LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS KUALITATIF
KELOMPOK IV
ANGKATAN 020
PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari susunan, struktur, sifat, perubahan
materi serta energi yang menyertai perubahan-perubahan tersebut. Ilmu kimia bisa
juga diartikan sebagai ilmu pemahaman dan rekayasa materi. Rekayasa yaitu
Dalam ilmu kimia, salah satu aspek materi kimia analitik/analisis dari materi
yang dipelajari adalah komposisi. Kimia analitik adalah cabang dari ilmu kimia
yang mempelajari metode dan teknik untuk menentukan komposisi zat. Dengan
demikian, kimia analitik dibagi lagi sesuai dengan informasi yang ingin diperoleh
dimaksudkan”. Dengan analisis kualitatif dapat dikenal unsur radikal atau ion
yang terdapat dalam zat tunggal atau campuran zat. Sedangkan analisis kuantitatif
dapat menjawab “berapa banyak jumlah unsur atau senyawa dalam suatu zat
(Achmad, 2012).
Kimia Analitik bisa juga diartikan sebagai cabang dari ilmu kimia yang
mempelajari teori dan cara-cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan
komponen dalam sampel. Analisis kimia dapat berupa analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif serta dapat diterapkan pada kimia anorganik maupun kimia
yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. Sedangkan analisis
kuantitatif adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang
umumnya banyak pendekatan yang dapat digunakan. Baik kation maupun anion
Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan ion yang bermuatan
sedangkan anion terbentuk ketika ketika atom menerima elektron (Tim Cividas
Academica, 2016).
Dalam identifikasi kation dan anion dapat dipelajari perekasi mana yang
bersifat selektif, spesifik dan sensitif dalam mengidentifikasi ion larutan secara
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan
kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. Pemisahan
golongan utama¸ berdasarkan pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau
C. Prinsip Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Kimia Analitik merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari
tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia. Dalam melakukan
menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam sampel (Wiryawan, 2018).
Kimia analitik bisa juga diartikan cabang ilmu kimia yang berfokus pada
menjadi dua jenis yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif (Sahirman,
2013).
atau komponen sampel atau zat yang dianalisis. Analisis semacam ini disebut
terdapat dalam suatu sampel. Misalnya, analisis urine atlet untuk mengetahui ada
tidaknya zat-zat penambah stamina atau tea narkoba untuk mengatahui seorang
Analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya
suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif adalah analisis
untuk menentukan jumlah (kadar) absolut atau relatif dari suatu elemen atau
Dalam suatu zat, terdapat banyak senyawa kimia. Senyawa kimia memiliki
identifikasi senyawa atau unsur dapat dibedakan menjadi metode kuantitatif dan
mengukur kadarnya melalui cara-cara tertentu seperti titrasi. Sementara itu, pada
dapat dilihat oleh manusia, seperti warna, baik warna nyala, warna larutan,
metode, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering meliputi pemanasan,
uji blowpipe, uji nyala, uji spektroskopi, borax bead tests, microcosmic salt bead
test, dan sodium bicarbonate bead tests. Reaksi basah merupakan reaksi yang
zat hingga melewati batas kelarutannya, atau menurunkan suhu larutan (Utami,
2016)
senyawa kimia, baik organik maupun inorganik. Dengan kata lain analisis
kualitatif bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya zat tertentu dalam contoh
yang diuji. Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur
karakteristik reaksi kimia yang terjadi pada sampel bahan yang dianalisis. Analsis
dapat dilakukan dengan metode reak kering (dry reactions) atau metode reaksi
basah (wet reaction). Reaksi kering biasanya diterapkan pada sampel sedangkan
endapan, warna, gas maupun data non numerik lainnya. Umumnya dari analisis
kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi kasar dan komponen penyusun suatu
secara bersamaan, sehingga waktu dan biaya analisis yang dilakukan dapat
ditekan seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih akurat (Chadijah, 2012).
Analisis kualitatif berhubungan dengan unsur, ion atau senyawa apa yang
berapa banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Zat yang ditetapkan
fenomena yang terjadi sebagai hasil dari reaksi kimia pada larutan.
gas, bentuk kristal yang khas, perubahan warna, dan larutnya padatan/endapan
(Alauhdin, 2020).
Kation merupakan ion yang bermuatan positif, yang kehilangan satu atau
yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan
tertentu untuk satu jenis kation atau anion tertentu. Perekasi-perekasi diharapkan
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan, bahwa
klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari
sifat kimianya dengan cara menambahkan perekasi yang dapat mengendapkan ion
1. Golongan I : Membentuk endapan dengan asam klorida (HCl) encer, ion yang
termasuk kedalam golongan ini timbal (Pb), merkuri (Hg) dan perak (Ag).
asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkuri
atau Hg(II), tembaga (Cu), kadmium (Cd), arsen atau As(III) dan As(IV),
bismuth (Bi), stibium atau Sb dan timah atau Sn(III) dan Sn(IV).
netral atau sedikit basa. Kation golongan ini antara lain Kobalt atau Co(II),
nikel atau Ni(III), besi atau Fe(II), kromium atau Cr(III), aluminium (Al), seng
adanya amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation
golongan ini adalah kalsium (Ca), barium (Ba) dan stronsium (Sr).
5. Golongan V : Disebut juga golongan sisa karena terdiri dari kation yang tidak
sebelumnya. Ion kation yang termasuk golongan ini antara lain magnesium
(Mg), natrium (Na), kalium (K), ammonium (NH4), litium (Li) dan Hidrogen
ion-ion non- logam. Anion terbentuk ketika atom menerima elektron sedangkan
2016).
Metode untuk analisa anion tidak sistematik seperti pada identifikasi kation.
garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini paling
tehadap beberapa reagen. Reagen golongan yang dipakai untuk klasifikasi anion
yang paling umum adalah AgNO3, Ba(NO3)2, dan HNO3. Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu anion bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan
kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu
ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen
menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya,
proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan
asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan (Tim Konsultan
Kimia, 2013).
Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi
yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H 2SO4 encer, dan
anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H 2SO4 pekat. Demikian
pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion
yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks (Tim
a). Golongan sulfat : SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-, AsO43-
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :
RM/BM : Al(OH)3/78,0
Rumus Struktur :
RM/BM : NH4OH/35,05
Rumus Struktur :
kuat
RM/BM : NH3/17,03
Rumus Struktur :
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat pada suhu tidak dari 25 °
RM/BM : (NH4)2CO3/114,08
Rumus Struktur :
amonia
RM/BM : HCl/36,46
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasa asam, bau jika
RM/BM : HNO3/120,01
Rumus Struktur :
RM/BM : H2SO4/98,07
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, kerosif tidak berwarnah,
RM/BM : BaCl2/208,236
Rumus Struktur :
RM/BM : FeSO4/151,90
Rumus Struktur :
CO2 P
RM/BM : K2Cr2O7/294,18
Rumus Struktur :
Rumus Struktur :
RM/BM : KI/166,00
Rumus Struktur :
RM/BM : K2CrO4/194
Rumus Struktur :
RM/BM : KCNS/97,18
Rumus Struktur :
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 15 bagian etanol
mutlak P
RM/BM : NaOH/40,00
Rumus Struktur :
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
Rumus Struktur :
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
RM/BM : AgNO3/169,873
Rumus Struktur :
(95%)
RM/BM : CuSO4/159,60
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur, tidak berwarna, tidak berbauh, rasa dingin
METODE KERJA
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini di antaranya yaitu
baskom, cawan porselin, gelas ukur 5 mL, tabung reaksi dan pipet tetes.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah aquadest
klorida (HCl), asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), barium Klorida (BaCl2),
besi (II) sulfat (FeSO4), timbal (Pb2+), perak (Ag+), bismut (Bi3+), tembaga (Cu2+),
kalium (K4), ferik (Fe3+), aluminium (Al3+), kromium (Cr3+), zink (Zn2+),
magnesium (Mg2+), kation kalium (K+), natrium (Na+), sulfat (SO42-), karbon
monoksida (CO33-), klorin (Cl-), nitrat (NO3-), natrium monoksida (NO2-), ion
a. Pb2+ :
b. Ag+ :
a. Bi3+ :
b. Cu2+ :
endapan biru.
3. Pemisahan dan identifikasi kation golongan III :
a. Fe3+ :
b. AI3+ :
c. Cr3+ :
berwarna abu- abu hijau/ abu- abu biru dari Cr(OH) 3, sedikit larut dalam
pereaksi berlebih.
d. Zn2+ :
menandakan Zn.
Zn(OH).
4. Pemisahan dan identifikasi kation golongan V :
a. Mg2+ :
b. K+ :
c. Na+ :
a. SO42- :
b. CI- :
endapan putih.
c. NO3- :
FeSO4 pekat.
d. NO2- :
1. Dikerjakan seperti dengan nitrat tetapi H2SO4 pekat diganti dengan asam
e. CrO42- :
A. Hasil
sampel. Analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau
tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Analisis kualitatif meliputi
Kation merupakan ion yang bermuatan positif, yang kehilangan satu atau
mengetahui adanya kation serta jenis kation apa saja yang terdapat dalam suatu
ion-ion non- logam. Anion terbentuk ketika atom menerima electron sedangkan
kalsium, garam barium, dan garam zink ini paling mudah untuk diidentifikasi.
Reagensia golongan yang paling umum digunakan untuk klasifikasi kation yang
paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan
ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh
dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan
Adapun cara kerja identifikasi kation golongan I pada sampel Pb2+ yaitu
ditambahkan HCl 2 M, dan tidak terjadi endapan putih. Setelah itu, ditambahkan
tidak terjadi perubahan. Selanjutnya, pada sampel Ag+ yaitu pertama dimasukkan
tidak terjadi endapan putih. Setelah itu, ditambahkan K2CrO4, dan terbentuk
NH4OH, dan terbentuk endapan yang tidak larut dalam kelebihan pereaksi.
dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan NH4OH, dan tidak terjadi endapan.
coklat, Cu(Fe(CN)6).
Cara kerja identifikasi kation golongan III pada sampel Fe 3+ yaitu pertama
KCNS 2 M, dan terjadi perubahan warna merah darah. Setelah itu, ditambahkan
larutan K4Fe(CN)6, dan terjadi perubahan warna biru. Selanjutnya, pada sampel
ditambahkan NH4OH, dan tidak terbentuk endapan putih gelatin dari Al(OH)3.
abu-abu hijau/abu-abu biru dari Cr(OH)3. Selanjutnya, pada sampel Zn2+ yaitu
K3Fe(CN)6, dan tidak terdapat endapan putih yang menandakan adanya Zn.
Setelah itu, ditambahkan larutan NaOH, dan tidak terbentuk endapan seperti
gelatin Zn(OH).
NaOH, dan terbentuk endapan putih. Selnjutnya, pada sampel K + yaitu pertama
Cara kerja identifikasi anion pada sampel SO 42- yaitu pertama dimasukkan
sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan BaCl 2, dan tidak
terjadi endapan putih. Kemudian, dilarutkan dalam sedikit asam klorida encer dan
pekat, dan tidak menandakan adanya SO42-. Selanjutnya, pada sampel CO33- yaitu
pertama dicampurkan sedikit dengan K2Cr2O7 padat dan dimasukkan ke dalam
pada mulut tabung reaksi diletakkan pipa atau batang kaca yang dicelupkan
dalam Ba(OH)2, dan tidak terdapat kekeruhan yang menandakan adanya CO33-.
Selanjutnya, pada sampel Cl- yaitu pertama ditambahkan larutan AgNO3 dan
disentrifuge, dicuci dengan air suling, kemudian pada endapan ini ditambahkan 10
tetes (NH4)2CO3, dan larut kembali. Selanjutnya, pada sampel NO3- yaitu pertama
pekat. Kemudian diteteskan dengan menggunakan pipet tetes H2SO4 pekat melalui
dinding tabung. Dan cincin coklat pada batas menandakan adanya NO3-.
Selanjutnya, pada sampel NO2- yaitu pertama diasamkan larutan dengan asam
asetat, kemudian diteteskan dengan menggunakan pipet tetes asam asetat melalui
dinding tabung, dan cincin coklat pada batas menandakan adanya NO2-.
Selanjutnya, pada sampel CrO42- yaitu pertama dimasukkan larutan dan asam
endapan kuning.
Alasan mengapa bisa terjadi perubahan warna, endapan dan cincin dalam
sampel, karena ion positif (+) dan ion negatif (-) dari larutan sampel bereaksi dan
mengikat ion-ion dari pereaksi atau reagnesia yang digunakan. Dan sampel yang
dan cicin dalam larutan. Perubahan warna, endapan dan bentuk cincin dalam
larutan menandakan bahwa sampel kation atau anion yang diuji ada dalam larutan
degan tepat setiap golongan kation dan anion yang terdapat dalam sampel.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
metode, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Analisis kualitatif dalam klasifikasi
yaitu golongan sulfat, halida, dan golongan nitrat. Identifikasi anion dapat
sulfat mengendap dalam pereaksi Ba2+ dalam suasana basa, golongan halida
mengendap dalam pereaksi Ag+ dalam suasana asam dan golongan nitrat larut
B. Saran
1. Laboratorium
menunjang proses belajar mahasiswa, dan untuk alat yang sudah ada agar tetap
2. Asisten
Untuk kakak asisten cara menjelaskannya sudah cukup baik, kiranya perlu
Achmad, Hiskia. 2012. Kimia Analitik Kualitatif. PT Citra Aditya Bakti : Jakarta
Alauhdin M. 2020. Buku Ajar Kimia Analitik Dasar. Unnes Press : Semarang
Mubarok, Zakki Rosmi. 2020. Praktikum Kimia Analisis. Upam Press : Banten.
Oetari. R. A. 2018. Teknik Dasar Analisis kualitatif. Gajah Mada University Press
: Yogyakarta.
Sahirman. 2013. Analisis Kimia Dasar II. Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan : Jakarta.
Stalis, Norma, Ethica. 2020. Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi
Laboratorium Medis. Deepublish : Yogyakarta.
Tim Civitas Academica. 2016. Pedoman Cerdas RPAL. Huta Publisher : Jawa
Barat
A. Skema Kerja
1. Kation golongan 1
Pb+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Pb menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi HCL
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
putih
Pb+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Pb menggunakan
pipet
- Diambil pereaksi K₂CrO₄
- Diamati hasilnya
Tidak terjadi
endapan
Ag+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Ag menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi HCl 2
- Diamati hasilnya
terjadi endapan
-
putih
Ag+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Ag menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi K₂CrO₄
- Diamati hasilnya
terjadi endapan
merah
2. Kation golongan II
Bi3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Bi3+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi NH4OH
- Diamati hasilnya
Cu2+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Cu2+menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi NH4OH
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
Cu2+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Cu2+menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi K4[Fe(cn)6]
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
merah coklat
Fe3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Fe3+menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi KCSN
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
merah darah
Fe3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Fe3+menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi K2Fe(CN)
- Diamati hasilnya
AI3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel AI3+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi NH4OH,
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
putih gelatin
AI3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel AI3+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi NaOH,
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
putih
Cr3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Cr3+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi NH4OH
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
glatin
Zn2+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Zn2+
menggunakan pipet
- Diambil pereaksi K2Fe(CN)6
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
putih
Zn2+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Zn2+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi NaOH
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
gelatin
4. Kation golongan V
Mg2+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Mg2+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi NaOH
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
putih
K+
- Disiapkan alat dan bahan
Diambil sampel K+ menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi Na3(Co(NO)2
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
kuning
Na+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Na+ menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi ZnUOA
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
kuning
5. Anion
SO42-
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel SO42-
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi BaCl2
- Diamati hasilnya
Tidak terjadi
endapan
CO33
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel CO33
menggunaka pipet ukur
- Diambil pereaksi K2Cr2O7
- Diamati hasilnya
Tidak terjadi
endapan
Cl-
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Cl-
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi AgNO3 dan
HNO3
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
putih
NO3-
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel NO3-
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi H2SO4
- Diamati hasilnya
Tidak terjadi
endapan
CrO42-
Tidak terjadi
endapan
B. Foto Pengamatan
1. Kation Golongan 1
KET: Proses penambahan HCl ke dalam KET: Kation golongan I (Pb2+ + HCl) tidak
sampel terjadi endapan putih.
KET: Kation golongan II (Cu2+ + NH4OH) KET: Proses penambahan K4[Fe(CN) 6]ke
terjadi endapan. dalam sampel
KET: Proses penambahan KCSN kedalam KET: Kation golongan III (Fe3+ + KCSN)
sampel terjadi endapan merah darah.
4. Kation Golongan V
KET : Proses penambahan NaOH kedalam KET: Kation golongan V (Mg2+ + NaOH)
sampel terjadi endapan putih.
5. Anion
KET : Proses penambahan K2Cr2O7 . ke KET: Anion (CO33- + K2CrO7 ) tidak terjadi
dalam sampel endapan.