Anda di halaman 1dari 15

DI

S
U
S
U
N

OLEH: REVALDI

X IPS 2

SMA NEGERI 5 LUWU UTARA


TAHUN 2022

1. Ir. SOEKARNO : Presiden R.I ke 1( 1945-1966 )


Lahir : Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901.
Meninggal : Jakarta 21 Juni 1970.
Agama : Islam.
Pendidikan : SMP / SMA di Surabaya, ITB di Bandung.
Pengalaman :Penulis/Kolumnis dan Pejuang Politik / Diplomatic Pendiri PNI (4
Juli 1927); ProklamatorR.I.

Dr. Ir. H. SOEKARNO lahir dari keturunan bangsawan Jawa, waktu kecil bernama
Kusno yang kemudian akrab dengan panggilan Bung Karno saja. la hanya beberapa tahun
hidup bahagia bersama orang tuanya di Blitar. Tamat SD tinggal di Surabaya, indekost di
rumah H.O.S. Cokroaminoto, politisi kawakan tokoh Syarikat Islam. Sambil belajar,
Soekarno menggembleng jiwa nasionalismenya.
Lulus SLTA, Soekarno melanjutkan sekolahnya ke ITB di Bandung. Setelah meraih
title Ir. pada tahun 1926, H.O.S. Cokroaminoto mengambilnya sebagai menantu. Soekarno
kemudian mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia, 1927) dan berhasil merumuskan ajaran
Marhaen. Karena merasa khawatir, penjajah Belanda kemudian menjebloskan Soekarno ke
penjara Sukamiskin, Bandung (29 Desember 1929). Delapan bulan kemudian baru
disidangkan di pengadilan dengan tuduhan mengambil bagian dalam suatu organisasi yang
bertujuan melakukan kejahatan di samping usaha menggulingkan kekuasaan Hindia-Belanda.
Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, dengan gagah berani Bung Karno
menelanjangi kemurtadan bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pada tahun 1933, Belanda
membuang Bung Karno ke Endeh, Flores, kemudian memindahkannya ke Bengkulu.
Pada zaman Jepang Bung Karno mensiasati saudara tua yang rakus itu. Pura-pura
bekerja sama tetapi memanfaatkannya untuk kepentingan Indonesia. Bung Karno dan Bung
Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Rl pada 17 Agustus 1945, setelah Jepang bertekuk
lutut pada Sekutu.
Pada sidang pleno PPKI ditetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi RI dan memilih
Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pertama. Dengan proklamasi
Kemerdekaan RI, Pancasila dan UUD 1945 ribuan suku bangsa yang berbeda adat istiadat
dan agamanya di 17.000 pulau dari Sabang sampai Merauke berhasil disatukan menjadi
bangsa yang berdaulat.
Setelah berhasil mempersatukan Nusantara, Soekarno berusaha menghimpun
bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang ketika itu umumnya terjajah, menjadi
satu kekuatan baru yang adil, makmur, dan damai. Bersama negarawan lain, Soekarno
menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955). Kini berkembang menjadi
Gerakan Non-Blok beranggotakan ratusan Negara.
Ketika di dalam negeri berlarut-larut terjadi perpecahan akibat sejumlah politisi
memaksakan pelaksanaan demokrasi parlementer yang liberal, pada 5 Juli 1959 Presiden
Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden kembali ke UUD 1945. Persatuan dan kesatuan
bangsa utuh kembali.
Tetapi kemudian Bung Karno menerapkan sistim politik Nasakom (Nasionalis,
Agama, Komunis). Para penentang politik ini berulang kali mengingatkan Bung Karno untuk
tidak memberi peluang berkembangnya komunisme, karena akan berkhianat seperti pernah
dilakukannya pada tahun 1926 dan 1948. Kekhawatiran itu terbukti lagi, PKI melancarkan
kudeta (30 September 1965). Namun meskipun didesak. Presiden Soekarno enggan
membubarkan PKI. Setelah keadaan parah, pada 11 Maret 1966 barulah ia mengeluarkan
Surat Perintah kepada Jenderal Soeharto, yang lebih dikenal dengan Supersemar, agar
mengambil tindakan, yang kemudian membubarkan PKI sampai ke akar-akarnya.
Menjelang akhir masa bhaktinya, proklamator itu pernah berkata, ‘Selangkah saja
saya maju, negara ini akan hancur”. Ia memang tak bergeming sedikit pun. Lebih baik dirinya
lebur dari pada bangsa dan negara ini hancur.
Meskipun kini sudah lama ia tiada, tetapi nama besarnya tak pernah pudar, kekal di
hati rakyat Indonesia. Itu berkat jasanya kepada bangsa dan negara yang tak terhingga.

