Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sriyanti Zainal, S.

Pd
Kelas : Kimia – 001

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah

Hasil Eksplorasi Akar Penyebab


No. Analisis Akar Penyebab Masalah
Penyebab Masalah Masalah
1 Motivasi Belajar Dimensi Guru: Pada materi Asam-Basa siswa
1. Suasana belajar Cara mengajar guru masih belum bisa membedakan
kurang asik yang masih monoton sifat-sifat antara Larutan asam dan
2. Cara mengajar guru misalnya pada materi basa. Dengan mengubah cara
yang monoton Larutan Asam-Basa mengajar guru yang monoton hanya
guru hanya menjelaskan materi saja guru perlu
menggunakan metode menerapkan eksperimen dengan
ceramah menguji pH larutan asam dan
basa. Hal ini dapat menjadikan
Dimensi Siswa: siswa lebih semangat dalam proses
Minat siswa terhadap pembelajaran, suasana belajar
pelajaran kimia masih menjadi asik dan siswa akan
kurang menyukai pelajaran kimia.
Sehingga guru perlu memiliki
kesadaran untuk mengembangkan
diri.

2 Literasi dan Numerasi Guru belum Guru tidak terbiasa


1. Literasi kimia siswa mengintegrasikan menginterasikan literasi dan
masih rendah literasi dan numerasi numerasi dalam proses
2. Kemampuan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat
numerasi siswa pada pembelajaran kimia dari rendahnya pengetahuan siswa
materi larutan mengenai aplikasi ilmu kimia
penyangga masih dalam kehidupan sehari-hari,
rendah misalnya pada materi larutan
3. Konsep dasar tidak penyangga siswa belum
tertanam dengan mengetahui ada banyak
baik penerapan larutan penyangga di
4. Guru hanya fokus kehidupan sehari-hari seperti
menjelaskan materi Asam Sitrat yang berfungsi sebagai
larutan penyangga yang
menyeimbangkan pH saat
penyampoan rambut, masalah lain
tentang kemampuan numerasi pada
materi larutan penyangga siswa
tidak mampu melakukan
perhitungan dan penafsiran data
dari hasil percobaan untuk
mengidentifikasi mana larutan
yang termasuk penyangga asam,
penyangga basa dan bukan
penyangga. Untuk meningkatkan
kemampuan literasi dan numerasi
siswa dalam proses pembelajaran
guru perlu membangun rasa ingin
tahu siswa misalnya memberikan
masalah kontekstual menganalisis
bagaimana cara bahan pengawet
dapat menjaga makanan agar dapat
bertahan lama, melalui konsep
nyata ini akan meningkatkan
kebiasaan literasi siswa.

3 Miskonsepsi 1. Guru hanya Analisis akar penyebab masalah


1. Siswa masih menjelaskan konsep pada siswa mengenai miskonsepsi
mengalami dari buku tidak adalah:
miskonsepsi pada Miskonsepsi yang terjadi pada
mengkontekstualkan
materi laju reaksi siswa yaitu pada materi factor-
2. Strategi mengajar konsep
faktor yang mempengaruhi laju
guru belum 2. Guru belum
reaksi yakni konsep luas
mengena menerapkan model
3. Pembelajaran belum permukaan. Siswa beranggapan
pembelajaran
bermakna bahwa zat yang memiliki ukuran
inovatif
partikel lebih kecil memiliki luas
permukaan sentuhan yang lebih
kecil. Hal ini bertentangan dengan
konsep dimana zat yang memiliki
ukuran partikel lebih kecil memiliki
luas permukaan sentuh yang lebih
besar sehingga reaksi berjalan lebih
cepat. Miskonsepsi terjadi akibat
siswa belum memahami dengan
baik tentang ukuran partikel serta
luas bidang sentuh disebabkan guru
hanya menjelaskan konsep yang
termuat dalam buku tanpa
memberikan penjelasan tambahan.
Agar siswa mudah memahami dan
tidak terjadi miskonsepsi guru
menganalogikan pengaruh luas
permukaan terhadap laju reaksi
adalah pada saat tubuh mencerna
makanan. Sebelum ditelan,
makanan dikunyah terlebih dahulu.
Pengunyahan tersebut bertujuan
untuk memperluas bidang sentuh
sehingga proses pencernaan
selanjutnya menjadi lebih cepat.

4 Model Pembelajaran Dimensi Guru: Jika guru nyaman dengan


Inovatif Guru nyaman dengan pembelajaran konvensional maka
1. Guru malas dalam pembelajaran akan membatasi kreativitas siswa,
mengembangkan konvensional sehingga ketika diterapkan suatu
diri model pembelajaran inovatif siswa
2. Guru belum Dimensi Siswa: akan kesulitan untuk
mengetahui Siswa belum terbiasa menyelesaikan tahapan-tahapan
karakteristik model dengan model pembelajran inovatif. Namun hal
pembelajaran pembelajaran inovatif ini tidak menjadi masalah sehingga
inovatif perlu pembiasaan kepada siswa.
3. Guru nyaman Contoh penerapan PBL pada materi
dengan model Ikatan Kimia, setelah diberikan
pembelajaran orientasi masalah kemudian siswa
konvensional mencari literatur dan mengerjakan
LKPD namun pada kenyataannya
di tahap ini masih banyak siswa
yang belum mampu
mengumpulkan data dan
menjawab pertanyaan yang sudah
disediakan pada LKPD.
Guru harus memiliki kesadaran
bahwa sebagian besar minat dan
hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
guru. Sehingga variasi model
belajar wajib untuk dikuasai oleh
guru. Agar guru tidak nyaman
dengan model pembelajaran
konvensional maka perlu
menerapkan model-model
pembelajaran inovatif dan
kontekstual dalam proses
pembelajaran. Contoh dalam
mengajarkan materi Sifat Koligatif
Larutan siswa diajak membuat Ice
Cream untuk mengetahui
penerapan sifat koligatif larutan.

5 HOTS (High Order Dimensi Guru: Pada materi Larutan Penyangga


Thinking Skill) Pembelajaran kimia biasanya melakukan praktikum
1. Pembelajaran kimia belum berbasis HOTS untuk menemukan konsep dari
masih berbasis misalnya pada materi larutan penyangga namun pada saat
LOTS Larutan Penyangga melakukan praktikum siswa belum
2. Guru kurang mampu membuat keputusan
pengetahuan dalam Dimensi Siswa: dalam memilih alat dan bahan yang
menyusun soal Kebiasaan belajar siswa sesuai untuk eksperimen. Contoh
HOTS yang masih berpusat lain pada penentuan kesimpulan
3. Guru tidak pada guru sehingga eksperimen, siswa masih belum
melibatkan siswa mematikan kreatifitas mampu menentukan kesimpulan
dalam membuat siswa berdasarkan data hasil
keputusan dalam percobaan. Hal ini terjadi akibat
proses pembelajaran dari kebiasaan belajar siswa yang
hanya berpusat pada guru selain itu
guru juga sudah merasa puas jika
mayoritas siswa sudah bisa
menjawab soal walaupun masih
berbasis LOTS.
Guru harus memiliki kesadaran
bahwa tidak boleh mematikan
potensi kreativitas siswa dan
senantiasa melakukan arahan dan
bimbingan. Sehingga Guru juga
harus mengintegrasikan
kemampuan berpikir kritis dan
kreatif dalam proses pembelajaran.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara
meminta siswa menganalisis data
hasil percobaan dari perbedaan pH
larutan penyangga dan bukan
penyangga. Contoh lain untuk
meningkatkan berpikir tingkat
tinggi pada materi Ikatan Kimia
tentang Teori Lewis siswa diminta
untuk menguraikan seperti halnya
manusia atom juga mencapai
kestabilan dengan berpasangan lalu
bagaimana proses atom
berpasangan.

6 TIK dalam Guru belum Analisis akar penyebab masalah:


Pembelajaran memaksimalkan Di zaman yang serba digital ini
1. Guru jarang pemanfaatan TIK dalam sangat penting bagi guru untuk
mengikuti pelatihan pembelajaran kimia mengasai dan menerapkan ilmu
tentang pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.
TIK Teknologi sangat memudahkan
2. Pembelajaran masih guru dalam penyampaian materi
megandalkan buku khususnya kimia yang butuh
sebagai media pemahaman mikroskopik seperti
belajar Materi Bentuk Molekul. Dengan
3. Guru enggan memanfaatkan teknologi seperti
mengembangkan aplikasi Chem Draw siswa dapat
diri sehingga masih mengamati langsung bahkan
GapTek membuat bentuk molekul seperti
H2O dan NH3 menggunakan
aplikasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai