Anda di halaman 1dari 13

BEST PRACTICE

Peningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Kegiatan


malam hari pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan
Membandingkan menggunakan istilah pada Mata Pelajaran
Matematika Melalui Model Problem Based Learning (PBL) dengan
Media Konkret Di Kelas 1 SD Negeri Curug 01 Jasinga

Nama : YAYUK YULIATI, S.Pd


No. Peserta : 201502101166
Kelas : GK 4 Kelompok 1

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


DALAM JABATAN ANGKATAN 2
BIDANG STUDI GURU KELAS
UNIVERSITAS PAKUAN
TAHUN 2023
LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi
Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran

Lokasi SD Negeri Curug 01, JASINGA


Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai Peningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi kegiatan
malam hari mata pelajaran Bahasa Indonesia dan membedakan
menggunakan istilah pada mata pelajaran matematika melalui
model Problem Based Learning dengan media konkret di kelas
1 semester 1 SD Negeri Curug 01 Jasinga.
Penulis YAYUK YULIATI, S.Pd
Tanggal 24 November 2023
A. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah :
Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan pembelajaran di kelas 1 SD Negeri Curug 01
Jasinga. Mata pelajaran Bahasa Indononesia materi Kegiatan Malam Hari dan Mata pelajaran
Matematika pada materi membandingkan dengan menggunakan istilah, yaitu guru belum
menggunakan media pembelajaran dan bahan ajar yang menarik, serta belum menerapkan
model pembelajaran yang mudah dipahami oleh peserta didik.
Hasil analisis permasalahan di atas, untuk mengatasi rendahnya hasil belajar dan minat
peserta didik dalam pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Kegiatan
Malam Hari dan membandingkan pada mata pelajaran Matematika, disusunlah pembelajaran
inovatif Problem Based Learning (PBL). Alasan guru memilih model ini karena untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Menurut
Rahayu (2019) menyatakan bahwa model problem based learning dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika di Sekolah Dasar untuk meningkatkan cara berpikir siswa agar lebih
mandiri dalam memecahkan permasalahan.
Tujuan penggunaan model Problem Based Learning adalah mengajarkan peserta didik
agar dapat bekerja secara aktif dan kolaboratif dalam memecahkan masalah dalam proses
pembelajaran. Nofziarni (2019) menyatakan bahwa tujuan model Problem Based Learning
(PBL) adalah untuk membantu peserta didik menjadi aktif dan selalu berfikir kritis dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya dalam pembelajaran tersebut.

B. Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?


Praktik pembelajaran ini baik untuk dibagikan karena :
1. Permasalahan atau kendala yang terjadi di kelas dan sekolahan saya mungkin saja juga
banyak terjadi dan dialami oleh Bapak/Ibu guru di tempat lain. Oleh karena itu selain sebagai
sarana untuk saya belajar dan meningkatkan kualitas mengajar, semoga bisa menjadi
motivasi dan solusi
untuk saya

2. Selain bisa memotivasi diri guru sendriri dan juga


diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru yang lain
3. Metode pembelajaran yang lebih bervariasi
4. Media, alat dan bahan pembelajaran yang lebih inovatif
5. Proses pembelajaran yang lebih terstruktur
6. Pembelajaran berpusat kepada peserta didik
7. Guru berperan sebagai fasilitator
8. Pembelajaran yang lebih menarik sehingga siwa lebih fokus dan tercapainya tujuan
pembelajaran sesuai apa yang direncanakan

C. Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?
1. Melakukan identifikasi masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah
2. Mencari alternatif solusi dari berbagai sumber, baik dari literatur, wawancara dengan kepala
sekolah, pengawas sekolah, rekan sejawat dan pakar
3. Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi.
4. Perangkat yang disusun adalah RPP, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran dan instrumen
penilaian serta instrumen refleksi
5. Pelaksanaan rencana aksi yang dilakukan sebanyak 2 siklus pembelajaran di kelas yang sama
6. Merekam proses pembelajaran yang dilakukan dan mengedit video tersebut sesuai dengan
sintaks model pembelajaran yang dilakukan
7. Melakukan analisis hasil pembelajaran untuk menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran
Melakukan refleksi pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
A. Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?
Setelah melakukan analisis terhadap berbagai kajian literatur dan hasil wawancara, dapat
diketahui bahwa peserta didik menganggap pembelajaran matematika sulit dan membosankan.
Maka dari itu diperlukan inovasi baru, seperti penggunaan media yang menarik yaitu media
berbasis AR (Augmented Reality) sehingga peserta didik akan menganggap pembelajaran
matematika itu menyenangkan bukan mata pelajaran yang sulit. Selain itu guru harus
menggunakan model pembelajaran yang mempermudah peserta didik memahami materi yaitu
model pembelajaran Problem Based Learning yang akan membantu peserta didik dalam setiap
tahap pembelajarannya untuk selalu berpartisipasi aktif sehingga peserta didik tidak akan bosan
mengikuti pembelajaran. Adapun
tantangan yang guru dapatkan selama melaksanakan praktik pembelajaran PPL Aksi 2 pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi Kegiatan Malam Hari dan mata pelajaran Matematika materi
membandingkan dengan menggunakan istilah adalah sebagai berikut :
1. Persiapan kelas untuk PPL yang harus ekstra tenaga karena pinjam kelas dan juga menata
meja kursi dari kelas lain.
2. Sempat mengalami pindah kelas karena ternyata sinyal internet tidak memadai.
3. Kendala teknis tak terduga saat pelaksanaan PPL yang harus sigap dan siap menyiasati .
4. Mengkondisikan peserta didik saat kegiatan PPL berlangsung agar berjalan kondusif, karena
belum 100% peserta didik fokus dalam kegiatan pembelajaran.
5. Peserta didik belum terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based
Learning.
6. Peserta didik belum percaya diri saat presentasi di depan kelas.
7. Pembuatan video pembelajaran yang menarik dan inovatif membutuhkan pemikiran dan
kreatifitas guru, belum lagi saat beberapa video yang kurang pas atau tidak stabil.

B. Siapa saja yang terlibat?


Hasil analisis tantangan di atas dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi
melibatkan guru dari sisi kompetensi yang harus dimiliki yaitu komponen pedagogik dan
profesional sedangkan dari sisi peserta didik adalah minat belajar dan hasil belajar peserta didik.
Adapun pihak yang terlibat dalam PPL aksi 1 adalah:
1. Guru sebagai perancang kegiatan dan fasilitator, dalam pelaksana assesmen pembelajaran.
2. Peserta didik kelas 1 SD Negeri Curug 01 Jasinga terlibat penuh karena sebagai subjek dalam
pelaksanaan PPL aksi 2.
.3 .Dr. DEDDY SOFYAN, M.Pd. dan guru pamong
Bp. ANGGA NUGRAH, S.Pd. Sebagai pembimbing dalam keseluruhan perencanaan
praktik pembelajaran inovatif.
4. Kepala SD NegeriCurug Jasinga , Bp. Sumitra, S.Pd.SD sebagai pengawas dan penasehat
dalam kegiatan PPL.
5. Rekan sejawat Ibu Erat Nurazijah, S.Pd sebagai observer, dan membantu mempersiapkan
kelas untuk kegiatan pembelajaran.
Salah satu rekan guru Bp. Sodikin, S.Pd. yang membantu setting alat untuk google meet dan juga
pembuatan video saat prses pembelajaran.
A. Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut ?
Dalam mengatasi kendala-kendala selama proses kegiatan PPL, sehingga menjadi
tantangan oleh guru, hal-hal yang dilakukan antara lain :
1. Membiasakan menggunakan model pembelajaran yang inovatif.

2. Melalui kegiatan wawancara dengan teman sejawat dan Kepala Sekolah juga arahan dari
Dosen dan Guru Pamong, model pembelajaran yang akan digunakan yaitu Problem Based
Learning (PBL)
3. Membuat media pembelajaran yang menarik perhatian peserta didik dengan media canva dan
fliphbook.
4. Memberikan motivasi, arahan dan bimbingan kepada peserta didik agar siap mengikuti
kegiatan pembelajaran.
5. Mengkondisikan peserta didik saat kegiatan pembelajaran agar kondusif dengan memberikan
ice breaking.
6. Konfirmasi terkait pelaksanaan PPL kepada Kepala Sekolah agar berjalan lancar dan
kondusif.
7. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung agar kegiatan PPL berjalan lancar seperti
halnya ruang kelas, sinyal internet yang stabil, LCD Proyektor, Laptop, HP, print out LKPD,
alat peraga dll.

B. Strategi apa yang digunakan?


1. Model Pembelajaran Menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Model Problem Based Learning merupakan salah satu model yang dapat diterapkan pada
pembelajaran bahasa indonesia dan
matematika di Sekolah Dasar karena peserta didik diberikan permasalahan atau pernyataan
soal matematika, dan
meminta peserta didik untuk mencari jawabannya dengan sendiri maupun berkelompok.
Kelebihan dari model ini yaitu pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta
didik, sehingga memberikan keleluasaan untuk menentukan pengetahuan baru. Berdasarkan
hal tersebut penerapan model Problem Based Learning sangat cocok digunakan di Sekolah
Dasar dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika berperan sangat
penting yang akan membawa peserta didik untuk dapat memecahkan permasalahan yang
muncul dalam dunia nyata peserta didik. (Rahayu, dkk 2019)
Penerapan model HOTS (Higher Order Thinking Skill) dalam proses pembelajaran dan
juga pemberian soal kepada peserta didik untuk menyongsong kompetensi abad21. Dimana
guru dan peserta didik dituntut mampu menerapkan indikator ranah kognitif kemampuan
berpikir tingkat tinggi C4-C6 atau menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

2. Pendekatan Pembelajaran
Menerapkan Pendekatan Santifik berbasis TPACK (Technological Pedagogical and Content
Knowledge) dimana peserta didik secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, sebab peserta
didik akan belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi serta saling mengkoreksi dengan
memanfaatkan teknologi informasi.

3. Media Pembelajaran
Selain menggunakan media fliphbook, dan benda konkrit, guru menggunakan media AR
(Augmented Reality) dalam kegiatan pembelajarannya. Media Pembelajaran AR dapat
memvisualisasikan konsep abstrak untuk pemahaman dan struktur suatu model objek
memungkinkan AR sebagai media yang lebih efektif sesuai dengan tujuan dari media
pembelajaran. Menurut Ma sains. 2020. Augmented Reality pada Smartphone untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar dan Mengurangi Kecemasan Matematika. Kecemasan
matematika lebih rendah ditunjukan oleh siswa yang menggunakan augmented reality pada
materi ajar bangun ruang dibandingkan dengan kelompok yang tidak menggunakan
Augmented Reality.

4. Metode Pembelajaran Penerapan Metode Diskusi dan Metode Demonstrasi merupakan salah
satu kegiatan belajar mengajar dipusatkan pada kegiatan peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikatakan bahwa Penerapan Metode Diskusi dan
Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 1 pada materi
kegiatan malam hari mata pelajaran bahasa indonesia dan pada materi membandingkan
menggunakan istilah pada mata pelajaran matematika .

5. Media, Alat dan Sumber Belajar Media yang digunakan video pembelajara, laptop, LCD
Proyektor, HP, Aplikasi AR, Alat peraga gambar. Sumber belajar yang digunakan yaitu buku
guru dan buku peserta didik bahasa indonesia dan matematika kelas 1 dan sumber lain yang
relevan seperti youtube/internet.

C. Bagaimana prosesnya?
Langkah langkah yang dilakukan menggunakan model pembelajaran PBL adalah sebagai
berikut :
1. Kegiatan Pendahuluan Tahapan kegiatan pendahuluan meliputi memberi salam,
berdo’a, mengecek kehadiran
peserta didik, menyanyikan lagu wajib nasional, apersepsi, menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi
peserta didik agar semangat untuk belajar dengan ice breaking.
2. Kegiatan Inti (sesuai sintak PBL) sebagai berikut :
a. Tahap 1 Orientasi peserta didik pada masalah.
Dimulai dengan peserta didik mengamati permaslahan bangun ruang balok yang di tayankan pada
flipbook dan bertanya jawab mengenai masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok.

b. Tahap 2 Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. Pada tahap ini peserta didik
membentuk kelompok secara heterogen yang bertujuan menciptakan suasana belajar lebih
aktif dan mengasah kemampuan berfikir kritis.
c. Tahap 3 Membimibing penyelidikan individu dan kelompok.
Peserta didik melakukan penyeledikan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam kelompok dan membimbing peserta
didik dalam menyelesaikan tugasnya.

d. Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Melalui bimbingan guru peserta
didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, guru dan peserta didik yang lain
memberikan tanggapan.

e. Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.


Peserta didik menganalisis informasi yang telah dikumpulkan dari pencarian serta diskusi
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam aplikasi Quizizz. dan
dilanjut peserta didik menyimak penguatan tentang materi kegiatan malam hari dan
membandingkan menggunakan istilah, yang disampaikan guru. Tidak lupa guru
memberikan apresiasi penghargaan dan masukan kepada setiap kelompok.

3. Kegiatan Penutup
Membuat kesimpulan pembelajaran, memberikan umpan balik, mengerjakan tugas mandiri,
melakukan refleksi proses pembelajaran yang sudah berlangsung, menyampaikan informasi
pembelajaran berikutnya, berdoa dan ditutup dengan salam.

D. Siapa saja yang terlibat?


Adapun pihak yang terlibat dalam kegiatan PPL adalah:
1. Guru sebagai fasilitator, pengelola pembelajaran, motivator dan pelaksana pembelajaran
2. Peserta didik kelas SD Negeri Curug 01 terlibat penuh karena sebagai subjek dalam
pelaksanaan PPL
3. Kepala sekolah dan salah satu guru sebagai observer
4. Rekan guru yang membantu pembuatan video dan pengambilan gambar saat proses
pembelajaran.

E. Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini?
Sumber daya yang diperlukan yaitu kemampuan guru dalam merancang dan menyusun
setiap kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik agar lebih termotivasi dan
aktif sehingga hasil belajarnya akan meningkat.
Selain itu sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan antara lain 1 laptop, 2 tripot, 2 hp
untuk mengambil video dan
foto, 4 buah Hp tambahan untuk media AR selain Hp dari peserta didik. Proyektor dan LCD,
Spreaker, Paket data, microfon dan Wifi, juga perangkat penunjang lainnya.

A. Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan?


1. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan saintifik
dan TPACK dapat melatih peserta didik berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah,
meningkatkan daya kolaborasi dan komunikasi peserta didik.
2. Penggunaan metode pembelajaran diskusi dan demontrasi membuat peserta didik aktif
berinteraksi dan bekerjasama dengan peserta didik lainnya untuk memecahkan masalah serta
dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik dalam menyampaikan pendapatnya.
Peserta didik juga memiliki pengalaman dalam melakukan diskusi kelompok dan
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
3. Penggunan media AR pada pembelajaran, memudahkan peserta didik memahami materi
pelajaran dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, peserta didik lebih
bersemangat dan makin aktif dalam pembelajaran.
4. Proses pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan minat, motivasi belajar melalui
pemberian motivasi berupa reward dan ice breaking, dan quizz hal ini diketahui dari hasil
refleksi peserta didik. Selain itu juga dapa meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
matematika hal ini terlihat dari hasil evaluasi semuanya mendapatkan nilai di atas KKM.

B. Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?


Hasil pembelajaran yang diperoleh sangat efektif walaupun dalam proses pelaksanaannya
banyak sekali kendala yang dihadapi. Hal ini terbukti dari hasil refleksi yang disampaikan peserta
didik memberikan respon yang positif, selain itu hasil belajar peserta didik mengalami
peningkatan.
Susanto (2022) menyatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat
belajar anak yaitu dengan cara belajar harus menarik perhatian peserta didik, objek atau keadaan
yang menarik, masalah berulang terjadi dan semua kegiatan harus kontras. Penerapanmodel
pembelajaran Problem Based Learning pada materi Perkalian Pecahan, membuat peserta didik
lebih termotivasi dan aktif dalam pembelajaran.

C. Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan?


Respon dari peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah senang jika
pembelajaran menggunakan media yang menarik yaitu media berbasis IT seperti materi yang
dikemas dalam flipbook dan media Augmented Reality, dan juga karena ada ice breaking dan
quizz yang menyenangkan.
Respon dari rekan guru dan kepala sekolah sebagai observer
juga sangat positif, pembelajaran yang telah dilaksanakan sudah dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas 1 pada mata pelajaran bahasa indonesia dan matematika. Model pembelajaran
yang digunakan seperti model Problem Based Learning sudah sesuai dengan materi
pembelajaran, penggunaan media Augmented Reality dan flipbook serta dimotivasi dengan ice
breaking dan adanya quizz dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi
peserta didik.

D. Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidak berhasilan dari strategi yang dilakukan?
Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam
mengelola pembelajaran terutama dalam hal pemilihan media dan model pembelajaran yang
inovatif yang telah dikembangkan dalam RPP. Hal tersebut terlihat dari hasil evaluasi
pengetahuan menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil evaluasi yang diperoleh sudah memenuhi
KKM 75 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 80. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.

Nilai Pengetahuan
20

15 18

10

2
0
Nilai 100 Nilai 80

Matematika materi bangun ruang

Dari proses pembelajaran sikap yang terlihat sudah baik dan memuaskan hal tersebut dapat
terlihat dari nilai yang diperoleh peserta didikyaitu nilai 75 dengan presentase 10 % , nilai 88
presentase 25%, dan nilai 100 dengan presentase 65%.

Nilai Sikap

10%
25%

65%

Nilai 100 Nilai 88 Nilai 75

Pada penilaian keterampilan juga menunjukkan bahwa peserta didiksudah mendapat nilai
memuaskan dengan perolehan nilai 100, 88, dan 81 . Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah
ini.

Nilai Keterampilan
100

80

60

40

20

0
15 ORANG 3 ORANG 2 ORANG

Nilai Produk

Hasil dari penilaian pengetahuan, penilaian sikap, dan penilaian keterampilan yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dan penggunaan media flipbook, Augmented Reality efektif, inovatif dan berhasil
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang mata pelajaran matematika
kelas 1 semester 1 di SD Negeri Curug 01 Jasinga. Disamping itu juga berdampak pada proses
pembelajaran dimana peserta didik merasa mendapatkan pengalaman baru yang menarik dan
menyenangkan. Keberhasilan yang diperoleh hampir sama dengan kesimpulan hasil penelitian
dari Nurhuda N, dkk 2023, hasil kesimpulan penelitiannya mengatakan bahwa model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
dalam pembelajaran matematika.
Khairunnisa (2021) juga menyatakan Augmented Reality memiliki potensi untuk
meningkatkan minat, motivasi, dan hasil dari suatu proses pembelajaran, khususnya pada
pembelajaran matematika.
E. Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut? Pembelajaran dari keseluruhan proses
tersebut diantaranya:
1. Guru harus memiliki kesiapan yang cukup baik agar pembelajaran dapat terlaksana dengan
terarah sesuai tujuan yang telah dirancang.
2. Selalu mengembangkan diri dengan mempelajari model pembelajaran inovatif untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam aspek pedagogik dan profesionalisme
3. Melakukan pendekatan kepada peserta didik yang pasif dan mengalami kendala atau
kesulitan dalam mengikuti pembelajaran secara individual baik di dalam maupun luar kelas
4. Mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan yang menarik minat atau rasa ingin tahu peserta
didik

5. Menerapkan model pembelajaran inovatif PBL dan melaksanakan pembelajran sesuai dengan
sintak-sintak dengan menyediakan LKPD kepada peserta didik
6. Memanfaatkan dan menggunakan keterampilan IT yang dimiliki untuk selalu menggunakan
media pembelajaran berbasis TPACK yang menarik minat peserta didik dalam pembelajaran

Kesimpulan dari seluruh rangkaian kegiatan yang sudah terlaksana, saya mendapatkan
pembelajaran agar terus berupaya melakukan perubahan demi kemajuan pendidikan dengan model
pembeljaran yang inovatif dan berpusat pada peserta didik sehingga tercapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Khairunnisa, Shafa dan Tian Abdul Aziz. 2021. Studi Literatur: Digitalisasi Dunia Pendidikan
dengan Menggunakan Teknologi Augmented Reality pada Pembelajaran
Matematika. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta. Vol 3. No. 2. Hal . 54-63.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrpmj/article/vie w/20106/12098

Masains. 2020. Augmented Reality pada Smartphone untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
dan Mengurangi Kecemasan Matematika. Jurnal Edukasi Matematika Sains.
https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/emasains/article/view/875

Nofziarni, dkk. 2019. Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) terhadap
Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Dasar. Jurnal Basic Edu 3(4).
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/244

Nurhuda N, dkk. 2023. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Matematika Kelas
V. Jurnal Pacu Pendidikan Dasar. https://unu-
ntb.e-journal.id/pacu/article/view/387/258

Rahayu, dkk. 2019. Pentingnya Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan I. Vol 1
(2019). https://prosiding.unma.ac.id/index.php/semnasfkip/article/view/65

Sri Pratnawati. 2022. Penerapan Metode Diskusi Dan Demonstrasi Dalam Pembelajaran
Matematika Materi Volume Balok Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Sd Negeri Magersari Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Jurnal Pendidikan
Multi Perspektif. Vol. 5 No. 1 (2022).
https://dwijainspira.com/index.php/journal/article/view/19

Susanto, Herry Agus. 2022. Belajar Mengajar Matematika. CV Budi Utama:Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai