Anda di halaman 1dari 14

NAMA : ABDUL FATTA SYAM

NO UKG : 201503154892

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah


Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
. diidentifikasi
1 Rendahnya motivasi A. Kajian literatur :
belajar siswa kelas XI Setelah dilakukan analisis terhadap
IPA pada materi 1. Menurut Herlina, F, et.al (2015). hasil kajian literatur dan wawancara,
pelajaran yang bersifat Motivasi belajar rendah dikarenakan siswa kurang tekun dan gigih dapat diketahui bahwa rendahnya
abstrak seperti sistem dalam menyelesaikan suatu masalah. Disaat mereka menemukan motivasi belajar siswa kelas XI IPA
pernapasan, sistem kesulitan dalam menyelesaikan suatu permasalahan, rasa putus asa pada materi pelajaran yang bersifat
pencernaan, sistem dan cepat menyerah adalah hal yang dirasakan oleh siswa abstrak seperti sistem pernapasan,
reproduksi, sistem sistem pencernaan, sistem reproduksi,
koordinasi pada Herliana, F., Supriyati, Y., & Astra, I. M. (2015, October). Pengaruh sistem koordinasi pada manusia
manusia. model pembelajaran berbasis blended learning dan motivasi belajar disebabkan oleh:
terhadap hasil belajar fisika siswa SMA. In Prosiding Seminar 1. Siswa kurang tekun dan gigih
Nasional Fisika (E-Journal) (Vol. 4, pp. SNF2015-II). dalam menyelesaikan suatu
masalah.
2. Arianti, (2018). 2. Guru kurang menguasai materi
Jumlah peserta didik yang besar biasanya ditemukan kesukaran yang akan diajarkan.
untuk mempertahankan agar peserta didik tetap pada materi 3. situasi diluar kelas yang
pelajaran yang diberikan. Berbagai faktor memang dirasakan peserta didik lebih
mempengaruhinya. Misalnya faktor penjelasan pendidik yang menarik daripada materi
kurang mengenai sasaran, situasi diluar kelas yang dirasakan pelajaran.
peserta didik lebih menarik daripada materi pelajaran yang 4. Siswa beranggapan bahwa
diberikan pendidik, pseerta didik yang kurang mampu menyenangi materi biologi sulit untuk
materi pelajaran yang diberikan pendidik. dipahami.
5. Guru cenderung memberikan
Arianti, A. R. I. A. N. T. I. (2018). Pengembangan Variasi Mengajar materi tanpa berusaha
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar. Adaara: Jurnal Manajemen membangkitkan minat belajar
Pendidikan Islam, 7(1), 696-714. siswa.
6. metode pembelajaran yang
monoton
3. Menurut Hastuti et.al (2019). 7. media mengajar yang kurang
Faktor yang menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar peserta variatif,
didik adalah Kurang menariknya pelajaran di kelas disebabkan oleh 8. sajian materi pada buku ajar
penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat dan terkesan yang kurang menarik.
monoton. Akibatnya, peserta didik mudah bosan dan apabila 9. Pengelolaan kelas yang
kebosanan telah melanda maka akan muncul kemalasan dan dilakukan guru kurang kreatif
akhirnya pembelajaran tidak akan efektif lagi. sehingga siswa kurang/tidak
merasa tertarik dan menganggap
Hastuti, R., Rahman, U., & Muchlisah, M. (2019). Pengaruh Regulasi pembelajaran menjadi tidak
Diri (Self Regulation) dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar bermakna.
Biologi pada Peserta Didik Kelas XI MIA MAN 1 Bulukumba. AL-AHYA: 10. Banyaknya beban tugas yang
Jurnal Pendidikan Biologi, 1(2), 42-52. diberikan oleh guru kepada
siswa.
4. Menurut Berutu, M. H. A., & Tambunan, M. I. H. (2018).
Siswa beranggapan bahwa materi biologi sulit untuk dipahami dan
mudah lupa terhadap materi setelah selesai pelajaran biologi. Hal ini
disebabkan banyaknya jumlah pokok bahasan yang harus dipelajari
sedangkan waktu yang tersedia terbatas sehingga guru cenderung
memberikan materi tanpa berusaha membangkitkan minat belajar
siswa.

Berutu, M. H. A., & Tambunan, M. I. H. (2018). Pengaruh minat dan


kebiasaan belajar terhadap hasil belajar biologi siswa SMA se-kota
Stabat. Jurnal Biolokus: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi dan
Biologi, 1(2), 109-116.

5. Menurut Yudasmara, G. A., & Purnami, D. (2015).


Rendahnya minat siswa untuk belajar biologi berdampak pada
rendahnya respon siswa terhadap pembelajaran biologi. Siswa
menganggap Biologi itu sulit dimengerti karena banyaknya
hafalan dari buku teks dan tidak ada-nya visualisasi yang
cukup untuk setiap bahasanmateri ajar. Faktor yang diduga
menjadi penyebab permasalahan ini adalah adanya faktor eks-
trinsik seperti metode pembelajaran yang monoton, media
mengajar yang kurang variatif, dan sajian materi pada buku
ajar yang kurang menarik.
Yudasmara, G. A., & Purnami, D. (2015). Pengembangan media
pembelajaran interakif biologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa
SMP. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 48(1-3).

B. Hasil Wawancara:

1. Menurut Ahmad Juni S.Pd (Guru Biologi SMAN 5 Luwu Utara)


a. Guru kurang mengguasai kelas dan materi yang akan diajarkan
b. Pembelajaran yang monoton (ceramah)
c. Pembelajaran yang berpusat pada guru
d. Guru belum menerapkan pembelajaran yang inovatif
e. Kurangnya dorongan dan motivasi dari orang tua.
2. Menurut Mila Karmila, S.Pd (Guru Biologi SMAN 5 Luwu Utara)
a. Model pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
3. Menurut Rahmawati S.Pd. (Guru Biologi SMAN 5 Luwu Utara)
a. Metode pembelajaran yang kurang menarik
b. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
c. Kurangnya kegiatan yang diadakan di LAB.
d. Kondisi jasmani dan rohani siswa
4. Menurut Prof. Oslan Jumadi, Ph.D. (Dosen Biologi UNM
Makassar)
a. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru kurang kreatif sehingga
siswa kurang/tidak merasa tertarik dan menganggap
pembelajaran menjadi tidak bermakna.
b. Banyaknya beban tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa.

2 Rendahnya Minat A. Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap


baca siswa. hasil kajian literatur dan wawancara,
1. Menurut Kameswari, D. (2019). dapat diketahui bahwa rendahnya
minat baca siswa disebabkan oleh:
Sistem belajar yang menyamaratakan kemampuan peserta didik,
1. Peserta didik belum menguasai
saat peserta didik belum menguasai materi dasar, sudah
materi dasar /materi sebelumnya.
ditambah dengan materi lain. Apalagi jika guru yang mengajar
2. Penjelasan guru sulit dipahami
biologi sulit dipahami dalam menyampaikan materi di dalam
kelas, sehingga keadaan ini menambah ketidaksukaan peserta didik siswa.
pada biologi, minat baca menurun dan bahkan akhirnya membenci 3. Belum semua guru memiliki
gurunya. Untuk itu, minat baca materi biologi harus ditingkatkan kesadaran mengembangakan
dengan memperhatikan tingkat pemahaman peserta didik dan budaya literasi dan lebih fokus
harus diberikan dengan jelas, praktis atau semenarik mungkin. kepada materi pelajaran.
4. Kurang variatifnya sumber belajar/
bacaan.
Kameswari, D. (2019). Pengaruh kemandirian belajar, minat baca
5. Pengaruh penggunaan gadget yang
dan kecerdasan naturalis terhadap Prestasi belajar biologi. Jurnal
membuat siswa lebih suka bermain
Riset dan Konseptual, 82.
game dibanding dengan membaca.
6. Kurangnya kebiasaan dan contoh
2. Menurut Joko, B. S. (2019) dari keluarga.
7. Kurangnya buku buku bacaan yang
Belum semua guru memiliki kesadaran mengembangkan menarik untuk peserta didik
budaya literasi, guru lebih fokus kepada materi pelajaran, 8. Kurangnya kesadaran siswa akan
padahal guru dapat memberi tugas membaca setiap minggu pada pentinganya literasi.
siswa dan melaporkan hasil bacaan, selain itu menciptakan 9. Kurangnya dorongan dan motivasi
permainan-permainan yang mempromosikan minat baca. dari orang tua untuk membuat
anaknya suka membaca.
10.Guru kurang kreatif dan
Joko, B. S. (2019). MEMPERKUAT GERAKAN LITERASI SEKOLAH menyenangkan agar siswa
SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN MINAT BACA SISWA SMA DI termotivasi untuk membaca
BALIKPAPAN. Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, 12(2), 123-
141.

3. Menurut Rifqiawati et.al.,(2020).

Minat baca yang rendah dan kurang variatifnya sumber belajar


siswa, dapat menjadi sebab motivasi belajar dan literasi membaca
yang rendah. Salah satu cara meningkatkan literasi membaca siswa
pada pembelajaran Biologi adalah dengan pemberian sumber
informasi yang menarik, misalnya biomagazine. Biomagazine
based on potential local merupakan sajian informasi biologi berisi
potensi lokal yang dikemas dalam bentuk majalah yang menarik.
Rifqiawati, I., Ratnasari, D., Wahyuni, I., & Sari, I. J. (2020).
Penerapan Biomagazine Sebagai Bahan Ajar Biologi Terhadap
Literasi Membaca Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Di Sma Negeri
7 Pandeglang. Biodidaktika: Jurnal Biologi Dan
Pembelajarannya, 15(1).

B. Hasil Wawancara:
1. Menurut Rahma (Guru Bahasa Indonesia SMAN 5 Luwu Utara)
a. Pengaruh gadget.
b. Kurangnya buku buku bacaan yang menarik untuk peserta
didik
c. Sulitnya bahasa yang digunakan buku membuat siswa kurang
memahami maksud dari bacaan

2. Menurut Ahmad Juni S.Pd (Guru biologi SMAN 5 Luwu Utara )


a. Guru belum menerapkan pembelajaran yang inovatif
b. Kurangnya dorongan dan motivasi dari orang tua.

3. Menurut Mila Karmila.


a. Pesatnya perkembangan teknologi membuat siswa yang lebih
tertarik mencari di internet dari pada mencari di buku.

3 Rendahnya Hasil Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan hasil eksplorasi


belajar siswa pada penyebab masalah dari kajian literatur
materi pelajaran yang 1. Menurut Hidayat, N., et.,al (2019) dan wawancara ditemukan bahwa
Kebanyakan dari buku paket dan LKS di lapangan hanya berupa
bersifat abstrak seperti rendahnya Hasil belajar siswa pada
narasi yang dapat mengurangi minat siswa dalam hal literasi. Hal
sistem pernapasan, itu berdampak pada hasil belajar siswa. materi pelajaran yang bersifat abstrak
sistem pencernaan, seperti sistem pernapasan, sistem
sistem reproduksi, Hidayat, N., Rostikawati, R. T., & Marris, M. H. A. A. (2019, pencernaan, sistem reproduksi, sistem
sistem koordinasi pada December). Pengembangan Bahan Ajar Komik Webtoon untuk koordinasi pada manusia disebabkan
manusia. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Kelas XI. In Prosiding oleh :
Seminar Nasional SIMBIOSIS (Vol. 4).
1. Kurangnya gambar pada LKS yang
digunakan siswa, sehingga siswa
2. Menurut Berutu, M. H. A., & Tambunan, M. I. H. (2018). kurang tertarik.
Sarana dan prasarana yang kurang mendukung kegiatan belajar 2. Sarana dan prasarana kurang
sehingga pembelajaran juga kurang dikembangkan yang berdampak mendukung kegiatan belajar.
pada prestasi belajar biologi yang tidak optimal. 3. Hanya sebagian kecil siswa yang
memiliki buku cetak dalam proses
Berutu, M. H. A., & Tambunan, M. I. H. (2018). Pengaruh minat dan pembelajaran.
kebiasaan belajar terhadap hasil belajar biologi siswa SMA se-kota 4. Siswa sulit mengerti dan
Stabat. Jurnal Biolokus: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi dan memahami materi yang ada di
Biologi, 1(2), 109- dalam buku cetak
5. Penggunaan metode di dalam kelas
3. Menurut Anshor, S. Et.al (2015). yang tidak sesuai karekteristik
Sarana belajar seperti buku cetak memang sangat diperlukan dalam materi.
pembelajaran siswa untuk memahami materi pelajaran, tetapi pada 6. Penggunaan metode pmbelajaran
kenyataanya dalam proses kegiatan belajar mengajar hanya yang tidak sesuai konteks materi
sebagian kecil siswa yang memiliki buku cetak pada saat proses 7. Adanya paradigma pembelejaran
pembelajaran. Adapun siswa yang memiliki buku cetak tidak semua yang berpusat pada guru sehingga
siswa mengerti dan memahami materi apa yang ada di dalam siswa malas untuk membaca dan
buku tersebut, selain itu penggunaan metode ceramah yang belajar mandiri.
kurang menarik juga mempengaruhi hasil siswa. Untuk menunjang 8. Guru kurang menuasai materi
keberhasilan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, ajar.
guru memerlukan sarana guna dapat menyampaikan materi dengan 9. Guru kurang memahami karakter
baik maupun menarik sehingga dapat dipahami oleh siswanya. peserta didik.
10.Guru kurang memotivasi dan
Anshor, S., Sugiyanta, I. G., & Utami, R. K. S. (2015). Penggunaan mendorong minat siswa dalam
media pembelajaran berbasis video terhadap aktivitas dan hasil proses pembelajaran.
belajar geografi. JPG (Jurnal Penelitian Geografi), 3(7). 11.Guru kurang menguasai model
pembelajaran
12.Guru hanya mengarahkan siswa
4. Menurut Subudi, I. K. (2021). untuk menghafal dan tidak
Paradigma pembelajaran yang masih berpusat pada guru memahami materi.
berdampak pada rendahnya keaktifan dan hasil belajar biologi 13.Kurangnya penggunaan media
siswa. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut pembelajaran yang sesuai dengan
adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif yang konten materi.
berpusat pada siswa.

Subudi, I. K. (2021). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi


Sebagai Dampak Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation. Journal of Education Action Research, 5(1), 17-
25.

5. Sumardi, S. (2021).

Peserta didik merasakesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran


yang disampaikan oleh gurunya. Dampakyang sangat dirasakan oleh
perserta didik pada saat mereka mengerjakan evaluasi, merekatidak
bisa memahami soal dan menjawab dengan benar, sehingga hasilnya
jauh dari kkmyang sudah ditentukan. Hal tersebut bisa diakibatkan
dari faktor internal guru sendiri. Kekurangan tersebut misalnya; 1)
kurangnya kompetensi profesional, 2) kurang memahami
karakter peserta didik, 3) kurang kreatif, 4) kurang menguasai
metode, 5) kurang menguasai model pembelajaran dan lain
sebagainya.

Sumardi, S. (2021). Penggunakan Model Pembelajaran Kooperatif


Sebagai Strategi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Tingkat SMA. Jurnal Pendidikan, 30(1), 81-94.

Hasil Wawancara:
1. Menurut Ahmad Juni S.Pd (Guru biologi SMAN 5 Luwu Utara )
a. Guru kurang mengguasai kelas dan materi yang akan diajarkan
b. Pembelajaran yang monoton (ceramah)
c. Pembelajaran yang berpusat pada guru
d. Guru belum menerapkan pembelajaran yang inovatif
e. Kurangnya dorongan dan motivasi dari orang tua.

2. Menurut Mila Karmila (Guru biologi SMAN 5 Luwu Utara )

a. Penggunaan model yang tidak sesuai dengan karakeristik peserta


didik
b. Sarana dan prasarana tidak mendukung proses pembelajaran.

3. Menurut Prof. Oslan Jumadi, Ph.D. (Dosen Biologi UNM


Makassar)
a. Guru kurang memotivasi dan mendorong minat siswa dalam
proses pembelajaran.
b. Guru kurang mampu melakukan pengelolaan kelas.
c. Guru hanya mengarahkan siswa untuk menghafal dan tidak
memahami materi.
d. Kurangnya penggunaan media ajar yang sesuai dengan konten
materi.

4 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Setelah Dilakukan Hasil Eksplorasi


pemanfaatan model- Penyebab Masalah Dari Kajian
model pembelajaran 1. Menurut Yusrina, F. et.al. (2019) Literatur Dan Wawancara Ditemukan
Adanya hambatan bagi guru dalam menerapkan model Bahwa Penyebab rendahnya
inovatif oleh guru
pembelajaran inovatif yang bervariasi seperti kurang pemanfaatan model-model
menguasai berbagai karakteristik model pembelajaran pembelajaran inovatif oleh guru
inovatif, sehingga diharapkan para guru dapat mempelajari disebabkan oleh:
berbagai model pembelajaran, sehingga nantinya tujuan 1. Kurangnya pengetahuan guru
pendidikan dapat tercapai. tentang berbagai model-model
pembeljaran yang inovatif.
Yusrina, F., Bain, B., & Suryadi, A. (2019). Hambatan Guru Dalam 2. Jumlah murid yang terlalu
Menerapkan Model Pembelajaran Inovatif Pada Mata Pelajaran banyak melebihi 30 siswa dalam
Sejarah di SMP Negeri 3 Magelang. Historia Pedagogia, 8(1), 51-57. satu kelas, sehingga guru
kesulitan dalam menerapkan
2. Menurut Angraeny, N., & Awaru, A. O. T. (2018). model-model pembelajaran
Masalah yang dihadapi oleh guru kebanyakan dalam penerapan 3. Kurangnya Pengetahuan guru
model-model pembelajaran yaitu: (1) jumlah murid yang terlalu tentang model model
banyak melebihi 30 siswa dalam satu kelas, sehingga guru pembelajaran inovatif masih
kesulitan dalam menerapkan model-model pembelajaran; (2) sulit 4. Faktor ketersediaan fasilitas
menyesuaikan model-model pembelajaran dengan materi yang pembelajaran, karena tidak
akan dibawakan, karena tidak semua model-model pembelajaran semua sekolah memiliki fasilitas
cocok dengan materi yang diajarkan; (3) tingkat intelektual siswa pembelajaran dengan standar
yang berbeda-beda dalam hal ini adalah daya tangkap peserta yang sama.
didik; (4) faktor ketersediaan fasilitas pembelajaran, karena tidak
semua sekolah memiliki fasilitas pembelajaran dengan standar 5. Kurangnya contoh-contoh,
yang sama; (5) pengetahuan guru yang kurang tentang model- bimbingan, Dan pelatihan
model pembelajaran, terutama model-model dalam kurikulum implementasi model
2013; dan (6) waktu yang dianggap kurang dengan jumlah siswa pembelajaran inovatif.
yang banyak. 6. Guru kurang kreatif dalam
proses pembelajaran.
Angraeny, N., & Awaru, A. O. T. (2018). Upaya Guru Sosiologi Dalam
Mengatasi Hambatan Penerapan Model-Model Pembelajaran Di Sma
Negeri Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Sosialisasi: Jurnal Hasil
Pemikiran, Penelitian Dan Pengembangan Keilmuan Sosiologi
Pendidikan, 74-78.

3. Menurut Koesnandar, A. (2020).


Secara umum, guru-guru sudah berusaha menerapkan model-
model pembelajaran inovatif sesuai tuntutan Kurikulum 2013,
namun masih mengalami kesulitan dalam penerapannya. Kesulitan
tersebut Antara lain disebabkan oleh kurangnya contoh-contoh,
bimbingan, Dan pelatihan implementasi model pembelajaran
inovatif.

Koesnandar, A. (2020). Pengembangan model pembelajaran inovatif


berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sesuai
kurikulum 2013. Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan, 8(1), 33-
61.

Hasil Wawancara:
1. Menurut Rahmawati (guru biologi di sman 5 luwu utara)
a. Kurangnya pelatihan yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam
pemanfaatan model model inovatif.
b. Kurangnya Pengetahuan guru tentang model model
pembelajaran inovatif.

2. Menurut Rahma (guru Bahasa Indonesia di sman 5 luwu utara)


Rendahnya pemanfaatan model- model pembelajaran inovatif oleh
guru di sekolah karena masih banyak guru-guru yg kurang
memahami bagaimana model pembelajaran inovatif itu sndri,
khususnya untuk guru guru yang sudah “tua” yg kurang paham
mengenai teknologi.

3. Menurut Prof. Oslan Jumadi, Ph.D. (Dosen Biologi UNM


Makassar)

a. Kompetensi guru untuk memanfaatkan model-model pembelajaran


inovatif rendah
b. Guru kurang kreatif dalam proses pembelajaran.

5 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap


pemahaman siswa hasil kajian literatur dan wawancara,
tentang soal HOTS. 1. Menurut Hidayat, N. Et.al (2019) dapat diketahui bahwa rendahnya
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang didalamnya pemahaman siswa tentang soal HOTS
mengandung berbagai istilah-istilah latin serta materi yang Disebabkan oleh :
begitu kompleks membuat siswa jenuh belajar, bahkan merasa sulit 1. Materi biologi sangat komples
untuk memahaminya. dan banyak istilah istilah latin.
2. Pengembangan soal berbasi
Hidayat, N., Rostikawati, R. T., & Marris, M. H. A. A. (2019, HOTS masih sulit.
December). Pengembangan Bahan Ajar Komik Webtoon untuk 3. Siswa ksulit untuk memahami
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Kelas XI. In Prosiding soal HOTS.
Seminar Nasional SIMBIOSIS (Vol. 4). 4. Umumnya siswa belum
diajarkan soal berbasis “HOTS”
2. Menurut Miarsyah, M., & Ristanto, R. H. (2019). 5. Guru belum memehami
Beberapa guru biologi masih beranggapan bahwa pengembangan “HOTS”
soal HOTS masih sulit, maka diperlukan upaya yang berkelanjutan 6. Rendahnya literasi pada siswa
dari berbagai pihak untuk membantu guru lebih terampil dan sehingga siswa kurang paham
percaya diri dalam pengembangan soal HOTS. mengenai soal yang diberikan
guru.
Miarsyah, M., & Ristanto, R. H. (2019). Memberdayakan 7. Siswa kurang terbiasa mengerjakan
keterampilan mengembangkan soal hots pada guru biologi di soal HOTS
kabupaten bekasi. BAKTIMAS: Jurnal Pengabdian pada 8. Guru jarang menggunakan soal
Masyarakat, 1(4), 151-159. HOTS sehingga siswa tidak terbiasa
sulit mengerjakannya.
3. Menurut Amalia, D., & Hadi, W. (2020).
Faktor yang menyebabkan kesalahan siswa kemampuan penalaran
tinggi (SKPT) adalah kekeliruan dalam melakukan perhitungan
dalam menyelesaikan soal HOTS sedangkan, faktor penyebab
kesalahan siswa kemampuan penalaran rendah (SKPR) adalah pada
segi kognitif yaitu kurang memahami soal dengan baik.

Amalia, D., & Hadi, W. (2020). Analisis kesalahan siswa dalam


menyelesaikan soal HOTS berdasarkan kemampuan penalaran
matematis. Transformasi: Jurnal Pendidikan Matematika Dan
Matematika, 4(1), 219-236.

WAWANCARA
1. Menurut Andi Lalak, S.Pd, M.Pd (Ketua MGMP Mata Pelajaran
Biologi)
a. Umumnya siswa belum diajarkan soal berbasis “HOTS”
b. Guru belum memehami “HOTS”
2. Menurut Dr. A. Mu’Nisa , S.Si.,M.Si (Dosen Biologi UNM
Makassar)
Pemahaman siswa rendah mengenai soal HOTS adalah karena
rendahnya literasi pada siswa sehingga siswa kurang paham
mengenai soal yang diberikan guru.
3. Menurut Mila Karmila S.Pd (Guru biologi SMAN 5 Luwu Utara )

a. Siswa kurang terbiasa mengerjakan soal HOTS


b. Guru jarang menggunakan soal HOTS sehingga siswa tidak
terbiasa sulit mengerjakannya.

LAMPIRAN
DOKUMENTASI WAWANCARA
1. Ahmad Juni S.Pd (Guru Biologi SMAN 5 Luwu Utara)
2. Mila Karmila, S.Pd (Guru Biologi SMAN 5 Luwu Utara)
3. Menurut Rahma S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia SMAN 5 Luwu Utara)
4. Rahmawati (guru biologi di sman 5 luwu utara)
5. Andi Lalak, S.Pd, M.Pd (Ketua MGMP Mata Pelajaran Biologi)
6. Prof. Oslan Jumadi, Ph.D. (Dosen Biologi UNM Makassar)
7. Dr. A. Mu’Nisa , S.Si.,M.Si (DOSEN BIOLOGI UNM MAKASSAR)

Anda mungkin juga menyukai