Anda di halaman 1dari 5

Muhibbatul Husnah

SMAS Khozainul Ulum Lamongan

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah

Hasil eksplorasi Akar penyebab Analisis akar


No.
penyebab masalah masalah penyebab masalah
1 Motivasi belajar kimia siswa yang • Guru belum mampu Guru
rendah disebabkan oleh: mengimplementasikan • Persiapan guru pada saat
• Metode/model/media metode/model/media akan melakukan
pembelajaran masih belum
pembelajaran yang pembelajaran di kelas.
maksimal.
diterapkan guru kurang • Siswa belum bisa membagi • Guru jarang membuat RPP
menarik dan belum tepat. waktu dengan baik dan yang disesuaikan dengan
Hal itu terindikasi dengan belum bisa memilah skala kondisi kelas dan
masih adanya siswa lebih prioritas kebutuhan dalam lingkungan.
tertarik mengobrol dengan hidupnya. • Guru tidak atau jarang
temannya daripada melakukan assesmen
memperhatikan pelajaran. diagnostik baik kognitif
maupun non kognitif.
• Latar belakang siswa baik
• Guru kurang memahami
dari keluarga maupun langkah-langkah
lingkungan sekitar yang pembelajaran sesuai sintak
kurang menciptakan yang ada pada model
semangat belajar. Dari hasil pembelajaran.
obrolan dengan siswa • Guru belum mendapat
diperoleh bahwa siswa laki- pelatihan secara intensif
tentang model-mdel
laki lebih suka begadang
pembelajaran sehingga
dengan teman-temanya baik guru dalam menentukan
teman sekolah maupun model pembelajaran
teman kongkow di warung kadang tidak tepat.
kopi sambil bermain game • Guru jarang melakukan
daripada tidur. Ketika evaluasi.
ditegur/dinasehati oleh • Guru tidak membuat jurnal
orangtua mereka abai sehingga kurang
sehingga orangtua jenuh memahami perkembangan
peserta didik.
mengingatkan dan pada
akhirnya hal tersebut Siswa
menjadi kebiasaaan siswa. • Siswa belum punya
• Siswa kurang tepat dalam gambaran atau mimpi
memanfaatan kemajuan untuk masa depannya.
teknologi. Hal itu • Siswa belum menyadari
terindikasi dengan adanya bahwa belajar itu
merupakan suatu
siswa yang mengantuk berat
kewajiban.
saat pembelajaran • Siswa belum menyadari
disebabkan saat malam hari bahwa bermain game dan
siswa tersebut jarang tidur bermedia sosial itu sekedar
atau lebih memilih hiburan bukan kewajiban.
begadang hanya untuk • Siswa kecanduan bermain
bermain game dan juga gadget.
berselancar di media sosial. • Siswa belum bisa
menentukan skala prioritas
dalam hidupnya. Skala
prioritas antara belajar
dengan bermain gadget
untuk masa depannya.
• Siswa belum sepenuhnya
memahami pentingnya
ilmu dan adab.
2 Rendahnya tingkat literasi siswa • Guru kurang memotivasi Guru
disebabkan oleh: siswa untuk membaca. • Guru jarang memotivasi
• Teknologi yang makin siswa terkait manfaat
canggih. Siswa lebih suka membaca dan menulis.
bermain dengan gawai • Guru lebih banyak
daripada membaca. Membaca ceramah sehingga siswa
jadi terasa menjemukan merasa segala sumber
dibandingkan dengan bermain informasi bisa didapatkan
gawai. dari guru.
• Kurang optimalnya peran dan • Guru belum melakukan
fungsi perpustakaan sekolah. pembiasaan kegiatan
Perpustakaan sekolah hanya literasi bersama siswa.
difungsikan hanya untuk Baik literasi membaca
meminjam buku. Selain itu maupun menulis.
buku diperpustakaan kurang • Guru masih mengajarkan
update. IPA sebagai mata
• Kebiasaan membaca dan pelajaran yang terpisah
menulis belum dimulai dari (kimia, fisika, biologi),
rumah pembelajaran yang
• Kurangnya motivasi untuk dilakukan dikelas lebih
Membaca. Siswa merasa tidak berpusat pada guru
mengerti manfaat membaca (teacher center)
sehingga tidak tertarik untuk sehingga pemahaman
melakukannya. konsep dan kemampuan
• Kurangnya pembiasaan inkuiri siswa jarang
kegiatan literasi yang dilatihkan, guru hanya
dilakukan guru bersama siswa berorientasi pada target
baik membaca maupun penguasaan materi dan
menulis. tidak mampu mengelola
• Guru yang lebih banyak pembelajaran yang
memberikan ceramah kepada berbasis penemuan dan
siswa. Segala informasi sudah pembelajaran berbasis
didapatkan dari guru sehingga masalah, siswa merasa
siswa kurang terbiasa tidak dilibatkan dalam
membaca. Bahkan, siswa menemukan konsep IPA
merasa tidak perlu membaca dalam pembelajaran.
karena menganggap informasi • Siswa belum terbiasa
yang datang dari guru selalu mengerjakan soal – soal
benar. literasi sains

3 Siswa kurang menguasai operasi • Kemampuan dasar hitung Siswa


hitung matematika sederhana pada siswa lemah. • Siswa lemah dalam
materi termokimia dan materi • Guru kesulitan operasi hitung
kimia yang lain yang ada mengajarkan hitungan matematika yang
perhitungan matematikanya termokimia karena harus mungkin disebabkan oleh
disebabkan oleh: mengajarkan matematika
• Dasar kemampuan operasi pengalaman pendidikan
terlebih dahulu.
hitung siswa dipengaruhi oleh sebelumnya.
pengalaman di pendidikan Guru
sebelumnya. • Guru terkadang merasa
• Kurangnya pembiasaan siswa jenuh saat mengajar
dalam menghitung secara
materi kimia yang ada
manual.
hitungannya karena harus
• Siswa masih belum
memahami konsep dan mengajar matematika
menghafal operasi hitung dasar terlebih dahulu.
matematika. • Guru terkadang mencari
• Guru kesulitan mengajarkan jalan pintas dalam hitung-
hitungan termokimia karena hitungan matematika agar
harus mengajarkan
materi kimia yang akan
matematika terlebih dahulu.
disampaikan tercapai.
4 Relasi atau hubungan guru dan Kurangnya program parenting Pihak sekolah kurang
orang tua terkait dengan dari sekolah. membuat program parenting
pembelajaran masih sangat yang dapat menyadarkan
terbatas disebabkan oleh: tugas dan kewajiban orang tua
• Orangtua kurang mampu terhadap anak. Di sisi lain
membagi waktu antara guru juga tidak punya inisiatif
pekerjaan dan tugas untuk mengembangkan relasi
dengan orangtua menjadi
mendampingi anak
lebih dekat sehingga progres
• Orang tua pasrah pendidikan perkembangan siswa dapat
anak kepada pihak sekolah. diketahui oleh orangtua dan
• Kurangnya pihak sekolah bisa saling bekerjasama.
mengadakan pertemuan rutin
dengan pihak orang tua
• Kurangnya program sekolah
dalam hal parenting yang
melibatkan orang tua
• Kurangnya komunikasi antara
guru dengan orang tua.

5 Guru belum Guru malas untuk belajar dan • Guru tidak punya kemauan
mengimplementasikan model- mengembangkan pembelajaran untuk membuat
model pembelajaran inovatif yang inovatif. model/media/metode
secara maksimal, disebabkan oleh: pembelajaran yang
• Pemahaman guru mengenai inovatif karena
pembelajaran yang inovatif menghabiskan waktu,
masih rendah tenaga dan bahkan
• Guru tidak ada kemauan untuk mungkin biaya. Di sisi lain
merancang model guru harus bekerja
pembelajaran yang inovatif sampingan untuk
karena butuh waktu dan memenuhi kebutuhan
tenaga. hidup.
• Paradigma berfikir guru • Guru belum menjadikan
bahwa “dengan pembelajaran output siswa yang
yang inovatif dapat berkualitas sebagai
merangsang motivasi belajar perioritas sehingga guru
siswa dan jika siswa mengajar dengan
termotivasi untuk belajar, seadanya.
maka pembelajaran akan • Kurangnya persiapan guru
berjalan dengan lebih efektif sebelum melakukan
dan efisien” itu kurang. pembelajaran.
• Guru lebih terfokus pada • Guru tidak membuat RPP
ketuntasan dan kurang foksus yang disssuaikan dengan
pada hasil. kondisi kelas.
• Guru mengandalkan • Guru kurang memahami
pembelajaran yang praktis model-model
yaitu ceramah. pembelajaran.
• Guru tidak mau melakukan
mengembangan diri.
• Sekolahan membatasi
program MPGM karena
lebih memprioritaskan
kegiatan pembelajaran di
sekolah karena kerap
pertemuan MGMP
waktunya bersamaan
dengan waktu mengajar.
6 Rendahnya kemampuan • Kemampuan guru dalam Guru
pembelajaran HOTS di kelas di mengajarkan dan • Guru cenderung tidak
sebabkan: memanage pembelajaran membiasakan
• Guru belum membiasakan soal HOTS untuk siswa mengajarkan soal HOTS
siswa untuk berpikir tingkat kurang. pada siswa karena untuk
tinggi • Siswa tidak memahami membahas soal HOTS
• Pemahaman guru tentang materi. membutuhkan waktu
pembelajaran berbasis HOTS yang lama sedangkan
masih rendah. guru dituntut untuk
menuntaskan materi.
• Masih kurangnya guru dalam
membuat soal-soal HOTS • Guru hanya menyediakan
dalam pembelajaran. waktu yang sedikit di luar
kelas untuk membahas
• Guru kurang banyak
menyediakan waktu dalam soal-soal HOTS karena
kesibukan guru.
melakukan pembahasan-
pembahasan soal-soal HOTS • Guru jarang membahas
di luar jam mengajar. soal HOTS dalam kelas
karena menganggap
• Guru kurang memmpercayai
kemampuan siswa mayoritas siswa jenuh
dengan pembahasan soal
• siswa mengalami kesulitan
yang panjang. Di sisi lain
dalam menjawab soal HOTS
guru menganggap yang
adalah karena siswa tidak
dapat memahami soal
memahami materi
HOTS hanya anak-anak
• siswa tidak mempercayai
yang punya kemampuan
dirinya sendiri dapat
lebih. Sedang siswa yang
menyelesaikana soal HOTS.
kemmapuannya sedang
atau rendah tidak bisa
mengikuti pembelajaran
soal-soal HOTS dengan
baik.
• Guru tidak melakukan
pengembangan diri dalam
memahami pembelajaran
soal-soal HOTS.

Siswa
• Siswa kesulitan dalam
memahami materi karena
cara mengajar guru yang
tidak mudah mereka
mengerti baik itu dari
penggunaan istilah yang
masih sulit mereka
pahami, penyampaian
materi yang terkadang
tidak terlalu jelas maupun
dikarenakan terlalu cepat
dalam menjelaskan
sehingga menyebabkan
siswa kesulitan dalam
memahami materi yang
mereka pelajari.
• siswa tidak mengikuti
pembelajaran dengan
serius. Siswa banyak yang
tidak memperhatikan saat
guru mengajar di kelas.
Bahkan ada diantara
siswa yang mengantuk,
dan mengobrol sehingga
materi yang di ajarkan
oleh guru tidak bisa
mereka terima dan tidak
bisa dipahami dengan
baik. Dampaknya ketika
siswa ditanya oleh guru
mengenai materi yang
telah di ajarkan
kebanyakan dari siswa
hanya terdiam
dikarenakan mereka tidak
fokus dan tidak mengikuti
pembelajaran dengan
baik.
• Siswa kesulitan dalam
memahami soal HOTS
karena untuk memahami
soal HOTS butuh banyak
tahapan sedangakan siswa
diawal sudah merasa
putus asa karena siswa
merasa tidak percaya diri
bahwa mereka mampu
menyelesaikan soal
HOTS.

Anda mungkin juga menyukai