Anda di halaman 1dari 30

Tugas Kelompok

Presentasi dan Makalah


FA1103 – Pengantar Farmasi
TUJUAN

• Mempelajari prinsip dan teori dasar obat


• Mempelajari dan memahami informasi obat
Tugas
• Topik 1 : Mekanisme Kerja Obat
• Topik 2 : ADME
• Topik 3 : Interaksi Obat
• Topik 4 : Suplemen & Vitamin
• Topik 5 : Levodopa/Carbidopa (Systemic)
• Topik 6 : Dextromethorphan (Systemic)
• Topik 7 : Acyclovir (Systemic)
• Topik 8 : Amlodipine (Systemic)
• Topik 9 : Rifampin (Systemic)
• Topik 10 : Metformin (Systemic)
Materi Kelompok 5-10 Output
• Introductory Information • Slide presentasi dan
• Uses makalah. Makalah
• Dosage and Administration dikumpulkan dalam waktu 1
• Special populations minggu setelah presentasi
• Contraindications
• Warning/Precautions
• Common Adverse Effects Waktu presentasi
• Interactions • Sesi presentasi @20 menit +
• Absorption, Distribution, 10 menit diskusi. Total waktu
Metabolism, Elimination
presentasi @30 menit. Satu
• Storage pertemuan terdapat 3
• Advice to Patients kelompok presenter.
PERNIAGAAN FARMASI
FA1103 – YASINDA OKTARIZA
• Perdagangan obat terus bertumbuh dengan signifikan setiap
tahunnya.
• Persaingan dan perdagangan farmasi dunia dimulai dari
bermunculannya obat-obat baru yang dibuat oleh produsen
farmasi berbasis riset, terutama di Amerika Serikat dan Eropa
Barat.
PERNIAGAAN
FARMASI

PERDAGANGAN

PEMASARAN Aspek Keilmuan


(science) dan aspek
PEMASARAN FARMASI
Safety, keuntungan
Efficacy, dan PRODUK &
LAYANAN
Quality
Pemasaran Farmasi

• Mempersyaratkan ketentuan yang lebih ketat yang dipandang


sebagai hal yang lebih penting dibandingkan dengan pencapaian
target penjualan (yang seharusnya menjadi nomor satu untuk
komoditas lain).
Syarat Pemasaran
Product
Farmasi

Time Quantity

5-Right

Price Place
1. The Right Product

• Produk farmasi harus memenuhi standar kualitas, keamanan,


dan efikasi.
• Perlu kolaborasi antara pihak R&D (Research and Development)
dengan para periset pemasaran → riset komprehensif mengenai
segmentasi pasar, market size, pesaing, harga pasaran
2. The Right Quantity

• Terkait dengan dosis pemakaian yang harus ditaati oleh siapapun


termasuk dokter, ahli farmasi, dan masyarakat (pasien).
• Overdosis vs. Subdosis
• Dalam hubungannya dengan pemasaran, karakteristik kuantitas
produk farmasi berkaitan dengan kemasan.
3. The Right Place

• Pemasaran obat harus sesuai dengan peraturan per-UU.


• Obat hanya dapat diperoleh di pelayanan kesehatan seperti
apotek, RS, took obat berizin.
• Tempat tidak sesuai → penyimpanan tidak benar → kerusakan
obat → keselamatan jiwa pasien terancam
4. The Right Price
• Masyarakat membeli obat bukan
sebagai barang yang dikehendaki Vs.
“terpaksa” karena ada yang tidak
beres dengan kondisi tubuhnya.
• Determinan pembentuk harga:
kompetisi harga antar produsen,
biaya riset & pengembangan,
situasi pasar, dll
5. The Right Time

• Obat harus tersedia tepat pada saat diperlukan.


• Keterlambatan dalam waktu pemakaiannya bias merugikan
pasien.
Potret Bisnis di Dunia Farmasi
Makanan & Minuman

Kosmetik

Ekstrak Herbal

Obat Bahan Alam

Agrofarmasi
Potret Bisnis di Dunia Farmasi
Obat Hewan

Alat Kesehatan
Jasa Kesehatan

Apotek/ Toko Obat berizin


Industri Farmasi
Rencana Induk
Pembangunan
Industri
Nasional (RIPIN)
2015-2030
KEMENPERIN
Jenis industri
dalam tahapan
pembangunan
industri prioritas.
KOSMETIKA

Bahan atau Sediaan

digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,


rambut, kuku, dan organ genital bagian luar) atau gigi
dan mukosa mulut

membersihkan mewangikan, mengubah penampilan,


dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik.
Kriteria Kosmetika yang dapat diedarkan di Indonesia

Penandaan
Keamanan

Mutu

Kemanfaatan
Statistik Produk Yang Mendapat
Persetujuan Izin Edar dari
Badan POM RI
POTRET BISNIS KOSMETIK
• Industri Kosmetika adalah industri yang
memproduksi kosmetika yang telah
memiliki izin usaha industri atau tanda
daftar industri sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Pertumbuhan industri kosmetik nasional
tahun 2018 mencapai 20% atau 4x lipat
dari tahun 2017.
Izin Produksi Kosmetika

• Industri Kosmetika harus memiliki Izin Produksi  Dirjen


Kefarmasian & Alkes
• Izin Produksi berlaku selama 5 tahun
• Izin Produksi dibedakan ke dalam 2 Golongan :
• Gol A boleh membuat semua bentuk & jenis Kosmetik
• Gol B membuat bentuk & jenis Kosmetik dengan teknologi
sederhana ditetapkan Kepala BPOM
• Wajib CPKB  ditetapkan Menteri  Ka BPOM
PERSYARATAN INDUSTRI PERSYARATAN INDUSTRI
KOSMETIKA GOLONGAN A KOSMETIKA GOLONGAN A

• Memiliki apoteker sbg • Memiliki sekurang- kurangnya Tenaga Teknis


penanggung jawab Kefarmasian sebagai penanggung jawab
• Memiliki fasilitas produksi • Memiliki fasilitas produksi dengan teknologi
sesuai dg produk yg akan sederhana sesuai produk yang akan dibuat
dibuat
• Dilarang memproduksi kosmetika sediaan bayi,
• Memproduksi semua bentuk mengandung bahan antiseptik, anti ketombe,
& jenis sediaan pencerah kulit dan tabir surya
• Memiliki fasilitas • Bentuk dan jenis sediaan kosmetika dengan
laboratorium teknologi sederhana
• Wajib menerapkan CPKB • Menerapkan higiene sanitasi dan dokumentasi
BENTUK DAN JENIS SEDIAAN YANG DAPAT
DIPRODUKSI INDUSTRI KOSMETIK GOLONGAN B
Sistem Pengawasan Kosmetika Cosmetic POST MARKET
CONTROL
Sistem notifikasi kosmetik → 1
Januari 2011 sebagai ketentuan
harmonisasi ASEAN → jumlah
kosmetik yang beredar di pasaran
bertambah
Simplifikasi proses registrasi
pengawasan mutu produk lebih
ditekankan dilakukan setelah
produk beredar.
Dalam mekanisme ini tanggung
jawab pemohon notifikasi menjadi
lebih besar untuk menjamin
keamanan, manfaat dan mutu
kosmetik yang diedarkan.
Sertifikasi Halal (4 tahun)
UU No 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal
17 Oktober 2014

• Pasal 4 • Pasal 67 ayat 1


Produk adalah barang
dan/atau jasa yang terkait
Produk yang masuk, Kewajiban bersertifikat halal bagi dengan makanan,
beredar, dan Produk yang beredar dan minuman, obat,
diperdagangkan di diperdagangkan di wilayah kosmetik, produk
wilayah Indonesia wajib Indonesia sebagaimana dimaksud kimiawi, produk biologi,
bersertifikat halal. dalam Pasal 4 mulai berlaku 5 produk rekayasa genetik,
(lima) tahun terhitung sejak serta barang gunaan yang
Undang-Undang ini dipakai, digunakan, atau
diundangkan. dimanfaatkan oleh
masyarakat.
TUJUAN:
Melindungi masyarakat dari penggunaan produk farma-kosm
yang TMS keamanan, mutu & manfaat.
Produk farma-kosm ada yang bersumber, mengandung atau
berasal dari bahan tertentu yang secara syariah mengandung
unsur bahan tidak halal & tidak lazim digunakan oleh
masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, seperti
bangkai, darah, babi, dan/atau hewan yang disembelih tidak
sesuai dengan syariat.
meningkatkan nilai tambah bagi Pelaku Usaha untuk
memproduksi dan menjual Produk Halal.

Anda mungkin juga menyukai