Anda di halaman 1dari 56

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS KUALITATIF

KELOMPOK IV

ANGKATAN 020

ASISTEN : FELIX RONALDO RADA

PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari susunan, struktur, sifat, perubahan

materi serta energi yang menyertai perubahan-perubahan tersebut. Ilmu kimia bisa

juga diartikan sebagai ilmu pemahaman dan rekayasa materi. Rekayasa yaitu

mengubah suatu materi menjadi materi yang lain (Nuzulul, 2018).

Dalam ilmu kimia, salah satu aspek materi kimia analitik/analisis dari materi

yang dipelajari adalah komposisi. Kimia analitik adalah cabang dari ilmu kimia

yang mempelajari metode dan teknik untuk menentukan komposisi zat. Dengan

demikian, kimia analitik dibagi lagi sesuai dengan informasi yang ingin diperoleh

tentang komposisi suatu zat. Analisis kualitatif menjawab “apa yang

dimaksudkan”. Dengan analisis kualitatif dapat dikenal unsur radikal atau ion

yang terdapat dalam zat tunggal atau campuran zat. Sedangkan analisis kuantitatif

dapat menjawab “berapa banyak jumlah unsur atau senyawa dalam suatu zat

(Achmad, 2012).

Kimia Analitik bisa juga diartikan sebagai cabang dari ilmu kimia yang

mempelajari teori dan cara-cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan

atau zat kimia termasuk di dalamnya pemisahan, identifikasi dan penentuan

komponen dalam sampel. Analisis kimia dapat berupa analisis kualitatif dan

analisis kuantitatif serta dapat diterapkan pada kimia anorganik maupun kimia

organik (Hamdani, 2012).


Analisis kualitatif adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion

yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. Sedangkan analisis

kuantitatif adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang

terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran (Abdul, 2018).

Dalam melakukan analisis kualitatif terhadap kation dan anion pada

umumnya banyak pendekatan yang dapat digunakan. Baik kation maupun anion

dapat di identifikasi berdasarkan sifat kimia dan fisikanya (Stalis, 2020).

Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan ion yang bermuatan

negatif dinamakan anion. Kation terbentuk ketika atom melepaskan elektron,

sedangkan anion terbentuk ketika ketika atom menerima elektron (Tim Cividas

Academica, 2016).

Dalam identifikasi kation dan anion dapat dipelajari perekasi mana yang

bersifat selektif, spesifik dan sensitif dalam mengidentifikasi ion larutan secara

lebih komprehensif dan sebelum dilakukan pengukuran kadar (Stalis, 2020).

Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum

adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium

karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan

reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh

dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan

kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. Pemisahan

anion-anion yang memungkinkan adalah menggolongkannya dalam golongan-

golongan utama¸ berdasarkan pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau

bariumnya dan garam zinknya (Hamdani, 2012).


B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini :

1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari analisis kualitatif.

2. Mahasiswa dapat memahami cara identifikasi anion yang terdapat dalam

larutan sampel dengan tepat.

C. Prinsip Percobaan

Adapun prinsip dari percobaan ini :

1. Mengidentifikasi kation dan anion terhadap suatu sampel dengan golongan

yang mana direaksikan dengan beberapa pereaksi spesifik lalu diamati

perubahan fisik dan kimia yang terjadi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Kimia Analitik merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari

tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia. Dalam melakukan

pemisahan atau pengukuran unsur atau senyawa kimia, memerlukan atau

menggunakan metode analisis kimia. Kimia analitik mencakup kimia analisis

kualitatif dan kimia analisis kuantitatif. Analisis kualitatif menyatakan keberadaan

suatu unsur atau senyawa dalam sampel, sedangkan analisis kuantitatif

menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam sampel (Wiryawan, 2018).

Kimia analitik bisa juga diartikan cabang ilmu kimia yang berfokus pada

analisis contoh/cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan

fungsi kimiawinya. Secara tradisional, analisis kimia (kimia analitik) dibagi

menjadi dua jenis yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif (Sahirman,

2013).

Salah satu pekerjaan dalam kimia analitik adalah mengidentifikasi kandungan

atau komponen sampel atau zat yang dianalisis. Analisis semacam ini disebut

dengan analisis kualitatif, yaitu suatu analisis untuk komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu sampel. Misalnya, analisis urine atlet untuk mengetahui ada

tidaknya zat-zat penambah stamina atau tea narkoba untuk mengatahui seorang

mengonsumsi zat adiktif atau tidak (Alauhdin, 2020).

Analisis kimia merupakan pemisahan suatu senyawa kimia menjadi bagian-

bagian terkecilnya, penetapan unsur-unsurnya maupun zat asing yang mungkin


terkandungnya. Teknik analisis dibedakan menjadi 2 yaitu analisis kualitatif dan

analisis kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan

identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawasenyawa yang ada di dalam sampel.

Analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya

suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif adalah analisis

untuk menentukan jumlah (kadar) absolut atau relatif dari suatu elemen atau

spesies yang ada di dalam sampel (Wardiyah, 2016).

Dalam suatu zat, terdapat banyak senyawa kimia. Senyawa kimia memiliki

karakteristik yang berbeda-beda, tergantung pada unsur yang menyusunnya.

Untuk mengetahui kandungan senyawa dan penyusunnya dalam suatu zat,

diperlukan suatu metode untuk mengidentifikasi senyawa tersebut. Metode

identifikasi senyawa atau unsur dapat dibedakan menjadi metode kuantitatif dan

kualitatif. Pada metode kuantitatif, senyawa dapat diidentifikasi dengan cara

mengukur kadarnya melalui cara-cara tertentu seperti titrasi. Sementara itu, pada

metode kualitatif, senyawa atau unsur diidentifikasi melalui karakteristik yang

dapat dilihat oleh manusia, seperti warna, baik warna nyala, warna larutan,

maupun warna endapan (Utami, 2016).

Analisis kualitatif merupakan suatu metode untuk menentukan jenis senyawa

melalui sifat-sifat fisiknya. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai

metode, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering meliputi pemanasan,

uji blowpipe, uji nyala, uji spektroskopi, borax bead tests, microcosmic salt bead

test, dan sodium bicarbonate bead tests. Reaksi basah merupakan reaksi yang

mencakup pembentukan endapan atau perubahan warna melalui reaksi yang


mengandung media air, seperti reaksi pada larutan. Terjadinya endapan dapat

diakibatkan oleh berbagai macam sebab, seperti pencampuran larutan dengan

kation dan anion berbeda sehingga ada pengendapan, menambahkan konsentrasi

zat hingga melewati batas kelarutannya, atau menurunkan suhu larutan (Utami,

2016)

Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau

senyawa kimia, baik organik maupun inorganik. Dengan kata lain analisis

kualitatif bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya zat tertentu dalam contoh

yang diuji. Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur

atau senyawa dalam suatu cuplikan atau contoh (Sahirman, 2013).

Analisis kualitatif kation dan anion dilakukan dengan mengamati

karakteristik reaksi kimia yang terjadi pada sampel bahan yang dianalisis. Analsis

dapat dilakukan dengan metode reak kering (dry reactions) atau metode reaksi

basah (wet reaction). Reaksi kering biasanya diterapkan pada sampel sedangkan

reaksi basa untuk sampel yang berupa larutan (Alauhdin, 2020).

Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti terbentuknya

endapan, warna, gas maupun data non numerik lainnya. Umumnya dari analisis

kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi kasar dan komponen penyusun suatu

analit. Analisis kualitatif biasanya digunakan sebagai langkah untuk analisis

kuantitatif. Pada berbagai cara analisis modern, seperti cara-cara analisis

spektroskopi dapat dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif

secara bersamaan, sehingga waktu dan biaya analisis yang dilakukan dapat

ditekan seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih akurat (Chadijah, 2012).
Analisis kualitatif berhubungan dengan unsur, ion atau senyawa apa yang

terdapat dalam suatu sampel, sedangkan analisis kuantitatif berhubungan dengan

berapa banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Zat yang ditetapkan

disebut konstituen yang diinginkan atau analit (Haeria, 2017).

Analisis dengan reaksi basah dilakukan dengan mengamati fenomena

fenomena yang terjadi sebagai hasil dari reaksi kimia pada larutan.

Fenomena-fenomena tersebut adalah pembentukan endapan, pembentukan

gas, bentuk kristal yang khas, perubahan warna, dan larutnya padatan/endapan

(Alauhdin, 2020).

Kation merupakan ion yang bermuatan positif, yang kehilangan satu atau

lebih elektron. Kation dikelompokkan dalam beberapa golongan yang tujuannya

untuk menganalisis kualitatif sistematik. Kation digolongkan dengan berdasarkan

sifat-sifat kation terhadap beberapa reagnesia (Yusuf, 2019).

Reagensia golongan yang paling umum digunakan untuk klasifikasi kation

yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan

ammonium karbonat (Amanda, 2020).

Pereaksi selektif adalah merupakan pereaksi yang memberikan sebuah reaksi

tertentu untuk satu jenis kation atau anion tertentu. Perekasi-perekasi diharapkan

mampu memperlihatkan perubahan kimiaseperti terbentuknya endapan, terjadinya

perubahan warna, bau dan timbulnya gas (Desti. dkk, 2018).

Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-

reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan, bahwa
klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari

klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut (Hamdani, 2012).

Untuk mengetahui hal ini memerlukan pemisahan secara sistematik dalam

golongan, kemudian diikuti pemisahan golongan dan sub golongan dan

komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan atas perbedaan

sifat kimianya dengan cara menambahkan perekasi yang dapat mengendapkan ion

tertentu dan memisahkannya dalam ion-ion lainnya (Yusuf, 2019).

Penggolongan kation dalam analisis kualitatif dapat dilakukan dengan secara

sistematis berdasarkan reaksinya terhadap pereaksi selektif dan spesifik tertentu.

Berdasarkan sifat kimianya kation diklasifikasikan ke dalam 5 golongan yaitu :

1. Golongan I : Membentuk endapan dengan asam klorida (HCl) encer, ion yang

termasuk kedalam golongan ini timbal (Pb), merkuri (Hg) dan perak (Ag).

2. Golongan II : Membentuk endapan dengan asam sulfide (H2S) dalam suasana

asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkuri

atau Hg(II), tembaga (Cu), kadmium (Cd), arsen atau As(III) dan As(IV),

bismuth (Bi), stibium atau Sb dan timah atau Sn(III) dan Sn(IV).

3. Golongan III : Membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana

netral atau sedikit basa. Kation golongan ini antara lain Kobalt atau Co(II),

nikel atau Ni(III), besi atau Fe(II), kromium atau Cr(III), aluminium (Al), seng

(Zn) dan mangan (Mn).

4. Golongan IV : Membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan

adanya amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation

golongan ini adalah kalsium (Ca), barium (Ba) dan stronsium (Sr).
5. Golongan V : Disebut juga golongan sisa karena terdiri dari kation yang tidak

bereaksi dengan pereaksi-pereaksi yang digunakan untuk golongan

sebelumnya. Ion kation yang termasuk golongan ini antara lain magnesium

(Mg), natrium (Na), kalium (K), ammonium (NH4), litium (Li) dan Hidrogen

(H) (Stalis, 2020).

Anion merupakan ion yang bermuatan negatif yang kebanyakan merupakan

ion-ion non- logam. Anion terbentuk ketika atom menerima elektron sedangkan

kation terbentuk ketika atom melepaskan elektron (Tim Civitas Academica,

2016).

Metode untuk analisa anion tidak sistematik seperti pada identifikasi kation.

Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan

garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini paling

mudah untuk diidentifikasi. Untuk tinjauan analisis kualitatif sistematik, anion

anion diklasifikasikan dalam ilmu golongan berdasarkan sifat-sifat anion itu

tehadap beberapa reagen. Reagen golongan yang dipakai untuk klasifikasi anion

yang paling umum adalah AgNO3, Ba(NO3)2, dan HNO3. Klasifikasi ini

didasarkan atas apakah suatu anion bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan

membentuk endapan atau tidak (Mubarok, 2020).

Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan

kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu

ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen

menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya,

warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath


menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan

garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada

proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan

asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan (Tim Konsultan

Kimia, 2013).

Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi

yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H 2SO4 encer, dan

anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H 2SO4 pekat. Demikian

pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion

yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks (Tim

Konsultan Kimia, 2013).

Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

a). Golongan sulfat : SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-, AsO43-

b). Golongan halida : Cl-, Br-, I-, S2-

c). Golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2- (Sahirman, 2013).


B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Aquadest, air suling

RM/BM : H2O/18,02

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan

Kegunaan : Zat pelarut.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap

2. Aluminium Hidroksida (Dirjen POM, 1979 : 640)

Nama Resmi : ALUMINIUM HYDROXIDE

Nama lain : Aluminium Hidroksida

RM/BM : Al(OH)3/78,0

Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk putih, tidak berbauh, hamper tidak berasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan garam

Kegunaan : Antasida, pereaksi


3. Amonia (Dirjen POM, 1979 : 86)

Nama Resmi : AMMONIA

Nama lain : Amonia

RM/BM : NH4OH/35,05

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, berbauh khas, menusuk

kuat

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Kegunaan : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk

4. Amonia encer (Dirjen POM, 1979 : 86)

Nama Resmi : AMMONIA LIQUIDA

Nama lain : Amonia encer

RM/BM : NH3/17,03

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, berbauh khas, menusuk

kuat dan bobot kurang dari 0,90


Kelarutan : Mudah larut dalam air

Kegunaan : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat pada suhu tidak dari 25 °

5. Amonium Karbonat (Dirjen POM, 1979 : 643)

Nama Resmi : AMMONI CARBONAS

Nama lain : Amonium Karbonat

RM/BM : (NH4)2CO3/114,08

Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk Hablur, keras, transparan, bau tajam mirip

amonia

Kelarutan : Larut dalam air

Kegunaan : Sebagai pereaksi

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

6. Asam Klorida (Dirjen POM, 1979 : 53)

Nama Resmi : ACIDUM HIDROCHOLORIDUM

Nama lain : Asam Klorida

RM/BM : HCl/36,46

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasa asam, bau jika

diencerkan dengan 2 bagian volume air

Kelarutan : Larut dalam air dan etanol

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. Asam Nitrat (Dirjen POM, 1979 : 650)

Nama Resmi : ACIDUM NITRAS

Nama lain : Asam nitrat

RM/BM : HNO3/120,01

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berwarna,

Kelarutan : Larut dengan air hingga 1000 mL

Kegunaan : Sebagai pereaksi golongan anion

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap

8. Asam Sulfat (Dirjen POM, 1979 : 58)

Nama Resmi : ACIDUM SULFAS

Nama lain : Asam Sulfat

RM/BM : H2SO4/98,07

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, kerosif tidak berwarnah,

timbul panas dalam air

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Kegunaan : Pereaksi golongan anion.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

9. Barium Klorida (Dirjen POM, 1979 : 656)

Nama Resmi : BARII KLORIDUM

Nama lain : Barium Klorida

RM/BM : BaCl2/208,236

Rumus Struktur :

Pemerian : Tidk berwarna

Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air

Kegunaan : Sebagai pereaksi golongan anion

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

10. Besi (II) sulfat (Dirjen POM, 1979 : 254)

Nama Resmi : FERROSI SULFAT

Nama lain : Besi (II) sulfat

RM/BM : FeSO4/151,90
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk putih keabuan, rasa logam, sepat

Kelarutan : Perlahan-lahan larut hampir sempurna dalam air bebas

CO2 P

Kegunaan : Sebagai sampel

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. Kalium Dikromat (Dirjen POM, 1979 : 693)

Nama Resmi : KALIUM DIKROMAT

Nama lain : Kalium dikromat

RM/BM : K2Cr2O7/294,18

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur merah jingga

Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam alkohol

Kegunaan : Reaktan dalam metatesis

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

12. Kalium Heksasioferat (II) (Dirjen POM 1979 : 688)

Nama Resmi : KALII HEKSASIOFERAT (II)

Nama lain : Kalium Heksasioferat (II)


RM/BM : K4Fe(CN)6/422,39

Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk hablur, kuning

Kelarutan : Larut dalam air

Kegunaan : Murni pereaksi

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

13. Kalium Iodida (Dirjen POM, 1979 : 330)

Nama Resmi : KALII IODIDUM

Nama lain : Potasium iodide. Kalium iodidah

RM/BM : KI/166,00

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur heksahedral, transparan, opak dan putih atau

serbuk butiran, higroskopik

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol P

Kegunaan : Sebagai sampel

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

14. Kalium Kromat (Dirjen POM, 1979 : 690)

Nama Resmi : KALII CROMAT


Nama lain : Kalium Kromat

RM/BM : K2CrO4/194

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur kuning

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Kegunaan : Sebagai indikator

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

15. Kalium tiosianat (Dirjen POM, 1979 : 693)

Nama Resmi : KALIUM TIOSIANAT

Nama lain : Kalium tiosianat

RM/BM : KCNS/97,18

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur, tidak berwarna, meleleh basa

Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 15 bagian etanol

mutlak P

Kegunaan : Sebagai penitraan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

16. Natrium hidroksida (Dirjen POM, 1979 : 403)

Nama Resmi : NATRII HYDROCHIDA


Nama lain : Natrium hidroksida

RM/BM : NaOH/40,00

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur

putih, tidak berbau, rasa asin

Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air

mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol,

sukar larut dalam etanol (95%).

Kegunaan : Sebagai pereaksi golongan kation

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

17. Natrium Karbonat (Dirjen POM, 1979 : 400)

Nama Resmi : NATRII KARBONAS

Nama lain : Natrium Karbonat

RM/BM : Na2CO3. H2O/124,00

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih

Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air

mendidih.
Kegunaan : Sebagai pereaksi

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

18. Perak nitrat (Dirjen POM, 1979 : 97)

Nama Resmi : ARGENTI NITRAS

Nama lain : Perak nitrat

RM/BM : AgNO3/169,873

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih,

tidak berbauh menjadi gelap jika terkena cahaya

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam ethanol

(95%)

Kegunaan : Sebagai perekasi anion golongan III dan IV

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

19. Tembaga (II) sulfat (Dirjen POM, 1979 : 731)

Nama Resmi : TEMBAGA (II) SULFAT

Nama lain : Tembaga (II) Sulfat

RM/BM : CuSO4/159,60

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur, tidak berwarna, tidak berbauh, rasa dingin

Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol P,

larut dalam etanol (95%)

Kegunaan : Sebagai tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini di antaranya yaitu

baskom, cawan porselin, gelas ukur 5 mL, tabung reaksi dan pipet tetes.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah aquadest

(H2O), aluminium hidroksida (Al(OH)3), amonia (NH3), amonium hidroksida

(NH4OH), amonium karbonat ((NH4)2CO3), asam asetat (CH3COOH), asam

klorida (HCl), asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), barium Klorida (BaCl2),

besi (II) sulfat (FeSO4), timbal (Pb2+), perak (Ag+), bismut (Bi3+), tembaga (Cu2+),

kalium (K4), ferik (Fe3+), aluminium (Al3+), kromium (Cr3+), zink (Zn2+),

magnesium (Mg2+), kation kalium (K+), natrium (Na+), sulfat (SO42-), karbon

monoksida (CO33-), klorin (Cl-), nitrat (NO3-), natrium monoksida (NO2-), ion

kromat (CrO42-), kalium kromat (K2CrO4), tetraaminatembaga (II) sulfat

(Cu(NH3)42+), kalium ferosianida (K4(Fe(CN)6)), tembaga ferisianida

(Cu2(Fe(CN)6)), kalium tiosianat (KCNS), kalium ferisianida (K3Fe(CN)6),

natrium hidroksida (NaOH), hidrogen fosfat (HPO42-), natrium kobaltinitrit

(Na3Co(NO)2), kalium kromat (K2CrO7), natrium karbonat (Na2CO3), perak nitrat

(AgNO3), tembaga (II) sulfat (CuSO4), tissue dan label.


B. Cara Kerja

1. Pemisahan dan identifikasi kation golongan I :

a. Pb2+ :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Diberikan setetes larutan 0,5 mL HCl 2 M, terdapat larutan yang jernih.

3. Ditambahkan larutan 0,5 mL K2CrO4 1 M, membentuk endapan kuning.

b. Ag+ :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Diberikan setetes larutan 0,5 mL HCl 2 M, terjadi endapan putih.

3. Ditambahkan K2CrO4 terbentuk endapan merah.

2. Pemisahan dan identifikasi kation golongan II :

a. Bi3+ :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Diberikan setetes larutan 0,5 mL NH4OH terbentuk endapan yang tidak

larut dalam kelebihan pereaksi.

3. Ditambahkan setetes larutan dinatrium hidrogen phospat, terbentuk

endapan putih BiPO4.

b. Cu2+ :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Diberikan larutan setetes 0,5 mL NH 4OH terjadi endapan, kemudian larut

dalam kelebihan pereaksi, kemudian ditambahkan 1-2 tetes CuSO4 terjadi

endapan biru.
3. Pemisahan dan identifikasi kation golongan III :

a. Fe3+ :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ditambahkan setetes larutan 0,5 mL KCSN 2 M, maka terjadi endapan

warna merah darah.

3. Ditambahkan setetes larutan K2Fe(CN)6 terjadi warna biru.

b. AI3+ :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Diberikan larutan 0,5 mL NH4OH, tidak terjadi endapan.

3. Ditambahkan larutan NaOH, terbentuk endapan putih AI(OH)3.

c. Cr3+ :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Diberikan setetes larutan 0,5 mL NH4OH, terbentuk endapan gelatin

berwarna abu- abu hijau/ abu- abu biru dari Cr(OH) 3, sedikit larut dalam

pereaksi berlebih.

d. Zn2+ :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Diberikan setetes larutan 0,5 mL K2Fe(CN)6 adanya endapan putih

menandakan Zn.

3. Ditambahkan larutan NaOH, terbentuknya endapan seperti getati

Zn(OH).
4. Pemisahan dan identifikasi kation golongan V :

a. Mg2+ :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Diberikan larutan NaOH, terbentuk endapan putih, Mg(OH)2 yang tidak

larut dalam pereaksi berlebih.

b. K+ :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Diberikan pereaksi 0,5 mL Na3(Co(NO)2 6 M, terjadi endapan kuning.

c. Na+ :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ditambahkan larutan pereaksi 0,5 mL ZnUOAc terjadi endapan kuning.

5. Uji spesifik anion :

a. SO42- :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ditambahkan larutan BaCl2, terjadi endapan putih.

3. Dicampurkan sedikit zat K2CrO7 padat, masukkan ke dalam tabung

reaksi, tambahkan setetes H2SO4 2 M dan panaskan.

b. CI- :

1. Disiapkan alat dam bahan yang akan digunakan

2. Ditambahkan larutan 0,5 mL AgNO3 dan setetes HNO3 2 M menjadi

endapan putih.
c. NO3- :

1. Disiapkan alat dam bahan yang akan digunakan

2. Diasamkan larutan dengan H2SO4 1 M dan dicampurkan dengan 3 tetes

FeSO4 pekat.

3. Diteteskan dengan hati- hati menggunakan pipet H2SO4 pekat melalui

dinding tabung. Cincin coklat pada batas menandakan adanya NO3-

d. NO2- :

1. Dikerjakan seperti dengan nitrat tetapi H2SO4 pekat diganti dengan asam

asetat, uji nitrat memberikan cincin coklat.

e. CrO42- :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Dimasukkan dengan asam asetat ditambahkan larutan BaCl2 terbentuk

endapan kuning BaCrO4.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Kation

No. Kation Pereaksi Hasil

1. Golongan I : Pb2+ + HCl → K2CrO4 + NH3 Terdapat endapan putih kemudin


terbentuk endapan kuning.
Pb2+ , Ag+
Ag+ + HCl → K2CrO4 Terbentuk endapan merah
2. Golongan II : Bi2+ + NH4OH
Bi2+ , Cu2+ Tidak terjadi endapan
Cu + NH4OH → K4(Fe(CN)6)
2+

3. Golongan III : Fe3+ + KCNS → K4Fe(CN)6 Warna merah darah kemudian


menjadi warna biru
Fe3+ , Al3+ , Al3+ + NH4OH → NaOH
Cr3+ , Zn2+ Terdapat endapan putih
Cr3+ + NH4OH
Terdapat endapan gelatin
berwarna abu-abu hijau
Zn2+ + K3Fe(CN)6 → NaOH
Tidak terjadi endapan
4. Golongan V : Mg2 + NaOH Terbentuk endapan putih
Mg2 , K+ , Na2+ K+ + Na3Co(NO)2 Terbentuk endapan kuning
Na2+ + ZnUOAc Tidak terjadi endapan kuning
Tabel 2. Hasil Pengamatan Anion

No. Anion Pereaksi Hasil

1. SO2- , CO33- , SO2- + BaCl → HCl Tidak terjadi endapan


Cl- , NO3- ,
NO2- , CrO42- CO33- + K2Cr2O7 → H2SO4 Tidak terjadi kekeruhan
Cl- + AgNO3 → HNO3 + Terjadi endapan putih kemudian
(NH4)2CO3 larut kembali
NO3- + H2SO4 → FeSO4 + H2SO4 Terdapat cincin berwarna coklat
NO2- + CH3OOH Terdapat cincin berwarna coklat
CrO42- + CH3COOH → BaCl Terdapat endapan kuning
B. Pembahasan

Analisis kimia merupakan pemisahan suatu senyawa kimia menjadi bagian-

bagian terkecilnya, penetapan unsur-unsurnya maupun zat asing yang mungkin

terkandungnya. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan

identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam

sampel. Analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau

tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Analisis kualitatif meliputi

analisis kation dan anion.

Kation merupakan ion yang bermuatan positif, yang kehilangan satu atau

lebih elektron. Kation dikelompokkan dalam beberapa golongan yang tujuannya

untuk menganalisis kualitatif sistematik. Kation digolongkan dengan berdasarkan

sifat-sifat kation terhadap beberapa reagnesia.

Analisa kation secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk

mengetahui adanya kation serta jenis kation apa saja yang terdapat dalam suatu

sampel (Oetari, 2018).

Anion merupakan ion yang bermuatan negatif yang kebanyakan merupakan

ion-ion non- logam. Anion terbentuk ketika atom menerima electron sedangkan

kation terbentuk ketika atom melepaskan elektron. Pemisahan anion-anion ke

dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam

kalsium, garam barium, dan garam zink ini paling mudah untuk diidentifikasi.

Untuk tinjauan analisis kualitatif sistematik, anion anion diklasifikasikan dalam

ilmu golongan berdasarkan sifat-sifat anion itu tehadap beberapa reagen.

Reagensia golongan yang paling umum digunakan untuk klasifikasi kation yang
paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan

ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi

dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh

dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan

kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.

Adapun cara kerja identifikasi kation golongan I pada sampel Pb2+ yaitu

pertama dimasukkan setetes sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan HCl 2 M, dan tidak terjadi endapan putih. Setelah itu, ditambahkan

K2CrO4 1 M, dan tidak terbentuk endapan kuning. Kemudian ditambahkan NH 3,

tidak terjadi perubahan. Selanjutnya, pada sampel Ag+ yaitu pertama dimasukkan

setetes sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan HCl 2 M, dan

tidak terjadi endapan putih. Setelah itu, ditambahkan K2CrO4, dan terbentuk

endapan merah serta larut dalam NH3.

Cara kerja identifikasi kation golongan II pada sampel Bi 3+ yaitu pertama

dimasukkan setetes sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan

NH4OH, dan terbentuk endapan yang tidak larut dalam kelebihan pereaksi.

Selanjutnya, pada sampel Cu2+ yaitu pertama dimasukkan setetes sampel ke

dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan NH4OH, dan tidak terjadi endapan.

Kemudian ditambahkan pereaksi K4(Fe(CN)6), dan tidak terbentuk endapan merah

coklat, Cu(Fe(CN)6).

Cara kerja identifikasi kation golongan III pada sampel Fe 3+ yaitu pertama

dimasukkan setetes sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan

KCNS 2 M, dan terjadi perubahan warna merah darah. Setelah itu, ditambahkan
larutan K4Fe(CN)6, dan terjadi perubahan warna biru. Selanjutnya, pada sampel

Al3+ yaitu pertama dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan NH4OH, dan tidak terbentuk endapan putih gelatin dari Al(OH)3.

Kemudian ditambahkan larutan NaOH, dan terbentuk endapan putih Al(OH)3

serta larut dalam kelebihan pereaksi terbentuk tetrahidrokso aluminat.

Selanjutnya, pada sampel Cr3+ dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi,

kemudian ditambahkan larutan NH4OH, dan terbentuk endapan gelatin berwarna

abu-abu hijau/abu-abu biru dari Cr(OH)3. Selanjutnya, pada sampel Zn2+ yaitu

pertama dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan

K3Fe(CN)6, dan tidak terdapat endapan putih yang menandakan adanya Zn.

Setelah itu, ditambahkan larutan NaOH, dan tidak terbentuk endapan seperti

gelatin Zn(OH).

Cara kerja identifikasi kation golongan V pada sampel Mg 2 yaitu pertama

dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan

NaOH, dan terbentuk endapan putih. Selnjutnya, pada sampel K + yaitu pertama

dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi

Na3Co(NO)2 6 M, dan terjadi endapan kuning. Selanjutnya, pada sampel Na 2+

yaitu pertama dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan pereaksi ZnUOAc, dan tidak terjadi endapan kuning.

Cara kerja identifikasi anion pada sampel SO 42- yaitu pertama dimasukkan

sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan BaCl 2, dan tidak

terjadi endapan putih. Kemudian, dilarutkan dalam sedikit asam klorida encer dan

pekat, dan tidak menandakan adanya SO42-. Selanjutnya, pada sampel CO33- yaitu
pertama dicampurkan sedikit dengan K2Cr2O7 padat dan dimasukkan ke dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan setetes H2SO4 2 M, dan dipanaskan. Lalu

pada mulut tabung reaksi diletakkan pipa atau batang kaca yang dicelupkan

dalam Ba(OH)2, dan tidak terdapat kekeruhan yang menandakan adanya CO33-.

Selanjutnya, pada sampel Cl- yaitu pertama ditambahkan larutan AgNO3 dan

setetes HNO3 2 M dan terdapat endapan putih. Setelah itu, endapannya

disentrifuge, dicuci dengan air suling, kemudian pada endapan ini ditambahkan 10

tetes (NH4)2CO3, dan larut kembali. Selanjutnya, pada sampel NO3- yaitu pertama

diasamkan larutan dengan H2SO4 1 M dan dicampurkan dengan 3 tetes FeSO 4

pekat. Kemudian diteteskan dengan menggunakan pipet tetes H2SO4 pekat melalui

dinding tabung. Dan cincin coklat pada batas menandakan adanya NO3-.

Selanjutnya, pada sampel NO2- yaitu pertama diasamkan larutan dengan asam

asetat, kemudian diteteskan dengan menggunakan pipet tetes asam asetat melalui

dinding tabung, dan cincin coklat pada batas menandakan adanya NO2-.

Selanjutnya, pada sampel CrO42- yaitu pertama dimasukkan larutan dan asam

asetat ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan BaCl, dan terbentuk

endapan kuning.

Alasan mengapa bisa terjadi perubahan warna, endapan dan cincin dalam

sampel, karena ion positif (+) dan ion negatif (-) dari larutan sampel bereaksi dan

mengikat ion-ion dari pereaksi atau reagnesia yang digunakan. Dan sampel yang

digunakan tidak larut dalam pereaksi yang menyebabkan terbentuknya endapan,

dan cicin dalam larutan. Perubahan warna, endapan dan bentuk cincin dalam
larutan menandakan bahwa sampel kation atau anion yang diuji ada dalam larutan

atau sampel uji yang digunakan.

Melalui percobaan ini mahasiswa dapat mengetahui cara mengidentifikasi

degan tepat setiap golongan kation dan anion yang terdapat dalam sampel.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa

analisis kualitatif merupakan suatu metode untuk menentukan jenis senyawa

melalui sifat-sifat fisiknya. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai

metode, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Analisis kualitatif dalam klasifikasi

anion mempunyai golongannya tersendiri dimana anion terdiri atas 3 golongan

yaitu golongan sulfat, halida, dan golongan nitrat. Identifikasi anion dapat

dilakukan dengan menambahkan pereaksi sesuai golongannya misalnya golongan

sulfat mengendap dalam pereaksi Ba2+ dalam suasana basa, golongan halida

mengendap dalam pereaksi Ag+ dalam suasana asam dan golongan nitrat larut

dalam semua jenis garam.

B. Saran

1. Laboratorium

Untuk laboratorium agar alat-alatnya lebih ditambah kelengkapannya guna

menunjang proses belajar mahasiswa, dan untuk alat yang sudah ada agar tetap

dijaga dan dirawat agar bertahan lama.

2. Asisten

Untuk kakak asisten cara menjelaskannya sudah cukup baik, kiranya perlu

dipertahankan lagi kedepannya agar kami dapat mengerti dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rohman. 2018. Kimia analisis kualitatif Anorganik. Gajah Mada


University Press : Yogyakarta

Achmad, Hiskia. 2012. Kimia Analitik Kualitatif. PT Citra Aditya Bakti : Jakarta

Alauhdin M. 2020. Buku Ajar Kimia Analitik Dasar. Unnes Press : Semarang

Amanda, Eviomitta Rizky. 2020. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik. Quara


Media : Jawa Timur.

Chadijah. Sitti. 2012. Dasar – Dasar Kimia Analitik. Samata, Universitas


Alauddin Press.

Desti E. Annisa W. B. Silvi H. Arriya W. Luffiya Y. 2018. Analisis Kualitatif


Kandungan Sulfur Dalam Aliran Air Dan Air Danau Dikawasan Jalabaring
Sport City Palembang. Jurnal Kimia dan Terapan. Vol 2. No.2.

Dirjen POM. 1979. Farnakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI :


Jakarta.

Haeria. 2017. Pengantar Ilmu Kimia Analitik. UIN Alauddin : Makassar.

Hamdani, Syarif. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Sekolah Tinggi


Farmasi Indonesia Universitas Sumatra Utara : Medan.

Mubarok, Zakki Rosmi. 2020. Praktikum Kimia Analisis. Upam Press : Banten.

Nuzulul, Rachmawati. 2018. Hafalan Rumus Kimia. Kawah Media : Jakarta

Oetari. R. A. 2018. Teknik Dasar Analisis kualitatif. Gajah Mada University Press
: Yogyakarta.
Sahirman. 2013. Analisis Kimia Dasar II. Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan : Jakarta.

Stalis, Norma, Ethica. 2020. Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi
Laboratorium Medis. Deepublish : Yogyakarta.

Tim Civitas Academica. 2016. Pedoman Cerdas RPAL. Huta Publisher : Jawa
Barat

Tim Konsultan Kimia. 2013. Analisis Kation Anion. Departemen Pendidikan :


Jakarta.
Utami, Diastuti. 2016. Aplikasi Pohon Keputusan Dalam Penentuan Kation
Dengan Analisis Kualitatif Inorganik. Jurnal Teknik Kimia. Vol 6 (1).
Hal 42-48.
Wardiyah. 2016. Praktikum Kimia Dasar. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta
Selatan.

Wiryawan, Adam. 2018. Kimia Analitik. Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan : Jakarta.

Yusuf, Yusnidar. 2019. Belajar Mudah Kimia Analisis. Edecenter Indonesia :


Jakarta.
LAMPIRAN

A. Skema Kerja
1. Kation golongan 1

Pb+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Pb menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi HCL
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan
putih

Pb+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Pb menggunakan
pipet
- Diambil pereaksi K₂CrO₄
- Diamati hasilnya

Tidak terjadi
endapan
Ag+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Ag menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi HCl 2
- Diamati hasilnya

terjadi endapan
-
putih

Ag+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Ag menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi K₂CrO₄
- Diamati hasilnya

terjadi endapan
merah

2. Kation golongan II

Bi3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Bi3+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi NH4OH
- Diamati hasilnya

endapan tidak larut


Bi3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Bi3+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi dinatrium
hydrogen phospat
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
putih

Cu2+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Cu2+menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi NH4OH
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan

Cu2+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Cu2+menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi K4[Fe(cn)6]
- Diamati hasilnya
Terjadi endapan
merah coklat

3. Kation golongan III

Fe3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Fe3+menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi KCSN
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan
merah darah

Fe3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Fe3+menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi K2Fe(CN)
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan biru

AI3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel AI3+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi NH4OH,
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan
putih gelatin

AI3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel AI3+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi NaOH,
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan
putih

Cr3+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Cr3+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi NH4OH
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan
glatin

Zn2+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Zn2+
menggunakan pipet
- Diambil pereaksi K2Fe(CN)6
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan
putih

Zn2+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Zn2+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi NaOH
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan
gelatin

4. Kation golongan V

Mg2+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Mg2+
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi NaOH
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan
putih
K+
- Disiapkan alat dan bahan
Diambil sampel K+ menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi Na3(Co(NO)2
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan
kuning

Na+
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Na+ menggunakan
pipet ukur
- Diambil pereaksi ZnUOA
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan
kuning

5. Anion

SO42-
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel SO42-
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi BaCl2
- Diamati hasilnya

Tidak terjadi
endapan
CO33
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel CO33
menggunaka pipet ukur
- Diambil pereaksi K2Cr2O7
- Diamati hasilnya

Tidak terjadi
endapan

Cl-
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel Cl-
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi AgNO3 dan
HNO3
- Diamati hasilnya

Terjadi endapan
putih

NO3-
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil sampel NO3-
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi H2SO4
- Diamati hasilnya

Tidak terjadi
endapan
CrO42-

- Disiapkan alat dan bahan


- Diambil sampel CrO42-
menggunakan pipet ukur
- Diambil pereaksi asam asetat
- Diamati hasilnya

Tidak terjadi
endapan

B. Foto Pengamatan

1. Kation Golongan 1

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET: Bahan yang digunakan KET: Proses pengambilan sampel Pb

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET: Proses penambahan HCl ke dalam KET: Kation golongan I (Pb2+ + HCl) tidak
sampel terjadi endapan putih.

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET: Proses pengambilan K2CrO4 KET: Proses penambahan K2CrO4 kedalam


sampel
LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET : Kation golongan I (Pb2+ + K2CrO4)


tidak terjadi perubahan.
2. Kation Golongan II

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET: Bahan yang digunakan KET: Proses pengambilan sampel Bi3+

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY
KET: Proses penambahan NH4OH kedalam KET: Kation golongan II (Bi3+ + NH4OH)
sampel terbentuk endapan.

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET: Proses pengambilan sampel Cu2+ KET: Proses penambahan NH4OH ke


dalam sampel

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY
LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET: Kation golongan II (Cu2+ + NH4OH) KET: Proses penambahan K4[Fe(CN) 6]ke
terjadi endapan. dalam sampel

KET: Kation golongan II (Cu2+ +


K4[Fe(CN) 6]) terjadi endapan merah
coklat

3. Kation Golongan III


LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET: Bahan yang digunakan KET: Proses pengambilan sampel Fe3+

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET: Proses penambahan KCSN kedalam KET: Kation golongan III (Fe3+ + KCSN)
sampel terjadi endapan merah darah.

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET: Proses penambahan K2Fe(CN)6 ke KET: Kation golongan III (Fe3+ +


dalam sampel K2Fe(CN)6) terjadi endapan warna
biru

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET: Proses pengambilan sampel Zn2+ KET: Proses penambahan K2Fe(CN)6


kedalam sampel

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY
KET : Kation golongan III (Zn2+ + K2Fe(CN)
terjadi endapan putih

4. Kation Golongan V

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET: Bahan yang digunakan KET: Proses pengambilan sampel Mg2+


LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET : Proses penambahan NaOH kedalam KET: Kation golongan V (Mg2+ + NaOH)
sampel terjadi endapan putih.

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY
KET : Proses pengambilan sampel Na+ KET: Proses penambahan ZnUOAc.
kedalam sampel

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET : Kation golongan V (Na+ + ZnUOA )


terjadi endapan kuning.

5. Anion

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY
KET : Bahan yang digunakan KET: Proses pengambilan sampel CO33-

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY

KET : Proses penambahan K2Cr2O7 . ke KET: Anion (CO33- + K2CrO7 ) tidak terjadi
dalam sampel endapan.

Anda mungkin juga menyukai