SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
iv
ABSTRAK
AYU DWI MARTINDA (1113016300067). Analisis Keterampilan Berpikir
Kreatif Peserta Didik SMA pada Konsep Hukum Newton Gerak (Penelitian
Deskriptif di SMA Negeri Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019).
Skripsi Jurusan Tadris Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fisika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta selaku pembimbing
skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta saran dalam
membimbing dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Erina Hartanti, M.Si, selaku pembimbing akademik yang tak henti memotivasi
serta memberikan saran kepada penulis agar penulis memberikan yang terbaik
dalam penulisan skripsi ini.
4. Seluruh jajaran Dosen serta Staff Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan serta pengalaman yang berharga
selama penulis menempuh pendidikan di kampus tercinta ini.
5. Kepala SMA Negeri 1 Tangerang Selatan, kepala SMA Negeri 3 Tangerang
Selatan, kepala SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, kepala SMA Negeri 5
Tangerang Selatan, kepala SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, kepala SMA Negeri
7 Tangerang Selatan, kepala SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, dan kepala SMA
Negeri 10 Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis dalam
pelaksanaan penelitian.
viii
6. Bapak Ruhman selaku guru SMA Negeri 1 Tangerang Selatan, Ibu Elly selaku
guru SMA Negeri 3 Tangerang Selatan, Ibu Esty selaku guru SMA Negeri 4
Tangerang Selatan, Ibu Nofia selaku guru SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, Ibu
Nurhayati selaku guru SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, Ibu Rovi selaku guru
SMA Negeri 7 Tangerang Selatan, Ibu Sri selaku guru SMA Negeri 8 Tangerang
Selatan, dan Ibu Lily selaku guru SMA Negeri 10 Tangerang Selatan yang telah
membantu penulis dalam pengambilan data.
7. Seluruh peserta didik kelas X IPA 5 SMA Negeri 1 Tangerang Selatan, kelas X
IPA 5 SMA Negeri 3 Tangerang Selatan, kelas X IPA 3 SMA Negeri 4
Tangerang Selatan, kelas X IPA 2 SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, kelas X IPA
5 SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, kelas X IPA 7 SMA Negeri 7 Tangerang
Selatan, kelas X IPA 1 SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, dan kelas X IPA 3
SMA Negeri 10 Tangerang Selatan.
8. Gede Karsana dan Nur Nafsiah selaku Orang tua penulis. Terimakasih atas rasa
sabar dan rasa sayang yang terus dilimpahkan kepada penulis. Tak henti
mendoakan serta memberi dukungan yang tulus kepada penulis selama
menempuh pendidikan.
9. Bagoes Satria Junianto dan Ayu Lestari selaku Kakak serta Agung Triadi selaku
Adik yang selalu menyemangati, membantu dan mendoakan selama penulis
menempuh pendidikan. Serta keluarga besar yang selalu memberi dukungan dan
doa penulis.
10. Para sahabat, Winda Syafitri dan Suzan Suzaneth yang selalu memberi semangat
serta setia mendengar curahan hati penulis.
11. Para sahabat seperjuangan di bangku perkuliahan, Irna Hasanah, Anisa
Rahmayani, dan Sri Sumartini yang berjuang bersama dan saling memotivasi
dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Para sahabat sedari SMA, Susi, Firda, Bunga, dan Anna yang selalu memberi
semangat serta setia mendengar curahan hati penulis.
ix
13. Para sahabat sedari Sekolah Dasar, Dewi, Sara dan Desi yang selalu memberi
semangat serta setia mendengar curahan hati penulis.
14. Teman – teman pendidikan Fisika 2013 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, yang memberi dukungan serta doa yang tak henti, semoga menjadi
keluarga dimanapun dan kapanpun.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penulis
x
DAFTAR ISI
B. Saran ................................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 76
LAMPIRAN ............................................................................................................... 78
xiii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Keterampilan berpikir kreatif merupakan keterampilan yang sangat penting.
Salah satu keterampilan berpikir untuk memecahkan masalah diantaranya adalah
keterampilan berpikir kreatif.1 Keterampilan berpikir kreatif dapat melatih individu
dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.2 Berdasarkan kurikulum
2013 yang telah di revisi, pembelajaran sains diharapkan dapat menghantarkan
peserta didik memenuhi keterampilan abad 21. Keterampilan abad 21 tersebut
diantaranya keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi berpikir kritis, kreatif
serta inovatif.3 Satu diantara keterampilan abad 21 yang dapat melatih peserta didik
dalam memecahkan masalah adalah berpikir kreatif.
Peserta didik di Indonesia dalam keterampilan berpikir kreatif masih rendah.
Hasil studi internasional Global Creativity Indeks menunjukkan bahwa Indonesia
menempati posisi tingkat ke-115 dari 139 negara diseluruh dunia.4 Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kreativitas di Indonesia masih dalam kategori rendah dan
masih perlu dikembangkan. Penekanan dalam dunia pendidikan lebih pada hafalan
dan mencari satu jawaban benar terhadap soal-soal yang diberikan.5 Proses-proses
1
Winny Liliawati, “Pembekalan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Melalui Pembelajaran
Fisika Berbasis Masalah”, Jurnal Pengajaran MIPA, Vol.6 No.2, 2011, h.93.
2
Ritin Uloli, Probowo dan Tjipto Prastowo, “Proses Berpikir Kreatif Mahasiswa Dalam
Memecahkan Masalah Mekanika”, Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, ISSN: 0853-
0823, 2016, h.74.
3
Kemendikbud, Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Mata
Pelajaran Fisika, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2016), h.
4
Richard Florida, Charlotta Mellander, Karen King., The Global Creativity Indeks, Toronto:
Martin Prosperity Institute, 2015, h.57.
5
Nahadi, Wiwi Siswaningsih dan Iga Maliga, “Pengembangan dan Analisis Tes Kimia berbasis
Open-Ended Problem untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”, Makalah Pendamping
Kependidikan ISBN: 978-602-73159-0-7, 2015.
1
2
pemikiran tinggi termasuk berpikir kreatif jarang dilatih.6 Guilford juga menekankan
betapa penelitian dalam bidang kreativitas sangat kurang. 7 Studi lapangan berupa
wawancara guru SMA Negeri di wilayah Tangerang Selatan menunjukkan bahwa di
masing-masing sekolah belum sepenuhnya melaksanakan tujuan pembelajaran yang
bertujuan untuk mengevaluasi keterampilan berpikir kreatif, sehingga belum ada
gambaran khusus terkait dengan keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
Instrumen tes evaluasi pembelajaran yang di gunakan cenderung masih bertujuan
untuk mengukur tingkat kognitif pada level aplikasi atau penerapan kepada peserta
didik namun tidak untuk mengetahui apakah peserta didik telah memenuhi salah satu
keterampilan abad 21 yaitu keterampilan berpikir kreatif.8
Penelitian yang telah dilakukan terhadap peserta didik di salah satu SMA
Negeri di kota Bandung menunjukkan tipe soal yang biasa digunakan di sekolah
tersebut masih berupa pilihan ganda biasa dan uraian terbatas, belum ada bentuk soal
khusus yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif peserta didik
dalam pembelajaran sehingga keterampilan berpikir kreatif peserta didik belum
terukur.9 Peserta didik menganggap tes yang diberikan oleh guru hanya
mengutamakan perhitungan saja tidak menuntut analis dan pemahaman tingkat tinggi
sehingga dengan adanya soal keterampilan berpikir kreatif, peserta didik dapat
mengasah kemampuan dan menantang rasa ingin tahu terhadap aplikasi suatu materi
dalam kehidupan sehari-hari.10
Ilmu pengetahuan yang dipelajari di kelas hendaknya dapat menjawab
tantangan masyarakat sehari-hari.11 Dengan demikian, peserta didik merasakan
6
Siti Marwiyah, Kamid, dan Ristina, “Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir
Kreatif pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Materi Atom, ION, dan Molekul SMP Islam Al Falah”, Edu-
Sains Vol 4 No.1, 2015, h.26.
7
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, ((Jakarta: Rineka Cipta)), 2012,
h.7.
8
Wawancara Guru Studi Pendahuluan SMAN Tangerang Selatan.
9
Nahadi, op.cit.
10
Marwiyah, loc.cit.
11
I Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal Higer Order Thinking Skill (HOTS), Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017, h.19
3
bahwa materi pelajaran yang diperoleh di dalam kelas berguna dan dapat dijadikan
bekal untuk terjun di masyarakat.12 Salah satu ilmu pengetahuan yang dipelajari di
sekolah yaitu fisika. Fisika merupakan peranan penting dalam penyelesaian masalah
karena fisika dekat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.13 Salah satu materi
dalam fisika yaitu Hukum Newton. Hukum Newton merupakan salah satu materi
fundamental dalam dinamika gerak.14 Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-
hari yang dapat diselesaikan dengan konsep hukum Newton.15 Namun, peserta didik
masih mengalami berbagai kesulitan dalam memecahkan masalah hukum Newton,
hal tersebut terjadi karena peserta didik kesulitan dalam memahami soal, tingkat
pemahaman konsep yang rendah dan kesulitan dalam menggambar gaya-gaya yang
bekerja pada benda.16
Pengembangan kreativitas dikesampingkan dalam pendidikan formal, padahal
amat bermakna bagi pengembangan potensi anak secara utuh dan bagi ilmu
pengetahuan serta budaya.17 Selain itu, pengembangan kemampuan berpikir kreatif
perlu dilakukan karena kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang
dikehendaki dunia kerja.18 Menurut Joseph Renzulli, dibandingkan peserta didik
cerdas yang memiliki nilai tinggi, orang dengan kreativitas tinggi, motivasi tinggi,
dan setidaknya kecerdasan di atas rata-rata akan membuat kontribusi terpenting untuk
masyarakat.19 Hasil pengamatan yang dilakukan, peserta didik laki-laki banyak yang
cenderung acuh pada saat proses pembelajaran berlangsung apabila mereka
12
Ibid. h. 19.
13
Ritin Uloli, op.cit., h.75.
14
Masdukiyanto, Sutopo, dan Eny Latifah, “Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Hukum
Newton”, Prosiding Seminar Nasional IPA Pascasarjana Universitas Negeri Malang Vol. 1 ISBN:
978-602-9286-21-2, 2016, h. 351.
15
Ibid.
16
Ibid., h. 353.
17
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, ((Jakarta: Rineka Cipta), 2012),
h.8.
18
La Moma,” Pengembangan Istrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis untuk Siswa
SMP”, Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol.4 No.1, 2015, h.27.
19
Gary A Davis, Anak Berbakat dan Pendekatan Keberbakatan, (Jakarta: PT.Indeks 2012), h.237.
4
menganggap pelajaran itu tidak menarik dan sulit.20 Berbeda dengan peserta didik
perempuan yang cenderung tekun dalam mempelajari pelajaran yang belum mereka
pahami.21 Di masa anak usia dini sampai masa praremaja dan remaja, anak
perempuan cenderung lebih baik dalam menggunakan bahasa, misalnya elaborasi
sesuatu yang di ucapkan orang lain.22 Laki-laki memperoleh nilai yang lebih baik
dalam ujian pilihan ganda, tetapi tidak dalam format ujian lain.23 Teori tersebut sesuai
dengan penelitian yang dilakukan, kemampuan peserta didik perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan peserta didik laki-laki dalam kemampuan ranah kognitif dan
ranah psikomotor serta terdapat perbedaan antar keduanya.24 Instrumen tes yang
dapat mengukur keterampilan berpikir kreatif peserta didik yaitu tes uraian yang
menuntut jawaban kreatif dan disertai dengan rubik penilaian yang memuat
komponen-komponen berpikir kreatif.25 Tes uraian menyajikan suatu permasalahan
yang memiliki beragam penyelesaian/metode penyelesaiannya. 26
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas serta belum adanya
penelitian yang dilakukan di SMA Negeri wilayah Tangerang Selatan terkait analisis
keterampilan berpikir kreatif peserta didik, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik
SMA pada Konsep Hukum Newton Gerak.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka terdapat beberapa
permasalahan yaitu:
20
Friska Octavia Rosa, “Eksplorasi Kemampuan Kognitif Siswa Terhadapa Kemampuan
Memprediksi, mengobservasi dan Menjelaskan ditinjau dari Gender”, Jurnal Pendidikan Fisika
Universitas Muhammadiyah Metro, 2017, h. 113.
21
Ibid.
22
Ibid.
23
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. ((Jakarta: PT Indeks)), 2011, h.155
24
Friska, op.cit., h.113
25
Siti Marwiyah, loc.cit.
26
Nahadi, loc.cit.
5
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dibatasi oleh:
1. Penelitian ini terbatas pada indikator kreatif yang didasarkan pada aspek Guilford
yaitu, keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes
(flexibility), keterampilan berpikir orisinal (originality) dan keterampilan
memerinci (elaboration).
2. Instrumen tes yang digunakan untuk menganalisis keterampilan berpikir kreatif
peserta didik yaitu instrumen tes yang berisikan 7 butir soal uraian yang
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini yaitu,
1. Bagaimana keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di Tangerang
Selatan pada tiap sub-materi?
2. Bagaimana keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di Tangerang
Selatan pada tiap aspek indikator?
3. Bagaimana keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di Tangerang
Selatan berdasarkan gender?
4. Bagaimana keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di Tangerang
Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin di capai oleh peneliti yaitu,
1. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di
Tangerang Selatan pada tiap sub-materi.
2. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di
Tangerang Selatan pada tiap aspek indikator.
3. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri di
Tangerang Selatan berdasarkan gender.
7
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan manfaat dalam pendidikan secara langsung maupun tidak langsung.
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat:
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru sebagai referensi dalam
pembuatan instrumen keterampilan berpikir kreatif.
b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu pendidikan fisika, yaitu inovasi
pembuatan instrumen tes keterampilan berpikir kreatif
c. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
keterampilan berpikir kreatif serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan mengenai pengembangan instrumen tes
keterampilan berpikir kreatif serta dapat menjadi bahan bagi penelitian selanjutnya.
b. Bagi pimpinan sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi pemimpin sekolah untuk
perbaikan dalam sistem pembelajaran mulai dari perencanaan sampai kepada evaluasi
akhir.
c. Bagi Guru
Instrumen yang dikembangkan dapat digunakan sebagai pedoman dan sebagai
bahan untuk dikembangkan kembali untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif
peserta didik.
8
d. Peserta didik
Instrumen yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengukur keterampilan
berpikir kreatif sehingga dapat memacu tingkat kreativitas peserta didik.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
1. Kreativitas atau Berpikir Kreatif
Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya.1 Dalam era pembangunan ini tak dapat dipungkiri kesejahteraan dan
kejayaan masyarakat dan negara kita bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-
ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru, dari anggota
masyarakatnya.2 Joseph Renzulli sering kali menyebutkan bahwa, dibandingkan
dengan peserta didik cerdas yang memiliki nilai tinggi, orang dengan kreativitas
tinggi, motivasi tinggi, dan setidaknya kecerdasan di atas rata-rata, akan membuat
kontribusi terpenting untuk masyarakat.3
Definisi tentang kreativitas sangatlah banyak, namun tidak ada satu definisi
pun yang dapat diterima secara universal. Kreativitas dapat ditinjau dari berbagai
aspek yang saling berkaitan namun titik tekannya tetap berbeda-beda. Menurut
Guilford, kreativitas atau berpikir kreatif dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah.4
Pemikiran kreatif (disebut juga berpikir divergen) perlu dilatih, karena membantu
anak lancar dan luwes (fleksibel) dalam berpikir, mampu melihat suatu masalah dari
berbagai sudut pandang, dan mampu melahirkan banyak gagasan. 5 Selain itu, yang
dapat dilatih pada peserta didik tentang kreativitas bisa termasuk menganalisis,
membandingkan, berpikir secara fleksibel, menerapkan pengetahuan masa lalu,
melakukan generalisasi, membedakan membuat hipotesis, membuat sintesis,
1
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta),
1987, h.46.
2
Ibid.
3
Gary A Davis, Anak Berbakat & Pendidikan Keberbakatan, (Jakarta: PT Indeks), 2012, h.237
4
Munandar, op.cit., h.45.
5
. Garry, op.cit., h. 46.
9
10
6
Gary, op.cit., h.237.
7
Anonim, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, di akses dari https://kbbi.web.id/kreativitas, pada
tanggal 6 November 2019 pukul 15.00 WIB
8
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta),
1987, h.45.
9
Ibid., h.47.
10
Ibid.
11
Ibid., h.48.
12
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta), 2012,
h.27.
11
13
Gary, op.cit., h.237.
14
Anton E Lawson, Science Teaching and The Development of Thinking, Wadsworth, 1995, h. 50.
15
Utami Munandar, op.cit., h.10.
16
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk bagi Guru
dan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia), 1999, h. 88
17
Utami Munandar, op.cit., h.10.
18
Gary op.cit., h.259.
19
Utami Munandar, op.cit., h. 88.
20
Ibid.
12
21
Gary, op.cit., h.259
22
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk bagi Guru
dan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia), 1999, h. 88-89
13
c. Keaslian (Originality)
Keaslian itu berarti keunikan, ketidaksamaan dalam pemikiran dan tindakan, atau
23
cara berpikir yang unik. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik,
memikirkan cara yang lain serta mampu membuat kombinasi lain dari bagian/unsur. Ciri-
ciri originality diantaranya,24
1) Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh
orang lain.
2) Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang
baru.
3) Memilih a-simetri dalam menggambar atau membuat desain.
4) Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain.
5) Mencari pendekatan yang baru dari yang stereotip.
6) Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan
penyelesaian yang baru.
7) Lebih senang menyintesis daripada menganalisis situasi.
d. Merinci (Elaboration)
Merinci atau dapat disebut juga elaborasi adalah kemampuan untuk
mengembangkan, memperhalus, menyempurnakan bahkan menerapkan ide.25 Selain itu,
mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk serta
menambahkan atau memerinci detil-detil dari suatu objek, situasi sehingga lebih menarik.
Ciri-ciri elaboration diantaranya,26
1) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah
dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci.
2) Menggambarkan atau memperkaya gagasan orang lain .
3) Mencoba atau menguji detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh.
23
Gary, op.cit., h.259
24
Utami Munandar, op.cit., h. 89
25
Gary, op.cit., h.259
26
Utami Munandar, op.cit., h. 90
14
4) Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan
yang kosong atau sederhana.
5) Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detail-detail (bagian-bagian)
terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.
3. Hukum Newton
27
Rinto Anugraha, Persiapan Total Menghadapi Olimpiade Fisika Internasional Mekanika,
(Yogyakarta: Gava Media, 2005), h.81
15
menggunakan hanya tiga hukum sederhana yang dinamakan hukum Newton tentang
gerak. 28
a. Hukum I Newton
Aristotle (384-322M) percaya bahwa diperlukan sebuah gaya untuk menjaga
agar sebuah benda tetap bergerak sepanjang bidang horisontal. Ia mengemukakan
alasan bahwa untuk membuat sebuah buku bergerak melintasi meja, kita harus
memberikan gaya pada buku tersebut secara kontinu. Menurut Aristotle, keadaan
alami sebuah benda adalah diam, dan dianggap perlu adanya gaya untuk menjaga
agar benda tetap bergerak. Lebih jauh lagi, Aristotle mengemukakan, makin besar
gaya pada benda, makin besar pula lajunya.29
Kira-kira 2000 tahun kemudian, Galileo mempertanyakan pandangan-
pandangan Aristotle ini dan menemukan kesimpulan yang sangat berbeda. Galileo
mempertahankan bahwa sama alaminya bagi sebuah benda untuk bergerak horisontal
dengan kecepatan tetap, seperti ketika benda tersebut berada dalam keadaan diam.30
Galileo melakukan eksperimen untuk membuktikan teorinya, skema eksperimen yang
dilakukan oleh Galileo dapat dilihat pada gambar 2.2.
28
Tipler, Fisika Dasar untuk Sains dan Teknik Edisi ketiga, (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 87
29
Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.91
30
Ibid.
16
31
Tipler, op.cit., h. 88
32
Tipler, op.cit., h. 93
33
Tipler, op.cit., h. 88
34
Bamang dan Tri, Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu Komputer & Informatika, (Yogyakarta:
Andi, 2009), h.70
35
Bambang dan Tri, Ibid.
17
∑ ⃑⃑
b. Hukum II Newton
Newton menggunakan istilah massa sebagai sinonim jumlah zat. Pandangan
intuitif mengenai massa benda ini tidak terlalu tepat karena konsep “jumlah zat” tidak
terdefinisi dengan baik. Lebih tepat lagi, dapat dikatakan bahwa massa adalah ukran
inersia suatu benda. Gambar 2.3. memperlihatkan hubungan massa dengan gerak
suatu benda, makin besar massa yang dimiliki sebuah benda makin sulit merubah
keadaan geraknya. Lebih sulit menggerakannya dari keadaan diam, atau
memberhentikannya waktu sedang bergerak, atau merubah gerakannya keluar dari
lintasannya.37
36
Bambang dan Tri, Ibid.
37
Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.93
38
Tipler, op.cit., h.90.
18
Jika gaya yang sama dikerjakan pada benda kedua yang massanya , dan
menghasilkan percepatan , maka
atau
dimana adalah percepatan adalah massa, dan ∑F merupakan gaya total.42 Simbol
∑ (Huruf Yunani “sigma”) berarti “jumlah dari”; F adalah gaya, sehingga ∑F berarti
jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda tersebut, yang kita
definisikan sebagai gaya total.43
atau dalam bentuk diferensial:44
39
Ibid.
40
Ibid., h.94-95
41
Giancoli, op.cit. h.94-95
42
Ibid.
43
Giancoli, Op.cit., h.95
44
Mohamad Ishaq, Op.cit., h.70
19
45
Mohamad Ishaq, Op.cit., h.70
46
Haliday, Op.cit., h. 101
47
Tipler, Op.cit., h. 97
48
Ibid.
49
Ibid.
50
Haliday dkk, Op.cit.,), h. 109
20
yang berbeda. Harus menjadi perhatian bahwa pasangan gaya aksi-reaksi terjadi pada
dua benda yang berbeda. Dalam ungkapan matematis hukum aksi reaksi ini adalah:51
Ciri khusus dari keberlakuan hukum II Newton adalah adanya pasangan gaya aksi-
reaksi serta pusat massa dari 2 benda yang berinteraksi itu diam. 52 (A40) Sifat
pasangan gaya aksi-reaksi adalah sebagai berikut:53
1) Besar dari kedua gaya adalah sama
2) Arah dari gaya aksi dengan reaksi berlawanan
3) Kedua gaya bekerja pada benda yang berlainan (satu bekerja pada benda A, yang
lain bekerja pada benda B)
4) Kedua gaya terletak dalam satu garis lurus
51
Mohamad Ishaq, Op.cit., h.72
52
Bamang dan Tri, Op.cit., h.74
53
Ibid.
54
Mohamad Ishaq, Op.cit., h.72
55
Ibid.
21
akan mengerjakan gaya ke atas Fn padanya.56 Gaya ini mengimbangi berat balok.
Balok juga mengerjakan gaya Fn dan Fn’ juga merupakan pasangan aksi-reaksi.57
Berat adalah gaya yang dikerjakan pada balok oleh bumi. Gaya reaksi yang
sama dan berlawanan arah yang dikerjakan pada bumi oleh balok adalah .
Demikian juga, meja mengerjakan gaya yang sama besar dan berlawanan arah yaitu
pada meja. Gaya aksi-reaksi dikerjakan pada benda-benda yang berbeda dan
karena itu tidak dapat saling mengimbangi.
d. Jenis-Jenis Gaya
Untuk sistem 2 benda titik terdapat gaya-gaya:58
1) Gaya interaksi
Gaya interaksi ialah gaya yang ditimbulkan oleh suatu benda pada benda lain
walaupun letaknya berjauhan. Misalnya, gaya gravitasi, gaya listrik, gaya magnet.59
Medan adalah ruang yang merupakan daerah pengaruh suatu gaya. 60 Akibatnya
benda-benda yang berada dalam suatu medan (medan gravitasi, medan listrik, medan
magnet) akan mengalami gaya (gaya gravitasi, gaya lisrik, gaya magnet).
2) Gaya kontak
Gaya kontak adalah gaya yang terjadi panya pada benda-benda yang
bersentuhan.61
a) Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi ⃑⃑⃑ pada sebuah benda adalah jenis gaya tarik tertentu yang
diarahkanke benda kedua, biasanya memandang situasi di mana benda kedua tersebut
adalah bumi.62 Dimaknai gaya yang menarik benda langsung menuju pust Bumi –
atau menuju ke permukaan bumi dan permukaan bumi adalah kerangka inersia.63
56
Tipler, op.cit., h. 98
57
Ibid.
58
Ganijati, Seri Fisika Dasar Mekanika edisi 5, (jakarta: Salemba Teknika, 2014), h.74
59
Ibid.
60
Ibid.
61
Ibid.
62
Haliday, op.cit., h. 105
63
Ibid., h. 105
22
64
Giancoli, op.cit., h.101
65
Tipler, op.cit., h. 94
66
Ibid., h. 95
67
Ibid.
23
mengabaikan efek dari udara.68 Dapat dihubungkan gaya ke arah bawah ini dengan
percepatan ke arah bawah dengan hukum kedua Newton ( ).69 Sumbu vertikal
y sepanjang lintasan benda, dengan arah positif ke atas. Untuk sumbu ini, hukum
kedua Newton dapat ditulis dalam bentuk , di mana pada situasi di atas
menjadi70
( ) atau
Gaya gravitasi yang sama, dengan magnitudo yang sama, akan terus bekerja
pada benda bahkan ketika benda tidak sedang jatuh bebas, tetapi misalnya pada
keadaan diam di atas meja atau bergerak di atas meja.71
Kita dapat menuliskan hukum kedua Newton untuk sumbu vertikal y, dengan arah
positif adalah ke atas, sebagai,72
b) Gaya gesek
Gaya gesek ialah gaya yang melawan gerak relatif antara dua benda. Arah
gaya gesek selalu sejajar dengan bidang tempat benda berada dan berlawanan arah
dengan arah gerak benda, jadi gaya gesek melawan gerak (menghambat). Gaya gesek
adalah suatu konsep statistik karena gaya gesek merupakan resultan (jumlah) dari
68
Haliday, op.cit., h. 105
69
Ibid.
70
Ibid.
71
Ibid.
72
Haliday, op.cit., h. 106
24
73
Ganijati, op.cit., h.75
74
Ibid.
75
Mohamad Ishaq, op.cit., h.67
76
Ibid.
77
Mohamad Ishaq, op.cit., h.67
77
Ibid.
25
mempunyai nilai maksimum yang lebih besar.78 Begitu permukaan bergeser, akan
terdapat lebih banyak titik penyatuan dingin sesaat, sehingga gaya gesek kinetik ⃑⃑⃑
juga mempunyai magnitudo yang lebih besar.79
Besar gaya gesek f berbanding lurus dengan gaya normal N dengan suatu
konstanta perbandingan μ yang dinamakan koefisien gesek. Secara eksperimen telah
ditunjukkan bahwa, dengan pendekatan yang baik, gaya ini tak bergantung pada luas
bidang kontak dan hanya sebanding dengan gaya normal yang dikerjakan oleh salah
satu permukaan pada permukaan lainnya.80 Luas bidang kontak mikroskopik yang
sesungguhnya dimana molekul-molekul dapat terikat bersama hanyalah bagian kecil
dari luas kontak makroskopik total.81 Gaya gesek statik maksimum sebanding dengan
luas kontak mikroskopik, tetapi luas mikroskopik ini sebanding dengan luas
mikroskopik total A dan dengan gaya normal per satuan luas yang dikerjakan
antara permukaan itu.82 Jadi, hasil kali dan tak bergantung pada luas
makroskopik total A.83 Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada dua jenis gesekan
antara benda dengan bidang gesek (seperti lantai), yaitu gesekan statik dan gesekan
kinetik.84
Gaya gesek statik maksimum sebanding dengan gaya normal antara
permukaan-permukaan:
78
Ibid.
79
Haliday, op.cit., h. 130
80
Tipler, op.cit., h. 123
81
Ibid.
82
Ibid.
83
Ibid.
84
Rinto Anugraha, op.cit., h.84
26
Gambar 2.6 Gaya yang bekerja pada Balok Meluncur di Bidang Miring Kasar
Gambar 2.6 memperlihatkan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah balok di
bidang kasar. Misalkan adalah sudut kritis ketika balok mulai meluncur. Untuk
85
Tipler, op.cit., h. 124.
27
sudut-sudut kemiringan yang kurang dari ini, balok ada dalam kesetimbangan statik
di bawah pengaruh beratnya, mg, gaya normal , dan gaya gesek statik . Dengan
memilih sumbu x sejajar bidang dan sumbu y tegak lurus bidang, kita mempunyai
persamaan
dan
Pada sudut kritis , gaya gesekan statik sama dengan nilai maksimumnya,
dan kita dapat mengganti dengan . Maka
Jadi, koefisien gesek statik sama dengan tangen sudut kemiringan ketika
balok tepat mulai meluncur.
Pada sudut-sudut yang lebih besar daripada , balok meluncur ke bawah
bidang miring dengan percepatan .86 Dalam hal ini, gaya gesekan adalah dan
didapatkan87
86
Ibid., h. 125.
87
Ibid.
28
eksperimen. Nilainya bergantung pada beberapa sifat dari benda dan permukaan.88
Nilai tidak bergantung pada laju benda yang bergeser sepanjang permukaan.89
Pada Tabel 2.2 dapat dilihat nilai-nilai pendekatan koefisien gesekan pada beberapa
bahan.
Tabel 2.2 Nilai-Nilai Pendekatan Koefisien Gesekan90
Bahan
Baja pada baja 0.7 0.6
Kuningan pada baja 0.5 0.4
Tembaga pada besi tuang 1.1 0.3
Kaca pada kaca 0.9 0.4
Teflon pada teflon 0.04 0.04
Teflon pada baja 0.04 0.04
Karet pada beton (kering) 1.0 0.80
Karet pada beton (basah) 0.3 0.25
Ski yang licin pada salju (00C) 01 0.05
diam
88
Haliday, op.cit., h. 130
89
Ibid.
90
Ibid.
91
Ibid.
29
Sifat 1. Jika benda tidak bergerak, maka gesek statis ⃑⃑ dan komponen yang sejajar
dengan permukaan, seimbang satu sama lain. Keduanya mempunyai magnitudo
sama, dan ⃑⃑ berlawanan arah dengan komponen tersebut (lihat gambar 2.7a).
Sifat 2. Magnitudo ⃑⃑ mempunyai nilai maksimum . Jika yang sejajar
terhadap permukaan melebihi , maka benda akan mulai bergesek di
sepanjang permukaan (lihat gambar 2.7b).
Sifat 3. Jika benda mulai bergeser di sepanjang permukaan, magnitudo gaya gesek
berkurang dengan cepat sampai pada nilai . Setelah itu, selama pergeseran
gaya gesek kinetik ⃑⃑⃑ dengan magnitudo yang diberikan akan melawan
gerakan (lihat gambar 2.7c).
Sehingga dapat disimpulkan, untuk benda-benda yang tidak rigid (yang dapat
berubah bentuk atau berdeformasi) gaya friksi bergantung pada hal-hal berikut.92
i. Luas bidang yang bersinggungan.
ii. Kecepatan relatif antara benda-benda yang bersinggungan.
Perhatikan tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Tabel Keadaan Benda berdasarkan Gaya Gesek93
P F Keadaan benda
0 0 diam
P < diam, tidak bergerak
P = diam, mulai akan bergerak
P = gerak lurus beraturan
P > gerak lurus dipercepat
92
Ganijati, op.cit., h.77
93
Ibid., h.78
30
c) Gaya normal
Gaya normal adalah gaya yang akan timbul apabila dua buah benda saling
bersentuhan. Gaya normal inilah yang menyebabkan dua benda padat tidak saling
melebur satu sama lain ketika bersentuhan.94 Jika kita menentukan meja dengan
tangan kita dengan tekanan yang lembut, maka gaya normal yang timbul akan kecil,
namun ketika kita tekan dengan gaya yang besar, maka gaya normal yang timbul
akan besar pula. Besar dari gaya normal ini aka menyesuaikan diri terhadap besarnya
tekanan sehingga dua benda tidak akan saling melebur satu sama lain.
Gaya normal adalah gaya reaksi dari gaya berat yang dikerjakan benda
terhadap bidang tempat benda berada (benda melakukan aksi, bidang memberikan
reaksi).95 Untuk sebuah benda yang diam di atas meja, meja tersebut memberikan
gaya ke atas. Meja sedikit tertekan di bawah benda, dan karena elastisitasnya, meja
itu mendorong benda ke atas. Gaya yang diberikan oleh meja ini sering disebut gaya
kontak, karena terjadi jika dua benda bersentuhan. Krtika gaya kontak tegak lurus
terhadap permukaan kontak, gaya itu biasa disebut gaya normal (“normal” berarti
tegak lurus); dan pada diagram diberi label FN. Penyebutan tersebut diperoleh dari
istilah matematika normal, yang berarti tegak lurus.
94
Mohamad Ishaq, op.cit., h.66
95
Ganijati, op.cit., h.74
31
berarti tegak lurus terhadap bidang singgung.96 Hal yang sering disalahartikan adalah
tidak selamanya N mengarah “ke atas”, kesalahan ini akibat persepsi keliru tentang
“lantai” yang seolah selalu sejajar dengan bumi. Berikut ini sebuah ilustrasi yang
jelas bagaimana arah N dapat berubah tiap saat.
Gambar 2.10 Gaya Aksi pada Bidang, Gaya Reaksi pada Benda
Pada gambar 2.10 terlihat gaya aksi reaksi, gaya aksi pada bidang dan gaya reaksi
pada benda. Berikut merupakan penjelasan gambar di atas,
96
Ganijati, op.cit., h.74
97
Ganijati, op.cit., h.54
32
Maka, untuk balok tersebut kita dapat menulis hukum kedua Newton untuk
sumbu y positif ke atas ( ) sebagai
98
Siti Marwiyah, Kamid, dan Ristina, “Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir
Kreatif pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Materi Atom, ION, dan Molekul SMP Islam Al Falah”, Edu-
Sains Vol 4 No.1, 2015
33
99
Ike Festiana, Sarwanto, dan Sukarmin, “Pengembangan Modul Fisika Berbasis Masalah pada
Materi Listrik Dinamis untuk Meningkatkan Kemampuan Berikir Kreatif Siswa SMA”, Jurnal Inkuiri
ISSN: 2252-7893, Vol 3, No. III, 2014
100
Redza Dwi Putra, Redza Dwi Putra, Yudi Rinanto, Sri Dwiastuti dan Irwan Irfa’i,
“Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
pada Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016”,
Proceeding Biology ducation Conference ISSN: 2528-5742, Vol 13(1), 2016
101
Masdukiyanto, Sutopo, dan Eny Latifah, “Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah
Hukum Newton”, Prosiding Seminar Nasional IPA Pascasarjana Universitas Negeri Malang Vol. 1
ISBN: 978-602-9286-21-2, 2016
34
C. Kerangka Berpikir
Keterampilan berpikir sangat penting pada pembelajaran abad 21.
Keterampilan abad 21 tersebut diantaranya keterampilan belajar dan berinovasi yang
meliputi berpikir kritis, kreatif serta inovatif. Satu diantara keterampilan abad 21 yang
dapat melatih peserta didik dalam memecahkan masalah, adalah berpikir kreatif.
Hasil studi internasional Global Creativity Indeks menunjukkan bahwa Indonesia
menempati posisi tingkat ke-115 dari 139 negara diseluruh dunia. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kreativitas di Indonesia masih dalam kategori rendah dan
masih perlu dikembangkan.
Studi lapangan berupa wawancara guru SMA Negeri di wilayah Tangerang
Selatan menunjukkan bahwa di masing-masing sekolah belum sepenuhnya
melaksanakan tujuan pembelajaran yang bertujuan untuk mengevaluasi keterampilan
berpikir kreatif, sehingga belum ada gambaran khusus terkait dengan keterampilan
berpikir kreatif peserta didik. Instrumen tes evaluasi pembelajaran yang di gunakan
cenderung masih bertujuan untuk mengukur tingkat kognitif pada level mengukur
pemahaman peserta didik namun tidak untuk mengetahui apakah peserta didik telah
memenuhi salah satu keterampilan abad 21 yaitu keterampilan berpikir kreatif.
Salah satu materi dalam fisika yaitu Hukum Newton. Hukum Newton
merupakan salah satu materi fundamental dalam dinamika gerak. Namun, peserta
didik masih mengalami berbagai kesulitan dalam memecahkan masalah hukum
Newton, hal tersebut terjadi karena peserta didik kesulitan dalam memahami soal,
102
Nahadi, Nahadi, Wiwi Siswaningsih dan Iga Maliga, Pengembangan dan Analisis Tes Kimia
berbasis Open-Ended Problem untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa, Makalah
Pendamping Kependidikan ISBN: 978-602-73159-0-7, 2015
35
tingkat pemahaman konsep yang rendah dan kesulitan dalam menggambar gaya-gaya
yang bekerja pada benda.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunkan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif-
evaluatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
keadaan, kondisi atau lain-lain yang kemudian hasilnya di paparkan dalam bentuk
laporan.1 Salah satu karakteristik yang dimiliki oleh penelitian deskriptif yaitu data yang
dikumpulkan berupa kata dan gambar.2 Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian
evaluatif ialah, penelitian yang dalam kegiatannya berupa pengumpulan data atau
informasi, untuk dievaluasi dan diambil kesimpulan.3 Metode penelitian ini digunakan
untuk meneliti pada kondisi alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan).4
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik cetakan ke- 14, (Jakarta: Rineka
Cipta), 2010, h. 3
2
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
h.11
3
Op.cit, h.36
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), cet-13,
h.9
36
37
C. Prosedur Penelitian
Tahap
Judgment
Pelaksanaan
Penelitian
Validasi Tes Uraian
Pemberian Tes
Catatan Lapangan
Wawancara
Penskoran
Tahap
Penyusunan Triangulasi
Laporan
Analisis
Kesimpulan
Penelitian ini secara garis besar menggunakan tiga tahapan penelitian yaitu,5 (1)
persiapan penelitian, (2) pelaksanaan penelitian, (3) penyusunan laporan. Tahap
6
penelitian deskriptif- evaluatif meliputi lima langkah yaitu, (1) memilih topik kajian
meliputi studi literatur keterampilan berpikir kreatif, penentuan konten materi, serta
studi lapangan; (2) instrumentasi meliputi penentuan instrumen penelitian, (3)
pelaksanaan penelitian meliputi pembuatan kisi-kisi instrumen, pembuatan rancangan
instrumen, pembuatan rubrik penilaian, Judgement, validasi tes uraian, pemberian tes,
catatan lapangan dan wawancara; (4) pengolahan data meliputi, penskoran, analisis dan
triangulasi dan (5) hasil penelitian berupa kesimpulan.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan atau dapat disebut sebagai tahap pra-penelitian, meluputi:
a. Studi Literatur Keterampilan Berpikir Kreatif
Tahap pertama dalam penelitian yaitu penentuan topik yang akan diangkat dalam
penelitian ini topik yang diangkat yaitu keterampilan berpikir kreatif. Setelah penentuan
topik, tahap selanjutnya yaitu penentuan indikator yang akan digunakan dalam
pembuatan soal tes uraian untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif. Peneliti
menggunakan indikator keterampilan berpikir kreatif yang dikemukakan oleh Guilford,
meliputi keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes (flexibility),
keterampilan berpikir orisinal (originality) dan keterampilan memerinci (elaboration)7.
b. Menentukan Konten Materi
Tahap kedua dalam penelitian yaitu penentuan materi tes uraian untuk mengukur
keterampilan berpikir kreatif. Materi yang dipilih yaitu materi yang sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD) kurikulum 2013 revisi dengan aspek menganalisis serta
pemilihan materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Materi pada kelas X
semester genap terdapat konsep yang memenuhi kriteria tersebut yaitu Hukum Newton
tentang Gerak.
5
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: ANDI, 2014), h.20
6
Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: alfabeta, 2013) h. 82
7
Utami, Munandar, Dr., Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012) h.
65
39
c. Studi Lapangan
Kegiatan awal di lapangan adalah mencari informasi tentang keberadaan topik
yang akan diungkap lebih lanjut.8 Pada tahap studi lapangan, dilakukan wawancara
terkait pembelajaran di dalam kelas, dan perangkat-perangkat pembelajaran seperti
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jenis tes yang sering digunakan dalam
pembelajaran serta melakukan perizinan untuk melakukan penelitian dimasing-masing
sekolah. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan sebagai acuan
dalam penentuan jumlah soal serta indikator pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembuatan soal tes uraian.
d. Menentukan Instrumen Penelitian
Tahap penentuan instrumen penelitian yaitu tahap disaat peneliti menentukan
teknik pengumpulan data, memilih sumber data dan mempersiapkan instrumen yang
akan digunakan dalam penelitian. Pada tabel 3.1 ditampilkan kisi-kisi penyusunan
instrumen penelitian.
8
Djam’an, op.cit., h. 87
40
9
Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: alfabeta, 2013) h. 176
44
Catatan dilakukan pada saat proses pemberian tes keterampilan berpikir kreatif
berlangsung. Catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti berisikan rincian kejadian yang
terjadi pada saat proses tes berlangsung. Sedangkan wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang bertujuan untuk mengumpulkan data apabila peneliti
menemukan permasalahan yang berhubungan dengan informan dan harus diteliti lebih
mendalam.10
3. Tahap Pembuatan Laporan
Tahap pembuatan laporan diawali dengan pengolahan data, pengolahan data
dilakukan dengan pemberian skor (penskoran) serta penyesuaian jawaban peserta didik
pada saat uji lapangan dengan rubrik penskoran yang telah disusun. Setelah itu
dilakukan triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan dengan bertujuan untuk
menganalisis data dengan sumber yang berbeda. Analisis yang dilakukan berdasarkan
materi tiap butir soal, aspek dan indikator keterampilan berpikir kreatif, keterampilan
berpikir kreatif tiap sekolah, serta berdasarkan gender tiap peserta didik. Setelah tahap
penskoran serta tahap analisis data, tahap berikutnya yaitu penarikan kesimpulan
berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis instrumen tes uraian keterampilan berpikir
kreatif terhadap peserta didik SMA Negeri di wilayah Tangerang Selatan.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan narasumber, partisipan, atau informan yang
dijadikan sumber data dalam penelitian. Penentuan sumber data pada informan
dilakukan secara purposive yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu11.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPA pada delapan SMA Negeri
di wilayah Tangerang Selatan. Sekolah yang dijadikan tempat penelitian diambil
berdasarkan teknik purposive sampling. Subjek penelitian masing-masing sekolah
diambil secara acak. Jumlah subjek penelitian pada masing-masing sekolah di wilayah
10
Ibid. h.129
11
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D cetakan ke-14, Bandung: Alfabeta,
2011, h.218
45
Tangerang Selatan antara 32-35 peserta didik di SMAN 1 Tangerang Selatan SMAN 3
Tangerang Selatan, SMAN 4 Tangerang Selatan, SMAN 5 Tangerang Selatan, SMAN 6
Tangerang Selatan, SMAN 7 Tangerang Selatan, SMAN 8 Tangerang Selatan, dan
SMAN 10 Tangerang Selatan. Rincian subjek penelitian terdapat pada Tabel 3.4 berikut.
Barat Serpong
SMAN 7 Tangsel X MIPA 7 Selasa, 5 Maret 2019
Utara
Keterangan:
n = Ukuran sampel peserta didik
N = Ukuran populasi peserta didik
d = Galat dugaan atau tingkat eror data (1%, 5%, 10%)
12
Nugraha Setiawan, Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus SLovin dan Tabel Krejcie-
Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya”, (Semarang: Universitas Padjadjaran, 2017), h.6
46
Keterangan:
= nilai validitas
= jumlah ahli atau responden yang mengatakan baik
= jumlah ahli atau responden
13
Suharsimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h.67
14
Sugiono, op.cit., h. 231
15
Ibid., h. 233
16
Lawshe C. H, Personnel Psychology, (Purdue University,1975), h.567
47
Nilai CVR ditentukan tiap nomor soal untuk mengetahui seberapa besar validasi
tiap nomor soal. Setelah didapatkan nilai CVR yang nilainya berkisar antara +1 sampai
-1, tahap selanjutnya yaitu mengetahui nilai Content Validity Index (CVI). Nilai CVI
inilah yang nantinya akan menunjukkan rata-rata dari nilai CVR tiap aspek yang
dinilai17. Pada Tabel 3.5 ditampilkan kategori perolehan hasil nilai perhitungan CVI.
Rumus untuk menentukan CVI adalah sebagai berikut:
∑
Perolehan nilai uji validitas isi para ahli tiap aspek mengacu pada tabel di atas.
Pada Tabel 3.6 ditampilkan hasil uji validitas isi.
Tabel 3. 6 Hasil Perolehan Nilai Uji Validitas
Aspek yang dinilai Skor CVI Kategori
Konten Materi 0,97 Sangat Sesuai
Konstruksi 0,99 Sangat Sesuai
Bahasa 0.82 Sangat Sesuai
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes Uraian
Tes dilakukan untuk mengetahui keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Tes
uraian terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung
permasalahan dan menuntut jawaban peserta didik melalui uraian-uraian kata yang
merefleksikan kemampuan berpikir peserta didik.18 Terdiri dari tujuh butir soal
uraian yang telah divalidasi dan disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah
17
Ibid, h. 568-569
18
Mochtar Kusuma, Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Dua Satria Offset, 2016), h.128
48
dibuat. Pada tabel 3.7 terdapat indikator soal instrumen tes uraian serta aspek
keterampilan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian.
2. Pedoman Wawancara
Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara semiterstruktur. Pedoman
wawancara yang digunakan bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam dari
peserta didik terkait tes keterampilan berpikir kreatif serta ditujukan kepada guru
pengampu mata pelajaran fisika.
3. Lembar Judgment Ahli
Lembar yang digunakan untuk memvalidasi isi instrumen terlihat pada tabel 3.8.
Nomor Soal
No Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
kompetensi
Kesesuaian materi soal dengan
2.
indikator
Pokok soal dirumuskan secara
3.
jelas dan tegas
Butir soal tidak bergantung pada
4.
jawaban soal sebelumnya
Butir soal tidak memberi petunjuk
5.
kunci jawaban
Gambar dan tabel jelas dan
6.
berfungsi
Bahasa
Kesesuaian dengan kaidah bahasa
1.
Indonesia
Penggunaan bahasa yang
2.
komunikatif
Tidak menggunakan bahasa yang
3.
berlaku setempat/tabu
Jawaban tidak mengulang
4. kata/kalimat yang sama kecuali
satu kesatuan pengertian
keterampilan berpikir kreatif, keterampilan berpikir kreatif tiap sekolah, serta gender
tiap peserta didik. Nilai peserta didik dapat diperoleh dengan rumus:19
Keterangan:
S = nilai yang diharapkan
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = skor maksimum dari tes tersebut
Selain dilakukan penskoran hasil tes keterampilan berpikir kreatif peserta didik,
hasil wawancara guru dan peserta didik serta catatan lapangan yang dilakukan oleh
peneliti di analisis dengan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai sumber data yang
telah ada.20
19
Ngalimin Purwanto, Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013, h.112
20
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D cetakan ke-14, (Bandung: Alfabeta,
2011), h.241
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian Keterampilan Berpikir Kreatif ini dilaksanakan di delapan sekolah
negeri di wilayah Tangerang Selatan yaitu SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5,
SMAN 6, SMAN 7, SMAN 8, dan SMAN 10. Banyaknya kelas yang digunakan untuk
penelitian yaitu satu kelas dari masing-masing sekolah. Populasi penelitian yaitu total
subjek dalam penelitian ini adalah 274 peserta didik dengan tingkat kepercayaan
penelitian 94.5% atau eror sebesar 5.5%. Instrumen yang digunakan yaitu tujuh butir
soal instrumen tes uraian keterampilan berpikir kreatif. Materi pada penelitian ini yaitu
Hukum Newton tentang Gerak.
52
53
Hukum II Newton dan Hukum Newton III. Berikut perolehan skor peserta didik
berdasarkan sub-materi.
a) Skor Peserta Didik berdasarkan Sub-materi Gaya
Skor
Maks
2.9
Gambar 4.1 menunjukkan hasil perolehan rata-rata skor pada tiap sekolah
berdasarkan sub-materi gaya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa
empat dari delapan sekolah masih memperoleh skor di bawah rata-rata. Perolehan skor
rata-rata delapan sekolah yaitu 2,9 dari skor maksimal 5. SMAN 6, SMAN 7, SMAN 8
dan SMAN 10 telah mencapai rata-rata skor namun empat sekolah lainnya yaitu SMAN
1, SMAN 3, SMAN 4 dan SMAN 5 masih berada di bawah skor rata-rata. Pada sub-
materi gaya, peserta didik diminta untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan
gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian besar peserta didik belum paham dengan soal yang tertera sehingga
hanya sebagian kecil peserta didik yang mendapatkan skor maksimal. Berdasarkan hasil
wawancara dengan peserta didik yang mendapatkan skor maksimal, di dapat informasi
bahwa mereka terbiasa dengan soal yang berkaitan dengan gaya gesek. Namun, kali
54
pertama peserta didik menemukan soal yang berkaitan dengan kombinasi bahan dengan
perhitungan harga masing-masing bahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, rata-rata soal yang mereka temukan berhubungan dengan sesuatu yang
tidak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan berupa hitungan yang mengharuskan
mereka menjawab satu jawaban benar.
Lain halnya dengan peserta didik yang tidak mendapatkan skor (skor nol).
Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik kurang dapat menganalisis soal yang
diberikan karena kali pertama menemukan soal yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Mereka mengatakan bahwa soal yang diberikan bukan merupakan soal yang
dapat diselesaikan dengan rumus. Mereka terbiasa di berikan soal yang penyelesaian nya
dengan menggunakan rumus. Mereka cenderung sulit memahami soal-soal analisis yang
mengutamakan konsep dibandingkan hasil yang pasti. Hal tersebut sesuai dengan hasil
wawancara dengan guru matapelajaran fisika di sekolah yang mengatakan bahwa selama
ini peserta didik kurang dilatihkan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik cenderung dilatihkan dengan soal-soal yang jawabannya dapat di
selesaikan dengan penerapan rumus.
55
Skor
Maks
3.6
Gambar 4.2 menunjukkan hasil perolehan rata-rata skor pada tiap sekolah
berdasarkan sub-materi Hukum I Newton. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
diketahui bahwa tiga dari delapan sekolah masih memperoleh skor di bawah rata-rata.
Perolehan skor rata-rata delapan sekolah yaitu 3,6 dari skor maksimal 8. SMAN 3,
SMAN 6, SMAN 7, SMAN 8 dan SMAN 10 telah mencapai rata-rata skor namun tiga
sekolah lainnya yaitu SMAN 1, SMAN 4 dan SMAN 5 masih berada di bawah skor
rata-rata. Pada sub-materi Hukum I Newton, peserta didik diminta untuk menyelesaikan
soal terkait sifat kelembaman yang terjadi pada penumpang ketika berada di dalam
sebuah bus.
Sebagian besar peserta didik kurang memahami sub-materi kelembaman. Hal ini
dibuktikan dengan alasan yang diberikan pada lembar jawaban yang tidak berkaitan
dengan hukum kelembaman. Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang peserta didik
yang mendapatkan skor maksimal, di dapat informasi bahwa peserta didik tersebut
56
sangat paham dengan sub-materi Hukum I Newton. Selain itu, peserta didik tersebut
terbiasa membaca hal-hal yang berkaitan dengan penerapan Hukum Newton dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam proses membaca biasanya akan memunculkan pertanyaan
atau respon, kemudian mencoba menemukan jawaban yang tepat dan di sanalah proses
dari berpikir kreatif tercipta.1 Lain halnya dengan peserta didik yang tidak mendapatkan
skor (skor nol). Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik tersebut kurang memahami
sub-materi Hukum I Newton sehingga peserta didik tersebut merasa kesulitan dalam
memahami soal. Peserta didik merasa bahwa selama pembelajaran tidak dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari dan tidak menekankan pada konsep. Hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara dengan guru matapelajaran fisika di sekolah yang mengatakan
bahwa pada proses pembelajaran, hanya dibahas sekilas terkait Hukum I Newton dan
kurang memberikan banyak contoh. Namun alternatif lainnya, peserta didik telah
diberikan penugasan terkait contoh penerapan Hukum I Newton.
c) Skor Peserta Didik Berdasarkan Sub-materi Hukum II Newton
Skor
Maks
0.8
1
Desi Wulandari, dkk., Physics of Learning Strategy to Train Critical and Creative Thinking Skill,
International Journal of Science and Research (IJSR) ISSN: 231-7064, 2014, h. 2978
57
Gambar 4.3 menunjukkan hasil perolehan rata-rata skor pada tiap sekolah
berdasarkan sub-materi Hukum II Newton. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
diketahui bahwa empat dari delapan sekolah masih memperoleh skor di bawah rata-rata.
Perolehan skor rata-rata delapan sekolah yaitu 0,8 dari skor maksimal 9. SMAN 6,
SMAN 8 dan SMAN 10 telah mencapai rata-rata skor namun empat sekolah lainnya
yaitu SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, dan SMAN 7 masih berada di bawah
skor rata-rata. Pada sub-materi Hukum II Newton, peserta didik diminta untuk
menyelesaikan soal terkait penerapan Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
Dua soal terkait dengan percepatan sebuah kendaraan dan satu soal terkait dengan
bidang miring.
Sebagian besar peserta didik kesulitan dalam memahami sub-materi Hukum II
Newton. Hal tersebut tergambar pula pada salah satu penelitian terkait Hukum Newton
gerak. Hanya 20,7% dari keseluruhan jumlah peserta didik yang dapat menjawab
dengan benar soal yang berkaitan dengan Hukum II Newton terutama yang
menggunakan diagram gaya dalam proses penyelesaiannya. 2 Hukum II Newton
merupakan salah satu sub-bab yang banyak menggunakan penerapan rumus serta
pemahaman yang lebih. Hal ini dibuktikan dengan alasan yang diberikan pada lembar
jawaban yang kurang menjabarkan hasil analisis terkait Hukum II Newton. Berdasarkan
hasil wawancara dengan seorang peserta didik yang mendapatkan skor tertinggi yaitu 3
dari skor maksimal 9, di dapat informasi bahwa peserta didik tersebut agak sulit
memahami serta menganalisis sub-materi Hukum II Newton. Selain itu, peserta didik
tersebut mengaitkan informasi yang telah didapat dan mencoba mengaitkan dengan
kehidupan nyata kemudian dijabarkan dalam jawaban.
Pada soal pertama terkait dengan Hukum II Newton, peserta didik mencoba
menghubungkan dengan materi GLB serta mengaitkan dengan Hukum II Newton. Pada
soal berikutnya peserta didik mencoba menerapkan konsep yang ada dengan kehidupan
2
Masdukiyanto, Sutopo, Eny Latifah, Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Hukum Newton,
Prosiding Seminar Nasional IPA Pascasarjana Universitas Negeri Malang Vol. 1 ISBN: 978-602-9286-21-
2, 2016, h. 353
58
nyata. Hal tersebut membatu memudahkan dalam menjawab soal. Pada soal selanjutnya,
sebelum peserta didik menghitung besar gaya serta sudut kemiringan bidang terlebih
dahulu menjabarkan nya dalam diagram gaya. Diagram gaya membantunya dalam
menyelesaikan soal yang membutuhkan analisis gaya yang bekerja pada benda. Diagram
gaya merupakan salah satu jembatan dalam mengidentifikasi gaya apa saja yang ada
pada benda.3
Lain halnya dengan peserta didik yang tidak mendapatkan skor (skor nol).
Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik tersebut sangat kurang memahami sub-
materi Hukum II Newton sehingga peserta didik tersebut merasa kesulitan dalam
memahami soal. Peserta didik tidak pahan dengan ketiga soal yang berkaitan dengan
Hukum II Newton. Peserta didik berpendapat bahwa soal-soal yang penyelesaiannya
dengan diagram gaya sulit untuk diselesaikan. Peserta didik kesulitan dalam
menguraikan gaya-gaya yang terdapat benda terhadap bidang miring. Hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di sekolah yang mengatakan
bahwa banyak penerapan Hukum II Newton yang harus diajarkan kepada peserta didik
sehingga pada pelaksanaannya kurang maksimal. Selain itu, pada diagram gaya terdapat
sudut kemiringan yang berkaitan dengan trigonometri, sementara peserta didik belum
mendapatkan materi tersebut pada mata pelajaran matematika sehingga guru harus
menjelaskan terlebih dahulu terkait trigonometri.
3
Masdukiyanto, Sutopo, Eny Latifah, Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Hukum Newton,
Prosiding Seminar Nasional IPA Pascasarjana Universitas Negeri Malang Vol. 1 ISBN: 978-602-9286-21-
2, 2016, h. 353
59
17,0
16,0
15,0 13,9 13,8
14,0 13,3
13,0
12,0
10,4 10,5 10.9
11,0
10,0 9,5
8,8
9,0
8,0 6,9
7,0
6,0
5,0
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
SMAN 1 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8 SMAN 10
Gambar 4.4 menunjukkan hasil perolehan rata-rata skor pada tiap sekolah
berdasarkan sub-materi Hukum I Newton. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
diketahui bahwa empat dari delapan sekolah masih memperoleh skor di bawah rata-rata.
Perolehan skor rata-rata delapan sekolah yaitu 10,9 dari skor maksimal 17. SMAN 5,
SMAN 6 dan SMAN 7 telah mencapai rata-rata skor namun lima sekolah lainnya yaitu
SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 8, dan SMAN 10 masih berada di bawah skor
rata-rata. Pada sub-materi Hukum III Newton, peserta didik diminta untuk
menyelesaikan soal terkait penerapan Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.
Satu terkait dengan penerapan Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari dan satu
soal terkait dengan arah gaya serta penjelasan terkait Hukum III Newton.
Sebagian besar peserta didik telah memahami konsep hingga penerapan dari
Hukum III Newton, namun tak sedikit pula yang salah dalam pemahaman. Banyak pula
peserta didik yang masih selisih paham antara penerapan Hukum I Newton dan Hukum
60
III Newton. Beberapa peserta didik juga belum paham terkait arah gaya aksi reaksi yang
cara kerjanya berlawanan arah. Berdasarkan wawancara dengan peserta didik yang
memperoleh skor maksimal, peserta didik mengatakan bahwa penerapan Hukum III
Newton yang paling dipahami dibandingkan dengan sub-maeri lainnya. Konsep yang
mudah dipahami, tidak banyak rumus dan sangat dekat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari lah yang membuatnya sangat paham. Lain halnya dengan peserta didik yang
tidak mendapatkan skor maksimal, pesera didik menganggap paham dengan konsep
namun merasa bingung ketika dikaitkan dengan penerapan ke kehidupan sehari-hari.
Serta sulit dalam menentukan arah gaya aksi reaksi pada masing-masing gambar yang
teah disediakan.
Skor
Maks
1.7
keterampilan berpikir kreatif pada aspek berpikir lancar berada pada kategori kreatif
(cukup) dibandingkan dengan aspek berpikir luwes.4
Pada indikator 1 aspek berpikir lancar (fluency), peserta didik diminta untuk
memberikan penjabaran berupa gagasan-gagasan terhadap suatu masalah yang berkaitan
dengan gaya gesek pada masing-masing bahan. Makin banyak peserta didik
memberikan banyak kombinasi bahan/kemungkinan jawaban yang mendapatkan skor
skor tinggi bahkan skor maksimal namun jawaban yang diberikan harus relevan dengan
soal. Pada soal selain peserta didik diminta untuk membuat berbagai kombinasi bahan
sesuai dengan koefisien gesek, peserta didik juga diminta untuk memperhatikan
perhitungan matematika sederhana yang berkaitan dengan anggaran maksimum yang
disajikan sebagai salah satu kriteria bahan apa saja yang dapat dikombinasikan.
Meskipun terdapat empat sekolah yang telah berada di atas nilai rata-rata, namun
skor tersebut masih sangat jauh dari skor maksimum. Hal tersebut dikarenakan pada
indikator pertama dibuat pada dua konsep yang berbeda yaitu pada soal nomor satu
(konsep gaya) dan soal nomor tiga (Hukum II Newton). Banyak peserta didik yang
mendapatkan skor rendah pada soal nomor tiga. Peserta didik kurang mengaitkan ke
pengalaman sebelumnya (materi GLB) sehingga agak sulit dalam menjawab soal. Hal
tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik yang mendapatkan skor
tertinggi maupun terendah. Guru mata pelajaran membenarkan bahwa peserta didik
cenderung tidak mengaitkan materi sebelumnya yang telah diajarkan sehingga ketika
ada soal yang berkaitan, mereka tidak dapat menyelesaikannya dengan baik. Peserta
didik kesulitan menjawab pertanyaan yang menuntut untuk menganalisis sebelum
mengerjakan dikarenakan tidak sedikit peserta didik yang melakukan kecerobohan pada
saat analisis soal hingga saat perhitungan.
4
Irwandi, dkk., “Pengembangan Vitur Sebagai Media Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika “Lensa” Vol. 3 No. I ISSN 2338-
4417, h. 239
63
2.2
masih jauh dari skor maksimum. Hal tersebut dikarenakan pada indikator ini dibuat pada
dua konsep yang berbeda yaitu pada soal nomor dua (Hukum I Newton) dan soal nomor
empat (Hukum II Newton). Jawaban peserta didik bervariasi pada kedua soal tersebut.
Banyak peserta didik yang salah mengartikan soal nomor dua. Soal nomor dua berkaitan
dengan Hukum I Newton, namun tak sedikit peserta didik yang menjawab bahwa soal
nomor dua berkaitan dengan Hukum III Newton. Rata-rata peserta didik mampu
mengerjakan soal nomor dua ini, namun hanya sedikit peserta didik yang mendapatkan
skor maksimal.
Peserta didik dapat membuat penafsiran dengan membayangkan keadaan yang
pernah mereka alami, tetapi peserta didik kurang memahami konsep kelembaman
sehingga alasan yang diberikan kurang sesuai. Soal nomor empat berkaitan dengan
Hukum II Newton, dimana pada soal peserta didik diminta untuk menafsirkan keadaan
pada dua orang yang berbeda massa. Banyak peserta didik yang mengaitkan soal ini
dengan materi GLB, tidak dengan tinjauan Hukum II Newton. Berdasarkan hasil
wawancara, peserta didik yang mendapatkan skor tinggi mengatakan bahwa lebih
mudah menafsirkan suatu masalah dan menjabarkan nya dengan kalimat jika masalah
tersebut berkaitan dengan pengalaman yang sebelumnya dialami dan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Lain halnya dengan peserta didik yang mendapatkan skor rendah
yang berpendapat bahwa sulit baginya untuk menafsirkan sesuatu yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari sedangkan kurang memahami konsep. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran fisika, peserta didik kurang dilatih kan dengan
soal-soal yang berkaitan dengan penafsiran suatu keadaan berdasarkan gambar atau
video dan lebih di arahkan untuk menjawab dengan satu jawaban pasti dengan
menggunakan rumus dalam penyelesaiannya.
65
Skor
Maks
10,0 9,4
9,0
7,7
8,0 7,3
6,7 6,8 6.8
7,0
6,1 6,0
6,0
5,0
4,1
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
SMAN 1 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8 SMAN 10
5
Asista Asmila dkk, “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Cahaya Siswa Kelas VIII SMP
Xaverius Kota Lubuklinggau”, 2016.
66
diminta untuk memberikan hal lain dalam konteks soal ini yaitu contoh kegiatan selain
yang telah diberikan pada soal. Dalam penyelesaiannya, peserta didik harus mengingat
kembali pengalaman yang pernah dialaminya yang berhubungan dengan konsep gaya
aksi reaksi. Berdasarkan peserta didik yang mendapatkan skor tinggi (maksimal), mudah
baginya memikirkan hal lain yang berkaitan dengan Hukum III Newton karena peserta
didik sering mengaitkan konsep yang di dapat setelah pembelajaran dengan kehidupan
nyata sehari-hari kemudian mengulang pelajaran di rumah. Selain itu, Hukum III
Newton sangat mudah di temukan pada aktivitas sehari-hari. Menurutnya, guru mata
pelajaran pun beberapa kali menugaskan hal terkait materi dengan kehidupan sehari-
hari. Lain halnya dengan peserta didik yang tidak mendapatkan skor maksimal,
menurutnya agak sulit menemukan contoh lain karena selama pembelajaran peserta
didik tidak memahami konsep dan hanya menghafalkan contoh yang telah diberikan
oleh guru. Beberapa guru mata pelajaran membenarkan bahwa dalam pembelajaran
hukum III Newton, peserta didik lebih mudah memahami kemudian menghubungkan
dengan kegiatan sehari-hari. Namun ada beberapa peserta didik yang masih
menggunakan metode hafalan dan kurang antusias dalam belajar sehingga pemikirannya
kurang berkembang terhadap contoh lainnya.
67
Skor
Maks
9,0
8,0
7,0
6,0
5,0
4,0
3,0
1,9
2,0 1,6 1,4
0,6 0,8 0,8
1,0 0.9
0,0 0,0
0,0
SMAN 1 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8 SMAN 10
dibutuhkan agar orang tersebut merasa terbantu dengan adanya bidang miring tersebut.
Dalam penyelesaiannya, sebelum peserta didik memberikan kemungkinan besar sudut
kemiringan dan gaya dorong yang diberikan peserta diminta untuk menganalisis gaya
yang bekerja dengan membuat diagram gaya. Diagram gaya dimaksudkan untuk
memudahkan peserta didik dalam menemukan persamaan yang nantinya digunakan
untuk menghitung sudut kemiringan serta gaya yang harus dikeluarkan oleh orang
tersebut. Hanya sebagian kecil peserta didik yang dapat membuat diagram gaya
kemudian menemukan persamaan dari diagram gaya tersebut. Berdasarkan peserta didik
yang mendapatkan skor tinggi dengan membuat diagram gaya, dapat memudahkan
dalam menemukan persamaan. Setelah mendapatkan persamaan tak banyak
kemungkinan atau solusi yang diberikan sehingga peserta didik tidak mendapatkan skor
maksimal. Selain itu, peserta didik yang mendapatkan skor minimal tidak paham dengan
diagram gaya sehingga tidak dapat menemukan persamaan dan solusi terhadap masalah
yang diberikan. Guru mata pelajaran membenarkan bahwa penekanan pada diagram
gaya dalam menyelesaikan soal memang sesuatu yang sulit diterapkan dalam
pembelajaran. Pemahaman terhadap trigonometri pun belum sepenuhnya mereka
dapatkan, karena materi tersebut belum mereka dapatkan pada pelajaran matematika.
Sehingga hanya sedikit peserta didik yang memahami hal tersebut, itupun kemungkinan
besar hasil dari pengalaman sebelumnya di sekolah menenengah pertama.
69
Skor
Maks
14.9
Skor
Maks
30
6
Diane, Menyelami Perkembangan Manusia, (Jakarta: Salemba Humanika), 2014, h. 227
7
Ibid.
8
Ibid.
9
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. ((Jakarta: PT Indeks)), 2011, h.155
72
Skor
Maks
31
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Keterampilan berpikir kreatif (KBK) peserta didik berdasarkan materi berada pada
kategori cukup. Hasil KBK terendah yaitu pada sub-materi Hukum II Newton
dengan skor rata-rata 0,8 dari skor maksimal 9 dan hasil KBK tertinggi pada sub-
materi Hukum III Newton dengan skor rata-rata 10,9 dari skor maksimal 17.
2. Keterampilan berpikir kreatif (KBK) peserta didik berdasarkan aspek indikator
berada pada kategori rendah. Hasil KBK terendah pada aspek berpikir merinci
(indikator 4) dengan skor rata-rata 0,9 dari skor maksimal 9 dan hasil KBK tertinggi
pada aspek berpikir orisinal (indikator 3) dengan skor rata-rata 6,8 dari skor
maksimal 10.
3. Keterampilan berpikir kreatif (KBK) peserta didik berdasarkan gender tidak terdapat
perbedaan, keterampilan berpikir kreatif peserta didik perempuan lebih tinggi
dengan skor rata-rata 30,5 dari pada peserta didik laki-laki dengan skor 29,8.
4. Keterampilan berpikir kreatif (KBK) peserta didik di wilayah Tangerang Selatan
berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 31 dari skor maksimal 75.
74
75
B. Saran
1. Perlu adanya penerapan beragam metode pembelajaran di sekolah yang dapat
memacu keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
2. Perlu adanya penerapan beragam model pembelajaran di sekolah yang dapat
memacu keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
3. Perlu adanya penerapan beragam instrumen evaluasi pembelajaran di sekolah yang
dapat mengukur keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
4. Perlu peningkatan dalam penerapan pembelajaran konseptual mengaitkan konsep
fisika dengan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari.
5. Perlu dilakukan latihan secara berkala terkait soal-soal analisis untuk melatih
keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
6. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis keterampilan berpikir
kreatif peserta didik di wilayah lain, agar dapat terlihat gambaran keterampilan
berpikir kreatif peserta didik di Indonesia.
7. Bagi peneliti selanjutnya, perlu memperhatikan kembali masalah teknis yang terkait
dengan subjek penelitian.
76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
INSTRUMEN PENELITIAN
Kompetensi Dasar : 3.7 Menganalisis interaksi gaya serta hubungan antar gaya, massa dan gerakan benda pada gerak lurus
Materi Pokok : Hukum Newton
Kelas/Semester : X/Genap
Jenis Tes : Uraian
Jumlah Soal :9
Karpet karet
Panjang: 1 m
Berat: 500 g
Lebar: 1.2 m
Rp10,000,00
Rp125,000,00/m2
81
Nama bahan Spesifikasi dan Harga Alas Kaki Spesifikasi dan Harga
Keramik
Panjang: 40 cm
Lebar: 40 cm Bakiak
Rp54,000,00/ m2
Andi berencana merenovasi kamar mandi yang berukuran 3 m x 2 m dengan estimasi Rp500,000,00. Kombinasi bahan dan alas kaki
apa yang sebaiknya digunakan Andi agar tidak tergelincir? Sertakanlah alasanmu! Jika diketahui koefisien gesek kinetik
( ).
Jawaban
Kombinas Alasan Harga
Batu koral dan sand l karet Kombinasi bahan yang sesuai dengan estimasi Batu Koral
dana yaitu: batu koral dan sandal bakiak; batu Rp55,000,00 x 6 m2 = Rp330,000,00
koral dan sandal karet; keramik dan sandal Sandal karet
karet; keramik dan sandal bakiak. Rp10,000,00
Semua bahan yang terdapat pada tabel dapat Total: Rp340,000
Karpet aret keramik, digunakan untuk mengantisipasi tergelincir Karpet karet
dan sandal karet karena masing-masing bahan tersebut memiliki Rp125,000,00 x 6 m2 = Rp750,000,00
permukaan yang kasar. Koefisien gesek antar Keramik
dua benda bergantung pada tingkat kekasaran Rp54,000,00 x 6 m2 = Rp324,000,00
permukaannya. Semakin kasar akan semakin Sandal karet
besar pula koefisien gesekan kinetisnya. Rp10,000,00
Karena permukaan kasar pada sandal karet Total: Rp1,084,000,00
Batu koral dan sandal lebih luas dari pada permukaan kasar pada Batu Koral
bakiak bakiak maka alas kaki yang lebih tepat Rp55,000,00 x 6 m2 = Rp330,000,00
digunakan yaitu sandal karet. Sandal bakiak
Sedangkan Rp23,000,00
Total: Rp353,000,00
Maka, kombinasi batu koral dan sandal karet
> komb nasi batu koral dengan bakiak.
Karpet karet, keramik, dan Karpet karet
sandal karet Rp125,000,00 x 6 m2 = Rp750,000,00
Keramik
Rp54,000,00 x 6 m2 = Rp324,000,00
Sandal bakiak
Rp23,000,00
Total: Rp1,097,000,00
Keramik dan sandal karet Keramik
Rp54,000,00 x 6 m2 = Rp324,000,00
Sandal karet
Rp10,000,00
Total: Rp334,000,00
Keramik dan sandal bakiak Keramik
Rp54,000,00 x 6 m2 = Rp324,000,00
Sandal bakiak
Rp23,000,00
Total: Rp347,000,00
83
Aspek dan Indikator Keterampilan
Sub Materi Indikator Soal
Berpikir Kreatif
Gaya Keterampilan berpikir lancar (fluency) Disajikan sebuah informasi berupa tabel macam-macam tipe
Memberikan pertimbangan terhadap ban sepeda beserta gambar dan spesifikasi, peserta didik
suatu situasi, yang berbeda dari yang diharapkan dapat mengungkapkan gagasan-gagasannya dalam
diberikan orang lain. menyelesaikan permasalahan yang timbul.
Soal nomor 2
David akan mengikuti lomba sepeda cross country dengan lintasan sepanjang 8 km. Lintasan yang ditempuh berupa tanah berlumpur
sepanjang 4 km dan sisanya lintasan beraspal. Kecepatan rata-rata atlet saat di lintasan beraspal sebesar 48 km/jam serta di lintasan
tanah berlumpur 36 km/jam. Panitia mewajibkan peserta menggunakan ban tipe Maxxis Larsen TT saat start dan peserta
diperbolehkan mengganti ban di tengah perlombaan. Erik, teknisi kepercayaan David menyarankan untuk tidak mengganti ban.
Apabila kamu menjadi David, kemukakan beberapa strategi yang dapat kamu lakukan agar memenangkan lomba tersebut?
Kemukakanlah alasannya!
Tabel 1. Spesifikasi Type Ban
Type ban Type ban
Spesifikasi Spesifikasi Type ban sepeda Spesifikasi
sepeda sepeda
Maxxis Larsen - Lebar: 1.9 inci Maxxis Xenith - Lebar: 1.5 inci Veetireco XCV 26 - Lebar: 2.10 inci
TT - Diameter: 26 inci - Diameter: 26 inci - Diameter: 26 inci
- Type track: off road - Type track: road - Type track: off
dan semi on road silk road dan semi on
- Kecepatan pada - Kecepatan pada road
lintasan tanah lintasan tanah - Kecepatan pada
berlumpur: Tinggi berlumpur: Rendah lintasan tanah
- Kecepatan pada - Kecepatan pada berlumpur:
lintasan beraspal: lintasan beraspal: Sedang
Sedang Tinggi - Kecepatan pada
lintasan beraspal:
Sedang
Maxxis Ardent - Lebar: 2.25 inci Kenda Small - Lebar: 2.10 inci United Oshaka - Lebar: 1.5 inci
- Diameter: 26 inci Block - Diameter: 26 inci - Diameter: 26 inci
- Type track: off - Type track: off - Type track: road
road dan semi on road dan semi on silk
road road - Kecepatan pada
- Kecepatan pada - Kecepatan pada lintasan tanah
lintasan tanah lintasan tanah berlumpur:
berlumpur: Tinggi berlumpur: Sedang Rendah
- Kecepatan pada - Kecepatan pada - Kecepatan pada
lintasan beraspal: lintasan beraspal: lintasan beraspal:
Sedang Sedang Sedang
85
Jawaban
Hal yang dilakukan Atlet Jenis ban yang dipilih Alasan
Mengganti ban di tengah Maxxis Larsen TT (pada saat start) Lintasan yang ditempuh oleh Atlet yaitu 4 km
perlombaan Maxxis Larsen TT lintasan tanah berlumpur lintasan yang ditempuh berupa track tanah
Maxxis Xenith untuk lintasan beraspal berlumpur serta lintasan sisanya beraspal.
Maxxis Larsen TT (pada saat start) Untuk mencari rata-rata waktu yang dibutuhkan
Maxxis Larsen TT untuk lintasan tanah dan Atlet selama perlombaan dapat digunakan
berlumpur rumus berikut:
United Oshaka untuk lintasan beraspal Atau
Maxxis Larsen TT (pada saat start) - Waktu yang dibutuhkan Atlet untuk
Veetireco XCV 26 untuk lintasan tanah dan menempuh lintasan tanah dan berlumpur
berlumpur adalah 0.11 jam = 6.6 menit.
Maxxis Xenith untuk lintasan beraspal - Waktu yang dibutuhkan Atlet untuk
Maxxis Larsen TT (pada saat start) menempuh lintasan beraspal adalah 0.08 jam
Veetireco XCV 26 untuk lintasan tanah dan = 4.8 menit.
berlumpur - Rata-rata jumlah waktu yang dibutuhkan
United Oshaka untuk lintasan beraspal Atlet dalam perlombaan yaitu 10.4 menit.
- Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
Maxxis Larsen TT (pada saat start)
mengganti ban sepeda yaitu 30 menit.
Maxxis Ardent untuk lintasan tanah dan
berlumpur
Jika Atlet tersebut menggunakan ban yang
Maxxis Xenith untuk lintasan beraspal
berbeda di setiap lintasan maka Atlet tersebut
Maxxis Larsen TT (pada saat start)
akan kehilangan banyak waktu namun ia dapat
Maxxis Ardent untuk lintasan tanah dan mengurangi terjadinya slip pada ban sepeda
berlumpur karena ban yang digunakan sudah sesuai
United Oshaka untuk lintasan beraspal dengan masing-masing lintasan (gaya gesek
Maxxis Larsen TT (pada saat start)
Kenda Small Block untuk lintasan tanah yang ditimbulkan sesuai masing-masing
dan berlumpur lintasan). Pada lintasan tanah berlumpur
Maxxis Xenith untuk lintasan beraspal (permukaan licin) digunakan ban yang memiliki
Maxxis Larsen TT (pada saat start) kembang (permukaan kasar) sehingga terjadi
Kenda Small Block untuk lintasan tanah gaya gesekan yang lebih besar antar ban dengan
dan berlumpur lintasan. Pada lintasan beraspal (permukaan
United Oshaka untuk lintasan beraspal kasar), dapat digunakan ban yang tidak
Tetap menggunakan ban Maxxis Larsen TT memiliki kembang (permukaan licin) sehingga
yang digunakan pada saat gaya gesek yang ditimbulkan tidak terlalu besar
start agar sepeda mudah dikayuh.
87
Aspek dan Indikator
Sub Materi Indikator Soal
Keterampilan Berpikir Kreatif
Hukum I Keterampilan berpikir luwes Disajikan sebuah informasi berupa gambar keadaan handle (pegangan)
Newton (flexibility) sebuah bus yang sedang digunakan oleh salah seorang penumpang. Peserta
Memberikan macam-macam didik diharapkan dapat memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi)
penafsiran (interpretasi) pada saat bus diam, akan mulai berjalan, mulai berjalan, dan berhenti secara
terhadap suatu gambar, cerita tiba-tiba (mengerem).
atau masalah.
Soal nomor 3
Perhatikanlah gambar berikut!
Tuliskanlah beberapa kemungkinan yang dapat terjadi pada penumpang yang sedang berpegangan, mulai dari bus melaju sampai bus
berhenti di halte! Kemukakanlah alasannya!
Jawaban
Kemungkinan yang terjadi pada penumpang
Keadaan Bus Alasan
yang sedang menggunakan handle
1. Diam Penumpang akan tetap memegang handle yang Pada saat tidak ada gaya luar yang
menggantung dengan keadaan diam (tidak mempengaruhi suatu benda maka
bergerak) benda tersebut akan tetap diam.
2. Akan bergerak Penumpang akan bergerak ke arah belakang ∑
kemudian kembali ke posisi semula
Pada saat bus akan mulai bergerak,
3. Mulai bergerak Penumpang akan bergerak ke arah belakang
kemudian ke arah depan bergerak dengan kecepatan konstan,
bergerak dipercepat, bergerak
4. Bergerak dengan kecepatan Penumpang akan memegang handle sama dengan
diperlambat, mengerem mendadak,
konstan posisi awal bus
tubuh penumpang akan mengalami
5. Bergerak dipercepat (tiba-tiba Penumpang akan bergerak ke arah belakang
inersia namun dengan arah gerakan
menaikkan kecepatan) kemudian kembali ke posisi awal
tubuh yang berbeda-beda. Hal tersebut
6. Bergerak diperlambat (tiba- Penumpang akan bergerak ke arah depan kemudian
dikarenakan tu uh penumpang akan
tiba menurunkan kecepatan) kembali ke posisi semula
mempertahankan kondisi semula. Baik
7. Mengerem mendadak Penumpang akan bergerak ke arah depan kemudian
yang semula diam ataupun bergerak.
ke arah belakang
89
Aspek dan Indikator Keterampilan
Sub Materi Indikator Soal
Berpikir Kreatif
Hukum I Newton Keterampilan berpikir orisinal Disajikan sebuah cerita yang berkaitan dengan hukum I Newton.
(originality) Peserta didik diharapkan mampu menyebutkan contoh dari hukum I
Memikirkan masalah-masalah atau Newton selain yang sudah tertera pada soal.
hal-hal yang tidak pernah terpikirkan
oleh orang lain.
Soal nomor 4
Sandi adalah peserta didik kelas X di SMA Unggulan. Salah satu mata pelajaran yang sedang dipelajari Sandi adalah Fisika
dengan materi hukum Newton tentang gerak. Sandi diminta untuk menyebutkan contoh penerapan hukum I Newton selain yang
sudah disebutkan guru Fisika di kelas. Kedua contoh tersebut diantaranya:
1. percobaan pada koin yang diletakkan di atas kertas dan kertas tersebut ditarik secara cepat, maka koin tidak akan ikut
bergerak dengan kertas tersebut;
2. saat sepeda yang sedang melaju tiba-tiba direm mendadak, maka tubuh kita akan terdorong ke depan.
Tuliskanlah maksimal lima contoh lainnya yang termasuk ke dalam penerapan Hukum I Newton yang dapat membantu Sandi dalam
menjawab pertanyaan guru!
Jawaban
Contoh Penerapan
1. Buku yang berada di atas meja.
2. Bola sepak yang diam atau yang bergerak dengan kecepatan tetap.
3. Bola Basket yang sedang di dribbling.
4. Lift diam atau bergerak dengan kecepatan tetap.
5. Roket yang berada di luar angkasa.
Aspek dan Indikator Keterampilan
Sub Materi Indikator Soal
Berpikir Kreatif
Hukum II Newton Keterampilan berpikir lancar (fluency)Disajikan sebuah gambar beserta spesifikasi yang
menunjukkan sebuah truk pengangkut pasir yang sedang
Mempunyai banyak gagasan mengenai berjalan dengan kecepatan tertentu yang kemudian ada
suatu masalah. bagian bak dari truk tersebut yang berlubang. Peserta didik
diharapkan mampu memberikan banyak gagasan terhadap
masalah tersebut.
Soal nomor 5
Spesifikasi Truk
- Tinggi keseluruhan: 2.5 m
- Lebar keseluruhan: 6.035 m
- Volume beban maksimal: 8 m3
Tabel kecepatan truk berdasarkan volume beban
5 m3 25 km/jam
4 m3 30 km/jam
3 m3 35 km/jam
Sebuah truk mengangkut pasir sebanyak 5 m3 untuk pembangunan jalan tol dengan jarak tempuh 47 km. Supir truk akan
mendapatkan upah jika berhasil mengantarkan pasir minimal ¾ bagian dari volume awal dengan waktu tempuh maksimal 2 jam.
Setelah berjalan sejauh 5 km, supir tersebut baru menyadari terdapat lubang di bagian bak yang menghilangkan pasir sebanyak 0.1
m3/km. Sebutkanlah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh supir agar mendapatkan upah sesuai perjanjian! Kemukakanlah alasan
91
Anda!
Jawaban
Yang harus dilakukan Alasan
Supir
Menutup lubang pada truk Jarak dari tempat supir berada ke kota yaitu 47 km, sedangkan waktu yang dimiliki supir untuk sampai ke kota
saat menyadari bahwa di yaitu 2 jam. Saat bak truk mengalami kebocoran, massa muatan berubah yang berarti percepatan truk pun berubah
truk tersebut terdapat (Hukum II Newton)
lubang (pada km ke-5).
∑
Tetap melanjutkan
perjalanan kemudian
berhenti pada kilometer Agar supir mendapatkan upah sesuai perjanjian, maka supir harus sampai tepat waktu dan membawa ¾ bagian
ke-6 untuk menutup pasir dari volume awal yaitu:
lubang.
Tetap melanjutkan
perjalanan kemudian
Mula-mula, truk tersebut berjalan dengan kecepatan 25 km dengan volume beban 5 m3. Kemudian setelah 5 km
berhenti pada kilometer
berjalan, supir baru menyadari bahwa bak truk mengalami kebocoran sebanyak 0.1 m3/km. berarti pasir yang sudah
ke-7 untuk menutup
terbuang sebanyak 0.5 m3.
lubang.
Solusi:
Tetap melanjutkan
perjalanan kemudian 1. Pada saat kilometer ke-5, pasir yang terbuang sudah 0.5 m3. Jadi, pasir yang tersisa saat ini yaitu 5 m3 – 0.5 m3
berhenti pada kilometer = 4.5 m3. Setelah itu, supir akan berjalan kembali dengan kecepatan 25 km/jam.
ke-8 untuk menutup Awal perjalan
lubang.
Tetap melanjutkan
perjalanan kemudian Melanjutkan perjalanan
berhenti pada kilometer
ke-9 untuk menutup ( )
lubang.
Tetap melanjutkan Total waktu yang ditempuh supir: 1.88 Jam
perjalanan kemudian
berhenti pada kilometer 2. Pada saat kilometer ke-6, pasir yang terbuang sudah 0.6 m3. Jadi, pasir yang tersisa saat ini yaitu 5 m3 – 0.6 m3
ke-10 untuk menutup = 4.4 m3. Setelah itu, supir akan berjalan kembali dengan kecepatan 25 km/jam.
lubang.
Awal perjalan
Tetap melanjutkan
perjalanan kemudian
berhenti pada kilometer
ke-11 untuk menutup
Melanjutkan perjalanan
lubang.
( )
3. Pada saat kilometer ke-7, pasir yang terbuang sudah 0.7 m3. Jadi, pasir yang tersisa saat ini yaitu 5 m3 – 0.7 m3
= 4.3 m3. Setelah itu, supir akan berjalan kembali dengan kecepatan 25 km/jam.
Awal perjalan
Melanjutkan perjalanan
( )
4. Pada saat kilometer ke 8, pasir yang terbuang sudah 0.8 m3. Jadi, pasir yang tersisa saat ini yaitu 5 m3 – 0.8 m3
= 4.2 m3. Setelah itu, supir akan berjalan kembali dengan kecepatan 25 km/jam.
Awal perjalan
93
Melanjutkan perjalanan
( )
5. Pada saat kilometer ke 9, pasir yang terbuang sudah 0.9 m3. Jadi, pasir yang tersisa saat ini yaitu 5 m3 – 0.9 m3
= 4.1 m3. Setelah itu, supir akan berjalan kembali dengan kecepatan 25 km/jam.
Awal perjalan
Melanjutkan perjalanan
( )
Melanjutkan perjalanan
( )
Awal perjalan
Melanjutkan perjalanan
( )
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit pasir ng diangkut oleh truk maka akan
semakin besar kecepatan truk tersebut sehingga semakin besar pula percepatannya.
95
Aspek dan Indikator
Sub Materi Indikator Soal
Keterampilan Berpikir Kreatif
Hukum II Keterampilan berpikir luwes Disajikan sebuah gambar yang menunjukkan dua orang anak yang sedang
Newton (flexibility) bersepeda dengan gaya yang sama namun dengan massa yang berbeda.
Peserta didik diharapkan mampu memberikan macam-macam penafsiran
Memberikan macam-macam (interpretasi) terhadap suatu cerita mengenai percepatan kedua anak
penafsiran (interpretasi) tersebut pada berbagai lintasan.
terhadap suatu gambar, cerita,
atau masalah.
Soal nomor 6
Randi dan Rindu sedang menaiki sepeda dengan gaya yang sama di lintasan berikut:
Tabel 2. Lintasan yang dilalui kedua anak
Lintasan berliku
Lintasan Lurus
Lintasan Menurun
Lintasan Menanjak
Bagaimana penafsiran Anda terhadap percepatan kedua orang tersebut jika melintasi tiap jalan yang tertera di atas? Kemukakanlah
pendapat Anda sebanyak-banyaknya!
97
Jawaban
Lintasan lurus Rindu Rindu memiliki percepatan yang paling besar dibandingkan
Randi di semua lintasan, karena Rindu memiliki massa yang
Lintasan berliku Rindu lebih kecil dibandingkan Randi. Sesuai dengan teori yang
Lintasan menanjak Rindu menyatakan bahwa, percepatan sebuah benda berbanding
lurus dengan gaya yang bekerja padanya dan berbanding
Lintasan menurun Rindu terbalik dengan massanya. Bentuk persamaannya dapat
dituliskan sebagai berikut:
Hukum II Keterampilan berpikir merinci Disajikan sebuah gambar yang menunjukkan seorang supir angkut barang
Newton (Elaboration) sedang memindahkan box berisi lemari pendingin ke dalam mobil. Peserta
didik diharapkan dapat memecahkan masalah dengan melakukan langkah-
Mencari arti yang lebih langkah yang terperinci.
mendalam terhadap jawaban
atau pemecahan masalah
dengan melakukan langkah-
langkah yang terperinci.
Soal nomor 7
Perhatikanlah gambar berikut!
Kasmin sedang memindahkan sebuah box berisi lemari pendingin ke dalam mobil menggunakan bidang miring. Bagaimana analisis
dari gambar di atas mengenai gaya yang bekerja, besarnya sudut kemiringan papan, dan gaya yang diberikan Kasmin agar tidak
99
merasa lelah saat memindahkan benda tersebut ke dalam mobil? Kemukakanlah pendapat Anda!
Catatan:
a. Besarnya gaya gesek antar box dengan bidang miring yaitu 10 N
b. Besarnya massa box 10 kg
c. Sudut kemiringan yang memungkinkan digunakan oleh supir yaitu sudut 300, 450, dan 600.
d. Besar gaya yang diberikan supir antara 70N – 100N
Jawaban
Agar peti tidak mundur, maka gaya yang diberikan supir pengangkut harus lebih besar daripada gaya gesek dan gaya berat yang
bekerja harus bernilai positif dan tidak 0.
Untuk menghitung besar sudut serta gaya supir pengangkut, maka dapat menggunakan perhitungan sebagai berikut:
∑ ( )
Aspek dan Indikator
Sub Materi Indikator Soal
Keterampilan Berpikir Kreatif
Hukum III Keterampilan berpikir original Disajikan sebuah informasi berupa gambar yang menunjukkan berbagai hal
Newton (originality) yang berkaitan dengan Hukum III Newton. Peserta didik diharapkan
Memikirkan masalah-masalah mampu memikirkan hal selain yang telah disajikan, kemudian menuliskan
atau hal-hal yang tidak pernah hal tersebut.
terpikirkan oleh orang lain.
Soal nomor 8
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 2
Gambar 1
Gambar 3
Gambar 4
Tuliskanlah aktivitas dan benda yang menerapkan hukum III Newton selain yang telah tertera pada gambar di atas! (minimal
sepuluh)
101
Jawaban
Tuliskan pada kolom di bawah ini, hal yang berkaitan tentang hukum III Newton selain yang tertera pada gambar di atas!
1. Pada saat orang menggunakan sepatu roda kemudian orang tersebut mendorong tembok.
2. Ketika kaki pelari menolak papan start ke belakang.
3. Perenang yang menggunakan kaki dan tangannya untuk mendorong air ke belakang.
4. Ketika kita berjalan di atas tanah kemudian kaki kita mendorong tanah ke belakang.
5. Ketika mobil berjalan, ban mobil berputar ke arah belakang.
6. Ikan yang menggunakan sirip untuk mendorong air ke belakang.
7. Burung terbang dengan menggunakan sayapnya.
8. Ketika meniup balon kemudian dilepaskan.
9. Mendorong mobil yang mogok.
10. Ketika menendang bola.
Aspek dan Indikator
Sub Materi Indikator Soal
Keterampilan Berpikir Kreatif
Hukum III Keterampilan berpikir merinci Disajikan sebuah informasi berupa beberapa gambar yang menunjukkan
Newton (Elaboration) aktivitas sehari-hari. Peserta didik diharapkan dapat menjabarkan arah gaya
- Menambahkan garis-garis, aksi reaksi dengan petunjuk berupa garis panah sesuai dengan ketentuan
warna-warna, dan detail- dalam Hukum III Newton.
detail (bagian-bagian)
terhadap gambarnya sendiri
atau gambar orang lain.
Soal nomor 9
Perhatikanlah gambar di bawah ini!
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Buatlah arah gaya aksi/reaksi gambar di atas dengan penjelasannya, kemudian gambarlah dua contoh lain serta penjelasannya yang
menyatakan bahwa kegiatan dan benda tersebut merupakan penerapan hukum III Newton!
103
Jawaban
Aksi: gas yang mendorong roket naik Aksi: kaki mendorong tubuh
ke atas Reaksi: skate board berjalan ke depan
Reaksi: roket akan terdorong ke atas
105
Deskripsi jawaban peserta didik Skor
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 8 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 11
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 7 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 10
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 6 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 9
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 5 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 8
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 4 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 7
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 3 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 6
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 2 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 5
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 1 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 4
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan 0 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 3
Peserta didik dapat menjawab 1 kemungkinan dengan 0 kombinasi ban serta memberikan alasan tepat 2
Peserta didik dapat menjawab 1 kemungkinan dengan 0 kombinasi ban serta memberikan alasan tidak tepat 1
Peserta didik tidak dapat menjawab semua kemungkinan dan memberikan alasan tepat 0
Alasan tepat:
Lintasan yang ditempuh oleh Atlet yaitu 4 km lintasan yang ditempuh berupa track tanah berlumpur serta lintasan
Soal 2
sisanya beraspal.
Untuk mencari rata-rata waktu yang dibutuhkan Atlet selama perlombaan dapat digunakan rumus berikut:
Atau
- Waktu yang dibutuhkan Atlet untuk menempuh lintasan tanah dan berlumpur adalah 0.11 jam = 6.6 menit.
- Waktu yang dibutuhkan Atlet untuk menempuh lintasan beraspal adalah 0.08 jam = 4.8 menit.
- Rata-rata jumlah waktu yang dibutuhkan Atlet dalam perlombaan yaitu 10.4 menit.
- Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengganti ban sepeda yaitu 30 menit.
Jika Atlet tersebut menggunakan ban yang berbeda di setiap lintasan maka Atlet tersebut akan kehilangan banyak
waktu namun ia dapat mengurangi terjadinya slip pada ban sepeda karena ban yang digunakan sesuai dengan masing-
masing lintasan (gaya gesek yang ditimbulkan sesuai masing-masing lintasan). Pada lintasan tanah berlumpur
(permukaan licin) digunakan ban yang memiliki kembang (permukaan kasar) sehingga terjadi gaya gesekan yang
lebih besar antar ban dengan lintasan. Pada lintasan beraspal (permukaan kasar), dapat digunakan ban yang tidak
memiliki kembang (permukaan licin) sehingga gaya gesek yang ditimbulkan tidak terlalu besar agar sepeda mudah
dikayuh.
Deskripsi jawaban peserta didik Skor
Peserta didik dapat menjawab 7 kemungkinan dengan alasan yang tepat 8
Peserta didik dapat menjawab 7 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 7
Peserta didik dapat menjawab 6 kemungkinan dengan alasan yang tepat 7
Peserta didik dapat menjawab 6 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 6
Peserta didik dapat menjawab 5 kemungkinan dengan alasan yang tepat 6
Peserta didik dapat menjawab 5 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 5
Peserta didik dapat menjawab 4 kemungkinan dengan alasan yang tepat 5
Peserta didik dapat menjawab 4 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 4
Peserta didik dapat menjawab 3 kemungkinan dengan alasan yang tepat 4
Peserta didik dapat menjawab 3 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 3
Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan alasan yang tepat 3
Soal 3 Peserta didik dapat menjawab 2 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 2
Peserta didik dapat menjawab 1 kemungkinan dengan alasan yang tepat 2
Peserta didik dapat menjawab 1 kemungkinan dengan alasan yang tidak tepat 1
Peserta didik tidak menjawab satupun kemungkinan 0
Alasan tepat:
Saat tidak ada gaya luar yang mempengaruhi suatu benda maka benda tersebut akan tetap diam.
∑
Ketika bus akan mulai bergerak, bergerak dengan kecepatan konstan, bergerak dipercepat, bergerak
diperlambat, mengerem mendadak, tubuh penumpang akan mengalami inersia namun dengan arah
gerakan tubuh yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan tubuh penumpang akan mempertahankan
kondisi semula. Baik yang semula diam ataupun bergerak.
107
Deskripsi jawaban peserta didik Skor
Peserta didik dapat menjawab 5 contoh penerapan 5
Peserta didik dapat menjawab 4 contoh penerapan 4
Soal 4 Peserta didik dapat menjawab 3 contoh penerapan 3
Peserta didik dapat menjawab 2 contoh penerapan 2
Peserta didik dapat menjawab 1 contoh penerapan 1
Peserta didik tidak menjawab satupun contoh penerapan 0
109
Deskripsi jawaban peserta didik Skor
Peserta didik dapat menjawab 4 penafsiran dengan alasan tepat 5
Peserta didik dapat menjawab 4 penafsiran dengan alasan tidak tepat 4
Peserta didik dapat menjawab 3 penafsiran dengan alasan dengan tepat 4
Peserta didik dapat menjawab 3 penafsiran dengan alasan tidak tepat 3
Peserta didik dapat menjawab 2 penafsiran dengan alasan dengan tepat 3
Peserta didik dapat menjawab 2 penafsiran si dengan alasan tidak tepat 2
Peserta didik dapat menjawab 1 penafsiran dengan alasan dengan tepat 2
Peserta didik dapat menjawab 1 penafsiran dengan alasan tidak tepat 1
Peserta didik tidak dapat menjawab satupun penafsiran dengan alasan tepat 1
Peserta didik tidak dapat menjawab satupun penafsiran dengan alasan tidak tepat 0
Jawaban tepat:
Soal 6
Rindu memiliki percepatan yang paling besar dibandingkan Randi di semua lintasan,
karena Rindu memiliki massa yang lebih kecil dibandingkan Randi. Sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa, percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya
yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Bentuk
persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
Pada saat kedua anak melewati jalan yang menurun ataupun menanjak tidak terjadi gerak
arah vertikal maka percepatan benda arah vertikal bernilai 0, sehingga Rindu yang akan
memiliki percepatan lebih besar dibandingkan Randi.
Deskripsi jawaban peserta didik
Menggambarkan diagram beserta Menemukan Skor
Menentukan gaya supir serta sudut kemiringan
uraian gaya Persamaan
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 7 besar gaya yang 9
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 6 besar gaya yang 8
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 5 besar gaya yang 7
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 4 besar gaya yang 6
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 3 besar gaya yang 5
Soal 7
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 2 besar gaya yang 4
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 1 besar gaya yang 3
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat menentukan 0 besar gaya yang 2
diagram beserta uraian gaya menemukan persamaan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
Peserta didik dapat menggambarkan Peserta didik tidak Peserta didik dapat menentukan 0 besar gaya yang 1
diagram beserta uraian gaya dapat menemukan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
persamaan
Peserta didik tidak dapat Peserta didik tidak Peserta didik dapat menentukan 0 besar gaya yang 0
menggambarkan diagram beserta dapat menemukan harus diberikan supir serta sudut kemiringan yang tepat
uraian gaya persamaan
111
Deskripsi jawaban peserta didik Skor
Peserta didik dapat menjawab 10 contoh 10
Peserta didik dapat menjawab 9 contoh 9
Peserta didik dapat menjawab 8 contoh 8
Peserta didik dapat menjawab 7 contoh 7
Peserta didik dapat menjawab 6 contoh 6
Soal 8
Peserta didik dapat menjawab 5 contoh 5
Peserta didik dapat menjawab 4 contoh 4
Peserta didik dapat menjawab 3 contoh 3
Peserta didik dapat menjawab 2 contoh 2
Peserta didik dapat menjawab 1 contoh 1
Peserta didik tidak dapat menjawab 0
Deskripsi jawaban peserta didik
Poin
Jumlah Petunjuk Narasi
Peserta didik dapat memberi 2 petunjuk dengan benar Peserta didik dapat memberi 2 narasi dengan benar 4
Peserta didik dapat memberi 2 petunjuk dengan benar Peserta didik dapat memberi 1 narasi dengan benar 3
Peserta didik dapat memberi 1 petunjuk dengan benar Peserta didik dapat memberi 2 narasi dengan benar 3
Peserta didik dapat memberi 1 petunjuk dengan benar Peserta didik dapat memberi 1 narasi dengan benar 2
Peserta didik tidak dapat memberi petunjuk dengan benar Peserta didik dapat memberi 2 narasi dengan benar 2
Soal 9
Peserta didik tidak dapat memberi petunjuk dengan benar Peserta didik dapat memberi 1 narasi dengan benar 1
Peserta didik tidak dapat memberi petunjuk dengan benar Peserta didik tidak dapat memberi narasi dengan
0
benar
Keterangan:
a. Setiap gambar yang dikerjakan, mengacu dengan rubrik penskoran di atas.
b. Skor yang diperoleh untuk soal ini bergantung jumlah poin yang didapat dari masing-masing gambar beserta
penjelasannya.
113
Lampiran A. 4 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Sangat
Kategori
Sesuai
115
c. Analisis Validasi Ahli Bahasa
Skor 8
1. Perhatikan tabel di bawah ini!
Spesifikasi Spesifikasi
Nama bahan Alas Kaki
dan Harga dan Harga 3. Perhatikan gambar truk di bawah ini beserta spesifikasinya!
Karpet karet Sandal karet Spesifikasi Truk
Panjang: 1 m
Lebar: 1.2 m Berat: 500g - Tinggi keseluruhan: 2.5 m
Rp. 125.000,- Rp. 10.000,- - Lebar keseluruhan: 6.035 m
/m2 - Volume beban maksimal: 8 m3
Keramik Sandal bakiak Tabel kecepatan truk berdasarkan
Panjang: 40 volume beban
cm Volume Kecepatan
Lebar: 40 cm muatan maksimum
Rp. 54.000,-/ 5 m3 25 km/jam
m2
4 m3 30 km/jam
Batu koral Berat: 700g 3 m3 35 km/jam
Panjang: 40 Rp. 23.000,-
cm Sebuah truk mengangkut pasir sebanyak 5 m3 untuk pembangunan jalan tol
Lebar: 40 cm dengan jarak tempuh 47 km. Supir truk akan mendapatkan upah jika berhasil
Rp. 55.000,-/ mengantarkan pasir minimal ¾ bagian dari volume awal dengan waktu tempuh
m2 maksimal 2 jam. Setelah berjalan sejauh 5 km, supir tersebut baru menyadari
terdapat lubang di bagian bak yang menghilangkan pasir sebanyak 0.1 m3/km.
Andi berencana merenovasi kamar mandi yang berukuran 3 m x 2 m dengan Sebutkan beberapa cara yang dapat dilakukan oleh supir agar mendapatkan upah
estimasi biaya Rp500,000. Kombinasi bahan dan alas kaki apa yang sesuai perjanjian Kemukakan alasanmu! Skor 14
sebaiknya digunakan Andi agar tidak tergelincir? Sertakan alasanmu! Jika
diketahui koefisien gesek kinetik ( )
Skor 5
117
4. Perhatikan gambar berikut! 5. Perhatikan gambar berikut!
Gambar 1 Gambar 2
Lintasan Menanjak Lintasan Menurun
Bagaimana penafsiranmu terhadap percepatan dua orang tersebut pada masing-
masing lintasan di atas? Kemukakan pendapatmu sebanyak-banyaknya!!
Skor 5 Gambar 3 Gambar 4
Tuliskan aktivitas dan benda lain yang menerapkan hukum III Newton
sebanyak mungkin selain yang telah tertera pada gambar di atas!
Skor 10
7. Perhatikan gambar-gambar berikut!
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Gembar lah 2 contoh lain beserta uraian gambar di atas mengenai arah gaya
aksi/reaksi yang menjelaskan bahwa kegiatan dan benda di atas merupakan
penerapan hukum III Newton!
Skor 24
119
Lampiran A. 6 Instrumen Nontes
a. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika saat awal memasuki kelas. Kemudian guru
pelajaran fisika memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Sembari guru
memperkenalkan peneliti, guru bertanya terkait kehadiran peserta didik. Terdapat 32 peserta
didik yang hadir pada saat tes berlangsung. Setelah seluruh kelengkapan tes disiapkan, guru
pelajaran meninggalkan kelas dan peneliti memulai dengan senyum, sapa, salam kepada
peserta didik. Sebelum tes dimulai peneliti mendistribusikan soal dan lembar jawaban kepada
seluruh peserta didik. Peneliti menyampaikan tujuan dilaksanakannya tes, waktu yang
digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar jawaban tes. Ada salah satu peserta didik
yang bertanya lebih lanjut tentang cara pengisian lembar jawaban. Setelah tidak ada lagi yang
bertanya terkait cara pengisian lembar jawaban, peserta didik memulai tes pada pukul 07.25
WIB. Pada menit ke 40, ada salah satu peserta didik yang bertanya tentang cara pengisian
soal nomor lima, “apa yang dimaksud dengan menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada
benda?”, kemudian peserta didik lainnya bertanya “bagaimana cara membuat diagram gaya”.
Pada menit ke 70 seluruh peserta didik diminta untuk mengakhiri tes dan meletakkan lembar
jawaban beserta soal tes di meja masing-masing. Kemudian peneliti mengumpulkan hasil tes
seluruh peserta didik.
Tanggapan
Kondisi peserta didik dari awal hingga akhir tes dapat dikategorikan tertib. Walaupun ada
beberapa peserta didik yang kurang antusias dalam menjawab tes, namun peserta didik masih
dalam kondisi tertib. Tes dilaksanakan pada pagi hari, namun ada beberapa peserta didik
yang terlihat menguap dan mengantuk. Hal tersebut dikarenakan hanya terdapat dua kipas
heksos di dalam ruangan, sehingga peserta didik di dalam kelas masih merasa kurang
mendapat udara segar. Keadaan kelas yang kurang luas juga membuat antar barisan peserta
didik terlalu dekat sehingga membuat kelas sedikit tidak nyaman.
121
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika saat awal memasuki kelas. Guru
pelajaran fisika memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Sembari guru
memperkenalkan peneliti, guru bertanya terkait kehadiran peserta didik. Terdapat 33
peserta didik yang hadir pada saat tes berlangsung. Setelah seluruh kelengkapan tes
disiapkan, guru pelajaran meninggalkan kelas dan peneliti memulai dengan senyum,
sapa, salam kepada peserta didik. Sebelum tes dimulai peneliti mendistribusikan soal
dan lembar jawaban kepada seluruh peserta didik. Peneliti menyampaikan tujuan
dilaksanakannya tes, waktu yang digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar
jawaban tes. Ada salah satu peserta didik yang bertanya lebih lanjut tentang cara
pengisian lembar jawaban. Setelah tidak ada lagi yang bertanya terkait cara pengisian
lembar jawaban, peserta didik memulai tes pada pukul 10.15 WIB. Pada menit awal,
ada salah satu peserta didik yang bertanya, “Pada setiap soal apakah diperbolehkan
jika tidak melengkapi semua jawaban sesuai kolom yang disediakan?”, kemudian
peserta didik lainnya bertanya “apa yang dimaksud dengan menganalisis gaya-gaya
yang bekerja pada bidang?”. Nampak beberapa peserta didik mengipas-ngipas dengan
buku pada menit akhir tes. Pada menit ke 70 sejak tes di mulai seluruh peserta didik
diminta untuk mengakhiri tes dan meletakkan lembar jawaban beserta soal tes di meja
masing-masing. Kemudian peneliti mengumpulkan hasil tes seluruh peserta didik.
Tanggapan
Sejak awal dimulai tes, ada beberapa peserta didik yang terlihat tidak antusias dengan
tes yang diberikan. Terlihat tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes dan
sesekali bercanda dengan teman satu mejanya. Diakhir tes, terlihat peserta didik
mulai tidak nyaman dan mengipas-ngipas karena kondisi kelas yang kurang luas
sehingga jarak antar barisan sangat kurang. Jarak antara barisan awal dengan papan
terlalu sempit. Di dalam kelas terdapat pendingin ruangan, namun kurang membantu
untuk mendinginkan. Sirkulasi udara yang kurang baik dikarenakan ventilasi udara
tidak terbuka. Namun pencahayaan di ruangan cukup baik.
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika, saat awal memasuki kelas. Kemudian
memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Terdapat 35 peserta didik yang hadir
pada saat tes berlangsung. Setelah seluruh kelengkapan tes disiapkan, guru pelajaran
meninggalkan kelas dan peneliti memulai dengan senyum, sapa, salam kepada peserta
didik. Sembari guru memperkenalkan peneliti, peneliti mempersiapkan kelengkapan
tes. Setelah seluruh kelengkapan tes disiapkan, peneliti memulai dengan senyum,
sapa dan salam. Kemudian, peneliti menyampaikan tujuan dilaksanakannya tes,
waktu yang digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar jawaban tes. Setelah
seluruh peserta didik paham dengan cara pengisian lembar jawaban, peserta memulai
tes pada pukul 06.40 WIB. Pada saat menit ke 30, terlihat beberapa peserta didik yang
bercanda dengan teman di sebelahnya. Kemudian ada peserta didik yang bertanya
tentang cara pengisian soal nomor 5. Peserta didik tersebut bertanya, “apa yang
dimaksud dengan menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada benda?”, kemudian
peserta didik lainnya bertanya “bagaimana cara membuat diagram gaya”. Pada menit
ke 70 seluruh peserta didik diminta untuk menyelesaikan tes dan meletakkan hasil tes
di meja masing-masing. Kemudian peneliti mengumpulkan hasil tes seluruh peserta
didik.
Tanggapan
Kondisi peserta didik dari awal hingga akhir tes dapat dikategorikan tertib. Walaupun
ada beberapa peserta didik yang kurang antusias dalam menjawab tes, namun peserta
didik masih dalam kondisi tertib. Meskipun terdapat dua kipas heksos di dalam
ruangan, tetapi peserta didik di dalam kelas masih merasa kurang mendapat udara
segar. Keadaan kelas yang kurang luas juga membuat antar barisan peserta didik
terlalu dekat sehingga membuat kelas sedikit tidak nyaman.
123
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika, saat awal memasuki kelas. Kemudian
memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Sembari guru memperkenalkan
peneliti, peneliti mempersiapkan kelengkapan tes. Terdapat 32 peserta didik yang
hadir pada saat tes berlangsung. Setelah seluruh kelengkapan tes disiapkan, peneliti
memulai dengan senyum, sapa dan salam. Kemudian, peneliti menyampaikan tujuan
dilaksanakannya tes, waktu yang digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar
jawaban tes. Setelah seluruh peserta didik paham dengan cara pengisian lembar
jawaban, peserta memulai tes pada pukul 06.45 WIB. Terdapat beberapa peserta didik
yang tidak mengerjakan tes dan meletakkan kepalanya di atas meja. Ada pula yang
bercanda dengan teman disebelahnya. Pada saat menit ke 50, ada salah satu peserta
didik yang menanya tentang cara pengisian soal nomor 5. Peserta didik tersebut
bertanya, “bagaimana cara menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada benda?”,
kemudian peserta didik lainnya bertanya “apakah menganalisis gaya sama dengan
membuat diagram gaya”. Pada menit ke 70 seluruh peserta didik diminta untuk
menyelesaikan tes dan meletakkan hasil tes di meja masing-masing. Kemudian
peneliti mengumpulkan hasil tes seluruh peserta didik.
Tanggapan
Adan beberapa peserta didik yang kurang antusias dalam menjawab tes, mereka
cenderung tidak menjawab beberapa soal dan ada pula yang tidak menjawab soal
sama sekali. Di tengah-tengah pengerjaan soal, ada peserta didik yang menggunakan
telepon genggamnya. Ada pula siswa yang terlihat tidak paham dengan soal namun
enggan bertanya kepada peneliti dan lebih memilih bertanya kepada temannya
sehingga membuat kelas menjadi kurang kondusif. Keadaan kelas yang kurang luas
juga membuat antar barisan peserta didik terlalu dekat sehingga membuat kelas
sedikit tidak nyaman.
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika, saat awal memasuki kelas. Kemudian
memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Terdapat 35 peserta didik yang hadir
pada saat tes berlangsung. Sembari guru memperkenalkan peneliti, peneliti
mempersiapkan kelengkapan tes. Setelah seluruh kelengkapan tes disiapkan, peneliti
memulai dengan senyum, sapa dan salam. Kemudian, peneliti menyampaikan tujuan
dilaksanakannya tes, waktu yang digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar
jawaban tes. Setelah seluruh peserta didik paham dengan cara pengisian lembar
jawaban, peserta memulai tes pada pukul 06.40 WIB. Di menit awal ada dua peserta
didik dari kelas lain datang untuk mengumpulkan infaq jumat. Pada saat menit ke 10,
beberapa peserta didik mulai gaduh memperagakan gerakan soal nomor dua yaitu
gerakan ketika di dalam bus dengan berbagai keadaan. Kemudian ada peserta didik
yang bertanya “apakah boleh jika tidak menjawab seluruh jawaban sesuai dengan
tabel yang telah disediakan?”. Pada menit ke 45, ada dua guru yang masuk ke dalam
kelas untuk mengecek atribut yang digunakan peserta didik serta memeriksa tas
masing-masing peserta didik. Keadaan tersebut terjadi selama 5 menit. Kemudian
pada menit ke 60 salah satu peserta didik bertanya “apakah ketika di dalam mobil dan
mobil tiba-tiba berhenti mendadak termasuk ke dalam penerapan hukum III
Newton?”. Pada menit ke 70 seluruh peserta didik diminta untuk menyelesaikan tes
dan meletakkan hasil tes di meja masing-masing. Kemudian peneliti mengumpulkan
hasil tes seluruh peserta didik.
Tanggapan
Peserta didik terlihat sangat antusias dalam mengerjakan soal. Sedikit peserta didik
yang mengosongkan jawaban. Mereka berusaha untuk mengisi seluruh soal yang
tertera pada lembar soal. Kondisi peserta didik dari awal hingga akhir tes dapat
dikategorikan tertib. Walaupun ada beberapa peserta didik yang sesekali bersikap
gaduh dalam menjawab tes, namun banyak peserta didik masih dalam kondisi tertib..
Jarak antar barisan masih terbilang cukup dan tidak terlalu dekat. Kelas terlihat
nyaman dan bersih karena peserta didik melepas sepatunya di luar kelas.
125
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika, saat awal memasuki kelas. Kemudian
memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Terdapat 34 peserta didik yang hadir
pada saat tes berlangsung. Sembari guru memperkenalkan peneliti, peneliti
mempersiapkan kelengkapan tes. Setelah seluruh kelengkapan tes disiapkan, peneliti
memulai dengan senyum, sapa dan salam. Kemudian, peneliti menyampaikan tujuan
dilaksanakannya tes, waktu yang digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar
jawaban tes. Setelah seluruh peserta didik paham dengan cara pengisian lembar
jawaban, peserta memulai tes pada pukul 07.20 WIB. Terdapat beberapa peserta didik
yang mengipas-ngipas. Beberapa peserta didik bertanya terkait jawaban soal tes yang
diberikan peneliti. Ada pula peserta didik yang bertanya di luar konteks soal tes. Pada
saat menit ke 30, peneliti berkeliling untuk memastikan bahwa tidak ada peserta didik
yang lupa menuliskan identitas. Kemudian ada salah satu peserta didik yang menanya
tentang cara pengisian soal nomor 5. Peserta didik tersebut bertanya, “apa yang
dimaksud dengan menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada benda?”, kemudian
peserta didik lainnya bertanya “bagaimana cara membuat analisis gaya?”. Ada pula
yang bertanya, “berapakah nilai dari sin 60”. Pada menit ke 70 seluruh peserta didik
diminta untuk menyelesaikan tes dan meletakkan hasil tes di meja masing-masing.
Kemudian peneliti mengumpulkan hasil tes seluruh peserta didik.
Tanggapan
Kondisi peserta didik dari awal hingga akhir tes dapat dikategorikan tertib namun
masih ada yang membuat suasana gaduh. Beberapa peserta didik mengeluh sulit
dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Ada yang lantas tidak menyelesaikan dan
tidur di kelas, ada pula yang melanjutkan mengerjakan walaupun terlihat tidak
antusias. Keadaan kelas bersih namun kurang rapih. Karena jumlah peserta didik
yang banyak sehingga banyak pula meja dan kursi di ruang kelas namun kelas terlihat
kurang luas. Jarak antar barisan terlalu dekat.. Keadaan kelas yang kurang luas juga
membuat antar barisan peserta didik terlalu dekat sehingga membuat kelas sedikit
tidak nyaman.
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika, saat awal memasuki kelas. Guru fisika
memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Terdapat 35 peserta didik yang hadir
pada saat tes berlangsung. Sembari guru memperkenalkan peneliti, peneliti
mempersiapkan kelengkapan tes. Ada satu peserta didik yang terlambat hadir
dikarenakan sebelum tes berlangsung, bertepatan dengan waktu istirahat. Setelah
seluruh kelengkapan tes disiapkan, peneliti memulai dengan senyum, sapa dan salam.
Kemudian, peneliti menyampaikan tujuan dilaksanakannya tes, waktu yang
digunakan untuk tes, serta cara pengisian lembar jawaban tes. Setelah seluruh peserta
didik paham dengan cara pengisian lembar jawaban, peserta memulai tes pada pukul
09.12 WIB. Salah satu peserta didik bertanya pada menit ke 5, “apakah boleh tidak
mengisi seluruh jawaban sesuai kolom yang disediakan pada soal nomor satu?”. Ada
beberapa peserta didik yang memperagakan gerakan saat berada di dalam bis yang
berkaitan dengan soal nomor dua. Pada menit ke 70 seluruh peserta didik diminta
untuk menyelesaikan tes dan meletakkan hasil tes di meja masing-masing. Kemudian
peneliti mengumpulkan hasil tes seluruh peserta didik.
Tanggapan
Kondisi peserta didik dari awal hingga akhir tes dapat dikategorikan tertib. Walaupun
ada beberapa peserta didik yang kurang antusias dalam menjawab tes, namun peserta
didik masih dalam kondisi tertib. Meskipun terdapat dua kipas heksos di dalam
ruangan, tetapi peserta didik di dalam kelas masih merasa kurang mendapat udara
segar. Keadaan kelas yang kurang luas juga membuat antar barisan peserta didik
terlalu dekat sehingga membuat kelas sedikit tidak nyaman.
127
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi
Peneliti didampingi oleh guru pelajaran fisika, saat awal memasuki kelas. Kemudian,
guru pelajaran fisika memperkenalkan peneliti kepada peserta didik. Terdapat 38
peserta didik yang hadir pada saat tes berlangsung. Setelah seluruh kelengkapan tes
disiapkan, peneliti memulai dengan senyum, sapa dan salam. Kemudian, peneliti
menyampaikan tujuan dilaksanakannya tes, waktu yang digunakan untuk tes, serta
cara pengisian lembar jawaban tes. Setelah seluruh peserta didik paham dengan cara
pengisian lembar jawaban, peserta memulai tes pada pukul 07.27 WIB. Terdapat
beberapa peserta didik yang gaduh pada 2 menit awal. Beberapa peserta didik
tersebut membicarakan soal tes. Pada 10 menit terakhir ada salah satu peserta didik
yang menanya tentang cara pengisian soal nomor 7. Peserta didik tersebut bertanya,
“apakah boleh jika hanya menggambar berupa sketsa dan tidak menggambar utuh?”,
kemudian peserta didik lainnya bertanya “apa yang dimaksud dengan uraian gambar
mengenai arah gaya?”. Pada menit ke 70 seluruh peserta didik diminta untuk
menyelesaikan tes dan meletakkan hasil tes di meja masing-masing. Kemudian
peneliti mengumpulkan hasil tes seluruh peserta didik.
Tanggapan
Kondisi peserta didik dari awal hingga akhir tes dapat dikategorikan tertib. Walaupun
ada beberapa peserta didik yang gaduh pada menit awal, namun selama menjawab tes
keadaan peseta didik tertib. Pencahayaan dan sirkulasi udara di ruang kelas baik.
Namun karena sebelum dilaksanakan tes peserta didik melakukan kegiatan Jumat
bersih, ada beberapa peserta didik yang terlihat mengipas-ngipas selama mengerjaka
tes. Terdapat dua buah kipas angin di dalam kelas yang berfungsi baik. Ukuran kelas
pun terlihat cukup luas sehingga peserta didik memiliki ruang gerak yng cukup. Ada
beberapa peserta didik pula yang selama mengerjakan tes selalu bertanaya terkait
jawaban tes. Ada pula beberapa peserta didik yang mengerjakan tes secara terburu-
buru tanpa memperhatikan soal dengan cermat.
b. Pedoman Wawancara
1. Pedoman Wawancara Guru (Studi Pendahuluan)
No. Pertanyaan
1. Berapakah jumlah kelas dan peserta didik di kelas X pada tahun ajaran
2017/2018?
2. Berapakah jumlah peserta didik yang bapak/ibu ajarkan?
3. Berdasarkan kurikulum 2013 yang telah direvisi, peserta didik diharapkan
memiliki keterampilan berpikir kreatif. Apakah bapak/ibu pernah mengukur
keterampilan tersebut dengan instrument tes khusus (keterampilan berpikir
kreatif)? Jika tidak, mengapa?
4. Jenis tes apa yang bapak/ibu sering gunakan dalam pembelajaran Hukum
Newton?
5. Untuk mengajarkan Hukum Newton tentang gerak berapa banyak jumlah
pertemuan yang bapak/ibu ajarkan?
6. Apakah saya diperkenankan untuk melaksanakan penelitian untuk mengetahui
keterampilan berpikir kreatif peserta didik?
7. Jika iya, berapa banyak waktu yang disediakan untuk tes tersebut?
No. Pertanyaan
9. Apakah bapak/ibu membiasakan peserta didik untuk mencari alternatif jawaban
ataupun alternatif cara? Mengapa demikian?
10. Bagaimana kemampuan rata-rata yang dimiliki peserta didik? Apakah ada
peserta didik yang terlihat lebih aktif selama proses pembelajaran?
demikian?
8 Apakah bapak/ibu membiasakan Ya, pada sub konsep tertentu yang dapat
peserta didik untuk mencari menimbulkan banyak alternatif jawaban serta
alternatif jawaban ataupun cara penyelesaian.
alternatif cara? Mengapa
demikian?
9 Bagaimana kemampuan rata-rata Kemampuan rata-rata kelas X MIPA 3
yang dimiliki peserta didik? sangat beragam. Namun kelas ini tergolong
Apakah ada peserta didik yang kelas yang berada pada kriteria cukup
terlihat lebih aktif selama proses dibandingkan kelas lainnya yang berada pada
pembelajaran? kriteria rendah dan tinggi. Peserta didik nya
pun beragam. Rata-rata peserta didik kurang
aktif.
Nama : Nuhayati, S.TP.
Sekolah : SMAN 6 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah jumlah kelas dan Terdapat 5 kelas dan 182 peserta didik kelas
peserta didik di kelas X pada X.
tahun ajaran 2018/2019?
2. Berapakah jumlah peserta didik Seluruh peserta didik kelas X.
yang bapak/ibu ajarkan?
3. Menurut bapak/ibu, apakah Ya penting karena keterampilan berpikir
keterampilan berpikir kreatif itu kreatif merupakan salah satu keterampilan
penting untuk diukur? Mengapa dalam kurikulum 2013 yang merupakan
hal tersebut dapat dikatakan tujuan pembelajaran. Dan mulai banyak
penting? diterapkan dalam soal-soal ujian nasional
dan sangat penting dalam dunia kerja yang
menuntut skill lain selain nilai yang tinggi.
4. Berdasarkan kurikulum 2013 Belum pernah. Untuk mengukur
yang telah direvisi, peserta didik keterampilan berpikir kreatif perlu adanya
diharapkan memiliki instrumen khusus yang dapat mengukur
keterampilan berpikir kreatif. namun instrumen tersebut tidak terdapat di
Apakah bapak/ibu pernah buku pegangan guru ataupun buku pegangan
mengukur keterampilan tersebut peserta didik. Sehingga butuh adanya
dengan instrument tes khusus sosialisasi lebih terkait instrumen pembuatan
keterampilan berpikir kreatif? serta indikator pengukurnya. Serta pelatihan
Mengapa demikian? khusus bagi guru dalam penyusunan
instrumen mulai dari indikator keterampilan
berpikir kreatif hingga implementasinya
dalam pelajaran fisika.
5. Metode apa saja yang bapak/ibu Metode utama dalam penyampaian konsep
gunakan pada proses Hukum Newton yaitu dengan metode
pembelajaran pada konsep ceramah atau CDT (Catat Dengarkan Tulis).
Hukum Newton? Metode lainnya yang terkadang digunakan
yaitu demonstrasi serta pemberian tugas
mandiri agar peserta didik terbiasa dengan
soal-soal berkaitan dengan Hukum Newton.
6. Sub konsep apa yang sulit Sub konsep yang banyak memerlukan
disampaikan kepada peserta didik perhitungan dan rumus, yaitu Hukum II
dalam konsep Hukum Newton Newton, karena sub konsep tersebut
tentang gerak? merupakan sub konsep yang kompleks dan
memerlukan ketelitian dalam pengerjaan
soal-soalnya.
7. Apakah bapak/ibu selalu Jarang, terutama soal-soal yang berkaitan
145
Nama : M. Fajar
Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Saling berbanding lurus, jika permukaan
permukaan suatu bahan dengan kasar maka gaya gesek besar. Jika koefisien
gaya gesek? Serta bagaimana gayanya besar maka gaya gesek besar juga.
pula hubungan koefisien gesek
kinetik dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Mungkin iya, karena Hukum I Newton
menyatakan kelembaman suatu menyatakan keadaan benda yang
benda? Mengapa demikian? diam/kemalsan benda.
3. Bagaimana hubungan antara Hubungannya berbanding terbalik, jika benda
massa dengan percepatan pada makin besar massanya maka percepatan kecil.
Hukum II Newton? Dan sebaliknya jika massanya kecil maka
percepatannya besar.
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena gayanya sama besar tapi
Newton merupakan hubungan arahnya berlawanan. Dan bekerja pada benda
gaya aksi dan gaya reaksi? yang berbeda.
Mengapa demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Belum menyeluruh, karena tidak semua
Hukum Newton tentang gerak paham. Terutama Hukum II Newton yang
No. Pertanyaan Jawaban
secara menyeluruh? Mengapa banyak hitungannya.
demikian?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Tidak terlalu kesulitan.
dalam menghubungkan konsep
Hukum Newton dengan
kehidupan sehari-hari?
7. Pada saat proses belajar di Tertarik jika tidak melulu menjelaskan,
dalam kelas, apakah kamu mungkin sesekali praktikum atau belajar
tertarik dengan cara gurumu dengan media.
dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya tapi tidak selalu, karena terkadang keliru
dalam menganalisis gaya yang meletakkan sin dan cos nya dimana.
bekerja pada suatu benda
(bidang datar/bidang miring)
yang berkaitan dengan sudut?
Mengapa demikian?
9. Metode apa saja yang sering Mencatat, menjelaskan dan memberikan
digunakan oleh guru fisika latihan, tugas juga.
dalam pembahasan Hukum
Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu Belum pernah karena biasanya soal-soal yang
pernah mengerjakan tes serupa dikerjakan tidak bergambar dan lebih sering
dengan tes yang telah kamu menghitung.
kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak terlalu sering, lebih ke hitungan jarang
menghubungkan konsep fisika teorinya.
yang ada dalam pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari?
155
Nama : M. Satrio
Sekolah : SMAN 4 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Saya kurang paham. Setahu saya
permukaan suatu bahan dengan hubungannya berbanding lurus.
gaya gesek? Serta bagaimana
pula hubungan koefisien gesek
kinetik dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Tidak, Hukum I Newton berhubungan dengan
menyatakan kelembaman suatu kecepatan benda.
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara Hubungannya berbanding terbalik antara
massa dengan percepatan pada percepatan dengan massa.
Hukum II Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena besar gaya raksi sama tapi
Newton merupakan hubungan arahnya minus.
gaya aksi dan gaya reaksi?
Mengapa demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Tidak, karena saya masih kesulitan
Hukum Newton tentang gerak memahami soal-soal tentang Hukum Newton
secara menyeluruh? Mengapa seluruhnya, terutama Hukum II Newton.
demikian?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Ya, karena tidak banyak yang saya tahu
dalam menghubungkan konsep kaitan Hukum Newton dan kehidupan sehari-
Hukum Newton dengan hari.
kehidupan sehari-hari?
7. Pada saat proses belajar di Tidak terlalu jika hanya menjelaskan dengan
dalam kelas, apakah kamu cara ceramah saja.
tertarik dengan cara gurumu
dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya kesulitan karena saya tidak paham dengan
dalam menganalisis gaya yang cara analisis gaya-gaya yang bekerja pada
bekerja pada suatu benda benda. Apalagi ada sudut dan pasti
(bidang datar/bidang miring) berhubungan dengan sinus cosinus.
157
Nama : Hadid
Sekolah : SMAN 4 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Agar gaya gesek besar maka permukaan
permukaan suatu bahan dengan harus kasar.
gaya gesek? Serta bagaimana pula
hubungan koefisien gesek kinetik
dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Saya tidak paham hubungan kelembaman
menyatakan kelembaman suatu dan Hukum I Newton.
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara massa Hubungannya berbanding terbalik
dengan percepatan pada Hukum II mungkin.
Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena besar gaya aksi dan reaksi
Newton merupakan hubungan gaya sama.
aksi dan gaya reaksi? Mengapa
demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Tidak, karena saya masih kesulitan
Hukum Newton tentang gerak memahami soal-soal tentang Hukum
secara menyeluruh? Mengapa Newton. dan saya kurang suka dengan
demikian? fisika.
6. Apakah kamu merasa kesulitan Ya, karena tidak banyak yang saya tahu
dalam menghubungkan konsep kaitan Hukum Newton dan kehidupan
Hukum Newton dengan kehidupan sehari-hari. Karena fisika sulit.
sehari-hari?
No. Pertanyaan Jawaban
7. Pada saat proses belajar di dalam Tidak tertarik karena kurang seru dalam
kelas, apakah kamu tertarik dengan menjelaskan.
cara gurumu dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya, karena saya tidak paham analisis gaya
dalam menganalisis gaya yang pada bidang.
bekerja pada suatu benda (bidang
datar/bidang miring) yang
berkaitan dengan sudut? Mengapa
demikian?
9. Metode apa saja yang sering Latihan dan menjelaskan.
digunakan oleh guru fisika dalam
pembahasan Hukum Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu pernah Belum pernah.
mengerjakan tes serupa dengan tes
yang telah kamu kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Lebih banyak hitungan.
menghubungkan konsep fisika
yang ada dalam pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari?
Nama : Gulam P.
Sekolah : SMAN 8 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Semakin halus permukaan benda maka
permukaan suatu bahan dengan semakin kecil gaya geseknya dan licin.
gaya gesek? Serta bagaimana
pula hubungan koefisien gesek
kinetik dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Mungkin ya, saya kurang memahaminya.
menyatakan kelembaman suatu
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara Hubungannya berbanding terbalik antara
massa dengan percepatan pada massa dan percepatan.
Hukum II Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Iya betul, karena besar gaya aksi dan gaya
Newton merupakan hubungan reaksi sama tapi arahnya berlawanan.
gaya aksi dan gaya reaksi?
Mengapa demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Tidak, karena saya masih kesulitan
Hukum Newton tentang gerak memahami soal-soal tentang Hukum Newton.
secara menyeluruh? Mengapa
demikian?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Ya, karena tidak banyak yang saya tahu
dalam menghubungkan konsep hubungan antara Hukum Newton dengan
Hukum Newton dengan kehidupan sehari-hari.
kehidupan sehari-hari?
7. Pada saat proses belajar di Kurang tertarik jika hanya menjelaskan saja.
dalam kelas, apakah kamu Terlalu membosankan bagi saya. Saya suka
tertarik dengan cara gurumu jika penjelasannya menggunakan media
dalam mengajar? tertentu.
8. Apakah kamu merasa kesulitan Iya kesulitan karena saya tidak paham dengan
dalam menganalisis gaya yang cara analisis gayanya, saya juga tidak paham
bekerja pada suatu benda rumus apa saja yang digunakan.
No. Pertanyaan Jawaban
(bidang datar/bidang miring)
yang berkaitan dengan sudut?
Mengapa demikian?
9. Metode apa saja yang sering Mencontohkan di depan kelas, menjelaskan
digunakan oleh guru fisika dan berlatih.
dalam pembahasan Hukum
Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu Belum pernah.
pernah mengerjakan tes serupa
dengan tes yang telah kamu
kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak terlalu sepertinya lebih ke hitungan dan
menghubungkan konsep fisika jarang ke kehidupan sehari-hari.
yang ada dalam pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari?
Nama : Yasar
Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana hubungan antara Saya kurang paham. Tetapi jika gaya gesek
permukaan suatu bahan dengan besar maka permukaan kasar.
gaya gesek? Serta bagaimana pula
hubungan koefisien gesek kinetik
dengan gaya gesek?
2. Apakah Hukum I Newton Mungkin iya, saya kurang paham.
menyatakan kelembaman suatu
benda? Mengapa demikian?
3. Bagaimana hubungan antara massa Percepatan berbanding lurus dengan massa.
dengan percepatan pada Hukum II
No. Pertanyaan Jawaban
Newton?
4. Menurutmu, apakah Hukum III Saya tidak tahu, tapi seingat saya iya. Gaya
Newton merupakan hubungan gaya aksi = -gaya reaksi.
aksi dan gaya reaksi? Mengapa
demikian?
5. Apakah kamu telah memahami Tidak, saya kurang paham dengan Hukum
Hukum Newton tentang gerak Newton karena banyak penerapannya dan
secara menyeluruh? Mengapa banyak rumusnya.
demikian?
6. Apakah kamu merasa kesulitan Ya, karena saya sulit menghubungkan
dalam menghubungkan konsep kenyataan dengan konsep. Dan saya
Hukum Newton dengan kehidupan kurang paham dengan konsepnya.
sehari-hari?
7. Pada saat proses belajar di dalam Kurang tertarik karena terlalu monoton
kelas, apakah kamu tertarik dengan belajarnya.
cara gurumu dalam mengajar?
8. Apakah kamu merasa kesulitan Ya kesulitan, karena saya kurang paham.
dalam menganalisis gaya yang Apalagi ada sudutnya.
bekerja pada suatu benda (bidang
datar/bidang miring) yang
berkaitan dengan sudut? Mengapa
demikian?
9. Metode apa saja yang sering menjelaskan dan mencatat dari papan tulis.
digunakan oleh guru fisika dalam
pembahasan Hukum Newton?
10. Apakah sebelumnya kamu pernah Belum pernah.
mengerjakan tes serupa dengan tes
yang telah kamu kerjakan?
11. Apakah guru fisika mu sering Tidak, lebih banyak ke soal-soal hitungan.
menghubungkan konsep fisika
yang ada dalam pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari?
171
1. Foto-foto
2. Daftar Riwayat Hidup Penulis
Lampiran D.1 Foto Penelitian