MODUL II
KELAS KIMIA/A
Rekan Kerja:
2014
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014
PERCOBAAN II
KONSEP DASAR ANALISIS KUALITATIF DAN KUATITATIF
1. Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep dasar analisis dan dapat menganalis
anion dan kation.
2. Dasar Teori
Kimia analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori
dan cara-cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. Pada
dasarnya konsep analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian :
a) Analisis Kualitatif yaitu analisis kimia yang berhubungan dengan identifikasi
suatu zat atau bahan yang tidak diketahui.
b) Analisis Kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah
zat tertentu yang ada dalam suatu sampel (contoh).
Ada 2 aspek penting dalam analisis kimia cara kualitatif, yaitu pemisahan dan
identifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, keasaman, pembentukan
senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini
merupakan sifat periodik yang menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan
klorida, sulfida, hidroksida, karbonat sulfat dan garam-garam lainnya dari logam.
Oleh karena data kualitatif yang dihasilkan adalah terbentuknya endapan, warna,
gas, maupun data non numerik lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya
dapat diperoleh indikasi kasar dari komponen suatu analit.
Ada 2 aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan identifikasi.
Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, keasaman pembentukan senyawa kompleks,
oksidasi reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini sebagai sifat periodik
menunjukan kecenderungan dalam kelarutan klorida, sulfida, hidroksida, karbonat sulfat
dan garam-garam lainya dalam logam.
seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini
dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation. (Zumdahl. Chemistry DC Heath
and Camp. 1990).
Berdasarkan sifat analisis terhadap komponen analitnya, jenis analisis dapat
digolongkan menjadi :
a. Analisis Perkiraan (proximate analysis) : banyaknya komponen dalam
sampel belum dapat dinyatakan dengan pasti hanya memperkirakan saja
yang diketahui.
b. Analisis Parsial (partial analysis) : hanya sebagaian sampel yang
dianalisis sedangkan sebagian lainnya tidak dianalisis
c. Analisis Komponen Renik (trace constituent analysis) : hanya komponen
mikro (renik) yang ditetapkan keberadaannya secara kualitatif maupun
kuantitatif.
d. Analisis Lengkap (complete analysis) : bila keseluruhan komponen
penyususn sampel dianalisis sehingga diperoleh komponen sesungguhnya
dari komponen penyusun sampel.
Berdasarkan kuantitatas analit yang ingin ditetapkan analisis dapat
digolongkan dalam 4 kategori :
a. Analisis Makro dengan jumlah sampel ≥ 0,1 gram
b. Analisis Semi Mikro dengan jumlah sampel 0,01 – 0,1 gram
c. Analisis Mikro dengan jumlah sampel ≤ 0,01 gram
d. Analisis Ultra Mikro dengan jumlah sampel ≤ 0,001 gram
Selain itu zat yang ditetapkan merupakan konstituen utama, konstituen kecil
atau konstituen renik. Jadi dapat merupakan sebagian besar atau sebagian kecil
dari sampel yang dianalisis. Apabila konstituen yang ditetapkan dalam analisis
kadarnya lebih besar dari 1 % maka disebut analisis konstituen utama (major),
tetapi apabila kadarnya antara 0,01–1 % disebut analisis konstituen kecil (minor),
serta bila kadarnya kurang dari 0,01 % disebut analisis konstituen renik (trace).
(Astin Lukum.2009. Bahan Ajar Dasar-Dasar Kimia Analitik. Hal 2-3)
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam menganalisis dan mengidentifikasi anion
dan kation dapat ditunjukkan pada tabel berikut.
- Keasaman (pKa) :
8 NH3 - Massa molar :
9,25
17,0306 g/mol
- Kebasaan (pKb) :
- Penampilan : Gas tak
4,75
berwarna berbau
tajam
- Massa jenis dan fase :
0,6942 g/L, gas
- Kelarutan dalam air :
89,9 g/100 ml pada 0
°C.
- Titik beku : -77,07 °C
- Temperatur
autosulutan : 651 °C
- Titik didih : -33,35 °C
- Densitas : 0,817 g/mL
(80°C)
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014
- Viskositas : 0,255 cP
(-30°C)
4. Prosedur kerja
Larut
[Ag(NH3)2]+
2
Tidak terjadi
perubahan
SAMPEL A
masukan sampel ke dalam
tabung 1
kemudian menambahkan 𝐾2 𝐶𝑅𝑂4
kedalam tabung
setelah itu masukan KCN
lalu tambahkan 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3
Pb2+
Fe (OH)2
Putih
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014
Sampel E
Ba2+
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014
SAMPEL B
Mg2+
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014
kation dan dapap juga memisakan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih
lanjut. Klasifikasi ini di dasarkan pada suatu kation berreaksi dengan reagesia-
reagensia ini da membeatuk endapan atau tidak.
Karakteristik kation golongan I yaitu tidak larut dalam senyawa klorida. Pada
saat kation Pb2+ direaksikan dengan reagen HCl maka terbentuk endapan
putih PbCl2. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
Pb2+ + 2Cl PbCl2 (putih)↓
Pada saat Pb2+ direaksikan dengan reagen NH3 terbentuk endapan putih
Pb(OH)2 dengan persamaan reaksi :
Pb2+ + NH3 Pb(OH)2↓(putih)
Pada saat Pb2+ direaksikan dengan sedikit reagen KI terbentuk endapan
kuning PbI2. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
Pb2+ + KI PbI2 + K+ ↓(kuning)
Karakateristik dari kation Pb2+ yaitu jika direaksikan dengan reagen K2CrO4
terbentuk endapan kuning PbCrO4 , ini yang membedakan kation Pb2+ pada
golongan I dengan kation yang lain seperti Hg22+, dan Ag+. Dengan
persamaan reaksi :
Pb2+ + K2CrO4 PbCrO4 ↓( kuning )+ K+
Sampel B
Sampel D
Setelah melakukan uji bebera sample, diperoleh kation-kation seperti Cr3+
pada sample A6, Fe3+ pada sample A7, Fe2+ pada sample A8, Al3+ pada
sample A9 dan kation Co2+ pada sample A17. Adapun reaksi-reaksi yang
terjadi dapat dilihat pada uraian berikut.
Besi, Fe(II)
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat.
Ia melebur pada 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni;
biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan
sulfide dari besi, serta sedikit grafit. Asam klorida encer atau pekat dan
asam sulfat encer melarutkan besi, dimana dihasilkan garam-garam besi
(II) dan gas hydrogen.
Fe + 2 H+ Fe2+ + H2
Fe + 2 HCl Fe2+ + 2 Cl + H2
- dengan asam sulfat yang panas, menghasilkan ion-ion besi (III) dan
belerang dioksida:
2 Fe + 3 H2SO4 + 6 H+ 2 Fe3+ + 3 SO2 + 6 H2O
- dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih besi (II)
hidroksida, Fe(OH)2, bila tak terdapat udara sama sekali. Endapan ini
tak larut dalam reagensia berlebihan, tetapoi larut dalam asam. Bila
terkena udara, besi (II) hidroksida dengan cepat dioksidasikan, yang
pada akhirnya menghasilkan besi (III) hidroksida yang coklat
kemerahan. Pada kondisi biasa, Fe(OH)2 nampak sebagai endapan
hijau kotor; dengan penambahan hydrogen peroksida, ia segera
dioksidasikan menjadi besi(III) hidroksida:
Fe2+ + 2 OH Fe(OH)2
4 Fe(OH)2 + 2 H2O + O2 4 Fe(OH)3
2 Fe(OH)2 + H2O2 2 Fe(OH)3
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014
6. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang di lakukan dapat di simpulkan bahwa sampel-
sampel tersebut mengandung anion dan kation, yaitu sampel C Ag2+ (golongan I),
sampel A Pb2+ (Golongan II), ), sampel D Fe (Golongan III), sampel E Ba2+
(Golongan IV), sampel B Mg2+ (Golongan V).
7. Kemungkinan Kesalahan
Kurang telitinya praktikan dalam membaca alat ukur.
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014
DAFTAR PUSTAKA
Svehla, G. (1985). Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Edisi ke-5. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.