Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

MODUL II

KONSEP DASAR ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF

EKA ANGGRIANI ODJA (441413051)

KELAS KIMIA/A

Rekan Kerja:

1. Muh. Ilyas Nusi


2. Husain Djibu
3. Afrilia Ika Candra Kirana
4. Eka Setiawaty

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2014
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

PERCOBAAN II
KONSEP DASAR ANALISIS KUALITATIF DAN KUATITATIF

1. Tujuan
Mahasiswa dapat memahami konsep dasar analisis dan dapat menganalis
anion dan kation.
2. Dasar Teori
Kimia analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori
dan cara-cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. Pada
dasarnya konsep analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian :
a) Analisis Kualitatif yaitu analisis kimia yang berhubungan dengan identifikasi
suatu zat atau bahan yang tidak diketahui.
b) Analisis Kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah
zat tertentu yang ada dalam suatu sampel (contoh).
Ada 2 aspek penting dalam analisis kimia cara kualitatif, yaitu pemisahan dan
identifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, keasaman, pembentukan
senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini
merupakan sifat periodik yang menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan
klorida, sulfida, hidroksida, karbonat sulfat dan garam-garam lainnya dari logam.
Oleh karena data kualitatif yang dihasilkan adalah terbentuknya endapan, warna,
gas, maupun data non numerik lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya
dapat diperoleh indikasi kasar dari komponen suatu analit.

Tujuan utama analisis kualitatif adalah untuk menegetahui kuantitatis dari


setiap komponen yang menyusun analit. Analisis kuatitatif menghasilkan data
numerik yang memiliki satuan tertentu. Data hasil analisis kuantitatif umumnya
dinyatakan dalam satuan volume, satuan berat maupun satuan konsentrasi dengan
menggunakan metode analisis tertentu. Metode analisis ini melibatkan proses
kimia berupa gravimetri dan volumetri, sedangkan proses fisiska menggunakan
prinsip interaksi materi dan energi pada proses pengukuranya. Metode ini
umumnya menggunakan peralatan modern seperti polarimetri, spektrofotometer,
sehingga sering dikenal sebagai analis instrumen. (Astin Lukum.2009. Bahan Ajar
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

Dasar-Dasar Kimia Analitik. Hal 1)

Ada 2 aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan identifikasi.
Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, keasaman pembentukan senyawa kompleks,
oksidasi reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini sebagai sifat periodik
menunjukan kecenderungan dalam kelarutan klorida, sulfida, hidroksida, karbonat sulfat
dan garam-garam lainya dalam logam.

Walaupun analisis kualitatif (analisis klasik) sudah banyak ditinggalkan namun


analisis kualitatif ini merupakan aplikasi prinip-prinsip umum dan konsep-konsep dasar
yang telah dipelajaridalam kimia dasar. (Team Teaching. Penuntun Praktikum Dasar-
dasar Kimia Analitik. 2014)
Analisis kuantitatif terhadap suatu sampel terdiri atas empat tahapan pokok:
1. Pengambilan atau pencuplikan sampel (sampling), yakni memilih suatu
sampel yang mewakili dari bahan yang dianalisis.
2. Mengubah analit menjadi suatu bentuk sediaan yang sesuai untuk
pengukuran.
3. Pengukuran.
4. Perhitungan dan penafsiran pengukuran.
Metode yang baik dalam suatu analisis kuantitatif seharusnya memenuhi
kriteria yaitu : Peka (sensitive), artinya metode harus dapat digunakan untuk
menetapkan kadar senyawa dalam konsentrasi yang kecil. Misalnya pada
penetapan zat-zat beracun, metabolit obat dalm jaringan, dan sebagainya. Presisi
(precise), artinya dalam suatu seri pengukuran (penetapan) dapat diperoleh hasil
yang satu sama lan hampir sama. Akurat (accurate), artinya metode dapat
menghasilkan nilai rata-rata (mean) yang sangat dekat dengan nilai sebenarnya
(true value). Selektif, artinya untuk penetapan kadar senyawa tertentu, metode
tersebut tidak banyak terpengaruh oleh adanya senyawa lain yang ada. Praktis,
artinya mudah dikerjakan serta tidak banyak memerlukan waktu dan biaya. (Tomy
Putra Alafanta. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif. Online)
Setelah melakukan analisis kualitatif, diketahui komponen apa tau pengotor
apa yang ada dalam sampel tertentu. Seringkali diperlukan informasi tambahan
mengenai berapa banyak masing-msing komponen atau pengotor tersebut.
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

Beberapa tehnik analisis kuantitatif diklasifikasikanatas dasar:


1. Pengukuran banyaknya pereaksi yang diperlukan untuk menyempurnakan
suatu reaksi atau banyaknya hasil reaksi yang terbentuk.
2. Pengukuran besarnya sifat listrik (misalnya potensiometri)
3. Pengukuran sifat optis (pengukuran absorbans)
4. Kombinasi dari 1 dan 2 atau 1 dan 3.
(Team Teaching. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Kimia Analitik. 2014)
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu : Golongan I :
membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam
golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak. Golongan II : membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasan asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk
dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismut, stibium,
dan timah. Golongan III : membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam
suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium,
seng, mangan, dan kobalt. Golongan IV : membentuk endapan dengan amonium
karbonat dengan adanya amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
Golongan V : disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-
reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini
antara lain magnesium, natrium, kalsium, amonium, litium dan hidrogen.( Jimmo.
Analisis Kation. Online)

Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti


metode untuk kation. Skema klasifikasi berikut tenyata telah berjalan dengan bai
dalam praktek. Skema ini bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion
termasuk lebih dari satu sub golongan, lagipula tak mempunyai dasar teoritis.
Pada hakekatnya, prose-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam (A) proses
yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang
diperoleh dengan asam-asam, dan (B) proses yang tergantung pada reaksi-reaksi
dalam larutan. Kelas (A) dibagi lagi kedalam subkelas (i) gas-gas dilepaskan
dengan asam klorid encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan
dengan asam sulfat pekat. Kelas (B) dibagi lagi dalam subkelas (i) reaksi
pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan. Kelas A terdiri dari : (i)
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

karbonat, hidrogen karbonat, sulfat, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida,


dan sianat. (ii) Fluorida, heksafluorosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat,
perklorat permanganat (bahaya), bromat, borat, heksasianoferat (II),
heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat. Kelas B
terdiri dari : (i) Sulfat, peroksidisulfat, fosfat, fosfit,hipofosfit, arsenit, arsenat,
kromat, dikromat,silikat, heksafluirisilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat. (ii)
Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat. (Svehla, Buku Teks Analisis
Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.1985)
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan anlisis kation, hanya saja pada
analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti
analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada
sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya. Beberapa
anion meghasilkan asam lemah volatil atau dioksidasi dengan asam sulfat pekat.
Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan
dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan,
dan asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan yaitu : Golongan sulfat : SO42-, SO32-,
PO43-, Cr2O42-, BO2¯, CO32-, C2O42-, AsO43-. Golongan halida : Cl¯, Br¯, I¯, S2-.
Golongan nitrat : NO3¯, NO2¯, C2H3O2¯. (Masterton. Chemical Principle. 1990)

Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam


analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan
warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan
penyaringan ataupun sentrifus. Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama
dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.

Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu,


konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan
tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua
pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu
umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada beberapa endapan
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini
dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation. (Zumdahl. Chemistry DC Heath
and Camp. 1990).
Berdasarkan sifat analisis terhadap komponen analitnya, jenis analisis dapat
digolongkan menjadi :
a. Analisis Perkiraan (proximate analysis) : banyaknya komponen dalam
sampel belum dapat dinyatakan dengan pasti hanya memperkirakan saja
yang diketahui.
b. Analisis Parsial (partial analysis) : hanya sebagaian sampel yang
dianalisis sedangkan sebagian lainnya tidak dianalisis
c. Analisis Komponen Renik (trace constituent analysis) : hanya komponen
mikro (renik) yang ditetapkan keberadaannya secara kualitatif maupun
kuantitatif.
d. Analisis Lengkap (complete analysis) : bila keseluruhan komponen
penyususn sampel dianalisis sehingga diperoleh komponen sesungguhnya
dari komponen penyusun sampel.
Berdasarkan kuantitatas analit yang ingin ditetapkan analisis dapat
digolongkan dalam 4 kategori :
a. Analisis Makro dengan jumlah sampel ≥ 0,1 gram
b. Analisis Semi Mikro dengan jumlah sampel 0,01 – 0,1 gram
c. Analisis Mikro dengan jumlah sampel ≤ 0,01 gram
d. Analisis Ultra Mikro dengan jumlah sampel ≤ 0,001 gram

Selain itu zat yang ditetapkan merupakan konstituen utama, konstituen kecil
atau konstituen renik. Jadi dapat merupakan sebagian besar atau sebagian kecil
dari sampel yang dianalisis. Apabila konstituen yang ditetapkan dalam analisis
kadarnya lebih besar dari 1 % maka disebut analisis konstituen utama (major),
tetapi apabila kadarnya antara 0,01–1 % disebut analisis konstituen kecil (minor),
serta bila kadarnya kurang dari 0,01 % disebut analisis konstituen renik (trace).
(Astin Lukum.2009. Bahan Ajar Dasar-Dasar Kimia Analitik. Hal 2-3)
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

3. Alat dan Bahan


a. Alat
Alat yang digunakan dalam menganalisis dan mengidentifikasi anion dan
kation ditunjukkan pada tabel berikut ini.

NO Nama Gambar Alat Fungsi Alat

1. Tabung Untuk mereaksikan suatu zat


reaksi

2. Pipet tetes Mengambil larutan dalam jumlah


sedikit

3. Botol Sebagai wadah untuk menyimpan


Reagen larutan yang dugunakan untuk
menguji anion katian

4. Rak tabung Tempat untuk meletakkan tabung


reaksi

Tabel 1. Alat-alat yang digunakan dalam menganalisis dan mengidentifikasi


anion dan kation.

b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam menganalisis dan mengidentifikasi anion
dan kation dapat ditunjukkan pada tabel berikut.

No Nama Bahan Sifat Fisik Sifat Kimia

1 NaOH - Berwarna putih atau - Sangat mudah


praktis putih terionisasi membentuk
- Berbentuk pellet, ion natrium dan
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

serpihan atau batang hidroksida


dan bentuk lain - NaOH membentuk
- Keras dan rapuh basa kuat bila
- Menunjukkan dilarutkan dalam air
pecahan hablur - Bila dibiarkan di
- Titik didih 1390 0c udara akan cepat
- Titik leleh 3180c menyerap
karbondioksida dan
lembab
- Kelarutan mudah larut
dalam air dan dalam
etanol tetapi tidak
larut dalam eter

- Massa atom : 36,45 - HCl akan berasap


2 HCl
- Massa jenis : 3,21 tebal di udara
gr/cm3. lembab.
- Titik leleh : -1010C - Gasnya berwarna
- Energi ionisasi : 1250 kuning kehijauan dan
kj/mol berbau merangsang.
- Kalor jenis : 0,115 - Dapat larut dalam
kal/gr 0C alkali hidroksida,
- Pada suhu kamar, kloroform, dan eter.
HCl berbentuk gas - Merupakan oksidator
yang tak berwarna kuat.
- Berbau tajam - Berafinitas besar
sekali terhadap
unsur-unsur lainnya

- Padatan Kristal - Mudah Melapuk oleh


3 (Na 4 )2CO3
Berwarna putih udara
- Titik Lebur 851°C - Beracun
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

- Densitas (anhydrous) - Dapat digunakan


: pada 20°C 2.5 Kg/L sebagai pembersih
- Pelunak Air sadah
- Pereksi dalam
pembuatan Kaca
- Pereaksi Analis dan
4 K2CrO4 - Rumus Kimia
untuk Pigmen
(K2CrO4)
- Mudah bereaksi
- Titik lebur 917˚C
dengan Air
- Padatan
- Larutan Basa
- Berwarna Kuning
- Beracun
- Densitas pada suhu
- Dapat diisolasi
20˚C 1.9 kg/L
- PH : 11 - 12 (20 g/L,
5 KCN - berbentuk bubuk
H2O, 20 °C)
putih dengan bau
- Mudah terbakar
yang menyerupai
almond
- Titik Didih1.6250C
- Kelarutan dalam air
71,6 g/100ml
- Titik leleh 634 °C
- Densitas 1.55 g/cm3
(20 °C)
- Tekanan uap 20 °C
- Densitas 1.55 g/cm3
(20 °C)
- Massa molar
65.12 g/mol
- Mudah menguap di
6 CH3COOH - Berwujud cairan
udara terbuka
kental jernih atau
- Mudah terbakar
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

padatan mengkilap - Dapat menyebabkan


- Bau tajam khas cuka korosif pada logam
- Titik leburnya 16,7 0C - Larut dalam air
- Titik didihnya 118,5 dengan suhu 20 0C
0
C
- Berat molekul 60
gr/mol
- Tidak dapat diisolasi
7 NH4OH - Berbentuk Cair
- Tidak Stabil
- Berbau tidak sedap
- Merupakan larutan
- Tidak Berwarna
basa
- Titik Lebur : -78 °C
- Mudah larut dalam
- Titik Didih : - 33,5°C
Air

- Keasaman (pKa) :
8 NH3 - Massa molar :
9,25
17,0306 g/mol
- Kebasaan (pKb) :
- Penampilan : Gas tak
4,75
berwarna berbau
tajam
- Massa jenis dan fase :
0,6942 g/L, gas
- Kelarutan dalam air :
89,9 g/100 ml pada 0
°C.
- Titik beku : -77,07 °C
- Temperatur
autosulutan : 651 °C
- Titik didih : -33,35 °C
- Densitas : 0,817 g/mL
(80°C)
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

- Viskositas : 0,255 cP
(-30°C)

9 KI - Berwarna putih - Kelarutan dalam air


128 gr/100 ml (°C),
- Massa Molar 166,
140 gr/ml (20°C),
0028 gr/mol
176 gr/100 ml (60
- Densitas 3,123 gr/cm3
°C), 206 gr/100 ml
- Titik leleh 881 °C (100 °C)

- Titik didih 1330 °C - Larut dalam eter dan


amonia

- Berat molekul : 98,08 - Rumus molekul :


10.
gr/mol H2SO4
- Densitas : 1,84 gr/ml Bersifat korosif
Asam sulfat berupa
H2SO4
cairan bening, tak
berwarna, dan tak
berbau

11. - Titik didih 86°C - Merupakan oksidator


- Titik lebur -42°C kuat dan asam kuat.
- Tidak berwarna - Reaksi dengan
- Massa jenis 1,502 amonia
HNO3
gr/cm3 menghasilkan
garam nikel nitrat,
nitrogen monoksida,
belerang dan air.

- Larut dalam air


12. AgNO3 - Padatan kristal
- Oksidator kuat
- Tidak berwarna
- Merupakan garam
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

- Tidak berbau - Beracun


- Tidak aromatis

Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan dalam menganalisis dan mengidentifikasi


anion dan kation.
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

4. Prosedur kerja

 Identifikasi Kation golongan I


Sampel C : Ag2+ Sampel C

+ HCl +NH3 +NaOH

AgCl coklat Ag2O coklat Ag2O kuning AgI

Larut
[Ag(NH3)2]+
2

Tidak terjadi
perubahan

Ion yang diidentifikasi


PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

 Identifikasi Kation golongan II


SAMPEL A : Pb2+

SAMPEL A
masukan sampel ke dalam
tabung 1
kemudian menambahkan 𝐾2 𝐶𝑅𝑂4
kedalam tabung
setelah itu masukan KCN
lalu tambahkan 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3

Tabung 1+ sampel Menambahkan Memasukan


KCN 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3

+𝐾2 𝐶𝑅𝑂4 +KCN +𝑁𝑎2 𝐶𝑂3


Menghasilkan Menghasilkan Menghasilkan
Endapan kuning Endapan Putih Endapan Putih
PbCrO4 Pb(CN)2 Pb(CO)3

Pb2+

 Identifikasi kation golongan III


Sampel D : Fe (II)
Sampel D
Menambahka
n NaOH

Fe (OH)2
Putih
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

 Identifikasi Kation Golongan IV


Sampel E : Ba2+

Sampel E

+ H2C2O4 +H2SO4 +K2CrO4


Ba(COO)2 BaSO4 Ba(COO)2
(↓ Putih) (↓ Putih) (↓ Kuning)

Larut Tidak larut Tidak larut

Ba2+
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

 Identifikasi Kation Golongan V


SAMPEL B : Mg2+

SAMPEL B

Memasukan sampel ke dalam tabung


1
Memasukkan NaOH kedalam
tabung
menambahkan NH4OH kedalam
tabung
kemudian menambahkan NH3
memasukkan

memasu memasu memasu memasu


kkan kkan kkan kkan

+(NH4)CO3 + NaOH + NH4OH + NH3

Menghasilkan Menghasilkan Menghasilkan Menghasilkan


endapan putih endapan putih endapan putih endapan putih
Mg(OH)2 Mg(NH4)P Mg(OH)2 Mg2CO3
O4

Mg2+
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

5. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Pada dasarnya, konsep analisis kimia dapat dibagi atas 2 bagian:
1. analisis kualitatif, analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat
atau campuran yan tidak diketahui.
2. analisis kuntitatif, analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat
tertentu yang ada dalam suatu sample (contoh).
Ada dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi
komponen-komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi ini dikenal sebagai
analisis kualitatif sedangkan estimasinya adalah analisi kuantitatif.
Analisis kuantitatif adalah pengukuran banyaknya komponen yang
diinginkan Dalam cuplikan yang dianalisis. Analisis kuantitatif berkaitan dengan
penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel.
Zat yang ditetapkan tesebut, sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit,
menyusun entah sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis jika zat
yang dianalisa menyusun lebih 1% dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai
konstituen utama.
Analisis kuantitatif dapat diklasifikasikan dengan dasar metode analisis
atau diklasifikasikan berdasarkan skala analisisnya. Klasifikasi itu dapat dibagi
atas metode-metode yang mencakup metode analisis klasik seperti gravimetri atau
volumetri dan yang mencakup instrumentasi cangih, yang kemudian dikenal
sebagai tekhnik analisis moderen. Pada mulanya metode yang baru ini tidak dapat
menjamin hasil yang reprodusibel. Untuk mendapatkan hasil yang reprodusibel
maka harus diperoleh contoh yang benar-benar reprpresentaitif dan bebas dari
unsur-unsur pengganggu. Karena unsur-unsur pengganggu dapat membuat hasil
pengukuran yang tidak akurat.
Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi suatu zat, fokus
kajiannya adalah unsur apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis
kualitatif sampel terdiri atas golongan kation dan anion.
Analisis kualitatif kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarka
sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensial. Denga memakai reagesial
golongan secara sistematik, dapat di tetapkan ada tidakya golongan-gologan
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

kation dan dapap juga memisakan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih
lanjut. Klasifikasi ini di dasarkan pada suatu kation berreaksi dengan reagesia-
reagensia ini da membeatuk endapan atau tidak.

Analisis kualitatif kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan


sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai reagensia
golongan secara sistematik, dapat ditetapkan ada tidaknya golongan-golongan ini
untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagensia yang dipakai pada umumnya adalah
HCl, H2S, (NH4)2S, (NH4)2CO3, dan masih banyak reagensia yang lain.
Klaisifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan
dari klorida, sulfide dan karbonat. Kelima golongan tersebut dan cirri-ciri khas
golongan ini adalah sebagai berikut:
- Golongan I. kation golonbgan ini membetuk endapan dengan HCl encer, ion-
ion golongan ini antara lain Ag  , Pb 2  , dan Hg2 2  .
- Golongan II. Kation golongan ini membentuk endapan dengan hydrogen
sulfide dalam suasana asam mineral encer.
- Golongan III. Kation golongan ini membentuk endapan dengan ammonium
sulfide dalam suasana netral atau ammonia dan tidak bereaksi dengan HCl dan
hydrogen sulfida.
- Golongan IV. Kation ini tidak bereaksi reagen golongan I, II, dan III tapi
kation ini membentuk endapan dengan amoium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, dalam suasana etral atau sedikit asam.
- Golongan V. kation-kation ini merupakan kation yang tidak dapat bereaksi
dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya.
 Sampel A
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didalam laboratorium dapat
diketahui bahwa pada sampel A, di duga mengandung Kation Pb2+. Hal ini karena
saat sampel A dimasukkan kedalm gelas kimia lalu direaksikan dengan berbagai
pereaksi yang telah disediakan, sampel A ini bereaksi saat dereaksikan dengan
HCl.
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

Karakteristik kation golongan I yaitu tidak larut dalam senyawa klorida. Pada
saat kation Pb2+ direaksikan dengan reagen HCl maka terbentuk endapan
putih PbCl2. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
Pb2+ + 2Cl PbCl2 (putih)↓

Pada saat Pb2+ direaksikan dengan reagen NH3 terbentuk endapan putih
Pb(OH)2 dengan persamaan reaksi :
Pb2+ + NH3 Pb(OH)2↓(putih)
Pada saat Pb2+ direaksikan dengan sedikit reagen KI terbentuk endapan
kuning PbI2. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
Pb2+ + KI PbI2 + K+ ↓(kuning)
Karakateristik dari kation Pb2+ yaitu jika direaksikan dengan reagen K2CrO4
terbentuk endapan kuning PbCrO4 , ini yang membedakan kation Pb2+ pada
golongan I dengan kation yang lain seperti Hg22+, dan Ag+. Dengan
persamaan reaksi :
Pb2+ + K2CrO4 PbCrO4 ↓( kuning )+ K+
 Sampel B

Padapercoaan sampel B, ditambahkan larutanNaOH, (NH4)2CO3,NH4OH, dan


NH3. Diperkirakanpadasampel B terdapat ion Mg2+. Pertama larutan
ditambahkan larutan NaOH padasampel yang ternyata membentuk endapan
putih, endapan ini terbentuk karenaa dan yaikatan antara ion Mg2+ dan ion OH-
denganreaksi :
Mg2+ + 2NaOH → Mg(OH)2↓ + 2Na+ .
ion-ion ini akan saling berikatan dan membentuk endapan. Endapan terbentuk
karena setelahkedua ion itu berikatan maka kelarutan akan berkurang sehingga
setelah di tambah dengan NaOH berlebihan akan membuat kelarutan
darisampel akan seakin berkurang dan akan ditutupi oleh endapan. Sampel
ditambahkan NH4OH juga akan membentuk endapan dengan ikatan ion yang
sama, reaksi terbentuk
Mg2+ + 2 NH4OH → Mg(OH)2↓ + 2NH4+
Ikatan ini akan menurunkan nilai kelarutan dari sampel. Akan tetapi setelah
ditambahkan HCl yang bersifat asam mendapat tersebut akan larut kembali,
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

halinikarena ion Cl- memiliki keelektronegatifan lebih tinggi sehingga


mengikat Mg2+untukmembentukikatandenganreaksi
Mg(OH)2↓ + 2NH4+ + 2HCl → MgCl2 + NH4OH + 2H+
Dengan adanya ikatan ini akan menaikan nilai kelarutan. Ketika
ditambahkannya HCl makaendapan yang dibentukolehlarutan NH4OH larut
oleh larutan HCl jadi endapan akan larut pada suasana asam.
Ketika ditambahkan NH3 terbentuk endapan putih, ternyata namoniak akan
mempengaruhi kelarutan sehingga ion Mg2+akan membentuk endapan dengan
amoniak. Reaksi terbentuk :
Mg2+ + 2NH3 → [Mg(NH3)2]2+
Denganpengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa pada sampel B
mengandung ion Mg2+padagolongan V .
 Sampel C
Pada sampel C telah teruji terdapat positifAg+.Pada saat mengidentifikasi
samPel C, mula- mula larutan sampel C dimasukan kedalam tabung reaksi
. Kemudian direaksikan dengan beberapa reagen yang telahsiap. Pertama,
sampel C ditambahkandenganlarutanHCl.
 SetelahpenambahanHClterbentukendapanputihdenganreaksi :
Ag+ + HClA gCl + H+
Selanjutnya sampel ditambahkan NH3 sedikit terbentuk endapan coklat
dengan reaksi :
 Ag+ + 2 NH3 [Ag(NH3)2]2-
Selanjutnya sampel ditambahkan KI sedikit terbentuk endapan kuning
AgI, denganreaksi :
 Ag+ + KI AgI + K+

Sampel D
Setelah melakukan uji bebera sample, diperoleh kation-kation seperti Cr3+
pada sample A6, Fe3+ pada sample A7, Fe2+ pada sample A8, Al3+ pada
sample A9 dan kation Co2+ pada sample A17. Adapun reaksi-reaksi yang
terjadi dapat dilihat pada uraian berikut.
 Besi, Fe(II)
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat.
Ia melebur pada 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni;
biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan
sulfide dari besi, serta sedikit grafit. Asam klorida encer atau pekat dan
asam sulfat encer melarutkan besi, dimana dihasilkan garam-garam besi
(II) dan gas hydrogen.
Fe + 2 H+ Fe2+ + H2 
Fe + 2 HCl Fe2+ + 2 Cl  + H2 
- dengan asam sulfat yang panas, menghasilkan ion-ion besi (III) dan
belerang dioksida:
2 Fe + 3 H2SO4 + 6 H+ 2 Fe3+ + 3 SO2  + 6 H2O
- dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih besi (II)
hidroksida, Fe(OH)2, bila tak terdapat udara sama sekali. Endapan ini
tak larut dalam reagensia berlebihan, tetapoi larut dalam asam. Bila
terkena udara, besi (II) hidroksida dengan cepat dioksidasikan, yang
pada akhirnya menghasilkan besi (III) hidroksida yang coklat
kemerahan. Pada kondisi biasa, Fe(OH)2 nampak sebagai endapan
hijau kotor; dengan penambahan hydrogen peroksida, ia segera
dioksidasikan menjadi besi(III) hidroksida:
Fe2+ + 2 OH  Fe(OH)2 
4 Fe(OH)2 + 2 H2O + O2 4 Fe(OH)3 
2 Fe(OH)2 + H2O2 2 Fe(OH)3 
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

6. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang di lakukan dapat di simpulkan bahwa sampel-
sampel tersebut mengandung anion dan kation, yaitu sampel C Ag2+ (golongan I),
sampel A Pb2+ (Golongan II), ), sampel D Fe (Golongan III), sampel E Ba2+
(Golongan IV), sampel B Mg2+ (Golongan V).
7. Kemungkinan Kesalahan
Kurang telitinya praktikan dalam membaca alat ukur.
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

DAFTAR PUSTAKA

Alafanta,TP. (2013). Analisis Kualitatif dan Kuantitatif. [online]. Tersedia


: http://analisis-kualitatif-dan-kuantitatiftomyputraalafanta.html.

Jimmo. (2011). Analisis Kation. [online]. Tersedia : http://blogkita.info.

Lukum, A. (2009). Bahan Ajar Dasar-Dasar Kimia Analitik. Gorontalo :


UNG.

Masterton. (1990). Chemical Principle. Ed 5. Sounder College Publ.

Teaching, Team. (2010). Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik.


Gorontalo : UNG Jurusan Pendidikan Kimia
PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II, 04 NOVEMBER 2014

Svehla, G. (1985). Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Edisi ke-5. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.

Zumdahl, S.S. (1990). Chemistry DC Heat and Camp.

Anda mungkin juga menyukai