Anda di halaman 1dari 91

BAB I

PENDAHULUAN
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan
persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Analisis
kimia secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut sebagai berikut :
A. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur
atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada
pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi
sejumlah unsure. Atau ada juga yang menyebutkan bahwa analisis kualitatif
adalah untuk mengindentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campurancampuran zat, larutan-larutan yang biasanya unsure-unsur penyusun zat tersebut
bergabung yang satu dengan yang lain. Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi
anion dan kation.

B. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang
ada dalam sampel atau contoh. Analisis ini adalah penyelidikan kimia mengenai
kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.

I.1 Maksud
Maksud dari diadakannya praktikum kimia analitik di semester kedua
jurusan teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta adalah

mendidik mahasiswa agar mempunyai kemampuan dalam menguasai materi


praktikum dan mempunyai ketrampilan dalan menggunakan peralatan dan bahan
yang ada dalam laboratorium kimia analitik.
Penguasaan materi praktikum dapat diperoleh dari kuliah kimia dasar, kuliah
kimia analitik maupun didapat dari SMA jurusan IPA yang dulu pernah ditempuh
serta melengkapinya dengan membaca literatur-literatur kimia. Kemampuan
penggunaan alat-alat laboratorium dapat diperoleh dari latihan latihan yang
dipandu oleh asisten yang berpengalaman. Kegiatan praktikum kimia analitik ini
dimaksudkan untuk mengetahui

kimia analitik pada dasarnya menyangkut

penentuan komposisi kimia suatu materi atau zat. Yang dibagi dalam analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif.
Dimana perkembangan kimia analitik dalam pengembangan dibidang
penelitian multidisipliner turut berperan, yaitu dibidang biologi, farmasi, geologi,
pertambangan, kedokteran dan sebagainya dan didalam praktikum ini kita dapat
menentukan bagian-bagian mana yang bersangkutan dengan analisis kualitatif
ataupun analisis kuantitaf. dan kita dapat membuktikan sendiri dengan cara
mempraktekkan langsung didalam laboratorium kimia analit.
I.2 Tujuan
Tujuan dari diadakannya praktikum kimia analitik di semester kedua jurusan
teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta adalah membantu
mahasiswa dalam praktikum di laboratorium kimia ataupun di lapangan geologi
sehingga mempunyai cukup bekal dalam menentukan kandungan suatu unsur
dalam sebuah singkapan atau batuan contohnya. Selain itu,dengan mempunyai
kemampuan penguasaan materi praktikum dapat digunakan di kehidupan /
2

lingkungan kerja nantinya sebagai seorang geologist yang handal tentunya.


Mahasiswa mampu menerapkan teori didalam kelas ke praktikum didalam
Laboratorium. Teori ini meliputi analisis kimia secara kualitatif dan analisis kimia
secara kuantitaif.

BAB II

ANALISIS KUALITATIF

Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan


suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan
unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif, kita
menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi
spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion/kation suatu
larutan. Penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat dalam
suatu zat tunggal atau campuran.
Analisa kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untuk menentukan
macam atau jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam
melakukan analisa kita mempergunanakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifatsifat fisis maupun sifat-sifat kimianya. Misalnya ada suatu sampel cairan dalam
gelas kimia. Bila kita ingin tahu apa sampel cair itu maka kita lakukan analisa
kualitatif terhadap sampel cairan itu. Caranya ialah kita tentukan sifat-sifat fisis
sampel tersebut. Misalnya bagaimanakah warna, bau, indeks bias, titik didih,
massa jenis serta kelarutan. Begitu pula bila sampel berupa padatan, kita tentukan
bagiamanakah warna, bau, warna nyala, titik leleh, bentuk kristal, serta
kelarutannya. Harus disadari bahwa untuk melakukan analisa kualitatif yang cepat
dan tepat diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai sifat fisis bahan-bahan
yang dianalisa.
Pengetahuan ini sangat diperlukan dalam manarik kesimpulan yang tepat.
Data tentang sifat-sifat fisis ini dapat ditemukan dalam suatu Hand Book,

misalnya dalam Physical and Chemical Data Hand Book. Berdasarkan metodenya,
analisa kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua kelompok. Pertama, analisis
bahan berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan keasaman.
Kedua, analisis bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis
anion. Analisa kualitatif

merupakan analisa yang mendasarkan pada adanya

hubungan semantis antar variabel yang sedang diteliti. Tujuannya ialah agar
peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat
digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisa kualitatif, peneliti
tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisa kuantitatif.

II.1 ANALISA ANION


Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk
kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion
termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Anion sederhana seperti O2,F- atau CNAnion oksodiskret seperti NO3- atau SO42Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion
berbasa banyak seperti oksalad.

Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari
asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad,
sitrat,salisilad, benzoad, dan saksinat. Analisis golongan anion dilakukan dengan mengamati
perubahan spesifik dari sampel yang diuji meliputi perubahan warna/terjadinya gas/bau dari
sampel yang diuji, atas penambahan asam sulfat encer atau pekat. Untuk menganalisis anion
5

dalam larutan, maka harus bebas dari logam berat dengancara menambah larutan Na 2CO3
jenuh, lalu dididihkan. Dalam hal ini logam-logam tersebut akanterlarutkan sebagai garam
karbonat, sedangkan anionnya terlarut sebagai garam natrium.
Analisis anion meliputi uji :

Uji untuk sulfat : Kepada 1 ml larutan sampel ditambah HCl encer hingga asam,
tambahkan lagi 1ml, didihkan dan tambahkan 1 ml larutan BaCl2 jika terjadi endapan

putih BaSO4, berartimenunjukkan adanya sulfat.


Uji untuk reduktor: 1 ml larutan sampel diasamkan dengan asam sulfat encer,
kemudiantambahkan 0,5 ml lagi. Setelah itu ditambah 1 tetes 0,05 N KMnO4. Jika
warna ungu hilang, makaada sulfit, thiosianat, sulfida, nitrit, bromida, iodida, arsenit.

Jika warna itu hilang pada pemanasan,maka ada oksalat.


Uji untuk oksidator: 1 ml larutan sampel ditambah 0,5 ml HCl pekat dan 1 ml larutan
jenuh MnCl2, jika larutan coklat atau hitam, menunjukkan adanya : nitrat, nitrit, klorat,
kromat, ferisianida, bromat,iodat, permanganat. Jika hasil uji negatif, maka hanya sedikit
nitrat dan nitrit.

Uji dengan larutan Perak Nitrat: Uji ini dilakukan untuk adanya thiosianat, Iodida, Bromida, dan
Klorida. Analisis kualitatif berdasarkan sifat fisis bahan sebelum kita melakukan
penentuan sifat fisis berupa penentuan titik leleh dan bentuk kristal untuk sampel
padat dan penentuan titik didih dan indeks bias untuk sampel cair, lakukanlah
terlebih dahulu analisis pendahuluan.

II.1.1 Dasar Teori


Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion
dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis
unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel.Jadi, analisa anion secara

kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta
jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Cara identifikasi anion
tidak

begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara

penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam


perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan
anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam
bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath
menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan
garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses
yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam
dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion
yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk
gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk
gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion
berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diidentifikasi
dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat
asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil
analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada,
dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam
larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang
ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl 2 larut dalam
air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.

Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :


Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat
dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis
semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Metode untuk mendeteksi anion
memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun skema
klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion
termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Pemisahan anion dapat dipisahkan kedalam golongan utama, bergantung
pada

kelarutan

garam

perak,

garam

kalsi.

Pada hakekatnya, proses-

proses yang dipakai dapat dibagikedalam :

Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudahmenguap,

yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam.


Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.

Analisa Anion dominan menggunakan cara yang lebih mudah dibanding analisa
terhadap kation dan berlangsungnya juga sangat singkat sehingga kita dapat
secara cepat mendapatkan hasil percobaan.Mengidentifikasi anion anion sulfat,
phospat, khromat, dan halida dengan pereaksi spesifik membentuk endapan. Dan
memisahkan kation-kation Pb2+, Hg+, Ag+, Cd2+ dan Cu2+, berdasarkan
kelarutannya dengan HCl encer dan gas H 2S (jenuh). Dan selanjutnya
diidentifikasi dengan reaksi spesifik. Untuk sampel padat analisis pendahuluan
meliputi: warna, bau, bentuk, kelarutan, pemanasasan dalam tabung uji serta tes
nyala. Sedangkan untuk sampel cair analisis penaduluan meliputi: warna, bau,
kelarutan serta keasaman.
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
8

Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .


Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.

Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi Anion
kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yangberbasis bangat seperti
oksalat .Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersamasama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat,salisilat dan benzoat.
Atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif yang
menangkap satu atau lebih electron disebut anion, karena dia tertarik anoda.
Untuk mengetahui atau mengidentifikasi kebenaran dari anion

dengan

menggunakan reagensia yang ada.

II.1.2 Alat dan Bahan Percobaan


Alat yang digunakan adalah :

Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Spritus
Penjepit tabung reaksi

Bahan yang digunakan adalah larutan :

NaCL

H2SO4
AgNO3
Hg2(NO3)2
KI
Na2S2O3

NH4OH
CUSO4
HgCL2
K4Fe(CN)6
KCNS
Pb(CH3COO)2
HNO3

FeCL3
Na2CO3
Na2SO4
BaCl2
Na2B

II.1.3 Cara Kerja

Anion Klorida(CL)
Digunakan larutan NaCL encer.
Masukkan kedalam 3 buah tabung reaksi masing-masing 4 ml larutan NaCL
kemudian lakukan percobaan berikut :
a) Berikan larutan asam sulfat (H2SO4) encer, maka tidak akan terjadi reaksi.
Panaskan larutan tersebut, amati apa yang terjadi! Catat hasilnya.
b) Berikan larutan perak nitrat (AgNO 3), maka akan diperoleh endapan AgCl
yang berwarna putih. Ambilah endapan tersebut dan masukkan kedalam
dua buah tabung reaksi yang bersih, kemudian berikan pada tabung
masing-masing laritan ammonia, dan larutan asam nitrat. Perhatikan reaksi
yang terjadi, endapan larut dalam ammonia tetapi tidak larut dalam asam
nitrat.
c) Berikan larutan Hg2(NO3)2 maka akan terbentuk endapan Hg2CL2. Coba
larutkan dalam ammonia, perhatikan apa yang terjadi.
Anion Iodida(I)
Digunakan kalium iodida (KI)
Lakukan langkah kerja seperti pada anion Klorida, kemudian lanjutkan dengan
memberikan pereaksi berikut ini :
a) Berikan larutan AgNO3, maka akan terjadi endapan berwarna kuning dari
AgI. Bagi endapan menjadi 2 bagian kemudian ujilah endapan tersebut
dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan yang satunya tambahkan
larutan ammonia, amati endapan larut apa tidak. Buktikan dengan
percobaan.

10

b) Berikan larutan CuSo4 maka akan terbentuk endapan CuI dan I 2 yang larut
dalam larutan natrium tiosulfat. Amati dan catat warna endapan.
c) Berikan larutan HgCL2 maka akan terbentuk endapan HgI2, yang larut
dalam larutan KI berlebihan, membentuk HgI42-. Amati warna endapan!

Anion ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida (CNS-).


Digunakan larutan K4Fe(CN)6 dan larutan KCNS, masukkan larutan pertama
kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua kedalam dua buah tabung reaksi
dan berikan pereaksi berikut ini :
a) Pada larutan pertama tambahkan larutan timbal asetat, Pb(CH3COO)2, maka
akan terjadi endapan putih, endapan ini tidak larut dalam asam nitrat encer.
Buktikan !

11

b) Pada larutan kedua berikan pada tabung reaksi satu larutan perak nitrat, maka
akan terbentuk endapan AgCNS yang berwarna putih.
c) Pada tabung yang satunya berikan larutan FeCL3, maka akan terbentuk
senyawa komplek berwarna merah ferri rhodanida.
Anion Karbonat (CO3 -) dan Anion Tiosulfat (S2O3-).
Digunakan larutan Na2CO3 dan larutan Na2S2O3.
Masukkan larutan pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua
kedalam dua buah tabung reaksi, dan masing-masing tambahkan pereaksi berikut :
a) Larutan pertama pada sebuah tabung reaksi tambahkan larutan AgNO 3
( perak nitrat ) maka akan terbentuk endapan AgCO3, tambahkan AgNO3
berlebih. Amati apa yang terjadi !
b) Pada larutan kedua tambahkan tabung reaksi satu larutan asam sulfat encer
maka akan terbentuk gas yang berbau merangsang, H2S dan endapan
belerang S.
c) Pada tabung yang reaksi yangs satunya tambahkan larutan perak nitrat akan
terbentuk endapan putih Ag2S2O3, yang kemudian menjadi kuning, coklat
dan akhirnya hitam karena terbentuk Ag2S.
Anion Sulfat (SO42-).
Digunakan larutan Na2SO4
Masukkan kedalam 2 tabung reaksi 4 ml
a.

Tambahkan BaCL2, maka terbentuk endapan BaSO4.

b. Tambahkan larutan Pb(CH3COO)6 (Pb asetat), maka akan terbentuk endapan


putih dari timbal, endapan ini larut dalam asam sulfat dan ammonia. Buktikan !
Anion Borat (BO33-)

Digunakan larutan borax ( Na2B4O7 )


Masukkan kedalam 2 buah tabung reaksi :
a.

Tambahkan larutan AgNO3, maka akan terbentuk endapan putih perak

metaborat. Jika dipanaskan terbentuk Ag2O berwarna hitam. Buktikan!


b. Tambahkan larutan BaCL2, maka akan terbentuk endapan putih metaborat.

II.1.4 Laporan Analisa Anion


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum

: Diah Sinta Dewi

No.mhs

: 410014032

Rombongan

: 1E

Laporan Ke

:1

Tanggal Praktikum

: 10 April 2015

cara Praktikum

: Analisis Kualitatif (Analisis Anion klorida )

Bahan

: NaCl, H2SO4, AgNO3, NH4OH, HNO3

Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet Tetes
N
o
1)

Percobaan

Pengamatan

Kesimpulan

NaCl + H2SO4 -Tidak terjadi


Reaksi
dipanskan

-timbul asap

-timbul asap

dan
2)

Reaksi

NaCL +

gelembung

AgNO3

-endapan putih

-NaCL + AgNO3 --

Na NO3 + AgCl putih


-AgCL + 2NH4OH --
[Ag(NH3)2]Cl + 2H2O

AgCl +

-larutan putih

NH4OH

susu.

AgCl + HNO3

dan bau
merangsang
-endapan
AgCL Putih
-Endapan

AgCl+HNO3
AgNO3+ HCL

larut

-larut

sempurna

sempurna

-endapan

-endapan larut

tidak larut

tidak sempurna

sempurna

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS


Nama Praktikum

: Diah Sinta Dewi

No.mhs

: 410014032

Rombongan

: 1E

Laporan Ke

Tanggal Praktikum

: 17 April 2015

Acara Praktikum

: Analisis Kualitatif { anion Iodida (I-)

Bahan

: KI, AgNO, Na2S2O3, NH4OH, CuSO4, HgCL2.

Alat yang dipergunakan

: Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet Tetes

N
o
1.

Percobaan
KI +AgNO3

Pengamatan

Reaksi

Kesimpulan

-terbentuk endapan

KI + AgNO3

Terbentuk

warna kuning (AgI)

-- AgI+KNO3

endapan AgI

-larutan putih.

kuning

AgI +

-larutan berwarna

2AgI+Na2S2O3

Na2S2O3

putih kekuningan

AgS2O3=2Na

-endapan larut

-endapan warna

Cl

tidsk sempurna

putih .
AgI +

-endapan warna

AgI+2NH4OH

-endapan larut

NH4OH

kekuningan

Ag(NH3)2)+2H

tidak sempurna.

- larutan putih

2.

-endapan putih
KI + CuSO4

-endapan putih

berupa CuI dan I2

2KI+CuSO4

CuI & I2

-larutan warna

CuI+K2SO4

-endapan larut

CuI dan

bening

CuI+Na2S2O3

sempurna

I2+Na2S2O3

- tidak ada endapan

Cu2S2O3+Na2I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS


Nama Praktikum

: Diah Sinta Dewi

No.mhs

: 410014032

Rombongan

: 1E

Laporan Ke

Tanggal Praktikum

: 17 April 2015

Acara Praktikum

:- identifikasi anion ferrosianida dan rhodanida

Bahan

: K4Fe (CN)6, KCNS, Pb(CH3COOH)2,


HNO3,AgNO3, FeCL3, Na2CO3, H2SO4.

Alat yang dipergunakan


N
o
1.

2.

Percobaan

: Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet Tetes

Pengamatan

Reaksi

Kesimpulan

K4Fe(CN)6 +

-warna

K4Fe(CN)6+Pb(CH3CO

-endapan

Pb(CH3COO

larutan

OH)2

Pb2Fe(CN)6

H)2

kuning

--Pb2Fe(CN)6+CH3CO

Putih

-endapan

OK

-endapan tidak

Pb2Fe(CN)6 +

putih

larut.

HNO3 encer

-larutan

Pb2Fe(CN)6 + HNO3 --

warna hijau

Pb2Fe(NO3) + HCN

bening

-endapan

KCNS +

-endapan

AgCNS

AgNO3

warna putih

KCNS + AgNO3 --

-larutan

Ag(CNS) + KNO3

Putih.

warna putih
3.

keruh

- senyawa

KCNS +

-endapan

- KCNS + FeCL2 --

kompleks

FeCl2

warna putih.

FeCNS + KCL2

-berwarna

-larutan

merah ferri

warna merah

rhodanida.

ferri
rhodanida.

-terbentuk
senyawa
keruh

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS


Nama Praktikum

:Diah Sinta Dewi

No.mhs

: 410014032

Rombongan

: 1E

Laporan Ke

Tanggal Praktikum

: 14 April 2015

Acara Praktikum

: identifikasi anion karbonat dan thiosulfat

Bahan

: Na2CO3, AgNO3, Na2S2O3, H2SO4, AgNO3

Alat yang dipergunakan

: Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet Tetes

N
o
1.

Percobaan

Pengamatan

Reaksi

Kesimpulan

Na2CO3

-endapan putih

Na2CO3+AgNo3

-endapan

+AgNO3

-larutan warna

Ag2CO3+2NaNO3

Ag2CO3

putih.

putih.

-endapan putih

- AgNO3

Ag2CO3 +

-larutan putih

Ag2O+NO2

AgNO3

pekat.

larut tidak

(berlebih)

-larutan warna

sempurna

-endapan

putih keruh

-Na2S2O3 + H2SO4

Na2S2O3+H2SO4

-endapan

--

-endapan

encer

blerang (I)

Na2SO4 + H2S2O3

blerang S

warna Putih
-terbentuk
Na2S2O3+AgNO

endapan

-Na2S2O3 + AgNO3

-endapan

Ag2S2O3 warna

--

putih Ag2S2O3

putih

Ag2S2O3 + 2NaNO3

Menjadi

-larutan warna

endapan

coklat

hitam Ag2S

kehitaman

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS


Nama Praktikum

: Diah Sinta Dewi

No.mhs

: 410014032

Rombongan

: 1E

Laporan Ke

Tanggal Praktikum

: 17 Mei 2015

Acara Praktikum

: identifikasi anion sulfat (SO4 2- ) dan anion Borat


(Ba33-)

Bahan

: Na2SO4 , BaCL2, Pb(CH3COOH)2, H2SO4,


Na2B4O7, AgNO3

Alat yang dipergunakan


N
o
1.

Percobaan

: Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet Tetes


Pengamatan

Reaksi

Kesimpulan

Anion Sulfat
NaSO4 + BaCL2

-larutan putih

NaSO4+BaCL2-- BaSO4

-endapan BaSO4

-endapan putih

+ 2 NaCL2

putih.

BaSO4
Pb (CH3COO)2

-endapan

Pb(CH3COO)2+H2SO4

Endapan larut

+H2SO4 pekat

hilang

PbSO4+2CH3COOH

sempurna

-larutan keruh
menjadi hangat
2.

Anion Borat
Na2SO4+ Pb

-terbentuk

- Na2SO4+ Pb

-terbentuk endapan

(CH3COO)2

endapan putih

(CH3COO)2pbSO4+2C

putih (pbSO4)

(pbSO4)

H3COOH

-larutan keruh

II.2 ANALISIS KATION


Metode dalam melakukan analisis ini dilakukan secara konvensional, yaitu
memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan
pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat.
Pengelompokan dilakukan dalam bentuk

pengendapan di mana penambahan

pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion.

Cara ini

menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap


yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah:

golongan klorida (I),

golongan sulfide (IV),

golongan sulfide(II),

golongan karbonat (V),

golongan hidroksida (III),

dan golongan sisa (VI).

Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah endapan klorida,


golongan II menghasilkan sejumlah endapan garam sulfida, golongan III
menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV menghasilkan endapan
sulfide yang larut dalam asam klorida, dan golongan V menghasilkan
endapan karbonat.

Kesimpulan kation adalah Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation


mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan

terhadap endapan tebentuk dua kelompok campuran yang massa masingmasingnya kurang dari campuran sebelumnya. Kation dalam suatu
cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji menggunakan pereaksipereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi yang
spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu umumnya dilakukan terlebih
dahulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan pengendapan golongan
dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan padat harus
dilarutkan

dahulu.

Reaksi

yang

terjadi

saat

pengidentfikasian

menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan
berbeda sifat fisiknya (Harjadi, 1993).
II.2.1.

Dasar Teori

Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan


ion-ion

yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan

dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu


mengelompokkan sekelompok ion ion. Mula-mula dicoba dalam
keadaan dingin lalu dalam keadaan panas. Bila pelarutnya HCl pekat
larutan harus diuapkan sampai sebagaian besar HCl habis. Bila larutan
HNO3 atau air raja, maka semua asam harus dihilangkan dengan cara
menguapkan larutan sampai hampir kering, kemudian ditambahkan sedikit
HCl, diuapkan lagi sampai volumenya sedikit lalu encerkan dengan air.
Idetifikasi kation berdasarkan H2S Kation dalam suatu cuplikan dapat
diketahui dengan melakukan uji menggunakan pereaksi - pereaksi yang
spesifik, meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk

setiap kation. Oleh karena itu umumnya dilakukan terlebih dahulu


penggolongan kation.

Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan


dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan
dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa
reagensia. (Vogel, 1990)

Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:

Golongan I : membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion


yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.

Golongan II : membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam


suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini
adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah.

Golongan III : membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam


suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium,
aluminium, seng, mangan, dan kobalt.

Golongan IV : membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan


adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.

Golongan V : disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan


reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk
dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium. Ammonium,
litium, dan hydrogen.

Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation


dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan dahulu. Supaya
mendapatkan larutan cuplikan yang baik, zat yang akan dianalisis
dihomogenkan dahulu sebelum dilarutkan. Sebagai pelarut dapat dicoba
dahulu secara berturut-turut mulai dari air, HCl encer, HCl pekat, HNO3
encer, HNO3 pekat, air raja (HCl : HNO3 = 3 :

1). Golongan kation.

Kelima golongan kation dan ciri-ciri khasnya adalah sebagai berikut :

Golongan I : Kation-kation golongan ini membentuk endapan putih


dengan asam klorida (HCl) encer. Kation-kation golongan ini adalah
timbal (Pb), merkurium I (Hg+), dan perak (Ag+).

Golongan II : Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam


klorida (HCl), tetapi membentuk endapan sulfida dengan hidrogen sulfida
(H2S) dalam suasana asam mineral encer.

Kation-kation golongan ini dibagi ke dalam 2 sub golongan yaitu :


Golongan II A (Golongan Tembaga)

1) Merkurium II (Hg+2)

3) Bismut (Bi)

2) Tembaga II (Cu+2)

4) Kadmium (Cd+2)

5) Golongan II B (Golongan Arsen)


1) Arsenik III (As+3)

2) Arsenik V (As+5)

3) Stibium V (Sb+5)

5) Timah V (Sn+5).

4) Timah II (Sn+2)
6) Apabila telah mengendap dapat dibedakan dengan reaksi amonium
polisulfida di mana golongan II A melarut dan golongan II B mengendap.
7) Golongan III : Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam
klorida (HCl) encer ataupun dengan hidrogen sulfida (H2S) dalam suasana
asam mineral encer, melainkan membentuk endapan dengan amonium
sulfida dalam suasana netral atau sedikit basah. Kation-kation golongan ini
adalah
1) kobalt II (Co+2),

5) aluminium (Al),

2) nikel II (Ni+2),

6) seng II (Zn+2),

3) besi II (Fe+2),

7) mangan II (Mn+2).

4) besi III (Fe+3),


8) Golongan IV : Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia
golongan I, II dan III. Kation-kation ini membentuk endapan karbonat dengan
amonium karbonat (NH4)2CO3 dengan adanya amonium klorida (NH4Cl)
dalam suasana netral atau sedikit asam.
9) Kation-kation golongan ini adalah :
1) kalsium II (Ca+2),
2) Golongan strontium II (Sr+2)

3) dan barium II (Ba+2).


10) Golongan V : Kation-kation golongan ini disebut sebagai kation golongan
sisa karena tidak membentuk endapan dengan reagensia sebelumnya seperti
halnya reagensia-reagensia yang digunakan untuk memisahkan kation-kation
golongan I sampai IV. Kation-kation golongan ini adalah magnesium (Mg),
natrium (Na), kalium (Ka), litium (Li), dan hidrogen (H). (Vogel,1990).
11) Reagen yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan kation dalam
larutan sampel yang telah disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH,
K4Fe(CN)6 dan HgCl2. semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang
dibuat dalam konsentrasi dan komposisi tertentu agar dapat berreaksi
meninggalkan endapan ataupun perubahan warna yang menunjukkan adanya
kandungan kation-kation tersebut di dalam larutan sampel yang digunakan.
12) Kation yang diidentifikasi keberadaannya dalam setiap sampel adalah kation
Ag+, Fe3+, Bi3+, Pb2+, dan Sn2+. Reaksi berlangsung setelah penambahan
reagen (pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan
berwarna yang merupakan karakteristik untuk ion-ion yang diidentifikasi
dalam setiap sampel. Adapun percobaan yang telah dilakukan dalam uji
kation ini adalah dengan penambahan larutan HCl 2 M untuk menguji kation
Ag+, penambahan larutan K2CrO4 dan H2SO4 untuk menguji kation Pb2+,
reagen KI dan NaOH pada uji kation Bi3+, uji kation Fe3+ menggunakan
reagen KSCN dan K4Fe(CN)6 serta penambahan larutan HgCl2 untuk
menguji kation Sn2+. Dari kelima jenis kation yang diidentifikasi tersebut,
tidak semuanya berreaksi dengan reagennya masing masing membentuk

endapan. Pada proses uji kation Ag+, Pb2+, Fe3+ dan Sn2+ tidak
menunjukkan perubahan baik secara fisik maupun kimia setelah penambahan
reagennya masing masing. Sebab larutan tidak mengalami perubahan warna
dan juga tidak membentuk endapan. Ini menunjukkan bahwa dalam sampel
tersebut memang tidak terdapat jenis kation kation yang dapat berreaksi
dengan reagen. Dengan kata lain, sampel yang dianalisis tersebut tidak
mengandung ion Ag+, Pb2+, Fe3+ maupun Sn2+.
13) Satu satunya reaksi yang timbul dalam pengidenitifikasian kation kation
ini adalah ketika larutan sampel direaksikan dengan NaOH dalam identifikasi
kation Bi3+. Pada pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan perubahan
yang sangat mencolok dari larutan yang berreaksi dimana larutan sampel yang
semula bening, setelah penambahan NaOH larutan berubah menjadi keruh dan
terdapat endapan pada dasar tabung. Hal ini menunjukkan bahwa larutan
sampel tersebut dapat berreaksi sempurna dengan reagen yang ditambahkan
sebab dalam larutan sampel tersebut ada kandungan Bi3+ yang spesifik
terhadap reagen NaOH.
II.2.2.

Bahan dan Alat Percobaan

14) Bahan yang digunakan adalah larutan :

AgNo3

KI

CUSO4

NaCL

NH4OH

Na2CO3

NaOH

HNO3

(NH4)2CO3

K2CrO4

Na2S2O3

AlCL3

KOH

K4Fe(CN)6

KCNS

FeCL3

NiSO4

MgCL2

HCL

Ba(NO3)2

CdSO4

Alat yang digunakan adalah :

Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes

Spritus
Penjepit tabung reaksi
Penga

II.2.3.

Cara Kerja
Pada analisa kation ini hanya dipilih beberapa kation saja, dengan
alasan pemilihan sudah mewakili tiap golongan, hal ini dikarenakan
keterbatasan waktu yang tersedia untuk Praktikum.

KATION GOLONGAN I : Ag+

Perak (Ag+)

Digunakan larutan AgNO3.

Masukkan kira kira 4 ml larutanAgNO3 pada empat buah tabung


reaksi, kemudian tambahkan pereaksi berikut ini :

a) Asam Klorida encer, maka akan terbentuk endapan AgCL putih yang larut
dalam larutan ammonia.

b) NaOH, maka akan terbentuk endapan Ag2O berwarna coklat, endapan ini
larut dalam ammonia dan asam nitrat.
c) Kalium kromat netral maka akan terjadi endapan merah perak kromat,
endapan ini larut dalam ammonia dan asam nitrat.
d) KI, maka akan terbentuk endapan AgI yang berwarna kuning,sedikit larut
dalam ammonia, dan larut sempurna dalam natrium tiosulfat. Buktikan !

KATION GOLONGAN II : Cu2+ ; Cd2+

Kupri (Cu2+).

Digunakan larutan CuSo4.

Masukkan larutan kedalam tiga buah tabung reaksi, masing


masing tambahkan pereaksi berikut :

a) NaOH, maka akan terjadi endapan biru dari Cu(OH) 2. Jika dipanaskan
terbentuk CuO yang berwarna hitam.
b) Na2CO3, maka akan terjadi endapan hijau biru dari basa karbonat. Pada
penambahan Na2CO3 berlebihan maka akan terbentuk Kristal CuCO3, dan
Cu(OH)2H2O, endapan tersebut larut dalam ammonia.
c) NH4OH,maka akan terjadi endapan hijau dari garam basa, jika ditambah
Ammonia berlebihan akan larut, larutan menjadi warna biru.
d) KI, maka akan terjadi endapan putih CuI2 dan I2 bebas yang menyebabkan
larutan berwarna coklat. Buktikan !

KATION GOLONGAN III : Al3+ ; Fe3+ ; Ni2+ .

Alumunium (Al3+)

Digunakan larutan AlCl3.

Masukkan larutan tersebut kedalam 2 buah tabung reaksi, kemudian


berikan masing masing pereaksi berikut ini :

a) NH4OH,maka akan terjadi endapan putih Al(OH)3, yang tidak larut dalam
air.
b) KOH, maka akan terjadi endapan putih Al(OH) 3, endapan ini larut dalam
KOH berlebihan. Buktikan !

Ferri (Fe3+)

Digunakan larutan ferri klirida.

Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi,


kemudian berikan masing masing pereaksi berikut ini :

a) Larutan KOH, maka akan terjadi endapan Fe(OH)3, yang berwarna coklat.
Endapan ini larut dalam asam diantaranya adalah (HCl, H2SO4,
CH3COOH).
b) Larutan K4Fe(CN)6, maka akan terjadi warna biru karena terbentuk ferri
ferro sianida.
c) Larutan KCNS, maka akan terjadi larutan berwarna merah ferri
rhodanida. Buktikan !

Nikel (Ni2+)

Digunakan larutan NiSO4.

Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi,


kemudian berikan masing masing pereaksi berikut ini :

a) Larutan NaOH, maka akan terjadi endapan Ni(OH) 2, perhatikan apa Yang
terjadi jika dilarutkan dalam HCl atau HNO3.
b) Larutan NH4OH, maka akan terjadi endapan hijau, yang larut dalam
ammonia berlebihan. Amati apa yang terjadi.
c) Larutan K2CrO4, dalam keadaan panas ( dipanaskan ) terjadi endapan
coklat dari Na2CrO4.NiO.

KATION GOLONGAN IV Ba2+ dan Mg2+.

Barium (Ba2+).

Digunakan larutan Barium Nitrat.

Masukkan larutan tersebut kedalam 2 buah tabung reaksi,


kemudian berikan masing masing pereaksi berikut ini :

a) Larutan K2CrO4, terbentuk endapan kuning barium kromat.


b) Larutan asam sulfat encer, terbentuk endapan BaSO4 putih, berbentuk koloid.

Magnesium (Mg2+).

Digunakan larutan MgCl2.

Masukkan larutan tersebut kedalam 1 buah tabung reaksi,

kemudian berikan masing masing pereaksi berikut ini :

Larutan NaOH, maka terbentuk endapan putih dari Mg(OH)2. buktikan


!

KATION GOLONGAN V : NH4+.

Ammonium (Mg2+).

Digunakan larutan ammonium hidroksida.

Masukkan larutan tersebut kedalam 1 buah tabung reaksi dan


tambahkan Larutan NaOH, ambil pengaduk gelas basahi dengan HCl
(P), taruh diatas tabung reaksi, jika perlu dengan pemanasan. Amati
apa yang terjadi.

II.2.4.

Laporan Analisis Kation

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi

Rombongan

: 1E

NIM: 410014032
Laporan

Ke

Tanggal Praktikum

: 08 Mei 2015

Acara Praktikum : Analisis Kualitatif (Analisis Kation Golongan I


Perak )

Bahan

Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet


Tetes

: AgNO3 , HCL, NaOH, NH4OH, HNO3, K2CrO4, Na2S2O3

Perc

oba

gam

an

atan

Ag

AgNO

Kesimp
ulan

Terbent

+HC

uk

+H

puti

LA

endapa

CLe

gCL+

n agcl

Ag

H4O

HNO3

End
n

+NH4

ks

Puti

OH

Ag(NH

Ag(N

3 2

H3)2C

End

L+2H2

tida

O3+Na

NO3

laru

OH

Ag2O

Na

sem

+NaH

OH

pur

(NO3)2

Ag2O3

Terbent
uk
endapa

2AgN

Ag

na

) CL

Ag2

Garam
komple

apa

AgCL

apa

+N

n Ag2O

Endapa
n larut
sempur
na

Endapa
n larut

End

NH4

apa

NH4O

OH

war

Ag2O

na

H+

Ag2

cokl

NH4O

endapa

O3+

at

n merah

O3+

CL

Reaksi

utan

Lar

NO3

ncer

Pen

HN

Lar

Ag2O3

tidak
sempur
na

Terjadi

kromat

O3

Ag
NO3
+
K2C
rO4

war

HNO3

n larut

na

sempur

cokl

Ag2H

na

at

+ NO3
O3

Lar

AgNO

war

Ag

na

K2CrO

CrO

beni

ng

AgCr

NH4
OH

O4+

Lar

K2NO

utan

war

utan

utan

na

Ag
CrO
4+

HN

puti

O4+N

H4OH

End

Ag(N

apa

O3

H3)2Cr

+2H2

war

na
mer
ah

AgCr

Lar
utan
war
na
kun
ing

Endapa

Endapa
n larut
tidak
sempur
na

Lar
utan
kun
ing

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi

No.mhs

410014032

Rombongan

: 1E

Laporan

Ke

Tanggal Praktikum

Acara Praktikum

: 08 Mei 2015
: Analisis Kualitatif ( Analisis Kation

Golongan I )

Bahan

: AgNO3 , NaCL, NaOH, NH4OH,

HNO3, K2CrO4,

Na2S2O3, KI

Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet


Tetes

P
e
r
c
o
b
a

Pengam
atan

Reak
si

Kesimp
ulan

a
n
1.

Larutan

terbent

kuning

O3+

uk

kehijaua

KI

endapa

n
Endapa

AgI+

n AgI

KNO

yang

warna

+
K

n hilang

Endapa
n

kuning

kuning

Agl+

larutan

NH4

kuning

OH

Endapa

AgO

kuning

H+

larutan

NH4l

kuning

A
g

Agl+
Na2S

O3

AgN

Na
I+A

A
g

gS2O
3

endapa
n larut
tidak
sempur
na

endapa
n larut
tidak
sempur
na

l
+
N
a
2

S
2

O
3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi

No.mhs

410014032

Rombongan

: 1E

Laporan

Ke

Tanggal Praktikum

Acara Praktikum : Analisis Kualitatif ( Analisis Kation Golongan II


Kupri)

: 08 Mei 2015

Bahan

: CuSO4, NaOH, NH4OH, Na2CO3, KI, CuI & I2

Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet


Tetes,

Per

cob

amat

aan

an

CuS

mpul
an

CuSO4

terbe

Na

an

OH

ntuk

biru
-

Cu(O

enda

H)2+N

pan

enda

a2SO4
-

biru
(OH)

CuS
O4+

pan

Na2

biru
-

CuSO4

Enda

Na2C

pan

O3

enda

warn

CuCO

pan

+NaS

larut

O4
CuCO

semp

Cu
+N
OH

Biru
-

+2N

CuS

an

O4+

H4OH

warn

NH

Cu(

Biru
-

larut
an
biru
CuS

tua

Larut

Cu

H4

Reaksi

+2Na

CO3

Kesi

larut

CO3

O4+
OH

Peng

urna

larut
semp

(NH4)
CO3
CuSO4

+NH4
OH
Cu(O

enda
pan

OH)2+

urna
enda
pan
larut
semp

O4+

KI

runa

Enda

(NH4)

pan

SO4

larut
Enda

H)2+

ntuk
enda

pan

pan

larut
-

CuI2
dan

Larut

I2

an

berw

warn

arna

terbe

cokla

biru
-

larut
an
berw
arna
kuni
ng
enda
pan
putih
CuI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi


410014032

No.mhs

Rombongan

: 1E

Laporan

Ke

Tanggal Praktikum

: 08 Mei 2015

Acara Praktikum

Bahan

Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet

: Anion Borat (B033-)

: Na2B4O7, AgNO3,BaCl2

Tetes,

P
e
n

Perc
oba
an

g
a
m
a
t
a
n

Reaksi

Kesimp
ulan

Na2

Endapa
n putih

2AgNO3

dari

Ag

Ag2BO3+

perak

NO3

2NaNO3

metabo

+B3O4

rat

a
Na2

B4O

Ag

NO3

r
n

Na2

B4O

+B

ti

aCl2

h
A
g
N
O
2

l
a
r
u
t
a

Terbent

2AgNO3

uk

Ag2O+2

endapa

N4NO3+

n hitam

(B2O4)2

Ag2O

Ag2BO3

Na2B4O7
+

Na2B4O7

B4O

Na2B4O

Endapa

7+BaCl2

n putih

Ba(BO2

barium

)+NaCl+

metabo

B2O3

rat
BO2O3

n
b
e
r
w
a
r
n
a
k
e
c
o
k
l
a

t
e
n
d
a
p
a
n
h
it
a
m
A
g
2

O
l
a
r
u
t
a
n
w
a
r
n
a
b
e
n
i
n

g
e
n
d
a
p
a
n
p
u
ti
h

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi

No.mhs

410014032

Rombongan

: 1E

Laporan

Ke

Tanggal Praktikum

Acara Praktikum

: 15 Mei 2015
: Analisis Kualitatif ( Analisis Kation
Fe3+)

Golongan III

Bahan

: FeCL3, KOH, HCL, KCNS, K4Fe(CN)6

Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet


Tetes,

Pe
ng

Percob

aan

m
ata
n

Reaksi

Kesi
mpul
an

FeCL3

+KOH

FeCL3+

lar

3KOH

terbe

ut

ntuk

Fe(OH

an

Fe(OH)

enda

)3+H2S

co

+3KC

pan

O4

ke

Fe(O

FeCL3

+
K4Fe(

+H2SO

H)3

da

enda

H2(OH)

pan

+FeSO

tidak

co

larut

lat
-

K4Fe(C

semp

FeCL3+
N)6
2Fe2(C

urna

enda

ut

N)6+8K

an

pan

CL

berw

ku
ni
ng
en
da
pa

arna
FeCL3+

biru

3KCNS

kehit

Fe(C

aman
karen

N)3+3K

CL

terbe

ntuk

lar

lar

Fe(OH)

en

ke

FeCL3
+KCN

lat
-

pa

CN)6

ferro

ut
lar
ut
an

siani

da
Fe2F
e(CN
)6

bir

u
-

enda
pan

en

mera

da

pa

ferri

Rhod

bir

anida

.
K2Fe
(CN)

lar
ut
an
m
er

ah
en
da
pa
n
m
er
ah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi


410014032

No.mhs

Rombongan

: 1E

Laporan

Ke

Tanggal Praktikum

: 15 Mei 2015

Acara Praktikum

: Analisis Kualitatif ( Analisis Kation

Golongan III Manganno)

Bahan

: MnSO4, KOH, NH4OH, Na2CO3

Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet


Tetes,

spritus, penjepit

Pe
ng

Percob

aan

Reaksi

Kesi
mpul
an

at
an

MnSO

MnSO4

Enda

+KO

La

+KOH

pan

ru

K2M

Mn(

ta

nO4+K2

OH)

SO4+H2

pu

MnSO
+NH4

tih
ke
ru

MnSO4

Enda
pan

OH

MnSO
+Na2

CO3

Dipan
askan

h
-

+NH4O

Mn(

OH)

MnOH+

nd

NH4(SO

putih

ap

4)

keco

an

klata
MnSO4+

n(

Na2CO3

MO3+

H)

Na2SO4

pan
tidak

larut

en

sem

da

purn

pa

n
co

kl

at
-

lar

enda

ut

pan

an

Mno

be

berle

rw

bih

ar
na
co
kl

Enda

at
ter
da

pa
t
en
da
pa
n
pu
tih
M
N
C

O3
lar
ut
an
pu
tih
ke
ru

h
en
da
pa
n
pu

tih
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi


410014032

No.mhs

Rombongan

: 1E

Laporan

Ke

Tanggal Praktikum

: 5 Juni 2015

Acara Praktikum: Analisis Kualitatif ( Analisis Kation Golongan III


nikel Ni2+)

Bahan

: NiSO4, NaOH, HNO3, NH4OH, K2CrO4

Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet


Tetes

Perco

gam

baan

NiSO4

atan
-

End

NaOH

apa

H)2+H

Ni(

NiSO4
+
NH4O
H

Lar
utan
puti

NiS

Ni(O
H)

hijau
Ni(O
H)2

larut

SO4

sempu

Ni(O
H)2+
HCL

Endap
an

+Na

Endap
an

OH

Kesim
pulan

2Na

OH
)2
-

O4+

hija
Ni(O

Reak
si

CL

Pen

rna

Endap

kehi

NiCl

NiSO4

jaua

n
-

K2CrO

Lar

Dipan
askan

NiS

utan
beni

2NH

hijau

ng
End

Ni(O

apa

H)2+

(NH4

laru

)2SO4

Endap
an
larut
denga

OH

sempu
rna

Endap
an

coklat

sem

dari

pur

Na2Cr

na
Lar

O4.Ni

hija
u
End
apa
n
hija
u

2H2O

O4+

utan

an

Lar
utan
war
na
kun

ing
ker

uh
Lar
utan
cok

elat
End
apa
n
cok
elat
Na2
Cro
.Ni

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi

No.mhs

410014032

Rombongan

: 1E

Laporan

Ke

Tanggal Praktikum

: 5 Juni 2015

Acara Praktikum : Analisis Kualitatif ( Analisis Kation Golongan IV


Ba2+Mg2+)

Bahan

: Ba(NO3)2, H2SO4, MgCL2, NaOH, K2CrO4

Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet


Tetes,

P
e
n

Perc

obaa

Kesimp

Reaksi
ulan

at
a
n

Ba(

NO3

la

)2+

ru

K2C

ta

rO4

n
k

Ba(

NO3

O4

g
e

)2+K2Cr

endapa

O4
2KNO3

+BaCr
O4

H2S

BaCrO

ni

)2+

Ba(NO3

Ba(NO3

)2+

endapa

H2SO4

BaSO4+

BaSO4
putih

2HNO3

Endapa

Mg

MgCL2

n putih

CL2

dari

NaOH

Mg(OH

NaO

)2

MgOH

n
k
u
ni
n

g
la
ru
ta
n
p
ut

ih
e
n
d
a
p

+NaCL

a
n
p
ut
ih
su
su

.
la
ru
ta
n
p
ut

ih
e
n
d
a
p
a
n
p

ut
ih

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi

No.mhs

410014032

Rombongan

: 1E

Laporan

Ke

Tanggal Praktikum

Acara Praktikum

: 3 Juni 2015
: Analisis Kualitatif ( Analisis Kation
NH4+)

Golongan V

Bahan

: NH4OH, HCL, NaOH,

Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet


Tetes, pengaduk tabung reaksi

Percob
aan

Reaksi

Kes

imp

ulan

a
m
a
t
a

NH4O

n
T

NH4OH+

H+

NaOH+H

End

NaOH

rj

CLNH4

apa

OH+NaC

Diadu

L+H2O

kun

k dgn

penga

duk

gelas

yg

dibasa

si

hi dgn
HCL(

ing
bari
um
kro

mat
Lar
utan
kun

ing.
-

P)

ditaruh

rj

Ter

diatas

dap

tabung

at

reaksi

gas

yg

men

gara

si

dari

atas
keb
awa

h
Aro

ma
men
yen
gat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi

No.mhs

410014032

Rombongan

: 1E

Laporan

Ke

Tanggal Praktikum

Acara Praktikum

: 5 Juni 2015
: Analisis Kualitatif ( Analisis Kation

Golongan V

Bahan

: NH4OH, HCL, NaOH,

NH4+)

Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet


Tetes, pengaduk tabung reaksi

P
e
n
g

Percob

aan

Reaksi

Kes
imp
ulan

a
t
a
n

MgCl2

+NaO

a
r

end
apa
n

puti

dari

Mg(

OH

)2

r
w
a
r
n
a
b

e
n
i
n

g
e
n
d
a
p
a
n
p
u
ti
h
d
a
ri
M
g
(
O
H
)2

BAB III

ANALISIS KUANTITATIF

III.1 Dasar Teori

SIDIMETRI DAN ALKALIMETRI

(Titrasi Asam Asetat Dengan Natrium Hidroksida)

Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar maka
analisis volumetrik dibagi menjadi titrasi netralisasi (asam basa) yang
terdiri dari alkalimetri dan asidimetri. Asidimetri merupakan titrasi
terhadap larutan basa bebas dan larutan garam terhidrolisis dari asam
lemah. Sedangkan alkalimetri merupakan titrasi terhadap larutan asam
bebas dan larutan garam terhidrolisis dari basa lemah. (Keenan, 1986).
Semua metoda titrimetri tergantung pada larutan standar yag
mengandung sejumlah reagen persatuan volume larutan dengan
ketepatan yang tinggi.

Metode volumetri diklasifikasikan menjadi titrasi asam-basa, titrasi


redoks, titrasi pengandapan dan titrasi kompleksometri (Khopkar,
1990) Titrasi biasanya merupakan larutan elektrolit kuat seperti NaOH
dan HCl yang diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang
dianalisis yang disebut sebagai titik ekivalen. Perbedaan titik akhir dan
titik ekivalen disebut sebagai kesalahan titik akhir. Kesalahan titk akhir
adalah kesalahan acak yang berbeda ntuk setiap sistem. Kesalahan ini
bersifat aditif dan determinan dan nilainya dapat dihitung. Dengan

menggunakan metode potensiometri dan konduktometri, kesalahan


titik akhir ditekan sampai nol (Rivai, 1995).

Teknik Volumetri dan Gravimetri menjadi alternatif metoda analisis


yang mempunyai ketertelusuran tertinggi, karena metoda tersebut
mempunyai ketertelusuran yang terdekat ke standar nasional maupun
standar internasional. Untuk dapat melakukan analisis secara volumetri
dan gravimetri yang baikdan benar diperlukan pengetahuan yang
cukup, karena metoda ini dapat menjadi metoda acuan untk metoda
pengukuran lainnya.

Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi


(titrasi asam-basa) yaitu suatu penambahan indikator warna pada
larutan yang diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan
kebalikan asam-basanya. Jadi apabila larutan tersebut merupakan
larutan asam maka harus diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu
pula sebaliknya. Pemilihan metode ini dipakai karena merupakan
metode yang sederhana dan sudah banyak digunakan dalam
laboratorium maupun industri (riset dan pengembangan). Pada
pengukuran konsentrasi larutan dengan menggunakan metode titrasi
asam-basa, biasanya cara umum yang sering dilakukan adalah dengan
menetesi larutan yang diuji, yang sebelumnya telah diberi larutan
indikator, dengan larutan uji. Ditetesi hingga terjadi perubahan warna
dari larutan indikator, apabila terjadi perubahan warna yang disebut
titik akhir maka penetesan larutan uji dihentikan.

Kemudian nilai konsentrasi larutan yang diuji dihitung berdasarkan


cara yang telah ditetapkan dalam metode titrasi. Pada metode ini mata
manusia memegang peranan penting dalam pengamatan terjadinya
perubahan

warna,

juga

dalam

pengendalian

proses

yang

berlangsung,dan penentuan nilai konsentrasi larutan, perhitungannya


dilakukan secara manual. Dengan menggunakan cara ini terdapat
beberapa kelemahan antara lain kesalahan paralaksi dan memerlukan
waktu yang relatif lama untuk perhitungan atau penentuan nilai
konsentrasi larutan. Karena setiap individu dengan individu yang
lainnya relatif berbeda, dalam pengamatan dan penghitungannya
tergantung pada ketelitian masing-masing individu

ARGENTO METRI

Argentometri merupakan metode analisis volumetri yang digunakan


untuk menentukan kandungan senyawa halogenida dan senyawasenyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3)
pada suasana tertentu. Metode argentometri dikenal juga dengan titrasi
pengendapan yang melibatkan pembentukan senyawa yang relatif tidak
larut atau endapan.

Titrasi argentometri dibedakan menjadi 4 metode, yaitu :

1. Metode Mohr

Metode ini digunakan untuk menentukan kandungan klorida dan


bromida dalam suasana netral dengan larutan standar perak nitrat

dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Mulamula titrasi berlangsung dengan pembentukan endapan perak klorida.
Jika titik ekuivalen telah tercapai, maka perak nitrat akan bereaksi
dengan kromat menghasilkan endapan perak kromat yang berwarna
merah.
2. Metode Volhard

Metode ini digunakan untuk menentukan kandungan perak dalam


suasana asam dengan larutan standar kalium atau amonium tiosianat
berlebih. Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan
garam besi (III) nitrat atau besi (III) amonium sulfat sebagai indikator
yang membentuk warna merahdari kompleks besi (III) tiosianat dalam
suasana asam nitrat 0,5 1,5 N. Titrasi ini harus dilakukan dalam
suasana asam, sebab ion besi (III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3
jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat diamati.

3. Metode K.Fajans

Metode ini digunakan indikator adsorbsi untuk mengetahui titik


ekuivalen.

Indikator akan teradsorpsi oleh endapan. Indikator ini

tidak memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada


permukaan endapan. Endapan harus dijaga agar tidak membentuk
koloid.
4. Metode Liebig

Metode

ini

titik

akhir

titrasi

ditentukan

berdasarkan

terbentuknyakekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan


kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada
penggojokan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang
stabil. Jika reaksi telah sempurna, penambahan larutan perak nitrat
lebih lanjut akan menghasilkan endapan perak sianida. Titik akhir
ditunjukkan oleh terjadinya kekeruhan yang tetap. Kendala dalam
menentukan

titik akhir

dengan tepat disebabkan karena sangat

lambatnya endapan melarut pada saat mendekati titik akhir titrasi.

Dasar Teori menguraikan teori, temuan, dan bahan referensi lain yang
diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk melakukan suatu
praktikum. Dasar Teori dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep
yang akan digunakan dalam praktikum yang mengacu pada Daftar
Pustaka. Sumber pustaka yang digunakan diiusahakan pustaka terbaru,
relevan dan asli dari buku, artikel, atau jurnal ilmiah. Dasar teori
Praktikum Penentuan

Kandungan Klorida Menggunakan Metode

Titrasi Argentometri dapat menguraikan definisi titrasi argentometri


menggunakan referensi buku-buku kimia analitik kuantitatif. Uraikan
juga macam-macam metode titrasi argentometri disertai
analisis, reaksi dan aplikasinya.

prinsip

Jika prinsip argentometri telah

disusun, uraikan tentang praktikum yang akan dilakukan, dalam hal ini
difokuskan pada penentuanklorida dengan titrasi argentometri.
Tuliskan metode argentometri yangdigunakan, prinsip, reaksi, aspek
kuantitatif atau perhitungan yang digunakan untuk menentukan kadar.

III.2 Alat dan Bahan Percobaan

Alat Percobaan yang digunakan adalah :

Buret

Pipet ukur

Erlenmeyer

Gelas ukur

Pipet tetes

bahan yang digunakan adalah larutan :

HCLxN

AgNo3 cN

HCL

Borax

NaCl

KMnO4

Aquades

K2cr03

Campuran

Indicator m.o

NaOH

cuplikan
ferro+ferri

NaOH yN

AgNO3

Indicator p.p

Na2CO3

III.1 Cara Keraja


ASIDI DAN ALKALIMETRI
A. Standardisasi larutan HClxN.
Prosedur
a. :Ambil larutan HClxN dimasukkan kedalam buret 50 ml.

H2S

b. Ambil dan timbang 0,200 gr borax, larutkan dengan aquades menjadi 100 ml.
c. Masukkan kedalam borax 25 ml kedalam Erlenmeyer 250 ml tambahkan 2
tetes indicator m.o.
d. Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan warna.
e. Catat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan :
Volume HCl rata-rata
Normalitas HCl

= v ml
= Nx

Berat Borax

= 200 gr

Mr Borax (Na2B4O7.10H2O)

= 381,2

Maka,
B. Standardisasi larutan NaOHyN.
Prosedur :
a. Ambil cuplikan larutan

NaOHyN sebanyak 10 ml masukkan kedalam

Erlenmeyer.
b. Tambahkan larutan tersebut aquades menjadi 15 ml, tambahkan indicator p.p
2-3 tetes.
c. Larutan Titrasi larutan HCLxN pada no 1, sampai terjadi perubahan warna.

d. Catat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.


Perhitungan :
Volume HCl rata-rata
Normalitas HCl

= A ml
= Nx (hasil standardisasi no 1)

Maka, Ny
ARGENTO METRI
1. Standardisasi larutan AgNO3 cN.
Prosedur :
a. Ambil cuplikan larutan AgNO3 cN masukkan kedalam buret 250 ml.
b. Ambil 10 ml NaCL masukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan indicator
kalium kromat 1,0 ml.
c. Titrasi dengan larutan a. sampai terjadi perubahan warna yang tidak hilang
(merah bata).
d. Cata volume AgNO3 cN yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan :
Maka,
2. Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr .
Prosedur :

a. Timbang 2.95 gr / 500 ml, masukkan kedalam labu bakar.


b. Ambil 25 ml NaCL masukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan indicator
kalium kromat 1,0 ml.
c. Titrasi dengan larutan AgNO3 cN pada percobaan no 1, sampai terjadi
perubahan warna yang tidak hilang (merah bata).
d. Cata volume AgNO3 cN yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan :Kadar
MENETAPKAN KADAR LARUTAN DALAM CAMPURAN
Percobaan 1:
Menetapkan Campuran NaOH dan Na2CO3.
Bahan yang digunakan larutan campuran ( NaOH dan Na2CO3 )
Reaksinya :
NaOH + HCl

------------> NaCl + H2O

(titik ekivalen

I)
Na2CO3 + HCl
NaH CO3+ HCl

------------> NaCl + NaH CO3


------------> NaCl + H2O + CO2

(titik ekivalen I)

Prosedur :
a. Diambil 25 ml cuplikan larutan campuran, masukkan dalam Erlenmeyer.

b. Tambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indicator p.p .


c.

Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N, misal sampai warna merah hilang.

d. Catat volumenya (Va), tambahkan lagi larutan pada erlenmeyer indicator


m.o .
e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f. Catat volumenya (Vb). Ulangi titrasi sampai 2 kali.

Dari percobaan tersebut diperoleh bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan


mengandung :

NaOH
Na2CO3

= ( Va Vb ) x 0,1 x Mr NaOH mgr


= 2 x Vb x 0,1 x Mr Na2CO3 mgr

Hitung juga kadarnya dalam prosen ( % ).


Percobaan 2 :
Menetapkan Ion Ferro Dalam Campuran .
Prosedur :
a. Diambil 25 ml larutan campuran ferro + ferri, masukkann kedalam
erlenmeyer tambahkan 10 ml asam sulfat.
b. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya
c. Catat volume larutan (V1). Sampai terjadi perubahan warna.

Perhitungan :
Dalam 20 ml larutan campursn cuplikan mengandung :
Ferro = V1 x N KMnO4 x 56 mgr.

III.3 Laporan Analisis Kuantitatif


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi

No.mhs

: 410014032

Jurusan

Laporan Ke

: Teknik Geologi

Acara

: Asidi dan Alkalimetri

Bahan

: HCLxN, Borax, Aquadest, indicator m.o

Alat

: Buret, Erlenmeyer, Corong, Gelas ukur 25ml dan 10 ml,

statif
Standarisasi larutan HCl x N
Cara Kerja :
Cuplikan larutan HCL x N dimasukan ke dalam buret 50 ml. Masukan
larutan Borax (NA2B4O7.10 H2O ) 25 ml kedalam erlenmeyer 250 ml, warna

mula-mula larutan menjadi oranye. Kemudian tambahkan 2 tetes indicator


m.o. Titrasi larutan dengan langkah kerja awal, sampai terjadi perubahan
warna menjadi merah muda. Adanya perubahan warna merupakan petunjuk
bahwa titik ekivalen telah tercapai. Volume HCl x N yang digunakan rata-rata
sebanyak 4 ml, ulangi titrasi sampai dua kali.
Reaksi : B4O7-+2H++5 H2O 4H1EO3
Pengamatan :
Pembacaan buret sampai 0.01 ml
V1= 2 ml
V2= 2.3 ml

Rata rata volume HCl terpakai =

V 1+V 2
2

2+2,3
2

Perhitungan : Volume HCl rata-rata = V = 2,15 ml


Normalitas HCl
Mr Borax
Berat Borax

Maka N x =

= Nx
= 381,2
= 200 mgr

2 200 1 25
Mr V 100

2 200 1 25
381,2 2,15 100

Normalitas dihitung sampai 0,122 N

= 0,122

= 2,15 ml

Kesimpulan :
Warna larutan Borax mula-mula bening, setelah ditambahkan indicator
m.o menjadi berwarna kuning, setelah dititrasi mencapai titik ekivalen
larutan berubah menjadi warna merah.
Dari percobaan aside dan alkalimetri di atas didapat normalitas larutan
HCl sebesar 0,06 N.
Nilai Nx dibawah dari 0,06 N terjadi karena kerusakan pada buret, hal ini
mengakibatkan tetesan larutan buret keluar dari sela-sela pembuka tutup
nya, jadi hasil yang di baca berlebih, tidak sesuai pada pengukuran.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KUANTITATIF


Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi

No.mhs

: 410014032

Jurusan

Laporan Ke

: Teknik Geologi

Acara

: Asidi dan Alkalimetri

Bahan

: NaOH y N, indicator p.p, aquadest, HCl x N

Alat

: Buret, Erlenmeyer, Corong, Gelas ukur 10 ml, statif

Standarisasi larutan NaOH y N

Cara Kerja :
Ambil cuplikan larutan NaOH y N sebanyak 10ml, masukan dalam
Erlenmeyer. Tambahkan larutan tersebut 15 ml aquades, tambahkan inidikator
p.p 2-3 tetes sampai warna berubah menjadi ungu. Larutan dititrasi dengan
HCl x N pada no.1 sampai terjadi perubahan warna menjadi bening atau larut
sempurna. Catat volume HCl yang digunakan ulangi titrasi hingga dua kali.
Reaksi : NaOH(aq) + HCL (aq) NaCl (aq) + H2O (i)
Pengamatan :
Pembacaan buret sampai 0.01 ml
V1= 3,6 ml
V2 = 3,9 ml

Rata rata volume HCl terpakai =

V 1+V 2
2

Perhitungan :Volume HCl rata-rata = A = 3,75 ml


Normalitas HCl

Nx=

Nx A
10

= Ny

0,122 3,75
10

Normalitas dihitung sampai 0,045 N


Kesimpulan :

= 0,045 N

3,6+ 3,9
2

= 3,75 ml

Warna NaOH setelah ditambah indicator p.p menjadi warna ungu.


hasil titrasnya setelah mencapai titik ekivalen menjadi bening.
Dari percobaan di atas di dapatNormalitas larutan NaOH sebesar 0,048 N
nilai N y lebih kecil dari N x terjadi karena masih sama pada permasalahan
pertama yaitu kerusakan pada buret. Jadi pengukuran larutan buret yang
keluar tidak akurat.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KUANTITATIF


Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi

No.mhs

: 410014032

Jurusan

Laporan Ke

: Teknik Geologi

Acara

: Menetapkan Kadar Larutan Dalam Campuran

Bahan

: Larutan campuran NaOH dan Na2CO3

Alat

: Erlenmeyer, Buret, aquadest, gelas ukur 25 ml.

Percobaan 1 : Menetapkan campuran NaOH dan Na2CO3


Maksud percobaan :
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kadar NaOH dan Na 2CO3 di dalam
campuran.
Reaksinya :
NaOH

+ HCl-------------NaCl + H2O (Titik ekivalen I)

Na2CO3 + HCl-------------NaCl + Na2CO3


NaHCO3 + HCl-------------NaCl + H2O + CO2 (Titik ekivalen II)
Langkah Kerja :
1. Diambil 25 ml cuplikan campuran, masukkan ke dalam erlenmeyer ;

2. Tambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indikator p.p, warna larutan berubah


menjadi merah ;
3. Titrasi dengan larutan HCl 0.1 N, missal sampai warna merah hilang dan
menjadi warna kuning; Catat volumenya (Va), tambahkan lagi larutan m.o
pada erlenmeyer. Kemudian titrasi dilanjutkan sampai warna kuning
hilang, catat volumenya (Vb), ulangi titrasi sampai 2 kali.
Dari percobaan tersebut diperoleh bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan
mengandung:

NaOH

= (Va Vb) x 0.1 x Mr NaOH mgr

Na2CO3

= 2 x Vb x 0.1 x Mr Na2CO3 mgr

Pengamatan

: Indikator p.p bacaan akhir : putih bening bacaan awal :

merah

: indikator m.o bacaan akhir putih bening bacaan awal : kuning

: rata rata volume =

: V1 = 13,2 dan V2 = 5,8

V 1+V 2
2

Perhitungan :
NaOH = (Va-Vb) . Nx . Mr NaOH

= (13,2-5,8) . 0,122 . 39

13,2+5,8
2

= 9,5 ml

= 7,4 ml . 0,122 . 39

= 35,20 Mgr
Na2CO3

= 2 .Vb .Nx . Mr Na2CO3

= 2 . 5,8 . 0,122 . 104

= 147,18 Mgr

Dalam (%) kadar :

% NaOH =

gr NaOH
gr total x100%

gr total = gr NaOH + gr

Na2CO3

% Na2CO3 =

35,20
182,38 x100% = 19,30%

= 35,20 + 147,18

gr Na2 CO 3
x100%
gr total

= 182,38

147,18
182,38 x100% = 80,70%

Kesimpulan :
Larutan Campuran NaOH+ Na2CO3 warna mula-mula bening, setelah
ditambahakan indicator p.p menjadi warna ungu.
Setelah di titrasi larutan menjadi bening.

Setelah itu larutan di tambah lagi indicator m.o menjadi warna kuning.
Di titrasi menjadi menjadi bening kembali.
Dari percobaan di atas , tiap 25 ml larutan cuplikan mengandung NaOH =
3,96 Mgr dan Na2CO3 = 64,23 Mgr,
Dalam (%) kadarnya yaitu NaOH = 5,80% dan Na2CO3 = 94,20%

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KUANTITATIF


Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi

No.mhs

: 410014032

Jurusan

Laporan Ke

: Teknik Geologi

Acara

: PERMANGANOMETRI

Bahan

: KMnO4, H2SO4

Alat

: Ernlenmeyer 250 ml, Buret, Gelas ukur 25 ml.

Standarisasi Larutan KMnO4 dengan Asam Oksalat


Cara kerja :
Asam oksalat dilarutkan dalam aquadest + H2SO4 pekat menjadi warna
ungu.
dipanaskan sampai mendidih, terus langsung di titrasi pada keadaan masih
panas yang menimbulkan asap.
Dititrasi dengan larutan KMnO4 . menjadi warna cokelat dan timbul
endapan berwarna cokelat. Titrasi dilakukan 2 kali.
Reaksi : KMnO4 + 8 H+ + 5 e ----- MN 2+ + 4H2O
Pengamatan :

V1 = 5,1 ml

Va rata-rata =

V 1+V 2
2

5,1+5,3
2

5,2 ml

V2 = 5,1 ml

Perhitungan :
Nk = 620 x 2 x 100

Va rata-rata x 126 x 20

= 124.000 = 18, 92 N
6,552

Kesimpulan :
Dari percobaan permanganometri di atas, di dapat normalitas dan

factor

normalitas larutan standart KMnO4 yaitu 18,92 N

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KUANTITATIF


Nama Praktikum : Diah Sinta Dewi

No.mhs

: 410014032

Jurusan

Laporan Ke

: Teknik Geologi

Acara

: Menetapkan Kadar Larutan Dalam Campuran

Bahan

: Larutan campuran, KMnO4, H2SO4.

Alat

: Erlenmeyer, Buret, Gelas ukur, statif, corong.

Percobaan 2 : Menetapkan Ion Ferro Dalam Campuran


Maksud percobaan :
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kadar ion Ferro di dalam
campuran
Langkah Kerja :
1. Diambil 20 ml larutan campuran Ferro +Ferri, masukkan ke dalam
erlenmeyer, tambahkan 10 asam sulfat encer (H2SO4 (e)) ;
2. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya ;
3. Catat volume larutan (V1) sampai terjadi perubahan warna.
Perhitungan :
V KMnO4 :

V1 = 0,8 ml
V2 = 0,2 ml

V rata-rata =

V 1+V 2
2

0,8+0,2
= 0,5 ml
2

Dalam larutan 20 ml larutan campuran cuplikan mengandung :

Ferro = V1 x NKMnO4 x 56 mgr


= 0,5 x 9,45 x 56 mgr

= 264,4 mgr.

Kesimpulan : - Larutan Ferro + Ferri ditambah H2SO4 menjadi kuning.

- di titrasi dengan larutan KMnO4 menjadi warna ungu tua.

- Dalam 20 ml larutan campuran cuplikan mengandung 264,4 mgr

BAB IV
PENUTUP
IV.1.

KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan dan menjadi program study di


Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta,

para mahasiswa nya

diwajibkan mengikuti praktikum kimia analitik yang dilaksakan pada semester


II ini.
Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu
zat atau campuran zat yang belum diketahui zatnya serta analisis kuantitatif
yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada
di dalam suatu sampel. Analisis kualitatif ada dua aspek penting yaitu

pemisahan dan identifikasi dimana kedua aspek ini didasari oleh kelarutan,
sifat penguapan, dan ekstraksi.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang
digunakan untuk kation.Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema
yang kaku karena beberapa anion termaksuddalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a) Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b) Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c) Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d) Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang
mengandung anion berbasa banyak seperti oksalad
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersamasama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat,salisilad, benzoad, dan
saksinat.

Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara


sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti masing-masing golongan
ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya.

Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik kali adalah uji
kation. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat
dalam suatu sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel yang digunakan

dalam percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga
larutan sampel tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang
terkandung didalamnya melalui penambahan Reagen yang spesifik dari
masing masing kation tersebut.
6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang
digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah:

golongan klorida (I),

golongan sulfide (IV),

golongan sulfide(II),

golongan karbonat (V),

golongan hidroksida (III),

dan golongan sisa (VI).

Secara teoretis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kation


kation dalam setiap sampel yang diuji sebab sampel tersebut diambil dari
daerah terbuka yang berinteraksi langsung dengan berbagai aktivitas lain
dialam secara natural. Jadi tidak mungkin larutan sampel benar benar
netral ataui tidak mengandung zat zat kontaminan lain didalamya
mengingat sifat air sebagai pelrut murni yang dapat menerima berbagai zat
masuk kedalamnya meskipun dengan toksitas yang tinggi. Tidak
terbacanya kandungan kation kation lain didalamnya kemungkinan
disebabkan kurangnya kadar kation Ag+, Pb2+, Fe3+dan Sn2+ dalam
larutan sampel sehingga tidak dapat dianalisis dengan metode sederhana
yang digunakan dalam percobaan analisis kuantitatif dan uji spesifik
seperti ini.

Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar maka
analisis volumetrik dibagi menjadi titrasi netralisasi (asam basa) yang
terdiri dari alkalimetri dan asidimetri. Asidimetri merupakan titrasi
terhadap larutan basa bebas dan larutan garam terhidrolisis dari asam
lemah. Sedangkan alkalimetri merupakan titrasi terhadap larutan asam
bebas dan larutan garam terhidrolisis dari basa lemah.

Argentometri merupakan metode analisis volumetri yang digunakan untuk


menentukan kandungan senyawa halogenida dan senyawa-senyawa lain
yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana
tertentu. Metode argentometri dikenal juga dengan titrasi pengendapan

yang melibatkan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau


endapan.

Inilah kesimpulan yang dapat saya simpulkan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun bagi para pengguna maupun para kimiawi sangat
diharapkan bagi penyusun.

DAFRA PUSTAKA

http://miningmix.blogspot.com/2014/07/praktikum-kimia-analisis.html

http://www.kimia-lipi.net/index
http://www.elektroindonesia.com

http://chem-is-try.org

LAMPIRA
N

RIWAYAT HIDUP

Nama

: Diah Sinta Dewi

TTL

: Kebumen, 18

Agama

: Islam

Alamat
Indonesia

: Kutowinangun Rt03/Rw06, Kebumen, Jawa Tengah,

Anda mungkin juga menyukai