Disusun Oleh :
LAPORAN
BEST PRACTICE
Disusun Oleh:
Sidaran Latuconsina, S. Pd
Laporan Best Practice telah disahkan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya sesuai
ketentuan yang berlaku.
Habli Lastori,S.Pd.I
NIP.198408182011011004
BEST PRACTICE
A. Situasi
SMA Negeri 2 Pulau Morotai adalah sekolah menengah yang berada dibawah
naungan Cabang Dinas Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara. Sekolah ini merupakan
Sekolah Swasta yang didirikan tahun 2005 dengan nama SMA Peduli Pendidikan Daeo
dan beralih ke Sekolah Negeri tahun 2010 dengan nama SMA Negeri 2 Pulau Morotai
sampai sekarang, dengan NPSN 60201929. SMA Negeri 2 Pulau Morotai dipimpin oleh
Bapak Habli Lastori, S.Pd.I. sebagai Kepala Sekolah. Kurikulum yang digunakan adalah
Kurikulum Revisi 2013 dan Kurikulum Merdeka belajar untuk kelas X tahun ajaran
2023/2024
Dalam praktik pembelajaran kurikumlum 2013 yang penulis lakukan selama ini,
penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut
sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh kementrian pendidikan
dan kebudayaan. Ternyata dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan
seperti ateri dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu penulis masih
berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan
materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), C2
(Memahami), C3 (Aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingat tinggi (Higher Order Thinking Skills).
Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana
pembelajaran di kelas kaku dn anak-anak tidak ceria.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (Higher Order Thinking Skills)
merupakan kemampuan yang diperhatikan pada kurikulum 2013. HOTS merupakan
suatu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus dikembangkan oleh siswa dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Tujuan dengan mengembangkan kemampuan HOTS
peserta didik adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dengan level yang
lebih tinggi, terutama pada keterampilan berpikir kritis, kreatif dalam menemukansolusi,
dan membuat keputusan. Kemampuan HOTS memiliki kategori level C4 (menganalisis),
C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Pembelajaran berbasis HOTS berfokus pada
kemampuan pesertadidikuntuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada kehidupan
sehari – hari. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang diterapkan harus dapat
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang selaras dengan kompetensi
dasar yang ditetapkan.
Namun pada kenyataannya, peserta didik masih tergolong dalam kategori berpikir
rendah (C1, C2, C3). Siswa kesulitan dalam mengerjarkan soal HOTS yang diidentifikasi
dari kondisi sebagai berikut:
a. Siswa sering bertanya kepada guru karena kurang paham terkait soal,
B. Tantangan
Setelah dilakukan identifikasi masalah, eksplorasi aternatif solusi dan penentuan solusi
dengan refleksi diri, wawancara rekan sejawat, wawancara pakar dan kajian literatur
maka ditemukan beberapa penyebab kurangnya keaktifan belajar dan kemampuan
berpikir kritis siswa antara lain:
a. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik
b. Kemampuan dan kondisi siswa yang berbeda-beda
c. Kecemasan siswa selama proses pembelajaran
d. Motivasi belajar siswa rendah
e. Lingkungan siswa yang tidak mendukung
f. Kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran Biologi
g. Situasi dan Kondisi saat pembelajaran membosankan
h. Pembelajaran hanya berfokus pada guru
i. Pengorganisasian waktu agar sesuai dengan sintaksis model PBL
j. Pemilihan strategi pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan karakter siswa
k. Pemilihan media pembelajaran interaktif yang dapat memfasilitasi siswa
dalam mengkonstruksi pengetahuannya
l. Siswa belum terbiasa berkolaborasi dengan siswa lainnya
m. Siswa belum terbiasa menyelesaikan soal-soal HOTS
n. Siswa memerlukan adaptasidalam menyampaikan ide atau solusi di depan kelas.
Dari beberapa penyebab keaktifan belajar siswa rendah dan siswa kesulitan
menyelesaikan soal- soal HOTS ditemukan beberapa tantangan dalam mencapai tujuan antara
lain:
a. Pemilihan model dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter
materi dan siswa
b. Sarana dan prasarana sekolah yang mendukung proses pembelajaran
c. Pemilihan media pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar
Dilihat dari tantangan tersebut dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi
melibatkan guru dari sisi kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik
dan profesional sedangkan dari sisi siswa adalah keaktifan belajar.
Pihak Terkait
Yang terlibat dalam proses praktik pembelajaran ini adalah:
1. Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing berperan memberikan balikan berupa kritik dan saran terhadap
perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran berkerjasama dengan guru
pamong.
2. Guru Pamong
Guru pamong berperan memberikan balikan berupakritik dan saran terhadap
perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran berkerjasama dengan dosen
pembimbing.
3. Guru
Peran guru dalam praktik pembelajaran ini ada dua yaitu sebagai pengelola
pembelajaran dan sebagai fasilitator bagi siswa. Sebagai pengelola pembelajaran,
peran guru berkaitan dengan menciptakan suasana belajar yang memungkinkan
siswa dapat belajar secara nyaman, aman, dan menyenangkan serta berorintasi
HOTS. Sebagai fasilitator, peran guru berkaitan dengan memfasilitasi siswa agar
dapat mencapai dan mengembangkan potensinya dalam kegiatan belajaryang
berorientasi HOTS.
4. Kepala Sekolah
Peran kepala sekolah dalam praktik pembelajaran iniadalah sebagai manajerial yang
bertugas membimbing serta memberi masukan terhadap guruberkaitan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Hal ini bertujuan sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan
pelayanan pendidikan kepada siswa.
5. Teman Sejawat
Peran teman sejawat dalam praktik pembelajaran ini ada 2 yakni sebagai rekan
diskusi dalam melaksanakan brainstorming (metode sumbang saran) untuk
mencari solusi atas permasalahan pembelajaran yang ditemukan di sekolah, dan
teman sejawat juga sebagai juru kamera
6. Siswa
Peran siswa dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai subjek belajar. Siswa
harus terlibat aktifdalam proses pembelajaran agar dapat mengembangkan aspek-
aspek potensi yang dimilikinya baik dari aspek kognitif, afektif, dan
psikomotornya. Selain itu juga siswa menjadi pusat dari pembelajaran yang
dilakukan dimana dalam pelaksanaan dan pengembangan pembejaran yang
dilaksanakan selalu disesuaikan dengan karakteristik siswa.
C. Aksi
Menurut Fariska Dkk ( 2021) Guru harus mampu dalam menyalurkan ilmu
pengetahuan kepada siswa dengan konsep-konsep materi sistem gerak pada manusia yang
dapat dipahami dan dimengerti siswa dengan baik, hal tersebut dapat dimasukkan
kedalam lembar kerja peserta didik (LKPD). Dengan demikian, siswa dapat belajar
secara mandiri mengenai materi sistem gerak pada manusia. Android adalah salah
satu perangkat yang efektif dan efisien dalam penggunaan pada proses
pembelajaran. LKPD interaktif berbasis android ini dinilai dapat membuat proses
pembelajaran menjadi efektif dan efisien karena di dalam LKPD tersebut sudah
dilengkapi dengan teori pembelajaran, video pembelajaran, contoh soal serta soal latihan
maupun soal evaluasi. Kemudian dengan menggunakan android maka memudahkan
siswa untuk belajar menggunakan LKPD interaktif ini kapanpun dan dimanapun .
Menurut (IMN Fitriyah Dkk : 2021) Usaha meningkatkan hasil belajar Biologi
dapat dilakukan dengan memperbaiki proses pembelajaran. Proses pembelajaran
merupakan sekumpulan kegiatan dan serangkaian pengalaman yang dihadirkan oleh guru
kepada peserta didiknya. Guru yang kompeten dan professional akan tanggap terhadap
kemampuan siswa yang dimiliki. Dengan kemampuan tersebut, guru professional
senantiasa memiliki strategi dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswanya.
Menurut Kartini Dkk, (2022) Berkaitan dengan keterampilan abad 21 yaitu 4C,
Problem Based Learning mampu menumbuhkan critical thinking skills. Model ini
mampu membekali pelajar keterampilan abad 21. Dengan demikian, siswa dapat
mengembangkan keterampilannya melalui proses bertanya, menganalisis, mensintesis,
menafsirkan, menalar, hingga kemampuan menyimpulkan. Begitupun Menurut Santi
Berlina, (2020) terdapat pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (PBL)
terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Berdasarkan hasil penelitian Sari
Dkk, (2022) menunjukkan bahwa E-LKPD berbasis PBL dapat meningkatkan
kemampuan HOTS pada pembelajaran IPA.
Menurut Novelina Dkk, (2023) Salah satu media pembelajaran yang dapat
digunakan pendidik dalam mengoptimalkan proses pembelajaran adalah
multimedia interaktif.
Multimedia interaktif adalah media pembelajaran yang didalamnya terdapat teks,
audio, video, gambar atau animasi yang dikemas berupa file digital yangdigunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Kualitas pembelajaran dapat meningkat
dengan menggunakan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran. Materi yang
disajikan pada pembelajaran akan menjadi menarik sehingga mempersingkat waktu
pengajaran karena materi cepat tersampaikan dan siswa mudah memahami. Multimedia
interaktif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Multimedia interaktif membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir
kritis dalam penyelesaian masalah, kreatif dalam menemukan solusi, dan keterampilan
bekerja sama secara komunikatif. Keterampilan-keterampilan tersebut penting untuk
dimiliki siswa untuk dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Dari hasil refrensi tersebut kemudian dianalisis serta disesuaikan dengan
karakteristik serta kebutuhan siswa Selain itu, guru juga menganalisis materi ajar dan
lingkungan belajar siswa. Berlandaskan 2 komponen tersebut, guru memilih salah satu
model pembelajaran yang tepat dan efektif untuk diterapkan di kelas.
Langkah – langkah yang harus dilakukan oleh guru untuk menghadapi tantangan antara
lain:
A. Pemilihan model pembelajaran
Berdasarkan kajian literatur dan wawancara solusi yang dipilih adalah Guru
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah /Problem Based Learning (PBL).
Model PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan
suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
keterampilan untuk memecahkan masalah.
B. Pemilihan metode pembelajaran
Cara guru memilih metode pembelajaran adalah dengan memahami karakteristik
siswa dan karakteristik materi. Guru memilih metode diskusi, tanya-jawab dan
demonstarasi.
C. Pemilihan media pembelajaran
Berdasarkan kajian literatur dan wawancara guru memilih menggunakan media
pembelajaran LKPD Android dan media torso serta media interaktif berbasis teknologi
seperti Power Point dan Video.
LKPD berbasis android adalah salah satu media belajar berupa lembaran-
lembaran yang berisi aktivitas siswa yang bisa diakses melalui Handphone. Konten
LKPD tersebut dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata siswa, sehingga mereka dapat
mengetahui penerapan materi biologi dalam kehidupan sehari-hari. Torso dapat
membantu siswa belajar secara nyata dengan objek yang pasti. Power Point
membantu guru menyampaikan isi pelajaran kepada siswa, mengefektifkan waktu
dalam menyampaikan isi pelajaran dan menarik minat dan perhatian siswa dalam materi
yang disampaikan.Video digunakan untuk memberikan apersepsi dan motivasi sebelum
menuju ke permasalahan yang akan diselesaiakan siswa.
D. Membuat instrumen evaluasi
Guru membuat tiga instrumen penilaian, yaitu penilaian pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Setiap instrumen dilengkapi dengan kisi-kisi, soal bebasis HOTS dan
rubrik penilaian.
a. Pelaksanaan Aksi PPL Siklus 2
Pelaksanaan PPL dilaksanakan di kelas XI IPA tentang materi Otot Pada Manusia.
Pelaksanaan pengambilan video dibantu oleh rekan guru dengan menggunakana kamera HP.
Dikarenakan pada saat pembelajaran membutuhkan akses internet maka guru berkoordinasi
dengan tenaga teknis sekolah untuk memastikan Wi-fi kelas dapat digunakan dengan lancar.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan aksi ini anatar lain adalah guru, siswa, rekan
sejawat, kepala sekolah sebagai observer.
Berikut sintak dari model PBL dalam praktik baik ini.
1) Kegiatan awal
• Guru bersama peserta didik saling memberi salam dilanjutkan dengan saling menanyakan
kabar peserta didik.
• Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk memimpin doa bersama sebelum
memulai pelajaran sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. (PPK :
Religiositas)
• Guru mengecek kehadiran peserta didik (PPK :Disiplin )
• Guru mengecek kesiapan belajar
Apersepsi
• Guru meminta peserta didik untuk menyebut kembali hal yang mereka ketahui tentang
Fungsi Tulang yang dipelajari sebelumnya dan siswa menjawab fungsi rangka.
• Guru memulai pembelajaran dengan memberikan pertanyaan : “Pernahkah membayangkan
rangka tanpa otot? Dan peserta didik menjawab tidak karena tulang tanpa otot tidak dapat
berdiri, tidak dapat bergerak”
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai
• Memberikan acuan kegiatan pembelajaran yang akan dibahas, yaitu tentang struktur dan
fungsi gerak penyusun jaringan otot.
• Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan yaitu berupa
observasi terhadap sikap yang dilakukan oleh peserta didik saat melakukan diskusi dan
mempresentasikan hasil diskusi
https://drive.google.com/file/d/1ASBJ975xS1TWCjnGL8IMzTeih
MdlmZtj/view?usp=sharing
3) Kegiatan Penutup
• Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan
• Guru melakukan repleksi tentang pembelajaran yang telah berlangsung
• Guru memberikan tes tertulis kepada peserta didik
• Peserta didik menjawab pertanyaan/kuis dan mengumpulkan hasil aktivitasnya.
• Guru memberikan penghargaan pada individu/kelompok peserta didik yang
berkinerja baik
• Guru memberikan penugasan untuk mempelajari materi pertemuan berikutnya,
• Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk memimpin doa bersama sesuai
agama dan kepercayaan masing- masing sebagai penutup dan mengucapkan salam
penutup.
Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan model pembelajaran ini yaitu
pemahaman dan kompetensi guru dalam menerapkan model pembelajaran PBL (Problem
Based Learning) sesuai dengan karakteristik serta sarana yang tersedia di sekolah. Selain
itu, diperlukan kompetensi profesional guru dalam memahami atau menguasai materi ajar.
Strategi kedua yang dilakukan dalam praktik baik ini adalah dengan memilih
media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dan
karakteristik siswa. Selain itu juga fasilitas pendukung dalam penggunaan media
pembelajaran pun perlu menjadi pertimbangan. Guru juga harus mempertimbangkan
kompetensinya dalam membuat dan mempergunakan media pembelajaran. Pada praktik
ini, guru memilih mempergunakan media pembelajaran interaktif dengan menggunakan
Microsoft Powerpoint dan video pembelajaran serta LKPD android sebagai media yang
membatu siswa melakukan penyelidikan.
Proses pembuatan media presentasi dimulai dari mempelajari dan menganalis
materi yang akan dibuat mediannya. Guru kemudian merancang materi esensial pada media
presentasi dengan menggunakan aplikasi komputer Microsoft Powerpoint dan capcut untu
membuat video pembelajaran. Sementara untuk LKPD berbasis Android guru memastikan
media tersebut sudah dibaca dan siap pada perangkat Handphone yang dipergunakan
siswa. Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran ini antara lain
pengetahuan guru dalam mengoperasikan aplikasi Microsoft Powerpoint dan capcut
Farizka, F., Yogica, R., & Fuadiyah, S. (2021). Pengembangan LKPD Interaktif Berbasis
Android Pada Materi Pembelajaran Sistem Gerak Manusia Kelas XI SMA.
Prosiding Seminar Nasional Biologi, 1(1), 1058–1065.
https://doi.org/10.24036/prosemnasbio/vol1/132 Diakses 14 Oktober 2023.
Kartini, D., Ai, N. N., Dwi, W., & Prihantini. (2022). Relevansi Strategi Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dengan Keterampilan Pembelajaran Abad
21.Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2) 9092-9099.
file:///C:/Users/acer/Downloads/astuti,+77.+artikel_RELEVANSI+9092- 9099%20(1).pdf
Diakses 14 Oktober 2023.
Wahyuni, S. E., & Yokhebed, Y. (2019). DESKRIPSI MEDIA PEMBELAJARAN YANG
DIGUNAKAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI DI KOTA PONTIANAK.
JurnalPendidikan Informatika Dan Sains, 8(1) 32-
40.https://doi.org/10.31571/saintek.v8i1.1105 Diakses 14 November 2023.Diakses 14
Oktober 2023.
Fitriyah, I. M. N., & Muhammad, A. G.. (2021). Pengembangan E-LKPD berbasis
Android dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk
meningkatkan berpikir kritis peserta didik. Jurnal ilmu pendidikan, 3(5)1957-
1970. https://edukatif.org/index.php/edukatif/index Diakses 14 November 2023.
1. PPL Siklus 2
a. LKPD HOTS
https://docs.google.com/document/d/1wnY6zJVrdAW6SNeEqa9VmfQ32XD59oAw/edit?us
p=drive_link&ouid=102711341430038762950&rtpof=true&sd=true
b. Media pembelajaran
https://docs.google.com/document/d/1HnBtGWj7_O2o7iV9EqNN60gESfOwUtQA/edit?usp
=drive_link&ouid=102711341430038762950&rtpof=true&sd=true
c. Bahan ajar
https://docs.google.com/document/d/1_Z_nKYRXzEIt616WVuqhDF6TAPIcUKBg/edit?usp
=sharing&ouid=102711341430038762950&rtpof=true&sd=true
d. Instrumen penilaian
https://docs.google.com/document/d/15JwCd7fmJ4j1UgHKVFOCLQE9PzKfgZRc/edit?usp
=sharing&ouid=102711341430038762950&rtpof=true&sd=true
e. Hasil evaluasi
Hasil Penilaian Yang Diperoleh Siswa
Pertemuan : 2 (Kedua)
No Nama siswa Aspek yang dinilai
Sikap Pengetahuan Keteram
Disku Diri Teman LKPD Tes pilan
si Tertulis Presenta
si
1. Ismawati Sidasi 100 100 100 94,73 85,71 100
2. Hikmah Mahulau 83,33 100 100 94,73 94,28 93,33
3. Sri Farida 83,33 100 100 94,73 68,57 93,33
4. Abd Rahman B 83,33 87,5 100 94,73 51,42 66,66
5. Fajri Ansar 83,33 87,5 100 94,73 74,28 66,66
6. Alya R Sibilo 100 100 100 94,73 74,28 100
7. Siti Saqina I Bada 100 100 100 94,73 85,71 100
8. Maya 83,33 100 100 94,73 71,42 80
Runtuwailan
9. Shifa Hi Umar 83,33 100 100 94,73 85,71 80
10. Kiki Farel 83,33 100 100 94,73 68,57 80
11. Defran Dode - - - - - -
12. Fauji Kurung 100 100 100 94,73 85,71 100
13. Siti Naisila Cando 100 100 100 94,73 85,71 100
14. Fienly Pawane 83,33 100 100 94,73 71,42 80
15. Suci Lastori 83,33 87,5 100 94,73 62,85 66,66
16. Fahima Pine 100 100 100 94,73 85,71 93,33
17. Milka Panawa 83,33 100 100 94,73 85,71 80
18. Wirna Lastori 83,33 100 100 94,73 94,28 66,66
19. Arda Hase 100 100 100 94,73 57,14 93,33
20. Rifda Jibu 100 100 100 94,73 85,71 100
21. Rido Leftew 100 100 100 94,73 80 100
2. Wawancara