Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Identifikasi kation banyak digunakan terhadap terutama sampel yang berupa bahan garam
yang mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir besi dan sebagainya. Dengan uji
kation ini, bahan-bahan galian tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan waktu
yang lama.
Dengan adanya suatu unsur berguna untuk memisahkan bahan galian yang tercampur.
Selain itu, dapat juga digunakan untuk kasus-kasus keracunan logam berat, seperti Hg dan Pb.
Identifikasi kation banyak digunakan atau dilakukan, mengingat karena bahan-bahan tersebut
merupakan bagian bahan obat, bahan baku, dan sedian obat. Namun, dapat juga sebagai
pencemar yang perlu diketahui keberadaannya agar dapat diantisipasi bila membahayakan.
Kation golongan IV terdiri dari Barium, Stronsium, dan Kalsium. Kation golongan ini
tidak bereaksi dengan Asam klorida, Hidrogen sulfida, ataupun Amonium sulfida tetapi
Amonium karbonat membentuk endapan-endapan putih.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apakah pengertian analisis kualiatif ?
1.2.2 Apa saja tahapan yang digunakan dalam metode analisis kualitatif ?
1.2.3 Apa saja yang termasuk kation golongan IV ?
1.2.4 Bagaimana karakterisitik kation golongan IV ?
1.2.5 Apa saja reagen spesifik yang cocok digunakan untuk identifikasi kation golongan
IV ?


2

1.3 TUJUAN
1.3.1 Agar dapat mengetahui pengertian dari analisis kualitatif
1.3.2 Agar dapat mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam metode analisis
kualitatif
1.3.3 Agar dapat mengetahui apa saja yang termasuk kation golongan IV
1.3.4 Agar dapat mengetahui bagaimana karakteristik kation golongan IV
1.3.5 Agar dapat mengetahui reagen apa saja yang spesifik dan cocok digunakan untuk
kation golongan IV


















3

BAB 2
PEMBAHASAN

Senyawa anorganik dapat diartikan sebagai senyawa pada alam (di tabel periodik) yang
pada umumnya menyusun material / benda tak hidup dan yang menyusunnya bukanlah dari
makhluk hidup. Adapun ciri-ciri dari senyawa anorganik, yaitu berasal dari sumber daya alam
mineral (bukan makhluk hidup), tidak mudah terbakar, mempunyai struktur yang lebih sederhana
dibandingkan dengan senyawa organik, berbeda dengan senyawa organik, senyawa anorganik
tidak semuanya memiliki unsur karbon, dapat larut dalam pelarut air atau organik, sebagian besar
umumnya bersifat elektrolit,dan memiliki titik didih dan titik lebur yang tinggi.
Anion adalah ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah elektron.
Atom dapat kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk
dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg
2+
, Fe
3+
, S
2-
, dan N
3+
.
Kation adalah ion yang bermuatan positif, terbentuk karena atom melepaskan elektron pada kulit
terluarnya. Sehingga jumlah proton lebih banyak dari pada jumlah elektron yang menyebabkan
atom tersebut bermuatan positif. Contohnya ion Na
+
.
2.1.1. Analisis Kualitataif
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat urusannya adalah unsur
atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada dasar pokoknya tujuan
analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh
(Underwood, 1986).
Analisa kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untuk menentukan macam atau
jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kita
mempergunanakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya.
Misalnya ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia. Bila kita ingin tahu apa sampel cair itu
maka kita lakukan analisa kualitatif terhadap sampel cairan itu. Caranya ialah kita tentukan sifat-
sifat fisis sampel tersebut. Misalnya bagaimanakah warna, bau, indeks bias, titik didih, massa
4

jenis serta kelarutan. Begitu pula bila sampel berupa padatan, kita tentukan bagiamanakah warna,
bau, warna nyala, titik leleh, bentuk kristal, serta kelarutannya. Harus disadari bahwa untuk
melakukan analisa kualitatif yang cepat dan tepat diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai
sifat fisis bahan-bahan yang dianisa. Pengetauan ini sangat diperlukan dalam manarik
kesimpulan yang tepat.
2.1.2. Metode Analisis Kualitaif
Berdasarkan metodenya, analisa kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua kelompok.
Pertama, analisis bahan berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan keasaman.
Kedua, analisis bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis anion.
Dalam metode kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik. Kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau
kation suati larutan. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
regensia-regensia dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang
digunakandalam anion tidak sistematik kation. Namun skema yang digunakan juga bukan skema
yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu
memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama
dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan
dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan
sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan
pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut. Kelompok
ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III),
golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI). Yang berarti pada
golongan I yang dihasilkan adalah endapan klorida, golongan II menghasilkankan sejumlah
endapan garam sulfida, golongan III menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV
menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam asam klorida, dan golongan V menghasilkan
endapan karbonat.
5


Analisa kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu :
Yang pertama, Analisa pendahuluan bertujuan untuk memperkirakan dan memberi arah
sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan ditiliti. Analisa pendahuluan
meliputi :
1. Organoleptis (menggunakan panca indera), yang dianalisis biasanya berupa bentuk, warna,bau.
2. Pemanasan dengan tabung pijar.
3. Reaksi nyala (flame test), dilakukan dengan menggunakan kawat Pt atau NiCr.

Warna-warna yang terjadi pada reaksi nyala adalah sebagai berikut:
Kation Warna Nyala
Kation Warna Nyala
Li
+
Na
+
K
+

Ba
2+

Sr
2+

Cu
2+

Ca
2+

MerahKuningUngu
Kuning hijau
Merah bata
Hijau biru
Merah kuning
Yang kedua, Analisa kation dan anion. Setelah mempunyai gambaran/perkiraan awal maka
langsung diidentifikasi dengan cara tube test, dengan menghasilkan reaksi yang khas.
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida,
sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan
sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (Vogel, 1990)
Kation merupakan ion bermuatan positif. Dalam analisa kation dikenal adanya analisa
pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi
pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan yang termasuk dalam analisa
pendauluan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa
basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air,reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan,
dan pencucian endapan.
6

2.1.3. Tahapan Analisis Kualitatif
1. Pemeriksaan Pendahuluan.
Analisis pendahuluan atau pemeriksaan pendahuluan, meliputi :
Uji kering yaitu pada uji kering ini kita harus uji rupa dan bentuk zat pada suhu
kamar,kemudianh kita uji warna zat pada keadaan panas dan dingin, uji zat dalam pipa pijar
(gejala yang dapat dilihat adalah: perubahan warna, melumer, meyublim, keluarnya uap air,
keluarnya gas), uji tes nyala, uji mutiara boraks, fosfat, dan natrium karbonat, Dengan uji
pendahuluan maka kita akan memperoleh data sementara dari zat yang diperiksa, maka
selanjutnya kita lakukan identifikasi kation ataupun anion. Pada proses ini adalah gambar tes uji
warna atau dikatakan tes nyala.

2. Analisis golongan.
Menurut Cara H2S penggolongan kation di kelompokkan menjadi 5 golongan
berdasarkan kelarutannya dalam pereaksi tertentu (bisa menggunakan HCl, H2S, (NH4)2S,
(NH4)2CO3), berdasarkan kelarutan spesifik kelima kation yang dimaksud adalah :
Golongan 1
Mengandung kation logam yang terendapkan sebagai senyawa klorida yang tak larut.
kation kation ini dapat diendapkan dengan pereaksi asam klorida (HCl). Kation golongan 1
hanya ada 3 yaitu : Pb, Hg, dan Ag, Terendapkan sebagai PbCl2, Hg2Cl2, dan AgCl. karena
pereaksi pengendapnya HCl, maka kelompok kation ini sering disebut sebagai golongan asam
klorida.
Golongan 2
Mengandung kation logam dalam bentuk kloridanya larut dalam air atau asam encer,
tetapi dalam bentuk sulfidanya tidak larut. kation kation golongan ini adalah : Hg, Pb, Cu, Bi,
Cd, As, Sb, dan Sn yang terendapkan dengan H2S sebagai senyawa sulfida : HgS, PbS, CuS,
BiS, CdS, As2S3, SbS, dan SnS. Kation-kation ini sering disebut sebagai golongan H2S.
Golongan 3
Mengandung logam yang dalam bentuk sulfidanya larut dalam asam encer, tetapi tidak
larut dalam air atau alkali. Kelompok kation ini dapat diendapkan sebagai senyawa sulfide dalam
suasana basa dengan pereaksi khasnya adalah ammonium sulfida, (NH4)2S, dan oleh karenanya
7

sering disebut golongan ammonium sulfida. Golongan kation ini meliputi : Fe, Mn, Zn, Al, Ni,
dan Co.
Golongan 4
Mengandung logam logam yang dalam bentuk sulfidanya larut dalam air, tetapi dalam
bentuk karbonatnya tidak larut dengan adanya ammonium klorida. kation golongan ini ada 3
yaitu : Ba, Sr, dan Ca, dengan pereaksi pengendap yang khas : ammonium karbonat, (NH4)2
CO3.
Golongan 5
Terdiri dari kation logam alkali dan alkali tanah : Mg, Na, K, serta NH4+. golongan ini
tidak memiliki pereaksi pengendap yang khas, oleh karena itu golongan ini sering disebut
golongan sisa.

3. Uji pemastian / Reaksi Penegasan
Pada uji ini kita dapat memastikan suatu unsur yang di coba dan dapat disimpulkan dari
percobaan yang dilakukan.
Namun dalam makalah ini kami hanya mengulas tentang Karakteristik kation Golongan IV.

2.1.4 Kation Golongan IV
Kation golongan IV terdiri dari kation Ca
2+
, Sr
2+
, dan Ba
2+
. Kation ini tidak membentuk
endapan dengan klorida, tidak membentuk endapan dengan hidrogen sulfida pada suasana asam
(HCl 0,3 M), suasana netral maupun basa amoniakal. Namun kation golongan IV ini dapat
membentuk endapan dengan pereaksi amonium karbonat pada suasana amonium klorida (netral
atau tidak begitu asam).

2.1.5 Reagensia Spesifik Kation Golongan IV
Reagensia amonium karbonat harus dipakai dalam suasana netral atau sedikit basa.
Ammonium karbonat komersial selalu mengandung ammonium hydrogen karbonat (NH
4
HCO
3
)
dan ammonium karbonat NH
4
O(NH
2
)CO. Senyawa-senyawa ini harus dihilangkan sebelum
memulai dengan reaksi golongan, karena garam-garam alkali tanah dari keduanya larut dalam air.
8

Ini dapat dilakukan dengan memdidihkan larutan reagensia sebentar, baik ammonium hydrogen
karbonat maupun ammonium karbonat, diubah menjadi ammonium karbonat.
2.1.6 Karakteristik dan Indetifikasi Kation Golongan IV
a. BARIUM, Ba (A
r
:137,34)
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara
kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau
hidroksida. Barium melebur pada 710
o
C. logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang,
membentuk barium hidroksida dan hidrogen :
Ba +2H
2
O Ba
2+
+ H
2
+ 2OH
-

Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen :
Ba +2H
+
Ba
2+
+H
2

Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation barium (II),
Ba
2+
. Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau
asam nitrat pekat kepada larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengendap
sebagai akibat hokum kegiatan massa. Reaksi-reaksi ion barium pakailah larutan
BaCL
2
.2H
2
O atau Barium Nitrat Ba(NO
3
)
2
, 0,25M untuk mempelajari reaksi-reaksi ini.
1. Larutan ammonia : tidak terjadi endapan barium hidroksida karena kelarutannya yang
relative tinggi. jika larutan yang basa itu terkena udara luar, sedikit karbondioksida
akan terserap dan terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh barium karbonat. Sedikit
kekeruhan mungkin terjadi ketika menambahkan reagensia; ini dalam reagensia yang
telah lama.
2. Larutan ammonium karbonat : endapan putih barium, yang larut dalam asam asetat
dan dalam asam mineral encer.
Ba
2+
+ CO
2-
3
BaCO
3

Endapan larut sedikit dalam larutan garam-garam ammonia dari asam-asam kuat; ini
disebabkan karena ion ammonium, sebagai suatu asam kuat, bereaksi dengan basa,
yaitu ion karbonat, CO
2-
3
, dengan mengakibatkan terbentuknya ion hydrogen
karbonat, HCO
-
3
, maka konsentrasi ion karbonat dari larutan menjadi berkurang.


9

NH
+
4
+CO
2-
3
NH
3
+ HCO
-
3

Atau
NH
+
4
+ BaCO
3
NH
3
+ HCO
-
3
+Na
2+

Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, ia bisa larut dengan baik dalam
garam ammonium yang berkonsentrasi tinggi.
3. Larutan ammonium oksalat: endapan putih barium oksalat Ba(COO)
2
, yang hanya
sedikit larut dalam air (0,09 g per liter; K
s
= 1,7 x 10
-7
), tetapi dilarutan dengan
mudah oleh asam asetat encer (perbedaan dari kalsium) dan oleh asam mineral.
Ba
2+
+ (COO)
2-
2
Ba(COO)
2

4. Asam sulfat encer: endapat putih barium sulfat BaSO
4
, yang berbutir halus, berat, dan
praktis tidak larut dalam air (2,5 mg l
-1
; K
s
= 9,2 x 10
-11
), hampir tidak larut dalam
asam encer dan dalam larutan ammonium sulfat, dan larut cukup baik dalam asam
sulfat pekat mendidih. Dengan mengendapkan dalam larutan yang mendidih, atau
lebih baik lagi dengan menambahkan pula ammonium asetat, diperoleh bentuk yang
lebih mudah disaring:
Ba
2+
+ SO
2-
4
BaSO
4

BaSO
4
+ H
2
SO
4
(pekat) Ba
2+
+ 2HSO
-
4

Jika barium sulfat di didihkan dengan larutan natrium karbonat pekat, terjadi
transformasi parsial menjadi barium karbonat yang kurang larut, menurut persamaan:
BaSO
4
+ CO
2-
3
BaCO
3
+ SO
2-
4

Karena reaksi ini reversible, transformasi ini tidak sempurna. Jika campuran disaring
dan dicuci (jadi menghilangkan natrium sulfat), dan residu dididihkan dengan
sejumlah larutan natrium karbonat yang baru saja dibuat, lebih banyak lagi barium
sulfat akan berubah menjadi karbonat yang bersangkutan. Dengan mengulang-ulang
proses ini, praktis semua sulfat dapat diubah menjadi karbonat yang bersangkutan.
Karbonat dapat dilarutkan dalam asam, maka proses ini member suatu metode untuk
membuat sulfat yang tidak dapat larut, menjadi larut. Suatu metode yang lebih cepat
untuk memperoleh hasil yang sama, adalah dengan melebur barium sulfat itu dengan
natrium karbonat anhidrat seberat 4 sampai 6 kali berat barium sulfat itu; dengan
demikian diperoleh konsentrasi maksimum dari karbonat, dan reaksi berjalan hampir
10

selesai dalam satu kali pengerjaan. Leburan itu dibiarkan mendingin, diekstraksi
dengan air mendidih, dan disaring; lalu residu yang berupa barium karbonat dapat
dilarutkan dalam asam yang sesuai. Pernah ditanyakan, bahwa dengan mendidihkan
barium sulfat dengan larutan natrium karbonat yang 15 kali berlebihan, dengan
konsentrasi sedikitnya 1,5 mol l
-1
, 99 persen diubah menjadi barium karbonat dalam
waktu 1 jam. Barium sulfat juga dapat dilarutkan dalam larutan panas 3-5 persen dari
dinatrium etilenadiamina tetraasetat (Na
2
EDTA) jika ada serta ammonia.
5. Larutan kalsium sulfat jenuh: endapan segera dari barium sulfat putih. Fenomena
yang serupa terjadi jika dipakai reagensia strontium sulfat jenuh. Penjelasan atas
reaksi-reaksi ini adalah sebagai berikut: dari ketiga alkali tanah sulfat, barium
sulfatlah yang paling sedikit larut. Dalam larutan kalsium atau strontium sulfat jenuh,
konsentrasi ion sulfat cukup tinggi untuk menimbulkan pengendapan dengan barium
yang berjumlah agak banyak, karena hasilkali konsentrasi-konsentrasi ion melampaui
nilai hasilkali kelarutannya:
SO
2-
4
+ Ba
2+
BaSO
4

6. Larutan kalsium kromat: endapan kuning barium kromat, yang praktis tidak larut
dalam air (3,2 mg l
-1
, K
s
= 1,6 x 10
-10
):
Ba
2+
+ CrO
2-
4
BaCrO
4

Endapan tidak larut dalam asam asetat encer (perbedaan dari strontium dan kalsium),
tetapi dapat larut dengan mudah dalam asam mineral.

Penambahan asam kepada larutan kalsium kromat menyebabkan warna kuning dari
larutan berubah menjadi jingga-kemerahan, disebabkan terbentuknya dikromat:
2CrO
2-
4
+ 2H
+
Cr
2
O
2-
7
+ H
2
O
Dengan penambahan basa (misalkan ion-ion OH
-
) kepada larutan dikromat reaksi
akan berlangsung dari kanan ke kiri karena ion hydrogen hilang diikat oleh ion OH
-
,
maka kromat akan terbentuk. Jika ada ion hydrogen dengan konsentrasi yang besar,
konsentrasi ion-kromat akan berkurang sampai nilai sedemikian, sehingga hasilkali
kelarutan BaCrO
4
tidak akan tercapai. Maka untuk mengendapkan ion-ion Ba
2+

sebagai BaCrO
4
, asam-asam kuat harus dihilangkan atau dinetralkan. Penambahan
11

natrium asetat bertindak sebagai buffer dengan mengurangi konsentrasi ion-hidrogen
dan terhadilah pengendapan BaCrO
4
yang sempurna.
Hasil kali kelarutan SrCrO
4
dan CaCrO
4
adalah jauh lebih besar dari pada untuk
BaCrO
4
, maka diperlukan konsentrasi ion CrO
2-
4
yang lebih besar untuk
mengendapkannya. Penambahan asam asetat kepada larutan K
2
CrO
4
menurunkn
konsentrasi ion CrO
2-
4
cukup banyak hingga mencegah pengendapan SrCrO
4
dan
CaCrO
4
, tetapi konsentrasi ion CrO
2-
4
ini dijaga cukup tinggi untuk mengendapkan
BaCrO
4
.
7. Reagensia natrium rodizona
CO CO C. ON
a


CO CO C. ON
a

Endapan coklat kemerahan, yaitu garam barium dari asam rodizonat dalam larutan
netral. Garam-garam kalsium dan magnesium tidak mengganggu garam strontium
bereaksi seperti garam barium, tetapi hanya endapan yang ditimbulkan oleh strontium
larut dengan sempurna dalam asam klorida encer. Unsure-unsur lain, misalnya yang
dapat diendapkan oleh hydrogen sulfida dan oleh ammonium sulfida, tidak boleh ada.
Reagensia harus dibatasi hanya untuk menguji unsure-unsur Golongan IV saja.
Taruh setetes larutan uji yang netral atau sedikit asam di atas kertas reaksi-tetes dan
tambahkan setetes reagensia. Diperoleh noda coklat atau coklat-kemerahan.
Kepekaan: 0,25 g Ba. Batas konsentrasi: 1 dalam 200.000.
Reagensia terdiri dari larutan air natrium rodizonat 0,5 persen. Larutan ini tidak
begitu tahan lama, jadi hendaknya dibuat sedikit-sedikit saja setiap kalinya. Dengan
adanya strontium, noda coklat-kemerahan dari barium rodizonat itu harus diolah
dengan asam klorida 0,5M; strontium rodizonat akan larut sedangkan turunan barium
diubah menjadi garam asam yang merah cemerlang. Reaksi ini paling baik dijalankan
di atas kertas reaksi-uji seperti di atas. Bubuhi noda coklat-kemerahan itu dengan
setetes asam klorida 0,5M, pada mana noda merah-terang akan terbentuk jika ada
barium. Jika barium tidak ada, noda akan hilang. Kepekaan:0,5 g Ba, dengan adanya
Sr sebanyak 50 kali jumlah terbatas. Batas konsentrasi: 1 dalam 90.000.
12

8. Etanol bebas air dan eter: campuran 1+1 dari pelarut-pelarut ini tidak melarutkan
barium nitrat anhidrat atau barium klorida (perbedaan dan strontium dan kalsium).
Garam-garam ini harus dipanaskan sampai 180
0
C sebelum penguji, untuk
menghilangkan semua air Kristal. Uji ini bisa dipakai untuk memisahkan barium dari
strontium dan atau kalsium.
9. Uji kering (pewarnaan nyala). Garam-garam barium, bila dipanaskan dalam nyala
Bunsen yang tidak cemerlang (yang kebiru-biruan). Memberi warna hijau-kekuningan
kepada nyala. Karena kebanyakan garam barium, kecuali kloridanya, tidak mudah
menguap, kawat platinum harus dibasahi asam klorida pekat sebelum dicelup ke
dalam zat itu. Sulfat mula-mula direduksi menjadi sulfide dalam nyala reduksi, lalu
dibasahi asam klorida pekat, dan dimasukkan kembali kedalam nyala.

b. STRONTIUM, Sr (A
r
: 87,62)
Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium
melebur pada 771
0
C. sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium.
1. Larutan ammonia: tidak ada endapan.
2. Larutan ammonium karbonat: endapan putih strontium karbonat:
Sr
2+
+ CO
2-
3
SrCO
3

Strontium karbonat agak kurang larut dibandingkan barium karbonat; lain dari
pada ini, cirri-ciri khasnya (kelarutan yang sedikit dalam garam-garam
ammonium, terurai oleh asam), adalah serupa dengan cirri-ciri khas barium
karbonat.
3. Asan sulfat encer: endapan putih strontium sulfat:
Sr
2+
+ SO
2-
4
SrCO
4

Kelarutan endapan tidak dapat diabaikan (0,097 g l
-1
, K
s
= 2,8 x 10
-7
). Endapan
tidak larut dalam larutan ammonium sulfat bahkan dengan mendidihkan
sekalipun (perbedaan dari kalsium), dan larut sedikit dalam asam klorida
mendidih. Ia hampir sempurna diubah menjadi karbonat yang bersangkutan,
dengan mendidihkan dengan larutan natrium karbonat pekat:
SrSO
4
+CO
2-
3
SrCO
3
+ SO
2-
4

13

Strontium karbonat kurang larut dibandingkan strontium sulfat (kelarutan: 5,9 mg
SrCO
3
L
-1
, K
s
= 1,6 x 10
-9
pada suhu ruang). Setelah menyaring larutan, endapan
dapat dilarutkan dalam asam klorida, jadi ion-ion strontium dapat dipindahkan ke
dalam larutan itu.
4. Larutan kalsium sulfat jenuh: endapan putih strontium sulfat, terbentuk dengan
lambat-lambat dalam keadaan dingin, tetapi lebih cepat dengan mendidihkan
(perbedaan dari barium).
5. Larutan ammonium oksalat: endapan putih strontium oksalat:
Sr
2+
+ (COOH)
2-
2
Sr(COO)
2

Endapan hanya sedikit sekali larut dalam air (o,039 g l
-1
, K
S
= 5 X 10
-8
). Asam
asetat tidak menyerangnya; namun asam-asam mineral melarutkan endapan.
6. Larutan kalsium kromat: endapan kuning strontium kromat:
Sr
2+
+ CrO
2-
4
SrCrO
4

Endapan larutan agak banyak dalam air (1,2 g l
-1
, K
s
= 3,5 x 10
-5
), maka tidak
terjadi endapan dalam larutan strontium yang encer. Endapan larut dalam asam
asetat (perbedaan dari barium) dan dalam asam-asam mineral, oleh sebab-sebab
yang sama, seperti yang diuraikan pada barium.
7. Reagensia natrium rodizonat: endapan coklat-kemerahan strontium rodizonat
dalam netral. Uji ini dipakai untuk unsur-unsur dalam Golongan IV. Barium
bereaksi serupa, dan suatu metode untuk mendeteksi barium dengan adanya
strontium. Untuk mendeteksi strontium dengan adanya barium, yang terakhir ini
diubah menjadi barium kromat yang tidak dapat larut. Barium kromat tidak
bereaksi dengan natrium rodizonat, tetapi strontium kromat yang lebih larut,
biasanya bereaksi. Jika barium tidak ada, taruh setetes larutan uji yang netral di
atas kertas reaksi-reaksi atau di atas lempengan bercak, dan tambahkan setetes
reagensia. Diperoleh perwarnaan atau endapan merah-kecoklatan.
Kepekaan: 4g Sr jika ada Ba sebanyak 80 kali jumlah itu. Batas konsentrasi: 1
dalam 13.000.
8. Etanol bebas air dan eter: campuran 1+1 dari pelarut-pelarut ini, tidak melarutkan
strontium nitrat anhidrat, tetapi melarutkan strontium klorida anhidrat. Uji ini
dapat dipakai untuk pemisahan kalsium, strontium, dan barium. Uji ini dapat
14

dilakukan sebagai berikut: endapan strontium sebagai karbonat. Saring endapan,
larutkan satu bagian darinya dalam asam klorida dan satu bagian lain dalam asam
nitrat. Uapkan kedua larutan di atas kaca arloji sendiri-sendiri sampai kering,
panaskan residu sampai 180
0
C selama 30 menit, dan coba larutkan residu dalam
beberapa ml pelarut.
9. Uji kering (pewarnaan nyala). Senyawa-senyawa strontium yang mudah
menguap, terutama kloridanya, member warna merah-karmin yang khas pada
nyala Bunsen yang tidak cemerlang (lihat keterangan-keterangan pada Barium).

c. KALSIUM, Ca (A
r
: 40,08)
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845
0
C. ia
terserang oleh oksigen atmosfer dan udara kembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium
oksida dan atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk
kalsium hidroksida dan hydrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca
2+
, dalam larutan-larutan air. Garam-
garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk yang tidak berwarna, kecuali
bila anionnya sebagai zat pengering. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan
mudah dalam etanol atau dalam campuran 1+1 dari etanol bebas-air dan dietil eter.
Reaksi-reaksi ion kalsium: untuk mempelajari reaksi-reaksi ini dapat dipakai larutan
kalsium klorida, CaCL
2
.6H
2
O, 0,5M.
Larutan ammonia: tidak ada endapan, karena kalsium hidroksida larut cukup
banyak. Dengan zat pengendap yang telah lama dibuat, mungkin timbul kekeruhan
karena terbentuknya kalsium karbonat.
1. Larutan ammonium karbonat: endapan amorf putih kalsium karbonat:
Ca
2+
+ CO
2-
3
CaCO
3

Dengan mendidihkan, endapan menjadi berbentuk Kristal. Endapan larut
dalam air yang mengandung asam karbonat berlebihan (misalnya, air soda yang
baru dibuat), karena penbentukan kalsium hydrogen karbonat yang larut :
CaCO
3
+H
2
O + CO
2
Ca
2+
+ 2HCO
-
3

15

Dengan mendidihkan, endapan muncul lagi, karena karbon dioksida keluar
selama prose situ sehingga reaksi berlangsung kea rah kiri. Ion-ion barium dan
strontium bereaksi serupa.
Endapan larut dalam asam, bahkan dalam asam asetat:
CaCO
3
+ 2H
+
Cac
2+
+ H
2
O + CO
2

CaCO
3
+ 2CH
3
COOH Ca
2+
+ CO
2
+ 2CH
3
COO
-

Kalsium karbonat larut sedikit dalam larutan garam-garam ammonium dari asam
kuat.
2. Asam sulfat encer: endapan putih kalsium sulfat:
Ca
2+
+ SO
2-
4
CaSO
4

CaSO
4
larut cukup berarti dalam air (0,61 g Ca
2+
; 2,06 g CaSO
4
atau 2,61
g Caso
4
.2H
2
O l
-1
; K
s
= 2,3 x 10
-4
); yaitu larut lebih banyak dari pada barium atau
strontium sulfat. Dengan adanya etanol, kelarutannya menjadi jauh lebih sedikit.
Endapan melarut dalam asam sulfat pekat, panas:
CaSO
4
+ H
2
SO
4
2H
+
+ [Ca(SO
4
)
2
]
2-

Kompleks yang sama akan terbentuk jika endapan dipanaskan dengan
larutan ammonium sulfat 10 persen:
CaSO
4
+ SO
2-
4
[Ca(SO
4
)
2
]
2-

Meskipun pelarutan dalam ammonium sulfat mungkin tidak sempurna,
ion-ion kalsium dapat dideteksi dalam filtrate dengan oksalat, setelah dinetralkan
dengan ammonia.
Kalsium sulfat jenuh: tidak terbentuk endapan (perbedaan dari strontium
dan barium).
3. Larutan kalsium kromat: tidak terjadi endapan dari larutan-larutan encer,
tidak pula dari larutan-larutan pekat dengan adanya asam asetat.
4. Larutan kalium heksasianoferat (II): endapan putih garam campuran:
Ca
2+
+ 2K
+
+ [Fe(CN)
6
]
4-
K
2
Ca[Fe(CN)
6
]
Dengan adanya ammonium klorida, uji ini akan lebih peka. Dalam hal ini,
kalsium digantikan oleh ion-ion ammonium dalam endapan. Uji ini dapat dipakai
16

untuk membedakan kalsium dari strontium; tetapi ion barium dan magnesium
mengganggu.
5. Reagensia natrium dihidroksitartrat osazon
C
6
H
5
.NH N=COONa
C
6
H
5
.NH N=COONa
Endapan kuning garam kalsium yang sangat-sedikit larut. Semua logam-
logam lain, kecuali garam alkali dan ammonium, tidak boleh ada. Magnesium
tidak mengganggu, asalkan konsentrasinya tidak melampaui 10 kali konsentrasi
kalsium itu. Taruh setetes larutan uji yang netral di lempeng bercak hitam atau di
atas kaca arloji hitam, dan tambahkan sekeping kecil reagensia padat. Jika
kalsium tidak ada, reagensia larut dengan sempurna. Adanya kalsium terungkap
dengan terbentuknya selaput putih di atas permukaan cairan, yang akhirnya
memisah sebagai endapan yang padat.
Kepekaan: 0,01 g Ca. batas konsentrasi: 1 dalam 5.000.000. reagensia ini
berguna antara lain untuk membedakan dengan cepat, air ledeng dari air suling:
hasil positif diperoleh dengan campuran 1 bagian air ledeng dan 30 bagian air
suling.
6. Uji (mikroskop) kalsium sulfat dihidrat. Ini adalah suatu uji pemastian
yang baik sekali terhadap kalsium dalam Golongan IV; uji ini memakai sebuah
mikroskop (pembesaran kira-kira 110 x). garam-garam sebaiknya terdapat sebagai
nitrat. Uapkan beberapa tetes larutan uji di atas kaca arloji sampai kering pada
penangas air, larutkan residu dalam beberapa tetes air, pindahkan ke atas
lempengan mikroskop, dan tambahkan setetes kecil sekali asam sulfat encer.
(mungkin perlu untuk memanaskan lempeng perlahan-lahan di atas penangas air
sampai tepat mulai terjadi kristalisasi pada pinggirannya). Ketika diamati melalui
mikroskop Nampak kristal seperti kumpulan jarum atau prisma yang memanjang
dengan adanya kalsium. Batas konsentrasi: 1 dalam 6.000.
7. Uji kering (pewarnaan nyala). Senyawa-senyawa kalsium yang mudah
memberi warna merah-kekuningan kepada nyala Bunsen

17

Reaksi Penetapan Kation Golongan IV
Reagen Ca2+ Sr2+ Ba2+
Nyala Api Merah Kekuningan Merah Krimsom Hijau kekuningan

Pereaksi Ba
2+
Sr
2+
Ca
2+

NH
3
+berlebih
tidak ada perubahan
Keruh
tidak ada endapan tidak ada endapan
(NH
4
)
2
CO
3
+di didihkan
+CH
3
COOH
endapan putih BaCO
3
sedikit larut
endapan larut
endapan putih SrCO
3
sedikit larut
endapan amorf putih
CaCO
3

(NH
4
)
2
C
2
O
4
+CH
3
COOH
endapan putih
Ba
2
C
2
SO
4

endapan larut
endapan putih
Sr
2
C
2
SO
4

endapan putih Ca
2
C
2
SO
4

H
2
SO
4

+H
2
SO
4
pekat
panas
endapan putih BaSO
4
endapan putih SrSO
4
endapan putih CaSO
4
endapan larut
CaSO
4
endapan putih BaSO
4
endapan putih SrCO
4
tidak ada endapan
K
4
[Fe(CN)
6
]
2


endapan putih
K
2
Ca[Fe(CN
6
]
K
2
CrO
4
+CH
3
COOH
endapan kuning
BaCrO
4
endapan jingga
kemerahan
Endapan kuning
SrCrO
4
endapan larut
tidak ada endapan







18


BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
a) Analisis Kualitatif adalah analisis yang membahas identifikasi zat-zat urusannya
adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh.
b) Kation golongan 4 adalah kation yang terdiri dari Ca
2+
, Sr
2+
, dan Ba
2+
. Kation ini
tidak membentuk endapan dengan klorida, tidak membentuk endapan dengan
hidrogen sulfida pada suasana asam (HCl 0,3 M), suasana netral maupun basa
amoniakal.
c) Golongan tersebut dikatakan kation golongan empat dikarenakan golongan yang
membentuk endapan dengan (N
H4)2
C
O3
dengan adanya N
H4
Cl dalam suasana netral
atau sedikit asam. Kation golongan ini adalah kalsium, strantium, dan barium.

















19

DAFTAR PUSTAKA

Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga
Shvehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Makro dan Semimikro I. PT. Kalman Media
Pustaka: Jakarta.
Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia: Jakarta.
Anonim. 2009. Kation-anion http//-www.medicafarma.com 9 September 2009
Anonim. 2009. Analisa Kualitatif http//-www.bolgkita.info.fv 11 September 2009
Kusnandini, 2011, Identifikasi Kation, http://kusnandini.blogspot.com/2011/04/
identifikasi-kation.html

Anda mungkin juga menyukai