Anda di halaman 1dari 11

NAMA : SEPTIA YULIZA, S.

Pd
NO UKG : 201800334941

LK. 2.2 Menentukan Solusi

No
Eksplorasi alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi Analisis alternatif solusi
.
1. Kemampuan Literasi dan Alasan mendasar pemilihan Penggunaan model
Numerasi peserta didik masih Berdasarkan kalian literatur model pembelajaran PBL pembelajaran problem based
rendah dan wawancara yang telah (problem based learning) learning didasarkan pada
dilakukan maka solusi yang berdasarkan hasil eksplorasi beberapa kelebahan dalam
Kajian Literatur relevan untuk penyelesaian alternatif solusi adalah model ini .
1. Pemerintah dalam Peraturan masalah peningkatkan 1. penerapan model tersebut
Menteri Pendidikan dan Literasi dan numerasi siswa merupakan salah satu
Kebudayaan Nomor 65 tahun adalah: model yang
2013 tentang Standar Proses - Model model PBL direkomendasikan dalam
merekomendasikan model (problem based Perkemendikbud pada
pembelajaran yang sesuai learning. kurikulum 2013.
untuk diimplementasikan - Pembelajaran kimia 2. Model PBL memberikan
berdasarkan Kurikulum 2013 berbasis etnosains. kesempatan kepada peserta
yaitu salah satunya adalah didik untuk mendapatkan
model pembelajaran berbasis 1. Model problem based pengalaman nyata yang
problem-based learning.1 learning relevan dalam kehidupan
2. Menurut Hermiyanto Soyan sehari-hari pada saat
dkk (2017): Pembelajaran Kelebihan proses kegiatan
berbasis masalah (problem a. Peserta didik dilatih pembelajaran. Hal ini
based learning / PBL) adalah untuk selalu berpikir tentunya dapat menunjang
konsep pembelajaran yang kritis dan terampil dalam peningkatan kemampuan
membantu guru menciptakan menyelesaikan suatu berpikir kritis dan literasi
lingkungan pembelajaran permasalahan. peserta didik.
yang relevan dengan peserta b. Memicu peningkatan
didik, dan memungkinkan aktivitas peserta didik di

1
Permendikbud. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.
peserta didik memperoleh kelas.
pengalaman belajar yang c. Peserta didik terbiasa
2
lebih realistik. untuk belajar dari sumber
3. Menurut Imaningtyas (2017) : yang relevan.
Penerapan PBL dapat d. Kegiatan pembelajaran
meningkatkan literasi sains berjalan lebih kondusif
siswa karena pada dan efektif karena peserta
hakikatnya PBL adalah model didiknya dituntut untuk
pembelajaran berbasis aktif.
konstruktivis sehingga dapat
membantu siswa dalam kekurangan problem
pematangan kemampuan based learning.
yang dimiliki. Sehingga, PBL
dapat melatihkan dan a) Tidak semua materi
membantu kemampuan pembelajaran bisa
literasi sains siswa.3 menerapkan model ini.
4. Menurut Rahmania (2015): b) Waktu yang
Penerapan model problem dibutuhkan untuk
based learning dapat menyelesaikan materi
meningkatkan literasi pembelajaran lebih
membaca siswa. Hasil lama.
pengukuran literasi learning c) Bagi peserta didik yang
berisi kegiatan yang melatih belum terbiasa
literasi membaca siswa. PBL menganalisis suatu
menuntut siswa untuk permasalahan,
menggunakan pengalaman biasanya enggan untuk
dari diri sendiri dan orang mengerjakannya.
lain untuk mendapatkan d) Jika jumlah peserta
pengetahuan yang ingin didik dalam satu kelas
dipelajarinya. terlalu banyak, guru
2
Herminarto Sofyan dkk, problem based learning dalam kurikulum 2013.(Yogyakarta : UNY Press, 2003)
3
Imaningtyas, C. D., Karyanto, P., Nurmiyati, & Asriani, L. (2017). “Penerapan E-Module Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan Literasi Sains
dan Mengurangi Miskonsepsi pada Materi Ekologi Siswa Kelas X MIA 6 SMAN 1 Karanganom Tahun Pelajaran 2014/2015”. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan
Biologi, 9(1), 4.
5. Menurut Teguh Wibowo akan kesulitan untuk
(2020): Pembelajaran kimia mengondisikan.
berbasis etnosains dapat
digunakan dalam 2. Pembelajaran kimia
pembelajaran kimia untuk berbasis Etnosains.
mengembangkan kemampuan Kelebihan
literasi sains siswa.
6. Menurut Parmin (2017) : - Meningkatkan hasil belajar
Pembelajaran kimia berbasis kognitif, keterampilan
etnosains berpikir kritis,
didasarkan pada pengakuan keterampilan generik
budaya lokal yang menjadi sains, literasi kimia dan
bagian dasar bagi pendidikan nilai karakter dan perilaku
sebagai wadah untuk konservasi bagi peserta
mengekpresikan dan didik
mengkomunikasikan suatu - Peserta didik memperoleh
ide dan perkembangan ilmu pemahaman terpadu
pengetahuan. tentang bidang ilmu dan
budaya sebagai landasan
untuk berfikir kritis dalam
menyelesaikan beragam
permasalahan dalam
konteks budaya, serta
kemampuan mengambil
keputusan berdasarkan
kaidah keilmuan.
- Berdampak positif pada
pembelajaran karena
peserta didik
berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran
- Peserta didik merasa
senang untuk belajar
kimia karena melihat ada
keterkaitan antara konsep
atau prinsip dalam kimia
dengan budayanya.
Kekurangan
- Memerlukan identifikasi
sains budaya lokal di
sekitar peserta
didik dan perlu pemilihan
yang cermat sains
masyarakat yang
cocok diintegrasikan
dalam pembelajaran
bahan kajian tertentu;
- Perlu perencanaan yang
matang dalam
penerapannya, terutama
terkait dengan sains
masyarakat yang akan
diintegrasikan;
- Guru harus memiliki
wawasan yang luas
mengenai pengetahuan
asli masyarakat terkait
konsep-konsep bahan
kajian yang akan
dibelajarkan.
3. Penerapan model PBL
(problem based learning.

Kelebihan
a. Peserta didik dilatih
untuk selalu berpikir
kritis dan terampil
dalam menyelesaikan
suatu permasalahan.
b. Memicu peningkatan
aktivitas peserta didik
di kelas.
c. Peserta didik terbiasa
untuk belajar dari
sumber yang relevan.
d. Kegiatan pembelajaran
berjalan lebih kondusif
dan efektif karena
peserta didiknya
dituntut untuk aktif.

2. Keaktifan peserta didik masih 4. Pembelajaran


rendah dalam kegitan - Media PowerPoint- menggunakan media
pemebelajran. iSpring power point berbasis video
- LKPD berbasis problem 5.
Media Pembelajaran based learning Kelebihan
Kajian literatur Kelebihan pembelajaran
berbentuk media video
1. Menurut gian perdana (2020): a. Menyajikan obyek belajar
Multimedia interaktif secara konkret atau
dilengkapi dengan realistik, memiliki daya
simulasi mempermudah dan tarik tersendiri, dapat
membantu siswa dalam mengurangi kejenuhan
memahami materi khususnya belajar
pada level submikroskopik b. Memiliki fitur animasi
serta penggunaan multimedia yang sederhana yaitu
interaktif dilengkapi dengan memunculkan objek,
simulasi dapat memberikan berubah, menghilang, dan
gambaran kegiatan praktikum bergerak.
yang akan dilakukan. c. Kelebihan lainnya yaitu
2. Menutut kana puspita dkk terdapat fasilitas hyperlink
(2021): Pembelajaran dengan yang memungkinkan
menggunakan e-modul dan untuk mengaitkan suatu
video tutorial dinilai sangat slidedengan file,
mendukung pembelajaran, websitedan slide yang
khususnya pada masa lainnya.
pandemi yang membatasi
akses pembelajaran luring, Kekurangan
misalnya praktikum secara
langsung di laboratorium. a. Pembelajaran hanya
3. Menurut admaja dkk (2017) satu arah
Multimedia mampu b. Harus terhubung ke
menyajikan pembelajaran proyektor, sehingga
dengan kasat mata sehingga untuk sekolah-sekolah
pembelajaran terkesan nyata, yang belum atau
visualisasi dengan gambar, minim proyektor, slide
kata, video, audio dan powerpoint tidak akan
animasi akan lebih mudah bisa diproyeksikan ke
ditangkap dan diingat oleh layar.
siswa.
4. Media pembelajaran
PowerPoint-iSpring mampu
meningkatkan semangat
belajar siswa dan
meningkatkan rasa
keingintahuan siswa serta
menjadikan kegiatan
pembelajaran pada materi
ikatan kimia menjadi
menyenangkan. Media ini
juga mudah digunakan dan
dapat digunakan berulang-
ulang. Hal ini dikarenakan
media PowerPoint-iSpring
dapat memuat video, animasi,
gambar dan teks yang
mendukung penyampaian
materi pembelajaran.

5. Menurut Sri Winarni (2021):


Penggunaan video
pembelajaran matematika
dapat ditarik kesimpulan
bahwa penggunaan video
pembelajaran pada
pembelajaran di kelas efektif
ditinjau dari kemampuan
literasi numerasi dan
kemampuan literasi digital
siswa.
6. Menurut Sarah (2021) :Media
media video berbasis
powerpoint dapat
meningkatkan aktivitas siswa
dalam pembelajaran,
demikian juga dengan
tanggapan siswa dalam
pembelajaran. Media video
berbasis powerpoint dapat
dikembangkan menjadi
semakin atraktif dilengkapi
dengan berbagai visualisasi
agar dapat membantu guru
dalam rangka meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
Pembelajaran berbantuan
media video berbasis
powerpoint harus dapat
melatih kemandirian siswa
dalam belajar sehingga
pembelajaran dapat berfokus
pada siswa.

Wawancara
7. Narasumber : Salah satu
Guru SMAN 1 Kluet Utara
(teman sejawat):
Berdasarkan wawancara yang
sudah dilakukan dapat
disimpulkan beberapa
alternatif solusi untuk
mendorong siswa
meningkatkan kemampuan
literasi dan numerasi siswa:
- Mengadakan buku bacaan
yang menarik untuk
mendorong minat baca
siswa
- Mengaitkan konsep-konsep
numerasi dengan
lingkungan sekitar peserta
didik
- Membiasakan peserta didik
menerapkan konsep
matematika dalam
berbagai kegiatan
pembelajaran.

1 Kajian Literatur : Berdasarkan kajian literatur Alasan mendasar pemilihan Kelebihan


1. Menurut Khoirotun Nisa dan wawancara yang telah solusi model pembelajaran a) Meningkatkan partisipasi,
(2017): bahwa penerapan dilakukan maka solusi yang Cooperatif learning type time inisiatif dan keaktifan
Cooperative Learning Type paling relevan untuk token berdasarkan hasil siswa
Time Token dapat menyelesaikan masalah eksplorasi alternatif solusi dari b) siswa tidak mendominasi
meningkatkan aktivitas penurunan keaktifan siswa berbagai literatur dan dalam pembicaraan atau
(kuantitas dan kualitas), minat dikelas adalah: model wawancara adalah : model ini diam sama sekali
dan hasil belajar kimia. Maka Cooperative Learning Type dapat membuat siswa c) Melatih siswa untuk
model ini dapat digunakan Time Token. berpartisipasi secara merata mengungkapkan
untuk mengajarkan dikelas dan dapat merangsang pendapatnya
pengetahuan konsep dalam keterbukaan siswa terhadap d) Membiasakan siswa
materi ikatan kimia, 6. kegiatan pembelajaran, sehingga menjadi saling
meningkatkan partisipasi aktif diharapkan dapat mendengarkan dan
siswa, meratakan partisipasi menyelesaikan permasalahan berbagi apa yang
siswa yang dominan serta keaktifan siswa di kelas diketahui
menumbuhkan keberanian e) Siswa juga dapat
siswa dalam bertanya maupun menghargai pendapat
menyampaikan pendapat siswa yang lain,
sehingga pembelajaran f) Guru berperan sebagai
menjadi efektif. fasilitator dalam proses
pembelajaran
2. Menurut Dina Rutiningsih g) Penggunaan model time
(2021) : Model pembelajaran token tidak memerlukan
kooperatif tipe group media pembelajaran yang
investigation dapat banyak.
merangsang keterbukaan
siswa yang mengalami - Kekurangan
kesulitan belajar kimia. Pada a) Penerapan model time
umumnya siswa tersebut token hanya untuk mata
berani untuk bertanya dan pelajaran tertentu saja
belajar dengan teman dalam dengan jumlah siswa
kelompoknya. Sehingga yang relatif sedikit.
pembelajaran menjadi lebih b) Model pembelajaran ini
bermakna bagi siswa yang memerlukan waktu yang
memiliki sifat pemalu dan banyak agar setiap
tertutup. siswa bisa berbicara
Demikian juga dengan siswa mengenai pendapat
yang tidak mengalami mereka.
kesulitan belajar kimia akan
merasa lebih percaya diri
dengan kemampuannya.
3. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru kimia senior di
SMAN 1 Kluet Utara, untuk
meningkatkan keaktifan
belajar siswa;
- menggunakan model-
model pembelajaran yang
mendorong siswa untuk
berpartisipasi secara
merata dan sesuai dengan
karakteristik di kelas.
- Menggunakan model
pembelajaran problem
based learning (PBL)
dengan bantuan media
animasi.
keaktifan peserta didik dalam
mengikuti diskusi semakin aktif
dan antusias mengikuti setiap
kegiatan pembelajaran serta
suasana belajar yang
menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Permendikbud. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Herminarto Sofyan dkk, problem based learning dalam kurikulum 2013.(Yogyakarta : UNY Press, 2003)

Imaningtyas, C. D., Karyanto, P., Nurmiyati, & Asriani, L. (2017). “Penerapan E-Module Berbasis Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Literasi Sains dan Mengurangi Miskonsepsi pada Materi Ekologi Siswa Kelas X MIA 6 SMAN 1
Karanganom Tahun Pelajaran 2014/2015”. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi, 9(1), 4.

Anda mungkin juga menyukai