Anda di halaman 1dari 14

BAB I

DASAR-DASAR ILMU KIMIA

1.1 Pendahuluan
a. Deskripsi Singkat
Bab ini membahas masalah pokok atau dasar-dasar ilmu kimia. Dasar ilmu
kimia yang akan dibahas adalah mengenai materi, perubahan materi, rumus dan
persamaan dasar kimia. Pembahasan bab ini akan disertai dengan kegiatan
aplikatif untuk menunjang pemahaman mahasiswa.

b. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran yang diharapkan dalam kegiatan pada bab dasar-
dasar ilmu kimia ini adalah:
1. Mahasiswa mampu membedakan perubahan kimia dan perubahan fisika
2. Mahasiswa mampu memahami penggolongan materi serta hukum dasar
perubahan materi
3. Mahasiswa mampu memahami lambang unsur, rumus kimia, tatanama
senyawa dan persamaan kimia.

c. Urutan Bahasan dan Kaitan Materi


Dalam rangka memberikan pengertian dasar tentang dasar-dasar ilmu
kimia, maka secara berturut-turut materi yang akan dicakup dalam bab ini adalah:
1. Pengertian Ilmu Kimia
2. Perubahan Zat Kimia
3. Pengertian Materi
4. Sifat-sifat Materi
5. Penggolongan Materi
6. Praktikum Aplikatif Ilmu Kimia

1.2 Penyajian/ Kegiatan Belajar (KB)


1. Pengertian Ilmu Kimia
Ilmu Kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menjadi dasar
banyak ilmu lainnya. Banyak orang salah mengerti tentang bahan kimia. Bahan
kimia sering diartikan sebagai bahan yang pasti berbahaya. Padahal, semua
bahan/materi di alam tersusun atas unsur-unsur kimia. Banyak penemuan baru
yang dihasilkan di laboratorium oleh para ahli kimia yang dapat meningkatkan
kualitas hidup manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan kualitas hidup
memerlukan efektivitas dan efisiensi dalam berbagai bidang. Untuk membantu
peningkatan kualitas hidup tersebut, masyarakat memerlukan segala pemenuhan
kebutuhan yang semakin praktis. Dalam hal ini, peranan ilmu Kimia sangat jelas.
Ilmu Kimia ikut berperan dalam memproduksi kebutuhan pangan. Ilmu Kimia
juga berperan dalam industri zat warna, bahan pembersih, sabun, detergen, obat-
obatan, dan sektor industri lainnya. Berperannya ilmu Kimia dalam berbagai
bidang merupakan perwujudan dari hasil penelitian yang terus dilakukan oleh para
peneliti untuk menghasilkan bahan atau barang yang lebih baik dan berguna.

(a) (b)
Gambar 1.1 (a) Struktur tiga dimensi dan dua dimensi air dan
(b) Struktur tiga dimensi dan dua dimensi metanol

Ilmu kimia mempelajari komposisi, struktur zat kimia, dan perubahan-


perubahan yang dialami materi dalam proses-proses alamiah maupun dalam
eksperimen yang direncanakan. Komposisi (susunan) zat menyatakan
perbandingan unsur membentuk zat itu. Contohnya air dan metanol. Di dalam satu
molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu atom oksigen, sedangkan dalam
molekul metanol terdapat satu atom karbon, empat atom hidrogen dan satu atom
oksigen. Dengan demikian, rumus senyawa air dan metanol adalah H2O dan
CH3OH. Struktur zat kimia dicontohkan pada Gambar 1.1 mengambarkan
mengenai letak atom-atom jika diperlihatkan secara tiga dimensi.

