Anda di halaman 1dari 36

i

PRAKATA
Allahummashalli 'Ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad.
Minyak Jelantah merupakan masalah lingkungan dan
kesehatan yang belum banyak mendapat perhatian. Oleh karena
itu Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin mengadakan suatu Program
Pengabdian pada Masyarakat, yaitu “Peningkatan Kapasitas
Masyarakat Melalui Pengelolaan Minyak Jelantah. Salah satu
kegiatan dalam program tersebut adalah pelatihan pengolahan
minyak jelantah. Modul ini dibuat sebagai bahan pembelajaran
pada pelatihan tersebut.
Tim penulis berharap Modul ini membantu peserta
pelatihan untuk mengikuti materi dengan baik dan dapat
mengimplementasikannya setelah pelatihan selesai. Modul ini
berisi bagaimana mengolah minyak jelantah menjadi produk yang
berguna, sehingga minyak jelantah tidak lagi dibuang ke
lingkungan. Dengan demikian masyarakat dapat berkontribusi
terhadap usaha perlindungan lingkungan.
Modul ini tidak dapat dapat diselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu terima kasih yang sebesar-
besarnya Penulis haturkan kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam menyusun Modul ini.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas
Hasanuddin yang telah memberikan hibah sehingga kegiatan ini
dapat terlaksana dan modul ini dapat diselesaikan.

ii
TIM PENYUSUN
Dr. Hasnawati Amqam. S.KM.,M.Sc
Muh. Fajaruddin Natsir, S.KM.,M.Kes
Ir. Asriadi Sakka, ST., M.Eng
Mahfuddin Yusbud, SKM.,M.Kes
Nurul Hikma, SKM

iii
DAFTAR ISI
PRAKATA………………………………………………………………………………....ii
TIM PENYUSUN………………………………………………………………………..iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..v
BAB I PENGOLAHAN MINYAK JELANTAH…………………………………..1
PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
KEGIATAN 1 PENGOLAHAN MINYAK JELANTAH MENJADI LILIN
A. DESKRIPSI SINGKAT……………………………………………………...7
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN………………………………………….…7
C. PEMBELAJARAN……………………………………………………….…..7
KEGIATAN 2 PENGOLAHAN MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN
A. DESKRIPSI SINGKAT…………………………………………………….12
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN…………………………………………..12
C. PEMBELAJARAN………………………………………………………….12
KEGIATAN 3 PENGOLAHAN MINYAK JELANTAH MENJADI
BIODIESEL
A. DESKRIPSI SINGKAT…………………………………………………….18
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN…………………………………………..18
C. PEMBELAJARAN………………………………………………………….18
BAB II PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MELALUI BUDI DAYA
MAGGOT…………………………………………………………………………………28
PENDAHULUAN………………………………………………………………………28
A. DESKRIPSI SINGKAT…………………………………………………….29
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN……………..……………………………30
C. PEMBELAJARAN………………………………………………………….30
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..39

iv
BAB 1
PENGOLAHAN MINYAK JELANTAH

PENDAHULUAN
Minyak jelantah adalah limbah yang berasal dari minyak
goreng bekas atau minyak goreng yang telah digunakan berulang
kali. Perubahan minyak goreng menjadi minyak jelantah biasanya
ditandai dengan adanya perubahan warna dan bau. Minyak
jelantah sangat berbahaya karena memiliki resiko kesehatan yang
tinggi apabila dikomsumsi. Maka dari itu masyarakat memiliki
kebiasaan membuang minyak jelantah begitu saja karena tidak
dapat digunakan kembali. Salah satu contoh adalah masyarakat
Kecamatan Bungoro yang berada di Kabupaten Pangkep, Sulawesi
selatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat terkait pengolahan
minyak jelantah menjadi alasan utama masyarakat memiliki
kebiasaan membuang minyak jelantah begitu saja. Kebiasaan ini
akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan utamanya air
dan tanah. Minyak jelantah yang terserap dalam tanah dapat
mencemari tanah dan mengakibatkan tingkat kesuburan tanah
menurun serta terbukti mempengaruhi kandungan mineral dalam
air bersih. Selain itu, kebiasaan ini juga akan berdampak pada
kehidupan masyarakat baik dari segi kesehatan maupun ekonomi.
Perekonomian pada tingkat rumah tangga sangat
beragam, sehingga dalam penggunaan minyak goreng terdapat
masyarakat yang menggunakan untuk satu kali pemakaian dan
ada yang menggunakan sampai beberapa kali pemakaian. Pada
dasarnya minyak goreng dapat digunakan maksimal untuk 3 atau
4 kali penggorengan. Jika minyak goreng ini digunakan berkali-

1
kali, maka kandungan asam lemak semakin jenuh dan minyak
akan berubah warna yang disebut minyak jelantah. Minyak
jelantah ini sangat tidak baik untuk dikonsumsi atau digunakan
kembali untuk menggoreng makanan. Bila minyak goreng jelantah
ini terus menerus masuk ke dalam tubuh manusia dan terjadi
akumulasi maka akan menimbulkan penyakit walaupun
pengaruhnya baru akan terlihat pada jangka panjang.
Berikut adalah dampak negatif Minyak Jelantah bagi
lingkungan dan kesehatan ( Afrillia, Dian. 2022 & Anindiya, Putri.
2021) :
1. Dampak Minyak Jelantah Bagi Lingkungan
Membuang minyak jelantah sembarangan akan
menimbulkan berbagai masalah. Salah satunya adalah
penyumbatan pipa. Ini karena percampuran minyak bekas
yang baru dituang dengan tanah di saluran drainase dapat
berpotensi menyumbat saluran. Minyak juga bisa menurunkan
kualitas air tanah, menyumbat pori-pori tanah, membuat
tanah menjadi keras, dan kesuburannya berkurang.
Selain itu, minyak jelantah yang dibuang langsung ke
sungai atau laut akan mengapung di permukaan air dan
menghalangi sinar matahari. Dampaknya akan mengganggu
proses fotosintesis tumbuhan dan dan menurunkan kadar
oksigen yang dibutuhkan oleh biota laut.
Minyak jelantah yang dibuang ke air (sungai atau laut)
akan mengapung di permukaan air dan menghalangi sinar
matahari. Kondisi ini akan mengganggu proses fotosintesis
2
tumbuhan dan menurunkan kadar oksigen yang dibutuhkan
biota laut.
Menurut penjelasan Katrina Oginawati, Pakar lingkungan
Institut Teknologi Bandung (ITB), jika akhir pembuangan
minyak jelantah ke saluran air bisa menyebabkan saluran
pembuangan tersumbat. Lalu jika minyak bermuara di danau
atau laut, lemak minyak akan berkumpul dan membentuk
lapisan yang dapat menutupi permukaan air. Lapisan tersebut
akan menghalangi sinar matahari dan pasokan oksigen yang
dapat berubah jadi racun dan tentunya bahaya bagi mahluk
hidup.
Memang tak dapat dipungkiri bila masih banyak
masyarakat yang belum paham bagaimana cara membuang
minyak bekas dengan benar. Dampaknya angka Biological
Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD)
meningkat dan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan
mikroorganisme mengurai bahan organik menjadi makin
banyak padahal kualitas air menurun.
2. Dampak Minyak Jelantah Bagi Kesehatan
a. Infeksi bakteri
Minyak yang sudah dipakai berkali-kali akan jadi sarang
untuk perkembangbiakan berbagai jenis bakteri. Salah
satunya yaitu Clostridium botulinum, bakteri penyebab
penyakit botulisme.
Bakteri-bakteri tersebut memperoleh sumber makanan
dari partikel dan remah-remah sisa gorengan yang ada
3
pada panci atau minyak. Maka itu, menggoreng dengan
minyak bekas pun akan membuat kita lebih rentan terkena
infeksi bakteri.

b. Meningkatkan risiko kanker


Selain bakteri, minyak jelantah juga jadi sumber
radikal bebas. Radikal bebas akan ikut terserap ke dalam
makanan yang digoreng, masuk ke dalam tubuh, dan
menyerang sel-sel dalam tubuh. Zat tersebut akan menjadi
karsinogen penyebab kanker.
Semakin sering menggoreng dengan minyak jelantah,
makin banyak pula radikal bebas yang menumpuk dalam
tubuh dan menyebabkan mutasi gen. Sel dalam tubuh
Anda pun lebih rentan berubah menjadi sel kanker.
c. Meningkatkan risiko penyakit degeneratif
Menurut penelitian oleh para ahli dari University of
the Basque Country di Spanyol, minyak jelantah
mengandung senyawa organik aldehid. Senyawa ini
diketahui dapat berubah menjadi zat karsinogen dalam
tubuh manusia.
Selain itu, aldehid bisa memicu penyakit degeneratif.
Contoh beberapa penyakitnya yaitu penyakit jantung,
penyakit Alzheimer,dan penyakit Parkinson.
d. Kelebihan berat badan atau obesitas
Bahaya minyak jelantah yang tak disadari yaitu kadar
kalori dan lemak trans yang akan terus meningkat.
Menurut penelitian dalam jurnal Food Chemistry pada
4
2016, minyak zaitun yang bebas lemak trans pun akhirnya
akan menghasilkan lemak trans setelah dipakai
menggoreng berkali-kali.
Kalori dan lemak trans yang berlebihan akan memicu
kelebihan berat badan, bahkan sampai terkena kondisi
obesitas. Obesitas sendiri bisa menyebabkan berbagai
komplikasi serius seperti penyakit diabetes dan penyakit
jantung.
Dalam kondisi tersebut sangat diperlukan adanya inovasi dan
kreatifitas dalam pengolahan minyak jelantah manjadi produk
atau barang yang bernilai ekonomis dan guna yang tinggi. Melalui
kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan diharapkan
masyarakat mampu berdaya dalam mengelola minyak jelantah
menjadi produk atau barang yang berguna seperti biodiesel, lilin
dan sabun.
Pembuangan minyak jelantah di lingkungan dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan jika dilakukan secara terus
menerus. Minyak jelantah selain bersifat karsinogenik, minyak
jelantah juga merupakan kategori limbah B3 yang berbahaya
apabila dibuang ke lingkungan. Oleh karena itu diperlukan sebuah
inovasi untuk memanfaatkan limbah minyak jelantah agar tidak
dibuang dan mencemari lingkungan serta memiliki manfaat.
Limbah minyak jelantah yang dibuang tanpa pengolahan akan
memerlukan perbaikan

5
lingkungan yang sulit dan memerlukan biaya yang besar.Untuk
mengatasi masalah tersebut, dilakukan berbagai usaha agar
limbah dari minyak jelantah tidak menjadi masalah dalam
lingkungan. Pemanfaatan kembali limbah jelantah menjadi
suatu bahan yang bermanfaat akan mengurangi dampak
negatif dari limbah jelantah.

6
KEGIATAN 1
PENGOLAHAN MINYAK JELANTAH MENJADI LILIN

A. DESKRIPSI SINGKAT
Bagian ini menjelaskan proses pengolahan minyak
jelantah menjadi lilin. Materi berisi tentang proses pembuatan
lilin dan aplikasi lilin olahan minyak jelantah.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Peserta pelatihan memahami tentang cara pegolahan
minyak jelantah menjadi lilin.
2. Peserta pelatihan mampu membuat lilin dari minyak
jelantah.

C. PEMBELAJARAN
Lilin dapat digunakan sebagai sumber penerangan,
dekorasi ruangan, dan media aromaterapi. Lilin aromaterapi
adalah lilin yang dibuat dengan menambahkan bahan pewangi
dengan berbagai tujuan. Beberapa manfaat dari lilin
aromaterapi adalah mengatasi insomnia, mengatasi tekanan
dan nyeri pada otot, mengurangi stres, dan mempertahankan
konsentrasi. Lilin aromaterapi akan menghasilkan aroma yang
memberikan efek terapi bila di bakar sehingga memberikan
efek terapi menenangkan dan merilekskan pikiran (Inayati, N.
I., 2021).
7
Salah satu bahan pembuatan lilin adalah minyak.
Pemanfaatan minyak jelantah menjadi bahan dasar
pembuatan lilin aromaterapi mudah dilakukan. Selain itu, lilin
aromaterapi juga memiliki nilai ekonomis yang berpotensi
untuk dikembangkan sebagai alternatif tambahan penghasilan
masyarakat.
a. Alat dan Bahan
1) Alat

Gelas kaca 600 Ml


Kompor Panci

Pengaduk

8
2) Bahan

Minyak Jelantah Stearin 500 gr Krayon bekas


(Opsional)

Essential Oil Sumbu lilin

b. Langkah Kerja

1. Minyak jelantah dipanaskan menggunakan api kecil.

9
2. Stearin dimasukkan ke dalam minyak jelantah,
kedua bahan tersebut diaduk hingga menyatu
dengan sempurna.

3. Minyak yang telah dipanaskan dimasukkan ke dalam


wadah, kemudian ditambahkan pewarna
(optional), dan essential oil.

4. Siapkan gelas/cetakan yang telah diberikan sumbu,


gunakan penyangga seperti tusuk sate untuk
menahan sumbu.

10
5. Campuran minyak dimasukkan ke dalam
gelas/cetakan.

6. Diamkan hingga mengeras, dan lilin siap digunakan.

11
KEGIATAN 2
PENGOLAHAN MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN

A. DESKRIPSI SINGKAT
Bagian ini menjelaskan proses pengolahan minyak
jelantah menjadi sabun. Materi berisi tentang proses
pembuatan sabun, dan aplikasi sabun olahan minyak jelantah.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Peserta pelatihan memahami tentang cara pegolahan
minyak jelantah menjadi sabun.
2. Peserta pelatihan mampu membuat sabun dari minyak
jelantah.
C. PEMBELAJARAN
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air
untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya
berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena
sejarah dan bentuk umumnya. Jika diterapkan pada suatu
permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel
dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara
berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun
sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Limbah minyak jelantah yang dihasilkan dari sisa
penggorengan di dapur atau pedagang gorengan dapat diolah
kembali menjadi sabun. Dengan kondisi ini, bisa menjadi
peluang bagi ibu-ibu rumah tangga untuk menjadi lebih
produktif yang mampu menciptakan/ menghasilkan barang
12
bekas/ sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi.
Dengan memanfaatkan minyak jelantah menjadi sabun,
dapat meminimalisasir pembuangan minyak jelantah dengan
menerapkan zero waste industry (Irfandi, I.,2022)
Berikut adalah langkah-langkah pengolahan minyak
jelantah menjadi sabun:
a. Alat dan Bahan
1) Alat

Sarung tangan Kacamata Masker

Pengaduk
Pengocok telur Sendok

13
Wadah Tahan Cetakan sabun penyaring
panas

2) Bahan

Minyak Jelantah Arang Air

Soda Api Pewangi (opsional)

b. Langkah Kerja
1. Minyak jelantah direndam menggunakan arang selama
24 jam (Contoh: 1 kg minyak jelantah menggunakan 600 gr
arang). Catatan: dapat menggunakan arang tradisional

14
dengan caradibakar sampai membara kemudian dimasukkan ke
dalam minyak dan dibiarkan selama beberapa lama. Arang
berfungsi untukmenyerap racun yang ada di dalam minyak.

2. Minyak disaring menggunakan alat penyaring yang telah


disiapkan.

3. Soda api sebanyak 128 gr dimasukkan kedalam 360 gram


air (jangan dibalik perlakuannya, karena akan meledak).
Perlakuan ini sebaiknya dilakukan diluar ruang. Gunakan
masker dan sarung tangan.

15
4. Campuran tersebut diratakan menggunakan sendok untuk
mencegah adanya soda api yang tidak larut.
5. Diamkan selama 30 – 60 menit sampai mencapai suhu 300
– 400.
6. Soda api dicampurkan ke dalam minyak yang sudah
disaring.

7. Campuran tersebut diaduk menggunakan pengocok telur


selama 10 menit sampai kental.

8. Tambahkan pewarna dan pewangi secukupnya lalu


diaduk rata.

16
9. Masukkan campuran sabun ke dalam cetakan.

10. Setelah keras, sabun dipotong atau dikeluarkan dari


cetakan dan didiamkan ± 4 minggu agar uap soda api dan
air menguap sempurna.

17
KEGIATAN 3
PENGOLAHAN MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL

A. DESKRIPSI SINGKAT
Bagian ini menjelaskan proses pengolahan minyak
jelantah menjadi biodiesel. Materi berisi tentang definisi
biodiesel, proses pembuatan biodiesel, dan aplikasi biodiesel.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Peserta pelatihan memahami tentang cara pegolahan
minyak jelantah menjadi biodiesel.
2. Peserta pelatihan mampu membuat biodiesel dari minyak
jelantah.
C. PEMBELAJARAN
1. Uraian Materi
Indonesia merupakan negara agraris yang
mempunyai berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai
potensi sebagai bahan baku biodiesel yang dikelola oleh
komoditas perkebunan penghasil minyak nabati.
Komoditas perkebunan penghasil minyak nabati di
Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
biodiesel diantaranya ubi kayu, kelapa sawit, kelapa,
kacang, jagung dan jarak pagar. Sebagian besar minyak
nabati banyak diproduksi untuk keperluan pangan. Minyak
nabati yang digunakan pada proses penggorengan akan
menghasilkan minyak bekas/ jelantah yang pada akhirnya
akan menjadi limbah. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan
18
sebagai bahan biodiesel karena minyak tersebut pada
dasarnya adalah minyak nabati. Penggunaan minyak bekas
ini dapat mengurangi limbah dan menambah nilai guna
dari minyak bekas tersebut sekaligus menghasilkan
sumber energi baru berupa biodiesel. Secara ekonomis,
pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan baku
biodiesel memberikan nilai lebih, karena ketersediaan
bahan yang melimpah dan merupakan bahan yang tidak
terpakai lagi (Arita,S. 2022).
Cadangan bahan bakar minyak di Indonesia semakin
hari semakin menipis dan diperkirakan akan habis dalam
kurun waktu 10 ─ 15 tahun lagi. Oleh karena itu,
diperlukan sumber energi lain sebagai energi alternatif
yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Biodiesel
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah
energi. Biodiesel adalah bahan bakar yang berasal dari
minyak nabati (tanaman atau lemak nabati) yang disebut
dengan bahan bakar nabati (BBN). Biodiesel juga sangat
komparatif dibandingkan dengan bentuk energi lain,
seperti memiliki kerapatan energi per volume yang lebih
tinggi, memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin
karena termasuk kelompok minyak tidak mengering (non
drying oil), mampu mengurangi emisi karbon dioksida dan
efek rumah kaca, memiliki karakter pembakaran relatif
bersih, lebih mudah ditransportasikan, biaya produksi
rendah, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

19
(biodegrable). Disamping itu, emisi gas buang dari
biodiesel ini bebas dari sulfur, tidak beracun (non toxic),
dan terbakar sempurna dengan bilangan asap (smoke
number) yang lebih tinggi yaitu 62 sehingga biodiesel
memiliki sifat ramah lingkungan (Djayasinga, R. 2021).
Beberapa sifat minyak tanaman dibanding minyak
diesel, sebagai berikut:

• Proses Pembuatan Biodiesel


Pembuatan biodiesel melalui proses
transesterifikasi yaitu mengubah trigliserida menjadi
metil ester dan gliserol. Molekul trigliserida akan
melepaskan tiga asam lemak menggantikan gugus
alkohol dari ester dengan gugus alkohol lain. Dalam
proses ini, menggunakan basa atau asam sebagai
katalisnya. Hal ini bertujuan untuk menurunkan
viskositas dan meningkatkan daya pembakaran minyak,
sehingga dapat memenuhi syarat sebagai bahan bakar
alternatif.
20
Bahan yang diperlukan dalam pembuatan biodiesel
adalah alkohol, basa kuat (contoh: NaOH, KOH), dan minyak
nabati.
Langkah-langkah pembuatan biodiesel adalah sebagai berikut:
a. Alat dan Bahan
1) Alat

Kompor Botol bekas Gelas kaca 600


Ml
21
ukuran1,5 L

Pengaduk Termometer
Paku

Wadah
transparan Panci Penyaring

2) Bahan

Minyak Jelantah Metanol Soda Api

b. Langkah Kerja
1. Minyak jelantah disaring menggunakan penyaring yang
dilengkapi dengan filter berupa masker bekas yang
telah dimodifikasi. Sebaiknya menggunakan minyak

22
yang masih bening atau warnanya tidak terlalu coklat
agar biodiesel yang dihasilkan jernih.

2. Pindahkan minyak ke dalam gelas ukur, lalu dimasukkan


kedalam panci untuk dipanaskan.

3. Soda api sebanyak 3 kg dimasukkan ke dalam 1 liter


minyak jelantah.

4. Masukkan soda api ke botol kaca yang tahan panas.


5. Siapkan katalis etanol dengan perbandingan 5: 1 (1
literminyak jelantah, 200 ml methanol).

23
6. Kedua katalis dicampurkan hingga larut satu sama lain.
Catatan: Saat mengaduk katalis sebaiknya dilakukan di
wadah tahan panas hingga tercampur dengan
sempurna. Hindari menggunakan soda api yang sudah
mencair.

7. Minyak jelantah dipanaskan dengan suhu 50oC, ukur


menggunakan termometer.

8. Minyak jelantah dicampurkan dengan larutan katalis,


adukselama 10 ─ 15 menit.
Catatan: Setelah minyak dipanaskan langsung
campurkandengan katalis lalu diaduk perlahan lahan.
24
9. Diamkan minyak selama 24 jam agar lapisan asam
lemak gliserol beku dan mudah untuk diambil.
Catatan: Setelah di endapkan minyak dapat disaring
kembali untuk memisahkan lemak Gliserol dan
biodiesel mentah.

10. Lemak dan biodiesel dipisahkan menggunakan


penyaring.

11. Disiapkan botol dengan lubang paku dan pindahkan


minyak biodiesel ke dalam botol.
12. Minyak biodiesel dicuci menggunakan air hangat
25
dengan cara melarutkan air hangat ke minyak
biodiesel.
Catatan: Sebaiknya dicuci menggunakan air
hangatsebanyak 1 – 3 kali.

13. Pemisahan dilakukan selama 15 menit dengan cara


dikocok.

14. Campuran tersebut didiamkan sampai lapisan


minyak danair terpisah.

15. Cabut paku pada tutup botol untuk mengeluarkan air,


lakukan berulang kali kali sampai campuran air tidak
terlalu putih.

26
16. Biodiesel dididihkan hingga berubah menjadi bening
kekuningan.

17. Diamkan minyak biodiesel sampai dingin, dan siap


untuk dikemas.
• Aplikasi Biodisel
Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar
pengganti solar dan minyak tanah. Biodiesel ini
mempunyai banyak keunggulan jika dibandingkan
dengan bahan bakar jenis lainnya. Biodiesel tidak
beracun dan tidak menyebabkan efek rumah kaca
sehingga biodiesel ini ramah lingkungan dan juga bisa
mengurangi resiko terkena kanker. Biodiesel dapat
terurai (bio degradable) dan dapat diperbarui
(renewable). Mengenai perbandingan tingkat emisi CO2
dari biodiesel dan solar standar, biodiesel lebih unggul
dengan menghasilkan sampai 75% lebih sedikit emisi
27
CO2 dibandingkan dengan solar. Artinya dengan
menggunakan lebih banyak biodiesel daripada solar,
kita dapat mengurangi dampak perubahan iklim.
Menggunakan biodiesel sebagai pengganti solar tidak
hanya akan membantu lingkungan, tetapi juga akan
membantu meningkatkan kemandirian energi dan
keamanan energi Negara (Arita, S, 2022).

28
DAFTAR PUSTAKA
Afrillia, Dian. 2022. Mengenali Bahaya Minyak Jelantah bagi
Lingkungan. Good News from Indonesia. Diakses pada tanggal
23 Februari 2023. Url:
https://www.goodnewsfromindonesia.id
/2022/01/18/mengenali-bahaya-minyak-jelantah-bagi-
lingkungan
Arita, S., Ramayanti, C., & Andalia, W. (2022). Edukasi Pengembangan
Minyak Jelantah menjadi Biodiesel sebagai Bahan Bakar
Alternatif Bagi Masyarakat Kelurahan Suka Mulya. IKRA-ITH
ABDIMAS, 5(3), 168-174.
Anindiya, Putri. 2021. Suka Menggoreng dengan minyak jelantah?
Ini 4 bahaya yang mengintai. Hello Sehat. Diakses pada tanggal
23 Februari 2023. Url: https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-
gizi/bahaya-minyak-jelantah/
Djayasinga, R., Fitriany, K., Yuniza, F., & Amien, A. Z. (2021).
Pelatihan Pembuatan Biodiesel Berbahan Baku Minyak Jelantah
Kepada Komunitas Pengguna Teknologi Tepat Guna. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat (JPKM) TABIKPUN, 2(2), 109-
118.
Inayati, N. I., & Dhanti, K. R. (2021). Pemanfaatan Minyak Jelantah
Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Lilin Aromaterapi Sebagai
Alternatif Tambahan Penghasilan Pada Anggota Aisyiyah Desa
Kebanggan Kec Sumbang. Budimas: Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 3(1), 160-166.
Irfandi, I., Musdansi, D. P., Yuhelman, N., Nopriadi, N., &
Murwindra,R. (2022). Pelatihan Pengolahan dan Pemanfaatan
Minyak Jelantah Menjadi Sabun bagi Masyarakat Banjar Benai.
Beru'-beru': Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 1(2), 139-
146.
29
LEMBAR KUESIONER PELATIHAN MASYARAKAT
PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT
DESA BULU CINDEA KELURAHAN BUNGORO
KABUPATEN PANGKEP
A. Identitas Responden
Nama
Jenis Kelamin
Umur
No. Hp
Alamat
Pendidikan terakhir
Apakan anda pernah mengikuti Pelatihan Pengolahan
Minyak Jelantah Sebelumya?:
a. Ya
b. Tidak

B. Pengetahuan
1. Minyak jelantah adalah…..
a. Minyak goreng sekali pakai
b. Minyak goreng bekas
c. Minyak goreng kemasan
d. Solar bekas
2. Ciri-ciri minyak jelantah sebagai berikut, kecuali….
a. Digunakan lebih dari tiga kali penggorengan
b. Adanya bekas serpihan hangus
c. Berwarna bening dan tidak berbau
d. Beraroma tidak sedap
3. Penyakit yang dapat disebabkan jika mengkonsumsi
minyak jelantah…..
a. Flu
b. Sakit mag
30
c. Panu
d. Kanker
4. Dampak negatif minyak jelantah jika dibuang ke
lingkungan adalah, kecuali
a. Meningkatkan kesuburan tanah
b. Penyumbatan saluran drainase
c. Pencemaran air
d. Mengganggu ekosistem laut
5. Minyak jelantah dapat diolah menjadi berbagai produk
agar tidak menjadi limbah, apa saja itu…
a. Sabun, lilin, biodiesel
b. Tempat pensil, patung, asbak
c. Kertas, lilin, meja
d. Sabun, biodiesel, botol

C. Sikap
Ket : SS = Sangat Setuju S = Setuju
KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju
No Pernyataan SS S KS TS
Mengkonsumsi makanan yang
digoreng menggunakan minyak
1
yang sama berulang kali dapat
mempengaruhi kondisi Kesehatan.
Membuang minyak bekas langsung
2 ke lingkungan dapat merusak
kesuburan tanah.
Membuang minyak bekas ke laut
3
dapat mengganggu biota laut.
5 Sebaiknya minyak goreng tidak
31
dikonsumsi lebih dari dua kali.
Minyak jelantah sebaiknya diolah
6 menjadi produk yang dapat
digunakan kembali.

D. Tindakan
Ket : SS = Sangat Sering S = Sering
KK = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah
No Pernyataan SS S KK TP
Saya biasa menggoreng makanan
menggunakan minyak yang sama
1
secara berulang-ulang (lebih dari 2
kali).
Saya sering mengkonsumsi minyak
2
bekas penggorengan.
Saya membuang minyak bekas ke
3
tempat pembuangan langsung.
Saya mengolah minyak bekas
4 menjadi produk yang dapat
digunakan kembali.

32

Anda mungkin juga menyukai