Anda di halaman 1dari 76

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA

MATERI ENERGI DALAM KEHIDUPAN UNTUK MENINGKATKAN


KEAKTIFAN BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS VII F

MTs NEGERI 2 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2021/ 2022

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun Oleh :
DINA SUSIANA, S.Pd

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 PONOROGO KEMENTERIAN


AGAMA KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Judul : “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Pada


Materi Energi Dalam Kehidupan Untuk Meningkatkan Keaktifan
Belajar IPA Peserta Didik Kelas VII F MTs Negeri 2 Ponorogo
Tahun Pelajaran 2021/ 2022”

Penulis : Dina Susiana, S.Pd

Jabatan : Guru Mata Pelajaran IPA MTs Negeri 2 Ponorogo

Benar-benar merupakan Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang saya laksanakan di MTs
Negeri 2 Ponorogo dan bukan merupakan plagiasi. Jika di kemudian hari terbukti bahwa
karya ini merupakan hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Menyetujui dan mengesahkan

Ponorogo, 11 Nopember 2021


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model discovery learning pada


pembelajaran IPA materi Energi Dalam Kehidupan di siswa kelas VII F MTs Negeri 2
Ponorogo Tahun Pelajaran 2021/ 2022 dan meningkatan hasil belajar IPA materi Energi Dalam
Kehidupan pada siswa klas VII F melalui model discovery learning. Penelitian ini dilaksanakan
dengan pendekatan kualitatif jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilakukan
sebanyak 2 siklus dengan masing- masing siklus 2 pertemuan. Setiap pertemuan terdapat
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Model discovery learning dapat dilaksanakan oleh guru dengan
melihat jumlah aspek yang dilewatkan guru, yang semula 4 aspek terlewat menjadi tidak ada
aspek yang terlewat pada akhir penelitian. Aktivitas siswa juga dapat dilihat selama mengikuti
pembelajaran yang semula tidak tertib, tidak menaati perintah dari guru, dan tidak
menghargai teman menjadi tertib, mau menaati perintah dan mau menghargai pendapat
teman. Hasil nilai akhir meningkat dari cukup (44%) menjadi sangat baik (56%).
Ketuntasan klasikal meningkat dari kurang sekali (56%) menjadi sangat baik (88%).
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi guru dalam melakukan proses
pembelajaran agar hasil belajar meningkat dapat menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning.

Kata kunci : PTK, keaktifan belajar siswa, Discovery Learning


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang
dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus
menerus. Perubahan ini sangat diperlukan dalam pembelajaran di era teknologi seperti
ini. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, sumber belajar, platform
yang mendukung dalam pembelajaran, maupun materi-materi pelajaran. IPA merupakan
salah satu bidang studi yang menduduki salah satu peran penting dalam pendidikan. Hal
ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibanding pelajaran lain.
Keaktifan belajar IPA sangat diperlukan untuk terciptanya pembelajaran yang
interaktif, aktif dan hasil belajar yang maksimal, sehingga apabila dikehendaki
peningkatan mutu pendidikan maka hasil belajar yang dicapai harus ditingkatkan, dan
untuk meningkatkan hasil belajar dibutuhkan keaktifan peserta didik yang lebih besar
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran, guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa, sehingga peserta didik
aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan Jamal Ma’mur ( 2011:60)
dalam Enjang Ari Wulandari (2013).
Bentuk-bentuk keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat terlihat dari
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran seperti turut sertanya dalam mengerjakan
tugas, terlibat dalam diskusi proses pemecahan masalah, bertanya kepada teman atau
guru apabila tidak memahami materi, dan mampu mempresentasikan hasil laporan.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar menurut Gagne (Mrtinis,
2013:84) diantaranya: memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, menjelaskan
tujuan instruksional (kemampuan dasar siswa), mengingatkan kompetensi belajar
kepada siswa, memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep yang akan dipelajari),
memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya, memunculkan aktivitas,
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, memberi umpan balik (feed back),
melakukan tes singkat diakhir pembelajaran, menyimpulkan setiap materi yang akan
disampaikan di akhir pembelajaran.
Indikator keaktifan belajar menurut (Sudjana, 2016:61) dapat dilihat dari
beberapa hal yaitu: (1) ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa turut serta
melaksnakan tugas belajarnya, (2) Siswa mau terlibat dalam pemecahan masalah pada
kegiatan pembelajaran, (3) Siswa mau bertanya kepada teman atau kepada guru apabila
tidak memahami materi atau menemui kesulitan, (4) Siswa mau berusaha mencari
informasi yang dapat diperlukan untuk pemecahan persoalan yang sedang
dihadapinya,
(5) Siswa melakukan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, (6) siswa mampu
menilai kemmapuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, (7) Siswa berlatih
memecahkan soal atau masalah, dan (8) Siswa memiliki kesempatan menggunakan atau
menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan
yang dihadapinya.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan
dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan Nasional
bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan keberhasilan
peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran. Guru bertanggungjawab dalam memilih
strategi yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran dan kondisi peserta didik.
Strategi pembelajaran yang tepat tentunya akan membuat peserta didik belajar lebih
optimal. Selain itu, guru juga harus bisa merangsang, membimbing, dan memajukan
keaktifan peserta didik dalam proses belajar. Hal tersebut harus dirancang dan
dilaksanakan agar tujuan pembelajaran dapat berhasil dengan baik.
Seyogyanya guru bertindak sebagai fasilitator, mediator, dan motivator dengan
menerapkan pembelajaran yang aktif, menyenangkan, dan sesuai dengan
kemampuan/gaya belajar peserta didik melalui berbagai strategi/metode pembelajaran
dengan memperhatikan sekaligus mengembangkan materi maupun media pembelajaran.
Sehingga peserta didik dapat membangun pengetahuannya sendiri dan terlibat aktif
dalam pembelajaran baik secara fisik, intelektual, dan emosional serta hasil belajar yang
optimal dapat terwujud baik pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Lebih lanjut dijelaskan dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 81A tahun 2013 bahwa beberapa pendekatan dan model pembelajaran yang
mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 selain pendekatan saintifik adalah
discovery/inquiry learning, problem based learning, dan project based learning.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran terlihat permasalahan yang
dijumpai di kelas VII F MTs N 2 Ponorogo yakni kurang aktifnya siswa dalam kegiatan
pembelajaran, siswa bosan dengan pembelajaran yang berlangsung (media pembelajaran
kurang bervariatif), siswa kurang memberi respon terhadap pertanyaan yang diajukan
guru. Permasalahan yang muncul di kelas VII F menuntut guru untuk melakukan
reorientasi terhadap kegiatan pembelajaran di kelas tersebut. Perlu diterapkan model
pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk aktif dalam membangun dan
mengembangkan keaktifan mereka serta membuat peserta didik merasa nyaman dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran Discovery Learning dapat digunakan sebagai alternatif
untuk meningkatkan keaktifan peserta didik. Discovery Learning merupakan salah satu
model pembelajaran inovatif yang memberdayakan proses berpikir melalui penemuan.
Menurut Asmani (2010), model Discovery Learning merupakan model untuk
mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri,
menyelidiki sendiri, maka peserta didik memperoleh pengetahuan melalui pengalaman
yang dilakukan serta meningkatkan proses berpikir peserta didik. Pada model ini, guru
sedikit menjelaskan tetapi lebih banyak untuk mengajukan pertanyaan sehingga peserta
didik cenderung aktif dan memotivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Pada
Materi Energi Dalam Kehidupan Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Ipa
Peserta Didik Kelas VII F MTs Negeri 2 Ponorogo Tahun Pelajaran 2020/ 2021”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa


permasalahan, yaitu:
1. Keaktifan belajar peserta didik yang belum merata, hal ini terlihat hanya beberapa
peserta didik tertentu yang selalu aktif dan minat untuk mengumpulkan tugas,
peserta didik yang bertanya dalam pembelajaran tidak sampai 50%.
2. Kurangnya variasi dalam model pembelajaran IPA yang digunakan guru sehingga
menjadikan pembelajaran kurang menarik yang mempengaruhi keaktifan dan hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana penerapan model pembelajaran discovery learning pada materi
energi dalam kehidupan untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA peserta didik kelas

VII F MTs Negeri 2 Ponorogo Tahun Pelajaran 2020/2021”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk


meningkatkan keaktifan peserta didik dengan penerapan model pembelajaran Discovery
Learning pada materi energi dalam kehidupan mata pelajaran IPA pada peserta didik
kelas VII F MTs Negeri 2 Ponorogo Tahun Pelajaran 2020/2021.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:


1. Manfaat bagi peserta didik
a. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran IPA.
b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran IPA sehingga peserta
didik akan lebih aktif dalam belajar IPA.
2. Manfaat bagi guru
a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang model pembelajaran
discovery learning.
b. Memotivasi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
c. Sebagai alternatif untuk memilih model pembelajaran dalam meningkatkan
keaktifan peserta didik.
3. Manfaat bagi sekolah

Memberikan masukan dalam upaya mengembangkan proses pembelajaran


yang mampu meningkatkan keaktifan peserta didik sehingga dapat meningkatkan
sumber daya pendidikan dan mencetak output yang berkualitas.
4. Manfaat bagi peneliti

a. Melatih diri mencari solusi dalam mengelola pembelajaran di kelas.

b. Mengaplikasikan ilmu yang dimiliki tentang model pembelajaran


discovery learning.
c. Meningkatkan keterampilan dalam menerapkan model discovery learning.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori

1. Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Ani Widayani (2008) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu
kegiatan penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan
mutu dan hasil pembelajaran. PTK merupakan kegiatan penelitian yang dapat
dilakukan secara individu maupun kolaboratif. PTK individual merupakan penelitian
di mana seorang guru melakukan penelitian di kelasnya maupun kelas guru lain.
Sedangkan PTK kolaboratif merupakan penelitian di mana beberapa guru melakukan
penelitian secara sinergis dikelasnya dan anggota yang lain berkunjung ke kelas untuk
mengamati kegiatan.
PTK mempunyai karaktaristik yang berbeda dengan penelitian yang lain.
PTK merupakan penelitian kualitatif meski data yang diperoleh dapat berupa data
kuantitatif. Beberapa karakteristik PTK diakses dari situs pakguruonline diantaranya
yaitu:
a. Bersifat siklis, artinya PTK terlihat siklis-siklis (perencanaan, pemberian tindakan,
pengamatan dan refleksi), sebagai prosedur baku penelitian.
b. Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu
(misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan,
bukan "sekali tembak" selesai pelaksanaannya.
c. Bersifat partikular-spesifik jadi tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam
rangka mendapatkan dalil-dalil. Hasilnya pun tidak untuk digenaralisasi meskipun
mungkin diterapkan oleh orang lain dan di tempat lain yang konteksnya mirip.
d. Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekali gus pelaku
perubahan dan sasaran yang perlu diubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni
sebagai orang yang meneliti sekaligus yang diteliti pula.
e. Bersifat emik (bukan etik), artinya PTK memandang pembelajaran menurut sudut
pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan yang diteliti; bukan menurut
sudut pandang orang luar yang berjarak dengan hal yang diteliti.
f. Bersifat kaloboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu terjadi
kerja sama atau kerja bersama antara peneliti (guru) dan pihak lain demi
keabsahan dan tercapainya tujuan penelitian.
g. Bersifat kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu
dalam pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru; menggarap
masalah- masalah besar.
h. Menggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang pelaksanaan
PTK tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa demi kebutuhan, kepentingan
dan tercapainya tujuan penelitian.
i. Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan
penelitian, bukan kerepresentasifan (keterwakilan jumlah) sampel secara
kuantitatif. Sebab itu, PTK hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana,
bukan yang rumit.
j. Bermaksud mengubah kenyataan, dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan
memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis.
Budaya meneliti yang tumbuh dari dilaksanakannya PTK secara
berkesinambungan menjadikan kalangan guru makin professional dalam hal ini
menjadi lebih mandiri, percaya diri, dan berani mengambil resiko dalam mencoba hal-
hal yang baru untuk perbaikan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan
penelitian- penelitian yang dilakukannya, guru dapat membangun pengetahuan, dan
tidak menutup kemungkinan pengetahuan yang dibangunnya dari pengalaman tersebut
akan menjadi suatu teori tentang praktik. Pengalaman melakukan PTK tidak menutup
kemungkinan guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan dari bawah
(hal ini sangat sesuai dengan konsep KTSP). Lebih jauh mengenai manfaat PTK
menurut Ani Widayani (2008) dapat dilihat sebagai berikut:
a. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru
untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang
dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai
kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
b. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis
artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan
karir guru.
c. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam
satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah
pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
d. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau
program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan
kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
e. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di
kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat ditingkatkan.
f. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang,
nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik,
dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan
dipilih secara sungguh-sungguh.
Menurut Ani Widayani (2008) PTK yang dilaksanakan oleh guru mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan
guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru.
c. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di
kelas agar pembelajaran bermutu.
d. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-
masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas
yang diajarnya.
e. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran
(misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh
guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
f. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran
untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
g. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian
agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-
mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

2. Model Pembelajaran Discovery Learning

Menurut Durajad (2008) dalam Nabila Y (2009) Model Discovery learning


adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan
mengorganisasi sendiri. Sedangkan menurut Effendi (2012) dalam Nabila Y (2009)
Discovery learning merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan peserta didik
dalam pemecahan masalah untuk pengembangan pengetahuan dan ketrampilan. Dari
teori di atas peneliti menyimpulkan bahwa discovery learning merupakan proses
pembelajaran yang tidak diberikan keseluruhan melainkan melibatkan peserta didik
untuk mengorganisasi, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk
pemecahan masalah. Sehingga dengan penerapan model discovery learning dapat
meningkatkan kemampuan penemuan individu selain itu agar kondisi belajar yang
awalnya pasif menjadi lebih aktif dan kreatif. Sehingga guru dapat mengubah
pembelajaran yang awalnya teacher oriented menjadi student oriented.
Menurut Sinambela (2017) dalam Nabila Y (2009) langkah-langkah
pelaksanaan Pembelajaran Discovery learning yaitu:
a. Pertama, Stimulation (pemberian rangsangan). Peserta didik diberikan
permasalahan di awal sehinga bingung yang kemudian menimbulk an keinginan
untuk menyelidiki hal tersebut. Pada saat itu guru sebagai fasilitator dengan
memberikan pertanyaan, arahan membaca teks, dan kegiatan belajar terkait
discovery.
b. Kedua, problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah). Tahap kedua dari
pembelajaran ini adalah guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin kejadian-kejadian dari masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
c. Ketiga, data collection (Pengumpulan Data), berfungsi untuk membuktikan terkait
pernyataan yang ada sehingga peserta didik berkesempatan mengumpulkan
berbagai informasi yang sesuai, membaca sumber belajar yang sesuai, mengamati
objek terkait masalah, wawancara dengan narasumber terkait masalah, melakukan
uji coba mandiri.
d. Keempat, data processing (Pengolahan Data), merupakan kegiatan mengolah data
dan informasi yang sebelumnya telah didapat oleh peserta didik. Semua informasi
yang didapatkan semuanya diolah pada tingkat kepercayaan tertentu.
e. Kelima, verification (Pembuktian) yaitu kegiatan untuk membuktikan benar atau
tidaknya pernyataan yang sudah ada sebelumnya. yang sudah diketahui, dan
dihubungkan dengan hasil data yang sudah ada.
f. Keenam, generalization (menarik kesimpulan/generalisasi). Tahap ini adalah
menarik kesimpulan dimana proses tersebut menarik sebuah kesimpulan yang
akan dijadikan prinsip umum untuk semua masalah yang sama Berdasarkan hasil
maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisas Dalam penelitian
yang peneliti lakukan dengan mengambil data dari beberapa sumber penelitian
yang sebelumya telah dilakukan. Dari data tersebut nantinya peneliti akan
membuat
kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. Kesimpulan tersebut akan menunjukkan
apakah dengan penggunaan model pembelajaran discovery learning memberikan
dampak baik dalam peningkatan hasil belajar peserta didik dari proses
pembelajaran.
Kelebihan pada model discovery learning dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan -


keterampilan dan proses‐proses kognitif.
b. Model ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan kecepatannya sendiri.
c. Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik, karena
unsur berdiskusi.
d. Mampu menimbulkan perasaan senang dan bahagia karena peserta didik berhasil
melakukan penelitian, dan
e. Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu‐raguan) karena
mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti
Sementara itu kekurangannya menurut Kemendikbud (2013) adalah

a. Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
peserta didik yang kurang memiliki kemampuan kognitif yang rendah akan
mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak atau yang mengungkapkan hubungan
antara konsep‐konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi.
b. Model ini tidak cukup efisien untuk digunakan dalam mengajar pada jumlah
peserta didik yang banyak hal ini karena waktu yang dibutuhkan cukup lama
untuk kegiatan menemukan pemecahan masalah.
c. Harapan dalam model ini dapat terganggu apabila peserta didik dan guru telah
terbiasa dengan cara lama.
d. Model pengajaran discovery ini akan lebih cocok dalam pengembangkan
pemahaman, namun aspek lainnya kurang mendapat perhatian.

3. Pembelajaran IPA

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang


gejala alam berupa fakta, konsep dan hukum yang telah teruji kebenarannya melalui
suatu rangkaian penelitian. Pembelajaran IPA diharapkan dapat membantu siswa
untuk memahami fenomena-fenomena alam. Berdasarkan karakteristiknya,
pembelajaran IPA dapat dipandang dari dua sisi, yaitu pembelajaran IPA sebagai suatu
produk hasil kerja
ilmuwan dan pembelajaran IPA sebagai suatu proses sebagaimana ilmuwan bekerja
agar menghasilkan ilmu pengetahuan (Waldrip dkk., 2010; Tala dan Vesterinen, 2015)
dalam Ida Fitriyati et al (2017).
Pandangan IPA sebagai produk hasil kerja ilmuwan, dalam proses
pembelajarannya dilakukan dengan memberitahukan kepada siswa tentang konsep,
hukum, teori dan fakta tentang ilmu pengetahuan alam, tanpa memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendapatkan dan mengkonstruksi konsep sendiri. Proses
pembelajaran tersebut biasanya dilakukan dengan ceramah. Pembelajaran yang
dilakukan dengan ceramah, membuat siswa sebagai objek pasif yang menerima
pengetahuan saja (Silk dkk., 2009) dalam Ida Fitriyati et al (2017).
Pandangan IPA sebagai ilmuwan bekerja untuk menemukan ilmu
pengetahuan, dalam proses pembelajarannya menempatkan siswa sebagai seseorang
yang mencari, mengolah dan menemukan sendiri bagaimana ilmu pengetahuan yang
dihasilkan. Siswa dilatih untuk dapat mengenali fakta, mengetahui perbedaan dan
persamaan fakta, mencari hubungan antar fakta sehingga siswa mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Siswa dapat mengetahui bagaimana suatu ilmu pengetahuan
ditemukan sehingga dapat dengan mudah untuk menerapkan ilmu pengetahuan dalam
mengambil keputusan (Tala & Vesterinen, 2015) dalam Ida Fitriyati et al (2017).
Pandangan ini sangat sesuai dengan kurikulum 2013, yang menekankan pada
penggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran IPA yang memberikan kesempatan siswa untuk
mengkonstruksi konsep sendiri, akan memberikan pengalaman langsung untuk
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA dengan
memberikan pengalaman langsung dapat menumbuhkan cognitive thingking skill
(keterampilan berpikir kognitif), psychomotor skills (keterampilan psikomotorik) dan
social skills (keterampilan sosial) (Prabowo, 2015). Penumbuhan cognitive thinking
skills berarti akan menumbuhkan kemampuan berpikir ilmiah siswa dalam memahami
fenomena yang ada, mampu memikirkan dan menjelaskan mengapa fenomena tersebut
terjadi.
Kurikulum 2013 melalui pendekatan scientifik menuntut pembelajaran sains
agar dapat melatih kemampuan penalaran ilmiah siswa. Kemampuan penalaran ilmiah
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada prestasi akademik dan
kemampuan pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari (Ding dkk, 2016)
dalam Ida Fitriyati et al (2017).
4. Keaktifan Peserta Didik

Keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang


dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik Mulyono
(Kurniati, 2009:12) dalam Iin Rahayu (2019). Keaktifan belajar disini dapat dikatakan
segala kegiatan yang melibatkan pikiran dan tindakan yang dialami siswa ketika
belajar. Menurut Budimansyah (2009:70) dalam Iin Rahayu (2019) keaktifan belajar
merupakan proses pembelajaran di mana guru harus menciptakan suasana sedemikian
rupa sehingga siswa dapat aktif mengajukan pertanyaan, dapat mengemukakan
gagasan, dan mencari data atau informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan
masalah. Berdasarkan hal itu dapat diketahui bahwa siswa yang aktif dalam belajar
ialah siswa yang mampu bertanya pada guru maupun sesama siswa, mampu bekerja
sama kelompok dengan siswa lain, mampu menyampaikan hasil diskusi kelompok,
dan mampu berpendapat atau menanggapi pendapat orang lain. Keaktifan belajar
siswa berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa serta
menggali potensi siswa dan guru untuk sama-sama berkembang dan berbagi
pengetahuan, keterampiran, dan pengalaman (Aningsih & Irnawati, 2018:53) dalam
Iin Rahayu (2019).
Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan
siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas
menjadi segar dan kondusif, dimana masing–masing siswa dapat melibatkan
kemampuannya semaksimal mungkin. Beberapa anak dominan dalam kegiatan
bermain maupun dalam mengungkapkan ide dan pendapat. Masalah sering terjadi
ketika dalam proses belajar hanya guru yang aktif. Anak tidak berani atau tidak mau
mengeluarkan ide dalam mengemukakan pendapatnya sehingga tidak aktif dalam
proses belajar didalam kelas, misalnya anak tidak berani menjawab saat guru bertanya,
hanya diam dan menarik diri saat melakukan kegiatan belajar. Anak menjadi tidak
berani mengemukakan pendapat hanya diam menunggu apa yang disampaikan guru
dan ada juga yang sibuk dengan kegiatannya sendiri atau malah mengganggu teman.
Menurut Riswanil dan Widayati (2012:7) dalam Tazminar (2015). Keaktifan
belajar siswa adalah aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar yang melibatkan
kemampuan emosional dan lebih menekan pada kreativitas siswa, meningkatkan
kemampuan minimalnya, serta mencapai siswa yang kreatif serta mampu menguasai
konsep-konsep. Dalam keaktifan belajar siswa, banyak sekali kegiatan-kegiatan yang
terlibat seperti yang disebutkan oleh Paul D. Dierich (Riswanil dan Widayati, 2012:7)
dalam Tazminar (2015). Keaktifan belajar dapat diklasifikasikan dalam 8 kelompok
yaitu Kegiatan-kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar, metrik,
mental, dan emosional. Dimyati dan Mudjiono tersebut, Sardiman (Yensy. B, 2012:
29) dalam Tazminar (2015) menjelaskan penggolongan kegiatan siswa yang termasuk
dalam aktifitas belajar antara lain sebagai berikut:
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya,
membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening activities,sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
5. Drawing activities, misalnya : menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan


percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
berternak.
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa tidak bosan,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara guru
dengan siswa yang didalamnya berisi aktivitas peserta didik melalui berbagai interaksi
dan pengalaman belajar yang dialami oleh keduanya. Keaktifan belajar siswa
merupakan salah satu unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses
pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat dalam bekerja
atau berusaha. Kegiatan bekerja dan berusaha dilakukan oleh siswa dalam proses
pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Keaktifan
adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai
suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001:98) dalam Wibowo
(2016). Macam aktifitas siswa dalam proses pembelajaran terbagi menjadi dua bagian,
bagian pertama adalah aktifitas fisik dan yang kedua adalah aktifitas psikis.
Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan siswa melalui gerakan anggota
badan, gerakan membuat sesuatu, bermain maupun bekerja yang dilakukan oleh siswa
di dalam kelas. Siswa sedang melakukan aktifitas psikis jika daya jiwanya bekerja
sebanyak– banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Pentingnya
keaktifan siswa dalam pembelajaran menurut Mulyasa (2002:32) dalam Wibowo
(2016), pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau
setidaktidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental
maupun sosial dalam proses pembelajaran. Oemar Hamalik (2002:27) dalam Wibowo
(2016), menyatakan bahwa dalam proses pendidikan di sekolah, tugas utama guru
adalah mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar. Belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Menurut
Sardiman (2001:47) dalam Wibowo (2016), belajar mengacu pada kegiatan siswa dan
mengajar mengacu pada kegiatan guru. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu
usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan
memungkinkan untuk berlangsungnya proses pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala
kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.
Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana (2004: 61) dalam Wibowo
(2016) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:
1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya;

2. Terlibat dalam pemecahan masalah;

3. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya;
4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah;

5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru;

6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya;

7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis;

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam


menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan keaktifan siswa dapat dilihat
dari berbagai hal seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan, berdiskusi,
kesiapan siswa,bertanya, keberanian siswa, mendengarkan,memecahkan soal (mental
activities).
Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk
berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahanpermasalahan dalam proses
pembelajaran. Dalam upaya peningkatan keaktifan siswa guru dapat berperan
dengan merekayasa
sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan guru yang dapat mempengaruhi
keaktifan siswa menurut Moh. Uzer Usman (2009:26-27) dalam Wibowo (2016)
adalah:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran;
2. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik);

3. Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik;

4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari);

5. Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari;

6. Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,

7. Memberikan umpan balik (feedback);

8. Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan


peserta didik selalu terpantau dan terukur;
9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran. Keaktifan
dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada saat belajar.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman (2009:26-27) dalam Wibowo
(2016) cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu
yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara
efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan
tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain memperbaiki keterliban
siswa juga dijelaskan cara meningkatkan keterlibatan siswa atau keaktifan siswa
dalam belajar. Cara meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar
adalah mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan menyelidiki
penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa,
sesuaikan pengajaran dengan kebutuhankebutuhan individual siswa. Hal ini sangat
penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif
dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan keaktifan
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu membuat pembelajaran menjadi
menarik atau memberikan motivasi kepada siswa dan keaktifan juga dapat
ditingkatkan, salah satu cara meningkatkan keaktifan yaitu dengan mengenali keadaan
siswa yang kurang terlibat dalam proses pembelajaran
B. Kajian Hasil Penelitian

Sejalan dengan penelitian Parida Ariani dan Wachidi tahun 2019 dengan
judul The Implementation Of Discovery Learning Model To Improve Student Activities
And Learning Achievement Of Pancasila And Civic Education (Ppkn) Of 7th Grade
Students In SMPN 8 Rejang Lebong. Penelitian yang dilakukan dengan menerapkan
pembelajaran berbasis Discovery learning pada pembelajaran PPKn dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam setiap siklusnya, terlihat pada
meningkatnya kemampuan siswa meliputi:
a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

b) Terlibat dalam pemecahan masalah.

c) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya.
d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

e) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

f) Menilai kemampuan dirinya dan prestasi–prestasi yang diperolehnya.

g) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis

h) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh


dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Penelitian Iin Puji Rahayu dan Agustina Tyas Asri Hardini tahun 2019 yang
berjudul Penerapan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Tematik. Menghasilkan hasil pada penelitian ini terdapat kelebihan,
diantaranya:
1) Pada penelitian ini menekankan dua aspek sekaligus yaitu keaktifan siswa dan hasil
belajar siswa. 2) Menggunakan media yang ada di lingkungan sekitar siswa untuk
percobaan maupun pengamatan dan permasalahan yang digunakan yaitu yang ada di
sekitar kehidupan siswa sehingga penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan dan juga
hasil belajar siswa pada Tema 6 Panas dan Perpindahannya Subtema 2 Perpindahan
Kalor di Sekitar Kita dan Subtema 3 Pengaruh Kalor Terhadap Kehidupan yang pada
akhirnya dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
tematik kelas VA SD Negeri Cebongan 02 Salatiga semester II tahun pelajaran 2018/
2019.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Qomariyah (2016), menyimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan keaktifan
belajar peserta didik pada siklus I rata-rata keaktifan peserta didik adalah 72,81% dan
mengalami peningkatan sebesar 10,78% menjadi 83,59% pada siklus II.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan
oleh Rita Y (2017), Istikomah, dkk (2018) dan Gina, dkk (2016) yang dipaparkan dalam
Iin Rahayu (2019) telah membuktikan meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa
dengan menerapkan model discovery learning. Hasil penelitian Rita Y (2017) diperoleh
keaktifan siswa pada siklus I mencapai 50%, siklus II 67% dan mengalami peningkatan
pada siklus III 92%. Sedangkan penelitian Istikomah N, dkk (2018) menghasilkan
keaktifan siswa pada siklus I mencapai 86% dan pada siklus II 95%.
BAB III METODE
PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilakukan dengan cara kolaborasi kerjasama antara peneliti dengan peserta didik kelas
VII F MTs N 2 Ponorogo. Penelitian tindakan merupakan kegiatan pemecahan masalah
yang dimulai dari: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, 4) refleksi, dan 5)
evalusi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII F MTs N 2
Ponorogo Tahun Pelajaran 2021/2022.
B. Setting/ Lokasi/ Subyek Penelitian

Sasaran penelitian yaitu seluruh siswa kelas VII F MTs N 2 Ponorogo Tahun
Pelajaran 2021/2022 yang dijadikan sebagai sample sekaligus populasi dalam
penelitian, yaitu sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 19 peserta didik perempuan dan 7
peserta didik laki-laki, pemilihan subjek penelitian ini dengan pertimbangan bahwa
sebagian besar keaktifan belajar pada mata pelajaran IPA masih rendah yaitu kurang
dari 50% yang aktif dalam pembelajaran.
Model siklus yang digunakan adalah dengan menggunakan model siklus yang
dikemukakan oleh Kemmis & Taggart yang terdiri atas: planning (perencanaan), acting
(pelaksanaan), observing (pengobservasian), dan reflecting (perefleksian), hasil refleksi
ini kemudian di pergunakan untuk memperbaiki perencanaan (revise plan) berikutnya.
Di bawah ini adalah salah satu bentuk siklus PTK model Kemmis dan Mc Taggart.

Gambar 1: Siklus PTK model Kemmis dan MC Taggart


Adapun penjelasan dari model penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap 1 – menyusun rencana tindakan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siswa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
2. Tahap 2 – pelaksanaan tindakan (Action)

Pada tahap ini peneliti mengimplementasikan atau menerapkan isi rencana


tindakan, yaitu melakukan tindakan dikelas. Dengan melaksanakan rencana
pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti akan dilaksanakan oleh peneliti, oleh
karena itu pengamatan secara intensif dilakukan oleh peneliti dan menjadi tanggung
jawab peneliti.
3. Tahap 3 – pengamatan (observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebenarnya
sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan
karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.
Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini peneliti
mengumpulkan data dari proses pembelajaran yang meliputi: aktivitas guru, siswa,
interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, bahan ajar, dan sumber
belajar lainnya.
4. Tahap 4 – Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan pada tahap planing, acting dan observing. Istilah refleksi berasal dari
kata bahasa Inggris Reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana
(peneliti) sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan guru
mata pelajaran dan teman sejawat untuk mendiskusikan hasil tindakan serta
merencanakan implementasi rancangan tindakan berikutnya.
Kemudian hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil penelitian Gina R, dkk
(2016) yang menghasilkan, pada siklus I hasil belajar siswa mencapai presentase
ketuntasan sebesar 26,92%, siklus II mencapai presentase ketuntasan sebesar 65,38%,
pada siklus III mencapai 88,46%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti menunjukkan bahwa model discovery learning dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa.
C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah melalui metode


observasi yaitu dengan pengamatan langsung dengan berpedoman pada instrumen
observasi. Selain metode observasi peneliti menggunakan menggunakan metode angket.
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk mengetahui
seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.1 Pengertian lain dari observasi
adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan
perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantuan.2
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan observasi, yaitu:

1. Diarahkan pada tujuan tertentu, bukan bersifat spekulatif, melainkan


sistematis dan terencana.
2. Dilakukan pencatatan sesegera mungkin, jangan ditangguhkan
dengan mengandalkan kekuatan daya ingat.
3. Diusahakan sedapat mungkin, pencatatan secara kuantitatif.

4. Hasilnya harus dapat diperiksa kembali untuk diuji kebenarannya. 3

Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran dicari persentase nilai rata-


ratanya, salah satunya (rumus fleksibel) dengan menggunakan rumus :
4
Persentase Nilai Rata-rata (NR) = Jumlah Skor ... X 100 %

Skor
Maksimal Sedangkan kriteria indikator penilaian sebagai berikut

4 = sangat baik, 2 = cukup baik

3 = baik 1 = kurang baik

Dan untuk kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut :

75 % < NR ≤ 100% : Sangat Baik


50 % < NR ≤ 75 % : Baik
25 % < NR ≤ 50 % : Cukup Baik
0 % < NR ≤ 25 % : Kurang Baik
D. Metode Analisis Data

Metode analisa data menggunakan data kualitatif yang dianalisa menggunakan

pedoman Keaktifan belajar siswa diobservasi dengan lembar observasi keaktifan belajar
siswa yang berisi indikator keaktifan yang harus dicapai siswa. Penilaian pada lembar
observasi ini adalah dengan menentukan persentase keaktifan setiap siswa. Persentase
keaktifan siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Wijayanti, 2012:67) dalam
Suseno Wawan (2017)
Pedoman kriteria keaktifan siswa pada pembelajaran menurut Arikunto (2007:18)
sebagaimana tertera pada Tabel berikut

Indikator keaktifan yang harus dicapai siswa antara lain (1) bertanya, (2)
mengajukan pendapat, (3) menjawab pertanyaan, (4) berdiskusi, dan (5)
mengerjakan LKPD
E. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
1) Deskripsi Hasil Siklus I
Kegiatan awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan wawancara
bersama guru mata pelajaran IPA dan observasi terhadap proses pembelajaran IPA di
Kelas VII.10 SMP Negeri 1 Parepare. Terdapat beberapa pertanyaan yang peneliti ajukan
terkait dengan penggunaan strategi pembelajaran yang biasa digunakan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA serta hambatan-hambatan yang dihadapi guru ketika
mengajarkan IPA kepada peserta didik.
Selain wawancara, peneliti juga melaksanakan observasi di dalam kelas melihat proses
belajar peserta didik pada saat guru mengajarkan pelajaran IPA. Berdasarkan observasi
dan wawancara yang dilakukan peneliti, kegiatan belajarnya berlangsung sama seperti
sebelumnya. Kesimpulan yang dapat peneliti ambil yaitu bahwasanya guru kurang
menerapkan strategi pembelajaran dalam membelajarkan IPA kepada peserta didik.

Sehingga perolehan nilai siswa masih banyak yang dibawah nilai KKM (Ketuntasan
Kriteria Minimal). Adapun nilai KKM untuk pelajaran IPA kelas VII.10 SMP Negeri 1
Parepare adalah 70 (tujuh puluh). Data observasi yang peneliti peroleh berdasarkan dari
nilai pre-test yang dilakukan oleh guru (peneliti). Dari data tersebut bahwasanya
peserta didik di kelas VII.10 SMP Negeri 1 Parepare masih belum tuntas dalam belajar
IPA. Baik dilihat dari kondisi belajarnya, gairah belajar, serta partisipasi dalam belajar
IPA.
Observasi juga dilakukan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran. Hasil pengamatan awal siswa belum baik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Perhatian sebagian besar siswa masih tergolong rendah, banyak siswa
yang tidak memperhatikan penjelasan guru, ada yang asyik berbicara dengan teman
sebangkunya, ada yang sibuk menggambar di buku tulis, bahkan ada yang berjalan-jalan
sambil mengganggu teman-temannya.
F. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian diatas, maka peneliti akan memberikan
beberapa saran agar dapat melihat dan memperbaiki kualitas belajar siswa, yaitu:
1. Kepada guru, agar menggunakan strategi Discovery Learning ini dalam pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan dan lebih memperhatikan kegiatan belajar siswa agar
hasil belajar siswa selalu meningkat, karena realita yang terjadi sekarang masih banyak
siswa yang kurang memahami pelajaran di sekolah.
2. Kepada siswa, agar lebih bersemangat dalam belajar dan mampu lebih meningkatkan gairah
belajar mereka. Karena di dalam strategi ini siswa diminta untuk menemukan sendiri dan
berlomba. Sehingga melatih rasa kompetitif mereka dalam belajar. Suasana menyenangkan
yang paling penting tercipta di dalam kelas.
3. Sebagai bahan kajian atau referensi serta menambah wawasan bagi peneliti yang akan
melakukan kajian yang berhubungan dengan penerapan strategi Discovery Learning.

DAFTAR PUSTAKA

 Tazminar. 2015. Meningkatkan Keaktifan Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples. Jupendas, ISSN
2355-3650, Vol. 2, No. 1, Maret 2015
 Parida Ariani , Wachidi. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Ppkn Siswa Kelas VII SMP N
8 Rejang Lebong. Universitas Bengkulu : DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi
Pendidikan, 8(1), 2019
 Iin Puji Rahayu , Agustina Tyas Asri Hardini. 2019. Penerapan Model Discovery
Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Tematik. Journal of
Education Action Research Volume 3, Number 3 Tahun 2019, pp. 193-200
 Wibowo, Nugroho. 2016. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui
Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar Di Smk Negeri 1 Saptosari. Jurnal
Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO), Volume1,Nomor2.
Link : https://journal.uny.ac.id/index.php/%20elinvo/article/viewFile/10621/8996
diakses tanggal 29 September 2021

 Ida Fitriyati, Arif Hidayat, Munzil. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Ipa Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dan Penalaran
Ilmiah Siswa Sekolah Menengah Pertama. Malang: Jurnal Pembelajaran Sains
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2017
 Widayati, Ani. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurna Pendidikan
Akutansi Indonesia Vol. VI No. 1 – Tahun 2008 Hal. 87 - 93
 Martinis, Y., 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran.
Jakarta: Referensi (GP Press Group)
 Sudjana, N., 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdikarya.
Lampiran RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : MTs Negeri 2 Ponorogo


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VII/ Ganjil
Materi Pokok : Energi dalam Sistem Kehidupan
Sub Materi : Transformasi Energi dalam sel, Metabolisme sel
dan Respirasi
Alokasi Waktu : 2 JP (2x40 Menit)

1. Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menganalisis konsep energi, 3.5.6 mendeskripsikan pengertian transformasi
berbagai bentuk energi, energy sel (C1)
perubahan bentuk energi dalam 3.5.7 mengidentifikasi mekanisme metabolism sel
kehidupan sehari-hari termasuk (C1)
fotosintesis 3.5.8 mengidentifikasi mekanisme respirasi
4.5 Menyajikan hasil penyelidikan khususnya pada tumbuhan (C2)
tentang perubahan bentuk energi 3.5.9 menganalisis perubahan bentuk energy pada
atau pemanfaatan sumber energi respirasi tumbuhan (C4)(Critical thinking-
dalam kehidupan sehari-hari 4C)
4.5.1 Menyajikan hasil percobaan respirasi pada
tumbuhan (kecambah) berupa laporan
percobaan

3. Tujuan Pembelajaran
 Melalui studi literatur bahan ajar dan pengamatan video transformasi energy,
peserta didik mampu mendeskripsikan pengertian transformasi energy sel dengan
benar
 Melalui tampilan video tranformasi energy sel dan diskusi dengan teman, peserta
didik mampu mengidentifikasi mekanisme metabolism sel dengan benar
 Melalui studi literatur bahan ajar dan pengamatan video transformasi energy,
peserta didik mampu mengidentifikasi mekanisme respirasi tumbuhan dengan benar
 Melalui percobaan respirasi tumbuhan, peserta didik mampu menganalisis
perubahan bentuk energy pada respirasi tumbuhan
 Melalui percobaan respirasi, peserta didik mampu menyajikan hasil percobaan respirasi
pada LKPD dengan benar

4. Materi Pembelajaran
 Faktual : Respirasi pada kecambah
 Konseptual : Metabolisme sel pada mitokondria, respirasi tumbuhan
 Prosedural : Percobaan Respirasi pada kecambah
 Metakognitif : membuat hipotesa pada percobaan respirasi kecambah, mendesain
rancangan percobaan respirasi kecambah

5. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


 Pendekatan : Saintifik
 Model : Discovery learning
 Metode : percobaan, diskusi, tanya jawab

6. Media dan Sumber Belajar


 Media : Laptop/hp, gambar peristiwa metabolism sel, PPT,
 Bahan : Botol kecil yang ada tutupnya, sedotan air mineral,
plastisin, kecambah, air yang diberi pewarna
 Sumber Belajar :
- Buku Siswa : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Ilmu Pengetahuan
Alam. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (hal. 203 – 207)
- Wahono Widodo, Fida Rachmadiarti, dan Siti Nurul Hidayati. 2017. Buku Guru
Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2017. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Anny Winarsih. 2008. IPA Terpadu SMP/MTs Kelas VII Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
- Teguh Sugiyarto dan Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk
SMP/MTs/ Kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
- Wahono Widodo, Fida Rachmadiarti, dan Siti Nurul Hidayati. 2017. Buku Siswa
Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2017. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
7. Langkah – Langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah- Deskripsi Kegiatan Alokasi
Langkah Waktu
Guru Peserta Didik
 Mengucapkan salam dan  Menjawab salam dan berdoa
meminta salah satu peserta didik sebelum memulai pembelajaran
untuk memimpin doa

 Memeriksa kesiapan peserta  Menjawab kabar dari guru dan


didik dengan bertanya kabar menjawab kehadiran
dan mengecek kehadiran peserta
didik

Menjawab, “sulit bernapas


Pendahuluan  Menyampaikan apersepsi 15 menit
normal/lemas/capek/kurang
 Meminta peserta didik untuk
berdiri “coba kalian semua O2”

menutup hidung selama 10 atau


15 hitungan, apa yang terjadi?”
“Kalian merasakan sesak,
Menjawab, “proses bernapas
lemes, kurang oksigen. Lalu apa
menghasilkan energy”
kaitannya dengan materi yang
akan kita pelajari hari ini kira-
kira?”
untuk lebih lanjut dan paham,
mari kita pelajari materi ini.
 Memotivasi peserta didik untuk
Menyimak dan berpikir tentang
tetap semangat belajar
pertanyaan guru
Critical thingking, Communication
 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai Menyimak dengan seksama
 Menyampaikan bentuk-bentuk
Siswa pretes dengan menggunakan laptop
evaluasi pembelajaran pada
pertemuan hari ini
 Melakukan pretes
Kegiatan Langkah- Deskripsi Kegiatan Alokasi
Langkah Waktu
Guru Peserta Didik
`kegiatan Inti Stimulus  Guru menampilkan video  Mengamati dengan seksama video 50 menit
Mengamati “transformasi energy sel” yang ditayangkan di depan kelas
 Setelah mengamati video, mampu
 Guru merangsang peserta didik mendeskripsikan transformasi energy
berpikir kritis setelah melihat sel dan mengidentifikasi mekanisme
video “transformasi energy sel” metabolisme sel

 Membagi kelompok, LKPD dan


 Duduk sesuai kelompok, Menerima
bahan ajar
LKPD dan Bahan ajar
 Menanyakan permasalahan (jika ada)
pada LKPD atau bahan ajar
Identifikasi Memberi kata kunci perumusan Berdiskusi dengn kelompok dan
Masalah masalah di LKPD yaitu: merumuskan masalah, berupa pertanyaan
1. Transformasi energy sel dari penayangan video dan dibimbing
Menanya 2. proses respirasi guru
3. respirasi tumbuhan Create-4C
4. bahan respirasi
5. percobaan tentang respirasi Bertanya jika ada hal sulit kepada guru
pada tumbuha
Pengumpulan  Membimbing peserta didik  Berdiskusi dan mengumpulkan
Data dalam pengumpulan data informasi yang relevan untuk
menjawab permasalahan yang telah
menalar teridentifikasi dari sumber bacaan
 Dari mengamati video yang diputar
peserta didik menjawab identifikasi
masalah
 Peserta didik menyiapkan alat dan
bahan sederhana untuk
melakukan percobaan respirasi
tumbuhan

Pengolahan Data  Membimbing peserta didik Diskusi dengan kelompok mengumpulkan


mengumpulkan informasi atas informasi untuk menjawab permasalahan
Kegiatan Langkah- Deskripsi Kegiatan Alokasi
Langkah Waktu
Guru Peserta Didik
permasalahan yang ditemukan pada LKPD
Mendesain percobaan respirasi sederhana
dan mengikuti prosedur percobaan
respirasi tumbuhan pada LKPD
Mencoba
transformasi energy sel
Pembuktian  Membimbing peserta didik Membuktikan data yang diperoleh dengan
untuk verifikasi sumber beelajar (bahan ajar)

Menarik  Memandu presentasi hasil Mempresentsikan hasil kinerja yng


kesimpulan kinerja kelompok tertuang pada LKPD transformasi energy
sel secara berkelompok di depan kelas
Mengkomunikasik
an Menyimak penguatan materi yang
 Menyampaikan penguatan
disampaikan guru
materi

Bersama guru menyimpulkan kegiatan


 memandu peserta didik untuk
pembelajaran
mengambil kesimpulan dari
kegiatan yang telah dilakukan
Penutup  Memberi umpan balik terkait  Perwakilan peserta didik (inisiatif 15 menit
refleksi tentang pembelajaran peserta didik) menyampaikan
pada hari ini refleksi
 Memberikan posttest
 Memberikan reward kepada  Mengerjakan postetst
peserta didik (kelompok) yang
aktif dalam pembelajaran
 Mengucapkan salam penutup
 Menjawab salam
8. Penilaian
Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi (terlampir)
b. Penilaian Ketrampilan : Ketrampilan kinerja dan ketrampilan presentasi (terlampir)
c. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis (terlampir)

Ponorogo, 8 Oktober 2021


BAHAN AJAR ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN
TRANSFORMASI ENERGI SEL,
METABOLISME SEL, RESPIRASI

ILMU PENGETAHUAN ALAM MTs KELAS VII


OLEH DINA SUSIANA,S.Pd
PENDAHULUAN

1. Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menganalisis konsep energi, 3.5.6 mendeskripsikan pengertian transformasi
berbagai bentuk energi, energy sel
perubahan bentuk energi dalam 3.5.7 mengidentifikasi mekanisme metabolism
kehidupan sehari-hari termasuk sel
fotosintesis 3.5.8 mengidentifikasi mekanisme respirasi
4.5 Menyajikan hasil penyelidikan khususnya pada tumbuhan
tentang perubahan bentuk 3.5.9 menganalisis perubahan bentuk energy
energi atau pemanfaatan pada respirasi tumbuhan
sumber energi dalam kehidupan 4.5.1 Menyajikan hasil percobaan respirasi pada
sehari-hari tumbuhan (kecambah)

3. Petunjuk Modul
Agar kalian mampu memahami materi dan mencapai kompetensi yang diharapkan dalam
modul ini dengan baik, maka perhatikan petunjuk belajar berikut ini :
1. Pelajari isi modul dengan sungguh-sungguh, jika ada uraian materi yang kurang
dipahami, dapat ditanyakan segera kepada guru
2. Supaya belajar kalian terarah, bacalah dengan teliti apa capaian akhir dari materi yang
akan dipelajari dan apa saja indikator capaian pembelajaran yang harus kalian kuasai
3. Tandai bagian-bagian materi yang menurut kalian penting
4. Kerjakan lembar kerja dengan teliti
5. Diskusikan dengan teman kalian jika ada permasalahan yang perlu dipecahkan
6. Pahami rangkuman materi untuk lebih menguasai substansi materi
7. Kerjakan soal formatif dengan benar kemudian cocokkan dengan kunci jawaban yang
sudah disediakan di akhir modul untuk mengetahui tingkat keberhasilan
KEGIATAN PEMBELAJARAN II

Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran II diharapkan kalian dapat :

 Mendeskripsikan pengertian transformasi energy sel

 Mengidentifikasi mekanisme metabolism sel

 Mampu mendesain percobaan sederhana yaitu respirasi tumbuhan

 Menganalisis perubahan bentuk energy pada respirasi tumbuhan

AKTIVITAS 1
Menjelaskan Transformasi Energi Sel

Bagaimana makhluk hidup heterotrof (makhluk hidup yang tidak mampu


mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik) memperoleh energi? Iya
benar, makhluk hidup heterotrof memperoleh energi bersumber dari makanan yang
dikonsumsi. Bagaimana makanan tersebut diubah menjadi energi? Untuk
memahaminya kalian bisa menyimak penjelasan berikut!
Energi akan bertransformasi mulai dari energi potensial, energi kimia menjadi
panas kemudian menjadi energi kinetik untuk beraktivitas. Transformasi energi terjadi
di dalam organel yang terdapat di dalam sel. Jika pada tumbuhan terjadi didalam
klorofil, jika pada hewan dan manusia terjadi didalam mitokondria Transformasi energi
dalam sel terjadi dengan cara sebagai berikut :
1. Transformasi Energi oleh Klorofil

Klorofil adalah zat hijau daun yang terdapat dalam organel sel tumbuhan
yang disebut kloroplas. Klorofil berfungsi dalam fotosintesis. Energi radiasi sinar
matahari yang ditangkap oleh klorofil berfungsi melancarkan proses fotosintesis.
Proses tersebut digunakan untuk mereaksikan CO2 dan H2O menjadi glukosa.
Selain menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa, hasil reaksinya menghasilkan
oksigen yang dapat digunakan oleh tumbuhan untuk beraktivitas, seperti tumbuh,
berkembang, dan bernapas.
Energi radiasi matahari yang berbentuk energi cahaya diubah menjadi
energi potensial dan energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan
bahan makanan lainnya. Energi ini dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk beraktivitas
(tumbuh dan berkembang) dan juga dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain yang
mengkonsumsi tumbuhan tersebut. Akibatnya energi yang terdapat pada tumbuhan
berpindah ke dalam tubuh makhluk hidup lainnya dan menjadi energi potensial. Di
dalam tubuh makhluk hidup ini, energi akan ditransformasi kembali.

Gambar 1. Transformasi energy sel di klorofil

Sumber : https://www.gurupandai.com/energi-dalam-sistem-kehidupan/

2. Transformasi Energi oleh Mitokondria

Mitokondria adalah organel yang terdapat di dalam sel, yang memiliki peran
dalam respirasi sel. Pada transformasi ini energi kimia akan digunakan untuk
mengubah karbohidrat, lemak, dan protein. Mitokondria merupakan salah satu
organel di dalam sel yang berperan dalam respirasi sel. Mitokondria banyak
terdapat pada sel otot makhluk hidup dan sel saraf.

Gambar 2. Transformasi energy di mitokondria

Sumber : https://www.dosenpendidikan.co.id
AYO DISKUSIKAN

Dari penjabaran materi transformasi energy, sekarang kalian tahu apa yang dimaksud transformasi energy. Tulis

AKTIVITAS 2
Menjelaskan Metabolisme Sel

Metabolisme Sel

Metabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam


makhluk hidup. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat,
mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk
mempertahankan hidupnya. Metabolisme disebut reaksi enzimatis
karena terjadi selalu menggunakan katalisator enzim
Metabolisme terdiri atas reaksi pembentukan/ sintesis/anabolisme seperti
fotosintesis dan reaksi penguraian/katabolisme seperti respirasi. Enzim mengarahkan
aliran materi melalui jalur-jalur metabolisme dengan cara mempercepat tahapan
reaksi secara selektif.

Gambar 3. Metabolisme

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Metabolisme

 Anabolisme adalah pembentukan molekulmolekul kompleks dari molekul


sederhana, contoh fotosintesis dan kemosintesis. Anabolisme adalah reaksi kimia
yang memerlukan energi untuk membentuk senyawa kompleks dari senyawa
sederhana. Energi yang diperlukan dalam reaksi anabolisme dapat berupa energi
cahaya atau energi kimia. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal
dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia
dikenal dengan kemosintesis.
Gambar 4. Skema Anabolisme

Sumber : https://www.biologi-sel.com/2012/06/anabolisme-dan-
katabolisme.html

 Katabolisme adalah penguraian molekul molekul kompleks menjadi molekul-


molekul sederhana, contoh respirasi. Katabolisme merupakan reaksi kimia yang
menghasilkan energy dengan memecah senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana.

Gambar 5. Skema katabolisme

Sumber: https://www.biologi-sel.com/2012/06/anabolisme-dan-
katabolisme.html

AKTIVITAS 3
Menjelaskan Respirasi

Respirasi
Respirasi adalah proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat

sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Respirasi


menghasilkan energi kimia untuk aktivitas kehidupan seperti anabolisme, gerak dan
pertumbuhan.
Reaksi dari respirasi yaitu :

C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + Energi

Respirasi dapat terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai


organisme multiseluler hingga satuan terkecil yaitu sel. Proses respirasi pada organisme
eukariotik terjadi di dalam mitokondria. Energi yang dilepas tersebut berada di dalam
zat sumber energi. Terdapat dua macam respirasi, yakni:
 Respirasi Aerob: respirasi yang menguraikan glukosa dengan bantuan oksigen.

 Respirasi Anaerob: respirasi yang menguraikan glukosa tanpa bantuan oksigen.


Dikutip dari Salisbury, 1995, respirasi merupakan suatu proses reaksi
katabolisme yang memecah molekul-molekul gula menjadi molekul anorganik yang
berupa karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Respirasi tumbuhan adalah proses
penyerapan molekul oksigen yang terdapat di udara bebas untuk menghasilkan air,
karbondioksida, dan energi yang sangat dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang. Tumbuhan melakukan respirasi di waktu pagi dan siang hari bersamaan
dengan proses fotosintesis, respirasi juga terjadi pada malam hari.
Respirasi merupakan serangkaian proses penghirupan oksigen melalui organ
pernafasan untuk memecah senyawa organik yaitu CO 2, H2O dan juga energi. Pada
hakikatnya respirasi merupakan reaksi redoks yang dioksidasi menjadi CO 2, sedangkan
O2 diserap sebagai oksidator yang mengalami perubahan menjadi H 2O. Bagian dari
tumbuhan yang paling aktif dalam melakukan respirasi adalah kuncup bunga, tunas, biji
yang mulai tumbuh atau muncul akar, ujung batang, dan ujung akar. Tahapan dalam
proses respirasi tumbuhan, diantaranya adalah sebagai berikut:
 Oksigen ditangkap atau diserap dari udara bebas dilingkungan sekitar.

 Proses transportasi gas-gas secara keseluruhan berlangsung secara difusi.

 Oksigen (O2) masuk dalam sel tumbuhan kemudian mengalami difusi melalui
ruang antar sel, sitoplasma, dan membran sel.
 Karbondioksida yang dihasilkan akan dikeluarkan dari sel tumbuhan melalui proses
difusi
 Jika O2 sudah diambil dari udara bebas, barulah proses respirasi terjadi.

Untuk membuktikan proses respirasi pada makhluk hidup dapat diamati dengan
menggunakan respirometer. Kalian bisa menyusun atau membuat respirometer
sederhana. Bagaimana caranya, silakan kalian buka LKPD transformasi energy,
metabolism sel, respirasi.

TUGAS MANDIRI

Manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya membutuhkan oksigen


untuk bernapas. Bagaimana alam dapat menyediakan oksigen untuk
memenuhi kebutuhan makhluk hidup? Uraikan pendapatmu dalam bentuk
cerpen.
Rangkuman
1. Transformasi energi terjadi di dalam organel yang terdapat di dalam sel. Jika pada
tumbuhan terjadi didalam klorofil, jika pada hewan dan manusia terjadi di dalam
mitokondria.
2. Klorofil adalah zat hijau daun yang terdapat dalam organel sel tumbuhan
yang disebut kloroplas.
3. Mitokondria adalah organel yang terdapat di dalam sel, yang memiliki peran dalam
respirasi sel.
4. Metabolisme adalah proses kimia yang terjadi di dalam tubuh sel makhluk hidup.

5. Metabolisme terdiri atas reaksi pembentukan/ sintesis/anabolisme


seperti fotosintesis dan reaksi penguraian/katabolisme seperti respirasi.

6. Respirasi adalah proses pembebasan energi yang tersimpan dalam z


at sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen.
7. Reaksi dari respirasi yaitu :

C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + Energi


SOAL PRETEST / POSTTEST

1. Energi radiasi matahari yang ditangkap oleh klorofil dalam proses fotosintesis
berfungsi untuk….
A. Mengubah udara dan air menjadi amilum

B. Mereaksikan karbondioksida dan air menjadi glukosa

C. Aktivitas tumbuhan dan berbuah

D. Mengubah karbohidrat menjadi makanan

2. Gangguan metabolisme berupa tertimbunnya senyawa aseton yang dapat


menyebabkan gangguan pernapasan. Kesulitan bernapas terjadi karena
meningkatnya tingkat keasaman dan jumlah CO2 yang tertimbun. Kelainan ini
dinamakan….
A. Marasmus

B. Kwarsiorkor

C. Asidosis

D. Kencing manis

3. Pada saat terjadi transformasi energi oleh klorofil, terjadi perubahan energi….

A. Cahaya diubah menjadi energi kimia dan energi potensial

B. Cahaya diubah menjadi energi kimia dan potensial

C. Cahaya diubah menjadi energi kimia dan gerak

D. Cahaya diubah menjadi energi gerak dan potensial

4. Perhatikan pernyataan berikut!

1) Reaksi pembentukan/sintesis/anabolisme seperti fotosintesis

2) Reaksi penguraian/katabolisme seperti respirasi

3) Hormone adrenalin dihasilkan oleh pancreas berfungsi menurunkan


kadar glukosa dalam darah
4) Hormone insulin dihasilkan oleh korteks drenal berfungsi menaikkan kadar
glukosa dalam darah

Pernyataan yang benar ditunjukkan nomor….


A. 1 dan 2

B. 1 dan 3

C. 2 dan 3

D. 3 dan 4
5. Perhatikan gambar bagian sel berikut!

Nama dan fungsi bagian yang ditunjuk oleh huruf X adalah….

A. Ribosom untuk sisntesa protein

B. Mitokondria untuk tempat respirasi sel

C. Badan golgi tempat sekresi sel

D. Kloroplas tempat fotosintesis


DAFTAR PUSTAKA

Widodo, Wahono, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

Herlina, Lina, dkk. 2020. Modul 5 Energi daalam kehidupan Sehari-hari Pembelajaran
SMP Terbuka Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Direktorat Sekolah Menengah
Pertama

Wellang, E. (2021). Penerapan Strategi Discovery Learning Untuk Meningkatkan


Hasil Belajar IPA Materi Energi Panas Pada Siswa Kelas VII-10 SMP Negeri
1 Parepare Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan Biharul Ulum
ma'arif, 4(3), 1304-1313.

https://www.gurupandai.com/energi-dalam-sistem-kehidupan/ diakses 25 September 2021 pukul

15.0 WIB

https://www.dosenpendidikan.co.id diakses 1 Oktober 2021 pukul 15.35 WIB

: https://id.wikipedia.org/wiki/Metabolisme diakses 1 Oktober 2021 pukul 16.00


https://www.biologi-sel.com/2012/06/anabolisme-dan-katabolisme.html diakses 1 Oktober
2021 pukul 16.50
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

ENERGI DALAM SISTEM


KEHIDUPAN
TRANSFORMASI ENERGI SEL, METABOLISME
SEL, RESPIRASI

OLEH DINA SUSIANA,S.Pd


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) II
Transformasi energy, Metabolisme sel, Respirasi

Petunjuk Belajar
Peserta didik harus membaca LKPD ini dengan seksamma
Lakukan diskusi (jika diperlukan) dan jawab pertanyaan LKPD yang telah disiapkan
Setelah alat dan bahan tersedia, lakukan percobaan mandiri dengan prosedur percobaan
Setelah melakukan percobaan, peserta didik menyajikan hasil percobaan berupa foto desain percobaan
Bila mengalami kesulitan mintalah bantuan guru
Mempresentasikan hasil kegiatan dan peserta didik yang lain menanggapi

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.5 Menganalisis konsep energi, 3.5.6 mendeskripsikan pengertian transformasi
berbagai bentuk energi, energy sel
perubahan bentuk energi dalam 3.5.7 mengidentifikasi mekanisme metabolism sel
kehidupan sehari-hari termasuk 3.5.8 mengidentifikasi mekanisme respirasi
fotosintesis khususnya pada tumbuhan
4.5 Menyajikan hasil penyelidikan 3.5.9 menganalisis perubahan bentuk energy pada
tentang perubahan bentuk energi respirasi tumbuhan
atau pemanfaatan sumber energi 4.5.1 Mendesain percobaan sederhana tentang
dalam kehidupan sehari-hari respirasi pada tumbuhan (kecambah)
4.5.2 Menyajikan hasil percobaan respirasi pada
tumbuhan (kecambah)
Tujuan Pembelajaran

 Melalui studi literatur bahan ajar dan pengamatan, peserta didik mampu mendeskripsikan
Melalui kegiatan ayo lakukan pada LKPD transformasi energi, peserta didik mampu men
 Melalui percobaan respirasi tumbuhan, peserta didik mampu menganalisis perubahan ben
Melalui percobaan respirasi, peserta didik mampu menyajikan hasil percobaan respirasi p

Stimulus

Amati video Transformasi energy sel pada Link :

Gambar I Gambar II
 Apa yang dapat kalian temukan dari kedua gambar di atas?
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
 Apa kaitnnya dengan materi yang akan kita pelajari?

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Identifik
asi
masalah

Tuliskan hipotesis/pertanyaan atas peristiwa dari stimulus dalam bentuk kalimat tanya

1) (Transformasi Energi)

…………………………………………………………………………………………..

2) (Metabolisme sel)

…………………………………………………………………………………………

3) (Peristiwa metabolism sel)

…………………………………………………………………………………………

4) ( Contoh metabolism sel)


…………………………………………………………………………………………

5) (Percobaan sederhana metabolism sel/respirasi)

…………………………………………………………………………………………

Pengumpulan Data

Kumpulkan data dan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan dari identifikasi
masalah pada bagian berikut.
Metabolisme Sel

Metabolisme adalah…………………………………………………………………………

Proses metabolism terdiri dari ………………………. Dan ………………….

Anabolisme memiliki cirri …………………………………………………………………

contohnya ……………………………..dan……………………………………………….

Katabolisme memiliki cirri …………………………………………………………………

contohnya……………………………………………………………………………………

Respirasi

Respirasi merupakan………………………………………………………………………..

Reaksi kimia proses respirasi yaitu :

……………………………………………………………………………………………….

Respirasi pada tumbuhan dapat dibuktikan dengan percobaan sederhana, dan apa yang
dibutuhkan tumbuhan untuk respirasi? Untuk menjawab pertanyaan ini
MARI KITA LAKUKAN AKTIVITAS BERIKUT.
YANG KALIAN PERLU SIAPKAN
1. Botol kecil 5. Pewarna cair merah
2. Gunting 6. Kecambah
3. Sedotan air mineral

4. Plastisin

Bagaimana kalian melakukan aktivitas ini?


1. Membuat respirometer sederhana dengan langkah berikut :

a) Pakailah botol transparan kecil (botol bekas obat batuk misalnya)


b) Buka tutup botol dan diberi lubang kecil menggunakan gunting untuk
memasukkan sedotan air mineral
c) Sedotan air mineral dimasukkan ke dalam lubang dengan hati-hati, pastikan tidak
ada rongga udara pada lubang tersebut (apabila ada rongga udara, kalian bisa
menutupnya dengan plastisin)

*Lakukan perancangan alat ini dengan hati-hati, teliti dan tanggung jawab. Apabila
mengalami kesulitan, silakan meminta bantuan orang tua.
2. Memasukkan kecambah ke dalam botol, kemudian tutuplah botol tersebut.
3. Letakkan perangkat percobaan secara mendatar dan pastikan dalam posisi
seimbang
4. Tetesi ujung sedotan air mineral dengan pewarna cair merah
Pengolahan Data

Untuk membuktikan jawaban dari identifikasi masalah, analisislah perolehan informasi dengan

menjawab pertanyaan berikut.

 Bagaimana proses perubahan energy yang terjadi pada proses metabolism yang terdiri
atas proses anabolisme dan proses katabolisme?
………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………….

 Pada percobaan respirasi tumbuhan, coba amati pergerakan cairan berwarna merah
pada sedotan selama 5 menit dan apa yang terjadi?
………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………….

 Apa yang menyebabkan kedudukan cairan berwarna merah berubah posisi? Jelaskan.

………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

 Adakah hubungan antara berat kecambah dengan kebutuhan oksigen? Jelaskan.

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………….

 Dari percobaan respirasi tumbuhan, perubahan bentuk energy apa yang terjadi?

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………….

Pembuktian
Peserta didik memeriksa secara cermat jawaban dari permasalahan dan mempresentasikan
hasilnya.
Menarik kesimpulan

Tulislah kesimpulan dari kegiatan ini pada bagian berikut.

KESIMPULAN
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Lampiran Penilaian Peserta Didik

1. Teknik penilaian :
a. Sikap : Observasi dengan Jurnal
b. Keterampilan : Penilaian Kinerja dan Penilaian Presentasi
c. Pengetahuan : Tes Tertulis (Bentuk : Pilihan Ganda)

2. Instrument penilaian

a. Penilaian Sikap : Jurnal Observasi


Sikap
Nama Peserta Jumlah
No Percaya
Didik Disiplin Tanggung jawab Jujur Skor
Diri

Rubrik Penilaian
No Aspek Rubrik Skor
1. Disiplin Mengumpulkan tugas tepat waktu 3
Mengumpulkan tugas tidak tepat waktu 2
Tidak mengumpulkan tugas 1
2. Tanggung jawab Mengerjakan tugas sesuai prosedur dan selesai 3
Mengerjakan tugas tidak sesuai prosedur tetapi selesai 2
Tidak mengerjakan tugas sesuai prosedur dan tidak 1
diselesaikan
3. Percaya Diri Aktif dalam kegiatan Tanya jawab dalam pembelajaran 3
Kurang aktif dalam kegiatan tanya jawab dalam 2
pembelajaran
Tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran 1
4. Jujur Menuliskan data/hasil pengamatan sesuai dengan hasil 3
asli
Menuliskan beberapa data pengamatan tidak sesuai 2
dengan hasil asli
Tidak menuliskan data pengamatan sesuai dengan hasil 1
asli
b. Penilaian Ketrampilan Kinerja
No Nama Peserta Persiapan Pelaksanaan Kegiatan akhir Jumlah
Didik Percobaan Percobaan percobaan skor

Rubrik Penilaian
No Ketrampilan Yang Rubrik Skor
dinilai
1. Menyiapkan Percobaan Alat dan bahan lengkap 3
Alat dan bahan kurang lengkap1 2
Alat dan bahan kurang lengkap > 2 1
2. Pelaksanaan Percobaan Mengikuti prosedur berurutan dan benar 3
Mengikuti prosedur tidak berurutan 2
Tidak mengikuti prosedur dengan benar 1
3 Kegiatan akhir percobaan Menyajikan hasil percobaan dengan rapi 3
dan benar
Menyajikan hasil percobaan kurang rapi 2
tetapi benar
Menyajikan hasil percobaan kurang rapi 1
dan kurang benar

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓
Nilai = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 x 100

 Penilaian Ketrampilan Presentasi


Lembar Penilaian Ketrampilan
Presentasi
Nama :
Kelas :
Materi Pokok/Sub materi :
No Aspek Penilaian Skor
1 2 3
1 Penyajian
2 Menanya/Menjawab
3 Isi Laporan
4. Penggunaan Bahasa
Jumlah skor

Rubrik Penilaian Ketrampilan Presentasi


No Indikator Rubrik Skor
1 Penyajian Penyajian materi hasil diskusi sangat menarik 3
Penyajian materi hasil diskusi kurang menarik 2
Penyajian materi hasil diskusi tidak menarik 1
2 Menanya/menjawab Menanya/menjawab pertanyaan dengan benar dan 3
lengkap
Menanya/menjawab pertanyaan dengan benar dan 2
kurang lengkap
Menanya/menjawab pertanyaan dengan kurang tepat 1
3 Isi Laporan Laporan disusun sesuai dengan materi hasil diskusi 3
Laporan disusun dengan materi yang kurang sesuai 2
dengan hasil diskusi
Laporan disusun dengan materi yang tidak sesuai dengan 1
hasil diskusi
4. Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa yang baik dan benar 3
Menggunakan bahasa yang baik tetapi kurang benar 2
Menggunakan bahasa yang kurang baik 1

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓
Nilai = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 x 100
c. Penilaian Pengetahuan
Bentuk Instrumen : Soal Uraian

Kisi – Kisi Soal


Materi Indikator Indikator Soal Ranah No Soal Jawaban skor
Pencapaian Kognitif Soal
Kompetensi
Transform mendeskripsikan Peserta didik C2 1 Energy tidak dapat Transformasi energy 20
asi energy pengertian mendeskripsikan dicptakan dan tidak dapat adalah suatu proses
sel transformasi energy pengertian dimusnahkan, tetapi energy mengubah energi dari
sel transformasi energy dapat mengalami perubahan satu bentuk ke bentuk
sel bentuk. Pada lampu yang lainnya yang terjadi di
dinyalakan misalnyaterjadi dalam organel sel,
perubahan energy listrik ke perubahan bentuk energi
energy cahaya. Hal ini juga potensial yang berupa
berlaku untuk makhluk energi kimia makanan
hidup, terjadi transformasi menjadi energi panas dan
energy sel. Apa yang energi kinetik atau gerak
dimaksud transformsi dalam aktivitas makhluk
energy sel? hidup.
Metabolis mengidentifikasi Peserta didik C2 2 Proses metabolism sel  Anabolisme adalah 20
me sel mekanisme mengidentifikasi dibedakan menjadi reaksi kimia yang
metabolism sel mekanisme anabolisme dan memerlukan energi
metabolism sel katabolisme, jelaskan proses untuk membentuk
anabolisme dan senyawa kompleks
katabolisme! dari senyawa
sederhana,
contohnya
fotosintesis dan
kemosintesis
 Katabolisme
adalah penguraian
molekul
molekul kompleks
menjadi molekul-
molekul
sederhana,
contoh respirasi.
Respirasi mengidentifikasi Peserta didik C2 3 Bagaimana mekanisme Oksigen ditangkap atau 20
mekanisme mengidentifikasi respirasi pada tumbuhan? diserap dari udara bebas
respirasi khususnya proses respirasi pada dilingkungan sekitar.
pada tumbuhan tumbuhan Proses transportasi gas-
gas secara keseluruhan
berlangsung secara
difusi. Oksigen (O2)
masuk dalam sel
tumbuhan kemudian
mengalami difusi melalui
ruang antar sel,
sitoplasma, dan membran
sel.
Karbondioksida yang
dihasilkan akan
dikeluarkan dari sel
tumbuhan melalui proses
difusi. Jika O2 sudah
diambil dari udara bebas,
barulah proses respirasi
terjadi.
Respirasi menganalisis Peserta didik C4 4. Perhatikan gambar Perubahan energy 20
perubahan bentuk disajikan gambar, rangkaian percobaan kimia (yang ada dalam
energy pada menganalisis respirasi tumbuhan berikut. tubuh kecambah)
respirasi tumbuhan perubahan bentuk menjadi energy panas
energy pada respirasi
Analisislah perubahan
bentuk energy apa yang
terjadi pada respirasi
kecambah ini!
Mendesain Peserta didik diminta C6 5 Jika kalian diminta untuk Membuat respirometer 20
percobaan mendesain percobaan melakukan pengamatan sederhana, dari botol
sederhana tentang sederhana tentang tentang respirasi pada kecil transparan yang
respirasi pada respirasi tumbuhan, bagaimana dilubangi tutupnya
tumbuhan kalian merancang kemudian dimasukkan
(kecambah) percobaannya? edotan air mineral,
didalam botol
dimasukkan kecambah,
kemudian pada sedotan
diberi pewarna cair,
kemudian beberapa saat
diamati posisi pewarna
tersebut.
LAMPIRAN 1

Anda mungkin juga menyukai