Anda di halaman 1dari 16

BEST PRACTICE

PENGARUH PENERAPAN MODEL MIND MAPPING DENGAN


TEORI HUMANISTIK UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Dasar Pendidikan dan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dr. Sri Utaminingsih

Oleh
Khilyatus Sholekhah
201903057

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan atau pengajaran merupakan salah satu yang berperan penting bagi
kehidupan manusia, sehingga menjadikan manusia yang awalnya tidak mengerti menjadi
mengerti perihal yang harus dilakukan dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya.
Maka dari itu pendidikan atau pengajaran harus diarahkan ke arah atau tingkah laku yang
baik atau positif. Senada dengan pendapat Sardiman (2012: 12) bahwa pendidikan atau
pengajaran adalah salah satu usaha yang dilakukan yang bersifat sadar tujuan dengan
sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan siswa.
Belajar adalah suatu proses perubahan pada diri individu yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap
dan tingkah laku, keterampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya
penerimaanya.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan
belajar, secara umum teori belajar dikelompokkan dalam empat kelompok atau aliran
meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik, (2) Teori Belajar Kognitif, (3) Teori Belajar
Sosial, dan (4) Teori Belajar Humanistik.
Motivasi belajar adalah dorongan dari faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik pada
siswa yang sedang melakukan belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,
umumnya dengan indikator atau unsur yang mendukung (Uno, 2014: 23). Motivasi
belajar dapat timbul dalam diri siswa sendiri maupun mendapat dorongan atau pengaruh
dari luar diri siswa. Akibat adanya motivasi belajar menimbulkan adanya tindakan atau
perbuatan. Guru memiliki tugas untuk membangkitkan motivasi belajar siswa agar siswa
bersedia melakukan kegiatan belajar. Tujuan yang di harapkan dari memotivasi siswa
yaitu pembelajaran akan tercapai. Pada kegiatan pembelajaran, siswa dikatakan berhasil
dan mempunyai motivasi belajar jika siswa mempunyai hasrat dan keinginnan belajar,
dorogan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita, adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Model pembelajaran Mind Mapping merupakan model pembelajaran yang
menggali gagasan atau ide atau pikiran siswa melalui suatu pola yang saling berkaitan.
Sebelum mulai menulis model pembelajaran ini cocok untuk mengahasilkan dan menata
gagasan. Mind Mapping atau peta pikiran menggunakan pengingat visual sensorik dalam
suatu pola dari gagasan atau ide yang muncul dan saling berkaitan (Shoimin, 2014:105).
Gagasan atau ide yang saling berkaitan membentuk seperti peta jalan yang digunakan
agar yang keinginan siswa dalam belajar meningkat.
Karya tulis dalam bentuk Best Practice ini membahas tentang pengaruh
penerapan model Mind Mapping dengan teori humanistic untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam best practice inu dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah deskripsi penerapan model Mind Mapping dengan teori humanistic
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa?
2. Bagaimanakah hasil penerapan model Mind Mapping dengan teori humanistic untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
1. Mengukur penerapan model Mind Mapping dengan teori humanistic untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Mengukur hasil penerapan model Mind Mapping dengan teori humanistic untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
1.4 Kajian Teori
Kajian teori dari best practice didukung oleh penelitian-penelitian terkait dari jurnal
nasional dan jurnal internasional.
1. Fitriani N, Okianna, dkk dengan judul “Pengaruh Pendekatan Humanistik Terhadap
Motivasi Belajar Kelas X MAS Khulafaur Rasyidin Mata Pelajaran PPKn”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan humanistik
terhadap motivasi belajar siswa MIA MA Khulafaur Rasyidin Kubu Raya kelas X
pada mata pelajaran PPKn. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA A dan X MIA B MA Khulafaur
Rasyidin Kubu Raya dan data berupa lembar angket dan hasil wawancara dengan
guru PPKn dan siswa kelas X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendekatan humanistik
terhadap motivasi siswa. Motivasi belajar yang terbagi dalam 6 indikator dengan 32
sub-indikator menunjukkan motivasi yang berbeda, tetapi dapat dikategorikan sangat
tinggi untuk kelas X MIA A yaitu sebesar 88,22 sedangkan untuk kelas X MIA B
dapat dikategorikan sangat tinggi yaitu 91,92 %%. Berdasarkan hasil uji t di kelas X
MIA A dan X MIA B menunjukkan nilai t hitung 5,980 dengan tingkat signifikansi
0,000 atau dengan kata lain 0,000 kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak. Sementara
berdasarkan uji regresi sederhana nilai sig (2-tailed) adalah 0,000. Ini berarti bahwa
nilai sig (2-tailed) adalah 0,000 <0,05 sehingga Ho ditolak. Berdasarkan nilai t, nilai t
yang dihitung adalah 6,887> t tabel 2,07961. Dari hasil tersebut, terdapat pengaruh
pendekatan humanistik terhadap motivasi belajar siswa sehingga variabel X
memengaruhi variabel Y. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara pendekatan humanistik terhadap motivasi belajar siswa.
2. Diartika E.I.A, A’yun Q, dkk dengan judul “Study Program With Humanistic Theory
(SAHUT): Program Bimbingan dengan Teori Humanistik untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak-Anak di Perkampungan Code. Yogyakarta”
Pendidikan ibarat eksperimen yang tidak pernah berakhir kapan saja, asal ada
kehidupan manusia di dunia ini. Pendidikan adalah bagian dari budaya dan peradaban
yang berkembang. Seperti halnya di Indonesia, pendidikan adalah sesuatu yang
mutlak diperlukan untuk kemajuan peradaban. Ironisnya, pendidikan di Indonesia
masih dilematis dengan problematika. Salah satu contoh nyata dari problematika
pendidikan di Indonesia adalah fenomena yang terjadi di Desa Code, Yogyakarta.
Penduduk yang tinggal di sekitar Sungai Code adalah orang-orang dengan tingkat
pendidikan yang rendah. Menurut data dari Desa Kota Baru pada Januari 2017, hanya
2 orang melanjutkan ke S1 dan 3 orang melanjutkan ke tingkat Diploma. Ini karena
kesadaran masyarakat terhadap pendidikan masih kurang. Motivasi belajar anak
masih sangat rendah. Penulis menawarkan solusi untuk mengatasi masalah ini, yaitu
Program Studi dengan Teori Humanistik (SAHUT). Metode penelitian ini
menggunakan tinjauan literatur dan analisis kualitatif dari fenomena sosial yang
terjadi. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar anak-anak di
Code Village, Yogyakarta melalui teori belajar humanistik. Teori ini memprioritaskan
pembelajaran dengan "memanusiakan manusia". Program ini difokuskan pada anak-
anak yang tinggal di Desa Code. Ini karena anak-anak adalah generasi penerus
bangsa, sehingga pembelajaran sejak kecil menjadi hal yang sangat penting. Langkah
pertama adalah membuat kondisi yang menyenangkan bagi anak-anak. Belajar tidak
hanya dengan kuliah, tetapi bisa diselingi dengan permainan yang menyenangkan.
Melalui hipotesis yang penulis tawarkan, diharapkan menjadi langkah strategis untuk
meningkatkan motivasi belajar anak-anak di Code Village, Yogyakarta
3. Susanto N.H, dan Lestari C dengan judul “Problematika Pendidikan Islam di
Indonesia: Eksplorasi Teori Motivasi Abraham Maslow dan David McClelland
Artikel ini bertujuan untuk menawarkan gagasan terhadap isu-isu pendidikan di
Indonesia, termasuk dalam pendidikan Islam. Isu-isu tersebut meliputi rendahnya
prestasi belajar siswa serta fenomena keterjebakan guru pada kurikulum yang bersifat
mekanistik melalui teori motivasi Abraham Maslow dan David McClelland.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan
penelusuran pustaka yang relevan dengan pokok bahasan.
Analisis yang digunakan adalah analisis wacana dan analisis budaya berkaitan
dengan realitas pendidikan yang terjadi di Indonesia. Melalui tulisan ini, penulis
menawarkan sebuah gagasan mengenai perlunya menanamkan motivasi kepada
peserta didik dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam, baik melalui pemenuhan
kebutuhan dasar sebagaimana teori Maslow, maupun dengan meningkatkan motivasi
berprestasi (nAch) sebagaimana teori McClelland dalam mengurai problem
pendidikan nasional. Penelitian ini mendeskripsikan bahwa motivasi merupakan
faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap belajar siswa. Prestai belajar yang
dimaksud ialah kemampuan-kemampuan siswa untuk mengembangkan materi
pembelajaran melalui kreativitas dan inovasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya,
khususnya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
4. Kadis dengan judul Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
Tematik Saintifik Melalui Supervisi Klinis Pendekatan Humanistik Teknik Implant
Bagi Guru Kelas IV Dabin 1 Gugus “Sukarno Hatta” Dinas Kabupaten Pati Pada
Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015”
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru kelas IV
seDabin I Gugus “Sukarno-Hatta” Dinas Pendidikan Kecamatan Gabus pada semester
I tahun pelajaran 2014/2015 dalam pengelolaan pembelajaran Tematik Saintifik di
kelasnya melalui supervisi klinis dengan menggunakan pendekatan Humanistik
teknik Implant. Penelitian ini dilakukan pada subjek penelitian semua guru kelas IV
se-Dabin I Gugus “Sukarno-Hatta” Dinas Pendidikan Kecamatan Gabus pada
semester I tahun pelajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian tindakan sekolah. Action Risearch ini terdiri dari dua siklus, siklus
satu merupakan supervisi klinis dengan menggunakan pendekatan Humanistik teknik
Implant kelompok, sedangkan siklus dua supervisi klinis dengan menggunakan
pendekatan Humanistik teknik Implant individu. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik non tes. Instrument yang digunakan adalah lembar
pengamatan dan penilaian. Validasi data menggunakan trianggulasi sumber yang
melibatkan teman sejawat, kepala sekolah dan subjek penelitian itu sendiri. Analisis
data yang digunakan adalah deskriptif analisis yang dilanjutkan refleksi. Hasil
penelitian sekolah ini adalah melalui penerapan supervisi klinis dengan menggunakan
pendekatan Humanistik teknik Implant, kompetensi guru dalam penyususnan RPP
tematik saintifik di Dabin I Gugus “Sukarno-Hatta” terjadi peningkatan yang
signifikan yaitu dari pengamatan awal 53,13 %, siklus I 74,09%, siklus II 88,28%.
Kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik saintifik di Dabin I Gugus
“Sukarno-Hatta” terjadi peningkatan yang signifikan yaitu dari pengamatan awal
52,08%, siklus I 77,96%, siklus II 85,42%. Kompetensi guru dalam melaksanakan
penilaian dalam pembelajaran tematik saintifik di Dabin I Gugus “Sukarno-Hatta”
terjadi peningkatan yang signifikan yaitu dari pengamatan awal 50,96%, siklus I
77,01%, siklus II 86,78%. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa Kompetensi guru
dalam penyususnan RPP tematik saintifik di Dabin I Gugus “Sukarno-Hatta” terjadi
peningkatan yang signifikan yaitu dari pengamatan awal 53,13 %, siklus I 74,09%,
siklus II 88,28%. Karena secara teori dan empirik dapat meningkat, maka pengawas
perlu melakukan penelitian-penelitian sejenis bagi guru-guru di daerah binaannya,
guna meningkatkan kemampuan dan profesional guru.
5. Hastutik S dengan judul Penerapan Metode Lawaran untuk Meningkatkan
Keterampilan dan Motivasi Membaca Huruf Jawa Pada Peserta Didik Kelas 3 SD 2
Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015”
Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk meningkatkan : 1) keterampilan
membaca aksara Jawa, dengan menggunakan metode lawaran; dan 2) motivasi
peserta didik dalam pembelajaran, yaitu keaktifan, ketertarikan, keinginan peserta
didik untuk belajar membaca aksara Jawa sesuai dengan teknik membaca aksara Jawa
dengan benar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilakukan di SD 2 Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus, dengan subjek
para peserta didik kelas 3 semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah peserta
didik ada 21, dengan rincian 9 laki-laki dan 12 perempuan. Adapun yang menjadi
objek penelitian adalah pembelajaran membaca aksara Jawa. Proses penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus yang meliputi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, tahap observasi, serta tahap analisis dan refleksi. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat peningkatan kualitas pembelajaran baik
proses maupun hasil membaca aksara Jawa pada peserta didik kelas 3 SD 2
Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Peningkatan kualitas proses
pembelajaran tersebut ditandai dengan meningkatnya: 1) jumlah kualitas peserta didik
yang aktif dalam kegiatan apersepsi maupun dalam kegiatan pembelajaran; 2) jumlah
peserta didik yang tertarik dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran membaca
aksara Jawa; dan 3) jumlah peserta didik yang sudah mampu membaca aksara Jawa
dengan teknik yang benar dengan menggunakan metode lawaran. Adapun
peningkatan kualitas hasil pembelajaran ditandai dengan meningkatnya jumlah
peserta didik yang mencapai batas ketuntasan, yaitu pada siklus 1 adalah 15 peserta
didik dari 22 peserta didik (71%) yang mencapai kategori cukup dan baik. Pada siklus
2 menjadi 22 peserta didik (100%). Sedangkan kecepatan rata-rata membaca
mencapai 25.96. Adapun langkah-langkah efektif yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengoptimalkan metode ini, antara lain: 1) membagi peserta didik secara
berkelompok yang didasarkan perbedaan tingkat kemampuan membaca aksara Jawa;
2) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih membaca aksara Jawa
melalui metode lawaran; 3) mengintegrasikan keterampilan membaca aksara Jawa
dengan keterampilan berbahasa lainnya, seperti berbicara, menulis, dan
mendengarkan; dan 4) mengaplikasikan membaca aksara Jawa dalam kegiatan seni di
lingkungan sekolah khususnya sesuai pengalaman yang didapat peserta didik selama
penelitian. Prinsip pokok pada metode ini adalah mengetahui, berlatih, menerapkan,
memeragakan, sehingga peserta didik mengaktualisasikan membaca aksara Jawa
6. Rofi’I A dengan judul “Improving Students’ Motivation in Writing Descriptive Texts
By Using Mind Mapping Technique”
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, artinya dalam penelitian ini
sebagai dosen kelas dan meminta satu kolaborator bekerja bersama dalam
merencanakan tindakan, melaksanakan, mengamati, dan mencerminkan tindakan
tersebut. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, penerapan Teknik Pemetaan Pikiran
dalam pengajaran menulis teks deskriptif dapat mengembangkan kemampuan dan
meningkatkan motivasi Mahasiswa Semester Ketiga Jurusan Bahasa Inggris dalam
menulis teks deskriptif. Berdasarkan temuan penelitian ini, hasil tulisan siswa dari
pra-siklus ke siklus 1 meningkat 2,96%, dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat 3,95%,
dan dari siklus 2 ke siklus 3 meningkat 5,26%. Ini berarti bahwa dari kondisi awal ke
siklus ketiga telah menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil motivasi siswa dari pra -
siklus pra - siklus ke siklus 1 meningkat 9,42%. Dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat
5,68%, dan dari siklus 2 ke siklus 3 meningkat 10,58%. Ini berarti bahwa penerapan
Teknik Pemetaan Pikiran dapat meningkatkan motivasi siswa
7. Amin M dan Hina Q.A dengan judul “Effect of Mind Mapping Technique on Student
Instrinsic Motivation at Higher Education Level”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi tingkat motivasi intrinsik
siswa; untuk menilai pengaruh teknik pemetaan pikiran terhadap motivasi intrinsik
siswa; dan untuk menilai perbedaan dalam penggunaan teknik pemetaan pikiran oleh
siswa dan tingkat motivasi intrinsik siswa berdasarkan jenis kelamin dan usia.
Penelitian ini bersifat kuantitatif. Semua 2889 siswa, dari 6 departemen ilmu sosial
yang berbeda, terdaftar pada musim semi 2018 di kampus Islamabad di universitas
negeri Pakistan dianggap sebagai populasi penelitian, dan data dikumpulkan dari 600
siswa melalui dua kuesioner terstruktur. Kedua statistik deskriptif (persentase dan
korelasi) dan inferensial (tes, ANOVA dan regresi) digunakan untuk mengatasi
tujuan. Temuan utama menunjukkan bahwa variabel independen (teknik pemetaan
pikiran) memiliki efek 30% pada variabel dependen (motivasi siswa), dan efek ini
signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 99,9%. Perbedaan yang signifikan
secara statistik ditemukan dalam penggunaan teknik pemetaan pikiran berdasarkan
jenis kelamin, siswa perempuan lebih sering menggunakannya dibandingkan dengan
siswa laki-laki. Mayoritas siswa memiliki di atas rata-rata untuk tingkat motivasi
intrinsik yang sangat baik, namun, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan
pada motivasi intrinsik siswa berdasarkan gender.
8. Nurdiana U dan Widodo W dengan judul “The Effectiveness of Congklak Traditional
Game to Improve Students’ Learning Motivation in Human Excression System
Materials”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media permainan congklak
sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada
bab Human Excretion System. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan one
group pretest-posttest design yang diuji pada 15 siswa kelas VIII SMP Negeri 32
Surabaya. Instrumen yang digunakan adalah angket motivasi siswa yang dibagikan
kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan media permainan
congklak tradisional dan lembar observasi aktivitas siswa yang diisi oleh pengamat
selama pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari kuesioner motivasi dapat diketahui
bahwa Skor Keuntungan pada aspek perhatian dan kepuasan adalah 0,4 dengan
kriteria sedang. Sedangkan pada aspek relevansi dan kepuasan adalah 0,3 dengan
kriteria sedang. Berdasarkan data aktivitas siswa menunjukkan bahwa dari pertemuan
1 hingga 4 perilaku tidak relevan siswa menurun dan perilaku relevan siswa
meningkat. Ini menunjukkan bahwa siswa semakin termotivasi untuk melakukan
pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa media permainan tradisional Congklak
efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
9. Budiono I.A, Degeng I.N.S, dkk dengan judul “The Effect of Mind Mapping Method
and Learning Motivation on Writing Short Story Learning Skill in Indonesian
Subject”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keunggulan metode pemetaan
pikiran untuk menentukan interaksi signifikansi antara metode pembelajaran dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar pada keterampilan menulis cerpen. Desain
penelitian penelitian ini adalah desain penelitian eksperimen semu. Desain pre-test
dan post-test dan nonequivalent control-group digunakan dalam penelitian ini.
Populasi penelitian ini adalah SMP Swasta kelas IX di Mojokerto tahun akademik
2015/2016. Sampel di SMP Santo Yusup Mojokerto dan SMP Santo Yusup Pacet di
Mojokerto, jumlah siswa adalah 64 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengetahui motivasi siswa dan instrumen
tes non-objektif untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis cerita pendek.
Data dianalisis menggunakan desain faktorial MANOVA dengan alat bantu program
IBM SPSS versi 20 untuk Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)
terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam keterampilan menulis cerpen
antara pembelajaran menggunakan mind mapping dan pembelajaran menggunakan
metode expository, (2) terdapat perbedaan hasil belajar menulis cerpen yang
signifikan antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa memiliki
motivasi belajar rendah, (3) ada interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran
dan motivasi untuk belajar keterampilan menulis cerita pendek.
10. Setianingsih T, Rosihan M, dkk dengan judul “The Use of Mind Mapping to Improve
Motivation in Learning Vocabulary of Second Grade Students At MTS NW Mispalah
Praya
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan teknik mind mapping
untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Subjek penelitian ini adalah 37
siswa siswa kelas dua MTs. NW Mispalah Praya. Yang terdiri dari 25 laki-laki dan 12
perempuan. Itu adalah penelitian tindakan kelas dengan satu siklus, setiap siklus dari
empat langkah: perencanaan, bertindak, mengamati, dan mencerminkan.
Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes dan dianalisis dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pada hasil pre-test gagal di mana
skor rata-rata pre-test adalah 65 dan persentase kelas adalah 52% dan hasil dari siklus
pertama bahwa skor rata-rata adalah 70,4 dan persentase kelas adalah 100%
menunjukkan target dari 70 kriteria minimum telah tercapai, itu berarti bahwa
tindakan itu dihentikan
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
2.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penjelasan mengenai setting dan karakeristik subjek best practice akan dibahas
sebagai berikut.
2.1.1 Setting Penelitian
Setting penelitian ini membahas tentang lokasi atau tempat penelitian dan waktu
penelitian yang akan dibahas sebagai berikut.
2.1.1.1 Tempat Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitiannya pada lokasi di SD Negeri
Gidangelo 01 yang terletak di Desa Gidangelo RT 02 RW 01, Kecamatan Welahan,
Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa
kelas IV SD Negeri Gidangeluo 01 dengan dasar hasil observasi dan wawancara pada
kegiatan prasiklus yang telah dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian mendapatkan
hasil bahwa motivasi belajar yang rendah.
Selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang antusias terhadap materi yang
diajarkan. Dampak dari kurang antusias siswa terhadap materi yang diajarkan dapat
terlihat dari kurangnya maksimal siswa dalam menjawab persoalan yang diberikan oleh
guru.
2.1.1.2 Waktu Penelitian
Best Practice ini dilaksanakan selama 6 bulan.
2.2 Rancangan Penelitian
Racangan penelitian digunakan untuk mempermudah peneliti untuk memperoleh
data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Rancangan
penelitian berisikan metode penelitian dan prosedur penelitian.
2.2.1 Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK. Aqib (2017: 13) berpendapat PTK
merupakan penelitian yang dilakukan di kelas oleh guru dengan tekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.
Masnur (2017: 9) mengemukakan bahwa PTK adalah penelitian bersifat reflektif
yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan secara sistematis dan bersifat situasional dan kontekstual.
Dari berbagai ahli diatas dapat disimpulkan PTK merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru dikelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian
tindakan kelas mempunyai beberapa karakteristik yaitu; penelitian berdasarkan masalah
yang dihadapi, adanya kolaborasi, penelitian sebagai praktisi yang melakukan refleksi,
memiliki tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas, penelitian dilaksanakan dengan
beberapa siklus, guru yang melakukan tindakan dan yang melakukan pengamatan adalah
peneliti, dan penelitian dikategorikan penelitian kualitatif dan eksperimen (Aqib, 2017:
14).
Masnur (2017: 12) menyebutkan beberapa karakteristik PTK yaitu; masalahnya
berawal dari guru, tujuannya memperbaiki pembelajaran, bersifat kolaboratif,
memunculkan adanya tindakan untuk memperbaiki proses belajar megajar, dan
menjembatani antara kesenjangan antara teori dan praktik.
2.2.2 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian digunakan sebagai langkah dalam pengumpulan data.
Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilakukan dalam 2 (dua) siklus yang
terdiri dari perencaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi
2.3 Instrumen Penelitian
Sugiyono (2015: 148) mengemukakan bahwa prinsip dalam penelitian yaitu
melakukan pengukuran yang menggunakan alat ukur yang disebut instrumen. Maka,
instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukus fenomena alam yang
diamati. Penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi,
dan dokumentasi.
2.4 Pembahasan
Motivasi belajar siswa SD Negeri Gidangelo 01 melalui penerapan Mind
Mapping menunjukkan adanya peningkatan secara signifikan. Motivasi dan belajar
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi merupakan proses untuk
membangkitan dan mengontrol minat yang ada di dalam diri siswa. Uno (2014: 23)
mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku yang sedang dipelajari oleh siswa dengan
menggunakan unsur-unsur yang mendukung. Motivasi belajar dapat timbul karena
adanya faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Kedua faktor tersebut yang akan membantu
siswa atau sebagai acuan siswa untuk perubahan tingkah laku. Pada penelitian ini untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan menerapkan model Mind Mapping
dengan bantuan pohon ajaib.
Indikator-indikator motivasi belajar siswa yang diamati yaitu (1) hasrat dan
keinginan belajar dengan aspek yang diamati keberanian mengungkapkan pendapat dan
mengajukan pertanyaan yang dianggap sulit, (2) dorongan kebutuhan belajar dengan
aspek yang diamati yaitu tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai dan kriteria
hasil diskusi, (3) harapan akan cita-cita dengan aspek yang diamati kemampuan
membuang rencana yang tidak menjanjikan dan berusaha memperkirakan hasil diskusi,
(4) adanya penghargaan dengan aspek yang diamati yaitu tertarik pada reward dan tidak
mudah menyerah, (5) adanya lingkungan yang kondusif dengan aspek yang diamati
kenyaman di dalam kelas dan suasana kelas yang tenang, dan (6) adanya kegiatan yang
menarik dengan aspek yang diamati rajin mencari informasi tentang pelajaran tertentu
dan tertarik pada mata pelajaran tertentu. Motivasi belajar siswa pada siklus I
memperoleh rata-rata 65 dengan kriteria perlu bimbingan, sedangkan siklus II
memperoleh rata-rata 79 dengan kriteria baik.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Penelitian tindakan kelas yang sudah berhasil dilakukan pada siswa kelas IV SD
Negeri Gidangelo 01 melalui Pengaruh penerapan model Mind Mapping dengan teori
humanistik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan.
2. Motivasi belajar siswa dengan menerapkan model Mind Mapping berbantuan
pohon ajaib pada siswa kelas IV SD Negeri Gidangelo 01 yang telah dilakukan
dengan lembar observasi mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil
persentase yang diperoleh dari siklus I yaitu dengan rata-rata skor 65% dengan
kriteria perlu bimbingan. Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan dengan
hasil persentase rata-rata skor 79% dengan kriteria baik, selain itu motivasi belajar
yang dilakukan dengan lembar angket yaitu dengan rata-rata 88% dengan kriteria
baik, sehingga motivasi belajar siswa sudah memenuhi dari indikator keberhasilan
yaitu ≥70%.
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan dari peneliti, maka peneliti merumuskan ada beberapa
saran untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya agar menjadi lebih baik yaitu sebagai
berikut.
3.2.1 Bagi Guru
Pada saat meningkatkan motivasi belajar siswa, peneliti mengharapkan guru dapat
mengoptimalkan proses kegiatan bealajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi dan menggunakan media sebagi alat peraga yang
mendukung proses pembelajaran.
3.2.2 Bagi Siswa
Siswa hendaknya dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan berperan aktif
dalam pembelajaran. Siswa lebih meningkatkan motivasi belajarnya agar memacu untuk
bisa berpikir kritis sehingga hasil belajar juga dapat tuntas dengan mencapai KKM.
3.2.3 Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya memfasilitasi pendanaan yang bertujuan agar dapat digunakan
guru dalam mengembangkan inovasi pembelajaran seperti menyiapkan alat peraga yang
menarik yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran seperti menggunakan model
pembelajaran Mind Mapping dengan teori humanistic untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Amin M., dan Quratul Ain Hina. 2018. Effect of Mind Mapping Technique on Student Intrinsic
Motivation at Higher Education Level. Journal of Research in Education. 12(2), 296-313.

Aqib, Zaenal. 2017. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SD/MI. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Budiono, I.A., I Nyoman S.D., dkk. 2016. The Effect of Mind Mapping Method and Learning
Motivation on Writing Short Story Learning Skills in Indonesian Subject. IOSR Jornal of
Research & Method in Education. 6(1), 109-112.

Diartika, E.I.A., Qurroya A’yun, dan Candra D.A. 2016. Study Program With Humanistic
Theory (SAHUT): Program Bimbingan dengan Teori Humanistik untuk Meningkatkan
MOtivasi Belajar Anak-Anak di Perkampungan Code, Yogyakarta. JurnalIlmiah
Penelitian dan Penalaran Mahasiswa, 3(2),64-74.

Fitriani N, Okianna, dan Thomy S.A.2015. Pengaruh Pendekatan Humanistik Terhadap Motivasi
Belajar Kelas X MAS Khulafaur Rasyidin Mata Pelajaran PPKn. Jurnal Ilmiah,2(2), 1-8.

Hastutik, S. 2015. Penerapan Metode Lawaran untuk Meningkatkan Keterampilan dan Motivasi
Membaca Huruf Jawa Pada Peserta Didik Kelas 3 SD 2 Honggosoco Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kadis. 2015. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran Tematik Saintific
Melalui Supervisi Klinis Pendekatan Humanistik Teknik Implant Bagi Guru Kelas IV
Dabin 1 Gugus “Sukarno-Hatta” Dinas Pendidikan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati
Pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Ilmiah. 3(2), 1-16.

Nurdiana, U dan Wahono Widodo. 2019. The Efefectiveness of Congklak Traditional Game to
Improve Students’ Learning Motivation in Human Excression System Materials. Jurnal
Penelitian Pendidikan IPA. 4(1), 8-13.

Rofi’I, A. 2017. Improving Students’ Motivation in Writing Descriptive Texts By Using Mind
Mapping Technique. Elt-Echo, 2(2), 147-157.

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Setianingsih, T., Moh.Rosihan, dan Sulastri P. 2018. The Use of Mind Mapping to Improve
Motivation in Learning Vocabulary of Second Grade Students at MTs NW Mispalah
Praya. Journal of Languanges and Teaching. 6(2), 125-133.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta.

Susanto, H.S., dan Cindy Lestari. 2018. Problematika Pendidikan Islam di Indonesia: Eksplorasi
Teori Motivasi Abraham Maslow dan David McClelland. Jurnal Pendidikan Islam, 3(2),
184-202.
Uno, Hamzah B. 2014. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta
Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai