Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Saat ini, pembelajaran sains menjadi sorotan di dunia
pendidikan. Seringnya pergantian kurikulum khususnya di
Indonesia seakan memaksa siswa untuk memaknai sains lebih
dalam, itulah salah satu upaya pemerintah agar anak-anak
Indonesia dapat menerapkan ilmu sains yang telah dipelajari dalam
kehidupannya. IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang
dipelajari di jenjang pendidikan formal Sekolah Menengah
Pertama. Ditinjau dari artinya, IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam
tentunya segala ilmu yang mempelajari tentang alam. IPA
merupakan pengetahuan yang diperoleh dari penalaran deduktif
dan induktif serta secara teoritis didapat dari pengamatan dan
eksperimentasi terhadap gejalagejala alam (Ribkahwati, 2012).
Dengan demikian, pembelajaran IPA seharusnya tidak hanya
mengandalkan teori, tetapi juga praktik. Praktik yang dimaksudkan
adalah siswa belajar melalui fakta yang ada di lingkungan
sekitarnya, sehingga mereka dapat menemukan sendiri masalah
dan pemecahannya. Pembelajaran IPA saat ini diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan berfikir, kemampuan belajar,
memiliki sikiap ilmiah serta berorientasi pada masalah kontekstual
yang dihadapi siswa sehingga bersifat aplikatif.
IPA yang didalamnya berdiri fisika dan biologi dalam
pembelajaran seharusnya tidak dapat dipisahkan dari hakikat sains
(nature of science) yang meliputi pengembangan kemampuan
berfikir (mind on), keterampilan (hand on) dan sikap (heart on).
Lawson (1995) mengatakan teach science as science isdone,
namun berdasarkan hasil observasi awal, sikap ilmiah siswa yang
ditemukan masih sangat rendah. Proses pembelajaran lebih
diarahkan pada to learn to know sedangkanaspek learn how to
learn belum dikembangkan secara memadai.
Pris Izma Unggul Putri, 2018
PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2

Pendidikan di Indonesia masih sangat rendah dalam hal


aplikasi ilmu sains. Sehingga belum dapat bersaing di dunia dalam
bidang teknologi (Yulius, 2016). Siswa masih kurang dalam hal
kreativitas dan inovasi serta kurang melek terhadap sains. Melek
terhadap sains adalah kata lain dari literasi sains.
MenurutOrganization for Economic Cooperation and
Development (OECD, 2014) literasi sains (scientific literacy)
didefinisikan sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan
ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik simpulan
berdasarkan fakta untuk memahami alam semesta dan membuat
keputusan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia.
Hasil dari studi PISA (Programme for International
Students Assessment) yang digagas oleh OECD tahun 2015, yang
baru dirilis 6 Desember 2016 menunjukkan bahwa performa siswa-
siswi Indonesia masih tergolong rendah. Berturut-turut rata-rata
skor pencapaian siswa-siswi Indonesia untuk sains, membaca, dan
matematika berada di peringkat 62,61dan 63 dari 69 negara yang
berpartisipasi dalam studi PISA tersebut.Peringkat dan rata-rata
skor Indonesia tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil tes dan
survey PISA terdahulu pada tahun 2012 yang juga berada pada
kelompok penguasaan materi yang rendah.Melihat dari indikator
utama berupa rata-rata skor pencapaian siswa-siswi Indonesia di
bidang sains, matematika, dan sains memang
mengkhawatirkan.Tersirat hal ini menjadi kekhawatiran tentang
kemampuan daya saing kita pada masa yang akan datang.
Performa siswa-siswi Indonesia dalam kemampuan sains memang
tergolong rendah namun berdasarkan studi PISA tahun 2015
indeks kesenangan belajar sains (index of enjoyment of learning
science) Indonesia dalam kategori cukup tinggi yaitu 0,65, lebih
tinggi dari pada indeks yang didapatkan oleh negara-negara yang
memperoleh skor tinggi seperti Singapurasebesar 0,59 atau bahkan
Jepang -0,33.Hal ini menunjukan bahwa siswa-siswi di Indonesia
memungkinkan untuk bersaing karena memiliki tingkat
kesenangan belajar sains yang cukup tinggi. Namun yang menjadi
salah satu faktor pengaruh hasil studi kemampuan sains tersebut
adalah kurikulum, proses pembelajaran, dan asesmen yang
Pris Izma Unggul Putri, 2018
PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3

digunakan. Menurut Firman (2007) dan Hayat dan Yusuf


(2010)rendahnya tingkat literasi sains peserta didik Indonesia
diduga karena isi kurikulum (dan bahan ajar), proses pembelajaran,
dan asesmen yang dilakukan tidak mendukung pencapaian literasi
sains. Ketiganya menitik beratkan pada konten (knowledge of
science) yang bersifat hafalan seraya melupakan dimensi konten
lainnya (knowledge about science), proses/kompetensi
(ketrampilan berpikir) dan konteks aplikasi sains.
Bahan ajar memiliki peran yang penting dalam proses
pembelajaran, karena guru-guru sains masih sangat bergantung
pada buku teks dan sangat didikte oleh dokumen kurikulum atau
bahan ajar (McComas, 2002). Ini menjadi salah satu upaya yang
dapat dilakukan antara lain melalui pengembangan bahan ajar.
Bahan ajar yang di dalamnya tidak hanya memuat konten
(knowledge of science) tetapi juga memuatknowledge about
science terkait hakikat IPA (nature of science) diharapkan mampu
meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap konten sains.
Konten yang di dalamnya memuat fakta, konsep, prinsip, hukum
dan teori merupakan aspek knowledge of science, sedangkan
hakikat IPA(Nature of Science) merupakan aspek knowledge about
science (OECD, 2013).Hakikat sains atau nature of science
merupakan salah satu aspek penting dari kemampuan literasi sains
yang menurut Lederman (2002) memiliki tujuh komponen yaitu:
(1) bersifat tentatif, (2) kreativitas, (3) bersifat empiris, (4) teori
dan hukum, (5) penanaman sosial budaya, (6) metode ilmiah, dan
(7) observasi.Kedua aspek ini juga merupakan aspek yang diukur
PISA untuk melihat literasi sains, sehingga penting dilakukan
penyusunan bahan ajar yang di dalamnya memuat kedua aspek
tersebut dengan kata lain bahan ajar yang bermuatan Nature of
Science.
Menurut Quigley et al. (2010) dan Abd-El-Khalick et al.
(2008) komponen atau aspek Nature of Science kurang efektif jika
direpresentasikan secara implisit. Merepresentasikan aspek-aspek
Nature of Science secara eksplisit dapat membantu peserta didik
untuk mengembangkan pemahaman tentang karakteristik dan
perkembangan pengetahuan sains (Abd-El-Khalick et al, 2008).
Pris Izma Unggul Putri, 2018
PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
4

Berdasarkan hal ini diperlukan bahan ajar yang dapat membantu


siswa dalam mengembangkan pengetahuan, pemahaman Nature of
Science dan mengaplikasikannya dalam permasalahan sehari-hari
melalui pendekatan Socioscientific Issues (SSI). Socioscientific
Issuesadalah suatu pendekatan yang mengorientasikan
pembelajaran pada konteks sains dan hubungannya dengan
kehidupan sosial menggunakan isu-isu yang ada di masyarakat
yang berdampak pada nilai dan moral siswa. Saat ini ada beberapa
isu sains yang mengubah pemikiran seseorang bahkan sampai
berdampak pada kehidupan bersosial mereka. Salah satu konteks
yang sedang banyak diperbincangkan dan dekat dengan peserta
didik yaitu pada materi tata surya.
Tata surya merupakan materi penting namun masih sering
terabaikan dalam pembelajaran. Pada materi ini berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari siswa dan diperlukan pemahaman konsep
lebih dalam sehingga siswa dapat mengaplikasikan dalam
kehidupan dan teknologi yang ada. Materi ini juga dipilih
berdasarkan prinsip pemilihan konten sains PISA menurut Hayat
dan Yusuf (2010) sebagai berikut: (1) konten harus relevan dengan
situasi kehidupan sehari-hari yang nyata, (2) konten harus relevan
dalam jangka waktu yang lama, dan (3) konten harus berkaitan
dengan kompetensi proses yaitu pengetahuan yang tidak hanya
mengandalkan daya ingat siswa dan berkaitan hanya pada
informasi tertentu. Materi tata surya merupakan materi yang
terdapat di SMP kelas IX semester dua pada kurikulum KTSP, dan
terdapat di SMP kelas VII semester dau kurikulum 2013. Artinya
kini, di awal sekolah menengah materi ini sudah disampaikan
dalam konteks ini berarti pengetahuan tentang sains harus lebih
dipelajari dengan matang. Merupakan representatif dari konsep
penting sains dan masih relevan dalam jangka waktu yang lama,
dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SMP. Sehingga
materi ini dipandang telah memenuhi kriteria pemilihan konsep
pada PISA.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan
melakukan penelitian mengenai “PenerapanBahan Ajar Berbasis

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
5

Socioscientific Issuesuntuk Meningkatkan Pemahaman Nature of


Science dan Konsep Siswa SMPpada MateriTata Surya”.

B. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dipaparkan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
“Bagaimana pengaruh penerapan bahan ajar berbasis
socioscientific issuespada materi tata surya?”
Berdasarkan permasalahan dalam penelitian, selanjutnya
dirumuskan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih rinci
sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan pemahaman Nature of Science siswa
SMP pada materi tata surya melalui penerapan bahan ajar
berbasis socioscientific issues?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa SMP pada
materi tata surya melalui penerapan bahan ajar berbasis
socioscientific issues?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas
bahan ajar pada materi tata surya untuk siswa SMP. Adapun tujuan
khusus penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi bahan ajarberbasis socioscientific
issuespada materi tata surya dapat meningkatkan
pemahaman Nature of Science siswa SMP.
2. Mengidentifikasi bahan ajar berbasis socioscientific issues
pada materi tata surya dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa SMP.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak, baik secara teoritis maupun praktis
sebagai upaya perbaikan mutu pembelajaran IPA. Manfaat tersebut
antara lain:

1. Sebagai masukan bagi guru dalam pemilihan bahan ajar yang


sesuai dengan kebutuhan siswa,

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
6

2. Sebagai masukan bagi para calon pendidik untuk terus


melakukan perbaikan dalam sistem pengajaran untuk
meningkatkan pemahaman Nature of Science (NOS) dan
pemahaman konsep siswa
3. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat
sebagai cara mengamalkan ilmu pada waktu kuliah dengan
melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan masalah
pendidikan. Serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya yang sejenis.

E. Variabel Penelitian
Adapun variabel yang terlibat pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Variabel bebas : Bahan Ajar berbasis Socioscientific
Issues
Variabel terikat :Pemahaman Nature of Science (NOS)
dan Pemahaman Konsep
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan deskripsi dari
beberapa istilah yang terkait. Adapun definisi operasional dari
beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan
pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Seperangkat materi/substansi pembelajaran yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar dalam
penelitian ini adalah bahan tertulis yang memuat aspekNature
of Sciencedengan berbasis socioscientific issues yang
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
2. Nature of Science (NOS)
Nature of Science merupakan didefinisikan sebagai nilai-nilai
dan asumsi yang berkaitan erat dengan perkembangan sains dan
Pris Izma Unggul Putri, 2018
PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
7

sebagai pembeda antara sains dan nonsains. Nature of Science


terdiri dari beberapa aspek yang mencakup tentatif, bukti
empiris, kreativitas dan imajinasi, teori dan hukum ilmiah,
observasi dan inferensi, metode ilmiah, serta sosial dan budaya.
Dalam penelitian ini, mengukur peningkatan pemahaman
Nature of Science dilihat dari berubahnya pandangan siswa
hasil prestest dan posttest. Melalui rubrik penilaian panduan
penilaian untuk menentukan bagaimana pandangan siswa pada
setiap aspeknya.
3. Sossioscientific Issues (SSI)
Sosioscientific Issues merupakan sebuah pendekatan yang
mengorientasikan pembelajaran pada konteks sains dan
hubungannya dengan kehidupan sosial menggunakan isu-isu
yang ada di masyarakat yang berdampak pada nilai dan moral
siswa.
4. Pemahaman konsep
Pemahaman merupakan jenjang kognitif C2, pada jenjang ini
kemampuan pemahaman meliputi translasi (kemampuan
mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain), interpretasi
(kemampuan menjelaskan materi) dan ekstrapolasi
(kemampuan memperluas arti).Pemahaman konsep diukur pada
saat tes awal dan tes akhir menggunakan soal yang telah
disesuaikan dengan isi dari materi tata surya. Dalam penelitian
ini, mengukur pemahaman konsep dilihat dari hasil prestest dan
post test yang di hitung dengan menggunakan n gain. N gain
digunakan untuk melihat seberapa besar peningkatan yang
dialami siswa.

G. Struktur Organisasi Skripsi


Penulisan Skripsi ini meliputi lima bab, Bab I yaitu
mengenai latar belakang penelitian yang berisi temuan-temuan
yang melandasi dilakukannya penelitian bertemakan penyusunan
bahan ajar. Selain itu, Bab I juga terdiri atasrumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, variabel penelitian, definisi
operasional dan struktur organisasi skripsi. Bab II membahas
kajian pustaka yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
Pris Izma Unggul Putri, 2018
PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
8

Diantaranya kajian teoritis tersebut adalah kajian tentang bahan


ajar, Nature of Science, Socioscientific Issues, dan pemahaman
konsep. Pembahasan pada Bab III, mencangkup metode dan desain
penelitian yang digunakan, partisipan penelitian yang terdiri dari
populasi dan sampel, prosedur penelitian, instrumentpenelitian,
dan teknik pengolahan data, hasil uji coba instrrumen, dan teknik
analisis data. Bab IV berisi temuan data hasil penelitian yang
disertai dengan pembahasan untuk menjawab rumusan masalah
penelitian ini. Bab V berisi simpulan dari penelitian yang telah
dilaksanakan berdasarkan temuan dari pembahasan, implikasi
dalam bidang pendidikan serta memberikan rekomendasi untuk
kegiatan penelitian selanjutnya.Bagian Akhir Skripsi terdiri dari
daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
9

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu The One-Group
PretestPosttest Design. Desain ini diterapkan dalam satu kelas.
Hanya terdapat kelas eksperimen tanpa kelas kontrol. Dalam
desain ini, sebelum diberi perlakuan pada kelas tempat penelitian
dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan pretest sehingga hasil
yang diperoleh lebih akurat karena dapat membandingkan hasil
sebelum dan sesudah diberi perlakuan (Frankle, 2009, hlm. 265;
Sugiyono, 2015, hlm. 110).Pola desain penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3. 1The One-Group Pretest-Posttest Design

01 X 02

Pretest Treatment Posttest

(Frankle, 2009, hlm.265)

Keterangan:

01 : Nilai pretest pemahaman NOS danpemahaman konsep siswa

X :Pembelajaran dengan menggunakan penerapan bahan ajar


berbasis Socioscientific issues

02 : Nilai posttest pemahaman NOS dan NOS danpemahaman


konsep siswa

B. Partisipan
Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah dosen,
guru mata pelajaran IPA, dan siswa. Dosen pembimbing sebagai
Pris Izma Unggul Putri, 2018
PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
17

pakar yang melakukan validasi terhadap bahan ajar untuk menguji


kelayakan bahan ajar yang dilakukan, selama proses bimbingan.
Guru sebagai sumber informasi keadaan peserta didik. Siswa
sebagai responden yang menggunakan bahan ajar.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX K di


salah satu SMP Negeri di kota Bandung tahun ajaran 2017/2018
yang berjumlah 26 orang. Dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan teknik simple random classsampling. Simple
Random Class sampling adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan populasi yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2015, hlm.
121). Teknik ini dilakukan dengan memilih salah satu kelas dari 11
kelas yang terdapat pada sekolah yang dijadikan tempat penelitian
tanpa harus memilih siswa dari masing-masing kelas sebagai
sampel, karena setiap kelas dianggap memiliki kemampuan yang
sama atau homogen (Fransisca, 2012). Kelas dikatakan
berdistribusi homogen karena dalam pembagian kelas tidak
didasarkan atas peringkat atau nilai tertinggi, sehingga siswa
dengan kemampuan tinggi, menengah dan rendah tersebar di setiap
kelas (sumber: kurikulum sekolah dan guru mata pelajaran fisika).

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk
memperoleh datatentang penerapan bahan ajar berbasis
Socioscientific issuesterhadap peningkatan pemahaman NOS dan
pemahaman konsep siswa maka disusunlah beberapa instrumen
yaitu sebagai berikut:

a. Kuesioner Student Understanding of Science and Scientific


Inquiry (SUSSI)
Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner hasil
adaptasi Liang dkk. (2008) yang telah direvisi oleh Das, dkk.
(2017) dalam jurnal Bhutanese Students’ Views of Nature of
Science: a CaseStudy of Culturally Rich Country. Kuesioner
terdiri dari 28 pernyataan yang terbagi dalam 7 aspek Nature of
Science (NOS) yaitu observasi dan inferensi, tentatif, teori dan

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
18

hukum ilmiah, sosial dan budaya, kreativitas dan imajinasi,


metode ilmiah, serta bukti empiris. Masing-masing aspek NOS
terdiri dari 4 pernyataan, setiap pernyataan kemudian diisi
dengan cara memilih salah satu dari lima pilihan pandangan
(STS = sangat tidak setuju, TS = tidak setuju, R = ragu-ragu, S
= setuju, dan SS = sangat setuju). Pandangan positif (+)
mewakili pandangan yang memadai, sedangkan pandangan
negatif (-) mewakili pandangan yang naif mengenai
aspekNature of Science(NOS) terkait.

b. Tes Pemahaman Konsep


Tes pemahaman konsep merupakan tes yang digunakan
untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman
konsep siswa dalam penelitian ini untuk materi tata surya
sebelum dan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan
bahan ajar berbasis Socioscientific issues. Tes pemahaman
konsep yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan
ganda yang terdiri dari 20 butir soal yang dibuat dengan
mengacu pada indikator yang telah dirancang meliputi aspek
pemahaman konsep menurut Anderson. Penyusunan soal tes
diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal, soal, alternatif
jawaban, dan rubrik penilaian.
c. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
MenggunakanBahan Ajar Berbasis Socioscientific Issues
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan
untuk melihat segala yang terjadi pada saat proses pembelajaran
dengan menerapkan bahan ajar berbasis Socioscientific issues
berlangsung baik dari segi aktivitas yang dilakukan oleh guru
dan siswa. Dalam lembar observasi yang digunakan dalam
penelitian ini, hanya terdapat kolom ceklis ya atau tidak,
sebagai tanda bahwa indikator kegiatan dalam pembelajaran
tercapai atau tidak.Lembar observasi ini hanya sebagai
pelengkap dan sebagai kontrol peneliti dalam melakukan
kegiatan pembelajaran . Lembar observasi dalam penelitian ini
diisi oleh 2 orang observer. Observer tersebut berasal
mahasiswa pendidikan fisika UPI. Penggunaan lembar
Pris Izma Unggul Putri, 2018
PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
19

observasi yaitu pada setiap pelaksanaan pembelajaran dengan


menerapkan bahan ajar berbasis Socioscientific issues dari awal
pelaksanaan pembelajaran hingga akhir pembelajaran.
Secara keseluruhan instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah ini:

Tabel 3. 2 Instrumen Penelitian

No Instrumen Target penilaian Waktu

1 Kuesioner SUSSI Pemahaman NOS Sebelum dan


sesudah
pembelajaran

2 Tes pilihan ganda Pemahaman Sebelum dan


konsep sesudah
pembelajaran

3 Lembar observasi Aktivitas guru dan Selama proses


keterlaksanaan siswa dalam pembelajaran
pembelajaran melaksanakan dan berlangsung
mengikuti
pembelajaran
dengan
menerapkan
bahan ajar
berbasis
Socioscientific
issues

D. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini secara
umum terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap akhir. Tahap-tahap tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
1) Tahap persiapan
Pris Izma Unggul Putri, 2018
PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
20

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini meliputi:


a. Melakukan studi pendahuluan guna menemukan
permasalahan yang terjadi dilapangan. Studi pendahuluan
ini dilakukan dengan melakukan observasi pada saat
pembelajaran baik pada siswa dan guru. Selain observasi,
dalam studi pendahuluan ini dilakukan wawancara kepada
salah satu guru yang mengajarkan mata pelajaran fisika.
Studi pendahuluan ini dilakukan untuk menggali respon
siswa yang dihubungkan dengan pendapat guru selama
proses pembelajaran yang terjadi. Studi pendahuluan juga
untuk memperoleh data awal siswa dan mengetahui bahan
ajar yang digunakan didalamnya belum bermuatan Nature
of Science dan belum menggunakan bahan ajar berbasis
socioscienific issues.
b. Melakukan kajian pustaka. Kegiatan ini bertujuan untuk
memperoleh teori dan konsep yang berhubungan dengan
penelitian dilakukan dan juga berhubungan dengan materi
yang akan diajarkan yang berlandaskan kurikulum yang
digunakan pada sekolah yang dijadikan sampel penelitian.
c. Menentukan sekolah tempat dilaksanakannya penelitian
d. Menyusun instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran digunakan dalam penelitian untuk
mendapatkan data. Perancangan ini disesuaikan dengan
Standar Kompotensi, Kompotensi Dasar, Indikator, dan
materi yang akan diajarkan berdasarkan Kurikulum KTSP
2003.
e. Melakukan judgement instrumen penelitian kepada 3
orang ahli yaitu dosen fisika.
f. Melakukan uji coba instrumen penelitian pada siswa yang
sudah mempelajari materi tata surya untuk mengetahui
soal layak atau tidak digunakan sebagai instrumen yang
akan diujikan dalam penelitian nantinya. Setelah
dilakukan ujicoba maka dilakukan analisis soal berupa
validitas, realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda, kemudian peneliti memilih instrumen mana
yang cocok untuk digunakan.
Pris Izma Unggul Putri, 2018
PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
21

