NURUL IHKSANI
200205052
1
I. TUJUAN
Campuran
Campuran adalah gabungan dari zat – zat yang berbeda dan dapat
dipisahkan karena zat – zat tersebut mempunyai sifat fisik yang berbeda seperti
mempunyai titik didih yang berbeda.Campuran terbntuk dari dua zat atau lebih
yang masih mempunyai sifat zat asalnya
A. Ciri – ciri campuran
Suatu campuran dapat berisi zat – zat pembentuk dengan berbagai
perbandingan.Berikut ini ciri – ciri campuran.
1. Terdiri Atas Dua Zat Tunggal Atau lebih.
Beberapa campuran mengandung dua senyawa atau
lebih.Contoh : Teh manis adalah campuran dari gula,teh,dan
air.Air garam adalah campuran dari garam dan air.Udara adalah
campuran dari berbagai jenis gas terutama nitrogen dan oksigen.
2. Komposisinya Tidak Tetap.
Campuran mempunyai komposisi yang tidak
tetap,tergantung dari perbandingan jumlah zat yang
bercampur.Contoh : larutan gula dapat dibuat berbagai macam
dengan mengubah – ubah perbandingan jumlah gula dan air.
3. Masih Mempunyai Sifat dari Zat.
Campuran masih mempunyai sifat dari zat yang
membentuknya.Contohnya pada larutan gula,maka sifat gula
(manis) tidak hilang,tingkat kemanisan larutan gula bergantung
4
pada perbandingan antara gula dan air yang ingin dicampurkan.
4. Dapat Dipisahkan Menjadi Komponennya.
Suatu campuran dapat dipisahkan menjadi komponen –
komponen pembentuknya melalui cara – cara fisika.Terdapat
sejumlah cara untuk memisahkan zat – zat dalam suatu
campuran.Hal ini tergantung pada sifat fisik dari zat – zat yang
terdapat dalam campuran.Contoh : garam dapat dipisahkan dari
air garam melalui pengkristalan(penguapan).
1. Campuran Homogen.
Campuran homogen adalah campuran yang serba
sama, contohnya udara, larutan garam dapur, campuran alkohol
70% dengan air, dan bensin, dimana zat penyusun
campurannya sangat sulit untuk dibedakan dan tidak terlihat
lagi bahan semulanya.
2. Campuran Heterogen
Campuran heterogen yaitu campuran antara dua zat
atau lebih, masih nyata sifat masing-masing, contoh campuran
terigu dan gula pasir, serbuk besi-pasir.
C. Pemisahan Campuran
Pada dasarnya hampir semua campuran bisa dipisahkan.
Metode pemisahan campuran yang dapat dijadikan dasar pemisahan
campuran bergantung pada sifat fisika dari partikel-partikel penyusun
campuran tersebut. Sifat fisika yang dijadikan dasar pemisahan suatu
campuran adalah ukuran partikel, titik didih, dan kelarutan. Namun
demikian, ada campuran yang tidak dapat dipisahkan secara fisika.
Biasanya campuran tersebut tergolong campuran homogen. Campuran
tersebut dapat dipisahkan secara kimia. Salah satu contohnya adalah
proses koagulasi. Proses tersebut menerapkan sifat kimia yaitu
terbentuknya endapan akibat penambahan zat kimia tertentu.
Perbedaan pemisahan campuran secara fisika dan kimia adalah sebagai
berikut: 5
c). Penguapan
Pada proses penguapan, larutan dipanaskan sehingga zat pelarutnya menguap dan
meninggalkan zat terlarut. Pemisahan ini bisa terjadi karena zat terlarut mempunyai titik
didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya. Evaporasi atau penguapan dilaksanakan dengan
cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat
cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya
hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak
diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya. Dalam penguapan zat cair
pekat merupakan produk yang dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan
dan dibuang (Suparni Setyowati Rahayu:2009). 6
d). Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut
dalam suatu larutan. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan
padat‐cair, di mana terjadi perpindahan massa dari suatu zat terlarut (solute) dari cairan
larutan ke kristal padat (Vita Kumalasari: 2010). Suatu larutan dipanaskan hingga sebagian
besar pelarut menguap dan larutan menjadi jernih dalam proses kristalisasi ini. Seiring
dengan pendinginan larutan, kristal murni akan terbentuk. Hanya zat murni yang akan
mengkristal sedangkan bahan-bahan lain atau pengotor tidak mengkristal dan tetap berada
dalam larutan. Kristal yang terbentuk kemudian dipisahkan dengan cara penyaringan (Vita
Kumalasari: 2010). Kristalisasi dapat digunakan untuk memurnikan suatu zat. Misalnya
memurnikan garam. Garam yang dihasilkan para petani garam biasanya belum murni
karena masih tercampur dengan pasir atau zat lainnya. Garam kotor dilarutkan kembali
kemudian disaring untuk memisahkan pasir atau pengotor lain darei larutan garam. Filtrat
(larutan garam) kemudian dipanaskan hingga air menguap dan larutan garam menjadi
jenuh. Setelah pendinginan kristal garam murni akan terbentuk.
e). Destilasi
Teknik destilasi dilakukan dengan cara mendidihkan dan mendinginkan. Tujuan
destilasi atau penyulingan adalah pemisahan cairan yang mudah menguap dari senyawa
yang tidak menguap atau biasanya merupakan pemisahan dua atau lebih cairan yang
berbeda titik didihnya (Sudjadi, 1988: 17). Destilasi atau penyulingan dapat digunakan
untuk memisahkan komponen dari campurannya apabila komponen lainnya tidak ikut
menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi). Nur Hidayat (2007) menyebutkan
destilasi sebagai proses pemisahan komponen-komponen campuran dari dua atau lebih
cairan. Pada teknik laboratorium, suatu campuran misalnya air laut dipanaskan dalam labu
alas bulat. Saat suhu mencapai 100°C air dalam labu akan menguap. Uap air masuk ke
pendingin. Pada proses pendinginan, uap air akan diembunkan kembali menjadi air dan
kemudian ditampung dalam wadah. Garam dan zat-zat lain yang memiliki titik didih lebih
besar dari air akan tetap tinggal dalam labu.
f). Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan
pelarut pada medium tertentu. Komponen yang akan dipisahkan terdistribusi menjadi 2
bagian yaitu: fase gerak dan fase diam. Contohnya adalah kromatografi kertas untuk 7
memisahkan campuran zat warna (Sudjadi, 1988:75). Menurut Meggy Yulia (2009),
kromatograsi diartikan sebagai suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen yang
akan 45 dipisahkan didistribusikan antara 2 fase, salah satunya yang merupakan fase
stasioner (diam), dan yang lainnya berupa fasa mobil (fasa gerak).Fase gerak dialirkan
menembus atau sepanjang fase stasioner. Fase diam cenderung menahan komponen
campuran, sedangkan fasa gerak cenderung menghanyutkannya. Berdasarkan terikatnya
suatu komponen pada fasa diam dan perbedaan kelarutannya dalam fasa gerak, komponen-
komponen suatu campuran dapat dipisahkan. komponen yang kurang larut dalam fasa gerak
atau yang lebih kuat terserap atau terabsorpsi pada fasa diam akan tertinggal, sedangkan
komponen yang lebih larut atau kurang terserap akan bergerak lebih cepat. Contoh
kromatografi yang paling sederhana adalah kromatografi kertas yang dapat dibuat dari
kertas saring biasa, bahkan dari kertas tissue. Kromatografi kertas dapat digunakan untuk
memisahkan campuran zat warna.
g). Sublimasi
Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau gas ke padat. Jika
partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu sebesar tertentu, maka partikel
tersebut akan menyublim menjadi gas. Sebaliknya jika suhu gas tersebut diturunkan maka
gas akan segera berubah wujud menjadi padat (Sudjadi, 1988: 56). 46 Penggunaan teknik
ini terbatas karena hanya sedikit zat yang mengalami sublimasi, di antaranya adalah kapur
barus, amonium klorida dan iodin. Cara yang dapat dilakukan adalah memisahkan partikel
yang mudah menyublim tersebut menjadi gas. Gas yang dihasilkan ditampung lalu
didinginkan kembali. Syarat pemisahan campuran dengan menggunakan sublimasi adalah
partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga dapat
menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian tinggi.
a.Koagulasi
Koagulasi dapat diartikan sebagai peristiwa penggumpalan partikel-partikel kecil
hasil koagulasi menjadi floc yang lebih besar sehingga cepat mengendap. Apabila terdapat
47 campuran homogen dengan partikelnya yang sangat kecil maka dapat dipisahkan dengan
penambahan zat penggumpal. Proses penambahan zat penggumpal (berupa bahan kimia)
pada teknik pemisahan suatu campuran homogen disebut flokulasi. Pada proses flokulasi,
dengan adanya penambahan bahan kimia menyebabkan partikel-partikel kecil terikat 8
bersama-sama membentuk gumpalan (floc). Gumpalan tersebut akan mengendap pada
lapisan bawah. Dalam hal ini proses flokuasi sampai terbentuknya endapan disebut dengan
proses koagulasi (Nur Hidayati, 2012).
b. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat
padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan
metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring
akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan da
meneruskan pelarut (Nisa Halimah, 2009).
c. Pengendapan (sedimentasi)
Sedimentasi merupakan proses pemisahan partikel dari cairannya, baik partikel yang
memang telah berada dalam air baku, yang terbentuk sebagai akibat penambahan
bahankimia, maupun partikel yang dihasilkan dari flokulasi fisis yang digabungkan dengan
pengolahan biologis dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Proses pemisahan padatan yang
terkandung dalam limbah cair ini dilakukan oleh gaya gravitasi. Pada umumnya proses
sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dimana tujuannya adalah untuk
memperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam
waktu lebih singkat (Suparni Setyowati Rahayu, 2009) d. Koagulasi Koagulasi merupakan
proses penambahan bahan kimia atau koagulan kedalam air limbah yang bertujuan untuk
mengurangi daya tolak 50 menolak antar partikel koloid, sehingga partikel-partikel tersebut
dapat bergabung menjadi flok-flok kecil. Flokulasi adalah proses penggabungan flok-flok
kecil sehingga menjadi flok-flok yang lebih besar sehingga akan mudah mengendap.
Biasanya pengolahan air dengan menggunakan tawas ini, dilakukan pada awal proses
pengolahan air kotor. Tawas ditambahkan ke dalam air sehingga menyebabkan partikel-
partikel tersuspensi akan mengendap dan kemudian air dapat diolah lebih lanjut. Tawas
merupakan alumunium sulfat yang dapat digunakan sebagai penjernih air seperti
sedimentasi (water treatment) karena tawas yang dilarutkan dalam air mampu mengikat
kotoran-kotoran dan mengendapkan kotoran dalam air sehingga menjadikan air menjadi
jernih. Tawas dikenal sebagai koagulan didalam pengolahan air limbah. Sebagai koagulan
tawas sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang (Nur Hidayati, 2012).
Akuades
Tabung reaksi
Corong penyaring
Gelas ukur 10 ml
Erlenmeyer
1. Dimasukan sebutir kecil Iod ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml akuades,
dikocok dan perhatikan warna larutan.
2. Diambil 1 ml kloroform/etil asetat, perhatikan warnanya lalu masukkan ke dalam
larutan Iod, dikocok dan perhatiakan kembali warnanya. 11
3. Diambil beberapa butir Iod lalu masukkan ke dalam gelas beker berisi 25 ml
akuades dan aduk sampai larut.
4. Larutan Iod dipindahkan ke corong pisah dalam keadaan kran tertutup.
9. Mengulangi langkah no 8 sampai tak terdengar bunyi gas keluar saat membuka kran
10. Setelah selesai digojog, segera buka tutup corong lalu pisahkan kedua lapisan melalui
kran dan tampung lapisan bawah dengan Erlenmeyer dan lapisan atas dengan tempat
yang berbeda.
BEFORE
12
AFTER
Dalam pengamatan saya warnanya
tidak berubah baik sebelum
ataupun sesudah di tambahkan
gula,yang berubah kerjenihan
nya,sebelum di tambahkan gula
teh lebih jernih, setelah fi
tambahkan gula teh sedikit lebih
keruh.
2 Campuran Campurkan beberapa sendok pasir di Pengamatan:
heterogen halaman ke dalam segelas air, aduk Campuran adalah suatu kondisi
hingga keduanya bercampur. Amati yang terdiri atas dua jenis zat atau
perubahan warna, kejernihan larutan lebih dan masih memiliki sifat-sifat
campuran, foto. zat asalnya. Campuran dapat
tersusun atas beberapa zat baik itu
unsur ataupun senyawa. Adapun
Komponen-komponen penyusun
suatu campuran tersebut dapat
dipisahkan berdasarkan sifat fisika
zat penyusunnya.Secara umum
campuran terdiri dari 2 jenis,
yaitu:
Campuran Homogen
merupakan suatu materi/zat yang
terjadi atas dua zat atau lebih
dengan partikel-partikel penyusun
yang sulit atau tidak bisa
dibedakan lagi. Pada campuran
homogen ini juga biasa disebut
sebagai larutan.
Contohnya adalah ketika kita
membuat larutan gula dengan
mencampur butiran gula ke dalam
air, ketika diaduk secara terus
menerus maka butiran gula akan
terlarut dalam air dan tak tampak 13
lagi bentuknya karena sudah
menyatuk dengan bentuk materi
air.
Campuran Heterogen
merupakan suatu zat/materi yang
terjadi atas dua macam zat atau
lebih dengan partikel-partikel
penyusunnya masih dapat
dibedakan satu dengan lainnya.
Contohnya adalah ketika kita
membuat campuran air dan kerikil
dengan mencampur kerikil
kedalam air, walaupun kita aduk-
aduk lama selayaknya membuat
larutan gula diatas, kerikil tidak
akan berubah bentuknya dan
tetap akan tampak dengan jelas
bentuk kerikil di dalam air.
Secara umum suatu campuran
memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:Terdapat lebih dari satu
zat tunggal atau lebih Isi dan
Komposisinya dinamis Tidak
menghilangkan zat asalnya.
Kesimpulan:
Berdasarkan pada pemaparan
diatas, maka ketika satu sendok
pasir campurkan ke dalam air dan
diaduk-aduk maka akan
dihasilkan sebuah campuran yang
bersifat Heterogen karena pasir
yang dilarutkan ke dalam air tidak
larut sempurna yang ditandai
ketika campuran yang dihasilkan
didiamkan maka pasir dan air
akan terpisah dimana pasir akan
mengendap pada bagian bawah
gelas walaupun diaduk sangat
lama.
16
3 Pemisahan Saring campuran air dan pasir pada Pengamatan:
dengan filtrasi percobaan 2 menggunakan kertas saring,
tissue atau kain tipis. Amati apa yang
terjadi. Foto. Air lolos dari filter,pasir tersaring
di filter
Kelebihan meseresi:
1. Alat yang dibutuhkan
sederhana,hanya dibutuhkan
bejana perendam
2.tanpa pemanasan
3.prosesnya relatif hemat
penyaji
4.biaya operasional relatif
rendah
Kekurangan meserasi:
1.proses penyaringan tidak
sempurna,karena zat aktifnya
hanya mampu tereaksi
sebesar 50% saja
2.prosesnya lama butuh waktu
beberapa hari
3.penyarianya kurang
sempurna dapat terjadi
kejenuhan cairan penyari
sehingga kandungan kimia
yang tersaring terbatas)
Kekurangan meserasi: 21
1.proses penyaringan tidak
sempurna,karena zat aktifnya
hanya mampu tereaksi
sebesar 50% saja
2.prosesnya lama butuh waktu
beberapa hari
3.penyarianya kurang
sempurna dapat terjadi
kejenuhan cairan penyari
sehingga kandungan kimia
yang tersaring terbatas)
Video hasil
Praktikum
:https://youtu.be/5BS804vknnk
Resume video:
Prinsip sublimasi adalah
penguapan suatu zat.
Alat dan Bahan yang Dibutuhkan :
-Es batu
-Kapur Barus yang telah
dilumatkan
-Tanah
-Gelas Kimia
-Kompor Spiritus
-Kaki Tiga
-Pengaduk
-Spatula
-Asbes/Kawat Kassa
-Kaca arloji
Langkah-Langkah Praktikum :
1.Kapur barus yang telah
dilumatkan diletakan ke dalam 3
gelas kimia yang
berbeda.Tempatkan gelas kimia
diatas kaki tiga yang diatasnya
terdapat asbes/kawat kasa.
2.Campurkan kapur barus yang
sudah dilumatkan dengan kurang
lebih lima sendok spatula
tanah/pasir,lalu aduk hingga
tercampur rata
3.Letakan es batu di atas kaca
arloji,lalu letakan diatas gelas
kimia yang berisi kapur barus tadi.
4.Tempatkan kompor spiritus
dibawah gelas kimia,lalu hidupkan
kompor tersebut.
5.Tunggu proses pemanasan
beberapa saat (kurang lebih 15 –
20 menit) 23
Hasil :
1.Gelas 1(kapur berwarna orange)
Terjadi penguapan hanya pada
kapur barusnya,sehingga
berbentuk kristal.Yang tersisa
pada gelas kimia hanya tanah dan
air.Air berasal dari zat-zat
tambahan pada kapur
barus.Kapur barus tadi telah
mengkristal pada dinding gelas
kimia bagian atas.
Langkah kerja:
1.Tuangkan 3 sendok garam
kedalam air,aduk sampai larut
2.Tuangkan air garam ke
panci,aduk lalu tunggu sampai
mendidih.
3.Masak garam yang telah
dilarutkan tersebut sela beberapa 24
menit hingga mengalami proses
pengkristalan
Prinsip kerja
Prinsip kerja dari destilasi yaitu
dimana pada proses pemanasan
disaat memiliki titik didih yang
terendah akan menguap kemudian
masuk kedalam kondesor, dimana
kondesor ini berfungsi sebagai
proses pendinginan atau yang
sering disebut dengan kondensasi
kemudian diubah menjadi molekul
molekul air, setelah menjadi
molekul molekul air akan keluar
dan masuk ke wadah penampung
(Erlenmeyer). Berakhir nya
destilasi ditandai dengan tidak
adanya tetesan tetesan air yang
mengalir masuk kedalam wadah
penampung (Erlenmeyer)
VII.PEMBAHASAN
3. Dari percobaan tersebut, mana yang disebut sebagai filtrat, dan mana yang disebut 27
sebagai residu?
Jawab : air di sebut filtrate dan ampas (pasir) disebut residu
9.Jelaskan kelebihan dan kekurangan metode pemisahan dengan prinsip maserasi, perkolasi,
soxhletasi, dan reflux!
jawab:
Kelebihan meseresi:
1. Alat yang dibutuhkan sederhana,hanya dibutuhkan bejana perendam
2.tanpa pemanasan
3.prosesnya relatif hemat penyaji
30
4.biaya operasional relatif rendah
Kekurangan meserasi:
1.proses penyaringan tidak sempurna,karena zat aktifnya hanya mampu tereaksi sebesar
50% saja
2.prosesnya lama butuh waktu beberapa hari
3.penyarianya kurang sempurna dapat terjadi kejenuhan cairan penyari sehingga
kandungan kimia yang tersaring terbatas)
Kekurangan meserasi:
1.proses penyaringan tidak sempurna,karena zat aktifnya hanya mampu tereaksi sebesar
50% saja
2.prosesnya lama butuh waktu beberapa hari
3.penyarianya kurang sempurna dapat terjadi kejenuhan cairan penyari sehingga
kandungan kimia yang tersaring terbatas)
Kelebihan metode soxhlet: cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara
langsung di peroleh hasil yang lebih pekat, serbuk simplisia di dari oleh penyari yang
murni sehingga dapat menyari zat aktif lebih banyak, penyaringan dapat di teruskan
sesuai dengan keperluan tanpa menambah volume cairan penyari
VIII. KESIMPULAN
Dibawah ini merupakan dari kesimpulan dari pengamatan yang dilakukan :
Pada pengamatan pertama terdapat Campuran Homogen yaitu zat yang terjadi atas dua zat
atau lebih dengan partikel-partikel penyusun yang sulit atau tidak bisa dibedakan lagi antara
zat penyusunnya yaitu the dan air. Sedangkan pada pengamatan kedua terdapat Campuran
Heterogen yaitu suatu zat/materi yang terjadi atas dua macam zat atau lebih dengan partikel-
partikel penyusunnya masih dapat dibedakan satu dengan lainnya,zat penyusunnya yaitu air
dan pasir. Hasil pemisahan disebut filtrat dan sisa sisa padatan di sebut residu.
Pada pengamatan keempat dilakukan dengan Dekantasi yaitu, cara pemisahan larutan dan
padatan paling sederhana dengan menggunakan campuran perlahan-lahan,sehingga endapan
tertinggal di bagian bawah bejana.Pada pengamatan kelima dilakukan pemisahan dengan
Ekstrasi dengan menggunakan corong pisah yang berfungsi untuk memisahkan 2 komponen
atau larutan yang berbeda berat jenisnya. Pada pengamatan yang keenam dilakukan dengan
Pemisahan dengan Sublimasi,yaitu penguapan suatu zat.Pada pengamatan yang ketujuh
dilakukan dengan Pemisahan dengan Kristalisasi yaitu dengan menguapkan pelarutnya.Dan
pada Pengupan yang kedelapan dilakukan dengan Pemisahan dengan Distilasi,yaitu metode
ekstraksi sederhana yang digunakan untuk mementingkan suatu zat dengan perbedaan titik
didih yang tertentu sehingga menghasilkan zat dengan tingkat kemurnian yang tinggi.
Evaluasi
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC15590.pdf
http://eprints.walisongo.ac.id/980/1/083711021_Bab2.pdf
https://youtu.be/uIEOBogw6-I
https://youtu.be/Gnu0diAL1Kw
https://youtu.be/SMofHhlBW5c
https://youtu.be/q_uFXhIjyRI
https://www.youtube.com/watch?v=kg0ZWnSBYqk
https://youtu.be/c2dBmiMp2Nk
https://youtu.be/5BS804vknnk
https://youtu.be/LWpSTF9imXo
https://youtu.be/j5ocPtLzq-Y
33