2. SEOHARTO : Presiden R.I ke 2( 1966-1980 )


Lahir : Kemusuk, Argamulyo, Yogyakarta, 8 juni 1921
Pendidikan : SD di Twir, Yogyakarta, Wuryantoro dan Solo; SMP dan Sekolah
Agama di Wonogiri dan Yogyakarta (1935- 1939); Sekolah Bintara di
Gombong, Jawa Tengah (1941).
Pengalaman : Prajurit Teladan (1941-1942); Polisi Sukarela dan Tentara Peta
(1942-1945); Pengawal Panglima Besar Soedirman; Pemimpin
Serangan Umum merebut Ibu kota Yogyakarta (1 Maret 1949);
Komandan Kostrad dan Panglima Sementara TNI AD (sampai dengan
1965); Panglima AD (1966); Ketua Presidium KabinetAmpera (1966).

SOEHARTO, terlahir dari pasangan suami istri Sukirah dan Kertoredjo. Dulu
orang tua itu cuma berharap anak tunggalnya asal bisa membantu di sawah saja.
Syukur kalau dapat melanjutkan jabatan menjadi ulu-ulu di kampung mereka,
Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta.
Pak Harto harus bersusah payah untuk bisa sekolah, SD dan SMPnya
diselesaikan sampai beberapa kali pindah dari Twir, Yogyakarta, Wuryantoro, Solo,
Wonogiri dan Yogyakarta. Disamping itu ia masih menyempatkan sekolah Agama,
agar mendapat ilmu dan keteladanan untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kemudian karena terpanggil untuk membela tanah air, Soeharto, si anak desa itu
melanjutkan Sekolah Bintara di Gombong.
Setelah terpilih menjadi prajurit teladan, pangkat bintara itu tak lama
kemudian menjadi Sersan. Di jaman Jepang Pak Harto masuk polisi, lalu pindah ke
Peta sampai berpangkat Komandan Pelopor. Ia resmi menjadi anggota TNI pada 5
Oktober 1945 ketika berusia 24 tahun. Sampai terakhir berpangkat Jenderal.
Tugas yang pernah diemban oleh Pak Harto, antara lain: Pengawal Panglima
Besar Sudirman, Memimpin Serangan Umum merebut Ibukota RI Yogyakarta (1
Maret 1949), Panglima Mandala / Pembebasan Irian Barat (1962-1963), dan
menghancurkan Gerakan 30 September 1965 / PKI. Tugas yang terakhir itu ia
lakukan berdasarkan Surat Perintah Sebelas Maret (Super Semar). Atas sukses itu,
kemudian MPRS mengangkat Jendral Soeharto menjadi Presiden Rl kedua
menggantikan Soekarno.
Sebagai negarawan, Pak Harto lama-lama menjadi panutan kalangan
pemerintahan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Salah satu keberhasilannya
ialah mengendalikan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia
yang berpenduduk sangat majemuk dan amat beragam adat istiadatnya. Selama 20
tahun tanpa konflik yang berarti, sedang sebelumnya selalu ribut.
Sukses itu membuka kesempatan untuk membangun secara rencana dan
berkesinambungan. Dalam percaturan Internasional, Indonesia semakin mendapat
kepercayaan, dengan makin banyaknya kerja sama dengan negara-negara
berkembang. Dengan semangat giat belajar, tekun beribadah serta senantiasa
membaktikan diri kepada bangsa dan negara, ternyata Soeharto anak petani yang
sangat bersahaya dari desa berhasil menjadi negarawan yang baik.
3. B.J. HABIBI : Presiden R.I ke 3 ( 1998-1999 )
Lahir : Pare-pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni
Pendidikan : SD, SMP, SMA, Bandung (1954), mendapat gelar Diploma Ingenieur
jurusan Kontruksi Pesawat Terbang Rheinisc-Westflaelische Tegnische,
Aachen, Jerman Barat.
Pengalaman : Asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Kontruksi Ringan Rheinisc
Technische, Aachen, Jerman Barat (1960-1965), Menteri Negara Riset
dan Teknologi (1978), Dirut PT Pal, Surabaya (1978), Ketua BPPT,
Ketua ICMI.

