1.1 Pendahuluan
a. Deskripsi Singkat
Bab ini membahas masalah pokok atau dasar-dasar ilmu kimia. Dasar ilmu
kimia yang akan dibahas adalah mengenai materi, perubahan materi, rumus dan
persamaan dasar kimia. Pembahasan bab ini akan disertai dengan kegiatan
aplikatif untuk menunjang pemahaman mahasiswa.
b. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran yang diharapkan dalam kegiatan pada bab dasar-
dasar ilmu kimia ini adalah:
1. Mahasiswa mampu membedakan perubahan kimia dan perubahan fisika
2. Mahasiswa mampu memahami penggolongan materi serta hukum dasar
perubahan materi
3. Mahasiswa mampu memahami lambang unsur, rumus kimia, tatanama
senyawa dan persamaan kimia.
(a) (b)
Gambar 1.1 (a) Struktur tiga dimensi dan dua dimensi air dan
(b) Struktur tiga dimensi dan dua dimensi metanol
3. Pengertian Materi
Menurut Syukri (1999: 11) materi adalah segala sesuatu yang menempati
ruang dan mempunyai massa. Pada prinsipnya, semua materi dapat berada dalam
tiga wujud: padat, cair dan gas. Padatan adalah benda yang kaku dengan bentuk
yang pasti. Cairan tidak serigid padatan dan bersifat fluida, yaitu dapat mengalir
dan mengambil bentuk sesuai wadahnya. Seperti cairan, gas bersifat fluida, tetapi
tidak seperti cairan, gas dapat mengembang tanpa batas.
Ketiga wujud materi ini dapat berubah dari wujud yang satu menjadi wujud
yang lain. Dengan pemanasan, suatu padatan akan meleleh dan menjadi cairan.
Pemanasan lebih lanjut akan mengubah cairan menjadi gas. Di sisi lain,
pendinginan gas akan mengembunkannya menjadi cairan. Pendinginan lebih
lanjut akan membuatnya menjadi padat.
4. Sifat-sifat Materi
Tiap zat misalnya air, gula, garam, perak atau tembaga, memiliki
seperangkat sifat atau karakteristik yang membedakannya dari semua zat lain dan
memberinya identitas unik. Baik gula maupun garam berwarna putih, padat,
kristalin, larut dalam air dan tak berbau. Tetapi gula manis, bila dipanaskan dalam
belanga akan meleleh dan menjadi coklat. Gula terbakar di udara. Garam asin,
baru meleleh setelah dipanasi sehingga membara, tak menjadi coklat betapapun
dipanasi, tidak terbakar di udara meskipun akan menghasilkan nyala kuning bila
dipanasi di dalam nyala (Keenan, 1998: 3).
Ada dua macam sifat materi, yaitu sifat intensif dan sifat ekstensif. Sifat
intensif tidak bergantung pada jumlah materi yang diukur. Sifat intensif seperti
suhu, titik didih, titik beku, indeks bias, kerapatan dan rumus senyawa. Suhu
adalah sifat intensif, bayangkan kita memiliki dua gelas air yang suhunya sama.
Jika kita mencampurkan air itu, maka suhu air akan tetap sama dengan suhunya
ketika masih terpisah.
Sifat ekstensif yang terukur bergantung pada seberapa banyak materi yang
diukur. Massa, panjang, mol dan volume adalah sifat-sifat ekstensif. Semakin
banyak materi, semakin besar massanya. Nilai-nilai dari sifat ekstensif yang sama
dapat dijumlahkan. Misalnya, dua keping uang logam mempunyai massa
gabungan yang merupakan jumlah dari massa masing-masing keping uang itu, dan
volume yang ditempati air dalam dua gelas merupakan jumlah dari volume air di
tiap gelas tersebut.
5. Penggolongan Materi
Zat adalah materi yang memiliki susunan tertentu atau tetap dan sifat-sifat
yang tertentu pula. Contoh: air, perak, etanol, garam dapur, karbondioksida dll. Zat
murni digolongkan menjadi unsur dan senyawa.
5.1 Unsur
Unsur adalah suatu zat yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi zat-zat
yang lebih sederhana dengan cara kimia. Unsur berfungsi sebagai zat
pembangun untuk semua zat-zat kompleks yang akan dijumpai, mulai dari
garam dapur sampai senyawa protein yang sangat kompleks. Semua zat
dibentuk dari sekumpulan unsur-unsur yang terbatas.
5.2 Senyawa
5.3 Campuran
Campuran adalah gabungan dua zat tunggal atau lebih dengan
perbandingan sembarangan. Contohnya udara, minuman ringan, susu, semen,
dll. Udara merupakan campuran gas, tersusun dari nitrogen, oksigen, argon,
uap air dan karbon dioksida. Campuran dapat pula terjadi antar senyawa,
contohnya air dengan alkohol, atau antara unsur dengan senyawa, contohnya
nitrogen dengan uap air. Campuran tidak memiliki susunan yang tetap.
4. Bahan Berbahaya
Bahan kimia ini memiliki resiko merusak
kesehatan sedang, jika masuk ke dalam tubuh
melalui pernapasan, mulut atau kontak dengan
kulit. Bahan ini dapat menyebabkan iritasi,
luka bakar pada kulit, dan menganggu sistem
pernapasan apabila terhirup.
Contoh : Formalin
b. Test Objektif
Test dilakukan dengan melakukan praktikum pengukuran volume, massa dan
temperature. Alat yang digunakan adalah Erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 100
mL, gelas kimia 50 mL, timbangan digital, timbangan manual, termometer,
tabung reaksi. Bahan yang digunakan adalah Akuades, air es, dan air panas.
1. Pengukuran Volume
Ambil akuades 50 mL menggunakan erlenmeyer 50 mL.
Pindahkan air ke dalam gelas ukur 100 mL dengan hati-hati tanpa
tertumpah.
Catat volume pada data pengamatan.
Ambil akuades 40 mL menggunakan gelas kimia 50 mL.
Pindahkan air ke dalam gelas ukur 100 mL dengan hati-hati tanpa
tertumpah.
Catat volume pada data pengamatan
Konversikan dalam bentuk L.
2. Pengukuran Massa
Ambil tabung reaksi.
Timbang menggunakan timbangan manual dan catat massanya.
Timbang kembali menggunakan timbangan digital dan catat massanya.
Konversikan nilai yang diperoleh ke dalam bentuk “g” atau “mg”.
Ulang prosedur 1-4 pada Erlenmeyer 250 mL dan gelas kimia 50 mL.
3. Pengukuran Temperatur
Siapkan 50 mL air pada suhu ruang, air es dan air panas.
Ukur suhu masing-masing sampel menggunakan termometer.
Tuliskan suhu sampel.
Konversikan dalam bentuk °F dan K.
c. Umpan Balik
Daftar Pustaka