No. Analisis Akar Penyebab Masalah Penyebab Masalah Masalah 1 Motivasi Belajar Dimensi Guru: Pada materi Asam-Basa siswa 1. Suasana belajar Cara mengajar guru masih belum bisa membedakan kurang asik yang masih monoton sifat-sifat antara Larutan asam dan 2. Cara mengajar guru misalnya pada materi basa. Dengan mengubah cara yang monoton Larutan Asam-Basa mengajar guru yang monoton hanya guru hanya menjelaskan materi saja guru perlu menggunakan metode menerapkan eksperimen dengan ceramah menguji pH larutan asam dan basa. Hal ini dapat menjadikan Dimensi Siswa: siswa lebih semangat dalam proses Minat siswa terhadap pembelajaran, suasana belajar pelajaran kimia masih menjadi asik dan siswa akan kurang menyukai pelajaran kimia. Sehingga guru perlu memiliki kesadaran untuk mengembangkan diri.
2 Literasi dan Numerasi Guru belum Guru tidak terbiasa
1. Literasi kimia siswa mengintegrasikan menginterasikan literasi dan masih rendah literasi dan numerasi numerasi dalam proses 2. Kemampuan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat numerasi siswa pada pembelajaran kimia dari rendahnya pengetahuan siswa materi larutan mengenai aplikasi ilmu kimia penyangga masih dalam kehidupan sehari-hari, rendah misalnya pada materi larutan 3. Konsep dasar tidak penyangga siswa belum tertanam dengan mengetahui ada banyak baik penerapan larutan penyangga di 4. Guru hanya fokus kehidupan sehari-hari seperti menjelaskan materi Asam Sitrat yang berfungsi sebagai larutan penyangga yang menyeimbangkan pH saat penyampoan rambut, masalah lain tentang kemampuan numerasi pada materi larutan penyangga siswa tidak mampu melakukan perhitungan dan penafsiran data dari hasil percobaan untuk mengidentifikasi mana larutan yang termasuk penyangga asam, penyangga basa dan bukan penyangga. Untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa dalam proses pembelajaran guru perlu membangun rasa ingin tahu siswa misalnya memberikan masalah kontekstual menganalisis bagaimana cara bahan pengawet dapat menjaga makanan agar dapat bertahan lama, melalui konsep nyata ini akan meningkatkan kebiasaan literasi siswa.
3 Miskonsepsi 1. Guru hanya Analisis akar penyebab masalah
1. Siswa masih menjelaskan konsep pada siswa mengenai miskonsepsi mengalami dari buku tidak adalah: miskonsepsi pada Miskonsepsi yang terjadi pada mengkontekstualkan materi laju reaksi siswa yaitu pada materi factor- 2. Strategi mengajar konsep faktor yang mempengaruhi laju guru belum 2. Guru belum reaksi yakni konsep luas mengena menerapkan model 3. Pembelajaran belum permukaan. Siswa beranggapan pembelajaran bermakna bahwa zat yang memiliki ukuran inovatif partikel lebih kecil memiliki luas permukaan sentuhan yang lebih kecil. Hal ini bertentangan dengan konsep dimana zat yang memiliki ukuran partikel lebih kecil memiliki luas permukaan sentuh yang lebih besar sehingga reaksi berjalan lebih cepat. Miskonsepsi terjadi akibat siswa belum memahami dengan baik tentang ukuran partikel serta luas bidang sentuh disebabkan guru hanya menjelaskan konsep yang termuat dalam buku tanpa memberikan penjelasan tambahan. Agar siswa mudah memahami dan tidak terjadi miskonsepsi guru menganalogikan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi adalah pada saat tubuh mencerna makanan. Sebelum ditelan, makanan dikunyah terlebih dahulu. Pengunyahan tersebut bertujuan untuk memperluas bidang sentuh sehingga proses pencernaan selanjutnya menjadi lebih cepat.
4 Model Pembelajaran Dimensi Guru: Jika guru nyaman dengan
Inovatif Guru nyaman dengan pembelajaran konvensional maka 1. Guru malas dalam pembelajaran akan membatasi kreativitas siswa, mengembangkan konvensional sehingga ketika diterapkan suatu diri model pembelajaran inovatif siswa 2. Guru belum Dimensi Siswa: akan kesulitan untuk mengetahui Siswa belum terbiasa menyelesaikan tahapan-tahapan karakteristik model dengan model pembelajran inovatif. Namun hal pembelajaran pembelajaran inovatif ini tidak menjadi masalah sehingga inovatif perlu pembiasaan kepada siswa. 3. Guru nyaman Contoh penerapan PBL pada materi dengan model Ikatan Kimia, setelah diberikan pembelajaran orientasi masalah kemudian siswa konvensional mencari literatur dan mengerjakan LKPD namun pada kenyataannya di tahap ini masih banyak siswa yang belum mampu mengumpulkan data dan menjawab pertanyaan yang sudah disediakan pada LKPD. Guru harus memiliki kesadaran bahwa sebagian besar minat dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh guru. Sehingga variasi model belajar wajib untuk dikuasai oleh guru. Agar guru tidak nyaman dengan model pembelajaran konvensional maka perlu menerapkan model-model pembelajaran inovatif dan kontekstual dalam proses pembelajaran. Contoh dalam mengajarkan materi Sifat Koligatif Larutan siswa diajak membuat Ice Cream untuk mengetahui penerapan sifat koligatif larutan.
5 HOTS (High Order Dimensi Guru: Pada materi Larutan Penyangga
Thinking Skill) Pembelajaran kimia biasanya melakukan praktikum 1. Pembelajaran kimia belum berbasis HOTS untuk menemukan konsep dari masih berbasis misalnya pada materi larutan penyangga namun pada saat LOTS Larutan Penyangga melakukan praktikum siswa belum 2. Guru kurang mampu membuat keputusan pengetahuan dalam Dimensi Siswa: dalam memilih alat dan bahan yang menyusun soal Kebiasaan belajar siswa sesuai untuk eksperimen. Contoh HOTS yang masih berpusat lain pada penentuan kesimpulan 3. Guru tidak pada guru sehingga eksperimen, siswa masih belum melibatkan siswa mematikan kreatifitas mampu menentukan kesimpulan dalam membuat siswa berdasarkan data hasil keputusan dalam percobaan. Hal ini terjadi akibat proses pembelajaran dari kebiasaan belajar siswa yang hanya berpusat pada guru selain itu guru juga sudah merasa puas jika mayoritas siswa sudah bisa menjawab soal walaupun masih berbasis LOTS. Guru harus memiliki kesadaran bahwa tidak boleh mematikan potensi kreativitas siswa dan senantiasa melakukan arahan dan bimbingan. Sehingga Guru juga harus mengintegrasikan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan cara meminta siswa menganalisis data hasil percobaan dari perbedaan pH larutan penyangga dan bukan penyangga. Contoh lain untuk meningkatkan berpikir tingkat tinggi pada materi Ikatan Kimia tentang Teori Lewis siswa diminta untuk menguraikan seperti halnya manusia atom juga mencapai kestabilan dengan berpasangan lalu bagaimana proses atom berpasangan.
6 TIK dalam Guru belum Analisis akar penyebab masalah:
Pembelajaran memaksimalkan Di zaman yang serba digital ini 1. Guru jarang pemanfaatan TIK dalam sangat penting bagi guru untuk mengikuti pelatihan pembelajaran kimia mengasai dan menerapkan ilmu tentang pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. TIK Teknologi sangat memudahkan 2. Pembelajaran masih guru dalam penyampaian materi megandalkan buku khususnya kimia yang butuh sebagai media pemahaman mikroskopik seperti belajar Materi Bentuk Molekul. Dengan 3. Guru enggan memanfaatkan teknologi seperti mengembangkan aplikasi Chem Draw siswa dapat diri sehingga masih mengamati langsung bahkan GapTek membuat bentuk molekul seperti H2O dan NH3 menggunakan aplikasi tersebut.