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE, menjadi presiden pada tanggal 21 Mei


1998 menggantikan Jendral Soeharto yang meletakkan jabatan karena dipaksa
mundur oleh rakyat. Sebelumnya, B.J. Habibie menjadi wakil presiden Rl ke tujuh
periode 1998-2003, tapi ia hanya memangku jabatannya selama kurang lebih 2 bulan.
Dalam usia 13 tahun, Rudy, demikian Habibie biasa dipanggil, ditinggal
wafat ayahnya, Alwie Abdul Jalil Habibie, bekas Kepala Jawatan Pertanian Sulawesi
Selatan. Ibunya, RA Tuti Marini Puspowardjo yang asal Yogyakarta menganjurkan
Habibie berangkat ke Bandung untuk masuk SMP, kemudian ia menyusul setelah
anaknya kelas dua SMA. Setahun di ITB, atas usaha ibunya, Habibie mendapat
beasiswa P&K untuk belajar di Jerman Barat. Gelar insinyur mesin dan Kontruksi
pesawat terbang diraih Habibie pada usia 21 tahun, ia kemudian meneruskan
sekolahnya lagi dengan biaya sendiri. Waktu lulus, Habibie orang pertama di luar
Jerman, setelah perang dunia ke II yang membuat skripsi mengenai aeronautika.
Habibie kemudian bekerja sebagai asisten riset di Technische Hocheschule
(TH) Aachen, ia menghasilkan desain kapal selam dalam (deep sea), gerbong kereta
api, juga ruangan bersuhu dan bertekanan tinggi dari bagian reaktor atom untuk atom
Center Julich. Sebagai sarjana ahli, kemudian wakil presiden direktur Messrchumitt
Bolkow-Blohm (MBB), ia mendesain beberapa jenis pesawat terbang termasuk
proyek-proyek satelit dan rudal.
Pada tahun 1974, karena kecerdasan Habibie membuat presiden Soeharto
memanggilnya pulang ke Indonesia. Selanjutnya ia diangkat menjadi penasihat
Presiden RI, memimpin Devisi Adveced Technologi Pertamina yang merupakan cikal
bakal BPPT dan merintis industri pesawat terbang di Bandung, Ia juga berhasil
membuat pesawat pertama Indonesia CN235. B.J. Habibie turun dari jabatannya
sebagai presiden Rl pada tanggal 20 Oktober 1999 karena pertanggungjawabannya
tidak diterima oleh sidang umum MPR 1999.
4. K.H. ABDURRAHMAN WAHID: Presiden R. I. ke-4: (1999-2001)
Lahir : Denanyar, Jombang, Jawa Timur, 4 Agustus 1940
Pendidikan : SD, Jakarta (1953);SMEP, Yogyakarta (1956); Pesantren Tambakberas,
Jombang (1959 -1963); Departemen og Higher Islamic and Arabic
Studies, Universitas Al Azhar, Kairo; Fakultas Sastra Universitas
Bagdad, Irak (1970)
Pengalaman : Guru Madrasah Mu’alimat, Tambakberas, Jombang (1959-1963);
Dosen dan Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Hasyim Ashari,
Jombang (1974-1979); Pengasuh Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta
Selatan (1979); Ketua Tanfidziyah PB Nahdhatul Ulama (1984-1998).

GUS DUR, demikian K.H . Abdurrahman Wahid biasa dipanggil, seorang


ulama muda yang gemar humor. Luwes bergaul, sikapnya terbuka. Banyak yang
menaruh harapan besar ketika ia terpilih sebagai ketua PBNU dalam Muktamar NU
ke-27 di Pondok Pesantren Salafiah Safi’yah Sukorejo,Situbondo, Jawa Timur.
Apalagi sejak Muktamar itu, NU secara resmi kembali ke Khittah 1926. Artinya NU
akan meninggalkan politik praktis dan tidak ada lagi ikatan organisatoris dengan PPP.
Tokoh yang tak dapat melihat dengan sempurna ini boleh jadi merupakan satu-
satunya presiden di dunia yang terpilih secara demokrasi oleh wakil rakyat.
Komposisi keanggotaan DPR-MPR hasil pemilu tahun 1999 rupanya lebih suka
memilih Gus Dur, dan enggan memberikan suaranya kepada Megawati Soekarno
Putri, satu-satunya pesaing di waktu itu, karena alasan gender.
Anak sulung dari enam bersaudara A.Wahid Hasyim, mantan menteri agama
ini banyak memegang jabatan yang sifatnya penasihat tim di berbagai departemen,
antara lain: Departemen Koperasi (1984), Departemen Agama (1985). Gus Dur
menikah dengan Shinta Nuriyah 1968. Mereka dikarunia empat orang anak.
5. MEGAWATI SOEKARNO PUTRI: Presiden R. I. ke-5: (2001-2004)
Lahir : Jakarta 23 Januari 1946.
Pendidikan : SD – SMA, Perguruan Cikini, Jakarta. Kuliah Fakultas Pertanian
Unpad, Fakultas Fisiologi Universitas Indonesia.
Pengalaman : Ketua PDI (Munaslub PDI 1993); Ketua PDI-P (1999-sekarang); Wakil
Presiden Rl (1999-2001)

DYAH PERMATA MEGAWATI SOEKARNO PUTRI, melewatkan masa


pendidikannya sejak SD sampai SMA di perguruan Cikini, Jakarta. Megawati yang
sempat kuliah di Fakultas Pertanian dan Fakultas Fisiologi di UI tak dapat
menyelesaikan kuliahnya karena kemelut politik pasca perebutan kekuasaan dari
Soekarno oleh Soeharto pada tahun 1966.
Rupanya pemerintah tak menghendaki Megawati menjadi pemimpin politik,
sebab dengan tampilnya Megawati dikhawatirkan akan mengancam kekuasaan
Soeharto. Dengan berbagai cara rezim Soeharto terus menerus berusaha menggusur
Megawati dari PDI. Menjelang pemilu 1996 digelar kongres PDI di Medan, dalam
penghelatan itu, Soeryadi mantan ketua PDI diangkat lagi menjadi ketua PDI
menggantikan Mega. Pendukung Mega marah dan menduduki kantor DPP PDI. Maka
terjadilah peristiwa yang dikenal dengan peristiwa 27 Juli.
Setelah Soeharto jatuh, Megawati yang mewarisi kharisma ayahnya baru tampil
lagi menjelang pemilu 1999. PDI pimpinan Megawati berubah menjadi PDI
Perjuangan (PDIP). Dalam pemilu yang demokratis itu, PDIP memenangkan pemilu
dengan memperoleh 154 kursi di DPR. Tetapi ia kalah bersaing dengan Gus Dur
dalam pemilihan Presiden dalam sidang MPR. Baru setelah Gus Dur dijatuhkan DPR,
karena skandal Bullogate dan Brunaigate, Megawati yang sebagai wakil presiden
terpilih menggantikan K.H. Abdurrahman Wahid menjadi presiden Rl yang ke-V.
6. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO : Presiden R.I ke 6 ( 2004-2014)
Nama : Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono
Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Agama : Islam
Istri : Kristiani Herawatiputri
Pendidikan :
1. Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
2. American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
3. Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
4. Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
5. On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983
6. Jungle Warfare School, Panama, 1983
7. Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
8. Kursus Komando Batalyon, 1985
9. Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
10. Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
11. Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS

Presiden Rl Ke VI: 2004-2009. Pria berperawakan tinggi besar ini kian


berkibar namanya di era Presiden Gus Dur. Susilo Bambang Yudhoyono, Bahkan Gus
Dur pada saat itu sempat menyebut jenderal bintang empat itu sebagai calon presiden
yang oke punya.
Susilo Bambang Yudhoyono, yang lazim disebut pers dengan SBY, lahir di
Pacitan, Jateng, 9 September 1949. Karier militernya mulai melonjak setelah SBY
menjadi Komandan Peleton di Yonif Linud 330 pada 1974. SBY lantas menjadi
Komandan Peleton Yonif 330 pada 1996, dan 1981 menjadi Perwira Operasi
MabesTNI AD. Tahun 1996 SBY menjabat sebagai Chief Ministry of Military
Observer di Bosnia Herzegovina, lalu meloncat menjadi Assospol Kassospol TNI.
Di era Gus Dur, SBY menduduki posisi Menteri Pertambangan dan Energi
(Mentamben). SBY yang dikenal low profile, juga ditunjuk Gus Dur sebagai
negosiator (mewakili pemerintah) dengan keluarga Cendana untuk mengembalikan
harta kekayaan Soeharto.
Saat Gus Dur di ujung tanduk, SBY ditunjuk menjadi Menko Polsoskam dan
memegang kendali maklumat yang dikeluarkan Gus Dur yang menilai negara dalam
keadaan darurat politik. SBY menolak melaksanakan rencana dekrit presiden. Hal itu
tak membuat bintangnya redup. SBY bahkan menjadi kandidat wapres dalam SI MPR
akhir Juli 2001. Kemudian menjadi Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan
Keamanan Kabinet Gotong Royong Presiden Megawati Soekarnoputri, (9 Agustus
2001-2004). Bersama Yusuf Kalla menjadi kandidat utama Presiden dan Wakil
Presiden pada Pilpres Tahap II yang kemudian dimenangkannya. SBY dan Yusuf
Kalla resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 20 Oktober
2004. Kemudian setelah masa jabatan presiden bersama Jusuf Kalla selesai, SBY
maju kembali sebagai presiden bersama Boediono, dan terpilih kembali pada pemilu.
7. Ir.H.JOKO WIDODO : Presiden R.I ke 7 ( 2015 – Sekarang )
Lahir : Surakarta, 21 Juni 1961
Istri : Ny. Hj. Iriana Joko Widodo
Anak : Gibran Rakabumi Raka
Kahiyang Ayu
Kaesang Pangerap
Agama : Islam
Hobby : Penikmat musik rock
Riwayat Pendidikan : SDN 111 Tirtoyoso Solo, SMPN 1 Solo, SMAN 6 Solo, Almamater
: Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta lulusan 1985,
Pengalaman : Pengusaha, Eksportir Mebel, Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta dan
Presiden Indonesia ke-7

Jokowi kecil sempat merasakan pahitnya kehidupan saat rumahnya tergusur.


Rumah petak sekaligus tempat usaha kayu ayahnya di daerah Cinderejo Lor, digusur
dan dijadikan pusat jasa travel. Sang bunda menuturkan bahwa Jokowi kecil adalah
sosok pendiam, namun pandai bergaul. Jokowi sebagai orang yang selalu mengalah
untuk menghindari pertengkaran. Sikap tersebut diwarisi dari kedua orangtuanya yang
selalu mengajarkan makna ikhlas dan bertanggung jawab.
Jokowi selalu berjalan kaki menuju sekolahnya, disaat temanya bersepeda
ontel. Kala itu sekolah tidak terlalu jauh dari rumah dan cukup berjalan kaki. Bakti
kepada orangtua ditunjukkan lewat sikap juga sejumlah prestasi. Saat menjadi
Walikota Solo hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta, orang tidak pernah menyangka
perjalanan hidup Joko kecil anak tukang kayu itu kini menjadi orang nomor satu di
Indonesia.
Setelah lulus SMA kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Kehutanan
Universitas Gajah Mada lulus tahun 1985, dirinya merantau ke Aceh dan bekerja di
salah satu BUMN. Ia kembali ke Solo dan bekerja di Perusahaan yang bergerak di
bidang perkayuan, CV. Roda Jati. Tahun 1998 dirinya memulai berbisnis sendiri
bermodal dari pengalaman yang dimiliki. Dengan kerja keras, ketekunan dan
keuletan, akhirnya Jokowi berhasil mengembangkan bisnisnya dan menjadi seorang
eksportir mebel.
Pada tahun 2005 Jokowi memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai
Walikota Solo bersama partai politik PDI Perjuangan beliau menjabat selama dua kali
masa bakti 2005-2015. Dalam masa jabatannya, ia diwakili F.X. Hadi Rudyatmo
sebagai wakil walikota.. Banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi
sebagai pedagang mebel dan taman ini bahkan hingga saat terpilih menjadi Walikota
Solo. Selama kepemimpinannya, Solo banyak mengalami kemajuan oleh gebrakan
progresif dilakukannya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di
Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Pada
tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD)
yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk
dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan
Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi Organisasi Kota-kota Warisan Dunia pada
bulan Oktober 2008. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana
Mangkunegaran.
Tahun 2012, Beliau bersama dengan Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M.
(Ahok) menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dan selanjutnya menjadi
Presiden Indonesia bersama wakilnya Jusuf Kalla.

Anda mungkin juga menyukai