FAKULTAS MATEMATIKA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2021 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan melakukan analisis pendahuluan untuk analisis kualitatif pada tingkat makro.Selain itu,uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui unsur dalam suatu sampel yang dapat memeberikan petunjuk-petunjuk yang sangat penting yang akan memudahkan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
1.2 Landasan Teori
Kimia Analitik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari dasar-dasar analisis kimia. Kimia analitik telah berkembang sangat lama, sesuai perkembanagn keilmuan IPA itu sendiri. Mengetahui komposisi bahan kimia baik dalam jenis maupun jumlah adalah kerja sehari-hari ahli kimia yang bergerak dalam bidang kimia analitik. Secara garis besar kimia analitik dapat digolongkan menjadi dua ketegori besar yaitu analisis secara kualitatif dan analisis secara kuantitatif. Analisis secara kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya (Anomim, 2007). Analisis kualitatif dibagi menjadi 4 langkah yaitu : pemeriksaan pendahuluan , pemeriksaan golongan , pemeriksaan anion dan pemeriksaan kation. Pemeriksaan pendahuluan merupakan langkah penting. Pemeriksaan pendahuluan meliputi pengamatan fisik secara organoleptik, pengamatan bentuk dan warna pada pemanasan, uji kelarutan dan warna nyala. Pengamatan secara organoleptik merupakan langkah awal dalam pemeriksaan pendahuluan yang meliputi: 1) Bentuk dan warna zat Diamati apakah zat yang akan diselidiki berada dalam bentuk larutan atau zat padat. Masing-masing ion dalam larutan akan memberikan warna yang khas. 2) Bau zat Mengenai bau , jangan sekali-kali mendekatkan muka (hidung) pada zat tersebut , tetapi dikipas-kipaskan ke hidung. 3) Sifat higroskopis atau tidak Ada beberapa zat yang mempunyai sifat mudah menyerap uap air Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering diterapkan untuk analisis zat-zat padat, sedangkat reaksi kering digunakan untuk analisis zat-zat dalam larutan. Uji warna, bau, serta bentuk/wujud sampel sebagai berikut : • Merah : Pb3O4, HgI2, K3[Fe(CN)6] • Merah Jingga : Dikromat • Merah Jambu : Garam-garam dari mangan dan kobalt yang berhidrat • Kuning : K4[Fe(CN)6].3H2O, FeCl3 dan Kromat • Hijau : Garam-garam besi(II), garam-garam nikel dan CuCl2 • Biru : Garam-garam kobal anhidrat, garam-garam tembaga(II) behidrat • Cokelat : Fe3O4 • Hitam : MnO2 Setelah tahap pemeriksaan secara organoleptik, maka tahap selanjutnya adalah uji kelarutan. Pemeriksaan kelarutan bertujuan untuk memeriksa apakah zat tersebut larut dalam air atau tidak dimana jika diketahui kelarutannya maka bisa dihilangkan kemungkinan-kemungkinan lain. Misalnya, jika suatu zat sukar larut maka sudah pasti : 1. Zat tersebut bukan garam-garam dari unsur Na, K, atau NH4 2. Zat tersebut bukan garam-garam dari persenyawaan Nitrat. kecuali Sb, Bi, Stano, dan Merkuro dimana Unsur tesebut sebagian terhidrolisis oleh air 3. Zat tersebut merupakan Logam atau Oksida Logam KECUALI oksida dari Na, K, Ba, Sr, dan Ca Dalam analisis pendahuluan klasik meliputi pula uji mutu boraks , uji nyala, dan uji reaksi dengan asam sulfat encer dan pekat. Pengamatan pada uji mutu boraks dilakukan dengan mengamati pembentukan warna tertentu suatu senyawa yang melekat pada manik yang dipanaskan. Beberapa logam membentuk warna yang khas pada manik yang dipanaskan pada nyala. Uji nyala dapat mengamati warna nyala senyawa yang dipanaskan dengan pembakar Bunsen. Beberapa logam memberikan warna spektrum yang khas apabila dikenakan pada nyala Bunsen. Natrium memberikan nyala kuning keemasan, kalium memberikan nyala lembayung, borat memberikan nyala hijau dan sebagainya.