Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan karunia-

Nya kita masih diberikan kesehatan jasmani dan rohani, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah KIMIA ANALISIS DASAR yang berjudul

“IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN 1 DAN 2 “. Makalah ini dimaksudkan

untuk menyelesaikan tugas Kimia Analisis Dasar serta untuk menambah wawasan

dan pengetahuan para pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibuk

Rahma Dona M.Si, Apt selaku dosen Kimia Analisis Dasar dan rekan-rekan yang

telah membantu menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah

yang dibuat ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan sehingga kami

membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat membuat makalah

yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG ...........................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................................2

1.3 TUJUAN ................................................................................................................2

BAB II ISI ............................................................................................................................3

2.1 ANALISIS KATION .............................................................................................3

2.2 SISTEMATIKA ANALISIS KATION..................................................................5

2.3 REAKSI IDENTIFIKASI TERHADAP BEBERAPA KATION..........................6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................18

3.1 KESIMPULAN ....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zat-zat

yang terkandung di dalamnya, serta cara-cara pengolahanya. Seluk beluk tentang

pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk itu,

pengetahuan tentang analisiskualitatif sangat esensial untuk di jadikan salah satu

keahlian bagiseorangfarmasis.

Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik kation

maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-peraksi tertentu.

Setiap ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat membedakan dengan

ion-ion yang lain.

Analisis kualitatif adalah analisa yang dilakukan untuk mengidentifikasi

suatu zat. Analisa ini sangat diperlukan dalam dunia kefarmasian, karena dalam

kefarmasian banyak berhubungan dengan bahan-bahan obat. Analisa kualitatif

dilakukan untuk menentukan macam atau jenis zat / komponen-komponen bahan

yang dianalisa yaitu apa isi dari bahan atau zat tersebut. Sehingga sebagai seorang

farmasis diharapkan kita dapat mengetahui zat-zat apa saja yang dikandung dalam

suatu sediaan obat.

Dalam analisis kualitatif dilakukan identifikasi kation dan anion. Identifikasi

untuk sebuah sampel untuk menentukan kation I sampai VI dan anion I sampai

VI. Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-anion diklasifikasikan dalam

enam golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.

Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum

1
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida dan ammonium

karbonat. klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan

reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi, klasifikasi

kation yang paling umum di dasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida,

sulfida dan karbonat dari kation tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Golongan apa saja yang terdapat dalam analisis kation golongn 1 dan 2 ?

2. Bagaimana reaksi yang terjadi pada golongan 1 dan 2 ?

3. Apa saja reaksi umum dan khusus golongan 1 dan 2 ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui analisis golongan 1 dan 2

2. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada golongan 1 dan 2

3. Untuk mengetahui reaksi umum dan khusus golongan 1 dan 2

2
BAB II

ISI

2.1 Analisis Kation

Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut

analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas

identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat

dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah

memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kuantitatif berurusan

dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. 

Prosedur yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak

diketahui, pertama kali adalah membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam

bentuk cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan

uji ion-ion yang mungkin ada. Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat

mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya

dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya

dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik

untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan

menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang kan memberikan larutan atau

endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu.

Analaisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara

sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing

golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam

golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan

pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu dan memisahkan dari ion-ion

3
lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang

mengandung semua ion hanya akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal

(Pb2+), perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah ion-ion golongan ini diendapkan dan

dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dan

penambahan H2S dalam suasana asam. Setelah endapan dipisahkan perlakuan

selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan terpisahnya golongan lain.

Jadi dalam analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam 5

golongan, berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa pereaksi antara lain

adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium

karbonat. Umumnya klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari

klorida, sulfida dan karbonat dari kation-kation tersebut. Skema di bawah ini

memperlihatkan pemisahan kation-kation dalam golongan I sampai dengan V

berdasarkan sifat kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji spesifik untuk

masing-masing kation. Setelah dilakukan uji spesifik untuk masing-masing kation.

Berikut ciri khas pada kation golongann 1 dan 2:

1. Golongan I:

Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.

Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam suasana asam, klorida dan

kation dari golongan lain larut. Penggunaan asam klorida berlebih untuk

pengendapkan kation golongan I memiliki dua keuntungan yaitu

memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan menghindari

terbenuknya endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan asam klorida yang

terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl 2 larut kembali dalam

bentuk kompleks sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2 , tetap stabil.

4
2. Golongan II

Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk

endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion

golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation golongan II

dibagi dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan tembaga dan sub

golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan

sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub

golongan tembaga tidak larut dalam regensia ini, sulfida dari sub grup

arsenik melarut dengan membentuk garam tio. Golongtan II sering

disebut juga sebagai asam hidrogen sulfida atau glongan tembaga timah.

Klorida, nitrat, dan sulfat sangat mudah larut dalam air. Sedangkan

sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut.

2.2 Sistematika Analisis Kation

Prossedur yang biasa dilakukan untuk menguji suatu zat yang tidak

diketahui, pertama kali adalah membuat sampel yang dianalisis dalam bentuk

cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion

ion yang maungkin ada.

Analisis campuran kation kation memerlukan pemisahan kation secara

sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan golongan kedalam

sub golongan dan komponen komponennya. Pemisahhan dalam golongan

didasarkan atas perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi

yang dapat mengendapkan ion tertentu dan memisahkannya dari ion ion lainnya.

5
1. Analisis Pendahuluan

Pada cuplikan dilakukan “pemeriksaan pendahuluan” yaitu

pengamatan sifat fisik fisika yaitu warna , bau , bentuk dan test kelarutan

dalam air.

2. Tes Nyala

Untuk menganalisis suatu kation dalam cuplikan , dapat dilakukan

tes nyala.Beberapa logam mempunyai warna nyala tertentu bila dipanaskan

dalam bunsen dengan menggunakan kawat Ni-Cr.

3. Penentuan golongan kation

Untuk identifikasi kation secara sistematis, harus dilakukan

pemisahan golongan.Setelah itu baru di lakukan uji spesifik setiap kation

yang  ada dalam golongan tersebut untuk mengidentifikasi keberadaan di

dalam cuplikan. Berikut analisis kation golongan 1 dan 2:

a. Golongan 1 :  akan mengendap sebagai garam klor dalam kondisi

asam yang kuat.

b. Golongan 2 : akan mgengendap sebagai garam sulfida atau

hidroksida dalam suasana sedikit basa.

2.3 Reaksi Identifikasi Terhadap Beberapa Kation

a. Golongan 1

1. Timbal (Ag+)

Timbal adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan, dengan

kerapatan yang tinggi (11,4 g/ml pada suhu kamar. Timbel mudah melarut

6
dalam asam nitrat yang tingkat kepekatannya sedang (8M) dan terbentuk

nitrogen oksida .

Berikut reaksi-reaksi dari ion timbal :

1. Asam klorida encer : terbentuk endapan putih dalam larutan yang

dingin dan tak terlalu encer :

2+ -
Pb + 2Cl  PbCl2

2. Hidrogen sulfide dalam suasana netral atau asam encer : endapan

hitam timbel sulfide

2+ +
Pb + H2S  PbS + 2H

3. Larutan amonia : endapan putih timbel hidroksida :

2+
Pb + 2NH3 +2H2O  Pb(OH)2

Endapan tak larut dalam reagen berlebihan

4. Natrium hidroksida : endapan putih timbel hidroksida :

2+ -
Pb +2OH  Pb(OH)2

5. Asam sulfat encer : endapan putih

2+ 2-
Pb + SO4  PbSO4

6. Kalium kromat dalam larutan netral, asam asetat atau ammonia :

endapan kuning

Pb2+ + Cr042-  PbCrO4

7
7. Kalium iodide : endapan kuning

Pb2+ + 2I-  PbI2

8. Natrium sulfit dalam larutan netral

Pb2+ + SO32+  PbSO3

2. Merkurium atau Raksa (Hg)

Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa,

dan mempunyai kerapatan 13,534 g/ml pada 25℃. Asam nitrat yang

dingin dan sedang pekatnya (8M), dengan merkurium yang berlebihan

menghasilkan ion merkurium (I).

Berikut reaksi-reaksi dari ion merkuri

1. Asam klorida encer : endapan putih

2+ -
Hg2 + 2Cl → Hg2Cl2

2. Hidrogen sulfide dalam suasana netral atau asam encer : endapan

hitam

2+ +
Hg2 + H2S → Hg + HgS + 2H  

3. Larutan ammonia : endapan hitam

2+ -
2Hg2 + NO 3 + 4NH3 +H2O HgO.Hg + 2Hg

+
+3NH 4  

4. Natrium hidroksida : endapan hitam merkurium (I) oksida

8
2+ -
Hg2 + 2OH → Hg2O + H2O

5. Kalium kromat dalam larutan panas : endapan kristalin merah

2+ 2-
Hg2 + CrO 4 → Hg2CrO4

6. Kalium iodide, ditambahkan perlahan-lahan dalam larutan dingin :

endapan hijau merkurium (I) iodide.

2+ + 2I- → Hg2I2
H2

7. Natrium Karbonat dalam larutan dingin : endapan kuning

merkurium (I) karbonat

2+ + CO2-
Hg2 3 → Hg2CO3

Endapan berubah menjadi abu-abu kehitaman ketika merkurium

(II) oksida dan merkurium terbentuk :

Hg2CO3 → HgO + Hg + CO2

3. Perak (Ag+)

Perak adalah logam yang putih, dapat di tempa dan di liat. Rapatannya

tinggi (10,5 g/ml) dan melebur pada 960,5 ℃ . Perak tidak larut dalam

asam klorida, asam sulfat encer (1M) atau asam nitrat encer (2M) tetapi

dapat larut dalam asam nitrat yang lebih pekat (8M) atau dalam asam

pekat panas.

Berikut reaksi-reaksi pada Ag+

9
1. Asam klorida encer : endapan putih perak klorida

+ -
Ag + Cl → AgCl

2. Hidrogen sulfide dalam suasana netral atau asam : endapan hitam

perak sulfide

2 Ag+ +
+ H2S → Ag2S + 2H

3. Larutan Amonia : endapan coklat perak oksida

2Ag+ +
+ 2NH3 +H2O → Ag2O + 2NH4

4. Natrium hidroksida : endapan coklat perak oksida

+ -
2Ag + 2OH → Ag2O + H2O

5. Kalium iodide : endapan kuning perak iodide

+ -
Ag + I → Agl

b. Golongan II

1. Merkurium (II)

Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa,

dan mempunyai kerapatan 13,534 g/ml pada 25℃.

Berikut reaksi-reaksi pada Merkurium (II)

1. Hidrogen sulfida, dengan adanya HCl encer endapan putih, yang

terurai jk ditambah hidrogen sulfida  endapan hitam

3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S  Hg3S2Cl2 ↓ + 4H+

10
Hg3S2Cl2 ↓ + H2S  3HgS ↓ + 2H+ + 2Cl-

2. Larutan amonia  endapan putih

2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O  HgO.Hg(NH2)NO3 ↓ + 3NH+4

3. Natrium hidroksida  endapan merah-kecoklatan

Hg2+ + 2OH-  HgO ↓ + H2O

4. Kalium iodida  endapan merah

Hg2+ + 2I-  HgI2 ↓

5. Timah (II) klorida  endapan putih seperti sutera

2Hg2+ + SN2- + 2Cl-  Hg2Cl2 ↓+ Sn4+

2. Bismut (III)

Merupakan logam berwarna putih-kemerahan, kristalin, dan getas.

Titik lebur 271,5°C. Tidak larut dalam asam klorida karena potensial

standar 0,2 V, namun melarut dalam asam pengoksid seperti asam nitrat

pekat dan asam sulfat pekat.

Berikut reaksi-reaksi Bi3+

1. Hidrogen sulfida  endapan hitam bismut sulfida

2Bi3+ + 3H2S  Bi2S3 ↓ + 6H+

2. Larutan amonia  endapan putih

Bi3+ + NO-3 + 2NH3 + 2H2O  Bi(OH2)NO3 ↓ + 2NH+4

3. Natrium hidroksida  endapan putih bismut (III)

Bi3+ + 3OH-  Bi(OH)3 ↓

4. Kalium iodida  endapan hitam

11
Bi3+ + 3I-  BiI3 ↓

5. Kalium sianida  endapan putih

Bi3+ + 3H2O + 3CN-  Bi(OH)3 ↓ + 3HCN

6. Dinatrium hidrogen fosfat  endapan kristalin putih bismut fosfat

Bi3+ + 3HPO42-  BiPO4 ↓ + H+

3. Tembaga (Cu2+)

Merupakan logam merah-muda, lunak, dapat ditempa, dan liat.

Melebur pada suhu 1038°C. Karena potensial elektrode standarnya positif

(+0,34 v) ia tdk larut dlm asam klorida dan asam sulfat encer.

Berikut reaksi-reaksi Cu2+

1. Hidrogen sulfida  endapan hitam

Cu2+ + H2S  CuS ↓ + 2H+

2. Larutan amonia  endapan biru

2Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O  Cu(OH)2.CuSO4 ↓ + 2NH+4

3. Natrium hidroksida  endapan biru

Cu2+ + 2OH-  Cu(OH)2 ↓

4. Kalium iodida  endapan putih, larutan coklat tua

2Cu2+ + 5I-  2CuI3 ↓ + I-3

5. Kalium sianida  endapan kuning

Cu2+ + 2CN-  CuCN2 ↓

6. Kalium heksasianoferat (II)  endapan coklat-kemerahan

12
2Cu2+ + [Fe(CN)6]4-  Cu2[Fe(CN)6] ↓

7. Kalium tiosianat  endapan hitam

Cu2+ + 2SCN-  Cu(SCN)2 ↓

4. Kadmium (Cd2+)

Kadmium adalah logam putih keperakan, yang dapat ditempa dan liat.

Ia melebur pada suhu 321˚C. Ia melarut dengan lambat dalam asam encer

dengan melepaskan hidrogen (disebabkan potensial elektrodenya yang

negatif ).

Berikut reaksi-reaksi Cd2+

1. Hidrogen sulfida  endapan kuning kadmium sulfida

Cd2+ + H2S → CdS↓ + 2H+

2. Larutan amonia  endapan putih kadmium (II) hidroksida

Cd2+ + 2NH3 + 2H2O ↔ Cd(OH)2 + 2NH4+

3. Natrium Hidroksida : endapan putih kadmium (II) hidroksida :

Cd2+ + 2OH- → Cd(OH)2 ↓

4. Kalium Sianida (Racun) : endapan putih kadmium sianida

Cd2+ + 2CN- →Cd(CN)2 ↓

5. Arsenik (III) dan (V)

Arsenik adalah zat padat yang berwarna abu-abu seperti baja, getas

dan memiliki kilap logam. Jika dipanaskan, arsenik bersublimasi dan

13
timbul bau seperti bawang putih yang khas; ketika dipanaskan dalam

aliran udara yang bebas, arsenik terbakar dengan nyala biru, menghasilkan

asap putih arsenik (III) oksida.

Berikut reaksi-reaksi As3+

1. Hidrogen sulfida : endapan kuning arsenik (III) sulfida :

2As3+ + 3H2S → As2S3 ↓ + 6H+

2. Perak nitrat : endapan kuning perak

AsO33- + 3Ag+ → Ag3AsO3 ↓

3. Campuran magnesia (larutan mengandung MgCl2, NH4Cl dan

sedikit NH3) : tidak ada endapan (perbedaan dari arsenat).hasil

yang serupa akan diperoleh dengan reagensia magnesium nitrat

larutan yang mengandung Mg(NO3)2, NH4NO3 dan sedikit NH3.

4. Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodida) :

mengoksidasikan ion arsenit sambil kehilangan warna :

AsO33- + I3- + H2O →AsO43- + 3I- + 2H+

5. Larutan timah (II) klorida dan asam klorida pekat (Uji

Bettendorff).

2As3+ + 3S2+ →2As + 3Sn4+

Berikut reaksi-reaksi Arsenik (V)

1. Hidrogen sulfide : tak terjadi endapan segera dengan adanya asam

klorida encer. Jika aliran gas diteruskan campuran arsenic sulfide

dan belerang mengendap dengan lambat. Pengendapan akan lebih

cepat dalam larutan panas.

ASO43- +H2S  ASO33- +S + H2O

14
2ASO33- + 3H2S +6H+  AS2S3 + 6H2O

2. Larutan perak nitrat : endapan merah-kecoklatan, perak arsenat

Ag3ASO4, dari larutan netral (perbedaan arsenit dan fosfat, yang

menghasilkan endapan-endapan kuning). Endapan larut dalam

asam dan dalam larutan ammonia, tetapi tak larut dalam asam

asetat.

ASO43- + 3Ag+  Ag3ASO4

3. Campuran magnesia: endapan kristalin putih.

ASO43- + Mg2+ +NH4+  MgNH4ASO4

4. Larutan ammonium molibdat : bila reagen ini dengan asam nitrat

ditambahkan dengan sangat berlebihan akan memperoleh endapan

kristalin berwarna kuning, yaitu ammonium arsenomolibdat,

dengan mendidihkan (perbedaan dari arsenit, yang tak memberi

endapan, dan dengan fosfat yang menghasilkan endapan dalam

keadaaan dingin atau dengan memanaskan perlahan. Endapan ini

tidak larut dalam asam nitrat tetapi larut dalam larutan ammonia

dan basa alkali.

ASO43- +12MoO42- +3NH4+ 24H+  (NH4)3ASMo12O40

+12H2O

5. Larutan kalium iodide : jika ada asam klorida pekat iod akan

diendapkan, dengan mengocok campuran dengan 1-2 ml

kloroform atau karbon tetraklorida, zat yang terakhir akan

berwarna ungu oleh iod. Reaksi ini untuk mendeteksi arsenat

dengan adanya arsenit.

15
ASO43- +2H+ +2I-  ASO33- + I2 +H2O

6. Larutan uranil asetat : endapan sepereti gelatin berwarna kuning

muda.

ASO43- +UO22+ +NH2+  IONH4ASO4

6. Stibium (III)

Stibium adalah logam putih keperakan yang mengkilap, dan

melebur pada 630°C. Tidak larut dalam asam klorida, dan dalam asam

sulfat encer, namun melarut perlahan dalam asam sulfat pekat panas.

Berikut reaksi-reaksi Sb3+

1. 1. Hidrogen sulfida  endapan merah jingga

2Sb3+ + 3H2S → Sb2S3 ↓ + 6H+

2. Larutan NaOH atau amonia  endapan putih

2Sb3+ + 6OH- → Sb2O3 ↓ + 3H2O

3. Zink  endapan hitam

2Sb3+ + 3Zn↓ → 2Sb↓ + 3Zn2+

4. Kawat besi  endapan hitam

2Sb3+ + 3Fe → 2Sb ↓ + 3Fe2+

5. Larutan kalium iodida  merah

Sb3+ + 6I- → [SbI6]3-

7. Timah (II)

Timah adalah logam putih perak, yang dapat ditempa dan diliat

pada suhu biasa, tetapi pada suhu rendah menjadi getas karena

berubah menjadi modifikasi alotropi yang berlainan. Ia meleleh pada

16
231,8°C. Logam ini melarut dengan lambat dalam asam klorida encer

dan asam sulfat encer, dengan mmbentuk garam-garam timah.

Berikut reaksi-reaksi Ti2+

1. Hidrogen sulfida  endapan coklat

Sn2+ + H2S → SnS ↓ + 2H+

2. Larutan NaOH  endapan putih

Sn2+ + 2OH- → Sn(OH)2 ↓

3. Larutan merkurium (II) klorida  endapan putih

Sn2+ + Hg2Cl2  Hg2Cl2↓ + Sn4+ + 2Cl-

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

17
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut

analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas

identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat

dalam suatu sampel, Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan

banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel

Pemisahan dalam golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara

menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu dan memisahkan

dari ion-ion lainnya.

Berikut ciri khas pada kation golongann 1 dan 2:

1. Golongan I:

Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion

golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.

1. Golongan II

Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk

endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion

golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. 

DAFTAR PUSTAKA

18
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro

Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman Pustaka

19

Anda mungkin juga menyukai