Anda di halaman 1dari 30

PENGEMBANGAN LKPD ELEKTRONIK DENGAN 3D PAGEFLIP

PROFESSIONAL BERORIENTASI STARTER EXPERIMENT


APPROACH (SEA) PADA MATERI LAJU REAKSI

Proposal Penelitian

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Pendidikan


(S.Pd)

Disusun Oleh:
NAZARIATI
NIM 160384204030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT Tuhan Semesta Alam

yang mana tiada suatu hal apapun yang terjadi melainkan kehendak-Nya dan telah

menjadi sebaik-baiknya penolong, yang telah memberikan segala kemudahan

sehingga proposal yang berjudul ”Pengembangan LKPD Elektronik dengan 3D

PageFlip Professional Berorientasi Starter Experiment Approach (SEA) pada

Materi Laju Reaksi” dapat terselesaikan dengan baik, meskipun proposal ini

masih jauh dari kata sempurna. Tak lupa pula shalawat beriring salam penulis

kirimkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi sebaik-baiknya

tauladan bagi umat manusia.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini tidak luput dari

hambatan dan rintangan, akan tetapi berkat rahmat, petunjuk, dan bantuan dari

Allah SWT dan tak luput pula bantuan dari berbagai pihak sehingga semua

hambatan dan rintangan itu dapat penulis lalui. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan doa dan

dukungannya dalam segala hal serta tiada hentinya memberikan do’a,

motivasi, saran maupun nasihat kepada penulis, serta untuk saudara-

saudaraku, abang, kakak, adik yang selalu memberikan motivasi dan

kecerian dirumah.

2. Bapak Prof. Dr. Agung Dhamar Syakti, DEA. selaku Rektor Universitas

Maritim Raja Ali Haji beserta Bapak Assoc. Dr. Viktor Amrifo, S.Pi.,
M.Si. selaku Wakil Rektor I Universitas Maritim Raja Ali Haji dan Bapak

Assoc. Dr. Agus Salim, S.Ag., M.Si,.

3. Bapak Assoc. Prof. Dr. H. Abdul Malik, M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

4. Ibu Assist. Prof Fitriah Khoirunnisa. M.Ed. selaku Dosen Ketua Program

Studi Pendidikan Kimia.

5. Ibu Assist. Prof Nina Andriani B.Sc (Hons), M.Sc. selaku Dosen

Pembimbing I yang telah memberikan motivasi sejak awal dan senantiasa

meluangkan waktu pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan serta

motivasi kepada penulis dalam penyusunan proposal ini.

6. Bapak Assist. Prof. Ardi Widhia Sabekti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen

Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk

memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam

penyusunan proposal ini.

7. Tak terlupa seluruh Staf pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(UMRAH), terima kasih untuk ilmunya dan inspirasinya.

8. Sahabat dan teman-teman baik ku: Juhyan Pradana, Igara Triregina, Denti

Septiani, Sintia Hardila Ananda Putri, Novrita Silfa, Norsyela, Gita

Alsofie, Putri Ayu Sari, Yunita A’isara, Tania Afrillia terima kasih untuk

semua waktu dan nasihat-nasihatmu yang telah diberikan dan motivasi

serta do’a kepada penulis.

Akhirnya, pada penyusunan proposal penelitian ini tidaklah luput dari

kesalahan-kesalahan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis


meminta saran dan kritik dalam penyusunan proposal penelitian ini untuk

memperbaiki karya penulis dimasa yang akan datang. Semoga proposal penelitian

ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Amiin Ya Rabbal’alamiin.

Tanjungpinang, 11 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
D. Spesifikasi Produk.........................................................................................6
E. Manfaat Penelitian........................................................................................7
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian.............................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9
A. Landasan Teori..............................................................................................9
B. Penelitian Relevan.......................................................................................37
C. Kerangka Berpikir.......................................................................................43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................45
A. Jenis Penelitian............................................................................................45
B. Model Penelitian dan Pengembangan.........................................................45
C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan.....................................................46
D. Uji Coba Produk..........................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................60
LAMPIRAN...........................................................................................................66

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Percobaan Penentuan Persamaan Laju Reaksi.............................27
YTabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian.............................................................53
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Validasi Ooleh Ahli Materi.....................................55
Tabel 3.3 Kisi-kisi Penilaian Validasi Oleh Ahli Media.......................................56
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Praktikalitas untuk Peserta Didik dan Guru............57
Tabel 3.5 Presentase Penilaian Validitas...............................................................58
Tabel 3.6 Presentase Penilaian Praktikalitas..........................................................59
DAFTAR GAMBAR

YGambar 2.1 Tahapan Pembelajaran SEA.............................................................23


Gambar 2.2 Kurva Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi.........................................29
Gambar 2.3 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi....................................33
Gambar 2.4 Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi.............................34
Gambar 2.5 Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi...............................................34
Gambar 2.6 Proses Bola Menggelinding...............................................................35
Gambar 2.7 Diagram energi pada reaksi eksoterm dan endoterm.........................36
Gambar 2.8 diagram tingkat energi reaksi dengan katalis.....................................37
Gambar 2.9 Kerangka Berpikir Pengembangan....................................................44
YGambar 3.1 Desain Sampul Depan Modul...........................................................50
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan...................................................52
Gambar 3.3 Desain Uji Coba Produk.....................................................................52
DAFTAR LAMPIRAN

YLampiran 1. Hasil Wawancara Guru....................................................................67


Lampiran 2. Lembar Angket Siswa.......................................................................71
Lampiran 3. Lembar Validasi Materi.....................................................................86
Lampiran 4. Lembar Validasi Media.....................................................................90
Lampiran 5. Lembar Praktikalitas Guru................................................................93
Lampiran 6. Angket Praktikalitas Siswa................................................................97
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran kimia merupakan salah satu pembelajaran yang memiliki

karakteristik tersendiri dan memerlukan keterampilan dalam memecahkan

masalah-masalah ilmu kimia yang berupa teori, konsep, hukum, dan fakta

(Adriani & Silitonga, 2017). Pembelajaran kimia yang berupa konsep-konsep

kimia menjadi salah satu pemicu timbulnya kesulitan yang dihadapi siswa

dalam proses pembelajaran. Sebagian besar kesulitan siswa dalam memahami

konsep kimia, yaitu kesulitan pada mata pelajaran itu sendiri, metode

pembelajaran kimia dan cara belajar siswa itu sendiri.

Ilmu kimia yang berupa teori dan konsep sangat sulit untuk dipahami

siswa. Apalagi dalam proses pembelajaran guru hanya menyampaikan

pembelajaran secara lisan, hal ini berakibat pada kurangnya pemahaman

konsep dan keterampilan siswa. Pemahaman konsep dan keterampilan siswa

dapat ditingkatkan salah satunya dengan kegiatan praktikum atau eksperimen

pada materi tersebut (Harindana, 2016).

Kegiatan praktikum merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

dapat menarik minat siswa dalam mengembangkan konsep-konsep, karena

praktikum dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk

mengamati suatu fenomena yang terjadi sehingga siswa akan lebih

memahami konsep yang diajarkan (Hamidah dkk., 2014). Hal penting yang

harus dilakukan siswa karena dengan kegiatan praktikum dapat meningkatkan


minat belajar siswa, pemahaman akan konsep kimia serta dapat meningkatkan

kemampuan atau keterampilan siswa. Namun dalam kenyataannya, banyak

siswa tidak memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan praktikum.

Sehingga banyak kemampuan yang tidak diperoleh siswa karena tidak

memiliki pengalaman yang diharapkan (Setiadi & Muflika, 2016)

Proses pembelajaran kimia bukan hanya mengingat materi yang

disampaikan oleh guru, melainkan peserta didik diharuskan aktif dalam

pembelajaran agar dapat memecahkan masalah melalui mengamati,

menyelidiki, diskusi ilmiah dan eksperimen, sehingga sikap ilmiah tersebut

dapat selalu peserta didik terapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam

memahami fenomena alam dan berinteraksi dengan lingkungan (Yunita,

2019). Oleh karena itu, dalam pembelajaran kimia, seorang guru, siswa

maupun lingkungan dapat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran.

Faktor penunjang untuk tercapainya tujuan pembelajaran adalah dengan

menggunakan bahan ajar. Bahan ajar merupakan hal penting yang harus

dipahami demi keberhasilan suatu proses pembelajaran (Prastowo, 2015).

Bahan ajar dapat berupa bahan ajar cetak maupun non-cetak.

Berdasarkan hasil wawancara (Lampiran 1) yang dilakukan dengan

guru mata pelajaran Kimia di SMA Negeri 3 Tanjungpinang, diperoleh bahwa

bahan ajar yang digunakan peserta didik selama proses pembelajaran kimia di

kelas XI, yaitu Buku paket, Modul, dan juga Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD). Dikatakan juga bahwa LKPD sangat membantu peserta didik dan

guru dalam kegiatan belajar mengajar, dimana dengan LKPD peserta didik
lebih cepat menangkap pelajaran. Namun LKPD ini tidak dikembangkan

langsung oleh guru, melainkan didapatkan dari referensi buku paket dan

internet. LKPD yang digunakan pihak sekolah juga identik masih berbentuk

cetak atau dalam bentuk word atau pdf. Selain itu, guru dalam

menyampaikan pembelajaran masih berpedoman pada buku paket dan juga

LKPD yang ada di dalam buku paket, sehingga partisipasi siswa dalam

belajar masih kurang dan mudah merasa bosan.

LKPD identik dengan bentuk segi empat dan terdiri atas kumpulan

lembaran yang biasa disebut halaman. Seiring perkembangan teknologi,

mulai dilakukan pengubahan LKPD ke dalam bentuk digital yang dapat

dijalankan dengan menggunakan komputer bahkan Handphone maupun

smartphone (Haqsari, 2014). Namun yang menjadi masalah adalah kurangnya

ketersediaan LKPD yang memenuhi standar dengan harga murah dan mudah

digunakan baik oleh pendidik maupun peserta didik. Untuk mengatasi hal

tersebut, diperlukan LKPD dalam bentuk elektronik yang memenuhi standar,

sehingga praktis digunakan dan dapat dengan mudah digunakan oleh pendidik

dan peserta didik.

Selain permasalahan yang dikemukan berdasarkan hasil wawancara

dengan guru peneliti juga melakukan penyebaran angket siswa kelas XI di

SMA Negeri 3 Tanjungpinang, diperoleh bahwa dalam proses pembelajaran

kimia masih belum sepenuhnya berpusat pada peserta didik dan membangun

atmosfer pembelajaran agar peserta didik berpartisipasi secara aktif,

melainkan masih menggunakan metode ceramah. Metode pembelajaran yang


biasa dilakukan, yaitu metode ceramah. Pada metode ceramah guru lebih

dominan dalam menyampaikan materi dan kurang memberi kesempatan

siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran (Bestari, 2013). Untuk

mengatasi masalah di atas, maka digunakanlah salah satu pendekatan

komprehensif untuk pembelajaran kimia, yaitu Starter Experiment Approach

(SEA) yang berpusat pada keaktifan dan keterampilan proses belajar siswa.

Kegiatan pembelajaran SEA sebagian besar dipusatkan pada keaktifan

dan keterampilan proses belajar siswa. Guru berperan sebagai manajer dan

fasilitator pembelajaran, sedangkan siswa berperan aktif sebagai pelaku

dalam setiap langkah pembelajaran. SEA mempunyai ciri khusus, yaitu

mengetengahkan fenomena lingkungan sebagai penyulut (starter) untuk

mengembangkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir. Pembelajaran

dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah yang meliputi

pengamatan, dugaan, desain percobaan, eksperimen dan hasil penelitian

(Mulyani dkk., 2016).

Dilatarbelakangi dari beberapa hal tersebutlah peneliti mengembangkan

sebuah LKPD elektronik. LKPD yang akan dikembangkan menggunakan

aplikasi 3D Pageflip Profesional. Adapun 3D Pageflip Professional memiliki

kelebihan, yaitu media flipbook yang dapat di flip (bolak-balik) seperti buku

sesungguhnya, dimana disetiap halaman flipbook dapat ditambahkan animasi

yang mendukung materi pembelajaran berupa gambar, video, atau animasi

flash sehingga penggunaannya lebih praktis dalam pembelajaran dan

memiliki tampilan maupun fitur yang menarik. Dari penjabaran diatas maka
peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan LKPD

Elektronik Dengan 3D Pageflip Professional Berorientasi Starter Experiment

Approach (SEA) pada Materi Laju Reaksi.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan LKPD Elektronik dengan 3D PageFlip

Professional Berorientasi Starter Experiment Approach (SEA) pada

Materi Laju Reaksi?

2. Bagaimana validitas dari LKPD Elektronik dengan 3D Pageflip

Professional Berorientasi Starter Experiment Approach (SEA) pada

Materi Laju Reaksi?

3. Bagaimana praktikalitas dari LKPD Elektronik dengan 3D Pageflip

Professional Berorientasi Starter Experiment Approach (SEA) pada

Materi Laju Reaksi?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dirumuskan, didapatkan tujuan dari

penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses pengembangan LKPD Elektronik dengan 3D

Pageflip Professional Berorientasi Starter Experiment Approach (SEA)

pada Materi Laju Reaksi.

2. Untuk mengetahui validitas dari LKPD Elektronik dengan 3D Pageflip

Professional Berorientasi Sterter Experiment Approach (SEA) pada Materi

Laju Reaksi.
3. Untuk mengetahui praktikalitas dari LKPD Elektronik dengan 3D Pageflip

Professional Berorientasi Starter Experiment Approach (SEA) pada Materi

Laju Reaksi.

D. Spesifikasi Produk

Adapun spesifikasi dari produk yang akan dikembangkan dalam penelitian

ini, adalah :

1. LKPD elektronik yang dikembangkan berorientasi Starter Experiment

Approach (SEA) dan menggunakan aplikasi 3D Pageflip Professional

sebagai bahan ajar bagi peserta didik kelas XI SMA

2. LKPD elektronik yang disusun berukuran A5 (210 mm x 148 mm).

3. LKPD elektronik yang dikembangkan disusun berdasarkan Kompetensi

Dasar (KD) 3.6 pada Kurikulum 2013 revisi untuk pelajaran Kimia kelas

XI.

4. LKPD elektronik berorientasi Starter Experiment Approach (SEA) berisi

petunjuk dan pedoman dalam bereksperimen mengenai materi Laju Reaksi.

5. Sistematika LKPD elektronik berorientasi Starter Experiment Approach

(SEA) meliputi percobaan awal, observasi, rumusan masalah, hipotesis,

percobaan pengujian, penyusunan konsep, mencatat pelajaran, dan

penerapan konsep.

6. LKPD elektronik berorientasi Starter Experiment Approach (SEA) dengan

menggunakan 3D Pageflip Professional dapat disebar dengan menggunakan

USB (Universal Serial Bus) maupun Flashdisk.


7. LKPD elektronik yang dikembangkan dan/atau dihasilkan pada penelitian

ini dapat digunakan oleh guru dan peserta didik.

8. LKPD tidak dicetak melainkan disimpan dengan format .pfprj atau .3dp

dalam komputer.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu

1. Bagi Guru

Mendapatkan sumber bahan ajar yang baru dalam pembelajaran

kimia berbasis digital pada materi laju reaksi.

2. Bagi Siswa

Memperoleh sumber belajar yang berbasis teknologi dan sesuai

dengan perkembangan zaman.

3. Bagi Peneliti

a. Menambah pengalaman, pengetahuan, serta wawasan baru dalam

mengembangkan penelitian sejenis.

b. Meningkatkan kreatifitas serta memotivasi peneliti untuk menciptakan

sumber pembelajaran yang baru.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, LKPD elektronik dengan 3D Pageflip Professional

berorientasi Starter Experiment Approach (SEA) pada materi Laju Reaksi

yang dikembangkan dan/atau dihasilkan dengan beberapa asumsi, diantaranya:

1. Terdapat fasilitas sarana dan prasarana dalam hal ini, yaitu laptop serta

proyektor untuk dapat mengakses LKPD elektronik dengan 3D Pageflip


Professional berorientasi Starter Experiment Approach (SEA) pada materi

Laju Reaksi.

2. Guru dan peserta didik mampu mengakses atau mengoperasikan laptop

dan aplikasi 3D Pageflip Professional.

3. Validasi akhir yang telah dilakukan kondisi yang sebenarnya tanpa ada

paksaan, pengaruh, maupun rekayasa dari siapapun.

Dalam pengembangan LKPD elektronik dengan 3D Pageflip Professional

Berorientasi Starter Experiment Approach (SEA) pada materi Laju Reaksi

memiliki keterbatasan, yaitu:

1. LKPD elektronik dengan 3D Pageflip Professional berorientasi SEA

hanya dapat dioperasikan pada laptop atau PC (Personal Computer) yang

memiliki aplikasi 3D Pageflip Professional dan 3D Pageflip Reader.

2. LKPD elektronik yang dikembangkan dan/atau dihasilkan hanya memuat

materi Laju Reaksi berdasarkan KD 3.6 untuk kelas XI pada kurikulum

2013 revisi.

3. Uji coba produk akan dilakukan secara terbatas, yaitu terhadap 5 siswa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar kerja peserta didik atau yang sering dikenal LKPD ini,

awalnya dikenal sebagai Lembar Kerja Siswa (LKS) yang merupakan

media yang digunakan sebagai bahan ajar dalam proses belajar mengajar.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan sebuah perangkat

pembelajaran yang berperan penting dalam pembelajaran (Monika dkk.,

2018). LKPD adalah suatu lembar yang berisi sejumlah tugas yang harus

dikerjakan oleh peserta didik. LKPD juga berisi panduan dan petunjuk

praktikum yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan

pemecahan masalah. Panduan tersebut membantu peserta didik untuk

menemukan konsep melalui langkah-langkah kerja yang terdapat pada

LKPD, sehingga peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran dan

melakukan pengalaman belajar langsung (Yunita, 2019).

Menurut Prastowo (2015), LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak

yang berupa lembaran-lembaran yang berisi materi, ringkasan, dan

petunjuk yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Dalam hal ini tugas-

tugas tersebut sudah disesuaikan dengan Komptensi Dasar (KD) yang

harus dicapai. Tugas-tugas yang diberikan dalam LKPD harus jelas dan

sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai agar tercapai dengan baik, sesuai dengan apa yang diharapkan.
Menurut Hardayanti dkk., (2019), LKPD merupakan bahan ajar yang

memiliki komponen lengkap dengan bentuk yang ringkas dan kaya dalam

tugas berlatih.

LKPD memiliki manfaat bagi keberhasilan belajar siswa. Manfaat

LKPD menurut Sari dkk., (2017), yaitu membantu peserta didik untuk

berpikir, mengingat dan memahami materi yang dipelajari dengan mudah.

Senada dengan pernyataan tersebut, menurut Ango (2013), LKPD juga

bermanfaat untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam belajar,

baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk

memberikan latihan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa LKPD

adalah sebuah perangkat pembelajaran yang berupa lembaran-lembaran

yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk yang harus dikerjakan peserta

didik yang sudah disesuaikan dengan kompetensi dasar (KD) yang harus

dicapai yang bermanfaat membantu peserta didik berpikir, mengingat, dan

memahami materi yang telah dipahami.

Menurut Prastowo (2011), terdapat lima macam bentuk LKPD yang

digunakan dalam proses pembelajaran oleh peserta didik, antara lain

sebagai berikut:

a. LKPD yang membantu peserta didik dalam menemukan suatu konsep.

LKPD ini memiliki ciri-ciri mengetengahkan fenomena yang bersifat

konkrit, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang dipelajari.

Peserta didik diarahkan untuk mengkontruksi pengetahuan yang


diperolehnya dari pengamatan terhadap fenomena tersebut. LKPD ini

memuat panduan yang harus dilakukan peserta didik melalui

eksperimen, mengamati, dan menganalisis. Penggunaan LKPD ini

sebaiknya didampingi sumber belajar lain sebagai bahan verifikasi

bagi peserta didik.

b. LKPD yang membantu peserta didik mengintegrasi berbagai konsep

yang telah ditemukan. LKPD ini bertujuan untuk melatih peserta didik

agar konsep yang telah dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

c. LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKPD ini berisi soal-

soal pertanyaan yang jawaban dari pertanyaan tersebut terdapat pada

buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKPD apabila membaca

buku, sehingga fungsi utama LKPD ini adalah membantu peserta

didik dalam menghafal dan memahami materi pelajaran yang terdapat

dalam buku.

d. LKPD yang berfungsi sebagai penguatan. LKPD ini diberikan kepada

peserta didik setelah selesai mempelajari suatu topik tertentu. Materi

pembelajaran lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi

pembelajaran yang terdapat dalam buku, serta mengukur daya ingat

peserta didik dalam mengingat dan memahami suatu topik yang telah

dipelajari.

e. LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. LKPD ini berisi

petunjuk-petunjuk praktikum yang akan dilakukan oleh peserta didik.


Berikut tujuan, fungsi dan manfaat kegunaan LKPD secara khusus

dijelaskan oleh Prastowo (2015).

Adapun tujuan LKPD sebagai berikut:

a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

berinteraksi dengan materi yang diberikan.

b. Menyajikan tugas-tugas yang dapat meningkatkan pemahaman konsep

peserta didik.

c. Melatih kemandirian peserta didik

d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas.

Adapun fungsi LKPD sebagai berikut:

a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun

lebih mengaktifkan peserta didik;

b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk

memahami materi yang disampaikan;

c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; dan

d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

Adapun manfaat LKPD, sebagai berikut:

a. Memancing peserta didik terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran, dan

b. Membantu siswa menemukan suatu konsep dalam belajar.

Dilihat dari strukturnya, bahan-bahan ajar LKPD sebenarnya lebih

sederhana dibandingkan bahan ajar yang lainnya, namun lebih kompleks

daripada buku. Adapun unsur-unsur LKPD yang terdapat dalam


Depdiknas (2008), meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan

dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah kerja, serta

penilaian.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Elektronik

Perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam dunia pendidikan

menuntut pendidik untuk berpacu selalu menginovasi bahan ajar.

Pemanfaatan teknologi yang ada juga memungkinkan pembelajaran

berlangsung dengan efektif (Yelianti dkk., 2018). Penyajian bahan ajar

tidak hanya terbatas pada media cetak saja, akan tetapi sudah

memanfaatkan media digital. Inovasi dalam mengembangkan suatu bahan

ajar dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya bahan ajar yang dapat di

transformasikan penyajiannya kedalam bentuk elektronik, yaitu LKPD

(Awaluddin, 2016). LKPD elektronik adalah salah satu media berbantuan

komputer yang didalamnya terdapat animasi, dan video-video yang lebih

efektif agar peserta didik tidak merasa bosan (Hafsah dkk., 2016). LKPD

elektronik didefinisikan sebagai alat pembelajaran yang dirancang secara

elektronik, berisi materi sistematis dan menarik untuk mencapai

kompetensi yang diharapkan.

Teknologi informasi memberikan peluang untuk beraktifitas dalam

menyiapkan bahan ajar sehingga memudahkan dalam mentransfer ilmu

dan teknologi kepada peserta didik LKPD elektronik merupakan sebuah

bentuk penyajian bahan ajar yang disusun secara sistematis kedalam unit

pembelajaran tertentu yang disajikan dalam format elektronik yang


didalamnya terdapat animasi, gambar, video, navigasi yang membuat

pengguna lebih interaktif dengan program. Media elektronik yang dapat

diakses oleh peserta didik mempunyai manfaat dan karakteristik yang

berbeda-beda. Jika ditinjau dari manfaatnya media elektronik sendiri dapat

menjadikan proses pembelajaran lebih menarik (Kustandi, 2013).

LKPD elektronik adalah lembaran yang berisi latihan-latihan peserta

didik yang dikerjakan secara digital dan dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan selama jangka waktu tertentu (Ramlawati dkk., 2014)

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) Elektronik adalah sebuah bahan ajar yang

berisi materi, latihan-latihan yang telah disusun secara sistematis yang

disajikan dalam bentuk digital yang berbantukan komputer ataupun

Gadget yang didalamnya terdapat gambar, video, animasi, flash dan fitur

lainnya yang mampu menarik minat belajar siswa.

3. 3D Pageflip Professional

3D PageFlip Professional adalah suatu software yang dapat

dimanfaatkan untuk membuat bahan ajar berbentuk e-book digital dengan

efek 3D. Software ini mampu mengubah bahan ajar berbentuk PDF

menjadi e-book 3D flash yang menakjubkan dengan berbagai format

seperti exe, zip, Html, Screen Saver dan lain-lain (Amalia, 2015).

Sedangkan menurut 3D Pageflip Professional merupakan jenis perangkat

lunak profesi halaman flip untuk mengkonversi file PDF Word,

Powerpoint ke halaman-balik publikasi digital. Tiap digital halaman PDF


yang dihasilkan bisa di flip (bolak-balik) seperti buku yang sesungguhnya.

3D PageFlip Professional digunakan untuk membuat e-book, majalah

digital, dll. Dengan software 3D PageFlip Professional dapat ditambahkan

video, gambar, audio, hyperlink, dan objek multimedia. Penggunaan

software 3D PageFlip Professional sangat mudah bagi siapa saja untuk

membuat Flash 3D yang realistis membalik halaman buku tanpa

keterampilan pemograman. Cukup dengan 3 langkah mengimport

PDF/gambar/FLV, menyesuaikan gaya dan penerbitan, kita dapat

mengkonversi PDF Flashpublikasi berbasis digital.

3D PageFlip Professional menyediakan juga banyak template dan

fitur untuk membuat buku, presentasi, dan bahan ajar digital yang

menarik. Dengan alat atau fitur 3D PageFlip Professional dapat

mengkonversi file PDF, file microsoft office, dan file OpenOffice menjadi

e-flipbooks.setelah pengkonversian file, selanjutnya dapat merancang dan

menambahkan efek yang terdapat didalam aplikasi.

3D PageFlip Professional dapat mengubah halaman dengan efek 3D

untuk menciptakan kembali apa yang terjadi ketika membalik halaman

dalam buku berbasis kertas. Kemudian 3D PageFlip Professional juga

memungkinkan untuk banyak keluaran, seperti flipbook yang dapat

ditambahkan ke dalam aplikasi yang dikembangkan (Tim Artikel

Softonic). Hasil akhir 3D PageFlip Professional setelah di publish dalam

bentuk format .exe, .pfprj atau .3dp.


Kelebihan dari aplikasi 3D PageFlip Professional ini adalah sebagai

berikut: (a) media flipbook dapat diflip (bolak-balik) seperti sesungguhnya.

Ketika membalik halaman akan terlihat bergerak seperti membalikkan

buku, sehingga menimbulkan sensasi yang berbeda dan lebih menarik, (b)

disetiap halaman flipbook dapat ditambahkan animasi yang mendukung

materi pembelajaran berupa video atau animasi flash, (c) e-Book

merupakan media belajar yang interaktif dalam penyampaian informasi

karena dapat menampilkan ilustrasi multimedia.

Adapun kelemahan dari aplikasi 3D PageFlip Professional, yaitu:

peserta didik belum terbiasa membaca dengan menatap kilapan cahaya

yang keluar dari monitor alat baca e-book sehingga akan melelahkan

penglihatan bagi sebagian peserta didik (Fitriyani dkk., 2017).

4. Starter Experiment Approach (SEA)

Starter Experiment Approach (SEA) dalam bahasa Indonesia dapat

diartikan sebagai pendekatan eksperimen penyulut (Starter). Penyulut

berdasarkan KBBI artinya gara-gara, lantaran, pemicu, penyebab,

dorongan, dan banyak arti lainnya. Pendekatan eksperimen penyulut, yaitu

sebuah pendekatan pembelajaran yang memicu serta mendorong peserta

didik untuk melakukan sebuah eksperimen atau percobaan. Meskipun

diartikan sebagai pendekatan eksperimen penyulut, namun SEA ini

merupakan salah satu model pembelajaran. Model pembelajaran SEA

mendukung dan linear dengan pendekatan Scientific Learning yang biasa

digunakan dalam pembelajaran sains (Yunita, 2019).


Starter Experiment Approach (SEA) atau disebut juga pendekatan

percobaan awal. Percobaan awal ini merupakan sebuah pendekatan yang

komprehensif yang berorientasi kepada proses bagaimana siswa dapat

menemukan konsep yang dibentuk oleh tujuh unsur yang diawali oleh

pengamatan di lingkungan, bekerja dalam kelompok, menyampaikan

gagasan strategi konsep, penanaman pengetahuan ingatan menuju pada

pemahaman serta memberikan motivasi kepada peserta didik (Hariyani,

2015). Menurut Prismayuda (2014), SEA merupakan pembelajaran yang

berangkat dari pengamatan dan mencakup berbagai strategi pembelajaran

sehingga lebih memungkinkan peserta didik mengembangkan

kemampuannya untuk memahami fakta, konsep, dan prinsip pembelajaran

IPA. Selain itu, Jaya (2014) juga menyatakan pendapat bahwa SEA

merupakan pendekatan komprehensif untuk pembelajan IPA yang

mencakup berbagai strategi pembelajaran, biasanya diterapkan secara

terpisah dan berorientasi terhadap keterampilan proses.

SEA mempunyai ciri khusus, yaitu mengetengahkan alam

lingkungan sebagai penyulut (Starter) selanjutnya, pembelajaran dilakukan

dengan mempraktikkan prinsip-prinsip metode ilmiah meliputi

pengamatan, dugaan, desain percobaan, eksperimen dan laporan hasil

penelitian (Rahmawati, 2014).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Starter

Experiment Experiment (SEA) atau pendekatan percobaan awal

merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang komprehensif yang


berorientasi bagaimana proses peserta didik menemukan konsep serta

mendorong peserta didik untuk melakukan percobaan atau eksperimen

yang mengetengahkan lingkungan sebagai penyulut dalam percobaan awal

dalam proses belajar mengajar.

Pembelajaran dengan SEA ini mengikuti langkah-langkah pokok

yang telah ditetapkan. Tiap-tiap langkah mempunyai tujuan yang terpusa

pada perkembangan proses belajar siswa (Bestari, 2013). Tahap-tahap

pokok proses pembelajaran SEA yang tertuang pada kegiatan inti

pembelajaran menurut Memes (2000), sebagai berikut:

a. Percobaan awal (Starter Experiment)

Tahap ini bertujuan untuk mengubah peserta didik belajar,

membangkitkan rasa ingin tahunya, dan menghubungkan konsep yang

akan dipelajari dengan alam lingkungannya. Oleh karena itu, tahap

starter experiment sebisa mungkin diperoleh berdasarkan pengamatan

dan percobaan menggunakan panca indra terhadap fenoemana yang

sedang terjadi di alam sekitar secara langsung.

b. Pengamatan (Observasi)

Tahap ini memerlukan pengamatan yang kreatif dan sangat

penting dalam menentukan tahap selanjutnya. Tahap ini dapat

dijadikan sebagai latihan untuk peserta didik agar melakukan

pengamatan secara kreatif terhadap gejala yang ditunjukkan pada

tahap percobaan awal (starter experiment) dan memunculkan rasa


keingintahuan tentang objek atau fenomena yang ditemui pada

kehidupan sehari-hari.

c. Rumusan Masalah

Peserta didik membuat pertanyaan yang operasional dan

menggunakan kalimat tanya agar mengarah pada konsep yang ingin

dicapai dalam proses pembelajaran.

d. Hipotesis

Peserta didik dapat mengajukan dugaan sementara dengan

memberikan penjelasan yang mungkin dapat diselidiki secara

eksperimen untuk menjawab rumusan masalah yang telah dibuat.

Perumusan dugaan oleh peserta didik sangat membantu untuk

mengemukakan prakonsepnya.

e. Percobaan Pengujian

Percobaan pengujian disusun untuk membuktikan dugaan sementara

dari masalah yang telah dirumuskan. Pada tahap ini, guru hanya

memberikan arahan-arahan seperlunya agar percobaan yang dirancang

peserta didik tidak menyimpang terlalu jauh.

f. Penyusunan Konsep

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh peserta didik,

selanjutnya berdiskusi bersama-sama untuk menyusun konsep. Guru

dapat membantu dalam penyempurnaan susunan konsep namun

peserta didik diberikan keleluasaan dalam mengakomodasi dan

mengasimilasikan konsep yang peserta didik temukan.


g. Mencatat Pelajaran

Tahap ini bertujuan agar peserta didik dapat menuliskan bagian

yang penting sebagai catatan belajar di rumah. Mencatat pelajaran

merupakan bagian yang penting.

h. Penerapan Konsep

Tahap ini bertujuan agar peserta didik dapat menjawab soal-soal

dan sebagai penilaian terhadap sejauh mana konsep tersebut dapat

diterapkan dalam situasi lainnya. Kemampuan peserta didik dalam

menerapkan konsep dalam situasi lain merupakan salah satu bentuk

evaluasi dari keberhasilan proses pembelajaran yang memberikan

indikasi bahwa peserta didik telah memahami konsep secara

komprehensif.

Pada gambar di bawah ini, secara ringkas dapat dilihat tahap-tahap

pembelajaran SEA yang tertuang pada kegiatan inti pembelajaran.

Percobaan awal (starter experiment)


Pengamatan (Observasi) Rumusan Masalah

Penyusunan Konsep Percobaan pengujian Hipotesis

Mencatat Pelajaran Penerapan Konsep

Gambar 2. Tahapan Pembelajaran SEA


Berikut ini beberapa kelebihan pembelajaran dengan Pendekatan

Percobaan Awal (Starter Experiment Approach). Menurut Bestari (2013),

Kegiatan dalam pendekatan SEA memiliki kelebihan yang besar

manfaatnya bagi siswa. Guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik,

mental, dan emosional siswa sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya

diri serta perilaku inovatif dan kreatif melalui kegiatan eksperimen. Siswa

diberi kesempatan untuk melatih keterampilan agar memperoleh hasil

belajar maksimal. Adapun beberapa kelebihan SEA menurut Budiono

dkk., (2013), sebagai berikut:

a. Dapat menarik minat siswa untuk mempelajari IPA.

b. Membiasakan siswa berpikir dan bertindak ilmiah.

c. Memperlihatkan adanya keterkaitan IPA dengan lingkungan.

d. Menjadikan IPA sebagai pelajaran yang disenangi dan dinantikan

siswa.

e. Meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa untuk berbuat dan

memecahkan sendiri sebuah permasalahan.

f. Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaan

sendiri daripada menurut cerita orang.

g. Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam

ingatan serta menghilangkan verbalisme.

Berikut ini beberapa kekurangan pembelajaran dengan Pendekatan

Percobaan Awal (Starter Experiment Approach):


a. Membutuhkan waktu yang banyak apalagi jika sebagian siswa tidak

tertantang dengan pendekatan ini.

b. Kurang sesuai untuk konsep pembelajaran IPA yang baku atau jarang

ditemukan di lingkungan seperti atom (Farizal, 2011).

5. Laju Reaksi

Kita sering mendengarkan istilah laju atau kecepatan dalam

kehidupan sehari-hari. Misalnya ada sebuah mobil yang berwarna merah

melaju dengan kecepatan tinggi. Laju atau kecepatan sering diasumsikan

pada benda yang bergerak seperti sepeda motor, mobil, pesawat, dan lain

sebagainya. Contoh yang paling sederhana mengenai laju adalah sebuah

Bus jurusan Surakarta bergerak dengan kecepatan 100 km/jam. Kecepatan

tersebut menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam kereta api mampu

menempuh jarak sejauh 100 km. Hal ini dapat diasumsikan bahwa dalam 1

jam jarak yang ditempuh kereta bertambah 100 km atau dalam waktu1 jam

jarak yang ditempuh kereta berkurang 100 km (Sudarmo, 2014).

Dalam reaksi kimia juga ada laju dan kecepatan. Reaksi kimia

merupakan perubahan yang terjadi pada reaktan membentuk suatu produk.

Sama halnya dengan peristiwa uraian di atas, bahwa laju reaksi adalah suatu

keadaan dimana terjadi perubahan konsentrasi dari pereaksi (reaktan)

menjadi hasil reaksi (produk) persatuan waktu yang dinyatakan dengan

persamaan reaksi:

Anda mungkin juga menyukai