Anda di halaman 1dari 39

HANDOUT KIMIA

KELAS X (RPL DAN MM)


SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Ruang lingkup:
Materi dan Perubahannya
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Ikatan Kimia
Konsep Mol
Hukum-Hukum Dasar Kimia
Senyawa Hidrokarbon (ALKANA)

SMK BHAKTI MULIA PARE


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEDIRI
SMK BHAKTI MULIA PARE - KAB. KEDIRI - JAWA TIMUR
JL. Matahari No. 1, Puhrejo, Tulungrejo, Pare, Kabupaten KEDIRI
Telp./Fax. (0354) 394183,Web: www.smkbhaktimuliapare.com
I. MATERI DAN PERUBAHANNYA

Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang, contohnya
buku, kayu, batu bata, air, udara, besi dan lain-lain. Ada tiga macam bentuk (wujud) materi,
yaitu :
1. Zat Padat
Zat padat adalah materi yang mempunyai bentuk dan volume tetap, susunannya
teratur, jarak antar partikel rapat, dan gerakan partikel bergetar. Materi dalam wujud padat
misalnya baja, batu dan kapur, dll.
2. Zat Cair
Zat cair mempunyai volume tertentu, bentuknya mengikuti wadah yang ditempati,
susunannya kurang teratur, jarak antar partikel agak renggang, dan dapat bergerak bebas
namun terbatas. Materi dalam wujud cair misalnya : air, minyak goreng, alkohol, bensin,
solar, larutan gula, air laut.
3. Zat Gas
Gas adalah wujud materi yang mudah berubah bentuk dan volumenya, susunannya
tidak teratur, jarak antar partikel renggang, dan dapat bergerak bebas sehingga partikel-
partikel di dalam gas dengan cepat menyebar mengisi semua ruang yang tersedia. Karena
terdapat jarak yang jauh antara partikel-partikel gas, gas bisa dengan mudah dimampatkan
untuk mengurangi volumenya. Materi yang tergolong dalam wujud gas, misalnya udara,
gas bumi, gas elpiji, uap air, gas kapur, dll.

A. Sifat Materi
Berdasarkan kaitannya dengan perubahan materi, sifat-sifat materi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Sifat fisika (sifat fisik), yaitu sifat yang berhubungan dengan penampilan atau
keadaan fisis materi. Contohnya warna, bau, rasa, titik didih, massa jenis, titik leleh,
kekerasan, indeks bias, dll.
2. Sifat kimia, yaitu sifat yang berkaitan dengan perubahan kimia yang dapat dialami
oleh suatu materi, misal dapat terbakar, berkarat, mudah bereaksi, beracun, dan
bersifat asam atau basa. Sifat ini dapat diamati pada saat terjadi perubahan kimia.
Berdasarkan kaitannya dengan ukuran atau jumlah materi, sifat-sifat materi dapat
dibedakan menjadi:
1. Sifat ekstensif, yaitu sifat yang bergantung pada jumlah/ukuran materi. Contoh:
massa, berat, volume
2. Sifat intensif, yaitu sifat yang tidak bergantung pada jumlah/ukuran materi. Contoh:
bau, warna, rasa, massa jenis, titik didih, dll.
LATIHAN SOAL 1.1: SIFAT MATERI
1. Manakah yang merupakan sifat fisika dan sifat kimia dari cuka?
a. Zat cair yang bening
b. Mempunyai rasa asam
c. Mempunyai aroma yang tajam
d. Bereaksi dengan kapur membebaskan gas karbon dioksida
e. Dapat melarutkan logam timbal
2. Tentukan manakah yang termasuk sifat ekstensif, sifat intensif, sifat fisika, dan sifat kimia
setiap sifat natrium pada pernyataan berikut:
Natrium adalah suatu unsur yang pada tekanan dan suhu kamar berwujud padat berwarna
putih-perak tetapi warnanya segera pudar karena bereaksi dengan udara. Natrium juga
bereaksi hebat dengan air membebaskan gas hidrogen

B. Perubahan Materi
Perubahan materi adalah perubahan sifat suatu zat atau materi menjadi zat yang lain baik
yang menjadi zat baru maupun tidak. Perubahan materi terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Perubahan Fisika
Perubahan fisika merupakan perubahan materi yang tidak menghasilkan zat baru,
hanya menyangkut perubahan keadaan (bentuk dan wujud). Pada perubahan fisika,
umumnya wujud zat dapat dikembalikan ke wujud/bentuk asalnya. Ciri-ciri perubahan
fisika, yaitu adanya perubahan wujud dan perubahan bentuk/ukuran. Contoh : jika air
dipanaskan akan berubah menjadi uap air, sedangkan jika air didinginkan maka air akan
membeku menjadi es. Es, air dan uap adalah zat yang sama hanya wujudnya saja yang
berbeda.
2. Perubahan Kimia
Perubahan kimia merupakan perubahan dari suatu zat yang menyebabkan
terbentuknya zat baru dan sifatnya kekal. Perubahan kimia dapat terjadi karena adanya
reaksi kimia. Contoh : besi berkarat, pembuatan tempe (fermentasi), industri asam sulfat,
industri alkohol dan lain-lain. Ciri-ciri perubahan kimia, yaitu adanya perubahan warna,
perubahan suhu, terbentuknya endapan dan timbulnya gas.

LATIHAN SOAL 1.2: PERUBAHAN MATERI


1. Dari peristiwa dibawah ini, tentukan peristiwa manakah yang merupakan perubahan kimia
atau perubahan fisika!
a. Proses pencernaan makanan f. Minyak menjadi tengik
b. Mentega mencair g. Proses fotosintesis
c. Membuat meja dari kayu h. Gandum digiling menjadi tepung terigu
d. Lilin meleleh i. Kapur barus menyublim
e. Pembakaran kayu j. Warna baju memudar
C. Klasifikasi Materi

Materi tersusun dari beberapa partikel penyusun. Para ilmuwan mengklasifikasikan zat
atau materi menjadi dua kelompok, yaitu zat tunggal dan campuran. Zat tunggal adalah zat
yang terdiri dari satu jenis partikel dasar dan memiliki komposisi dan sifat yang tetap. Unsur
adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana dengan
reaksi kimia biasa. Unsur dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: unsur logam (besi, nikel,
tembaga, dll), unsur semi logam/metaloid (silikon, germanium, dll), dan unsur non logam
(fluor, brom, dll).
Senyawa adalah zat tunggal hasil penggabungan dua unsur atau lebih dengan
perbandingan tertentu melalui reaksi kimia. Senyawa memiliki sifat yang berbeda dengan
unsur-unsur penyusunnya. Misal, dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen
dapat bergabung membentuk molekul air (H2O). Hidrogen adalah gas yang sangat ringan dan
mudah terbakar, sedangkan oksigen adalah gas yang terdapat di udara yang sangat diperlukan
tubuh kita untuk pembakaran. Contoh senyawa: air (H2O) , garam dapur (NaCl), urea
CO(NH2)2 dan sebagainya.
Campuran adalah gabungan beberapa macam zat dengan komposisi yang tidak tetap.
Campuran dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Campuran homogen, yaitu campuran antara dua zat atau lebih yang partikel-partikel
penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi. Campuran homogen sering disebut dengan
larutan. Contoh: larutan gula, larutan garam
b. Campuran heterogen, yaitu campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel-
partikel penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama lainnya. Pada campuran heterogen
dinding pembatas antar zat masih dapat dilihat. Contoh: air kopi, air pasir, campuran air
dengan minyak, dan sebagainya. Di dalam campuran heterogen dikelompokkan menjadi
dua bagian, yaitu: koloid dan suspensi. Koloid adalah campuran heterogen dimana
partikel-partikelnya hanya dapat dilihat dengan mikroskop ultra (contoh susu, asap, kabut,
agar-agar) sedangkan suspensi adalah campuran heterogen dimana partikelnya hanya
dapat dilihat dengan mikroskop biasa (contoh minyak dengan air, air keruh, air kapur)

Tabel Perbedaan Senyawa dan Campuran


Pembeda Senyawa Campuran
Sifat komponen Berubah (tidak tampak) Masih tetap (tampak)
penyusun
Komponen pembentuk Dari dua unsur atau lebih Dapat berupa unsur atau
senyawa atau keduanya
Jumlah komponen Perbandingan komponen Perbandingan komponen
penyusunnya penyusunnya selalu tertentu dan penyusunnya tidak tertentu
tetap dan sembarang

Cara pemisahan Secara kimia Secara fisika

LATIHAN SOAL 1.3: KLASIFIKASI MATERI


Tentukan materi berikut termasuk unsur, senyawa, ataukah campuran!
1. Emas 21 karat 11. Alkohol
2. Air murni 12. Susu
3. Besi 13. Perunggu
4. Garam dapur 14. Air kopi
5. Larutan gula 15. Minyak bumi
6. Aluminium 16. Baja
7. Udara 17. Cat
8. Asam cuka 18. Nikel
9. Tanah 19. Air laut
10. Kuningan 20. Air aki

D. Partikel Dasar Penyusun Materi


a. Atom, yaitu bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi
b. Molekul, yaitu gabungan dari atom-atom. Gabungan dari atom-atom yang sejenis
disebut molekul unsur, misalnya partikel penyusun gas oksigen sedangkan gabungan
dari atom-atom yang tidak sejenis disebut molekul senyawa, misalnya penyusun gas
metana.
c. Ion, yaitu atom yang bermuatan listrik. Ion positif disebut kation sedangkan ion
negatif disebut anion. Misalnya garam dapur (NaCl) terdiri dari ion Na + dan ion Cl-.

E. Pemisahan Campuran
Campuran adalah materi yang tersusun dari dua jenis zat murni atau lebih dan masih
memiliki sifat-sifat dari zat penyusunnya. Kebanyakan materi yang berada di alam ini tidak
murni, melainkan masih berupa campuran. Seperti halnya udara yang kita hirup setiap hari
sampai air laut yang berada di samudera. Udara sendiri terdiri dari beberapa macam zat
seperti oksigen, nitrogen, uap air dan yang lainnya. Sedangkan air terdiri dari air, garam, dan
zat yang lainnya. Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkannya dari
campurannya. Prinsip pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan sifat-sifat fisis zat
penyusunnya, diataranya seperti wujud zat, ukuran partikel, titik leleh, titik didih, sifat
magnetik, kelarutan, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa metode dalam
memisahkan campuran.
1. Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi adalah metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan cairan dan
padatan yang tidak larut dengan menggunakan penyaring (filter) berdasarkan perbedaan
ukuran partikel. Sebagai contoh menyaring air yang bercampur pasir disaring dengan kertas
saring sehingga pasir akan tertinggal di kertas saring
.
2. Dekantasi
Dekantasi dapat digunakan sebagai salah satu alat alternatif selain filtrasi untuk
memisahkan cairan dan padatan. Dekantasi dilakukan dengan cara menuang cairan secara
perlahan-lahan, dengan demikian padatan akan tertinggal di dalam wadah tersebut. Metode
ini memang terbilang lebih cepat daripada filtrasi, namun hasilnya masih kurang efektif.
Hasil akan menjadi lebih efektif bila ukuran zat padat jauh lebih besar, misalnya campuran
air dengan kerikil.

3. Evaporasi (penguapan)
Jika garam dicampur dengan air akan terbentuk larutan, larutan tersebut tidak dapat
dipisahkan dengan metode filtrasi maupun sentrifugasi. Metode yang digunakan untuk
memisahkan zat padat yang terlarut dari larutannya disebut evaporasi. Sebagai contoh adalah
larutan garam, larutan dipanaskan secara perlahan. Selama pemanasan, air dibiarkan
menguap perlahan-perlahan hingga habis dan meninggalkan kristal garam sebagai residu
4. Destilasi (penyulingan)
Destilasi adalah metode pemisahan campuran zat cair dari larutannya berdasarkan
perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Jika larutan dipanaskan, maka komponen
titik didihnya yang lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Dalam kehidupan sehari-hari
proses penyulingan digunakan sebagai pemisahan air tawar dan air laut, pembuatan etanol
atau alkohol, dan proses pemisahan minyak bumi.
5. Kromatografi
Kromatografi merupakan pemisahan campuran yang terjadi karena perbedaan
kelarutan zat-zat dalam pelarut serta perbedaan penyerapan (adsorbsi) kertas terhadap zat-zat
yang ingin dipisahkan. Suatu zat yang lebih dahulu larut dalam pelarut dan kurang terabsorbsi
pada kertas akan bergerak lebih cepat. Dalam kehidupan sehari-hari kromatografi berguna
untuk menguji apakah bahan pewarna yang digunakan dalam makanan aman untuk
dikonsumsi, menguji tinta yang digunakan pada pemalsuan dokumen seperti surat, cek dan
giro, dan menguji apakah terdapat obat terlarang dalam urin atlet atau penyalahgunaan
narkoba

6. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran sesama zat padat berdasarkan
perubahan wujud zat. Zat padat yang menyublim (berubah wujud menjadi gas atau
sebaliknya) dapat dipisahkan dengan campurannya dengan zat padat yang tidak dapat
menyublim menggunakan metode sublimasi. Contohnya seperti campuran kapur barus
dengan pasir dapat dipisahkan dengan sublimasi. Campuran dipanaskan di dalam wadah
cawan yang ditutup dengan corong terbalik. Kapur barus akan menyublim dan menjadi uap
sedangkan pasir tidak dapat menyublim. Saat menyentuh permukaan corong, uap kapur barus
akan mengkristal menjadi padatan yang menempel pada permukaan corong sehingga dapat
dipisahkan dengan pasir.
II. STRUKTUR ATOM DAN TABEL PERIODIK UNSUR

A. Perkembangan Teori Atom


a. Teori Atom Dalton
John Dalton mengemukakan hipotesa tentang atom berdasarkan hukum kekekalan
massa (Lavoisier) dan hukum perbandingan tetap (Proust). Teori yang diusulkan Dalton:
 Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
 Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil
 Atom dari unsur yang sama akan memiliki sifat-sifat yang sama sedangkan atom dari
unsur yang berbeda akan memiliki sifat-sifat yang berbeda
 Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
 Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari
atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Model Atom Dalton

Kelebihan dari teori Dalton ini adalah memulai minat terhadap penelitian mengenai
model atom. Kelemahannya adalah tidak menerangkan hubungan lautan senyawa dan daya
hantar arus listrik, jika atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur dan tidak dapat
dibagi lagi.

b. Teori Atom Thomson


Setelah penemuan proton oleh Goldstein di tahun 1886 dan elektron oleh J.J. Thomson
di tahun 1897. Kemudian pada tahun 1898 J.J Thomson mengemukakan model atomnya yang
diibaratkan seperti roti kismis. Model atom Thomson menyatakan bahwa atom berupa bola
yang bermuatan positif dengan adanya elektron bermuatan negatif yang tersebar merata.
Model atom Thomson didasarkan pada asumsi bahwa massa elektron lebih kecil dari massa
atom, dan elektron merupakan partikel penyusun atom. Karena atom bermuatan netral, maka
elektron yang bermuatan negatif akan menetralkan suatu muatan positif dalam atom. Hal ini
mendukung keberadaan proton dalam atom.

Model Atom Thomson ―Roti Kismis‖

Kelebihan teori atom Thomson ini adalah membuktikan adanya partikel lain yang
bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu
unsur. Selain itu juga memastikan bahwa atom tersusun dari partikel yang bermuatan positif
dan negatif untuk membentuk atom netral. Juga membuktikan elektron terdapat dalam semua
unsur. Kelemahannya adalah belum dapat menerangkan bagaimana susunan muatan positif
dalam bola dan jumlah elektron.

c. Teori Atom Rutherford


Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng tipis dengan
partikel alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan. Berarti
di dalam atom terdapat susunan-susunan partikel bermuatan positif dan negatif. Hasil
penelitian Rutherford sekaligus menggantikan model atom Thomson, Rutherford mengajukan
model atom yang menyatakan bahwa atom tersusun dari inti yang bermuatan positif
dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif, seperti planet mengelilingi
matahari. Elektron berada dalam kulit atom mengelilingi inti. Diantara inti atom dan kulit
atom terdapat ruang kosong yang luas sekali dengan perbandingan jari-jari inti atom dengan
jari-jari atom = 1 : 100000.

Model atom Rutherford

Kelebihan teori atom Rutherford adalah menyatakan bahwa atom tersusun dari inti atom
dan elektron yang mengelilingi inti. Kelemahannya, model tersebut tidak dapat menerangkan
mengapa elektron tidak pernah jatuh ke inti sesuai dengan teori fisika klasik.

d. Teori Atom Niels Bohr


Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang
berbentuk garis. Hipotesis Bohr adalah:
 Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom dengan
tingkat energi tertentu
 Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau
memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang. Jika
berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi.
Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi.

Model atom Bohr

Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat
berpindahnya elektron. Kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan spekrum
warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna
dari model atom Bohr.

e. Teori Mekanika Kuantum


Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926).
Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan
teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian, yaitu ―Tidak mungkin
dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat
bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak
tertentu dari inti atom‖. Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk menemukan
elektron disebut orbital.
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model
atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar berikut
ini.

Model atom mekanika kuantum

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital


menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau
hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk
kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa
orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.
Ciri khas model atom mekanika gelombang:
1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak
stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang
yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi darikebolehjadian paling besar ditemukannya
elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom)
2. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya.
(Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut)
3. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang
pasti, tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.

B. Partikel Penyusun Atom


Atom tersusun atas 3 partikel, yaitu:
- Proton : partikel penyusun atom yang bermuatan positif
- Elektron : partikel penyusun atom yang bermuatan negatif
- Neutron : partikel penyusun atom yang tidak bermuatan
Proton dan netron merupakan partikel penyusun inti atom sedangkan elektron penyusun
kulit atom.
Nomor atom = ∑ proton = ∑ elektron
Nomor massa = ∑ proton + ∑ neutron

Isotop adalah atom-atom yang memiliki nomor atom sama tetapi memiliki nomor massa
berbeda, contoh: 6C12 dan 6C13
Isobar adalah atom-atom unsur yang berbeda (nomor atom berbeda) tetapi mempunyai nomor
massa yang sama, contoh: 6C14 dan 7N14
Isoton adalah atom-atom unsur berbeda (nomor atom berbeda) tetapi mempunyai jumlah
neutron yang sama, contoh : 6C13 dan 7N14

LATIHAN 2.1
1. Lengkapi tabel berikut ini:
No Unsur Notasi Nomor Nomor Jumlah Jumlah Jumlah
atom massa proton elektron neutron
1
2 14 15
3 31 16
4 Cl 35 18
5 29 65
6 35 45
7 65 30
8 I 53 127
9 75 33
10

2. Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dari:


a. Ion F- (nomor massa F = 19, nomor atom F = 9)
b. Ion Ca2+ (nomor massa Ca = 40, nomor atom Ca = 20)
c. Ion S2- (nomor massa S = 32, nomor atom S = 16)
3. Tuliskan lambang atom!
a. Atom X memiliki 27 proton, 27 elektron, dan 32 neutron
b. Atom Y memiliki 1 proton, 1 elektron, dan tidak memiliki neutron
4. Ion X3+ mempunyai 10 elektron dan 14 neutron. Berapakah nomor atom unsur X?
5. Tentukan mana yang termasuk isotop, isobar, isoton!
, , , , , , ,

C. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron menggambarkan susunan penyebaran (pengisian) elektron dalam
atom. Konfigurasi elektron dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Konfigurasi elektron berdasarkan kulit
a. Aturan pengisian elektron pada tiap-tiap kulit memenuhi aturan: 2n2 ( n = nomor kulit)
Nomor kulit Jumlah elektron maksimum
1 (kulit K) 2
2 (kulit L) 8
3 (kulit M) 18
4 (kulit N) 32
dst
b. Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8 elektron
c. Untuk unsur golongan utama, konfigurasi elektronnya dapat ditentukan sebagai berikut:
 Isi penuh sebanyak mungkin kulit
 Tentukan jumlah elektron yang tersisa
 Jika jumlah elektron yang tersisa 32, kulit berikutnya diisi dengan 32 elektron
Jika jumlah elektron yang tersisa 32, kulit berikutnya diisi dengan 18 elektron
Jika jumlah elektron yang tersisa 18, kulit berikutnya diisi dengan 8 elektron
Jika jumlah elektron yang tersisa 8, tempatkan semua elektron tersisa pada kulit
berikutnya
Contoh:
20Ca : 2.8.8.2 elektron valensinya 2
35 Cl : 2 . 8 . 18 . 7 elektron valensinya 7
56Ba : 2 . 8 . 18 . 18 . 8 . 2 elektron valensinya 2

2. Konfigurasi elektron berdasarkan orbital


Hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan konfigurasi elektron berdasarkan orbital
(cara s, p, d, f) adalah Aturan Aufbau : ―Pengisian elektron dimulai dari tingkat energi
yang terendah terlebih dahulu kemudian ke tingkat energi yang lebih tinggi‖.
Aturan pengisian elektron mengikuti tanda panah di bawah ini

Berdasarkan jumlah orbital dari masing-masing sub kulit dan tiap orbital maksimum terisi
2 buah elektron, maka jumlah elektron masing-masing sub kulit adalah:
s (sharp= tajam) : terisi maksimum 2 elektron
p (principal = utama) : terisi maksimum 6 elektron
d (diffuse = kabur ) : terisi maksimum 10 elektron
f (fundamental = dasar) : terisi maksimum 14 elektron
Contoh penulisan konfigurasi elektron berdasarkan orbital:
11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1
17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
26Fe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6

LATIHAN 2.2
1. Tuliskan konfigurasi elektron unsur berikut berdasarkan kulit atom dan berdasarkan
orbital!
d. f.
e. g.
f. h.
g. i.
h. j.
2. Suatu unsur memiliki 3 kulit dan 5 elektron valensi. Berapakan nomor atom unsur itu?

D. Perkembangan Sistem Periodik Unsur


Sistem periodik adalah suatu tabel berisi identitas unsur-unsur yang dikemas secara
berkala dalam bentuk periode dan golongan berdasarkan kemiripan sifat-sifat unsurnya.
1. Pengelompokkan Unsur Menurut Lavoisier
Pada tahun 1769, Lavoisier menerbitkan suatu daftar unsur-unsur. Lavoiser membagi
unsur-unsur dalam unsur logam dan non logam. Pada waktu itu baru dikenal kurang lebih 33
unsur. Pengelompokan ini masih sangat sederhana karena antara unsur – unsur logam sendiri
masih banyak perbedaan. Ternyata, selain unsur logam dan non-logam, masih ditemukan
beberapa unsur yang memiliki sifat logam dan non-logam (unsur metaloid), misalnya unsur
silikon, antimon, dan arsen. Jadi, penggolongan unsur menjadi unsur logam dan non-logam
masih memiliki kelemahan.
Kelebihan pengelompokkan ini adalah Lavoisier sudah mampu mengelompokkan 33
unsur berdasarkan sifat kima, sehingga bisa dijadikan referensi bagi ilmuwan setelahnya.
Kelemahannya adalah pengelompokannya masih terlalu umum.

2. Pengelompokkan Unsur Menurut J.W Dobereiner (Sistem Triade Dobereiner)


Dobereiner adalah orang pertama menemukan hubungan antara sifat unsur dengan
massa atom relatifnya. Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya.
Setiap kelompok terdiri atas tiga unsur, sehingga disebut triade. Di dalam triade, unsur ke-2
mempunyai sifat-sifat yang berada di antara unsur ke-1 dan ke-3 dan memiliki massa atom
sama dengan massa rata-rata unsur ke-1 dan ke-3.

Tabel pengelompokan unsur-unsur menurut Triade Dobereiner

Kelebihan pengelompokkan ini adalah adanya keteraturan setiap unsur yang sifatnya
mirip massa atom (Ar) unsur yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata -rata di massa
atom unsur pertama dan ketiga. Kelemahannya kurang efisien karena ada beberapa unsur lain
yang tidak termasuk dalam kelompok Triade padahal sifatnya sama dengan unsur di dalam
kelompok triade tersebut.

3. Pengelompokan Unsur Menurut John Newlands (Sistem Oktaf Newlands)


Menurut Newlands, jika unsur-unsur diurutkan letaknya sesuai dengan kenaikan massa
atom relatifnya, maka sifat unsur akan terulang pada tiap unsur kedelapan. Unsur-unsur yang
berselisih 1 oktaf (nomor atom 1 dengan nomor atom 8, nomor atom 2 dengan nomor atom 9
dan seterusnya) menunjukkan kemiripan sifat. Keteraturan ini sesuai dengan pengulangan not
lagu (oktaf) sehingga disebut Hukum Oktaf . Tabel berikut menunjukkan pengelompokan
unsur berdasarkan hukum Oktaf Newlands.

Kelebihan pengelompokan ini adalah Newlands merupakan orang yang pertama kali
menunjukkan bahwa unsur-unsur kimia bersifat periodik.Kelemahannya dalam kenyataanya
masih ditemukan beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan unsur dan penggolonganya ini
hanya cocok untuk unsur yang massa atomnya kecil

4. Pengelompokkan Unsur Menurut Mendeleev


Dmitri Ivanovich Mendeleev pada tahun 1869 melakukan pengamatan 63 unsur yang
sudah dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Sifat tertentu akan berulang secara periodik apabila unsur-unsur
disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan
unsur-unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-
unsur juga disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu
lajur yang disebut periode.
Tabel pengelompokan menurut Mendeleev

Kelebihannya sistem periodik Mendeleev menyediakan beberapa tempat kosong untuk


unsur-unsur yang belum ditemukan dan meramalkan sifat-sifat unsur yang belum diketahui.
Pada perkembangan selanjutnya, beberapa unsur yang ditemukan ternyata cocok
dengan prediksi Mendeleev. Kelemahannya masih terdapat unsur-unsur yang massanya lebih
besar letaknya di depan unsur yang massanya lebih kecil, adanya unsur-unsur yang tidak
mempunyai kesamaan sifat dimasukkan dalam satu golongan (misalnya Cu dan Ag
ditempatkan dengan unsur Li, Na, K, Rb dan Cs) dan adanya penempatan unsur-unsur yang
tidak sesuai dengan kenaikan massa atom.

5. Pengelompokkan Unsur Menurut Henry Moseley (Sistem Periodik Modern)


Menurut Moseley, sifat-sifat kimia unsur merupakan fungsi periodik dari nomor
atomnya. Artinya, jika unsur-unsur diurutkan berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka
sifat-sifat unsur akan berulang secara periodik. Susunan periodik yang disusun oleh Moseley
akhirnya berkembang lebih baik sampai didapatkan bentuk yang sekarang ini dengan
mengikuti hukum periodik bahwa bila unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom,dan
kemiripan sifat, maka sifat unsur akan berulang secara periodik.
Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik bentuk panjang,
terdapat lajur mendatar yang disebut periode (disusun berdasarkan kenaikan nomor atom)
dan lajur tegak yang disebut golongan (disusun berdasarkan kemiripan sifat)
Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode dan 8 golongan.

E. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Nomor Golongan dan Nomor Periode


a. Jumlah kulit atom menyatakan periode
b. Jumlah elektron valensi menyatakan nomor golongan
Contoh: Na : 2, 8, 1 terletak pada golongan IA periode 3
O : 2, 6 terletak pada golongan VIA periode 2

F. Kecenderungan Sifat-Sifat Periodik Unsur


a. Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar
Dalam 1 golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar
Dalam 1 periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil
b. Energi ionisasi adalah energi minimum yang dibutuhkan untuk melepaskan satu
elektron yang terkait paling lemah dari suatu atom netral dalam wujud gas
Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin kecil
Dalam 1 periode dari kiri ke kanan energi ionisasi semakin besar
c. Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dilepas/diserap oleh atom netral dalam
bentuk gas pada penangkapan satu elektron untuk membentuk ion negatif
Dalam 1 golongan dari atas ke bawah afinitas elektron semakin kecil
Dalam 1 periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar
d. Keelektronegatifan adalah ukuran kecenderungan suatu atom untuk menarik electron
dalam ikatannya
Dalam 1 golongan dari atas ke bawah afinitas elektron semakin kecil
Dalam 1 periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar
Kelektronegatifan terbesar yaitu golongan halogen
e. Logam dan non logam
Dalam 1 golongan dari atas ke bawah sifat logam semakin kuat
Dalam 1 periode dari kiri ke kanan sifat logam semakin lemah

LATIHAN SOAL 2.3


Diketahui beberapa unsur dalam sistem periodik:
11Na 56Ba 17Cl 3Li 12Mg 15P
1. Tuliskan kofigurasi elektron masing-masing atom!
2. Tentukan letak unsur-unsur tersebut dalam sistem periodik unsur!
3. Urutkan unsur-unsur tersebut berdasarkan kenaikan jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, dan keelektronegatifan!
III. IKATAN KIMIA

A. KESTABILAN ATOM
Atom-atom yang berada di alam, hanya atom gas mulia yang stabil sedangkan atom
yang lain tidak stabil. Atom-atom yang tidak stabil tersebut cenderung bergabung dengan
atom lain untuk mendapatkan kestabilan. Kestabilan maksimum tercapai jika atom telah
memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan konfigurasi elektron gas mulia. Mengapa
atom gas mulia stabil sedangkan atom yang lain tidak stabil?
Pada dasarnya, sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi elektronnya. Bagaimana
konfigurasi elektron dari atom yang stabil itu? Simak konfigurasi elektron atom-atom gas
mulia yang merupakan atom-atom stabil berikut

Tabel 1.2 Konfigurasi elektron gas mulia


Periode Unsur No Atom K L M N O P Elektron valensi
1 He 2 2 2
2 Ne 10 2 8 8
3 Ar 18 2 8 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8 8
Dari konfigurasi elektron tersebut, Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa
konfigurasi elektron atom-atom akan stabil bila jumlah elektron terluarnya 2 (duplet) atau 8
(oktet). Fakta menunjukkan bahwa unsur-unsur selain gas mulia menunjukkan
kecenderungan menjadikan konfigurasi elektronnya sama dengan konfigurasi elektron gas
mulia terdekat.
Bagaimana caranya unsur-unsur tersebut dapat mencapai konfigurasi elektron yang
sama dengan gas mulia? Konfigurasi elektron gas mulia dapat dicapai dengan melepas,
menyerap atau memasangkan elektron, bergantung pada jenis unsurnya. Natrium akan
mencapai konfigurasi elektron neon dengan melepas 1 elektron, sedangkan klorin
memerlukan 1 elektron untuk mencapai konfigurasi argon. Atom yang melepas elektron akan
menjadi ion positif, sedangkan yang menyerap elektron menjadi ion negatif.

B. IKATAN ION
Ikatan ionik merupakan ikatan kimia yang terbentuk akibat gaya elektrostatik antara ion
positif dan ion negatif. Ikatan ion terjadi antara unsur-unsur logam dengan unsur-unsur non
logam. Unsur logam akan melepaskan elektronnya membentuk ion positif sedangkan unsur
non logam akan mudah menarik elektron untuk membentuk ion negatif. Ion positif dan ion
negatif yang terbentuk selanjutnya akan saling tarik-menarik dengan gaya elektrostatis
membentuk senyawa ion.
Pembentukan senyawa ionik secara tidak langsung melibatkan transfer elektron dari
satu atom ke atom yang lain seperti yang ditunjukkan pada contoh-contoh berikut:
Na(g) + Cl(g) → Na+(g) + Cl-(g)

pasangan ion
Dalam reaksi tersebut, satu elektron ditransfer dari atom natrium ke atom klorin sebelum
ikatan ion antara Na+ dan Cl- terjadi.
Mg(g) + O(g) → Mg2+(g) + O2-(g)

Dalam reaksi tersebut, dua elektron ditransfer dari atom Mg ke atom O sebelum ikatan ionik
antara Mg2+ dan O2- terjadi.
Atom yang sebagian elektronnya pindah ke atom lain akan menjadi ion positif atau
kation, sedangkan atom yang menerima elektron dari atom atom lain akan menjadi ion
negatif atau anion. Pada pembentukan senyawa ionik dalam fase gas, transfer elektron
tersebut diikuti dengan terjadinya gaya tarik antara ion positif dan ion negatif, sehingga
terbentuk senyawa ionik yang tersusun atas ion-ion yang merupakan pasangan ion.
Untuk pembentukan NaCl dalam fase gas dari ion-ionnya dapat ditunjukkan dengan
persamaan reaksi berikut:
Na(g) + Cl(g) → Na+(g) + Cl-(g) atau Na+(g) + Cl-(g) → NaCl(g)
pasangan ion pasangan ion

pasangan ion

Secara keseluruhan tahap-tahap pembentukan NaCl dalam fase gas dari atom-atomnya dalam
fase gas dijelaskan dengan persamaan reaksi berikut:

Na(g) → Na+(g) + e (pembentukan kation)


Cl(g) + e → Cl-(g) (pembentukan anion)
Na+(g) + Cl-(g) → NaCl(g) (pembentukan pasangan ion)

Na(g) + Cl(g) → NaCl(g)

Perubahan konfigurasi elektron pada pembentukan NaCl dalam fase gas dari atom-atomnya
dalam fase gas ditunjukkan dengan gambar berikut:

Untuk pembentukan MgO dalam fase gas dari ion-ionnya ditunjukkan dengan
persamaan reaksi berikut:
Mg2+(g) + O2-(g) → Mg2+O2-(g) atau Mg2+(g) + O2-(g) → MgO(g)
pasangan ion pasangan ion
[Mg]2+ + → [Mg]2+

pasangan ion

Pembentukan MgO dala fase gas dari atom-atomnya dalam fase gas dijelaskan dengan
persamaan reaksi berikut,
Mg(g) → Mg2+(g) + 2e (pembentukan kation)
O(g) + 2e → O2-(g) (pembentukan anion)
2+ 2-
Mg (g) + O (g) → MgO(g) (pembentukan pasangan ion)

Mg(g) + O(g) → MgO(g)

Perubahan konfigurasi elektron pada pembentukan MgO dalam fase gas dari atom-atomnya
dalam fase gas ditunjukkan dengan gambar berikut:

Mg (2, 8, 2) O (2, 6) Mg2+ (2, 8) O2- (2, 8)

Senyawa ion mempunyai beberapa sifat sebagai berikut:


a. Senyawa ion dalam keadaan padatan tidak dapat menghantarkan listrik, sedangkan dalam
keadaan lelehan dan larutan dapat menghantarkan listrik. Hal ini disebabkan dalam
keadaan lelehan dan larutan, ion-ionnya dapat bergerak bebas di bawah pengaruh medan
listrik. Dalam keadaan padatan, ion-ion dalam senyawa ionik tidak dapat bergerak di
bawah pengaruh medan listrik.
b. Senyawa ion cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi. Hal ini disebabkan
karena ikatan ion umumnya kuat sehingga membutuhkan energi yang besar untuk
memutuskan ikatan ion.
c. Senyawa ion mudah larut dalam pelarut polar
d. Kristalnya keras tetapi rapuh
Apabila senyawa ion dipukul, akan terjadi pergeseran posisi ion positif dan negatif dari
yang semula berselang-seling menjadi berhadapan langsung. Hal ini menyebabkan ion
positif bertemu muka dengan ion positif dan terjadi gaya tolak menolak. Inilah yang
menyebabkan kristal senyawa ion bersifat rapuh
Ditempa
a dengan

a
LATIHAN 3.1
Gambarkan proses pembentukan ikatan ion dari setiap pasangan unsur berikut dan tentukan
rumus kimia senyawa yang dapat terbentuk!
a. Li dengan O
b. Mg dengan Cl
c. Na dengan Cl
d. Ca dengann O
e. Al dengan O

B. IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan
elektron. Pasangan elektron ini dapat berasal dari masing-masing atom yang saling berikatan.
Ikatan yang terbentuk disebut sebagai ikatan kovalen. Apabila pasangan elektron yang
digunakan berasal dari salah satu atom yang berikatan, maka ikatan yang terbentuk disebut
dengan ikatan kovalen koordinasi.
Untuk menggambarkan bagaimana ikatan kovalen terjadi, digunakan lambang titik
Lewis. Rumus ini menggambarkan bagaimana peranan elektron valensi dalam membentuk
ikatan. Lambang titik Lewis merupakan tanda atom yang di sekellilingnya terdapat tanda titik
yang menggambarkan elektron valensi.
Gabungan atom-atom melalui ikatan kovalen akan membentuk molekul. Molekul
hidrogen merupakan gabungan dua atom hidrogen melalui ikatan kovalen di mana masing-
masing atom menyumbangkan sebuah elektron dan membentuk sepasang elektron yang
digunakan bersama.

H + H H H

Gambar Pembentukan senyawa kovalen

Dengan membentuk pasangan elektron, maka masing-masing atom akan mempunyai


konfigurasi elektron yang sama dengan atom helium dengan dua elektron pada kulit
terluarnya. Sepasang elektron dapat digantikan dengan sebuah garis yang disebut dengan
tangan ikatan, sehingga pada molekul H2 dapat digambarkan dengan:

Gambar Ikatan kovalen pada molekul H2

Jumlah tangan ikatan memberikan informasi jumlah ikatan dalam suatu molekul
kovalen. Jika di antara dua atom dalam molekul hanya ada sepasang elektron ikatan (satu
tangan ikatan), maka ikatannya disebut sebagai ikatan kovalen tunggal. Jika ada dua pasang
elektron ikatan maka disebut ikatan kovalen rangkap dua, dan jika ada tiga pasang elektron
ikatan maka disebut dengan ikatan rangkap tiga. Sebagai contoh, molekul O2 terbentuk dari
dua atom oksigen dengan ikatan kovalen rangkap dua, sedangkan molekul N 2 terbentuk dari
dua atom nitrogen dengan ikatan kovalen rangkap tiga.
(a) (b) (c)

Gambar (a) ikatan tunggal, (b) ikatan rangkap dua, (c) ikatan rangkap tiga

Dalam pembentukan ikatan kovalen, belum tentu semua elektron valensi digunakan
untuk membentuk pasangan elektron bersama. Pasangan elektron yang digunakan bersama
oleh dua atom yang berikatan disebut dengan pasangan elektron ikatan, sedangkan
pasangan elektron yang tidak digunakan bersama oleh kedua atom disebut pasangan
elektron bebas.

LATIHAN 3.2
Gambarkan ikatan kovalen dalam senyawa berikut dan tentukan PEI dan PEB-nya!
a. H2O f. CH4
b. NH3
c. CCl4
d. CO2
e. HF

IKATAN KOVALEN KOORDINASI


Ikatan kovalen koordinasi terjadi jika pada pembentukan ikatan terdapat pasangan
elektron yang hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen koordinasi
umumnya terjadi pada molekul yang juga mempunyai ikatan kovalen. Contohnya pada
molekul SO3 berikut, atom S mempunyai nomor atom 16 dan atom O mempunyai nomor
atom 8. Masing-masing mempunyai konfigurasi elektron:

16S:2 8 6 (mempunyai 6 elektron valensi)


8O: 2 6 (mempunyai 6 elektron valensi)

Kedua atom masing-masing memerlukan 2 elektron untuk membentuk kaidah oktet


(mengikuti konfigurasi elektron gas mulia Ar dan Ne). Oleh karena itu, kedua atom saling
memberikan 2 elektronnya untuk digunakan bersama dengan ikatan kovalen. Setelah sebuah
atom O bergabung sengan atom S, masih terdapat 2 atom oksigen yang belum memenuhi
oktet sedangkan atom S sudah memenuhi oktet. Atom S masih mempunyai 2 pasang elektron
yang tidak digunakan untuk berikatan (bebas), sehingga kedua pasang elektron bebas tersebut
diberikan kepada masing-masing atom O. Dalam hal ini, atom S tidak menerima pasangan
elektron dari atom O, sehingga ikatan yang terjadi merupakan ikatan kovalen koordinasi.
Gambar Pembentukan ikatan kovalen koordinasi pada SO 3

Beberapa sifat senyawa kovalen, yaitu:


a. Dalam keadaan padat dan lelehan tidak dapat menghantarkan listrik. Akan tetapi, dalam
keadaan larutan ada yang dapat menghantarkan listrik.
b. Pada umumnya tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut non-polar. Senyawa
kovalen polar dapat larut dalam air.
c. Pada umumnya mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah.

PENGECUALIAN KAIDAH OKTET


Dalam pembentukan ikatan kovalen, beberapa senyawa mempunyai struktur Lewis
yang tidak sesuai dengan aturan oktet. Penyimpangan aturan oktet tersebut meliputi:
a. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet
Senyawa-senyawa dari berilium (Be), boron (B), dan aluminium (Al). unsur tersebut
memiliki elektron valensi kurang dari 4 dan tidak mencapai oktet. Contohnya: BeCl 2,
BCl3, dan AlBr3

Gambar Struktur molekul BCl3

b. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil


Senyawa yang mempunyai jumlah elektron ganjil tidak mungkin memenuhi aturan oktet.
Contohnya: NO2

Gambar Struktur molekul NO2


c. Senyawa dengan oktet berkembang
Unsur-unsur dari periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampui aturan
oktet. Contohnya: PCl5, SF6 dan ClF3.

Gambar Struktur molekul PCl5

C. IKATAN LOGAM
Ikatan logam adalah ikatan yang terjadi akibat gaya tarik ion positif atom-atom logam
dengan larutan elektron. Logam tersusun dalam suatu kisi kristal yang terdiri dari ion-ion
positif logam di dalam lautan elektron. Lautan elektron tersebut merupakan elektron-elektron
valensi dari masing-masing atom yang saling tumpang tindih. Masing-masing elektron
valensi dapat bergerak bebas mengelilingi inti atom yang ada di dalam kristal tersebut, tidak
hanya terpaku pada salah satu inti atom. Elektron-elektron yang bebas bergerak dari satu inti
ke inti atom yang lain disebut elektron terdelokalisasi. Adanya elektron yang dapat bergerak
bebas dari satu atom ke atom yang lain menjadikan logam sebagai penghantar listrik dan
kalor yang baik.

Logam mempunyai beberapa sifat berikut:


a. Dapat ditempa dan diregangkan
Saat logam dikenai energi yang besar, misalnya dipukul atau dipanaskan, susunan atom-
atom logam tidak berubah. Walaupun atom-atomnya berubah, namun ion positifnya tetap
berikatan dengan elektron-elektron valensinya
b. Penghantar listrik dan panas yang baik. Hal ini disebabkan karena adanya awan elektron
yang dapat bergerak bebas
c. Permukaan mengkilap karena permukaan logam memantulkan semua cahaya dari sinar
tampak yang mengenainya. Semua logam selain emas dan tembaga mempunyai kilau
sama seperti kilau logam perak. Hal ini disebabkan oleh emas dan tembaga menyerap
sebagian dari sinar tampak yang mengenainya.

D. GAYA TARIK ANTARMOLEKUL


Molekul tersusun atas atom-atom yang terikat dengan ikatan kovalen. Ikatan kovalen
ini merupakan gaya intramolekul yang mengikat atom-atom menjadi satu kesatuan. Gaya
intamolekul ini menstabilkan molekul secara individual. Satu molekul dengan molekul lain
yang sejenis atau berbeda dapat mengadakan interaksi atau tarik-menarik. Gaya tarik-menarik
antara molekul-molekul itu disebut dengan gaya antarmolekul.
Gaya antarmolekul dapat terjadi antara: (1) molekul nonpolar dengan molekul nonpolar
yang kemudian disebut dengan gaya London, (2) molekul polar dengan molekul nonpolar
yang kemudian disebut dengan gaya dipol-dipol terimbas, (3) molekul polar dengan molekul
polar yang disebut dengan gaya dipol-dipol. Ikatan hidrogen merupakan gaya dipol-dipol
terkuat. Semua gaya antarmolekul tersebut secara kolektif disebut dengan gaya van der
Waals.

GAYA LONDON
Pada molekul-molekul nonpolar misalnya pada H2 atau Br2
elektron tersusun dengan merata di antara atom-atom. Pada suatu
saat, molekul tersebut bisa memiliki dipol akibat gerakan elektron-
elektron yang menyebabkan elektron tersebut berada di dekat salah
satu atom. Dipol yang terjadi tidak permanen atau dipol sesaat,
tetapi dapat menimbulkan gaya tarik-menarik antar molekul-
molekul nonpolar. Gaya ini disebut gaya London atau gaya dispersi
yang diambil dari nama penemunya Fritz London, seorang ahli
fisika Jerman yang menjelaskan dasar mekanika kuantum pada gaya
tarik-menarik.
Gaya London sangat lemah, tetapi dapat bertahan sehingga
antarmolekul dapat mengalami tarik-menarik. Kekuatan gaya
London akan bertambah jika jumlah elektron pada molekul makin
banyak. Akibatnya titik didih senyawa makin tinggi.

Gambar Gaya London

GAYA DIPOL-DIPOL TERIMBAS


Apabila molekul polar dan molekul nonpolar berada pada jarak tertentu, molekul polar
dapat menginduksi molekul nonpolar sehingga pada molekul nonpolar tersebut terjadi dipol
terimbas. Setelah proses induksian berlangsung, maka antara kedua molekul tersebut terjadi
gaya tarik elektrostatik yang disebut gaya dipol permanen-dipol induksian atau gaya dipol-
dipol induksian. Terjadinya gaya dipol-dipol terimbas.
GAYA DIPOL-DIPOL
Dalam fase cair, molekul-molekul polar cenderung membentuk susunan di mana pusat
muatan positifnya dekat dengan pusat muatan negatif molekul-molekul polar yang lain.
Sebaliknya, pusat muatan negatifnya dekat dengan pusat muatan positif molekul-molekul
polar yang lain.

Gambar Terjadinya gaya dipol-dipol antara molekul polar dengan molekul polar

Dalam posisi ini gaya tarik antara molekul-molekul lebih kuat daripada gaya tolaknya.
Karena dalam fase cair molekul-molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu dengan yang
lain, maka posisi molekul-molekul selalu berubah namun pusat muatan positif dari satu
molekul tetap berdekatan dengan pusat muatan negatif molekul-molekul yang lain, begitu
juga sebaliknya.
Kenaikan energi termal molekul menyebabkan tumbukan antara molekul-molekul
semakin sering terjadi dan susunan molekul-molekul menjadi semakin acak (random).
Kekuatan gaya tarik antara molekul-molekul semakin berkurang, sedangkan kekuatan gaya
tolaknya bertambah, akan tetapi kekuatan gaya tarik antara molekul-molekul masih lebih
tinggi daripada kekuatan gaya tolaknya. Pada waktu temperatur mencapai titik didih cairan
maka kekuatan gaya tarik dan gaya tolak adalah seimbang, cairan mulai mendidih.

IKATAN HIDROGEN
Air termasuk senyawa polar, karena memiliki dipol pada setiap molekulnya.
Antarmolekul polar terjadi gaya tarik-menarik yang menyebabkan titik didih air tinggi. Gaya
antar molekul air digambarkan sebagai berikut.

Gambar Ikatan hidrogen pada air

Pada molekul air, oksigen lebih elektronegatif daripada hidrogen. Oksigen yang bersifat
cenderung negatif dapat pula menarik hidrogen yang cenderung bermuatan positif dari
molekul air yang lain sehingga antar molekul-molekul air terjadi tarik-menarik. Ikatan yang
terjadi disebut ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen dapat pula terjadi pada HF. Atom F lebih
elektronegatif daripada H sehingga HF membentuk molekul polar. Antarmolekul HF terjadi
tarik-menarik membentuk ikatan hidrogen.
Gambar Ikatan hidrogen pada HF

Dari kedua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa ikatan hidrogen dapat terjadi di
antara atom yang sangat elektronegatif dari molekul kovalen yang mengandung hidrogen
dengan atom hidrogen dari molekul lainnya.
Adanya ikatan hidrogen menyebabkan titik didih senyawa menjadi tinggi. Perhatikan
gambar berikut.

Gambar 1.24 Grafik titik didih golongan 15, 16, 17

Dari grafik tersebut yang menggambarkan titik didih hidrida golongan 15, 16, da 17 terlihat
bahwa NH3, H2O dan HF mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari hidrida yang
segolongannya. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen di antara molekul-
molekulnya.
IV. KONSEP MOL

A. MASSA ATOM RELATIF DAN MASSA MOLEKUL RELATIF


1. Satuan Massa Atom (sma)
Atom dan partikel dasar mempunyai massa yang sangat kecil, sehingga tidak
praktis jika dinyatakan dalam gram. Sehubungan dengan itu, para ahli menetapkan
satuan massa khusus, yaitu satuan massa atom (sma). Pada penetapan satuan massa atom
(sma), para ahli memilih isotop C-12 sebagai standar dengan ketentuan 1 atom C-12
ditetapkan mempunyai massa = 12 sma.
Jadi, 1 sma = dari massa 1 atom C-12
= 1,66 x 10-24 gram
2. Massa Isotop
Massa suatu atom dengan nomor atom dan nomor massa tertentu disebut massa
isotop. Oleh karena semua unsur terdiri dari satu atau lebih isotop, massa atom dari suatu
unsur adalah massa rata-rata dari isotop-isotopnya. Massa rata-rata ditentukan dengan
memperhitungkan kelimpahan isotop-isotop.
Massa rata-rata atom X = % x massa isotop 1 + % x massa isotop 2 + ...
Contoh soal:
Klorin terdiri 75% isotop Cl-35 dan 25% isotop Cl-37. Jika isotop Cl-35 dianggap
bermassa 35 sma dan isotop Cl-37 bermassa 37 sma, tentukan massa rata-rata 1 atom Cl!
Jawab:
Massa rata-rata 1 atom Cl = ( x 35 sma) + ( x 37 sma)
= 35,5 sma
3. Massa Atom Relatif (Ar)
Massa atom relatif (Ar), yaitu perbandingan massa atom antarunsur. Dalam
penetapan massa atom relatif, para ahli memilih isotop C-12 sebagai pembanding dengan
perumusan sebagai berikut:
Ar unsur X =

Massa atom relatif tidak mempunyai satuan


Contoh soal:
Jika massa rata-rata 1 atom N adalah 14 sma, berapa massa atom relatif N?
Jawab:
Ar unsur N =

= = 14
4. Massa Molekul Relatif (Mr)
Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan antara massa rata-rata suatu
molekul dengan 1/12 dari massa 1 atom C-12
Mr =

Massa molekul relatif sama dengan jumlah massa atom relatif atom-atom
penyusun molekul.
Mr AxBy = (x Ar A + y Ar B)
Contoh soal:
Diketahu Ar H = 1 dan O =16
Maka, massa molekul relatif (Mr) H2O = (2 x Ar H) + (1 x Ar O)
= (2 x 1) + (1 x 16) = 18

LATIHAN SOAL 4.1


1. Diketahui massa atom relatif (Ar) natrium adalah 23. Berapakah massa dari 5 atom
natrium dinyatakan dalam:
a. sma
b. gram
2. Diketahui massa rata-rata 1 atom Cl adalah 35,5 sma. Berapakah Ar Cl?
3. Jika massa 1 atom C-12 adalah 1,99 x 10-26 kg. Berapa massa rata-rata 1 atom Mg (Ar Mg
= 24)?
4. Jika massa 1 atom C-12 adalah 1,99 x 10-26 kg dan massa 1 atom X adalah 6,63 x 10-26 kg.
Tentukan Ar X!
5. Boron di alam mempunyai dua isotop, yaitu B-10 dengan massa atom 10 sma sebanyak
20% dan B-11 dengan massa atom 11 sma sebanyak 80%. Berapakah massa rata-rata 1
atom B?
6. Tembaga di alam terdiri dari dua isotop, yaitu Cu-63 dan Cu-65. Massa atom relatif (Ar)
tembaga adalah 63,4. Tentukan kelimpahan masing-masing isotop tersebut di alam!
7. Tentukan Mr zat berikut:
a. H2SO4 d. Al2(SO4)3
b. CH3COOH e. NH4NO3
c. P4 f. MgSO4.7H2O
d. NaCl g. Ca(OH)2
8. Diketahui Ar H = 1, O = 16, dan Mr L(OH)3 = 78. Tentukan Ar dari unsur L!

B. KONSEP MOL
Banyaknya partikel dinyatakan dalam satuan mol. Satuan mol dinyatakan sebagai
jumlah partikel (atom, molekul, atau ion) dalam suatu zat.
1 mol = 6,02 x 1023
Bilangan 6,02 x 1023 ini disebut tetapan Avogadro dan dinyatakan dengan lambang L.
Setiap satuan mempunyai standar. Standar mol adalah 12 gram C-12. Berdasarkan metode
eksperimen, diketahui bahwa dalam 12 gram C-12 terdapat sebanyak 6,02 x 1023 atom.
Sehingga, mol didefinisikan sebagai sejumlah massa zat yang mengandung partikel sebanyak
6,02 x 1023.
Contoh:
1 mol unsur Na mengandung 6,02 x 1023 atom Na
1 mol senyawa air mengandung 6,02 x 1023 molekul air
1 mol senyawa NaCl mengandung 6,02 x 1023 ion Na+ dan 6,02 x 1023 ion Cl-
 Hubungan mol (n) dengan jumlah partikel (x)
x = n x 6,02 x 1023
Contoh soal:
Tentukan jumlah partikel (atom atau molekul) yang terdapat dalam 2 mol NH3!
Jawab: x = n x 6,02 x 1023
= 2 x 6,02 x 1023 = 1,204 x 1024 molekul
 Hubungan mol (n) dengan massa zat (m)
m = n x Mr
massa(gram)
Untuk unsur → mol =
Ar
massa(gram)
Untuk senyawa → mol =
Mr
Contoh soal:
Hitung mol dari 7,4 gram Ca(OH)2! Mr Ca(OH)2 = 74
Jawab: mol Ca(OH)2 = = 0,1
=
 Hubungan mol dengan volume gas
a. Pada keadaan STP (Standart Temperatur and Pressure ) yaitu 0 oC dan tekanan 1 atm .
V = n x 22,4
Contoh soal:
Hitung volume dari 0,25 mol gas oksigen pada keadaan STP!
Jawab: V = 0,25 x 22,4 L = 5,6 L
b. Pada keadaan RTP (Room Temperature and Pressure) yaitu 25 0C dan tekanan 1 atm.
V = n x 24
c. Jika ada dua gas misal gas A dan gas B diukur pada suhu dan tekanan yang sama maka
berlaku :

molg asA molg asB



volumegasA volumegasB

Contoh soal:
Pada (P,T) tertentu 2 mol gas hidrogen memiliki volume 4 L. Berapa liter volume dari
5 mol gas oksigen pada (P,T) yang sama ?
molg asoksigen  molg ashidrogen
Jawab : 
volumegasiksigen volumegashidrogen
5 2

v 4
Volume gas oksigen = 20/ 2 = 10 L
d. Perhitungan volume gas pada keadaan tidak standar menggunakan persamaan gas ideal:
P.V=n.R.T
dengan P = tekanan gas (atm)
V = volume (L)
n = jumlah mol
R = tetapan gas (0,082 L.atm/mol.K)
T = Suhu mutlak (dalam Kelvin = 273 + suhu Celcius)
Contoh soal:
Hitung volume dari 4,4 gram gas CO2 (Mr = 44) yang diukur pada suhu 27oC dan
tekanan 1 atm !
Jawab: P . V = n . R . T
1 . V = 4,4/44 . 0,082 . (27+273)
V = ( 0,1 . 0,082 . 300 ) : 1
= 2,46 L
 Kemolaran Larutan
Salah satu cara menyatakan kepekatan larutan yang digunakan dalam ilmu kimia
adalah kemolaran (M). Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan atau jumlah mmol zat terlarut dalam tiap mL larutan.
M = atau M = x
dengan M = kemolaran larutan
n = jumlah mol zat terlarut
V = volume larutan

C. RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL


Rumus empiris adalah rumus yang menunjukkan perbandingan paling sederhana dari
jumlah atom-atom dalam satu mol molekul senyawa. Rumus molekul adalah rumus kimia
yang menunjukkan keseluruhan jumlah atom-atom penyusun molekul unsur atau senyawa.
Untuk menentukan rumus molekul senyawa molekular, maka rumus empiris dan massa
molekul relatif (Mr) senyawa harus diketahui.
Mr RM = (Mr RE)n
Contoh soal:
Diketahui rumus empiris glukosa CH2O, jika massa molekul relatif glukosa adalah 180.
Tentukan rumus molekulnya!
Jawab:
Mr RE CH2O = Ar C + (2 x Ar H) + Ar O
= 12 + 2 x 1 + 16 = 30
Mr RM = n x Mr RE
180 = n x 30
n = 180:30
n =6
jadi, rumus molekul glukosa yaitu (CH2O)6 = C6H12O6

D. KADAR ZAT
Komposisi atom-atom dalam suatu senyawa dinyatakan dalam rumus kimia. Jadi,
rumus kimia senyawa menyatakan komposisi atau stoikiometri senyawa. Persen komposisi
adalah persentase massa dari tiap unsur yang terkandung dalam suatu senyawa. Persen
komposisi ini diperoleh dengan membagi massa tiap unsur dalam 1 mol senyawa dengan
massa molar senyawa tersebut dikalikan 100 persen
Kadar unsur X = x 100%

LATIHAN SOAL 4.2


1. Tentukan jumlah partikel (atom atau molekul) yang terdapat dalam:
a. 0,5 mol Al
b. 0,2 mol gas O2
c. 2 mol C6H12O6
2. Nyatakan dalam mol dari:
a. 3,01 x 1022 atom besi
b. 1,204 x 1023 molekul air
3. Hitunglah massa dari:
a. 2 mol natrium (Ar Na = 23)
b. 2 mol Ca(OH)2 (Ar H = 1, O = 16, Ca = 40)
c. 0,4 mol atom nitrogen (Ar N = 14)
4. Berapa mol molekul oksigen (O2) yang terdapat dalam 32 gram oksigen?
5. Berapa jumlah atom besi (Fe) yang terdapat dalam 28 gram besi?
6. Berapa massa dari 3,01 x 1022 molekul oksigen? (Ar O = 16, Fe = 56)?
7. Berapa volum dari 0,2 mol karbon dioksida jika diukur pada:
a. Keadaan STP
b. Keadaan RTP
c. 270C, 1 atm?
8. Massa dari 5,6 liter suatu gas pada keadaan standar adalah 11 gram. Berapakah Mr gas
tersebut?
9. Tentukan kemolaran larutan berikut:
a. 12 gram urea, CO(NH2)2, dalam 2 liter larutan (Ar H = 1, C = 12, N = 14, O = 16)
b. 3,7 gram Ca(OH)2 dalam 200 mL larutan (Ar H = 1, O = 16, Ca = 40)
10. Berapa gram urea (Mr = 60) diperlukan untuk membuat 200 mL larutan urea 0,5 M?
11. Berapa gram NaCl terdapat dalam 400 mL larutan NaCl 0,25 M? (Ar Na = 23, Cl = 35,5)
12. Dalam 3 gram suatu senyawa karbon terdapat 1,2 gram karbon, 0,2 gram hidrogen, dan
sisanya oksigen. Tentukanlah rumus empiris senyawa tersebut! (Ar C = 12, H = 1, O=16)
13. Senyawa dengan rumus empiris CH2 mempunyai Mr = 42. Bagaimanakah rumus
molekul senyawa tersebut? (Ar C=12, H=1)
14. Dalam 7,5 gram suatu hidrokarbon (senyawa C dan H) terdapat 6 gram karbon. Mr
senyawa itu 30. Tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut!
15. Berapakah kadar C dan N dalam urea? (Mr urea = 60)
16. Berapa massa nitrogen dalam 100 gram urea? (Mr urea = 60)
17. Berapa gram asam fosfat (H3PO4) dapat dibuat dari 6,2 gram fosforus? (Ar H=1, O=16,
P=31)
V. HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

A. HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA


a. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Hukum Kekekalan Massa ―Dalam sistem tertutup, massa zat-zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama‖
Contoh:
Direaksikan 2 gram hidrogen dengan 16 gram oksigen. Berapa gram massa air yang terbentuk
?
Jawab: hidrogen + oksigen → air
2 gram 16 gram 18 gram

b. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)


―Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap‖
Contoh:
Berapakan perbandingan massa H dan O dalam H2O ? (Ar H = 1, O = 16)
Jawab : Perbandingan H : O = 2 : 16
=1: 8
c. Hukum Kelipatan Berganda (Hukum Dalton)
―Jika dua unsur dapat membentuk dua senyawa atau lebih dan jika massa salah satu
unsur tersebut tetap (sama) sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka
perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan
bulat dan sederhana‖
Contoh:
Unsur X dan Y membentuk dua jenis senyawa, XY dan X2Y3. Perbandingan massa unsur X
dan Y dalam kedua senyawa sebagai berikut:
Dalam senyawa pertama (XY), massa X:Y = 1:1 atau 2:2
Dalam senyawa kedua (X2Y3), massa X:Y = 2:3
Jadi, jika massa unsur X dalam kedua senyawa itu sama, maka perbandingan massa unsur Y
dalam senyawa pertama dan kedua adalah 2:3. Perbandingan tersebut merupakan bilangan
bulat dan sederhana.

d. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)


―Jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan gas
hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana‖
Hasil percobaan Gay Lussac:
Pada reaksi antara gas hidrogen dan gas klor terbentuk gas hidrogen klorida dengan
perbandingan volumenya adalah 1 : 1 : 2
H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
Dari percobaan tersebut didapat bahwa perbandingan volume sama dengan perbandingan
koefisien reaksi
Volume gas yang dicari = x volume yang diketahui
Karena perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol maka
didapatkan: perbandingan koefisien reaksi sebanding dengan perbandingan mol sebanding
dengan perbandingan volume
Contoh:
Dua liter gas CH4 (metana) dibakar dengan gas oksigen menurut persamaan reaksi :
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2 H2O (g)
Hitung:
a. Gas O2 yang dibutuhkan untuk pembakaran
b. Gas CO2 yang dihasilkan
c. Uap air yang dihasilkan
Jawab:
a. Volume O2 = 2/1. 2 L = 4 L
b. Volume CO2 = 1/1. 2 L = 2 L
c. Volume H2O = 2/1. 2 L = 4 L

Dua liter gas N2 tepat bereaksi dengan 3 liter gas O2 membentuk gas 2 liter NxOy, semuanya
diukur pada P dan T yang sama. Tentukanlah rumus molekul NxOy itu!
Jawab : 2 N2(g) + 3 O2(g) → 2 NxOy(g)
Jumlah atom N , 4 = 2x
x=2
Jumlah atom O , 6 = 2
y=3
Rumus molekulnya N2O3

e. Hukum Avogadro
Pada tahun 1811, Avogadro merumuskan hukum Avogadro yang berbunyi: ―Pada suhu
dan tekanan yang sama, semua gas-gas yang volumenya sama akan mengandung jumlah
molekul yang sama pula‖
2H2(g) + O2(g) → 2 H2O(g)
2n molekul n molekul 2n molekul

N2 + 3H2 → 2 NH3
n molekul 3n molekul 2n molekul
Jumlah molekul yang dicari = x jumlah molekul yang diketahui
Contoh:
1. Pada suhu dan tekanan tertentu, gas N2 direaksikan dengan gas H2 menjadi gas NH3. Jika
gas H2 yang bereaksi sebanyak 7,5 . 1023 molekul, berapakah jumlah molekul NH3 yang
terbentuk ?
Jawab : 3H2(g) + N2(g) → 2 NH3(g)
Jumlah molekul NH3 = 2/3 x 7,5 . 1023 = 5,0 . 1023
Rumus :
Jumlah molekul yang dicari = x jumlah molekul yang diketahui
2. Pada (P,T) tertentu 5 liter gas O2 memiliki jumlah partikel sebanyak 6.1022. Hitung
jumlah partikel dari 15 L gas NO pada (P,T) yang sama!
Jawab:
Jumlah partikel gas NO = 15/5 x 6.1022
= 18 x 1022

LATIHAN 5.1
1. Di dalam tabung tertutup ditimbang 32 gram belerang dan 63,5 gram tembaga. Setelah
dicampur lalu dipanaskan dalam tabung tertutup dan reaksi berjalan sempurna maka
terbentuk zat baru, yaitu tembaga (II) sulfida. Berapa massa zat baru tersebut?
2. Pada wadah tertutup, 4 gram logam kalsium dengan oksigen menghasilkan kalsium
oksida. Jika massa kalsium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, maka berapa massa
oksigen yang diperlukan?
3. Jika diketahui perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam pembentukan
senyawa besi(II) sulfida, FeS, adalah 7:4, maka tentukan:
a. Massa besi yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan 8 gram belerang
b. Massa belerang yang tersisa, jika sebanyak 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S
c. Massa S dan Fe yang dibutuhkan untuk menghasilkan 22 gram senyawa FeS
4. Perbandingan massa hidrogen (H) dengan oksigen (O) dalam air (H2O) adalah 1:8. Pada
suatu percobaan, direaksikan 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen. Tentukan:
a. Berapa gram air yang terbentuk
b. Massa pereaksi yang tersisa
5. Empat gram tembaga bereaksi dengan 2 gram belerang membentuk tembaga sulfida.
Berapa gram tembaga sulfida jika direaksikan dengan 10 gram tembaga dengan 10 gram
sulfida?
6. Pada tekanan dan temperatur yang sama direaksikan 30 mL gas hidrogen dengan 10 gram
mL gas nitrogen menghasilkan gas amonia dengan persamaan reaksi:
3H2(g) + N2(g) 2NH3(g)
Tentukan jumlah volume gas amonia yang terbentuk!
7. Gas hidrogen direaksikan dengan gas oksigen membentuk 8 liter uap air dengan
persamaan reaksi berikut:
2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)
Berapa liter gas hidrogen dan gas oksigen dibutuhkan pada reaksi tersebut!
8. Hidrogen dapat dibuat dari reaksi aluminium dengan larutan natrium hidroksida
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g)
Berapa volum gas hidrogen (STP) yang terbentuk jika digunakan 5,4 gram Al? (Ar Al=27)
9. Aluminium dapat bereaksi dengan larutan tembaga(II) sulfat menurut persamaan reaksi:
2Al(s) + 3CuSO4(aq) Al2(SO4)3(aq) + 3Cu(s)
Jika massa aluminium yang bereaksi 2,7 gram, hitunglah massa tembaga yang
diendapkan! (Ar Al=27, Cu=63,5)

B. PERSAMAAN REAKSI
Persamaan reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang menyatakan kesetaraan
jumlah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia. Dalam
reaksi kimia terdapat zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi. Dalam menuliskan persamaan
reaksi, rumus kimia pereaksi dituliskan di ruas kiri dan rumus kimia hasil reaksi dituliskan di
ruas kanan. Antara kedua ruas itu dihubungkan dengan anak panah () yang menyatakan
arah reaksi kimia. Misalnya, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air
dipaparkan sebagai berikut:
2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)
Tanda panah menunjukkan arah reaksi dan dapat dibaca sebagai ―membentuk‖,
―bereaksi menjadi‖ atau istilah lainnya yang sesuai. Bilangan didepan rumus kimia masing-
masing zat dalam persamaan reaksi disebut koefisien reaksi. Koefisien reaksi merupakan
angka perbandingan dalam bentuk bilangan bulat paling sederhana. Koefisien satu (1) tidak
perlu ditulis. Huruf cetak miring dalam tanda kurung yang mengikuti rumus kimia tiap-tiap
zat menyatakan wujud atau keadaan zat yang bersangkutan, yaitu s (padatan/solid), l (cairan),
gas (gas), aq (larutan)
Penyetaraan persamaan reaksi dimaksudkan untuk menyamakan jenis dan jumlah
atom di ruas kiri dengan di ruas kanan. Langkah-langkah menyetarakan persamaan reaksi
sebagai berikut:
a. Tetapkan koefisien salah satu zat (biasanya zat yang rumus kimianya paling kompleks)
sama dengan 1 sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.
b. Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1
itu (jumlah atom kiri=jumlah atom kanan)
c. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.
Contoh:
Reaksi pembakaran gas metana (CH4) menghasilkan karbon dioksida dan uap air.
CH4(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
a. Tetapkan koefisien CH4 = 1, sedangkan zat lainnya dengan huruf
1CH4(g) + aO2(g) bCO2(g) + cH2O(g)
b. Penyetaraan atom C dan H
Penyetaraan atom C
jumlah atom C di ruas kiri = 1 dan di ruas kanan = b, berarti b =1
Penyetaraan atom H
Jumlah atom H di ruas kiri = 4 dan di ruas kanan = 2c, berarti 2c = 4 atau c = 2
Dengan b = 1 dan c = 2, persamaan reaksinya menjadi:
1CH4(g) + aO2(g) 1CO2(g) + 2H2O(g)
c. Penyetaraan atom O
Jumlah atom O di ruas kiri = 2a dan di ruas kanan = 2 + 2 = 4. Berarti 2a = 4 atau a = 2
Dengan demikian persamaan setaranya adalah
CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g)
(koefisien 1 tidak perlu ditulis)

LATIHAN 5.2
1. Fe2O3 + HCl FeCl3 + H2O
2. MgO + H2SO4 MgSO4 + H2O
3. C4H10 + O2 CO2 + H2O
4. SO2 + O2 SO3
5. C3H8 + O2 CO2 + H2O
6. Al + Fe2O3 Al2O3 + Fe
7. CaO + HCl CaCl2 + H2O
8. Al + O2 Al2O3
9. C + O2 CO2
10. CaCO3 + HCl CaCl2 + CO2 + H2O
VI. SENYAWA HIDROKARBON

A. IDENTIFIKASI UNSUR KARBON DAN HIDROGEN


Senyawa hidrokarbon merupakan merupakan senyawa karbon sederhana yang terdiri
dari atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Senyawa hidrokarbon banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya bensin, oli, lilin, LPG, dan lain sebagainya. Adanya unsur
karbon dan hidrogen dalam sampel organik dapat diidentifikasi dengan uji pembakaran.
Sampel organik direaksikan dengan oksigen dari udara (dibakar), kemudian hasil pembakaran
dilewatkan ke dalam larutan Ca(OH)2. Pembakaran sampel organik akan mengubah sampel
organik menjadi karbon dioksida dan uap air. Gas karbon dioksida dapat dikenali berdasarkan
sifatnya yang mengeruhkan air kapur. Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut.
Ca(OH)2 (aq) + CO2 (g) CaCO3 (s) + H2O (l)
Adanya uap air dapat dikenali dengan menyentuhkan kertas kobalt pada uap air hasil
pembakaran sampel organik. Jika bereaksi dengan uap air, kertas kobalt yang berwarna biru
akan berubah menjadi warna merah jambu. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
Kertas kobalt biru + Uap air kertas kobalt merah jambu

Bagan percobaan identifikasi unsur karbon dan hidrogen dalam sampel organik

B. KEKHASAN ATOM KARBON


Keistimewaan atom karbon tersebut berkaitan dengan letaknya dalam sistem periodik
unsur.
a. Atom karbon mempunyai empat elektron valensi sehingga atom karbon dapat
membentuk empat buah ikatan kovalen dengan atom-atom yan lain.
b. Atom karbon memiliki jari-jari yang relatif kecil. Hal ini menyebabkan ikatan kovalen
yang dibentuk atom karbon relatif kuat dan atom karbon dapat membentuk ikatan
rangkap dua dan ikatan rangkap tiga.
c. Atom karbon dapat membentuk rantai karbon dengan cara berikatan dengan atom
karbon lainnya. Ikatan tersebut dapat membentuk rantai lingkar panjang lurus,
bercabang, maupun melingkar membentuk senyawa siklis.
Berdasarkan kemampuan atom karbon yang dapat berikatan dengan atom karbon lain,
muncul istilah atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Istilah ini didasarkan
pada jumlah atom karbon yang terikat pada atom karbon tertentu.
a. Atom C primer (1o): atom C yang terikat pada satu atom C yang lain.
b. Atom C sekunder (2o): atom C yang terikat pada dua atom C yang lain.
c. Atom C tersier (3o): atom C yang terikat pada tiga atom C yang lain.
d. Atom C kuartener (4o): atom C yang terikat pada empat atom C yang lain.
Contoh:

C. PENGELOMPOKKAN HIDROKARBON
Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, senyawa hidrokarbon dibagi menjadi dua
golongan, yaitu:
a) Senyawa hidrokarbon alifatik, yaitu senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai terbuka.
Rantai karbon alifatik ini berupa rantai lurus atau bercabang. Senyawa alifatik dibedakan
sebagai berikut:
1. Senyawa hidrokarbon jenuh, merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan
tunggal (- C – C -). Contohnya, senyawa alkana.

2. Senyawa hidrokarbon tak jenuh, merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung


ikatan rangkap dua (- C=C -) yang disebut alkena maupun ikatan rangkap tiga (-C≡C-)
yang disebut alkuna.

b) Senyawa hidrokarbon siklis, yaitu senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai tertutup.
Rantai karbon siklis dibedakan atas karbosiklis dan heterosiklis.
1. Karbosiklis adalah senyawa karbon siklis yang rantai lingkarnya hanya terdiri dari
atom C saja. Contoh dari karbosiklis adalah senyawa aromatis dan alisiklis.

C
H C C H

H C C H

Benzena sikloheksana

2. Heterosiklis adalah senyawa karbosiklis yang di dalam rantai lingkarnya terdapat atom
lain selain atom karbon. Contoh:
pirimidin purina

D. ALKANA
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan
rantai terbuka dan semua ikatan atom karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal (-C–C).
Rumus umum alkana dinyatakan dengan rumus umum:
CnH2n+2

Alkana (CnH2n+2) Nama alkana Alkil (CnH2n+1) Nama alkil


CH4 metana -CH3 metil
C2H6 etana - C2H5 etil
C3H8 propana - C3H7 propil
C4H10 butana - C4H9 butil
C5H12 pentana - C5H11 pentil/amil
C6H14 heksana - C6H13 heksil
C7H16 heptana - C7H15 heptil
C8H18 oktana - C8H17 oktil
C9H20 nonana - C9H19 nonil
C10H22 dekana - C10H21 dekil

Berikut ini merupakan aturan penamaan alkana berdasarkan IUPAC:


a. Semua nama alkana memiliki akhiran ana.
b. Jika rantai karbon tidak bercabang, maka aturannya:
1. Nama alkana tergantung dari jumlah karbon dalam rantai karbon.
Contoh: CH3 – CH2 – CH3 propana
2. Jika rantai karbon terdiri dari 4 atau lebih atom diberi awalan n yang berarti normal.
Contoh:

Nama alkana : n-heksana


c. Jika rantai karbon bercabang, maka aturannya adalah:
1. Tentukan rantai induk, yakni rantai karbon terpanjang.
Contoh:

2. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan alkana berdasarkan jumlah atom
C. Cabang dalam rantai induk merupakan gugus alkil.
3. Urutan penulisan nama alkana bercabang dilanjutkan dengan menentukan nomor
alkil yang terikat pada salah satu atom C rantai terpanjang atau rantai induknya.
Penentuan nomor induk dimulai dari atom C paling ujung yang jaraknya terdekat
dengan percabangan yang mengikat gugus alkil diikuti tanda (-). Nama alkil ditulis
menyambung dengan rantai induk.
Contoh:

Nama alkana = 2-metilpentana


4. Jika terdapat 2 jenis alkil, maka nama-nama alkil disusun sesuai abjad. Gunakan
tanda (-) untuk memisahkan nomor dari nama alkil.
Contoh:

Nama alkana = 3-etil-2-metilpentana


5. Jika terdapat lebih dari 1 alkil sejenis, maka aturannya adalah:
a) Tulis nomor-nomor cabang dari alkil-alkil sejenis dan pisahkan dengan tanda
koma (,). Jika terdapat 2 jenis alkil dengan nomor yang sama, maka nomor
tersebut harus diulang.
b) Berikan awalan Yunani seperti di, tri, tetra, penta, dan seterusnya pada nama
alkil sesuai dengan jumlah gugus alkil.
c) Gunakan tanda (-) untuk memisahkan nomor cabang dengan nama alkil.
Contoh:

Sifat-Sifat Alkana
a. Sifat Fisis
1. Alkana merupakan senyawa nonpolar dan gaya antar molekulnya adalah gaya van der
waals.
2. Pada suhu kamar wujud alkana C1-C4 (gas), C5-C17(cair), C18 ke atas (padat)
3. Semakin banyak jumlah atom karbon, maka semakin tinggi titik didihnya.
4. Adanya rantai cabang pada senyawa alkana menurunkan titik didihnya.
5. Larut dalam pelarut nonpolar dan tidak dapat larut dalam air.
6. Alkana lebih ringan dari air.
b. Sifat Kimia
1. Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan sengan
senyawa organik lainnya.
2. Alkana dapat bereaksi dengan halogen, salah satu atom H diganti oleh halogen. Reaksi
dengan halogen disebut dengan reaksi halogenasi dan menghasilkan alkil halida.
3. Alkana dapat dibakar sempurna menghasilkan CO2 dan H2O.
Isomer alkana
Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi rumus struktur/rumus
bangun berbeda. Contoh: Isomer C4H10
CH3- CH2-CH2-CH3 CH3- CH-CH3
n-butana │
CH3 2-propana

Kegunaan Alkana
Alkana merupakan komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. Kegunaan
alkana dalam kehidupan sehari-hari antara lain.
1. Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar.
2. Pelarut, seperti petroleum eter dan nafta digunakan sebagai pelarut dalam industri dan
pencucian kering.
3. Sumber hidrogen. Gas alam dan gas petroleum merupakan sumber hidrogen dalam
industri, misalnya industri amonia dan pupuk.
4. Bahan baku industri. Berbagai produk industri, seperti plastik, detergen, karet sintetis,
minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari gas alam dan minyak bumi.

LATIHAN SOAL 1.1: Alkana


1. Berilah nama senyawa alkana berikut berdasarkan strukturnya
a. d.

b. e.

c. CH3
| CH3—C—CH2—CH—
CH2—CH3
| |
CH3 CH3

2. Tentukan rumus struktur dari senyawa:


a. 2-metilbutana
b. 2,3,5-trimetilheptana
c. 3-etilheptana

Anda mungkin juga menyukai