LAPORAN
TETAP HASIL
PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK 1
HIDROGEN,KIMIA BELERANG,BILANGAN OKSIDASI NITROGEN,HALOGEN
SUDIRMAN
PROGRAM STUDY KIMIA
G1 008 008
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini di susun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti respon akhir Kimia
Anorganik I.
Di sahkan Pada:
Mataram 19 Mei 2010
Mengetahui:
Koordinator
Murdiah
G1C 007025
Co Ass Acara 1 Co Ass Acara 2
Puji syukur ALLAH penulis panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan hidayahnya penyusunan laporan ini dapat diselesaikan sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah kimia Anorganik 1.
Pembuatan laporan ini,merupakan hasil praktikum yang bertujuan untuk memahami secara
mendalam materi-materi kuliah dan mengetahui prosedur kerja dari praktikum yang telah
dilakukan.Penulis mengucapkan terima kasi kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,kritik dan
saran yang sifatnya membangun bagi penyempurnaan penyusunan laporan
selanjutnya.Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa kimia.
Penyusun
HIDROGEN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
B. LANDASAN TEORI
Dikenal tiga isotop hidrogen : 1H, 2H (deutrium atau D), 3H (tritium atau T)
walaupun isotop efek paling besar bagi hidrogen, untuk membenarkan penggunaan
nama yang berlainan bagi dua isotop yang lebih berat, maka sifat H, D, dan T pada
hakikatnya serupa, kecuali dalam hal seperti laju dan tetapan kesetimbangan reaksi.
Bentuk normal unsurnya adalah molekul diatom, berbagai kemungkinannya adalah
H2, D2, T2, HD, HT. Hidrogen yang terdapat di alam mengandung 0, 0156 %
deutrium. Sedangkan tritium (terbentuk secara terus menerus di lapisan atas atmosfer
pada reaksi inti yang direduksi oleh sinar kosmik) terdapat di alam hanya dalam
jumlah yang sangat kecil, kira-kira sebanyak 1 per 1017, dan bersifat radioaktif (B-,
12.4 tahun) (cotton, 2003 : 271)
Hidrogen merupakan unsur yang paling ringan dan paling sederhana yaitu
mengandung 1 proton dan 1 elektron. Hidrogen dalam keadaan bebas berbentuk
molekul gas diatomik, yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan.
Hidrogen adalah unsur yang terdapat di alam dalam kelimpahan terbesar yaitu 93%,
tetapi hanya sedikit yang terdapat di bumi (Haris, 2009:17-18). Hidrogen merupakan
penyusun utama (75%) atmosfer matahari. Di bumi, hidrogen didapatkan sebagai air,
hidrokarbon dan senyawa organik lainnya. Molekul hidrogen merupakan gas yang
paling ringan. Hidrogen cair mempunyai titik didih -253oC dan titik bekunya -259oC
(Fajar, 2003:79).
Karena spin inti hidrogen adalah ½ dan karena kelimpahannya, hidrogen adalah
nuklida yang paling penting untuk spektroskopi NMR. Ada isomer spin inti molekul
diatomik yang spinnya tidak nol, khususnya dalam kasus molekul hidrogen,
perbedaan sifatnya sanagat signifikan. Spin para-hidrogen bersifat anti paralel dan
jumlahnya 0 serta menghasilkan keadaan singlet. Spin orto-hidrogen adalah paralel
dan jumlahnya 1 menghasilkan keadaan hiplet. Karena para-hidrogen energinya
rendah, para-hidrogen lebih stabil disuhu rendah (Saito, 1996:55-56).
Hidrogen merupakan unsur yang sangat unik, atom yang paling ringan dan
yang paling sederhana yaitu mengandung 1 proton dan 1 neutron. Hidrogen
mempunyai rapatan yang rendah bersenyawa dengan hammpir setiap unsur lain yang
relatif membentuk hidrida. Hidrogen mempunyai skala keelektronegatifitas
tenngahan sehingga mempunyai sifat yang bersifat ionisasi, yaitu bersenyawa dengan
unsur: (1). sangat elektronegatif (misalnya halogen ) membentuk senyawa polar
dengan karakter fisik positif pada atom hidrogen, (2). Tetapi juga dengan unsur lain
yang sangat elektronegatif ( misalnya alkali ) membentuk senyawa ionik hidrida
dengan karakter negatif pada atom hirogen, (3). Demikian juga dengan intermediat (
misalnya karbon ) membentuk senyawa non polar. Unsur hidrogen terdapat paling
besar jumlahnya kira-kira 92% (Sugiyarto.2001).
2. BAHAN PRAKTIKUM
a. Aluminiu
b. Asam sulfat
c. Seng
d. CUSO4 1M
e. NaOH
f. Air
g. Tissue
D. SKEMA KERJA
Zn (2 keping)
Logam Al (2 keping)
Hasil percobaan
E. HASIL PENGAMATAN
Keterangan
1.Statif
2.Tabung reaksi
3.Batang Statif
4.Sumbat
5.Gelas kimia
6.PipaU
7.Klem
o Gambar alat :Pembuatan Hidrogen dengan basa
Persamaan reaksi
Pembuatan hydrogen dengan asam
2 Na + 2 H2O → 2 NaOH + H2
G. PEMBAHASAN
Kesimpulan
Gas hidrogen dapat dibuat dengan mereaksikan logam-logam seprti Zn dengan asam
encer.
Gas hidrogen juga dapat dibuat dengan mereaksikan logam-logam seperti Al dengan
basa encer.
Gas hidrogen yang dihasilkan,lebih banyak pada percobaan yang ke-2 yaitu reaksi
logam Al dengan larutan basa NaOH,dari pada percobaan yang pertama.
Gas hidrogen merupakan gas yang tidak mudah larut dalam air,sehingga bisa
mendesak air.
Reaksi yang terjadi pada kedua percobaan ini merupakan reaksi redoks.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F albert dan geoferry wilkinson. Kimia Anorganik Dasar . jakarta: UI-Press.
Partana, Crys Fajar.2003. Common Textbook Kimia Dasar 2. Yogyakarta : UNY Press.
Sugiyarto, Kristian. 2001. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Non Logam. yogyakarta: UNY
Press
BILANGAN OKSIDASI NITROGEN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan : a. Mempelajari reaksi redoks asam nitrat dan garam
nitrat,
b. mempelajari reaksi redoks nitrat, reaksi redoks ammonia,
dan ion ammonia.
B. LANDASAN TEORI
Unsur nitrogen sebagai N2 terdapat di udara kira-kira 78.09% volume. Oleh karena
itu secara perdagangan, N2 dibuat dari udara dengan metode pencairan dan destilasi
bertingkat. Tetapi dalam labotratorium, N2 dibuat dengan beberapa metode, umumnya
melibatkan oksidasi alimanium oleh amonia, yaitu pirolisis amonium nitrat atau pengaliran
amonia melalui tembaga oksida asam. Demikian juga dekomposisi termal sodium anid.
NaN3 menghasilkan unsur-unsurnya dengan keadaan murni(sugiarto, 2001).
Larutan asam lemah HONO (Pka= 3.3) dibuat dengan pengasaman larutan dingin
nitrat. Larutan aquanya dapat diperoleh bebas dari garam dengan reaksi :
Ba(NO2)2 + H2SO4 → 2HNO3 + BaSO4(s)
Cairan asam murni tak dikenal, namun dapat diperoleh dalam fase uap. Bahkan
larutan aqua asam nitrat tidak stabil dam terdekomposisi cepat bila dipanaskan
3HNO2 ↔ H3O+ + NO3- + 2 NO
Nitrit logam alkali dibuat dengan pemanasan nitrat dengan suatu zat pereduksi
seperti karbon, timbal, besi, atau sejenisnya. Mereka sangat larut dalam air(Cotton, 2007).
Ammonia NH3 adalah senyawa nitrogen yang sangat penting karena merupakan
bahan baku untuk membuat senyaewa penting nitrogen lainnya. Seperti, urea dan nitrogen
pksida. Ammonia secara komersial dibuat dengan proses habe, yaitu mencampur gas N2
dan H2 dengan katalis besi.
Fe
H2(g) + 3 H2(g) 1000 atm 2 NH3(g) ΔHo = -92 kJ/mol
Reaksi ini dapat balik sehingga membentuk keseimbangan sesuai dengan asas K
chatelier, kesetimbangan akan bergeser ke kanan bila suhu rendah dan tekanan tinggi. Dari
pengalaman menunjukkan bahwa reaksi berlangsung ke kanan bila suhu sekitar -500oC
dengan tekanan tinggi(syukri, 1990).
Kelimpahan nitrogen kurang lebih sepertiga dari karbon dan terdapat terutam
sebagai unsur bebas berupa N2 di atmosfer dan bergabung dengan unsur lain sebagai Chile
selepter(NaNO3). Pada tanaman dan hewan nitrogen bergabung berupa proteinyang
komposisi rata-ratanya 51% C, 25% O, 16% N, 7% H, 0,4% P serta 0,4% S. Gas nitrogen
diperoleh melalui destilasi bertingkat pada udara cair, karena N2 mempunyai titik didih
yang lebih rendah (-196oC) daripada O2 (-183oC) maka ia lebih volatil dan menguap lebih
dahulu sebagai fraksi pertama. Nitrogen yang sangat murni diperoleh dari dekomposisi
termal senyawa nitrogen, seperti ammonium nitrat NH4NO2(purwoko, 2001).
D. CARA KERJA
1. Reaksi redoks asam nitrat dan garam nitrat.
Eksperimen I
a. Tembaga
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
+ beberapa tetes asam nitrat pekat
Hasil
b. 2 ml asam nitrat pekat
Encerkan untuk emperoleh 7 M
+ 3 keping tembaga
Hasil
Eksperimen II
a. KNO3 padat
Δ
Uji gas hasil
Perhatikan zat sisa padat
Hasil
b. Cu(NO3)2 padat
Δ
Uji gas hasil
Perhatikan zat sisa padat pada tabung reaksi
Hasil
Eksperimen III
2 ml HNO3 2 M
Masukkan ke dalam tabung reaksi
+ 5 ml laruutan NaOH encer
Sekeping logam Al
Hasil
Δ
Periksa gas yang terbentuk dengan kertas lakmus
Hasil
2. Reaksi redoks asam nitrit
10 ml asam sulfat encer
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Didinginkan (± 5 menit) dalam es
Dimasukkan dalam tabung reaksi berisi NaNO2
Hasil
Eksperimen 1
NO Percobaan Perlakuan Hasil pengamatan
1 1 Tembaga+beberapa o Larutan berwarna biru
tetes asam nitrat o Timbul gas berwarna coklat
pekat
2 2 Encerkan 2mL Asam o Larutan berwarna biru
nitrat untuk o Timbulnya gas berwarna
memperoleh larutan kuning coklat
7M+tembaga o Tedapat embun hitam pada
dinding tabung reaksi
Eksperimen 2
NO Percobaan Perlakuan Hasil Pengamatan
1 1 KNO3 padat o Larutan bening
dipanaskan o Gs tak berwarna
o PH=5
2 2 Cu(NO3)2 dipanaskan o Kertas lakmuys merah
menjadi biru
Eksperimen 3
NO Percobaan Perlakuan Hasil
1 1 HNO3 3M+5mL NaOH o Larutan bening
encer dipanaskan o Tidak terjadi perubahaan
warna pada kertas lakmus
o Gas berwarna putih dan
berbau.
F. ANALISIS DATA
1. Persamaan reaksi
HNO3 pekat
Cu(s) + 4 HNO3(aq) Cu(NO3)2(aq) + 2 NO3(g) + 2H2O(l)
HNO3 7 M
2. Perhitungan
Diketahui : Volume asam nitrat pekat sebelum diencerkan = 2 ml
Kadar = 60 % w/w
Densitas = 1.42 gram / ml
Mr = 63.01 gr/mol
Ditanya :Volume asam nitrat pekat setelah diencerkan = ..............?
Jawab :
Massa larutan =ρ. V
=1.42 х 2 ml
=2.84 gr
= 1. 84 gr
.
Mol HNO3 = = = 0.029
.
× = ×
= ×
.
=
= 0.00418
G. PEMBAHASAN
Nitrogen merupakan unsur yang terkandung sekitar 78.1 % di udara, dimana gas
ini terdapat dalam berbagai tingkat bilangan oksidasi yang menyebabkannya termasuk
unsur yang unik sebagaimana dalam oksidanya NO (+2), N2O (+1), NO (+2), NO2 (+4),
dan N2 (0) sehingga inolah yang mengakibatkan spesies yang mengandung nitrogen sering
terlibat dalam reaksi redoks (purwoko, dkk, 2010)seperti yang dipraktikkan sekarang ini.
Sesuai dengan tujuan praktikum ini maka dilakukan eksperimen yang berkaitan
dengan pembelajaran reaksi redoks zat yangmngandung nitrogen dalam hal ini asam nitrit,
reaksi redoks ammonia dan non ammonium.
Asam nitrat (HNO3)dan asam nitrit (NO2)merupakan pembentukan dari ikatan
kovalen antara nitrogen dengan unsur bukan logamdalam hal ini hidrogen dan oksigen.
Asam nitrat pada suhu kamar merupakan cairan tak berwarna yang dalam keadaan murni
tidak stabil dan akan terurai perlahan-lahan jika terkena panas dan atau cahaya, asam nitrat
akan tedisosiasi secara sempurna dalam larutan encernya sebanyak 100 % yang
menunjukkannya termasuk asam kuat.
Pada penambaha HNO3 pekat pada tembaga terdapat gas yang berwarna merah
kecoklatan yang merupakan NO2 yang berasal dari reaksi antara Cu dan HNO3 menurut
persamaan :
Cu(s) + 4 HNO3(aq) Cu(NO3)2(aq) + 2 NO2(g) + 2H2O(l)
Dari hasil reaksi dapat dilihat bahwa nitrat membentuk kompleks dengan Cu
dengan membebaskan No2. Pembentukan kompleks ini dibuktika dengan perubahan warna
larutan setelah beberapa lama dari kehijauan menjadi biru yang menunjukkan telah
terbentuknya ion-ion tembaga(II) dari Cu(NO3)2 (Vogel, 1990)
Percobaan eksperimen kedua yaitu HNO3 pekat yang diencerkan sampai 7 M yang
direaksikan dengan tembaga menghasilkan gas yang awalnya tidak berwarna yang
merupakan gas hasil reaksi. Setelah beberapa lama kemudian asap/gas menjadi coklat
yang merupakam warna dari NO2 yang terbentuk dari NO yang teroksidasi oleh udara,
prosesnya berupa kehilangan satu elektron dari NO membentuk ion nitrosil (NO+) yang
sangat reaktifterhadap oksigen di udara yang berlangsung menurut persamaan reaksi :
2NO(g)+ O2(g) 2 NO2(g)
Larutan yang berwarna biru terbentuk melalui proses yag sama dengan di atas.
Pada eksperimen ketiga yaitu HNO3 2 M direaksikan dengan logam Al yang
sebeliumnya ditambahkan larutan NaOH encer. Reaksi ini menghasilkan gas NH3 yang
berwarna putih dan berbau menusuk. Pada saat terjadi reaksi tabung terasa panas yang
menunjukkan reaksi ini merupakan reaksi eksoterm. Pada reaksi ini logam Al larut yang
ditunjukkan dengan perubahan warna dari bening menjadi abu-abu yang disebabkan
karena terbentuknya ion kompleks [Al(OH)4]-.
