Anda di halaman 1dari 49

BAB I

MATERI

Perhatian utama dalam kimia adalah kajian mengenai transformasidari satu zat murni
menjadi zat murni lain melalui reaksi kimia. Konsep kimia bertumpuh pada dua asas dasar yaitu
kekekalan materi dan kekekalan energi. Jumlah materi yang terlibat dalam reaksi kimia selalu kekal
artinya jumlahnya tetap di sepanjang reaksi. Materi tidak dapat diciptakan atau dimusnakan dalam
reaksi kimia. Materi hanya tersusun ulang dari satu materi menjadi materi lain. Penyusunan ulang
materi disertai oleh perubahan energi. Jumlah energi yang tersimpan didalam molekul dari dua zat
yang berbeda secara lahiriah juga berbeda, dan energi kimia dapat dikonversi menjadi energi termal
atau listrik sewaktu reaksi kimia berlangsung.

A. Klasifikasi Materi
1. Unsur
Materi berada dalam banyak bentuk yang berbeda-beda, sehingga perlu untuk mengkategorikannya.
Mengklasifikasikan bahan menjadi kategorizat (substansi) dan campuran. Diantara zat-zat ada yang
tidak dapat dibuat menjadi zat yang lebih sederhana, baik dengan perubahan kimia maupun fisis,
bukan melalui pemanasan, pendinginan, panambahanasam dan sebagainya. Zat ini disebut unsur-
unsur kimia, pada saat ini, telah diketahui 106 buahunsur yang berbeda. Unsur-unsur ini terdiri dari
mulai bahan yang umum seperti besi, tembaga, perak dan emas. Kajian menganai reaksi kimia bisa
sangat sulit jika ada materi lain. Dengan demikian, Langkah pertama adalah mempelajari
bagaimana menganalisis dan menggolongkan materi tersebut untuk memastikan adanya zat murni
sebelum reaksi kimia dimulai. Misalnya, udara adalah campuran dari beberapa komponen (oksigen,
nitrogen, argon dan berbagai gas). Jika dicairkan gas yang titik didihnya paling rendah akan
menguap terlebih dahulu meninggalkan cairan yang berisi gas lain yang titik didihnya lebih tinggi.
Jika semua prosedur fisik ini gagal memisahkan materi menjadi bagian-bagian yang sifatnya
berbeda, maka materi itu disebut Zat. Sampai saat ini, dapat dikatakan bahwa jutaan zat telah
ditemukan (atau disintesis) dan diidentifikasi. Apakah zat merupakan blok penyusun utama materi?
Pada kenyataannya zat merupakan kombinasi dari blok penyusun yang jumlahnya jauh lebih sedikit
yang di sebut unsur. Unsur adalah zat yang tidak dapat diuraikan menjadi dua atau lebih zat lain
yang lebih sederhana melalui cara fisika atau kimia. Unsur dapat berupa unsur logam dan non
logam. Berikut beberapa contoh dari berbagai macan unsur.

Tabel 1.1 Nama-nama unsur dan lambangnya


Logam Non Logam
Nama Lambang Nama Lambang
Kalsium Ca Argon Ar
Kobalt Co Hidrogen H
Magnesium Mg Oksigen O
Aluminium Al Neon Ne
Kalium K Helium He
Mangan Mn Silikon Si
Platina Pt Karbon K
Natrium Na Klorin Cl
Tembaga Cu Belerang S
Seng Zn Iodin I
2. Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang dapat di uraikan menjadi dua atau lebih zat lain melalui reaksi
kimia. Senyawa termasuk zat tunggal karena komposisinya selalu tetap. Sifat senyawa berbeda
dengan sifat unsur penyusunnya.
Contoh : air, garan dapur (natrium klorida), CO2 (karbondioksida), gulatebu (sukrosa).
Hukum Perbandingan Tetap (hukum Proust) adalah dalam suatu senyawa kimia, proporsi
berdasarkan massa dari unsur-unsur penyusunnya adalah tetap, tidak bergantung pada asal usul
senyawa tersebut atau cara pembuatannya.
Contoh:
 Perbandingan massa hidrogen :oksigen didalam air = 1 : 8
 Perbandingan massa magnesium :oksigen dalam magnesium oksida = 3 : 2

3. Campuran
Campuran terbentuk dari dua atau lebih zat yang masih mempunyai sifat asalnya. Ketika gula
dicampurkan dengan air, akan terbentuk larutan gula (campuran gula dan air). Campuran ini masih
mempunyai sifat gula (yaitu manis) dan sifat air. Tingkat kemanisan campuran gula dan air ini
bermacam-macam tergantung dari jumlah gula yang ditambahkan kedalam air. Senyawa
mempunyai komposisi yang tetap, sedang campuran tidak memiliki komposisi yang tetap.

Campuran dapat berupa larutan, suspense atau koloid.


a. Larutan
Larutan adalah campuran homogen.
Ciri campuran homogen:
 Tidak ada bidang batas antar komponen penyusunnya
 komposisi di seluruh bagian adalah sama
Komponen larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Komponen yang jumlahnya terbanyak
dianggap sebagai pelarut. Tapi jika larutan adalah campuran dar izat padat dan cair, maka cairan
dianggap sebagai pelarut.

b. Suspensi
Suspensi adalah campuran kasar dan tampak heterogen. Batas antar komponen dapat dibedakan
tanpa perlu menggunakan mikroskop. Suspensi tampak keruh dan zat yang tarsuspensi lambat laun
terpisah karena gravitas.
Contoh: campurankapur dan air

c. Koloid
Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Secara makroskopis
koloid tampak homogen, tetapi jika diamati dengan mikroskop ultra akan tampak heterogen.
Contoh: santan, air susu, cat, asap rokok, kabut, emulsi, buih dan albumin.
Untuk menggambarkan system koloid, tinjaulah sampel padatan (solid) yang ditempatkan dalam
cairan (liquid) yang secara nyata dapat dibedakan (system berupa campuran yang
heterogen).Selanjutnya bila sampel padatan tersebut dipotong-potong atau dibagi-bagi menjadi
bagian yang lebih kecil akan dicapai suatu keadaan dimana perbedaan fasa padatan dan cairan tidak
begitu jelas (ada peralihan dari heterogeny kehomogen). Didaerah tersebut, fasa terdispersi
(partikel-partikel yang terdispersi) begitu kecil sehingga tidak jelas berupa fasa yang terpisah, tetapi
juga tidak cukup kecil untuk dapat disebut larutan.
Fasa demikian disebut koloid yang tak terpisahkan dalam sistemnya, tidak dapat dilihat dengan
mikroskop dan tidak dapat dipisahkan dengan cara filtrasi (penyaringan).
Biasanya definisi koloid didasarkan pada ukurannya. Jika ukuran partikel antara 10 -7 – 10-4 cm,
disperse disebut koloid, suspense koloid atau larutan koloid.
Ukuran partikel terdispersi tidak dapat menyatakan susunannya, dapat terdiri dari atom-atom,
molekul-molekul kecil atau satu molekul besar. Sebagai contoh, koloid emas terdiri dari partikel-
partikel yang ukurannya berbeda-beda yang masing-masing mengandung satu juta atau lebih atom
emas. Koloid belerang terdiri dari partikel-partikel yang mengandung seribu atau lebih molekul S8.
Contoh dari molekul raksasa (makro molekul) adalah hemoglobin, protein yang memberi warna
merah darah. Berat molekulnya 66.800 amu (unit massa atom) dengan diameter sekitar 6 x 10 -7 cm.
klasifikasi koloid terdiri dari sol, emulsi, gel dan aerosol. Dalam sol, padatan terdispersi dalam
cairan sedemikian hingga cairan membentuk fasa kontinyu dan padatan membentuk fasa
diskontinyu.Bubur magnesium adalah sol yang terdiri dari partikel-partikel padatan magnesium
hidroksida yang terdispersi dalam air. Sol dapat dibuat secara dispersi (pemecahan molekul/partikel
besar) atau kondensasi (pembentukan molekul/partikel kecil menjadi ukuran koloid) Emulsi adalah
koloid dimana cairan (liquid) terdispersi dalam cairan. Contoh yang umum adalah susu, partikel
susu/lemak terdispersi dalam larutan berair (aqua).Gel adalah tipe koloid yang luar biasa di mana
liquid mengandung solid yang tersusun dalam jaringan yang halus di dalam sistem. Baik fasa
padatan maupun cairan di dalam gel berfasa kontinyu, misalnya jeli, gelatin. Aerosol adalah koloid
di mana pada tan atau cairan terdispersida lamfasa gas. Jika pada tan tedispersi dalam gas
disebutuap, sedangkan cairan terdispersi dalam gas dinamakan kabut. Asap London (London
Smock) adalah kombinasi antara asap batu bara dan kabut asam sulfat.

B. PerubahanMateri
Perubahan materi ada dua macam
1. PerubahanFisis
Yaitu perubahan yang tidak menghasilkan zat baru, yang berubah hanya bentuk dan wujudnya.
2. Perubahankimia.
Yaitu perubahan yang menghasilkan zat baru.
Contoh perubahan fisis
a. es mencair
b. air menguap
c. air membeku
d. beras digiling menjadi tepung
e. lampu pijar menyala
f. memisahkan bensin dari minyak mentah
Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Bereaksi artinya berubah menjadi zat yang baru. Zat
yang bereaksi disebut pereaksi (reaktan), sedang hasil reaksi disebut produk.

Contoh : Besi dan oksigen bereaksi membentuk karat besi.


Reaktan : besi dan oksigen
Produk : karat besi

Berlangsungnya reaksi kimia biasanya ditandai dengan suatu perubahan yang dapat diamati, yaitu:
1. terbentuk gas
2. menghasilkan endapan
3. terjadi perubahan warna
4. terjadi perubahan suhu
Contoh perubahan kimia (reaksi kimia):
a. kertas terbakar
b. makanan membusuk
c. besi berkarat
d. beras dimasak menjadi nasi
e. membuat sabun dari minyak kelapa
f. lampu petro maks menyala

Gambar 1. Garis besar langkah-langkah dalam analisis materi


BAB II
TEORI ATOM

A. Pendahuluan
Ilmu kimia adalah ilmu mengenai bahan kimia bagian terpenting adalah mempelajari reaksi kimia
perubahan yang terjadi bila senyawa kimia berinteraksi membentuk senyawa baru yang berbeda.
Ilmu kimia berkaitan dengan zat (substansi) dan bahan penyusun zat. Didalam ilmu kimia dipelajari
sifat-sifat, struktur dan perubahan zat serta energi yang menyertai perubahan zat tersebut. Bahan
penyusun zat yang terkecil dan masih memiliki sifat zat dinamakan molekul.Sedangkan molekul
tersusun dari atom-atom, terdiri dari inti atom dan awan elektron yang mengelilingi inti atom
tersebut. Inti atom tersusun dari partikel-partikel fundamental, proton yang bermuatan listrik positip
dan neutron yang tidak bermuatan listrik (netral). Adapun elektron yang mengelilingi inti atom
bermuatan listrik negatif. Dengan demikian atom tersusun dari tiga partikel funda mental adalah
proton, neutron dan elektron.
Karena aton bersifat netral, maka jumlah muatan positif dari pada proton didalam inti atom harus
sama dengan jumlah muatan negative dari pada electron didalam awan elektron yang mengelilingi
inti atom. Massa atom terpusatkan pada inti atom karena maasa neutron hamper sama dengan massa
proton sedangkan massa electron dapat diabaikan terhadap massa proton. Partikel-partikel
fundamental khususnya electron memiliki ukuran dan massa yang sangat kecil sehingga menurut
De Broglie merupakan partikel-partikel sub atom yang bersifat dualism yakni bersifat materi dan
gelombang sesuai dengan prinsip mekanik akuantum.
Bab ini membaha stentang atom, struktur atom dan sifat gelombang materi sebagai landasan untuk
dapat mengenal kimia secara lebih mendasar yakni untuk dapat mempelajari dan memahami uraian-
uaraian selanjutnya

B. Teori Atom
Atom merupakan komponen penyusun molekul dari pada zat. Konsep atom pertama kali dikemukan
oleh dua orang ahli filsafat Yunani, Leucippus dan Democritus dalam abad kelima sebelum masehi.
Penerimaan terhadap konsep tersebut tanpa didukung oleh bukti-bukti yang kongkrit berlangsung
sampai massa Sir Isaac Newton (1642-1727).Pada abad kesembilan belas barulah konsep atom
tersebut didukung oleh fakta-fakta ilmiah yang nyata.

1. Teori Atom Dalton (1766 – 1844)


John Dalton melakukan sejumlah percobaan mengenai penentuan beratzat yang merupakan hasil
kombinasi kimia dari beberapa zat lain. Sebelumitu John Dalton telah memformulasikan hokum
komposisi tertentu (Law of Definite Composition) yang mengungkapkan bahwa jumlah suatu zat
yang akanbergabung (mengadakan kombinasi) dengan sejumlah tertentuzat lain untuk
menghasilkan senyawa tertentu akan selalu sama. Setelah hokum tersebut mendapat dukungan dari
beberapa hasil eksperimen, Dalton kemudian memformulasikan hukum yang lain yang dinamakan
Hukum Perbandingan Berganda (Law of Multiple Proportios). Menurut hokum ini, jika dua unsure
dapat bergabung membentuk lebih dari senyawa, maka massa-massa dari unsur yang pertama
dengan suatu massa tetap dari unsur yang kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat yang kecil.
Missal karbon membentuk dua senyawa stabil dengan oksigen, yaitu karbon monoksida dan karbon
dioksida. Teknik pengukuran menunjukkan bahwa satu atom karbon bergabung dengan satu atom
oksigen didalam karbon monoksida dan satu atom karbon bergabung dengan dua atom oksigen
dalam karbon dioksida. Jadi, perbandingan oksigen dalam karbon monoksida dengan oksigen dalam
karbon dioksida adalah 1:2 hal ini sesuai dengan hokum perbandingan berganda.
Dalton memberikan sumbangan yang besar berupa landasan dasar kimia modern yakni bahwa
materi (zat) terdiridari atom-atom yang bergabung satu sama lain dalam proporsi yang relative
sederhana. Landasan ini dikenal dengan Teori Atom Dalton dengan beberapa asumsi sebagai
berikut:
1. Semua zat terdiri dari atom-atom
2. Atom tidak dapat dibelah lagi atau diubah menjadi atom lain
3. Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnakan
4. Atom-atom suatu unsure memiliki elemen, bentuk, massa dan sifat-sifat yang sama (identik);
atom terdiri dari unsur yang berbeda memiliki sifat-sifat yang berbeda
5. Perubahan kimia adalah penggabungan atau pemisahan atom-atom

Asumsi-asumsi tersebut sekarang terbukti tidak benar.

Model atom Dalton gugur setelah keberhasilan penemuan elektron

2. Teori Atom Thomson


Pada tahun 1897 J.J Thomson menunjukkan bahwa konstituen (komponen) yang lebih elementer
dari suatu atom adalah elektron.

Elektron memiliki massa sebesar 9,1096 x 10- 28 gram dan muatan listrik sebesar -1,6022 x 10 -19C.
ternyata bahwa konst itu enelementer yang lebih dari pada atom adalah nukleon yang terdiri dari
proton dan neutron.

Model atom Thompson dikenal dengan model roti kismis.

Dalam tahun 1898, J.J Thomson mengemukakan konsepatom yang dikenal sebagai Model Atom
Thomson sebagaiberikut:
1. Atom adalah sistem yang terdiri atas partikel bermuatan positif yang terdistribusi secara merata
didalam system tesebut.
2. Di dalam atom terdapat elektron-elektron yang bermuatan negatif yang terdistribusi secara
merata sehingga atom bersifat netral
3. Massa atom dapat dikaitkan dengan jumlah massa partikel-partikel penyusun atom
Model atom Thomson telah diuji kebenarannya dalam tahun 1911 oleh sarjana Fisika Inggris,
Ernest Rutherford dengan melewatkan sinar α (alfa) melalui lempeng logam yang tipis. Percobaan
ini dikenal sebagai Hamburan sinar alfa. Sinar alfa adalah berkas sinar yang terdiri atas muatan
positif (inti atom helium) yang memiliki massa empat kali massa atom hidrogen.
Model atom Thomson ini diharapkan akan terjadi diteruskannya semua sinar alfa oleh lempeng
logam sasaran. Ternyata hasil yang dicapai adalah sinar alfa dapat dipantulkan dan ada yang
dibiaskan. Dengan demikian konsep atom yang dikemukakan Thomson tentang muatan positif dan
negative yang terdistribusi merata didalam atom tidak dapat dibenarkan.

3. Teori Atom Rutherford


Selanjutnya Rutherford mengemukakan konsep atom yang disebut model atom Rutherford
sebagaiberikut:
1. Didalam atom terdapat ruangan yang sebagianbesaradalahhampa (kosong)
2. Di dalam atom terdapat inti atom sebagai pusatmassa dan pusat muatan positif yang terpisah
dari pusat muatan negative (elektron).
3. Jari-jari inti atom berkisar sekitar 10-13cm sedangkan jari-jari atom kurang lebih seratus ribu
kali jari-jari inti (10-8cm)

Dengan ditemukannya inti atom yang bermuatan positif dan terpisah dari elektron-elektron
bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom tersebut timbullah suatu pernyataan yang
menyangkut masalah tarik menarik di antara dua muatan listrik yang berbeda.

Menurut teori elektrostatika, bila muatan negatif (elektron) bergerak mengitari muatan positif (inti
atom) maka energy electron akan berkurang karena sebagian dipancarkan (radiasi cahaya) sehingga
electron akan dapat tertarik dan jatuh ke daerah inti.Kenyataan menunjukkan bahwa electron tidak
pernah jatuh kedaerah inti dan tetap mengitari inti atom yang bermuatan positif. Penjelasan tentang
hal tersebut baru diperoleh setelah Niels Bohr dalam tahun 1913 mengemukakan postulatnya antara
lain bahwa elektron di dalam atom berada dalam keadaan stasioner sehingga tidak memancarkan
radiasi cahaya selama gerakan mengitari inti atom Gerakan electron mengelilingi inti menurut
lintasan (orbital) dengan tingkat energi tertentu sehingga electron memiliki energi yang tertentu
pula. Energi elektron yang tertentu tersebut dinamakan energi diskrit. Diskrit mengandung arti tak
kontinyu dan ini sesuai dengan prinsip mekanika kuantum bahwa setiap partikel yang
berukuran kecil sub atomic memiliki energy diskrit. Selanjutnya dipostulatkan pula bahwa bila
electron menjalani lintasan lengkung maka momentum angular (momen sudut) nya selalu
merupakan kelipatan bulat dari h/2π. Dengan perkataan lain momen sudut electron pun
terkuantumkan juga.

4. Teori Atom Bohr


Berdasarkan postulat-postulat di atas, Bohr menyusun konsep atom yang dikenal dengan model
atom Rutherford-Bohr. Model atom Rutherford-Bohr hanya menyarankan lintasan electron
mengitari inti dalam bentuk bola (sferis) sehingga untuk lebih menyempurnakan model atom
tersebut perlu dikemukakan konsep atom yang lain.
Konsep atom yang lebih sempurna dikemukakan tahun 1915 dinamakan Model Atom Bohr-
Sommerfeld atau model atom Mekanika gelombang di mana lintasan atau lebih tepat orbital
electron dapat berupa bola, ellips atau bentuk lain tergantung dari bilangan-bilangan kuantum utama
(n), azimuth (l), magnetic (m), dan spin (s) dari pada elektron.

5. Model atom mekanikakuantum


Beberapa penemuan penting yang mendasari model atom ini adalah:

 Menurutde Broglie, gerakan partikel yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan
cahaya mempunyai sifat gelombang. Contoh nya adalah gerakan electron mengitari inti
atom.
 Menurut Heisenberg, posisi electron tidak dapat ditentukan dengan pasti. Yang dapat
ditentukan hanyalah ke boleh jadian menemukan elektron. Daerah dalam ruang di sekitar inti
atom dengan keboleh jadian menemukan electron disebut orbital.

Model atom mekanika kuantum mempunyai persamaan dengan model atom Bohr dalam hal
adanya tingkat energi (kulit atom). Perbedaan dari kedua model tersebut terletak pada bentuk
lintasan elektron. Bohr menggambarkan lintasan berupa lingkaran dengan jari-jari tertentu, sedang
model mekanika kuantum berupa orbital.

C. Susunan Atom
Menurut pandangan modern, atom terdiri dari inti yang bermuatan positif (yang terdiri dari proton
dan neutron) dan awan partikel bermuatan negatif (yang disebut elektron). Elektron senantiasa
bergerak mengelilingi inti atom. Inti atom sangat kecil jika dibandingkan terhadap atom secara
keseluruhan, tetapi sangat pejal.

Tabel .Hubunganharga, lambangkulit, jumlah orbital dan jumlahelektron

n LambangKulit Jumlah Orbital JumlahElektron


1 K 1 2
2 L 4 8
3 M 9 18
4 N 16 32
n n2 2n2

D. KonfigurasiElektron
Konfigurasi electron menggambarkan persebaran electron dalam kulit atom. Aturan penulisan
konfigurasi electron untuk unsur golongan A adalah sebagai berikut:
1. Pengisian kulit dimulai dari tingkat energi terendah kemudian ketingkat energi tinggi.
2. Isi penuh sebanyak mungkin kulit, dimulai dari kulit K. Kemudian hitung jumlah elektron yang
tersisa.
3. Misal kulit terakhir yang terisi penuh adalah kulit ke-n, maka kulit berikutnya, yaitu kulit ke
(n+1) diisimaksimum sama dengan kulitnya. Jika elektron yang tersisa tidak cukup, di isi
sama dengan kulit ke (n – 1), dan seterusnya.
4. Jika jumlah electron tersisa <=8, ditempatkan pada kulit berikutnya.
5. Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8
E. Sifat Periodik Atom
Apabila teori atom dapat dianggap sebagai penemuan besar dalam ilmu kimia, maka system
periodic unsur-unsur yang disusun berdasarkan sifat peroidik atom merupakan salah satu penemuan
besar yang lain. Sistem periodic unsure disusun menurut perioda (deret mendatar) dan menurut
golongan (kolomvertikal) beberapa sifat periodik atom yang penting adalah:
1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom untuk unsur-unsur yang terletak dalam satu perioda (berurutan menurut kanaikan
nomor atom) dari kiri ke kanan semakin kecil karena muatan inti semakin besar sehingga gaya tarik
elektro statik terhadap electron akan lebih kuat.
Untuk unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan (kolomvertikal) dari atas ke bawah pada
umumnya makin besar karena orbitalnya dari atas kebawah semakin besar dan faktor orbital lebih
besar pengaruhnya dari muatan inti.

Tabel 2.1 Jari-jari atom beberapa unsur (Dalam nm)


H
0,037
Li Be B C N O F Ne
0,123 0,089 0,080 0,077 0,074 0,074 0,072 -
Na Mg Al Si P S Cl Ar
0,157 0,136 0,125 0,117 0,110 0,104 0,099 -
K Ca Ga Ge As Se Br Kr
0,203 0,174 0,125 0,122 0,121 0,117 0,114 -
Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
0,216 0,191 0,150 0,141 0,141 0,137 0,133 -
Cs Ba Ti Pb Bi Po At Rn
0,235 0,198 0,155 0,154 0,152 0,152 - -

Secara teoritis, jari-jari atom suatu unsure ditentukan oleh tiga factor berikut:
a. Muatan inti
Makin besar muatan inti, makin kecil jari-jari atom Karena gaya tarik inti terhadap electron
makin kuat
b. Bilangan kuantum utama electron terluar (ukuran orbital).
Makin besar bilangan kuantum utama (n) akan makin besar jari-jari atomnya karena jarak
electron terluar dengan inti atom berbanding lurus dengan n2.
c. Jumlah electron dalam atom
Makin besar jumlah electron dalam suatu atom, makin besar pula jari-jari atomnya karena gaya
tolakan tarelektron makin kuat

2. PotensialIonisasi
Potensial ionisasi suatu unsure didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk melepaskan satu
elektron yang terletak paling jauh dari inti atom unsur tersebut.
Energi yang diperlukan untuk melepaskan electron berikutnya dinamakan potensialionisasi kedua,
ketiga dan seterusnya.

Contoh:
Ionisasi pertama : Mg Mg+ + e- PI = 7,64 eV
Ionisasi kedua : Mg+ Mg + e -
2+
PI = 15,03 eV

Untuk unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan, potensial ionisasinya semakin tinggi;
sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah potensial ionisasinya semakin rendah. Potensial
ionisasi suatu unsure ditentukan oleh dua factor yakni muatan inti dan jari-jari atom.

Makin besar muatan inti akan menyebabkan gaya tarik elektrostatik terhadap electron semakin kuat
sehingga potensial ionisasinya akan semakin tinggi (dari kiri ke kanan dalam satu perioda)
Makin besar jari-jari atom akan menyebabkan gayatarik elektrostatik terhadap electron semakin
lemah sehingga potensial ionisasinya semakin rendah (dari atas kebawah dalam satu golongan)

Table 2. 2 Potensialionisasibeberapaunsur
H
13,6
Li Be B C N O F Ne
5,4 9,3 8,3 11,3 14,3 13,6 17,4 21,6
Na Mg Al Si P S Cl Ar
5,1 7,6 6,0 8,2 11,0 10,4 13,0 15,8
K Ca Ga Ge As Se Br Kr
4,3 6,1 6,0 8,1 9,8 11,8 11,8 14,0
Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
4,1 5,7 5,8 7,3 8,6 9,0 10,5 12,1
Cs Ba Ti Pb Bi Po At Rn
3,9 5,2 6,1 7,4 7,3 8,4 - 10,7

Potensial ionisasi kedua, ketiga dan seterusnya dari suatu unsurakan semakin besar. Hal ini
dikarenakan gaya tarik inti terhadap electron akan semakin bertambah kuat sebagai akibat dari
muatan inti yang tetap tidak bertambah sedangkan jumlah electron makin berkurang. Sebagai
contoh potensial ionisasi pertama, kedua, ketiga dan keempat dari Berilium (Be) berturut-turut
adalah 9,32 eV; 18,21 eV; 153 eV; dan 217,66 eV

3. AfinitasElektron
Yang paling penting di dalam penentuan sifat-sifat kimia adalah kecenderungan atom untuk
menarik tambahan elektron. Sifat ini dapat diukur dari afinita selektronnya yang didefinisikan
sebagai energi yang dilepaskan bila elektron di tambahkan pada atom netral yang terisolasi.

Harga-harga afinita sel ektron untuk unsur-unsur halogen adalah sebagai berikut:
F = 3,45 eV
Cl = 3,61 eV
Br = 3,36 eV
I = 3,06 eV
Harga afinita selektron turun dari Cl ke I Karena ukuran atom semakin besar. Afinita sel ektron F
yang lebih rendah dari Cl adalah di luar dugaan, ini dapat diterangkan bahwa untuk atom-atom yang
amat kecil, gaya tolak menolak antar electron perlu di pertimbangkan.
Pengukuran afinita sel ektron baru berhasil untuk beberapa unsure saja karena sukar dilakukan.
Pengetahuan tentang afinita selektron dan potensial ioni sasi apabila digabungkan dapat digunakan
untuk meramalkan atom mana yang mampu mengusir electron dari atom lain.

4. Elektron negativitas
Elektro negativitas adalah kecenderungan suatu atom untuk menarik electron dari atom lain untuk
digunakan bersama sebagai electron berpasangan atau pasangan elektron.

Atom dengan jari-jari atom yang lebih kecil umumnya memiliki kecenderungan lebih besar untuk
menarik electron dari pada atom yang memiliki jari-jari atom besar sehingga atom kecil lebih
elektro negatifdari pada atom besar (di dalam golongan dari atas kebawah, elektro negativitas
semakin kecil).
Mudah dipahami bahwa makin tinggi potensial ionisasi suatu unsur, makin besar pula elektro
negativitasnya. Sedangkan menurut perioda (deret mendatar) dari kiri ke kanan elektronegativitas
unsur makin besar.
Gas mulai dianggap sebagai unsur yang paling stabil dengan elektronegativitas sama dengan nol.
Fluor (F) adalah unsur yang paling elektronegatif sedangkan Francium (Fr) merupakan unsur yang
paling elektronegatif.

Table 3. Elektronegativitasbebrapaunsur
H
2,1
Li Be B C N O F Ne
1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 -
Na Mg Al Si P S Cl Ar
0,9 1,2 1,5 1,8 2,1 2,5 3,0 -
K Ca Ga Ge As Se Br Kr
0,8 1,0 1,6 1,8 2,0 2,4 2,8 -
Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
0,8 1,0 1,7 1,8 1,9 2,1 2,5 -
Cs Ba Ti Pb Bi Po At Rn
0,7 0,9 1,8 1,8 1,9 2,0 2,2 -
Fr Ra - - - - - -
0,7 0,9
BAB III
RUMUS KIMIA DAN TATA NAMA

A. Rumus Kimia
Rumus kimia (chemical formula) untuk menyatakan komposisi molekul dan senyawa dalam
lambang-lambang kimia. Yang dimaksud dengan komposisi disini bukan saja unsur-unsur yang ada
tetapi juga rasio-rasio dari atom-atom yang digabung. Rumus kimia disini membahas tentang rumus
molekul dan rumu sempiris.
1. RumusMolekul
Rumus molekul (molecular formula) menunjukkan jumlah eksak atom-atom dari setiap unsur di
dalam unit terkecil suatu zat.
Contoh:
- Rumus molekul dari air adalahH2O
Artinya tiap molekul air terdiri dari 2 atom hidrogen (H) dan 1 atom oksigen (O)
- Rumus molekul ozon adalah O3
Artinya tiap molekul ozon terdiri dari 3 atom oksigen (O)
- Rumus molekul gas hydrogen adalah H2
Artinya tiap molekul gas hydrogen terdiri dari 2 atom hidrogen (H)
2. Rumus Empiris
Rumus empiris (empirical formula) mununjukkan perbandingan unsur yang paling sederahana dari
atom-atomya.

Nama zat Rumus molekul Rumus empiris


Air H2O H2O
Butana C4H10 C2H5
Etuna C2H2 CH
Benzene C6H6 CH

B. Tata nama
1. Tata nama senyawa biner dari dua jenis non-logam
a. Unsur yang dapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis didepan
B-Si-C-Sb-As-P-N-Te-S-I-Br-Cl-O-F
Contoh:
- NH3 bukan (H3N)
- H2O bukan (OH2)
- HCl bukan (ClH)
b. Nama senyawa biner dari dua jenis non logam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur
dengan akhiran –ida, pada unsur yang kedua.
Contoh:
- HCl = hydrogenklorida
- H2S = hydrogen sulfide
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk labih dari sejenis senyawa maka senyawa-
senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam Bahasa yunani:
1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 = hepta
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka
Contoh:
- CO2 : karbondioksida
- NO : nitrogen monoksida
- NO2 : nitrogen dioksida
- N2O5 : dinitrogen pentaoksida
- CS2 : karbon disulfide
- CCl4 : karbontetraklorida

2. Tata nama senyawa biner dari unsur logam dan unsur non-logam
a. Unsur logam ditulis didepan
Contoh : NaCl (bukan ClNa)
b. Nama senyawa biner dari logam dan non logam adalah rangkaian nama logam
(didepan) dan nama non logam dengan akhiran –ida.
Contoh:

- CaCl2= kalsium klorida

- NaCl = natrium klorida

Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu jenis bilangan oksidasi, senyawa- senyawanya
dibedakan dengan menyebutkan bilangan oksidasinya, yang ditulis dalam tanda kurung dengan
angka Romawi dibelakang nama unsur logam itu.
Contoh:
- FeCl2= besi (II) klorida
- FeCl3= besi(III) klorida

- SnO = timah(II) oksida

- SnO2= timah(IV) oksida

Contoh
kation:
- Na+ = natrium - Sn2+ = timah (II)
- K+ = kalium - Sn4+ = timah (IV)
- Al3+ = aluminium - Pb2+ = timbal (II)
- Zn2+ = seng - Pb4+ = timbal (IV)
- Ag+ = perak - Fe2+ = besi (II)
- Ba+ = barium - Fe3+ = besi (III)
- Cu+ = tembaga (I) - Au3+ = emas (III)
- Cu2+ = tembaga (II) - Pt4+ = platina (IV)

Contoh
Anion :
- OH- = hidroksida - CO3 = karbonat
- O2- = oksida - SO42- = sulfat
- F- = fluoride - SO3 = sulfit
- Cl- = klorida - NO3- = nitrat
- Br- = bromida - NO2- = nitrit
- I- = iodida - CH3COO- = asetat
- S2- = sulfida - C2O4 2-
= oksalat
- CN- = sianida - MnO4 -
= permanganat
- ClO- = hipoklorit - CrO4 2-
= kromat
- ClO2- = klorit - Cr2O72- = dikromat
- ClO3- = klorat - PO4 3-
= pospat
- ClO4- = perklorat - PO33- = pospit

3. Tatanamaasam, basa dan garam


a. Tatanamaasam
Asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion H+
Contoh:
- HCl = asamklorida

- H2CO3 = asamkarbonat

- H2SO4 = asamsulfat
- HNO3 = asamnitrat

- CH3COOH = asamasetat

Ciri – ciriasam
 Asam memilki rasa masam; misalnya, cuka yang mempunyai rasa dari asam asetat, dan
lemon serta buah-buahan sitrum lainnya yang mengandung asam sitrat.
 Asam menyebabkan perubahan warna pada warna tumbuhan; misalnya mengubah warna
lakmus dari biru menjadi merah.
 Asam bereaksi dengan logam tertentu seperti seng, magnesium dan besi mengahsilkan
gas hydrogen. 2HCl(aq) + Mg(s) MgCl2(aq) + H2(g)
 Asam bereaksi dengan karbonat dan bikarbonat seperti Na 2CO3, CaCO3 dan NaHCO3
menghasilkan gas karbon dioksida 2HCl(aq) + CaCO3(s), CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
 Larutan asam dalam air menghantarkan arus listrik

b. Tata nama basa


Basa adalah zat yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH-

Contoh :
- NaOH = natrium hidroksida
- Ca(OH)2 = kalsium hidroksida
- Al(OH)3 = aluminium hidroksida
Ciri – ciri basa
 Basa memiliki rasa pahit
 Basa terasalicin; misalnya, sabun yang mengandungbasamemilikisifatini
 Basa menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan; misalnya mengubah
warna lakmus dari merah menjadi biru.
 Larutan basa dalam air menghantarkan arus listrik

c. Tatanama garam
Garam adalah senyawa yang terdiri atas anion asam dan kation basa

Anion Kation Rumus Garam Tata nama Garam


Na+ PO43- Na3PO4 Natrium fosfat
Ca2+ NO3- Ca(NO3)2 Kalsium nitrat
NH4+ SO42- (NH4)2SO4 Ammonium sulfat
Cu2+ S2- CuS Tembaga (II) sulfida
BAB IV
PERSAMAAN REAKSI

Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia reaktan, rumus kimia
produk beserta koefisien reaksi masing-masing.

Contoh:
2 H2(g)+ O2(g) 2 H2O(l)
Artinya : hydrogen bereaksi dengan oksigen membentuk air. Huruf kecil dalam tanda kurung
menandakan wujud zat, yaitu:
- s = solid (padat)
- g = gas
- l = liquid (cairan)
- aq = aqueous (larutan)

Bilangan yang ditulis sebelum rumus kimia disebut sebagai koefisien reaksi.
Penulisan persamaan reaksi:
1. Tuliskan rumus kimia zat pereaksi dan produk, beserta keterangan wujudnya.
2. Setarakan reaksi, dengan cara memberi koefisien yang sesuai dengan jumlah atom setiap unsur
pada kedua ruas.

Penyetaraan reaksi mengikuti penerapan hukum kekekalan massa dan teori atom Dalton.
- Hukum kekekalan massa
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
- Teori atom Dalton
Dalam reaksi kimia, tidak ada atom yang dimusnahkan atau diciptakan, yang ada hanyalah
penataan ulang atom-atom tersebut.

Langkah penyetaraan reaksi:


1. Tetapkan koefisien salah satu zat yang paling kompleks, sama dengan 1.
2. Setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang telah diberi koefisien.
3. Setarakan unsur lain.
4. Atom O disetarakan paling akhir.

Contoh soal:
Setarakan persamaan reaksi berikut:
1. C2H6(g)+ O2(g) CO2(g)+ H2O(g)
2. Al (s)+ HCl (aq) AlCl3+ H2(g)
3. HCl (aq)+ Ca(OH)2(aq) CaCl2(aq)+ H2O(l)
4. C2H5OH(aq)+ O2(g) CO2(g)+ H2O(g)
5. NH3(g)+ O2(g) NO(g)+ H2O(g)
6. Na(s)+ O2(g) Na2O(g)
7. NaOH(aq)+ H3PO4(aq) Na3PO4(aq)+ H2O(l)
8. Zn (s)+ HNO3(aq) Zn(NO3)2(aq)+ NH4NO3(s)+ H2O(l)
9. Ca3(PO4)2(s)+ SiO2(s)+ C(s) CaSiO3(s)+ CO(g)+P4(s)
10. Al2(CO3)3(s)+H2O(l) Al(OH)3(s)+ CO2(g)
11. (NH4)2SO4(aq)+ KOH(aq) K2SO4(aq)+ NH3(g)+ H2O(l)
12. Ba(OH)2(aq)+ P2O5(s) Ba3(PO4)2(s)+ H2O(l)
BAB V
STOIKIOMETRI

A. Hukum Gay Lussac


Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas yang bereaksi dan volume gas hasil
reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana.

Contoh:

1. Gas hydrogen bereaksi dengan gas oksigen membentuk uap air


2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)
Maka, H2 : O2 : H2O = 2 : 1 : 2

2. Gas hidrogenbereaksidengan gas klorinmembentuk gas hidrogenklorida


H2 (g) + Cl2 (g) 2HCl (g)
Maka, H2 : Cl2 : HCl = 1 : 1 : 2

Perbandingan volume gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi sesuai dengan perbandingan
koefisien reaksinya.

B. Hipotesis Avogadro
Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volume nya sama akan mengandung jumlah
molekul yang sama pula.
Karena perbandingan volum gas-gas sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, maka
perbandingan molekul gas-gas juga sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya.
Contoh:

Gas oksigen bereaksi dengan gas hydrogen membentuk uap air.


2 H2(g) + O2(g) 2H2O (g)
2 liter 1 liter 2 liter
4 liter 2 liter 4 liter
100 molekul 50 molekul 100 molekul
C. Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa MolekulRelatif (Mr)

Dari percobaan diketahui bahwa perbandingan massa hydrogen dan oksigen dalam air adalah 1:8.
Satu molekul air mengandung dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Maka:
Massa 2 atom H :massa atom O = 1 : 8
Massa 1 atom H :massa atom O = 0,5 : 8
= 1 : 16
Jadi, satu atom oksigen16 kali lebihbesardari pada satu atom hidrogen.
Dengan cara yang sama, dapat ditentukan perbandingan massa atom unsure yang satu dengan
massa atom unsur yang lain. Perbandingan tersebut disebut massa atom relatif, yaitu
perbandingan massa suatu atom unsure dengan satu atom pembanding. Pada awalnya, atom
hydrogen dipilih sebagai atom pembanding, karena atom hydrogen adalah atom yang paling kecil.
Seiring dengan ditemukan nya spektroskopi massa, atom pembanding ditetapkan menjadi isotop
C-12. Massa atom relatif (Ar) dari masing-masing atom dapat dilihat pada system periodik unsur.

Contoh massa atom relatif (Ar) dari beberapa unsure adalah sebagai berikut:
Unsur Ar Unsur Ar
H 1 Na 23
C 12 Ca 40
N 14 Mg 24
O 16 Cl 35,5

Sedangkan massa molekul relatif (Mr) sama dengan jumlah massa atom relatif (Ar) dari atom-
atom penyusun molekul zat itu.
Mr = Σ A r
Contoh:
Diketahui Ar H = 1; O = 16; Cl = 35,5. Berapakah Mr dari air dan HCl
a. Mr H2O = 2 Ar H + Ar O
= ( 2 x 1) + 16
= 18
b. Mr HCl = Ar H + Ar Cl
= 1 + 35,5
= 36,5

Contohsoal:
Diketahui Ar H=1; C=12; N=14; O=16; Na=23; Al=27; S=32; Ca=40. Berapakah Mr dari:

(1) CH3COOH
(2) Na2CO3
(3) Al2(SO4)3
(4) Ca(OH)2
(5) CO(NH2)2
D. Konsep Mol
Mengingat atom dan molekul memiliki berat ringan maka diperlukan suatu besaran yang dapat
mewakili berat sekumpulan atom atau molekul yang memugkinkan untuk ditimbang. Besaran yang
dimaksud adalah mol yakni jumlah berat sekumpulan atom atau molekul yang dinyatakan dalam
gram yang secara numerik sama dengan masa atom atau masa molekul yang bersangkutan.
Sebagai contoh 1 mol etanol (C2H5OH) akan setara dengan 2(12,011) + 6(1,008) + 1(15,99) gram
yakni 46,069 gram.
Suatu hal yang perlu dicatat adalah konsep Avogadro bahwa setiap mol zat akan terdiri dari 6,023 x
1023 (bilangan Avogadro) atom atau molekul zat. Begitu pula 1 mol ion akan terdiri dari 6,023 x
1023 butir ion.

Hubungan jumlah mol (n) denganjumlahpartikel (x) dinyatakansebagai:


Contohsoal:
1. Berapa atom yang terdapatdalam 2,80 mol besi.
Jawab
Soal ini dapat di selesaikan oleh satu langkah pemecahan. Faktor konversi didapat dari definisi
satu mol. 1 mol Fe = 6,023 x 1023atom Fe
6,023 x 1023 atom Fe
Jumlah atom Fe = 2,80 mol Fe x
1 mol Fe
23
= 16,9 x 10 atom Fe

2. Berapa mol magnesium yang terdapat dalam kumpulan 3,05 x 1020 atom Mg
Jawab
Faktor konversi yang dibutuhkan adalah definisi 1 mol, Selanjut nya kita harus membagi dengan
bilangan Avogadro, dengan catatan bahwa 3,05 x 1020 atom adalah hanya suatu bagian dari 1
mol.
20 1 mol Mg
Jumlah mol Mg = 3,05 x 10 atom Mg x
6,02 x 1023 atom Mg
= 5,07 x 10-4 mol Mg
Soal latihan
1. Belerang adalah unsur non logam. Adanya sulfur dalam batu bara mengakibatkan terjadinya
hujan asam. Berapakah jumlah atom yang ada di dalam 16,3 gram S?
2. Perak (Ag) adalah logam berharga yang biasanya digunakan untuk perhiasan. Berapakah massa
(dalam gram) satu atom Ag?

E. Massa Molar
Jika mengetahui massa atom dari atom-atom penyusun suatu molekul, kita dapat menghitung massa
dari molekul tersebut. Massa molekul kadang disebut berat molekul adalah jumlah dari massa atom
dalam suatu molekul.
Dari massamolekul kita dapat menentukan massa molar dari suatu molekul atau senyawa. Massa
molar suatu senyawa (dalam gram) sama dengan massa molekulnya.

Hubungan jumlah mol (n)dengan massa zat (m) dinyatakan sebagai:

m = nxAr
m=nx mm
m=nx Mr
dengan m = massa
n = jumlah mol
mm = massa molar
Contohsoal:
1. Metana (CH4) adalah komponen utama gas alam. Berapa mol CH4 yang ada dalam 6,07 g CH4?
Jawab
Massa molar CH4 = 12,01 + 4(1,008)
= 16,04 g
6,07 g CH 4
Jumlah mol CH4 =
16,04 g CH 4
= 0,378 mol CH4
Latihan : hitunglah jumlah mol dari 198 g kloroform (CHCl3)

2. Berapa banyak atom hidrogen yang terdapat didalam 25,6 g urea [(NH 2)2CO], yang digunakan
sebagai pupuk, makanan hewan dan dalam pembuatan polimer? Massa molar urea adalah 60,06 g
Jawab
Jumlah atom hidrogen :
1 mol (NH 2 ) 2 CO 6,022 x 1023 molekul (NH 2 ) 2 CO
25,6 g (NH2)2CO x x x
60,06 g (NH 2 ) 2 CO 1 mol (NH 2 ) 2 CO
4 atom H
 1,03 x 1024 atom H
1 molekul (NH 2 )2 CO

Kita dapat menghitung jumlah atom nitrogen, karbon dan oksigen dengan cara yang sama
Latihan : berapakah jumlah atom H dalam 72,5 g iso propanol (alcohol gosok), C3H8O?
F. Persen Komposisi Senyawa dan Rumus Empiris
Rumus senyawa memberitahu kita tentang jumlah atom setiap unsure dalam satu satuan senyawa
tersebut. Akan tetapi kita perlu menguji kemurnian suatu senyawa yang digunakan dalam percobaan
di laboratorium. Dari kita dapat menghitung berapa persen kontribusi tiap unsur terhadap massa
total senyawa. Apabila diketahui persen komposisi massa dari suatu senyawa kita dapat menentukan
rumus empiris dari senyawa tersebut.
Persen komposisi adalah persentase massa dari tiap unsur yang terkandung dalam suatu senyawa.
Persen komposisi ini diperoleh dengan membagi massa tiap unsur dalam satu mol senyawa dengan
massa molar senyawa tersebut dikalikan 100%.
n x massa molar unsur
% komposisi = x 100%
massa molar senyawa

Contohsoal:
1. Asam fosfat (H3PO4) adalah cairan tidak berwarna menyerupai sirup yang digunakan untuk
membuat sabun cuci, pupuk dan pasta gigi. Senyawaini juga memberikan rasa tajam pada
minuman berkabonat. Hitung persen komposisi massadari H, P dan O dalam senyawa ini.
Jawab
3(1,008 g )
%H = x100% = 3,086%
97,99 g
30,97 g
%P = x100% = 31,61%
97,99 g
4(16,00 g )
%O = x100% = 65,31%
97,99 g
2. Kalkopirit (CuFeS2) adalah biji tembaga yang utama. Hitung berapa kilogram Cu yang ada
dalam 3,71 x 103 Kg.
Jawab
Diketahui massa molar Cu adalah 63,55 g, massa molar CuFeS2 adalah 183,5 g.
63,55 g
%Cu = x100% = 34,63%
183,5 g
Massa Cu dalam CuFeS2 = 0,3463 x 3,71 x 103 Kg = 1,28 x 103 Kg
3. Senyawa metalben zoat yang digunakan dalam industri parfum, mengandung 70,58% C, 5,93%
H, 23,49% O, berdasarkan massa dengan berat molekul 163. Tentukan rumus empiris dan
rumus molekulnya
Jawab
- Tentukan massa tiap unsur dalam 100 g contoh. Dalam 100 g senyawa ( 100bagian) terdapat
70,58 g C; 5,93 g H; 23,49 g O.
- Ubahlah massa tiap unsur dalam 100 g contoh menjadi jumlah mol
1 mol C
Mol C =70,58 g C x = 5,88 mol C
12,0 g C
1 mol H
Mol H = 5,93 g H x = 5,87 mol H
1,01 g H
1 mol O
Mol O = 23,49 g O x = 1,47 mol O
16,0 g O
- Tuliskan rumus sementara yang didasarkan jumlah mol yang baru ditentukan C5,88 H5,87 O1,47
- Cobalah mengubah langkah 3 menjadi bilangan bulat dengan “Trial and Error” di mulai
dengan angka yang terkecil
C 5,88 H 5,87 O 1,47
= C4,00 H3,99 O1,00
1,47 1,47 1,47

- Bila langkah ini sudah selesai, bulatkan angka yang diperoleh menjadi
C4 H4 O (rumus empiris)
- Rumus molekul didapat dari rumus empiris dengan cara:
(C4 H4O)n = 163
163
n= =2
68 (berat molekul)
jadi rumus molekulnya C8 H8 O2
4. Peroksi asil nitrat (PAN) adalah salah satu senyawa penyusun kabut. Senyawa ini terdiri dari
unsur C, H, N dan O. Tentukan persen komposisi oksigen dan rumus empirisnya berdasarkan
persen komposisi massa 19,8% C; 2,50% H; 11,6% N.
Jawab
Dengan cara yang sama seperti soal nomor 3

Latihan : Hitung persen komposisi massa tiap unsur


a. Dalam asam sulfat (H2SO4)
b. Dalam aseton (CH3COCH3)
c. Dalam Garam dapur (NaCl)
d. Hitung berapa gram Al yang ada dalam 371 g Al2O3
e. Apakah rumus empiris senyawa yang mempunyai komposisi sebagai berikut:
- 2,1%H; 65,3%O; 32,6%S
- 20,2%Al; 79,8Cl
- 40,1%C; 6,6%H; 53,3%O
- 18,4%C; 21,5%N; 60,1%K

f. Suatu senyawa karbon dan hydrogen mengandung 93,71%C dan 6,29%H, berdasarkan massa.
Bobot molekul senyawa ini 128, bagaimana rumus molekulnya?
g. Tanpa perhitungan terinci terangkan senyawa mana yang mengandung %S tertinggi berdasarkan
massa: SO2, SO3, MgSO4, Li2S.

G. Jumlah Reaktan dan Produk


Dalam perhitungan stoikio metri penafsiran suatu reaksi secara kuanti tatif, kita perlu menerapkan
pengetahuan kita tentang massa molar dan konsep mol. Stoikio metri adalah ilmu yang mempelajari
kuantitas dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia.

Meski pun satuan yang digunakan untuk reaktan (atau produk) adalah mol, gram, liter (untuk gas),
atau satuan lainnya, kita gunakan satuan mol untuk menghitung jumlah produk yang terbentuk
dalam reaksi kimia. Pendekatan ini disebut metode mol (mole method), yang berarti bahwa koefisien
stoikio metri dalam persamaan kimia dapat diartikan sebagai jumlah mol dari setiap zat.

Metode mol terdiri dari beberapa tahap:


1. Tulis rumus yang benar untuk semua reaktan dan produk, dan setarakan persamaan kimianya.
2. Konversi kuantitas dari sebagian atau semua zat yang diketahui (biasanya reaktan) menjadi mol.
3. Gunakan koefisien-koefisien dalam persamaan yang sudah setara untuk menghitung jumlah
mol dari kuantitas yang dicariatau yang tidak diketahui (biasanya kuantitas produk).
4. Dengan menggunakan jumlah mol yang telah dihitung serta massa molarnya, konversi kuantitas
zat yang tidak diketahui menjadi satuan yang diperlukan (biasanya gram).
5. Periksalah bahwa jawaban masukakal dalam wujud fisiknya.

Contoh:
1. Semua logam alkali bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan hidroksida logam alkali
yang bersesuaian. Satu reaksi yang khasantaralitium dan air.
2Li(s)+ 2H2O(l) 2LiOH(aq) + H2(g)
a) Berapa mol H2 akan terbentuk dari reaksi sempurna antara 6,23 mol Li dengan air?
b) Berapa gram H2 akan terbentuk dari reaksi sempurna antara 80,57 g Li dengan air?
Jawab
a) Reaksi sudah setara
1 mol H 2
Mol H2 yang terbentuk = 6,23 mol Li x
2 mol Li
= 3,12 mol H2
Kita mulai dengan 6,23 mol Li dan menghasilkan 3,12 mol H2. Karena 2 mol Li menghasilkan 1 mol
H2, maka 3,12 mol adalah hasil yang masuk akal.
b) Persamaan sama dengan soal diatas
Jumlah mol Li adalah
1 mol Li
Mol Li = 80,57 g Li x
6,941 g Li
= 11,61 mol Li
Karena 2 mol Li menghasilkan 1 mol H 2, kita menghitung jumlah mol H2 yang terbentuk sebagai
berikut:
1 mol H 2
Mol H2 yang terbentuk = 11,61 mol Li x
2 mol Li
= 5,805 mol H2
Dari massa molar H2 (2,016 g), kita menghitung massa H2 yang terbentuk:
2,016 g H 2
Massa H2 yang terbentuk = 5,805 mol H2 x = 11,70 g H2
1 mol H 2
Karena massa molar H2 lebih kecil dari pada Li, dan 2 mol Li diperlukan untuk menghasilkan 1 mol
H2, kita harapkan bahwa jawabannya (massa H2 yang terbentuk) lebih kecil dari pada 80,57 g
2. Makanan yang kita makan diuraikan atau dipecah dalam tubuh menghasilkan energi yang kita
perlukan untuk pertumbuhan dan melakukan berbagai fungsi. Persamaan umum untuk proses
yang sangat kompleks ini menggambarkan penguraian glukosa (C6H12O6) menjadi
karbondioksida dan air (H2O):
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O
Jika 856 g C6H12O6dimakan oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu, berapa massa CO 2 yang
dihasilkan?

Jawab
Diketahui: massa molar C6H12O6 dan CO2adalah 180,2 g dan 44,01 g.
Massa CO2 yang terbentukadalah
1 mol C6 H 12O6 6 mol CO 2
Massa CO2 = 856 g C6H12O6 x 
180,2 g C6 H12O6 1 mol C6 H12O6
44,01 g CO 2
  1,25  103 g CO 2
1 mol CO 2
Karena 1 mol C6H12O6 menghasilkan 6 mol CO2 dan massa molar C6H12O6 empat kali lebih besar
dari pada massa molar CO2, kita harapkanbahwamassa CO2 yang terbentuk lebih besar dari pada 856
g.
Latihan:
1. Reaksi antara nitrogen oksida (NO) dan oksigen membentuk nitrogen dioksida (NO 2) adalah
tahap kunci dalam pembentukan asap kabut foto kimia:
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)
a. Berapa mol NO2 yang terbentuk dari reaksisempurna 0,254 mol O2?
b. Berapa gram NO2 yang terbentukdarireaksisempurna 1,44 g NO?
2. Methanol (CH3OH) terbakar di udaramenurutpersamaan
2CH3OH + 3O2 2CO2 + 4H2O
Jika 209 g methanol digunakansemuanya pada proses pembakaran, berapamassa H 2O yang
terbentuk?
3. Pupuk ammonium sulfat [(NH4)2SO4] dibuatdarireaksianatara ammonia (NH3) dan asamsulfat:
2NH3(g) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4(aq)
Berapa kilogram NH3 yang diperlukanuntukmenghasilkan 1,00x105 kg (NH4)2SO4?
4. Kalsiumhipoklorit, Ca(OCl)2, digunakansebagaibahanpemutih. Senyawainidihasilkandari natrium
hidroksida, kalsium hidroksida, dan klorin yang menurut persamaan keseluruhan nya adalah
2NaOH + Ca(OH)2 Ca(OCl)2 + 2NaCl + 2H2O
Berapa gram klorin dan natrium hidroksida yang bereaksi dengan 1067 g Ca(OH) 2 dan berapa
gram kalsium hipoklorit yang dihasilkan?
5. Kaliaum nitrat (KNO3) digunakan sebagai pupuk untuk tanaman tertentu. Pupuk ini dihasilkan
lewat reaksi
4KCl + 4HNO3 + O2 4KNO3 + 2Cl2 +2H2O
Hitunglah massa minimum KCl yang diperlukan untuk menghasilkan 567 g KNO 3. Berapa massa
Cl2 akan dihasilkan bersamanya.
6. Unsur fosforus dapat dibuat dari kalsium fosfat lewat reaksi keseluruhan
2Ca3 (PO4)2 + 6SiO2 + 10C 6 CaSiO3 + P4 + 10CO
Hitung massa minimum Ca3(PO4)2 yang diperlukan untuk menghasilkan 69,8 g P4. Berapa massa
CaSiO3 yang dihasilkan sebagai produk samping?

H. Pereaksi Pembatas dan Hasil Reaksi


Tujuan reaksi adalah menghasilkan kuantitas maksimum senyawa yang berguna dari sejumlah
tertentu material awal, seringkali satu reaktan dimasukkan dalam jumlah berlebih untuk menjamin
bahwa reaktan yang lebih mahal seluruhnya diubah menjadi produk yang diinginkan.
Konsekuensinya, beberapa reaktan akan tersisa pada akhir reaksi. Reaktan yang pertama kali habis
digunakan pada saat reaksi berlangsung disebut pereaksi pembatas (limiting reagent). Karena
jumlah maksimum produk yang terbentuk tergantung pada berapa banyak jumlah awal dari reaktan
tersebut. Jika reaktan ini telah digunakan semua, tidak ada lagi produk yang terbentuk. Pereaksi
berlebih (exces reagent) adalah pereaksi yang terdapat dalam jumlah besar dari pada yang
diperlukan untuk bereaksi dengan sejumlah tertentu pereaksi pembatas. Dalam perhitungan
stoikiometri, tahap pertama adalah menentukan reaktan mana yang menjadi pereaksi pembatas.

Jumlah pereaksi pembatas yang pada awal reaksi menentukan hasil teoritis (theoretical yield) dari
reaksi tersebut, yaitu jumlah produk yang akan terbentuk jika seluruh pereaksi pembatas terpakai
pada reaksi. Jadi hasil teoritis adalah hasil maksimum yang didapat, seperti yang diprediksi dari
persamaan yang setara. Pada praktik nya jumlah produk yang didapat hamper selalu lebih kecil dari
pada hasil teoritis. Oleh karena itu definisi dari hasil sebenarnya sebagai jumlah produk sebenarnya
yang dihasilkan dari suatu reaksi.

Untuk menentukan efisiensi dari suatu reaksi, sering kali menggunakan persen hasil (percent yield)
yang dapat dijabarkan sebagai perbandingan hasil sebenarnya terhadap hasil teoritis, dan dihitung
sebagai berikut:
hasil sebenarnya
% hasil =  100%
hasil teoritis
Persen hasil dapat berada 1 s.d 100. Faktor lain yang dapat mempengaruhi persen hasil dari suatu
reaksi adalah suhu dan tekanan.

Contoh
1. Urea [(NH2)2CO] dibuat dengan mereaksikan ammonia dan karbondioksida:
2NH3(g) + CO2(g) (NH2)2CO(aq) + H2O(l)
Pada satu proses, 637,2 g NH3 bereaksi dengan 1141 g CO2
a. Reaktan manakah yang merupakanpereaksi pembatas?
b. Hitung massa (NH2)2CO yang terbentuk
c. Berapa banyak pereaksi berlebih (dalam gram) yang tersisa pada akhir reaksi?
Jawab
a. Kita harus mengerjakan dengan pertama-tama mengubah massa nya menjadi jumlah mol.
Massa molar NH3 dan CO2 adalah 17,03 g dan 44,01 g.
1 mol NH3
Mol NH3 = 637,2 g NH3 x
17,03 g NH 3
= 37,42 mol NH3
1 mol CO2
Mol CO2 = 1142 g CO2 x
44,01 g CO2
= 25,95 mol CO2
Untuk menentukan pereaksi pembatas, kita hitung jumlah mol (NH2)2CO yang terbentuk dari
jumlah NH3 dan CO2 yang diketahui. Dimulai dengan 37,42 mol NH3 kita dapatkan:
1 mol (NH 2 )2 CO
Jumlah mol (NH2)2CO = 37,42 mol NH3 x
1 mol NH 3
= 18,71 mol
Dari 25,95 mol CO2 didapatkan
1 mol (NH 2 )2 CO
Jumlah mol (NH2)2CO = 25,95 mol CO2 x
1 mol CO2
= 25,95 mol (NH2)2CO
Karena itu NH3adalah pereaksi pembatas karena menghasilkan jumlah (NH2)2CO yang lebih
sedikit.
b. Jumlah (NH2)2CO yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah pereaksi pembatas yang ada
1 mol (NH 2 )2 CO
Massa (NH2)2CO = 37,42 mol NH3 x
2 mol NH 3
60,06 g (NH 2 )2 CO
  1124 g (NH 2 )2 CO
1 mol (NH 2 )2 CO
c. Jumlah mol pereaksi berlebih (CO2) yang tersisa
1 mol CO2
25,95 mol CO2 – (37,42 mol NH3 x  7,24 mol CO2
2 mol NH3
Dan
44,01 g CO 2
Massa CO2tersisa = 7,24 mol CO2 x  319 g CO 2
1 mol CO2
2. Titanium adalah logam yang kuat, ringan, dan tahan terhadap korosi, digunakan dalam
pembuatan roket, pesawat, mesin jet, dan rangka sepeda. Logam ini diperoleh darireaksi antara
titanium (IV) klorid adengan magnesium cair pada suhu antara 950°C dan 1150°C
TiCl4(g) + 2Mg(l) Ti(s) + 2MgCl2(l)
Dalam suatu operasi industri 3,54 x 107 g TiCl4 direaksikan dengan 1,13 x 107 g Mg
a. Hitunglah hasil teoritis dari Tidalam gram
b. Hitunglah persen hasil jika ternyata didapatkan 7,91 x 106 g Ti
Jawab
a. Pertama kita hitung jumlah mol TiCl4 dan Mg yang ada:
1 mol TiCl 4
Mol TiCl4 = 3,54 x 107 g TiCl4 x  1,87  105 mol TiCl 4
189,7 g TiCl 4
1 mol Mg
Mol Mg = 1,13 x 107 g Mg x  4,65 105 mol Mg
24,31 g Mg
Jadi, TiCl4 adalah pereaksi pembatas karena menghasilkan Ti dalam jumlah yang lebih kecil.
Massa teoritis dari Ti yang terbentuk adalah
47,88 g Ti
Massa Teoritis Ti = 1,87 x 105 mol Ti x  8,95 106 g Ti
1 mol Ti
b. Untuk mencari persen hasil, kitatulis
hasil sebenarnya
% hasil=  100%
hasil teoritis
7,91  10 5 g
  100%
8,95  10 6 g

= 88,4 %
Latihan:
1. Reaksi antara aluminium dan besi (III) oksida menghasilkan suhu mendekati 3000°C dan
digunakan untuk pengelasan logam
2Al + Fe2O3 Al2O3 + 2Fe
a) Hitunglah massa (dalam gram) Al2O3 yang terbentuk.
b) Berapa banyak pereaksi berlebih yang tersisa di akhir reaksi?
2. Dalam industri, logam vanadium, yang digunakan dalam campuran baja. Diperoleh dengan jalan
mereaksikan vanadium (V) oksida dengan kalsium pada suhu tinggi:
5Ca + V2O5 5CaO + 2V
Dalam satu proses 1,54 x 103 g V2O5 bereaksi dengan 1,96 x 103 g Ca
a) Hitunglah hasil teoritisdari V
b) Hitunglah persen hasil jika diperoleh 803 g V

Ringkasan istilah-istilah yang digunakan dalam stoikio metri

Istilah Definisi atau penggunaan


Bobot atom baku Bobot atom 12,00000 didasarkan pada
12
6 C
Bilangan tak berdimensi (murni) yang menyatakan massa campuran isotope
Bobot atom suatu unsur yang terjadi sacara alami, relative terhadap bobot atom 12,0000
(bobot atom nisbi) untuk karbon-12 sebagai baku.

Bilangan tak berdimensi yang menyatakan massa dari satuan rumus suatu
senyawa, relative terhadap bobot atau baku, karbon-12 (misalnya, bobotrumus
Bobot rumus NaCl = 58,45). Bobot atom dalam table digunakan untuk menghitung bobot
(bobot rumus rumus.
nisbi)
Bilangan tak berdimensi (murni) yang membandingkan massa satu molekul
terhadap bobot atom baku, karbon-12. Bobot atom dalam table digunakan
untuk menghitung bobot molekul. Penggunaannya terbatas pada keadaan yang
Bobot molekul jelas, dan secaranya tadapat di identifikasi.

Jumlah zat yang mengandung satuan-satuan dasar yang sama (6,0225 x 10 23)
seperti yang terdapat pada atom 126 C dalam 12,00000 g 126 C .

Massa satu mol zat, apakah zat itu tersusun oleh atom-atom individu (misalnya
55,85 g Fe/mol Fe), satuan rumus (misalnya 166,0 g KI/mol KI) atau molekul
Mol
(misalnya 32,00 g O2/mol O2). Sering digunakan juga istilah bobot atom, bobot
rumus atau bobot molekul, walaupun massa molar juga penting.

Massa molar
(bobot molar,
bobot mol)
BAB VI
WUJUD GAS

Sistem kimia adalah sistem yang dinamis karena senantiasa dapat mengalami perubahan baik berupa
perubahan kimia sistem. Keadaan atau kondisi system kimia disebut pula sebagai wujud atau fasa
system kimia.Wujud atau fasa system dapat berupa fasa gas, cair atau pun padat. Fasa uap
sebenarnya adalah fasa gas yang masih bersetimbangan dengan fasa cairnya. Fasa system ditentukan
oleh variable-variabel yang menentukan kondisi atau keadaan system seperti tekanan (P), volume
(V), suhu (T) dan komposisi (n). Sistem yang mengalami perubahan fasa, apabila kecepatan
perubahan dari fasa yang satu kefasa yang lain dan sebaliknya sama dikatakan berada dalam
kesetimbangan fasa.

A. Sistem Gas
Gas adalah system kimia yang disamping memiliki sifat-sifat kimia juga memiliki sifat-sifat fisika.
Sifat oksidator yang dimiliki gas oksigen merupakan contoh sifat-sifat fisika gas tersebut. Volume
suatu system didefinisikan sebagai ruangan yang ditempati oleh system tersebut. Volume gas,
berbedadengancairan dan padatan, selalusamadengan volume tempat gas. Volume cairan dan
padatan tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan suhu dan tekanan tetapi volume gas sangat
dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Perbedaan penting yang lain adalah komponen-komponen gas
apabila dicampurkan senantiasa menghasilkan sistem yang homogen dan memiliki satu fasa (system
larutan) sedangkan komponen-komponen cairan dan padatan apabila masing-masing dicampurkan
belum tentu menghasilkan system homogen (larutan) karena dapat pula heterogen (system
campuran).

Kondisiataukeadaansistem gas ditentukan oleh besaran (variable), tekanan (P), volume (V), Suhu
(T) dan jumlah mol (n). Gaya tarik menarikan tarmolekul gas lebih kecil dibandingkan fasa cair, dan
fasa cair lebih kecil dari pada fasa padat. Tekanan (P) biasanya dinyatakan dalam satuan atmosfer
(atm), cmHg, mmHg, (torr), bar dan pascal (pa). hubungan yang ada adalah sebagai berikut:
1 atm = 76 Hg = 760 mmHg = 760 torr
Dan
1 atm = 1 bar = 105pascal
Secara kuantitatif tekanan adalah gaya persatuan luas sehingga diperoleh hubungan sabagai berikut:
1 pascal = 1 newton m-2 = 105 dyne (102 cm)2 = 10 dyne cm2
5 6 -2
1 atm = 10 pascal = 10 dyne cm
-2
1 lb in = (453,5 gram) (980,665 cm det-2) (2,54 cm)-2
= 68,947 dyne cm-2 = 6,895 x 103 pascl
Yang lebih teliti adalah:
1 atm = 1,01 x 105 pascal = 1,01 bar = 14,7 psi
-2
1 psi = 1 lb in = 1 pound per square inch
Volume gas dapat dinyatakan dalam liter (L), dm3, cm3 (cc) dst ml. hubungan yang ada : 1l = 1 dm 3
= 1000 cm3 = 1000 ml.
Volume standar gas pada suhu 273,15 K, tekanan 1 atm adalah 22,414 liter.
Suhu gas biasanya dinyatakan dalam satuan derajad Celsius (°C), derajat Fahrenheit (°F), dan kelvin
(°K). Suhu yang dinyatakan dalam kelvin biasanya disebut suhu mutlak (absolut).
Hubungannya adalah:
°C + 273,15 = K
5
Atau (°F – 32) x + 273,15 = K
9
5
Karena °C = (°F – 32) x
9
B. Macam-macam Gas
Secara umum gas dapat dibagi menjadi dua golongan :
a. Gas ideal (gas sempurna)
b. Gas non ideal (gas nyata)

Gas ideal adalah gas dengan sifat-sifat:


1. Molekul-molekul gas merupakan titik bermassa dengan volume yang dapat diabaikan (v ≈ 0)
2. Gaya tarik menarikan tarmolekul gas sangat kecil sekali sehingga dapat diabaikan
3. Mengikuti persamaan keadaan PV = nRT
P = tekanan
V = volume
n = jumlah mol
T = suhu mutlak
R = konstanta gas umum
PV ( 1 atm)(22,4141)
R=   0,082057 liter atam mol -1 K -1
nT (1 mol)(273,15K)
Harga – harag R dapat pula menggunakan,
R = 1,9872 kal mol-1 K-1
= 8,314 J mol-1 K-1
= 8,314 x 107 erg mol-1 K-1
= 82,057 cc atm mol-1 K-1
4. Perubahan energy dalam per satuan volum pada suhu konstan sama dengan nolatau,
 E U
   0 atau   =0
  V T   V T
E = U = energy dalam
H E
5. Cp – Cv = R Cp =   Cv =  
  T P   T v
H = entalpi
E = energy dalam
Cp = kapasitas panas pada tekanan konstan
Cv = kapasitas panas pada volume konstan
6. Tumbu kanan tarmolekul bersifat lenting sempurna (terjadi konsevasi momentum yakni
momentum sebelum dan sesudah tumbukan tetap sama)

Persamaan gas ideal PV = nRT merupakan kombinasi dari hokum boyle yang menyatakan,
PV = menyatakan konstanta dan hukum Charles
V
=konstanta serta hukum Avogadro yang menyatakan bahwa volume (V) sebanding dengan
T
jumlah mol (n)
Kondisi gas pada tekanan 1 atm, suhu 0°C atau 273,15 °K disebut keadaan standar tekanan dan
suhu (STP, Standard temperature and pressurese besar 22,414 liter).
Persamaan keadaan gas ideal akan dapat dipenuhi bila tekanan gas rendah dengan suhu yang
tinggi Pada tekenan rendah dan atau suhu tinggi maka jarakan tarmolekul begitu jauh sehingga
gaya tarik menarikan tarmolekul sangat kecil dan dapat diabaikan. Penyimpangan akan terjadi
bila tekanan dinaikkan dan suhu diturunkan. Gas-gas yang tidak mengikuti persamaan keadaan
gas ideal disebut gas non ideal (nyata) atau gas sejati.
Table 6. 1 Komposisiudara
Penyusun Rumus Fraksi Volume
Nitrogen N2 0,78110
Oksigen O2 0,20953
Argon Ar 0,00934
Karbondioksida CO2 0,00034
Neon Ne 1,28 x 10-5
Helium He 5,2 x 10-6
Metana CH4 1,5 x 10-6
Krypton Kr 1,1 x 10-6
Dinitrogen oksida N2O 3 x 10-7
Xenon Xe 8,7 x 10-8

Persamaan keadaan gas ideal yang sering timbul adalah gas mengalami perubahan dari keadaan
awal (dinyatakan dengan P1, V1, T1 dan n1) ke keadaan akhir (dinyatakan dengan P2, V2, T2 dan n2)
karena R tetap
P1 V1 P2 V2
 .................................................................................................................... 6.1
n 1 T1 n 2 T2
Persamaan ini merupakan bentuk lain dari hukum gas ideal.
Jika n1 = n2, seperti kasus yang lazim jika jumlah gas tidak berubah, maka persamaan diatas menjadi
P1 V1 P2 V2
 ........................................................................................................................6.2
T1 T2
Contoh:
1. Belerang heksafluorida (SF6) merupakan gas tak bewarna, tak berbau dan sangat reaktif. Hitung
tekanan (dalam atm) yang dilakukan oleh 1,82 mol gas ini dalam bejana baja dengan volume 5,43
L pada suhu 69,5°C.
Jawab
Mengikuti hukum gas ideal PV = nRT
nRT
P=
V
(1,82 mol)(0,0821 L . atm/K)(69,5  273)K
P=
5,43 L
P = 9,42 atm
2. Hitung volume (dalam liter) yang ditempati oleh 7,0 g CO2 pada STP
Jawab
1 mol CO 2 22,41 L
V = 7,40 g CO2 x x
44,01 g CO2 1 mol CO2
V = 3,77 L
3. Sebuah gelembung kecil naik dari dasar suatu danau, dengan suhu dan tekanan adalah 8°C dan
6,4 atm dan mencapai permukaan air yang suhunya 25°C dan tekanan 1 atm. Hitung volume
akhir (dalam mL) gelembung itu, jika volume awalnya adalah 2,1 mL
Jawab
Pada kasus soal diatas melibatkan perubahan tekanan, volume dan suhu, jadi persamaan yang
digunakan adalah persamaan gas ideal yang sudah dikombinasikan.
Diketahui:
Kondisiawal Kondisiakhir
P1 = 6,4 atm P2 = 1,0 atm
V1 = 2,1 mL V2 ?
T1 = (8 + 273)K = 281 K T2 = (25 + 273)K = 298 K
Penyelesaian
P1 T2
V2 = V1 x 
P2 T1
6,4 atm 298 K
V2 = 2,1 mL  
1,0 atm 281K
V2 = 14 mL
4. Natrium azida (NaN3) digunakan sebagai bahan pengisikan tong udara di beberapa mobil.
Benturan yang disebabkan oleh suatu tumbukan memicu penguraian NaN3 sebagai berikut:
2NaN3(s) 2Na(s) + 3N2(g)
Gas nitrogen yang dihasilkan segera mengisikan tong yang terletakan tarpengemudi dan
kacadepan. Hitung volume N2 yang dihasilkan pada suhu 80°C dan tekanan 823 mmHg dan hasil
penguraian 60,0 g NaN3
Jawab
1 mol NaN 3 3 mol N 2
Mol N2 = 60,0 g NaN3 x 
65,02 g NaN 3 2 mol NaN 3
Mol N2 = 1,38 mol N2
Volume sejumlah 1,38 mol N2 diperoleh dengan menggunakan persamaan gas ideal:
nRT (1,38 mol)(0,0821 L . atm/K . mol)(80  273)K
V= 
P (823/760)atm
V = 36,9 L

Soal latihan
1. Hitung volume (dalam liter) yang ditempati oleh 2,12 mol oksida nitrat (NO) pada tekanan 6,54
atm dan suhu 76°C
2. Berapa volume (dalam liter) yang ditempati oleh 49,8 g HCl pada STP
3. Suatu gas awalnya mempunyai volume 4,0 L, tekanan 1,2 atm, dan suhu 66°C mengalami
perubahan sehingga volume dan suhu akhirnya menjadi 1,7 L dan 42°C. berapa tekanan
akhirnya? Asumsikan jumlah mol tidak mengalami perubahan.
4. Persamaan untuk penguraian metabolism dari glukosa (C 6H12O6) adalah sama seperti persamaan
pembakaran glukosa dalam udara
C6H12O6(s) + 6O2(g) 6CO2(g) + 2H2O(l)
Hitung volume CO2 yang dihasilkan pada suhu 37°C dan tekanan 1,00 atm, jika 5,60 g glukosa
digunakan pada reaks iitu.

C. Campuran Gas
Pada kajian eksperi mental kita tidak hanya mempelajari perilaku zat murni saja tetapi kita sering
melibatkan campuran gas. Contoh gas campuran adalah polusi udara. Dalton menyatakan mengenai
hukum campuran gas bahwa tekanan total suatu campuran gas merupakan jumlah dari tekanan
masing-masing gas itu sendiri
Contoh kasus:
Ketika dua gas A dan B, berada dalam wadah dengan volume V. tekanan yang ditimbulkan oleh gas
A, berdasarkan persamaan gas ideal adalah
n RT
PA = A ............................................................................................................. 6.3
V
Dimana nA adalah jumlah mol A yang ada. Hal yang sama, tekanan yang ditimbulkan oleh gas B
adalah:
n RT
PB = B ...................................................................................................................6.4
V
Dalam campuran gas A dan B, tekanan total PT merupakan hasil tumbukan kedua jenis molekul itu.
A dan B dengan dinding wadahnya. Maka, berdasarkan hukum Dalton,
PT = PA + PB
n A RT n B RT
= +
V V
RT
= (nA + nB)
V
nRT
= ................................................................................... 6.5
V
Dengan n, jumlah total mol gas yang ada, diberikan menurut n = n A + nB dan PA dan PB masing-
masing adalah tekanan parsial gas A dan B. untuk campuran gas, maka P T tergantung hanya pada
jumlah total mol gas yang ada, tidak pada sifat molekul gasnya. Secara umum, tekanan total
campuran gas diberikan oleh
PT = P1 + P2 + P3 +……………………………………………………………..6.5
Hubungan antara tekanan parsial setiap komponen gas dengan tekanan total diperoleh persamaan
berikut:
PA n A RT/V n P V
 atau A  A  A ..................................... 6.6
PT (n A  n B )RT/V n tot Ptot Vtot
nA

n A  nB
 XA
Dimana XA adalahfraksi mol gas A. fraksi mol adalah ukuran jumlah yang tidak dimiliki dimensi
dan menyatakan rasio jumlah mol komponen terhadap jumlah mol semua komponen yang ada.
Tekanan parsial A dapat dinyatakan sebagai berikut:
PA = XAPT
Hal yang sama
PB = X B PT
Jumlah fraksi mol dalam campuran gas harus bernilai satu. Jika hanya ada dua komponen, maka
nA nB
XA + XB = + =1
nA  nB nA  nB
Jika suatu sistem mengandung lebih dari dua gas, maka tekanan parsial dari komponen keI dapat
dihubungkan dengantekanan total menurut persamaan berikut:
Pi = XiPT ……………………………………………………………………………...………
6.7

Contohsoal:
1. Suatucampuran gas mengandung 4,46 mol neon (Ne); 0,74 mol argon (Ar); dan 2,15 mol xenon
(Xe). Hitunglah tekanan parsial setiap gas apabila tekanan totalnya adalah 2 atm pada suhu
tertentu.
Jawab
n Ne 4,46 mol
XNe = = = 0,607
n Ne  n Ar  n Xe 4,46 mol  0,74 mol  2,15 mol
Dari persamaan 6.5
PNe = XNePT
= 0,607 x 2,00 atm
= 1,21 atm
Dengan cara yang sama’
PAr = 0,10 x 2,00 atm
= 0,20 atm
PXe = 0,293 x 2,00 atm
= 0,586 atm
2. Berapakah tekanan yang disebabkan oleh campuran 1,0 g H2 dan 5,0 g He ketika diisikan
kedalam satu wadah 5,0 L pada 20°C? jika pada kondisi yang sama berapa tekanan parsial dari
kedua gas tersebut!
Jawab
Dari persamaan 6.5 didapatkanntot
   
 1, 0 g H   5,0 g He 
=  + 
2
ntot
 2,0 g   g
He 
 H 2   4,0
 mol   mol 
ntot = 0,5 mol H2 + 1,25 mol He
= 1,75 mol gas
n RT
P = tot
V
1,75 mol  0,0821 L atm mol -1 K -1  293 K
P =
5,0 L
P = 8,4 atm
Untuk mencari tekanan parsial dari setiap gas menggunakan persamaan
D. Penerapan Hukum – Hukum Gas
Berdasarkan teori kinetik molekul, tekanan gas merupakan hasil dari tumbukan antara molekul-
molekul dan dinding wadahnya. Tekanan ini tergantung pada frekuensi tumbukan persatuan luas dan
pada seberapa keras molekul membentur dinding. Meskipun teori kinetik gas didasari pada model
yang sederhana, uraian matematis yang digunakan sangat rumit. Namun secara kualitatif untuk
menggunakan teori itu untuk menjelaskan sifat-sifat umum zat yang berwujud gas.

Contoh ruang lingkup kegunaannya.


a. Ketermampatan (mudah tidaknya dimanpatkan) gas. Karena molekul-molekul dalam fasa gas
dipisahkan oleh jarak yang cukup lebar, maka gas dapat dengan mudah dimampatkan untuk
mempersempit ruang yang ditempati.
b. Hukum Boyle. Tekanan yang ditimbulkan oleh gas, dihasilkan oleh tumbukan molekul-molekul
dengan dinding wadah. Laju tumbukan, atau jumlah tumbukan molekul dengan dinding setiap
detik, sebanding dengan basarnya kerapatan (yaitu, jumlah molekul per satuan volume) gas.
Pengurangan volume dari sejumlah tertentu gas meningkatkan kerapatannya dan juga laju
tumbukannya. Untuk alasan inilah tekanan gas berbanding terbalik dengan volume yang
ditempatinya; jika volume menurun, maka tekanan meningkat dan sebaliknya.
c. Hukum Charles. Karena energy kinetik rata-rata molekul gas sebanding dengan suhu mutlak,
maka kenaikkan suhu meningkatkan energy kinetik rata-rata. Akibatnya jika gas dipanaskan
molekul-molekul akan lebih sering menumbuk dinding wadahnya dan dengan benturan yang
lebih kuat mengakibatkan tekanan juga naik. Volume gas akan mengambang hingga tekanan
gas diseimbangkan oleh tekanan luar yang konstan.
d. Hukum Avogadro. Kita tahu bahwa tekanan gas berbanding lurus dengan kerapatan dan suhu
gas. Karena massa gas berbanding lurus dengan jumlah mol (n) gas, maka kerapatan dapat
n
dinyatakan dengan n/V. Sehingga, P  T untuk dua gas, 1 dan 2 dapat ditulis:
V
n 1 T1 n 1 T1 n 2 T2 n T
P1  C dan P2  C 2 2
V1 V1 V2 V2
Dimana C adalah konstanta keseimbangan. Maka untuk dua gas yang berbeda di bawah
kondisi tekanan, volume, dan suhu yang sama (P1 = P2, T1 = T2 dan V1 = V2), disertai dengan
n1 = n2 yang secara otomatis menyatakan hokum Avogadro.
e. Hukum Dalton tentang tekanan parsial. Jika molekul-molekul tidak saling tarik-menarik atau
tolak-menolak, maka tekanan yang ditimbulkan oleh satu jenis molekul tidak dipengaruhi
oleh kehadiran gas lainnya. Akibatnya, tekanan totalnya diberikan oleh jumlah dari tekanan
masing-masing.

E. Penyimpangan Perilaku Gas Ideal


Hukum-hukum gas dan teori kinetic molekul menyatakan bahwa molekul-molekul dalam keadaan
gas tidak mengalami gaya apapun, baik gaya tarik- menarik maupun tolak-menolakan tara satu
dengan lainnya dan volume molekul diabaikan karena begitu kecilnya dibandingkan dengan
wadahnya. Suatu gas yang memenuhi kedua kondisi itu dikatakan memperlihatkan perilaku gas
ideal. Kita juga dapat menganggap bahwa gas nya taber perilaku mirip dengan gas ideal, kita tidak
dapat mengharapkan dapat diberlakukan untuk semua kondisi. Sebagai contoh, tanpa adanya gaya
antar molekul gas tidak dapat dikondensasikan membentuk cairan.

Lihat gambar plot anatara PV/RT terhadap P untuk tiga macam gas nyata dan satu gas ideal pada
suhu tertentu. Grafik tersebut merupkan pengujian terhadap perilaku gas ideal. Berdasarkan
persamaan gas ideal (untuk 1 mol), nilai PV/RT = 1, tanpa memperhatikan tekanan gas sebenarnya.
(jika n = 1, PV = nRT menjadi PV = RT atau PV/RT =1). Bagi gas nyata, hal ini benar hanya jika
tekanannya cukup rendah (5atm); penyimpangan terjadi sejalan dengan meningkatnya tekanan.
Gaya tarik-menarik berlangsung di antara molekul-molekul dengan jarak yang relative dekat. Pada
tekanan atmosfer, molekul-molekul gas cukup berjauhan dan gaya tarik-menarik dapat diabaikan.
Pada tekanan tinggi, kerapatan gas meningkat; molekul-molekul lebih berdekatan satu dengan yang
lainnya. Kemudian gayaan tarmolekul dapatmen jadi cukup benilai untuk mempengaruhi gerakan
molekul, dan gas tidak akan lagi berperilaku ideal. Untuk mempelajari gas nyata secara seksama,
selanjutnya kita perlu mengubah persamaan gas ideal, dengan memperhitungkan gaya tarik-
menarikan tarmolekul dan volume molekul tertentu. Fisikawan Belanda J. D. van der waals (1873)
secara matematis sangat sederhana memberikan interpretasi tentang perilaku gas nyata pada tingkat
molekul. Pendekatannya dimulai dengan mengandaikan suatu molekul tertentu yang bergerak
menuju dinding wadah. Gaya tarik-menaraikan tarmolekul yang disebabkan oleh molekul
tetangganya cenderung untuk melemahkan benturan yang terjadi antara molekul dengan dinding.
Dampak keseluruhannya adalah, tekanan gas yang lebih rendah dari yang diharapkan untuk gas
ideal. Van der waals menyarankan bahwa tekanan yang diberikan oleh gas ideal. PIDEAL, berkaitan
dengan tekanan yang diukur secara eksperimen, Pnyata menurut persamaan
an 2
Pideal = Pnyata + 2
V
Dengan a adalah konstanta dan n serta V masing-masing adalah jumlah mol dan volume gas. Suku
an 2
koreksi untuk tekanan ( 2 ) dapat dipahami sebagai berikut. Interkasi antar molekul yang
V
menimbulkan perilaku non ideal bergantung pada seberapa sering setiap dua molekul saling
berdekatan satu sama lain. Kuantitas Pideal merupakan tekanan yang dapat diukur jika tidak terjadi
interaksian tarmolekul, dan hanyalah merupakan konstanta kesebandingan. Koreksi lainnya berasal
dari volume yang ditempati oleh molekul gas. Dalam persamaan gas ideal, V menyatakan volume
wadah. Sehingga volume efektif gas menjadi (V – nb), dengan n adalah jumlah mol gas dan b adalah
konstanta. Suku menyatakan volume yang ditempati oleh n mo gas. Dengan memperhatikan koreksi
terhadap tekanan dan volume, maka persamaan gas ideal dapat ditulis
an 2
(P  2 )  ( V - nb )  nRT ………………………………………………….. 6.8
V
Keterkaitan P,V,T dan n untuk gas non ideal, dikenal sebagai persamaan van der waals. Konstantan
van der waals a dan b dipilih untuk memberikan kemungkinan kesesuaian terbaik antara persamaan
(6.6) dan perilaku gas tertentu yang teramati. Nilai a menunjukkan seberapa kuat molekul dari jenis
gas yang diberikan saling tarik-menarik satu dengan yang lainnya. Sedangkan nilai b menunjukkan
besar molekul, semakin besar nilai b maka semakin besar pula molekulnya.

Table. 6. 2 Tetapan van der waals untuk beberapa gas yang umum dijumpai
a b
Gas  atm . L 
2
 L 
 2 
  
 mol   mol 
He 0,034 0,0237
Ne 0,211 0,0171
Ar 1,34 0,0322
Kr 2,32 0,0398
Xe 4,19 0,0266
H2 0,244 0,0266
N2 1,39 0,0391
O2 1,36 0,0318
Cl2 6,49 0,0562
CO2 3,59 0,0427
CH4 2,25 0,0428
CCl4 20,4 0,138
NH3 4,17 0,0371
H2O 5,46 0,0305

contoh:
Diketahui bahwa 3,50 mol NH3 menempati 5,20 L pada suhu 47°C, hitunglah tekanan gas dalam
atm dengan menggunakan (a) persamaan gas ideal dan (b) persamaan van der waals.
Penyelesaian:
Diketahui: V = 5,20 L
T = (47 + 273)K = 320 K
n = 3,50 mol
R = 0,0821 L . atm /mol K

Jawab
a) Persamaan gas ideal:
P = 17,7 atm
b) Persamaan van der waals
a = 4,17 atm L2/mol2
b = 0,0371 L/mol
data diperlukan untuk menghitung suku koreksi:
an 2 (4,17 atm .L2 /mol2 )(3,50 mol)2

V2 (5,20 L)2
nb = (3,50 mol)(0,0371 L/mol) = 0,130 L
dari data diatas masukkan kedalam persamaan van der waals:
(P+1,89 atm)(5,20L– 0,130 L) = (3,50 mol)(0,0821 L.atm/K mol)(320 K)
P = 16,2 atm

Tekanan sesungguhnya yang terukur pada kondisi ini adalah 16,0 atm. Maka tekanan yang dihitung
dengan persamaan van der waals (16,2 atm) lebih dekat dengan nilai sebenarnya dari pada yang
dihasilkan dengan menggunakan persamaan gas ideal (17,7 atm). Perhatikan bahwa tarik-menarikan
tarmolekul NH3 menghasilkan tekanan gas yang lebih rendah dari pada tarik-menarik antara gas
ideal pada kondisi yang sama.

BAB VII
TERMOKIMIA

Energi adalah istilah yang banyak digunakan yang mewakili suatu konsep yang abstrak. Energi
(gaya x jarak) biasa didefinisikan sebagai kemampuan untuk malakukan kerja. Semua bentuk energi
mampu melakukan kerja, tetapi tidak semua relevan dengan kimia.
Beberapa jenis energi yang biasa kita kenal antara lain sebagai berikut:
Energi kinetik adalah energi yang dihasilkan oleh benda bergerak.
Energi radiasi (radiant energy), atau energy matahari, berasal dari matahari dan merupakan sumber
energi utama dari bumi. Energi matahari memanaskan atmosfer dan permukaan bumi, merangsang
pertumbuhan tanaman melalui proses yang dikenal sebagai fotosintesis dan mempengaruhi
polaiklim dunia.
Energi termal (thermal energy) adalah energi yang berkaitan dengan gerak acak atom-atom dan
molekul. Secaraumum, energi termal dapat dihitung dari pengukuran suhu. Makin kuat gerakan
atom-atom dan molekul dalam suatu materi, makin panas materi itu dan makin besar energi
termalnya.
Energi kimia (chemical energy) tersimpan dalam satuan struktur zat kimia; besarnya ditentukan oleh
jenis dan susunan atom-atom penyusunnya. Ketika zat-zat terlibat dalam reaksi kimia, energi kimia
dilepaskan, disimpan atau diubah menjadi bentuk energi lainnya.
Energi potensial (potential energy) adalah energi yang tersedia akibat posisi benda. Sebagai contoh
karena ketinggiannya, sebuah batu di puncak bukit memiliki energy potensial lebih besar dan akan
membuat percikan yang lebih besar bila jatuh kedalam air di banding batu serupa yang letaknya
lebih di bawahnya. Energi kimia dapat di anggap sebagai suatu bentuk energi porensial karena
berkaiatan dengan letak relative dan susunan atom-atom dalam suatu zat.
Semua bentuk energi pada prinsipnya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Asas ini
dinamakan hokum kekekalan energi (law of conservation of energy): nilai total energy alam semesta
diasumsikan konstan.
A. Perubahan Energi dalam Reaksi Kimia
Termo dinamika, termasuk termokimia yang menghubungkan energi kalor dengan bentuk energi
lain yang dikenal sebagai kerja. Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan
(melepaskan) energi, umumnya dalam bentuk kalor. Penting bagi kita untuk membedakan antara
kalor dan energi termal. Kalor (heat) adalah perpindahan energi termal antara dua benda yang
suhunya berbeda. Untuk menganalisis perubahan energi yang berkaitan dengan reaksi kimia kita
harus mendefiniskan sistem (system), atau bagian tertentu dari alam yang menjadi perhatian kita.
Sistem biasanya mencakup zat-zat yang terlibat dalam perubahan kimia dan fisika. Sisaalam yang
berada di luar sistem disebut lingkungan.

Terdapat tiga jenis sistem. Sistem terbuka dapat mempertukarkan massa dan energi (biasa nya dalam
bentuk kalor) dengan lingkungan. Sistem tertututp yang memungkinkan perpindahan energi (kalor)
tetapi bukan masssanya. Sedangkan system terisolasi yang tidak memungkinkan perpindahan massa
maupun energi.

Pembakaran gas asetilen (C2H2) dalam oksigen adalah salah satu dari banyak reaksi kimia yang
sudah dikenal yang melepaskan sejumlah energi yang cukup besar
2C2H2(g) + 5O2(g) 4CO2(g) + 2H2O(l) + energi
Pada reaksi kimia di atas campuran (asetilen, oksigen, karbondioksida dan air) sebagai sistem dan
alam sisanya lingkungan. Karena energi tidak dapat di ciptakan atau di musnahkan, setiap energi
yang hilang dari system harus diterima oleh lingkungannya. Setiap proses yang melepaskan kalor
(yaitu, perpindahan energi termal kelingkungan) disebut proses eksotermik.
Energi + 2HgO(s) 2Hg(l) + O2(g)
Dilihat dari reaksi diatas di mana kalorharus di salurkan dari lingkungan ke system disebut proses
endotermik.
B. Pengantar Termo dinamika
Dalam termo dinamika kita mempelajari perubahan-perubahan dalam keadaan sistem (state a
system) yang didefinisikan sebagai nilai-nilai semua sifat makro skopis yang relevan, seperti
susunan, energi, suhu tekanan dan volume yang merupakan fungsi keadaan (state function). Ketika
keadaan suatu system berubah, besar perubahan dalam setiap fungsi keadaan hanya bergantung pada
keadaan awal dan akhir sistem dan tidak tegantung pada bagaimana perubahan itu dilakukan. Sifat-
sifat tersebut ada dua macamya itu sifa tekstensif dan intensif, sifat ekstensif system adalah sifat
yang dapat ditulis sebagai jumlah dari masing-masing sifat subsistem. Volume, massa dan energi
adalah sifat-sifat ekstensif. Suatu sifat intensif system adalah sifat yang sama dengan sifat-sifat yang
bersesuaian dengan masing-masing subsistem tersebut. Suhu dan tekanan adalah sifat-sifat intensif.

Suatu proses termo dinamika menyebabkan perubahan keadaan termo dinamika suatu sistem. Proses
ini bisa sebuah proses fisika (perubahan tekanan sistem gas atau mendidihnya suatu zat cair) atau
suatu proses kimia dimana terjadi perubahan dalam distribusi materi di antara senyawa-senyawa
kimia yang berbeda. Karena suatu proses mengubah keadaan suatu sistem, proses tersebut harus
dimulai dengan system dalam keadaan kesetimbangan tertentu dan juga berakhir dengan sistem
dalam keadaan kesetimbangan tertentu. Banyak kondisi sistem tidak berhubungan dengan keadaan
kesetimbangan termo dinamika misalkan suatu gas yang ditahan oleh sebuah piston di dalam sebuah
silinder dengan volume V1 (keadaan A) jika piston tiba-tiba di tarik sehingga volumenya naik
menjadi V2, timbullah aliaran gas yang acak pada saat molekul-molekul mulai bergerak menuju
volume yang lebih besar. Ketika aliran berhenti dan sistem mendekati keadaan kesetimbangan
termodinamika yang baru, keadaan A dan B adalah keadaan termodinamika, tetapi kondisi di antara
keduanya tidak dapat digambarkan hanya dengan variable makroskopik, sehingga bukan merupakan
keadaan termodinamika prosesini di sebut proses tak reversibel (irreversible process).
Sebaliknyasuatu proses reversible berlangsung melalui serangkaian keadaan termodinamika yang
kontinu, sehingga dapat ditunjukkan sebagai lintasan pada permukaanpersamaankeadaan. Proses
seperti ini merupakan proses yang ideal karena kesetimbangan sebenarnya hanya di capai setelah
panjang waktu yang takter hingga. Jika suatu proses sebenarnya berlangsung cukup lambat dan
dalam tahapan yang cukup singkat, proses sebenarnya tak reversible dapat dianggap suatu
pendekatan terhadap proses reversible.

C. Hukum Pertama Termo dinamika


Hukum termo dinamika pertama (First Law of Thermo dynamics) yang didasarkan pada hokum
kekekalan energi, menyatakan bahwa energi tidak dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain,
tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk menguji keabsahan hokum termodinamika
pertama dengan hanya mengukur perubahan energi dalam suatu sistem antara keadaan awal dan
keadaan akhir dalam suatu proses. Perubahan energi dalamE dirumuskan dengan:
E = Ef - Ei
Dimana: Ei adalah energi dalam sistem pada keadaan awal
Ef adalah energi dalam keadaan akhir
Perhatikan reaksi antara 1 mol belerang dan 1 mol gas oksigen untuk menghasilkan 1 mol belerang
dioksida
S(s) + O2(g) SO2(g)
E = Eproduk - Ereaktan
E = kandungan energi 1 mol SO2 – (kandungan energi 1 mol S + 1 mol O2)
Kita menemukan reaksi ini membebaskan kalor. Jadi energi produk lebih kecil dari pada energi
reaktan dan E bernilai negative.
Esis + Eling = 0
Esis = - Eling
Jadi, bentuk hokum pertama termodinamika dapat dinyatakan:
E=q+w ……………………………………………………………………. (7.1)

D. Kerja dan Kalor


Kerja dapat didefinisikan sebagai gaya F dikalikan dengan jarak d:
w =Fd ………………………………………………………………. (7.2)
kerja yang dilakukan oleh gas pada lingkungan nya adalah
w = - PV …………………………………………………………....… (7.3)
V adalah perubahan volume
Table 7.1 Kesepakatan tanda untuk kerja dan kalor
Proses Tanda
Kerja dilakukan oleh sistem pada lingkungan -
Kerja dilakukan pada sistem oleh lingkungan +
Kalor diserap oleh sistem dari lingkungan (proses endotermik) +
Kalor diserap oleh lingkungan dari sistem (proses eksotermik) -

Contoh soal
1. Suatu gas memuai dari volume 2,0 L menjadi 6,o L pada tekanan konstan. Hitunglah kerja yang
dilakukan oleh gas jika gas itu memuai
a) Terhadap ruang hampa
b) Terhadap tekan luar konstan 1,2 atm
Jawab
1 L.atm = 101,3 Joule
a) w = - PV
w = - 0 (6,0 – 2,0) L
w= 0
b) Tekanan luar adalah 1,2 atm ,jadi
w = - PV
w = - 1,2 atm (6,0 – 2,0) L
w = - 4,8 L atm x
w = -4,9 x102 J

2. Kerja yang dilakukan ketika suatu gas dimampatkan dalam tabung. Selama proses terdapat
perpindahan kalor sebesar 128 J dari gas ke lingkungan. Hitunglah perubahan energi untuk proses
ini

Jawab
E=q+w
E = - 128 J + 462 J
E = 334 J
Dari arah perpinda hankalor (system kelingkungan) nilai q adalah negative. Jadi sebagai hasil
pemampatan dan perpindahan kalor, energi gas meningkat sebesar 334 J.

E. Entalpi dan Reaksi Kimia


Pada bagian ini adalah penerapan hokum pertama termo dinamika pada pada proses yang
berlangsung pada keadaan yang berbeda. Akan dibahas dua kondisi yaitu pada volume system
konstan dan tekanan luar konstan, karena kedua keadaan ini merupakan kasus yang sering ditemui.
Jika suatu reaksi kimia berjalan pada volume konstan makaV = 0 dan tidak ada kerja P-V yang di
hasilkan dari perubahan ini. Dari persamaan (1) dapat dituliskan:

E = q - PV
E = qv ………………………………………………………………………………………. (7.4)
Jika reaksi berjalan pada tekanan konstan secara umum persamaan dapat ditulis:
E=q+w
E = qp - PV
qp = E + PV ………………………………………………………………………………(7.5)
pada fungsi termo dinamika yang baru untuk sistem yang disebut entalpi (enthalpy) H, yang di
definisikan dengan persamaan:
H = E + PV ……………………………………………………………………………..................
(7.6)

Di manan E adalah energi dalam sistem dan P dan V masing-masing adalah tekanan dan volume
sistem. Karena E dan PV memiliki satuan energi, entalpi juga memiliki satuan energi. Semuanya
merupakan fungsi keadaan, yaitu perubahan( E + PV) hanya bergantung pada keadaan awal dan
akhir. Dengan demikian perubahan H, hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir. Jadi H
adalah fungsi keadaan.
Untuk setiap proses, perubahan entalpi menurut persamaan (7.6) adalah
H = E + (PV) …………………………………………………………………………… (7)
Jika tekanan dibuat konstan, maka
H = E + PV …………………………………………………………………………… (8)
Karena sebagian besar reaksia dalah proses tekanan-konstan, kita dapat menyamakan pertukaran
kalor dalam kasus ini dengan perubahan entalpi. Untuk setiap reaksi
Reaktan produk
Kita mendefinisikan perubahan entalpi, yang disebut entalpi reaksi (enthalpy of reaction), H,
sebagai selisih antara entlpi produk dan entalpi reaktan.
H = Hproduk - Hreaktan ……………………………………………………………… (9)
Entalpi reaksi dapat bernilai positif atau negative tergantung prosesnya, untuk proses endotermik
(kalor diserap oleh sistem dari lingkungan),H bernilai positif H>0. Untuk proses eksotermik H
bernilai negatif H < 0.

BAB VIII
IKATAN KIMIA

Sebagian besar partikel materi adalah berupa molekul atau ion. Hanya beberapa partikel materi
saja yang berupa atom.
Contoh:
1) Gas nitrogen adalah gabungan dari 2 atom nitrogen.
2) Air terdiri dari gabungan 2 atom hidrogen dengan 1 atom oksigen.
3) Magnesium klorida adalah gabungan1 ion magnesium dengan 2 ion klorida.

Atom-atom dalam molekul atau ion tersebut di ikat oleh suatu gaya yang disebut ikatan kimia.
Apabila unsur-unsur bereaksi membentuk senyawa, terbentuk ikatan kimia antara atom-atom
penyusunnya. Pada proses pembentukan ikatan kimia tersebut, atom hanya mengalami
perubahan pada struktur elektron kulit terluar.

Dalam bab ini akan dipelajari 3 jenis ikatan kimia, yaitu ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan
kovalen rangkap.

A. KONFIGURASI STABIL GAS MULIA

Konfigurasi elektron gas mulia (golongan VIII A dalam system periodic unsur) adalah sebagai
berikut:

Unsur No K L M N O P
He atom 2 2
Ne 1 2 8
Ar 01 2 8 8
Kr 83 2 8 1 8
Xe 65 2 8 81 1 8
Rn 84 2 8 18 38 1 8
6 8 2 8

Unsur gas mulia bersifat sangat stabil sehingga sukar untuk bereaksi. Sehingga disimpulkan
bahwa konfigurasi elektron gas mulia adalah konfigurasi elektron yang paling stabil. Kestabilan
unsur gas mulia disebabkan oleh electron valensinya yang berjumlah delapan (kecuali helium
yang mempunyai dua electron valensi). Konfigurasi electron gas mulia disebut konfigurasi oktet
(atau duplet untuk helium).

Dalam membentuk ikatan kimia, unsur-unsur berusaha mencari cara yang terbaik supaya
konfigurasi elektron pada kulit terluarnya menyerupai gas mulia, yaitu 8 elektron pada kulitterluar
(kecualihidrogen yang berusahamemiliki 2 elektron pada kulit terluar seperti helium)

Susunan elektron yang stabil mempunyai 8 elektron pada kulitterluar (konfigurasi oktet).

Unsur-unsur tersebut berusaha mencapaikonfigurasi oktet gas mulia terdekat. Konfigurasi stabil
gas mulia ini dicapai dengan pembentukan ikatan kimia. Pembentukan ikatan kimia terjadi
berdasarkan serah terima elektron dan pemakaian bersama pasangan elektron.
Untuk mencapaikan figurasi oktet gas mulia, unsur-unsur cenderung untuk melepas elektron atau
menyerap elektron.
1. Melepas elektron
Contoh:
Na ( 2, 8, 1 ) melepas 1 elektron membentuk ion Na+( 2, 8 )
Ca ( 2, 8, 8, 2 ) melepas 2elektron membentuk Ca2+( 2, 8, 8 )
Al ( 2, 8, 3 ) melepas 3 elektron membentuk Al3+( 2, 8 )
Dengan membentuk ion Na+,Ca2+dan Al3+, maka tercapailah konfigurasi oktet gas mulia.

2. Menyerapelektron
Contoh:
F ( 2, 7 ) menyerap 1 elektron membentuk ion F-( 2, 8 )
O ( 2, 6 ) menyerap 2 elektron membentuk ion O2-( 2,8 )
N ( 2, 5 ) menyerap 3 elektron membentuk ion N3-( 2,8 )
Dengan membentuk ion F-,O2-dan N3-, maka tercapailah konfigurasi oktet gas mulia.

Elektron terluar suatu unsur dapat dilambangkan dengan struktur Lewis. Penggambaran struktur
Lewis harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Elektron valensi digambarkan dengan titik.
2. Elektron yang terletak pada kulit yang lebih dalam tidak digambarkan.
3. Empat elektron pertama ditulis sebagai titik, satu persatu dikeempat sisi suatu unsur
4. Titik berikutnya dipasangkan dengan titik yang sudah ada.

Contoh penggambaran struktur Lewis:

B. IKATANION
Ikatan ion terbentuk karena gaya tarik-menarik antara ion yang berlawanan muatan sebagai
akibat dari serah terimael ektron dari suatu atom keatom lain. Ikatan ion terbentuk antara
unsur logam dengan unsur non logam.

Natrium klorida (NaCl) terbentuk dari gabungan ionNa+dan Cl-.


Na ( 2, 8, 1 ) melepas 1 elektron membentuk ion Na+( 2, 8 )
Cl ( 2, 8, 7 ) menyerap 1 elektron membentuk ion Cl-( 2, 8, 8 )

Atom klorin menarik satu elektron dari atom natrium. Pembentukan NaCl dari unsur natrium dan
klorin dapat dinyatakan dengan rumus Lewis sebagai berikut. Penggunaan tanda (x) untuk
elektron Na dan (y) untuk elektron Cl hanya untuk memperjelas arah serah terima elektron saja.

Ikatan yang terbentuk antara magnesium (nomor atom 12) dan klorin (nomor atom 17) terjadi
sebagai berikut:
Mg ( 2, 8, 2 ) melepas 2 elektron membentuk ion Mg2+( 2, 8 )
Cl ( 2, 8, 7 ) menyerap 1 elektron membentuk ion Cl-( 2, 8, 8 )
Ion Mg2+ dan Cl- akan membentuk senyawa MgCl2. Ikatan yang terjadi digambarkan sebagai
berikut:
Beberapa sifat senyawa ion:
1. Pada suhu kamar berbentuk padat
2. Titik leleh dan titik didih relatif tinggi.
3. Rapuh, hancur jika dipukul.
4. Leleha nnya menghantarkan listrik.
5. Larutannya (dalam air) dapat menghantarkan listrik.

Contohsoal:
Tulis rumus elektron dan rumus senyawa yang terbentuk antara:
1. Ca (NA = 20)dan Br (NA =35)
2. Na (NA = 11)dan O (NA =8)
3. Al (NA = 13) dan Cl (NA =17)

C. IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom yang
berikatan. Ikatan kovalen terdapat antar unsur non logam.
Unsur-unsur yang berupa gas umum nya terdiri atas molekul diatomik (H2, O2, N2, Cl2). Pada
molekul H2, masing-masing atom H memiliki 1 elektron (NA = 1). Untuk mencapai konfigurasi
gas mulia terdekat (yaitu He dengan 2 elektron), maka masing-masing atom H membutuhkan 1
elektron. Antara 2 atom H tidak mungkin terjadi serah terima elektron, karena daya tarik kedua
atom tersebut sama. Konfigurasi stabil gas mulia dicapai dengan penggunaan bersama pasangan
elektron. Masing-masing atom H menyumbangkan 1 elektron untuk dipakai bersama.

Rumus elektron pada ikatan kovalen dapat dinyatakan dengan rumus bangun atau rumus
struktur, dimana setiap 1 pasang elekton milik bersama dilambangkan dengan sepotong garis(-).
Rumus bangun H2 adalah H-H.
Ikatan kimia yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron disebut ikatan kovalen.
Ikatan kovalen cenderung terjadi pada sesama unsur non logam. Unsur non logam cenderung
menarik elektron, tetapi tidak mungkin terjadi serah terima elektron. Oleh karena unsur non
logam berikatan dengan pemakaian bersama pasangan elektron.

Beberapa contoh ikatan kovalen:

1. H (NA=1) dan Cl (NA= 17) dalam HCl

H ( 1 ) memerlukan tambahan 1 elektron

Cl ( 2, 8, 7 ) memerlukan tambahan 1 elektron


Satu atom H berikatan dengan 1 atom Cl, masing-masing atom menyumbang 1 elektron.
2. H (NA=1) dan O (NA = 8)dalamH2O

H ( 1 ) memerlukan tambahan 1 elektron

O ( 2, 6 ) memerlukan tambahan 2 elektron

C. IKATAN KOVALEN RANGKAP


Ikatan kovalen rangkap melibatkan pemakaian bersama lebih dari satu pasang elektron oleh atom
yang berikatan. Untuk mencapai konfigurasi stabil gas mulia, atom-atom dapat membentuk ikatan
dengan penggunaan bersama 2 atau 3 pasang elektron. Ikatan kovalen dengan penggunaan bersama
sepasang elektron disebut ikatan tunggal, sedangkan ikatan kovalen dengan penggunaan bersama2
elektron disebut ikatan kovalen rangkap dua, dan 3 pasang elektron disebut ikatan
kovalenrangkaptiga.

Contoh:
Oksigen (NA=8) mempunyai konfigurasi elektron(2,6). Untuk membentuk molekul gas oksigen
(O2), maka masing-masing atom oksigen memerlukantam bahan 2 elektron.
Nitrogen (NA=7) mempunyai konfigurasi elektron (2,5). Untuk membentuk molekul gas nitrogen
(N2), maka masing-masing atom nitrogen memerlukan tambahan 3 elektron.

Contohsoal:
Tulislah rumus Lewis dan rumus struktur molekul berikut ini:

1. CH4( NA C= 6 ; NA H =1 )
2. NH3 ( NAN = 7 ; NA H =1 )
3. CO2 ( NA C= 6 ; NA O = 8
BAB IX
KESETIMBANGAN ASAM BASA

Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin
acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Istilah
basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Juga sudah lama diketahui bahwa asam
dan basa saling menetralkan.
Sejak berabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dan basa berdasarkan
sifat larutan airnya. Larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif (merusak logam,
marmer, dan berbagai bahan lain). Sedangkan larutan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik
(licin, seperti bersabun). Namun demikian, tidak dianjurkan mengenaliasam dan basa dengan
cara mencicipi karena berbahaya. Asam dan basa dapat dikenalimenggunakan indikator asam
basa, misalnyalakmusmerah dan lakmusbiru. Larutan asam mengubah lakmus biru menjadi
merah, sebaliknya larutan basa mengubah lakmus merah menjadi biru. Larutan yang tidak
mengubah warna lakmus, baik lakmus merah maupun lakmus biru, disebut bersifat netral (tidak
asam dan tidak basa). Air murni bersifat netral.

Tabel 1. Warna kertaslakmus merah dan biru dalam larutan yang bersifat asam,
basa, dan netral

Dalamlarutan yang bersifat


Jeniskertaslakmus Asam Basa Netral
Lakmusmerah Merah biru merah
Lakmusbiru Merah biru Biru

Sebagai mana dapat dilihat pada Tabel 1, lakmus merah berwarna yang sama dalam
larutan yang bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat netral. Oleh karena itu, untuk
menunjukkan larutan asam harus menggunakan lakmus biru. Larutan yang bersifat asam
mengubah lakmus biru menjadi merah. Sebaliknya, untuk menunjukkan larutan bersifat basa,
harus menggunakan lakmus merah.

Beberapa contoh larutan terlihat di bawah ini :


Larutan bersifat asam :Larutan cuka, air jeruk air aki
Larutan bersifat basa : Air kapur, air abu, larutan sabun, larutan amonia, larutan soda
Larutan bersifat netral :Larutan natrium klorida, larutan urea, alkohol, larutan gula

A. TeoriAsam- Basa Arrhenius


Dalam air asam melepas ion H+ dan basa melepas ion OH-
Untuk menjelaskan penyebab sifat asam dan basa, sejarah perkembangan ilmu kimia
mencatat berbagai teori. Pada tahun 1777, Lavoisier mengemukakan bahwa asam mengandung
oksigen. Unsur itu yang dianggap bertanggung jawab atas sifat-sifat asam (nama oksigen
diberikan oleh Lavoisier yang berarti pembentuk asam). Namun pada tahun 1810, Humphrey
Davy menemukan bahwa asam hidrogen klorida tidak mengandung oksigen. Davy kemudian
menyimpulkan bahwa hidrogenlah dan bukan oksigen yang merupakan unsur dasar dari setiap
asam. Kemudian pada tahun 1814, Gay Lussac menyimpulkan bahwa asam adalah zat yang dapat
menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu
dengan yang lain.
Konsep yang cukup memuaskan tentang asam dan basa, dan yang tetap diterima hingga
sekarang, dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1884. Menurut Arrhenius, asam adalah zat
yang dalam air melepaskan ion H+ sedangkan basa melepaskan ion OH-. Jadi, pembawa sifat
asam adalah ion H+ sedangkan pembawa sifat basa adalahOH-. Asam Arrhenius dirumuskan
sebagai HxZ yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut :
HxZ(aq) xHx(aq)+ Zx-(aq)
Contoh :asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4) dalam air akan terionisasi sebagai berikut:
HCl(aq) Hx(aq) + Cl-(aq)
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam. Sedangkan ion
negatif yang terbentuk dari asam setelah melepas ion H+disebut ion sisa asam. Nama asam sama
dengan nama ion sisa asam dengan didahului kata asam. Beberapa contoh asam dan reaksi
ionisasi diberikan pada tabel 2.

Tabel 2. Bebrapa jenis asam

RumusAs Nama Asam Rx ionisasi Val Sisa. As


As
Asamnonok
si Asam Fluorida HF H+ + F- 1 F-
HF Asam Klorida HCL H+ + Cl- 1 C-
HCl Asam Bromida HBr H+ + Br- 1 B-
HBr Asam Iodida HI H + + I- 1 I-
HI Asam Sianida HCn H+ + CN- 1 Cn-
HCN
AsamOksi
HNO2 Asam Nitrit HNO2 H+ + 1 NO-
HNO3 Asam Nitrat NO- 1 NO3-
H2SO3 Asam Sulfit HNO3 H+ + 2 SO32-
H2SO4 Asam Sulfat NO3- 2 SO42-
H3PO3 Asam Fosfit H2SO3 2H+ + 3 PO33-
H3PO4 Asam Fosfat SO32- 3 PO43-
H2CO3 Asam Karbonat H2SO4 2H+ + 2 CO32-
HClO4 Asam Perklorat SO42- 1 ClO4-
H3PO3 3H + +
PO33-
H3PO4 3H+ +
PO43-
H2CO3 2H + +
CO32-
HClO4 H+ +
ClO4-
Asam
Organik Asam Format HCOOH H+ + 1 COOH-
HCOOH Asam Semut COOH- 1 CH3CO
CH3COOH Asam Benzoat CH3COOH H+ + 1 O-
C6H5COOH Asam Oksalat CH3COO- 2 C6H5CO
+
H2C2O4 C6H5COOH H+ O-
C6H5COO- C2O42-
H2C2O4 2H++
C2O42-
Asam hipotetis, asam yang tidakstabil, segera terurai menjadi zat lain. Asam hipotetis diatas
terurai menurut persamaan:
2HNO3 (aq) H2O(aq) + NO(g) + NO2 (g)
H2SO3( aq) H2O(l) + SO2(g)
H2CO3(aq) H2O(l) + CO2(g)
Asam non oksiadalah asam yang tidak mempunyai oksida asam. Asam oksiadalah asam yang
mempunyai oksida asam. Asam organikadalah asam yang tergolong senyawa organik. Asam
organik tidak mempunyai oksida asam.

Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut:
M(OH)x(aq) → Mx+(aq)+xOH- (aq)
Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. Beberapa
contoh basa diberikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Beberapabasadan reaksiionisasinya

Rumus Nama Basa Rx Ionisasi Val Ba


Basa
NaOH Natrium Hidroksida NaOH Na + + 1
KOH Kalium Hidroksida OH- 1
Ca(OH)2 Kalsium Hidroksida KOH K+ + 2
Sr(OH)2 Stronsium Hidroksida OH- 2
Ba(OH)2 Barium Hidroksida Ca(OH)2 Ca2+ + 2
Al(OH)3 Aluminium Hidroksida 2OH- 3
Fe(OH)2 Besi (II) Hidroksida Sr(OH)2 Sr 2+ + 2
Fe(OH)3 Besi (III) Hidroksida 2OH- 3
Ba(OH)2 Ba 2+ +
2OH-
Al(OH)3 Al 3+ +
3OH-
Fe(OH)2 Fe2+ +
2OH-
Fe(OH)3 Fe 3+ +
3OH-

B. TetapanKesetimbangan Air (Kw)


air merupakan elektrolit sangat lemah yang dapat terionisasi menjadi ion H+ dan ion OH-. Air dapat
menghantar listrik karena terionisasi menjadi ion H+ dan OH-
Menurut reaksi kesetimbangan:
H2O(l) ⇔ H+ + OH-(aq) .................................................................................................... (1)
Kc =
Oleh karena (H2O) dapat di anggap konstan, maka hasil perkalian Kc x (H2O) adalah merupakan
suatu konstanta yang disebut tetapan kesetimbangan air (Kw)
Kw = (H+) . (OH-) .................................................................................................................
(2)
Harga Kw pada berbagaisuhudapatdilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4. Harga Kw pada berbagaisuhu


Suhu (°C) Kw
0 0,114 x 10-14
10 0,295 x 10-14
20 0,676 x 10-14
25 1,00 x 10-14
60 9,55 x 10-14
100 55,0 x 10 -14

Dari tabel 4 dapat disimpulkan bahwa harga tetapan kesetimbangan air bertambah besar dengan
bertambahnya suhu. Hal ini menunjukkan reaksi ionisasi air merupakanreaksi endoterm. Dalam
air murni sesuai dengan persamaan (1), kensentrasi ion H+sama besar dengan konsentrasi OH-.
Pada suhukamar (sekitar 25°C), Kw = 1 x10-14
(H+) = (OH-) = √1,00 x 10-14
= 10-7 mol/liter
C. IndikatorAsam-Basa
Indikator asam-basa adalah zat warna yang mempunyai warna berbeda dalam larutan
yang bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat basa. Oleh karena itu, indicator asam-basa
dapat digunakan untuk membedakan larutan asam dan larutan basa. Contohnya adalah kertas
lakmus. Lakmus berwarn amerah pada larutan asam dan berwarna biru pada larutanbasa.
Didalam laboratorium, indikator yang sering digunakan selain kertas lakmus adalah
fenolftalein, metil merah dan metil jingga.

Tabel 5. Beberapa indikator asam-basa


Indikator Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral
Fenolftalein Tidak berwarna Merah dadu Tidak berwarna
Metil merah Merah Kuning Kuning
Metil jingga Merah Kuning Kuning

D. Kekuatan Asam-Basa
Larutan asam dan basa termasuk golongan larutan elektrolit. Larutan elektrolit dapat
menghantarkan listrik. Zat yang larutannya mempunyai daya hantar baik walaupun
konsentrasinya kecil, disebut elektrolit kuat. Zat yang larutannya mempunyai daya hantar kurang
baik walaupun konsentrasinya relatif besar, disebut elektrolit lemah.
Daya hantar listrik setiap larutan tergantung pada besarnyakonsentrasi ion-ion dalam larutan
tersebut. Elektrolit kuat terionisasi seluruhnya sehingga konsentrasi ion-ion dalam larutan relatif
lebih besar. Elektrolit lemah terionisasi sebagian kecil sehingga konsentrasi ion-ion didalamnya
relatif kecil. Banyak sedikitnya zat elektrolit yang terionisasi dinyatakan dengan derajat ionisasi
(α), yaitu bilagan yang menunjukkan perbandingan antara jumlah zat yang terion dan jumlah zat
yang dilarutkan.
α=
Harga derajat ionisasi berkisar antara 0 dan 1. Elektrolit kuat mempunyai α = 1, sedangkan
elektrolit lemah mempunyai harga α yang mendekati 0
Contoh asam kuat : HCl, HI, HBr, H2SO4, HClO4
Contoh asam lemah : CH3COOH, H2S, H2CO3
Contoh basa kuat : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2
Contoh basa lemah : NH4OH

E. Tetapan Setimbang Asam (Ka) dan Tetapan Setimbang Basa (Kb)


Asam kuat terionisasi seluruhnya, sehingga reaksi ionisasi adalah reaksi yang
berkesudahan.
Contoh : HCl (aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
Sebaliknya, asam lemah terionisasi sebagian sehingga membentuk reaksi kesetimbnagan.
Contoh : CH3COOH (aq) ⇔ CH3COO-(aq) + H+
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dinyatakan dengan rumussebagaiberikut:
HA(aq) ⇔H+(aq) + A-(aq) ................................................................................ (3)

Ka = ................................................................................ (4)

Pada reaksi ionisasi asam lemah valensi satu, (H +) = (A-). Apabila konsentrasi awal (HA) adalah
M, Maka
Ka =
(H+)2 = Ka . M
(H+) = √Ka . M ............................................................................................... (5)
Dengan : Ka = tetapan ionisasi asam
M =konsentrasi asam (mol / liter)
Makin kuatasam, maka semakin banyak ion yang terbentuk, sehinggaharga Ka semakin besar.
Oleh karena itu, harga Kamerupakan ukuran kekuatan asam.
Seperti halnya asam lemah, ionisasi basa lemah valensi satu dapt dinyatakan dengan rumu
sebagai berikut:
LOH(aq) ⇔ L+(aq) + OH- ................................................................................ (6)
Kb = ............................................................................... (7)
Pada reaksi ionisasi basa lemah valensi satu, (L+) = (OH-). Apabila konsentrasi awal (LOH)
adalah sebesar M, maka:
Kb =
(OH-)2 = Kb . M
(OH-) = √Kb . M ................................................................................... (8)
Dengan :
Kb :Ke tetapan ionisasi basa
M :Konsentrasi Basa (mol/Liter)

F. DerajatKeasaman (pH) Larutan


Asam cuka 2 M lebih asam dibandingkan dengan asam cuka 1 M. Pernytaaan ini mudah
dipahami dan tidak perlu penjelasan lebih detail. Akan tetapi untuk mamahami HCl 1M lebih asam
dari pada 1 M asam cuka diperlukan sediki tpenjelasan. Pembawa sifat asam adalah H +dalam
larutan. HCl adalah asam kuat sedangkan asam cuka adalah asam lemah. Jadi walaupun konsentrasi
kedua asam tersebut sama yaitu 1 M tetapi HCl mengandung ion H +lebih banyak sehingga HCl 1 M
lebih asam dibandingkan asam cuka 1 M.
Kosentrasi H+ dalam larutan sangatkecil. Contoh nya konsentrasi H + dalam air adalah 1 x 10-7
M. Untuk menghindari penggunaan bilangan yang sangat kecil, maka konsentrasi H +dapat
dinyatakan dengan:
pH = - log [H+] .......................................................................................................... (9)
dengan cara yang sama, maka
POH = - log .......................................................................................................... (10)
pKw = - log Kw .......................................................................................................... (11)
contoh:
Jika konsentrasi H+ = 0,1 M maka nilai pH = - log 0,1 = - log 10-1 = 1
Jika konsentrasi H+ = 0,01 M maka nilai pH = - log 0,01 = - log 10-2 = 2
Makin besar konsentrasi ion H+, maka makin kecil pH.Larutan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam
dari pada larutan dengan pH 2.
Bagaimana hubungan antara pH dengan POH? Dari persamaan (2) diperoleh:
Kw = [H] . [OH]
pKw = pH + POH ........................................................................................................ (12)
pada suhu kamar, harga Kw = 1 x 10-14, maka
 Larutan netral : pH = POH = 7
 Larutan asama : pH ˂ 7
 Larutan basa : pH ˃ 7
Contoh menentukan pH larutan asam:
1. Berapakah pH larutan HCl 0,01 M?
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
0,01 M 0,01 M 0,01 M
[H+] = 0,01 M
pH = - log [H+]
= - log 0,01 = - log 10-2
=2
2. Berapakah pH larutan H2SO4 0,1M?
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-
0,1 M 0,2 M 0,1 M
[H+] = 0,2 M
pH = - log [H+]
= - log 0,2 = - log 2 x 10-1
= 1 – log2
3. Berapakah pH larutan asam cuka 0,1 M? Diketahui Ka = 10-5
[H+] = √Ka . M
[H+] =
[H+] = = = 10-3
pH = - log [H+]
= - log 10-3
=3
Contoh menentukan pH larutan basa:
1. Berapakah pH larutan NaOH 0,1 M?
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
0,1 M 0,1 M 0,1 M
-
[OH ] = 0,1 M
pOH = - log 0,1 = -log 10-1
=1
pH + pOH = pKw
pH = pKw – pOH
= 14 – 1
= 13

2. Berapakah pH larutan Ca(OH)2 0,02 M?


Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
0,02M 0,02M 0,04M
[OH-] = 0,04 M
pOH = - log [OH-]
= - log 0,04 = - log (4 x 10-2)
= 2 – log 4
pH + pOH = pKw
pH = pKw – pOH
pH = 14 – (2 – log 4)
pH = 12 + log 4

3. Berapakah pH larutan NH4OH 0,4 M? Diketahui Kb = 10-5


[OH-] =
[OH-] =
[OH-] = = = 2 . 10-3
pOH = - log [OH-]
pOH = - log (2.10-3)
pOH = 3 – log 2
pH + pOH = pKw
pH = pKw – pOH
pH = 14 – (3 – log 2)
pH = 11 + log 2

latihan soal:
hitunglah pH larutan berikutini:
a. HI 0,2 M
b. H2SO4 0,01 M
c. KOH 0,001M
d. Ba(OH)2 0,01M

Anda mungkin juga menyukai