Disusun Oleh :
DINA SUSIANA, S.Pd
Benar-benar merupakan Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang saya laksanakan di MTs
Negeri 2 Ponorogo dan bukan merupakan plagiasi. Jika di kemudian hari terbukti bahwa
karya ini merupakan hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
A. Latar Belakang
Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang
dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus
menerus. Perubahan ini sangat diperlukan dalam pembelajaran di era teknologi seperti
ini. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, sumber belajar, platform
yang mendukung dalam pembelajaran, maupun materi-materi pelajaran. IPA merupakan
salah satu bidang studi yang menduduki salah satu peran penting dalam pendidikan. Hal
ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibanding pelajaran lain.
Keaktifan belajar IPA sangat diperlukan untuk terciptanya pembelajaran yang
interaktif, aktif dan hasil belajar yang maksimal, sehingga apabila dikehendaki
peningkatan mutu pendidikan maka hasil belajar yang dicapai harus ditingkatkan, dan
untuk meningkatkan hasil belajar dibutuhkan keaktifan peserta didik yang lebih besar
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran, guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa, sehingga peserta didik
aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan Jamal Ma’mur ( 2011:60)
dalam Enjang Ari Wulandari (2013).
Bentuk-bentuk keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat terlihat dari
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran seperti turut sertanya dalam mengerjakan
tugas, terlibat dalam diskusi proses pemecahan masalah, bertanya kepada teman atau
guru apabila tidak memahami materi, dan mampu mempresentasikan hasil laporan.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar menurut Gagne (Mrtinis,
2013:84) diantaranya: memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, menjelaskan
tujuan instruksional (kemampuan dasar siswa), mengingatkan kompetensi belajar
kepada siswa, memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep yang akan dipelajari),
memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya, memunculkan aktivitas,
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, memberi umpan balik (feed back),
melakukan tes singkat diakhir pembelajaran, menyimpulkan setiap materi yang akan
disampaikan di akhir pembelajaran.
Indikator keaktifan belajar menurut (Sudjana, 2016:61) dapat dilihat dari
beberapa hal yaitu: (1) ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa turut serta
melaksnakan tugas belajarnya, (2) Siswa mau terlibat dalam pemecahan masalah pada
kegiatan pembelajaran, (3) Siswa mau bertanya kepada teman atau kepada guru apabila
tidak memahami materi atau menemui kesulitan, (4) Siswa mau berusaha mencari
informasi yang dapat diperlukan untuk pemecahan persoalan yang sedang
dihadapinya,
(5) Siswa melakukan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, (6) siswa mampu
menilai kemmapuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, (7) Siswa berlatih
memecahkan soal atau masalah, dan (8) Siswa memiliki kesempatan menggunakan atau
menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan
yang dihadapinya.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan
dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan Nasional
bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan keberhasilan
peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran. Guru bertanggungjawab dalam memilih
strategi yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran dan kondisi peserta didik.
Strategi pembelajaran yang tepat tentunya akan membuat peserta didik belajar lebih
optimal. Selain itu, guru juga harus bisa merangsang, membimbing, dan memajukan
keaktifan peserta didik dalam proses belajar. Hal tersebut harus dirancang dan
dilaksanakan agar tujuan pembelajaran dapat berhasil dengan baik.
Seyogyanya guru bertindak sebagai fasilitator, mediator, dan motivator dengan
menerapkan pembelajaran yang aktif, menyenangkan, dan sesuai dengan
kemampuan/gaya belajar peserta didik melalui berbagai strategi/metode pembelajaran
dengan memperhatikan sekaligus mengembangkan materi maupun media pembelajaran.
Sehingga peserta didik dapat membangun pengetahuannya sendiri dan terlibat aktif
dalam pembelajaran baik secara fisik, intelektual, dan emosional serta hasil belajar yang
optimal dapat terwujud baik pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Lebih lanjut dijelaskan dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 81A tahun 2013 bahwa beberapa pendekatan dan model pembelajaran yang
mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 selain pendekatan saintifik adalah
discovery/inquiry learning, problem based learning, dan project based learning.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran terlihat permasalahan yang
dijumpai di kelas VII F MTs N 2 Ponorogo yakni kurang aktifnya siswa dalam kegiatan
pembelajaran, siswa bosan dengan pembelajaran yang berlangsung (media pembelajaran
kurang bervariatif), siswa kurang memberi respon terhadap pertanyaan yang diajukan
guru. Permasalahan yang muncul di kelas VII F menuntut guru untuk melakukan
reorientasi terhadap kegiatan pembelajaran di kelas tersebut. Perlu diterapkan model
pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk aktif dalam membangun dan
mengembangkan keaktifan mereka serta membuat peserta didik merasa nyaman dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran Discovery Learning dapat digunakan sebagai alternatif
untuk meningkatkan keaktifan peserta didik. Discovery Learning merupakan salah satu
model pembelajaran inovatif yang memberdayakan proses berpikir melalui penemuan.
Menurut Asmani (2010), model Discovery Learning merupakan model untuk
mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri,
menyelidiki sendiri, maka peserta didik memperoleh pengetahuan melalui pengalaman
yang dilakukan serta meningkatkan proses berpikir peserta didik. Pada model ini, guru
sedikit menjelaskan tetapi lebih banyak untuk mengajukan pertanyaan sehingga peserta
didik cenderung aktif dan memotivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Pada
Materi Energi Dalam Kehidupan Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Ipa
Peserta Didik Kelas VII F MTs Negeri 2 Ponorogo Tahun Pelajaran 2020/ 2021”
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana penerapan model pembelajaran discovery learning pada materi
energi dalam kehidupan untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA peserta didik kelas
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Menurut Ani Widayani (2008) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu
kegiatan penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan
mutu dan hasil pembelajaran. PTK merupakan kegiatan penelitian yang dapat
dilakukan secara individu maupun kolaboratif. PTK individual merupakan penelitian
di mana seorang guru melakukan penelitian di kelasnya maupun kelas guru lain.
Sedangkan PTK kolaboratif merupakan penelitian di mana beberapa guru melakukan
penelitian secara sinergis dikelasnya dan anggota yang lain berkunjung ke kelas untuk
mengamati kegiatan.
PTK mempunyai karaktaristik yang berbeda dengan penelitian yang lain.
PTK merupakan penelitian kualitatif meski data yang diperoleh dapat berupa data
kuantitatif. Beberapa karakteristik PTK diakses dari situs pakguruonline diantaranya
yaitu:
a. Bersifat siklis, artinya PTK terlihat siklis-siklis (perencanaan, pemberian tindakan,
pengamatan dan refleksi), sebagai prosedur baku penelitian.
b. Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu
(misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan,
bukan "sekali tembak" selesai pelaksanaannya.
c. Bersifat partikular-spesifik jadi tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam
rangka mendapatkan dalil-dalil. Hasilnya pun tidak untuk digenaralisasi meskipun
mungkin diterapkan oleh orang lain dan di tempat lain yang konteksnya mirip.
d. Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekali gus pelaku
perubahan dan sasaran yang perlu diubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni
sebagai orang yang meneliti sekaligus yang diteliti pula.
e. Bersifat emik (bukan etik), artinya PTK memandang pembelajaran menurut sudut
pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan yang diteliti; bukan menurut
sudut pandang orang luar yang berjarak dengan hal yang diteliti.
f. Bersifat kaloboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu terjadi
kerja sama atau kerja bersama antara peneliti (guru) dan pihak lain demi
keabsahan dan tercapainya tujuan penelitian.
g. Bersifat kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu
dalam pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru; menggarap
masalah- masalah besar.
h. Menggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang pelaksanaan
PTK tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa demi kebutuhan, kepentingan
dan tercapainya tujuan penelitian.
i. Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan
penelitian, bukan kerepresentasifan (keterwakilan jumlah) sampel secara
kuantitatif. Sebab itu, PTK hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana,
bukan yang rumit.
j. Bermaksud mengubah kenyataan, dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan
memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis.
Budaya meneliti yang tumbuh dari dilaksanakannya PTK secara
berkesinambungan menjadikan kalangan guru makin professional dalam hal ini
menjadi lebih mandiri, percaya diri, dan berani mengambil resiko dalam mencoba hal-
hal yang baru untuk perbaikan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan
penelitian- penelitian yang dilakukannya, guru dapat membangun pengetahuan, dan
tidak menutup kemungkinan pengetahuan yang dibangunnya dari pengalaman tersebut
akan menjadi suatu teori tentang praktik. Pengalaman melakukan PTK tidak menutup
kemungkinan guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan dari bawah
(hal ini sangat sesuai dengan konsep KTSP). Lebih jauh mengenai manfaat PTK
menurut Ani Widayani (2008) dapat dilihat sebagai berikut:
a. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru
untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang
dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai
kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
b. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis
artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan
karir guru.
c. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam
satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah
pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
d. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau
program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan
kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
e. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di
kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat ditingkatkan.
f. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang,
nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik,
dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan
dipilih secara sungguh-sungguh.
Menurut Ani Widayani (2008) PTK yang dilaksanakan oleh guru mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan
guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru.
c. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di
kelas agar pembelajaran bermutu.
d. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-
masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas
yang diajarnya.
e. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran
(misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh
guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
f. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran
untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
g. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian
agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-
mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.
a. Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
peserta didik yang kurang memiliki kemampuan kognitif yang rendah akan
mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak atau yang mengungkapkan hubungan
antara konsep‐konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi.
b. Model ini tidak cukup efisien untuk digunakan dalam mengajar pada jumlah
peserta didik yang banyak hal ini karena waktu yang dibutuhkan cukup lama
untuk kegiatan menemukan pemecahan masalah.
c. Harapan dalam model ini dapat terganggu apabila peserta didik dan guru telah
terbiasa dengan cara lama.
d. Model pengajaran discovery ini akan lebih cocok dalam pengembangkan
pemahaman, namun aspek lainnya kurang mendapat perhatian.
3. Pembelajaran IPA
3. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya;
4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah;
Sejalan dengan penelitian Parida Ariani dan Wachidi tahun 2019 dengan
judul The Implementation Of Discovery Learning Model To Improve Student Activities
And Learning Achievement Of Pancasila And Civic Education (Ppkn) Of 7th Grade
Students In SMPN 8 Rejang Lebong. Penelitian yang dilakukan dengan menerapkan
pembelajaran berbasis Discovery learning pada pembelajaran PPKn dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam setiap siklusnya, terlihat pada
meningkatnya kemampuan siswa meliputi:
a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
c) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya.
d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
A. Objek Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilakukan dengan cara kolaborasi kerjasama antara peneliti dengan peserta didik kelas
VII F MTs N 2 Ponorogo. Penelitian tindakan merupakan kegiatan pemecahan masalah
yang dimulai dari: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, 4) refleksi, dan 5)
evalusi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII F MTs N 2
Ponorogo Tahun Pelajaran 2021/2022.
B. Setting/ Lokasi/ Subyek Penelitian
Sasaran penelitian yaitu seluruh siswa kelas VII F MTs N 2 Ponorogo Tahun
Pelajaran 2021/2022 yang dijadikan sebagai sample sekaligus populasi dalam
penelitian, yaitu sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 19 peserta didik perempuan dan 7
peserta didik laki-laki, pemilihan subjek penelitian ini dengan pertimbangan bahwa
sebagian besar keaktifan belajar pada mata pelajaran IPA masih rendah yaitu kurang
dari 50% yang aktif dalam pembelajaran.
Model siklus yang digunakan adalah dengan menggunakan model siklus yang
dikemukakan oleh Kemmis & Taggart yang terdiri atas: planning (perencanaan), acting
(pelaksanaan), observing (pengobservasian), dan reflecting (perefleksian), hasil refleksi
ini kemudian di pergunakan untuk memperbaiki perencanaan (revise plan) berikutnya.
Di bawah ini adalah salah satu bentuk siklus PTK model Kemmis dan Mc Taggart.
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siswa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
2. Tahap 2 – pelaksanaan tindakan (Action)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebenarnya
sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan
karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.
Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini peneliti
mengumpulkan data dari proses pembelajaran yang meliputi: aktivitas guru, siswa,
interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, bahan ajar, dan sumber
belajar lainnya.
4. Tahap 4 – Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan pada tahap planing, acting dan observing. Istilah refleksi berasal dari
kata bahasa Inggris Reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana
(peneliti) sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan guru
mata pelajaran dan teman sejawat untuk mendiskusikan hasil tindakan serta
merencanakan implementasi rancangan tindakan berikutnya.
Kemudian hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil penelitian Gina R, dkk
(2016) yang menghasilkan, pada siklus I hasil belajar siswa mencapai presentase
ketuntasan sebesar 26,92%, siklus II mencapai presentase ketuntasan sebesar 65,38%,
pada siklus III mencapai 88,46%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti menunjukkan bahwa model discovery learning dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa.
C. Metode Pengumpulan Data
Skor
Maksimal Sedangkan kriteria indikator penilaian sebagai berikut
Dan untuk kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut :
pedoman Keaktifan belajar siswa diobservasi dengan lembar observasi keaktifan belajar
siswa yang berisi indikator keaktifan yang harus dicapai siswa. Penilaian pada lembar
observasi ini adalah dengan menentukan persentase keaktifan setiap siswa. Persentase
keaktifan siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Wijayanti, 2012:67) dalam
Suseno Wawan (2017)
Pedoman kriteria keaktifan siswa pada pembelajaran menurut Arikunto (2007:18)
sebagaimana tertera pada Tabel berikut
Indikator keaktifan yang harus dicapai siswa antara lain (1) bertanya, (2)
mengajukan pendapat, (3) menjawab pertanyaan, (4) berdiskusi, dan (5)
mengerjakan LKPD
E. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
1) Deskripsi Hasil Siklus I
Kegiatan awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan wawancara
bersama guru mata pelajaran IPA dan observasi terhadap proses pembelajaran IPA di
Kelas VII.10 SMP Negeri 1 Parepare. Terdapat beberapa pertanyaan yang peneliti ajukan
terkait dengan penggunaan strategi pembelajaran yang biasa digunakan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA serta hambatan-hambatan yang dihadapi guru ketika
mengajarkan IPA kepada peserta didik.
Selain wawancara, peneliti juga melaksanakan observasi di dalam kelas melihat proses
belajar peserta didik pada saat guru mengajarkan pelajaran IPA. Berdasarkan observasi
dan wawancara yang dilakukan peneliti, kegiatan belajarnya berlangsung sama seperti
sebelumnya. Kesimpulan yang dapat peneliti ambil yaitu bahwasanya guru kurang
menerapkan strategi pembelajaran dalam membelajarkan IPA kepada peserta didik.
Sehingga perolehan nilai siswa masih banyak yang dibawah nilai KKM (Ketuntasan
Kriteria Minimal). Adapun nilai KKM untuk pelajaran IPA kelas VII.10 SMP Negeri 1
Parepare adalah 70 (tujuh puluh). Data observasi yang peneliti peroleh berdasarkan dari
nilai pre-test yang dilakukan oleh guru (peneliti). Dari data tersebut bahwasanya
peserta didik di kelas VII.10 SMP Negeri 1 Parepare masih belum tuntas dalam belajar
IPA. Baik dilihat dari kondisi belajarnya, gairah belajar, serta partisipasi dalam belajar
IPA.
Observasi juga dilakukan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran. Hasil pengamatan awal siswa belum baik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Perhatian sebagian besar siswa masih tergolong rendah, banyak siswa
yang tidak memperhatikan penjelasan guru, ada yang asyik berbicara dengan teman
sebangkunya, ada yang sibuk menggambar di buku tulis, bahkan ada yang berjalan-jalan
sambil mengganggu teman-temannya.
F. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian diatas, maka peneliti akan memberikan
beberapa saran agar dapat melihat dan memperbaiki kualitas belajar siswa, yaitu:
1. Kepada guru, agar menggunakan strategi Discovery Learning ini dalam pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan dan lebih memperhatikan kegiatan belajar siswa agar
hasil belajar siswa selalu meningkat, karena realita yang terjadi sekarang masih banyak
siswa yang kurang memahami pelajaran di sekolah.
2. Kepada siswa, agar lebih bersemangat dalam belajar dan mampu lebih meningkatkan gairah
belajar mereka. Karena di dalam strategi ini siswa diminta untuk menemukan sendiri dan
berlomba. Sehingga melatih rasa kompetitif mereka dalam belajar. Suasana menyenangkan
yang paling penting tercipta di dalam kelas.
3. Sebagai bahan kajian atau referensi serta menambah wawasan bagi peneliti yang akan
melakukan kajian yang berhubungan dengan penerapan strategi Discovery Learning.
DAFTAR PUSTAKA
Tazminar. 2015. Meningkatkan Keaktifan Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples. Jupendas, ISSN
2355-3650, Vol. 2, No. 1, Maret 2015
Parida Ariani , Wachidi. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Ppkn Siswa Kelas VII SMP N
8 Rejang Lebong. Universitas Bengkulu : DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi
Pendidikan, 8(1), 2019
Iin Puji Rahayu , Agustina Tyas Asri Hardini. 2019. Penerapan Model Discovery
Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Tematik. Journal of
Education Action Research Volume 3, Number 3 Tahun 2019, pp. 193-200
Wibowo, Nugroho. 2016. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui
Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar Di Smk Negeri 1 Saptosari. Jurnal
Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO), Volume1,Nomor2.
Link : https://journal.uny.ac.id/index.php/%20elinvo/article/viewFile/10621/8996
diakses tanggal 29 September 2021
1. Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
3. Tujuan Pembelajaran
Melalui studi literatur bahan ajar dan pengamatan video transformasi energy,
peserta didik mampu mendeskripsikan pengertian transformasi energy sel dengan
benar
Melalui tampilan video tranformasi energy sel dan diskusi dengan teman, peserta
didik mampu mengidentifikasi mekanisme metabolism sel dengan benar
Melalui studi literatur bahan ajar dan pengamatan video transformasi energy,
peserta didik mampu mengidentifikasi mekanisme respirasi tumbuhan dengan benar
Melalui percobaan respirasi tumbuhan, peserta didik mampu menganalisis
perubahan bentuk energy pada respirasi tumbuhan
Melalui percobaan respirasi, peserta didik mampu menyajikan hasil percobaan respirasi
pada LKPD dengan benar
4. Materi Pembelajaran
Faktual : Respirasi pada kecambah
Konseptual : Metabolisme sel pada mitokondria, respirasi tumbuhan
Prosedural : Percobaan Respirasi pada kecambah
Metakognitif : membuat hipotesa pada percobaan respirasi kecambah, mendesain
rancangan percobaan respirasi kecambah
1. Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
3. Petunjuk Modul
Agar kalian mampu memahami materi dan mencapai kompetensi yang diharapkan dalam
modul ini dengan baik, maka perhatikan petunjuk belajar berikut ini :
1. Pelajari isi modul dengan sungguh-sungguh, jika ada uraian materi yang kurang
dipahami, dapat ditanyakan segera kepada guru
2. Supaya belajar kalian terarah, bacalah dengan teliti apa capaian akhir dari materi yang
akan dipelajari dan apa saja indikator capaian pembelajaran yang harus kalian kuasai
3. Tandai bagian-bagian materi yang menurut kalian penting
4. Kerjakan lembar kerja dengan teliti
5. Diskusikan dengan teman kalian jika ada permasalahan yang perlu dipecahkan
6. Pahami rangkuman materi untuk lebih menguasai substansi materi
7. Kerjakan soal formatif dengan benar kemudian cocokkan dengan kunci jawaban yang
sudah disediakan di akhir modul untuk mengetahui tingkat keberhasilan
KEGIATAN PEMBELAJARAN II
Tujuan Pembelajaran
AKTIVITAS 1
Menjelaskan Transformasi Energi Sel
Klorofil adalah zat hijau daun yang terdapat dalam organel sel tumbuhan
yang disebut kloroplas. Klorofil berfungsi dalam fotosintesis. Energi radiasi sinar
matahari yang ditangkap oleh klorofil berfungsi melancarkan proses fotosintesis.
Proses tersebut digunakan untuk mereaksikan CO2 dan H2O menjadi glukosa.
Selain menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa, hasil reaksinya menghasilkan
oksigen yang dapat digunakan oleh tumbuhan untuk beraktivitas, seperti tumbuh,
berkembang, dan bernapas.
Energi radiasi matahari yang berbentuk energi cahaya diubah menjadi
energi potensial dan energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan
bahan makanan lainnya. Energi ini dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk beraktivitas
(tumbuh dan berkembang) dan juga dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain yang
mengkonsumsi tumbuhan tersebut. Akibatnya energi yang terdapat pada tumbuhan
berpindah ke dalam tubuh makhluk hidup lainnya dan menjadi energi potensial. Di
dalam tubuh makhluk hidup ini, energi akan ditransformasi kembali.
Sumber : https://www.gurupandai.com/energi-dalam-sistem-kehidupan/
Mitokondria adalah organel yang terdapat di dalam sel, yang memiliki peran
dalam respirasi sel. Pada transformasi ini energi kimia akan digunakan untuk
mengubah karbohidrat, lemak, dan protein. Mitokondria merupakan salah satu
organel di dalam sel yang berperan dalam respirasi sel. Mitokondria banyak
terdapat pada sel otot makhluk hidup dan sel saraf.
Sumber : https://www.dosenpendidikan.co.id
AYO DISKUSIKAN
Dari penjabaran materi transformasi energy, sekarang kalian tahu apa yang dimaksud transformasi energy. Tulis
AKTIVITAS 2
Menjelaskan Metabolisme Sel
Metabolisme Sel
Gambar 3. Metabolisme
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Metabolisme
Sumber : https://www.biologi-sel.com/2012/06/anabolisme-dan-
katabolisme.html
Sumber: https://www.biologi-sel.com/2012/06/anabolisme-dan-
katabolisme.html
AKTIVITAS 3
Menjelaskan Respirasi
Respirasi
Respirasi adalah proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat
Oksigen (O2) masuk dalam sel tumbuhan kemudian mengalami difusi melalui
ruang antar sel, sitoplasma, dan membran sel.
Karbondioksida yang dihasilkan akan dikeluarkan dari sel tumbuhan melalui proses
difusi
Jika O2 sudah diambil dari udara bebas, barulah proses respirasi terjadi.
Untuk membuktikan proses respirasi pada makhluk hidup dapat diamati dengan
menggunakan respirometer. Kalian bisa menyusun atau membuat respirometer
sederhana. Bagaimana caranya, silakan kalian buka LKPD transformasi energy,
metabolism sel, respirasi.
TUGAS MANDIRI
1. Energi radiasi matahari yang ditangkap oleh klorofil dalam proses fotosintesis
berfungsi untuk….
A. Mengubah udara dan air menjadi amilum
B. Kwarsiorkor
C. Asidosis
D. Kencing manis
3. Pada saat terjadi transformasi energi oleh klorofil, terjadi perubahan energi….
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 3 dan 4
5. Perhatikan gambar bagian sel berikut!
Widodo, Wahono, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
Herlina, Lina, dkk. 2020. Modul 5 Energi daalam kehidupan Sehari-hari Pembelajaran
SMP Terbuka Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Direktorat Sekolah Menengah
Pertama
15.0 WIB
Petunjuk Belajar
Peserta didik harus membaca LKPD ini dengan seksamma
Lakukan diskusi (jika diperlukan) dan jawab pertanyaan LKPD yang telah disiapkan
Setelah alat dan bahan tersedia, lakukan percobaan mandiri dengan prosedur percobaan
Setelah melakukan percobaan, peserta didik menyajikan hasil percobaan berupa foto desain percobaan
Bila mengalami kesulitan mintalah bantuan guru
Mempresentasikan hasil kegiatan dan peserta didik yang lain menanggapi
Melalui studi literatur bahan ajar dan pengamatan, peserta didik mampu mendeskripsikan
Melalui kegiatan ayo lakukan pada LKPD transformasi energi, peserta didik mampu men
Melalui percobaan respirasi tumbuhan, peserta didik mampu menganalisis perubahan ben
Melalui percobaan respirasi, peserta didik mampu menyajikan hasil percobaan respirasi p
Stimulus
Gambar I Gambar II
Apa yang dapat kalian temukan dari kedua gambar di atas?
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Apa kaitnnya dengan materi yang akan kita pelajari?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Identifik
asi
masalah
Tuliskan hipotesis/pertanyaan atas peristiwa dari stimulus dalam bentuk kalimat tanya
1) (Transformasi Energi)
…………………………………………………………………………………………..
2) (Metabolisme sel)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Pengumpulan Data
Kumpulkan data dan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan dari identifikasi
masalah pada bagian berikut.
Metabolisme Sel
Metabolisme adalah…………………………………………………………………………
contohnya ……………………………..dan……………………………………………….
contohnya……………………………………………………………………………………
Respirasi
Respirasi merupakan………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………….
Respirasi pada tumbuhan dapat dibuktikan dengan percobaan sederhana, dan apa yang
dibutuhkan tumbuhan untuk respirasi? Untuk menjawab pertanyaan ini
MARI KITA LAKUKAN AKTIVITAS BERIKUT.
YANG KALIAN PERLU SIAPKAN
1. Botol kecil 5. Pewarna cair merah
2. Gunting 6. Kecambah
3. Sedotan air mineral
4. Plastisin
*Lakukan perancangan alat ini dengan hati-hati, teliti dan tanggung jawab. Apabila
mengalami kesulitan, silakan meminta bantuan orang tua.
2. Memasukkan kecambah ke dalam botol, kemudian tutuplah botol tersebut.
3. Letakkan perangkat percobaan secara mendatar dan pastikan dalam posisi
seimbang
4. Tetesi ujung sedotan air mineral dengan pewarna cair merah
Pengolahan Data
Untuk membuktikan jawaban dari identifikasi masalah, analisislah perolehan informasi dengan
Bagaimana proses perubahan energy yang terjadi pada proses metabolism yang terdiri
atas proses anabolisme dan proses katabolisme?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….
Pada percobaan respirasi tumbuhan, coba amati pergerakan cairan berwarna merah
pada sedotan selama 5 menit dan apa yang terjadi?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….
Apa yang menyebabkan kedudukan cairan berwarna merah berubah posisi? Jelaskan.
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….
Dari percobaan respirasi tumbuhan, perubahan bentuk energy apa yang terjadi?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….
Pembuktian
Peserta didik memeriksa secara cermat jawaban dari permasalahan dan mempresentasikan
hasilnya.
Menarik kesimpulan
KESIMPULAN
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Lampiran Penilaian Peserta Didik
1. Teknik penilaian :
a. Sikap : Observasi dengan Jurnal
b. Keterampilan : Penilaian Kinerja dan Penilaian Presentasi
c. Pengetahuan : Tes Tertulis (Bentuk : Pilihan Ganda)
2. Instrument penilaian
Rubrik Penilaian
No Aspek Rubrik Skor
1. Disiplin Mengumpulkan tugas tepat waktu 3
Mengumpulkan tugas tidak tepat waktu 2
Tidak mengumpulkan tugas 1
2. Tanggung jawab Mengerjakan tugas sesuai prosedur dan selesai 3
Mengerjakan tugas tidak sesuai prosedur tetapi selesai 2
Tidak mengerjakan tugas sesuai prosedur dan tidak 1
diselesaikan
3. Percaya Diri Aktif dalam kegiatan Tanya jawab dalam pembelajaran 3
Kurang aktif dalam kegiatan tanya jawab dalam 2
pembelajaran
Tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran 1
4. Jujur Menuliskan data/hasil pengamatan sesuai dengan hasil 3
asli
Menuliskan beberapa data pengamatan tidak sesuai 2
dengan hasil asli
Tidak menuliskan data pengamatan sesuai dengan hasil 1
asli
b. Penilaian Ketrampilan Kinerja
No Nama Peserta Persiapan Pelaksanaan Kegiatan akhir Jumlah
Didik Percobaan Percobaan percobaan skor
Rubrik Penilaian
No Ketrampilan Yang Rubrik Skor
dinilai
1. Menyiapkan Percobaan Alat dan bahan lengkap 3
Alat dan bahan kurang lengkap1 2
Alat dan bahan kurang lengkap > 2 1
2. Pelaksanaan Percobaan Mengikuti prosedur berurutan dan benar 3
Mengikuti prosedur tidak berurutan 2
Tidak mengikuti prosedur dengan benar 1
3 Kegiatan akhir percobaan Menyajikan hasil percobaan dengan rapi 3
dan benar
Menyajikan hasil percobaan kurang rapi 2
tetapi benar
Menyajikan hasil percobaan kurang rapi 1
dan kurang benar
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓
Nilai = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 x 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓
Nilai = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 x 100
c. Penilaian Pengetahuan
Bentuk Instrumen : Soal Uraian