UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 FAX 0451-422844 PALU
ANALISIS KATION
LAPORAN
DISUSUN OLEH :
PALU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Senyawa-senyawa di alam dapat mengalami suatu proses kimia seperti proses
ionisasi sehingga senyawa-senyawa di alam dapat mengalami ionisasi menjadi
kation. Suatu jenis kation sangat sulit dibedakan secara langsung tanpa suatu
proses analisis.Secara garis besarnya analisis suatu senyawa kimia dapat
dibedakan atas dua macam, yaitu analisis “kualitatif" dan analisis “kuantitatif”
langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimisi komponen-
komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis
kualitati" sedangkan langkah estimasinya adalah analisis kualitatif". Analisis
kualitati" berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu saat tertentu yang
terkandung dalam satu sampel. Berdasarkan hal tersebut maka percobaan
dilakukan indentfiikasi kation dan anion ini. (G. Svehla : 1985).
Bagaimana teknik analisis kation dan rekasi khas yang yang di tunjukkan oleh
kation dari berbagai golongan ?
1.3. Tujuan percobaan
Untuk mengetahui bagaimana teknik analisis kation dan rekasi khas yang yang
di tunjukkan oleh kation dari berbagai golongan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu
jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka
akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya
terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G.
Svehla : 1985).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk
golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah AgNO 3
yang hasilnya adalah endapan coklat merah bata (Ismail Besari : 1982).
Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang terutama
dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang
digunakan, yang paling dikenal adalah kalium permanganat (KMnO 4) dan
kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida (Ismail Besari : 1982).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel.
Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu
zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood : 1993).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4 atom
oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun
demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion
dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO 4
yang diasamkan (Ismail Besari : 1982).
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk
mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema
yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion
yang umum ke dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan
menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-
anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya.
Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh dianggap
berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini.
Skema identifikasi anion bukanlah skema yang kaku, karena satu anion
termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (G. Svehla : 1985).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah
untuk zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji ynag berguna dapat
dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk
untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji
spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat
dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya
endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas
reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G. Svehla : 1985).
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas
identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat
dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif
adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel
atau contoh (Underwood,1986).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti
prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah
dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut
yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-golongan diendapakan satu
persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar
dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok
atau dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan.
Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation
itu terhadap beberapa reagensia (Cokrosarjiwanto,1977).
1. Golongan I
Kation golongan I : Timbal (II), Merekurium (I), dan Perak (I)
Bromida dan iodida juga tidak larut. Sedangkan pengendapan timbal halida
tidak sempurna dan endapan itu mudah sekali larut dalam air panas. Sulfida
tidak larut, asetat-asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat bisa
mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan
diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen, Tetapi pada
reagensia berlebih, ia dapat bergerak dengan bermacam-macam cara dimana
ada perbedaan dalam sifat-sifat zat ini terhadap ammonia. ( Mulyono HAM,
2005).
2. Golongan II
Kation golongan II : Merkuri (II), timbal (II), bismuth (III), tembaga (II),
kadmium (II), arsen (III) dan (V), stibium (III), dan timah (II)
sub. Golongan tembaga tidak larut dalam reagensia ini. Sulfida dari sub.
Golongan arsenik melarut dengan membentuk garam tio. ( Mulyono HAM,
2005).
3. Golongan III
Kation golongan III : Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr3+, Cr6+, Ni2+, Cu2+, Mn2+,
dan Mn7+, Zn2+.
4. Golongan IV
5. Golongan V
Reagensia golongan : tidak ada reagen yang umum untuk ketiga golongan V
ini.
Reaksi-reaksi khusus dan uji nyala dapat dipakai untuk mengidentifikasi ion-
ion dan kation golongan ini.
3.2.1 Bahan
a. PbNO3 l. K4[Fe(CN)6]
a. NaOH m. FeCl3
b. K2CrO4 n. Garam aluminium
c. HgNO3 o. Garam Mangan
d. HCl p. ZnSO4
e. NH4OH q. CaCl2
f. AgNO3 r. H2SO4
g. KI s. BaCl2
h. CuSO4 t. MgCl2
i. H2S u. NH4Cl
j. KCl
a) Golongan I
Tidak diujikan
b) Golongan II
Tidak diujikan
c) Golongan III
d) Golongan IV
e) Golongan sisa
Pada pengujian kation golongan I kami tidak melakukan pengujian. Hal ini
dikarenakan bahan yang akan diuji tidak tersedia di laboratorium.
Pengujian kation golongan II tidak kami lakukan. Hal ini dikarenakan larutan
yang akan digunakan tidak tersedia pada laboratorium.
Pada golongan III yang menggunakan indikator Fe3+ dalam senyawa FeCl3
yang direaksikan dengan NaOH yang akan menghasilkan endapan coklat.
Dalam pengujian ini endapan yang dihasilkan larut dalam senyawa asam. Pada
indikator Zn2+ dalam senyawa ZnSO4 yang berwarna bening setelah
ditambahkan dengan NaOH menghasilkan perubahan warna menjadi putih
susu.
Pada pengujian kation golongan IV digunakan dua indikator yaitu Ca2+ dan
Ba2+. Ca2+ pada larutan CaCl2 yang direaksikan dengan H2SO4 akan
menimbulkan endapan putih. sedangkan Ba2+ dalam larutan BaCl2 ditambahkan
dengan K2CrO4 akan menghasilkan endapan berwarna kuning. Dari hasil
praktikum yang kami lakukan dihasilkan endapan yang sesuai dengan literatur.
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
melakukan analisis kualitatif untuk mengidentifikasi keberadaan kation dan
anion di dalam suatu sampel digunakan uji spesifik. Dengan penambahan
reagen tertentu pada larutan yang di uji, dapat di amati ciri berupa endapan dan
perubahan warna dari masing-masing larutan yang menunjukan ada tidaknya
kation dalam larutan sampel.
5.2. Saran
Adapun saran yang saya ajukan setelah melakukan praktikum ini yaitu
sebaiknya dalam uji kation dan anion ini larutan yang akan dijadikan sampel
sebaiknya dilakukan penambahan, guna dapat menambah pengetahuan
mengenai larutan sampel yang terjadi perubahan saat dilakukan pengujiannya.
Selain itu disarankan kepada para praktikan agar lebi teliti dalam melakukan
pengamatn sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan literature.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA