Anda di halaman 1dari 271

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA

DIDIK SMA PADA KONSEP HUKUM NEWTON GERAK


(Penelitian Deskriptif di SMA Negeri Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

AYU DWI MARTINDA


NIM. 1113016300067

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019

i
ii

LEMBAR PENGESAHAN
iii
iv

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI


v

ABSTRAK
AYU DWI MARTINDA (1113016300067). Analisis Keterampilan Berpikir
Kreatif Peserta Didik SMA pada Konsep Hukum Newton Gerak (Penelitian
Deskriptif di SMA Negeri Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019).
Skripsi Jurusan Tadris Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran keterampilan berpikir kreatif


peserta didik SMA kelas X di Tangerang Selatan pada konsep Hukum Newton.
Penelitian dilaksanakan selama lima bulan (Januari sampai Mei 2019) di delapan
SMA Negeri wilayah Tangerang Selatan. Subjek penelitian berjumlah 274 peserta
didik dan dipilih secara acak. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif-
evaluatif dengan tahapan: (1) Pendahuluan; (2) Pembuatan Instrumen; dan (3) Uji
coba dan analisis. Instrumen yang digunakan adalah tes keterampilan berpikir kreatif
dalam bentuk uraian yang telah divalidasi dengan nilai CVR sebesar 0.98 kategori
sangat sesuai. Hasil penelitian menunjukkan: Keterampilan berpikir kreatif
berdasarkan konsep yang dipelajari berada pada kategori cukup kreatif. Keterampilan
berpikir kreatif berdasarkan aspek indikator berada pada kategori cukup kreatif.
Keterampilan berpikir kreaatif peserta didik di wilayah Tangerang Selatan berada
pada kategori cukup kreatif dengan skor rata-rata 31 dari skor maksimal 75. Empat
sekolah (50%) berada pada kategori cukup (SMAN 5 Tangsel, SMAN 6 Tangsel,
SMAN 7 Tangsel, dan SMAN 8 Tangsel). Sedangkan empat sekolah (50%) lainnya
masih berada pada kategori rendah (SMAN 1 Tangsel, SMAN 3, SMAN 4 Tangsel
dan SMAN 10 Tangsel).
Kata Kunci: Instrumen Tes Uraian, Keterampilan Berpikir kreatif, Hukum
Newton
vi

ABSTRAK

AYU DWI MARTINDA (1113016300067). Analysis of creative thinking skills


high schools student on the concept Newton's Law of motion (descriptive research
in South Tangerang High School year lesson 2018/2019). Thesis study Department
of Physics Tadris, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah
State Islamic University, Jakarta, 2019.
There was not information that can provide an illustration specific creative thinking
skills in the region South Tangerang, yet. This study aims to provide creative thinking
skills in first grade of senior high school in South Tangerang on the concept of
Newton’s Law. The research was conducted over five months (January until May
2019) in the eight public schools in South Tangerang. The total subject of this
research are 274 students and was chosen at randomly. Research methods that were
the descriptive-evaluative stage: (1)introduction; (2) making the instrument (3)trying
out and analysis. The results of this research show: based on the concept of creative
thinking skills learned are at the medium level. Creative thinking skills based on the
aspect of indicators are at the medium level. Creative thinking skills students in the
South Tangerang is at the level of quite creative with the average score 31 of
maximum score 75. Four schools (50%) are at the level of public South Tangerang (
SMAN 5, SMAN 6, SMAN 7, and SMAN 8). While four schools (50%) are still in low
(SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4 and SMAN 10.
Keywords: Instruments test description, creative thinking skills, Newton's Law
vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji serta syukur penulis panjatkan kepada


Allah SWT atas rahmat dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan baik. Terimkasih yang tak terhingga juga penulis
karuniakan kepada berbagai pihak yang mendukung dan memberi bantuan baik
secara moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fisika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta selaku pembimbing
skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta saran dalam
membimbing dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Erina Hartanti, M.Si, selaku pembimbing akademik yang tak henti memotivasi
serta memberikan saran kepada penulis agar penulis memberikan yang terbaik
dalam penulisan skripsi ini.
4. Seluruh jajaran Dosen serta Staff Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan serta pengalaman yang berharga
selama penulis menempuh pendidikan di kampus tercinta ini.
5. Kepala SMA Negeri 1 Tangerang Selatan, kepala SMA Negeri 3 Tangerang
Selatan, kepala SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, kepala SMA Negeri 5
Tangerang Selatan, kepala SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, kepala SMA Negeri
7 Tangerang Selatan, kepala SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, dan kepala SMA
Negeri 10 Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis dalam
pelaksanaan penelitian.
viii

6. Bapak Ruhman selaku guru SMA Negeri 1 Tangerang Selatan, Ibu Elly selaku
guru SMA Negeri 3 Tangerang Selatan, Ibu Esty selaku guru SMA Negeri 4
Tangerang Selatan, Ibu Nofia selaku guru SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, Ibu
Nurhayati selaku guru SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, Ibu Rovi selaku guru
SMA Negeri 7 Tangerang Selatan, Ibu Sri selaku guru SMA Negeri 8 Tangerang
Selatan, dan Ibu Lily selaku guru SMA Negeri 10 Tangerang Selatan yang telah
membantu penulis dalam pengambilan data.
7. Seluruh peserta didik kelas X IPA 5 SMA Negeri 1 Tangerang Selatan, kelas X
IPA 5 SMA Negeri 3 Tangerang Selatan, kelas X IPA 3 SMA Negeri 4
Tangerang Selatan, kelas X IPA 2 SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, kelas X IPA
5 SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, kelas X IPA 7 SMA Negeri 7 Tangerang
Selatan, kelas X IPA 1 SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, dan kelas X IPA 3
SMA Negeri 10 Tangerang Selatan.
8. Gede Karsana dan Nur Nafsiah selaku Orang tua penulis. Terimakasih atas rasa
sabar dan rasa sayang yang terus dilimpahkan kepada penulis. Tak henti
mendoakan serta memberi dukungan yang tulus kepada penulis selama
menempuh pendidikan.
9. Bagoes Satria Junianto dan Ayu Lestari selaku Kakak serta Agung Triadi selaku
Adik yang selalu menyemangati, membantu dan mendoakan selama penulis
menempuh pendidikan. Serta keluarga besar yang selalu memberi dukungan dan
doa penulis.
10. Para sahabat, Winda Syafitri dan Suzan Suzaneth yang selalu memberi semangat
serta setia mendengar curahan hati penulis.
11. Para sahabat seperjuangan di bangku perkuliahan, Irna Hasanah, Anisa
Rahmayani, dan Sri Sumartini yang berjuang bersama dan saling memotivasi
dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Para sahabat sedari SMA, Susi, Firda, Bunga, dan Anna yang selalu memberi
semangat serta setia mendengar curahan hati penulis.
ix

13. Para sahabat sedari Sekolah Dasar, Dewi, Sara dan Desi yang selalu memberi
semangat serta setia mendengar curahan hati penulis.
14. Teman – teman pendidikan Fisika 2013 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, yang memberi dukungan serta doa yang tak henti, semoga menjadi
keluarga dimanapun dan kapanpun.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini.


Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kemajuan bersama. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jakarta, 8 Oktober 2019

Penulis
x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ ii


SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 4
C. Batasan Masalah................................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 7
BAB II .......................................................................................................................... 9
LANDASAN TEORI................................................................................................... 9
A. Deskripsi Teoritis ............................................................................................... 9
1. Kreativitas atau Berpikir Kreatif ........................................................................ 9
2. Ciri-Ciri Keterampilan Berpikir Kreatif ........................................................... 11
3. Hukum Newton................................................................................................. 14
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................................... 32
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 34
BAB III ....................................................................................................................... 36
xi

METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................. 36


A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 36
B. Metode Penelitian............................................................................................. 36
C. Prosedur Penelitian........................................................................................... 37
1. Tahap Persiapan Penelitian ............................................................................... 38
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 40
3. Tahap Pembuatan Laporan ............................................................................... 44
D. Subjek Penelitian.............................................................................................. 44
E. Teknik Pengambilan Data ................................................................................ 46
1. Tes .................................................................................................................... 46
2. Wawancara ....................................................................................................... 46
3. Judgment dan Validasi Instrumen Tes Uraian .................................................. 46
F. Instrumen Penelitian......................................................................................... 47
1. Instrumen Tes Uraian ....................................................................................... 47
2. Pedoman Wawancara ....................................................................................... 49
3. Lembar Judgment Ahli ..................................................................................... 49
G. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 50
BAB IV ....................................................................................................................... 52
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 52
A. Deskripsi Data .................................................................................................. 52
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan..................................................................... 52
1. Keterampilan Berpikir Kreatif berdasarkan Sub-materi .................................. 52
2. Keterampilan Berpikir Kreatif Berdasarkan Indikator Aspek Keterampilan
Berpikir Kreatif ........................................................................................................ 60
3. Hasil Keterampilan Berpikir Kreatif Berdasarkan Gender ............................... 70
4. Hasil Keterampilan Berpikir Kreatif di Tangerang Selatan ............................. 72
BAB V......................................................................................................................... 74
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 74
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 74
xii

B. Saran ................................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 76
LAMPIRAN ............................................................................................................... 78
xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep Hukum Newton .................................................................. 14


Gambar 2.2 Skema Eksperimen Galileo .........................................................................
Gambar 2. 3 Perbandingan Percepatan Suatu Benda terhadap Massa ........................ 17
Gambar 2.4 Gaya Aksi-Reaksi .................................................................................... 20
Gambar 2. 5 Gerak Jatuh Bebas Benda ....................................................................... 22
Gambar 2.6 Gaya yang bekerja pada Balok Meluncur di Bidang Miring Kasar ........ 26
Gambar 2.7 Tiga Sifat Gaya Gesek............................................................................. 28
Gambar 2.8 Gaya Normal Mempertahankan Bola Sehingga tidak Mungkin
Menembus Lantai ................................................................................... 30
Gambar 2.9 Ilustrasi Gaya Normal N Tegak Lurus pada Bidang ............................... 31
Gambar 2.10 Gaya Aksi pada Bidang, Gaya Reaksi pada Benda ............................... 31
Gambar 2.11 Kerangka Berpikir Penelitian ................................................................ 35
Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian................................................................................. 37
Gambar 4. 1 Skor Peserta Didik berdasarkan Sub-materi Gaya ................................ 53
Gambar 4. 2 Skor Peserta Didik berdasarkan Sub-materi Hukum I Newton............. 55
Gambar 4. 3 Skor Peserta Didik berdasarkan Sub-materi Hukum II Newton ........... 56
Gambar 4. 4 Skor Peserta Didik berdasarkan Sub-materi Hukum III Newton .......... 59
Gambar 4. 5 Skor Peserta Didik berdasarkan Indikator 1 .......................................... 61
Gambar 4. 6 Skor Peserta Didik berdasarkan Indikator 2 ......................................... 63
Gambar 4. 7 Skor Peserta Didik berdasarkan Indikator 3 .......................................... 67
Gambar 4. 8 Skor Peserta Didik berdasarkan Indikator 4 .......................................... 65
Gambar 4. 9 Skor Peserta Didik berdasarkan Indikator 5 .......................................... 69
Gambar 4. 10 Skor Peserta Didik Berdasarkan Gender ............................................. 70
Gambar 4. 11 Skor Peserta Didik berdasarkan Keterampilan Berpikir Kreatif tiap
Sekolah ................................................................................................... 72
xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Satuan dalam Hukum kedua Newton .......................................................... 19


Tabel 2.2 Nilai-Nilai Pendekatan Koefisien Gesekan................................................. 28
Tabel 2.3 Tabel Keadaan Benda berdasarkan Gaya Gesek ......................................... 29
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ..................................................................... 40
Tabel 3.2 Analisis Indikator SMAN di Wilayah Tangerang Selatan .......................... 41
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Uraian Keterampilan Berpikir Kreatif.................. 41
Tabel 3.4 Subjek Penelitian......................................................................................... 45
Tabel 3. 5 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI) ............................................ 47
Tabel 3. 6 Hasil Perolehan Nilai Uji Validitas ............................................................ 47
Tabel 3. 7 Tabel Indikator Soal Tes Uraian Keterampilan Berpikir Kreatif ............... 48
Tabel 3. 8 Lembar Judgment ....................................................................................... 49
xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ............................................................ 79


Lampiran A. 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ..................................................... 81
Lampiran A. 3 Rubrik Penskoran Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ..................... 105
Lampiran A. 4 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ............................................ 114
Lampiran A. 5 Soal Tes yang digunakan .................................................................. 117
Lampiran A. 6 Instrumen Nontes ............................................................................. 120
Lampiran A. 7 Lembar Validasi Ahli Materi ............................................................ 171
Lampiran A. 8 Lembar Validasi Ahli Konstruk........................................................ 176
Lampiran A. 9 Lembar Validasi Ahli Bahasa ........................................................... 179
Lampiran B. 1 Hasil Olah Data Skor KBK Berdasarkan Sub-Materi ...................... 183
Lampiran B. 2 Hasil Olah Data Skor KBK Berdasarkan Aspek Indikator ............... 191
Lampiran B. 3 Hasil Olah Data Skor KBK di Tangerang Selatan ............................ 199
Lampiran B. 4 Hasil Olah Data Rata-Rata Skor KBK Keseluruhan......................... 207
Lampiran C. 1 Surat Keterangan Observasi .............................................................. 209
Lampiran C. 2 Surat Keterangan Permohonan Izin Penelitian ................................. 211
Lampiran C. 3 Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 219
Lampiran C. 4 Uji Referensi ..................................................................................... 227
Lampiran C. 6 Lembar Persetujuan Wawancara....................................................... 237
Lampiran D.1 Foto Penelitian ................................................................................... 252
Lampiran D. 2 Daftar Riwayat Hidup ....................................................................... 257
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan berpikir kreatif merupakan keterampilan yang sangat penting.
Salah satu keterampilan berpikir untuk memecahkan masalah diantaranya adalah
keterampilan berpikir kreatif.1 Keterampilan berpikir kreatif dapat melatih individu
dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.2 Berdasarkan kurikulum
2013 yang telah di revisi, pembelajaran sains diharapkan dapat menghantarkan
peserta didik memenuhi keterampilan abad 21. Keterampilan abad 21 tersebut
diantaranya keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi berpikir kritis, kreatif
serta inovatif.3 Satu diantara keterampilan abad 21 yang dapat melatih peserta didik
dalam memecahkan masalah adalah berpikir kreatif.
Peserta didik di Indonesia dalam keterampilan berpikir kreatif masih rendah.
Hasil studi internasional Global Creativity Indeks menunjukkan bahwa Indonesia
menempati posisi tingkat ke-115 dari 139 negara diseluruh dunia.4 Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kreativitas di Indonesia masih dalam kategori rendah dan
masih perlu dikembangkan. Penekanan dalam dunia pendidikan lebih pada hafalan
dan mencari satu jawaban benar terhadap soal-soal yang diberikan.5 Proses-proses

1
Winny Liliawati, “Pembekalan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Melalui Pembelajaran
Fisika Berbasis Masalah”, Jurnal Pengajaran MIPA, Vol.6 No.2, 2011, h.93.
2
Ritin Uloli, Probowo dan Tjipto Prastowo, “Proses Berpikir Kreatif Mahasiswa Dalam
Memecahkan Masalah Mekanika”, Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, ISSN: 0853-
0823, 2016, h.74.
3
Kemendikbud, Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Mata
Pelajaran Fisika, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2016), h.
4
Richard Florida, Charlotta Mellander, Karen King., The Global Creativity Indeks, Toronto:
Martin Prosperity Institute, 2015, h.57.
5
Nahadi, Wiwi Siswaningsih dan Iga Maliga, “Pengembangan dan Analisis Tes Kimia berbasis
Open-Ended Problem untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”, Makalah Pendamping
Kependidikan ISBN: 978-602-73159-0-7, 2015.

1
2

pemikiran tinggi termasuk berpikir kreatif jarang dilatih.6 Guilford juga menekankan
betapa penelitian dalam bidang kreativitas sangat kurang. 7 Studi lapangan berupa
wawancara guru SMA Negeri di wilayah Tangerang Selatan menunjukkan bahwa di
masing-masing sekolah belum sepenuhnya melaksanakan tujuan pembelajaran yang
bertujuan untuk mengevaluasi keterampilan berpikir kreatif, sehingga belum ada
gambaran khusus terkait dengan keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
Instrumen tes evaluasi pembelajaran yang di gunakan cenderung masih bertujuan
untuk mengukur tingkat kognitif pada level aplikasi atau penerapan kepada peserta
didik namun tidak untuk mengetahui apakah peserta didik telah memenuhi salah satu
keterampilan abad 21 yaitu keterampilan berpikir kreatif.8
Penelitian yang telah dilakukan terhadap peserta didik di salah satu SMA
Negeri di kota Bandung menunjukkan tipe soal yang biasa digunakan di sekolah
tersebut masih berupa pilihan ganda biasa dan uraian terbatas, belum ada bentuk soal
khusus yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif peserta didik
dalam pembelajaran sehingga keterampilan berpikir kreatif peserta didik belum
terukur.9 Peserta didik menganggap tes yang diberikan oleh guru hanya
mengutamakan perhitungan saja tidak menuntut analis dan pemahaman tingkat tinggi
sehingga dengan adanya soal keterampilan berpikir kreatif, peserta didik dapat
mengasah kemampuan dan menantang rasa ingin tahu terhadap aplikasi suatu materi
dalam kehidupan sehari-hari.10
Ilmu pengetahuan yang dipelajari di kelas hendaknya dapat menjawab
tantangan masyarakat sehari-hari.11 Dengan demikian, peserta didik merasakan

6
Siti Marwiyah, Kamid, dan Ristina, “Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir
Kreatif pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Materi Atom, ION, dan Molekul SMP Islam Al Falah”, Edu-
Sains Vol 4 No.1, 2015, h.26.
7
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, ((Jakarta: Rineka Cipta)), 2012,
h.7.
8
Wawancara Guru Studi Pendahuluan SMAN Tangerang Selatan.
9
Nahadi, op.cit.
10
Marwiyah, loc.cit.
11
I Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal Higer Order Thinking Skill (HOTS), Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017, h.19
3

bahwa materi pelajaran yang diperoleh di dalam kelas berguna dan dapat dijadikan
bekal untuk terjun di masyarakat.12 Salah satu ilmu pengetahuan yang dipelajari di
sekolah yaitu fisika. Fisika merupakan peranan penting dalam penyelesaian masalah
karena fisika dekat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.13 Salah satu materi
dalam fisika yaitu Hukum Newton. Hukum Newton merupakan salah satu materi
fundamental dalam dinamika gerak.14 Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-
hari yang dapat diselesaikan dengan konsep hukum Newton.15 Namun, peserta didik
masih mengalami berbagai kesulitan dalam memecahkan masalah hukum Newton,
hal tersebut terjadi karena peserta didik kesulitan dalam memahami soal, tingkat
pemahaman konsep yang rendah dan kesulitan dalam menggambar gaya-gaya yang
bekerja pada benda.16
Pengembangan kreativitas dikesampingkan dalam pendidikan formal, padahal
amat bermakna bagi pengembangan potensi anak secara utuh dan bagi ilmu
pengetahuan serta budaya.17 Selain itu, pengembangan kemampuan berpikir kreatif
perlu dilakukan karena kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang
dikehendaki dunia kerja.18 Menurut Joseph Renzulli, dibandingkan peserta didik
cerdas yang memiliki nilai tinggi, orang dengan kreativitas tinggi, motivasi tinggi,
dan setidaknya kecerdasan di atas rata-rata akan membuat kontribusi terpenting untuk
masyarakat.19 Hasil pengamatan yang dilakukan, peserta didik laki-laki banyak yang
cenderung acuh pada saat proses pembelajaran berlangsung apabila mereka

12
Ibid. h. 19.
13
Ritin Uloli, op.cit., h.75.
14
Masdukiyanto, Sutopo, dan Eny Latifah, “Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Hukum
Newton”, Prosiding Seminar Nasional IPA Pascasarjana Universitas Negeri Malang Vol. 1 ISBN:
978-602-9286-21-2, 2016, h. 351.
15
Ibid.
16
Ibid., h. 353.
17
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, ((Jakarta: Rineka Cipta), 2012),
h.8.
18
La Moma,” Pengembangan Istrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis untuk Siswa
SMP”, Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol.4 No.1, 2015, h.27.
19
Gary A Davis, Anak Berbakat dan Pendekatan Keberbakatan, (Jakarta: PT.Indeks 2012), h.237.
4

menganggap pelajaran itu tidak menarik dan sulit.20 Berbeda dengan peserta didik
perempuan yang cenderung tekun dalam mempelajari pelajaran yang belum mereka
pahami.21 Di masa anak usia dini sampai masa praremaja dan remaja, anak
perempuan cenderung lebih baik dalam menggunakan bahasa, misalnya elaborasi
sesuatu yang di ucapkan orang lain.22 Laki-laki memperoleh nilai yang lebih baik
dalam ujian pilihan ganda, tetapi tidak dalam format ujian lain.23 Teori tersebut sesuai
dengan penelitian yang dilakukan, kemampuan peserta didik perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan peserta didik laki-laki dalam kemampuan ranah kognitif dan
ranah psikomotor serta terdapat perbedaan antar keduanya.24 Instrumen tes yang
dapat mengukur keterampilan berpikir kreatif peserta didik yaitu tes uraian yang
menuntut jawaban kreatif dan disertai dengan rubik penilaian yang memuat
komponen-komponen berpikir kreatif.25 Tes uraian menyajikan suatu permasalahan
yang memiliki beragam penyelesaian/metode penyelesaiannya. 26
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas serta belum adanya
penelitian yang dilakukan di SMA Negeri wilayah Tangerang Selatan terkait analisis
keterampilan berpikir kreatif peserta didik, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik
SMA pada Konsep Hukum Newton Gerak.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka terdapat beberapa
permasalahan yaitu:

20
Friska Octavia Rosa, “Eksplorasi Kemampuan Kognitif Siswa Terhadapa Kemampuan
Memprediksi, mengobservasi dan Menjelaskan ditinjau dari Gender”, Jurnal Pendidikan Fisika
Universitas Muhammadiyah Metro, 2017, h. 113.
21
Ibid.
22
Ibid.
23
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. ((Jakarta: PT Indeks)), 2011, h.155
24
Friska, op.cit., h.113
25
Siti Marwiyah, loc.cit.
26
Nahadi, loc.cit.
5

1. Rendahnya tingkat kreativitas di Indonesia berdasarkan hasil studi internasional


Global Creativity Indeks, yang menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi
tingkat ke-115 dari 139 negara diseluruh dunia.
2. Guru tidak membuat instrumen khusus yang mengukur keterampilan berpikir
kreatif.
3. Instrumen tes evaluasi pembelajaran yang di gunakan cenderung masih bertujuan
untuk mengukur tingkat kognitif pada level mengukur pemahaman peserta didik.
4. SMA Negeri di wilayah Tangerang Selatan belum memiliki gambaran tingkat
keterampilan berpikir kreatif.
5. Sebagian besar instrumen pada materi fisika terutama pada materi Hukum
Newton hanya mengukur kemampuan kognitif, belum ada instrumen yang
mengukur keterampilan berpikir kreatif di wilayah Tangerang Selatan.
6. Perbedaan kemampuan peserta didik perempuan yang memperoleh nilai lebih
tinggi dibandingkan dengan peserta didik laki-laki dalam kemampuan ranah
kognitif dan ranah psikomotor.
7. Belum adanya penelitian yang dilakukan di SMA Negeri wilayah Tangerang
Selatan terkait analisis keterampilan berpikir kreatif peserta didik khusus materi
fisika.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dibatasi oleh:
1. Penelitian ini terbatas pada indikator kreatif yang didasarkan pada aspek Guilford
yaitu, keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes
(flexibility), keterampilan berpikir orisinal (originality) dan keterampilan
memerinci (elaboration).
2. Instrumen tes yang digunakan untuk menganalisis keterampilan berpikir kreatif
peserta didik yaitu instrumen tes yang berisikan 7 butir soal uraian yang
6

mengharapkan peserta didik untuk berpikir kreatif dengan berbagai alternatif


jawaban.
3. Konsep fisika yang digunakan pada penelitian ini yaitu konsep Hukum Newton
yang sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.7. yaitu menganalisis interaksi
pada gaya serta hubungan antara gaya, massa dan gerak lurus benda serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini yaitu,
1. Bagaimana keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di Tangerang
Selatan pada tiap sub-materi?
2. Bagaimana keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di Tangerang
Selatan pada tiap aspek indikator?
3. Bagaimana keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di Tangerang
Selatan berdasarkan gender?
4. Bagaimana keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di Tangerang
Selatan?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin di capai oleh peneliti yaitu,
1. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di
Tangerang Selatan pada tiap sub-materi.
2. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di
Tangerang Selatan pada tiap aspek indikator.
3. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di
Tangerang Selatan berdasarkan gender.
7

4. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di


Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan manfaat dalam pendidikan secara langsung maupun tidak langsung.
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat:
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru sebagai referensi dalam
pembuatan instrumen keterampilan berpikir kreatif.
b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu pendidikan fisika, yaitu inovasi
pembuatan instrumen tes keterampilan berpikir kreatif
c. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
keterampilan berpikir kreatif serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan mengenai pengembangan instrumen tes
keterampilan berpikir kreatif serta dapat menjadi bahan bagi penelitian selanjutnya.
b. Bagi pimpinan sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi pemimpin sekolah untuk
perbaikan dalam sistem pembelajaran mulai dari perencanaan sampai kepada evaluasi
akhir.
c. Bagi Guru
Instrumen yang dikembangkan dapat digunakan sebagai pedoman dan sebagai
bahan untuk dikembangkan kembali untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif
peserta didik.
8

d. Peserta didik
Instrumen yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengukur keterampilan
berpikir kreatif sehingga dapat memacu tingkat kreativitas peserta didik.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis
1. Kreativitas atau Berpikir Kreatif
Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya.1 Dalam era pembangunan ini tak dapat dipungkiri kesejahteraan dan
kejayaan masyarakat dan negara kita bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-
ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru, dari anggota
masyarakatnya.2 Joseph Renzulli sering kali menyebutkan bahwa, dibandingkan
dengan peserta didik cerdas yang memiliki nilai tinggi, orang dengan kreativitas
tinggi, motivasi tinggi, dan setidaknya kecerdasan di atas rata-rata, akan membuat
kontribusi terpenting untuk masyarakat.3
Definisi tentang kreativitas sangatlah banyak, namun tidak ada satu definisi
pun yang dapat diterima secara universal. Kreativitas dapat ditinjau dari berbagai
aspek yang saling berkaitan namun titik tekannya tetap berbeda-beda. Menurut
Guilford, kreativitas atau berpikir kreatif dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah.4
Pemikiran kreatif (disebut juga berpikir divergen) perlu dilatih, karena membantu
anak lancar dan luwes (fleksibel) dalam berpikir, mampu melihat suatu masalah dari
berbagai sudut pandang, dan mampu melahirkan banyak gagasan. 5 Selain itu, yang
dapat dilatih pada peserta didik tentang kreativitas bisa termasuk menganalisis,
membandingkan, berpikir secara fleksibel, menerapkan pengetahuan masa lalu,
melakukan generalisasi, membedakan membuat hipotesis, membuat sintesis,

1
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta),
1987, h.46.
2
Ibid.
3
Gary A Davis, Anak Berbakat & Pendidikan Keberbakatan, (Jakarta: PT Indeks), 2012, h.237
4
Munandar, op.cit., h.45.
5
. Garry, op.cit., h. 46.

9
10

menyimpulkan, merencanakan, memprediksi, melihat hubungan sebab-akibat,


berpikir secara logis berpikir secara kritis, mengevaluasi, berkomunikasi dengan
jelas, serta masih banyak lagi.6
Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta.7 Kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau
informasi, atau unsur yang ada.8 Yang dimaksud dengan data, informasi, atau unsur-
unsur yang ada, dalam arti sudah ada sebelumnya, atau sudah dikenal sebelumnya,
adalah semua pengalaman yang telah diperoleh seorang selama hidupnya. 9 Apa yang
diciptakan tidak perlu hal-hal baru, tetapi gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang
sudah ada sebelumnya.10 Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan
oleh seseorang terhadap suatu masalah makin kreatif pula orang tersebut dengan
kualitas atau mutu dari jawaban yang diberikan terhadap suatu permasalahan.11
Sedangkan menurut Torrance, kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati
masalah, membuat dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi,
dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.12
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas
merupakan suatu proses mental yang bertujuan untuk merasakan dan mengamati,
kemudian menyampaikannya melalui bermacam-macam kemungkinan atau alternatif
penyelesaian terhadap suatu masalah.

6
Gary, op.cit., h.237.
7
Anonim, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, di akses dari https://kbbi.web.id/kreativitas, pada
tanggal 6 November 2019 pukul 15.00 WIB
8
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta),
1987, h.45.
9
Ibid., h.47.
10
Ibid.
11
Ibid., h.48.
12
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta), 2012,
h.27.
11

2. Ciri-Ciri Keterampilan Berpikir Kreatif


Keterampilan berpikir yang paling sering dikutip adalah kreativitas atau dapat
disebut juga kemampuan berpikir kreatif.13 Keterampilan menurut Lawson yaitu
kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik. Kinerja keterampilan termasuk
mengetahui apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, dan bagaimana
melakukannya. Dengan kata lain, menjadi terampil dalam sesuatu dengan mengetahui
serangkaian prosedur, mengetahui kapan untuk menerapkan prosedur tersebut, dan
menjadi ahli dalam melaksanakan prosedur tersebut.14
Guilford dalam studi-studi faktor analisis seputar ciri-ciri utama kreativitas
membedakan antara aptitude dan non-aptitude traits yang berhubungan dengan
kreativitas.15 Ciri-ciri aptitude ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi,
dengan proses berpikir, sedangkan ciri-ciri non-aptitude ialah ciri-ciri yang lebih
16
berkaitan dengan sikap atau perasaan. Ciri-ciri aptitude berpikir kreatif meliputi,
kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), orisinalitas dalam berpikir serta merinci
(elaborasi).17
a. Kelancaran (fluency)
Menurut E. Paul Torrance, kelancaran (fluency) merupakan kemampuan
untuk menghasilkan bayak ide verbal atau nonverbal dalam suatu masalah yang tidak
memiliki satu jawaban benar.18 Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian
masalah, atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal, serta selalu memikirkan lebih dari satu jawaban19. Ciri-ciri fluency
diantaranya:20

13
Gary, op.cit., h.237.
14
Anton E Lawson, Science Teaching and The Development of Thinking, Wadsworth, 1995, h. 50.
15
Utami Munandar, op.cit., h.10.
16
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk bagi Guru
dan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia), 1999, h. 88
17
Utami Munandar, op.cit., h.10.
18
Gary op.cit., h.259.
19
Utami Munandar, op.cit., h. 88.
20
Ibid.
12

1) Mengajukan banyak pertanyaan


2) Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan
3) Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah
4) Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya
5) Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain
6) Dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu obyek atau
situasi.
b. Fleksibilitas (Flexibility)
Fleksibilitas adalah kemampuan untuk mengambil pendekatan berbeda untuk
suatu masalah, memikirkan ide dalam kategori yang berbeda, atau melihat masalah dari
perspektif yang berbeda.21 Selain itu dapat diartikan pula menghasilkan gagasan,
jawaban atau pertanyaan yang bervariasi serta mencari banyak alternatif atau arah yang
berbeda-beda. Ciri-ciri flexibility diantaranya,22
1) Memberi aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu objek.
2) Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar,
cerita, atau masalah.
3) Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda.
4) Memberi pertimbangan terhadap suatu situasi, yang berbeda dari yang diberikan
orang lain.
5) Dalam membahas/mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang
berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok.
6) Jika diberi suatu masalah biasanya memberikan macam-macam cara yang
berbeda-beda untuk menyelesaikannya.
7) Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda-beda.
8) Mampu mengubah arah berpikir secara spontan.

21
Gary, op.cit., h.259
22
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk bagi Guru
dan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia), 1999, h. 88-89
13

c. Keaslian (Originality)
Keaslian itu berarti keunikan, ketidaksamaan dalam pemikiran dan tindakan, atau
23
cara berpikir yang unik. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik,
memikirkan cara yang lain serta mampu membuat kombinasi lain dari bagian/unsur. Ciri-
ciri originality diantaranya,24
1) Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh
orang lain.
2) Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang
baru.
3) Memilih a-simetri dalam menggambar atau membuat desain.
4) Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain.
5) Mencari pendekatan yang baru dari yang stereotip.
6) Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan
penyelesaian yang baru.
7) Lebih senang menyintesis daripada menganalisis situasi.
d. Merinci (Elaboration)
Merinci atau dapat disebut juga elaborasi adalah kemampuan untuk
mengembangkan, memperhalus, menyempurnakan bahkan menerapkan ide.25 Selain itu,
mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk serta
menambahkan atau memerinci detil-detil dari suatu objek, situasi sehingga lebih menarik.
Ciri-ciri elaboration diantaranya,26
1) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah
dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci.
2) Menggambarkan atau memperkaya gagasan orang lain .
3) Mencoba atau menguji detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh.

23
Gary, op.cit., h.259
24
Utami Munandar, op.cit., h. 89
25
Gary, op.cit., h.259
26
Utami Munandar, op.cit., h. 90
14

4) Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan
yang kosong atau sederhana.
5) Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detail-detail (bagian-bagian)
terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.
3. Hukum Newton

Gambar 2.1 Peta Konsep Hukum Newton

Hukum-hukum Newton menyajikan konsep ruang-waktu yang terpisah serta


bersifat mutlak. Hasil-hasil pengukuran yang berdasarkan hukum Newton bernilai
cukup akurat untuk gerak berkelajuan rendah, namun gagal untuk gerak berkelajuan
tinggi.27 Semua gejala dalam mekanika klasik dapat digambarkan dengan

27
Rinto Anugraha, Persiapan Total Menghadapi Olimpiade Fisika Internasional Mekanika,
(Yogyakarta: Gava Media, 2005), h.81
15

menggunakan hanya tiga hukum sederhana yang dinamakan hukum Newton tentang
gerak. 28
a. Hukum I Newton
Aristotle (384-322M) percaya bahwa diperlukan sebuah gaya untuk menjaga
agar sebuah benda tetap bergerak sepanjang bidang horisontal. Ia mengemukakan
alasan bahwa untuk membuat sebuah buku bergerak melintasi meja, kita harus
memberikan gaya pada buku tersebut secara kontinu. Menurut Aristotle, keadaan
alami sebuah benda adalah diam, dan dianggap perlu adanya gaya untuk menjaga
agar benda tetap bergerak. Lebih jauh lagi, Aristotle mengemukakan, makin besar
gaya pada benda, makin besar pula lajunya.29
Kira-kira 2000 tahun kemudian, Galileo mempertanyakan pandangan-
pandangan Aristotle ini dan menemukan kesimpulan yang sangat berbeda. Galileo
mempertahankan bahwa sama alaminya bagi sebuah benda untuk bergerak horisontal
dengan kecepatan tetap, seperti ketika benda tersebut berada dalam keadaan diam.30
Galileo melakukan eksperimen untuk membuktikan teorinya, skema eksperimen yang
dilakukan oleh Galileo dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Skema Eksperimen Galileo

Gambar 2.2 menunjukkan sebuah bola menggelinding menuruni sebuah


bidang miring dan naik bidang lain. Bola menggelinding naik bidang miring kedua
sampai hampir ketinggian yang sama ketika ia mulai, tanpa peduli kemiringan

28
Tipler, Fisika Dasar untuk Sains dan Teknik Edisi ketiga, (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 87
29
Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.91
30
Ibid.
16

masing-masing bidang miring. Karena kemiringan bidang miring kedua dikurangi,


bola menggelinding semakin jauh. Galileo, melakukan eksperimen dimana ia
menggelindingkan bola naik dan turun bidang-bidang miring. Ia menemukan
misalnya, bahwa jika sebuah bola digelindingkan, menuruni bidang miring,
kelajuannya bertambah dengan jumlah yang sama dalam selang waktu yang sama.
Hukum pertama Newton menyatakan bahwa seluruh benda dalam keadaan
atau bergerak dengan kecepatan konstan atau tetap diam atau akan terus bergerak
dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya eksternal yang bekerja pada benda itu.
Kecenderungan ini digambarkan dengan mengatakan bahwa benda mempunyai
kelembaman. Sehubungan dengan itu, hukum pertama Newton seringkali dinamakan
hukum kelembaman.31 Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan
diam atau gerak tepatnya pada garis lurus disebut inersia. Dengan demikian, hukum
Newton pertama sering disebut hukum inersia.32 Perhatikan bahwa hukum pertama
Newton tidak membuat perbedaan antara benda diam dan benda yang bergerak
dengan kecepatan konstan. Pertanyaan tentang apakah sebuah benda sedang diam
atau bergerak dengan kecepatan konstan tergantung pada kerangka acuan di mana
benda itu diamati.33
Aplikasi hukum ini adalah benda-benda angkasa yang melayang karena tidak
berinteraksi dengan benda apapun di sekitarnya sehingga keadaan gerak dari benda
itu selalu stasioner.34 Buku yang selalu diam di atas meja bila tidak ada seseorang
yang memindahkannya juga merupakan contoh berlakunya Hukum I Newton. 35

31
Tipler, op.cit., h. 88
32
Tipler, op.cit., h. 93
33
Tipler, op.cit., h. 88
34
Bamang dan Tri, Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu Komputer & Informatika, (Yogyakarta:
Andi, 2009), h.70
35
Bambang dan Tri, Ibid.
17

Jika benda mengalami N buah gaya, masing-masing ⃑⃑ ( ),


maka hukum I Newton secara matematis dapat dinyatakan:36

∑ ⃑⃑

b. Hukum II Newton
Newton menggunakan istilah massa sebagai sinonim jumlah zat. Pandangan
intuitif mengenai massa benda ini tidak terlalu tepat karena konsep “jumlah zat” tidak
terdefinisi dengan baik. Lebih tepat lagi, dapat dikatakan bahwa massa adalah ukran
inersia suatu benda. Gambar 2.3. memperlihatkan hubungan massa dengan gerak
suatu benda, makin besar massa yang dimiliki sebuah benda makin sulit merubah
keadaan geraknya. Lebih sulit menggerakannya dari keadaan diam, atau
memberhentikannya waktu sedang bergerak, atau merubah gerakannya keluar dari
lintasannya.37

Gambar 2. 3 Perbandingan Percepatan Suatu Benda terhadap Massa


Gambar 2.3 menujukkan perbandingan percepatan benda apabila
mendapatkan gaya yang sama namun memiliki massa yang berbeda. Jika gaya F
dikerjakan pada massa , dan menghasilkan percepatan , maka38

36
Bambang dan Tri, Ibid.
37
Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.93
38
Tipler, op.cit., h.90.
18

Jika gaya yang sama dikerjakan pada benda kedua yang massanya , dan
menghasilkan percepatan , maka

Dengan menggabungkan persamaan-persamaan ini, kita dapatkan

atau

Hukum kedua Newton menempatkan hubungan antara besaran dinamika gaya


dan massa dan besaran kinematika percepatan, kecepatan, dan perpindahan.39 Makin
besar massa makin kecil percepatan, walaupun gayanya sama. Hubungan
matematisnya, seperti dikemukakan Newton, adalah percepatan sebuah benda
berbanding terbalik dengan massanya.40 Hubungan ini ternyata berlaku secara umum
dan dapat dirangkum sebagai berikut:
Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja
padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan
arah gaya total yang bekerja padanya.41 Ini adalah hukum gerak Newton kedua.
Bentuk persamaannya dapat dituliskan,

dimana adalah percepatan adalah massa, dan ∑F merupakan gaya total.42 Simbol
∑ (Huruf Yunani “sigma”) berarti “jumlah dari”; F adalah gaya, sehingga ∑F berarti
jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda tersebut, yang kita
definisikan sebagai gaya total.43
atau dalam bentuk diferensial:44

39
Ibid.
40
Ibid., h.94-95
41
Giancoli, op.cit. h.94-95
42
Ibid.
43
Giancoli, Op.cit., h.95
44
Mohamad Ishaq, Op.cit., h.70
19

Hukum II Newton juga berlaku jika merupakan percepatan gravitasi bumi


(g) yiatu:45

Tabel 2.1 menunjukkan satuan dalam Hukum kedua Newton berdasarkan


Satuan Internasional (SI), CGS dan British.
Tabel 2.1 Satuan dalam Hukum kedua Newton46
Sistem Gaya Massa Percepatan
SI newton (N) kilogram (kg) m/s2
CGS Dyne gram cm/s2
British pound (lb) Slug ft/s2

c. Hukum III Newton


Hukum ketiga Newton kadang-kadang dinamakan hukum interaksi atau
hukum aksi reaksi.47 Hukum ini menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa
gaya-gaya selalu terjadi berpasangan.48 Jika sebuah gaya dikerjakan pada sebuah
benda A, maka harus ada benda lain B yang mengerjakan gaya itu. Selanjutnya, jika
B mengerjakan gaya pada A, maka A harus mengerjakan gaya pada B yang sama
besar dan berlawanan arahnya.49
Hukum gerak Newton ketiga, ketika suatu benda memberikan gaya pada
benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi
berlawanan arah terhadap benda yang pertama. Hukum ini kadang-kadang dinyatakan
juga sebagai “untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”.
Pernyataan ini memang benar.50 Tetapi untuk menghindari kesalahpahaman, sangat
penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan gaya “reaksi” bekerja pada benda

45
Mohamad Ishaq, Op.cit., h.70
46
Haliday, Op.cit., h. 101
47
Tipler, Op.cit., h. 97
48
Ibid.
49
Ibid.
50
Haliday dkk, Op.cit.,), h. 109
20

yang berbeda. Harus menjadi perhatian bahwa pasangan gaya aksi-reaksi terjadi pada
dua benda yang berbeda. Dalam ungkapan matematis hukum aksi reaksi ini adalah:51

Ciri khusus dari keberlakuan hukum II Newton adalah adanya pasangan gaya aksi-
reaksi serta pusat massa dari 2 benda yang berinteraksi itu diam. 52 (A40) Sifat
pasangan gaya aksi-reaksi adalah sebagai berikut:53
1) Besar dari kedua gaya adalah sama
2) Arah dari gaya aksi dengan reaksi berlawanan
3) Kedua gaya bekerja pada benda yang berlainan (satu bekerja pada benda A, yang
lain bekerja pada benda B)
4) Kedua gaya terletak dalam satu garis lurus

Gambar 2.4 Gaya Aksi-Reaksi


Gambar 2.4 menunjukkan dua pasangan gaya aksi-reaksi untuk balok yang
diam di atas sebuah meja. Gaya yang bekerja ke bawah pada balok adalah berat w
karena tarikan bumi. Gaya yang sama dan berlawanan w’ = -w dikerjakan oleh balok
pada bumi. Gaya-gaya ini adalah pasangan aksi-reaksi.54 Jika mereka adalah satu-
satunya gaya yang ada, balok akan dipercepat ke bawah karena balok hanya
mempunyai satu gaya yang bekerja padanya.55 Namun meja yang menyentuh balok

51
Mohamad Ishaq, Op.cit., h.72
52
Bamang dan Tri, Op.cit., h.74
53
Ibid.
54
Mohamad Ishaq, Op.cit., h.72
55
Ibid.
21

akan mengerjakan gaya ke atas Fn padanya.56 Gaya ini mengimbangi berat balok.
Balok juga mengerjakan gaya Fn dan Fn’ juga merupakan pasangan aksi-reaksi.57
Berat adalah gaya yang dikerjakan pada balok oleh bumi. Gaya reaksi yang
sama dan berlawanan arah yang dikerjakan pada bumi oleh balok adalah .
Demikian juga, meja mengerjakan gaya yang sama besar dan berlawanan arah yaitu
pada meja. Gaya aksi-reaksi dikerjakan pada benda-benda yang berbeda dan
karena itu tidak dapat saling mengimbangi.
d. Jenis-Jenis Gaya
Untuk sistem 2 benda titik terdapat gaya-gaya:58
1) Gaya interaksi
Gaya interaksi ialah gaya yang ditimbulkan oleh suatu benda pada benda lain
walaupun letaknya berjauhan. Misalnya, gaya gravitasi, gaya listrik, gaya magnet.59
Medan adalah ruang yang merupakan daerah pengaruh suatu gaya. 60 Akibatnya
benda-benda yang berada dalam suatu medan (medan gravitasi, medan listrik, medan
magnet) akan mengalami gaya (gaya gravitasi, gaya lisrik, gaya magnet).
2) Gaya kontak
Gaya kontak adalah gaya yang terjadi panya pada benda-benda yang
bersentuhan.61
a) Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi ⃑⃑⃑ pada sebuah benda adalah jenis gaya tarik tertentu yang
diarahkanke benda kedua, biasanya memandang situasi di mana benda kedua tersebut
adalah bumi.62 Dimaknai gaya yang menarik benda langsung menuju pust Bumi –
atau menuju ke permukaan bumi dan permukaan bumi adalah kerangka inersia.63

56
Tipler, op.cit., h. 98
57
Ibid.
58
Ganijati, Seri Fisika Dasar Mekanika edisi 5, (jakarta: Salemba Teknika, 2014), h.74
59
Ibid.
60
Ibid.
61
Ibid.
62
Haliday, op.cit., h. 105
63
Ibid., h. 105
22

Galileo menyatakan bahwa benda-benda yang dijatuhkan di dekat permukaan Bumi


akan jatuh dengan percepatan yang sama, g jika hambatan udara sapat diabaikan.64
Gaya yang menyebabkan percepatan ini disebut gaya gravitasi. Pada tiap titik di
ruang, percepatan ini sama untuk semua benda, tak bergantung pada massanya.65
Karena g adalah sama untuk semua benda di suatu titik, kita dapat menyimpulkan
bahwa berat benda sebanding dengan massanya. Vektor g menyatakan gaya per
satuan massa yang dilakukan bumi pada setiap benda dan dinamakan medan gravitasi
bumi.66 Di dekat permukaan bumi, g mempunyai nilai,
g = 9.81 N/kg = 9.81 m/s2

Gambar 2. 5 Gerak Jatuh Bebas Benda


Walaupun berat sebuah benda berbeda dari tempat ke tempat karena
perubahan dalam g, perbedaan ini terlampau kecil untuk dapat dicatat dalam
kebanyakan terapan praktis.67 Gambar 2.5 memperlihatkan sebuah massa m
mengalami gerak jatuh bebas dengan percepatan jatuh bebas sebesar g dan

64
Giancoli, op.cit., h.101
65
Tipler, op.cit., h. 94
66
Ibid., h. 95
67
Ibid.
23

mengabaikan efek dari udara.68 Dapat dihubungkan gaya ke arah bawah ini dengan
percepatan ke arah bawah dengan hukum kedua Newton ( ).69 Sumbu vertikal
y sepanjang lintasan benda, dengan arah positif ke atas. Untuk sumbu ini, hukum
kedua Newton dapat ditulis dalam bentuk , di mana pada situasi di atas
menjadi70
( ) atau
Gaya gravitasi yang sama, dengan magnitudo yang sama, akan terus bekerja
pada benda bahkan ketika benda tidak sedang jatuh bebas, tetapi misalnya pada
keadaan diam di atas meja atau bergerak di atas meja.71
Kita dapat menuliskan hukum kedua Newton untuk sumbu vertikal y, dengan arah
positif adalah ke atas, sebagai,72

Pada substitusi di atas, persamaan menjadi


( )
Atau (berat, dengan permukaan tanah sebagai kerangka inersia)
Persamaan ini memberitahu kita bahwa:
Berat W suatu benda adalah sama dengan magnitudo gaya gravitasi pada benda.
Atau,

b) Gaya gesek
Gaya gesek ialah gaya yang melawan gerak relatif antara dua benda. Arah
gaya gesek selalu sejajar dengan bidang tempat benda berada dan berlawanan arah
dengan arah gerak benda, jadi gaya gesek melawan gerak (menghambat). Gaya gesek
adalah suatu konsep statistik karena gaya gesek merupakan resultan (jumlah) dari

68
Haliday, op.cit., h. 105
69
Ibid.
70
Ibid.
71
Ibid.
72
Haliday, op.cit., h. 106
24

banyak sekali interaksi antar molekul-molekul dua benda yang bersinggungan.73


Gaya gesek antar zat padat disebabkan adanya interaksi antara molekul-molekul
benda-benda yang saling bergerak (relatif) berupa gaya-gaya adhesi dan kohesi.74
Gejala ini sukar dan bergantung pada banyak faktor, misalnya: keadaan permukaan,
kecepatan relatif, dan lain-lain.
Gaya gesek selalu timbul jika lantai tidak licin atau koefisien gesekannya μ
tidak 0.75 Makin kasar tekstur lantai maka pada umumnya μ-nya makin besar.76
sama sekali bukan ukuran kekasaran lantai, akan tetapi ukuran ukuran “kekasaran
interaksi benda terhadap lantai”, hal ini berarti sebuah lantai dapat memberikan m
yang berbeda pada dua benda yang berbeda. Ketika dua permukaan benda normal
diletakkan bersamaan, hanya titik tertinggi yang menyentuh satu sama lain. Luas
kontak mikroskopik aktual jauh lebih sedikit daripada luas kontak makroskopik yang
terlihat jelas, mungkin sebesar faktor 104. Namun demikian, beberapa titik kontak
mungkin menyatu erat. Penyatuan ini menghasilkan gesekan statis ketika sebuah gaya
diberikan untuk menggeser permukaan, relatif satu sama lain.
Jika gaya yang diberikan cukup besar untuk menarik suatu permukaan di atas
permukaan yang lain, pertama akan terjadi kerusakan pada tempat penyatuan (saat
lepas) dan kemudian secara terus-menerus terjadi proses pembentukan kembali dan
pengrusakan ketika pergerakan terjadi dan kontak-kontak wajar dibuat. Gaya gesek
kinetik ⃑⃑⃑ yang melawan gerakan adalah jumlah vektor dan gaya-gaya pada banyak
kontak wajar tadi.
Jika dua permukaan ditekan lebih kuat, akan makin banyak titik-titik
penyatuan dingin (cold-weld).77 Sekarang, gaya yang dibutuhkan untuk menggeser
kedua permukaan tersebut satu sama lain menjadi lebih besar. Gaya gesek statis ⃑⃑

73
Ganijati, op.cit., h.75
74
Ibid.
75
Mohamad Ishaq, op.cit., h.67
76
Ibid.
77
Mohamad Ishaq, op.cit., h.67
77
Ibid.
25

mempunyai nilai maksimum yang lebih besar.78 Begitu permukaan bergeser, akan
terdapat lebih banyak titik penyatuan dingin sesaat, sehingga gaya gesek kinetik ⃑⃑⃑
juga mempunyai magnitudo yang lebih besar.79
Besar gaya gesek f berbanding lurus dengan gaya normal N dengan suatu
konstanta perbandingan μ yang dinamakan koefisien gesek. Secara eksperimen telah
ditunjukkan bahwa, dengan pendekatan yang baik, gaya ini tak bergantung pada luas
bidang kontak dan hanya sebanding dengan gaya normal yang dikerjakan oleh salah
satu permukaan pada permukaan lainnya.80 Luas bidang kontak mikroskopik yang
sesungguhnya dimana molekul-molekul dapat terikat bersama hanyalah bagian kecil
dari luas kontak makroskopik total.81 Gaya gesek statik maksimum sebanding dengan
luas kontak mikroskopik, tetapi luas mikroskopik ini sebanding dengan luas
mikroskopik total A dan dengan gaya normal per satuan luas yang dikerjakan
antara permukaan itu.82 Jadi, hasil kali dan tak bergantung pada luas
makroskopik total A.83 Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada dua jenis gesekan
antara benda dengan bidang gesek (seperti lantai), yaitu gesekan statik dan gesekan
kinetik.84
Gaya gesek statik maksimum sebanding dengan gaya normal antara
permukaan-permukaan:

dengan dinamakan koefisien gesekan statik. Koefisien gesekan statik ini


bergantung pada sifat permukaan kotak dan meja. Jika kita mengerjakan gaya
horizontal yang lebih kecil dari pada kotak, gaya gesekan akan tepat
mengimbangi gaya horizontal ini. Secara umum, kita dapat menulis

78
Ibid.
79
Haliday, op.cit., h. 130
80
Tipler, op.cit., h. 123
81
Ibid.
82
Ibid.
83
Ibid.
84
Rinto Anugraha, op.cit., h.84
26

Gaya gesekan kinetik berlawanan dengan arah gerakan. Koefisien gesekan


kinetik didefinisikan sebagai rasio besarnya gaya gesek kinetik dan gaya
normal . Maka,

Secara eksperimen, ditemukan bahwa:


a) lebih kecil dari
b) bergantung pada kelajuan relatif permukaan; tetapi untuk kelajuan dalam
kisaran dari sekitar 1 cm/s sampai beberapa meter per sekon, hampir konstan.
c) (seperti ) bergantung pada sifat permukaan-permukan yang bersentuhan,
tetapi tak bergantung pada luas kontak (makroskopik).
adalah konstanta yang bergantung hanya pada sifat permukaan-permukaan
yang bersentuhan.85 Kita dapat mengukur dan antara dua permukaan hanya
dengan menempatkan sebuah balok pada permukaan datar dan memiringkan bidang
permukaan itu sampai balok mulai meluncur seperti pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Gaya yang bekerja pada Balok Meluncur di Bidang Miring Kasar
Gambar 2.6 memperlihatkan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah balok di
bidang kasar. Misalkan adalah sudut kritis ketika balok mulai meluncur. Untuk

85
Tipler, op.cit., h. 124.
27

sudut-sudut kemiringan yang kurang dari ini, balok ada dalam kesetimbangan statik
di bawah pengaruh beratnya, mg, gaya normal , dan gaya gesek statik . Dengan
memilih sumbu x sejajar bidang dan sumbu y tegak lurus bidang, kita mempunyai
persamaan

dan

Eliminasi berat mg dari dua persamaan ini dengan menyelesaikan persamaan


pertama untuk memperoleh mg=Fn /cos θ dan mensubstitusikan hasil ini ke
persamaan kedua:

Pada sudut kritis , gaya gesekan statik sama dengan nilai maksimumnya,
dan kita dapat mengganti dengan . Maka

Jadi, koefisien gesek statik sama dengan tangen sudut kemiringan ketika
balok tepat mulai meluncur.
Pada sudut-sudut yang lebih besar daripada , balok meluncur ke bawah
bidang miring dengan percepatan .86 Dalam hal ini, gaya gesekan adalah dan
didapatkan87

Dengan mendistribusikan mg cos θ untuk , maka kita mendapatkan persamaan


untuk percepatan
( )
Dengan mengukur percepatan , kita dapat menentukan untuk kedua
permukaan. Koefisien dan tidak berdimensi dan harus ditentukan melalui

86
Ibid., h. 125.
87
Ibid.
28

eksperimen. Nilainya bergantung pada beberapa sifat dari benda dan permukaan.88
Nilai tidak bergantung pada laju benda yang bergeser sepanjang permukaan.89
Pada Tabel 2.2 dapat dilihat nilai-nilai pendekatan koefisien gesekan pada beberapa
bahan.
Tabel 2.2 Nilai-Nilai Pendekatan Koefisien Gesekan90

Bahan
Baja pada baja 0.7 0.6
Kuningan pada baja 0.5 0.4
Tembaga pada besi tuang 1.1 0.3
Kaca pada kaca 0.9 0.4
Teflon pada teflon 0.04 0.04
Teflon pada baja 0.04 0.04
Karet pada beton (kering) 1.0 0.80
Karet pada beton (basah) 0.3 0.25
Ski yang licin pada salju (00C) 01 0.05

Untuk mengetahui nilai koefisien gesek, dilakukan eksperimen yang dapat


menghasilkan tiga sifat gaya gesek pada suatu keadaan. Perhatikan gambar 2.7
berikut.

diam

(a) (b) (c)


Gambar 2.7 Tiga Sifat Gaya Gesek
Gambar 2.7 menunjukkan bahwa ketika sebuah benda yang kering dan tidak
diberi pelumas menekan suatu permukaan dalam kondisi yang sama dan gaya
digunakan untuk menggeser benda sepanjang permukaan, gaya gesek yang dihasilkan
mempunyai tiga sifat:91

88
Haliday, op.cit., h. 130
89
Ibid.
90
Ibid.
91
Ibid.
29

Sifat 1. Jika benda tidak bergerak, maka gesek statis ⃑⃑ dan komponen yang sejajar
dengan permukaan, seimbang satu sama lain. Keduanya mempunyai magnitudo
sama, dan ⃑⃑ berlawanan arah dengan komponen tersebut (lihat gambar 2.7a).
Sifat 2. Magnitudo ⃑⃑ mempunyai nilai maksimum . Jika yang sejajar
terhadap permukaan melebihi , maka benda akan mulai bergesek di
sepanjang permukaan (lihat gambar 2.7b).

Sifat 3. Jika benda mulai bergeser di sepanjang permukaan, magnitudo gaya gesek
berkurang dengan cepat sampai pada nilai . Setelah itu, selama pergeseran
gaya gesek kinetik ⃑⃑⃑ dengan magnitudo yang diberikan akan melawan
gerakan (lihat gambar 2.7c).
Sehingga dapat disimpulkan, untuk benda-benda yang tidak rigid (yang dapat
berubah bentuk atau berdeformasi) gaya friksi bergantung pada hal-hal berikut.92
i. Luas bidang yang bersinggungan.
ii. Kecepatan relatif antara benda-benda yang bersinggungan.
Perhatikan tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Tabel Keadaan Benda berdasarkan Gaya Gesek93

P F Keadaan benda
0 0 diam
P < diam, tidak bergerak
P = diam, mulai akan bergerak
P = gerak lurus beraturan
P > gerak lurus dipercepat

Pada tabel 2.3 menunjukkan keadaan benda pada masing-masing keadaan


berdasarkan gaya gesek.

92
Ganijati, op.cit., h.77
93
Ibid., h.78
30

c) Gaya normal
Gaya normal adalah gaya yang akan timbul apabila dua buah benda saling
bersentuhan. Gaya normal inilah yang menyebabkan dua benda padat tidak saling
melebur satu sama lain ketika bersentuhan.94 Jika kita menentukan meja dengan
tangan kita dengan tekanan yang lembut, maka gaya normal yang timbul akan kecil,
namun ketika kita tekan dengan gaya yang besar, maka gaya normal yang timbul
akan besar pula. Besar dari gaya normal ini aka menyesuaikan diri terhadap besarnya
tekanan sehingga dua benda tidak akan saling melebur satu sama lain.
Gaya normal adalah gaya reaksi dari gaya berat yang dikerjakan benda
terhadap bidang tempat benda berada (benda melakukan aksi, bidang memberikan
reaksi).95 Untuk sebuah benda yang diam di atas meja, meja tersebut memberikan
gaya ke atas. Meja sedikit tertekan di bawah benda, dan karena elastisitasnya, meja
itu mendorong benda ke atas. Gaya yang diberikan oleh meja ini sering disebut gaya
kontak, karena terjadi jika dua benda bersentuhan. Krtika gaya kontak tegak lurus
terhadap permukaan kontak, gaya itu biasa disebut gaya normal (“normal” berarti
tegak lurus); dan pada diagram diberi label FN. Penyebutan tersebut diperoleh dari
istilah matematika normal, yang berarti tegak lurus.

Gambar 2.8 Gaya Normal Mempertahankan Bola Sehingga tidak Mungkin


Menembus Lantai
Pada gambar 2.8 terlihat bahwa gaya normal mempertahankan bola sehingga
bola tidak mungkin menembus lantai. Kata “normal” dalam istilah “gaya normal”

94
Mohamad Ishaq, op.cit., h.66
95
Ganijati, op.cit., h.74
31

berarti tegak lurus terhadap bidang singgung.96 Hal yang sering disalahartikan adalah
tidak selamanya N mengarah “ke atas”, kesalahan ini akibat persepsi keliru tentang
“lantai” yang seolah selalu sejajar dengan bumi. Berikut ini sebuah ilustrasi yang
jelas bagaimana arah N dapat berubah tiap saat.

Gambar 2.9 Ilustrasi Gaya Normal N Tegak Lurus pada Bidang


Perhatikan gambar 2.7, dalam gambar tersebut terlihat bahwa bola yang
menggelinding pada lantai cekung akan mengalami gaya normal yang berubah
arahnya karena bidang singgung yang juga berubah. Gaya normal ini berubah, baik
besar maupun arahnya sedemikian sehingga bola tidak “menembus” lantai.97

Gambar 2.10 Gaya Aksi pada Bidang, Gaya Reaksi pada Benda
Pada gambar 2.10 terlihat gaya aksi reaksi, gaya aksi pada bidang dan gaya reaksi
pada benda. Berikut merupakan penjelasan gambar di atas,

(a) : Benda (1) berada di atas bidang di atas bidang (2)


(b) : gaya aksi pada bidang

96
Ganijati, op.cit., h.74
97
Ganijati, op.cit., h.54
32

(c) : gaya reaksi pada benda


N > 0 artinya benda menekan bidang tempat benda berada
N = 0 artinya benda meninggalkan bidang lintasannya
N < 0 tidak mungkin

Maka, untuk balok tersebut kita dapat menulis hukum kedua Newton untuk
sumbu y positif ke atas ( ) sebagai

Maka magnitudo gaya normal adalah


( )
Untuk semua percepatan vertikal pada meja dan balok (keduanya mungkin berada
di dalam lift yang bergerak). Jika meja dan balok tidak mengalami percepatan relatif
terhadap bumi maka dan persamaan di atas menghasilkan

B. Hasil Penelitian yang Relevan


1. Siti Marwiyah, Kamid, dan Ristina dalam jurnalnya yang berjudul
“Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kreatif pada Mata
Pelajaran IPA Terpadu Materi Atom, ION, dan Molekul SMP Islam Al Falah”.
Hasil penelitian memberikan informasi bahwa soal tes yang biasanya dipakai di
sekolah-sekolah hanya meliputi tugas-tugas yang harus dicari satu jawaban benar,
kemampuan berpikir kreatif tidak terukur secara signifikan.98
2. Ike Festiana, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Pengembangan Modul Fisika
Berbasis Masalah pada Materi Listrik Dinamis untuk Meningkatkan Kemampuan
Berikir Kreatif Siswa SMA”. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa

98
Siti Marwiyah, Kamid, dan Ristina, “Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir
Kreatif pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Materi Atom, ION, dan Molekul SMP Islam Al Falah”, Edu-
Sains Vol 4 No.1, 2015
33

peserta didik kurang diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan


berpikir sehingga keterampilan berpikir kreatif peserta didik cenderung rendah.99
3. Redza Dwi Putra, Yudi Rinanto, Sri Dwiastuti dan Irwan Irfa’i, dalam jurnalnya
yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa melalui Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Negeri
Colomadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016”. Hasil penelitian
memberikan informasi bahwa proses pembelajaran masih kurang memperhatikan
kemampuan berpikir kreatif dengan persentase peserta didik yang mengemukakan
pendapat selama proses pembelajaran adalah 0%.100
4. Masdukiyanto, Sutopo, dan Eny Latifah dalam jurnalnya yang berjudul
“Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Hukum Newton”. Hasil penelitian
memberikan informasi bahwa peserta didik mengalami berbagai kesulitan dalam
memecahkan masalah hukum Newton, hal tersebut terjadi karena peserta didik
kesulitan dalam memahami soal, tingkat pemahaman konsep yang rendah dan
kesulitan dalam menggambar gaya-gaya yang bekerja pada benda.101
5. Nahadi, Wiwi Siswaningsih dan Iga Maliga dalam jurnalnya yang berjudul
“Pengembangan dan Analisis Tes Kimia Berbasis Open-Ended Problem untuk
Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. Hasil penelitian memberikan
informasi bahwa tipe soal yang biasa digunakan di sekolah tersebut masih berupa
pilihan ganda biasa dan uraian terbatas, belum ada bentuk soal khusus yang
digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam

99
Ike Festiana, Sarwanto, dan Sukarmin, “Pengembangan Modul Fisika Berbasis Masalah pada
Materi Listrik Dinamis untuk Meningkatkan Kemampuan Berikir Kreatif Siswa SMA”, Jurnal Inkuiri
ISSN: 2252-7893, Vol 3, No. III, 2014
100
Redza Dwi Putra, Redza Dwi Putra, Yudi Rinanto, Sri Dwiastuti dan Irwan Irfa’i,
“Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
pada Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016”,
Proceeding Biology ducation Conference ISSN: 2528-5742, Vol 13(1), 2016
101
Masdukiyanto, Sutopo, dan Eny Latifah, “Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah
Hukum Newton”, Prosiding Seminar Nasional IPA Pascasarjana Universitas Negeri Malang Vol. 1
ISBN: 978-602-9286-21-2, 2016
34

pembelajaran sehingga kemampuan berpikir kreatif peserta didik belum


terukur.102

C. Kerangka Berpikir
Keterampilan berpikir sangat penting pada pembelajaran abad 21.
Keterampilan abad 21 tersebut diantaranya keterampilan belajar dan berinovasi yang
meliputi berpikir kritis, kreatif serta inovatif. Satu diantara keterampilan abad 21 yang
dapat melatih peserta didik dalam memecahkan masalah, adalah berpikir kreatif.
Hasil studi internasional Global Creativity Indeks menunjukkan bahwa Indonesia
menempati posisi tingkat ke-115 dari 139 negara diseluruh dunia. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kreativitas di Indonesia masih dalam kategori rendah dan
masih perlu dikembangkan.
Studi lapangan berupa wawancara guru SMA Negeri di wilayah Tangerang
Selatan menunjukkan bahwa di masing-masing sekolah belum sepenuhnya
melaksanakan tujuan pembelajaran yang bertujuan untuk mengevaluasi keterampilan
berpikir kreatif, sehingga belum ada gambaran khusus terkait dengan keterampilan
berpikir kreatif peserta didik. Instrumen tes evaluasi pembelajaran yang di gunakan
cenderung masih bertujuan untuk mengukur tingkat kognitif pada level mengukur
pemahaman peserta didik namun tidak untuk mengetahui apakah peserta didik telah
memenuhi salah satu keterampilan abad 21 yaitu keterampilan berpikir kreatif.
Salah satu materi dalam fisika yaitu Hukum Newton. Hukum Newton
merupakan salah satu materi fundamental dalam dinamika gerak. Namun, peserta
didik masih mengalami berbagai kesulitan dalam memecahkan masalah hukum
Newton, hal tersebut terjadi karena peserta didik kesulitan dalam memahami soal,

102
Nahadi, Nahadi, Wiwi Siswaningsih dan Iga Maliga, Pengembangan dan Analisis Tes Kimia
berbasis Open-Ended Problem untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa, Makalah
Pendamping Kependidikan ISBN: 978-602-73159-0-7, 2015
35

tingkat pemahaman konsep yang rendah dan kesulitan dalam menggambar gaya-gaya
yang bekerja pada benda.

Gambar 2.11 Kerangka Berpikir Penelitian


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018
tepatnya pada bulan Januari sampai Mei 2019. Penelitian ini dilaksanakan di delapan
sekolah negeri di Kota Tangerang Selatan yaitu: SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4, SMAN
5, SMAN 6, SMAN 7, SMAN 8, dan SMAN 10.

B. Metode Penelitian
Metode yang digunkan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif-
evaluatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
keadaan, kondisi atau lain-lain yang kemudian hasilnya di paparkan dalam bentuk
laporan.1 Salah satu karakteristik yang dimiliki oleh penelitian deskriptif yaitu data yang
dikumpulkan berupa kata dan gambar.2 Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian
evaluatif ialah, penelitian yang dalam kegiatannya berupa pengumpulan data atau
informasi, untuk dievaluasi dan diambil kesimpulan.3 Metode penelitian ini digunakan
untuk meneliti pada kondisi alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan).4

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik cetakan ke- 14, (Jakarta: Rineka
Cipta), 2010, h. 3
2
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
h.11
3
Op.cit, h.36
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), cet-13,
h.9

36
37

C. Prosedur Penelitian

Studi Literatur Keterampilan Berpikir Kreatif

Tahap Menentukan Konten Materi


Persiapan
Penelitian Studi Lapangan

Menentukan Instrumen Penelitian

Membuat Kisi-kisi Instrumen

Membuat Rancangan Instrumen

Membuat Rubrik Penelitian

Tahap
Judgment
Pelaksanaan
Penelitian
Validasi Tes Uraian

Instrumen Tes Uraian yang Sudah di Validasi

Pemberian Tes

Catatan Lapangan

Wawancara

Penskoran

Tahap
Penyusunan Triangulasi
Laporan
Analisis

Kesimpulan

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian


38

Penelitian ini secara garis besar menggunakan tiga tahapan penelitian yaitu,5 (1)
persiapan penelitian, (2) pelaksanaan penelitian, (3) penyusunan laporan. Tahap
6
penelitian deskriptif- evaluatif meliputi lima langkah yaitu, (1) memilih topik kajian
meliputi studi literatur keterampilan berpikir kreatif, penentuan konten materi, serta
studi lapangan; (2) instrumentasi meliputi penentuan instrumen penelitian, (3)
pelaksanaan penelitian meliputi pembuatan kisi-kisi instrumen, pembuatan rancangan
instrumen, pembuatan rubrik penilaian, Judgement, validasi tes uraian, pemberian tes,
catatan lapangan dan wawancara; (4) pengolahan data meliputi, penskoran, analisis dan
triangulasi dan (5) hasil penelitian berupa kesimpulan.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan atau dapat disebut sebagai tahap pra-penelitian, meluputi:
a. Studi Literatur Keterampilan Berpikir Kreatif
Tahap pertama dalam penelitian yaitu penentuan topik yang akan diangkat dalam
penelitian ini topik yang diangkat yaitu keterampilan berpikir kreatif. Setelah penentuan
topik, tahap selanjutnya yaitu penentuan indikator yang akan digunakan dalam
pembuatan soal tes uraian untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif. Peneliti
menggunakan indikator keterampilan berpikir kreatif yang dikemukakan oleh Guilford,
meliputi keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes (flexibility),
keterampilan berpikir orisinal (originality) dan keterampilan memerinci (elaboration)7.
b. Menentukan Konten Materi
Tahap kedua dalam penelitian yaitu penentuan materi tes uraian untuk mengukur
keterampilan berpikir kreatif. Materi yang dipilih yaitu materi yang sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD) kurikulum 2013 revisi dengan aspek menganalisis serta
pemilihan materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Materi pada kelas X
semester genap terdapat konsep yang memenuhi kriteria tersebut yaitu Hukum Newton
tentang Gerak.

5
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: ANDI, 2014), h.20
6
Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: alfabeta, 2013) h. 82
7
Utami, Munandar, Dr., Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012) h.
65
39

c. Studi Lapangan
Kegiatan awal di lapangan adalah mencari informasi tentang keberadaan topik
yang akan diungkap lebih lanjut.8 Pada tahap studi lapangan, dilakukan wawancara
terkait pembelajaran di dalam kelas, dan perangkat-perangkat pembelajaran seperti
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jenis tes yang sering digunakan dalam
pembelajaran serta melakukan perizinan untuk melakukan penelitian dimasing-masing
sekolah. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan sebagai acuan
dalam penentuan jumlah soal serta indikator pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembuatan soal tes uraian.
d. Menentukan Instrumen Penelitian
Tahap penentuan instrumen penelitian yaitu tahap disaat peneliti menentukan
teknik pengumpulan data, memilih sumber data dan mempersiapkan instrumen yang
akan digunakan dalam penelitian. Pada tabel 3.1 ditampilkan kisi-kisi penyusunan
instrumen penelitian.

8
Djam’an, op.cit., h. 87
40

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Sumber
Komponen Indikator Bukti-bukti Metode Instrumen
data
Seluruh
Hasil Tes
Peserta Tes Tes KBK
KBK
Kemampuan Didik
Peserta Peserta Didik Sebagian Wawancara
Konsep
Didik Peserta Wawancara Peserta Didik
Dasar
Didik dan Guru
Gender Absensi Wawancara
Guru Wawancara
Peserta Didik Guru
RPP, Guru
Wawancara
Metode dan
Jenis Metode Wawancara Guru dan
Pembelajaran Peserta
Peserta Didik
Didik
Guru dan Wawancara
Evaluasi Jenis
Peserta Wawancara Guru dan
Pembelajaran Evaluasi
Didik Peserta Didik
Guru
Wawancara
Indikator
RPP Wawancara Guru dan
Pembelajaran
Materi Peserta Didik
Pembelajaran Kesesuaian Silabus Wawancara Wawancara
Fisika dengan Guru
Kurikulum
2013 Revisi

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian


a. Membuat Kisi-kisi Instrumen Tes Uraian
Tahap awal dalam pelaksanaan penelitian adalah menyusun kisi-kisi instrumen
tes uraian yang mengukur keterampilan berpikir kreatif. Penentuan jumlah soal dalam
tes serta kisi-kisi instrumen tes uraian disusun berdasarkan analisis indikator
pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari beberapa SMAN di
wilayah Tangerang Selatan. dilakukan berdasarkan Pada Tabel 3.2 ditampilkan hasil
analisis indikator pembelajaran SMAN di wilayah Tangerang Selatan.
41

Tabel 3.2 Analisis Indikator SMAN di Wilayah Tangerang Selatan


Konsep
Nama Sekolah Gaya dan Hukum I Hukum II Hukum III
Gerak Newton Newton Newton
SMAN 3 Tangsel 2 2 4 1
SMAN 4 Tangsel 3 2 2 2
SMAN 6 Tangsel 3 2 2 2
SMAN 7 Tangsel 2 2 3 2
SMAN 8 Tangsel 0 3 4 3
SMAN 10 Tangsel 5 2 6 4
SMAN 12 Tangsel 0 3 5 3
Jumlah Indikator 15 16 26 17
∑ 74 indikator
Jumlah Soal 2 2 3 2
∑ 9 soal

Setelah menentukan jumlah soal pada instrumen dengan menganalisis indikator


pembelajaran dari masing-masing sekolah menengah atas negeri di wilayah Tangerang
Selatan, selanjutnya dilakukan penyusunan kisi-kisi tes uraian keterampilan berpikir
kreatif. Pada Tabel 3.3 ditampilkan kisi-kisi instrumen tes uraian keterampilan berpikir
kreatif.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Uraian Keterampilan Berpikir Kreatif
Indikator Materi
Indikator
Gaya Hukum I Hukum II Hukum III
Keterampilan
dan Newton Newton Newton
Berpikir Kreatif
Gerak
Keterampilan
Berpikir Lancar 1 5
(fluency)
Keterampilan
Berpikir Luwes 2 3 6
(flexibility)
Keterampilan
Berpikir Orisinal 4 8
(originality)
Keterampilan
merinci 7 9
(elaboration)
42

Penyusunan pedoman wawancara guru dan peserta didik disesuaikan dengan


informasi yang dibutuhkan. Pedoman wawancara guru dan peserta didik dilakukan
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pemahaman konsep dasar peserta didik, metode
dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas.
b. Membuat Rancangan Instrumen Tes Uraian
Instrumen penelitian berupa tes uraian dan pedoman wawancara. Tahap
penyusunan instrumen tes uraian yaitu tahap disaat peneliti membuat instrumen tes
uraian untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif berdasarkan konsep fisika yang
terdapat pada kurikulum 2013 revisi. Materi yang terdapat pada Hukum Newton tentang
Gerak yaitu, gaya, Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III, serta aplikasi dari
masing-masing konsep tersebut. Jumlah soal serta indikator soal dibuat berdasarkan
hasil analisis indikator RPP yang didapat ketika studi lapangan.
Instrumen penelitian berupa tes uraian dengan berbagai kemungkinan jawaban.
Indikator yang digunakan dalam pembuatan instrumen tes uraian meliputi, Kelancaran
(Fluency), Fleksibilitas (Flexibillity), Keaslian (Originality), dan Memerinci
(Elaboraty). Indikator tersebut sebagai acuan dalam pembuatan instrumen tes uraian
yang akan dikaitkan dengan materi pada Hukum Newton tentang Gerak. Terdapat 9
butir soal pada instrumen tes uraian hasil analisis RPP dengan ketentuan 2 butir soal
berkaitan dengan konsep gaya dan gerak serta 7 butir soal berkaitan dengan konsep
Hukum Newton tentang gerak dalam kehidupan sehari-hari.
c. Membuat Rubrik Penilaian
Tahap pembuatan rubrik penilaian dilakukan setelah pembuatan instrumen.
Pembuatan rubrik penilaian tes keterampilan berpikir kreatif dilakukan dengan
menyesuaikan kemungkinan jawaban peserta didik. Masing-masing alternatif jawaban
diberi skor 1. Total skor keseluruhan yaitu 75 dari 7 butir soal tes uraian.
43

d. Judgement dan Validasi Tes Uraian


Judgement merupakan penilaian instrumen tes uraian oleh ahli. Judgement yang
dilakukan berupa validitas isi. Validitas isi dinilai dari tiga aspek yaitu, aspek konten,
aspek konstruksi, dan aspek bahasa. Penilaian pada aspek konten dapat mengukur
kesesuaian soal terhadap konsep fisika yang digunakan yaitu konsep hukum Newton
tentang gerak. Aspek konstruksi dapat mengukur kesesuaian soal terhadap indikator
KBK yang digunakan. Aspek bahasa dapat mengukur kesesuaian soal terhadap kaidah
penulisan bahasa Indonesia. Aspek-aspek tersebut, memiliki masing-masing indikator
yang dapat mengukur kesesuaian antara soal dengan setiap indikator aspek. Setelah
dilakukan judgement, instrumen tes yang kurang sesuai kemudian dilakukan revisi atau
perbaikan hingga instrumen sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
e. Instrumen Tes Uraian yang telah divalidasi
Instrumen tes uraian yang telah melalui tahap validasi serta perbaikan oleh para
ahli atau responden selanjutnya digunakan untuk uji lapangan. Instrumen tes yang telah
di validasi dan digunakan pada saat penelitian yaitu 1 butir soal berkaitan dengan
konsep gaya dan gerak serta 6 butir soal berkaitan dengan konsep Hukum Newton
tentang gerak dalam kehidupan sehari-hari.
f. Pelaksanaan Tes
Pada tahap pelaksanaan, dilakukan uji lapangan berupa pemberian tes untuk
menguji coba instrumen. Uji lapangan dilakukan pada delapan SMA Negeri bertujuan
untuk menganalisis keterampilan berpikir kreatif peserta didik di wilayah Tangerang
Selatan.
g. Pembuatan Catatan Lapangan dan Wawancara
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis berisikan apa yang didengar, dilihat,
dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data
dengan tujuan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat penelitian secara rinci.9

9
Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: alfabeta, 2013) h. 176
44

Catatan dilakukan pada saat proses pemberian tes keterampilan berpikir kreatif
berlangsung. Catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti berisikan rincian kejadian yang
terjadi pada saat proses tes berlangsung. Sedangkan wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang bertujuan untuk mengumpulkan data apabila peneliti
menemukan permasalahan yang berhubungan dengan informan dan harus diteliti lebih
mendalam.10
3. Tahap Pembuatan Laporan
Tahap pembuatan laporan diawali dengan pengolahan data, pengolahan data
dilakukan dengan pemberian skor (penskoran) serta penyesuaian jawaban peserta didik
pada saat uji lapangan dengan rubrik penskoran yang telah disusun. Setelah itu
dilakukan triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan dengan bertujuan untuk
menganalisis data dengan sumber yang berbeda. Analisis yang dilakukan berdasarkan
materi tiap butir soal, aspek dan indikator keterampilan berpikir kreatif, keterampilan
berpikir kreatif tiap sekolah, serta berdasarkan gender tiap peserta didik. Setelah tahap
penskoran serta tahap analisis data, tahap berikutnya yaitu penarikan kesimpulan
berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis instrumen tes uraian keterampilan berpikir
kreatif terhadap peserta didik SMA Negeri di wilayah Tangerang Selatan.

D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan narasumber, partisipan, atau informan yang
dijadikan sumber data dalam penelitian. Penentuan sumber data pada informan
dilakukan secara purposive yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu11.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPA pada delapan SMA Negeri
di wilayah Tangerang Selatan. Sekolah yang dijadikan tempat penelitian diambil
berdasarkan teknik purposive sampling. Subjek penelitian masing-masing sekolah
diambil secara acak. Jumlah subjek penelitian pada masing-masing sekolah di wilayah

10
Ibid. h.129
11
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D cetakan ke-14, Bandung: Alfabeta,
2011, h.218
45

Tangerang Selatan antara 32-35 peserta didik di SMAN 1 Tangerang Selatan SMAN 3
Tangerang Selatan, SMAN 4 Tangerang Selatan, SMAN 5 Tangerang Selatan, SMAN 6
Tangerang Selatan, SMAN 7 Tangerang Selatan, SMAN 8 Tangerang Selatan, dan
SMAN 10 Tangerang Selatan. Rincian subjek penelitian terdapat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Subjek Penelitian


Wilayah Kecamatan Sekolah Kelas Waktu Penelitian
Utara Pondok Aren SMAN 5 Tangsel X MIPA 2 Senin, Maret 2019

Timur Ciputat SMAN 4 Tangsel X MIPA 3 Rabu, 30 Januari 2019


Timur
SMAN 8 Tangsel X MIPA 1 Senin, 4 Maret 2019

Selatan Pamulang SMAN 3 Tangsel X MIPA 5 Senin, 4 Februari 2019

SMAN 6 Tangsel X MIPA 5 Jumat, 8 Februari 2019

Barat Serpong
SMAN 7 Tangsel X MIPA 7 Selasa, 5 Maret 2019
Utara

Pusat Ciputat SMAN 1 Tangsel X MIPA 5 Rabu, 13 Februari 2019

SMAN 10 Tangsel X MIPA 3 Jumat, 1 Maret 2019

Untuk menentukan jumlah subjek dalam penelitian ini menggunakan rumus


Slovin sebagai berikut,12

Keterangan:
n = Ukuran sampel peserta didik
N = Ukuran populasi peserta didik
d = Galat dugaan atau tingkat eror data (1%, 5%, 10%)

12
Nugraha Setiawan, Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus SLovin dan Tabel Krejcie-
Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya”, (Semarang: Universitas Padjadjaran, 2017), h.6
46

E. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengambilan data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut,
1. Tes
Teknik pengambilan data berupa tes yaitu pengambilan data dengan memberikan
instrumen tes uraian keterampilan berpikir kreatif kepada peserta didik. Tes merupakan
alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.13
2. Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk
mengetahui hal-hal responden secara mendalam14 Wawancara dilakukan kepada guru
mata pelajaran fisika serta beberapa peserta didik yang dipilih secara acak. Wawancara
ini bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam terkait penelitian yang dilakukan.
Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara semiterstruktur, dimana tujuan wawancara
ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dan pihak yang
diwawancarai diminta pendapatnya15
3. Judgment dan Validasi Instrumen Tes Uraian
Hasil penilaian dari para ahli yang berupa data skor tiap nomor soal diolah
dengan menggunakan teknik Content Validity Ratio (CVR). Rumus untuk menentukan
nilai CVR16 adalah sebagai berikut:

Keterangan:
= nilai validitas
= jumlah ahli atau responden yang mengatakan baik
= jumlah ahli atau responden

13
Suharsimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h.67
14
Sugiono, op.cit., h. 231
15
Ibid., h. 233
16
Lawshe C. H, Personnel Psychology, (Purdue University,1975), h.567
47

Nilai CVR ditentukan tiap nomor soal untuk mengetahui seberapa besar validasi
tiap nomor soal. Setelah didapatkan nilai CVR yang nilainya berkisar antara +1 sampai
-1, tahap selanjutnya yaitu mengetahui nilai Content Validity Index (CVI). Nilai CVI
inilah yang nantinya akan menunjukkan rata-rata dari nilai CVR tiap aspek yang
dinilai17. Pada Tabel 3.5 ditampilkan kategori perolehan hasil nilai perhitungan CVI.
Rumus untuk menentukan CVI adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 5 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI)


Rentang Nilai Kategori
0,00 – 0,33 Tidak Sesuai
0,34 – 0,67 Sesuai
0,68 – 1,00 Sangat Sesuai

Perolehan nilai uji validitas isi para ahli tiap aspek mengacu pada tabel di atas.
Pada Tabel 3.6 ditampilkan hasil uji validitas isi.
Tabel 3. 6 Hasil Perolehan Nilai Uji Validitas
Aspek yang dinilai Skor CVI Kategori
Konten Materi 0,97 Sangat Sesuai
Konstruksi 0,99 Sangat Sesuai
Bahasa 0.82 Sangat Sesuai

F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes Uraian
Tes dilakukan untuk mengetahui keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Tes
uraian terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung
permasalahan dan menuntut jawaban peserta didik melalui uraian-uraian kata yang
merefleksikan kemampuan berpikir peserta didik.18 Terdiri dari tujuh butir soal
uraian yang telah divalidasi dan disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah

17
Ibid, h. 568-569
18
Mochtar Kusuma, Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Dua Satria Offset, 2016), h.128
48

dibuat. Pada tabel 3.7 terdapat indikator soal instrumen tes uraian serta aspek
keterampilan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 3. 7 Tabel Indikator Soal Tes Uraian Keterampilan Berpikir Kreatif


No Indikator Soal Aspek KBK
1. Disajikan sebuah informasi berupa tabel berisi Fluency
gambar beserta spesifikasi dan harga yang dapat
digunakan untuk memperbesar gaya gesek, peserta
didik diharapkan dapat memberikan banyak
gagasan mengenai suatu masalah berdasarkan tabel
informasi yang diberikan.
2 Disajikan sebuah informasi berupa gambar keadaan Flexibility
handle (pegangan) sebuah bus yang sedang
digunakan oleh salah seorang penumpang. Peserta
didik diharapkan dapat memberikan macam-macam
penafsiran (interpretasi) pada saat bus diam, akan
mulai berjalan, mulai berjalan, dan berhenti secara
tiba-tiba (mengerem).
3. Disajikan sebuah gambar beserta spesifikasi yang Fluency
menunjukkan sebuah truk pengangkut pasir yang
sedang berjalan dengan kecepatan tertentu yang
kemudian ada bagian bak dari truk tersebut yang
berlubang. Peserta didik diharapkan mampu
memberikan banyak gagasan terhadap masalah
tersebut.
4. Disajikan sebuah gambar yang menunjukkan dua Flexibility
orang anak yang sedang bersepeda dengan gaya
yang sama namun dengan massa yang berbeda.
Peserta didik diharapkan mampu memberikan
macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap
suatu cerita mengenai percepatan kedua anak
tersebut pada berbagai lintasan.
5. Disajikan sebuah gambar yang menunjukkan Elaboration
seorang supir angkut barang sedang memindahkan
box berisi lemari pendingin ke dalam mobil. Peserta
didik diharapkan dapat memecahkan masalah
dengan melakukan langkah-langkah yang
49

No Indikator Soal Aspek KBK


terperinci.
6. Disajikan sebuah informasi berupa gambar yang Originality
menunjukkan berbagai hal yang berkaitan dengan
Hukum III Newton. Peserta didik diharapkan
mampu memikirkan hal selain yang telah disajikan,
kemudian menuliskan hal tersebut.
7. Disajikan sebuah informasi berupa beberapa Elaboration
gambar yang menunjukkan aktivitas sehari-hari.
Peserta didik diharapkan dapat menjabarkan arah
gaya aksi reaksi dengan petunjuk berupa garis
panah sesuai dengan ketentuan dalam Hukum III
Newton.

2. Pedoman Wawancara
Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara semiterstruktur. Pedoman
wawancara yang digunakan bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam dari
peserta didik terkait tes keterampilan berpikir kreatif serta ditujukan kepada guru
pengampu mata pelajaran fisika.
3. Lembar Judgment Ahli
Lembar yang digunakan untuk memvalidasi isi instrumen terlihat pada tabel 3.8.

Tabel 3. 8 Lembar Judgment


Nomor Soal
No Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Materi
Kelogisan jawaban/tidak
1.
miskonsepsi
Butir soal mendorong
2. keingintahuan untuk memecahkan
permasalahan
Kesesuaian soal dengan materi
3.
yang dipelajari/kedalaman materi
Menggunakan contoh kasus yang
4. terdapat dalam kehidupan sehari-
hari
Konstruk
1. Kesesuaian materi soal dengan
50

Nomor Soal
No Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
kompetensi
Kesesuaian materi soal dengan
2.
indikator
Pokok soal dirumuskan secara
3.
jelas dan tegas
Butir soal tidak bergantung pada
4.
jawaban soal sebelumnya
Butir soal tidak memberi petunjuk
5.
kunci jawaban
Gambar dan tabel jelas dan
6.
berfungsi
Bahasa
Kesesuaian dengan kaidah bahasa
1.
Indonesia
Penggunaan bahasa yang
2.
komunikatif
Tidak menggunakan bahasa yang
3.
berlaku setempat/tabu
Jawaban tidak mengulang
4. kata/kalimat yang sama kecuali
satu kesatuan pengertian

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dilakukan penskoran serta triangulasi sumber data.
Penskoran yang digunakan dalam penelitian berdasarkan pada teori berpikir kreatif.
Penskoran dilakukan sesuai dengan hasil jawaban setiap item soal. Tiap soal memiliki
kriteria tertentu yang berbeda-beda. Pengolahan data dilakukan dengan pemberian skor
serta penyesuaian jawaban peserta didik pada saat uji lapangan dengan rubrik penskoran
yang telah disusun. Analisis data dilakukan dengan menganalisis tiap butir soal. Analisis
yang dilakukan berdasarkan materi tiap butir soal, indikator dan sub indikator
51

keterampilan berpikir kreatif, keterampilan berpikir kreatif tiap sekolah, serta gender
tiap peserta didik. Nilai peserta didik dapat diperoleh dengan rumus:19

Keterangan:
S = nilai yang diharapkan
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = skor maksimum dari tes tersebut

Selain dilakukan penskoran hasil tes keterampilan berpikir kreatif peserta didik,
hasil wawancara guru dan peserta didik serta catatan lapangan yang dilakukan oleh
peneliti di analisis dengan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai sumber data yang
telah ada.20

19
Ngalimin Purwanto, Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013, h.112
20
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D cetakan ke-14, (Bandung: Alfabeta,
2011), h.241
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Penelitian Keterampilan Berpikir Kreatif ini dilaksanakan di delapan sekolah
negeri di wilayah Tangerang Selatan yaitu SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5,
SMAN 6, SMAN 7, SMAN 8, dan SMAN 10. Banyaknya kelas yang digunakan untuk
penelitian yaitu satu kelas dari masing-masing sekolah. Populasi penelitian yaitu total
subjek dalam penelitian ini adalah 274 peserta didik dengan tingkat kepercayaan
penelitian 94.5% atau eror sebesar 5.5%. Instrumen yang digunakan yaitu tujuh butir
soal instrumen tes uraian keterampilan berpikir kreatif. Materi pada penelitian ini yaitu
Hukum Newton tentang Gerak.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Data yang dideskripsikan ialah data hasil keterampilan berpikir kreatif peserta
didik berdasarkan sub-materi, aspek indikator keterampilan berpikir kreatif, gender
peserta didik, serta gambaran keterampilan berpikir kreatif di wilayah Tangerang
Selatan pada masing-masing sekolah. Penjabaran data hasil penelitian berdasarkan skor
masing-masing sekolah berdasarkan aspek yang telah disebutkan di atas. Selain itu, data
yang dideskripsikan akan dihubungkan dengan hasil instrumen non tes lainnya berupa
wawancara dengan guru pelajaran fisika di setiap sekolah serta wawancara dengan
beberapa peserta didik (triangulasi sumber). Berikut hasil yang diperoleh berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan.

1. Keterampilan Berpikir Kreatif berdasarkan Sub-materi


Berdasarkan hasil tes uraian yang diberikan ke peserta didik, maka dapat
diketahui keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada sub-materi Hukum Newton di
masing-masing sekolah. Sub-materi Hukum Newton yaitu, gaya, hukum I Newton,

52
53

Hukum II Newton dan Hukum Newton III. Berikut perolehan skor peserta didik
berdasarkan sub-materi.
a) Skor Peserta Didik berdasarkan Sub-materi Gaya

Skor
Maks

2.9

Gambar 4. 1 Skor Peserta Didik berdasarkan Sub-materi Gaya

Gambar 4.1 menunjukkan hasil perolehan rata-rata skor pada tiap sekolah
berdasarkan sub-materi gaya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa
empat dari delapan sekolah masih memperoleh skor di bawah rata-rata. Perolehan skor
rata-rata delapan sekolah yaitu 2,9 dari skor maksimal 5. SMAN 6, SMAN 7, SMAN 8
dan SMAN 10 telah mencapai rata-rata skor namun empat sekolah lainnya yaitu SMAN
1, SMAN 3, SMAN 4 dan SMAN 5 masih berada di bawah skor rata-rata. Pada sub-
materi gaya, peserta didik diminta untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan
gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian besar peserta didik belum paham dengan soal yang tertera sehingga
hanya sebagian kecil peserta didik yang mendapatkan skor maksimal. Berdasarkan hasil
wawancara dengan peserta didik yang mendapatkan skor maksimal, di dapat informasi
bahwa mereka terbiasa dengan soal yang berkaitan dengan gaya gesek. Namun, kali
54

pertama peserta didik menemukan soal yang berkaitan dengan kombinasi bahan dengan
perhitungan harga masing-masing bahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, rata-rata soal yang mereka temukan berhubungan dengan sesuatu yang
tidak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan berupa hitungan yang mengharuskan
mereka menjawab satu jawaban benar.
Lain halnya dengan peserta didik yang tidak mendapatkan skor (skor nol).
Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik kurang dapat menganalisis soal yang
diberikan karena kali pertama menemukan soal yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Mereka mengatakan bahwa soal yang diberikan bukan merupakan soal yang
dapat diselesaikan dengan rumus. Mereka terbiasa di berikan soal yang penyelesaian nya
dengan menggunakan rumus. Mereka cenderung sulit memahami soal-soal analisis yang
mengutamakan konsep dibandingkan hasil yang pasti. Hal tersebut sesuai dengan hasil
wawancara dengan guru matapelajaran fisika di sekolah yang mengatakan bahwa selama
ini peserta didik kurang dilatihkan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik cenderung dilatihkan dengan soal-soal yang jawabannya dapat di
selesaikan dengan penerapan rumus.
55

b) Skor Peserta Didik berdasarkan Sub-materi Hukum I Newton

Skor
Maks

3.6

Gambar 4. 2 Skor Peserta Didik berdasarkan Sub-materi Hukum I Newton

Gambar 4.2 menunjukkan hasil perolehan rata-rata skor pada tiap sekolah
berdasarkan sub-materi Hukum I Newton. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
diketahui bahwa tiga dari delapan sekolah masih memperoleh skor di bawah rata-rata.
Perolehan skor rata-rata delapan sekolah yaitu 3,6 dari skor maksimal 8. SMAN 3,
SMAN 6, SMAN 7, SMAN 8 dan SMAN 10 telah mencapai rata-rata skor namun tiga
sekolah lainnya yaitu SMAN 1, SMAN 4 dan SMAN 5 masih berada di bawah skor
rata-rata. Pada sub-materi Hukum I Newton, peserta didik diminta untuk menyelesaikan
soal terkait sifat kelembaman yang terjadi pada penumpang ketika berada di dalam
sebuah bus.
Sebagian besar peserta didik kurang memahami sub-materi kelembaman. Hal ini
dibuktikan dengan alasan yang diberikan pada lembar jawaban yang tidak berkaitan
dengan hukum kelembaman. Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang peserta didik
yang mendapatkan skor maksimal, di dapat informasi bahwa peserta didik tersebut
56

sangat paham dengan sub-materi Hukum I Newton. Selain itu, peserta didik tersebut
terbiasa membaca hal-hal yang berkaitan dengan penerapan Hukum Newton dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam proses membaca biasanya akan memunculkan pertanyaan
atau respon, kemudian mencoba menemukan jawaban yang tepat dan di sanalah proses
dari berpikir kreatif tercipta.1 Lain halnya dengan peserta didik yang tidak mendapatkan
skor (skor nol). Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik tersebut kurang memahami
sub-materi Hukum I Newton sehingga peserta didik tersebut merasa kesulitan dalam
memahami soal. Peserta didik merasa bahwa selama pembelajaran tidak dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari dan tidak menekankan pada konsep. Hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara dengan guru matapelajaran fisika di sekolah yang mengatakan
bahwa pada proses pembelajaran, hanya dibahas sekilas terkait Hukum I Newton dan
kurang memberikan banyak contoh. Namun alternatif lainnya, peserta didik telah
diberikan penugasan terkait contoh penerapan Hukum I Newton.
c) Skor Peserta Didik Berdasarkan Sub-materi Hukum II Newton

Skor
Maks

0.8

Gambar 4. 3 Skor Peserta Didik berdasarkan Sub-materi Hukum II Newton

1
Desi Wulandari, dkk., Physics of Learning Strategy to Train Critical and Creative Thinking Skill,
International Journal of Science and Research (IJSR) ISSN: 231-7064, 2014, h. 2978
57

Gambar 4.3 menunjukkan hasil perolehan rata-rata skor pada tiap sekolah
berdasarkan sub-materi Hukum II Newton. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
diketahui bahwa empat dari delapan sekolah masih memperoleh skor di bawah rata-rata.
Perolehan skor rata-rata delapan sekolah yaitu 0,8 dari skor maksimal 9. SMAN 6,
SMAN 8 dan SMAN 10 telah mencapai rata-rata skor namun empat sekolah lainnya
yaitu SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, dan SMAN 7 masih berada di bawah
skor rata-rata. Pada sub-materi Hukum II Newton, peserta didik diminta untuk
menyelesaikan soal terkait penerapan Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
Dua soal terkait dengan percepatan sebuah kendaraan dan satu soal terkait dengan
bidang miring.
Sebagian besar peserta didik kesulitan dalam memahami sub-materi Hukum II
Newton. Hal tersebut tergambar pula pada salah satu penelitian terkait Hukum Newton
gerak. Hanya 20,7% dari keseluruhan jumlah peserta didik yang dapat menjawab
dengan benar soal yang berkaitan dengan Hukum II Newton terutama yang
menggunakan diagram gaya dalam proses penyelesaiannya. 2 Hukum II Newton
merupakan salah satu sub-bab yang banyak menggunakan penerapan rumus serta
pemahaman yang lebih. Hal ini dibuktikan dengan alasan yang diberikan pada lembar
jawaban yang kurang menjabarkan hasil analisis terkait Hukum II Newton. Berdasarkan
hasil wawancara dengan seorang peserta didik yang mendapatkan skor tertinggi yaitu 3
dari skor maksimal 9, di dapat informasi bahwa peserta didik tersebut agak sulit
memahami serta menganalisis sub-materi Hukum II Newton. Selain itu, peserta didik
tersebut mengaitkan informasi yang telah didapat dan mencoba mengaitkan dengan
kehidupan nyata kemudian dijabarkan dalam jawaban.
Pada soal pertama terkait dengan Hukum II Newton, peserta didik mencoba
menghubungkan dengan materi GLB serta mengaitkan dengan Hukum II Newton. Pada
soal berikutnya peserta didik mencoba menerapkan konsep yang ada dengan kehidupan

2
Masdukiyanto, Sutopo, Eny Latifah, Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Hukum Newton,
Prosiding Seminar Nasional IPA Pascasarjana Universitas Negeri Malang Vol. 1 ISBN: 978-602-9286-21-
2, 2016, h. 353
58

nyata. Hal tersebut membatu memudahkan dalam menjawab soal. Pada soal selanjutnya,
sebelum peserta didik menghitung besar gaya serta sudut kemiringan bidang terlebih
dahulu menjabarkan nya dalam diagram gaya. Diagram gaya membantunya dalam
menyelesaikan soal yang membutuhkan analisis gaya yang bekerja pada benda. Diagram
gaya merupakan salah satu jembatan dalam mengidentifikasi gaya apa saja yang ada
pada benda.3
Lain halnya dengan peserta didik yang tidak mendapatkan skor (skor nol).
Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik tersebut sangat kurang memahami sub-
materi Hukum II Newton sehingga peserta didik tersebut merasa kesulitan dalam
memahami soal. Peserta didik tidak pahan dengan ketiga soal yang berkaitan dengan
Hukum II Newton. Peserta didik berpendapat bahwa soal-soal yang penyelesaiannya
dengan diagram gaya sulit untuk diselesaikan. Peserta didik kesulitan dalam
menguraikan gaya-gaya yang terdapat benda terhadap bidang miring. Hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di sekolah yang mengatakan
bahwa banyak penerapan Hukum II Newton yang harus diajarkan kepada peserta didik
sehingga pada pelaksanaannya kurang maksimal. Selain itu, pada diagram gaya terdapat
sudut kemiringan yang berkaitan dengan trigonometri, sementara peserta didik belum
mendapatkan materi tersebut pada mata pelajaran matematika sehingga guru harus
menjelaskan terlebih dahulu terkait trigonometri.

3
Masdukiyanto, Sutopo, Eny Latifah, Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Hukum Newton,
Prosiding Seminar Nasional IPA Pascasarjana Universitas Negeri Malang Vol. 1 ISBN: 978-602-9286-21-
2, 2016, h. 353
59

d) Skor Peserta Didik Berdasarkan Sub-materi Hukum III Newton

17,0
16,0
15,0 13,9 13,8
14,0 13,3
13,0
12,0
10,4 10,5 10.9
11,0
10,0 9,5
8,8
9,0
8,0 6,9
7,0
6,0
5,0
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
SMAN 1 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8 SMAN 10

Gambar 4. 4 Skor Peserta Didik berdasarkan Sub-materi Hukum III Newton

Gambar 4.4 menunjukkan hasil perolehan rata-rata skor pada tiap sekolah
berdasarkan sub-materi Hukum I Newton. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
diketahui bahwa empat dari delapan sekolah masih memperoleh skor di bawah rata-rata.
Perolehan skor rata-rata delapan sekolah yaitu 10,9 dari skor maksimal 17. SMAN 5,
SMAN 6 dan SMAN 7 telah mencapai rata-rata skor namun lima sekolah lainnya yaitu
SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 8, dan SMAN 10 masih berada di bawah skor
rata-rata. Pada sub-materi Hukum III Newton, peserta didik diminta untuk
menyelesaikan soal terkait penerapan Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.
Satu terkait dengan penerapan Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari dan satu
soal terkait dengan arah gaya serta penjelasan terkait Hukum III Newton.
Sebagian besar peserta didik telah memahami konsep hingga penerapan dari
Hukum III Newton, namun tak sedikit pula yang salah dalam pemahaman. Banyak pula
peserta didik yang masih selisih paham antara penerapan Hukum I Newton dan Hukum
60

III Newton. Beberapa peserta didik juga belum paham terkait arah gaya aksi reaksi yang
cara kerjanya berlawanan arah. Berdasarkan wawancara dengan peserta didik yang
memperoleh skor maksimal, peserta didik mengatakan bahwa penerapan Hukum III
Newton yang paling dipahami dibandingkan dengan sub-maeri lainnya. Konsep yang
mudah dipahami, tidak banyak rumus dan sangat dekat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari lah yang membuatnya sangat paham. Lain halnya dengan peserta didik yang
tidak mendapatkan skor maksimal, pesera didik menganggap paham dengan konsep
namun merasa bingung ketika dikaitkan dengan penerapan ke kehidupan sehari-hari.
Serta sulit dalam menentukan arah gaya aksi reaksi pada masing-masing gambar yang
teah disediakan.

2. Keterampilan Berpikir Kreatif Berdasarkan Indikator Aspek Keterampilan


Berpikir Kreatif
Berdasarkan jawaban yang peserta didik pada tes uraian yang diberikan maka
dapat diketahui keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada masing-masing
indikator keterampilan berpikir kreatif. Indikator yang digunakan merupakan sebagian
indikator yang terdapat pada keterampilan berpikir kreatif.
61

a. Berpikir Lancar (Fluency): Mempunyai Banyak Gagasan Mengenai Suatu


Masalah (Indikator 1)

Skor
Maks

1.7

Gambar 4. 5 Skor Peserta Didik berdasarkan Indikator 1

Gambar 4.5 menunjukkan hasil perolehan skor masing-masing sekolah


berdasarkan indikator 1 aspek berpikir lancar (fluency). Berdasarkan hasil yang
diperoleh dapat diketahui bahwa empat dari delapan sekolah masih memperoleh skor di
bawah rata-rata dengan perolehan skor rata-rata yaitu 1,7 dari skor maksimal 10. SMAN
6, SMAN 7, SMAN 8 dan SMAN 10 telah mencapai rata-rata skor namun empat
sekolah lainnya yaitu SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4 dan SMAN 5 masih berada di
bawah skor rata-rata. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata peserta didik masih
pada indikator 1 aspek berpikir lancar masih rendah. Hasil yang diperoleh berbeda
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Irwandi, dkk. Pada penelitian ini hasil
62

keterampilan berpikir kreatif pada aspek berpikir lancar berada pada kategori kreatif
(cukup) dibandingkan dengan aspek berpikir luwes.4
Pada indikator 1 aspek berpikir lancar (fluency), peserta didik diminta untuk
memberikan penjabaran berupa gagasan-gagasan terhadap suatu masalah yang berkaitan
dengan gaya gesek pada masing-masing bahan. Makin banyak peserta didik
memberikan banyak kombinasi bahan/kemungkinan jawaban yang mendapatkan skor
skor tinggi bahkan skor maksimal namun jawaban yang diberikan harus relevan dengan
soal. Pada soal selain peserta didik diminta untuk membuat berbagai kombinasi bahan
sesuai dengan koefisien gesek, peserta didik juga diminta untuk memperhatikan
perhitungan matematika sederhana yang berkaitan dengan anggaran maksimum yang
disajikan sebagai salah satu kriteria bahan apa saja yang dapat dikombinasikan.
Meskipun terdapat empat sekolah yang telah berada di atas nilai rata-rata, namun
skor tersebut masih sangat jauh dari skor maksimum. Hal tersebut dikarenakan pada
indikator pertama dibuat pada dua konsep yang berbeda yaitu pada soal nomor satu
(konsep gaya) dan soal nomor tiga (Hukum II Newton). Banyak peserta didik yang
mendapatkan skor rendah pada soal nomor tiga. Peserta didik kurang mengaitkan ke
pengalaman sebelumnya (materi GLB) sehingga agak sulit dalam menjawab soal. Hal
tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik yang mendapatkan skor
tertinggi maupun terendah. Guru mata pelajaran membenarkan bahwa peserta didik
cenderung tidak mengaitkan materi sebelumnya yang telah diajarkan sehingga ketika
ada soal yang berkaitan, mereka tidak dapat menyelesaikannya dengan baik. Peserta
didik kesulitan menjawab pertanyaan yang menuntut untuk menganalisis sebelum
mengerjakan dikarenakan tidak sedikit peserta didik yang melakukan kecerobohan pada
saat analisis soal hingga saat perhitungan.

4
Irwandi, dkk., “Pengembangan Vitur Sebagai Media Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika “Lensa” Vol. 3 No. I ISSN 2338-
4417, h. 239
63

b. Berpikir Luwes (Flexibility): Memberikan Macam-Macam Penafsiran


(Interpretasi) terhadap Suatu Gambar, Cerita atau Masalah (Indikator 2)

2.2

Gambar 4. 6 Skor Peserta Didik berdasarkan Indikator 2

Gambar 4.6 menunjukkan hasil perolehan skor masing-masing sekolah


berdasarkan Indikator 2 aspek berpikir luwes (flexibility). Berdasarkan hasil yang
diperoleh dapat diketahui bahwa empat dari delapan sekolah masih memperoleh skor di
bawah rata-rata dengan perolehan skor rata-rata yaitu 2,2 dari skor maksimal 7. SMAN
1, SMAN 6, SMAN 8 dan SMAN 10 telah mencapai rata-rata skor namun empat
sekolah lainnya yaitu SMAN 3, SMAN 4 SMAN 5 dan SMAN 7 masih berada di bawah
skor rata-rata.
Pada indikator 2 aspek berpikir luwes (flexibility), peserta didik diminta untuk
memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu gambar atau masalah. Pada dua
soal yang berkaitan dengan indikator 2, kedua soal menyajikan gambar kemudian
peserta didik memberikan penafsiran terhadap gambar-gambar tersebut. Meskipun
terdapat empat sekolah yang telah berada di atas nilai rata-rata, namun skor tersebut
64

masih jauh dari skor maksimum. Hal tersebut dikarenakan pada indikator ini dibuat pada
dua konsep yang berbeda yaitu pada soal nomor dua (Hukum I Newton) dan soal nomor
empat (Hukum II Newton). Jawaban peserta didik bervariasi pada kedua soal tersebut.
Banyak peserta didik yang salah mengartikan soal nomor dua. Soal nomor dua berkaitan
dengan Hukum I Newton, namun tak sedikit peserta didik yang menjawab bahwa soal
nomor dua berkaitan dengan Hukum III Newton. Rata-rata peserta didik mampu
mengerjakan soal nomor dua ini, namun hanya sedikit peserta didik yang mendapatkan
skor maksimal.
Peserta didik dapat membuat penafsiran dengan membayangkan keadaan yang
pernah mereka alami, tetapi peserta didik kurang memahami konsep kelembaman
sehingga alasan yang diberikan kurang sesuai. Soal nomor empat berkaitan dengan
Hukum II Newton, dimana pada soal peserta didik diminta untuk menafsirkan keadaan
pada dua orang yang berbeda massa. Banyak peserta didik yang mengaitkan soal ini
dengan materi GLB, tidak dengan tinjauan Hukum II Newton. Berdasarkan hasil
wawancara, peserta didik yang mendapatkan skor tinggi mengatakan bahwa lebih
mudah menafsirkan suatu masalah dan menjabarkan nya dengan kalimat jika masalah
tersebut berkaitan dengan pengalaman yang sebelumnya dialami dan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Lain halnya dengan peserta didik yang mendapatkan skor rendah
yang berpendapat bahwa sulit baginya untuk menafsirkan sesuatu yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari sedangkan kurang memahami konsep. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran fisika, peserta didik kurang dilatih kan dengan
soal-soal yang berkaitan dengan penafsiran suatu keadaan berdasarkan gambar atau
video dan lebih di arahkan untuk menjawab dengan satu jawaban pasti dengan
menggunakan rumus dalam penyelesaiannya.
65

c. Berpikir Original (Originality): Memikirkan Masalah-Masalah atau Hal-Hal


yang tidak pernah terpikirkan oleh Orang Lain

Skor
Maks
10,0 9,4
9,0
7,7
8,0 7,3
6,7 6,8 6.8
7,0
6,1 6,0
6,0
5,0
4,1
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
SMAN 1 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8 SMAN 10

Gambar 4. 7 Skor Peserta Didik berdasarkan Indikator 4

Gambar 4.8 menunjukkan hasil perolehan skor masing-masing sekolah


berdasarkan Indikator 4. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa tiga
dari delapan sekolah masih memperoleh skor di bawah rata-rata dengan perolehan skor
rata-rata yaitu 6,8 dari skor maksimal 10. SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 7 dan
SMAN 8 telah mencapai rata-rata skor namun tiga sekolah lainnya yaitu SMAN 1,
SMAN 6, dan SMAN 10 masih berada di bawah skor rata-rata. Berdasarkan skor
masing-masing sekolah, peserta didik berada pada kategori cukup. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Asista Amilia. Peserta didik berada pada
kategori cukup pada aspek berpikir original, dibandingkan dengan aspek lainnya.5
Pada indikator 4 aspek berpikir original (Originality), peserta didik disajikan
empat gambar yang berkaitan dengan Hukum III Newton. Kemudian peserta didik

5
Asista Asmila dkk, “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Cahaya Siswa Kelas VIII SMP
Xaverius Kota Lubuklinggau”, 2016.
66

diminta untuk memberikan hal lain dalam konteks soal ini yaitu contoh kegiatan selain
yang telah diberikan pada soal. Dalam penyelesaiannya, peserta didik harus mengingat
kembali pengalaman yang pernah dialaminya yang berhubungan dengan konsep gaya
aksi reaksi. Berdasarkan peserta didik yang mendapatkan skor tinggi (maksimal), mudah
baginya memikirkan hal lain yang berkaitan dengan Hukum III Newton karena peserta
didik sering mengaitkan konsep yang di dapat setelah pembelajaran dengan kehidupan
nyata sehari-hari kemudian mengulang pelajaran di rumah. Selain itu, Hukum III
Newton sangat mudah di temukan pada aktivitas sehari-hari. Menurutnya, guru mata
pelajaran pun beberapa kali menugaskan hal terkait materi dengan kehidupan sehari-
hari. Lain halnya dengan peserta didik yang tidak mendapatkan skor maksimal,
menurutnya agak sulit menemukan contoh lain karena selama pembelajaran peserta
didik tidak memahami konsep dan hanya menghafalkan contoh yang telah diberikan
oleh guru. Beberapa guru mata pelajaran membenarkan bahwa dalam pembelajaran
hukum III Newton, peserta didik lebih mudah memahami kemudian menghubungkan
dengan kegiatan sehari-hari. Namun ada beberapa peserta didik yang masih
menggunakan metode hafalan dan kurang antusias dalam belajar sehingga pemikirannya
kurang berkembang terhadap contoh lainnya.
67

d. Berpikir Merinci (Elaboration): Mencari Arti yang Lebih mendalam terhadap


Jawaban atau Pemecahan Masalah dengan melakukan Langkah-Langkah yang
terperinci

Skor
Maks
9,0
8,0
7,0
6,0
5,0
4,0
3,0
1,9
2,0 1,6 1,4
0,6 0,8 0,8
1,0 0.9
0,0 0,0
0,0
SMAN 1 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8 SMAN 10

Gambar 4. 8 Skor Peserta Didik berdasarkan Indikator 3

Gambar 4.7 menunjukkan hasil perolehan skor masing-masing sekolah


berdasarkan Indikator 3. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa lima
dari delapan sekolah masih memperoleh skor di bawah rata-rata dengan perolehan skor
rata-rata yaitu 0,9 dari skor maksimal 9. SMAN 7, SMAN 8 dan SMAN 10 telah
mencapai rata-rata skor namun lima sekolah lainnya yaitu SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4,
SMAN 5, dan SMAN 6 masih berada di bawah skor rata-rata.
Pada indikator 3 aspek berpikir merinci (elaboration), peserta didik diminta
untuk memberikan solusi terhadap suatu masalah dengan melakukan berbagai hal yang
terperinci. Pada soal disajikan gambar seorang yang sedang menggunakan bidang
miring untuk memudahkan pekerjaannya kemudian peserta didik diminta untuk
memberikan solusi berupa perhitungan besar sudut kemiringan dan besar gaya yang
68

dibutuhkan agar orang tersebut merasa terbantu dengan adanya bidang miring tersebut.
Dalam penyelesaiannya, sebelum peserta didik memberikan kemungkinan besar sudut
kemiringan dan gaya dorong yang diberikan peserta diminta untuk menganalisis gaya
yang bekerja dengan membuat diagram gaya. Diagram gaya dimaksudkan untuk
memudahkan peserta didik dalam menemukan persamaan yang nantinya digunakan
untuk menghitung sudut kemiringan serta gaya yang harus dikeluarkan oleh orang
tersebut. Hanya sebagian kecil peserta didik yang dapat membuat diagram gaya
kemudian menemukan persamaan dari diagram gaya tersebut. Berdasarkan peserta didik
yang mendapatkan skor tinggi dengan membuat diagram gaya, dapat memudahkan
dalam menemukan persamaan. Setelah mendapatkan persamaan tak banyak
kemungkinan atau solusi yang diberikan sehingga peserta didik tidak mendapatkan skor
maksimal. Selain itu, peserta didik yang mendapatkan skor minimal tidak paham dengan
diagram gaya sehingga tidak dapat menemukan persamaan dan solusi terhadap masalah
yang diberikan. Guru mata pelajaran membenarkan bahwa penekanan pada diagram
gaya dalam menyelesaikan soal memang sesuatu yang sulit diterapkan dalam
pembelajaran. Pemahaman terhadap trigonometri pun belum sepenuhnya mereka
dapatkan, karena materi tersebut belum mereka dapatkan pada pelajaran matematika.
Sehingga hanya sedikit peserta didik yang memahami hal tersebut, itupun kemungkinan
besar hasil dari pengalaman sebelumnya di sekolah menenengah pertama.
69

e. Berpikir Merinci (Elaboration): Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan


detail-detail (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang
lain

Skor
Maks

14.9

Gambar 4. 9 Skor Peserta Didik berdasarkan Indikator 5

Gambar 4.9 menunjukkan hasil perolehan skor masing-masing sekolah


berdasarkan indikator 5 aspek berpikir merinci (originality). Berdasarkan hasil yang
diperoleh dapat diketahui bahwa lima sekolah masih memperoleh skor di bawah rata-
rata dengan perolehan skor rata-rata yaitu 14,9. SMAN 5, SMAN 6, dan SMAN 7 telah
mencapai rata-rata skor namun lima sekolah lainnya yaitu SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4,
SMAN 8 dan SMAN 10 masih berada di bawah skor rata-rata. Seluruh sekolah berada
di bawah skor maksimal. Pada indikator 5, peserta didik diminta untuk memberikan
detail - detail berupa arah gaya aksi reaksi serta penjelasan yang menunjukkan bahwa
kegiatan tersebut merupakan contoh dari Hukum III Newton. Selain itu, peserta didik
diminta pula untuk menggambarkan aktivitas lain yang berhubungan dengan Hukum III
Newton.
70

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik yang mendapatkan skor tertinggi


(maksimal), peserta didik memahami konsep Hukum Newton III dengan baik melalui
pembelajaran di kelas dan hasil eksplorasinya sendiri. Menurutnya, soal yang berkaitan
dengan konsep Hukum III Newton masih tergolong soal yang tidak terlalu sulit
dibandingkan konsep lainnya. Berbeda dengan hasil wawancara dengan peserta didik
yang mendapatkan skor minimum. Menurutnya, sulit untuk menemukan dan membuat
arah gaya serta penjelasan yang berkaitan dengan Hukum III Newton. Terkadang dirinya
merasa bahwa beberapa kegiatan yang dipikirkan nya tidak sesuai dengan penerapan
konsep Hukum III Newton.

3. Hasil Keterampilan Berpikir Kreatif Berdasarkan Gender

Skor
Maks

30

Gambar 4. 10 Skor Peserta Didik Berdasarkan Gender

Gambar 4.10 menunjukkan hasil perolehan skor masing-masing berdasarkan


gender. Peserta didik laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki keterampilan
berpikir kreatif yang cukup. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil keterampilan berpikir kreatif antara
peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan. Peserta didik laki-laki maupun
71

peserta didik perempuan sama-sama dapat menyelesaikan masalah matematis.


Walaupun demikian, ada sedikit perbedaan dalam kemampuan lainnya.
Anak perempuan cenderung lebih baik dalam kemampuan bicara, hitungan
matematis tertulis, dan mengingat suatu lokasi objek.6 Sedangkan anak laki-laki lebih
baik dalam analogi verbal, menyelesaikan persoalan matematis secara lisan, dan ingatan
7
konfigurasi spesial. Di masa anak usia dini sampai masa praremaja dan remaja, anak
perempuan cenderung lebih baik dalam menggunakan bahasa, misalnya elaborasi
sesuatu yang di ucapkan orang lain.8 Laki-laki memperoleh nilai yang lebih baik dalam
ujian pilihan ganda, tetapi tidak dalam format ujian lain.9 Laki-laki memeroleh nilai
yang lebih tinggi daripada wanita dalam ujian pengetahuan umum, penalaran mekanis,
dan rotasi mental. Sedangkan wanita memeroleh nilai yang lebih tinggi dalam
pengukuran bahasa, termasuk penilaian membaca dan menulis.

6
Diane, Menyelami Perkembangan Manusia, (Jakarta: Salemba Humanika), 2014, h. 227
7
Ibid.
8
Ibid.
9
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. ((Jakarta: PT Indeks)), 2011, h.155
72

4. Hasil Keterampilan Berpikir Kreatif di Tangerang Selatan

Skor
Maks

31

Gambar 4. 11 Skor Peserta Didik berdasarkan Keterampilan Berpikir Kreatif tiap


Sekolah

Gambar 4.11 menunjukkan hasil perolehan skor masing-masing sekolah.


Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa beberapa sekolah masih
memperoleh skor di bawah rata-rata dengan perolehan skor rata-rata yaitu 31. SMAN 5,
SMAN 6, SMAN 7, dan SMAN 8 telah mencapai rata-rata skor namun empat sekolah
lainnya yaitu SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4 dan SMAN 10 masih berada di bawah skor
rata-rata. Seluruh sekolah berada di bawah skor maksimal. Tiap sekolah memiliki
keunggulan masing-masing dari berbagai aspek yang diteliti. Berdasarkan hasil
wawancara pengajar di sekolah yang memiliki skor keterampilan berpikir kreatif
tertinggi (SMAN 6), peserta didik mulai di arahkan untuk berlatih soal-soal yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut mungkin dapat membantu peserta
didik dalam melati keterampilan berpikir, terutama berpikir kreatif. Selain itu, peserta
didik juga dibiasakan untuk menemukan berbagai alternatif jawaban, sehingga tidak
terfokus oleh satu jawaban benar. Peserta didik yang mendapatkan skor tertinggi secara
keseluruhan berasal dari SMAN 6. Menurutnya, dengan adanya soal yang mengasah
73

keterampilan berpikirnya membuat dirinya merasa lebih tertantang dan bersemangat


dalam mengerjakan tes. Selain itu, kebiasaannya dalam membaca dan mengaitkan
konsep fisika dengan kehidupannya sehari-hari membuatnya tidak terlalu kesulitan
dalam mengerjakan soal keterampilan berpikir kreatif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Keterampilan berpikir kreatif (KBK) peserta didik berdasarkan materi berada pada
kategori cukup. Hasil KBK terendah yaitu pada sub-materi Hukum II Newton
dengan skor rata-rata 0,8 dari skor maksimal 9 dan hasil KBK tertinggi pada sub-
materi Hukum III Newton dengan skor rata-rata 10,9 dari skor maksimal 17.
2. Keterampilan berpikir kreatif (KBK) peserta didik berdasarkan aspek indikator
berada pada kategori rendah. Hasil KBK terendah pada aspek berpikir merinci
(indikator 4) dengan skor rata-rata 0,9 dari skor maksimal 9 dan hasil KBK tertinggi
pada aspek berpikir orisinal (indikator 3) dengan skor rata-rata 6,8 dari skor
maksimal 10.
3. Keterampilan berpikir kreatif (KBK) peserta didik berdasarkan gender tidak terdapat
perbedaan, keterampilan berpikir kreatif peserta didik perempuan lebih tinggi
dengan skor rata-rata 30,5 dari pada peserta didik laki-laki dengan skor 29,8.
4. Keterampilan berpikir kreatif (KBK) peserta didik di wilayah Tangerang Selatan
berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 31 dari skor maksimal 75.

74
75

B. Saran
1. Perlu adanya penerapan beragam metode pembelajaran di sekolah yang dapat
memacu keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
2. Perlu adanya penerapan beragam model pembelajaran di sekolah yang dapat
memacu keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
3. Perlu adanya penerapan beragam instrumen evaluasi pembelajaran di sekolah yang
dapat mengukur keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
4. Perlu peningkatan dalam penerapan pembelajaran konseptual mengaitkan konsep
fisika dengan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari.
5. Perlu dilakukan latihan secara berkala terkait soal-soal analisis untuk melatih
keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
6. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis keterampilan berpikir
kreatif peserta didik di wilayah lain, agar dapat terlihat gambaran keterampilan
berpikir kreatif peserta didik di Indonesia.
7. Bagi peneliti selanjutnya, perlu memperhatikan kembali masalah teknis yang terkait
dengan subjek penelitian.
76

DAFTAR PUSTAKA

Anugraha, Rinto, Persiapan Total Menghadapi Olimpiade Fisika Internasional Mekanika,


Yogyakarta: Gava Media,. 2005.
Arikunto, Suharsimi. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara. 2012.
Asmila, Asista. “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Cahaya Siswa Kelas VIII
SMP Xaverius Kota Lubuk Linggau”. 2016.
Bamang dan Tri. Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu Komputer & Informatika. Yogyakarta:
Andi. 2009.
Davis, Gary A. Anak Berbakat dan Pendekatan Keberbakatan. Jakarta: PT.Indeks. 2012.
Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: alfabeta. 2013.
Djupanda, Hisdamayanti. “Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA dalam
Memecahkan Masalah Fisika”. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vo. 3 No.2
ISSN. 2338 32440.
FollyEldy Elnetthra dan Fauziah Sulaiman. “The Role Of PBL in Improving Physics Students
Creative Thinking and Its Imprint on Gender”. International Journal of Education and
Research Vol.1 No.6. 2013.
Ganijati. Seri Fisika Dasar Mekanika edisi 5. Jakarta: Salemba Teknika. 2014.
Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2001.
Haliday dkk. Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2010.
Irwandi. “Pengembangan Vitur Sebagai Media pembelajaran Fisika untuk meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika “Lensa” Vol.3
No.1 ISSn 2338-4417.
Ishaq, Mohamad. Fisika Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Kemendikbud. Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, Mata
Pelajaran Fisika, Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Lawshe C. H, Personnel Psychology, Purdue University, 1975.
Lawson, Anton E. “Science Teaching and The Development of Thinking”. Wadsworth: 1995, h.
50
Liliawati, Winny. “Pembekalan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Melalui
Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah”. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol.6 No.2. 2011.
Marwiyah Siti, dkk. “Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kreatif pada
Mata Pelajaran IPA Terpadu Materi Atom, ION, dan Molekul SMP Islam Al Falah”.
Edu-Sains Vol 4 No.1. 2015.
Masdukiyanto dkk. “Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Hukum Newton”. Prosiding
Seminar Nasional IPA Pascasarjana Universitas Negeri Malang Vol. 1 ISBN: 978-602-
9286-21-2, 2016.
77

Mochtar Kusuma, Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Dua Satria Offset. 2016.


Moleong Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005.
Moma La. “Pengembangan Istrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis untuk Siswa
SMP”. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol.4 No.1. 2015.
Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta,
1987.
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. 2012.
Nahadi, dkk. Pengembangan dan Analisis Tes Kimia berbasis Open-Ended Problem untuk
Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Makalah Pendamping Kependidikan
ISBN: 978-602-73159-0-7. 2015.
Papala, E Diane. Menyelami Perkembangan Manusia Buku Satu Edisi duabelas. Jakarta:
Salemba Humanika. 2014
Richard, dkk. The Global Creativity Indeks. Toronto: Martin Prosperity Institute. 2015.
Slavin, E. Robert. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jilid 1 Edisi kesembilan. Jakarta: PT.
Indeks. 2011.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D cetakan ke-14, Bandung: Alfabeta.
2011.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik cetakan ke- 14, Jakarta:
Rineka Cipta. 2010.
Suwartono. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: ANDI. 2014.
Tipler. Fisika Dasar untuk Sains dan Teknik Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga, 1991.
Uloli, Ritin dkk. Proses Berpikir Kreatif Mahasiswa Dalam Memecahkan Masalah Mekanika.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, ISSN: 0853-0823. 2016.
Widana, I Wayan. Modul Penyusunan Soal Higer Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.
Wulandari, Desi dkk. “Physics of Learning Strategy to Train Critical and Creative Thinking
Skill”. International Journal of Science and Research (IJSR) ISSN: 231-7064. 2014.
78

LAMPIRAN

LAMPIRAN A
INSTRUMEN PENELITIAN

1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian


2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
3. Rubrik Penskoran Tes Keterampilan Berpikir
Kreatif
4. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes
a. Analisis Validasi Ahli Materi
b. Analisis Validasi Ahli Konstruksi
c. Analisis Validasi Ahli Bahasa
d. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
5. Soal Tes yang digunakan
6. Instrumen Nontes
a. Catatan Lapangan
b. Pedoman Wawancara
c. Hasil Wawancara Guru
d. Hasil Wawancara Peserta Didik
7. Lembar Validasi Ahli Materi
8. Lembar Validasi Ahli Konstruk
9. Lembar Validasi Ahli Bahasa
79

Lampiran A. 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Aspek dan Indikator Keterampilan Nomor


Indikator Soal
Berpikir Kreatif Soal
Keterampilan berpikir lancar (fluency) Disajikan sebuah informasi berupa tabel
Mempunyai banyak gagasan berisi gambar beserta spesifikasi dan harga
mengenai suatu masalah yang dapat digunakan untuk memperbesar
gaya gesek, peserta didik diharapkan dapat 1
memberikan banyak gagasan mengenai
suatu masalah berdasarkan tabel informasi
yang diberikan.
Keterampilan berpikir lancar (fluency) Disajikan sebuah informasi berupa tabel
Memberikan pertimbangan terhadap macam-macam tipe ban sepeda beserta
suatu situasi, yang berbeda dari gambar dan spesifikasi, peserta didik
2
yang diberikan orang lain. diharapkan dapat mengungkapkan gagasan-
gagasannya dalam menyelesaikan
permasalahan yang timbul.
Keterampilan berpikir luwes Disajikan sebuah informasi berupa gambar
(flexibility) keadaan handle (pegangan) sebuah bus yang
Memberikan macam-macam sedang digunakan oleh salah seorang
penafsiran (interpretasi) terhadap penumpang. Peserta didik diharapkan dapat
suatu gambar, cerita atau masalah. memberikan macam-macam penafsiran 3
(interpretasi) pada saat bus diam, akan
mulai berjalan, mulai berjalan, dan berhenti
secara tiba-tiba (mengerem).

Keterampilan berpikir orisinal Disajikan sebuah cerita yang berkaitan


(originality) dengan hukum I Newton. Peserta didik
Memikirkan masalah-masalah atau diharapkan mampu menyebutkan contoh
4
hal-hal yang tidak pernah dari hukum I Newton selain yang sudah
terpikirkan oleh orang lain. tertera pada soal.

Keterampilan berpikir lancar (fluency) Disajikan sebuah gambar beserta spesifikasi


Mempunyai banyak gagasan yang menunjukkan sebuah truk pengangkut
mengenai suatu masalah. pasir yang sedang berjalan dengan
kecepatan tertentu yang kemudian ada
5
bagian bak dari truk tersebut yang
berlubang. Peserta didik diharapkan mampu
memberikan banyak gagasan terhadap
masalah tersebut.
80

Aspek dan Indikator Keterampilan Nomor


Indikator Soal
Berpikir Kreatif Soal
Keterampilan berpikir luwes Disajikan sebuah gambar yang
(flexibility) menunjukkan dua orang anak yang sedang
Memberikan macam-macam bersepeda dengan gaya yang sama namun
penafsiran (interpretasi) terhadap dengan massa yang berbeda. Peserta didik
6
suatu gambar, cerita, atau masalah. diharapkan mampu memberikan macam-
macam penafsiran (interpretasi) terhadap
suatu cerita mengenai percepatan kedua
anak tersebut pada berbagai lintasan.
Keterampilan berpikir merinci Disajikan sebuah gambar yang
(Elaboration) menunjukkan seorang supir angkut barang
Mencari arti yang lebih mendalam sedang memindahkan box berisi lemari
terhadap jawaban atau pemecahan pendingin ke dalam mobil. Peserta didik 7
masalah dengan melakukan diharapkan dapat memecahkan masalah
langkah-langkah yang terperinci. dengan melakukan langkah-langkah yang
terperinci.
Keterampilan berpikir original Disajikan sebuah informasi berupa gambar
(originality) yang menunjukkan berbagai hal yang
Memikirkan masalah-masalah atau berkaitan dengan Hukum III Newton.
8
hal-hal yang tidak pernah Peserta didik diharapkan mampu
terpikirkan oleh orang lain. memikirkan hal selain yang telah disajikan,
kemudian menuliskan hal tersebut.
Keterampilan berpikir merinci Disajikan sebuah informasi berupa beberapa
(Elaboration) gambar yang menunjukkan aktivitas sehari-
- Menambahkan garis-garis, hari. Peserta didik diharapkan dapat
warna-warna, dan detail-detail menjabarkan arah gaya aksi reaksi dengan 9
(bagian-bagian) terhadap petunjuk berupa garis panah sesuai dengan
gambarnya sendiri atau gambar ketentuan dalam Hukum III Newton.
orang lain.
Lampiran A. 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
Instrumen Tes Uraian Keterampilan Berpikir Kreatif Uji Coba Penelitian

Kompetensi Dasar : 3.7 Menganalisis interaksi gaya serta hubungan antar gaya, massa dan gerakan benda pada gerak lurus
Materi Pokok : Hukum Newton
Kelas/Semester : X/Genap
Jenis Tes : Uraian
Jumlah Soal :9

Aspek dan Indikator Keterampilan


Sub-materi Indikator Soal
Berpikir Kreatif
Gaya Keterampilan berpikir lancar (fluency) Disajikan sebuah informasi berupa tabel berisi gambar beserta
Mempunyai banyak gagasan mengenai spesifikasi dan harga yang dapat digunakan untuk
suatu masalah memperbesar gaya gesek, peserta didik diharapkan dapat
memberikan banyak gagasan mengenai suatu masalah
berdasarkan tabel informasi yang diberikan.
Soal nomor 1
Perhatikanlah tabel di bawah ini!
Nama bahan Spesifikasi dan Harga Alas Kaki Spesifikasi dan Harga
Sandal karet

Karpet karet
Panjang: 1 m
Berat: 500 g
Lebar: 1.2 m
Rp10,000,00
Rp125,000,00/m2

81
Nama bahan Spesifikasi dan Harga Alas Kaki Spesifikasi dan Harga
Keramik
Panjang: 40 cm
Lebar: 40 cm Bakiak
Rp54,000,00/ m2

Batu koral Berat: 700 g


Panjang: 40 cm Rp23,000,00
Lebar: 40 cm
Rp55,000,00/ m2

Andi berencana merenovasi kamar mandi yang berukuran 3 m x 2 m dengan estimasi Rp500,000,00. Kombinasi bahan dan alas kaki
apa yang sebaiknya digunakan Andi agar tidak tergelincir? Sertakanlah alasanmu! Jika diketahui koefisien gesek kinetik
( ).

Jawaban
Kombinas Alasan Harga
Batu koral dan sand l karet Kombinasi bahan yang sesuai dengan estimasi Batu Koral
dana yaitu: batu koral dan sandal bakiak; batu Rp55,000,00 x 6 m2 = Rp330,000,00
koral dan sandal karet; keramik dan sandal Sandal karet
karet; keramik dan sandal bakiak. Rp10,000,00
Semua bahan yang terdapat pada tabel dapat Total: Rp340,000
Karpet aret keramik, digunakan untuk mengantisipasi tergelincir Karpet karet
dan sandal karet karena masing-masing bahan tersebut memiliki Rp125,000,00 x 6 m2 = Rp750,000,00
permukaan yang kasar. Koefisien gesek antar Keramik
dua benda bergantung pada tingkat kekasaran Rp54,000,00 x 6 m2 = Rp324,000,00
permukaannya. Semakin kasar akan semakin Sandal karet
besar pula koefisien gesekan kinetisnya. Rp10,000,00
Karena permukaan kasar pada sandal karet Total: Rp1,084,000,00
Batu koral dan sandal lebih luas dari pada permukaan kasar pada Batu Koral
bakiak bakiak maka alas kaki yang lebih tepat Rp55,000,00 x 6 m2 = Rp330,000,00
digunakan yaitu sandal karet. Sandal bakiak
Sedangkan Rp23,000,00
Total: Rp353,000,00
Maka, kombinasi batu koral dan sandal karet
> komb nasi batu koral dengan bakiak.
Karpet karet, keramik, dan Karpet karet
sandal karet Rp125,000,00 x 6 m2 = Rp750,000,00
Keramik
Rp54,000,00 x 6 m2 = Rp324,000,00
Sandal bakiak
Rp23,000,00
Total: Rp1,097,000,00
Keramik dan sandal karet Keramik
Rp54,000,00 x 6 m2 = Rp324,000,00
Sandal karet
Rp10,000,00
Total: Rp334,000,00
Keramik dan sandal bakiak Keramik
Rp54,000,00 x 6 m2 = Rp324,000,00
Sandal bakiak
Rp23,000,00
Total: Rp347,000,00

83
Aspek dan Indikator Keterampilan
Sub Materi Indikator Soal
Berpikir Kreatif
Gaya Keterampilan berpikir lancar (fluency) Disajikan sebuah informasi berupa tabel macam-macam tipe
Memberikan pertimbangan terhadap ban sepeda beserta gambar dan spesifikasi, peserta didik
suatu situasi, yang berbeda dari yang diharapkan dapat mengungkapkan gagasan-gagasannya dalam
diberikan orang lain. menyelesaikan permasalahan yang timbul.

Soal nomor 2
David akan mengikuti lomba sepeda cross country dengan lintasan sepanjang 8 km. Lintasan yang ditempuh berupa tanah berlumpur
sepanjang 4 km dan sisanya lintasan beraspal. Kecepatan rata-rata atlet saat di lintasan beraspal sebesar 48 km/jam serta di lintasan
tanah berlumpur 36 km/jam. Panitia mewajibkan peserta menggunakan ban tipe Maxxis Larsen TT saat start dan peserta
diperbolehkan mengganti ban di tengah perlombaan. Erik, teknisi kepercayaan David menyarankan untuk tidak mengganti ban.
Apabila kamu menjadi David, kemukakan beberapa strategi yang dapat kamu lakukan agar memenangkan lomba tersebut?
Kemukakanlah alasannya!
Tabel 1. Spesifikasi Type Ban
Type ban Type ban
Spesifikasi Spesifikasi Type ban sepeda Spesifikasi
sepeda sepeda
Maxxis Larsen - Lebar: 1.9 inci Maxxis Xenith - Lebar: 1.5 inci Veetireco XCV 26 - Lebar: 2.10 inci
TT - Diameter: 26 inci - Diameter: 26 inci - Diameter: 26 inci
- Type track: off road - Type track: road - Type track: off
dan semi on road silk road dan semi on
- Kecepatan pada - Kecepatan pada road
lintasan tanah lintasan tanah - Kecepatan pada
berlumpur: Tinggi berlumpur: Rendah lintasan tanah
- Kecepatan pada - Kecepatan pada berlumpur:
lintasan beraspal: lintasan beraspal: Sedang
Sedang Tinggi - Kecepatan pada
lintasan beraspal:
Sedang
Maxxis Ardent - Lebar: 2.25 inci Kenda Small - Lebar: 2.10 inci United Oshaka - Lebar: 1.5 inci
- Diameter: 26 inci Block - Diameter: 26 inci - Diameter: 26 inci
- Type track: off - Type track: off - Type track: road
road dan semi on road dan semi on silk
road road - Kecepatan pada
- Kecepatan pada - Kecepatan pada lintasan tanah
lintasan tanah lintasan tanah berlumpur:
berlumpur: Tinggi berlumpur: Sedang Rendah
- Kecepatan pada - Kecepatan pada - Kecepatan pada
lintasan beraspal: lintasan beraspal: lintasan beraspal:
Sedang Sedang Sedang

85
Jawaban
Hal yang dilakukan Atlet Jenis ban yang dipilih Alasan
Mengganti ban di tengah  Maxxis Larsen TT (pada saat start) Lintasan yang ditempuh oleh Atlet yaitu 4 km
perlombaan  Maxxis Larsen TT lintasan tanah berlumpur lintasan yang ditempuh berupa track tanah
 Maxxis Xenith untuk lintasan beraspal berlumpur serta lintasan sisanya beraspal.
 Maxxis Larsen TT (pada saat start) Untuk mencari rata-rata waktu yang dibutuhkan
 Maxxis Larsen TT untuk lintasan tanah dan Atlet selama perlombaan dapat digunakan
berlumpur rumus berikut:
 United Oshaka untuk lintasan beraspal Atau
 Maxxis Larsen TT (pada saat start) - Waktu yang dibutuhkan Atlet untuk
 Veetireco XCV 26 untuk lintasan tanah dan menempuh lintasan tanah dan berlumpur
berlumpur adalah 0.11 jam = 6.6 menit.
 Maxxis Xenith untuk lintasan beraspal - Waktu yang dibutuhkan Atlet untuk
 Maxxis Larsen TT (pada saat start) menempuh lintasan beraspal adalah 0.08 jam
 Veetireco XCV 26 untuk lintasan tanah dan = 4.8 menit.
berlumpur - Rata-rata jumlah waktu yang dibutuhkan
 United Oshaka untuk lintasan beraspal Atlet dalam perlombaan yaitu 10.4 menit.
- Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
 Maxxis Larsen TT (pada saat start)
mengganti ban sepeda yaitu 30 menit.
 Maxxis Ardent untuk lintasan tanah dan
berlumpur
Jika Atlet tersebut menggunakan ban yang
 Maxxis Xenith untuk lintasan beraspal
berbeda di setiap lintasan maka Atlet tersebut
 Maxxis Larsen TT (pada saat start)
akan kehilangan banyak waktu namun ia dapat
 Maxxis Ardent untuk lintasan tanah dan mengurangi terjadinya slip pada ban sepeda
berlumpur karena ban yang digunakan sudah sesuai
 United Oshaka untuk lintasan beraspal dengan masing-masing lintasan (gaya gesek
 Maxxis Larsen TT (pada saat start)
Kenda Small Block untuk lintasan tanah yang ditimbulkan sesuai masing-masing
dan berlumpur lintasan). Pada lintasan tanah berlumpur
 Maxxis Xenith untuk lintasan beraspal (permukaan licin) digunakan ban yang memiliki
 Maxxis Larsen TT (pada saat start) kembang (permukaan kasar) sehingga terjadi
 Kenda Small Block untuk lintasan tanah gaya gesekan yang lebih besar antar ban dengan
dan berlumpur lintasan. Pada lintasan beraspal (permukaan
 United Oshaka untuk lintasan beraspal kasar), dapat digunakan ban yang tidak
Tetap menggunakan ban Maxxis Larsen TT memiliki kembang (permukaan licin) sehingga
yang digunakan pada saat gaya gesek yang ditimbulkan tidak terlalu besar
start agar sepeda mudah dikayuh.

87
Aspek dan Indikator
Sub Materi Indikator Soal
Keterampilan Berpikir Kreatif
Hukum I Keterampilan berpikir luwes Disajikan sebuah informasi berupa gambar keadaan handle (pegangan)
Newton (flexibility) sebuah bus yang sedang digunakan oleh salah seorang penumpang. Peserta
Memberikan macam-macam didik diharapkan dapat memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi)
penafsiran (interpretasi) pada saat bus diam, akan mulai berjalan, mulai berjalan, dan berhenti secara
terhadap suatu gambar, cerita tiba-tiba (mengerem).
atau masalah.
Soal nomor 3
Perhatikanlah gambar berikut!

Tuliskanlah beberapa kemungkinan yang dapat terjadi pada penumpang yang sedang berpegangan, mulai dari bus melaju sampai bus
berhenti di halte! Kemukakanlah alasannya!
Jawaban
Kemungkinan yang terjadi pada penumpang
Keadaan Bus Alasan
yang sedang menggunakan handle
1. Diam Penumpang akan tetap memegang handle yang Pada saat tidak ada gaya luar yang
menggantung dengan keadaan diam (tidak mempengaruhi suatu benda maka
bergerak) benda tersebut akan tetap diam.
2. Akan bergerak Penumpang akan bergerak ke arah belakang ∑
kemudian kembali ke posisi semula
Pada saat bus akan mulai bergerak,
3. Mulai bergerak Penumpang akan bergerak ke arah belakang
kemudian ke arah depan bergerak dengan kecepatan konstan,
bergerak dipercepat, bergerak
4. Bergerak dengan kecepatan Penumpang akan memegang handle sama dengan
diperlambat, mengerem mendadak,
konstan posisi awal bus
tubuh penumpang akan mengalami
5. Bergerak dipercepat (tiba-tiba Penumpang akan bergerak ke arah belakang
inersia namun dengan arah gerakan
menaikkan kecepatan) kemudian kembali ke posisi awal
tubuh yang berbeda-beda. Hal tersebut
6. Bergerak diperlambat (tiba- Penumpang akan bergerak ke arah depan kemudian
dikarenakan tu uh penumpang akan
tiba menurunkan kecepatan) kembali ke posisi semula
mempertahankan kondisi semula. Baik
7. Mengerem mendadak Penumpang akan bergerak ke arah depan kemudian
yang semula diam ataupun bergerak.
ke arah belakang

89
Aspek dan Indikator Keterampilan
Sub Materi Indikator Soal
Berpikir Kreatif
Hukum I Newton Keterampilan berpikir orisinal Disajikan sebuah cerita yang berkaitan dengan hukum I Newton.
(originality) Peserta didik diharapkan mampu menyebutkan contoh dari hukum I
Memikirkan masalah-masalah atau Newton selain yang sudah tertera pada soal.
hal-hal yang tidak pernah terpikirkan
oleh orang lain.
Soal nomor 4
Sandi adalah peserta didik kelas X di SMA Unggulan. Salah satu mata pelajaran yang sedang dipelajari Sandi adalah Fisika
dengan materi hukum Newton tentang gerak. Sandi diminta untuk menyebutkan contoh penerapan hukum I Newton selain yang
sudah disebutkan guru Fisika di kelas. Kedua contoh tersebut diantaranya:
1. percobaan pada koin yang diletakkan di atas kertas dan kertas tersebut ditarik secara cepat, maka koin tidak akan ikut
bergerak dengan kertas tersebut;
2. saat sepeda yang sedang melaju tiba-tiba direm mendadak, maka tubuh kita akan terdorong ke depan.
Tuliskanlah maksimal lima contoh lainnya yang termasuk ke dalam penerapan Hukum I Newton yang dapat membantu Sandi dalam
menjawab pertanyaan guru!

Jawaban
Contoh Penerapan
1. Buku yang berada di atas meja.
2. Bola sepak yang diam atau yang bergerak dengan kecepatan tetap.
3. Bola Basket yang sedang di dribbling.
4. Lift diam atau bergerak dengan kecepatan tetap.
5. Roket yang berada di luar angkasa.
Aspek dan Indikator Keterampilan
Sub Materi Indikator Soal
Berpikir Kreatif

Hukum II Newton Keterampilan berpikir lancar (fluency)Disajikan sebuah gambar beserta spesifikasi yang
menunjukkan sebuah truk pengangkut pasir yang sedang
Mempunyai banyak gagasan mengenai berjalan dengan kecepatan tertentu yang kemudian ada
suatu masalah. bagian bak dari truk tersebut yang berlubang. Peserta didik
diharapkan mampu memberikan banyak gagasan terhadap
masalah tersebut.

Soal nomor 5

Spesifikasi Truk
- Tinggi keseluruhan: 2.5 m
- Lebar keseluruhan: 6.035 m
- Volume beban maksimal: 8 m3
Tabel kecepatan truk berdasarkan volume beban

Volume muatan Kecepatan maksimum

5 m3 25 km/jam

4 m3 30 km/jam

3 m3 35 km/jam

Sebuah truk mengangkut pasir sebanyak 5 m3 untuk pembangunan jalan tol dengan jarak tempuh 47 km. Supir truk akan
mendapatkan upah jika berhasil mengantarkan pasir minimal ¾ bagian dari volume awal dengan waktu tempuh maksimal 2 jam.
Setelah berjalan sejauh 5 km, supir tersebut baru menyadari terdapat lubang di bagian bak yang menghilangkan pasir sebanyak 0.1
m3/km. Sebutkanlah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh supir agar mendapatkan upah sesuai perjanjian! Kemukakanlah alasan

91
Anda!

Jawaban
Yang harus dilakukan Alasan
Supir

Menutup lubang pada truk Jarak dari tempat supir berada ke kota yaitu 47 km, sedangkan waktu yang dimiliki supir untuk sampai ke kota
saat menyadari bahwa di yaitu 2 jam. Saat bak truk mengalami kebocoran, massa muatan berubah yang berarti percepatan truk pun berubah
truk tersebut terdapat (Hukum II Newton)
lubang (pada km ke-5).

Tetap melanjutkan
perjalanan kemudian
berhenti pada kilometer Agar supir mendapatkan upah sesuai perjanjian, maka supir harus sampai tepat waktu dan membawa ¾ bagian
ke-6 untuk menutup pasir dari volume awal yaitu:
lubang.

Tetap melanjutkan
perjalanan kemudian
Mula-mula, truk tersebut berjalan dengan kecepatan 25 km dengan volume beban 5 m3. Kemudian setelah 5 km
berhenti pada kilometer
berjalan, supir baru menyadari bahwa bak truk mengalami kebocoran sebanyak 0.1 m3/km. berarti pasir yang sudah
ke-7 untuk menutup
terbuang sebanyak 0.5 m3.
lubang.
Solusi:
Tetap melanjutkan
perjalanan kemudian 1. Pada saat kilometer ke-5, pasir yang terbuang sudah 0.5 m3. Jadi, pasir yang tersisa saat ini yaitu 5 m3 – 0.5 m3
berhenti pada kilometer = 4.5 m3. Setelah itu, supir akan berjalan kembali dengan kecepatan 25 km/jam.
ke-8 untuk menutup Awal perjalan
lubang.

Tetap melanjutkan
perjalanan kemudian Melanjutkan perjalanan
berhenti pada kilometer
ke-9 untuk menutup ( )
lubang.
Tetap melanjutkan Total waktu yang ditempuh supir: 1.88 Jam
perjalanan kemudian
berhenti pada kilometer 2. Pada saat kilometer ke-6, pasir yang terbuang sudah 0.6 m3. Jadi, pasir yang tersisa saat ini yaitu 5 m3 – 0.6 m3
ke-10 untuk menutup = 4.4 m3. Setelah itu, supir akan berjalan kembali dengan kecepatan 25 km/jam.
lubang.
Awal perjalan
Tetap melanjutkan
perjalanan kemudian
berhenti pada kilometer
ke-11 untuk menutup
Melanjutkan perjalanan
lubang.
( )

Total waktu yang ditempuh supir: 1.88 Jam

3. Pada saat kilometer ke-7, pasir yang terbuang sudah 0.7 m3. Jadi, pasir yang tersisa saat ini yaitu 5 m3 – 0.7 m3
= 4.3 m3. Setelah itu, supir akan berjalan kembali dengan kecepatan 25 km/jam.

Awal perjalan

Melanjutkan perjalanan
( )

4. Pada saat kilometer ke 8, pasir yang terbuang sudah 0.8 m3. Jadi, pasir yang tersisa saat ini yaitu 5 m3 – 0.8 m3
= 4.2 m3. Setelah itu, supir akan berjalan kembali dengan kecepatan 25 km/jam.

Awal perjalan

93
Melanjutkan perjalanan

( )

Total waktu yang ditempuh supir: 1.88 Jam

5. Pada saat kilometer ke 9, pasir yang terbuang sudah 0.9 m3. Jadi, pasir yang tersisa saat ini yaitu 5 m3 – 0.9 m3
= 4.1 m3. Setelah itu, supir akan berjalan kembali dengan kecepatan 25 km/jam.
Awal perjalan

Melanjutkan perjalanan
( )

Total waktu yang ditempuh supir: 1.88 Jam


6. Pada saat kilometer ke-10, pasir yang terbuang sudah 1 m3. Jadi, pasir yang tersisa saat ini yaitu 5 m3 – 1 m3 =
4 m3. Setelah itu, supir akan berjalan kembali dengan kecepatan 30 km/jam.
Awal perjalan

Melanjutkan perjalanan
( )

Total waktu yang ditempuh supir: 1.88 Jam


7. Pada saat kilometer ke-11, pasir yang terbuang sudah 1.1 m3. Jadi,,pasir yang tersisa saat ini yaitu 5 m3 – 0.9
m3 = 3.9 m3. Setelah itu, supir akan berjalan kembali dengan kecepatan 30 km/jam.

Awal perjalan
Melanjutkan perjalanan
( )

Total waktu yang ditempuh supir: 1.88 Jam

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit pasir ng diangkut oleh truk maka akan
semakin besar kecepatan truk tersebut sehingga semakin besar pula percepatannya.

95
Aspek dan Indikator
Sub Materi Indikator Soal
Keterampilan Berpikir Kreatif

Hukum II Keterampilan berpikir luwes Disajikan sebuah gambar yang menunjukkan dua orang anak yang sedang
Newton (flexibility) bersepeda dengan gaya yang sama namun dengan massa yang berbeda.
Peserta didik diharapkan mampu memberikan macam-macam penafsiran
Memberikan macam-macam (interpretasi) terhadap suatu cerita mengenai percepatan kedua anak
penafsiran (interpretasi) tersebut pada berbagai lintasan.
terhadap suatu gambar, cerita,
atau masalah.

Soal nomor 6

Perhatikanlah gambar berikut!

Randi dan Rindu sedang menaiki sepeda dengan gaya yang sama di lintasan berikut:
Tabel 2. Lintasan yang dilalui kedua anak

Lintasan berliku
Lintasan Lurus

Lintasan Menurun
Lintasan Menanjak

Bagaimana penafsiran Anda terhadap percepatan kedua orang tersebut jika melintasi tiap jalan yang tertera di atas? Kemukakanlah
pendapat Anda sebanyak-banyaknya!

97
Jawaban

Nama anak yang memiliki


Keadaan lintasan Alasan
percepatan paling besar

Lintasan lurus Rindu Rindu memiliki percepatan yang paling besar dibandingkan
Randi di semua lintasan, karena Rindu memiliki massa yang
Lintasan berliku Rindu lebih kecil dibandingkan Randi. Sesuai dengan teori yang
Lintasan menanjak Rindu menyatakan bahwa, percepatan sebuah benda berbanding
lurus dengan gaya yang bekerja padanya dan berbanding
Lintasan menurun Rindu terbalik dengan massanya. Bentuk persamaannya dapat
dituliskan sebagai berikut:

Pada saat kedua anak melewati jalan yang menurun ataupun


menanjak tidak terjadi gerak arah vertikal maka percepatan
benda arah vertikal bernilai 0, sehingga Rindu yang akan
memiliki percepatan lebih besar dibandingkan Randi.
Aspek dan Indikator
Sub Materi Indikator Soal
Keterampilan Berpikir Kreatif

Hukum II Keterampilan berpikir merinci Disajikan sebuah gambar yang menunjukkan seorang supir angkut barang
Newton (Elaboration) sedang memindahkan box berisi lemari pendingin ke dalam mobil. Peserta
didik diharapkan dapat memecahkan masalah dengan melakukan langkah-
Mencari arti yang lebih langkah yang terperinci.
mendalam terhadap jawaban
atau pemecahan masalah
dengan melakukan langkah-
langkah yang terperinci.

Soal nomor 7
Perhatikanlah gambar berikut!

Kasmin sedang memindahkan sebuah box berisi lemari pendingin ke dalam mobil menggunakan bidang miring. Bagaimana analisis
dari gambar di atas mengenai gaya yang bekerja, besarnya sudut kemiringan papan, dan gaya yang diberikan Kasmin agar tidak

99
merasa lelah saat memindahkan benda tersebut ke dalam mobil? Kemukakanlah pendapat Anda!

Catatan:
a. Besarnya gaya gesek antar box dengan bidang miring yaitu 10 N
b. Besarnya massa box 10 kg
c. Sudut kemiringan yang memungkinkan digunakan oleh supir yaitu sudut 300, 450, dan 600.
d. Besar gaya yang diberikan supir antara 70N – 100N

Jawaban

Agar peti tidak mundur, maka gaya yang diberikan supir pengangkut harus lebih besar daripada gaya gesek dan gaya berat yang
bekerja harus bernilai positif dan tidak 0.
Untuk menghitung besar sudut serta gaya supir pengangkut, maka dapat menggunakan perhitungan sebagai berikut:

∑ ( )
Aspek dan Indikator
Sub Materi Indikator Soal
Keterampilan Berpikir Kreatif
Hukum III Keterampilan berpikir original Disajikan sebuah informasi berupa gambar yang menunjukkan berbagai hal
Newton (originality) yang berkaitan dengan Hukum III Newton. Peserta didik diharapkan
Memikirkan masalah-masalah mampu memikirkan hal selain yang telah disajikan, kemudian menuliskan
atau hal-hal yang tidak pernah hal tersebut.
terpikirkan oleh orang lain.
Soal nomor 8
Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 2
Gambar 1

Gambar 3
Gambar 4
Tuliskanlah aktivitas dan benda yang menerapkan hukum III Newton selain yang telah tertera pada gambar di atas! (minimal
sepuluh)

101
Jawaban
Tuliskan pada kolom di bawah ini, hal yang berkaitan tentang hukum III Newton selain yang tertera pada gambar di atas!
1. Pada saat orang menggunakan sepatu roda kemudian orang tersebut mendorong tembok.
2. Ketika kaki pelari menolak papan start ke belakang.
3. Perenang yang menggunakan kaki dan tangannya untuk mendorong air ke belakang.
4. Ketika kita berjalan di atas tanah kemudian kaki kita mendorong tanah ke belakang.
5. Ketika mobil berjalan, ban mobil berputar ke arah belakang.
6. Ikan yang menggunakan sirip untuk mendorong air ke belakang.
7. Burung terbang dengan menggunakan sayapnya.
8. Ketika meniup balon kemudian dilepaskan.
9. Mendorong mobil yang mogok.
10. Ketika menendang bola.
Aspek dan Indikator
Sub Materi Indikator Soal
Keterampilan Berpikir Kreatif
Hukum III Keterampilan berpikir merinci Disajikan sebuah informasi berupa beberapa gambar yang menunjukkan
Newton (Elaboration) aktivitas sehari-hari. Peserta didik diharapkan dapat menjabarkan arah gaya
- Menambahkan garis-garis, aksi reaksi dengan petunjuk berupa garis panah sesuai dengan ketentuan
warna-warna, dan detail- dalam Hukum III Newton.
detail (bagian-bagian)
terhadap gambarnya sendiri
atau gambar orang lain.
Soal nomor 9
Perhatikanlah gambar di bawah ini!

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4
Buatlah arah gaya aksi/reaksi gambar di atas dengan penjelasannya, kemudian gambarlah dua contoh lain serta penjelasannya yang
menyatakan bahwa kegiatan dan benda tersebut merupakan penerapan hukum III Newton!

103
Jawaban

Aksi: gas yang mendorong roket naik Aksi: kaki mendorong tubuh
ke atas Reaksi: skate board berjalan ke depan
Reaksi: roket akan terdorong ke atas

Aksi: kaki mendorong trampolin Aksi: tangan mendorong air ke


Reaksi: kaki terdorong ke atas belakang dengan dayung
Reaksi: air akan memberikan reaksi
mendorong ke atas
Lampiran A. 3 Rubrik Penskoran Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

Deskripsi jawaban peserta didik Skor


Peserta didik dapat menjawab 4 kombinasi dengan alasan tepat 5
Peserta didik dapat menjawab 4 kombinasi dengan alasan tidak tepat 4
Peserta didik dapat menjawab 3 kombinasi dengan alasan tepat 4
Peserta didik dapat menjawab 3 kombinasi dengan alasan tidak tepat 3
Peserta didik dapat menjawab 2 kombinasi dengan alasan tepat 3
Peserta didik dapat menjawab 2 kombinasi dengan alasan tidak tepat 2
Peserta didik dapat menjawab 1 kombinasi dengan alasan tepat 2
Peserta didik dapat menjawab 1 kombinasi dengan alasan tidak tepat 1
Peserta didik tidak dapat menjawab kombinasi dengan alasan tepat 1
Peserta didik tidak dapat menjawab kombinasi dengan alasan tidak 0
Soal 1 tepat
Alasan tepat:
Agar Andi tidak terpeleset maka Andi harus memperbesar gaya gesek. Semua
bahan yang terdapat pada tabel dapat digunakan untuk mengantisipasi Andi
terpeleset, karena masing-masing bahan tersebut memiliki permukaan yang
kasar. Koefisien gesek antar dua benda bergantung pada tingkat kekasaran
permukaannya. Semakin kasar akan semakin besar pula koefisien gesekan
kinetisnya.
Karena permukaan kasar pada sandal karet lebih luas dari pada permukaan
kasar pada bakiak maka alas kaki yang lebih tepat digunakan yaitu sandal
karet. Sedangkan
Maka, kombinasi batu koral dan sandal karet > kombinasi batu koral dan
bakiak.

105
Deskripsi jawaban peserta didik Skor
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 8 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 11
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 7 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 10
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 6 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 9
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 5 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 8
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 4 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 7
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 3 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 6
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 2 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 5
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 1 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 4
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 0 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 3
Peserta didik dapat menjawab 1 kemungkinan dengan 0 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 2
Peserta didik dapat menjawab 1 kemungkinan dengan 0 kombinasi ban serta memberikan alasan tidak tepat 1
Peserta didik tidak dapat menjawab semua kemungkinan dan memberikan alasan tepat 0
Alasan tepat:
Lintasan yang ditempuh oleh Atlet yaitu 4 km lintasan yang ditempuh berupa track tanah berlumpur serta lintasan
Soal 2
sisanya beraspal.
Untuk mencari rata-rata waktu yang dibutuhkan Atlet selama perlombaan dapat digunakan rumus berikut:
Atau
- Waktu yang dibutuhkan Atlet untuk menempuh lintasan tanah dan berlumpur adalah 0.11 jam = 6.6 menit.
- Waktu yang dibutuhkan Atlet untuk menempuh lintasan beraspal adalah 0.08 jam = 4.8 menit.
- Rata-rata jumlah waktu yang dibutuhkan Atlet dalam perlombaan yaitu 10.4 menit.
- Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengganti ban sepeda yaitu 30 menit.
Jika Atlet tersebut menggunakan ban yang berbeda di setiap lintasan maka Atlet tersebut akan kehilangan banyak
waktu namun ia dapat mengurangi terjadinya slip pada ban sepeda karena ban yang digunakan sesuai dengan masing-
masing lintasan (gaya gesek yang ditimbulkan sesuai masing-masing lintasan). Pada lintasan tanah berlumpur
(permukaan licin) digunakan ban yang memiliki kembang (permukaan kasar) sehingga terjadi gaya gesekan yang
lebih besar antar ban dengan lintasan. Pada lintasan beraspal (permukaan kasar), dapat digunakan ban yang tidak
memiliki kembang (permukaan licin) sehingga gaya gesek yang ditimbulkan tidak terlalu besar agar sepeda mudah
dikayuh.
Deskripsi jawaban peserta didik Skor
Peserta didik dapat menjawab 7 kemungkinan dengan alasan yang tepat 8
Peserta didik dapat menjawab 7 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 7
Peserta didik dapat menjawab 6 kemungkinan dengan alasan yang tepat 7
Peserta didik dapat menjawab 6 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 6
Peserta didik dapat menjawab 5 kemungkinan dengan alasan yang tepat 6
Peserta didik dapat menjawab 5 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 5
Peserta didik dapat menjawab 4 kemungkinan dengan alasan yang tepat 5
Peserta didik dapat menjawab 4 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 4
Peserta didik dapat menjawab 3 kemungkinan dengan alasan yang tepat 4
Peserta didik dapat menjawab 3 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 3
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan alasan yang tepat 3
Soal 3 Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 2
Peserta didik dapat menjawab 1 kemungkinan dengan alasan yang tepat 2
Peserta didik dapat menjawab 1 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 1
Peserta didik tidak menjawab satupun kemungkinan 0
Alasan tepat:
Saat tidak ada gaya luar yang mempengaruhi suatu benda maka benda tersebut akan tetap diam.

Ketika bus akan mulai bergerak, bergerak dengan kecepatan konstan, bergerak dipercepat, bergerak
diperlambat, mengerem mendadak, tubuh penumpang akan mengalami inersia namun dengan arah
gerakan tubuh yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan tubuh penumpang akan mempertahankan
kondisi semula. Baik yang semula diam ataupun bergerak.

107
Deskripsi jawaban peserta didik Skor
Peserta didik dapat menjawab 5 contoh penerapan 5
Peserta didik dapat menjawab 4 contoh penerapan 4
Soal 4 Peserta didik dapat menjawab 3 contoh penerapan 3
Peserta didik dapat menjawab 2 contoh penerapan 2
Peserta didik dapat menjawab 1 contoh penerapan 1
Peserta didik tidak menjawab satupun contoh penerapan 0

Deskripsi jawaban peserta didik Skor


Peserta didik dapat memberi 7 solusi dengan 7 alasan tepat 14
Peserta didik dapat memberi 7 solusi dengan 6 alasan tepat 13
Peserta didik dapat memberi 7 solusi dengan 5 alasan tepat 12
Peserta didik dapat memberi 6 solusi dengan 6 alasan tepat 12
Peserta didik dapat memberi 7 solusi dengan 4 alasan tepat 11
Peserta didik dapat memberi 6 solusi dengan 5 alasan tepat 11
Peserta didik dapat memberi 7 solusi dengan 3 alasan tepat 10
Peserta didik dapat memberi 6 solusi dengan 4 alasan tepat 10
Peserta didik dapat memberi 5 solusi dengan 5 alasan tepat 10
Peserta didik dapat memberi 7 solusi dengan 2 alasan tepat 9
Soal 5
Peserta didik dapat memberi 6 solusi dengan 3 alasan tepat 9
Peserta didik dapat memberi 5 solusi dengan 4 alasan tepat 9
Peserta didik dapat memberi 7 solusi dengan 1 alasan tepat 8
Peserta didik dapat memberi 6 solusi dengan 2 alasan tepat 8
Peserta didik dapat memberi 5 solusi dengan 3 alasan tepat 8
Peserta didik dapat memberi 4 solusi dengan 4 alasan tepat 8
Peserta didik dapat memberi 7 solusi dengan 0 alasan tepat 7
Peserta didik dapat memberi 6 solusi dengan 1 alasan tepat 7
Peserta didik dapat memberi 5 solusi dengan 2 alasan tepat 7
Peserta didik dapat memberi 4 solusi dengan 3 alasan tepat 7
Peserta didik dapat memberi 5 solusi dengan 1 alasan tepat 6
Soal 5 Deskripsi jawaban peserta didik Skor
Peserta didik dapat memberi 4 solusi dengan 2 alasan tepat 6
Peserta didik dapat memberi 3 solusi dengan 3 alasan tepat 6
Peserta didik dapat memberi 6 solusi dengan 0 alasan tepat 6
Peserta didik dapat memberi 4 solusi dengan 1 alasan tepat 5
Peserta didik dapat memberi 3 solusi dengan 2 alasan tepat 5
Peserta didik dapat memberi 5 solusi dengan 0 alasan tepat 5
Peserta didik dapat memberi 3 solusi dengan 1 alasan tepat 4
Peserta didik dapat memberi 2 solusi dengan 2 alasan tepat 4
Peserta didik dapat memberi 4 solusi dengan 0 alasan tepat 4
Peserta didik dapat memberi 2 solusi dengan 1 alasan tepat 3
Peserta didik dapat memberi 3 solusi dengan 0 alasan tepat 3
Peserta didik dapat memberi 1 solusi dengan 1 alasan tepat 2
Peserta didik dapat memberi 2 solusi dengan 0 alasan tepat 2
Peserta didik dapat memberi 1 solusi dengan 0 alasan tepat 1
Peserta didik tidak dapat memberi solusi 0
Alasan tepat:
Saat bak truk mengalami kebocoran, massa muatan berubah yang berarti percepatan
truk pun berubah (Hukum II Newton)

109
Deskripsi jawaban peserta didik Skor
Peserta didik dapat menjawab 4 penafsiran dengan alasan tepat 5
Peserta didik dapat menjawab 4 penafsiran dengan alasan tidak tepat 4
Peserta didik dapat menjawab 3 penafsiran dengan alasan dengan tepat 4
Peserta didik dapat menjawab 3 penafsiran dengan alasan tidak tepat 3
Peserta didik dapat menjawab 2 penafsiran dengan alasan dengan tepat 3
Peserta didik dapat menjawab 2 penafsiran si dengan alasan tidak tepat 2
Peserta didik dapat menjawab 1 penafsiran dengan alasan dengan tepat 2
Peserta didik dapat menjawab 1 penafsiran dengan alasan tidak tepat 1
Peserta didik tidak dapat menjawab satupun penafsiran dengan alasan tepat 1
Peserta didik tidak dapat menjawab satupun penafsiran dengan alasan tidak tepat 0
Jawaban tepat:
Soal 6
Rindu memiliki percepatan yang paling besar dibandingkan Randi di semua lintasan,
karena Rindu memiliki massa yang lebih kecil dibandingkan Randi. Sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa, percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya
yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Bentuk
persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

Pada saat kedua anak melewati jalan yang menurun ataupun menanjak tidak terjadi gerak
arah vertikal maka percepatan benda arah vertikal bernilai 0, sehingga Rindu yang akan
memiliki percepatan lebih besar dibandingkan Randi.
Deskripsi jawaban peserta didik
Menggambarkan diagram beserta Menemukan Skor
Menentukan gaya supir serta sudut kemiringan
uraian gaya Persamaan
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 7 besar gaya yang 9
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 6 besar gaya yang 8
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 5 besar gaya yang 7
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 4 besar gaya yang 6
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 3 besar gaya yang 5
Soal 7
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 2 besar gaya yang 4
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 1 besar gaya yang 3
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 0 besar gaya yang 2
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik tidak Peserta didik dapat menentukan 0 besar gaya yang 1
diagram beserta uraian gaya dapat menemukan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
persamaan
Peserta didik tidak dapat Peserta didik tidak Peserta didik dapat menentukan 0 besar gaya yang 0
menggambarkan diagram beserta dapat menemukan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
uraian gaya persamaan

111
Deskripsi jawaban peserta didik Skor
Peserta didik dapat menjawab 10 contoh 10
Peserta didik dapat menjawab 9 contoh 9
Peserta didik dapat menjawab 8 contoh 8
Peserta didik dapat menjawab 7 contoh 7
Peserta didik dapat menjawab 6 contoh 6
Soal 8
Peserta didik dapat menjawab 5 contoh 5
Peserta didik dapat menjawab 4 contoh 4
Peserta didik dapat menjawab 3 contoh 3
Peserta didik dapat menjawab 2 contoh 2
Peserta didik dapat menjawab 1 contoh 1
Peserta didik tidak dapat menjawab 0
Deskripsi jawaban peserta didik
Poin
Jumlah Petunjuk Narasi
Peserta didik dapat memberi 2 petunjuk dengan benar Peserta didik dapat memberi 2 narasi dengan benar 4
Peserta didik dapat memberi 2 petunjuk dengan benar Peserta didik dapat memberi 1 narasi dengan benar 3
Peserta didik dapat memberi 1 petunjuk dengan benar Peserta didik dapat memberi 2 narasi dengan benar 3
Peserta didik dapat memberi 1 petunjuk dengan benar Peserta didik dapat memberi 1 narasi dengan benar 2
Peserta didik tidak dapat memberi petunjuk dengan benar Peserta didik dapat memberi 2 narasi dengan benar 2
Soal 9
Peserta didik tidak dapat memberi petunjuk dengan benar Peserta didik dapat memberi 1 narasi dengan benar 1
Peserta didik tidak dapat memberi petunjuk dengan benar Peserta didik tidak dapat memberi narasi dengan
0
benar
Keterangan:
a. Setiap gambar yang dikerjakan, mengacu dengan rubrik penskoran di atas.
b. Skor yang diperoleh untuk soal ini bergantung jumlah poin yang didapat dari masing-masing gambar beserta
penjelasannya.

113
Lampiran A. 4 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes

a. Analisis Validasi Ahli Materi

Validator Ahli Materi


Nilai CVR Rata-
Anugrah Azhar,
No. Soal Ai Nurlaela, M.Si Irnin A.D.A, M.Pd Saipudin, M.Si Dwi Nanto, Ph.D rata
M.Si
CVR
A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 0.80 0.95
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Jumlah CVR 8.95
CVI 0.99
Sangat
Kategori
Sesuai
b. Analisis Validasi Ahli Materi

Validator Ahli Konstruk


Nilai CVR Rata-
No. Iwan Permana Suwarna,
Afrinawati, M.Pd Tita Puspita Sari, M.Pd Fajar Martha, M.Pd Johan Syahbrudin, M.si rata
Soal M.Pd.
CVR
A B C D E F A B C D E F A B C D E F A B C D E F A B C D E F A B C D E F
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 0.80 1.00 0.80 1.00 0.93
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 0.80 1.00 1.00 0.97
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Jumlah CVR 8.90
CVI 0.99

Sangat
Kategori
Sesuai

115
c. Analisis Validasi Ahli Bahasa

Validator Ahli Bahasa


Neneng Nilai CVR Rata-
No.
Nurjanah, Dr. Elvi Susanti, Dede Muhtar Arif Khamdi, rata
Soal
M.Hum Dr. Hindun M.Pd Safari, M.Pd M.Pd CVR
A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1.00 1.00 1.00 0.80 0.95
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Jumlah CVR 8.95
CVI 0.99
Sangat
Kategori
Sesuai
Lampiran A. 5 Soal Tes yang digunakan 2. Perhatikan gambar berikut!
Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Tuliskan beberapa kemungkinan yang dapat terjadi
Mata Pelajaran : Fisika pada penumpang yang sedang berpegangan, mulai
Kelas/Semester : X/2 dari bus melaju sampai bus berhenti di halte!
Waktu : 90 Menit Kemukakan alasannya!

Skor 8
1. Perhatikan tabel di bawah ini!
Spesifikasi Spesifikasi
Nama bahan Alas Kaki
dan Harga dan Harga 3. Perhatikan gambar truk di bawah ini beserta spesifikasinya!
Karpet karet Sandal karet Spesifikasi Truk
Panjang: 1 m
Lebar: 1.2 m Berat: 500g - Tinggi keseluruhan: 2.5 m
Rp. 125.000,- Rp. 10.000,- - Lebar keseluruhan: 6.035 m
/m2 - Volume beban maksimal: 8 m3
Keramik Sandal bakiak Tabel kecepatan truk berdasarkan
Panjang: 40 volume beban
cm Volume Kecepatan
Lebar: 40 cm muatan maksimum
Rp. 54.000,-/ 5 m3 25 km/jam
m2
4 m3 30 km/jam
Batu koral Berat: 700g 3 m3 35 km/jam
Panjang: 40 Rp. 23.000,-
cm Sebuah truk mengangkut pasir sebanyak 5 m3 untuk pembangunan jalan tol
Lebar: 40 cm dengan jarak tempuh 47 km. Supir truk akan mendapatkan upah jika berhasil
Rp. 55.000,-/ mengantarkan pasir minimal ¾ bagian dari volume awal dengan waktu tempuh
m2 maksimal 2 jam. Setelah berjalan sejauh 5 km, supir tersebut baru menyadari
terdapat lubang di bagian bak yang menghilangkan pasir sebanyak 0.1 m3/km.
Andi berencana merenovasi kamar mandi yang berukuran 3 m x 2 m dengan Sebutkan beberapa cara yang dapat dilakukan oleh supir agar mendapatkan upah
estimasi biaya Rp500,000. Kombinasi bahan dan alas kaki apa yang sesuai perjanjian Kemukakan alasanmu! Skor 14
sebaiknya digunakan Andi agar tidak tergelincir? Sertakan alasanmu! Jika
diketahui koefisien gesek kinetik ( )
Skor 5

117
4. Perhatikan gambar berikut! 5. Perhatikan gambar berikut!

Randi dan Rindu sedang menaiki sepeda dengan


gaya yang sama di lintasan berikut.

Kasmin sedang memindahkan sebuah box berisi lemari pendingin ke dalam


mobil menggunakan bidang miring. Bagaimana analisismu mengenai gaya
yang bekerja, besarnya sudut kemiringan papan, dan gaya yang diberikan
Kasmin agar tidak merasa lelah saat memindahkan benda tersebut ke dalam
Tabel 2. Lintasan yang dilalui kedua anak mobil? Kemukakan pendapatmu!
Catatan:
 Besarnya gaya gesek antar box dengan bidang miring yaitu 10 N
 Massa box 10 kg
 Sudut kemiringan yang memungkinkan digunakan oleh supir yaitu
sudut 300, 450, dan 600.
Lintasan berliku Lintasan Lurus  Besar gaya yang diberikan supir antara 50N – 100N
Skor 9

6. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 1 Gambar 2
Lintasan Menanjak Lintasan Menurun
Bagaimana penafsiranmu terhadap percepatan dua orang tersebut pada masing-
masing lintasan di atas? Kemukakan pendapatmu sebanyak-banyaknya!!
Skor 5 Gambar 3 Gambar 4
Tuliskan aktivitas dan benda lain yang menerapkan hukum III Newton
sebanyak mungkin selain yang telah tertera pada gambar di atas!

Skor 10
7. Perhatikan gambar-gambar berikut!

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4
Gembar lah 2 contoh lain beserta uraian gambar di atas mengenai arah gaya
aksi/reaksi yang menjelaskan bahwa kegiatan dan benda di atas merupakan
penerapan hukum III Newton!

Skor 24

119
Lampiran A. 6 Instrumen Nontes
a. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal : Rabu, 6 Februari 2019


Waktu : 07.15 WIB
Tempat Penelitian : SMAN 1 Tangerang Selatan
Subjek Penelitian : Peserta didik kelas X MIPA 5

Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika saat awal memasuki kelas. Kemudian guru
pelajaran fisika memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Sembari guru
memperkenalkan peneliti, guru bertanya terkait kehadiran peserta didik. Terdapat 32 peserta
didik yang hadir pada saat tes berlangsung. Setelah seluruh kelengkapan tes disiapkan, guru
pelajaran meninggalkan kelas dan peneliti memulai dengan senyum, sapa, salam kepada
peserta didik. Sebelum tes dimulai peneliti mendistribusikan soal dan lembar jawaban kepada
seluruh peserta didik. Peneliti menyampaikan tujuan dilaksanakannya tes, waktu yang
digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar jawaban tes. Ada salah satu peserta didik
yang bertanya lebih lanjut tentang cara pengisian lembar jawaban. Setelah tidak ada lagi yang
bertanya terkait cara pengisian lembar jawaban, peserta didik memulai tes pada pukul 07.25
WIB. Pada menit ke 40, ada salah satu peserta didik yang bertanya tentang cara pengisian
soal nomor lima, “apa yang dimaksud dengan menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada
benda?”, kemudian peserta didik lainnya bertanya “bagaimana cara membuat diagram gaya”.
Pada menit ke 70 seluruh peserta didik diminta untuk mengakhiri tes dan meletakkan lembar
jawaban beserta soal tes di meja masing-masing. Kemudian peneliti mengumpulkan hasil tes
seluruh peserta didik.

Tanggapan
Kondisi peserta didik dari awal hingga akhir tes dapat dikategorikan tertib. Walaupun ada
beberapa peserta didik yang kurang antusias dalam menjawab tes, namun peserta didik masih
dalam kondisi tertib. Tes dilaksanakan pada pagi hari, namun ada beberapa peserta didik
yang terlihat menguap dan mengantuk. Hal tersebut dikarenakan hanya terdapat dua kipas
heksos di dalam ruangan, sehingga peserta didik di dalam kelas masih merasa kurang
mendapat udara segar. Keadaan kelas yang kurang luas juga membuat antar barisan peserta
didik terlalu dekat sehingga membuat kelas sedikit tidak nyaman.
121

CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal : Senin, 4 Februari 2019


Waktu : 10.05 WIB
Tempat Penelitian : SMAN 3 Tangerang Selatan
Subjek Penelitian : Peserta didik kelas X MIPA 5

Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika saat awal memasuki kelas. Guru
pelajaran fisika memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Sembari guru
memperkenalkan peneliti, guru bertanya terkait kehadiran peserta didik. Terdapat 33
peserta didik yang hadir pada saat tes berlangsung. Setelah seluruh kelengkapan tes
disiapkan, guru pelajaran meninggalkan kelas dan peneliti memulai dengan senyum,
sapa, salam kepada peserta didik. Sebelum tes dimulai peneliti mendistribusikan soal
dan lembar jawaban kepada seluruh peserta didik. Peneliti menyampaikan tujuan
dilaksanakannya tes, waktu yang digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar
jawaban tes. Ada salah satu peserta didik yang bertanya lebih lanjut tentang cara
pengisian lembar jawaban. Setelah tidak ada lagi yang bertanya terkait cara pengisian
lembar jawaban, peserta didik memulai tes pada pukul 10.15 WIB. Pada menit awal,
ada salah satu peserta didik yang bertanya, “Pada setiap soal apakah diperbolehkan
jika tidak melengkapi semua jawaban sesuai kolom yang disediakan?”, kemudian
peserta didik lainnya bertanya “apa yang dimaksud dengan menganalisis gaya-gaya
yang bekerja pada bidang?”. Nampak beberapa peserta didik mengipas-ngipas dengan
buku pada menit akhir tes. Pada menit ke 70 sejak tes di mulai seluruh peserta didik
diminta untuk mengakhiri tes dan meletakkan lembar jawaban beserta soal tes di meja
masing-masing. Kemudian peneliti mengumpulkan hasil tes seluruh peserta didik.

Tanggapan
Sejak awal dimulai tes, ada beberapa peserta didik yang terlihat tidak antusias dengan
tes yang diberikan. Terlihat tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes dan
sesekali bercanda dengan teman satu mejanya. Diakhir tes, terlihat peserta didik
mulai tidak nyaman dan mengipas-ngipas karena kondisi kelas yang kurang luas
sehingga jarak antar barisan sangat kurang. Jarak antara barisan awal dengan papan
terlalu sempit. Di dalam kelas terdapat pendingin ruangan, namun kurang membantu
untuk mendinginkan. Sirkulasi udara yang kurang baik dikarenakan ventilasi udara
tidak terbuka. Namun pencahayaan di ruangan cukup baik.
CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal : Rabu, 30 Januari 2019


Waktu : 06.30 WIB
Tempat Penelitian : SMAN 4 Tangerang Selatan
Subjek Penelitian : Peserta didik kelas X MIPA 3

Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika, saat awal memasuki kelas. Kemudian
memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Terdapat 35 peserta didik yang hadir
pada saat tes berlangsung. Setelah seluruh kelengkapan tes disiapkan, guru pelajaran
meninggalkan kelas dan peneliti memulai dengan senyum, sapa, salam kepada peserta
didik. Sembari guru memperkenalkan peneliti, peneliti mempersiapkan kelengkapan
tes. Setelah seluruh kelengkapan tes disiapkan, peneliti memulai dengan senyum,
sapa dan salam. Kemudian, peneliti menyampaikan tujuan dilaksanakannya tes,
waktu yang digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar jawaban tes. Setelah
seluruh peserta didik paham dengan cara pengisian lembar jawaban, peserta memulai
tes pada pukul 06.40 WIB. Pada saat menit ke 30, terlihat beberapa peserta didik yang
bercanda dengan teman di sebelahnya. Kemudian ada peserta didik yang bertanya
tentang cara pengisian soal nomor 5. Peserta didik tersebut bertanya, “apa yang
dimaksud dengan menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada benda?”, kemudian
peserta didik lainnya bertanya “bagaimana cara membuat diagram gaya”. Pada menit
ke 70 seluruh peserta didik diminta untuk menyelesaikan tes dan meletakkan hasil tes
di meja masing-masing. Kemudian peneliti mengumpulkan hasil tes seluruh peserta
didik.

Tanggapan
Kondisi peserta didik dari awal hingga akhir tes dapat dikategorikan tertib. Walaupun
ada beberapa peserta didik yang kurang antusias dalam menjawab tes, namun peserta
didik masih dalam kondisi tertib. Meskipun terdapat dua kipas heksos di dalam
ruangan, tetapi peserta didik di dalam kelas masih merasa kurang mendapat udara
segar. Keadaan kelas yang kurang luas juga membuat antar barisan peserta didik
terlalu dekat sehingga membuat kelas sedikit tidak nyaman.
123

CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal : Senin, 11 Maret 2019


Waktu : 06.30 WIB
Tempat Penelitian : SMAN 5 Tangerang Selatan
Subjek Penelitian : Peserta didik kelas X MIPA 2

Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika, saat awal memasuki kelas. Kemudian
memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Sembari guru memperkenalkan
peneliti, peneliti mempersiapkan kelengkapan tes. Terdapat 32 peserta didik yang
hadir pada saat tes berlangsung. Setelah seluruh kelengkapan tes disiapkan, peneliti
memulai dengan senyum, sapa dan salam. Kemudian, peneliti menyampaikan tujuan
dilaksanakannya tes, waktu yang digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar
jawaban tes. Setelah seluruh peserta didik paham dengan cara pengisian lembar
jawaban, peserta memulai tes pada pukul 06.45 WIB. Terdapat beberapa peserta didik
yang tidak mengerjakan tes dan meletakkan kepalanya di atas meja. Ada pula yang
bercanda dengan teman disebelahnya. Pada saat menit ke 50, ada salah satu peserta
didik yang menanya tentang cara pengisian soal nomor 5. Peserta didik tersebut
bertanya, “bagaimana cara menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada benda?”,
kemudian peserta didik lainnya bertanya “apakah menganalisis gaya sama dengan
membuat diagram gaya”. Pada menit ke 70 seluruh peserta didik diminta untuk
menyelesaikan tes dan meletakkan hasil tes di meja masing-masing. Kemudian
peneliti mengumpulkan hasil tes seluruh peserta didik.

Tanggapan
Adan beberapa peserta didik yang kurang antusias dalam menjawab tes, mereka
cenderung tidak menjawab beberapa soal dan ada pula yang tidak menjawab soal
sama sekali. Di tengah-tengah pengerjaan soal, ada peserta didik yang menggunakan
telepon genggamnya. Ada pula siswa yang terlihat tidak paham dengan soal namun
enggan bertanya kepada peneliti dan lebih memilih bertanya kepada temannya
sehingga membuat kelas menjadi kurang kondusif. Keadaan kelas yang kurang luas
juga membuat antar barisan peserta didik terlalu dekat sehingga membuat kelas
sedikit tidak nyaman.
CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal : Jumat, 8 Februari 2019


Waktu : 06.30 WIB
Tempat Penelitian : SMAN 6 Tangerang Selatan
Subjek Penelitian : Peserta didik kelas X MIPA 5

Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika, saat awal memasuki kelas. Kemudian
memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Terdapat 35 peserta didik yang hadir
pada saat tes berlangsung. Sembari guru memperkenalkan peneliti, peneliti
mempersiapkan kelengkapan tes. Setelah seluruh kelengkapan tes disiapkan, peneliti
memulai dengan senyum, sapa dan salam. Kemudian, peneliti menyampaikan tujuan
dilaksanakannya tes, waktu yang digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar
jawaban tes. Setelah seluruh peserta didik paham dengan cara pengisian lembar
jawaban, peserta memulai tes pada pukul 06.40 WIB. Di menit awal ada dua peserta
didik dari kelas lain datang untuk mengumpulkan infaq jumat. Pada saat menit ke 10,
beberapa peserta didik mulai gaduh memperagakan gerakan soal nomor dua yaitu
gerakan ketika di dalam bus dengan berbagai keadaan. Kemudian ada peserta didik
yang bertanya “apakah boleh jika tidak menjawab seluruh jawaban sesuai dengan
tabel yang telah disediakan?”. Pada menit ke 45, ada dua guru yang masuk ke dalam
kelas untuk mengecek atribut yang digunakan peserta didik serta memeriksa tas
masing-masing peserta didik. Keadaan tersebut terjadi selama 5 menit. Kemudian
pada menit ke 60 salah satu peserta didik bertanya “apakah ketika di dalam mobil dan
mobil tiba-tiba berhenti mendadak termasuk ke dalam penerapan hukum III
Newton?”. Pada menit ke 70 seluruh peserta didik diminta untuk menyelesaikan tes
dan meletakkan hasil tes di meja masing-masing. Kemudian peneliti mengumpulkan
hasil tes seluruh peserta didik.

Tanggapan
Peserta didik terlihat sangat antusias dalam mengerjakan soal. Sedikit peserta didik
yang mengosongkan jawaban. Mereka berusaha untuk mengisi seluruh soal yang
tertera pada lembar soal. Kondisi peserta didik dari awal hingga akhir tes dapat
dikategorikan tertib. Walaupun ada beberapa peserta didik yang sesekali bersikap
gaduh dalam menjawab tes, namun banyak peserta didik masih dalam kondisi tertib..
Jarak antar barisan masih terbilang cukup dan tidak terlalu dekat. Kelas terlihat
nyaman dan bersih karena peserta didik melepas sepatunya di luar kelas.
125

CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal : Selasa, 5 Maret 2019


Waktu : 07.15 WIB
Tempat Penelitian : SMAN 7 Tangerang Selatan
Subjek Penelitian : Peserta didik kelas X MIPA 7

Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika, saat awal memasuki kelas. Kemudian
memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Terdapat 34 peserta didik yang hadir
pada saat tes berlangsung. Sembari guru memperkenalkan peneliti, peneliti
mempersiapkan kelengkapan tes. Setelah seluruh kelengkapan tes disiapkan, peneliti
memulai dengan senyum, sapa dan salam. Kemudian, peneliti menyampaikan tujuan
dilaksanakannya tes, waktu yang digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar
jawaban tes. Setelah seluruh peserta didik paham dengan cara pengisian lembar
jawaban, peserta memulai tes pada pukul 07.20 WIB. Terdapat beberapa peserta didik
yang mengipas-ngipas. Beberapa peserta didik bertanya terkait jawaban soal tes yang
diberikan peneliti. Ada pula peserta didik yang bertanya di luar konteks soal tes. Pada
saat menit ke 30, peneliti berkeliling untuk memastikan bahwa tidak ada peserta didik
yang lupa menuliskan identitas. Kemudian ada salah satu peserta didik yang menanya
tentang cara pengisian soal nomor 5. Peserta didik tersebut bertanya, “apa yang
dimaksud dengan menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada benda?”, kemudian
peserta didik lainnya bertanya “bagaimana cara membuat analisis gaya?”. Ada pula
yang bertanya, “berapakah nilai dari sin 60”. Pada menit ke 70 seluruh peserta didik
diminta untuk menyelesaikan tes dan meletakkan hasil tes di meja masing-masing.
Kemudian peneliti mengumpulkan hasil tes seluruh peserta didik.

Tanggapan
Kondisi peserta didik dari awal hingga akhir tes dapat dikategorikan tertib namun
masih ada yang membuat suasana gaduh. Beberapa peserta didik mengeluh sulit
dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Ada yang lantas tidak menyelesaikan dan
tidur di kelas, ada pula yang melanjutkan mengerjakan walaupun terlihat tidak
antusias. Keadaan kelas bersih namun kurang rapih. Karena jumlah peserta didik
yang banyak sehingga banyak pula meja dan kursi di ruang kelas namun kelas terlihat
kurang luas. Jarak antar barisan terlalu dekat.. Keadaan kelas yang kurang luas juga
membuat antar barisan peserta didik terlalu dekat sehingga membuat kelas sedikit
tidak nyaman.
CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal : Senin, 4 Maret 2019


Waktu : 09.00 WIB
Tempat Penelitian : SMAN 8 Tangerang Selatan
Subjek Penelitian : Peserta didik kelas X MIPA 1

Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika, saat awal memasuki kelas. Guru fisika
memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Terdapat 35 peserta didik yang hadir
pada saat tes berlangsung. Sembari guru memperkenalkan peneliti, peneliti
mempersiapkan kelengkapan tes. Ada satu peserta didik yang terlambat hadir
dikarenakan sebelum tes berlangsung, bertepatan dengan waktu istirahat. Setelah
seluruh kelengkapan tes disiapkan, peneliti memulai dengan senyum, sapa dan salam.
Kemudian, peneliti menyampaikan tujuan dilaksanakannya tes, waktu yang
digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar jawaban tes. Setelah seluruh peserta
didik paham dengan cara pengisian lembar jawaban, peserta memulai tes pada pukul
09.12 WIB. Salah satu peserta didik bertanya pada menit ke 5, “apakah boleh tidak
mengisi seluruh jawaban sesuai kolom yang disediakan pada soal nomor satu?”. Ada
beberapa peserta didik yang memperagakan gerakan saat berada di dalam bis yang
berkaitan dengan soal nomor dua. Pada menit ke 70 seluruh peserta didik diminta
untuk menyelesaikan tes dan meletakkan hasil tes di meja masing-masing. Kemudian
peneliti mengumpulkan hasil tes seluruh peserta didik.

Tanggapan
Kondisi peserta didik dari awal hingga akhir tes dapat dikategorikan tertib. Walaupun
ada beberapa peserta didik yang kurang antusias dalam menjawab tes, namun peserta
didik masih dalam kondisi tertib. Meskipun terdapat dua kipas heksos di dalam
ruangan, tetapi peserta didik di dalam kelas masih merasa kurang mendapat udara
segar. Keadaan kelas yang kurang luas juga membuat antar barisan peserta didik
terlalu dekat sehingga membuat kelas sedikit tidak nyaman.
127

CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal : Jumat, 1 Maret 2019


Waktu : 07.15 WIB
Tempat Penelitian : SMAN 10 Tangerang Selatan
Subjek Penelitian : Peserta didik kelas X MIPA 3

Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika, saat awal memasuki kelas. Kemudian,
guru pelajaran fisika memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Terdapat 38
peserta didik yang hadir pada saat tes berlangsung. Setelah seluruh kelengkapan tes
disiapkan, peneliti memulai dengan senyum, sapa dan salam. Kemudian, peneliti
menyampaikan tujuan dilaksanakannya tes, waktu yang digunakan untuk tes, serta
cara pengisian lembar jawaban tes. Setelah seluruh peserta didik paham dengan cara
pengisian lembar jawaban, peserta memulai tes pada pukul 07.27 WIB. Terdapat
beberapa peserta didik yang gaduh pada 2 menit awal. Beberapa peserta didik
tersebut membicarakan soal tes. Pada 10 menit terakhir ada salah satu peserta didik
yang menanya tentang cara pengisian soal nomor 7. Peserta didik tersebut bertanya,
“apakah boleh jika hanya menggambar berupa sketsa dan tidak menggambar utuh?”,
kemudian peserta didik lainnya bertanya “apa yang dimaksud dengan uraian gambar
mengenai arah gaya?”. Pada menit ke 70 seluruh peserta didik diminta untuk
menyelesaikan tes dan meletakkan hasil tes di meja masing-masing. Kemudian
peneliti mengumpulkan hasil tes seluruh peserta didik.

Tanggapan
Kondisi peserta didik dari awal hingga akhir tes dapat dikategorikan tertib. Walaupun
ada beberapa peserta didik yang gaduh pada menit awal, namun selama menjawab tes
keadaan peseta didik tertib. Pencahayaan dan sirkulasi udara di ruang kelas baik.
Namun karena sebelum dilaksanakan tes peserta didik melakukan kegiatan Jumat
bersih, ada beberapa peserta didik yang terlihat mengipas-ngipas selama mengerjaka
tes. Terdapat dua buah kipas angin di dalam kelas yang berfungsi baik. Ukuran kelas
pun terlihat cukup luas sehingga peserta didik memiliki ruang gerak yng cukup. Ada
beberapa peserta didik pula yang selama mengerjakan tes selalu bertanaya terkait
jawaban tes. Ada pula beberapa peserta didik yang mengerjakan tes secara terburu-
buru tanpa memperhatikan soal dengan cermat.
b. Pedoman Wawancara
1. Pedoman Wawancara Guru (Studi Pendahuluan)
No. Pertanyaan
1. Berapakah jumlah kelas dan peserta didik di kelas X pada tahun ajaran
2017/2018?
2. Berapakah jumlah peserta didik yang bapak/ibu ajarkan?
3. Berdasarkan kurikulum 2013 yang telah direvisi, peserta didik diharapkan
memiliki keterampilan berpikir kreatif. Apakah bapak/ibu pernah mengukur
keterampilan tersebut dengan instrument tes khusus (keterampilan berpikir
kreatif)? Jika tidak, mengapa?
4. Jenis tes apa yang bapak/ibu sering gunakan dalam pembelajaran Hukum
Newton?
5. Untuk mengajarkan Hukum Newton tentang gerak berapa banyak jumlah
pertemuan yang bapak/ibu ajarkan?
6. Apakah saya diperkenankan untuk melaksanakan penelitian untuk mengetahui
keterampilan berpikir kreatif peserta didik?
7. Jika iya, berapa banyak waktu yang disediakan untuk tes tersebut?

2. Pedoman Wawancara Guru (Penelitian)


No. Pertanyaan
1. Berapakah jumlah kelas dan peserta didik di kelas X pada tahun ajaran
2018/2019?
2. Berapakah jumlah peserta didik yang bapak/ibu ajarkan?
3. Menurut bapak/ibu, apakah keterampilan berpikir kreatif itu penting untuk
diukur? Mengapa hal tersebut dapat dikatakan penting?
4. Berdasarkan kurikulum 2013 yang telah direvisi, peserta didik diharapkan
memiliki keterampilan berpikir kreatif. Apakah bapak/ibu pernah mengukur
keterampilan tersebut dengan instrument tes khusus keterampilan berpikir
kreatif? Mengapa demikian?
5. Metode apa saja yang bapak/ibu gunakan pada proses pembelajaran pada konsep
Hukum Newton?
6. Sub konsep apa yang sulit disampaikan kepada peserta didik dalam konsep
Hukum Newton tentang gerak?
7. Apakah bapak/ibu selalu menghubungkan pembelajaran fisika dengan kehidupan
sehari-hari terutama pada konsep Hukum Newton? Mengapa demikian?
129

No. Pertanyaan
9. Apakah bapak/ibu membiasakan peserta didik untuk mencari alternatif jawaban
ataupun alternatif cara? Mengapa demikian?
10. Bagaimana kemampuan rata-rata yang dimiliki peserta didik? Apakah ada
peserta didik yang terlihat lebih aktif selama proses pembelajaran?

3. Pedoman Wawancara Peserta Didik


No. Pertanyaan
1. Apakah kamu telah memahami Hukum Newton tentang gerak secara
menyeluruh?
2. Apakah kamu merasa kesulitan dalam menghubungkan konsep Hukum Newton
dengan kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana hubungan antara permukaan suatu bahan dengan gaya gesek? Serta
bagaimana pula hubungan koefisien gesek kinetik dengan gaya gesek?
4. Apakah Hukum I Newton menyatakan kelembaman suatu benda? Mengapa
demikian?
5. Bagaimana hubungan antara massa dengan percepatan pada Hukum II Newton?
6. Menurutmu, apakah Hukum III Newton merupakan hubungan gaya aksi dan gaya
reaksi? Mengapa demikian?
7. Pada saat proses belajar di dalam kelas, apakah kamu tertarik dengan cara
gurumu dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan dalam menganalisis gaya yang bekerja pada suatu
benda (bidang datar/bidang miring) yang berkaitan dengan sudut? Mengapa
demikian?
9. Metode apa saja yang sering digunakan oleh guru fisika dalam pembahasan
Hukum Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu pernah mengerjakan tes serupa dengan tes yang telah
kamu kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering menghubungkan konsep fisika yang ada dalam
pelajaran dengan kehidupan sehari-hari?
c. Hasil Wawancara

1. Hasil Wawancara Guru (Studi Pendahuluan)


Nama : Sri Hermin Ningsih, S.Pd.
Sekolah : SMAN 3 Tangsel
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan peserta 242 peserta didik kelas X.
didik di kelas X pada tahun ajaran
2017/2018?
2. Berapakah jumlah peserta didik yang Seluruh peserta didik (242).
bapak/ibu ajarkan?
3. Berdasarkan kurikulum 2013 yang Tidak pernah mengukur keterampilan
telah direvisi, peserta didik berpikir kreatif secara khusus dengan
diharapkan memiliki keterampilan instrumen tertentu, karena keterampilan
berpikir kreatif. Apakah bapak/ibu berpikir kreatif dapat diukur
pernah mengukur keterampilan berdasarkan keseharian peserta didik
tersebut dengan instrument tes khusus pada saat proses pembelajaran.
(keterampilan berpikir kreatif)? Jika
tidak, mengapa?
4. Jenis tes apa yang bapak/ibu sering Jenis tes yang biasa digunakan dalam
gunakan dalam pembelajaran Hukum pembelajaran yaitu tes uraian dan
Newton? pilihan ganda. Untuk Hukum Newton,
lebih sering menggunakan tes uraian.
5. Untuk mengajarkan Hukum Newton Pertemuan dalam pembelajaran Hukum
tentang gerak berapa banyak jumlah Newton biasanya dilakukan selama 9
pertemuan yang bapak/ibu ajarkan? jam pelajaran atau 3 kali pertemuan.
6. Apakah saya diperkenankan untuk Iya silahkan saja jika administrasinya
melaksanakan penelitian untuk memenuhi.
mengetahui keterampilan berpikir
kreatif peserta didik?
7. Jika iya, berapa banyak waktu yang 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
disediakan untuk tes tersebut?
131

Nama : Esty Marthafiani, S.Pd.


Sekolah : SMAN 4 Tangsel
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan peserta 240 peserta didik kelas X.
didik di kelas X pada tahun ajaran
2017/2018?
2. Berapakah jumlah peserta didik yang Seluruh peserta didik (240).
bapak/ibu ajarkan?
3. Berdasarkan kurikulum 2013 yang Tidak pernah, untuk keterampilan
telah direvisi, peserta didik berpikir kreatif dapat diukur
diharapkan memiliki keterampilan berdasarkan sikap peserta didik dalam
berpikir kreatif. Apakah bapak/ibu pembelajaran. Kemudian, untuk
pernah mengukur keterampilan membuat instrumen khusus yang dapat
tersebut dengan instrument tes khusus mengukur keterampilan berpikir kreatif
(keterampilan berpikir kreatif)? Jika memerlukan pelatihan khusus dan
tidak, mengapa? waktu yang cukup.
4. Jenis tes apa yang bapak/ibu sering Jenis tes yang biasa digunakan dalam
gunakan dalam pembelajaran Hukum pembelajaran yaitu tes uraian dan
Newton? pilihan ganda. Untuk Hukum Newton,
lebih sering menggunakan tes uraian,
karena dengan tes uraian dapat
mengetahui sejauh mana kemampuan
peserta didik.
5. Untuk mengajarkan Hukum Newton Pertemuan dalam pembelajaran Hukum
tentang gerak berapa banyak jumlah Newton biasanya dilakukan selama 12
pertemuan yang bapak/ibu ajarkan? jam pelajaran atau 4 kali pertemuan.
6. Apakah saya diperkenankan untuk Ya di perkenankan
melaksanakan penelitian untuk
mengetahui keterampilan berpikir
kreatif peserta didik?
7. Jika iya, berapa banyak waktu yang 3 jam pelajaran (3 x 45 menit)
disediakan untuk tes tersebut?
Nama : Nurhayati, S.TP.
Sekolah : SMAN 6 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan peserta 196 peserta didik kelas X.
didik di kelas X pada tahun ajaran
2017/2018?
2. Berapakah jumlah peserta didik yang Seluruh peserta didik (196).
bapak/ibu ajarkan?
3. Berdasarkan kurikulum 2013 yang Tidak pernah, karena untuk mengukur
telah direvisi, peserta didik keterampilan berpikir kreatif tidak dapat
diharapkan memiliki keterampilan menggunakan instrumen tes yang biasa
berpikir kreatif. Apakah bapak/ibu terdapat dibuku pegangan peserta didik
pernah mengukur keterampilan ataupun soal pada umumnya sehingga
tersebut dengan instrument tes khusus harus menggunakan instrumen tes
(keterampilan berpikir kreatif)? Jika khusus dan saya belum pernah membuat
tidak, mengapa? instrumen semacam itu.
4. Jenis tes apa yang bapak/ibu sering Jenis tes yang biasa digunakan dalam
gunakan dalam pembelajaran Hukum pembelajaran yaitu tes uraian, karena
Newton? jika tes pilihan ganda tidak dapat
melihat proses berpikir peserta didik.
5. Untuk mengajarkan Hukum Newton Pertemuan dalam pembelajaran Hukum
tentang gerak berapa banyak jumlah Newton biasanya dilakukan selama 9
pertemuan yang bapak/ibu ajarkan? jam pelajaran atau 3 kali pertemuan.
6. Apakah saya diperkenankan untuk Ya di perkenankan jika pihak sekolah
melaksanakan penelitian untuk mengizinkan.
mengetahui keterampilan berpikir
kreatif peserta didik?
7. Jika iya, berapa banyak waktu yang 3 jam pelajaran (3 x 45 menit)
disediakan untuk tes tersebut?
133

Nama : Rofi Afriana, S.Pd.


Sekolah : SMAN 7 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan peserta 245 peserta didik kelas X.
didik di kelas X pada tahun ajaran
2017/2018?
2. Berapakah jumlah peserta didik yang Seluruh peserta didik (245).
bapak/ibu ajarkan?
3. Berdasarkan kurikulum 2013 yang Tidak pernah mengukur keterampilan
telah direvisi, peserta didik berpikir kreatif secara khusus dengan
diharapkan memiliki keterampilan instrumen tertentu, karena belum ada
berpikir kreatif. Apakah bapak/ibu instrumen yang demikian. Sehingga
pernah mengukur keterampilan baru hasil belajar peserta didik saja yang
tersebut dengan instrument tes khusus dapat diukur dengan instrumen tes hasil
(keterampilan berpikir kreatif)? Jika belajar.
tidak, mengapa?
4. Jenis tes apa yang bapak/ibu sering Jenis tes yang biasa digunakan dalam
gunakan dalam pembelajaran Hukum pembelajaran Hukum Newton, lebih
Newton? sering menggunakan tes uraian agar
dapat mengukur proses peserta didik
dalam menjawab soal-soal.
5. Untuk mengajarkan Hukum Newton Pertemuan dalam pembelajaran Hukum
tentang gerak berapa banyak jumlah Newton biasanya dilakukan selama 15
pertemuan yang bapak/ibu ajarkan? jam pelajaran atau 5 kali pertemuan.
6. Apakah saya diperkenankan untuk Diperkenankan
melaksanakan penelitian untuk
mengetahui keterampilan berpikir
kreatif peserta didik?
7. Jika iya, berapa banyak waktu yang 3 jam pelajaran (3 x 45 menit)
disediakan untuk tes tersebut?
Nama : Deri Rismayenti, M.Pd.
Sekolah : SMAN 8 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan peserta 115 peserta didik kelas X.
didik di kelas X pada tahun ajaran
2017/2018?
2. Berapakah jumlah peserta didik yang Seluruh peserta didik (115).
bapak/ibu ajarkan?
3. Berdasarkan kurikulum 2013 yang Tidak pernah, selama ini untuk
telah direvisi, peserta didik mengukur keterampilan berpikir kreatif
diharapkan memiliki keterampilan peserta didik hanya melihat dari sikap
berpikir kreatif. Apakah bapak/ibu yang ditunjukkan dalam proses
pernah mengukur keterampilan pembelajaran saja.
tersebut dengan instrument tes khusus
(keterampilan berpikir kreatif)? Jika
tidak, mengapa?
4. Jenis tes apa yang bapak/ibu sering Jenis tes yang biasa digunakan dalam
gunakan dalam pembelajaran Hukum pembelajaran Hukum Newton yaitu tes
Newton? uraian, karena jika tes pilihan ganda
tidak dapat melihat proses berpikir
peserta didik.
5. Untuk mengajarkan Hukum Newton Pertemuan dalam pembelajaran Hukum
tentang gerak berapa banyak jumlah Newton biasanya dilakukan selama 12
pertemuan yang bapak/ibu ajarkan? jam pelajaran atau 4 kali pertemuan.
6. Apakah saya diperkenankan untuk Ya di perkenankan.
melaksanakan penelitian untuk
mengetahui keterampilan berpikir
kreatif peserta didik?
7. Jika iya, berapa banyak waktu yang 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
disediakan untuk tes tersebut?
135

Nama : Mukhlas, S.Pd.


Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan peserta 116 peserta didik kelas X.
didik di kelas X pada tahun ajaran
2017/2018?
2. Berapakah jumlah peserta didik yang Seluruh peserta didik (116).
bapak/ibu ajarkan?
3. Berdasarkan kurikulum 2013 yang Tidak pernah mengukur keterampilan
telah direvisi, peserta didik berpikir kreatif secara khusus dengan
diharapkan memiliki keterampilan instrumen tertentu, karena belum ada
berpikir kreatif. Apakah bapak/ibu instrumen yang demikian. Perlu waktu
pernah mengukur keterampilan serta indikator yang tepat dalam
tersebut dengan instrument tes khusus membuat instrumen tersebut.
(keterampilan berpikir kreatif)? Jika
tidak, mengapa?
4. Jenis tes apa yang bapak/ibu sering Jenis tes yang biasa digunakan dalam
gunakan dalam pembelajaran Hukum pembelajaran Hukum Newton, lebih
Newton? sering menggunakan tes uraian agar
dapat mengukur proses peserta didik
dalam menjawab soal-soal.
5. Untuk mengajarkan Hukum Newton Pertemuan dalam pembelajaran Hukum
tentang gerak berapa banyak jumlah Newton biasanya dilakukan selama 12
pertemuan yang bapak/ibu ajarkan? jam pelajaran atau 4 kali pertemuan.
6. Apakah saya diperkenankan untuk Diperkenankan dengan pengawasan
melaksanakan penelitian untuk saya.
mengetahui keterampilan berpikir
kreatif peserta didik?
7. Jika iya, berapa banyak waktu yang 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
disediakan untuk tes tersebut?
2. Hasil Wawancara Guru (Penelitian)
Nama : Ruhman Sutarno, S.Pd.
Sekolah : SMAN 1 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan Terdapat 6 kelas dan 214 peserta didik kelas
peserta didik di kelas X pada X.
tahun ajaran 2018/2019?
2. Berapakah jumlah peserta didik Seluruh peserta didik kelas X.
yang bapak/ibu ajarkan?
3. Menurut bapak/ibu, apakah Ya penting karena keterampilan berpikir
keterampilan berpikir kreatif itu kreatif merupakan salah satu keterampilan
penting untuk diukur? Mengapa dalam kurikulum 2013 yang merupakan
hal tersebut dapat dikatakan tujuan pembelajaran.
penting?
4. Berdasarkan kurikulum 2013 Belum pernah. Untuk mengukur
yang telah direvisi, peserta didik keterampilan berpikir kreatif perlu adanya
diharapkan memiliki instrumen khusus yang dapat mengukur
keterampilan berpikir kreatif. namun instrumen tersebut tidak terdapat di
Apakah bapak/ibu pernah buku pegangan guru ataupun buku pegangan
mengukur keterampilan tersebut peserta didik. Sehingga butuh adanya
dengan instrument tes khusus sosialisasi lebih terkait instrumen pembuatan
keterampilan berpikir kreatif? serta indikator pengukurnya.
Mengapa demikian?
5. Metode apa saja yang bapak/ibu Karena hukum Newton merupakan salah satu
gunakan pada proses konsep yang memiliki banyak penerapan,
pembelajaran pada konsep pada konsep ini lebih banyak menggunakan
Hukum Newton? metode CDT (Catat Dengarkan Tulis) atau
dengan kata lain menggunakan metode
ceramah. Namun diawal pembelajaran saya
menerapkan metode demonstrasi.
6. Sub konsep apa yang sulit Sub konsep yang banyak memerlukan
disampaikan kepada peserta didik perhitungan dan rumus, yaitu Hukum II
dalam konsep Hukum Newton Newton, terutama yang berhubungan dengan
tentang gerak? sudut. Karena terdapat konsep matematika
yang harus diajarkan terlebih dahulu kepada
peserta didik.
7. Apakah bapak/ibu selalu Seringkali menghubungkan konsep yang ada
menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari namun
fisika dengan kehidupan sehari- terkadang ada beberapa konsep yang tidak
hari terutama pada konsep dihubungkan.
Hukum Newton? Mengapa
demikian?
137

No. Pertanyaan Jawaban


8 Apakah bapak/ibu membiasakan Tidak, saya cenderung menggunakan satu
peserta didik untuk mencari jawaban pasti karena fisika merupakan ilmu
alternatif jawaban ataupun pasti. Namun untuk alternatif cara, saya
alternatif cara? Mengapa memberikannya kepada peserta didik.
demikian?
9 Bagaimana kemampuan rata-rata Berdasarkan hasil perolehan skor yang
yang dimiliki peserta didik? diberikan, sesuai dengan nilai yang diperoleh
Apakah ada peserta didik yang peserta didik. Peserta didik yang aktif dan
terlihat lebih aktif selama proses mendapatkan nilai yang cukup baik sesuai
pembelajaran? dengan hasil tes keterampilan berpikir kreatif
yang dilakukan.
Nama : Eli Aisah Sugianti, S.Pd, M.Si.
Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan Terdapat 7 kelas dan 252 peserta didik kelas
peserta didik di kelas X pada X.
tahun ajaran 2018/2019?
2. Berapakah jumlah peserta didik Seluruh peserta didik kelas X.
yang bapak/ibu ajarkan?
3. Menurut bapak/ibu, apakah Menurut saya sangat penting karena
keterampilan berpikir kreatif itu keterampilan berpikir kreatif merupakan
penting untuk diukur? Mengapa salah satu keterampilan berpikir tingkat
hal tersebut dapat dikatakan tinggi yang sekarang sedang dalam tahap
penting? sosialisasi sehingga untuk jangka panjang,
peserta didik terbiasa dengan soal-soal
analisis.
4. Berdasarkan kurikulum 2013 Saya belum pernah mengukur keterampilan
yang telah direvisi, peserta didik berpikir kreatif dengan instrumen tertentu.
diharapkan memiliki Selama ini saya baru menyisipkan soal-soal
keterampilan berpikir kreatif. HOTS untuk mengetahui keterampilan
Apakah bapak/ibu pernah berpikir peserta didik. Memang sangat perlu
mengukur keterampilan tersebut adanya instrumen khusus yang dapat
dengan instrument tes khusus mengukur keterampilan berpikir kreatif
keterampilan berpikir kreatif? namun sayangnya instrumen tersebut tidak
Mengapa demikian? dapat di akses pada situs tertentu ataupun
buku tertentu.
5. Metode apa saja yang bapak/ibu Pada konsep Hukum Newton saya cenderung
gunakan pada proses menggunakan metode ceramah dan drill
pembelajaran pada konsep (penugasan). Sesekali saya menggunakan
Hukum Newton? metode demonstrasi apabila terdapat konsep
yang dapat dalam kehidupan sehari-hari.
6. Sub konsep apa yang sulit Sub konsep Hukum II Newton yang di
disampaikan kepada peserta didik dalamnya terdapat konsep matematika yang
dalam konsep Hukum Newton harus diajarkan terlebih dahulu kepada
tentang gerak? peserta didik.
7. Apakah bapak/ibu selalu Sebisa mungkin mengaitkan pembelajaran
menghubungkan pembelajaran fisika dengan kehidupan sehari-hari agar
fisika dengan kehidupan sehari- peserta didik mengetahui untuk apa mereka
hari terutama pada konsep belajar fisika dan banyak konsep fisika yang
Hukum Newton? Mengapa berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
demikian? terutama Hukum Newton.
8 Apakah bapak/ibu membiasakan Tidak, karena menurut saya fisika
139

No. Pertanyaan Jawaban


peserta didik untuk mencari merupakan ilmu pasti sehingga apabila soal-
alternatif jawaban ataupun soal yang berkaitan dengan fisika terutama
alternatif cara? Mengapa soal hitungan yang memerlukan rumus
demikian? sebagai penyelesaiannya.
9 Bagaimana kemampuan rata-rata Kemampuan rata-rata peserta didik di kelas
yang dimiliki peserta didik? X MIPA 3 amat beragam. Namun
Apakah ada peserta didik yang berdasarkan hasil penelitian yang telah
terlihat lebih aktif selama proses lakukan, peserta didik yang memperoleh skor
pembelajaran? tertinggi memang memiliki kemampuan
lebih dan peserta didik tersebut juga aktif
selama pembelajaran. Ada beberapa peserta
didik lain yang kurang aktif dalam
pembelajaran tetapi memperoleh skor tinggi
pula.
Nama : Esty Marthafiani, S.Pd.
Sekolah : SMAN 4 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan Terdapat 6 kelas dan 228 peserta didik kelas
peserta didik di kelas X pada X.
tahun ajaran 2018/2019?
2. Berapakah jumlah peserta didik Seluruh peserta didik kelas X.
yang bapak/ibu ajarkan?
3. Menurut bapak/ibu, apakah Menurut saya sangat penting karena
keterampilan berpikir kreatif itu keterampilan berpikir kreatif merupakan
penting untuk diukur? Mengapa salah satu keterampilan berpikir tingkat
hal tersebut dapat dikatakan tinggi (HOTS) yang sekarang sedang
penting? dicanangkan oleh pemerintah.
4. Berdasarkan kurikulum 2013 Belum pernah mengukur keterampilan
yang telah direvisi, peserta didik berpikir kreatif dengan instrumen tertentu.
diharapkan memiliki Memang sangat perlu adanya instrumen
keterampilan berpikir kreatif. khusus yang dapat mengukur keterampilan
Apakah bapak/ibu pernah berpikir kreatif namun pelatihan ataupun
mengukur keterampilan tersebut seminar terkait pembuatan soal berpikir
dengan instrument tes khusus kreatif belum banyak diadakan sehingga
keterampilan berpikir kreatif? minim informasi.
Mengapa demikian?
5. Metode apa saja yang bapak/ibu Pada konsep Hukum Newton saya cenderung
gunakan pada proses menggunakan metode drill dengan
pembelajaran pada konsep membiasakan peserta didik dalam
Hukum Newton? penugasan. Namun soal yang dijadikan
penugasan masih soal-soal hasil belajar pada
umumnya. Belum soal-soal HOTS atau
sejenisnya.
6. Sub konsep apa yang sulit Sub konsep Hukum II Newton karena
disampaikan kepada peserta didik banyak penerapannya.
dalam konsep Hukum Newton
tentang gerak?
7. Apakah bapak/ibu selalu Tidak selalu tergantung dengan konsep yang
menghubungkan pembelajaran sedang dipelajari. Masih ada beberapa
fisika dengan kehidupan sehari- konsep yang agak sulit apabila dihubungkan
hari terutama pada konsep dengan kehidupan nyata.
Hukum Newton? Mengapa
demikian?
8 Apakah bapak/ibu membiasakan Ya di beberapa sub konsep apabila soal
peserta didik untuk mencari tersebut tidak berkaitan dengan rumus atau
alternatif jawaban ataupun hitungan.
141

alternatif cara? Mengapa


demikian?
9 Bagaimana kemampuan rata-rata Kemampuan rata-rata peserta didik di kelas
yang dimiliki peserta didik? X MIPA 5 cenderung beragam. Peserta didik
Apakah ada peserta didik yang kurang begitu aktif. Berdasarkan hasil tes
terlihat lebih aktif selama proses yang telah dilakukan, sesuai dengan keadaan
pembelajaran? pembelajaran kelas. Kelas X MIPA banyak
peserta didik yang memperoleh nilai rendah
pada pembelajaran.
Nama : Nofia Candrawati, M. Pd.
Sekolah : SMAN 5 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan Terdapat 4 kelas dan 142 peserta didik kelas
peserta didik di kelas X pada X.
tahun ajaran 2018/2019?
2. Berapakah jumlah peserta didik Seluruh peserta didik kelas X.
yang bapak/ibu ajarkan?
3. Menurut bapak/ibu, apakah Ya penting karena keterampilan berpikir
keterampilan berpikir kreatif itu kreatif merupakan salah satu keterampilan
penting untuk diukur? Mengapa dalam kurikulum 2013 yang merupakan
hal tersebut dapat dikatakan tujuan pembelajaran serta termasuk ke dalam
penting? keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal
tersebut penting karena di era modern seperti
sekarang, keterampilan-keterampilan khusus
sangat dibutuhkan. Dalam persaingan dunia
kerja pun banyak perusahaan yang
membutuhkan SDM yang memiliki skill
dibidang lain selain kognitif peserta didik.
4. Berdasarkan kurikulum 2013 Belum pernah. Namun untuk soal-soal
yang telah direvisi, peserta didik HOTS sudah mulai disisipkan dalam tes
diharapkan memiliki ataupun dalam penugasan agar peserta didik
keterampilan berpikir kreatif. terbiasa dengan soal-soal analisis.
Apakah bapak/ibu pernah
mengukur keterampilan tersebut
dengan instrument tes khusus
keterampilan berpikir kreatif?
Mengapa demikian?
5. Metode apa saja yang bapak/ibu Metode yang sering digunakan yaitu metode
gunakan pada proses demonstrasi, pemberian projek, penugasan
pembelajaran pada konsep serta metode ceramah.
Hukum Newton?
6. Sub konsep apa yang sulit Sub konsep yang banyak memerlukan
disampaikan kepada peserta didik perhitungan dan rumus, yaitu Hukum II
dalam konsep Hukum Newton Newton. Karena banyak memerlukan analisis
tentang gerak? dan sub konsep tersebut erat kaitannya
dengan perhitungan matematis.
7. Apakah bapak/ibu selalu Ya, selalu mengaitkan konsep dengan
menghubungkan pembelajaran kehidupan sehari-hari.
fisika dengan kehidupan sehari-
hari terutama pada konsep
Hukum Newton? Mengapa
143

demikian?
8 Apakah bapak/ibu membiasakan Ya, pada sub konsep tertentu yang dapat
peserta didik untuk mencari menimbulkan banyak alternatif jawaban serta
alternatif jawaban ataupun cara penyelesaian.
alternatif cara? Mengapa
demikian?
9 Bagaimana kemampuan rata-rata Kemampuan rata-rata kelas X MIPA 3
yang dimiliki peserta didik? sangat beragam. Namun kelas ini tergolong
Apakah ada peserta didik yang kelas yang berada pada kriteria cukup
terlihat lebih aktif selama proses dibandingkan kelas lainnya yang berada pada
pembelajaran? kriteria rendah dan tinggi. Peserta didik nya
pun beragam. Rata-rata peserta didik kurang
aktif.
Nama : Nuhayati, S.TP.
Sekolah : SMAN 6 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan Terdapat 5 kelas dan 182 peserta didik kelas
peserta didik di kelas X pada X.
tahun ajaran 2018/2019?
2. Berapakah jumlah peserta didik Seluruh peserta didik kelas X.
yang bapak/ibu ajarkan?
3. Menurut bapak/ibu, apakah Ya penting karena keterampilan berpikir
keterampilan berpikir kreatif itu kreatif merupakan salah satu keterampilan
penting untuk diukur? Mengapa dalam kurikulum 2013 yang merupakan
hal tersebut dapat dikatakan tujuan pembelajaran. Dan mulai banyak
penting? diterapkan dalam soal-soal ujian nasional
dan sangat penting dalam dunia kerja yang
menuntut skill lain selain nilai yang tinggi.
4. Berdasarkan kurikulum 2013 Belum pernah. Untuk mengukur
yang telah direvisi, peserta didik keterampilan berpikir kreatif perlu adanya
diharapkan memiliki instrumen khusus yang dapat mengukur
keterampilan berpikir kreatif. namun instrumen tersebut tidak terdapat di
Apakah bapak/ibu pernah buku pegangan guru ataupun buku pegangan
mengukur keterampilan tersebut peserta didik. Sehingga butuh adanya
dengan instrument tes khusus sosialisasi lebih terkait instrumen pembuatan
keterampilan berpikir kreatif? serta indikator pengukurnya. Serta pelatihan
Mengapa demikian? khusus bagi guru dalam penyusunan
instrumen mulai dari indikator keterampilan
berpikir kreatif hingga implementasinya
dalam pelajaran fisika.

5. Metode apa saja yang bapak/ibu Metode utama dalam penyampaian konsep
gunakan pada proses Hukum Newton yaitu dengan metode
pembelajaran pada konsep ceramah atau CDT (Catat Dengarkan Tulis).
Hukum Newton? Metode lainnya yang terkadang digunakan
yaitu demonstrasi serta pemberian tugas
mandiri agar peserta didik terbiasa dengan
soal-soal berkaitan dengan Hukum Newton.
6. Sub konsep apa yang sulit Sub konsep yang banyak memerlukan
disampaikan kepada peserta didik perhitungan dan rumus, yaitu Hukum II
dalam konsep Hukum Newton Newton, karena sub konsep tersebut
tentang gerak? merupakan sub konsep yang kompleks dan
memerlukan ketelitian dalam pengerjaan
soal-soalnya.
7. Apakah bapak/ibu selalu Jarang, terutama soal-soal yang berkaitan
145

menghubungkan pembelajaran dengan Hukum II Newton. Untuk soal lain


fisika dengan kehidupan sehari- yang berkaitan dengan sub konsep gaya,
hari terutama pada konsep Hukum I Newton dan Hukum III Newton
Hukum Newton? Mengapa lebih sering dikaitkan dengan kehidupan
demikian? sehari-hari.
8 Apakah bapak/ibu membiasakan Belum membiasakan, karena soal-soal yang
peserta didik untuk mencari sering dilatihkan kepada peserta didik
alternatif jawaban ataupun merupakan soal hitungan dengan satu
alternatif cara? Mengapa jawaban benar.
demikian?
9 Bagaimana kemampuan rata-rata Kemampuan rata-rata peserta didik di kelas
yang dimiliki peserta didik? X MIPA 5 termasuk dalam kategori cukup.
Apakah ada peserta didik yang Tidak sedikit peserta didik yang aktif di
terlihat lebih aktif selama proses dalam kelas. Ada peserta didik yang selalu
pembelajaran? mendapatkan nilai lebih tinggi daripada
peserta didik lainnya. Peserta didik tersebut
terlihat lebih aktif di kelas dan sering
membaca. Sehingga ketika di kelas terdapat
pertanyaan yang diajukan oleh guru pada
saat awal pembelajaran, peserta didik
tersebut dapat menjawab berdasarkan
pemahaman yang diperoleh sebelum
pembelajaran dimulai.
146

Nama : Rovi Afriana, S. Pd.


Sekolah : SMAN 7 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan Terdapat 7 kelas dan 269 peserta didik kelas
peserta didik di kelas X pada X.
tahun ajaran 2018/2019?
2. Berapakah jumlah peserta didik Seluruh peserta didik kelas X.
yang bapak/ibu ajarkan?
3. Menurut bapak/ibu, apakah Ya penting karena keterampilan berpikir
keterampilan berpikir kreatif itu kreatif satu diantara keterampilan abad 21
penting untuk diukur? Mengapa yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
hal tersebut dapat dikatakan
penting?
4. Berdasarkan kurikulum 2013 Belum pernah. Karena belum mengetahui
yang telah direvisi, peserta didik instrumen khusus sebagai pengukur
diharapkan memiliki keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
keterampilan berpikir kreatif.
Apakah bapak/ibu pernah
mengukur keterampilan tersebut
dengan instrument tes khusus
keterampilan berpikir kreatif?
Mengapa demikian?
5. Metode apa saja yang bapak/ibu Metode ceramah, demonstrasi dan
gunakan pada proses penugasan. Penugasan yang diberikan lebih
pembelajaran pada konsep kepada tugas-tugas yang membutuhkan
Hukum Newton? hitungan matematis.
6. Sub konsep apa yang sulit Sub konsep yang banyak memerlukan
disampaikan kepada peserta didik perhitungan dan rumus, yaitu Hukum II
dalam konsep Hukum Newton Newton yang banyak penerapan konsepnya.
tentang gerak?
7. Apakah bapak/ibu selalu Tidak selalu, hanya pada saat awal
menghubungkan pembelajaran pembelajaran ketika mendemonstrasikan
fisika dengan kehidupan sehari- ataupun kegiatan apersepsi.
hari terutama pada konsep
Hukum Newton? Mengapa
demikian?

8 Apakah bapak/ibu membiasakan Belum membiasakan peserta didik dalam


peserta didik untuk mencari mencari alternatif jawaban ataupun cara
alternatif jawaban ataupun dalam penyelesaian soal.
alternatif cara? Mengapa
demikian?
147

9 Bagaimana kemampuan rata-rata Berdasarkan hasil perolehan skor yang


yang dimiliki peserta didik? diberikan, sesuai dengan nilai yang diperoleh
Apakah ada peserta didik yang peserta didik. Peserta didik yang aktif dan
terlihat lebih aktif selama proses mendapatkan nilai yang cukup baik sesuai
pembelajaran? dengan hasil tes keterampilan berpikir kreatif
yang dilakukan.
Nama : Sri Purwaningsih, M. Pd.
Sekolah : SMAN 8 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan Terdapat 4 kelas dan 175 peserta didik kelas
peserta didik di kelas X pada tahun X.
ajaran 2018/2019?
2. Berapakah jumlah peserta didik Seluruh peserta didik kelas X.
yang bapak/ibu ajarkan?
3. Menurut bapak/ibu, apakah Ya penting karena keterampilan berpikir
keterampilan berpikir kreatif itu kreatif merupakan salah satu keterampilan
penting untuk diukur? Mengapa hal dalam kurikulum 2013 yang merupakan
tersebut dapat dikatakan penting? tujuan pembelajaran.
4. Berdasarkan kurikulum 2013 yang Belum pernah. Karena untuk mengukur
telah direvisi, peserta didik keterampilan berpikir kreatif perlu adanya
diharapkan memiliki keterampilan instrumen khusus yang dapat mengukurnya.
berpikir kreatif. Apakah bapak/ibu Sedangkan, saya belum pernah membuat
pernah mengukur keterampilan instrumen tersebut karena minimnya
tersebut dengan instrument tes informasi.
khusus keterampilan berpikir
kreatif? Mengapa demikian?
5. Metode apa saja yang bapak/ibu Karena hukum Newton merupakan salah satu
gunakan pada proses pembelajaran konsep yang memiliki banyak penerapan,
pada konsep Hukum Newton? pada konsep ini lebih banyak menggunakan
metode CDT (Catat Dengarkan Tulis) atau
dengan kata lain menggunakan metode
ceramah. Namun diawal pembelajaran saya
menerapkan metode demonstrasi.
6. Sub konsep apa yang sulit Sub konsep Hukum II Newton. Terutama
disampaikan kepada peserta didik yang berkaitan dengan sudut (aturan sinus
dalam konsep Hukum Newton dan cosinus)
tentang gerak?
7. Apakah bapak/ibu selalu Seringkali menghubungkan konsep yang ada
menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari namun
fisika dengan kehidupan sehari-hari terkadang ada beberapa konsep yang tidak
terutama pada konsep Hukum dihubungkan.
Newton? Mengapa demikian?
8 Apakah bapak/ibu membiasakan Tidak, saya cenderung menggunakan satu
peserta didik untuk mencari jawaban pasti karena fisika merupakan ilmu
alternatif jawaban ataupun pasti. Namun untuk alternatif cara, saya
alternatif cara? Mengapa memberikannya kepada peserta didik.
demikian?
149

9 Bagaimana kemampuan rata-rata Berdasarkan hasil perolehan skor yang


yang dimiliki peserta didik? diberikan, sesuai dengan nilai yang diperoleh
Apakah ada peserta didik yang peserta didik. Peserta didik yang aktif dan
terlihat lebih aktif selama proses mendapatkan nilai yang cukup baik sesuai
pembelajaran? dengan hasil tes keterampilan berpikir kreatif
yang dilakukan.
Nama : Lily Vebrina, S.Si.
Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan peserta Terdapat 3 kelas dan 112 peserta didik kelas X.
didik di kelas X pada tahun ajaran
2018/2019?
2. Berapakah jumlah peserta didik yang Seluruh peserta didik kelas X.
bapak/ibu ajarkan?
3. Menurut bapak/ibu, apakah Ya penting, karena diperlukan dalam dunia kerja.
keterampilan berpikir kreatif itu
penting untuk diukur? Mengapa hal
tersebut dapat dikatakan penting?
4. Berdasarkan kurikulum 2013 yang Belum pernah. Untuk mengukur keterampilan berpikir
telah direvisi, peserta didik kreatif perlu adanya instrumen khusus yang dapat
diharapkan memiliki keterampilan mengukur. Tetapi saya belum menemukan soal
berpikir kreatif. Apakah bapak/ibu tersebut.
pernah mengukur keterampilan
tersebut dengan instrument tes
khusus keterampilan berpikir kreatif?
Mengapa demikian?
5. Metode apa saja yang bapak/ibu Lebih sering menggunakan metode ceramah dan
gunakan pada proses pembelajaran penugasan.
pada konsep Hukum Newton?
6. Sub konsep apa yang sulit Hukum II Newton.
disampaikan kepada peserta didik
dalam konsep Hukum Newton
tentang gerak?
7. Apakah bapak/ibu selalu Jarang menghubungkan konsep dengan kehidupan
menghubungkan pembelajaran fisika sehari-hari. Namun untuk hukum III sering kali
dengan kehidupan sehari-hari menghubungkan.
terutama pada konsep Hukum
Newton? Mengapa demikian?
8 Apakah bapak/ibu membiasakan Tidak, saya cenderung menggunakan satu jawaban
peserta didik untuk mencari alternatif pasti karena fisika merupakan ilmu pasti.
jawaban ataupun alternatif cara?
Mengapa demikian?
9 Bagaimana kemampuan rata-rata Berdasarkan hasil perolehan skor yang diberikan,
yang dimiliki peserta didik? Apakah sesuai dengan nilai yang diperoleh peserta didik.
ada peserta didik yang terlihat lebih Peserta didik yang aktif dan mendapatkan nilai yang
aktif selama proses pembelajaran? cukup baik sesuai dengan hasil tes keterampilan
berpikir kreatif yang dilakukan.
151

3. Hasil Wawancara Peserta Didik


Nama : Putri Amanda
Sekolah : SMAN 1 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Hubungannya saling berkaitan. Gaya gesek
permukaan suatu bahan dengan akan semakin besar jika koefisien gesek besar
gaya gesek? Serta bagaimana dan permukaan kasar.
pula hubungan koefisien gesek
kinetik dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Sepertinya iya, kalau saya tidak salah Hukum
menyatakan kelembaman suatu I Newton menyatakan sifat kemalasan suatu
benda? Mengapa demikian? benda. Atau benda itu akan tetap pada posisi
awalnya.
3. Bagaimana hubungan antara Hubungannya berbanding terbalik.
massa dengan percepatan pada
Hukum II Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena dimana ada gaya aksi
Newton merupakan hubungan disitulah ada gaya reaksi yang berbeda arah.
gaya aksi dan gaya reaksi?
Mengapa demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Belum menyeluruh terutama pada Hukum II
Hukum Newton tentang gerak Newton.
secara menyeluruh?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Tidak terlalu kesulitan karena saya mudah
dalam menghubungkan konsep membayangkan sesuatu dengan berimajinasi.
Hukum Newton dengan
kehidupan sehari-hari?
7. Pada saat proses belajar di Terkadang iya terkadang tidak.
dalam kelas, apakah kamu
tertarik dengan cara gurumu
dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya kesulitan pada saat menentukan gaya apa
dalam menganalisis gaya yang saja yang ada di situ dan bagaimana
bekerja pada suatu benda hubungannya dengan sinus dan cosinus.
(bidang datar/bidang miring)
yang berkaitan dengan sudut?
Mengapa demikian?
9. Metode apa saja yang sering Biasanya mencatat, kemudian menjelaskan
digunakan oleh guru fisika lalu latihan soal.
dalam pembahasan Hukum
Newton? mengapa demikian?
No. Pertanyaan Jawaban
10. Apakah sebelumnya kamu Belum pernah mengerjakan selain soal yang
pernah mengerjakan tes serupa diberikan guru atau yang ada di dalam buku.
dengan tes yang telah kamu
kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak selalu tergantung dengan pelajaran
menghubungkan konsep fisika yang sedang diajarkan.
yang ada dalam pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari?

Nama : Fikri Syahputra


Sekolah : SMAN 1 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Hubungannya saling berkaitan mungkin,
permukaan suatu bahan dengan karena gaya gesek akan besar jika permukaan
gaya gesek? Serta bagaimana kasar.
pula hubungan koefisien gesek
kinetik dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Mungkin iya, karena Hukum I Newton
menyatakan kelembaman suatu berkaitan dengan gaya yang ada di benda.
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara Hubungannya berbanding terbalik antara
massa dengan percepatan pada massa dengan percepatan.
Hukum II Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena gayanya sama besar tapi
Newton merupakan hubungan arahnya berlawanan.
gaya aksi dan gaya reaksi?
Mengapa demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Belum karena saya kurang suka dengan fisika
Hukum Newton tentang gerak dan bab ini banyak hitungannya.
secara menyeluruh? Mengapa
demikian?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Sulit, karena saya sulit membayangkan
dalam menghubungkan konsep kejadian nyata dengan konsep fisika.
Hukum Newton dengan
kehidupan sehari-hari?
7. Pada saat proses belajar di Kurang, karena agak monoton dan membuat
dalam kelas, apakah kamu bosan.
tertarik dengan cara gurumu
dalam mengajar?
153

No. Pertanyaan Jawaban


8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya kesulitan karena saya tidak paham.
dalam menganalisis gaya yang
bekerja pada suatu benda
(bidang datar/bidang miring)
yang berkaitan dengan sudut?
Mengapa demikian?
9. Metode apa saja yang sering Biasanya mencatat dan mengerjakan soal-
digunakan oleh guru fisika soal.
dalam pembahasan Hukum
Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu Belum pernah karena biasanya soal-soal yang
pernah mengerjakan tes serupa dikerjakan tidak bergambar dan lebih sering
dengan tes yang telah kamu menghitung.
kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak selalu menghubungkan. Lebih sering
menghubungkan konsep fisika contoh soalnya sesuatu yang tidak pernah
yang ada dalam pelajaran saya temukan di keseharian.
dengan kehidupan sehari-hari?

Nama : M. Fajar
Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Saling berbanding lurus, jika permukaan
permukaan suatu bahan dengan kasar maka gaya gesek besar. Jika koefisien
gaya gesek? Serta bagaimana gayanya besar maka gaya gesek besar juga.
pula hubungan koefisien gesek
kinetik dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Mungkin iya, karena Hukum I Newton
menyatakan kelembaman suatu menyatakan keadaan benda yang
benda? Mengapa demikian? diam/kemalsan benda.
3. Bagaimana hubungan antara Hubungannya berbanding terbalik, jika benda
massa dengan percepatan pada makin besar massanya maka percepatan kecil.
Hukum II Newton? Dan sebaliknya jika massanya kecil maka
percepatannya besar.
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena gayanya sama besar tapi
Newton merupakan hubungan arahnya berlawanan. Dan bekerja pada benda
gaya aksi dan gaya reaksi? yang berbeda.
Mengapa demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Belum menyeluruh, karena tidak semua
Hukum Newton tentang gerak paham. Terutama Hukum II Newton yang
No. Pertanyaan Jawaban
secara menyeluruh? Mengapa banyak hitungannya.
demikian?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Tidak terlalu kesulitan.
dalam menghubungkan konsep
Hukum Newton dengan
kehidupan sehari-hari?
7. Pada saat proses belajar di Tertarik jika tidak melulu menjelaskan,
dalam kelas, apakah kamu mungkin sesekali praktikum atau belajar
tertarik dengan cara gurumu dengan media.
dalam mengajar?

8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya tapi tidak selalu, karena terkadang keliru
dalam menganalisis gaya yang meletakkan sin dan cos nya dimana.
bekerja pada suatu benda
(bidang datar/bidang miring)
yang berkaitan dengan sudut?
Mengapa demikian?
9. Metode apa saja yang sering Mencatat, menjelaskan dan memberikan
digunakan oleh guru fisika latihan, tugas juga.
dalam pembahasan Hukum
Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu Belum pernah karena biasanya soal-soal yang
pernah mengerjakan tes serupa dikerjakan tidak bergambar dan lebih sering
dengan tes yang telah kamu menghitung.
kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak terlalu sering, lebih ke hitungan jarang
menghubungkan konsep fisika teorinya.
yang ada dalam pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari?
155

Nama : Radito Dwi P.


Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Mungkin saling berhubungan karena gaya
permukaan suatu bahan dengan gesek besar jika permukaan kasar dan
gaya gesek? Serta bagaimana koefisien gesek kecil jika gaya kecil.
pula hubungan koefisien gesek
kinetik dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Iya, karena benda akan tetap diam jika tidak
menyatakan kelembaman suatu diberikan gaya.
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara Hubungannya berbanding terbalik.
massa dengan percepatan pada
Hukum II Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena besar gaya raksi sama tapi
Newton merupakan hubungan arahnya minus.
gaya aksi dan gaya reaksi?
Mengapa demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Tidak, karena saya masih kesulitan
Hukum Newton tentang gerak memahami soal-soal tentang Hukum Newton.
secara menyeluruh? Mengapa
demikian?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Ya, karena tidak banyak yang saya tahu
dalam menghubungkan konsep kaitan Hukum Newton dan kehidupan sehari-
Hukum Newton dengan hari.
kehidupan sehari-hari?
7. Pada saat proses belajar di Kurang tertarik jika hanya menjelaskan saja.
dalam kelas, apakah kamu Terlalu membosankan.
tertarik dengan cara gurumu
dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya kesulitan karena saya tidak paham dengan
dalam menganalisis gaya yang cara analisis gayanya.
bekerja pada suatu benda
(bidang datar/bidang miring)
yang berkaitan dengan sudut?
Mengapa demikian?
9. Metode apa saja yang sering Mencontohkan di depan kelas, menjelaskan
digunakan oleh guru fisika dengan power point dan latihan.
dalam pembahasan Hukum
Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu Belum pernah.
pernah mengerjakan tes serupa
No. Pertanyaan Jawaban
dengan tes yang telah kamu
kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak terlalu sepertinya lebih ke hitungan dan
menghubungkan konsep fisika jarang ke kehidupan sehari-hari.
yang ada dalam pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari?

Nama : M. Satrio
Sekolah : SMAN 4 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Saya kurang paham. Setahu saya
permukaan suatu bahan dengan hubungannya berbanding lurus.
gaya gesek? Serta bagaimana
pula hubungan koefisien gesek
kinetik dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Tidak, Hukum I Newton berhubungan dengan
menyatakan kelembaman suatu kecepatan benda.
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara Hubungannya berbanding terbalik antara
massa dengan percepatan pada percepatan dengan massa.
Hukum II Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena besar gaya raksi sama tapi
Newton merupakan hubungan arahnya minus.
gaya aksi dan gaya reaksi?
Mengapa demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Tidak, karena saya masih kesulitan
Hukum Newton tentang gerak memahami soal-soal tentang Hukum Newton
secara menyeluruh? Mengapa seluruhnya, terutama Hukum II Newton.
demikian?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Ya, karena tidak banyak yang saya tahu
dalam menghubungkan konsep kaitan Hukum Newton dan kehidupan sehari-
Hukum Newton dengan hari.
kehidupan sehari-hari?
7. Pada saat proses belajar di Tidak terlalu jika hanya menjelaskan dengan
dalam kelas, apakah kamu cara ceramah saja.
tertarik dengan cara gurumu
dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya kesulitan karena saya tidak paham dengan
dalam menganalisis gaya yang cara analisis gaya-gaya yang bekerja pada
bekerja pada suatu benda benda. Apalagi ada sudut dan pasti
(bidang datar/bidang miring) berhubungan dengan sinus cosinus.
157

No. Pertanyaan Jawaban


yang berkaitan dengan sudut?
Mengapa demikian?
9. Metode apa saja yang sering Menjelaskan dan latihan soal.
digunakan oleh guru fisika
dalam pembahasan Hukum
Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu Belum pernah.
pernah mengerjakan tes serupa
dengan tes yang telah kamu
kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Jarang, kecuali jika ada tugas.
menghubungkan konsep fisika
yang ada dalam pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari?

Nama : Hadid
Sekolah : SMAN 4 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Agar gaya gesek besar maka permukaan
permukaan suatu bahan dengan harus kasar.
gaya gesek? Serta bagaimana pula
hubungan koefisien gesek kinetik
dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Saya tidak paham hubungan kelembaman
menyatakan kelembaman suatu dan Hukum I Newton.
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara massa Hubungannya berbanding terbalik
dengan percepatan pada Hukum II mungkin.
Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena besar gaya aksi dan reaksi
Newton merupakan hubungan gaya sama.
aksi dan gaya reaksi? Mengapa
demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Tidak, karena saya masih kesulitan
Hukum Newton tentang gerak memahami soal-soal tentang Hukum
secara menyeluruh? Mengapa Newton. dan saya kurang suka dengan
demikian? fisika.
6. Apakah kamu merasa kesulitan Ya, karena tidak banyak yang saya tahu
dalam menghubungkan konsep kaitan Hukum Newton dan kehidupan
Hukum Newton dengan kehidupan sehari-hari. Karena fisika sulit.
sehari-hari?
No. Pertanyaan Jawaban
7. Pada saat proses belajar di dalam Tidak tertarik karena kurang seru dalam
kelas, apakah kamu tertarik dengan menjelaskan.
cara gurumu dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya, karena saya tidak paham analisis gaya
dalam menganalisis gaya yang pada bidang.
bekerja pada suatu benda (bidang
datar/bidang miring) yang
berkaitan dengan sudut? Mengapa
demikian?
9. Metode apa saja yang sering Latihan dan menjelaskan.
digunakan oleh guru fisika dalam
pembahasan Hukum Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu pernah Belum pernah.
mengerjakan tes serupa dengan tes
yang telah kamu kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Lebih banyak hitungan.
menghubungkan konsep fisika
yang ada dalam pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari?

Nama : Haidar Rifqi


Sekolah : SMAN 5 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Gaya gesek besar jika permukaan kasar.
permukaan suatu bahan dengan Dan koefisien besar agar gaya gesek besar.
gaya gesek? Serta bagaimana pula
hubungan koefisien gesek kinetik
dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Iya betul, karena Hukum I Newton
menyatakan kelembaman suatu menyatakan kelembaman atau benda yang
benda? Mengapa demikian? mempertahankan posisinya.
3. Bagaimana hubungan antara massa Berbanding terbalik antara percepatan dan
dengan percepatan pada Hukum II massa.
Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, besar gaya aksi reaksi adalah
Newton merupakan hubungan gaya sama namun pada dua benda yang berbeda.
aksi dan gaya reaksi? Mengapa Arahnya berlawanan antara aksi dan reaksi.
demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Tidak menyeluruh, terutama Hukum II
Hukum Newton tentang gerak Newton yang sulit dipahami.
159

No. Pertanyaan Jawaban


secara menyeluruh? Mengapa
demikian?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Iya karena tidak terlalu sering
dalam menghubungkan konsep menghubungkan dengan kehidupan nyata,
Hukum Newton dengan kehidupan terpaku dengan rumus-rumus yang ada di
sehari-hari? Hukum Newton.
7. Pada saat proses belajar di dalam Tertarik ketika ada tugas projek membuat
kelas, apakah kamu tertarik denganpower point, dan lain-lain. Namun ketika
cara gurumu dalam mengajar? menjelaskan jika keseringan lama-
kelamaan bosan.
8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya kesulitan, apalagi kalau diminta
dalam menganalisis gaya yang menemukan persamaan atau menguraikan
bekerja pada suatu benda (bidang gaya-gaya.
datar/bidang miring) yang
berkaitan dengan sudut? Mengapa
demikian?
9. Metode apa saja yang sering Demonstrasi, projek, menjelaskan dan
digunakan oleh guru fisika dalam latihan soal.
pembahasan Hukum Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu pernah Belum pernah.
mengerjakan tes serupa dengan tes
yang telah kamu kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Sering tapi terkadang tidak. Tergantung
menghubungkan konsep fisika materi yang dipelajari.
yang ada dalam pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari?

Nama : Aisah Fitrianti


Sekolah : SMAN 5 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Tidak paham.
permukaan suatu bahan dengan
gaya gesek? Serta bagaimana pula
hubungan koefisien gesek kinetik
dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Hukum I Newton membahas tentang
menyatakan kelembaman suatu kelembaman kemalasan atau
benda? Mengapa demikian? mempertahankan posisi awalnya.
3. Bagaimana hubungan antara massa Hubungannya berbanding terbalik antara
dengan percepatan pada Hukum II massa dengan percepatan.
Newton?
No. Pertanyaan Jawaban
4. Menurutmu, apakah Hukum III Ya betul, karena besar gaya aksi dan reaksi
Newton merupakan hubungan gaya sama. Tapi arahnya berbeda.
aksi dan gaya reaksi? Mengapa
demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Tidak, karena saya masih kesulitan
Hukum Newton tentang gerak memahami soal-soal tentang Hukum
secara menyeluruh? Mengapa Newton. terkadang bingung dalam
demikian? menentukan rumus yang digunakan yang
mana.
6. Apakah kamu merasa kesulitan Ya, karena tidak banyak yang saya tahu
dalam menghubungkan konsep kaitan Hukum Newton dan kehidupan
Hukum Newton dengan kehidupan sehari-hari. Karena fisika sulit dipahami
sehari-hari? menurut saya.
7. Pada saat proses belajar di dalam Kurang tertarik jika hanya menjelaskan
kelas, apakah kamu tertarik dengan saja.
cara gurumu dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya, karena saya tidak paham analisis gaya
dalam menganalisis gaya yang pada bidang miring, terkadang tertukar sin
bekerja pada suatu benda (bidang dan cos nya.
datar/bidang miring) yang
berkaitan dengan sudut? Mengapa
demikian?
9. Metode apa saja yang sering Latihan dan menjelaskan.
digunakan oleh guru fisika dalam
pembahasan Hukum Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu pernah Belum pernah.
mengerjakan tes serupa dengan tes
yang telah kamu kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Banyak menghubungkan konsep tetapi
menghubungkan konsep fisika sulit dipahami oleh saya.
yang ada dalam pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari?
161

Nama : Rocie Hendi Setiawan


Sekolah : SMAN 6 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Ketika permukaan semakin kasar maka
permukaan suatu bahan dengan gaya gesek semakin kasar. Dan koefisien
gaya gesek? Serta bagaimana pula gesek juga semakin besar jika gaya gesek
hubungan koefisien gesek kinetik besar. Karena berbanding lurus.
dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Ya benar, karena benda akan cenderung
menyatakan kelembaman suatu mempertahankan posisinya dan hal
benda? Mengapa demikian? tersebut merupakan sifat kelembaman
suatu benda.
3. Bagaimana hubungan antara massa Hubungan antara massa dan percepatan
dengan percepatan pada Hukum II yaitu berbanding terbalik sehingga jika
Newton? benda tersebut massanya besar maka
percepatan nya kecil dan sebaliknya.
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena besar gaya aksi dan reaksi
Newton merupakan hubungan gaya sama, arahnya berlawanan dan terjadi pada
aksi dan gaya reaksi? Mengapa dua buah benda yang sama.
demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Hampir seluruhnya saya paham, namun
Hukum Newton tentang gerak ada beberapa kesulitan dalam
secara menyeluruh? Mengapa menyelesaikan soal Hukum II Newton.
demikian?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Tidak, saya suka membaca-baca kembali
dalam menghubungkan konsep pelajaran yang disampaikan oleh guru
Hukum Newton dengan kehidupan kemudian saya cari tahu kembali informasi
sehari-hari? terkait hal tersebut melalui membaca buku
ataupun internet.
7. Pada saat proses belajar di dalam Tertarik, karena saya menyukai fisika.
kelas, apakah kamu tertarik dengan Walaupun terkadang di kelas kurang
cara gurumu dalam mengajar? kondusif dan guru lebih banyak
menjelaskan tapi saya tetap tertarik belajar
fisika.
8. Apakah kamu merasa kesulitan Tidak terlalu kesulitan, namun terkadang
dalam menganalisis gaya yang jika soalnya sangat rumit saya agak
bekerja pada suatu benda (bidang kesulitan dalam menganalisisnya.
datar/bidang miring) yang
berkaitan dengan sudut? Mengapa
demikian?
9. Metode apa saja yang sering Lebih banyak menjelaskan dan latihan sal-
digunakan oleh guru fisika dalam soal yang berhubungan dengan hitungan.
No. Pertanyaan Jawaban
pembahasan Hukum Newton? Terkadang penugasan juga lebih kepada
yang berhubungan dengan teori.
10. Apakah sebelumnya kamu pernah Belum pernah, selama ini saya
mengerjakan tes serupa dengan tes mengerjakan soal-soal yang ada di buku
yang telah kamu kerjakan? saja dan soal yang diberikan guru sewaktu
mengajar di kelas.
11. Apakah guru fisika mu sering Terkadang menghubungkan jika da tugas
menghubungkan konsep fisika rumah ataupun tugas kelompok. Namun
yang ada dalam pelajaran dengan lebih sering hitungan dan yang berkaitan
kehidupan sehari-hari? dengan rumus.

Nama : Basya Akmal


Sekolah : SMAN 6 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Saya kurang paham, setahu saya
permukaan suatu bahan dengan hubungannya berbanding terbalik. Antara
gaya gesek? Serta bagaimana pula koefisien gesek dengan gaya gesek.
hubungan koefisien gesek kinetik
dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Saya tidak paham hubungan kelembaman
menyatakan kelembaman suatu dan Hukum I Newton.
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara massa Hubungannya berbanding terbalik.
dengan percepatan pada Hukum II
Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena besar gaya aksi dan reaksi
Newton merupakan hubungan gaya sama.
aksi dan gaya reaksi? Mengapa
demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Tidak, karena saya masih kesulitan
Hukum Newton tentang gerak memahami soal-soal tentang Hukum
secara menyeluruh? Mengapa Newton. dan saya kurang suka dengan
demikian? fisika.
6. Apakah kamu merasa kesulitan Ya, karena tidak banyak yang saya tahu
dalam menghubungkan konsep kaitan Hukum Newton dan kehidupan
Hukum Newton dengan kehidupan sehari-hari. Karena menurut saya fisika
sehari-hari? sulit.
7. Pada saat proses belajar di dalam Tidak tertarik karena lebih banyak
kelas, apakah kamu tertarik dengan hitungannya.
cara gurumu dalam mengajar?
163

No. Pertanyaan Jawaban


8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya, karena saya tidak paham analisis gaya
dalam menganalisis gaya yang pada bidang dan saya tidak terlalu bisa
bekerja pada suatu benda (bidang dalam hitung-hitungan.
datar/bidang miring) yang
berkaitan dengan sudut? Mengapa
demikian?
9. Metode apa saja yang sering Soal-soal latihan dan menjelaskan.
digunakan oleh guru fisika dalam
pembahasan Hukum Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu pernah Belum pernah dan baru pertama kali.
mengerjakan tes serupa dengan tes
yang telah kamu kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak terlalu sering, lebih sering hitungan
menghubungkan konsep fisika dengan contoh yang kurang logis.
yang ada dalam pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari?

Nama : Salsabila Hanifa


Sekolah : SMAN 7 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Gaya gesek besar jika permukaan kasar.
permukaan suatu bahan dengan Dan koefisien juga besar sehingga gaya
gaya gesek? Serta bagaimana pula gesek besar.
hubungan koefisien gesek kinetik
dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Iya betul, karena Hukum I Newton
menyatakan kelembaman suatu menyatakan kelembaman atau benda yang
benda? Mengapa demikian? mempertahankan awalnya.
3. Bagaimana hubungan antara massa Berbanding terbalik antara percepatan dan
dengan percepatan pada Hukum II massa, apabila massanya kecil maka
Newton? percepatan nya besar dan sebaliknya.
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, arahnya berlawanan antara aksi
Newton merupakan hubungan gaya dan reaksi. Namun besar gaya aksi reaksi
aksi dan gaya reaksi? Mengapa adalah sama, bekerja pada dua benda yang
demikian? berbeda.
5. Apakah kamu telah memahami Belum memahami seluruhnya. Terutama
Hukum Newton tentang gerak Hukum II Newton yang memerlukan
secara menyeluruh? Mengapa banyak perhitungan dan analisis.
demikian?
No. Pertanyaan Jawaban
6. Apakah kamu merasa kesulitan Tidak terlalu merasa kesulitan karena saya
dalam menghubungkan konsep mudah mengimajinasikan pelajaran yang
Hukum Newton dengan kehidupan saya dapat dengan kehidupan nyata sehari-
sehari-hari? hari.
7. Pada saat proses belajar di dalam Tertarik ketika di jelaskan dengan contoh
kelas, apakah kamu tertarik dengan yang nyata dan tidak membuat bosan.
cara gurumu dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan Tidak terlalu kesulitan, tetapi terkadang
dalam menganalisis gaya yang keliru dalam menentukan sinus dan cosinus
bekerja pada suatu benda (bidang serta nilai dari masing-masing sudut yang
datar/bidang miring) yang ada.
berkaitan dengan sudut? Mengapa
demikian?
9. Metode apa saja yang sering Demonstrasi, menjelaskan, menccatat dan
digunakan oleh guru fisika dalam latihan soal.
pembahasan Hukum Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu pernah Belum pernah.
mengerjakan tes serupa dengan tes
yang telah kamu kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak selalu, tergantung materinya.
menghubungkan konsep fisika
yang ada dalam pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari?

Nama : Faiz Basuki


Sekolah : SMAN 7 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Saya tidak paham.
permukaan suatu bahan dengan
gaya gesek? Serta bagaimana pula
hubungan koefisien gesek kinetik
dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Mungkin iya, karena Hukum I newton
menyatakan kelembaman suatu berpengaruh dengan kecepatan.
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara massa Hubungannya berbanding terbalik antara
dengan percepatan pada Hukum II massa dengan percepatan.
Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Ya betul, karena besar gaya aksi dan reaksi
Newton merupakan hubungan gaya sama. Tapi arahnya berbeda. Dan bekerja
165

No. Pertanyaan Jawaban


aksi dan gaya reaksi? Mengapa di benda yang sama.
demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Saya belum paham keseluruhan, karena
Hukum Newton tentang gerak saya masih kesulitan memahami soal-soal
secara menyeluruh? Mengapa tentang Hukum Newton. Terkadang
demikian? bingung dalam menentukan rumus yang
digunakan yang mana. Karena setiap soal
yang diberikan berbeda.
6. Apakah kamu merasa kesulitan Ya, Karena fisika sulit dipahami menurut
dalam menghubungkan konsep saya. Selain itu, karena tidak banyak yang
Hukum Newton dengan kehidupan saya tahu kaitan Hukum Newton dengan
sehari-hari? kehidupan sehari-hari.
7. Pada saat proses belajar di dalam Tidak tertarik kalau hanya menjelaskan dan
kelas, apakah kamu tertarik dengan mencatat saja.
cara gurumu dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya, karena saya tidak paham analisis gaya
dalam menganalisis gaya yang pada bidang miring, kapan harus pakai sin
bekerja pada suatu benda (bidang atau cos dan kapan tidak pakai.
datar/bidang miring) yang
berkaitan dengan sudut? Mengapa
demikian?
9. Metode apa saja yang sering Latihan dan menjelaskan.
digunakan oleh guru fisika dalam
pembahasan Hukum Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu pernah Belum pernah.
mengerjakan tes serupa dengan tes
yang telah kamu kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Banyak menghubungkan konsep tetapi
menghubungkan konsep fisika sulit dipahami oleh saya.
yang ada dalam pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari?
Nama : Amanda
Sekolah : SMAN 8 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Gaya gesek besar jika permukaan kasar.
permukaan suatu bahan dengan
gaya gesek? Serta bagaimana pula
hubungan koefisien gesek kinetik
dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Iya betul, karena Hukum I Newton
menyatakan kelembaman suatu menyatakan kelembaman. Jika tidak ada
benda? Mengapa demikian? gaya dari luar benda akan tetap diam.
3. Bagaimana hubungan antara massa Berbanding terbalik antara percepatan dan
dengan percepatan pada Hukum II massa, apabila massanya kecil maka
Newton? percepatan nya besar dan sebaliknya.
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, arahnya berlawanan antara aksi
Newton merupakan hubungan gaya dan reaksi. Namun besar gaya aksi reaksi
aksi dan gaya reaksi? Mengapa adalah sama, bekerja pada dua benda yang
demikian? berbeda.
5. Apakah kamu telah memahami Belum memahami seluruhnya. Terutama
Hukum Newton tentang gerak Hukum II Newton yang memerlukan
secara menyeluruh? Mengapa banyak perhitungan dan analisis. Tetapi
demikian? saya suka dengan fisika sehingga walaupun
belum memahami seluruhnya, saya tetap
berusaha untuk paham.
6. Apakah kamu merasa kesulitan Tidak terlalu merasa kesulitan karena saya
dalam menghubungkan konsep mudah mengimajinasikan pelajaran yang
Hukum Newton dengan kehidupan saya dapat dengan kehidupan nyata sehari-
sehari-hari? hari. Dan saya suka mengulang kembali
pelajaran di rumah atau membaca kembali.
7. Pada saat proses belajar di dalam Tertarik ketika di jelaskan dengan contoh
kelas, apakah kamu tertarik dengan yang nyata dan tidak membuat bosan. Dan
cara gurumu dalam mengajar? ketika menyelesaikan soal-soal.
8. Apakah kamu merasa kesulitan Tidak terlalu kesulitan, tetapi terkadang
dalam menganalisis gaya yang keliru dalam menentukan sinus dan cosinus
bekerja pada suatu benda (bidang serta nilai dari masing-masing sudut yang
datar/bidang miring) yang ada.
berkaitan dengan sudut? Mengapa
demikian?
9. Metode apa saja yang sering Demonstrasi, menjelaskan, mencatat dan
digunakan oleh guru fisika dalam latihan mengerjakan soal-soal analisis.
pembahasan Hukum Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu pernah Belum pernah.
167

No. Pertanyaan Jawaban


mengerjakan tes serupa dengan tes
yang telah kamu kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak selalu, tergantung apa yang sedang
menghubungkan konsep fisika dibahas atau dipelajari.
yang ada dalam pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari?

Nama : Gulam P.
Sekolah : SMAN 8 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Semakin halus permukaan benda maka
permukaan suatu bahan dengan semakin kecil gaya geseknya dan licin.
gaya gesek? Serta bagaimana
pula hubungan koefisien gesek
kinetik dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Mungkin ya, saya kurang memahaminya.
menyatakan kelembaman suatu
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara Hubungannya berbanding terbalik antara
massa dengan percepatan pada massa dan percepatan.
Hukum II Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena besar gaya aksi dan gaya
Newton merupakan hubungan reaksi sama tapi arahnya berlawanan.
gaya aksi dan gaya reaksi?
Mengapa demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Tidak, karena saya masih kesulitan
Hukum Newton tentang gerak memahami soal-soal tentang Hukum Newton.
secara menyeluruh? Mengapa
demikian?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Ya, karena tidak banyak yang saya tahu
dalam menghubungkan konsep hubungan antara Hukum Newton dengan
Hukum Newton dengan kehidupan sehari-hari.
kehidupan sehari-hari?
7. Pada saat proses belajar di Kurang tertarik jika hanya menjelaskan saja.
dalam kelas, apakah kamu Terlalu membosankan bagi saya. Saya suka
tertarik dengan cara gurumu jika penjelasannya menggunakan media
dalam mengajar? tertentu.
8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya kesulitan karena saya tidak paham dengan
dalam menganalisis gaya yang cara analisis gayanya, saya juga tidak paham
bekerja pada suatu benda rumus apa saja yang digunakan.
No. Pertanyaan Jawaban
(bidang datar/bidang miring)
yang berkaitan dengan sudut?
Mengapa demikian?
9. Metode apa saja yang sering Mencontohkan di depan kelas, menjelaskan
digunakan oleh guru fisika dan berlatih.
dalam pembahasan Hukum
Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu Belum pernah.
pernah mengerjakan tes serupa
dengan tes yang telah kamu
kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak terlalu sepertinya lebih ke hitungan dan
menghubungkan konsep fisika jarang ke kehidupan sehari-hari.
yang ada dalam pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari?

Nama : Dinda Tri Nur


Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Ketika permukaan semakin kasar maka
permukaan suatu bahan dengan gaya gesek semakin besar. Dan koefisien
gaya gesek? Serta bagaimana pula gesek juga semakin besar.
hubungan koefisien gesek kinetik
dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Ya benar, karena benda akan diam jika
menyatakan kelembaman suatu tidak diberikan gaya dari luar.
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara massa Antara massa dan percepatan berbanding
dengan percepatan pada Hukum II terbalik sehingga jika benda tersebut
Newton? massanya kecil maka percepatan nya besar
dan sebaliknya.
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena besar gaya aksi dan reaksi
Newton merupakan hubungan gaya sama, arahnya berlawanan dan terjadi pada
aksi dan gaya reaksi? Mengapa dua buah benda yang sama.
demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Hampir seluruhnya saya paham, namun
Hukum Newton tentang gerak ada beberapa kesulitan dalam
secara menyeluruh? Mengapa menyelesaikan soal Hukum II Newton.
demikian? untuk soal yang lebih ke analisis benda
dengan gaya-gaya yang bekerja.
169

No. Pertanyaan Jawaban


6. Apakah kamu merasa kesulitan Tidak, saya suka kembali mengulang
dalam menghubungkan konsep pelajaran yang disampaikan oleh guru
Hukum Newton dengan kehidupan dengan membaca dan mencoba
sehari-hari? mengerjakan soal.
7. Pada saat proses belajar di dalam Ya tertarik, karena saya menyukai fisika.
kelas, apakah kamu tertarik dengan Terkadang guru hanya menjelaskan dan
cara gurumu dalam mengajar? tidak menggunakan cara lain tetapi saya
tetap tertarik dengan fisika.
8. Apakah kamu merasa kesulitan Tergantung soal yang ada, kalau solanya
dalam menganalisis gaya yang tidak terlalu kompleks maka saya tidak
bekerja pada suatu benda (bidang merasa kesulitan. Mungkin hanya saat
datar/bidang miring) yang penentuan sinus dan cosinus nya yang
berkaitan dengan sudut? Mengapa terkadang keliru.
demikian?
9. Metode apa saja yang sering Lebih sering menjelaskan dan mencatat
digunakan oleh guru fisika dalam dari papan tulis.
pembahasan Hukum Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu pernah Belum pernah, selama ini saya
mengerjakan tes serupa dengan tes
mengerjakan soal-soal yang ada di buku
yang telah kamu kerjakan? saja dan soal yang diberikan guru sewaktu
mengajar di kelas serta soal yang saya cari
sendiri di internet.
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak sering namun kadang-kadang saja.
menghubungkan konsep fisika
yang ada dalam pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari?

Nama : Yasar
Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Saya kurang paham. Tetapi jika gaya gesek
permukaan suatu bahan dengan besar maka permukaan kasar.
gaya gesek? Serta bagaimana pula
hubungan koefisien gesek kinetik
dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Mungkin iya, saya kurang paham.
menyatakan kelembaman suatu
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara massa Percepatan berbanding lurus dengan massa.
dengan percepatan pada Hukum II
No. Pertanyaan Jawaban
Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Saya tidak tahu, tapi seingat saya iya. Gaya
Newton merupakan hubungan gaya aksi = -gaya reaksi.
aksi dan gaya reaksi? Mengapa
demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Tidak, saya kurang paham dengan Hukum
Hukum Newton tentang gerak Newton karena banyak penerapannya dan
secara menyeluruh? Mengapa banyak rumusnya.
demikian?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Ya, karena saya sulit menghubungkan
dalam menghubungkan konsep kenyataan dengan konsep. Dan saya
Hukum Newton dengan kehidupan kurang paham dengan konsepnya.
sehari-hari?
7. Pada saat proses belajar di dalam Kurang tertarik karena terlalu monoton
kelas, apakah kamu tertarik dengan belajarnya.
cara gurumu dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan Ya kesulitan, karena saya kurang paham.
dalam menganalisis gaya yang Apalagi ada sudutnya.
bekerja pada suatu benda (bidang
datar/bidang miring) yang
berkaitan dengan sudut? Mengapa
demikian?
9. Metode apa saja yang sering menjelaskan dan mencatat dari papan tulis.
digunakan oleh guru fisika dalam
pembahasan Hukum Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu pernah Belum pernah.
mengerjakan tes serupa dengan tes
yang telah kamu kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak, lebih banyak ke soal-soal hitungan.
menghubungkan konsep fisika
yang ada dalam pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari?
171

Lampiran A. 7 Lembar Validasi Ahli Materi


174
175
176

Lampiran A. 8 Lembar Validasi Ahli Konstruk


177
Lampiran A. 9 Lembar Validasi Ahli Bahasa
181
LAMPIRAN B
ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. Hasil Olah Data Skor KBK Berdasarkan Sub-


Materi
2. Hasil Olah Data Skor KBK Berdasarkan Aspek
Indikator
3. Hasil Olah Data Skor KBK Berdasarkan Gender
4. Hasil Olah Data Skor KBK Sekolah di Tangsel
5. Hasil Olah Data Skor Keseluruhan
Lampiran B. 1 Hasil Olah Data Skor KBK Berdasarkan Sub-Materi
SMAN 1 Tangerang Selatan
Hk. I Hk. II Hk. II Hk. II Hk. III Hk. III
No. Gaya
Newton Newton Newton Newton Newton Newton
1S1 4 3 0 2 0 3 9
1S2 3 4 0 2 0 3 9
1S3 2 2 0 3 0 6 12
1S4 3 1 0 2 0 3 10
1S5 3 4 0 2 0 7 10
1S6 2 4 0 2 0 8 12
1S7 2 2 0 0 0 5 0
1S8 3 3 0 3 0 5 12
1S9 2 5 0 1 0 8 12
1S10 4 3 0 3 0 2 24
1S11 0 2 0 2 0 1 0
1S12 2 3 0 1 0 4 12
1S13 3 3 2 3 0 4 0
1S14 1 4 0 0 0 3 24
1S15 2 2 0 1 0 0 6
1S16 0 3 0 0 0 9 11
1S17 2 0 0 0 0 4 0
1S18 2 2 0 3 0 5 0
1S19 3 4 0 2 0 6 10
1S20 2 2 0 2 0 3 3
1S21 3 3 0 4 1 5 24
1S22 3 5 0 3 0 2 24
1S23 0 2 0 3 0 1 20
1S24 1 2 0 3 0 1 0
1S25 3 2 0 3 0 1 16
1S26 1 3 0 3 0 4 8
1S27 1 4 0 3 0 5 12
1S28 2 3 0 0 0 0 3
1S29 3 2 0 2 0 5 0
1S30 4 2 0 3 0 10 12
1S31 3 2 0 3 0 1 0
1S32 3 4 0 2 0 6 10
SMAN 3 Tangerang Selatan
Hk. I Hk. II Hk. II Hk. II Hk. III Hk. III
No. Gaya
Newton Newton Newton Newton Newton Newton
3S1 4 3 1 0 2 9 16
3S2 3 3 0 0 0 8 21
3S3 2 4 0 0 0 10 19
3S4 3 3 0 0 0 9 22
3S5 2 4 0 0 0 7 24
3S6 3 3 0 0 2 4 21
3S7 2 4 0 0 0 0 10
3S8 1 5 0 0 0 7 12
3S9 1 6 0 0 0 9 12
3S10 3 4 0 0 0 1 12
3S11 4 4 0 0 2 9 12
3S12 1 2 0 0 0 9 12
3S13 1 5 0 0 0 6 16
3S14 3 3 7 0 2 3 8
3S15 4 4 0 0 2 10 24
3S16 2 0 0 0 0 4 10
3S17 4 4 2 0 2 9 20
3S18 4 3 0 0 2 8 22
3S19 4 5 0 0 0 9 12
3S20 3 5 1 0 0 10 11
3S21 3 5 2 0 2 9 12
3S22 3 3 0 0 2 4 19
3S23 4 4 0 0 0 9 12
3S24 3 3 0 0 0 8 10
3S25 4 3 0 0 0 9 24
3S26 2 3 0 0 0 0 3
3S27 0 6 0 0 0 9 12
3S28 3 4 0 0 3 5 12
3S29 1 4 0 0 0 6 7
3S30 0 3 0 0 0 3 6
3S31 4 4 0 0 0 6 17
3S32 2 4 0 0 0 4 8
3S33 1 6 0 0 0 9 8
SMAN 4 Tangerang Selatan
Hk. I Hk. II Hk. II Hk. II Hk. III Hk. III
No. Gaya
Newton Newton Newton Newton Newton Newton
4S1 3 3 0 0 0 10 10
4S2 3 3 0 0 0 10 6
4S3 2 2 0 0 0 7 10
4S4 0 3 0 0 0 5 12
4S5 2 4 0 0 0 9 12
4S6 1 3 0 0 0 7 12
4S7 0 3 0 0 0 10 10
4S8 2 4 0 0 0 8 12
4S9 1 2 0 0 0 9 12
4S10 3 2 0 0 0 1 10
4S11 2 3 0 0 0 9 10
4S12 2 2 0 2 0 3 12
4S13 3 2 0 0 0 7 12
4S14 1 2 0 0 0 4 6
4S15 2 3 0 0 0 8 5
4S16 2 2 0 0 0 4 9
4S17 1 2 0 1 0 10 10
4S18 3 2 0 2 0 9 12
4S19 2 3 0 0 0 7 12
4S20 1 3 0 0 0 10 12
4S21 2 2 0 0 0 8 12
4S22 2 3 0 0 0 7 10
4S23 0 0 0 0 0 1 20
4S24 3 3 0 0 0 5 6
4S25 1 3 0 0 0 7 14
4S26 3 4 0 0 0 4 10
4S27 1 2 0 0 0 10 12
4S28 1 2 0 0 0 9 12
4S29 2 1 0 0 0 3 12
4S30 3 3 0 0 0 7 10
4S31 2 2 0 0 0 6 12
4S32 2 2 0 0 0 6 11
4S33 2 2 0 0 0 3 12
4S34 1 2 0 0 0 9 12
4S35 1 1 0 0 0 5 12
SMAN 5 Tangerang Selatan
Hk. I Hk. II Hk. II Hk. II Hk. III Hk. III
No. Gaya
Newton Newton Newton Newton Newton Newton
5S1 0 4 0 0 1 9 8
5S2 0 3 0 0 1 8 3
5S3 2 7 0 0 1 10 12
5S4 4 3 0 1 0 10 19
5S5 2 8 0 0 1 10 22
5S6 1 4 0 0 1 10 22
5S7 3 2 0 0 1 4 12
5S8 2 3 0 0 0 10 24
5S9 1 1 0 0 0 10 10
5S10 2 3 0 0 1 10 24
5S11 0 2 0 0 1 10 24
5S12 2 4 0 0 1 10 10
5S13 2 8 0 0 1 10 24
5S14 4 2 0 1 1 10 22
5S15 2 2 0 0 1 10 24
5S16 2 4 0 0 1 10 24
5S17 2 1 0 0 0 10 22
5S18 2 6 2 0 1 9 24
5S19 2 0 0 0 1 10 24
5S20 2 3 0 0 1 9 24
5S21 1 8 0 0 1 9 24
5S22 0 3 0 0 1 8 2
5S23 3 2 0 0 0 4 17
5S24 2 3 0 2 1 10 23
5S25 2 3 0 2 1 10 23
5S26 0 1 0 0 0 10 13
5S27 1 3 0 0 1 10 22
5S28 2 4 0 0 0 10 20
5S29 2 5 0 0 1 10 16
5S30 2 3 0 0 1 10 16
5S31 3 4 0 0 1 10 17
5S32 2 4 0 0 1 10 22
SMAN 6 Tangerang Selatan
Hk. I Hk. II Hk. II Hk. II Hk. III Hk. III
No. Gaya
Newton Newton Newton Newton Newton Newton
6S1 3 4 0 1 0 6 20
6S2 5 4 0 3 0 5 20
6S3 5 6 3 0 1 9 22
6S4 3 5 0 3 0 7 24
6S5 5 5 1 4 0 0 14
6S6 3 4 0 0 0 4 24
6S7 2 3 2 0 0 4 16
6S8 5 6 3 0 0 6 20
6S9 3 5 1 1 0 10 24
6S10 4 4 2 0 0 8 16
6S11 5 6 3 0 1 9 20
6S12 4 5 0 3 0 8 24
6S13 4 5 3 0 7 0 16
6S14 5 4 0 0 4 3 24
6S15 3 5 1 1 0 6 24
6S16 5 4 10 0 0 10 17
6S17 3 4 2 0 0 8 16
6S18 4 4 2 0 0 8 11
6S19 4 5 2 0 0 6 18
6S20 0 3 4 0 2 5 22
6S21 4 4 0 0 4 4 24
6S22 5 6 0 0 0 3 16
6S23 1 4 0 0 1 8 24
6S24 5 6 2 0 4 8 24
6S25 4 4 0 4 0 3 24
6S26 4 3 5 0 0 6 20
6S27 4 4 8 0 0 6 14
6S28 3 4 5 0 0 8 14
6S29 3 5 1 0 0 6 24
6S30 4 2 2 0 0 8 24
6S31 5 6 2 2 0 7 24
6S32 5 6 3 0 4 9 24
6S33 4 4 12 0 0 0 24
6S34 4 3 0 4 0 7 24
6S35 5 3 1 4 0 7 20
SMAN 7 Tangerang Selatan
Hk. I Hk. II Hk. II Hk. II Hk. III Hk. III
No. Gaya
Newton Newton Newton Newton Newton Newton
7S1 4 2 0 0 1 6 10
7S2 4 4 0 1 6 8 20
7S3 4 3 0 0 3 8 20
7S4 5 7 0 0 1 6 24
7S5 4 7 0 0 0 9 24
7S6 2 3 2 0 0 7 16
7S7 3 4 1 0 0 7 24
7S8 4 6 0 2 3 6 24
7S9 1 5 0 0 3 7 18
7S10 4 3 0 0 0 6 21
7S11 5 3 0 0 0 7 24
7S12 4 3 0 0 0 7 20
7S13 5 6 0 0 0 9 24
7S14 3 3 0 0 0 9 20
7S15 5 2 0 0 0 8 24
7S16 5 4 0 0 0 6 20
7S17 5 6 0 0 0 8 22
7S18 5 2 0 0 0 6 20
7S19 5 2 0 5 5 8 14
7S20 5 3 1 0 0 9 24
7S21 5 6 0 0 3 9 20
7S22 5 3 0 0 3 7 15
7S23 3 6 0 0 0 6 20
7S24 4 3 0 0 4 7 20
7S25 5 5 0 0 3 9 22
7S26 5 6 0 0 5 7 24
7S27 5 4 0 5 5 7 20
7S28 4 3 4 0 0 8 24
7S29 5 3 0 0 0 9 24
7S30 5 5 1 0 0 10 16
7S31 4 3 0 0 4 8 20
7S32 4 3 0 0 0 7 24
7S33 5 4 0 0 4 8 24
SMAN 8 Tangerang Selatan
Hk. I Hk. II Hk. II Hk. II Hk. III Hk. III
No. Gaya
Newton Newton Newton Newton Newton Newton
8S1 3 4 1 0 2 2 16
8S2 3 4 0 3 6 9 13
8S3 3 3 0 2 3 6 18
8S4 3 4 2 3 6 9 20
8S5 3 5 2 3 3 9 17
8S6 4 5 1 3 4 9 15
8S7 4 4 0 3 3 9 17
8S8 4 4 0 2 1 5 4
8S9 2 5 0 2 0 6 12
8S10 4 5 1 3 4 9 7
8S11 4 3 0 2 2 7 5
8S12 4 4 0 3 3 10 22
8S13 2 2 0 2 0 7 5
8S14 4 4 1 3 1 10 13
8S15 4 4 0 4 3 9 16
8S16 3 4 0 2 1 6 18
8S17 3 4 0 3 1 6 12
8S18 2 5 0 3 0 10 15
8S19 2 5 1 0 0 9 11
8S20 2 4 0 1 0 8 7
8S21 3 4 1 1 2 5 16
8S22 3 3 1 0 3 9 19
8S23 3 4 0 2 1 8 12
8S24 3 5 2 3 0 8 21
8S25 2 3 0 3 1 10 8
8S26 1 5 1 0 0 2 16
8S27 4 5 0 3 2 10 11
8S28 2 5 0 2 1 8 22
8S29 3 4 2 2 2 7 11
8S30 4 3 1 3 4 9 13
8S31 3 3 0 2 0 5 8
8S32 4 4 0 2 1 9 12
8S33 2 4 0 2 0 6 5
8S34 3 3 0 3 3 10 16
8S35 4 3 1 3 3 9 14
SMAN 10 Tangerang Selatan
Hk. I Hk. II Hk. II Hk. II Hk. III Hk. III
No. Gaya
Newton Newton Newton Newton Newton Newton
10S1 5 3 0 3 3 5 20
10S2 3 3 4 5 0 5 12
10S3 4 4 0 3 0 4 5
10S4 4 3 0 0 0 7 5
10S5 5 3 2 2 4 9 12
10S6 4 2 0 0 0 0 5
10S7 4 5 0 0 0 9 9
10S8 5 3 0 3 4 10 20
10S9 5 3 1 3 5 10 22
10S10 4 3 0 1 0 8 0
10S11 4 7 0 2 0 8 12
10S12 4 3 0 3 3 4 16
10S13 4 2 1 2 4 7 22
10S14 4 4 0 3 0 8 16
10S15 4 3 0 2 3 4 14
10S16 3 4 0 0 0 1 13
10S17 4 5 0 4 0 6 6
10S18 4 2 0 5 0 6 9
10S19 4 3 0 0 0 8 5
10S20 4 5 0 5 3 9 12
10S21 4 5 4 3 6 8 11
10S22 2 3 0 0 0 7 10
10S23 0 0 0 0 0 1 20
10S24 4 5 2 5 3 9 `12
10S25 3 4 1 5 3 9 12
10S26 4 5 0 5 3 6 12
10S27 4 3 0 3 0 7 19
10S28 0 6 0 0 0 8 11
10S29 4 4 0 0 2 4 7
10S30 3 4 0 0 0 8 7
10S31 2 2 0 0 0 6 12
10S32 5 4 0 2 5 9 23
10S33 4 4 0 3 3 8 24
10S34 1 2 0 0 0 9 12
10S35 4 3 0 3 0 4 24
10S36 5 4 2 1 4 8 24
10S37 4 5 0 0 0 0 7
10S38 2 2 0 0 0 3 12
Lampiran B. 2 Hasil Olah Data Skor KBK Berdasarkan Aspek Indikator
SMAN 1 Tangerang Selatan
Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir
No. Lancar Luwes Orisinil Merinci Merinci
(Indikator 1) (Indikator 2) (Indikator 3) (Indikator 4) (Indikator 5)
1S1 4 0 2 0 9 3 3
1S2 3 0 2 0 9 3 4
1S3 2 0 3 0 12 6 2
1S4 3 0 2 0 10 3 1
1S5 3 0 2 0 10 7 4
1S6 2 0 2 0 12 8 4
1S7 2 0 0 0 0 5 2
1S8 3 0 3 0 12 5 3
1S9 2 0 1 0 12 8 5
1S10 4 0 3 0 24 2 3
1S11 0 0 2 0 0 1 2
1S12 2 0 1 0 12 4 3
1S13 3 2 3 0 0 4 3
1S14 1 0 0 0 24 3 4
1S15 2 0 1 0 6 0 2
1S16 0 0 0 0 11 9 3
1S17 2 0 0 0 0 4 0
1S18 2 0 3 0 0 5 2
1S19 3 0 2 0 10 6 4
1S20 2 0 2 0 3 3 2
1S21 3 0 4 1 24 5 3
1S22 3 0 3 0 24 2 5
1S23 0 0 3 0 20 1 2
1S24 1 0 3 0 0 1 2
1S25 3 0 3 0 16 1 2
1S26 1 0 3 0 8 4 3
1S27 1 0 3 0 12 5 4
1S28 2 0 0 0 3 0 3
1S29 3 0 2 0 0 5 2
1S30 4 0 3 0 12 10 2
1S31 3 0 3 0 0 1 2
1S32 3 0 2 0 10 6 4
SMAN 3 Tangerang Selatan
Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir
No Lancar Luwes Orisinil Merinci Merinci
(Indikator 1) (Indikator 2) (Indikator 3) (Indikator 4) (Indikator 5)
3S1 4 1 2 0 9 16 3
3S2 3 0 0 0 8 21 3
3S3 2 0 0 0 10 19 4
3S4 3 0 0 0 9 22 3
3S5 2 0 0 0 7 24 4
3S6 3 0 2 0 4 21 3
3S7 2 0 0 0 0 10 4
3S8 1 0 0 0 7 12 5
3S9 1 0 0 0 9 12 6
3S10 3 0 0 0 1 12 4
3S11 4 0 2 0 9 12 4
3S12 1 0 0 0 9 12 2
3S13 1 0 0 0 6 16 5
3S14 3 7 2 0 3 8 3
3S15 4 0 2 0 10 24 4
3S16 2 0 0 0 4 10 0
3S17 4 2 2 0 9 20 4
3S18 4 0 2 0 8 22 3
3S19 4 0 0 0 9 12 5
3S20 3 1 0 0 10 11 5
3S21 3 2 2 0 9 12 5
3S22 3 0 2 0 4 19 3
3S23 4 0 0 0 9 12 4
3S24 3 0 0 0 8 10 3
3S25 4 0 0 0 9 24 3
3S26 2 0 0 0 0 3 3
3S27 0 0 0 0 9 12 6
3S28 3 0 3 0 5 12 4
3S29 1 0 0 0 6 7 4
3S30 0 0 0 0 3 6 3
3S31 4 0 0 0 6 17 4
3S32 2 0 0 0 4 8 4
3S33 1 0 0 0 9 8 6
SMAN 4 Tangerang Selatan
Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir
No. Lancar Luwes Orisinil Merinci Merinci
(Indikator 1) (Indikator 2) (Indikator 3) (Indikator 4) (Indikator 5)
4S1 3 0 3 0 10 0 10
4S2 3 0 3 0 10 0 6
4S3 2 0 2 0 7 0 10
4S4 0 0 3 0 5 0 12
4S5 2 0 4 0 9 0 12
4S6 1 0 3 0 7 0 12
4S7 0 0 3 0 10 0 10
4S8 2 0 4 0 8 0 12
4S9 1 0 2 0 9 0 12
4S10 3 0 2 0 1 0 10
4S11 2 0 3 0 9 0 10
4S12 2 0 2 2 3 0 12
4S13 3 0 2 0 7 0 12
4S14 1 0 2 0 4 0 6
4S15 2 0 3 0 8 0 5
4S16 2 0 2 0 4 0 9
4S17 1 0 2 1 10 0 10
4S18 3 0 2 2 9 0 12
4S19 2 0 3 0 7 0 12
4S20 1 0 3 0 10 0 12
4S21 2 0 2 0 8 0 12
4S22 2 0 3 0 7 0 10
4S23 0 0 0 0 1 0 20
4S24 3 0 3 0 5 0 6
4S25 1 0 3 0 7 0 14
4S26 3 0 4 0 4 0 10
4S27 1 0 2 0 10 0 12
4S28 1 0 2 0 9 0 12
4S29 2 0 1 0 3 0 12
4S30 3 0 3 0 7 0 10
4S31 2 0 2 0 6 0 12
4S32 2 0 2 0 6 0 11
4S33 2 0 2 0 3 0 12
4S34 1 0 2 0 9 0 12
4S35 1 0 1 0 5 0 12
SMAN 5 Tangerang Selatan
Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir
No. Lancar Luwes Orisinil Merinci Merinci
(Indikator 1) (Indikator 2) (Indikator 3) (Indikator 4) (Indikator 5)
5S1 0 0 4 0 9 1 8
5S2 0 0 3 0 8 1 3
5S3 2 0 7 0 10 1 12
5S4 4 0 3 1 10 0 19
5S5 2 0 8 0 10 1 22
5S6 1 0 4 0 10 1 22
5S7 3 0 2 0 4 1 12
5S8 2 0 3 0 10 0 24
5S9 1 0 1 0 10 0 10
5S10 2 0 3 0 10 1 24
5S11 0 0 2 0 10 1 24
5S12 2 0 4 0 10 1 10
5S13 2 0 8 0 10 1 24
5S14 4 0 2 1 10 1 22
5S15 2 0 2 0 10 1 24
5S16 2 0 4 0 10 1 24
5S17 2 0 1 0 10 0 22
5S18 2 2 6 0 9 1 24
5S19 2 0 0 0 10 1 24
5S20 2 0 3 0 9 1 24
5S21 1 0 8 0 9 1 24
5S22 0 0 3 0 8 1 2
5S23 3 0 2 0 4 0 17
5S24 2 0 3 2 10 1 23
5S25 2 0 3 2 10 1 23
5S26 0 0 1 0 10 0 13
5S27 1 0 3 0 10 1 22
5S28 2 0 4 0 10 0 20
5S29 2 0 5 0 10 1 16
5S30 2 0 3 0 10 1 16
5S31 3 0 4 0 10 1 17
5S32 2 0 4 0 10 1 22
SMAN 6 Tangerang Selatan
Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir
No. Lancar Luwes Orisinil Merinci Merinci
(Indikator 1) (Indikator 2) (Indikator 3) (Indikator 4) (Indikator 5)
6S1 3 0 4 1 6 0 20
6S2 5 0 4 3 5 0 20
6S3 5 3 6 0 9 1 22
6S4 3 0 5 3 7 0 24
6S5 5 1 5 4 0 0 14
6S6 3 0 4 0 4 0 24
6S7 2 2 3 0 4 0 16
6S8 5 3 6 0 6 0 20
6S9 3 1 5 1 10 0 24
6S10 4 2 4 0 8 0 16
6S11 5 3 6 0 9 1 20
6S12 4 0 5 3 8 0 24
6S13 4 3 5 0 0 7 16
6S14 5 0 4 0 3 4 24
6S15 3 1 5 1 6 0 24
6S16 5 10 4 0 10 0 17
6S17 3 2 4 0 8 0 16
6S18 4 2 4 0 8 0 11
6S19 4 2 5 0 6 0 18
6S20 0 4 3 0 5 2 22
6S21 4 0 4 0 4 4 24
6S22 5 0 6 0 3 0 16
6S23 1 0 4 0 8 1 24
6S24 5 2 6 0 8 4 24
6S25 4 0 4 4 3 0 24
6S26 4 5 3 0 6 0 20
6S27 4 8 4 0 6 0 14
6S28 3 5 4 0 8 0 14
6S29 3 1 5 0 6 0 24
6S30 4 2 2 0 8 0 24
6S31 5 2 6 2 7 0 24
6S32 5 3 6 0 9 4 24
6S33 4 12 4 0 0 0 24
6S34 4 0 3 4 7 0 24
6S35 5 1 3 4 7 0 20
SMAN 7 Tangerang Selatan
Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir
No. Lancar Luwes Orisinil Merinci Merinci
(Indikator 1) (Indikator 2) (Indikator 3) (Indikator 4) (Indikator 5)
7S1 4 0 2 0 6 1 10
7S2 4 0 4 1 8 6 20
7S3 4 0 3 0 8 3 20
7S4 5 0 7 0 6 1 24
7S5 4 0 7 0 9 0 24
7S6 2 2 3 0 7 0 16
7S7 3 1 4 0 7 0 24
7S8 4 0 6 2 6 3 24
7S9 1 0 5 0 7 3 18
7S10 4 0 3 0 6 0 21
7S11 5 0 3 0 7 0 24
7S12 4 0 3 0 7 0 20
7S13 5 0 6 0 9 0 24
7S14 3 0 3 0 9 0 20
7S15 5 0 2 0 8 0 24
7S16 5 0 4 0 6 0 20
7S17 5 0 6 0 8 0 22
7S18 5 0 2 0 6 0 20
7S19 5 0 2 5 8 5 14
7S20 5 1 3 0 9 0 24
7S21 5 0 6 0 9 3 20
7S22 5 0 3 0 7 3 15
7S23 3 0 6 0 6 0 20
7S24 4 0 3 0 7 4 20
7S25 5 0 5 0 9 3 22
7S26 5 0 6 0 7 5 24
7S27 5 0 4 5 7 5 20
7S28 4 4 3 0 8 0 24
7S29 5 0 3 0 9 0 24
7S30 5 1 5 0 10 0 16
7S31 4 0 3 0 8 4 20
7S32 4 0 3 0 7 0 24
7S33 5 0 4 0 8 4 24
SMAN 8 Tangerang Selatan
Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir
No. Lancar Luwes Orisinil Merinci Merinci
(Indikator 1) (Indikator 2) (Indikator 3) (Indikator 4) (Indikator 5)
8S1 3 1 4 0 2 2 16
8S2 3 0 4 3 9 6 13
8S3 3 0 3 2 6 3 18
8S4 3 2 4 3 9 6 20
8S5 3 2 5 3 9 3 17
8S6 4 1 5 3 9 4 15
8S7 4 0 4 3 9 3 17
8S8 4 0 4 2 5 1 4
8S9 2 0 5 2 6 0 12
8S10 4 1 5 3 9 4 7
8S11 4 0 3 2 7 2 5
8S12 4 0 4 3 10 3 22
8S13 2 0 2 2 7 0 5
8S14 4 1 4 3 10 1 13
8S15 4 0 4 4 9 3 16
8S16 3 0 4 2 6 1 18
8S17 3 0 4 3 6 1 12
8S18 2 0 5 3 10 0 15
8S19 2 1 5 0 9 0 11
8S20 2 0 4 1 8 0 7
8S21 3 1 4 1 5 2 16
8S22 3 1 3 0 9 3 19
8S23 3 0 4 2 8 1 12
8S24 3 2 5 3 8 0 21
8S25 2 0 3 3 10 1 8
8S26 1 1 5 0 2 0 16
8S27 4 0 5 3 10 2 11
8S28 2 0 5 2 8 1 22
8S29 3 2 4 2 7 2 11
8S30 4 1 3 3 9 4 13
8S31 3 0 3 2 5 0 8
8S32 4 0 4 2 9 1 12
8S33 2 0 4 2 6 0 5
8S34 3 0 3 3 10 3 16
8S35 4 1 3 3 9 3 14
SMAN 10 Tangerang Selatan
Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir Aspek Berpikir
No. Lancar Luwes Orisinil Merinci Merinci
(Indikator 1) (Indikator 2) (Indikator 3) (Indikator 4) (Indikator 5)
10S1 5 0 3 3 5 3 20
10S2 3 4 3 5 5 0 12
10S3 4 0 4 3 4 0 5
10S4 4 0 3 0 7 0 5
10S5 5 2 3 2 9 4 12
10S6 4 0 2 0 0 0 5
10S7 4 0 5 0 9 0 9
10S8 5 0 3 3 10 4 20
10S9 5 1 3 3 10 5 22
10S10 4 0 3 1 8 0 0
10S11 4 0 7 2 8 0 12
10S12 4 0 3 3 4 3 16
10S13 4 1 2 2 7 4 22
10S14 4 0 4 3 8 0 16
10S15 4 0 3 2 4 3 14
10S16 3 0 4 0 1 0 13
10S17 4 0 5 4 6 0 6
10S18 4 0 2 5 6 0 9
10S19 4 0 3 0 8 0 5
10S20 4 0 5 5 9 3 12
10S21 4 4 5 3 8 6 11
10S22 2 0 3 0 7 0 10
10S23 0 0 0 0 1 0 20
10S24 4 2 5 5 9 3 `12
10S25 3 1 4 5 9 3 12
10S26 4 0 5 5 6 3 12
10S27 4 0 3 3 7 0 19
10S28 0 0 6 0 8 0 11
10S29 4 0 4 0 4 2 7
10S30 3 0 4 0 8 0 7
10S31 2 0 2 0 6 0 12
10S32 5 0 4 2 9 5 23
10S33 4 0 4 3 8 3 24
10S34 1 0 2 0 9 0 12
10S35 4 0 3 3 4 0 24
10S36 5 2 4 1 8 4 24
10S37 4 0 5 0 0 0 7
10S38 2 0 2 0 3 0 12
Lampiran B. 3 Hasil Olah Data Skor KBK di Tangerang Selatan
SMAN 1 Tangerang Selatan
Total Kategori
No. Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7
Skor KBK
1S1 4 3 0 2 0 3 9 21 RENDAH
1S2 3 4 0 2 0 3 9 21 RENDAH
1S3 2 2 0 3 0 6 12 25 RENDAH
1S4 3 1 0 2 0 3 10 19 RENDAH
1S5 3 4 0 2 0 7 10 26 CUKUP
1S6 2 4 0 2 0 8 12 28 CUKUP
1S7 2 2 0 0 0 5 0 9 RENDAH
1S8 3 3 0 3 0 5 12 26 CUKUP
1S9 2 5 0 1 0 8 12 28 CUKUP
1S10 4 3 0 3 0 2 24 36 CUKUP
1S11 0 2 0 2 0 1 0 5 RENDAH
1S12 2 3 0 1 0 4 12 22 RENDAH
1S13 3 3 2 3 0 4 0 15 RENDAH
1S14 1 4 0 0 0 3 24 32 CUKUP
1S15 2 2 0 1 0 0 6 11 RENDAH
1S16 0 3 0 0 0 9 11 23 RENDAH
1S17 2 0 0 0 0 4 0 6 RENDAH
1S18 2 2 0 3 0 5 0 12 RENDAH
1S19 3 4 0 2 0 6 10 25 RENDAH
1S20 2 2 0 2 0 3 3 12 RENDAH
1S21 3 3 0 4 1 5 24 40 CUKUP
1S22 3 5 0 3 0 2 24 37 CUKUP
1S23 0 2 0 3 0 1 20 26 CUKUP
1S24 1 2 0 3 0 1 0 7 RENDAH
1S25 3 2 0 3 0 1 16 25 RENDAH
1S26 1 3 0 3 0 4 8 19 RENDAH
1S27 1 4 0 3 0 5 12 25 RENDAH
1S28 2 3 0 0 0 0 3 8 RENDAH
1S29 3 2 0 2 0 5 0 12 RENDAH
1S30 4 2 0 3 0 10 12 31 CUKUP
1S31 3 2 0 3 0 1 0 9 RENDAH
1S32 3 4 0 2 0 6 10 25 RENDAH
SMAN 3 Tangerang Selatan
Total Kategori
No. Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7
Skor KBK
3S1 4 3 1 0 2 9 16 35 CUKUP
3S2 3 3 0 0 0 8 21 35 CUKUP
3S3 2 4 0 0 0 10 19 35 CUKUP
3S4 3 3 0 0 0 9 22 37 CUKUP
3S5 2 4 0 0 0 7 24 37 CUKUP
3S6 3 3 0 0 2 4 21 33 CUKUP
3S7 2 4 0 0 0 0 10 16 RENDAH
3S8 1 5 0 0 0 7 12 25 RENDAH
3S9 1 6 0 0 0 9 12 28 CUKUP
3S10 3 4 0 0 0 1 12 20 RENDAH
3S11 4 4 0 0 2 9 12 31 CUKUP
3S12 1 2 0 0 0 9 12 24 RENDAH
3S13 1 5 0 0 0 6 16 28 CUKUP
3S14 3 3 7 0 2 3 8 26 CUKUP
3S15 4 4 0 0 2 10 24 44 CUKUP
3S16 2 0 0 0 0 4 10 16 RENDAH
3S17 4 4 2 0 2 9 20 41 CUKUP
3S18 4 3 0 0 2 8 22 39 CUKUP
3S19 4 5 0 0 0 9 12 30 CUKUP
3S20 3 5 1 0 0 10 11 30 CUKUP
3S21 3 5 2 0 2 9 12 33 CUKUP
3S22 3 3 0 0 2 4 19 31 CUKUP
3S23 4 4 0 0 0 9 12 29 CUKUP
3S24 3 3 0 0 0 8 10 24 RENDAH
3S25 4 3 0 0 0 9 24 40 CUKUP
3S26 2 3 0 0 0 0 3 8 RENDAH
3S27 0 6 0 0 0 9 12 27 CUKUP
3S28 3 4 0 0 3 5 12 27 CUKUP
3S29 1 4 0 0 0 6 7 18 RENDAH
3S30 0 3 0 0 0 3 6 12 RENDAH
3S31 4 4 0 0 0 6 17 31 CUKUP
3S32 2 4 0 0 0 4 8 18 RENDAH
3S33 1 6 0 0 0 9 8 24 RENDAH
SMAN 4 Tangerang Selatan
Total Kategori
No. Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7
Skor KBK
4S1 3 3 0 0 0 10 10 26 CUKUP
4S2 3 3 0 0 0 10 6 22 RENDAH
4S3 2 2 0 0 0 7 10 21 RENDAH
4S4 0 3 0 0 0 5 12 20 RENDAH
4S5 2 4 0 0 0 9 12 27 CUKUP
4S6 1 3 0 0 0 7 12 23 RENDAH
4S7 0 3 0 0 0 10 10 23 RENDAH
4S8 2 4 0 0 0 8 12 26 CUKUP
4S9 1 2 0 0 0 9 12 24 RENDAH
4S10 3 2 0 0 0 1 10 16 RENDAH
4S11 2 3 0 0 0 9 10 24 RENDAH
4S12 2 2 0 2 0 3 12 21 RENDAH
4S13 3 2 0 0 0 7 12 24 RENDAH
4S14 1 2 0 0 0 4 6 13 RENDAH
4S15 2 3 0 0 0 8 5 18 RENDAH
4S16 2 2 0 0 0 4 9 17 RENDAH
4S17 1 2 0 1 0 10 10 24 RENDAH
4S18 3 2 0 2 0 9 12 28 CUKUP
4S19 2 3 0 0 0 7 12 24 RENDAH
4S20 1 3 0 0 0 10 12 26 CUKUP
4S21 2 2 0 0 0 8 12 24 RENDAH
4S22 2 3 0 0 0 7 10 22 RENDAH
4S23 0 0 0 0 0 1 20 21 RENDAH
4S24 3 3 0 0 0 5 6 17 RENDAH
4S25 1 3 0 0 0 7 14 25 RENDAH
4S26 3 4 0 0 0 4 10 21 RENDAH
4S27 1 2 0 0 0 10 12 25 RENDAH
4S28 1 2 0 0 0 9 12 24 RENDAH
4S29 2 1 0 0 0 3 12 18 RENDAH
4S30 3 3 0 0 0 7 10 23 RENDAH
4S31 2 2 0 0 0 6 12 22 RENDAH
4S32 2 2 0 0 0 6 11 21 RENDAH
4S33 2 2 0 0 0 3 12 19 RENDAH
4S34 1 2 0 0 0 9 12 24 RENDAH
4S35 1 1 0 0 0 5 12 19 RENDAH
SMAN 5 Tangerang Selatan
Total Kategori
No. Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7
Skor KBK
5S1 0 4 0 0 1 9 8 22 RENDAH
5S2 0 3 0 0 1 8 3 15 RENDAH
5S3 2 7 0 0 1 10 12 32 CUKUP
5S4 4 3 0 1 0 10 19 37 CUKUP
5S5 2 8 0 0 1 10 22 43 CUKUP
5S6 1 4 0 0 1 10 22 38 CUKUP
5S7 3 2 0 0 1 4 12 22 RENDAH
5S8 2 3 0 0 0 10 24 39 CUKUP
5S9 1 1 0 0 0 10 10 22 RENDAH
5S10 2 3 0 0 1 10 24 40 CUKUP
5S11 0 2 0 0 1 10 24 37 CUKUP
5S12 2 4 0 0 1 10 10 27 CUKUP
5S13 2 8 0 0 1 10 24 45 CUKUP
5S14 4 2 0 1 1 10 22 40 CUKUP
5S15 2 2 0 0 1 10 24 39 CUKUP
5S16 2 4 0 0 1 10 24 41 CUKUP
5S17 2 1 0 0 0 10 22 35 CUKUP
5S18 2 6 2 0 1 9 24 44 CUKUP
5S19 2 0 0 0 1 10 24 37 CUKUP
5S20 2 3 0 0 1 9 24 39 CUKUP
5S21 1 8 0 0 1 9 24 43 CUKUP
5S22 0 3 0 0 1 8 2 14 RENDAH
5S23 3 2 0 0 0 4 17 26 CUKUP
5S24 2 3 0 2 1 10 23 41 CUKUP
5S25 2 3 0 2 1 10 23 41 CUKUP
5S26 0 1 0 0 0 10 13 24 RENDAH
5S27 1 3 0 0 1 10 22 37 CUKUP
5S28 2 4 0 0 0 10 20 36 CUKUP
5S29 2 5 0 0 1 10 16 34 CUKUP
5S30 2 3 0 0 1 10 16 32 CUKUP
5S31 3 4 0 0 1 10 17 35 CUKUP
5S32 2 4 0 0 1 10 22 39 CUKUP
SMAN 6 Tangerang Selatan
Total Kategori
No. Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7
Skor KBK
6S1 3 4 0 1 0 6 20 34 CUKUP
6S2 5 4 0 3 0 5 20 37 CUKUP
6S3 5 6 3 0 1 9 22 46 CUKUP
6S4 3 5 0 3 0 7 24 42 CUKUP
6S5 5 5 1 4 0 0 14 29 CUKUP
6S6 3 4 0 0 0 4 24 35 CUKUP
6S7 2 3 2 0 0 4 16 27 CUKUP
6S8 5 6 3 0 0 6 20 40 CUKUP
6S9 3 5 1 1 0 10 24 44 CUKUP
6S10 4 4 2 0 0 8 16 34 CUKUP
6S11 5 6 3 0 1 9 20 44 CUKUP
6S12 4 5 0 3 0 8 24 44 CUKUP
6S13 4 5 3 0 7 0 16 35 CUKUP
6S14 5 4 0 0 4 3 24 40 CUKUP
6S15 3 5 1 1 0 6 24 40 CUKUP
6S16 5 4 10 0 0 10 17 46 CUKUP
6S17 3 4 2 0 0 8 16 33 CUKUP
6S18 4 4 2 0 0 8 11 29 CUKUP
6S19 4 5 2 0 0 6 18 35 CUKUP
6S20 0 3 4 0 2 5 22 36 CUKUP
6S21 4 4 0 0 4 4 24 40 CUKUP
6S22 5 6 0 0 0 3 16 30 CUKUP
6S23 1 4 0 0 1 8 24 38 CUKUP
6S24 5 6 2 0 4 8 24 49 CUKUP
6S25 4 4 0 4 0 3 24 39 CUKUP
6S26 4 3 5 0 0 6 20 38 CUKUP
6S27 4 4 8 0 0 6 14 36 CUKUP
6S28 3 4 5 0 0 8 14 34 CUKUP
6S29 3 5 1 0 0 6 24 39 CUKUP
6S30 4 2 2 0 0 8 24 40 CUKUP
6S31 5 6 2 2 0 7 24 46 CUKUP
6S32 5 6 3 0 4 9 24 51 TINGGI
6S33 4 4 12 0 0 0 24 44 CUKUP
6S34 4 3 0 4 0 7 24 42 CUKUP
6S35 5 3 1 4 0 7 20 40 CUKUP
SMAN 7 Tangerang Selatan
Total Kategori
No. Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7
Skor KBK
7S1 4 2 0 0 1 6 10 23 CUKUP
7S2 4 4 0 1 6 8 20 43 CUKUP
7S3 4 3 0 0 3 8 20 38 CUKUP
7S4 5 7 0 0 1 6 24 43 CUKUP
7S5 4 7 0 0 0 9 24 44 CUKUP
7S6 2 3 2 0 0 7 16 30 CUKUP
7S7 3 4 1 0 0 7 24 39 CUKUP
7S8 4 6 0 2 3 6 24 45 CUKUP
7S9 1 5 0 0 3 7 18 34 CUKUP
7S10 4 3 0 0 0 6 21 34 CUKUP
7S11 5 3 0 0 0 7 24 39 CUKUP
7S12 4 3 0 0 0 7 20 34 CUKUP
7S13 5 6 0 0 0 9 24 44 CUKUP
7S14 3 3 0 0 0 9 20 35 CUKUP
7S15 5 2 0 0 0 8 24 39 CUKUP
7S16 5 4 0 0 0 6 20 35 CUKUP
7S17 5 6 0 0 0 8 22 41 CUKUP
7S18 5 2 0 0 0 6 20 33 CUKUP
7S19 5 2 0 5 5 8 14 39 CUKUP
7S20 5 3 1 0 0 9 24 42 CUKUP
7S21 5 6 0 0 3 9 20 43 CUKUP
7S22 5 3 0 0 3 7 15 33 CUKUP
7S23 3 6 0 0 0 6 20 35 CUKUP
7S24 4 3 0 0 4 7 20 38 CUKUP
7S25 5 5 0 0 3 9 22 44 CUKUP
7S26 5 6 0 0 5 7 24 47 CUKUP
7S27 5 4 0 5 5 7 20 46 CUKUP
7S28 4 3 4 0 0 8 24 43 CUKUP
7S29 5 3 0 0 0 9 24 41 CUKUP
7S30 5 5 1 0 0 10 16 37 CUKUP
7S31 4 3 0 0 4 8 20 39 CUKUP
7S32 4 3 0 0 0 7 24 38 CUKUP
7S33 5 4 0 0 4 8 24 45 CUKUP
SMAN 8 Tangerang Selatan
Total Kategori
No. Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7
Skor KBK
8S1 3 4 1 0 2 2 16 28 CUKUP
8S2 3 4 0 3 6 9 13 38 CUKUP
8S3 3 3 0 2 3 6 18 35 CUKUP
8S4 3 4 2 3 6 9 20 47 CUKUP
8S5 3 5 2 3 3 9 17 42 CUKUP
8S6 4 5 1 3 4 9 15 41 CUKUP
8S7 4 4 0 3 3 9 17 40 CUKUP
8S8 4 4 0 2 1 5 4 20 RENDAH
8S9 2 5 0 2 0 6 12 27 CUKUP
8S10 4 5 1 3 4 9 7 33 CUKUP
8S11 4 3 0 2 2 7 5 23 RENDAH
8S12 4 4 0 3 3 10 22 46 CUKUP
8S13 2 2 0 2 0 7 5 18 RENDAH
8S14 4 4 1 3 1 10 13 36 CUKUP
8S15 4 4 0 4 3 9 16 40 CUKUP
8S16 3 4 0 2 1 6 18 34 CUKUP
8S17 3 4 0 3 1 6 12 29 CUKUP
8S18 2 5 0 3 0 10 15 35 CUKUP
8S19 2 5 1 0 0 9 11 28 CUKUP
8S20 2 4 0 1 0 8 7 22 RENDAH
8S21 3 4 1 1 2 5 16 32 CUKUP
8S22 3 3 1 0 3 9 19 38 CUKUP
8S23 3 4 0 2 1 8 12 30 CUKUP
8S24 3 5 2 3 0 8 21 42 CUKUP
8S25 2 3 0 3 1 10 8 27 CUKUP
8S26 1 5 1 0 0 2 16 25 RENDAH
8S27 4 5 0 3 2 10 11 35 CUKUP
8S28 2 5 0 2 1 8 22 40 CUKUP
8S29 3 4 2 2 2 7 11 31 CUKUP
8S30 4 3 1 3 4 9 13 37 CUKUP
8S31 3 3 0 2 0 5 8 21 RENDAH
8S32 4 4 0 2 1 9 12 32 CUKUP
8S33 2 4 0 2 0 6 5 19 RENDAH
8S34 3 3 0 3 3 10 16 38 CUKUP
8S35 4 3 1 3 3 9 14 37 CUKUP
SMAN 10 Tangerang Selatan
Total Kategori
No. Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7
Skor KBK
10S1 5 3 0 3 3 5 20 39 CUKUP
10S2 3 3 4 5 0 5 12 32 CUKUP
10S3 4 4 0 3 0 4 5 20 RENDAH
10S4 4 3 0 0 0 7 5 19 RENDAH
10S5 5 3 2 2 4 9 12 37 CUKUP
10S6 4 2 0 0 0 0 5 11 RENDAH
10S7 4 5 0 0 0 9 9 27 CUKUP
10S8 5 3 0 3 4 10 20 45 CUKUP
10S9 5 3 1 3 5 10 22 49 CUKUP
10S10 4 3 0 1 0 8 0 16 RENDAH
10S11 4 7 0 2 0 8 12 33 CUKUP
10S12 4 3 0 3 3 4 16 33 CUKUP
10S13 4 2 1 2 4 7 22 42 CUKUP
10S14 4 4 0 3 0 8 16 35 CUKUP
10S15 4 3 0 2 3 4 14 30 CUKUP
10S16 3 4 0 0 0 1 13 21 RENDAH
10S17 4 5 0 4 0 6 6 25 RENDAH
10S18 4 2 0 5 0 6 9 26 CUKUP
10S19 4 3 0 0 0 8 5 20 RENDAH
10S20 4 5 0 5 3 9 12 38 CUKUP
10S21 4 5 4 3 6 8 11 41 CUKUP
10S22 2 3 0 0 0 7 10 22 RENDAH
10S23 0 0 0 0 0 1 20 21 RENDAH
10S24 4 5 2 5 3 9 `12 28 CUKUP
10S25 3 4 1 5 3 9 12 37 CUKUP
10S26 4 5 0 5 3 6 12 35 CUKUP
10S27 4 3 0 3 0 7 19 36 CUKUP
10S28 0 6 0 0 0 8 11 25 RENDAH
10S29 4 4 0 0 2 4 7 21 RENDAH
10S30 3 4 0 0 0 8 7 22 RENDAH
10S31 2 2 0 0 0 6 12 22 RENDAH
10S32 5 4 0 2 5 9 23 48 CUKUP
10S33 4 4 0 3 3 8 24 46 CUKUP
10S34 1 2 0 0 0 9 12 24 RENDAH
10S35 4 3 0 3 0 4 24 38 CUKUP
10S36 5 4 2 1 4 8 24 48 CUKUP
10S37 4 5 0 0 0 0 7 16 RENDAH
10S38 2 2 0 0 0 3 12 19 RENDAH
Lampiran B. 4 Hasil Olah Data Rata-Rata Skor KBK Keseluruhan

Materi Aspek Indikator Gender


Nama
Hk. I Hk. II Hk. III
Sekolah Gaya 1 2 3 4 5 6 Laki-laki Perempuan
Newton Newton Newton
SMAN 1 2.3 2.8 0.7 6.9 1.2 2.8 2.1 0.9 0.0 5.7 404 328
SMAN 3 2.5 3.8 0.3 10.4 1.5 3.8 0.0 0.6 6.7 14.1 614 318
SMAN 4 1.8 2.4 0.1 8.8 0.9 2.4 0.1 0.0 6.8 10.9 364 407
SMAN 5 1.8 3.5 0.3 13.9 0.9 3.5 0.2 0.8 9.4 18.5 627 468
SMAN 6 3.9 4.4 1.3 13.3 3.1 4.4 0.9 0.8 6.1 20.5 641 715
SMAN 7 4.1 3.9 0.7 13.8 2.2 3.9 0.4 0.4 7.3 20.2 684 599
SMAN 8 3.1 4.0 1.5 10.5 1.8 4.0 2.2 1.9 7.7 13.3 372 774
SMAN 10 3.6 3.6 1.3 9.5 2.0 3.3 1.7 1.4 6.0 11.7 379 454
Rerata 2.9 3.6 0.8 10.9 1.7 3.5 0.9 0.8 6.2 14.4 30
Skor 5 8 9 17 10 8 5 9 10 24 10
Maksimal
LAMPIRAN C
SURAT KETERANGAN

1. Surat Keterangan Observasi


2. Surat Keterangan Permohonan Izin Penelitian
3. Surat Keterangan Penelitian
4. Uji Referensi
5. Lembar Persetujuan Wawancara
a. Wawancara Studi Pendahuluan
b. Wawancara Penelitian
Lampiran C. 1 Surat Keterangan Observasi
Lampiran C. 2 Surat Keterangan Permohonan Izin Penelitian
Lampiran C. 3 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran C. 4 Uji Referensi
Lampiran C. 5 Lembar Persetujuan Wawancara
1. Wawancara Studi Pendahuluan
2. Wawancara Penelitian
LAMPIRAN D
LAIN-LAIN

1. Foto-foto
2. Daftar Riwayat Hidup Penulis
Lampiran D.1 Foto Penelitian

Anda mungkin juga menyukai