2. Perubahan Zat Kimia


Suatu zat kimia sering mengalami perubahan baik secara alami maupun
perlakuan manusia. Zat diidentifikasi dari sifat-sifatnya dan dari susunannya.
Warna, titik leleh, titik didih, viskositas, kerapatan, kalor jenis dan kekerasan
merupakan sifat-sifat fisika. Sifat fisika suatu keadaan dimana tidak
mengakibatkan pembentukan zat baru/tanpa mengubah susunan atau identitas
suatu zat. Sebagai contoh, kita dapat mengukur titik leleh es dengan memanaskan
es balok dan mencatat suhunya ketika es berubah menjadi air. Air berbeda dengan
es hanya dari penampilannya dan tidak dari susunannya, sehingga perubahan itu
merupakan perubahan fisika; kita dapat membekukan air untuk memperoleh esnya
kembali.
Gambar 1.2 Proses terjadinya karat merupakan contoh sifat kimia dari material baja
Sifat kimia adalah kecendrungan dari suatu zat untuk mengalami perubahan
kimia. Misalnya, sifat kimia dari baja yang mengalami proses korosi, yaitu besi
yang bereaksi air atau udara yang mengandung oksigen akan menghasilkan karat.
Apabila kita perhatikan sifat kimia ini, maka terlihat bahwa air/udara dan besi
mengalami perubahan disebut perubahan kimia dan menghasilkan zat. Setelah
kita perhatikan sifat kimia ini, air dan besinya hilang diganti oleh karat. Bagian
yang berkarat ini tidak bias dikembalikan lagi menjadi besi dan air kembali.

3. Pengertian Materi
Menurut Syukri (1999: 11) materi adalah segala sesuatu yang menempati
ruang dan mempunyai massa. Pada prinsipnya, semua materi dapat berada dalam
tiga wujud: padat, cair dan gas. Padatan adalah benda yang kaku dengan bentuk
yang pasti. Cairan tidak serigid padatan dan bersifat fluida, yaitu dapat mengalir
dan mengambil bentuk sesuai wadahnya. Seperti cairan, gas bersifat fluida, tetapi
tidak seperti cairan, gas dapat mengembang tanpa batas.

Padat Cair Gas


Gambar 1.3 Wujud sebuah materi, yaitu Padat, Cair dan Gas

Ketiga wujud materi ini dapat berubah dari wujud yang satu menjadi wujud
yang lain. Dengan pemanasan, suatu padatan akan meleleh dan menjadi cairan.
Pemanasan lebih lanjut akan mengubah cairan menjadi gas. Di sisi lain,
pendinginan gas akan mengembunkannya menjadi cairan. Pendinginan lebih
lanjut akan membuatnya menjadi padat.

4. Sifat-sifat Materi
Tiap zat misalnya air, gula, garam, perak atau tembaga, memiliki
seperangkat sifat atau karakteristik yang membedakannya dari semua zat lain dan
memberinya identitas unik. Baik gula maupun garam berwarna putih, padat,
kristalin, larut dalam air dan tak berbau. Tetapi gula manis, bila dipanaskan dalam
belanga akan meleleh dan menjadi coklat. Gula terbakar di udara. Garam asin,
baru meleleh setelah dipanasi sehingga membara, tak menjadi coklat betapapun
dipanasi, tidak terbakar di udara meskipun akan menghasilkan nyala kuning bila
dipanasi di dalam nyala (Keenan, 1998: 3).
Ada dua macam sifat materi, yaitu sifat intensif dan sifat ekstensif. Sifat
intensif tidak bergantung pada jumlah materi yang diukur. Sifat intensif seperti
suhu, titik didih, titik beku, indeks bias, kerapatan dan rumus senyawa. Suhu
adalah sifat intensif, bayangkan kita memiliki dua gelas air yang suhunya sama.
Jika kita mencampurkan air itu, maka suhu air akan tetap sama dengan suhunya
ketika masih terpisah.
Sifat ekstensif yang terukur bergantung pada seberapa banyak materi yang
diukur. Massa, panjang, mol dan volume adalah sifat-sifat ekstensif. Semakin
banyak materi, semakin besar massanya. Nilai-nilai dari sifat ekstensif yang sama
dapat dijumlahkan. Misalnya, dua keping uang logam mempunyai massa
gabungan yang merupakan jumlah dari massa masing-masing keping uang itu, dan
volume yang ditempati air dalam dua gelas merupakan jumlah dari volume air di
tiap gelas tersebut.

5. Penggolongan Materi
Zat adalah materi yang memiliki susunan tertentu atau tetap dan sifat-sifat
yang tertentu pula. Contoh: air, perak, etanol, garam dapur, karbondioksida dll. Zat
murni digolongkan menjadi unsur dan senyawa.

5.1 Unsur
Unsur adalah suatu zat yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi zat-zat
yang lebih sederhana dengan cara kimia. Unsur berfungsi sebagai zat
pembangun untuk semua zat-zat kompleks yang akan dijumpai, mulai dari
garam dapur sampai senyawa protein yang sangat kompleks. Semua zat
dibentuk dari sekumpulan unsur-unsur yang terbatas.

Tabel 1.1 Contoh Unsur dan Simbolnya


Huruf pertama lambang unsur selalu huruf besar, tetapi huruf kedua tidak
pernah ditulis dengan huruf besar. Sebagai contoh, Co adalah lambang unsur
kobalt, Fe (besi), Au (emas) dan Na (natrium).

5.2 Senyawa

Unsur-unsur akan saling bergabung membentuk senyawa. Senyawa adalah


suatu zat yang tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih yang terikat
secara kimia dengan perbandingan yang tetap. Sebagai contoh, gas hidrogen
terbakar dalam gas oksigen membentuk air. Air terdiri dari unsur hidrogen dan
oksigen. Semua sampel air, dari manapun asalnya akan mengandung unsur ini
dengan perbandingan satu bagian massa hidrogen dengan delapan bagian
massa oksigen (misalnya 1,0 g hidrogen dengan 8,0 g oksigen). Apabila
hidrogen bereaksi dengan oksigen untuk membentuk air, akan selalu
bergabung dalam perbandingan massa seperti ini. Jadi, apabila ada 1,0 g
hidrogen yang bereaksi, maka tepat 8,0 g oksigen yang juga bereaksi, tidak
lebih atau kurang. Atau 2,0 g hidrogen bereaksi dengan 16,0 g oksigen
menjadi 18,0 g air.

5.3 Campuran
Campuran adalah gabungan dua zat tunggal atau lebih dengan
perbandingan sembarangan. Contohnya udara, minuman ringan, susu, semen,
dll. Udara merupakan campuran gas, tersusun dari nitrogen, oksigen, argon,
uap air dan karbon dioksida. Campuran dapat pula terjadi antar senyawa,
contohnya air dengan alkohol, atau antara unsur dengan senyawa, contohnya
nitrogen dengan uap air. Campuran tidak memiliki susunan yang tetap.

Gambar 1.4 Gambaran Umum Penggolongan Materi

Campuran dapat dibagi dua, yaitu campuran yang homogen dan


heterogen. Ketika sesendok gula dilarutkan dalam air, setelah pengadukan
yang cukup lama, susunan dari campurannya di seluruh bagian larutan akan
sama. Larutan ini disebut campuran homogen. Dengan kata lain campuran
homogen adalah penggabungan dua zat tunggal atau lebih yang semua
partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fasa. Yang disebut
satu fasa adalah zat yang sifat dan komposisinya sama antara satu bagian
dengan bagian yang lain didekatnya.
Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara dua
zat tunggal atau lebih shingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnya tidak sama di berbagai bagian bejana, contohnya, minyak dan air.
Apabila kita mengambil sampel dari sebagian campuran minyak dan air akan
kita dapatkan bahwa sebagian campuran akan mempunyai sifat minyak,
sedangkan sebagian lain mempunyai sifat air. Jadi, campuran ini terdiri dari
dua fasa yaitu minyak dan air. Apabila campuran kita kocok, maka minyaknya
akan tersebar (terdispersi) sebagai butir-butir halus yang jika dikumpulkan
akan merupakan satu fasa. Hal ini karena masing-masing butir minyak tersbut
mempunyai sifat dan komposisi seperti minyak pada butir lain.

6. Praktikum Aplikatif Ilmu Kimia


Praktikum pada bab ini yaitu pengenalan terhadap keselamatan kerja, etika
kerja di laboratorium kimia dan peralatan kimia,
a. Keselamatan Kerja
Praktikum keselamatan kerja bertujuan untuk memberikan pengetahuan
tentang keselamatan kerja Laboratorium Kimia yaitu.
1. Praktikan diharuskan memakai alat pelindung diri (APD) seperti jas
laboratorium, sarung tangan, masker dan kacamata pelindung apabila
diperlukan.
2. Praktikan dilarang makan dan minum dalam laboratorium.
3. Praktikan diharuskan memakai sepatu tertutup selama bekerja di
laboratorium.
4. Praktikan dilarang melakukan percobaan lain tanpa seijin dosen dan
petugas laboran.
5. Praktikan dilarang mencicipi bahan kimia.
6. Hati-hati dengan alat gelas panas.
7. Praktikan dilarang membau bahan kimia secara langsung. Kibaskan
tangan anda di atas wadah bahan kimia ke arah hidung sambil membau.
8. Apabila melakukan percobaan yang menggunakan bahan kimia berbahaya
di lemari asam dan jangan lupa menghidupkan blower-nya.
9. Apabila kulit atau mata praktikan terkena tumpahan atau cipratan bahan
kimia segera cuci dengan air selama 15 menit. Segera laporkan kejadian
tersebut kepada dosen atau petugas laboran.
10. Penanganan tumpahan bahan kimia yang bersifat asam atau basa adalah
dengan menetralkannya. Tumpahan asam dinetralkan dengan NH4OH
atau NaHCO3 yang sangat encer sedangkan tumpahan basa dinetralkan
dengan CH3COOH encer yang diikuti dengan NH4OH encer.
b. Etika Kerja di Laboratorium Kimia
Praktikum keselamatan kerja bertujuan untuk memberikan pengetahuan
tentang peraturan-peraturan di Laboratorium Kimia yaitu.
1. Praktikan (ketua kelompok) diharuskan meminjam peralatan percobaan
sesuai judul dan setiap kelompok akan memperoleh satu set peralatan.
2. Praktikan diharuskan mengecek kondisi alat dan menghitung jumlah
peralatan percobaan yang telah disediakan sebelumnya. Segera laporkan
kepada petugas apabila ada kekurangan alat.
3. Praktikan diharuskan menyiapkan tisu atau serbet di setiap percobaan.
4. Praktikan diharuskan menjaga kebersihan laboratorium selama praktikum
berlangsung dan ketika praktikum berakhir.
5. Praktikan diharuskan mengembalikan semua peralatan percobaan dalam
keadaan bersih.
6. Praktikan diharuskan membuang limbah sesuai dengan kategori limbah
yang dihasilkan pada masing-masing percobaan.
7. Praktikan diharuskan menggantikan alat yang rusak sesuai dengan jenis
dan merk alat.
c. Bahan Kimia
Bahan kimia merupakan suatu zat atau senyawa yang berdasarkan fasanya
dapat berwujud padat, cair atau gas. Bahan ini memiliki berbagai karakteristik
bahaya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelabelan menggunakan simbol-
simbol tertentu. Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu atau lebih
simbol bahaya. Namun demikian, kemasan tanpa simbol bahaya bukan berarti
bahwa bahan kimia tersebut aman dan bebas bahaya. Perlu berhati-hati dalam
penanganan setiap bahan kimia.

Tabel 1.2 Simbol-simbol bahan Kimia


1. Bahan Eksplosif
Simbol tersebut menunjukkan bahwa bahan
tersebut mudah meledak pada kondisi tertentu,
seperti adanya gesekan, panas, goncangan dan
percikan api.

Contoh: TNT (2,4,6-trinitrotoluena)


2. Bahan Pengoksidasi
Bahan pengoksidasi (oxidizing) biasanya tidak
mudah terbakar tetapi apabila
kontak dengan bahan mudah terbakar atau
bahan sangat mudah terbakar dapat
meningkatkan resiko kebakaran secara
signifikan.
Contoh: asam nitrat, hidrogen peroksida
3. Bahan Beracun
Bahan beracun (acute toxicity) dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau
kronis bahkan kematian pada konsentrasi yang
rendah.

Contoh: metanol, benzena, kalium sianida

4. Bahan Berbahaya
Bahan kimia ini memiliki resiko merusak
kesehatan sedang, jika masuk ke dalam tubuh
melalui pernapasan, mulut atau kontak dengan
kulit. Bahan ini dapat menyebabkan iritasi,
luka bakar pada kulit, dan menganggu sistem
pernapasan apabila terhirup.

Contoh: NaOH, fenol, etilen glikol


5. Bahan Berbahaya bagi Lingkungan
Bahan dengan simbol ini bersifat berbahaya
bagi satu atau beberapa komponen dalam
lingkungan hidup (air, tanah, udara, tanaman,
mikrooganisme) dan menyebabkan gangguan
ekologi.

Contoh: AgNO3, HgCl2


6. Bahan Mudah Terbakar
Bahan ini memiliki titik nyala yang rendah dan
mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan
logam panas, atau percikan api. Bahan sangat
mudah terbakar berupa gas dengan udara
membentuk suatu campuran bersifat mudah
meledak di bawah kondisi normal.

Contoh: dietil eter, propana, aseton


7. Bahan Pengkorosi
Bahan ini bersifat korosif yaitu dapat merusak
jaringan hidup (tubuh) dan bahanbahan lain.
Hindari kontak dengan kulit, mata, pakaian
dan jangan menghirupnya.

Contoh: asam sulfat, natrium hidroksida


8. Bahan Radioaktif
Bahan ini termasuk bahan radioaktif. Bahan ini
biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan
nuklir. Dalam penanganannya, bahan tersebut
tidak boleh sampai mengenai bagian tubuh
kita.

Contoh : uranium dan plutonium


9. Bahan Eksplosif
Simbol ini menunjukkan paparan jangka
pendek, jangka panjang atau berulang dengan
bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
sebagai berikut: karsinogenik, teragenik,
mutagenik, toksik terhadap sistem reproduksi,
dan terhadap organ sasaran spesifik, serta
menyebabkan gangguan saluran pernafasan.

Contoh : Formalin

Beberapa yang harus diperhatikan ketika menggunakan bahan kimia:


1. Perhatikan label atau etiket yang ditempel pada botol atau wadah bahan
kimia. Pada saat menggunakan bahan kimia yang bersifat asam kuat,
sebaiknya dilakukan di lemari asam.
2. Jika bahan kimia berwujud cair, gunakan pipet panjang atau pipet ukur
untuk mengambilnya. Jangan disedot dengan mulut, tetapi gunakan alat
penyedot/bola hisap. Untuk bahan kimia cair yang banyak, tuangkan
terlebih dahulu ke gelas beaker besar, kemudian tuangkan ke gelas beaker
kecil. Jangan menuang langsung ke tabung reaksi. Manfaatkan bentuk
bibir gelas beaker untuk mengatur aliran bahan kimia cair. Jika
dipandang perlu, gunakan pengaduk dengan cara menempelkan pengaduk
di bibir gelas beaker agar bahan kimia tidak memercik.
3. Gunakan spatula untuk mengambil bahan kimia berbentuk serbuk atau
butiran (misalnya NaOH atau NaCl). Gunakan ujung yang pipih sebagai
sendok/spatula. Ambilah bahan kimia tersebut dalam takaran sedikit demi
sedikit.
4. Cara menuang bahan kimia adalah sebagai berikut :
a. Gunakan terlebih dahulu masker penutup mulut dan hidung.
b. Peganglah bagian botol yang terdapat labelnya.
c. Bukalah tutup botol dengan tangan lain dan letakkan tutup botol
dalam posisi terbalik.
d. Jauhkan bahan kimia dari hidung saat akan menuangkannya.
e. Segera menutupnya kembali setelah bahan kimia yang dibutuhkan
selesai dituangkan.
5. Biasakan segera mencuci tangan jika terkena atau selesai menggunakan
bahan kimia.
6. Dalam menyimpan bahan kimia perhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Labeli semua bahan dalam lemari es dengan isi, pemilik, tanggal
perolehan atau penyiapan, dan sifat potensi bahayanya.
b. Tuang dan simpan bahan kima pada botol yag sesuai peruntukannya.
c. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan.
d. Simpan bahan kimia pada ruangan dingin dan yang berventilasi.
e. Jangan memaparkan bahan kimia pada suhu panas atau matahari
langsung.
f. Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia
yang sedang digunakan.
d. Peralatan Kimia
Peralatan laboratorium yang biasa digunakan di Laboratorium Kimia
Dasar umumnya terdiri dari peralatan gelas yang sangat diperlukan sebagai
sarana dan alat bantu untuk melakukan percobaan (sederhana). Beberapa
peralatan yang
umum digunakan di laboratorium adalah sebagai berikut.
 Gelas kimia (beaker glass), memiliki berbagai ukuran yang ditulis
pada bagian luar. Ukuran ini sesuai dengan kapasitas
penampungannya. Gelas kimia digunakan untuk mengambil larutan,
menyimpan sementara reagen, melarutkan dan memindahkan larutan.
 Erlenmeyer dapat digunakan untuk mengaduk cairan melalui
pengocokan dan juga bisa digunakan untuk titrasi.
 Gelas ukur untuk mengukur volume cairan. Alat ini tidak untuk
mengukur volume larutan secara teliti. Gelas ukur terdiri dari berbagai
ukuran/kapasitas.
 Pipet untuk mengukur volume cairan yang diambil atau diperlukan.
Ada tiga macam pipet yaitu (1) pipet volume, yang hanya bisa
mengambil sejumlah volume (dengan tepat) cairan; (2) pipet ukur,
yang bisa mengatur jumlah volume (dengan teliti) cairan, dan (3) pipet
tetes, yang bisa mengambil sejumlah kecil cairan.
 Tabung reaksi digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam jumlah
sedikit. Alat ini terbuat dari gelas dengan berbagai ukuran sesuai
kapasitasnya.
 Kaca arloji terbuat dari gelas bening dengan berbagai ukuran
diameternya. Alat ini digunakan untuk wadah menimbang zat-zat yang
berbentuk padatan.
 Corong terbuat dari gelas dan digunakan untuk membantu
memasukkan cairan ke dalam suatu wadah yang mulutnya sempit.
Cawan terbuat dari porselen, memiliki berbagai ukuran/kapasitas.
Cawan digunakan untuk menguapkan larutan.
 Spatula dengan berbagai ukuran dan terbuat dari stainless. Alat ini
berfungsi untuk mengambil zat padat.
 Kaca pengaduk terbuat dari gelas yang digunakan untuk mengaduk
larutan.
 Penampang Kaki tiga terbuat dari besi yang menyangga ring. Alat ini
dilengkapi dengan kasa kawat dan digunakan untuk memanaskan.
 Bola hisap terbuat dari karet khusus yang dipasang pada bagian
pangkal pipet volume/pipet ukur untuk mengambil dan memindahkan
zat cair.

Gambar 1.5 Peralatan Kimia


1.3 Penutup
a. Kesimpulan
Ilmu kimia mempelajari tentang perubahan suatu zat menjadi zat lain, baik
secara spontan maupun oleh factor luar. Setiap zat kimia mempunyai komposisi
dan struktur tertentu. Oleh sebab itu, masalah pokok ilmu kimia mengetahui
komposisi dan struktur zat serta kaitannya dengan sifat-sifatnya. Alam terdiri dari
materi dan energi. Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan
menempati ruang. Materi dapat berupa zat murni atau campuran. Yang termasuk
zat murni adalah unsur dan senyawa, sdangkan campuran ada yang homogen
(larutan) dan heterogen. Suatu zat kimia, terutama zat murni, dapat dikenal dari
sifat-sifatnya, karena ia mempunyai sifat intensif dan ekstensif. Sifat intensif
adalah sifat yang tidak bergantung pada jumlah zat, dan sifat ekstensif bergantung
pada jumlahnya.
Setiap zat murni mempunyai partikel terkecil tertentu. Partikel terkecil unsur
disebut atom dan partikel terkecil senyawa disebut molekul.

b. Test Objektif
Test dilakukan dengan melakukan praktikum pengukuran volume, massa dan
temperature. Alat yang digunakan adalah Erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 100
mL, gelas kimia 50 mL, timbangan digital, timbangan manual, termometer,
tabung reaksi. Bahan yang digunakan adalah Akuades, air es, dan air panas.
1. Pengukuran Volume
 Ambil akuades 50 mL menggunakan erlenmeyer 50 mL.
 Pindahkan air ke dalam gelas ukur 100 mL dengan hati-hati tanpa
tertumpah.
 Catat volume pada data pengamatan.
 Ambil akuades 40 mL menggunakan gelas kimia 50 mL.
 Pindahkan air ke dalam gelas ukur 100 mL dengan hati-hati tanpa
tertumpah.
 Catat volume pada data pengamatan
 Konversikan dalam bentuk L.
2. Pengukuran Massa
 Ambil tabung reaksi.
 Timbang menggunakan timbangan manual dan catat massanya.
 Timbang kembali menggunakan timbangan digital dan catat massanya.
 Konversikan nilai yang diperoleh ke dalam bentuk “g” atau “mg”.
 Ulang prosedur 1-4 pada Erlenmeyer 250 mL dan gelas kimia 50 mL.
3. Pengukuran Temperatur
 Siapkan 50 mL air pada suhu ruang, air es dan air panas.
 Ukur suhu masing-masing sampel menggunakan termometer.
 Tuliskan suhu sampel.
 Konversikan dalam bentuk °F dan K.

c. Umpan Balik
Daftar Pustaka

 Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Bandung: ITB Press.


 Oxtoby, D.W., Gillis, H.P. & Nachtrieb, N.H., 2001, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, alih
bahasa Achmadi. Jakarta:Erlangga.
 Achmad, H., dan Baradja,L. 2014. Stoikiometri. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
 HAM, M. 2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi Aksara.
 Jespersen, N.D., Brady, J.E., dan Hyslop, A. Chemistry, The Molecular Nature of Matter,
6th Ed. New York: John Wiley and Sons.
 Petrucci, R.H., Herring, F.G., Madura, J.D., dan Bissonnette, C. 2011. General
Chemistry, Principles and Modern Applications, 10th Ed. New York: Pearson Hall.
 Bettelheim and Landeseberg. 2006. Laboratory Experiments for General, organic and
biochemistry, 4th Ed. New York: Harcourt Inc.
 Slowinski, et al. 2012. Chemical Principles in the Laboratory. New York:Brooks/Cole
cengage Learning.
 Stanton et al. 2010.Experiments in General Chemistry Featuring MeasureNet. Guided
Inquiry, Self Directed, and Capstone. Second Edition.
 James E. Brady. Tanpa tahun. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid 1. Jakarta:
Binapura Aksara.
 Keenan, W, Kleinfelter, Wood, Hadyana., 1998. Kimia Untuk Universitas. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
 Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai