Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “reaksi-reaksi kimia yang terjadi di perairan”.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah kimia lingkungan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Gorontalo,Desember 2015

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….……………3
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………….…………………..…3
1.2 TUJUAN……………..………………………………………………………….3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………...……………………………………..4
2.1 SUMBER DAN KEGUNAAN AIR…………….…………………………..…...4
2.2 SIFAT-SIFAT YANG UNIK DARI AIR …………………….……….…….… 4
2.3 SIFAT-SIFAT YANG UNIK DARI BADAN AIR……………………………...6
2.4 SIFAT-SIFAT KIMIA DALAM PERAIRAN …………………………………...6
2.5 MIKROORGANISME SEBAGAI KATALIS REAKSI KIMIA PERAIRAN…..8
2.6 KEHIDUPAN AKUATIK ………………………………………………..…...…9
2.7 BAHAN-BAHAN DALAM PERAIRAN…………………..…………….….…..9
BAB III PENUTUP………………………………………………………………….….26
3.1 KESIMPULAN……………………………………..……………………..…….26
3.2 SARAN…………………………………………….…………………..………..26
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perairan merupakan kumpulan masa air yang berada pada wilayah tertentu baik yang
bersifat dinamis maupun statis. Laut merupakan perairan yang memiliki salinitas yang tinggi
dengan keanekaragaman flora dan fauna yang hidup didalamnya. Dua pertiga permukaan bumi
merupakan perairan laut yang memiliki potensi untuk kelangsungan hidup manusia bila
dipergunakan dengan semestinya. Permukaan bumi yang luasnya diperkirakan mencapai 510
km2, ternyata hampir 2/3 bagiannya (71% nya) tertutup oleh laut dan hanya 1/3 nya saja yang
berupa daratan.
Lautan merupakan suatu tempat mata pencaharian bagi orang-orang Asia Tenggara yang telah
berumur berabad-abad lamanya. Tidak dimana pun juga hal ini benar-benar dapat dilihat di
Indonesia di mana negara ini terdiri dari lebih kurang 13.000 pulau yang tersebar. Sejak dahulu
lautan telah memberi manfaat kepada manusia untuk dipergunakan sebagai suatu sarana untuk
bepergian, perniagaan, dan perhubungan dari suatu tempat ke tempat lain.
1.2 TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan makalah ini,yaitu:
1.Sumber dan kegunaan air
2.Sifat-sifat yang unik dari air
3.Sifat-sifat yang unik dari badan air
4.Sifat-sifat kimia perairan
5.Mikroorganisme sebagai katalis reaksi kimia perairan
6.Kehidupa akuatik
7.Bahan-bahan dalam perairan

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1      SUMBER DAN KEGUNAAN AIR


Sepanjang sejarah, kuantitas dan kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan manusia
merupakan faktor penting yang menentukan kesehatan hidupya. Kualitas air yang buruk yang
disebabkan adanya berbagai jenis bakteri pathogen dan kandungan bahan – bahan kimia
berbahaya dapat membunuh berjuta manusia terutama di negara – negara sedang berkembang.
Suplai air dunia di dapatkan dari 5 bagian siklus hidrologi,Sebagian besar dari air ditemukan
dalam bentuk lautan dan samudera. Bagian lainya terdapat dalam bentuk uap air di atmosfer. Air
dalam bentuk padat juga ditemukan di bumi yaitu yang membentuk salju di daerah kutub utara
dan selatan. Air permukaan terdapat dalam danau, sungai dan sumber – sumber air lainnya,
sedangkan air tanah (ground water), terdapat di dalam tanah. Air tanah dapat melarutkan mineral
– mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Sebagian besar mikroorganisme yang semula
ada dalam air tanah berangsur – angsur disaring sewaktu air meresap dalam tanah. Terdapat
perbedaan yang cukup besar anatara air tanah dengan air permukaan. Air permukaan yang
mengandung bahan organic mudah terurai dalam konsentrasi tinggi secara normal akan
mengandung bakteri dalam jumlah tinggi pula yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap
kualitas air permukaan. Air yang digunakan oleh manusia adalah air permukaan tawar dan air
tanah murni.
2.2     SIFAT – SIFAT YANG UNIK DARI AIR
Ilmu yang mempelajari tentang air disebut ilmu Hidrologi. Ada dua cabang dari ilmu ini,
yaitu Limnologi yang mempelajari sifat – sifat air tawar dan Oseanografi yang mempelajari
tentang lautan. Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H, dan O. Sebuah molekul
air terdiri dari satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H. Molekul air yang satu
dangna molekul – molekul air lainya bergabung dengan satu ikatan hydrogen anatara atom H
dengan atom O dari molekul air yang lain. Adanya ikatan hydrogen inilah yang menyebabkan air
mempunyai sifat – sifat khas

4
Sifat Efek dan Kegunaan
Pelarut yang baik Transport zat-zat makanan dan buangan yang
di hasilkan dari poses biologi.
Konstanta dielektrik paling tinggi diantara Kelarutan dan ionisasi dari senyawa ini tinggi
cairan murni lainnya dalam larutan

Tegangan permukaan lebih tinggi daripda Faktor pengendali dalam fisiologi;


cairan lainnya Membentuk fenomena tetes dan permukaan

Transparan terhadap cahaya tampak dan sinar Tidak berwarna, mengakibatkan cahaya yang
yang mempunyai panjang gelombang lebih dibutuhkan untuk fotosintesis mencapai
besar dari ultra violet kedalamn tertentu.

Bobot jenis tertinggi dalam bentuk cairan Air beku (es)mengapung, sikulasi vertical
(fasa cair) pada 4º C mengahmbat strtifikasi badan air.

Panas peungapan lebih tinggi dari material Menentukan transfer panas dan molekul air
lainnya antara atmosfer dan badan air

Kapasitas kalor lebih tinggi dibandingkan Stabilisasi dari temperature organism dan
dengan cairan lain kecuali ammonia wilayah geografis

Panas laten dan peleburan lebih tinggi Temperature stabil pada titik beku
daripada cairan lain kecuali ammonia

Dari table dapat dijelaskan bahwa air selain pelarut yang sangat baik juga mempunyai konstanta
dielektrik yang sangat tinggi sehingga berpengaruh besar terhadap sifat – sifat pelarutnya. Hal ini
menyebabkan banyak sekali senyawa ionis berdesosiasi dalam air. Kapasitas kalor air cukup

5
tinggi yaitu 1 kal g-1C-1, oleh karena itu kalor yang diperlukan untuk merubah suhu dari sejumlah
massa air cukup tinggi pula sehingga menstabilkan suhu air pada seluruh wilayah geografi.

2.3    SIFAT – SIFAT UNIK BADAN AIR


Danau dapat diklasifikasikan sebagai oligotropik, eutropik, atau dystropik. Danau
oligotrofik adalah danau yang relative muda. Danau ini dalam dan berair jernih, kurang
mengandug zat hara akibatnya kurang produktif untuk aktivitas biologis. Danau eutropik lebih
banyak mengandung zat hara sehingga airnya agak keruh dan lebih dapat menunjang kehidupan
aquatic. Aliran sungai diklasifikasikan dalam empat tahapan, yaitu stadium lahir, muda, dewasa
dan umur tua. Pada stadium lahir sungai belum tererosi, air tanah berperan penting pada stadium
ini sehingga kalau musim kemarau sungai muda masih didukung oleh aliran air tanah tetapi
aliran sungai berjalan secara kontinu. Sungai stadium dewasa, air sungai umurnya bersih dan
lebih dalam dibanding sungai muda, sedangkan sungai tua lebih dalam lagi telah hampir mencpai
tingkat dasar geologinya. Ada hubungan antara suhu dengan bobot jenis air. Hubungan khas ini
menyebabkan pembentukan lapisan – lapisan yang berbeda dalam badan air, terutama air danau.
Selama musim panas lapisan permukaan danau atau epilimnion dipanaskan oleh radiasi matahari,
sehingga bobotnya lebih kecil. Lapisan ini mengapung diatas lapisan dasar atau hypolimnion.
lapisan diantaranya disebut thermoclyne. Fenomena ini disebut strasifikasi tremal. Lapisan
epilimnion yang mendapat sinar matahari langsung menyebabkan ganggang tumbuh amat subur.
Epilimnion mengandung oksigen terlarut (DO) yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan
lapisan lainya, pada umunya bersifat aerobic. Di hypolimnion, bahan – bahan organic mudah
diuraikan oleh bakteri – bakteri pengurai yang menyebabkan air dilapisan ini kekurangan
oksigen, sehingga bersifat anaerobic. Sifat – sifat kimia dan biologi dari lautan juga sangat unik
disebabkan oleh kedalaman air yang cukup tinggi, kadar garam juga yang tinggi dan faktor –
faktor lainya.
2.4    SIFAT – SIFAT KIMIA PERAIRAN

1.ALKALINITAS
Kapasitas air untuk menerima protein disebut alkalinitas. Alkalinitas penting dalam perlakuan air
seperti pada proses pengolahan air limbah industry atau limbah domestic. Air yang sangat alkali

6
atau bersifat basa sering mempunyai pH tinggi dan umunya mengandung padatan terlarut yang
tinggi. Sifat – sifat ini dapat menurunkan kegunaanya untuk keperluan dalam tangki uap,
prosesing makanan dan system saluran air dalam kota. Alkalinitas memegang peranan penting
dalam penentuan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan ganggang dan kehidupan
perairan lainya. Pada umumnya, komponen utama yang memegang peran dalam menentukan
alkalinitas perairan adalah ion bikarbonat, ion karbonat dan ion hidroksil.
HCO3- + H+ CO2 + H2O
CO32- + H+ HCO3-
OH- + H+ H2O
Alkalinitas umunya dinyatakan sebagai alkalinitas fenolftalein yaitu proses situasi dengan asam
untuk mencapai pH 8,3 diman HCO3- merupakan ion terbanyak, dan alkalinitas total, yang
menyatakan situasi dengan asam menuju titik akhir indicator metal jingga (pH 4,3) yang
ditunjukan oleh berubahnya kedua jenis ion karbonat dan bikarbonat menjadi CO2 .
2.ACIDITAS
Pada system perairan alami asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan OH-. Penyebab dari
asiditas umunya adalah asam – asam lemah. Penentuan asiditas lebih sukar dibandingkan
alkalinitas. Hal ini disebabkan oleh adanya dua zat utama yang berperan yaitu CO 2 han H2S yang
keduanya mudah menguap, yang mudah hilang dari sample yang diukur.
TERJADINYA SENYAWA KOMPLEKS
Dalam air ion logam dapat bergabung dengan ion negative, atau dengan senyawa netral
membentuk sebuah kompleks atau senyawa koordinasi. Sebuah kompleks mengandung sebuah
atom logam pusat dimana terikat electron – electron yang dimiliki oleh ligan sebagai donor
elektronya. Bilangan koordinasi dari sebuah atom logam atau ion, adlah jumlah kelompok donor
electron ligan yang diikat kepada logam itu. Bilangan – bilangan koordinasi yang paling umum
adalah 2, 4, atau 6. Kompleks yang lebih penting adalah senyawa kompleks dengan senyawa
pengkelat.
PENTINGNYA SENYAWA KOMPLEKS DALAM PERAIRAN
Banyak ion logam yang ditemukan dalam system perairan alami teritama ion – ion yang didapat
dalam konsentrasi yang sangat renik, membentuk kompleks kuat dengan berbagai macam
pengaruh seperti :
1.      Hilangnya ion – ion logam dalam larutan

7
2.      Perubahan petensial redoks yang ada
3.      Pembentukan kompleks juga melarutkan ion – ion dari senyawa logam tidak larut.
Kestabilan senyawa kompleks berkaitan dengan berbagai sifat dari ion logam dan ligan. Berikut
ini merupakan hal – hal yang sangat penting :
A.    Ukuran dan keadaan oksidasi dari logam. Logam dengan ukuran lebih kecil dan dengan
keadaan oksidasu positif leboih tinggi membentuk kompleks yang elbih kuat.
B.     Perubahan energy bebas dari pembentukan kompleks tergantung pada perubahan entropi dan
entalpi reaksinya.
C.     Konfigurasi electron dari ion metal
D.    Kekuatan dan kelemahan dari perpaduan antara logam dan ligan.

2.5     MIKROORGANISME SEBAGAI KATALIS REAKSI KIMIA PERAIRAN


Mikroorganisme seperti bakteri, cendewan, dan ganggang merupakan katalis hidup yang dapat
mempengaruhi sejumlah proses – proses kimia yang terjadi dalam air dan tanah. Sebagian besar
reaksi – reaksi kimia penting yang terjadi dalam perairan, terutama yang melibatkan bahan –
bahan organic dan proses oksidasi – reduksi terjadi melalui oerantara bakteri.
1.GANGGANG
Dalam ekosistem aquatic, ganggang sebagai oerganisme mikroskopis umum yang berfungsi
sebagai produsen hidup dari hara – hara anorganik dan menghasilkan sebuah organic dari karbon
dioksida melalui reaksi fotosintesis.
2.CENDAWAN
Cendawan tidak tumbuh tidak tumbuh baik dalam air, tetapi cendawan memainkan peranan yang
cukup besar dalam penentuan komposisi air karena produksi yang cukup banyak dari hasil –
hasil dekomposisi oleh cendawan darat yang akhirnya masuk keperairan. Cendawan adalah
organism non fotosintetik, membutuhkan oksigen untuk kehidupanya (organism aerobic) dan
umunya tumbuh dengan subur dalam media yang lebih asam dari pada bakteri.
3.BAKTERI DAN KLASIFIKASINYA
Bakteri dapat dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu autotropik dan bakteri heterotropik.
Sebuah contoh dari jenis autotropik adalah gallionella. Dengan bahan – bahan anorganik paling
sederhana, bakteri autotropik harus mensitesis semua protein yang sangat kompleks, enzim, dan
bahan – bahan lainya yang dibutuhkan untuk proses kehidupan.

8
Bakteri heteretropik tergantung dari senyawa – senyawa organic baik untuk enenrginya maupun
untuk karbon yang diperlukan untuk pembentukan biomanya.
Klasifikasi lain dari bakteri yaitu dari kebutuhan oksigen molekuler, sebgai bakteri aerobic dna
anerobic. Bakteri aerobic membutuhkan oksigen sebagai akseptor ( penerima ) electron. Bakteri
anaerobic tidak membutuhkan oksigen dan kadang kala oksigen molekuler sangat toksik
terhadap bakteri anaerobic.
Bakteri jenis lainnya adalah bakteri fakultatif yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas
bila oksigen molekuler tidak tersedia. Ion nitrat dan ion sulfat merupakan pengganti oksigen
dalam perairan. Mengingat mokroorganisme dapat berfungsi sebagai katalis terhadap reaksi –
reaksi perairan, maka terdapatr enzim – enzim sebagai katalis untuk reaksi –reaksi biokimia di
dalam mikroorganisme tersebut.

2.6 KEHIDUPAN AKUATIK
Organisme yang hidup dalam ekosistem akuatik (perairan) dan digolongkan menjadi
autotropik dan heterotropik. Organisme autotropik menggunakan sinar matahari atau energi
kimia untuk merubah unsur-unsur senyawa organik yang sederhana menjadi sempurna.
Kemampuan dari suatu badan air menghasilkan bahan-bahan untuk kehidupan dikenal
sebagai produktivitas. Sifat-sifat fisika dan kimia badan air sangat mempengaruhi kehidupan
akuatik. Suhu, kecerahan, dan turbulensi termasuk tiga sifat fisika yang utama yang memberikan
pengaruh terhadap kehidupan akuatik.
Tumbuhan air sangat berpengaruh terhadap zat-zat makanan untuk organisme hidup.
Tumbuhan juga memegang peranan dalam transport oksigen, karbon dioksida dan gas-gas lain
melalui badan air dan dalam pertukaran gas-gas tersebut pada bidang persentuhan air dan
atmosfer. Oksigen merupakan zat kunci dalam menetukan jenis dan keberadaan kehidupan
akuatik.
Karbon dioksida (CO2) dihasilkan oleh proses pernafasan organisme dalam air dan
sediment. Gas CO2 juga dapat masuk kedalam air dari atmosfer. Gas ini dibutuhkan untuk proses
produksi biomas melalui reaksi fotosintesis pada ganggang. Tingginya konsentrasi gas CO 2
dalam air yang dihasilkan oleh proses perombakan bahan organik menyebabkan pertumbuhan
ganggang sangat cepat dan produktivitasnya.
2.7 BAHAN-BAHAN KIMIA DALAM PERAIRAN

9
NAMA RUMUS MUATAN LISTRIK
Ammonium NH4+ 1+
Hydroxyl OH- 1-
Bikarbonat HCO3- 1-
Karbonat CO3- 2-
Ortofosfat PO4- 3-
Mono-hidrogen-ortofosfat HPO4- 2-
Di-hidrogen-ortofosfat H2PO4- 1-
Bisulfat HSO4- 1-
Sulfat SO4- 2-
Bisulfat HSO3- 1-
Sulfit SO3- 2-
Nitirit NO2- 1-
Nitrat NO3- 1-
Hipoklorit OCl- 1-

1.SENYAWA NITROGEN DALAM AIR


Senyawa- senyawa nitrogen terdapat dalam keadaan terlarut juga sebagai bahan tersuspensi.
Jenis-jenis nitrogen anorganik dalam air adalah ion nitrat (NO3), dan ammonium (NO2). Nitrogen
perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang sangat cepat dariganggang yang
menyababkan eutrofikasi.
Kemampuan ion nitrat sebagai penerima electron diguunakan dalam proses pengolangahan air
limbah untuk menghilangkan electron dengan membiarkan ion nitrat mengoksidasi methanol
melalui reaksi bermedia bakteri dalam kondisi anaerob yang disebut denitrefikasi.
Dalam system pencernaan dari bayi dan binatang memamah biak, nitrat direduksi menjadi nitrit.
Nitrit ini dapat mengikat hemoglobin dalam dalam darah yang dikenal dengan
methemoglobinemi, dimana korbannya seperti terkena penyakit jantung yang disebut penyakit
bayi biru( blue baby ).
2.SENYAWA FOSFOR
Dalam air, fosfor merupakan suatu komponen yang sangat penting dan sering menimbulkan
permasalahan lingkungan. Fosfor termasuk salah satu dari beberapa unsur yang essinsial untuk

10
pertubuhan ganggang dalam air, pencemaran kualitas air. Sumber fosfor adalah limbah industri,
hanyutan dari pupuk, limbah domestic, hancuran bahan organic, dan mineral fosfat.
Kenaikan konentrasi fosfat merupakan adanya zat pencemar dalam perairan. Senyawa-senyawa
fosfat tersebut dalam bentuk organo fosfat tau polifosfat. Sejumlah industry dapat membuang
polifosfat berupa bahan pencuci yang mengapung di atas permukaan air. Senyawa fosfor organic
terdapat antara lain dalam bentuk asam nukleat, fosfolipid, gulafosfat. Senyawa ini termasuk
kedalam perairan.
3.BAHAN ORGANIC
Secara umum senyaawa organic mengandung unsur-unsur C, H, O, dan beberapa mengandung
N, S, P, dan Fe. Senyawa-senyawa organic pada umumnya tidak stabil dan mudah dioksidasi
secara biologis atau kimia menjadi senyawa stabil, antara lain CO 2 dan H2O. Proses inilah yang
menyababkan konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan menurun dan hal ini menyebabkan
permasalahan bagi kehidupan akuatik. Untuk menyatakan kandungan bahan organic dalam
perairan dilakukan dengan pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan
bahan tersebut sehingga menjadi senyawa yang stabil.
1.      Biochemical oxygen demand (BOD) atau kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme selama penghancuran bahan organic dalam waktu tertentu pada suhu 200 C.
oksidasi biokimia ini merupakan proses yang lambat secara teoritis memerlukan reaksi
sempurna.
2.      Chemical oxygen demand (COD) atau kebutuhan oksigen, yaitu oksidasi secara kimia dengan
menggunakan kalium bikarbonat yang dipanaskan dengan asam sulfat pekat. COD umumnya
lebih besar dari BOD, karena jumlah senyawa kimia yang bias dioksidasi secara kimiawi lebih
besar dibandingkan oksidasi secara biologis.
Kelarutan Gas Dalam Air
Kebanyakan gas dalam air larut dengan derajat (konsentrasi) yang berbedda-beda atau
bereaksi secara kimia dengan air.Kedua jenis gas yang paling banyak membentuk udara (udara
merupakan campuran yang homogeny dari berbagai jenis gas) yaitu nitrogen dan oksigen,
meskipun tidak bereaksi dengan air tapi larut dalam jumlah yang terbatas. Nitrogen yang larut
dalam perairan dapat menyebabkan masalah berat ketika membentuk gelembung gas dalam
darah ikan dan menyebabkan ikan “kejang” dan bahkan kematian. Dengan Kelantanan dari
setiap gas adalah proporsional dengan tekanan partial gas yang kontak dengan cairan tersebut

11
dikenal dengan Hukum Henry. Dengan catatan hukum ini hanya berlaku bagi gas yang tidak
melakukan interaksi (bereaksi) dengan pelarutnya. Jadi hukum ini berlaku untuk gas CO 2, dan
Cl2 karena gas-gas tersebut bereaksi dengan air:
CO2 H2O  H+ HCO3-
SO2 H2O  H HSO3-
Cl2 H2O  HCl HOCL
Keseimbangan antara molekul-molekul gas di atmosfer dan di dalam larutan dapat
dinyatakan sebagai berikut :
X(q)  X(aq)
Sedangkan kelarutan gas di dalam air, X, dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
berikut :
[X(aq)] = K.Px
Keterangan:
K adalah konstanta suatu gas pada suhu tertentu
Px adalah tekanan parsial gas
Beberapa nilai K untuk berbagai macam gas dalam air terdapat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3.KonstantaHukum Henry untukBebagai Gas dalam Air pada 25C


Gas K, Mol. L-1 atm-1

Sumber:Manahan, 1994
O2 1,28  10-3 Uap air sendiri memberikan
tekanan parsial, maka dalam
CO2 3,38  10 -2
perhitungan kelarutan gas
membutuhkan koreksi.Pada tabel
H2 7,90  10-4 2.4 dimuat tekanan parsial dari uap
air pada berbagai suhu.
N2 6,48 10 -4
Tabel 2.4.TekananUap Air
padaBerbagaiSuhu
CH4
1,34  10-3
12
NO
2,0  10-3
T, C PH2O, torr PH2O, atm
0 4,579 0,00603

5 6,543 0,00861

10 9,209 0,01212

15 12,788 0,01683

20 17,535 0,02307

25 23,756 0,03126

30 31,824 0,04187

35 42,175 0,05549

40 55,324 0,07279

45 71,88 0,09458

50 92,51 0,12172

100 760,00 1,0000


Sumber:Manahan, 1994
Kelarutan gas-gas dalam cairan dipengaruhi oleh suhu.Kelarutan nya semakin menurun
dengan kenaikan suhu. Pengaruh ini dirumuskan dalam persamaan Clausius-Claplyron.
Log =

Keterangan:
D = Konsentrasi gas
T = Suhumutlak (K)

13
H = KalorlarutandalamKal/mol
R = Konsentrasi gas (1.987 Kal-1.mol-1)

4.OksigenDalam Air
Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen tidak terkecuali mereka yang hidup dalam
air. Kehidupan akuatik seperti ikan, mendapatkan oksigennya dalam bentuk oksigen terlarut.
Tanpa adanya oksigen terelarut pada konsentrasi tertentu banyak jenis organism akuatik tidak
akan ada dalam air. Banyak ikan mati dalam perairan tercemar bukan diakibatkan oleh toksitosi
zat pencemar langsung, tetapi karena kekurangan oksigen sebagai akibat dari digunakannya gas
tersebut pada proses penguraian/penghancuran zat tercemar.
Dalam udara yang bersih dan kering terdapat 20,95% oksigen berdasar volume. Sebagian
besar oksigen dalam air berasal dari atmosfer. Oleh karena itu, kemampuan suatu badan air untuk
mengisi oksigen kembali dengan cara kontak dengan atmosfer merupakan hal yang sangat
penting.
Kelarutan oksigen dalam air tergantung dari suhu (persamaan Clausius-Claplyron),
tekanan parsial oksigen dalam atmosfer dan kandungan garam dalam air.
Dibawah ini contoh perhitungan kelantanan oksigen sebagai fungsi dari tekanan parsial.
Soal :
         Hitung kelarutan oksigen dalam air yang jenuh dalam udara pada tekanan 1,000 atm dan
suhu 25C.

Pemecahan :
         Diket : Dari tabel 2.4 tekanan uap air pada suhu 25C = 0,0313 atm.
Udara kering mengandung 20,95% oksigen.
Maka, tekanan parsial oksigen :
    (1,000 atm 0,0313atm)  0,2095 = 0,2029 atm.
Konsentrasi molar oksigen dalam air dihitung berdasarkan hokum Henry :
    [O2(aq)] = K.PO2
[O2(aq)] = (1,28 10-3 molL-1)  (0,2029 atm)
[O2(aq)] = 2,60 10-4 molL-1
= 2,60 10-4 M

14
MR O2 = 32
Maka kelarutannya= 8,32 mg/L
Dari perhitungan tersebut, kelantanan oksigen dalam air padasuhu 25C dalam
keseimbangan dengan udara pada tekanan 1 atm hanya 8,32 mg/L. Berarti air dalam keadaan
tersebut tidak dapat mengandung kadar oksigen terlalu tinggi bila dibandingkan dengan banyak
jenis zat terlarut yang lain.
Pengaruh suhu terhadap kelarutan gas-gas dalam air dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan Clausius-Claplyron. Pengaruh suhu ini sangat penting dalam kasus oksigen.
Kelarutan oksigen dalam air pada berbagai suhu terdapat pada tabel 2.5. Dengan kenaikan suhu
air, terjadi penurunan kelarutan oksigen yang diikuti dengan naiknya kecepatan pernafasan
organism perairan, sehingga sering menyebabkan adanya suatu keadaan dimana naiknya
kebutuhan oksigen diikuti oleh turunnya kelarutan gas tersebut dalam air.
Tabel 2.5.Kelarutan Jenuh Oksigen dalam Air pada Berbagai Temperatur di bawah Tekanan
Udara 760 mm Hg.
Temperatur Kelarutanoksigen Tekananuap air
C Mg/L Mm Hg

0 14,6 5

1 14,2 5

2 13,8 5

3 13,5 6

4 13,1 6

12,8 7
5 12,8 7

6 12,5 7

15
7 12,2 8

8 11,9 8

9 11,6 9

10 11,3 9

11 11,1 10

12 10,8 11

13 10,6 11

14 10,2 12

15 10,4 13

16 10,0 14

17 9,7 15

18 9,5 16

19 9,4 17

20 9,2 18

21 9,0 19

16
22 8,8 20

23 8,7 21

24 8,5 22

25 8,4 24

26 8,2 25

27 8,1 27

28 7,9 28

29 7,8 30

30 7,6 32

5.KARBON DIOKSIDA DAN BERBAGAI JENIS KARBONAT


Gas CO2 mempunyai sifat keasaman, maka akan menjadi lebih rumit dalam menghitung
kelarutannya dalam air di bangdingkan kelarutan gas-gas yang sukar bereaksi seperti O2 dan N2.
Karbon dioksida, ion karbonat, dan ion bikarbonat mempunyai sifat yang sangat penting
terhadap sifat-sifat kimia air. Banyak sifat kimia di endapkan sebagai garam dari ion kaerbonat,
CO32+. Dalam fotosintesisnya ganggang menggunakan CO2 terlarut untuk menghasilkan biomas.
Keseimbangan CO2 di atmosfer sebagai berikut:
CO2(a) ↔ CO2(atmosfer)
Dan keseimbangan ion CO32- antara larutannya dalam air dengan mineral-mineral karbonat padat
adalah:
MCO2 ↔ M2+ + CO32-
(garam karbonat yang segdikit larut)
Hal ini mampunyai pengaruh yang kuat terhadap pH air.

17
Karbon dioksida mempunyai komponen sangdat kecil dari atmosfer kecil yang normal,
hanya berkisar 0,0314 % volume. Dengan demikian air murni atau air yang bebas alkalinitas
dalam keseimbangan nya dengan atmosfer hanya mengandung kaerbon dioksida sangat
rendah.oleh karena itu pembentukan HCO3- dan CO32- akan menaikkan kelarutan karbon dioksida.
Konsentrasi yang tinggi dariCO2 ini memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
kehidupan akuatik kaererna akan mrenghambat pernafasan dan pertukaran gas t3ererut3ama
badgi hrewan perairan, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kangdungan CO 2 yang aman
tidak boleh melebihi 25 mg/L.
Dalam perairan alami, gas CO2 di hasilkan dari penguraian bahan-bahan organik oleh
bakteri. Ganggang yang menggunakan CO2 dalam fotosintesis juga menghasilkan CO2 melalui
proses metabolisme tanpa cahaya. Waktu air merembes melalui lapisan-lapisan dari hancuran
bahan organik sambil masuk kedalam tanah, air ini dapat melarutkan banyak CO 2 yang di
hasilkan oleh pernafasan organisme dalam tanah. Seterusnya, waktu air masuk melewati batuan
kapur, air tersebut melarutkan kalsium kalsium kaerbonat, karena adanya CO2 yang terlarut.
CaCO3+ CO2+ H2O→ Ca2+ + 2HCO3-
Proses ini merupakan salah satu srebab dari terbentuknya gua-gua kapur. Walaupun CO 2
dalam air sering terdapat sebagai H2CO3, konstanta kesetimbangan untuk reaksi,
CO2(aq) + H2O ↔H2CO3
Hanya sekitar 2 x 10-3 pada suhu 25⁰C dan hanya sebagian kecil dari karbon dioksida terlarut
secara aktual terdapat sebagai H2CO3. Jadi dapat di simpulkan secara sederhana bahwa karbon
dioksida yang tidak mengalami ionisasi dalam air sebagai CO2 terlarut dan juga H2CO3 yang tidak
tergdisosiasi. Berarti CO2 terlarut adalah CO2 molekuler yang terlarut dan H2CO3 yang tidak
terdisosiasi.
Sistem CO2 – HCO3 – CO2 dapat di tulis dengan reaksi-reaksi dan konstanta keseimbangan
sebagai berikut:
CO2 + H2O ↔ H+ + HCO3-
K1 = [H+] [HCO3-] = 4,45 x 10-7
[CO2]
pK1 = 6,35
selanjutnya: HCO3- ↔ H+ + CO32-
K2 = [H+] [CO32-] = 4,69 x 10-11

18
HCO3-
pK2 = 10,32
dengan mengunakan data tersebut dapat di hitung berapa kelarutan karbon dioksida.
Contoh perhitungan:
Bila di anggap terjadi kesetimbangan antara udara murni dengan air murni pada suhu 25⁰C,
berapa total CO2 terlarut? Konstanta hukum henry untuk CO2 = 0,038 mol.L-1.atm, dan tekanan
parsial uap air = 0,0313 atm pada 25⁰C.
Jawaban :
Udara mengandung 0,0314 % ( volume ) CO2
Hukum Henry : [X(aq)] = K.Px
Hitung dulu Px, yaitu PCO2
PCO2 = ( 10000 ― 0,0313 ) atm x 0,0314 x 10-2
PCO2 = 3,04 x 10-4 atm
[CO2] = 0,038 mol.L-1.atm-1 x 3,04 x 10-4 atm
[CO2] = 1,028 x 10-5 mol L-1 = 1,028 x10-5 M
Karbon dioksida sebagian terdisosiasi dalam air menghasilkan ion-ion H + dan HCO3- yang
konsentasinya sama.
CO2 + H2O ↔H+ + HCO3-
Untuk reaksi di atas K = 4,45 x 10-7
K = [H+][HCO3-]
[CO2]
Karena [H+] = [HCO3-]
K = [H+]2= 4,45 x 10-7
[CO2]
[H+]2 = [CO2] x 4,45 x 10-7
[H+] = ( 1,028 x 10-5 x 10-7)1/2
[H+] = 2,14 x 10-6 = [HCO3-]
Jumlah total CO2 yang larut dalam satu liter
air murni = [CO2] + [HCO3-]
= 1,242 x 10-5 mol/liter
Kelarutan karbon dioksida naik sangat besar dengan kehadiran basa dalam air.

19
6.Silikon Dalam Air
Silikon merupakan unsur kedua terbanyak di kerak bumi setelah oksigen yaitu sebesar 27,7
% hal ini menyebabkan silikon tersebar luas dalam air. Konsentrasi normal dari silikon berkisar
antar 1 sampai 30 mg/L sebagai SiO2, meskipun kadangkala mencapai 100 mg/L suatu fenomena
yang menarik adalah air laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi silikon nya sangat
rendah karena unsur ini di gunakan untuk kerang dan pembentukan tulang organisme laut.
Silika dalam air dapat berasal dari berbbagai macam sumber, baik dari sumber pencemaran.
Senyawa silikat di gunakan dalam pembuatan senyawa detergen dan sebagai anti karat. Oleh
karena itu silikon/ion dari senyawa silikon terdapat banyak dalam air buanngan baik limbah
industri maupun limbah domestik.
7.Belerang Dalam Air
Secara umum sebagian besar belerang yang terdapat dalam air adalah S(IV) dalam ion
sulfat, SO42-. Dalam kondisi anaerobik SO42- dapat direduksi oleh aktivitas bakteri menjadi H2S,
HS-, atau garam sulfide yang tidak larut. Gas H2S di hasilkan dari reduksi sulfat tersebut
menyebabkan bau “telur busuk” yang di keluarkan oleh banyak air yang tergenang dan air-air
tanah. Adanya perbedaan jenis belerang (bilamnngan oksidasinya) dalam air menggambarkan
adanya hubungan antara pH air, potensial oksidasi, dan aktivitas bakteri.
Dalam air ion sulfat dapat berasal dari bnyak sumber. Sulfat dapat berasal dari hasil
pencucian m7.ineral utma gips, CaSO4, 2H2O. Oksidasi dari mineral-mineral sulfide yang di
pengaruhi oleh mikroorganisme, seperti pyrit, FeS2 menghahsilkan sulfat. Garam sulfat
digunakan dalam pembuatan detergen dan dalam banyak hasil industri seperti industri pupuk ZA,
maka ion sulfat merupakan komponen yang umum dari air buangan. Seperti telah di kemukakan
dalam bab I, air hujan di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia mengandung sejumlah besar
ion sulfat yang di kenal dengan hujan asam (acid rain). Hal ini di sebabkan oleh adanya
pencemaran udara yang cukup berat oleh SO2 yang kemudian mengalami oksidasi di udara
sebagai berikut:
2SO2 + 2H2O + O2 →4H+ + 2SO42-
Adanya H2SO4 di atmosfer inilah yang menyababkan hujan asam yang kadang kala pHnya
mencapai 4.
8.Klorida Dan Fluorida Dalam Air

20
Senyawa halida, klorida, dan Flourida merupakan senyawa-senyawa umum yang terdapat
pada perairan alami. Senyawa-senyawa tersebut mengalami proses disosiasi dalam air
membentuk ion-ionnya. Ion klorida pada tingkat sedang relatif mempunyai pengaruh kecil
terhadap sifat-sifat kimia dan biologi perairan. Kation dari garam-garam klorida dalam air
terdapat dalam keadaan mudah larut, dan ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa
kompleks yang kuat dengan ion-ion logam. Ion ini juga tidak dapat dioksidasi dalam keadaan
normal dan tidak bersifat toksit. Tetapi kelebihan garam klorida ini dapat menyebabkan
penurunan kualitas air yang di sebabkan oleh tingginya salinitas. Air ini tidak layak untuk air
pengairan dan keperluan rumah tangga.
Ion fluorida jauh lebih penting dalam air dari pada ion-ion klorida. Fluor adalah salah satu
unsur halogen yang keelekronegatifannya paling tinggi di bandingkan unsur-unsur halogen
lainnya.
Dalam media asam, ion fluorida membentuk asam hidroflurat. Yang mengion:
HF → H+ + F
Harga pKa = 3,13 oleh karena itu, dalam kisaran pH normal air, fluorida lebih banyak
terdapat sebagai F- dari pada HF. Garam-garam fluorida dari kation-kation divalent mempunyai
kelarutan sedang. Konstanta hasil kali kelarutan daei beberapa garam fluorida seperti tabel 2.6.
Tabel 2.6Konstanta Hasil Kali Kelarutan Beberapa Garam Fluorida
Senyawa Konstanta Hasil kalikelarutan
BF2 1,05 x 10-6
CaF2 3,9 x 10-11
PbF2 3,1 x 10-6
SrF2 2,7 x 10-9
sumber; Manahan, 1994

Kelarutan AgF cukup besar dibandingkan senyawa AgCl, AgBr, AgI yang sangat rendah.
Selain itu senyawa fluorida membentuk komplek yang kuat dengan Be(II) dan Fe(III).
Beberapa sifat geokimia dan fisiologis ion florida berasal dari kenyataan bahwa ion ini
mempunyai jari-jari dan muatan yang sama dengan ion OH -. Sebagai konsekuensinya, florida
dan hidroksida mempunyai tingkah laku yang sama. Oleh karena itu, ion flurida dapat di ganti
dengan ion hidriksida dalam mineral-mineral dan dalam bahan mineral dari gigi dan tulang.

21
Dalam kebanyakan air tawar ion florida umumnya terdapat dalam konsentrasi kurang dari 1
mg/L. Konsentrasi yang melebihi 10 mg/L jarang di temukan. Fluorida di tambahkan pada
banyak air untuk keperluan air minum rumah tangga untuk mencegah kerusakan gigi dengan
konsentrasi kurang lebih 1 mg/L.
9.Kalsium dan Magnesium dalam Air
Secara umum dari kation-kation yang di temukan dalam banyak ekosistem air tawar kalsium
mempunyai konsentrasi tinggi. Kalsium adalah unsur kimia yang memegang peranan penting
dalam banyak proses geokimia. Mineral merupakan sumber primer ion kalsium dalam air. Di
antara mineral-mineral primer yang berperan adalah gips,CaSO, 2H 2O, anhidratnya, CaSO4,
dolomite, CaMg(CO3)2, kalsit dan aragonite yang merupakan modifikasi yang berbeda dari
CaCO3.
Air yang mengandung karbon dioksida tinggi mudah melarutkan kalsium dari mineral-
mineral karbonatnya.
CaCO3 + CO2 + H2O →Ca2+ + 2HCO3-
Reaksi sebaliknya akan berlangsung bila CO2 hilang dari perairan. Kanbon dioksida yang
masuk keperairan melalui keseimbangan dengan atmosfer tidak cukup besar konsentrasinya
untuk melarutkan kalsium dalam perairan alami, terutama air tanah. Pernafasan mikroorganisme,
penghancuran bahan organik dalam air, dan sediment berperan sangat besar terhadap kadar CO 2
dan HCO3- dalam air. Hal ini merupakan faktor penting dalam proses kimia perairan dan
geokimia.
Ion kalsium, bersama-sama dengan magnesium dan kadang-kadang ion ferro, ikut
menyebabkan kesadahan air, baik yang bersifat kesadahan sementara maupun kesadahantetap.
Kesadahan sementara di sebabkan oleh adanya ion-ion kalsium dan bikarbonat dalam air dan
dapat di hilangkan dengan jalan mendidihkan air tersebut karena terjadi reaksi:
Ca2+ + 2HCO3- →CaCO3 + CO2 + H2O
Sedangkan kesadahan tetap di sebabkan oleh adanya kalsium atau magnesium sulfat yang
perlunakannya melalui proses kapur-soda abu, proses zeolit dan proses resin organik. Banyaknya
ahli masak yang merasa terganggu oleh endapan putih kalsium karbonat, CaCO3 yang terbentuk
dalam tempat pendidihan air yang mempunyai kesadahan sementara.
Air sadah juga tidak menguntungkan/mengganggu proses pencucian menggunakan sabun.
Bila sabun di gunakan pada air sadah, mula-mula sabun harus bereaksi lebih dahulu dengan

22
setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air sebelum sabun dapat berfungsi
meurunkan tegangan permukaan. Hal ini bukan saja akan banyak memboroskan penggunaan
sabun, tetapi gumpalan-gumpalan yang terjadi akan mengendap sebagai lapisan tipis pada alat-
alat yang di cuci sehingga mengganggu proses pembersihan dan pembilasan oleh air.
Degerjen mempunyai sifat yang agak berbeda dengan sabun, deterjen dapat menurunkan
tekanan permukaan air tanpa harus bereaksi dahulu dengan setiap ion kalsium dan magnesium
yang terdapat dalam air. Oleh karena itu detergen dapat di gunakan pada berbagai derajat
kesadahan air. Sayangnya limbah deterjen kalau masuk kalau masuk ke lingkungan tidak dapat
di hancurkan oleh mikroba. Tapi saat ini industri-industri sudah dapat memproduksi sejenis
deterjen yang dapat di hancurkan oleh mikroba.
Ion kalsium Ca2+ mempunyai kecenderunga relative kecil untuk membentuk ion komplek.
Dalam banyak sistem perairan air tawar, jenis kalsium yang pertana-tama larut yang ada adalah
Ca2+. Oleh karena itu pada konsentrasi HCO3- yang sangat tinggi, pasangan ion, Ca2+ - HCO3-
dapat terbentuk dalam jumlah yang cukup banyak. Hal yang sama dalam air yang kandungan
sulfatnya tinggi pasangan ion Ca2+ - SO42- dapat terjadi.
Tidak seperti halnya dengan kalsium yang densitas muatan dari ion Ca2+ lebih kecil di
bandingkan dengan ion logam-logam divalen lainnya, maka densitas muatan ion Mg 2+jauh lebih
besar dan ikatan yang lebih besar dan ikatan yang lebih kuat dengan air untuk melakukan hidrasi.
Magnesium dalam air terutama terutama terdapat sebagai ion Mg + HCO3- dan Mg2+ SO42- terjadi
bila konsentrasi bikarbonat dan sulfat yang tinggi.
Mineral-mineral seperti dolomit adalah sumber magnesium yang paling umum dalama air.
CaMg (CO3)2 + 2CO2 + 2H2O → Ca2+ + Mg2+ + 4HCO3-
Pada umumnya konsentrasi magnesium dalam air tawar lebih kecil di bandingkan kalsium.
Telah di teliti bahwa di lautan magnesium dalam bentuk larutan lebih lama dari kalsium. Hal ini
di sebabkan senyawa Mg2+ mengendap lebih lambat di bandingkan senyawa Ca2+.
10.KALSIUM DAN MAGNESIUM DALAM AIR
Secara umum dari kation-kation yang di temukan di ekosistem air tawar, kalsium
memiliki konsentrasi tinggi. Kalsium adalah unsur kimi yang memegang peranan penting dalam
banyak proses geokimia.

23
Mineral merupakan sumber primer ion kalsium. Kebanyakan mineral adalah modifikasi
dari kalsium karbonat. Air yang mengandung banyak karbon dioksida tinggi mudah melarutkan
kalsium dari mineral mineral karbonatnya.
CaCO3 + CO2 + H2O Ca2+ + 2HCO3-
Reaksi sebaliknya akan terjadi bila CO2 hilang dari perairan. Kurangnya karbon dioksida akan
membuat kesulitan dalam melarutkan kalsium.
Ion kalsium, bersama magnesium dan ion ferro, ikut menyebabkan kesadahan air, baik
berisfat sementara maupun tetap. Kesadahan sementara disebabkan oleh adanya ion ion kalsium
dan bikarbonat dalam air dan dapat dihilangkan dengan jalan mendidihkan air tersebut.
Sedangkan kesadahan air tetap disebabkan adanya kalsium atau magnesium sulfat yang proses
pelunakannya melalui proses kapur-soda abu, proses zeolit dan proses resin organik.
Ion kalsium, mempunyai kecendrungan relative kecil untuk membentuk ion kompleks.
Sedangkan magnesium memiliki kecendrungan lebih besar untuk membentuk ion kompleks.
Mineral dolomit adalah sumber magnesium yang paling umum di air.
11.Logam Alkali dalam Air
Natrium umumnya terdapat dalam konsentrasi yang lebih tinggi di air tawar
dibandingkan dengan kalium. Kalium relative lebih rendah karena unsur ini tidak mudah
dilepaskan dari sumbernya dan unsur ini mudah sekali diadsorbsi oleh mineral mineral. Jenis
alami dari kalium adalah feldspar, essensial dan bergabung ke dalam bahan tanaman.
12.Alumunium dalam Air
Alumunium merupakan unsur terbanyak ke-3 di kerak bumi. Konsentrasi dari alumunium
yang terlarut dalam kebanyakan air kemungkinan kurangg dari 1,0mg/l.
Pada nilai ph 4,0 jenis alumunium terlarut adalah Al(H2O)3+ dan ion Al3+ yang terhidrasi
kehilangan ion hidrogen pada nilai ph lebih dari empat. Dalam kisaran ph 4,5-6,5, terjadi
polimerisasi dimulai dengan pembentukan dimmer, yang akhirnya berhenti dengan pembentukan
partikel partikel gibsite,Al2O3, 3H2O. Alumunium bersifat amfoter dan pada ph lebih dari 10
terbentuk ion aluminat yan glarut Al(OH)4-.
13.Besi dalam Air
Besi adalah salah satu unsur penting dalam ai permukaan dan air tanah. Sifat kimia
perairan dari besi adalah sifat redoks. Pembentukan kompleks, dan pertikaran dari besi antara
fasa dan dase padat yang mengandung besi karbonat, hidroksida dan sulfide. Besi (II) Fe2+

24
merupakan besi yang umum ditemukan pada air tanah. Secara umum Fe(II) terdapat dalam air
tanah berkisar antara 1,0-10 mg/l. Namun demukian tingkat kandungan besi sampai sebesar 50
mg/l dapat ditemukan di tempat tempat tertentu. Air tanah yang mengandung Fe(II) mempunyai
sifat yang unik. Dalam kondisi tidak ada oksigen yang berasal dari atmosfer ion ferro akan
berubah menjadi ion ferri menurut reaksi
4Fe2+ + O2 + 10H2O 4 Fe(OH)3 + 8 H+
Dan air menjadi keruh.
Dalam perairan yang mempunyai ph sangat rendah, kedua bentuk ion ferro dan ferri dapat
ditemukan. Hal ini dapat terjadi apaila perairan memperoleh buangan limbah tambang asam.
Limbah yang bersifat H2SO4 yang dihasilkan oleh oksida FeS2, melalui reaksi berikut :
2FeS2 + 2H2O + 7O2 4H+ + 4SO42- + 2 Fe2+
Dan tahap selanjutnya oksida dari ion ferro menjadi ferri dalam suatu proses yang sangat lambat
menurut reaksi :
4Fe2+ + O2 + 4H+ 4Fe3+ + 2H2O
Pada ph dibawah 3,5 oksida tersebut dikatalis oleh bakteri besi.
Kerusakan perairan yang tercemar oelh limbah tambang asam ini diperlihatkan dengan
penutupan permukaan air dengan Fe(OH)3 yang bersifat semigelatin.
14.Mangan dalam Air
Mangan bersifat racun, pada keperluan domestik kandungan mangan yang diperbolehkan
adalah 0.05 mg/l. Air yang berasal dari tambang asam dapat ditemukan konsentrasi sampai 1,0
mg/l. Dalam kondisi aerob mangan dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO 2, sedangkan
pada ph yang agak tinggi terbentuk mangan yang tidak larut seperti MnO2,Mn3O4, dan MnCO3.

25
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun isi dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa, Perairan merupakan kumpulan
masa air yang berada pada wilayah tertentu baik yang bersifat dinamis maupun statis Dan
perairan memiliki bahan-bahan kimia,seperti:ammonium,hydroxyl,bikarbonat,dan lain-
lainya.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam segi penulisan serta isi dari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu,saran dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini agar lebih baik untuk dibaca.

26

Anda mungkin juga menyukai