kelas IIIA SD No 6 Dalung yaitu;

a. Mengevaluasi hasil pembelajaran di akhir siklus II untuk membandingkan hasil belajar siklus I
b. Hasil observasi dan hasil evaluasi dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dalam penelitian.
Tabel 03 Hasil Observasi peserta didik dalam Mengikuti Pembelajaran Agama Hindu pada siswa
kelas IIIA SD No 3 Kerobokan pada Siklus II (Kedua)

Aspek

Motivasi Antusias/
No Nama L/P Belajar Perhatian Aktivitas

B C K B C K B C K

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 I Kadek Aditya Saputra L

2 I Gede Nova Saputra L

3 I Kd Agus Krisna Wijaya L

4 I Made Adi Prana Yasa L

5 AA Pt Ishika Wira Lestari P

6 AA Bgs Dwi Andika L

7 I Pt Aditya Riana Diaksa L

8 AA Md Bgs Kusuma Aryasa L

9 Komang Ari Tirtayani P

10 Ni Made Ayu Laksmi P

11 I Gst Ayu Pt Ratih Citra D L

12 Amelia Puspita ISLAM - - -

13 Ni Putu Ayu Trisna P

14 Ni Nym Alit Saptaningsih P

15 Ni Pt Astrid Pradnyandari P
16 AA Istri Indraswari P

17 I Pt Bimandana Putra L

18 Ni Pt Chandika Apryka P

19 Ni Kdk Citra Widiantara P

20 Dewa Km Alit Swandana L

21 Dewa Gede Garkayasa L

22 Km Dinda Widya L

23 Ni Km Gayatri P

Ni Kdk Martin Adi


P
24 Gunawan

25 Ni Kdk Juniantari P

26 Ni Kt Meliasari P

27 I Pt Priana L

28 Pt Riska Gita Cahyana P

29 Ni Rai Melani P

30 Ni Pt Ristha Indrayani P

31 Rai Bgs Andrian L

32 Kdk Risma Darmayanti P

33 I Kdk Sukranata L

34 Ni km Tia Tri Yaniarsih P

35 Ni Kdk Tasya Widyalita L

36 Ni Ny Tri Adi Kusuma P

37 Ni Pt Ary Putra Pratama P

38 Pt Vio Kusuma Wijaya L

39 Ni Pt Windi Gita Pratiwi P

40 Ni Wyn Wibudi Febriandini P

41 I Gd Wahyu Sudiatmika L

42 Yukari Getrey Datu Mayar ISLAM - - -

43 Russy Dwi Juniarista Putri ISLAM - - -


Jumlah 37 3 0 38 2 0 36 4 0

Berdasarkan pada Tabel di atas, tampak bahwa 37 orang siswa memiliki motivasi belajar baik,
3 siswa tergolong cukup, dan tidak ada siswa yang tergolong kurang. Dari aspek antusias dalam
belajar, tampak bahwa 38 orang tergolong baik, 2 siswa tergolong cukup dan tidak ada yang
tergolong kurang. Pada aspek aktivitas dalam pembelajaran, tampak bahwa 36 orang tergolong baik,
4 siswa tergolong cukup dan tidak ada siswa yang tergolong kurang. Berdasarkan tabel tampaknya
tindakan yang dilakukan pada siklus kedua sudah optimal dari segi proses. Hal ini tampak bahwa
tidak ada siswa tergolong kurang dalam setiap aspek.

Adapun data yang diperoleh dalam tes berdasarkan tahapan siklus pada Tabel 04 distribusi
data tentang hasil tes belajar pada siklus II, siswa kelas IIIA SD No. 6 Dalung Kecamatan Kuta Utara
Kabupaten Badung sebagai berikut :
Hasil Belajar

No Nama Peserta Didik Dengan Metode Ket


Demontrasi

Siklus II

1 I Kadek Aditya Saputra 85 Sangat Baik

2 I Gede Nova Saputra 80 Baik

3 I Kd Agus Krisna Wijaya 80 Baik

4 I Made Adi Prana Yasa 100 Sangat Baik

5 AA Pt Ishika Wira Lestari 80 Baik

6 AA Bgs Dwi Andika 80 Baik

7 I Pt Aditya Riana Diaksa 100 Sangat Baik

8 AA Md Bgs Kusuma 80 Baik

9 Komang Ari Tirtayani 90 Sangat Baik Dalam

10 Ni Made Ayu Laksmi 85 Sangat Baik pelaksanaaan


pembelajaran
11 I Gst Ayu Pt Ratih Citra D 80 Baik
pada siklus II
12 Amelia Puspita ISLAM
penanaman
13 Ni Putu Ayu Trisna 100 Sangat Baik
konsep lebih
14 Ni Nym Alit Saptaningsih 90 Sangat Baik ditekankan

15 Ni Pt Astrid Pradnyandari 85 Sangat Baik lewat metode


demonstrasi.
16 AA Istri Indraswari 100 Sangat Baik
Sesuai
17 I Pt Bimandana Putra 100 Sangat Baik
dengan
18 Ni Pt Chandika Apryka 80 Baik
hambatan
19 Ni Kdk Citra Widiantara 95 Sangat Baik yang
20 Dewa Km Alit Swandana 95 Sangat Baik ditemukan

21 Dewa Gede Garkayasa 85 Sangat Baik pada siklus I.


Setelah siklus
22 Km Dinda Widya 100 Sangat Baik

23 Ni Km Gayatri 100 Sangat Baik

24 Ni Kdk Martin Adi Gunawan 100 Sangat Baik

25 Ni Kdk Juniantari 85 Sangat Baik

26 Ni Kt Meliasari 100 Sangat Baik

27 I Pt Priana 90 Sangat Baik

28 Pt Riska Gita Cahyana 85 Sangat Baik

29 Ni Rai Melani 100 Sangat Baik

30 Ni Pt Ristha Indrayani 100 Sangat Baik

31 Rai Bgs Andrian 80 Sangat Baik


II dijalankan dan mengacu pada refleksi dan pemecahan masalah pada sikuls I diperoleh hasil sebagai
berikut :

Dari data yang diperoleh dari hasil tes belajar siswa untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa dengan metode demonstrasi pada pelaksanaan siklus II, berdasarkan rata rata
( Mean ), daya serap ( DS ), dan Ketuntasan Balajar ( KB ).

Rata (M) hasil belajar siswa yang belajar dengan metode demonstrasi dapat disajikan dengan
rumus sebagai berikut :

X
X
N

Keterangan :

X = Rata-rata prestasi siswa

X = Jumlah nilai siswa

N = banyaknya jumlah siswa

(Nurkancana, 1992:43)

X = 3,605

40

X = 90

Untuk mengetahui Daya Serap ( DS ) dan Ketuntasan Belajar siswa di hitung dengan rumus :

Ds = M x 1 %

Ds = 90 x 1 % = 90%

Perhitungan hasil daya serap ( DS ) akan di kategorikan dengan 5 kategori :


8,5 100 = Sangat Baik

7,00 8,49 = Baik

5,50 6,99 = Cukup

4,00 5,49 = Kurang

0,00 3,99 = Sangat Kurang

( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994 )

Dari hasil analisis yang telah peneliti lakukan, maka daya serap ( DS ) diperoleh

90 % ini menunjukkan proses pembelajaran dengan metode demonstrasi sangat baik. Perhitungan
Ketuntasan Belajar ( KB) dicari dengan rumus :

KB = Banyaknya siswa yang mendapat skor di atas 7,5 % x 100

Banyaknya siswa yang ikut tes

Ket :

KB = Ketuntasan Belajar

DS = Daya Serap

M = mean / Rata rata prestasi siswa

( Depdikbud, 1994 : 54 )

KB = 39 x 100 %

40

= 98%

Interpretasi tentang prestasi hasil belajar siswa menurut Depdikbud ( 1994 ) adalah tercapainya
dengan ketuntasan penilaian prosentase ketercapaian 75 % persen dianggap tuntas. Dari analisis
data yang dilakukan di peroleh ketuntasan belajar pendidikan agama Hindu dengan metode
demonstrasi pada siswa kelas IIIA SD No 6 Dalung adalah 98% hal ini menunjukkan tingkat
ketercapaian lebih besar dari pada 75% sehingga penggunaan metode demonstrasi di kategorikan
tuntas.
Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan di atas untuk mengetahui hasil belajar siswa,
dengan metode demonstrasi pada siswa kelas IIIa SD No. 6 Dalung Kuta utara adalah :

Rata rata hasil belajar siswa adalah 90 dengan kategori sangat baik

Daya Serap belajar siswa menunjukkan 90 % dengan kategori sangat baik

Ketuntasan Belajar siswa mencapai 98 % dengan kategori sangat baik

2.4 Refleksi Siklus II

Dari hasil yang diperoleh menunjukkan hasil belajar siswa dengan metode demonstrasi pada
siklus II sudah menunjukkan hasil sesuai dengan indikator kinerja, yakni semua siswa tuntas. Setelah
diadakan refleksi terhadap hasil yang diperoleh, diputuskan untuk tidak melaksanakan tindakan pada
siklus berikutnya, atau dengan kata lain pada siklus II telah terjadi peningkatan hasil belajar pada
siswa kelas IIIa SD No 6 Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Dengan demikian
tindakan yang diberikan dianggap sudah berhasil meningkatkan hasil belajar.

Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar di SD No 6 Dalung,


Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung tahun pelajaran 2012 / 2013 pada semester pertama,
hasil pembelajaran agama Hindu pada Siklus I dan siklus II, berdasarkan rata rata ( Mean) , Daya
Serap ( DS ) dan ketuntasan belajar ( KB ). Dengan melihat masing - masing hasil belajar siswa peneliti
melakukan analisis berapa jauh peningkatan hasil belajar siswa dengan metode demonstrasi , maka
dicari berdasarkan rata rata( Mean), Daya Serap (DS) dan Ketuntasan Belajar ( KB ). Peningkatan
hasil belajar siswa kelas IIIA pada siklus I dan Siklus II dijadikan titik tolak untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar pendidikan agama Hindu dengan metode demonstrasi. Dari hasil yang
diperoleh peningkatan hasil belajar adalah sebagai berikut :

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil analisis pada masing-masing siklus menunjukkan peningkatan rata
rata hasil belajar maka dapat digambarkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dalam
meningkatkan motivasi dan hasil belajar pendidikan agama Hindu pada siswa kelas IIIA SD
No 6 Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung tahun pelajaran 2012 / 2013 dapat
dilihat dari rata rata hasil belajar siswa dengan perolehan angka 68 yang menunjukkan
klasifikasi cukup, daya serap dengan angka 68% dengan klasifikasi cukup, dan ketuntasan
belajar 45 % klasifikasi cukup, dengan demikian bahwa hasil belajar pendidikan agama
Hindu pada siswa kelas IIIA SD No 6 Dalung pada siklus pertama adalah cukup. Pada siklus
II diperoleh hasil dari rata rata hasil belajar siswa adalah 90 dengan kategori sangat baik,
daya serap siswa menunjukkan 90 %, dengan kategori sangat baik dan Ketuntasan belajar
menunjukkan 98 % dengan kategori sangat baik . Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar pendidikan agama Hindu pada siswa kelas IIIA SD NO. 6 Dalung dengan
metode demonstrasi adalah sangat baik
Optimalisasi pengguanaan metode demonstrasi dalam meningkatkan motivasi dan hasil
belajar pendidikan agama Hindu pada siswa kelas IIIa SD No 6 Dalung, Kecamatan Kuta
Utara, Kabupaten Badung dapat dilihat dari peningkatan jumlah pembelajaran, pada siklus I
dengan angka 2,705 dan pada siklus II dengan angka 3,605 hal ini menunjukkan peningkatan
dari siklus I dan Siklus II sebesar 900 poin . Dilihat dari rata rata ( Mean ) pada siklus I
dengan angka 68 dan pada siklus II dengan angka 90 terdapat peningkatan rata rata 22 %.
Dilihat dari daya serap pada siklus I dengan angka 68% dan pada siklus II dengan angka 90%
terdapat peningkatan 22%, sedangkan dilihat dari ketuntasan belajar pada siklus I mencapai
angka 45 % dan ketuntasan belajar pada siklus II mencapai angka 98% maka terdapat
peningkatan 55 %. Dengan demikian berarti pengguanaan metode demonstrasi sangat
optimal dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar pendidikan agama Hindu pada siswa
kelas IIIA SD No 6 Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Dengan demikian
penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar
pendidikan agama Hindu pada siswa kelas IIIA SD No. 6 Dalung, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama dua siklus, hasil seluruh

pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang

ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I rata-
rata (68), siklus II (90), daya serap pada siklus I 68%, Siklus II 90%, Ketuntasan belajar pada

siklus I sebesar 45%, Siklus II 98%.

2. Optimalisasi pengguanaan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar


pendidikan agama Hindu pada siswa kelas IIIA SD dapat dilihat dari peningkatan jumlah
pembelajaran, pada siklus I dengan angka 2,705 dan pada siklus II dengan angka 3,605 hal
ini menunjukkan peningkatan dari siklus I dan Siklus II sebesar 900 poin . Dilihat dari rata
rata ( Mean ) pada siklus I dengan angka 68 dan pada siklus II dengan angka 90 terdapat
peningkatan rata rata 22 %. Dilihat dari daya serap pada siklus I dengan angka 68% dan
pada siklus II dengan angka 90% terdapat peningkatan 22%, sedangkan dilihat dari
ketuntasan belajar pada siklus I mencapai angka 45% dan ketuntasan belajar pada siklus II
mencapai angka 98% maka terdapat peningkatan 45 %. Dengan demikian berarti
penggunaan metode demonstrasi sangat optimal dalam meningkatkan hasil belajar
pendidikan agama Hindu pada siswa kelas IIIA SD No. 6 Dalung, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar

Pendidikan Agama Hindu lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka

disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan metode demonstrasi memerlukan persiapan yang cukup matang,

sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa

diterapkan dengan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh

hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih

siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana

siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan

keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang

dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD

No. 6 Dalung tahun pelajaran 2012/2013.

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil

yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa
Cipta.

Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional

Dimyati, Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hamzah B. Uno, 2008. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakrta: Bumi Aksara.
Kemmis,S&MC Taggart R.1989. The Action Research Planner. Victoria : Deakin University Press

Ramayulis, 2004. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wina Sanjaya, 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta. Prenada Media Grup.

1 Hasil Pengamatan

Untuk memperoleh data tentang kreativitas siswa maka dilakukan pengamatan secara

langsung pada saat proses pembelajaran dan demontrasi. Pengamatan dilakukan oleh peneliti

sendiri. Pada akhir Pelaksanaan siklus guru mengadakan penilaian terhadap prodak. Adapun hasil

pengamatan dan hasil prodak pada akhir siklus I, dapat kami sajikan sebagai berikut:

Tabel: 2

Data Hasil Tes dan Hasil Observasi Siklus I


Rubrik Penilaian

Kognitif (Tes individu)

Nilai Ulangan
No Nama Ulangan Ulangan Ulangan Jumlah Ket
harian I Harian II Harian III

1 I wyn Arta Arimbawa 63 60 61 61,3 BT

2 I Nym Agus Wiranata 72 71 70 71 T

3 I Gd Ardika Putra 71 73 73 72.3 T

4 Putu Ayu Eka Martini 60 62 62 61.3 BT

5 Kade Adi Rahar Jaya 59 61 61 60.3 BT

6 Km Anik Gita S 72 70 70 70.6 T

7 I Made Bintang 70 70 70 70,0 T

8 Ni Kt Candra Miranda 63 62 62 62.3 BT

9 Ni Kd Dwi Jayanti 65 70 70 68.3 BT

10 Kd Dwijayanti 64 63 63 63.3 BT

11 Ni Made Diah Mawarsari 63 65 65 64.3 BT

12 Ni Luh Eva 64 64 64 64 BT
Pradnyaningsih

13 I Kadek Febrianto - - - 0

14 Putu Gede Indra Cahyadi 63 64 64 63.6 BT

15 I Mde Jaya 62 63 63 62.6 BT

16 I Putu Gede Kerdiasa - - - 0

17 Ni Made Listya 70 75 75 73,3 T

18 Ni Kadek Mariani 63 63 62 62.6 BT

19 Made Pande Mega 62 70 70 67.3 BT


Mercury

20 Ni Made Sari 65 63 63 63.6 BT


Ranakumala Dewi

21 Siti Halimah 70 72 72 71,3 T


22 Putu Virginia A.J 62 65 65 64 BT

23 Kd Wahyu Dharma P 75 70 70 71,6 T

24 Ni Luh Yulia Trianadewi 73 72 72 72.3 T

25 Luh de Ambarawati 63 65 65 64.3 BT

26 Putri Kartikasari - - - 0

Ketuntasan : 70

Kreteria Penilaian

100.90 : Jawaban Sangat Benar


89.85 : Jawaban Benar
85.75 : Jawabannya cukup
< 75 : Jawaban Tidak Benar

Data Hasil Tes dan Hasil Observasi Siklus I

Rubrik Penilaian

Afektif ( penilaian individu)

Aspek penilaian
No Nama Jumlah Ket
Keantusiasan keaktifan Kedisiplinan

1 Adi Surya Dana 63 60 61 61,3 BT

2 Adinda Jayanti Dinar 72 71 70 71 T

3 Anandika Parwata 71 73 73 72.3 T

4 Angga Arya Pradana 60 62 62 61.3 BT

5 Anjas Mahardika Putra 59 61 61 60.3 BT

6 Candra Wiradika 72 70 70 70.6 T

7 Chyntia Putri Astari 70 70 70 70,0 T

8 Diah Kumala 63 62 62 62.3 BT

9 Duniarta 65 70 70 68.3 BT
10 Dwi Mahendra 64 63 63 63.3 BT

11 Heri Krisna Yasa 63 65 65 64.3 BT

12 Indah Sari Widianti 64 64 64 64 BT

13 Indra Hernawan - - - 0

14 Indra Raditya 63 64 64 63.6 BT

15 Karina Agustin 62 63 63 62.6 BT

16 Kevin Saputra - - - 0

17 Krisna Jaya 70 75 75 73,3 T

18 Praba Pratiwi 63 63 62 62.6 BT

19 Pridha Kumara 62 70 70 67.3 BT

20 Rochmadi 65 63 63 63.6 BT

21 Sentana Sanjiwani 70 72 72 71,3 T

22 Surya Nugraha 62 65 65 64 BT

23 Veda Pranayani 75 70 70 71,6 T

24 Vina Oktaviani 73 72 72 72.3 T

25 Wahyu Purnama 63 65 65 64.3 BT

26 Yori Baraka - - - 0

27 Yuliani 63 63 63 63 BT

Ketuntasan :70

Kreteria penilaian

100.90 : Sangat antusias, displin dan aktif


89.85 : Antusias,displin dan aktif
85- 75 : Cukup antusias, displin dan aktif

< 75 : Kurang antusias,disiplin,dan aktif.

Nilai : ( keantusiasan) + ( kedisiplinan) + ( keaktipan)

Misal : 80+80+80

3
: 80

4.2.2 Refleksi.

Pada tahap ini dilakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evaluasi mutu,

jumlah dan waktu dari setiap jenis tindakan. Refleksi siklus bertujuan untuk memperoleh

kesepakatan tindakan pada siklus berikutnya sehingga pelaksanaan tindakan berikutnya menjadi

lebih baik. Berdasarkan data hasil evaluasi dan observasi kegiatan di kelas selama proses

pembelajaran berlangsung, dimana hasil yang dicapai dalam siklus I baru mencapai rata-rata 63,25

dan untuk mencapai kreteria ketuntasan minimal masih perlu ditingkatkan. Dari hasil pengamatan

selama siklus I berlangsung dan berdasarkan hasil analisis, ada beberapa hal yang perlu mendapat

penekanan, antara lain:

1. 33% siswa masih belum mampu menunjukan kreativitas secara maksimal, terbukti
masih sebagian siswa yang hanya mengandalkan salah seorang teman dalam
kelompok untuk memecahkan permasalahan yang yang didiskusikan.
2. Tiga kelompok belum mampu membuat suatu kesimpulan hasil diskusinya, terbukti
dari presentasi hasil diskusi masih banyak kesimpulannya perlu disempurnakan.
3. Kesiapan siswa untuk memahami konsep masih kurang, terbukti dari hasil tes yang
diberikan masih 67% yang kurang tepat/ belum sempurna.
4. Kurang keberaniannya dalam mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan
dari kelompok lain.
5. Rata-rata hasil belajar siswa 63,50 belum mencapai kreteria ketuntasan minimal
yaitu 70
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka perlu dirancang dan dilaksanakan siklus II sehingga

hasil belajar dapat ditingkatka

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari

Silabus. RPP , Lembasr Penilaian, Strategi rencana pelajaran 1, instrument observasi 1 dan

alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi

pengelolaan metode demonstrasi, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 26

September 2011 di Kelas IIIA dengan jumlah siswa 27 siswa. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan

(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik

adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, pengelolaan waktu, dan

siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan

suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I. Dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi

dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel

berikut.

Tabel 4.3. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I

No Aktivitas Guru yang diamati Persentas


e

1 Menyampaikan tujuan 5,0

2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 8,3


3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 8,3

4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 6,7

5 Menjelaskan materi yang sulit 13,3

6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 21,7

7 Meminta siswa memikirkan untuk lebih memahami materi 10,0


pelajaran

Memberikan umpan balik


8 18,3
Membimbing siswa merangkum pelajaran
9 8,3

No Aktivitas Siswa yang diamati Persentas


e

1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 22,5

2 Membaca buku siswa 11,5

3 Bekerja dengan sesama teman sebangku 18,7

4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 14,4

5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9

6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,2

7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,9

8 Merangkum pembelajaran 6,9

9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan

pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu

21,7%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi umpan

balik/evaluasi/tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing

sebesar 18,3% dan 13,3%. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah

mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5%. Aktivitas lain yang

persentasenya cukup besar adalah Bekerja dengan sesama teman sebangku, diskusi
antar siswa/antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 18,7%

14,4 dan 11,5%.

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode

demonstrasi sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup

dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih

dirasakan baru oleh siswa.

Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 Nilai rata-rata tes formatif 69,68

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 20

3 Persentase ketuntasan belajar 64,52

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode

demonstrasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,68 dan ketuntasan

belajar mencapai 64,52% atau ada 20 siswa dari 31 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas

belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 64,52% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena

siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan

guru dengan menerapkan metode demonstrasi.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan

pembelajaran

2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung

d. Refleksii

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung

dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-

informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa

bisa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari

rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain

itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan metode demonstrasi dan lembar

observasi guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal

18 Februari 2010 di Kelas VA dengan jumlah siswa 31 siswa. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah Kepala

Sekolah SD No. 6 Dalung dan Wali Kelas VA. Adapun proses belajar mengajar mengacu

pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan

atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian

pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

Penilaian Rata
No Aspek yang diamati -rata
P1 P2

I Pengamatan KBM

A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3 3

3 4 3,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan
bersama siswa 3 4 3,5
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil 4 4 4
kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil peneyelidikan
5. Membimbing siswa merumuskan 4 4 4
kesimpulan/menemukan konsep

4 4 4

3 3 3

C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi 3 4 3,5

4 4 4

II Pengelolaan Waktu 3 3 2

Antusiasme Kelas

III 1. Siswa Antusias 4 3 3,5


2. Guru Antusias
4 4 4

Jumlah 41 43 42

Keterangan : Nilai : Kriteria

1 : Tidak Baik

2 : Kurang Baik

3 : Cukup Baik

4 : Baik

Dari tabel diatas, tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar

mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode

demonstrasi mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari

seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namum demikian penilaian tersebut
belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu

mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya.

Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas dalam penerapan metode

demonstrasi diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan

mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa yang

telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa:

Tabel 4.6. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II

No Aktivitas Guru yang diamati Persentas


e

1 Menyampaikan tujuan 6,7

2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 6,7

3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 6,7

4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 11,7

5 Menjelaskan materi yang sulit 11,7

6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menentukan konsep 25,0

7 Meminta siswa memikirkan untuk lebih memahami materi 8,2


pelajaran
8 16,6
Memberikan umpan balik
9 6,7
Membimbing siswa merangkum pelajaran

No Aktivitas Siswa yang diamati Persentas


e

1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 17,9

2 Membaca buku siswa 12,1

3 Bekerja dengan sesama teman sebangku 21,0


4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 13,8

5 Menyajikanhasil pembelajaran 4,6

6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,4

7 Menulis yang relevan dengan KBM 7,7

8 Merangkum pembelajaran 6,7

9 Mengerjakan tes evaluasi/latihan 10,8

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan

pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep

yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan.

Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah memberi umpan balik/evaluasi/tanya

jawab (16,6%), menjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan

menyajikan hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah

Bekerja dengan sesama teman sebangku yaitu (21%). Jika dibandingkan dengan siklus I,

aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas siswa yang mengalami penurunan adalah

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa/antara

siswa dengan guru (13,8%), menulis yang relevan dengan KBM (7,7%) dan merangkum

pembelajaran (6,7%). Adapun aktivitas siswa yang mengalami peningkatan adalah

membaca buku (12,1%), menyajikan hasil pembelajaran (4,6%),

menanggapi/mengajukan pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes evaluasi (10,8%).

Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa terlihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II


No Uraian Hasil Siklus II

1 Nilai rata-rata tes formatif 75,48

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 25

3 Persentase ketuntasan belajar 80,65

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 75,48

dan ketuntasan belajar mencapai 80,65% atau ada 25 siswa dari 31 siswa sudah tuntas

belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal

telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil

belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran

akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi

untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan

dinginkan guru dengan menerapkan metode demonstrasi.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan

sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

d. Refisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-

kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi

selama proses belajar mengajar berlangsung.


2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri

siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran

dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan

pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari

rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain

itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan metode demonstrasi dan lembar

observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal

25 Februari 2010 di Kelas V dengan jumlah siswa 31 siswa. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah Kepala

Sekolah SD No. 6 Dalung dan teman sejawat. Adapun proses belajar mengajar mengacu

pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan

atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil

penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III

Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata

Pengamatan KBM

A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3 3

4 4 4

B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama
siswa 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 4 4 4
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
I mempresentasikan hasil peneyelidikan
5. Membimbing siswa merumuskan 4 4 4
kesimpulan/menemukan konsep

4 3 3,5

3 3 3

C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi 4 4 4

4 4 4

II Pengelolaan Waktu 3 3 3

Antusiasme Kelas

III 1. Siswa Antusias 4 4 4


2. Guru Antusias
4 4 4

Jumlah 45 44 44,5

Keterangan : Nilai : Kriteria


1 : Tidak Baik

2 : Kurang Baik

3 : Cukup Baik

4 : Baik

Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar

mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode

demonstrasi mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi

siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan

pengelolaan waktu.

Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode demonstrasi

diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin.

Tabel 4.9. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus III

No Aktivitas Guru yang diamati Persentas


e

1 Menyampaikan tujuan 6,7

2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 6,7

3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 10,7

4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 13,3

5 Menjelaskan materi yang sulit 10,0

6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 22,6

7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 10,0

8 Memberikan umpan balik 11,7


9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 10,0

No Aktivitas Siswa yang diamati Persentas


e

1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 20,8

2 Membaca buku siswa 13,1

3 Bekerja dengan sesama teman sebangku 22,1

4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 15,0

5 Menyajikanhasil pembelajaran 2,9

6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 4,2

7 Menulis yang relevan dengan KBM 6,1

8 Merangkum pembelajaran 7,3

9 Mengerjakan tes evaluasi/latihan 8,5

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan

pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep

yaitu 22,6%, sedangkan aktivitas menjelaskan materi yang sulit dan memberi umpan

balik/evaluasi/tanya jawab menurun masing-masing sebesar (10%) dan (11,7%).

Aktivitas lain yang mengalami peningkatan adalah mengaitkan dengan pelajaran

sebelumnya (10%), menyampaikan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%), meminta

siswa memikirkan untuk lebih memahami materi pelajaran (10%), dan membimbing

siswa merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas yang tidak mengalami perubaan

adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan memotivasi siswa (6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus III adalah

Bekerja dengan sesama teman sebangku yaitu (22,1%) dan

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang mengalami

peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi antar siswa/antara siswa

dengan guru (15,0%). Sedangkah aktivitas yang lainnya mengalami penurunan.


Berikutnya adalah rekapitulasai hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.10. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III

1 Nilai rata-rata tes formatif 84,52

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 31

3 Persentase ketuntasan belajar 100

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 84,52 dan

telah tuntas sebanyak 31 siswa Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah

tercapai sebesar 100 % (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami

peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini

dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode

demonstrasi sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini

sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang

masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode

demonstrasi. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran

dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi

persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses

belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan

peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan metode demonstrasi dengan baik dan

dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar

sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi , tetapi yang perlu diperhatikan

untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang

telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses beikijar mengajar selanjutnya

penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.Dengan demikian tidak perlu melakukan siklus

berikutnya.

B. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode demonstrasi memiliki

dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin

mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar

meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 64,52%, 80,65%, dan 100%. Pada

siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar

dengan menerapkan metode demonstrasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal
ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan

meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Pendidikan Agama Hindu pada pada pokok bahasan mengenal sikap-sikap sembahyang

dengan metode demonstrasi yang paling dominan adalah bekerja dengan teman sebangku,

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa

dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-

langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode demonstrasi dengan baik.

Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan

mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi

umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh

pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I

(64,52%), siklus II (80,65%), siklus III (100%).

b. Metode demonstrasi dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan

kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan.


c. Penerapan metode demonstrasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar

Pendidikan Agama Hindu lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka

disampaikan saran sebagai berikut:

a. Untuk melaksanakan metode demonstrasi memerlukan persiapan yang cukup matang,

sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa

diterapkan dengan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh

hasil yang optimal.

b. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih

siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana

siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan

keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang

dihadapinya.

c. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD

No. 6 Dalung tahun pelajaran 2009/2010.

d. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil

yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Uhbiyanti, 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta, Rineka Cipta

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.

Arikunto,. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Suharsimi Arikuntoi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa
Cipta.

Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional

Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka
Ilmu.

Dimyati, Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta


Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.

Masnur Muslich, 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.Jakarta: Bumi Akasa

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri
Surabaya.

Ramayulis, 2004. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sobry Sutikno, 2007. Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Mataram. NTP Pres.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas
Terbuka.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.

Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

Syaiful Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tilaar, 2005. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta. Rineka Cipta

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lampiran 4

LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN METODE DEMONSTRASI

Nama Sekolah : SD No.6 Dalung

Nama Guru : Ni Made Astiti, S.Ag

Mata Pelajaran : PAH.

Hari/tanggal : Kamis/11 Pebruari 2010

Stand.Kom :Meng.
Pukul : 07.30-09.15

Komp. Dasar : Menunjukkan sikap bhakti

kepada Catur Guru

Petunjuk

Berikan penilan anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai.
Penilaian
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4

I Pelaksanaan

A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan
bersama siswa.
2. Membimbing siswa yang mengalami
kesulitan.
3. Membimbing siswa untuk menanggapi
kegiatan belajar mengajar
4. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengungkapkandengan gaya
bahasa mereka.
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat
rangkuman.
2. Memberikan evaluasi.
II Pengelolaan waktu

III Antusiasme kelas

1. Siswa antusias
2. Guru Antusias.
Keterangan Kerobokan, 11 Pebruari 2010

1. Kurang baik Pengamat


2. Cukup baik
3. Baik
4. Sangat baik ( )
Lampiran 5

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM

Nama Sekolah : Tanggal :

Kelas/semester : Waktu :

Bahan Kajian : Nama Guru :

Petunjuk Pengisian

Amatilah aktivitas gurudan siswa dalam kelompok sampel selama kegiatan belajar berlangsung kemudian isilah lembar
observasi dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua aktivitas siswa
yang diamati.
2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, kemudian 1 menit pengamat
menuliskan kode kategori pengamatan.
3. Pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secara bergantian setiap periode waktu tiga menit.
4. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia.
5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secara serempak.
Aktivitas guru Aktivitas siswa

1. Menyampaikan tujuan 1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan


2. Memotivasi siswa/merumuskan masalah. guru.
3. Mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya. 2. Membaca buku.
4. Menyampaikan langkah-langkah/strategi 3. Bekerja dengan sesama teman sebangku
5. Menjelaskan materi yang sulit 4. Diskusi antar siswa/antara siswa dengan
6. Memebimbing menemukan konsep. guru.
7. Meminta siswa memikirkan untuk lebih memahami 5. Menyajikan hasil pembelajaran
materi pelajaran. 6. Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide.
8. Memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab. 7. Menulis yang relevan dengan KBM.
9. Membimbing siswa merangkum pelajaran. 8. Merangkum pembelajaran.
9. Mengerjakan tes evaluasi.

Nama Guru:

Nama Murid: Nama Murid:

Nama Murid: Nama Murid:

Nama Murid: Nama Murid:

Nama Murid: Nama Murid:

Dalung, 2010

HASIL TES FORMATIF SIKLUS I

Keterangan
No. Nama Nilai
T TT

1 I GST NGR YOGI ARI PUTRA 80


2 KDK. PEGGY WIDYANI W. 70

3 NI PT. AYU DANI SAVITRI 70

4 GD. AGUS NANDA MAHENDRA 60

5 I MD. EDI WIDIANTARA 80

6 I GD. YOGA PRATAMA ADI P. 60

7 I KDK. JULEO ADINATHA 80

8 GD. INDRA ADI PRASETYA 80

9 KDK. INDAH YULIANTINI 60

10 I PT. DICKY MERTA PRATAMA 80

11 DSK MD. MEGA FITRIARI 80

12 I GD. JUNI PRATAMA 60

3 I GD. PANDI SAYOGA 70

14 I GST. NGR. SASVITA S. 80

15 I KDK. ARSANA PUTRA 70

16 I GD. SUDIARSA 50

17 KMG. SONIA VERONIKA 50

18 NI PT. WULANDARI 70

19 PT. YUDI PRAMANA 80

20 NI LUH SETIA KESWARI 80

21 I WYN. ANGGA YUDA 70

22 NI PT. ELI SANTIKA DEWI 60

23 MD. ADI INDRA SETIAWAN 80

24 MD. GUNA ARTHA 60

25 NI PT. CANDRA DEWI P. 80

26 PT. AYU RATNA TRISNAWATI 60

27 I KDK. ARYANTA 80

28 KDK. INDRA MAHENDRA 60

29 I MD. SURYA KARISMAYASA 70

30 I GD. RYAN DARMA SANJAYA 70

31 GST.A.A. PRAMESTI ISWARI 60

Jumlah 2160 20 11
Keterangan:

T : Tuntas

TT : Tidak tuntas

Jumlah Siswa yang tuntas : 20

Jumlah siswa yang tidak tuntas : 11

Skor Tercapai : 2160

Rata-rata Skor Tercapai : 69,68

Prosentase Ketuntasan : 64,52

HASIL TES FORMATIF SIKLUS II

Keterangan
No. Nama Nilai
T TT

1 I GST NGR YOGI ARI PUTRA 90

2 KDK. PEGGY WIDYANI W. 80

3 NI PT. AYU DANI SAVITRI 90

4 GD. AGUS NANDA MAHENDRA 70

5 I MD. EDI WIDIANTARA 80

6 I GD. YOGA PRATAMA ADI P. 80

7 I KDK. JULEO ADINATHA 90

8 GD. INDRA ADI PRASETYA 90

9 KDK. INDAH YULIANTINI 60

10 I PT. DICKY MERTA PRATAMA 80

11 DSK MD. MEGA FITRIARI 90

12 I GD. JUNI PRATAMA 70

3 I GD. PANDI SAYOGA 70

14 I GST. NGR. SASVITA S. 80

15 I KDK. ARSANA PUTRA 70

16 I GD. SUDIARSA 60
17 KMG. SONIA VERONIKA 60

18 NI PT. WULANDARI 90

19 PT. YUDI PRAMANA 90

20 NI LUH SETIA KESWARI 80

21 I WYN. ANGGA YUDA 70

22 NI PT. ELI SANTIKA DEWI 60

23 MD. ADI INDRA SETIAWAN 80

24 MD. GUNA ARTHA 60

25 NI PT. CANDRA DEWI P. 80

26 PT. AYU RATNA TRISNAWATI 60

27 I KDK. ARYANTA 80

28 KDK. INDRA MAHENDRA 70

29 I MD. SURYA KARISMAYASA 70

30 I GD. RYAN DARMA SANJAYA 70

31 GST.A.A. PRAMESTI ISWARI 70

Jumlah 2340 25 6

Keterangan:

T : Tuntas

TT : Tidak tuntas

Jumlah Siswa yang tuntas : 25

Jumlah siswa yang tidak tuntas : 6

Skor Tercapai : 2340

Rata-rata Skor Tercapai : 75,48

Prosentase Ketuntasan :

HASIL TES FORMATIF SIKLUS III

Keterangan
No. Nama Nilai
T TT
1 I GST NGR YOGI ARI PUTRA 100

2 KDK. PEGGY WIDYANI W. 90

3 NI PT. AYU DANI SAVITRI 100

4 GD. AGUS NANDA MAHENDRA 90

5 I MD. EDI WIDIANTARA 90

6 I GD. YOGA PRATAMA ADI P. 70

7 I KDK. JULEO ADINATHA 90

8 GD. INDRA ADI PRASETYA 90

9 KDK. INDAH YULIANTINI 70

10 I PT. DICKY MERTA PRATAMA 90

11 DSK MD. MEGA FITRIARI 90

12 I GD. JUNI PRATAMA 70

3 I GD. PANDI SAYOGA 90

14 I GST. NGR. SASVITA S. 100

15 I KDK. ARSANA PUTRA 80

16 I GD. SUDIARSA 70

17 KMG. SONIA VERONIKA 70

18 NI PT. WULANDARI 100

19 PT. YUDI PRAMANA 100

20 NI LUH SETIA KESWARI 80

21 I WYN. ANGGA YUDA 80

22 NI PT. ELI SANTIKA DEWI 70

23 MD. ADI INDRA SETIAWAN 90

24 MD. GUNA ARTHA 80

25 NI PT. CANDRA DEWI P. 90

26 PT. AYU RATNA TRISNAWATI 70

27 I KDK. ARYANTA 100

28 KDK. INDRA MAHENDRA 80

29 I MD. SURYA KARISMAYASA 80

30 I GD. RYAN DARMA SANJAYA 80


31 GST.A.A. PRAMESTI ISWARI 70

Jumlah 2620 31

Keterangan:

T : Tuntas

TT : Tidak tuntas

Jumlah Siswa yang tuntas : 31

Jumlah siswa yang tidak tuntas : 0

Skor Tercapai : 2.620

Rata-rata Skor Tercapai : 84,52

Prosentase Ketuntasan : 100%

Lampiran 6

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I

Nama (Guru-
No. RP I (90 menit) Jumlah
Siswa) P
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Nama Guru P1 2 3 3 2 6 5 3 4 2 30

P2 2 3 2 1 5 7 3 5 2 30

Rata-rata X 2 3 2,5 1,5 5,5 6 3 4,5 2 30

Prosentase % 6,67 10 8,3 5 18,3 20 10 15 6,67 100

P1 4 4 6 4 1 2 3 2 4 30
1 Nama Siswa
P2 8 2 5 5 0 2 4 2 2 30

P1 6 4 6 4 1 2 2 2 3 30
2 Nama Siswa
P2 8 2 7 5 0 1 3 2 2 30

P1 5 3 7 5 0 2 2 2 4 30
3 Nama Siswa
P2 10 4 4 4 0 1 3 2 2 30
P1 4 4 7 5 1 2 2 3 2 30
4 Nama Siswa
P2 10 4 4 3 0 1 4 2 2 30

P1 6 2 8 4 2 0 2 2 4 30
5 Nama Siswa
P2 8 3 4 5 2 2 2 2 2 30

P1 6 4 6 4 0 2 2 2 4 30
6 Nama Siswa
P2 8 4 3 5 0 2 4 2 2 30

P1 5 4 6 3 2 3 2 2 3 30
7 Nama Siswa
P2 5 4 4 5 3 2 3 2 2 30

P1 6 3 8 4 2 0 2 2 3 30
8 Nama Siswa
P2 9 4 5 4 0 1 3 2 2 30

P1
9

P1 42 28 54 33 9 13 17 17 27 240
Jumlah
P2 66 27 36 36 5 12 26 16 16 240

Rata-rata X 54 27,5 45 34,5 7 12,5 21,5 16,5 21,5 240

Prosentase rata-rata % 22,5 11,5 18,7 14,4 2,9 5,2 8,9 6,9 8,9 100

Keterangan:

Jumlah hasil pengama tan


Rata-rata (x) x100%
jumlah rata rata

rata rata
Prosentase rata-rata (%) x100%
jumlah rata rata
Lampiran 7

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II

Nama (Guru-
No. RP I (90 menit) Jumlah
Siswa) P
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Nama Guru P1 2 2 2 4 4 7 2 5 2 30

P2 2 2 2 3 3 8 3 5 2 30

Rata-rata X 2 2 2 3,5 3,5 7,5 2,5 5 2 30

Prosentase % 6,7 6,7 6,7 11,7 11,7 25 8,2 16,6 6,7 100

P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
1 Nama Siswa
P2 6 3 5 5 1 3 2 2 3 30

P1 4 4 7 5 1 2 2 2 3 30
2 Nama Siswa
P2 7 3 5 4 2 2 2 2 3 30

P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
3 Nama Siswa
P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30

P1 6 6 6 2 2 2 2 2 2 30
4 Nama Siswa
P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30

P1 5 4 6 4 2 2 2 2 3 30
5 Nama Siswa
P2 8 2 6 4 1 2 2 2 3 30

P1 5 2 7 6 0 1 3 2 1 30
6 Nama Siswa
P2 6 3 7 6 0 1 2 2 3 30

P1 6 4 6 2 2 2 2 2 4 30
7 Nama Siswa
P2 4 3 9 4 1 0 4 2 3 30

P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
8 Nama Siswa
P2 7 4 5 4 2 1 2 2 3 30

P1 38 32 50 31 13 15 17 16 28 240
Jumlah
P2 48 26 51 35 9 11 20 16 24 240
Rata-rata X 43 29 50,5 33 11 13 18,5 16 26 240

Prosentase rata-rata % 17,9 12,1 21 13,8 4,6 5,4 7,7 6,7 10,8 100

Keterangan:

Jumlah hasil pengama tan


Rata-rata (x) x100%
jumlah rata rata

rata rata
Prosentase rata-rata (%) x100%
jumlah rata rata

Lampiran 8
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III

Nama (Guru-
No. RP I (90 menit) Jumlah
Siswa) P
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Nama Guru P1 2 2 4 4 2 7 2 4 3 30

P2 2 2 2 4 4 6 4 3 3 30

Rata-rata X 2 2 3 4 3 6,5 3 3,5 3 30

Prosentase % 6,7 6,7 10 13,3 10 22,6 10 11,7 10 100

P1 5 2 7 5 2 2 2 2 3 30
1 Nama Siswa
P2 6 3 6 5 1 1 3 2 3 30

P1 6 5 6 4 2 1 2 2 2 30
2 Nama Siswa
P2 6 5 4 7 1 0 2 3 2 30

P1 5 4 10 2 0 3 1 2 3 30
3 Nama Siswa
P2 5 3 6 6 1 3 1 3 2 30

P1 6 4 6 5 1 2 1 2 2 30
4 Nama Siswa
P2 8 5 4 6 0 2 1 2 2 30

P1 7 4 7 4 1 0 2 2 3 30
5 Nama Siswa
P2 9 5 7 4 0 1 0 2 2 30

P1 6 4 8 4 1 1 2 2 2 30
6 Nama Siswa
P2 8 3 7 4 0 0 3 2 3 30

P1 4 5 7 3 2 2 2 2 3 30
7 Nama Siswa
P2 7 3 6 6 0 0 3 3 2 30

P1 5 5 7 2 1 2 2 2 4 30
8 Nama Siswa
P2 7 4 8 4 1 0 2 2 2 30

P1 44 33 58 29 10 13 14 16 23 240
Jumlah
P2 56 30 48 43 4 7 15 19 18 240

Rata-rata X 50 31,5 53 36 7 10 14,5 17,5 20,5 240

Prosentase rata-rata % 20,8 13,1 22,1 15 2,9 4,2 6,1 7,3 8,5 100
Keterangan:

Jumlah hasil pengama tan


Rata-rata (x) x100%
jumlah rata rata

rata rata
Prosentase rata-rata (%) x100%
jumlah rata rata

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DENGAN


METODE DEMONSTRASI PADA SISWA

KELAS VA SD 6 Dalung, KUTA UTARA BADUNG


TAHUN PELAJARAN 2009/2010

OLEH

NI MADE Astiti,S.Ag,

NIP: 19710205 200604 2 003

SEKOLAH DASAR NO. 6 Dalung

KECAMATAN KUTA UATAR


KABUPATEN BADUNG

TAHUN 2010

ABSTRAK

Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Hindu dengan Metode


demonstrasi Pada Siswa Kelas VA SD No. 6 Dalung Kuta Utara Badung Tahun
Pelajaran 2009/2010.

Kata Kunci: Pembelajaran PAH, Metode Demonstrasi

Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya
tujuan pengajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak
untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik
pun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah
guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.

Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Baagimanakah peningkatan prestasi


belajar Pendidikan Agama Hindu dengan diterapkannya metode demonstrasi? (b)
Bagaimanakah pengaruh metode demonstrasi terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama
Hindu?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan
prestasi belajar Pendidikan Agama Hindu setelah diterapkannya metode demonstrasi, (b)
Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar Pendidikan Agama Hindu setelah diterapkan
metode demonstrasi.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga
putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan,
refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas VA SD No. 6 Dalung Kuta Utara
Badung.. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar
mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari
siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (64,52%), siklus II (80,65%), siklus III 100%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode demontrasi dapat berpengaruh positif
terhadap prestasi dan motivasi belajar Siswa SD No. 6 Dalung Kuta Utara Badung, serta
metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran
Pendidikan Agama Hindu..

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i

Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii

Kata Pengantar ................................................................................................. iii

Abstrak ............................................................................................................. iv

Daftar Isi .......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................. 3

C. Batasan Masalah ................................................................ 4

D. Tujuan Penelitian ............................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ............................................................ 5

F. Definisi Operasional Variabel ............................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran ....................................................... 7

B. Motivasi Belajar ................................................................ 8

C. Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Pada Siswa ......................................................................... 13

D. Metode Demonstrasi .......................................................... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ........................................................ 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 27

C. Subyek Penelitian ............................................................. 27

D. Prosedur Penelitian ............................................................ 27

E. Analisis Data ..................................................................... 28

F. Instrumen Penelitian .......................................................... 29


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hubungan Metode Demonstrasi dengan Ketuntasan ......... 33

B. Pembahasan ....................................................................... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................ 51

B. Saran................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53

Anda mungkin juga menyukai