Anda di halaman 1dari 9

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palangka Raya.

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI ASMAUL
HUSNA KELAS IV SDN 3 KAYUAGUNG

Siti Asni
Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya
E-mail: asnisiti219@gmail.com1

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya siswa yang masih kesulitan dalam memahami
materi asmaul husna, siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, dan masih
rendahnya nilai hasil belajar siswa dalam mengusai materi ini. Tujuan penelitian untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model Project Based
Learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi asmaul husna kelas IV
SDN 3 Kayuagung. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi/evaluasi, dan refleksi. Objek penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN 3
Kayuagung Tahun Ajaran 2023/2024 dengan jumlah 27 siswa. Pelaksanaan penelitian
ini menerapkan 2 siklus. Hasil belajar diukur dengan tes pada akhir pertemuan. Hasil
penelitian menunjukkan penerapan model project based learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Terdapat peningkatan hasil belajar antara siklus 1 dan siklus 2, hal
ini dapat dilihat pada siklus I rata-rata 74,07 dan siklus 2 rata-rata 82,40. Sehingga
dengan demikian rata-rata hasil belajar persiklus terlihat kecenderungan meningkat,
dimana pada siklus I ke siklus 2 peningkatan sebesar 8,33.
Kata Kunci: asmaul husna, hasil belajar, model project based learning

Pendahuluan
Konteks pembaharuan pendidikan ada tiga isu utama yang perlu disoroti,
yaitu pembaharuan kurikulum, peningkata kualitas pembelajara dan efektifitas
metode pembelajaran khususnya pembaharuan dibidang Pendidikan Agama
Islam.
Menurut Zuhairini (2004) Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar
untuk membimbing ke arah pembentukan kepribadian peserta didik secara
sistematis dan pragmatis supaya hidup sesuai dengan ajaran islam, sehingga
terjadinya kebahagiaan dunia akhirat.
Pendidikan Agama Islam yang optimal, maka perlu optimalisasi keterlibatan
dan partisipasi yang tinggi dari siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan ini
menjadi faktor penting dalam keberhasilan pembelajaran. Untuk itu tugas-tugas

233
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palangka Raya.

guru dalam pembelajaran adalah mendesain pembelajaran yang bisa


mengoptimalkan partisipasi aktif siswa. Keterlibatan aktif siswa dalam
pembelajaran ini berwujud dengan aktivitas aktif siswa dalam bertanya,
menjawab, mengamati, berdiskusi, bekerja, presentasi, dan menemukan konsep–
konsep ilmu pengetahuan. Pembelajara bisa mengoptimalkan peran aktif siswa
dan menyelesaikan persoalan dan permasalahan dalam pembelajaran dengan
baik (Kurniawan,2015) .
Proses pembelajaran dikelas guru masih menggunakan model
pembelajaran langsung yang dilanjutkan dengan penugasan. Sehingga siswa
hanya cenderung menerima apa yang disampaikan oleh guru dan tidak
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan yang didapatnya. Selanjutnya, jika
guru mengadakan diskusi, hanya beberapa siswa tertentu yang aktif bertanya
dan terkadang jawaban dari pertanyaan masih sebatas mengingat dan
memahami saja ketika dihadapkan pada pemecahan masalah. Partisipasi siswa
didalam pembelajaran masih tergolong kurang. Siswa hanya muncul ketika guru
melontarkan pertanyaan, itu pun hanya beberapa siswa yang aktif dalam
menjawab pertanyaan.
Guru sebagai fasilitator harus mampu melakukan pembelajaran yang
menyenangkan dan juga memberika tugas-tugas yang dapat memupuk
tanggung jawab. Melihat kondisi dari materi yang ada, pelajaran Pendidikan
Agama Islam bersifat komplek, sehingga guru dapat menerapkan berbagai
metode sesuai kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. Bila ditinjau dari
aspek tujuannya yang mengarah pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran
project based learning.
Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang berorientas pada masalah otentik dari kehidupan
aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi
yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi,
demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir
optimal (Ngalimun, 2017).
Model project based learning merupakan model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran dikelas
dengan melibatkan kerja proyek. Sedangkan menurut Clegg dan Berch melalui
“pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat. Kerja
proyek dapat dipandang sebagai bentuk open-ended contextual activity-based
learning dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberikan
penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif yang
dilakukan dalam proses pembelajaran pada periode tertentu(Wena, 2014).

234
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palangka Raya.

Pendekatan model project based learning ini menciptakan lingkungan belajar


dimana siswa ”membangun” pengetahuan mereka sendiri. Guru di model PJBL
(project based learning) benar-benar berfungsi sebagai fasilitator. Dalam
pembelajaran ini benar-benar diutamakan keterlibatan siswa dalam proses belajar
mengajar.
Moh. Surya (1981) setelah membandingkan batasan belajar dari beberapa
ahli, menyimpulkan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan (Salamah, 2018).
Menurut pandangan Piaget belajar adalah pengetahuan yang dibentuk
oleh individu sebab individu yang melakukan interaksi terus menerus dengan
lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan dengan adanya iteraksi
dengan lingkungan, maka fungsi intelek semakin berkembang (Sani, 2019).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
suatu hasil yang dicapai pada diri melalui aktifitas serangkaian kegiatan dengan
lingkungan yang dilakukan secara terus menerus yang membawa perubahan
pada individu.
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Menurut Hamalik (2011) hasil belajar adalah keseluruhan
kegiatan pengukuran,(pengumpulan data dan informasi), pengelolaan,
penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil
belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan dalam belajar dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran yang tela ditetapkan.
Proses pembelajaran PAI metode yang digunakan adalah lebih banyak
menggunakan metode ceramah. Peserta didik hanya menelan dan
mendengarkan hal-hal yang disampaikan oleh guru. Peserta didik dalam
menerima pelajaran, kemampuan peserta didik dalam menghubungkan materi
pelajaran dengan dunia nyata, kemampuan peserta didik dalam belajar bersama,
kemampuan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, kemampuan dalam
mengajukan argumentasi, keberanian peserta didik dalam menjelaskan materi,
dirasa masih rendah belum sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dan
belum sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh PAI itu sendiri yaitu peserta
didik mampu memahami dan mengamalkan ilmu agama yang diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari.
Hal ini lebih khusus dalam memahami materi asmaul husna pada siswa
kelas IV semester ganjil di SD Negeri 3 Kayuagung siswa mengalami banyak
kesulitan dalam memahami materi asmaul husna. Kegiatan pembelajaran di kelas
dan kegiatan peserta didik secara individu, masih sangat rendah. Hal ini juga

235
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palangka Raya.

ditunjukkan dari hasil belajar siswa pada tahun-tahun sebelumnya, nilai rata-rata
peserta didik masih banyak yang di bawah KKM .
Rendahnya hasil belajar siswa, salah satu penyebabnya adalah guru selalu
menggunakan metode yang sama pada setiap proses pembelajaran di kelas, yaitu
metode konvensional. Padahal tidak setiap materi pembelajaran dapat dipelajari
dengan metode ceramah. Hal ini akan menyebabkan peserta didik merasa bosan,
jenuh dan bagi sebagian peserta didik merasa tertekan karena selalu didikte dan
tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya dalam
memecahkan masalah yang diberikan gurunya.
Karena itu peneliti tertarik untuk menerapkan model project based learning
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya materi asmaul husna.
Karena model Project Based Learning, menurut Purwanto, dkk (2015) mempunyai
kelebihan diantaranya:
a) Mendorong peserta didik menjadi tertantang untuk menyelesaikan
b) Permasalahan nyata melalui kegiatan proyek.
c) Peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran.
d) Melatih peserta didik untuk melakukan proses berfikir secara kritis.
e) Peserta didik lebih memiliki kebebasan dalam menyelesaikan proyek.
f) Peserta didik menjadi lebih mandiri dan memiliki tanggung jawab
terhadap proyek dikerjakan.
Dan juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
peneliti diantaranya Susanto(2020) menyatakan bahwa terdapat pengaruh model
project based learning hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas X di SMK
PGRI 4 Bandar Lampung untuk kelas eksperimen dan penelitian Wawan (2019)
Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan nilai rata- rata sebesar 13,50
(20,22%). Dengan demikian pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan
Model Pembelajaran Kooperative Type Team Pears Shere (TPS) dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model Project
Based Learning.

Metode/Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Pada
prinsipnya diterapkan PTK dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan
yang terdapat di dalam kelas. Model yang dikemukakan Kemmis & McTaggart
merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar
tidak ada perbedaan yang prinsip antara keduanya. Model ini banyak dipakai
karena sederhana dan mudah dipahami. Rancangan Kemmis & Taggart dapat
mencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan
(plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect).

236
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palangka Raya.

Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan


penelitian tercapai. Dituangkan dalam bentuk gambar, rancangan Kemmis &
McTaggart akan tampak sebagai berikut

Gambar 1 Model PTK Kemmis & Taggar


Jenis Data yang dipakai adalah data kualitatif yaitu data yang akan
digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian, seperti motivasi
belajar, keaktifan dan pemahaman peserta didik. Data ini berupa angka dan
dapat dianalisis secara statistik. Berupa observasi terhadap aktivitas belajar
siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok dan aktivitas pembelajaran yang
dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran dan data kuantitatif yaitu
berupa nilai hasil belajar yang diperoleh siswa yang terdiri dari nilai tes sumatif.
Teknik pengumpulan data yaitu observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam
menyelesaikan tugas yang dilakukan dengan model project based learning dan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama mengajar dan tes
dilakukan terhadap siswa pada setiap siklus. Soal tes dibuat sesuai materi yang
diajarkan pada setiap pertemuan. Sampel yang akan digunakan peneliti
memiliki ketentuan, khusus siswa kelas IV.A SD Negeri 3 Kayuagung Tahun
Ajaran 2023/2024 yang berjumlah 27 orang.
Teknik Pengumpulan Data yaitu

Ketuntasan belajar siswa

x100 %

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Penelitian pada siklus I dan 2 ini dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran project based learning dengan menggunakan media video
pembelajaran. Pembelajaran project based learning ini adalah pembelajaran
dengan menggunakan kelompok kecil dengan jumlah tiap anggota kelompok

237
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palangka Raya.

terdiri 4-5 orang siswa secara heterogen.Penerapan model project based learning
pada siklus I dan2 adalah sebagai berikut :
a. Persiapan pembelajaran
Dalam tahap persiapan pembelajaran menggunakan model PJBL ini
Langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Sebelum menyajikan materi pembelajaran, guru menyampaikan semua tujuan
yang ingin dicapai selama pembelajaran dan juga guru memotivasi siswa
untuk belajar.
2) Mengomando siswa di dalam kelompok secara heterogen. Masing-
masing kelompok terdiri 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa
setiap kelompok dan pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas.
b. Pelaksanaan tindakan
Tahap penyajian materi secara garis besar memerlukan waktu 5-10 menit.
Sebelum menyajikan materi pelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
memberi motivasi untuk berkooperatif. Guru memberikan materi dengan
menggunakan bantuan video pembelajaran pada PPT. Materi yang diberikan
guru yaitu tentang makna Asmaul Husna Al-Malik, Al-Aziz, Al-Quddus ,As-
Salam dan Al-Mu’min. Pada siklus I kegiatan awal pembelajaran, guru
memberikan pertanyaan untuk memulai materi dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan absensi terlebih dahulu
2) Guru melakukan asesmen awal dengan mengajukan pertanyaan pemantik.
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
4) Guru menjelaskan materi melalui video pembelajaran.
5) Guru mengadakan tanya jawab mengenai video pembelajaran.
6) Guru membagi kelompok secara heterogen yang terdiri dari atau 5 orang
siswa.
7) Guru membagi lembar kerja.
8) Siswa mengerjakan lembar kerja dengan diskusi berkelompok
9) Masing-masing kelompok melakukan presentasi/ membacakan hasil diskusi.
10) Guru memberikan apresiasi atau reward kepada kelompok terbaik dan
memotivasi kelompok yang lain.
11) Guru melakukan ice breaking.
12) Siswa mengerjakan tugas individu.
13) Pada kegiatan penutup guru memberikan pemantapan materi.
Pembelajaran menggunakan model project based learning ini dilaksanakan
di dalam kelas. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan materi yang berbeda.
Setelah melakukan pengamatan, guru membagi lembar kerja siswa. Siswa
berdiskusi dengan kelompoknya, guru membimbing siswa mengerjakan tugas

238
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palangka Raya.

kelompok tersebut. Kemudian setelah itu tiap kelompok memilih satu ketua
untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas,
kelompok lain menanggapi. Guru membantu siswa menjawab pertanyaan jika
ada kesulitan.
c. Pengamatan/Evaluasi
Pada kegiatan evaluasi ini dilakukan terhadap persiapan, proses, aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) sudah disediakan oleh peneliti. Tes dilakukan langsung untuk
mengamati dan mengumpulkan data dari penggunaan model pembelajaran
PJBL yang dilakukan pada proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil post test dikelas setelah dilakukan penerapan model PJBL
sebagai berikut :
1) Siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok setiap kelompok terdiri dari
4-5 orang siswa.
2) Setelah dilakukan penilaian dan pengumpulan data hasil belajar siswa
d. Refleksi
Pada kegiatan ini, peneliti dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan
setelah mengadakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dapat berhasil dengan 2 siklus. Pembelajaran ini hanya menggunakan 2 siklus
karena pada proses pembelajaran siklus 2 hasilnya sudah lebih baik dari hasil
siklus I. Disamping itu hasil yang dicapai sudah mencapai standar ketuntasan
belajar yang ditetapkan sekolah yaitu KKM 75 sehingga tidak perlu dilakukan
tindakan lebih lanjut untuk siklus berikutnya.Dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukandengan siklus I dan Siklus 2 siswa kelas IV SDN 3 Kayuagung
Kecamatan Kayuagung Tahun Ajaran 2023/2024 dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Dibawah ini hasil rekapitulasi nilai hasil belajar siswa siklus 1 dan siklus 2.
Tabel 1. Rekapitulasi nilai hasil belajar siswa siklus 1 dan siklus 2.
No Kategori Siklus 1 Siklus 2
Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase(%)
1 Tuntas 20 74,07 23 85,18 %
2 Belum tuntas 7 25,92 4 14,81 %
Jumlah 27 100 27 100 %

Tabel 2. Nilai rata-rata siklus 1 dan siklus 2.


No Jumlah Nilai Keseluruhan Persentase (%)
Siswa
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
1 2000 2225 74,07 82,40

239
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palangka Raya.

Berdasarkan data tabel di atas, siswa yang sudah mencapai atau


melampaui nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 85,18 % dan nilai
rata-rata hasil belajar siswa 82,40 % sebanyak 23 siswa. Dengan demikian
penelitian ini dianggap sudah selesai karena sudah melampaui batas
ketuntasan pembelajaran sebesar 75 %
Dengan demikian penelitian ini membuktikan bahwa Penerapan Model
Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi asmaul
husna kelas IV SD Negeri 3 Kayuagung Kecamatan Kayuagung Kabupaten
Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan semester ganjil Tahun Ajaran
2023/2024.

Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dipaparkan selama dua siklus, bahwa
penerapan model project based learning dan dapat meningkatkan aktivitas
guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas dan meningkatkan hasil
belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan hasil belajar siswa dalam
setiap siklus, yaitu siklus I (74,07%), dan siklus 2 (82,40 %).

Referensi
Chomaidi Dan Salamah. 2018. Pendidikan dan Pengajaran:
StrategiPembelajaran.Jakarta: Grasindo.
Ghalia Indonesia. Purwanto, Muchlas Samani, Nanik Estidarsan. 2015.
Pembelajaran Pengelasan Las Busur Listrik Berbasis Project Based Learning untuk
Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis dan Hasil
Belajar Siswa”. Jurnal pendidikan vokasi.
Heru kurniawan, 2015. Pembelajaran kreatif bahasa indonesia ( kurikulum 2013).
Jakarta: Prenadamedia Group.
Made Wena.2014.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer.Jakarta : Bumi Aksara.
Ngalimun. 2017. Strategi Pembelajaran.Yogyakarta: Penerbit Perana Ilmu.
Oemar Hamalik.2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Susanto.2020. Pengaruh Model Project Based Learning (PJBL) Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas X Di SMK PGRI 4 Bandar Lampung.
http://repository.radenintan.ac.id/10277/1/ SKRIPSI%202.pdf
Zuhairini. 2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang:UIN
Pers
Wawan. 2019. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Mengenal Asmaul
Husna Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Pears Shere

240
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palangka Raya.

(TPS).Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 02,


Oktober 2019 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803

241
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

Anda mungkin juga menyukai