PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia analisis salah satu bagian dari ilmu kimia yang terkait dengan
pengembangan metode analisis yang sudah ada maupun merancang suatu metode
yang dapat dianalisis sehingga dapat diterapkan untuk sampel yang lebih kompleks,
konsentrasi yang lebih kecil, dan atau waktu analisis yang lebih singkat. Kimia
analisis terbagi atas beberapa metode analisis salah satunya tentang teknik analisis
kimia secara kualitatif atau disebut analisis kualitatif (Alauhdin, 2020: 2).
keberadaan dalam suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisis
kualitatif menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan
mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Metode analisis
pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis kation
Anion termasuk ion yang memiliki muatan negatif dan tertarik ke anoda
(elektroda positif) sedangkan kation merupakan ion yang bermuatan positif dan
dengan menambahkan pereaksi tertentu yang akan memberi warna pada larutan atau
terdapat endapan yang merupakan ciri-ciri untuk ion tertentu (Asmah, dkk., 2020:1).
1
2
Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan percobaan analisis kualitatif anion
yang bertujuan untuk menentukan jenis anion yang terdapat pada sampel.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana menentukan jenis
C. Tujuan
Tujuan pada percobaan ini adalah untuk mengetahui cara menentukan jenis
A. Analisis Kualitatif
Kimia analitik kualitatif adalah kimia analisa yang hanya membahas tentang
identifikasi ada atau tidaknya unsur di dalam suatu bahan. Berupa analisis kualitatif
komponen dalam zat kimia. Analisis kualitatif juga dapat menghasilkan data
kualitatif, seperti terbentuknya endapan, warna, gas maupun data Non numerik lain.
Analisis Kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi kasar dari komponen penyusun
suatu analit. Analisis kualitatif biasanya digunakan sebagai langkah awal untuk
analisis kuantitatif. Pengertian analisa kualitatif adalah suatu analisa yang dilakukan
untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel (Yusuf,
2019: 84).
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat
dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis
semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Dengan memperhatikan daftar kelarutan
berbagai garam dalam air dan pelarut yang lain, jenis anion yang terdapat dalam
larutan bisa diperkirakan. Misalnya garam sulfida tidak larut dalam asam, garam
atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel. Contohnya produk-produk organik
3
4
tertentu yang terkandung dalam suatu sampel.Zat yang ditetapkan tersebut, yang
seringkali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun sebagian kecil atau
sebagian besar sampel yang dianalis.Jika zat yang dianalisa (analit) tersebut
menyusun lebih dari sekitar 1% dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai
konstituen utama. Zat itu dianggap konstituen minor jika jumlahnya berkisar antara
0,01 hingga 1% dari sampel. Terakhir, suatu zat yang hadir hingga kurang dari 0,01%
B. Anion
Anion merupakan ion yang bermuatan negatif, yang kehilangan satu atau
lebih electron. Anion dikelompokkan dalam beberapa golongan yang tujuannya untuk
klasifikasi anion seperti asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfide, dan
seperti ion halida contohnya Cl-, Br- dan memiliki radikal seperti ion sulfat danion
nitrat. Menurut Achmad (2012: 49), anion dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:
1. Golongan sulfat
ion Ba2+. Dimana ion ini terdiri dari golongan SO42-, SO32-, CO32-, BO33-, CrO42-,
2. Golongan halida
Larutan yang mengandung HNO3 anion ini dapat diendapkan dengan ion Ba 2+.
3. Golongan nitrat
Golongan ini terdiri dari NO3-,NO2- dan C2H3O2-. Semua garam nitrat, nitrit,
dan asetat larut dalam air. Meskipun anion dibagi menjadi tiga golongan, anion dapat
memperhatikan sifat-sifat khas, seperti kelarutan dan reaksi nyala. Dari percobaan
pendahuluan ada beberapa ion yang dapat ditentukan dari zat semula atau asal, yaitu:
a. Ion asetat
Sedikit zat asal digerus dengan KHSO4. Adanya asetat dapat dikenali dengan
baunya.
Dengan penambahan H2SO4 pekat dan etil alkohol, kemudian dipanaskan akan
menghasilkan ester yang mudah menguap dengan bau yang khas. Hal ini H 2SO4 pekat
b. Ion sulfida
c. Ion karbonat
Za asal ditambahkan H2SO4 encer. Jika gas yang keluar mengeruhkan air
C. Uji Anion
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran
ada tidaknya anion tertentu yang memiliki sifat-sifat yang sama. Selanjutnya diikuti
dengan proses analisis. Beberapa uji pendahuluan dan uji spesifik dapat dilakukan
dengan fasa padatan tetap. Beberapa anion tidak stabil dalam larutan asam apabila
terjadi keadaan yang tidak stabil dalam suasana asam maka dari itu analisis anion
Kelarutan kebanyakn tiosulfat yang pernah dibuat, larut dalam air, tiosulfat
dari timbal, perak dan barium larut sedikit sekali. Banyak dari tiosulfat ini larut dalam
Seperti yang terjadi pada asam klorida encer tak terjadi perubahan yang segera dalam
keadaan dingin dengan larutan tiosulfat, cairan yang diasamkan itu segera menjadi
keruh karena pemisahan belerang dan dalam larutan terdapatlah asam sulfit.
2. Nitrit (NO2-)
Kelarutan perak nitrit laruta sangat sedikit dalam air. Semua nitrit lainnya
larut dalam air. Gunakan larutan kalium nitrit KNO 3 0,1 M yang baru saja dibuat
untuk mempelajari reaksi-reaksi ini salah satunya pada asam klorida encer dengan
menambahkan asam ini dengan hati-hati kepada suhu nitrit pada keadaan dingin akan
menghasilkan cairan biru pucat yang tak tetap (transien) karena adanya asam nitrit
7
bebas (HNO2) atau anhidridanya (N2O3) dan dilepaskan uap nitrogen dioksida yang
coklat, uap mana sebagian besar terjadi karena bersenyawa dengan nitrogen oksida
larutan kuning bila dapat larut dalam air. Asam mineral encer, yaitu ion-ion hidrogen,
kromat berubah menjadi dikromat yang terakhir ini menghasilkan larutan yang
merah-jingga. Perubahan ini dibalikkan oleh alkali, yaitu oleh ion-ion hidroksil.
Kelarutann kromat dari logam alkali dan dari kalsium serta magnesium larut dalam
air. Strontium kromat larut sangat sedikit. Kebanyakan kromat logam-logam lain tak
larutan pekat natrium hidroksida, dihasilkan suatu larutan kalium manganat yang
Kelarutan semua asetat normal, terkecuali perak dan merkurium (I) asetat
yang sangat sedikit larut, dengan mudah larut dalam air. Beberapa asetat bas,
misalnya asetat basa ari besi, aluminium dan kromium, tak larut dalam air. Asam
bebasnya (CH3COOH) adalah cairan yang tak berwarna dengan bau yang menusuk,
8
dengan titik didih 117 ℃ , titik lebur 17 ℃ dan dapat bercampur dengan air dalam
Kelarutan kebanyakan klorida larut dalam air. Merkurium (I) klorida, perak
klorida (Hg2Cl2), timbel klorida (PbCl2) (yang ini larut sedikit dalam air dingin, tetapi
muda larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorida (CuCl), bismut oksiklorida
(BiOCL), stibiumoksiklorida (SbOCL) dan merkurium (II) oksiklorida (Hg 2OCl2) tak
Larutan asam klorida (HCl) merupakan cairan kimia yang sangat korosif,
berbau menyengat dan sangat iritatif dan beracun, larutan HCl termasuk bahan kimia
berbahaya atau B3, Asam klorida merupakan larutan gas hidrogen klorida (HCl)
dalam air.Warnanya bervariasi dan tidak berwarna hingga kuning muda. Perbedaan
Besi (III) Klorida memiliki rumus kimia FeCl3 merupakan senyawa kimia
yang dibuat dari beberapa unsur kimia yang disatukan. Besi (III) klorida dapat
mengikis bahan zat padat yang mengandung zat besi yang murni yang terdapat
didalam beberapa zat padat yang ada seperti aluminium, tembaga, timah dan besi,
meskipun diantaranya ada beberapa zat padat yang hanya menggunakan sedikit unsur
besi. Umumnya besi (III) klorida digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air
minum maupun sebagai katalis, baik industri maupun di laboratorium. Besi (III)
9
Klorida apabila dilarutkan ke dalam air mengalami hidrolisis yang merupakan reaksi
3. Iodida (I2)
larut dalam pelarut organik seperti heksana atau kloroform karena kurangnya
polaritas, tapi hanya sedikit larut dalam air. Iodide mempunyai berat atom 126,93 dan
memiliki titik didih 183℃ dengan titik lebur 144℃ . Iodida kurang reaktif terhadap
hidrogen bila dibandingkan dengan unsur halogen lainnya, tetapi sangat reaktif
terhadap oksigen. Apabila gas dialirkan kedalam larutan iodida maka terjadilah
iodium. Reaksinya serupa dengan reaksi seng dengan asam klorida, hanya ionnya
obatan. Kalium permanganate sebagai obat digunakan untuk membersihkan luka dan
KMnO4 dan merupakan garam yang mengandung ion K + dan MnO4-. Senyawa ini
merupakan agen pengoksidasi yang kuat. KMnO4 larut dalam air menghasilkan
larutan berwarna merah muda atau ungu yang intens. Kalium permanganat tidak
memiliki bau memiliki rasa manis dan memiliki berat molekul 158,03 g/mol. Kalium
permanganate juga mudah larut dalam methanol, aseton dan sebagian larut daalam air
dingin, air panas serta larut dalam asam sulfat (Nur Intan dan Rahardian Z, 2016: 4).
Kalium iodida merupakan garam kritasl putih dengan formula kimia KI, yang
digunakan dalam fotografi dan perawatan radiasi. KI bisa menjadi kuning saat
pemanasaan di udara atau saat berdiri di udara lembab dalam waktu lama, karena
oksidasi iodida menjadi yodium. Kalium iodida bersifat ionik, K+ dan I-. Senyawa ini
industri dengan mereaksikan KOH dengan iodin. Senyawa ini merupakan suatu
garam putih, yang merupakan senyawa iodida yang paling signifikan secara
Menurut Peraturan (EC) No. 1907/2006 kalium iodida atau KI memiliki berat
molekul sebesar 166,01 g/mol. Berbentuk padatan berwarna putih tidak berbau dan
memiliki pH sekitar 6,9 pada 50 g/L pada 20ºC. KI memiliki titik lebur yaitu 680 ºC
6. Amonia (NH3)
Amonia merupakan senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
ditemukan berwujud gas dengan bau tajam yang khas. Larutan biasanya terdapat
dalam bentuk larutan amonium hidroksida yang merupakan senyawa kaustik yang
dapat merusak kesehatan. Amonia memiliki massa jenis 0,6942 g/L, larut dalam air,
memiliki titik lebur sebesar -77,73℃ , serta titik didih sebesar -33,34℃
7. Akuades (H2O)
Akuades merupakan cairan tak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa
dengan rumus molekul H2O dan bersifat polar sehingga mmerupakan pelarut yang
11
baik untuk bermacam-macam zat. Molekul air terikat oleh ikatan hidrogen satu sama
lain, pada kondisi standar yaitu pada tekanan 100 kPa atau 1 bar mempunyai titik
beku 273,15° K setara 0℃ dan titik didih 273,15° K atau setara dengan 100℃ .
Akuades memiliki rumus kimia H2O. Bentuk ion molekul akuades dapat
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berkaitan dengan sebuah ion
H2O tetapi tingkah laku air sangat kompleks (Ritonga, 2011: 269-270).
Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4, yang merupakan asam mineral
(anorganik) yang kuat.Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
100% dapat dibuat namun ia akan melepaskan SO3 pada titik didihnya dan
menghasilkan 98,3%. Asam sulfat 98% umumnya disebut sebagai asam ulfat pekat.
Asam sulfat merupakan cairan yang bersifat polar. Asam sulfat memiliki tekanan uap
<10 Pa pada 20℃ (diabaikan), kesaman 1,98 pada suhu kamar dan viskositas 26,7 cP
Asam nitrat merupakan oksida yang kuat terhadap bahan organik seperti
truphentine dan charcoal. Asam nitrat memiliki rumuss molekul (HNO3) berbentuk
cair, memiliki titik lebur sebesar -42℃ serta memiliki titik didih 86℃ . Asam nitrat
juga merupakan pengionisasi dan pengoksidasi yang kuat dan tidak stabil terhadap
panas dan juga bisa terurai. Asam nitrat biasanya digunakan untuk menghilngkan atau
Natrium Hidroksida pada suhu kamar merupakan padatan tak berwarna kristal
putih yang menyerap kelembaban dari udara. Bila dilarutkan dalam air atau
dinetralkan dengan asam, NaOH membebaskan panas yang besar yang mungkin
cukup untuk menyalakan bahan yang mudah terbakar. NaOH umumnya digunakan
dalam bentuk solida atau 50% larutan. NaOH digunakan untuk memproduksi sabun,
rayon, kertas, bahan peledak, bahan pewarna dan produk minyak bumi.NaOH
memiliki berat molekul 39.9971 gr/mol, memiliki titik leleh 318℃ serta titik didih
anorganik yang mengeluarkan asap kromium beracun pada saat pemanasan. Kalium
dikromat sangat korosif dan merupakan zat pengoksidasi kuat. Bahan ini digunakan
dalam pengawetan kayu, dalam pembuatan pigmen dan proses fotomekanik, namun
telah digantikan oleh natrium dikromat (K2CrO7). Kalium dikromat memiliki berat
molekul 294,185 gr/mol, memiliki titik leleh 398 ℃ dan titik didih 500℃ . Adapun
nama lain dari kalium dikromat yaitu potassium dikromat, potassium bikromat dan
Asam asetat merupakan senyawa kimia asam organic yang dikenal sebagai
pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat memiliki rumus empiris
CH3COOH. Asam asetat merupakan cairan tidak berwarna, memiliki berat molekul
60 kg/kmol. Memiliki titik didih 117,87℃ dan titik lebur 16,6℃ . Asam asetat bila
direaksikan dengan alkohol maka menghasilkan senyawa eter (Harjanto, 2017: 3-4).
13
E. Integrasi Ayat
Integrasi ayat pada percobaan analisis kualitatif anion sebagaimana Allah
SWT berfirman dalam Q.s al-Baqarah ayat 22.
:Terjemahannya
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai
atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan
hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu
Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui”.
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa sungguh besar kekuasan Allah meliputi
langit dan bumi dan segala hamparan indah yang disusun secara cermat, indah dan
kukuh. Dialah yang menurunkan air hujan dari langit yang dijadikan sumber
kehidupan dimuka bumi ini oleh karenanya sebagai hamba-Nya kita patut bersyukur
atas segala apa yang telah Allah SWT telah ciptakan di muka bumi ini dan salah satu
wujud kita bersyukur adalah menjaga ciptaan-Nya dengan sebaik-baiknya dan jangan
selalu bergantung pada air. Air sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti
masih banyak lagi manfaat air lainnya. Hal ini terkait dengan percobaan yang mana
14
pada percobaan ini jenis sampel yang di gunakan bermacam-macam dan semunya
berupa cairan dan selain itu air pada percobaan ini pun juga di gunakan untuk
2. Bahan
saring, larutan asam klorida (HCI) 0,1M, larutan asam sulfat (H 2SO4) 0,1M,
larutan besi (III) klorida (FeCl3) 0,1M, larutan amilum 1%, larutan iod (I 2)
(KMnO4) 1M, larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,1M, larutan perak nitrat
iodida (KI) 0,1M, larutan asam asetat (CH3COOH) 0,1M, larutan amonia
C. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Uji Tiosulfat
14
15
1 mL, kemudian menambahkan asam klorida (HCI encer (HCI 0,1 M)) lalu
memanaskan setelah itu menguji dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan
larutan kalium dikromat (K2CrO4) kemudian mengamati perubahan yang terjadi dan
menentukan reaksinya.
warna dan uap lalu mengamati perubahan yang terjadi dan menentukan reaksinya.
2. Uji Nitrit
Memipet larutan asam nitrit (HNO2) kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml,
diperoleh warna uap lalu mengamati perubahan yang terjadi dan menentukan
reaksinya.
Memipet larutan asam nitrit (HNO2) kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml,
kemudian mengasamkan dengan asam asetat (CH3COOH) ,asam sulfat (H2SO4) encer
dalam 2 tabung reaksi sebanyak 1 ml. Kemudian menambahkan larutan perak nitrat
(AgNO3) 0,1 M beberpa tetes sehingga terbentuk endapan setelah itu menambahkan
masing-masing asam nitrat encer (HNO3 0,1 M), ammonia (NH3) 0,1 M dan asam
asetat (CH3COOH) 0,1 M kemudian menambahkan asam klorida (HCI) 0,1 M lalu
reaksinya.
4. Uji Permanganat
sebanyak 1 mL lalu menambahkan larutan asam sulfat (H 2SO4) encer (H2SO4 0,1 M)).
5. Uji Asetat
mL, kemudian menambahkan larutan asam sulfat (H2SO4 encer (H2SO4 0,1 M)) lalu
mL, kemudian menambahkan larutan perak nitrat (AgNO 3) 0,1 M kedalam tabung
tersebut tetes demi tetes lalu mengamati perubahan yang terjadi dan menentukan
reaksinya.
mL, kemudian menambahkan larutan besi (III) klorida (FeCl 3)0,1 M lalu
6. Uji Klorida
Memipet larutan asam klorida (HCl) kedalam 2 tabung reaksi sebanyak 1 mL,
kemudian menambahkan beberapa tetes larutan asam sulfat (H2SO4) pekat kemudian
memanaskan salah satu tabung reaksi, lalu mengamati perubahan yang terjadi dan
memutuskan reaksinya.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
1. Uji Tiosulfat
(S2O32-)
2. Uji Nitrit
(NO2-)
Endapan merah
K2CrO4 + AgNO3 + HNO3 bata (+)
+ NH3+ CH3COOH + HCl
(Dipanaskan)
3. Uji kromat
(CrO42-)
dan dikromat
(Cr2O72-)
K2Cr2O7+ AgNO3 + HNO3
+ NH3 + CH3COOH + HCl Merah bata,
(Dipanaskan) endapan putih (+)
6 Uji klorida(Cl-)
HCl + H2SO4 Bening (+)
2. Reaksi
21
HNO3- + HCl →
1. Uji Kromat
d. Permanganat (MnO4-)
4MnO4- + 4OH →
MnO4- + H2SO4 →
e. Asetat (CH3COO-)
22
CH3COO- + H+ → CH3COOH
CH3COO- +Ag+ →
f. Klorida (Cl-)
B. Pembahasan
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran
ada tidaknya anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki sifat-sifat yang sama.
Selanjutnya diikuti dengan proses analisis. Beberapa uji pendahuluan dan uji spesifik
dapat dilakukan dalam fasa padatan tetapi untuk memperoleh kebenaran pengujian
garam jika zat yang diketahui tidak diketahui tidak larut dalam air maka akan
dilakukan perlakuan tertentu dengan pereaksi kimia agar menjadi larut. Beberapa
anion tidak stabil dalam larutan asam apabila terjadi keadaan yang tidak stabil dalam
suasana asam maka analisis anion harus dalam suasana basa (Chadijah, 2013: 54).
Pada uji tiosulfat dengan penambahan asam klorida encer (HCl) tidak
mengalami perubahan warna tetapi terdapat endapan yang membuat kertas saring
berubah menjadi coklat. Hal ini menandakan bahwa terdapat tiosulfat dalam larutan.
Berdasarkan teori, HCl encer yang akan melepaskan sebuah ion belerang dan
menimbulkan efek dengan adanya warna coklat pada kertas saring. Sehingga, hasil
23
tiosulfat dengan larutan iod tidak terdapat perubahan warna atau tetap bening.
Berdasarkan teori, ion yang melepaskan elektron dengan berlebihan akan berdampak
pada sampel sehingga berubah menjadi bening, hasil yang diperoleh pada percobaan
ini positif (Svehla, 1985: 325). Uji nitrit dengan penambahan asam klorida encer,
hasilnya sebelum dan setelah pencampuran berwarna bening sehingga negatif (-),
teori yang mengatakan bahwa pada uji nitrit dengan asam klorida (HCl) encer dengan
ditambahkan secara hati-hati kepada suatu nitrit dalam keadaan dingin, dihasilkan
cairan biru-pucat yang tak tetap (transien) (karena adanya nitrit bebas, HNO 2 atau
anhidridanya, N2O3) dan dilepaskan uap nitrogen dioksida yang coklat, uap mana
sebagian besar terjadi karena bersenyawanya nitrogen oksida dengan oksigen dari
udara (Svehla, 1985: 330). Sedangkan, uji nitrit dengan penambahan kalium iodida
ditambah asam asetat hasilnya berwarna bening sehingga hasil yang didapatkan
negatif (-). Hasil ini tidak sesuai dengan landasan teori yang mengemukakan
kalium permanganat menghasilkan warna ungu. Hal ini sesuai dengan teoriyang
dikemukakan oleh Svehla (1985: 331) yang mengatakanbahwa warna larutan akan
dihilangkan oleh larutan suatu nitrit, tetapi tidak ada gas yang akan terlepaskan. Uji
asam asetat dan asam klorida akan memuai hasil warna secara berturut-turut yaitu
jingga, endapan merah bata. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Svehla (1985: 385) yang mengatakan bahwa uji kromat akan menghasilkan warna
kuning ketika bereaksi dengan senyawa-senyawa anion. Sedangkan pada uji dikromat
24
menghasilkan merah bata dengan endapan putih sehingga hasilnya positif. Pada uji
Hal ini tidak sesuai dengan teori, bahwa pada uji ini dengan larutan natrium
suatu larutan kalium permanganat yang hijau dan dilepaskan oksigen. Bila larutan
manganat ini dituangkan kedalam air dengan volume yang besar atau diasamkan
dengan asam sulfat encer, warna ungu dari kalium permanganat pulih kembali, dan
mangan oksida mengendap. Sedangkan pada uji permanganat dengan asam sulfat
encer setelah dipanaskan berwarna ungu jernih. Hal ini tidak sesuai dengan teori
Svehla (1985: 389) yang menyatakan bahwa permanganat larut dalam reagensia
dengan menghasilkan warna atau larutan hijau yang mengandung mangan heptoksida
(anhidrida permanganat). Uji asetat dengan larutan besi(III) klorida dihasilkan warna
jingga. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa Untuk uji asetat dengan larutan besi (III)
yang jingga itu, ia terurai dan endapan besi (III) basa yang jingga kecoklatan. Uji
asetat dengan perak nitrat menghasilkan bening. Hal ini tidak sesuai denganteori yang
menyatakan bahwa larutan asam asetat dengan perak nitrat menghasilkan warna
bening sehinnga hasil ujinya bernilai negatif. Hal ini terjadi disebabkan alat yang
lain. Pada uji asetat dengan asam sulfat pekat menghasilkan warna bening dan berbau
pekat. Pada uji klorida dilakukan dua perlakuan yaitu uji klorida ditambahkan asam
sulfat pekat yang dingin menghasilkan warna bening dan setelah dipanaskan menjadi
endapan putih (+) Sedangkan pada uji klorida dengan perak nitrat menghasilkan
25
warnabening. Hal ini sesuai dengan teori, karena hasil setelah dan sebelum
dipanaskan adalah sama atau tidak ada perubahan (Svehla, 1985: 346).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dilakukan dengan beberapa uji yaitu uji tiosulfat dengan penambahan HCl
menghasilkan larutan yang keruh dan kertas saring berubah menjadi kuning
(+) dan penambahan iod menghasilkan larutan bening (+).Uji nitrit dengan
penambahan HCl yaitu larutan bening (-), uji dengan KI menghasilkan larutan
bening (-) dan uji dengan KMnO4 menghasilkan larutan berberwarna ungu
menghasilkan endapan merah bata (+) dan uji dikromat dengan penambahan
ungu (-) dan uji dengan H2SO4 menghasilkan larutan ungu jernih (-).Uji asetat
(+), uji dengan AgNO3 menghasilkan berwarna bening (-) dan uji dengan
penambahan FeCl3 menghasilkan larutan berwarnakuning kecoklatan (+). Uji
bening (+), penambahan AgNO3 dan NH3 menghasilkan larutan bening dan
endapan putih(+).
B. Saran
27
menggunakan sampel lain seperti metanol (CH3OH) untuk memperoleh data hasil
DAFTAR PUSTAKA