Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan hasil belajar dan perbedaan
motivasi belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran
blended learning dengan model pembelajaran langsung tatap muka; 2) adanya interaksi
menggunakan model pembelajaran blended learning, model pembelajaran langsung dan
motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Gumukmas Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen semu (Quasi
Experimental), menggunakan desain Pretest-Posttest Non Equivalen Control Group Design.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII pada Mata Pelajaran TIK yakni 235
siswa. Pengambilan sampel menggunakan Non Probabability Sampling, sehingga didapat
sampel sebanyak 69 siswa. Jenis instrumen yang digunakan yaitu pre-test dan post-test, tes
kinerja, angket motivasi belajar. Validasi instrumen dengan expert judgement. Penelitian ini
menyatakan bahwa hasil belajar siswa dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajaran blended learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
belajar siswa menggunakan model pembelajaran langsung; selain itu terdapat interaksi
antara pembelajaran blended learning dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai perangkat pembelajaran yang dapat digunakan
oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran TIK; sebagai bahan masukan untuk
peningkatan mutu pendidikan di tingkat SMP/MTs dengan model pembelajaran blended
learning; dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya tentang pembelajaran
blended learning.
Abstract
This study was aimed to determine: 1) the difference between students learning
outcomes and the difference between the student’s learning motivation after using blended
learning model with face to face learning model; 3) the existence of interaction among
blended learning model, direct learning, and seventh graders learning motivation on their
learning outcome in VIII SMPN 1 Gumukmas, Jember. The method used was quantitative
with quasi experiment (Quasi Experimental) using pretest-posttest Non-equivalent Control
Group Design. The population of this study were all students of seventh class. The samples
were 69 students taken from 235 students using Non Probability sampling techniques. This
types of instrument used were pre-test and post-test, tes performance, learning motivation
questionnaire. Using Expert Judgement to validate the instrument. The conclusions were:
students learning outcome and students motivation to participate at teaching and learning
process by using blanded learning model was higher than those using direct learning model;
There was interaction between blended learning model with learning motivation on students
learning outcomes. The results expected were: 1) As learning device, it can be used by
teachers to improve the quality of information technology subject; 2) as suggestion to
97
98
improve the quality of education in SMP/MTs using blended learning model; 3) as reference
for further research on blended learning lesson.
antar nilai. Nilai yang dominan dan sistem nilai yang dijadikan karakter
konsisten, diterima kapan dan individu secara terorganisasi dan
dimana saja. Contoh kata kerja konsisten, serta mampu mengontrol
operasionalnya yaitu mengubah, tingkah laku individu dan menjadi
menyusun, menggabungkan, gaya hidup. Contoh kata kerja
membandingkan, menyelesaikan, operasionalnya yaitu bertindak,
merumuskan, dan memodifikasi. mempengaruhi, mendengarkan,
e. Karakteristik Nilai (characteristics melaksanakan, mempraktikkan,
values): Karakteristik nilai merencanakan, dan memecahkan.
(characteristics values) adalah
Pada penelitian ini indikator hasil pelaksanaan pretest dan postest pada
belajar ranah afektif yang diukur adalah: materi membuat perangkat lunak pengolah
(1) menunjukkan sikap berdoa sebelum angka sederhana; (6) melaporkan hasil
dan sesudah melakukan proses praktikum TIK berdasarkan data atau
pembelajaran TIK membuat perangkat informasi dengan jujur; (7) menyelesaikan
lunak pengolah angka sederhana; (2) praktikum tepat waktu dengan disiplin; (8)
memberi salam pada saat awal dan akhir mengorganisasikan suasana kompetisi
proses pembelajaran; (3) membuktikan secara sehat dengan kerja keras dan hati-
dengan berusaha semaksimal mungkin hati dalam menggunakan komputer dengan
untuk mencari informasi tentang perangkat penuh tanggung jawab; (9) dapat
lunak pengolah angka; (4) membangun memperlakukan komputer dengan terampil
hubungan baik dengan teman dalam dan hati-hati; (10) menunjukkan partisipasi
melakukan praktikum perangkat lunak aktif membersihkan dan menata kembali
pengolah angka; (5) menunjukkan sikap kursi pada laboraturium komputer setelah
jujur dengan cara tidak menyontek pada melakukan praktek TIK dengan cermat;
(11) bekerjasama saat proses pembelajaran ranah belajar kognitif, afektif dan
TIK; (12) menunjukkan sikap tidak putus psikomotorik ini menjadi fokus penelitian
asa ketika hasil praktikum TIK gagal ini.
dengan penuh percaya diri; (13) Faktor-faktor yang mempengaruhi
membuktikan dengan berusaha dan kerja proses belajar dan hasil belajar siswa
keras menyelesaikan praktikum yang adalah faktor intern dan ekstern. Faktor
diberikan tepat waktu dengan disiplin. intern terdiri dari faktor jasmaniah,
Ranah Psikomotorik bertujuan psikologi, minat, motivasi dan cara belajar.
menunjukkan adanya kemampuan fisik Sedangkan faktor ekstern terdiri atas faktor
seperti keterampilan motorik dan syaraf, keluarga, sekolah dan masyarakat.
manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Menurut Slameto, 1995: salah satu faktor
Menurut Arends (2008:56), rentang ekstern yang mempengaruhi prestasi
kategori psikomotorik mulai dari reaksi belajar siswa adalah faktor sekolah yang
refleks sederhana sampai tindakan mencakup metode mengajar, kurikulum,
kompleks yang mengkomunikasikan relasi guru-siswa, sarana dan sebagainya.
berbagai ide pada orang lain: (1) gerakan Faktor intern sangat berpengaruh
refleks, (2) gerakan dasar, (3) kemampuan sekali dalam peningkatan hasil belajar
perseptual, (4) gerakan yang terampil dan siswa. Hal dapat dilihat dari semakin sehat
(5) komunikasi non diskursif. jasmani maka cara menerima materi
Pembelajaran pada ranah psikomotorik ini semakin mudah dicerna oleh anak.
meliputi siswa mampu membuat dokumen Sementara faktor minat, motivasi,
pengolah angka sederhana, mengedit psikologi harus ditingkatkan dan
kolom dan baris, mencetak hasil karyanya diperhatikan karena faktor ini sangat
membuat dokumen pengolah angka, mempengaruhi cara belajar, semakin baik
mengirimkan hasil karyanya ke kelas minat, motivasi, psikologi maka hasil
digital edmodo, dan siswa mampu belajar akan meningkat. Oleh karena itu
menggunakan rumus dan fungsi dalam perhatian di faktor intern sangat dianjurkan
menyelesikan masalah kehidupan nyata. dalam peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat Faktor ekstern tidak kalah
disimpulkan bahwa hasil pembelajaran pentingnya sebagai faktor peningkatan
ranah kognitif ini menekankan pada hasil belajar. Cara bergaul siswa di
pengetahuan, kemampuan membuat lingkungan keluarga, sekolah dan
dokumen pengolah angka sederhana dan masyarakat sangat rentan dalam
menggunakan rumus dan fungsi pengolah peningkatan hasil belajar. Pengawasan dan
angka sederhana dan kemahiran intelektual pendampingan sangat diperlukan, agar
memposting karyanya pada kelas digital ketercapaian dalam belajar bisa
edmodo, bisa menggali kemampuan diwujudkan. Oleh karena itu hubungan
pengetahuannya serta kemampuan berfikir antara faktor intern dan faktor ekstern
dalam belajar menggunakan kelas maya sangat erat dalam mempengaruhi proses
edmodo. Pembelajaran ranah afektif dan hasil belajar. Juga perlunya metode
menekankan pada proses pembelajaran pebelajaran yang sesuai dengan kondisi
yang berkatan dengan perasaan senang siswa. Hasil belajar ranah psikomotor pada
dengan materi, sikap bertanggungjawab, penelitian ini meliputi: (1) mengoperasikan
minat yang tinggi terhadap pelajaran. spreadsheet (perangkat lunak pengolah
Pembelajaran ranah psikomotorik angka) melalui start menu, shortcut atau
menekankan pada keterampilan motorik, ikon; (2) mengoperasikan lembar sebar
membuat dokumen pengolah angka sesuai SOP; (3) melakukan perintah-
sederhana, menggunakan rumus dan fungsi perintah pengelolaan file seperti membuka,
dan meng-upload, men-download tugas menyimpan dan sebagainya; (4)
dan mengerjakan tes pada edmodo. Ketiga melakukan perintah-perintah pengaturan
Berdasarkan Tabel validitas soal Pada tahap ini butir soal yang telah
post-test diketahui bahwa jumlah butir soal diujikan akan dikategorikan menurut
yang valid dan layak digunakan adalah 40 tingkatannya yaitu sangat sukar, sukar,
soal, terdapat 5 butir soal yang tidak valid sedang, mudah, sangat mudah. Hasil
dan tidak dapat digunakan. analisis tingkat kesukaran butir soal
Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal terlampir.
2 Sukar 3,5,19,21,24,41 6
3 Sedang 1,2,5,6,7,8,9,10,13,14,15,16,18,22,26 28
27,28,30,31,32,34,35,36,37,38,39,40,44
4 Mudah 4,20,23,29,43,45 6
5 Sangat Mudah 17,25,42 3
Jumlah Item Soal 45
Berdasarkan Tabel 6 butir soal yang dapat disimpulkan bahwa soal dikatakan
baik tidak hanya valid tetapi juga harus reliabel apabila mempunyai Rxyhitung >
reliabel. Reliabel berhubungan dengan Rxytabel. Berdasarkan tabel Rxy product
keandalan atau keajegan artinya berapapun moment 0.444 dengan N = 20, dapat
diujikan soal tersebut mempunyai nilai disimpulkan bahwa semua soal dinyatakan
yang hampir sama. Reliabel berhubungan reliabel karena memenuhi persyaratan
dengan Rxy product moment. Sehingga yaitu rhitung>rtabel= 0.62 > 0.444. Maka,
penggunaanya sesuai dengan pola belajar TP2 yang tidak menggunakan metode
peserta didik dan tujuan belajar. blended learning.
Tujuan dari penggunaan blended Hasil penelitian yang diperoleh
learning dari berbagai sumber dapat sesuai dengan landasan teori di BAB II.
dirumuskan sebagai berikut: (1) membantu Pada landasan teori dijelaskan bahwa
peserta didik untuk berkembang lebih baik kelebihan penggunanaan model blended
di dalam proses belajar seuai dengan gaya learning (1) siswa leluasa untuk
belajar dan preferensi dalam belajar; (2) mempelajari materi pelajaran secara
menyediakan peluang yang praktis- mandiri dengan memanfaatkan materi-
realistis bagi pengajar dan peserta didik materi yang tersedia secara online; (2)
untuk pembelajaran secara mandiri, siswa dapat melakukan diskusi dengan
bermanfaat dan terus berkembang dan (3) guru atau dengan siswa lain diluar jam
peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi tatap muka; (3) kegiatan pembelajaran
peserta didik, dengan menggabungkan diluar jam tatap muka bisa dikontrol dan
aspek terbaik dari tatap muka dan dikelola dengan baik oleh guru; (4) guru
pembelajaran online. dapat menambahkan materi pengayaan
Hasil penelitian ini sejalan dengan melalui fasilitas internet; (5) guru dapat
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh meminta siswa membaca materi atau
Sarif SMKN 1 Paringan (2012) dengan mengerjakan tes yang dilakukan sebelum
judul “Pengaruh Model Blended Learning atau sesudah pembelajaran; (6) guru dapat
terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar menyelenggarakan kuis, memberikan
Siswa SMK” yang menyimpulkan bahwa: umpan balik dan memanfaatkan hasil tes
(1) Hasil penelitian menunjukkan ada dengan baik; dan (7) siswa dapat berbagi
perbedaan yang signifikan antara motivasi file dengan siswa lain. Blended learning
dan prestasi belajar siswa yang secara efektif mendukung pencapaian
menggunakan model blended learning dan belajar jika penggunaanya sesuai dengan
siswa yangmenggunakan model face-to- pola belajar peserta didik dan tujuan
face learning, (2) ada peningkatan motivasi belajar.
dan prestasi belajar siswa yang signifikan Sedangkan kelamahan blended
akibat penerapan model blended learning learning dibandingkan dengan MPL dalam
dan (3) tidak terdapat interaksi pengaruh penelitian ini sebagai berikut: (1) media
penerapan model pembelajaran dan yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga
motivasi terhadap prestasi belajar siswa. sulit diterapkan apabila sarana dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan prasarana tidak mendukung; (2) tidak
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh meratanya fasilitas yang dimiliki siswa
Achmadi (2013) dengan judul “ Pengaruh seperti komputer, HP android dan akses
Penerapan Blended Learning terhadap internet padahal blended learning
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Teknik memerlukan akses internet yang memadai
Permesinan SMK Muhammadiyah 3 dalam mengikuti pembelajaran daring; dan
Jogjakarta” yang menyimpulkan bahwa: (3) kurangnya pengetahuan sumber daya
(1) terdapat peningkatan prestasi belajar pembelajaran (guru, siswa, orang tua)
siswa yang signifikan (t hitung=16,60>t terhadap penggunaan teknologi infomasi
tabel=2,002) pada mata pelajaran teknik dan komunikasi.
pemesinan bubut di SMK Muhammadiyah Pada Penlitian ini diketahui pada
3 Yogyakarta setelah diterapkannya tabel 4.17 Fhitung untuk ranah kognitif
metode blended learning; (2) Terdapat sebesar 4,229 dengan signifikansi 0,044,
perbedaan prestasi belajar yang signifikan jika signifikansi <0,05 maka tampak
(t hitung=13,16>t tabel=2,002) anatara bahwa H0 di tolak dan Ha di terima. Pada
kelas XI TP4 yang diajarkan menggunakan tabel 4.20 tampak bahwa mean hasil
metode blended learning dengan kelas XI belajar ranah kognitif dengan blended
learning yang mempunyai motivasi tinggi
sebesar 97,1111 dan mean hasil belajar 11,896 dengan signifikansi 0,017 jika
ranah kognitif dengan motivasi tinggi signifikansi i 0,017<0,05 maka tampak
dengan menggunakan model pembelajaran bahwa H0 di tolak dan Ha di terima.
langsung sebesar 78,4583, sedangkan Hasil belajar siswa pada ranah
mean hasil belajar siswa menggunakan kognitif dengan motivasi belajar tinggi
blended learning yang memiliki motivasi akan lebih maksimal dengan menggunakan
rendah sebesar 94,2308 dan mean hasil blended learning sedangkan hasil belajar
belajar siswa menggunakan model siswa dengan motivasi rendah akan lebih
pembelajaran langsung yang memiliki maksimal menggunakan MPL. Hasil
motivasi rendah sebesar 80,4167. belajar siswa pada ranah afektif dengan
Dengan demikian dapat disimpulkan, motivasi tinggi maka hasil belajarnya lebih
bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi maksimal dengan menggunakan blended
lebih cocok kegiatan belajar mengajar pada learning, sedangkan bagi siswa dengan
ranah kognitif menggunakan model motivasi belajar rendah akan lebih baik
blended learning sedangkan siswa yang menggunakan MPL. Sebaliknya hasil
memiliki motivasi rendah lebih cocok belajar pada ranah Psikomotor dengan
kegiatan belajar mengajar menggunakan motivasi belajar tinggi, maka sebaiknya
model pembelajaran langsung. menggunakan MPL dan bagi siswa dengan
Diketahui pada tabel Fhitung untuk motivasi belajar rendah akan lebih baik
ranah afektif 4,516 dengan signifikansi menggunakan blended learning.
0,037 jika signifikansi <0,05 maka tampak Sedangkan kelemahan blended learning
bahwa H0 di tolak dan Ha di terima. Ada dibandingkan dengan MPL dalam
pengaruh hasil belajar siswa dengan penelitian ini sebagai berikut: (1) media
motivasi belajar tinggi lebih dibandingkan yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga
dengan hasil belajar siswa dengan motivasi sulit diterapkan apabila sarana dan
belajar rendah dalam mata pelajaran TIK prasarana tidak mendukung; (2) tidak
menggunakan model blended learning. meratanya fasilitas yang dimiliki siswa
Pada tabel F hitung tampak bahwa seperti komputer, HP android dan akses
mean hasil belajar ranah afektif dengan internet padahal blended learning
blended learning yang mempunyai memerlukan akses internet yang memadai
motivasi tinggi sebesar 87,5000 dan mean dalam mengikuti pembelajaran daring
hasil belajar ranah afektif dengan motivasi (dalam jaringan); dan (3) kurangnya
tinggi dengan menggunakan model pengetahuan sumber daya pembelajaran
pembelajaran langsung sebesar 80,416, (guru, siswa, orang tua) terhadap
sedangkan mean hasil belajar ranah afektif penggunaan teknologi infomasi dan
siswa menggunakan blended learning komunikasi.
yang memiliki motivasi rendah sebesar
84,2308 dan mean hasil belajar ranah PENUTUP
afektif siswa menggunakan model Berdasarkan hasil pengujian
pembelajaran langsung yang memiliki hipotesis dan hasil penelitian, maka dapat
motivasi rendah sebesar 80,5000. ditarik kesimpulan sebagai berikut; (1)
Dengan demikian dapat disimpulkan, Rata-rata hasil belajar siswa yang
bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi menggunakan model pembelajaran
lebih cocok kegiatan belajar mengajar pada blended learning lebih tinggi dibandingkan
ranah afektif menggunakan model blended dengan hasil belajar siswa menggunakan
learning sedangkan siswa yang memiliki model pembelajaran langsung. Hasil
motivasi rendah lebih cocok kegiatan belajar siswa pada ranah kognitif dengan
belajar mengajar menggunakan model motivasi belajar tinggi akan lebih
pembelajaran langsung. Diketahui pada maksimal dengan menggunakan blended
tabel 4.19 Fhitung untuk ranah psikomotor learning sedangkan hasil belajar siswa