Anda di halaman 1dari 20

REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa-senyawa di alam dapat mengalami suatu proses kimia
seperti proses ionisasi sehingga senyawa-senyawa di alam dapat
mengalami ionisasi menjadi kation.Suatu jenis kation sangat sulit
dibedakan secara langsung tanpa suatu proses analisis.Secara garis
besarnya analisis suatu senyawa kimia dapat dibedakan atas dua
macam , yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimisi
komponen-komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal
sebagai analisis kualitatif sedangkan langkah estimasinya adalah
analisis kualitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan penetapan
berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam satu
sampel. Berdasarkan hal tersebut maka percobaan dilakukan
identifikasi kation dan anion ini. Analisis kuantitatif biasanya
digunakan dalam identifikasi kation dan anion dengan melakukan uji
spesifik.
Identifikasi kation banyak dilakukan terutama terhadap sampel
yang berupa bahan garam yang mengandung banyak logam-logam,
misalnya pasir besi danlain-lain. Dengan uji ini, bahan-bahan galian
tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan waktu yang
terlalu lama.
Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik
kation maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-
peraksi tertentu. Setiap ion akan memberikan hasil reaksi tertentu
yang dapat membedakan dengan ion-ion yang lain.
Dengan adanya pemisahan suatu unsur berguna untuk
memisahkan bahan galian yang tercampur. Selain itu juga dapat
digunakan untuk kasus-kasus keracunan logam berat seperti Hg dan
Pb. Identifikasi anion dan kation banyak dilakukan mengungat
keduanya merupakan bagian bahan obat, bahan baku dan sediaan

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

obat. Namun keduanya dapat juga sebagai pencemar yang perlu


diketahui keberadaannya agar dapat diantisipasi bila membahayakan.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum adalah untuk mengetahui dan
memahami reaksi antara kation/anion dengan beberapa pereaksi
tertentu.
1.3 Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum sebagai berikut :
1. Mengetahui suatu reaksi yang spesifik untuk suatu jenis
kation/anion tertentu.
2. Menentukan kation/anion yang terdapat dalam suatu sampel.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang
disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau
senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel. Pada pokoknya
tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasikan
sejumlah unsur. Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan
banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Prosedur yang
biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui,
pertama kali adalah membuat sampel yang dianalisis dalam bentuk
larutan. Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji
ion-ion yang mungkin ada. Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada
saat mengidentifikasi berfbagai konsentrasi dalam suatu campuran
untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui
proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali
endapan tersebut. Kemudian dilakukan uji-uji spesifik untuk ion-ion
yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan
reagen (pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau
endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion
tertentu (Firman, 2007: 94).
Ikatan ion terbentuk oleh pemindahan satu atom yang
memberikan satu atau lebih dari elektron terluar ke atom lain yang
kehilangan elektron menjadi ion positif (kation) atom yang
mendapatkan elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan terjadi
tarikan antara ion yang berlawanan (Purwoko, 2006 : 597).
Ikatan ion terjadi akibat gaya tarik menarik antara ion positif dan
ion negatif. Atom yang mempunyai energi ionisasi rendah memberikan
ikatan ion dengan atom yang mempunyai afinitas elektron tinggi atau
antara atom-atom yang mempunyai keelektronegatifan yang tinggi.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

Jika struktur ion stabil dan muatan ion kecil mengakibatkan atom
dengan mudah membentuk suatu ion (Utami, 2009 : 332).
Anion terbentuk jika anion memperoleh satu atau lebih elektron.
Ion yang terbentuk mempunyai lebih banyak elektron daripada
protonnya, sedangkan atom yang melepaskan satu atau lebih elektron
membentuk ion yang bermuatan postif ytang disebut kation (Suyanti,
2008 : 235).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan
reaksi basah .Reaksi kering ialah sejumlah uji yang berguna dapat
dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh.
Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji
nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang
dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui
berlangsung dengan terbentuknya endapan, pembebasan gas,
perubahan warna.(G. Svehla, 1985 : 204).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara
konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan
mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat.
Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan di mana
penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok
ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan
dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan
kelompok ion tersebut. Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan
klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan
sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI). Dalam
metode analisis kualitatif ini, kita menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi
ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation. Banyak reaksi-
reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan


dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat
dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut
jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari
larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi eperti
tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut.( Hanafi
Usman,2007:112)
Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak
mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua
pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer.
Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan
kecuali pada pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku
sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunaan
sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag,
Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya
sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I)
dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar
kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedngkan kedua kation
lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi
bahan lain yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut
dikenal dengan ion sekutu dan ion asing.( Hanafi usman, 2007:113)
Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion
sekutu yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan
memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan
pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan efek yang
sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya
pembentukan kompleks yang dapat larut denga ion sekutu tersebut
(Harjadi, 1990:130).
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada
metode untuk mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan, yang


memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam
golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi anggota
golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion ke
dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya.
(Abdul karim, 2007:127)
2.2 Uraian bahan
1. Thiosetamida (Ditjen POM, 1979:722)
Nama resmi : THIOASETAMIDA
Nama lain : Thioasetamida
Rumus molekul : CH3.C15NH2
Berat molekul : 76 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk hablur putih


Kelarutan : larut dalam air dan dalam etanol 95 % P,
praktis tidak larut dalam benzene P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
2. Natrium hidroksida (Ditjen POM, 1979:421)
Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40,00 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian :Bentuk batang,butiran,massa hablur atau


kering,keras,rapuh,dan menunjukkan susunan

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

hablur,putih,mudah meleleh basah.sangat


alkalis dan korosif.segera menyerap
karbondioksida
Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air dan dalam
etanol(95%) P
Kegunaan :Sebagai pereaksi
3. Amonia (Ditjen POM, 1979 : 86)
Nama resmi : AMMONIA
Nama lain : Amonia
Rumus molekul : NH4OH
Berat molekul : 35,05 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, bau khas


menusuk kuat
Kelarutan : mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai pereaksi
4. Kalium iodida (Ditjen POM 1979 : 330 )
Nama resmi : KALII IODIDUM
Nama lain : Kalium iodide
Berat molekul : 166,00 g/mol
Rumus molekul : KI

Rumus struktur :K -I
Pemerian : Hablur heksahedral; transparan atau tidak
berwarna; opak dan putih; atau serbuk
butiran putih hidrosgopik
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah
larut dalam air mendidih, larut dalam etanol

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

(95%) P, mudah larut dalam gliserol P.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
5. Kalium sianida (Ditjen POM, 1979 : 691)
Nama Resmi : KALII CIANIDA
Nama Lain : Kalium Sianida
Rumus Molekul : KCN

Rumus struktur :K –C–N


Berat Molekul : 65,12 g/mol
Pemerian : Serbuk hablur warna putih, perlahan-lahan
terurai di udara
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai perekasi
6. Amonium tiosulfat (Ditjen POM, 1979 : 645)
Nama Resmi : DIAZANIUM SULFAT
Nama Lain : Amonium tiosulfat
Rumus molekul : NH4SCN
Berat molekul : 148,21 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : hablur, tidak


berwarna
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai pereaksi
7. Timah (II) klorida ( Ditjen POM, 2014 : 1741)
Nama Resmi : TIMAH DIKLORIDA
Nama Lain : Timah (II) Klorida
ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH
15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

Rumus Molekul : SnCl2


Berat Molekul : 189,6 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk
hablur/granul, putih, berbentuk kristal
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah kaca dan digunakan dalam 3
bulan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
2.3 Prosedur kerja (Anonim,2018: 32-36)
I. Reaksi Kation/anion
1. Kation
a. Timbal (Pb2+) ditambahkan dengan:
1. Asam klorida
2. Kalium iodide temperature kamar dan panaskan
3. Kalium kromat
4. Natrium hidrokksida sedikit
b. Merkuri (Hg2+) ditambahkan dengan:
1. Kalium iodide sedikit, kemudian berlebih
2. Kalium kromat
3. Natrium hdroksida
c. Bismuth (Bi3+) ditambahahkan dengan:
1. Air
2. Kalim iodida
3. Natrium hidroksida
d. Tembaga (Cu2+) ditambahkan dengan:
1. Kalium iodida
2. Kalium thiosianat
3. Kalium ferrosianida

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

4. Ammoniak sedikit, kemudian berlebih dan panaskan


5. Kalium ferrisianida
e. Ferro/Ferri (Fe2+/Fe3+) ditambahkan dengan:
1. Natrium hidroksida
2. Kalium tiosianat
3. Kalium sianida
4. Kalium ferrosianida
f. Aluminium (Al3+) ditambahkan dengan:
1. Ammonia sedikit kemudian berlebih
2. Natrium hidroksida sedikit kemudian berlebih
3. Kalium natrium fosfat
g. Nikel (Ni2+) ditambahkan dengan:
1. Natrium hidrokksida
2. Kaluim sianida
3. Dimetil glioksim 1 ammonia
h. Ammonium (NH4+) ditambahkan dengan:
1. Natrium hidroksida
2. Batang pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam/dibasahi
HCl pekat lalu ditempatkan di atas mulut tabung(h.1)
3. Lakmus basah di atas mulut tabung(h.1)
4. Pereaksi Nessler
Pereaksi Nessler:
10 gram KI dalam 10 mL NH 4OH pekat + larutan jenuh
HgCl2 (60 gram dalam 1 liter) terdapat endapan yang tidak
lagi + 80 mL 9 M KOH kemudian ditambahkan air hingga 200
mL. Diamkan semalam dan dikentasi K 4HgI4 atau 23 gram
HgCl2 + 10 gram KI dilarutkan dalam ammonia bebas air
(pekat) hingga volumenya 100 mL + 100 mL 6 N NaOH dan
diamkan semalam jika ada endapan didekantasi.
i. Ferri (Fe3+) ditambahkan dengan:
1. Natrium hidroksida

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

2. Kalium sianida
3. Kalium ferrosianida
4. Kalium ferrisianida
5. Kalium tiosianat
2. Anion
a. Ion karbonat (CO32-) direaksikan dengan:
1. Asam klorida
2. Barium klorida
3. Perak nitrat
b. Bikarbaonat (HCO3-) direaksikan dengan:
1. Asam klorida
2. Magnesium sulfat amati apa yang terjadi lalu dipanaskan
c. Sulfat (SO42-) direaksikan dengan:
1. Asam klorida
2. Barium klorida
3. Air kapur (Ca(OH)2)
4. Kalium bikromat
d. Thiosulfate (S2O2-) direaksikan dengan:
1. Asam klorida
2. Perak nitrat sedikit, kemudian berlebih
3. Timbal asetat
4. Ferri klorida
e. Nitirit (NO2-) direaksikan dengan:
1. Ferrosulfat jenuh + aam asetat + asam sulfat pekat dengan
hati-hati melalui dinding tabung, usahakan jangan digoyang.
2. Kalium permanganate tambahkan asam sulfat encer
f. Nitrat (NO3-) direaksikan dengan:
1. Ferrosulfat jenuh + asam sulfat encer + tambahkan asam
sulfat pekat melalui dinding tabung, usahakan jangan
digoyang
2. Asam sulfat pekat melalui dinding tabung pelan-pelan

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

3. Serbuk zink
4. Difenil amin + asam sulfat pekat melalui dinding tabung.
g. Thiosianat (CNS-) direaksikan dengan:
1. Perak nitrat
2. Tembaga sulfat sedikit, kemudian berlebih
3. Ferri klorida
h. Ferrosianida(Fe(CN)6)4- direaksikan dengan:
1. Perak nitrat
2. Ferrosulfat
3. Ferri klorida
4. Kobalt nitrat
i. Ferrisianida (Fe(CN)63- direaksikan dengan:
1. Perak nitrat
2. Ferrosulfat
3. Ferri klorida
4. Tembaga sulfat
j. Asetat (CH3COO-) direaksikan dengan:
1. Asam sulfat encer, panaskan cium baunya
2. 1 gram natrium asetat + asam sulfat pekat 3-4 tetes + 2-3 mL
3 etil alcohol panaskan cium baunya
II. Identifikasi anion/kation
1. Kation
- Siapakan 5 buah tabung reaksi
- Satu tabung reaksi di isi dengan 1 mL larutan A dan tabung
lainnya di isi dengan 1 mLlarutan B, C, D dan E.
- Masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 atau 3 tetes
pereaksi dan catat perubahan yang terjadi.(sesuai tabel
pengamatan)
2. Anion
Kerjakan seperti identifikasi kation. Gunakan larutan X, Y, Z, P, Q
dan pereaksi (sesuai tabel pengamatan).

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat praktikum
Adapun alat yang digunakan saat praktikum antara lain 6 buah
tabung reaksi, 1 buah bunsen, 6 buah pipet tetes, 1 buah sendok
logam, 1 buah gegep.
3.2 Bahan praktikum
Adapun bahan yang digunakan saat praktikum antara lain sampel
(Kak Maryam), tiocetamid, NaOH 2 N, NH4OH 2 N, KI, KCN, SnCl2,
KSCN/NH4SCN.
3.3 Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
2. Beri masing-masing label kode pereaksi pada setiap tabung
reaksi 1-6
3. Masukkan sampel secukupnya ke dalam 6 tabung reaksi
4. Untuk tabung reaksi pertama masukkan HCl, kemudian sampel
menjadi larut yang menandakan sampel termasuk kation
golongan II
5. Selanjutnya tabung reaksi 1 di tambahkan tiocetamid untuk di
ketahui bahwa sampel termasuk anion atau kation. Setelah di
tambabahkan tiocetamid dan di panaskan, sampel tidak larut
berarti sampel termasuk ke dalam kation golongan II
6. Lalu, tabung reaksi 2 di tambhakn reaksi NaOH berlebih dan
lihat perubahan yang terjadi
7. Tabung reaksi selanjutnya di tambahkan NH 4OH berlebih dan
lihat perubahan yang terjadi
8. Kemudian tabung reaksi selanjutnya di tambahkan KI berlebih
dan lihat perubahan yang terjadi
9. Tabung reaksi selanjutnya di tambahkan KCN berlebih berlebih
dan lihat perubahan yang terjadi

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

10. Tabung reaksi selanjutnya di tambahkan SnCl 2 dan lihat


perubahan yang terjadi
11. Tabung reaksi selanjutnya di tambahkan NH 4SCN dan lihat
perubahan yang terjadi
12. Setelah itu lihatlah perubahannya sampel termasuk unsur apa
di sesuaikan dengan perubahan warna yang terjadi pada saat
di tambahkan masing-masing pereaksi

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 4 HASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Hasil
No Pereaksi Bi3- Cd2- Cu2+ Hg2-
1. Tiaocetamid Hitam
+berlebih
2. NaOH 2N Putih Putih
+berlebih Tetap Tetap
3. NH4OH 2N Biru Muda
+berlebih Larut
4. KI + berlebih Coklat Tua
Tetap
5. KCN Kuning Putih
+berlebih Larut
6. SnCl2 - - -
7. KSCN/NH4SCN - - -
4.2 Pembahasan
Reaksi identifikasi adalah suatu reaksi kimia yang dimaksud
untuk mengetahui keberadaan suatu zat (ion/gugus) dalam suatu
sampel tertentu. Dalam praktikum ini, sampel yang saya dapatkan
(Kak Maryam) merupakan golongan II, unsur Cu 2+, dan merupakan
kation.
Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang
digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu tidak begitu banyak
dilakukan. Namun yang banyak dilakukan adalah identifikasi anion
atau ion yang merupakan bagian bahan obat, bahan baku, bahan
bantu, dan sediaan obat atau analisis anion/kation ini jika berada
sebagai pencemar. Unsur-unsur yang penting dalam bidang farmasi
diantaranya zat arang, zat asam, belerang, dan besi. Identifikasi
sampel untuk anion/kation, penting untuk dilakukan. Misalnya untuk
mendeteksi logam berat yang mungkin membahayakan tubuh.
Adapun reaksi identifikasi adalah cara untuk mengenal (menunjukkan)
ion-ion, baik kation maupun anion dalam larutan dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi terbatas.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

Anion adalah ion yang bersifat negatif yaitu yang menangkap


elektron sedangkan kation adalah ion yang bersifat positif yang
melepaskan electron dan mengikat proton.
Dalam praktikum ini, adapun hasil perubahan warna yang
didapatkan tidak sesuai dengan ketentuan, hal itu di sebabkan karena
beberapa faktor kesalahan di antaranya adalah jumlah sampel yang
dilarutkan terlalu berlebih, dan pada saat di beri pereaksi bisa saja
tetesannya tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.
Adapun alasan penambahan bahan seperti asam klorida (HCl),
tiocetamid, natrium hidroksida, kalium iodide, ammonia, kalium
sianida, timah(II) klorida karena memiliki kecendrungan untuk
melarutkan unsur-unsur, sehingga dalam hal ini kita mudah untuk
menentukan golongan dan unsur dari sampel saat pereaksi beraksi
dengan sampel dan terjadi perubahan warna.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat di tarik kesimpulan bahwa sampel yang
berlabel (Kak Maryam) merupakan kation golongan II dan unsurnya
adalah Cu2+.
5.2 Saran
Sebaiknya alat dan bahan yang akan di gunakan di siapkan dengan
baik dan untuk asisten agar selalu mendampingi praktikan selama
praktikum berlangsung agar tidak terjadi kesalahan.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar : Universitas


Muslim Indonesia.
Ditjen, POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ke-III. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Ditjen, POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi Ke-V. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Firman, Harry, 2007, Penelitian Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan
FMIPA UPI, Bandung.

Harjadi, W. 1990, Ilmu Kimia AnalitikDasar. Jakarta : PT Gramedia.

Karim, abdul. 2007.Ilmu kimia (2). Jakarta : PT Dumas Sari Warna.

Purwoko, Agus, A, 2006, Kimia Dasar 1, Mataram : Universiti Press.

Suyanti, Etal, 2008, Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

Svehla, G. 1985, “ VOGEL : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif


Makro dan Semimikro “. Jakarta : PT. Kalma Media Pustaka.

Usman, hanafi ( coordinator ). 2007. Kimia dasar 1. Makassar :


Universitas Hasanuddin.

Utami, Budi dan Nugroho Agung, 2009, Kimia Dasar Universitas. Jakarta :
Erlangga.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

LAMPIRAN
a. Gambar

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175
REAKSI IDENTIFIKASI

b. Skema kerja

Sampel

HCl

Terbentuk endapan larut

Kation Gol. I + teocetamid, + di panaskan

Terbentuk endaapan larut

Kation Gol. II Anion Gol. I

Tambahakan pereaksi :

1. NaOH 2 N berlebih
2. NH4OH 2 N berlebih
3. KI berlebih
4. KCN berlebih
5. SnCl2
6. KSCN/NH4SCN

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR PUTRI NURFAUZIAH


15020180175

Anda mungkin juga menyukai