Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 5. No. 2.

Oktober2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862

MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UPAYA


MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PENJASKES KELAS V
SEMESTER SATU TAHUN PELAJARAN 2018/2019 DI SD NEGERI 22 AMPENAN

Darsana
Guru Penjaskes SD Negeri 22 Ampenan

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan pendekatan


Saintifik model Discovery Learning dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar
Penjaskes Peserta didik Kelas V SD Negeri 22 Ampenan. Manfaat penelitian ini adalah mendorong
peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan belajar dalam kelompok (kognitif) dan
bersosiolisasi dengan teman sebagai dalam proses pembelajaran di kelas senyatanya. Dan bagi guru
meningkatkan pengembangan pendekatan dan model pembelajaran dengan penerapan saintifik
Model discovery learning dalam pembelajaran kerja kelompok (kooperatif). Penelitian ini
dilaksanakan dua siklus, masing-masing siklus kegiatannya adalah; perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Hasil akhir tindakan pada siklus II menunjukkan bahwa hasil observasi guru
pada pertemuan kedua memperoleh skor rata-rata (4,71) dan hasil observasi Peserta didik
pertemuan kedua mencapai skor rata-rata (4,43). Sedangkan hasil belajar Peserta didik mencapai
nilai rata-rata (87,65), artinya indicator keberhasilan (> 4,0) dan hasil belajar (> 75,00) telah
terlampaui. Karena indicator keberhasilan telah terbukti penelitian dinyatakan berhasil dan
dihentikan pada siklus II.

Kata Kunci : Motivasi dan hasil Belajar – Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning.

PENDAHULUAN memperoleh nilai rata-rata di bawah KKM.


Proses pembelajaran di SD Negeri 22 Kondisi sebagaimana tersebut diatas dialami
Ampenan khususnya pada mata pelajaran pula pada proses pembelajaran mata pelajaran
Penjaskes yang berlaku selama ini masih Penjaskes. Selama proses pembelajaran
cenderungnya mengarah pada guru yang aktif peserta didik cenderung tidak peduli terhadap
menjelaskan materi pelajaran dengan berapi- apa yang disampaikan oleh guru mata
api tanpa memperdulikan kondisi peserta pelajaran. Ketika guru meminta kepada
didiknya.Proses pembelajaran semacam ini peserta didik untuk bertanya terhadap materi
telah melahirkan peserta didik yang pasif, pelajaran yang disajikan, jika ternyata belum
kurang kreatif, kurang termotivasi dalam faham, belum mengerti, atau tidak tahu sama
mengingat pelajaran Penjaskes sehingga sekali semuanya diam, ketika peserta didik di
prosentase keberhasilan pada peserta didik berikan tugas secara berkelompok hanya
sangat memprihatinkan dan berdampak pada beberapa orang peserta didik saja yang aktif.
rendahnya tingkat kepercayaan peserta didik Ketika masing-masing kelompok disuruh
terhadap guru Penjaskes dalam proses maju untuk mempresentasikan hasil kerja
pembelajaran di kelas senyatanya. kelompoknya cenderung tidak bersedia
Kondisi nyata yang terjadi pada peserta bahkan masing-masing anggota kelompok
didik kelas V SD Negeri 22 Ampenan adalah saling tunjuk yang tidak ada hasilnya.
sebagai berikut: 1) peserta didik di kelas V ini Faktor penyebab terjadinya situasi kelas
merupakan penyebaran dari sekolah-sekolah yang sangat kurang kondusif dalam proses
yang kualitasnya rendah, 2) peserta didik pembelajaran tersebut adalah berasal dari
yang pada saat proses pembelajaran kurang guru itu sendiri maupun berasal dari peserta
termotivasi dan cenderung bermain-main, didik. Selama ini guru Penjaskes mengajar
saling lempar buku, keluar masuk kelas tanpa cenderung mendominasi dengan gaya
izin, 3) peserta didik yang motivasi belajarnya ceramah yang berapi-api tanpa
rendah dan pada saat diadakan ulangan harian memperdulikan kondisi peserta didik. Guru

Jurnal Ilmiah Mandala Education 47


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 5. No. 2. Oktober2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862

Penjaskes sekaligus sebagai peneliti Satu Tahun Pelajaran 2018/2019 Di SD


sebenarnya sudah menerapkan pendekatan Negeri 22 Ampenan.
saintifik sebagaimana yang tertera pada Rumusan Masalah
Permen 81 A Tahun 2013 tentang kurikulum Apakah dengan mengoptimalkan
2013, tetapi masih belum optimal dan belum penerapan model Discovery Learning dapat
sesuai dengan harapan. Sementara penyebab meningkatkan motivasi dan hasil belajar
dari peserta adalah rendahnya kompetensi Penjaskes peserta didik kelas V Semester Satu
yang dimiliki serta kurang gairah dalam tahun pelajaran 2018/2019 di SD Negeri 22
mengikuti pelajaran Penjaskes. Apapun yang Ampenan?
ditugaskan oleh guru, peserta didik nampak Tujuan Penelitian
cuek dan tidak peduli akan akibat yang akan Adapun tujuan diadakannya Penelitian
terjadi pada dirinya. Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: “untuk
Banyak solusi yang bisa dilakukan oleh mengetahui efektifitas penerapatan model
peneliti, tetapi yang dianggap mampu Discovery Learning dalam upaya peningkatan
meningkatkan motivasi dan hasil belajar motivasi dan hasil belajar Penjaskes peserta
peserta didik kelas V mata pelajaran didik kelas V Semester Satu tahun pelajaran
Penjaskes yaitu dengan mengoptimalkan 2018/2019 di SD Negeri 22 Ampenan.”
pendekatan “saintifik” dengan menggunakan Manfaat Penelitian
Model discovery learning. Pendekatan  Bagi Peserta Didik : 1) Mendorong
saintifik ini memiliki keunggulan bila di peserta didik untuk mengembangkan
bandingkan dengan pendekatan yang lain ketrampilan belajar dalam kelompok
karena proses pembelajaran terdiri atas lima (kognitif) dan bersosiolisasi dengan teman
pengalaman belajar pokok yaitu; a) sebagai dalam proses pembelajaran di
mengamati, b) menanya, c) mengumpulkan kelas senyatanya, 2) Motivasi belajar
informasi, d) mengasosiasi, dan e) Penjaskes bagi peserta didik dalam upaya
mengkomunikasikan. Dalam pengembangan pemahaman secara mandiri (eksplorasi)
kegiatan pembelajar dengan pendekatan terhadap mata pelajaran Penjaskes
saintifik ini dirancang sebagai berikut; 1) sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan.
kegiatan pembelajaran disusun untuk dapat  Bagi Guru Penjaskes : 1) Meningkatkan
melaksanakan proses pembelajaran secara pengembangan pendekatan dan model
professional, 2) kegiatan pembelajaran pembelajaran dengan penerapan model
memuat rangkaian kegiatan manajerial yang discovery learning dalam pembelajaran
dilakukan guru agar peserta didik dapat kerja kelompok (kooperatif), 2)
melakukan kegiatan seperti di silabus, 3) Menumbuhkan aspirasi secara ilmiah
kegiatan pembelajaran untuk setiap dalam menjalankan profesi keguruan
pertemuan merupakan scenario/langkah- terutama dalam pengembangan
langkah guru agar peserta didik aktif belajar. keprofesian berkelanjutan (PKB) bagi
Kegiatan ini diorganisasikan menjadi guru Penjaskes.
kegiatan: pendahuluan, inti dan penutup. KAJIAN PUSTAKA
Untuk membuktikan bahwa pendekatan Motivasi
saintifik strategi discovery learning dengan Menurut Mc. Donald C (dalam
model diskusi dapat meningkatkan motivasi Nurhayati;2006) bahwa motivation is a
dan hasil belajar peserta didik kelas V energy change within the person characterizet
Semester Satu tahun pelajaran 2018/2019 by affective arraousal and anticipatory goal
maka dipandang perlu untuk mengadakan reactions. Motivasi adalah suatu perubahan
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul energy di dalam pribadi seseorang yang
“Menerapkan Model Pembelajaran Discovery ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan)
Learning Upaya Meningkatkan Motivasi Dan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Peserta
Hasil Belajar Penjaskes Kelas V Semester didik yang memiliki motivasi yang kuat akan
mempunyai banyak energy untuk melakukan

Jurnal Ilmiah Mandala Education 48


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 5. No. 2. Oktober2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862

kegiatan belajar. Hasil belajar akan optimal seorang peserta didik itu mau melakukan
kalau ada motivasi. Semakin tepat motivasi pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni
yang diberikan maka akan semakin belajar belajar. Dengan kata lain peserta didik itu
pula pelajaran itu. perlu diberikan rangsangan agar tumbuh
Meskipun para ahli mendefinisikan motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu
dengan cara lain gaya yang berbeda, namun diberikan motivasi. (Sudirman:1996:74-75)
esensinya menuju kepada maksud yang sama, Hasil belajar
ialah bahwa motivasi itu merupakan: Mukhtar (2003:54) mengatakan bahwa
1. Suatu kekuatan (power) atau tenaga pengertian hasil belajar tidak dapat dipisahkan
(forces) atau daya (energy); atau dan apa yang terjadi dalam aktifitas
2. suatu keadaan yang kompleks (a complex pembelajaran baik di kelas maupun diluar
state) dan kesiapsediaan (preparatory set) kelas. Apa yang dialami oleh peserta didik
dalam diri individu (organism) untuk dalam proses pengembangan kemampuannya
bergerak (to move, motion, motive) kearah merupakan apa yang diperoleh dalam belajar
tuntutan tertentu, baik disadari maupun dan pengalaman tersebut pada akhirnya
tidak disadari. dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
Motivasi tersebut timbul dan tumbuh keadaan kognitif, afektif dan psikomotornya
berkembang dengan jalan; pada waktu belajar. Kualitas pengajaran yang
(1) Datang dari dalam diri individu itu diterimanya dan cara pengelolaan proses
sendiri (instrinsik); dan interaksi yang dilakukan oleh guru.
(2) Datang dari lingkungan (ektrinsik) Pakar pendidikan lain mendefinisikan
(Syamsuddin Makmun,2005:37) bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah
Berdasarkan konsep motivasi dari perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
beberapa teori di atas, maka motivasi belajar salah satu aspek potensi kemanusiaan saja
dirumuskan sebagai kecenderungan peserta (Supriyono, 2009:19). Berbeda dengan
didik mengembangkan diri, dengan pendapatnya Bloom (Dalam Sumiati
melakukan kegiatan belajar yang didukung danAska, 2008). Hasil belajar mencakup
oleh hasrat yang kuat untuk mencapai prestasi kemampuan kognitif, afektif, dan
sebaik mungkin. Dan harus memperhatikan psikomotorik. Jadi pendapat ini
indicator motivasi sebagai berikut: 1) harapan mengisyaratkan bahwa haasil belajar peserta
sukses, 2) kerja keras, 3) tanggung jawab dan didik harus diukur dengan tes tertulis, tes
disiplin, 4) kemandirian dalam bertindak, 5) sikap, dan kemampuan skil secara nyata
berani mengambil resiko, dan, 6) berusaha selama proses pembelajaran di kelas
mencari cara-cara baru dalam memecahkan senyatanya.
masalah sehingga akan meningkatkan Dalam penelitian ini yang dimaksud
keefektifitasan kondisi belajar. dengan hasil belajar adalah tes ulangan harian
Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila yang dilaksanakan secara tertulis pada akhir
ada seorang peserta didik, misalnya tidak pembelajaran dan nilai hasil diskusi kelompok
berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, yang dinilai secara perorangan.
maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab- Pendekatan
sebab itu biasanya bermacam-macam, Pendekatan dalam pembelajaran adalah
mungkin iya tidak senang, mungkin sakit, peserta didik/peserta yang aktif. Titik tolak
lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal pemikiran bahwa peserta didik diajar dan
ini berarti pada diri anak tidak terjadi guru mengajar beralih kepandangan bahwa
perubahan energy, tidak terangsang efeksinya peserta didik belajar, peserta didik
untuk melakukan sesuatu, karena tidak mempelajari beberapa hal yang terus menerus
memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. dalam perjalanan hidupnya (Sumiati dan
Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya Aska, 2008:8). Dalam praktiknya pendekatan
upaya yang dapat menemukan sebab ini selalu disandingkan dengan pembelajaran
musababnya dan kemudian mendorong yang konstektual. Dengan pembelajaran ini

Jurnal Ilmiah Mandala Education 49


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 5. No. 2. Oktober2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862

peserta didik akan memperoleh pengalaman mau pun hasil dari kegiatan mengamati
belajar yang mengesankan dan akan dan kegiatan mengumpulkan informasi -
diabadikan dalam kehidupan sebagai sosok mengolah informasi yang sudah
yang demokratis, berfikir kreatif, yang selalu dikumpulkan, menganalisis data dalam
mengedapkan nilai-nilai kekeluargaan dan bentuk membuat kategori, mengasosiasi
kegotongroyongan. atau menghubungkan fenomena/informasi
Kurikulum 2013 mengembangkan sikap yang terkait dalam rangka menemukan
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan suatu pola, dan menyimpulkan.
keterampilan peserta didik. (Permendikbud 5. Mengkomunikasikan: PESERTA DIDIK
Nomor 54/2013) Bagaimana Kurikulum 2013 menyampaikan hasil pengamatan,
memfasilitasi peserta didik memperoleh nilai- kesimpulan berdasarkan hasil analisis
nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara secara lisan, tertulis, atau media lainnya -
berimbang?, bagaimana proses pembelajaran menyajikan laporan dalam bentuk bagan,
dilaksanakan? diagram, atau grafik; menyusun laporan
Berikut contoh kegiatan belajar dan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi
deskripsi langkah-langkah pendekatan proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan.
saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013 6. (Dapat dilanjutkan dengan) Mencipta:
adalah: PESERTA DIDIK menginovasi, mencipta,
1. Mengamati: membaca, mendengar, mendisain model, rancangan, produk
menyimak, melihat (tanpa atau dengan (karya) berdasarkan pengetahuan yang
alat) untuk mengidentifikasi hal-hal yang dipelajari.
ingin diketahui - Mengamati dengan indra Model Discovery Learning
(membaca, mendengar, menyimak, Model discovery learning adalah teori
melihat, menonton, dan sebagainya) belajar yang didefinisikan sebagai proses
dengan atau tanpa alat. pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak
2. Menanya: mengajukan pertanyaan tentang disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi
diamati atau pertanyaan untuk sendiri. Discovery terjadi bila individu
mendapatkan informasi tambahan tentang terlibat, terutama dalam penggunaan proses
apa yang diamati - Membuat dan mentalnya untuk menemukan beberapa
mengajukan pertanyaan, tanya jawab, konsep dan prinsip. Discovery dilakukan
berdiskusi tentang informasi yang belum melalui observasi, klasifikasi, pengukuran,
dipahami, informasi tambahan yang ingin prediksi, penentuan dan inferi. Discovery
diketahui, atau sebagai klarifikasi. learning merupakan pembentukan kategori-
3. Mencoba/mengumpulkan data kategori atau konsep-konsep, yang dapat
(informasi): melakukan eksperimen, memungkinkan terjadinya generalisasi.
membaca sumber lain dan buku teks, Peserta didik dikatakan memahami suatu
mengamati objek/kejadian/aktivitas, konsep apabila mengetahui lima unsur dari
wawancara dengan narasumber - konsep itu, meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-
Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, contoh baik yang positif maupun yang
mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, negatif; 3) Karakteristik, baik yang pokok
melakukan eksperimen, membaca sumber maupun tidak; 4) Rentangan karakteristik; 5)
lain selain buku teks, mengumpulkan data Kaidah
dari nara sumber melalui angket, - Langkah-langkah Operasional
wawancara, dan memodifikasi/ Implementasi Discovery Learning
menambahi/mengembangkan. Langkah Persiapan
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi: 1. Menentukan tujuan pembelajaran
PESERTA DIDIK mengolah informasi 2. Melakukan identifikasi karakteristik
yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari peserta didik (kemampuan awal, minat,
hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen gaya belajar, dan sebagainya)

Jurnal Ilmiah Mandala Education 50


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 5. No. 2. Oktober2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862

3. Memilih materi pelajaran. Satu Tahun pelajaran 2018/2019 di SD


4. Menentukan topik-topik yang harus Negeri 22 Ampenan.
dipelajari peserta didik secara induktif Rencana Tindakan
(dari contoh-contoh generalisasi) Tindakan nyata yang dilakukan oleh
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar guru selaku peneliti adalah dengan
yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, menggunakan siklus. Gambaran siklus dalam
tugas dan sebagainya untuk dipelajari penelitian ini adalah sebagai berikut:
peserta didik
6. Mengatur topik-topik pelajaran dari
yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap
enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7. Melakukan penilaian proses dan hasil
belajar peserta didik
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini
menggambarkan hubungan antara variabel
tindakan dan variabel harapan. Variabel
tindakan yaitu mengoptimalkan penerapan
pendekatan saintifik model discoveri learning, Setiap siklus selama penelitian ini berisi
sedangkan variabel harapan adalah 4 (empat) tahapan yaitu: 1) Perencanaan
meningkatkan motivasi dan hasil belajar. (Planning), 2) Pelaksanaan (Action), 3)
“Jika penerapan Model discovery Observasi (Observation), dan 4) Refleksi
learning dilaksanakan secara optimal maka (Reflection).
motivasi dan hasil belajar Penjaskes peserta Siklus Tindakan
didik kelas V Semester Satu tahun pelajaran SIKLUS I
2018/2019 dapat ditingkatkan”. Tahap Perencanaan (Planning)
METODE PENELITIAN 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan
Setting Penelitian Pembelajaran (RPP) dengan skenario
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini sesuai dengan aturan main model
akan dilaksanakan di kelas V SD Negeri 22 pembelajaran saintifik model
Ampenan Semester Satu tahun pelajaran discovery learning
2018/2019, dengan jumlah peserta didik 2. Menyiapkan sumber, bahan, dan
sebanyak 37 orang. semua alat yang digunakan dalam
Faktor yang Diteliti penelitian.
3. Menyusun/membuat lembar
 Faktor Guru: yaitu dengan mengganti cara
observasi guru dan lembar observasi
guru membuat Rencana Pelaksanaan
peserta didik.
Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaannya
4. Menyusun alat evaluasi.
dalam pembelajaran di kelas senyatanya
Tahap Pelaksanaan (Action)
dengan menerapkan pendekatan saintifik
model discovery learning dalam upaya Pertemuan I
1. Guru membagi peserta didik menjadi 7
meningkatkan motivasi dan hasil belajar
(tujuh) kelompok kecil, masing-masing
Penjaskes peserta didik Kelas V SD
kelompok beranggotakan 5-6 orang
Negeri 22 Ampenan.
peserta didik.
 Faktor Peserta Didik: yaitu peningkatan
2. Masing-masing kelompok diberikan
motivasi dan hasil belajar yang terlihat
tugas/soal untuk dipecahkan bersama
pada perilaku peserta didik selama diskusi
dalam kelompok, selanjutnya guru
kelompok, yang berdampak pada
berkeliling untuk membimbing kelompok
peningkatan motivasi dan hasil belajar
utamanya yang mengalami
Penjaskes peserta didik Kelas V Semester
kesulitan/permasalahan.
Jurnal Ilmiah Mandala Education 51
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 5. No. 2. Oktober2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862

Pertemuan II lembar observasi pelaksanaan metode


1. Masing-masing kelompok maju kedepan pembelajaran model discovery
untuk mempresentasikan hasil kerja learning
kelompok secara bergiliran. - Data kemajuan motivasi belajar;
2. Tes tertulis diambil dari lembar observasi selama
Tahap Observasi (Observation) diskusi kelompok.
 Observasi guru : Dilakukan oleh - Data kemajuan hasil belajar; diambil
pembimbing mata pelajaran Penjaskes dari laporan individu hasil diskusi
observer sekaligus sebagai pembimbing kelompok dan hasil tes tertulis yang
guru dalam melaksanakan Penelitian dilaksanakan pada akhir proses
Tindakan Kelas (PTK). pembelajaran
 Observasi Peserta Didik : Dilaksanakan Indikator Keberhasilan dan Teknik analisa
oleh guru mata pelajaran sekaligus data
sebagai peneliti dalam Penelitian Teknik analisa data
Tindakan Kelas (PTK) pada kegiatan Untuk menganalisis data akan
diskusi kelompok. dilakukan melalui analisis deskriptif
Tahap Refleksi (Reflection) kuantitatif melalui pendataan, analisis dan
1. Renungan hasil perolehan data pembahasan terhadap data yang diperoleh
2. Pengolahan dan analisa data hasil dengan mencocokkan tingkat keoptimalan
penelitian terhadap capaian indikator keberhasilan yang
3. Mencocokkan hasil analisa data dengan ada.
indikator keberhasilan Indikator Keberhasilan
4. Rencana perbaikan dan tindak lanjut  guru telah dinyatakan berhasil
SIKLUS II melaksanakan proses pembelajaran dengan
Pada siklus ini semua kegiatan dan pendekatan saintifik model discovery
tahapan selama penelitian adalah sama, learning, bila telah mencapai skor rata-rata
sifatnya mengulang dan memperbaiki > 4, 00 (kategori baik)
terhadap tindakan yang masih memerlukan  Motivasi belajar Penjaskes peserta didik
penyempurnaan dan pembenaran kelas V dinyatakan telah meningkat jika
sebagaimana mestinya. 85% dari jumlah peserta didik telah
Data dan Cara Pengambilannya. memperoleh skor rata-rata > 4,0 dan hasil
Sumber Data belajar dinyatakan telah meningkat jika
Yang menjadi sumber data dalam 85% dari jumlah peserta didik memperoleh
penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah nilai rata-rata > 75,00 (sesuai KKM).
semua peserta didik kelas V Semester Satu HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun pelajaran 2018/2019 di SD Negeri 22 DESKRIPSI SIKLUS I
Ampenan dan peneliti. Tahap Perencanaan
Jenis Data Pada tahapan ini yang telah dilakukan
- Jenis data yang berasal dari guru selaku oleh guru selaku peneliti adalah; 1) menyusun
peneliti RPP dengan skenario pembelajaran model
1). Data tentang Rencana Pelaksanaan discovery learning, 2) telah berhasil
Pembelajaran (RPP) menyiapkan alat, sumber, bahan yang
2). Data Pelaksanaan Pembelajaran diperlukan dalam penelitian, 3) berhasil
- Jenis data yang berasal dari peserta didik : menyusun instrument observasi guru dan
1). Data kemajuan motivasi belajar instrument observasi peserta didik, dan 4)
2). Data hasil diskusi kelompok menyusun alat evaluasi.
3). Data hasil belajar
Cara Pengambilan data
- Data kegiatan pembelajaran diambil
dari RPP yang dibuat oleh guru dan

Jurnal Ilmiah Mandala Education 52


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 5. No. 2. Oktober2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862

Tahap Pelaksanaan DESKRIPSI SIKLUS II


Pertemuan Pertama: Tahap Perencanaan
1. Guru menyampaikan materi pelajaran Pada tahapan ini jenis kegiatan yang
dengan pendekatan saintifik dengan dilakukan masih mengacu pada kegiatan
kegiatan mengamati dan menanya siklus I, bedanya hanya terjadi perbaikan
2. Peserta didik dibagi menjadi 7 kelompok seperlunya yaitu: 1) penyusunan RPP dengan
kecil yang anggotanya 3 – 4 orang mengacu pada pendekatan saintifik model
peserta didik secara heterogen discovery learning dan diskusi kelompok dan
3. Peserta didik berdiskusi dengan model penyempurnaan pada bagian skenario
discovery learning dengan kegiatan pembelajaran, 2) menyiapkan alat, sumber,
pokoknya memecahkan persoalan/soal- bahan yang diperlukan dalam proses tindakan
soal yang menjadi tanggung jawabnya. dikelas senyatanyan, 3) menyiapkan lembar
4. Selama peserta didik berdiskusi, guru observasi guru dan lembar observasi peserta
berkeliling membimbing kelompok didik sebagaimana pada siklus I, 4)
sekaligus melakukan menyiapkan alat evaluasi sebagaimana yang
observasi/pengamatan terhadap aspek- telah dibuat pada siklus I.
aspek yang telah direncanakan. Tahap Pelaksanaan
Pertemuan kedua Secara umum tahapan pelaksanaan
1. Masing-masing kelompok secara proses pembelajaran pada siklus II ini masih
bergiliran mempresentasikan di depan mengacu pada pelaksanaan proses
kelas yang diikuti oleh semua anggota pembelajaran sebelumnya. Pemecahan yang
kelompok. dilakukan pada proses pembelajaran ini
2. Guru mengamati/mengobservasi adalah: 1) pelaksanaan proses diskusi
ketrampilan peserta didik selama kelompok kecil lebih dioptimalkan, 2)
persentasi sesuai dengan aspek pelaksanaan pembimbingan kelompok
pengamatan ketrampilan yang telah di sekaligus observasi peserta didik lebih di
rencanakan. efektifkan. Utamanya pengamatan peserta
3. Tes tertulis didik yang aktif, yang kurang aktif, peserta
Tahap Observasi didik yang tidak aktif, dengan harapan proses
Observasi guru memperoleh skor rata-rata analisa data lebih signifikan, 3) laporan hasil
pertemuan I (3,07) dan pertemuan II (3,57), kerja kelompok yang dibuat secara individu
observasi peserta didik memperoleh skor rata- yang dipresentasikan dikelas difokuskan, dan
rata pertemuan I (3,37) pertemuan II (3,57), 4) pelaksanaan tes tertulis sebagai perwujudan
Perolehan hasil belajar dalam bentuk praktik dari peningkatan hasil belajar peserta didik
dan tes tertulis pada diperoleh nilai rata-rata lebih diperketat.
sebesar (64,78) dan (66,81). Tahap Observasi
Tahap Refleksi Observasi guru memperoleh skor rata-rata
1. Renungan data hasil perolehan data pada pertemuan I (4,43) dan pertemuan II (4,71),
siklus I observasi peserta didik memperoleh skor rata-
2. Pengolahan data hasil observasi guru, rata pertemuan I (4,26) pertemuan II (4,43),
peserta didik dan tes tertulis. Perolehan hasil belajar dalam bentuk praktik
3. Mencocokkan hasil yang ada dengan dan tes tertulis pada diperoleh nilai rata-rata
Indikator keberhasilan. sebesar (89,89) dan (85,41).
4. Merencanakan perbaikan terhadap jenis Tahap Refleksi
tindakan yang menyebabkan belum 1. Renungan atas perolehan data hasil
tuntas Indikator keberhasilan. Oleh observasi guru, observasi peserta didik,
karena Indikator keberhasilan belum dan hasil tes tertulis sebagai wujud dari
terbukti maka penelitian dilanjutkan ke peningkatan motivasi dan hasil belajar
siklus II. peserta didik di kelas senyatanya.

Jurnal Ilmiah Mandala Education 53


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 5. No. 2. Oktober2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862

2. Pengolahan data hasil observasi guru,  Melakukan eksperimen dalam kelompok


observasi peserta didik, presentasi peserta terhaadap permasalahan yang sedang di
didik dan tes tertulis diskusikan
3. Mencocokkan perolehan data hasil  Mengumpulkan data yang berasal dari
tindakan dengan Indikator keberhasilan semua anggota kelompok
yang telah ditetapkan. d. Mengasosiasikan/mengolah informasi
4. Guru memberikan hadiah/reward kepada  Semua anggota kelompok menjawab dan
semua peserta didik kelas V atas menelaah semua jawaban yang telah di
keberhasilannya dalam upaya diskusikan bersama
meningkatkan motivasi belajar yang  Hasil jawaban di analisis bersama untuk
berdampak terhadap perolehan hasil bisa di paparkan di depan kelas pada saat
belajar sesuai dengan KKM yang telah menyampaikan informasi
ditetapkan.  Kelompok membuat kesepakatan akhir
PEMBAHASAN dari hasil diskusi kelompok
SIKLUS I Pertemuan II
Tahap Perencanaan e. Mengkomunikasikan
Peneliti menyusun RPP dengan 1. Guru kembali menyampaikan uraian
skenario penerapan pendekatan Saintifik materi pelajaran terkait dengan hasil
model Discovery Learning, menyiapkan alat, kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
sumber, bahan yang diperlukan dalam proses dan mengolah informasi.
pembelajaran, menyiapkan instrument 2. Guru mempersilahkan kepada semua
observasi guru maupun instrument observasi anggota kelompok untuk
peserta didik. Ada kendala yang dihadapi menginformaasikan hasil kerja
selama persiapan alat dan bahan kelompoknya.
pembelajaran, tetapi setelah meminta 3. Semua peserta didik secara berkelompok
petunjuk kepada pembimbing kendala yang menanggapi setiap paparan dari kelompok
dihadapi pun dapat diatasi dengan baik. lain
Tahap Pelaksanaan 4. Peserta didik dengan bimbingan guru
Pertemuan I membuat kesimpulan bersama dari
a. Mengamati seluruh permasalahan/soal yang menjadi
 Guru menugaskan kepada peserta didik tanggung jawabnya.
secara berkelompok untuk menggali 5. Tes tertulis.
informasi dari buku paket tentang materi Tahap Observasi
pelajaran yang disajikan. Observasi guru pertemuan I
 Guru menjelaskan materi pelajaran dan memperoleh skor rata-rata 3,07 dan
memberikan contoh konkrit yang bisa pertemuan II memperoleh skor rata-rata 3,57,
dimengerti oleh peserta didik sementara Indikator keberhasilan yang
b. Menanya diharapkan (> 4,0), Hasil observasi peserta
 Guru memberikan trik-trik kepada peserta didik dalam upaya peningkatan motivasi dan
didik tentang tata cara bertanya yang baik hasil belajar Penjaskes peserta didik kelas V
dan benar sesuai dengan materi pelajaran Semester Satu tahun pelajaran 2018/2019 di
yang sedang disajikan. SD Negeri 22 Ampenan diperoleh skor rata-
 Peserta didik secara teratur bertanya rata pertemuan I (3,37) dan pertemuan II
tentang hal-hal yang belum dimengerti (3,57). Indikator keberhasilan (> 4,0), Dari
sesuai materi yang sedang dipelajari. hasil tes tertulis dan praktik di lapangan yang
c. Mencoba (mengumpulkan data/informasi) materinya hanya sekitar yang diajarkan pada
 Secara berkelompok peserta didik saat itu juga, diperoleh nilai rata-rata (64,78)
mendiskusikan masalah yang menjadi dan (66,81).
tanggung jawabnya.

Jurnal Ilmiah Mandala Education 54


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 5. No. 2. Oktober2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862

Tahap Refleksi keberhasilan yang diharapkan (> 4,0), Upaya


Hasil analisa data peningkatan motivasi meningkatkan motivasi belajar Penjaskes
belajar pada siklus I ini (3,47) sedangkan peserta didik kelas V Semester Satu tahun
yang diminta dalam Indikator keberhasilan (> pelajaran 2018/2019 di SD Negeri 22
4,0), ini artinya belum berhasil. Karena Ampenan pada pertemuan I diperoleh skor
Indikator keberhasilan belum tercapai, rata-rata (4,26) dan pertemuan II (4,43),
penelitian tindakan kelas (PTK) dilanjutkan sementara Indikator keberhasilan yang telah
ke siklus II dengan harapan optimalisasi diharapkan adalah (> 4,0), ini artinya
penerapan strategi pembelajaran dengan perolehan skor rata-rata telah melampaui dari
pendekatan saintifik model discovery learning Indikator keberhasilan. Dampak nyata dari
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar meningkatnya motivasi belajar adalah hasil
Penjaskes peserta didik kelas V Semester Satu belajar juga meningkat, dari data hasil
tahun pelajaran 2018/2019 di SD Negeri 22 perolehan nilai rata-rata tes tertulis dan
Ampenan. praktik dilapangan adalah (89,89) dan (85,41)
SIKLUS II sementara pada siklus sebelumnya hanya
Tahap Perencanaan (64,78) dan (66,81) berarti mengalami
Peneliti menyusun Rencana peningkatan yang signifikan.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Tahap Refleksi
memperhatikan kesalahan-kesalahan pada Hasil analisa data peningkatan motivasi
siklus I. peneliti lebih memfokuskan tentang dan hasil belajar peserta didik pada siklus II
Rencana strategi jitu sehingga proses adalah (4,35) dan (87,65) sedangkan Indikator
pembelajaran dengan pendekatan Saintifik keberhasilan (> 4,0) dan > 75,00. Ini artinya
model Discovery Learning dapat terelaisasi pada siklus II hasilnya telah melampaui
dengan baik, karenanya dalam penyusunan Indikator keberhasilan yang telah di tetapkan.
skenario benar-benar dirinci dari tiap aspek Karena Indikator keberhasilan telah terbukti,
pada proses pembelajaran dengan model maka tidak perlu ada upaya perbaikan dan
Discovery Learning. penyempurnaan. Pendekatan Saintifik model
Sebelum proses pembelajaran Discovery Learning telah mampu
dilaksanakan, peneliti menyiapkan semua meningkatkan motivasi dan hasil belajar
alat, bahan, dan segala sesuatunya sehingga peserta didik yang ditandai dengan
dalam pelaksanaan proses pembelajaran tercapainya Indikator keberhasilan dan
berjalan sesuai dengan skenario yang telah terjadinya peningkatan hasil belajar peserta
direncanakan. Agar proses pembelajaran didik. “Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dapat teratasi maka peneliti juga menyiapkan dihentikan pada siklus II dengan hasil
lembar observasi guru dan lembar observasi memuaskan.”
peserta didik sebagai tolak ukur ketercapaian SIMPULAN
peningkatan motivasi dan hasil belajar Data komulatif dari hasil penelitian
Penjaskes peserta didik kelas V SD Negeri 22 tindakan kelas (PTK) dari siklus I ke Siklus II
Ampenan. adalah sebagai berikut:
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan di siklus II ini
pada dasarnya masih mengacu pada
pelaksanaan siklus I, yaitu penerapan
pendekatan Saintifik model Discovery
Learning dan. Bedanya pada siklus ini lebih Penerapan pendekatan Saint ifik model
dioptimalkan. Discovery Learning sangat efektif upaya
Tahap Observasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil
Pada siklus II ini hasil observasi belajar Penjaskes peserta didik kelas V
pertemuan pertama skor rata-rata (4,43) dan Semester Satu tahun pelajaran 2018/2019 di
pertemuan kedua (4,71) sementara Indikator SD Negeri 22 Ampenan. Fakta telah
menunjukkan perolehan rata-rata skor
Jurnal Ilmiah Mandala Education 55
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 5. No. 2. Oktober2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862

motivasi belajar peserta didik pada siklus I ke


siklus II sudah melampaui Indikator
keberhasilan yang ditetapkan. Penelitian
dinyatakan “berhasil” dan dihentikan pada
siklus II.
SARAN
Disarankan kepada guru sejawat untuk
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dalam upaya untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar peserta didik sesuai
dengan mata pelajaran masing-masing.
Disarankan kepada para semua peserta
didik kelas V SD Negeri 22 Ampenan untuk
membiasakan belajar dengan pendekatan
yang kontekstual utamanya strategi yang
mampu membangkitkan motivasi belajar
peserta didik yang dampaknya hasil belajar
dapat ditingkatkan seperti yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2018, dalam
http://dadangjsn.blogspot.com/2014/0
6/pengertiandefinisi-pendekatan-
saintifik.html, Tanggal 15 Juli 2018,
Pukul 20.35 Wita
Arikunto, s. 2009, Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta : Bumi Aksara.
Harun Rasyid dan Mansur, 2008, Penilaian
Hasil Belajar, Bandung : CV Wacana
Prima.
Lukmanul A, 2008, Perencanaan
Pembelajaran, Bandung : CV Wacana
Prima.
Mukhtar, 2003, Prosedur Penilaian, Jakarta :
Rineka Cipta.
Nurhadi, 2003, Yasin ,B dan Sendule.A,
2003, Kontekstual dan Penerapannya
dalam KBK, Malang : Unitipetas
Negeri Malang.
Robert E Slavin, 2010, Cooperative Learning
Teori, riset dan Praktik, Bandung :
Nusa Media.
Sardiman, 2007, Indikator Dan Motivasi
Belajar Mengajar, Jakarta : Raja
Grafindo Perkasa.
Supriono, 2009, Cooperative Learning Teori
dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Permen 81A Tahun 2013 Tentang
Implementasi Kurikulum 2013

Jurnal Ilmiah Mandala Education 56

Anda mungkin juga menyukai