Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu
penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk disalurkan
dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi mencakup
pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan (selection), aksi farmakologis,
pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan
obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup pula penyaluran dan
penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui resep (persecription) dokter
berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun melalui cara lain yang sah, misalnya
dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada pemakai (Voight, 1984).
Kimia analisis dibagi menjadi dua bidang ilmu yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis yang membahas tentang
identifikasi zat (ada tidaknya suatu unsur), sedangkan analisa kuantitatif merupakan
analisis yang membahas tentang banyaknya suatu zat yang terdapat dalam suatu
sampel. Pada analisis anion ini menggunakan analisis kualitatif (Huda, 2009).
Suatu ion dapat digolongkan menjadi anion dan kation. Anion merupakan atom
non logam yang bermuatan negatif, sedangkan kation merupakan atom non logam
yang bermuatan positif. Dalam percobaan ini akan dibahas tentang Anion. Adanya
anion dalam suatu larutan dapat didentifikasikan dengan adanya perubahan kimia.
Cara mengidentifikasi anion tidak begitu sistematik. Analisis anion cenderung lebih
mudah dan berlangsung secara singkat sehingga dengan sangat mudah untuk
mendapatkan hasil percobaan. Analisa anion bertujuan untuk mengidentifikasikan
adanya ion dalam suatu sampel (Nugrah, 2009).
Dalam percobaan identifikasi anion dan kation, kami diharapkan dapat
melakukan reaksi spesifik terhadap anion dan kation serta dapat mengidentifikasi
dengan tepat anion dan kation yang ada dalam larutan sampel.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dilaksanakannya praktikum ini yaitu sebagai pembelajaran
anion dan kation untuk mahasiswa dan sebagai salah satu syarat laporan akhir
praktikum.

1
1.2.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan reaksi spesifik terhadap anion dan kation dengan
menggunakan reagensia yang khas untuk anion dan kation yang bersangkutan
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dengan tepat anion dan kation yang ada
dalam larutan sampel
1.3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip percobaan dari uji kation anion ini yaitu pengidentifikasian
anion dan kation berdasarkan analisis kualitatif pada larutan-larutan kimia tertentu.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Kation berasal dari kata Yunani yang berarti “turun”, dalam artian luas kation
merupakan ion dengan jumlah elektron lebih sedikit daripada proton, memberikan
muatan positif. Sedangkan anion berasal dari bahasa Yunani yang berarti “naik”,
dalam artian luas anion merupakan ion dengan jumlah elektron lebih banyak daripada
proton, menghasilkan muatan negatif (Douglass,2007).
Dalam kimia analisis dikenal suatu cara untuk menentuka ion (kation/anion)
tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah
pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu.
Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-
perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan
warna, bau dan timbulnya gas (G. Svehla, 1985).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsure atau senyawa apa yang terdapat dalam satu sampel.
Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat
tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood, 1993)
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2,3, atau 4 atom
oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun
demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan
jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO4 yang diasamkan
(Ismail Besari, 1982).
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk
mendeteksi kation. Sampai saat ini belum berubah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke
dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi anggota golongan
tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama
tergantung pada kelarutan garam pelarutnya (G. Svehla, 1985).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk
senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut
dari garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut air, sehingga apabila zat yang
akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau member endapan dengan Na2CO3

3
maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang
mengganggu tersebut.
Analisa kualitatif menggunakan 2 macam uji, reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zt padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Reaksi kering adalah sejumlah uji yang berguna dapat dilakukan dalam
keadaan kering, yakni tanpa melakukan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam
ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi, dan uji manik. Reaksi basah
adalah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui
berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan dengan
perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G.
Svehla, 1985)
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam
analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk Kristal atau koloid dan dengan
warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringn
ataupun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari
larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu,
konsentasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan
tekanan sama dengan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kulitatif, karena
semua pekerjaan dilakukan dengan wadah terbuka pada tekanan udara (Masterton,
1990)
Kation pada posisi A umumnya berupa unsur-unsur seperti Ca, Sr, Ba, Pb, Na,
Bi, atau campuran dari unsur-unsur ini, sedangkan kation pada posisi B ditempati oleh
kation dengan muatan yang tinggi seperti Ti4+, Nb5+,Ta5+,W6+,atau Mo6+. Lapisan
[Bi2,O2,]2+ terbentuk dari anion oksigen yang membentuk jaringan bujur sangkar
dengan kation Bi3+ pada bagian atas dan bawah dan dapat pula digambarkan sebagai
piramida segiempat yang saling bergantian.kation pada posisi A akan membentuk
struktur perovskit yang berkoordinasi dengan 12 atom oksigen. Sedangkan kation
kation bermuatan tinggi yang tedapat pada posisi B akan berkoordinasi dengan 6 atom
oksigen membentuk suatu octahedron BO6 (Rizall all, 2017).
Dalam diagram spesiasi kompleks,keberadaan masing masing spesies ion
kompleks dari berbagai jenis logam merupakan fungsi pH. Oleh karena itu,
keberadaan masing masing spesies ion logam dan jumlah fraksinya dalam
hubungannya dengan fungsi pH, secara mudah dapat diketahui. Hal ini sangat

4
membantu dalam mengembangkan metode pemisahan, terutama yang berhungan
dengan selektifitas pemisahan.denagn mengatur pH larutan, dapat dikondisikan bahwa
spesies ion logam tertentu berada dalam jumlah maksimal.spesies ion logam tersebut
dapat diikat dengan menggunakan atsorbed ( misalnya sulfaktan), sementara spesies
ion logam lain yang tidak dikehendaki dapat dipisahkan (Suharta all, 2010)
Keberadaan anion antar lapis dapat menyebabkan interaksi dengan kation
logam gugus hidroksi pada bidang lapis dapat beritnteraksi dengan kation logam.
Telah melakukan penukaran anion pada Co, Al, CO3. Hidrotalsik dengan anion
penukar Cl, NO3, ClO4-, asetat, laktat, dodesil sulfat, dan oleat dengan metode garam
asam. Selain sebagai penukar ion, hidrotalsik mempunyai beberapa aplikasi sebagai
katalis, pengemban katalis, bidang industri, obat dan adsorben (Rotoet all, 2008).
Penukar ion kebanyakan berupa bahan organic, yang umumnya dibuat secara
sintetik. Bahan tersebut sering juga disebut resim penukar ion. Penukar ion
mengandung bagian-bagian aktif dengan ion yang dapat ditukar. Bagian aktif
semacam itu pada penukar ion kelompok ammonium kuantener –N- (CH3)3 + OH-
(dengan sebuah ion OH- yang dapat ditukar). Media penukar ion sering disebut
dengan resim (Pujiastuti all, 2008).
Salah satu penggunaan uji kation anion dalam penerapannya, yaitu pada
presentasi kejenuhan basa (KB). Suatu tanah yang membandingkan antara jumlah
miliequivalen kation basa dengan miliequivalen kapasitas tukar kation (KTK).
Apabila suatu tanah mempunyai presentase kejenuhan basa 40, berarti 40% bagian
dari seluruh kapasitas tukar kation ditempati oleh kation basa (Ca, Mg, K, Na).
(Ermawati all, 2008)
2.2 Uraian Bahan
1. HCL (FI 3 : 1979)
Nama resmi : ACIDUM HIDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
Rumus molekul : HCL
Rumus struktur : H - Cl
Berat molekul : 36,46
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasa asam, bau
merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian/volume
air, asap hilang.

5
2. Kalium Iodida (FI 4 : 1995)
Nama resmi : KALII IODIDUM
Nama lain : Kalium Iodida
Rumus Molekul : KI
Rumus struktur : K-I
Berat Molekul : 166,00
Pemerian : habrul heksahedral, transparan atau tidak berwarna
atau agak buram dan putih atau serbuk granul
putih; agak higroskopik.
3. NaOH (FI 4 : 1995)
Nama resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama lain : Natrium Hidroksida
Rumus Molekul : NaOH
Rumus Struktur : O

Na H

Berat Molekul : 40,00


Pemerian : putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk
pellet, serpiha atau batang atau bentuk lain.
4. Asam Sulfat (FI 4 : 1995)
Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain : Asam Sulfat
Rumus Molekul : H2SO4

Rumus struktur :
Berat Molekul : 98,07
Pemerian : cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau
sangat tajam dan korosif bobot jenis lebih kurang
1,84

6
5. AgNO3 (FI 3 : 1979)
Nama resmi : ARGENTII NITRAS
Nama lain : Perak Nitrat
Rumus molekul : AgNO3

Rumus Struktur :
Berat molekul : 169,87
Pemerian : hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi gelap
bila terkena sinar
7. Amonia ( FI 4 : 1995)
Nama resmi : AMMONIA
Nama lain : Amonia
Rumus molekul : NH3

Rumus struktur :
Berat molekul : 17,03
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna; bau khas, menusuk
Kuat.
2.3 Prosedur Kerja
A. Identifikasi Kation
1. Ag+
a) Disiapkan 2 tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke
dalamnya.
b) Pada tabung reaksi pertama ditambahkan beberapa tetes HCL 2M
sampai terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang
terbentuk (endapan putih (+) Ag+)
c) Pada tabung kedua ditambahkan beberapa tetes larutan KI sampai
terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang terbentuk
(endapan kuning (+) Ag+)

7
2. Fe3+
a) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke
dalamnya
b) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M sampai
terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang
terbentuk (endapan coklat kemerahan (+) Fe3+)
3. Mn2-
a) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke
dalamnya
b) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M sampai
terbentuk endapan
c) Didiamkan endapan Selama beberapa menit kemudian diamati
perubahan warna endapan (endapan puih (+) Mn2-)
4. Ca2
a) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke
dalamnya.
b) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes larutan H2SO4 encer.
Diamati warna endapan (endapan putih (+) Ca2+)
5. Mg2-
a) Disiapkan tabung reaksi dan beberapa tetes sampel ke dalamnya
b) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M sampai
terbentuk emdapan. Kemudian diamati warna endapan yang
terbentuk (endapan putih (+) Mg2+
B. Identifikasi Anion
1. CI-
a) Disiapkan 2 tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel
ke dalamnya
b) Pada tabung reaksi pertama ditambahkan beberapa tetes larutan
AgNO3, atau larutan timbale asetat sampai terbentuk endapan,
kemudian diamati warna endapan yang terbentuk (endapan putih (+)
CI-)
c) Pada tabung reaksi kedua ditambahkan 1 tetes KmnO4 dan 2 tetes
H2SO4, kemudian ditutup mulut tabung dengan kertas saring yang

8
sudah ditetesi larutan KI-Kanji, panaskan tabung di atas api kecil,
kertas akan berwarna biru (+) CI-
2. I-
a) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke
dalamnya
b) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO3
atau larutan timbale asetat sampai terbentuk endapan,kemudian
diamati warna endapan yang terbentuk (endapan putih-
kekuningan (+) I-)

9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Identifikasi Anion dan Kation dilaksanakan pada hari Senin,
04 Maret 2018 pukul 08.00 WITA sampai 10.30 WITA. Tempat pelaksanaan
praktikum yaitu bertempat di Laboratorium Kimia Farmasi, Jurusan Farmasi,
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Pemanas spiritus
2. Penjepit tabung
3. Pipet tetes
4. Tabung reaksi
5. Cawan porselin
6. Kaca arloji
7. Rak tabung reaksi
8. Gelas kimia
3.2.2 Bahan
1. Aquadest
2. Alkohol 70 %
3. HCl
4. Kalium Iodida
5. NaOH
6. Asam Sulfat
7. AgNO3
8. Amonia
9. Natrium Karbonat
10. Tisu
3.3 Cara Kerja
1. Identifikasi Kation
a. Ag+
1) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes AgNO3 ke
dalamnya.

10
2) Pada tabung pertama ditambahkan beberapa tetes HCl 2 M sampai
terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang
terbentuk.
3) Encerkan 1 g serbuk kalium iodida dalam 100 mL air bebas CO2
4) Pada tabung kedua ditambahkan beberapa tetes larutan KI sampai
terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang
terbentuk.
b. Fe3+
1) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes FeCL3 ke
dalamnya.
2) Timbang NaOH 1 g dan dilarutkan dengan 100 mL air bebas CO2
3) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M sampai
terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang
terbentuk.
c. Ca2+
1) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes CaCO3
kedalamnya
2) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes larutan H2SO4 encer.
Diamati warna endapan.
d. Mg2+
1) Disiapkan tabung reaksi dan beberapa tetes MgCl2 kedalamnya
2) Ambil 1 g NaOH dan dilarutkan dalam 100 mL air bebas CO2
3) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M sampai
terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang
terbentuk
2. Identifikasi Anion
a. Cl-
1) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes NaCl
kedalamnya
2) Tambahkan beberapa tetes larutan AgNO3, amati sampai tebentuk
endapan dan lihat peubahan warna yang terjadi
b. I-
1) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes larutan KI
ke dalamnya

11
2) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO3,
amati sampai terbentuk endapan dan lihat perubahan warna yang
terjadi

12
BAB IV

REAKSI

4.1 REAKSI
A. Kation
No Identifikasi Sampel Reaksi Hasil Ket.

1. Ag+ AgNO3 AgNO3 + HCL AgCL + H2NO3 Endapan +


putih

Endapan
AgNO3 + KI AgI2 + KNO3 +
kuning

2. Fe3+ FeCL3 Endapan


coklat
+
FeCL3 + NaOH FeOH3 + NaCL kemeraha
n

3. Ca2+ CaCO3 Endapan


+
H2SO4+ CaCO3 CaSO4 + H2O+CO2 putih

4. Mg2+ MgCL2 MgCL2 + NaOH Mg (OH)2 + NaCL Endapan


+
putih

B. Anion
No Identifikasi Sampel Reaksi Hasil Ket.

1. CL- NaCL NaCL- + Ag2+NO3-2 NaNO3 + Endapan


+
AgCL putih

2. I- KI KI + AgNO3 AgI + KNO3 Endapan


putih +
kekuningan

13
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL
A. Kation
No Identifikasi Sampel Gambar Hasil Gambar

1. Ag+ AgNO3  AgNO3 + HCL AgCL + Endapan


H2NO3
putih

Endapan
 AgNO3 + KI AgI2 + KNO3
kuning

2. Fe3+ FeCL3  FeCL3 + NaOH FeOH3 + Endapan


NaCL
coklat
kemerahan

14
3. Ca2+ CaCO3  H2SO4 + CaCO3 CaSO4 + Endapan
H2O+CO2
putih

4. Mg2+ MgCL2  MgCL2 + NaOH Mg Endapan


(OH)2 + NaCL
putih

B. Anion
No Identifikasi Sampel Reaksi Hasil Gambar

1 CL- NaCL NaCL- + Ag2+NO3-2 NaNO3 + Endapan


. AgCL putih

2. I- KI  KI + AgNO3 AgI + Endapan


KNO3 putih
kekuningan

15
5.2 Pembahasan
Kimia analisis dibagi menjadi dua bidang ilmu yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis yang membahas tentang
identifikasi zat (ada tidaknya suatu unsur), sedangkan analisa kuantitatif merupakan
analisis yang membahas tentang banyaknya suatu zat yang terdapat dalam suatu
sampel. Pada analisis anion ini menggunakan analisis kualitatif (Huda, 2009).
Anion adalah ion yang jumlah total elektronnya lebih banyak daripada jumlah
proton sehingga bermuatan negatif. Sedangkan kation adalah ion yang jumlah total
elektronnya lebih sedikit daripada jumlah total proton sehingga bermuatan positif
(Douglas, 2007).
Pada praktikum kali ini, kita membuat identifikasi kation dan anion dengan
mencampurkan beberapa larutan dalam tabung reaksi. Penambahan beberapa larutan
dalam tabung reaksi yang berisi sampel adalah untuk melihat perubahan yang terjadi
baik berupa endapan ataupun perubahan warna. Sehingga dalam percobaan ini, kita
dapat mengidentifikasi ion-ion kation dan anion.
Pada identifikasi Ag+ sampel yang diambil adalah perak nitrat yang dilarutkan
dengan asam klorida. Larutan ini kemudian menjadi endapan berwarna putih hal ini
hal ini menunjukan hasil positif adanya ion perak. Hal ini sesuai dengan penelitian
Linus (2009) dimana warna endapan yang muncul berwarna putih.
Larutan kedua yaitu FeCl3 yang dilarutkan dengan larutan Natrium Hidroksida
sampai membentuk endapan coklat kemerahan yang tidak larut dalam pereaksi
berlebih. Hal ini sesuai dengan penelitian Linus (2009) dimana warna endapan yang
muncul berwarna coklat kemerahan.
Selanjutnya adalah identifikasi Ca2+, digunakan sampel CaCo3 yang dilarutkan
dengan larutan H2SO4. Kemudian larutan tersebut mengendap berbentuk endapan
berwarna putih hal tersebut membuktikan bahwa larutan tersebut positif Ca2+ . Hal ini
sesuai dengan penelitian Linus (2009) dimana warna endapan yang muncul berwarna
putih.
Identifikasi Kation yang terakhir adalah Mg2+ yang menggunakan sampel MgCL2
yang kemudian dilarutkan dengan larutan NaOH yang kemudian berbentuk endapan
putih yang tidak larut dalam pereaksi berlebih tetapi mudah larut dalam garam
ammonium. Hal ini sesuai dengan penelitian Linus (2009) dimana warna endapan
yang muncul berwarna putih.

16
Kemudian adalah identifikasi anion, identifikasi yang pertama adalah CL- yang
menggunakan sampel NaCL dengan larutan AgNO3 sampai berbentuk endapan
berwarna putih yang tidak larut dalam air, dan asam nitrat encer tetapi larut dalam
ammonia encer. Hal ini sesuai dengan penelitian Linus (2009) dimana warna endapan
yang muncul berwarna putih.
Identifikasi yang terakhir adalah I- yang menggunakan sampel KI dengan larutan
AgNO3 sampai berbentuk endapan putih kekuningan. Hal ini berarti bahwa larutan ini
positif I- . Hal ini sesuai dengan penelitian Linus (2009) dimana warna endapan yang
muncul berwarna putih kekuningan.

17
BAB VI

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Dalam percobaan untuk mengidentifikasi kita dapat menggunakan reagen
atau larutan yang dijadikan sebagai pereaksi seperti HCl, AgNO3, NaOH,
dan H2SO4.
2. Dari percobaan yang telah dilakukan kita dapat mengidentifikasi anion dan
kation yang ada dalam larutan dengan hasil akhir dari reaksi berupa
terbentuknya endapan dan perubahan warnanya. Contohnya terbentuknya
endapan coklat kemerahan dalam pengidentifikasian Fe3+ dengan sampel
larutan AgNO3. Selain itu, kita juga dapat melihat dari contoh
pengidentifikasian I- dengan sampel larutan KI yang menghasilkan
endapan berwarna putih kekuningan.
5.2 Saran
5.2.1 Asisten
Diharapkan agar kerjasama antara asisten dengan praktikan lebih ditingkatkan
dengan banyak memberi wawasan tentang Praktikum Kimia Analisis (Identifikasi
Anion dan Kation) ini.
5.2.2 Laboratorium
Saran untuk laboratorium, sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih
diperhatikan dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan
maksimal tanpa ada kekurangan.
5.2.3 Jurusan
Pihak jurusan sebaiknya mempersiapkan mahasiswa agar mempunyai
kemampuan akademik, sehingga mahasiswa yang bersangkutan mampu melakukan
praktikum dibagian apapun.
5.2.4 Praktikan
Untuk praktikan diharapkan lebih banyak menguasai materi mengenai
Identifikasi Anion dan kation ini, praktikan diharapkan dapat tepat waktu dalam
proses pelaksanaan praktikum.

18
DAFTAR PUSTAKA
Besari, Ismail. 1982. Kimia Organik. Armico: Bandung
Ernawati Komarika.2008.Studi Sifat-sifat Kimia Tanah pada Tanah Timbunan Lahan
Berkas Penambangan Batu Bara.Jurnal Teknologi Technoscientia Vol. 1 No.
1.(diakses tanggal 7 Maret 2019)
Dirjen POM.1979.Farmakope Indonesia, edisi III. Jakarta:Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Dirjen POM.1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta:Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Masterlon, W,E. 1990. Analisa Kualitatif.
Pujiastuti, Caecilia.2008.Kajian Penurunan Ion (Cl-, SO42-, CO3-) dalam Air Laut
dengan Resin Dowex.Jurnal Tekhnologi Technoscientia Vol. 1 No. 1 Hal 9
Rizal, dkk.2007.Sintesis dengan Metode Hidrotermal dan Karakterisasi Senyawa
Berstruktur Aurivillus Bi4Ti3O12 Hal 44. (diakses tanggal 7 Maret 2019)
Roto, dkk.2008.Sintesis Hidrotalsit Zn-Al-SO4 sebagai Agen Penukar Anion untuk
Aplikasi Pengolahan Polutan Heksacynofferat (II) Vol. 8 No. 3 (diakses
tanggal 10 November 2013)
Suharta, dkk.2000.Uji Selektivitas dan Penentuan Rekoveri Akhir pada Pemisahan
Logam Emas dengan Metode Agresi Hidrofobik Vol. 5No. 1 (diakses tanggal 7
Maret 2019)
Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Kalman Media
Pusaka: Jakarta
Underwood, A, L. 1993. Analisa Ilmu Kuantitatif. Erlangga: Jakarta
Voigt, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Diterjemahkan Oleh Soewandhi,
S.N., Edisi V, 173, 179, 202-208, 577-578, 607-608. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta.

19
20

Anda mungkin juga menyukai