Latar belakang
Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini bukan hanya sekedar mengajar
(transfer of knowledge) melainkan harus mampu menjadi manager, bahkan lebih dari itu guru harus
mampu merancang atau mendesain pembelajaran dengan kondisi yang menantang kreativitas dan
aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia, multimetode, dan multisumber agar
tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu, sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran, seorang guru terlebih dahulu membuat desain instruksional.
Desain instruksional atau disebut juga sebagai desain pembelajaran. Terdapat sepuluh langkah dalam
melakukan desain pembelajaran yang dimulai dari :
4. Analisis instruksional,
Dengan demikian maka pada pembelajaran kimia di kelas sepuluh dilakukan desain pembelajaran
dengan mengikuti kesepuluh langkah di atas dimulai dengan pemilihan model dan diakhiri dengan
evaluasi.
Gagne dalam Lukmanul Hakim (2008: 77) menjelaskan bahwa desain pembelajaran disusun untuk
membantu proses belajar siswa yang diterapkan untuk jangka pendek dan jangka panjang. Gentry dalam
Wina Sanjaya (2012: 67) mengungkapkan pendapat yang lebih sepsifik, bahwa desain pembelajaran
berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, startegi dan teknik untuk mencapai tujuan
serta merancang media yang dapat digunakan untuk efektivitas pencapaian tujuan.
Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas,
model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar.
Beberapa model pembelajaran yaitu Model Jerold kemp, Model Bela Banathy, Model Dick dan Carey,
Model R. Glasser dan Model Gerlach dan Ely. Setiap pengembang desain pembelajaran memilih model
pembelajaran sesuai kondisi yang dihadapinya. Karena setiap model yang ada mempunyai orientasi dan
alur kerja dengan spesifikasi yang berbeda.
Menurut Agus Sachari (2005: 7) ada lima kcriteria yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam memilih
model desain pembelajaran, yaitu:
d) Luas jangkauan modelnya dari pola belajar mengajar yang konvensional, proses belajar mengajar
baik yang menghendaki kehadiran guru secara fisik maupun yang tidak.
Mempertimbangkan kelima kriteria di atas maka model pembelajaran yang saya gunakan untuk
pembelajaran kimia kelas X adalah desain pembelajaran model Jerold E. Kemp. Karena model ini
dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu:
b. Bagaimana kegiatan, media , dan sumber-sumber belajar yang tepat untuk mencapai hasil belajar
yang diinginkan.
c. Bagaimana cara mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai (evaluasi).
Ada delapan langkah dalam pengembangan desain pembelajaran model Kemp, langkah tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan instruksional umum atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin
dicapai dalam mengajarkan masing-masing pokok bahasan.
2) Membuat analisa tentang karakteristik siswa diantaranya latar belakang pendidikan,sosial budaya
siswa yang mengikuti program, serta langkag-langkah apa yang diambil
3) Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur (indikator) mengetahui
bagaimana siswa mengerjakannya dan tahu apa ukurannya berhasil mencapai tujuan. Guru juga dapat
menyusun tes kemampuan/keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.
4) Menentukan materi/bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) yang
telah dirumuskan.
5) Menetapkan tes awal (peassesment) untuk mengetahui kemampuan awal siswa untuk menyusun
langkah berikutnya.
6) Menentukan strategi belajar mengajar, media, dan sumber belajar yang sesuai dengan tujuan
instruksional khusus tersebut dengan prinsip efisiensi, efektif, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu
analisa alternatif.
7) Mengkoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya, fasilitas, peralatan, waktu,
dan tenaga.
8) Mengadakan evaluasi untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan,
yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan metode/strategi yang digunakan.
Menurut prof. Djuju Sudjana kebutuhan instruksional dapat diartikan sebagai suatu jarak antara tingkat
pengetahuan, keterampilan, dan atau sikap yang dimiliki pada suatu saat dengan tingkat pengetahuan,
keterampilan, dan/atau sikap yang ingin diperoleh seseorang, kelompok, lembaga, danatau masyarakat
yang hanya dapat dicapai melalui kegiatan belajar.
( http://harisnst33.blogspot.com ).
Analisis kebutuhan instruksional untuk pembelajaran kimia di kelas X awal semester satu akan
mendapat pokok bahasan seputar struktur atom, system periodic dan ikatan kimia. Materi-materi
tersebut selalu ada pada soal-soal UN (ujian nasional setiap tahunnya). Materi ini juga terdapat di
standar lulusan dan standar isi.
Dengan demikian perlu disusun desain pembelajaran kimia untuk topic bahasan tersebut dengan
keefektifan dan efisien pencapaian keberhasilan untuk menunjang keberhasilan UN kimia.
Menurut Harjanto (2004 : 208) tujuan instruksional umum adalah hasil belajar yang diharapkan dicapai
siswa setelah mengikuti suatu program pengajaran. Hasil suatu program pengajaran dapat berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Ada tiga fungsi dasar tujuan instruksional :
1. Membantu mendefinisikan arah instruksional secara umum dan sebagai dan sebagai petunjuk
tentang materi pelajaran yang perlu dicakup.
3. Membantu dan mempermudah pengukuran hasil belajar yang dituangkan dalam prosedur
perencanaan dan penilaian.
Pada pokok bahasan struktur atom di kelas X tujuan instruksional umumnya adalah “Memahami
struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia”
4. Analisis Instruksional
Analisis instruksional ini dilakukan setelah melakukan pemilihan model instruksional pengembangan
instruksional yang sesuai dengan kondisi belajar, mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis
tujuan instruksional umum (Standar Kompetensi) dan sebelum melakukan identifikasi perilaku dan
karakteristik awal siswa. Pengertian Analisis Instruksional adalah proses penjabaran perilaku umum
menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis (Suparman, 2001). Analisis
instruksional merupakan proses identifikasi perilaku umum menjadi perilaku khusus yang lebih spesifik.
Analisis Instruksional ini dimulai dengan menanalisis tujuan pembelajaran yaitu “Memahami struktur
atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia”. Tujuan ini harus dicapai dalam 18 kali pertemuan
dengan 1 kali pertemuan ada yang 2 jam pelajaran sebanding dengan 2 X 45 menit dan ada yang 1 kali
pertemuan sama dengan 1 jam pelajaran atau 45 menit. Terdapat tiga tujuan yang terkandung dalam
tujuan instruksional umum yaitu :
Tujuan memahami sifat keperiodikan unsur tidak banyak bergantung pada pemahaman siswa di struktur
atom tetapi pemahaman siswa pada struktur atom adalah pengetahuan prasyarat untuk dapat
memahami ikatan kimia.
Untuk menjabarkan tujuan instruksional umum “Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur,
dan ikatan kimia” maka perilaku khusus yang lebih spesifik harus dikuasai siswa diantaranya :
1. Dapat menjelaskan perkembangan teori atom dari Dalton, Thomson, Rutherford, Niels Bohr
6. Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
elektron dan keelektronegatifan
9. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan bukan gas mulia
dalam struktur Lewis.
11. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dan rangkap tiga.
13. Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam
Struktur ini adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat
dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain sebagai prasyarat.
menjelaskan perkembangan teori atom dari Dalton, Thomson, Rutherford, Niels Bohr
Dapat membuat konfigurasi
elektron
Menjelaskan proses
Struktur ini adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu seri urutan
penampilan perilaku tetapi ada yang menjadi perilaku prasyarat untuk yang lain
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
Dapat membuat
konfigurasi elektron
Dapat membuat
Struktur lewis
· Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
elektron dan keelektronegatifan
2. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dan rangkap tiga.
4. Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam
Karakteristik peserta didik kelas X di SMAN 1 Cinangka yang akan mengikuti pembelajaran kimia di
semester 1 berjumlah 196 siswa terdiri dari 76 siswa dan 120 orang siswi. Peserta didik 196 siwa
tersebar dalam 7 kelas parallel sehingga tiap kelas rata-rata 28 orang dan 29 orang. Peserta didik
tersebut rata-rata dari keluarga dengan penghasilan ekonomi lemah sehingga kemampuan menyediakan
sarana pendukung pendidikan seperti buku paket sangat rendah.
Kemampuan awal di bidang IPA dari nilai ijasah dan UN rata-rata kurang dari 6. Kemampuan membaca,
menulis dan berhitung pada tingkatan menengah atas cukup. Minat membaca buku dari perpustakaan
kurang dari data pengunjung perpustakan untuk siswa kelas X dibandingkan kelas di atasnya.
Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah tujuan pengajaran dimana perubahan prilaku telah dapat dilihat
dan diukur. Kata kerja yang menggambarkan perubahan prilaku telah spesifik sehingga memungkinkan
dilakukan pengukuran tanpa menimbulkan lagi berbagai perberdaan penafsiran.
Dari tujuan instruksional umum melalui analisis instruksional dijabarkan sehingga kita dapat
merumuskan tujuan instruksional khusus. Untuk tujuan instruksional umum “Memahami struktur atom,
sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia” mempunyai tujuan instruksional khusus :
1. Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan
sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman
konfigurasi elektron.
2. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat dan
ikatan logam, serta hubungannnya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk
Tes acuan patokan adalah mengukur penguasaain siswa setelah mengikuti proses pembelajaran apakah
sudah mencapai tujuan instruksional khusus. Skor tes yang telah dicapai siswa setelah mengikuti
kegiatan instruksional dibandingkan dengan suatu patokan tertentu.
Tes acuan patokan ini disusun bukan setelah proses instruksional berlangsung, namun sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung. Hal ini bertujuan agar penilaian pencapaian keberhasilan sesuai dengan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan .
Untuk tujuan instruksional “Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia”
mempunyai tujuan instruksional khusus :
1. Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan
sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman
konfigurasi elektron.
2. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat dan
ikatan logam, serta hubungannnya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk
Tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran berupa tes uraian : dengan
jumlah 10 nomor sesuai dengan peraturan yang ditetapkan di SMA Negeri 1 Cinangka. Acuan patokan
yang digunakan untuk tes ini adalah KKM (criteria ketuntasan minimal) sebesar 71.
Penentuan nilai KKM sebagai patokan pencapaian hasil tes berdasarkan analisis indicator yang
dilampirkan.
1. Kegiatan prainstruksional
2. Penyajian informasi
3. Partisipasi siswa
4. Tes
5. Tindak lanjut
Gagne dan Briggs (1979) menyebutkan ada sembilan urutan kegiatan instruksional, yaitu:
8. Menilai penampilan
9. Menyimpulkan
Pada pembelajaran kimia untuk tujuan instruksional umum “Memahami struktur atom, sifat-sifat
periodik unsur, dan ikatan kimia” mempunyai strategi :
Kompetensi dasar : 1.1. Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr,
6) Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
elektron dan keelektronegatifan
II. Tujuan:
Siswa dapat,
2) Menyebutkan partikel dasar dan mengklasifikasikan atom ke dalam isotop, isobar dan isoton.
5) Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
elektron dan keelektronegatifan
v Ceramah
v Diskusi
v Penugasan
v Praktikum
· Menjelaskan Perkembangan Teori Atom mulai dari Dalton sampai dengan Teori Niels Bohr
Kegiatan awal
v Salam pembuka
v Perkenalan
Kegiatan Inti
v Eksplorasi : Siswa mempelajari perkembangan teori atom dari slide yang ditampilkan
Kegiatan Akhir
No.
Model Atom
Gambar atom
· Menjelaskan Perkembangan Teori Atom mulai dari Dalton sampai dengan Teori Niels
Bohr
Kegiatan awal
v Salam pembuka
v Pengecekan absensi
Kegiatan Inti
· Menentukan partikel dasar (proton, elektron dan netron) dan mengklasifikasikan unsur ke dalam
isotop, isobar dan isoton
Kegiatan awal
v Salam pembuka
v Apersepsi:
Kegiatan Inti
v Eksplorasi : Siswa mempelajari komposisi atom (Nomor atom, Nomor Massa) dan konfigurasi elektron
Kegiatan Akhir
v Memberi tugas pada pertemuan berikutnya untuk mencari informasi dari literatur tentang Isotop,
Isobar dan Isoton
Tentukan berapa jumlah elekron, proton dan neutron dari unsur-unsur di bawah ini :
· Menentukan partikel dasar (proton, elektron dan netron) dan mengklasifikasikan unsur ke dalam
isotop, isobar dan isoton
Kegiatan awal
v Salam pembuka
Kegiatan Inti
v Eksplorasi : Siswa bertanya jawab tentang pengertian Isotop, Isobar dan Isoton
Kegiatan Akhir
v Memberi tugas pada pertemuan berikutnya untuk mencari informasi dari literatur tentang sistem
periodik unsur
Ulangan Blok I
Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron
dan keelektronegatifan
Kegiatan awal
v Salam pembuka
Kegiatan Inti.
Kegiatan Akhir
No.
Tabel periodik unsur
sifat
Pengertian sifat
Jari-jari atom
energi ionisasi
afinitas
keelektronegatifan
Kegiatan awal
v Salam pembuka
v Memeriksa PR
Kegiatan Inti
v Pembahasan PR di depan
Kegiatan Akhir
· Menyimpulkan partikel penyusun inti atom dan konfigurasi elektron
Kegiatan awal
v Salam pembuka
v Memeriksa PR
Kegiatan Inti
v Elaborasi : Melakukan kegiatan praktikum untuk menentukan konfigurasi elektron pada beberapa
unsur
Kegiatan Akhir
· Mempelajari cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif
Kegiatan awal
v Salam pembuka
Kegiatan Inti
v Eksplorasi : Mempelajari cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif
v Elaborasi : Menentukan massa atom relatif unsur C dan massa molekul relatif dari Na2CO3
Kegiatan Akhir
Kompetensi Dasar : 1.2. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinat dan ikatan logam, serta hubungannnya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.
(2) Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan bukan gas mulia
dalam struktur Lewis.
(4) Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dan rangkap tiga.
(6) Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam
II. Tujuan:
Siswa dapat,
(2) Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan bukan gas mulia
dalam struktur Lewis.
(3) Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen tunggal, rangkap dan rangkap tiga,
dan ikatan kovalen koordinasi.
v Diskusi
v Penugasan
Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan bukan gas mulia dalam
struktur Lewis
Materi :
Kestabilan unsur
Struktur Lewis
v Salam pembuka
v Apersepsi:
Kegiatan Inti
v Eksplorasi : Siswa mempelajari dari literatur tentang kestabilan unsur dan pembentukan ion
Kegiatan Akhir
Nama unsur
Lambang unsur
No. atom
konfigurasi
2. Lengkapi tabel berikut !
Nama unsur
Lambang unsur
No. atom
konfigurasi
Natrium
klorin
kalium
flourin
2. Pertemuan kedua: (1 jam pelajaran).
v Salam pembuka
Kegiatan Inti
v Konfirmasi : Siswa mengulang langkah-langkah pembentukkan ikatan ion pada Natrium dan Cl (klor)
Siswa menentukan pembentukan ikatan kimia yang terjadi pada unsur Kalium dan Flour
Kegiatan Akhir
· Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga
v Salam pembuka
Kegiatan Inti
v Eksplorasi : Mengamati pembentukkan ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, rangkap tiga dan kovalen
koordinasi dari slide power point
v Konfirmasi : Merangkum pembentukkan ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, rangkap tiga
Kegiatan Akhir
v Salam pembuka
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
· Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga
Kegiatan awal
· Salam pembuka
· Apersepsi:
Kegiatan Inti
v Eksplorasi : Siswa mempelajari ikatan kimia dari buku atau literature yang ada
Kegiatan Akhir
1. Gambarkan struktur Lewis untuk: 11Na, 12Mg, 13Al, 14Si, 15P, 16S, 17Cl, dan 18Ar
Indikator yang ingin dicapai ; Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan
keelektronegatifan
Materi : kepolaran ikatan
Kegiatan awal
· Salam pembuka
· Apersepsi:
Kegiatan Inti
v Elaborasi : Mengerjakan soal latihan untuk menentukan kepolaran ikatan beberapa senyawa
Kegiatan Akhir
Manakah dari senyawa-senyawa berikut yang bersifat kovalen non polar dan manakah yang polar : NH3,
Cl2, HBr, BeCl2, CCl4, H2O
Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam
Kegiatan awal
· Salam pembuka
· Memeriksa PR
· Menjelaskan tujuan pembelajaran
· Apersepsi:
· Mengingatkan kembali tentang unsure logam dalam tabel sistem periodik unsure
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
a. Sepotong besi
b. Senyawa H2O
c. Garam NaBr
Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam
Kegiatan awal
· Salam pembuka
· Memeriksa PR
Kegiatan Inti
v Eksplorasi : Siswa mempelajari ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam
Kegiatan Akhir
Ulangan blok ke 2
9.Bahan Instruksional
Bahan instruksional adalah bahan ajar yang akan diberikan kepada peserta didik berdasarkan strategi
instruksional dan tes yang telah disusun sebelumnya. Mulyasa (2006) juga menjelaskan bahwa bahan
ajar merupakan salah satu bagian dari sumber belajar yang dapat diartikan sesuatu yang mengandung
pesan pembelajaran, baik yang diniatkan secara khusus maupun bersifat umum yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. Bahan instruksional atau bahan ajar ini dapat
berbentuk media teks, audio, visual, audiovisual dan multi media. Didalamnya terkandung juga materi
pelajaran yang disiapkan secara sistematis.
Pada pembelajaran kimia ini materi yang disiapkan perkembangan teori atom, struktur atom,
perkembangan tabel periodik unsure, sifat keperiodikan unsure, aturan oktet, lambang lewis, ikatan
ion, ikatan kovalen (tunggal, rangkap dan rangkap tiga), ikatan kovalen koordinasi serta ikatan logam.
Sumber belajar yang digunakan Buku kimia, Tabel periodik, Kartu unsur, LKS dan Bahan lembar Kerja
Praktikum, Peraga atom unsure untuk praktikum. Sedangkan alat yang dipakai dalam pembelajaran ini
LCD proyektor, dan netbook.
Evaluasi formatif mempunyai tujuan untuk merevisi produk instruksional sehingga terjadi peningkatan
produk instruksional. Evaluasi formatif ini dapat dilakukan satu persatu siswa, kelompok siswa kemudian
uji coba lapangan.
Soal untuk evaluasi formatif tujuan instruksional harus mengacu pada keinginan untuk melihat
pencapaian pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional khusus. Pada tujuan instruksional umum
“Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia” digunakan instrumen sebagai
berikut :
1. Gambar dan jelaskan model atom :
a. Rutherford
b. Niels Bohr
a. Elektron = …………….
b. Proton = ………………
c. Neutron = …………….
a. Isobar
b. Isotop
c. Isoton
a. ……………………………………………………….
b. ……………………………………………………….
c. ……………………………………………………….
d. ………………………………………………………
a. …………………………………………………………
b. …………………………………………………………..
c. ………………………………………………………….
d. …………………………………………………………
a. Konfigurasi : ………………………………………………………………………………….
b. Electron valensi : ……………………………………………………………………………..
Jawaban :
1. A. atom Rutherford sudah bukan lagi bola pejal. Atom mempunyai inti atom
http://www.quimicaweb.net/grupo_trabajo_fyq3/tema4/imagenes/rfmodel.gif
model_atom_bohr
Atom Niels Bohr mempunyai inti atom bermuatan positif dengan elektron bermuatan negatif
mengelilingi inti pada lintasan atau orbit elektron dengan energi lintasan yang tertentu.
Kekurangan model atom Dalton : tidak dapat menjelaskan daya hantar aliran listrik pada suatu senyawa
a. Elektron = 19
b. Proton = 19
c. Neutron = 20
a. Triad Dobereiner
b. Oktaf Newlands
a. Jari-jari atom
b. Keelektronegatifan
c. Energi ionisasi
d. Afinitas elektron
a. Konfigurasi : K L M N O
2 8 18 8 1
b. Electron valensi : 1
9. Ikatan kovalen pada CO2 dimulai dari konfigurasi electron dari unsur :
6C: K L 8O : K L
2 4 2 6
2 8 8 2 ion Ca2+
ion Ca2+ membentuk ikatan ionic dengan ion O2- sehingga terbentuk senyawa CaO