Asam nitrat merupakan asam lemah dengan tetapan ionisasi K ≈ 4.5 x 10-4 asam ini
tidak dapat diisolasi dalam bentuk cairan murni karena mudah terurai dengan reaksi
disproporsonasi dengan persamaan reaksi :
3HNO2(aq) HNO3(aq) + H2O (aq)+ 2 NO (aq)
Oleh karena itu, larutan asam nitrat dibuat dengan penambahan asam kuat ke dalam
larutan garam nitrat. Misalnya penambahan H2SO4 ke dalam padatan garam nitrit
(NaNO3). Pada percobaan ini H2SO4 ditambahkan ke dalam larutan dingin larutan HNO3
yang dihasilkan dibagi 3 dengan perlakuan berbeda pada masing-masing tabung. Tabung I
dipanaskan lalu timbul gas yang tak berwarna yang merupakan gas NO, hal ini disebabkan
karena larutan aqua asam nitrit tidak stabil dan akan terdekomposisi secara cepat bila
dipanaskan (Cotton, 2007) dan adapun larutan yang dihsilkan berwarna kuning bening.
Kemudian tabung kedua yang ditambahkan KI terbentuk larutan kuning bening,
dari persamaan reaksinya terbentuk iod, HNO3 bersifat pengoksidasi bagi iod (I-), dari
persamaan reaksinya juga terbentuk gas NO yang tak teramati karena tak berwarna.
Sedangkan pada tabung terakhir yaitu dengan ditambahkan dengan KMNO4 terbentuk
larutan ungu / biru langit dan tidak terbentuk gas, akan tetapi warna langsung hilang
karena terbentuknya ion Mn2+ yang berasal dari MnO4- yang teroksidasi(vogel, 1990),
dalam reaksi ini HNO2 bersifat pereduksi yang dibantu dengan inon permanganat.
H. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, E albert dan wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-press
Purwoko, agus abhi. 2001. Kimia Unsur. Mataram University Press
Saito, taro. 1996. Kimia Anorganik. Tokyo : Uwanami Sholen Publisher
Sugiarto, kristian. 2001. Dasar-dasar kimia anorganik non-logam. Jogjakarta : Universitas
Gajah Mada
Syukri, S. 1990. Kimia Dasar 3. Bandung : itb
KIMIA BELERANG
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan : a. mempelajari modifikasi belerang
b. sifat Hidrogen Sulfida dan asam sulfat
2. Hari, tanggal : Rabu, 24 Maret 2010
3. Tempat : Laboratorium Kimia lantai III Fakultas MIPA Universitas
Mataram
B. LANDASAN TEORI
Belerang terdapat di kerak bumi sebagai unsurnya, Mineral sulfide, dan sulfat,
Gas H2s dalam alam dan sebagai senyawa nelerang organic dalam Batu bara dan
minya. Belerang dapta ditambang menurut proses frasch yaitu campuran air super
panas dan uap air 160oC dan 16 atm dipompakan ke dalam tanah daerah mineral
belerang melalui pipa besar pertama dan mengakibatkan belerang mencair. Udara
dingin dengan tekanan ≈ 20-25 atm dipompakan melalui pipa kedua lebih keras yang
terdapat dalam pipa besar pertama seingga mengakibatkan belerang cair keluar
melalui pipa ketiga untuk kemudian dikumpulkan sebagai padatannya(sugiarto,
2001:106).
Belerang dioksida SO2 dibentuk dengan pembakaran belerang atau senyawa
belerang. Belerang dioksida ini merupakan gas beracun (bp-10oC)dan merupakan gas
emisi industry yang menyebabkan masalah lingkungan. Namun pada saat yang sama
gas ini sangat penting karena merupakan sumber belerang. Belerang dioksida
merupakan senyawa bersudut dan telah ditunjukkan sebagai ligan pada logam transisi
aka mengahsilkan berbagai modus koordinasi, SO2 juga merupakan pelarut non-air
mirip dengan ammonia dan digunakan dalam reaksi khusus atau sebagai pelarut
khusus dalam pengukuran NMR(Saito, 1996 : 76).
Sulfur mempunyai kecendrungan kuat untuk katenisasi dan membentuk
senyawaan tanpa analog dengan O, Se, Te. Contohnya adalah ion polisulfida Sn2- ,
anion polithionat O3SSnSO32- dan senyawa XSnX, dimana X= H, Cl, CN atau NR2.
Perubahan sifat senyawaan bila berjalan dari S ke Podapat dihubungkan dengan
kenaikan ukuran atom dan penurunan keelktronegatifan. Bebera[a Contoh adalah:
a. Penurunan kestabilan termal H2X
b. Kenaikan kecendrungan membentuk ion kompleks seperti SeBr62-
c. Kenampakan beberapa sifat mirip logam dalam Te dan Po.
Jadi, oksida MO2 adalah ionic dan bereaksi dengan HCl menghasilkan
klorida(Cotton, 2007: 362).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Pembakar
- Penjepit tabubg reaksi
- Kaca arloji,
- Sendok plastic kecil,
- Caawan penguapan
- Gelas ukur.
- Gelas kimia,
- Corong
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
2. Bahan
- Paraffin
- Belerang serbuk
- Asbes,
- FeS,
- HCl 2M
- Gula pasir,
- CH3COOH,
- C2H5OH
- (CH3COO)2Pb 1M
- Tenbaga
- H2SO4 pekat
- K2Cr2O7 1M
- H2SO4 2M
- CS2.
D. CARA KERJA
1. Modifikasi belerang
a. Belerang
- Dilarutkan dalam 5 ml CS2
- larutan dituang ke dalam kaca arloji
- ditutup dengan kertas saring
- Kristal yang terbentuk diamati
Hasil
b. Belerang
- dilebur dalam cawan penguapan
- ∆ (jangan sampai belerang mencair)
- setelah warna kuning kecoklatan hentikan
- dibiarkan membeku
- perhatikan garis-garis Kristal
Hasil
c. Serbuk belerang
- ∆ dalam tabung reaksi
- amati viskositas dan warna
Hasil
- belerang yang telah mendidih dituang ke gelas
kimia berisi air sampai terbentuk batang panjang
dan tipis.
Hasil
2. Hidrogen Sulfida
a. Campuran paraffin, belerang, asbes
-masukkan ke dalam tabung reaksi
- uji gas yang keluar denga kertas timbale asetat
Hasil
b. Sebutir FeS dan HCl encer
-direaksikan dalam tabung reaksi dengan pipa
ujung lancip
Hasil
-uji gas yang keluar dengan kertas timbale asetat
Hasil
-bakar gas yang keluar dari ujung pipa
-kenakan cawan pengua[ di atas api.
Hasil
3. Sifat Asam sulfat
a. Dua keeping tembaga
-∆ dengan hati-hati dengan 1 ml H2SO4(tidak
sampai mendidih)
- kertas saring yang sudah dibasahi K2Cr2O7
diletakkan di atas/mulut tabung reaksi
- hasil pengamatan dicatat
Hasil
b. Gula
-ke dalam tabung reaksi
- + beberapa tetes asam sulfat
Hasil
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
F. ANALISIS DATA
a. Modifikasi belerang
CS2
S(s) S(aq)
S(s) 95,50C Sβ
Rhombik monoklinik
Sα 95,5 0C Sβ 1190C Sx 4450C Sw
Sw → S amorf
b. Hydrogen Sulfida
FeS(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) + H2S(g)
H2S(s) + Pb(CH3COO)2 → PbS(s) + CH3COOH(aq)
c. Sifat asam sulfat
Cu(s) + 2H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + SO2(g) + 2H2O9(l)
3SO2(g) + Cr2O72- 2H+ → 2Cr3+ + 3SO42- + H2O(l)
C12H22O11(s) + H2SO4(aq) → 12C(s) + H2SO4(aq) + 11H2O
CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) + H2SO4(aq) kalor CH3COOC2H5(aq) + H2O(l)
G. PEMBAHASAN
Belerang merupakan unsure golongan 6 periode 3 dalam system periodic
unsure yang bernomor atom 16 yang menunjukkan bahwa belerang memiliki orbital
kosong 3d yang akan membuatnya mudah membentuk senyawa dalam berbagai
tingkat oksidasi. Belerang berwarna kuning pucat padatan yang rapuh yang tidak larut
dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfide). Dalam berbagai bentuk, baik
gas, cair maupun padat. Unsure belerang terjadi dalam bentuk alotrop yang lebih dari
satu atau campuran. Macam-macam alotrop tersebut antara lain α-S, β-S, ρ-S dan –S.
Keberadaan belerang sangat penting untuk kehidupan, antara lain belerang
adalah penyusun lemak, cairan tubuh, dan mineral tulang, dalam kadaar yang sedikit
belerang cepat menghilangkan bau, namun senyawaannya dengan oksigen
membentuk belerang oksida adalah zat berbahaya bagi atmosfer sebagai pencenmar
udara.
Pada praktikum ini dipelajari bagaimana memodifikasi belerang serta sifat-
sifatnya. Pada modifikasi belerang pertama yaitu dengan melartutkan belerang dalam
CS2 (karbon disulfide ) karena belerang tidak larut dalam air, dengan pelarutan ini
dapat diamati bentuk kristalnya karena CS2 akan menguap sedanggkan partikel-
partikel belerang akan mengkristal.
Sedangkan pada modifikasi kedua yaitu dengan memanaskan belerang yang
sebelumnya sudah dibentuk dipanaskan dengan tujuan untuk merubah bentuk lingkar
S yaitu dari α-S menjadi β-S karena kisaran perubahannya pada 95,5oC. adapun warna
kuning yang dihasilkan menunjukkan belerang dalam keadaan murni. Modifikasi
yang ketiga yaitu dengan pemanasan lebih lama hingga suhu 445oC dimana dalam
kisaran ini bentuk lingkar S akan berubah dengan spesifikasi pemanasan pada 119oC
menjadi ν-S pada 445oC menjadi μ-S. pada modifikasi lebih lanjut yaitu dengan
menuangkan belerang yang varu saja mendidih ke dalam air dengan tujuan
pendinginan agar membentuk belerang amorf atau belerang palastik yang diperoleh
dengan pendinginan mendadak dan cepat. Study dengan sinar x menunjukkan bahwa
belerang amorf memiliki struktur helix dengan delapan atom pada setiap spiralnya.
Kristal belerang diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang yang
saling menguatkan sehingga membrikan pola sinar x yang normal(http///: www.chem-
is-try.org).
Selanjutnya yaitu percobaan hydrogen sulfide. Percobaan ini dilakukan untuk
,mempelajari sifat hydrogen sulfide yang merupakan senyawaan dari belerang. Yang
pertama dengan mereaksikan FeS dengan HCl yang berbau busuk dan menyengat.
Gas H2S ini sangat beracun dibuktikan dengan hitamnya kertas saring begitu juga
dengan pereaksian antara paraffin, belerang dan asbes. Di sini juga dibebaskan H2S
sehingga yang ditimbulkan busuk dan menyengat.
Percibaan yang selanjutnya yaitu mengenai sifat asam-asam okso belerang.
Dalam hal ini dikhususkan pada H2SO4. Pada percibaan pertama yaitu dengan
mereaksikan Cu dengan asam sulfat pekat. Dalam pengamatan dioperoleh Cu
mengalami peleburan oleh H2SO4 pekat hingga terbentuk CuSO4 yang berupa larutan
secara perlahan-lahan, dalam raksi ini dibebaskan SO2 yang tak berwarna dan sangat
beracun dan tidak mudah terbakar, dimana gas ini dalam industry merupakan gas
emisi yang menyebabkan masalah lingkungan yang merupakan salah satu factor
pemicu terjadinya hujan asam yang diawali dengan reaksi antara SO2 dengan O2 di
udara sehingga terbentuk alotropnya yaitu SO3 sangat reaktif yang dapat bereaksi di
udara dengan uap air mengasilkan asam sulfat lalu akan terkondensasi mengasilkan
hujan asam. Gas SO2 ini akan mulai terdeteksi oleh indera manusia manakala telah
mencapai konsentrasi dengan kisaran 0,3 – 1 ppm (http///: www.chem-is-try.org).
selanjutnya dalam praktikum ini SO2 akan bereaksi dengan K2Cr2O7 pada kertas
saring menghasilkan ion Cr3+ dan SO42- yang berwarna hijau.
Praktikum selanjutnya asam sulfat juga memiliki kemampuan melenyapkan
komponen air dari struktur formula suatu senyawa. Gula dapat dirubah menjadi
karbon dan air melalui reaksi eksoterm menurut persamaan reaksi :
C12H22O11(s) + H2SO4(l) 12C (s)+ 11 H2O(g) + H2SO4(aq)
Warna hitam kental pada larutan disebabkan karena adanya karbon dan tabung
reaksi terasa panas dengan adanya H2SO4. Kemudian asam sulfat direaksikan dengan
alcohol larutan tetap bening kemudian setelah ditambahkan asam sulfat terdapat
gelembung- gelembung dengan bau seperti karet setelah dipanaskan karena asam
sulfat pekat pada etanol akan menghasilkan etena C2H4 atau etoksi etana atau dietil
eter (C2H5)2O dengan persamaan reaksi :
C2H5OH + H2SO4 C2H5OSO7H + H2O
Diman reaksi secara keseluruhan yaitu :
CH3COOH + C2H5OH H2SO4 + dipanaskan CH3COOC2H5 +
H2O
Etil asetat ini adalah fase kuning yang berada di bawah ketika pencampuran
karena berat mulekulnya lebih besar daripada air. Jadi dapat disimpulkan bahwa skifat
H2S sangat beracun, tidak berwarna dan berbau busuk. Dan perubahan warna
K2Cr2O7menjadi biru tua mengindikasikan terbentuknya ion krom.
H. KESIMPULAN
Belerang tidak larut dalam pelarut air, tapi larut dala CS2.
Bentuk lingkar dari S dapt berubah pada suhu dan temeperatur tertentu.
Belerang amorf terbentuk dengan pendinginan secara mendadak dan cepat.
H2S bersifat busuk dan bau menyengat serta beracun.
Reaksi antara Cu dengan H2SO4 akan membebaskan SO2 yaitu gas yang
beracun,
Asam sulfat memiliki kemapuan melenyapkan air dari struktur formula suatu
senyawa,
Reaksi yang terjadi antara gula dengan H2SO4 merupakan reaksi eksoterm,
Reaksi antara CH3COOH dengan etanolmenhasilkan etil asetat yang berwarna
kining yang berat molekulnya lebih besar.
Daftar Pustaka
Cotton, Albert dan Geoffley Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas
Indonesia Press.
Redaksi Chemistry. Org. 2008. Belerang. Didownload dari situs : //http:///www. Chem-is-
try.org_ situs Kimia Indonesia/htm/ search pada tanggal 28 Maret 2010.
Percobaan IV
HALOGEN
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan : Mempelajari salah satu cara pembuatan klor beberapa sifat klor, brom
dan ion.
2. Hari,tangga :
3. Tempat : Laboratorium Kimia Dasar UPT MIPA UNRAM.
B. LANDASAN TEORI
Diklorin, gas berwarna hijau pucat,beracun,juga sangat reaktif meskipun tidak
sereaktif gas difluorin.di klorin bereaksi dengan banyak unsur, biasanya membentuk
senyawa dengan tingkat oksidasi tinggi bagi unsure yang bersangkutan. Sebagai
contoh,besi terbakar menghasilkan besi (III) klorida; demikian juga fosfor terbakar dalam
diklorin berlebihan menghasilkan fosfor pentaklorida menurut persamaan reaksi
:(Sugiyarto, 2001 : 116).
2Fe(s) + 3Cl2(g) → 2FeCl3(s)
P4(s) + 10Cl2(g) → 4PCl5(s)
Namun demikian dengan unsur non- logam tertentu seperti belerang, diklorin
menghasilkan senyawa belerang dengan tingkat oksidasi rendah (+2), SCl2; jadi, daya
oksidasi klorin nyata lebih rendah daripada fluorin.
Brom (Br2) dibuat dengan mengoksidasi Br- air laut dengan klor, Cl2 + 2Br-(ag) →
2Br2(ag) + 2Cl-(aq). Walaupun konsentrasi Br kecill dalam air laut tetapi reaksi ini dapat
menghasilkan Br2-. Karena mudah menguap, maka brom akan menguap bila di alirkan ke
udara ke dalam larutanya. Jika uap itu didinginkan akan didapat brom cair yang murni
.Brom banyak di gunakan untuk membuat etelin dibromida, C2H4Br2. Senyawa ini sebagai
zat tambahan pada bahan baker (besin), untuk menghilangkan penumpukan Pb di bagian
dalam mesin. Brom juga di pakai untuk membuat perak bromida, sebagai bahan peka
cahaya untuk filum fotografi. Di laboratorium, brom di buat untuk dengan mengoksidasi
Br- dengan MnO2 dalam larutan asam (yaitu H2SO4). MnO2 + 2Br- + 4H+ → Mn2+ + Br2 +
2H2O. Iod (I2)dapat dibuat dari ganggang laut, karena mengandung I- sekitar 1 % iod. Jika
dioksidasi dengan klor atau oksidator lain akan menghasilkan I2.Cl2 + 2I-(aq) → I2 + 2Cl-.
Disamping itu, iod dapat pula dibuat dari NaIO3 yang direduksi dengan NaHSO3 (Syukri,
1999 : 600).
2IO3- + 5HSO3- → I2 + 5SO42- + H2O + 3H+
IOd adalah padatam hitam dengan sedikit kilap logam pada tekanan atmosfer ia
menyublin tanpa meleleh. Ia segera melarut dalam pelarut non polar seperti Cs2 dan CCI4.
Larutan semacam itu berwarna merah merah lembayung, seperti dalam uapnya. Dalam
pelarut-pelarut polar, hidrokarbon tidak jenuh dan SO2 cair, terbentuk larutan coklat atau
coklat kemerahjambuan. Warna-warna ini menunjukkan pembentukan kompleks
penyerahan muatan. Energi ikatan adalah hasil dari penyerahan sebagian dari muatan.
dalam arti I2-S+. Kompleks-kompleks I2 dan juga Br2,CI2 dan ICl kadang-kadang dapat
diisolasi sebagai padatan cristal pada suhu rendah. Iod membetuk konpleks biru dengan
pati, dimana atom Iod terarah dalam saluran-saluran pada polisakarida amilase (Cotton
dan Wilkinson, 1989 : 375).
E. Skema Kerja
2. Larutan Cl (3 mL)
Hasil percobaan
3. Larutan Cl (2 mL)
Hasil percobaan
4. Larutan Br (2 mL)
Hasil percobaan
5. Iod (1 butir)
Dimasukkan ke tabung reaksi berisi air ( 2 mL)
Larutan iod
+ CCl4 (1 mL)
Dikocok
Hasil percobaan
6. Iod (1 butir)
Larutan iod
Dimasukkan 3 tetes ke dalam larutan amilum (2 mL)
Dikocok
Hasil percobaan
F. Hasil Pengamatan
L Percobaan Perlakuan Hasil
1 2 ½ sendok kaporit+HCl Larutan berwana kuning agak
pekat keruh dan ada busa-busa
gelembung yang ada ditabung
reaksi.
2 3 Larutan klor ditutup Ada bintik-bintik putih hamper
dengan kain basah diseluruh kain pada bagian
penutup tabung reaksi teaksi
tersebut.
3 3 Tabung reaksi berisai Ada bintik-bintik putih pada
larutan klor ditutup kain kain dalam jumlah sedikit tapi
kering takmenyebar.
4 3 Larutan klor dalam Ada bintik-bintik putih pada
tabung reaksi ditutup mahkota bunga yang menyebar
dengan mahkota bungga secara merata
5 4,5 o Larutan o Larutan menjadi kuning
klor+CCl4 keruh
dikocok o Terbentuk dua
o Iod+ air lapisan,atas:keruh(klor)
o +beberapa tetes sementara dibagian
CCl4(dikocok) bawah:bening(CCl4)
o Warna larutan iod dan
air adalah coklat bening
dan iod tidak larut
o Terbentuk dua fasa(air
diatas berwarna
kuning,dan dibawah
adalah CCl4 berwarna
merah ungu)
6 6 o Iod+alcohol o Larutan menjadi merah
o Iod+alcohol coklat dan larut
dimasukan o Warna larutan ungu
amilum
G. Analisis Data
1.Ca(OCl)2 + 2HClpekat → Ca(OH)2 + CL2
2. Cl2 + H2O → H+ + CL- + HClO(ag)
HClO(aq) + 2H2O ↔ H3O+ + ClO-
HClO(aq) + CCl4 → HCl + CO2+ Cl2
3. Cl2 + CCl4 → 2Cl-+ CCl4
4. 2Br2 + CCl4 → 2BrCl + Br2 + CCl2
5. I2 + H2O → 2I- + CCl4
2I- + CCl4 → 2I- +CCl4
6. I2( s) + C2H3OH → 2C2H5O(aq) + 2HI (aq)
7. Amilum + I2(aq) → kompleks Biru.
G. Pembahasan
Praktikum yang berjudul halogen ini bertujuan untuk mempelajari salah satu cara
pembuatan klor dan beberapa sifat klor dan iod.Percobaan pertama yaitu pembentukan gas Cl
dengan reaksi antara kaporit dengan HCl pekat. Persamaan reaksinya yaitu:
HCl merupakan asam kuat yang terdisosiasi secara sempurna menjadi ion-ionnya. Maka tidak
terdapat kecenderungan dalam ion kloirida untuk terhidrolisis dalam akua. Pada hasil
percobaan, didapatkan adanya gembung-gelembung kuning yang naik dari tabung reaksi.
Dari pipa sumbat, kaluar gas Cl2 yang mengakibatkan mengeruhnya akuades yang ada pada
labu erlenmeyer. Air menjadi agak menguning, dipengaruhi oleh sifat fisik klor yaitu
berwarna kuning kehijauan dan gas klor memiliki sifat yang mudah larut dalam air (Purwoko.
2001:72).
Asam hipoklorit merupakan senyawa klor dengan bilangan oksidasi +1. Pada temperatur
kamar, asam hipoklorit sedikit terbentuk ketika gas dilarutkan dalam air.
Cl2(g) + H2O Cl-(aq) + H+(aq) + HOCl(aq)
Reaksi diatas merupakan reaksi disproporsionasi klor terlarut menjadi Cl-, H+, dan HOCl.
Disproporsionasi dialami dengan Cl, Br, I, yang mamiliki tingkat oksidasi lemah +1, -1, +3,
+5, +7 (Sugiyarto. 2007:11.1).
HOCl merupakan asam lemah dan hanya muncul dalam bentuk larutan aqua. Meskipun
dalam larutan, akan terdekomposisi lambat membebaskan O2 (Purwoko, Abhi. 2001:72).
Sebagian larutan Cl diatas kemudian dimasukkan ke dalam tabung dan ditempelkan kembang
berwarna pada mulut tabung. Terlihat bercak putih pad bunga berwarna pink tersebut.
Perlakuan ini membuktikan adanya klor. Keberadaan klor juga bisa diketahui dengan
menempelkan kain berwarna yang basah dan kering, seperti pada percobaan ini. Tanda
adanya klor yaitu warna kain yang menjadi lebih muda karena memudar. Dalam hal ini,
warna hitam kain menjadi coklat. Pembentukan warna coklat pada kain yang basah lebih
cepat daripada kain kering, dikarenakan larutan diklorin dalam air sebagai agen
pembersih/pemutih (bleaching). Yang lebih berperan dalam pemutihan ini yaitu aktifitas
oksidasi ion hipoklorit (pada hasil reaksi) daripada diklorin itu sendiri (Sugiyarto. 2007:
11.7).
HClO(aq) + 2H2O(l) H3O+(aq) + CLO-(aq)
Selain sebagai pemutih, asam hipoklorit dan garamnya yang bersifat pengoksidasi basa
sebagai pembunuh bakteri dan ganggang. Garam hipoklorit yang sering dipakai yaitu kaporit
Ca(Ocl)2, sebagai pembunuh bakteri dalam air murni dan kolam renang (Syukri. 1999:601).
Percobaan selanjutnya yaitu dengan penambahan CCl4 pada larutan klor yang telah dibuat.
Didapatkan 2 fasa yaitu fasa organik dibagian bawah dan fasa air dibagian atas. Fasa air dan
fasa organik sama-sama bening, Hanya saja fasa air lebih sedikit keruh. Penggunaan CCl4
sebagai pelarut non polar yaitu karena polaritas yang dimiliki CCl4 rendah. Clor berada di
fasa air yang berwarna keruh, sedangkan CCl4 dibagian bawahnya, pada fasa organik. Clor
tidak larut dalam CCl4 karena bersifat polar(Sugiyarto. 2007:11.9)
Percobaan selanjutnya yaitu pendeteksian keberadaan iodin dengan menggunakan reksi
antara ion dan air serta CCl4. Hasilnya yaitu larutan menjadi kuning bening kecoklatan,
warna tersebut merupakan warna iod dalam air. Melarutnya iod dalam air sangat sedikit.
Maka ditambahkan pelarut CCl4. CCl4 merupakan pelarut organik non polar, seperti yang
telah disebutkan diatas.
Larutan kuning coklat dikocok beserta pelarut organiknya. Maka halogen akan masuk ke
dalamnya dan dihasilkan warna violet, menandakan larutan tersebut mengandung iodin.
Larutan violet tersebut merupakan fasa organik
Percobaan terakhir yaitu iod dengan penambahan etanol. Yang didapatkan yaitu larutan
beerwarna merah pekat coklat, dan iodnya habis melarut. Coklatnya larutan kemungkinan
karena interaksi yang tidak biasanya antara iodin dan pelarut etanol (Purwoko. 2001: 77).
Setelah dimasukkan ke dalam amilum, warna larutan menjadi biru kehitaman. Penggunaan
amilum juga untuk uji sensitif terhadap iodin. Bila iod kontak dengan pati, dihasilkan warna
biru khas yang disebabkan oleh kompleks ion pati I2 (Purwoko. 2001: 77).
Tidak ada ikatan kimia yang terlibat dalam hal ini, melainkan molekul polimer amilum
membungkus diri di seputaran molekul iodin. Karena sifat inilah yang menjadikan amilum
sebagai indikator penentuan iodin (Sugiyarto. 2007: 11.10)
H. Kesimpulan
Halogen adalah deretan unsure-unsur yang sangat reaktif,
Terbentuk asam hipoklorit saat gas klor dilarutkan dalam air,
Klor terbentuk dalam air dengan reaksi disproporsionasi :
Garam HOCl bersifat sebagai pengoksidasi sehingga dapat merubah warna,
Gas klorin bersifat polar sehingga dapat larut dalam air tapi tidak pada senyawa nonpolar,
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyarto, Kristian Handoyo M.Sc, Ph.D, 2001. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Non-
logam. Yogyakarta : UNY Press.