Anda di halaman 1dari 22

Laporan Pratikum 2

Analisis Anion Golongan 2

Disusun oleh :

Nama Anggota Kelompok


1. Aprilia Olan Eda Lolon(224111218)
2. Dince Patrisia Taru Happu(224111225)
3. Erlys Adelia Pada(224111227)
4. Fidesta Mawi(224111231)
5. Helmut Melianus Benu(224111236)
6. Velciana Silabao Heuk (224111249)

Universitas Citra Bangsa


Fakultas Kesehatan
Program Studi Sarjana Farmasi
Kupang 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Makalah yang kami buat ini berjudul “ANALISIS ANION
GOLONGAN II” Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas
Kimia Analisis I. Adapun makalah ini disususn secara sistematis dan merupakan
referensi dari beberapa sumber yang telah menjadi acuan kami dalam proses
penyusunan makalah.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti dalam
proses kegiatan belajar dan dapat menjadi sumber pengetahuan kepada para
pembaca. Dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari kesalahan, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki kesalahan yang ada pada
makalah ini. kami mengucapkan terimakasih pada Ibu dosen pembimbung mata
kuliah praktikum kimia analisis I yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya selama mengikuti mata kuliah praktikuum kimia analisis.
Sekian dan terimakasih.

Kupang, 03 Juni 2023

Penulis,
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Analisis kualitatif merupakan suatu proses untuk mengetahui ada
tidaknya unsur kation atau anion dalam suatu larutan (Svehla, 1990).
Analisis kuantitatif merupakan proses untuk mengetahui jumlah atau
komposisi unsur atau zat dalam suatu larutan (Jurnal Pendidikan Sains
Vol.7,2019).
Dalam kimia analisis kimia kualitatif telah di kenal suatu cara untuk
menentukan ion anion anion teretentu, yaitu menggunakan uji golongan
dan uji penegasan dengan menggunakan pereaksi pereaksi tertentu yang
di sebut dengan pereaksi selektif dan pereaksi spesifik.pereaksi selektif
adalah pereaksi yang memberikan reaksi untuk beberapa jenis anion jenis
anion,sedangkan pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan
reaksi hanya untuk satu anion saja.
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan
ion anion tertentu dengan menggunakan reaksi seleksi dan spesifik.
Pereaksi seleksi adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk
satu jenis kation atau anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-
pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang
terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau, dan
timbulkan gas.
Analisa anion adalah Analisa yang bertujuan untuk menganalisa
adanya ion dalam sampel. Sedangkan Analisa kualitatif di lakukan untuk
mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi,
Analisa anion secara kualitatif merupakan Analisa yang di lakukan untuk
mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat satu
sampel.
Dalam Praktikum Secara umum dilakukan penggulongan anion menjadi dua
golongan yaitu Anion golongan A dan Anion golongan B. Penggolongan
anion ini berdasarkan reaksi dengan zat tertentu. Anion golongan A adalah
jenis anion yang dapat menguap bila bereaksi dengan asam. Golongan anion
yang menghasilkan gas apabila bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat
encer seperti karbonat, sulfit, tiosulfat, nitrit, hypoklorit, sianida dan sianat,
sedangakan golongan anion yang mengahasilkan gas apabila direaksikan
dengan asam kloridan dan asam sulfat pekat seperti florida, klorida, bromide,
iododa, nitrat, borat, forat, asetat, oksalat, perklorat, permanganate, bromate,
heksasianoferat (II) dan (III), tiosianat, tartat dan sitrat.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana cara mengidentifikasi anion CO32-?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi anion PO43-?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi anion Ba32-?
4. Bagaimana hasil reaksi dari identifikasi anion CO32, PO43-, Ba32-?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori umum

Kimia Analitik dapat dibagi dalam dua bidang, yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.
Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat
tertentu yang ada dalam sampel. analisa anion secara kualitatif merupakan analisa
yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang
terdapat dalam suatu sampel. Analisa anion tidak jauh berbeda dengan analisis
kation, hanya saja pada identifikasi anion tidak memiliki metode analisis standar
yang sistematis seperti analisis kation.

Analisa pendahuluan anion ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan


anion di dalam larutan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa
kering meliputi pemeriksaan organoleptis ( warna, bau, rasa) dan pemanasan.
Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa
basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau
penyaringan, dan pencucian endapan. Setelah uji pedahuluan, kemudian dapat
dilanjutkan dengan uji spesifik tergantung dari kandungan anion yang ada.

Anion adalah sebuah ion yang bermuatan negatif. Ion ini bermuatan
negatif karena untuk kesetabilannya, anion perlu untuk menerima atau mengambil
satu atau lebih electron. Anion secara umum dapat dibagi menjadi beberapa
golongan. Pembagian ini bisa berdasarkan dari sifatnya, karakteristikanya maupun
dari kemampuan dalam reaksinya. Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik
seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah
pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam
kalsium, barium, dan seng.
Umumnya anion digolongkan menjadi dua golongan yaitu anion golongan
A dan anion golongan B. Penggolongan anion ini berdasarkan reaksi dengan zat
tertentu.

A. Anion golongan A

Anion golongan A adalah jenis anion yang dapat menguap bila


bereaksi dengan asam.
Contoh golongan anion yang menghasilkan gas bila bereaksi dengan asam
encer (asam klorida encer dan asam sulfat encer) adalah karbonat, sulfit,
tiosulfat, nitrit, hypoklorit, sianida dan sianat. Selain dengan asam encer,
golongan anion ini juga jika direaksikan dengan asam pekat (contohnya
asam sulfat pekat) akan menghasilkan gas. Contoh dari anion ini adalah
fluorida, klorida, bromida, iodida, asetat, borat, format, oksalat, perklorat,
nitrat, sitrat, bromate, heksacyanoferrat(ii) dan (iii), tiosianat, tartrat, dan
permanganat.

B. Anion golongan B

Anion golongan B adalah anion yang bereaksi didalam larutan


menghasilkan reaksi pengendapan dan reaksi redoks.
Contoh Anion yang termasuk dalam golongan ini adalah sulfat, fosfat,
sussinat, arsenat, kromat, silikat, salisilat, fosfit, hipofosfit, arsenit,
dikromat, dan benzoat. Selain itu, ada golongan anion yang mennghasilkan
reaksi oksidasi dan reduksi jika bereaksi dalam larutan. Anion yang
termasuk dalam golongan ini adalah manganat, permanganat, kromat,
dikromat.

Pada praktikum kimia analisis I kita melakukan analisis anion golongan II


dengan menggunakan metode kualitatif. Anion – anion golongan satu dibagi
menjadi beberapa senyawa sebagai berikut :
a. Karbonat CO32-
Karbonat merupakan suatu garam dari asam karbonat, yang
dicirikan oleh adanya ion karbonat.kelarutan semua karbonat
normal,dengan kekecualian karbonat dari logam- logam alkali serta
ammonium, tak larut dalam air. Hydrogen karbonat ataubikar bonat
dari kalsium strontium, barium, magnesium, dan mungkin dari besi
ada dalam larutan air, mereka terbentuk karena aksi oleh asam
karbonat yang berlebihan terhadap karbonat – karbonat normalentah
dalam larutan air atau suspense dan akan terurai pada pendidihan
larutan.Untuk mempelajari reaksi- reaksi ini dapat dipakai larutan
karbonat Na2CO3.10H2O,O,5M.

b. Fosfat PO42-

Ortofosfat atau sering disebut gugus fosfat adalah sebuah ion


poliatomik atau radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat
oksigen. kelarutan fosfat dari ammonium dan dari logam- logam
alkali , kecuali dari litium, larut dalam air. Untuk mempelajari
reaksi- reaksi ini pakailah larutan hydrogen fosfat Na2HPO4.12H2O.
0,33M.

c. Borat BO32-

Borat – borat diturunkan dari ketiga asam borat : asam


ortoborat,asam piroborat,dan asam metoborat.kelarutan borat- borat
dari logam- logam alkali mudah larut dalam air.borat dari logam-
logam lainya umumnya sangat sedikit larut dalam air , tetapi cukup
larut dalam asam- asam dan dalam larutan ammonium klorida.
Untuk mempelajari reaksi- reaksi ini pakailah larutan natrium
tertraborat Na2B4O7.10H2O,0,1M.
2.2 Uraian bahan
1. Aquades ( FI VI HAL .69)

Nama resemi :Air murni

Nama lain : Purived water, air suling, aquadest

Rumus kimia : H2O

Berat molekul : 18.02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai


rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup.

2. AgNO3 (FI.Ed.IV, 2020)

Nama Resmi : ARGENTI NITRAS

Nama Lain : Perak Nitrat

RM/BM : AgNO3/169,87

Pemerian : Hablur, transparan atau serbuk hablur berwarna putih;


tidak berbau, menjadi gelap jika terkena cahaya.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel dalam praktikum

3. HCl (FI edisi lll:55, 1979)


Nama Resmi: ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama Lain : Asam klorida

Rm / Bm : HCl / 36,46 g/mol


Pemeriaan : Tidak berwarna ,berasap, bau meransang, jika diencerkan
dengan 2 bagian air asap dan bau hilang
Kelarutan : Sangat larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Fungsi : Sebagai zat tambahan

4. Amonia (FI VI,2020)

Nama Resmi: Amonia

Nama Lain : Ammonia

Rm / Bm : NH3 /17,03

Pemeriaan : Serbuk hablur ,keras tidak berwarna ,bau khas menusuk

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

5. Asam Nitrat (Ditjen POM, 1979.650)


Nama Resmi : ACIDUM NITRAS
Nama Lain : Asam Nitrat
Rm / Bm : HNO3/ 63
Pemerian : Cairan jernih berasap, hamper tidak berwarna sampai
warna kuning
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Fungsi : sebagai pereaksi golongan anion
6. Magnesium Sulfat (Ditjen POM, 1979.354)
Nama Resmi : MAGNESII SULFAS
Nama Lain : Magnesium Sulfat
Rm / Bm :MgSO4 / 264,47
Pemerian : Hablur tidak berwarna,,tidak berbau
Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam ethanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Fungsi : sebagai zat tambahan

7. Raksa (II) Klorida (Ditjen POM,1979.698)

Nama Resmi : HYDRAGYRI BICHLORIDUM

Nama Lain : Raksa (II) Klorida

Rm / Bm : HgCl2 / 271,5

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak


berbau.

Kelarutan : larut dalam 15 bagian air.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Fungsi : sebaga pereaksi anion

8. Ethanol ( FI III, 1979)

Nama Resmi : Aethanolum

Sinonim : Alkohol, etanol, ethyl alkohol

Rm / Bm : C2H6O / 46,07

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah


terbakar.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p dan


dalam eter p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat rapat , terhindar dari
cahaya.

Kegunaan : sebagai zat tambahan

9. Natrium karbonat (Ditjen, POM, 1979)

Nama Resmi : NATRII CARBONAS

Nama Lain : Natrium Krbonat

Rm/ Bm : Na2CO3 /124,00

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

Kegunaan : sebagai pereaksi

10. Amonnium Klorida (FI edisi III Hal.87)


Nama Resmi : AMMONI CHLORIDUM
Nama Lain : Ammonium klorida
Rm/ Bm : NH4Cl / 153,49
Pemerian : Serbuk hablur putih , tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
(95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat aktif

11. Asam Borat (Ditjen POM , 1979)

Nama Resmi : Acidum Boricum


Nama Lain : Asam Borat

Rm/ Bm : H3BO3 /61,83

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau

Kelarutan : larut dalam 20 bagian air

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel / antiseptikum ekstern


BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan bahan

ALAT :
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Labu ukur
 Gelas ukur
 Gelas kimia
 Batang pengaduk
 Lampu Bunsen
 Timbangan analisik
BAHAN :

 Larutan Na2CO3
 Larutan AgNO3
 Larutan MgSO4
 Larutsn HgCl2
 Larutan Na2HPO4+
 Larutan HNO3
 Larutan HNO3 pekat
 Larutan NH4Cl
 Larutan H3BO3
 Larutan CH3COH
3.2 Prosedur kerja

1. CO32-

2 ml Na2CO3

+ AgNO3 + MgSO4 + HgCl2

2. PO43-

Na2HPO4

+ AgNO3 + HNO3 + NH4Cl + MgSO4


pekat
+ HNO3 + NH3

3. Ba32-

Panaskan 10 ml H3BO3 hingga menguap

+ methanol

dipanaskan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

N ANION PROSEDU HASIL PENGAMATAN DUGAAN HASIL


O R PENGAMATAN
1 CO32- Na2CO3 Endapan putih Endapan +
+ putih
AgNO3

Na2CO3 Larutan bening Larutan +


+ (tdk ada bening (tdk
MgSO4 perubahan) ada
perubahan)

Na2CO3 Endapan merah Endapan +


+ bata merah bata
HgCl2

2 PO43- Na2HPO4 Endapan kuning Endapan +


+ perak kuning perak
AgNO3
Ag3PO4 Endapan larut Endapan larut +
+
HNO3

Ag3PO4 Larutan bening Larutan +


+ (tdk ada bening
NH3 perubahan) (tdk ada
perubahan)

Na2HPO4 Endapan kuning Endapan +


+ kuning
HNO3 pekat

Na2HPO4 Endapan putih Endapan +


+ putih
NH4Cl
+
NH4Cl
3 Ba32- H3BO3 Api berwarna Api berwarna +
dipanaskan hijau hijau
+
CH3COH
4.2 Pembahasan
Analisis anion dapat ditentukan dengan cara menggunakan
metode analisis kualitatif , analisis kualitatif dikenal dengan suatu cara
untuk menentukan ion kation atau anion tertentu dengan
menggunakan pereaksi. Dengan menggunakan perekasi – pereaksi
maka akan terlihat adanya perubahan - perubahan kimia yang terjadi
misalnya terbentuk endapan, terjadi perubahan warna , bau dan
timbulnya gas ( G. Svehla,1985). Analisis kualitatif merupakan suatu
proses untuk mengetahui ada tidaknya unsur kation atau anion dalam
suatu larutan (Svehla, 1990).
Pada praktikum Kimia Analisis I , kami melakukan identifikasi
atau menganalisis anion golongan II dengan menggunakan beberapa
reagen . Reagen yang digunakan dalam menganalisis atau
mengidentifikasikan kation golongan II yaitu :

Anion pertama yang di identifikasi adalah CO32- yang di reaksikan


dengan AgNO3 berdasarkan literature vogel kelarutan perak nitrat
saat di reaksi kan dengan Na2CO3 menghasilkan endapan putih perak
karbonat, endapan larut dalam asam nitrat dan amonium. Dari hasil
praktikum yang kami lakukan, menghasilkan endapan putih. Ketika
Na2CO3 di reaksikan dengan MgSO4 menghasilkan larutan bening
(tidak berwarna), sesuai literature. Reaksi antara natrium karbonat
(Na2CO3) dan magnesium sulfat (MgSO4) tidak menghasilkan warna
yang khas. Biasanya, campuran larutan natrium karbonat dan
magnesium sulfat akan menghasilkan larutan yang bening atau
transparan. Reaksi antara Na2CO3 dan MgSO4 adalah reaksi netralisasi,
di mana ion karbonat (CO32-) dari Na2CO3 bereaksi dengan ion
magnesium (Mg2+) dari MgSO4 untuk membentuk garam netral
magnesium karbonat (MgCO3). Reaksi ini menghasilkan dua garam
baru: natrium sulfat (Na2SO4) dan magnesium karbonat (MgCO3),
yang keduanya larut dalam air. Pada kondisi normal, garam-garam
tersebut larut dalam air dan tidak menghasilkan warna yang
mencolok. Sehingga, campuran larutan Na2CO3 dan MgSO4 biasanya
akan tampak bening atau transparan. Perlu diperhatikan bahwa
perubahan warna dalam suatu reaksi kimia dapat terjadi jika terdapat
senyawa yang memberikan warna khusus atau jika terdapat reaksi
yang menghasilkan produk dengan sifat warna yang berbeda. Namun,
dalam kasus reaksi antara Na2CO3 dan MgSO4, tidak ada indikasi
adanya perubahan warna yang signifikan. Ketika Na2CO3, direaksikan
dengan HgCl2 menghasilkan endapan merah bata, pada literature
menghasilkan endapan merah bata. Reaksi antara natrium karbonat
(Na2 CO3) dan merkuri(II) klorida (HgCl2) menghasilkan endapan
merah bata yang disebut merkuri(II) karbonat (HgCO3), Reaksi ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Na2CO3 + HgCl2- →HgCO3 + 2NaCl

Pada awalnya, saat larutan Na2CO3 dan HgCl2 dicampur, terjadi


pertukaran ion antara ion natrium (Na+) dari Na2CO3 dengan ion
merkuri (II) (Hg2+) dari HgCl2. Ini menghasilkan pembentukan
merkuri(II) karbonat (HgCO3) yang tidak larut dalam air. Endapan
merkuri(II) karbonat ini memiliki warna merah bata.Selain itu,
natrium klorida (NaCl) yang terbentuk juga larut dalam air, sehingga
menghasilkan larutan yang mengandung NaCl.

Anion kedua yang di identifikasi adalah PO42-, yang di reaksikan


dengan AgNO3 berdasarkan literatur vogel menghasilkan endapan
kuning perak, reaksi antara natrium hidrogen fosfat (Na2HPO4) dan
perak nitrat (AgNO3) menghasilkan endapan kuning, Reaksi ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Na2HPO4 + AgNO3 - → Ag3PO4 + NaNO3 + H2O

Pada awalnya, saat larutan Na2HPO4 dan AgNO3 dicampur, terjadi


pertukaran ion antara ion natrium (Na+) dari Na2HPO4 dengan ion
perak (Ag+) dari AgNO3. Ini menghasilkan pembentukan endapan
perak fosfat (Ag3PO4) yang tidak larut dalam air. Endapan ini
memiliki warna kuning yang khas. Selain itu, natrium nitrat (NaNO3)
juga terbentuk dan larut dalam air. Larutan ini dapat memberikan
warna kuning karena adanya reaksi lain yang melibatkan senyawa-
senyawa di dalamnya. Dari hasil praktikum yang kita dapat, yaitu
menghasilkan endapan kuning, larutan ini larut dalam ammonia encer
dan asam nitrat sehingga ketika di reaksikan dengan asam nitrat
(HNO3) dan ammonia (NH3) menghasilkan larutan bening dan
terlarut. Ketika Na2HPO4 direaksikan dengan NH4Cl dan MgSO4
menghasilkan endapan putih.

Anion ketiga yang di identifikasikan adalah BO32-, larutan sampel


yang di gunakan yaitu: H3BO3, dari praktikum yang kita lakukan
larutan H3BO3 dimasukan ke dalam cawan uap, lalu dipanaskan hingga
menguap, kemudian tambahkan methanol lalu dibakar dan diamati
warna nyala api yang dihasilkan yaitu warna hijau. Warna ini
disebabkan oleh ion borat (B(OH)4-) yang teroksidasi dalam keadaan
panas dan menghasilkan cahaya hijau.kesimpulan pada uji nyala
larutan atau senyawa tersebut sesuai dengan buku vogel dan
academia, edu praktikum kimia analisis anion golongan II.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Anion merupakan ion bermuatan negatif. Dalam analisa anion dikenal


adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah.
Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan
pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam
larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi
pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan.
Reaksi kimia dapat dikatakan berlangsung apabila terjadi perubahan
warna, perubahan suhu, terbentuk endapan dan menghasilkan gas.Endapan
terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut. Kelarutan
suatu endapan sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu, meskipun dalam
beberapa hal khusus (seperti kalium sulfat),terjadi sebaliknya.
Dari hasil praktikum yang kita lakukan dalam mengidentifikasi anion
golongan II dapat disimpulkan bahwa semua reaksi sesuai dengan hasil pada
referensi yaitu buku vogel analisis kualitatif.

5.2 Saran

Sebaiknya sebelum melakukan praktikum mahasiswa harus memahami


prosedur kerja dalam mengidentifikasi anion golongan I karena ini merupakan
salah satu faktor dari hasil yang di dapat tidak sesuai dengan apa yang tertera pada
referensi atau buku vogel.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU VOGEL ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF BAGIAN II


Farmakope Indonesia Edisi VI, Departemen kesehatan RI,Jakarta
Farmakope Indonesia Edisi III,Departemen kesehatan RI,Jakarta Yusnidar,2019,G.

Anda mungkin juga menyukai