Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

PERCOBAAN KE-IV
REAKSI IDENTIFIKASI ANION

NURUL IHKSANI
200205052
DOSEN: Apt.Dewi Gulyla Hari,M.Farm

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Mengidentifikasi anion dalam larutan dengan menggunakan metode kualitatif.

1.2 Landasan Teori


Ilmu kimia analitik adalah ilmu yang mendasari pemisahanpemisahan dari analisa
suatu bahan. Analisa bertujuan untuk menentukan susunan bahan baik secara kuantitatif,
kualitatif maupun struktur. Susunan kualitatif merupakan komponen-komponen bahan
yang menyatakan berapa banyak penyusun setiap komponen tersebut (Sarjono, 1988).
Dalam kimia analisis kualitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation atau
anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi tersebut
yaitu pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk beberapa jenis kation atau anion.
Sedangkan, pereaksi spesifik adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu satu jenis
kation atau anion (Rifai, 1994).
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk
mendeteksi kation. Sampai saat ini, belum pernah ditemukan ataupun dikemukakan suatu
skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang
umum ke dalam golongan utama, dan masing-masing golongan menjadi anggota
golongan tersebut yang berdiri sendiri (Svehla, 1985).
Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang
diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam dibagi ke dalam sub kelas:
1. Gas-gas yang dilepaskan dengan asam klorida atau asam sulfat encer;
2. Gas atau uap yang dilepaskan dengan asam klorida encer;
Sedangkan, proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan dibagi dua
sebagai berikut:
1. Reaksi pengendapan;
2. Oksidasi-reduksi larutan.
Penentuan anion tidak harus dilarutkan terlebih dahulu ke dalam air atau asam
klorida. Perlakuan anion berlaku untuk dua bagian. Untuk penentuan ini CO3- dan
HCO3- dan untuk penentuan anionanion yang lain (Schank, 1990).
Ion sulfat yang bersifat larut yang merupakan bentuk oksidasi utama sulfur adalah
salah satu anion utama di perairan yang menempati urutan kedua setelah bikarbonat
(Rizkiyah, 2013).
Untuk penentuan anion-anion yang lain, bahan atau sampel diberi larutan Na2CO3
lalu dimasak. Bila terjadi endapan, campuran ini digunakan lalu disaring dan dicuci filtrat
yang digunakan. Untuk setiap anion diambil sebagian dari cairan tersebut dan dilakukan
reaksi-reaksi yang membedakan antara dicuci atau tidak (Schank, 1990). Anion juga pada
dasarnya adalah penyerap sisa garam fosfat (Hidayati dkk, 2012).
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik, anion diklasifikasikan ke dalam beberapa
golongan. Reagen golongan yang dipakai pada umumnya AgNO3, Ba(NO3)2, dan
HNO4. Prinsipnya adalah terbentuknya endapan atau tidak (Harjadi, 1986).
Untuk penentuan CO3- dan HCO3- bahan ditambahkan HCl encer dan jikalau perlu
disertai dengan proses pemanasan. Akan terjadi penguraian H2CO3 karena pemanasan
tersebut lalu dihasilkan gas CO2. Selanjutnya, pengujian CO2 itu mudah. Keseluruhan
pengujian ini spesifik untuk ion CO3- dan HCO3- tetapi tidak menetapkan apa yang
benar terjadi dan apa yang ada (Anwar, 1981).
Cara lain yang digunakan untuk analisa campuran adalah dengan mengunakan reaksi-
reaksi selektif. Tujuan pokoknya adalah memisahkan segolongan kation dari yang lain.
Misalnya bila suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sisanya tetap
larut, maka setelah endapan disaring, terdapatlah dua kelompok campuran yang isinya
masing-masing terpisah satu sama sebelumnya. Dengan cara tersebut, akhirnya kation
dapat terpisah satu sama lain.
Reaksi-reaksi di sini menyebabkan terjadinya zat-zat satu yang berbeda dari semula
dan dikenali perbedaan sifatnya (Harjadi, 1990). Sehingga, pada umumnya anion
digolongkan menjadi :
1. Anion grup 1 (Volatile) Pereaksi : H2SO4 Member : CO3 2- , S2- , SO3 2- ,dll.
(Schank, 1990).
2. Anion grup 2 (Barium) Pereaksi : Ba(NO3)2 dan Ca(NO3)2 Member : SO4 2- , CrO4
2- , PO4, dll. (Schank, 1990).
3. Anion grup 3 (Silver) Pereaksi : AgNO3 suasana asam Member : I- , SCN- , Br- ,dll.
(Schank, 1990).
4. Anion grup 4 (Soluble) Pereaksi : tidak ada pereaksi khusus Member : NO3 - dan
C2H3O2 - (Schank, 1990).
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. 1981. Kimia Dasar II. Bogor: Kimia IPB Press.


Hidayati, dkk. 2012. Pengaruh Penambahan H3PO4 dan Resin Kation-Anion
terhadap Persen Total Gliserol Hasil Samping Pembuatan Biodiesel. Jurnal
Teknik Kimia Vol. 14. No. 6.
Rifai, H. 1994. Kimia Dasar. Jakarta: Gramedia.
Rizkiyah, I. 2013. Identifikasi Kandungan Mineral Sulfat, Klorida, Magnesium
dan Kalsium dalam Air Panas Pada Objek Wisata Pemandian Air Panas Gua
Tegal. Jurnal Penelitian IAIN Walisongo.
Sarjono, K. 1988. Analisis Farmasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Schank, G. H. 1990. Qualitatif Analyis dan Ionic Equilibrium 2nd Edition.
Boston: Mujhan Company.
Svehla, G. 1985. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Bagian I Edisi V. Jakarta: PT. Kalma Media Pustaka.
Underwood, A. 1993. Analisis Kimia Kualitatis Edisi IV. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai