DENGAN HEMOFILIA
A. KONSEP DASAR TEORI
1. Pengertian
Hemofilia adalah gangguan perdarahan bersifat herediter yang berkaitan dengan
defisiensi atau kelainan biologic factor VII dan factor IX dalam plasma.
Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang diturunkan melalui
kromosom X. Karena itu, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria karena mereka hanya
mempunyai kromosom X, sedangkan wanita umumnya menjadi pembawa sifat saja (carrier).
Namun, wanita juga bisa menderita hemofilia jika mendapatkan kromosom X dari ayah
hemofilia dan ibu pembawa carrier dan bersifat letal.
Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah akibat kekurangan factor pembeku
darah yang disebabkan oleh kerusakan kromosom X.
Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata
yaituhaima yang berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang. Hemofilia
adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya
pada saat anak tersebut dilahirkan.
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya
secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat dan
sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses
pembekuan darahnya.
Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit;
seperti luka memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar timbul dengan
sendirinya jika penderita telah melakukan aktifitas yang berat; pembengkakan pada
persendian, seperti lulut, pergelangan kaki atau siku tangan. Penderitaan para penderita
hemofilia dapat membahayakan jiwanya jika perdarahan terjadi pada bagian organ tubuh
yang vital seperti perdarahan pada otak.
Klasifikasi
Hemofilia A dan B
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :
-Hemofilia A; yang dikenal juga dengan nama :
- Hemofilia Klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak
2. Etiologi
Mutasi genetic yang didapat (acquired) atau diturunkan (herediter)
a. Hemofilia A disebabkan kurangnya factor pembekuan VIII (AHG)
b. Hemofilia
B disebabkan kurangnya
factor pembekuan
IX (Plasma
Tromboplastic Antecendent)
Hemofilia A maupun B dapat dibedakan menjadi 3 :
a. berat (kadar factor VIII atau IX < 1%)
b. sedang (kadar factor VIII atau IX antara 1% - 5%)
c. ringan (kadar factor VIII atau IX antara 5% - 30%)
3. Pathofisiologi
Hemofilia merupakan penyakit kongenital yang diturunkan oleh gen resesif x-linked
dari pihak ibu.
Faktor VIII dan faktor IX adalah protein plasma yang merupakan komponen yang
diperlukan untuk pembekuan darah, faktor-faktor tersebut diperlukan untuk pembentukan
bekuan fibrin pada tempat pembuluh cidera.
Hemofilia berat terjadi apabila konsentrasi faktor VIII dan faktor IX plasma kurang
dari 1 %. Hemofilia sedang jika konsentrasi plasma 1 % - 5 %. Hemofilia ringan apabila
konsentrasi plasma 5 % - 25 % dari kadar normal. Manifestasi klinis yang muncul tergantung
pada umur anak dan deficiensi faktor VIII dan IX. Hemofilia berat ditandai dengan
perdarahan kambuhan, timbul spontan atau setelah trauma yang relatif ringan. Tempat
perdarahan yang paling umum di dalam persendian lutut, siku, pergelangan kaki, bahu dan
pangkal paha. Otot yang tersering terkena adalah flexar lengan bawah, gastrak nemius, &
iliopsoas.
4. Manifestasi Klinis
a. Masa Bayi (untuk diagnosis)
1) Perdarahan berkepanjangan setelah sirkumsisi
2) Ekimosis subkutan di atas tonjolan-tonjolan tulang (saat berumur 3-4 bulan)
3) Hematoma besar setelah infeksi
4) Perdarahan dari mukosa oral.
5) Perdarahan Jaringan Lunak
b. Episode Perdarahan (selama rentang hidup)
6) Gejala awal
: nyeri
7) Setelah nyeri
Lampiran 1
Mekanisme Pembekuan Darah Intrinsik
Kerusakan darah atau Berkontak
dengan kologen
XII
XII teraktivasi
(HMW kinogen, prekalikren)
XI teraktivasi
Ca++
XI
IX
VIII
Thrombin
X
IX teraktivasi
Ca++
X Teraktivasi
Fasfolipid Trombosit
Trombin
Aktivator
Protrombin
Protrombin
Trombin
Ca++
Lampiran 2
Pathway Hemofilia
Kerusakan darah atau
Berkontrak dengan kolagen
XII
XII teraktivasi
(HMW kinogen, prekalikren)
XI
XI teraktivasi
Ca++
Hemofilia Tanpa IX
Tanpa VIII
IX tidak teraktivasi
Fasfolipid Trombosit
Trombin tidak terbentuk
Perdarahan
Jaringan & sendi
Nyeri
Syok
Risiko injuri
Inefektif
Koping Keluarga
Kesiapan
anak
dan
keluarga
untuk
pemulangan
dan
kemampuan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko kekurangan volume cairan b.d faktor resiko kehilngan cairan melalui rute
abnormal (perdarahan)
b. Risiko injuri b.d perdarahan dan faktor trauma
c. Nyeri b.d perdarahan dalam jaringan dan sendi
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil
1
Dx 1
Setelah
tindakan
selam
Intervensi
Rasional
intake cairan
jam
hilang (darah)
perdarahan
Kriteria hasil :
3. Menginstruksikan
1)
Tidak cowong
pasien
2)
Turgor baik
pembatasan aktivitas
3)
TTV normal
4. Kolaborasi
memberikan
pencegahan infeksi
dengan
tim medis .
4. Dalam pemberian transfuse
1. Observasi
adanya
darah
tanda-tanda infeksi
2
Dx 2
Setelah
tindakan
selama
jam
dan
setelah
melaksanakan
2. Untuk
pada
terjadi infeksi
cara
Kriteria hasil :
mengidentifikasi
1)
tanda infeksi
normal
kemungkinan
kulit
merupakan
tanda-tanda infeksi
tindakan
warna
meminimalisir
penyebaran
kuman
penyebab infeksi
menjadi
tanda
2)
Tidak
ditemukan 4. Kolaborasi
tim
3)
pemberian
merupakan
antimikroba
mencegah
menurunkan
dalam
tanda-tanda infeksi
Pasien dan keluarga
medis
dengan
atau
peningkatan
4. Dapat
resiko
terjadinya infeksi
dan
nyeri
tanda
mengurangi
atau
atau
skala
nyeri
Setelah
tindakan
3
Dx 3
1. Untuk
distraksi
Kriteria hasil :
1)
Klien
tindakan
pengobatan
selanjutnya
2. Untuk mengurangi nyeri
tidak 4. Kolaborasi
menyeringai
tim medis
2)
3)
Klien
mengeluh nyeri
tehnik
memberikan
tidak