2) Tahap Pelaksanaan
Pada penelitian ini, pelaksanaannya dilakukan dalam 5 kali
pertemuan dalam jangka waktu lima minggu dimana
pelaksanaanya terdiri dari pretest dan posttest 2 kali
pertemuan dan 3 kali pembelajaran dalam 1 kelas. Adapun
tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan subjek penelitian menggunakan teknik
Random Class sampling untuk memperoleh kelas
eksperimen. Dari hasil random maka diperoleh kelas IX K
sebagai kelas eksperimen untuk menerapkan bahan ajar
berbasis Socioscientific issuesdalam pembelajaran.
b. Melakukan pre-test pada awal pembelajaran untuk
mengetahui kemapuan awal siswa terkait pemahaman
Nature of Science (NOS) dan pemahaman konsep siswa
pada materi tata surya
c. Melaksanakan proses pembelajaran dalam 3 kali
pertemuan dengan menggunakan bahan ajar berbasis
Socioscientific issuespada kelas yang dijadikan subyek
penelitian. Dilakukan dengan langkah sebagai berikut
sebagai berikut:
Pada pertemuan pertama, siswa terlebih dahulu
diperkenalkan dengan bahan ajar yang berbasis
Socioscientific issuesyang akan diterapkan dalam
pembelajaran. Siswa diminta untuk membaca sebuah
artikel yang sudah tersedia dalam bahan ajar mengenai
isu yang berkembang tentang pandangan yang layak di
percaya, bumi datar dan bumi bulat yang sedang ramai
diperdebatkan. Setelah membaca artikel tersebut,
dalam bahan ajar disediakan pertanyaan singkat
mengenai pendapat siswa mengenai adanya isu
tersebut. Lalu siswa diminta untuk menjelaskan
pendapatnya serta memberikan bukti sederhana yang
mendukung pemikirannya. Peneliti menjelaskan secara
langsung bahwa setiap pendapat harus disertai dengan
bukti-bukti yang akurat untuk memperkuat

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
22

pemikirannya sesuai dengan salah satu aspek dalam


NOS yaitu bukti empiris.
Selain itu juga peneliti juga menekankan bahwa
ketika ada suatu isu yang berkembang sebagai siswa
yang mempelajari sains, harus memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi serta berpikir kritis untuk mencari
kebenaran.Sehingga siswa dapat dengan yakin
menyampaikan gagasannya dalam hal ini bumi
berbentuk bulat. Setelah itu siswa dibagi kedalam 6
kelompok dan disajikan penjelasan mengenai tata
surya kemudian siswa diminta untuk menggambarkan
pemodelan orbit planet. Hal ini dilakukan untuk
melihat kreativitas dan imajinasi serta cara siswa
menyimpulkan dari sebuah kegiatan yang dilakukan
sejalan dengan aspek dalam NOS yaitu kreativitas,
observasi dan inferensi. Setelah siswa dapat
menyimpulkan, siswa dijelaskan mengenai perubahan
dalam ilmu pengetahuan sebelum akhirnya, semua
ilmuwan setuju bahwa orbit planet berbentuk elips dan
matahari sebagai pusat tata surya. Hal ini di tekankan
supaya siswa tahu bahwa ilmu pengetahuan senantiasa
berkembang bahkan mungkin bisa berubah tergantung
bukti penemuan yang lebih akurat, seperti aspek dalam
NOS yaitu tentatif.
Pada pertemuan kedua, di awal pembelajaran
siswa diminta untuk membaca artikel tentang isu yang
kedua, berisi mengenai apakah ada planet selain bumi
yang terdapat kehidupan. Setelah membaca artikel
tersebut, siswa menuliskan hal yang menjadi isu utama
dan pendapatnya mengenai isu yang beredar. Peneliti
meminta siswa untuk menghubungkan kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi dengan hal-hal yang sudah
siswa ketahui dengan jelas, seperti karakteristik bumi
dan mengajak siswa berpikir tentang gerak rotasi
bumi, gerak revolusi bumi, serta mengajak siswa

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
23

menalar bagaimana dengan gerakan benda langit lain


jika memungkinkan adanya tanda kehidupan.
Pada pertemuan yang ketiga, siswa diminta
membaca artikel mengani isu sains, fiksi dibalik
gerhana. Artikel ini dimasukan dalam bahan ajar
karena dalam hidup bermasyarakat masih sangat
banyak isu tentang gerhana yang tidak berlandaskan
pada pengetahuan pasti. Siswa terlihat tertarik dengan
isu ini, karena fenomena gerhana dan isunya sangat
dekat dengan kehidupan mereka. Hal ini menjadi poin
tambahan saat berdiskusi, siswa banyak yang ingin
menyampaikan pendapatnya. Setelah membaca artikel
tersebut, seperti biasa, siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan singkat, hal yang menjadi isu utama dalam
artikel dan pendapat mereka mengenai isu tersebut.
Disajikan pula mengenai video gerhana dan fase-fase
bulan. Kemudian siswa diminta untuk melakukan
kegiatan pemodelan fase bulan dan gerhana. Setelah
diskusi kelas, peneliti memberikan feedback terhadap
apa-apa yang menjadi hal-hal penting terkait materi
pokok yang disajikan dengan menggunakan bahan ajar
berbasis Socioscientific issues.
d. Pada saat proses pembelajaran menggunakan bahan ajar
berbasis Socioscientific issues, peneliti meminta observer
untuk melakukan penilaian secara kualitatif untuk
membantu peneliti membantu menemukan kelebihan dan
kekuranganpembelajaran yang digunakan.
e. Melakukan posttest pada akhir pembelajaran untuk
mengetahui peningkatan pemahaman NOS dan
pemahaman konsep siswa.
Tahap pelaksanaan penerapan bahan ajar berbasis
Socioscientific issuessecara lengkap dapat dilihat pada
Tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3. 3Tahap Pelaksanaan Penelitian PenerapanBahan Ajar


Berbasis Socioscientific Issues
Pris Izma Unggul Putri, 2018
PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
24

Pertemuan Waktu Pembelajaran


Ke- Kegiatan
1 2 x 40 menit Pretest Pemahaman Nature of
Science(NOS) dan Pemahaman
Konsep

2 2 x 40 menit Pembelajaran dengan pokok


bahasan bumi dan tata surya

3 2 x 40 menit Pembelajaran dengan pokok


bahasan karakteristik dan gerak
bumi

4 2 x 40 menit Pembelajaran dengan pokok


bahasan fase bulan dan gerhana

5 2 x 40 menit Posttest Pemahaman Nature of


Science(NOS) dan Pemahaman
Konsep

3) Tahap Akhir
Setelah peneliti mendapatkan data yang diperlukan, maka
tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu meliputi:
a) Melakukan pengolahan data hasil penelitian meliputi data
pretest, posttest, dan N-gainpemahaman konsep
b) Melakukan pengolahan data hasil kuesioner tentang
pemahaman Nature Of Science
c)Menganalisis dan membahas data hasil penelitian
d) Membuat kesimpulan dari pengolahan dan analisis data
e) Pembuatan laporan hasil peneliti
Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat
dilihat pada Gambar3.1 dibawah ini:

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
25

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
26

Gambar 3. 1 Alur Penelitian

E. Teknik Pengolahan Data


Sebelum soal tes pemahaman konsep digunakan, maka terlebih
dahulu dilakukan pengujian terhadap butir-butir soal yang akan
dijadikan instrumen dalam penelitian. Analisis butir-butir soal ini
bertujuan untuk mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan
soal yang jelek sehingga dapat dilakukan perbaikan pada soal yang akan
digunakan (Arikunto, 2015, hlm. 62). Pengujian instrumen yang
dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 4 jenis yaitu analisis validitas
tes, realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda, Penjelasan
keempat pengujian tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Validitas tes
Uji validitas dapat digunakan untuk mengukur keshahihan suatu
instrumen. Instrumen tes pemahaman konsep diukur validitasnya
dengan menggunakan rumus kolerasi product moment (Spearman-
Brown) sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦
𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
=
dengan: 𝑁 𝑋2 − 𝑋 2 𝑁 𝑌2 − 𝑌 2

𝑟𝑥𝑦 = koefisien validitas atau koefisien kolerasi variabel X dan Y

𝑁= jumlah siswa

𝑋= skor tiap siswa

𝑌= skor total tiap siswa

Data koefisien validitas setiap butir soalnya kemudian


diterjemahkan menjadi interpretasi yang merujuk pada kriteria pada
Tabel 3.4 berikut:
Pris Izma Unggul Putri, 2018
PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
27

Tabel 3. 4Interpretasi Koefisien Validitas

KOEFISIEN KRITERIA

0.00 - 0.19 Sangat Rendah

0.20 - 0.39 Rendah

0.40 – 0.59 Sedang

0.60 – 0.79 Tinggi

0.80 – 1.00 Sangat Tinggi

(Arikunto, 2012)

2. Reliabilitas
Suatu instrumen dinyatakan memiliki tingkat reliabilitas
atau keajegan yang tinggi apabila jika instrumen tersebut diujikan
pada siswa yang sama pada waktu yang berbeda, maka akan
menunjukan kedudukan yang sama pula. Untuk menentukan
reliabilitas tersebut, digunakan teknik “pembelahan ganjil-genap”
seperti yang telah diuraikan oleh Arikunto (2013:109) dengan
menggunakan rumus berikut.
2𝑟1 1
2 2
𝑟11 =
1 + 𝑟1 1
2 2

(Arikunto, 2013:110)

dengan: 𝑟11 = reliabilitas tes


𝑟1 1 = koefisien kolerasi product moment
2 2
kelompok ganjil dan genap

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
28

Koefisien kolerasi product moment kelompok genap dan


ganjildiperoleh dari rumus sebelumnya dengan X = item ganjil,
dan Y = item genap. Instrumen dikatakan reliabel atau ajeg apabila
nilai reliabilitanya >0,30 (Sugiono, 2010).

3. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
tidakterlalu sukar (Arikunto, 2013). Sehingga indeks kesukaran
butir soal harus diketahui untuk mengetahui tingkat kesukaran butir
soal tersebut. Indeks kesukaran butir soal diperoleh dengan
menggunakan rumus:

𝐵
𝑃=
𝐽𝑆

(Arikunto, 2013:223)

dengan: 𝑃 = indeks kesukaran


𝐵 = banyak siswa yang menjawab benar
𝐽𝑆 = jumlah seluruh siswa

Penentuan tingkat kesukaran butir soal


diklasifikasikan berdasarkan Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3. 5Pengklasifikasian Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2013:225)
Pris Izma Unggul Putri, 2018
PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
29

4. Daya pembeda
Daya pembeda diperlukan untuk mengukur kemampuan
butir soal dalam membedakan siswa yang termasuk kelompok
yang berkemampuan tinggi dan kelompok yang berkemampuan
rendah. Untuk siswa yang berjumlah kurang dari 100, seluruh
siswa diurutkan dari siswa yang memiliki nilai tertinggi hingga
siswa yang memiliki nilai terendah. Kelompok siswa yang
termasuk ke dalam 50% dari total siswa yang memiliki nilai tinggi
termasuk kategori “kelompok tinggi”. Sedangkan kelompok siswa
yang termasuk ke dalam 50% dari total siswa yang memiliki nilai
rendah termasuk kategori “kelompok rendah”.
Untuk menentukan indeks diskriminasi, digunakan rumus
berikut.
𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷= −
𝐽𝐴 𝐽𝐵

(Arikunto, 2013:228)

dengan:

D = indeks diskriminasi

BA = banyak siswa kelompok atas yang menjawab


benar

JA = banyak siswa kelompok atas

BB =banyak siswa kelompok bawah yang


menjawab benar

JB = banyak siswa kelompok bawah

Indeks diskriminasi yang telah diperoleh


kemudian diterjemahkan sesuai dengan kriteria yang
ditunjukkan Tabel 3.6 berikut:

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
30

Tabel 3. 6Pengklasifikasian Daya Pembeda

Indeks Diskriminasi Klasifikasi

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,21 – 0,40 Cukup (statistifactory)

0,41 – 0,70 Baik (good)

0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)

(Arikunto, 2013:232)

F. Hasil Uji Coba Instrumen


Uji coba tes pemahaman konsepmelibatkan 26 responden yang
berasal dari kelas IX yang terdiri dari 20 soal. Adapun hasil ujicoba
instrumen tes pemahamankonsep dengan disajikan pada Tabel 3.7 berikut
ini:

Tabel 3. 7 Hasil Uji Coba Instrumen

Reliabilitas Tes = 0,51 (Tinggi)

Indeks
Validitas Indeks Daya Beda
No Kesukaran
Keterangan
Soal
rxy Interpretasi P Interpretasi DP Interpretasi

1 0.23 Rendah 0.54 sedang 0.31 Cukup Digunakan


dengan
revisi

2 0.27 Rendah 0.61 sedang 0.31 Cukup Digunakan


dengan

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
31

Indeks
Validitas Indeks Daya Beda
No Kesukaran
Keterangan
Soal
rxy Interpretasi P Interpretasi DP Interpretasi

revisi

3 0.40 Sedang 0.5 sedang 0.38 Cukup Digunakan

4 0.45 Sedang 0.27 sukar 0.38 Cukup Digunakan

5 0.45 Sedang 0.23 sukar 0.31 Cukup Digunakan

6 0.46 Sedang 0.34 sedang 0.23 Cukup Digunakan

7 0.52 Sedang 0.54 sedang 0.46 Baik Digunakan

8 0.50 Sedang 0.46 sedang 0.31 Cukup Digunakan

9 0.43 Sedang 0.46 sedang 0.31 Cukup Digunakan

10 0.48 Sedang 0.46 sedang 0.46 Baik Digunakan

11 0.63 Tinggi 0.57 sedang 0.23 Cukup Digunakan


8

12 0.49 Sedang 0.5 sedang 0.23 Cukup Digunakan


7

13 0.63 Sedang 0.27 sukar 0.23 Cukup Digunakan


8

14 0.66 Tinggi 0.5 sedang 0.23 Cukup Digunakan


3

15 0.44 Sedang 0.46 sedang 0.61 Baik Digunakan

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
32

Indeks
Validitas Indeks Daya Beda
No Kesukaran
Keterangan
Soal
rxy Interpretasi P Interpretasi DP Interpretasi

16 0.71 Sangat 0.54 sedang 0.31 Cukup Digunakan


3 Tinggi

17 0.72 Sangat 0.61 sedang 0.31 Cukup Digunakan


7 Tinggi

18 0.55 Sedang 0.27 sukar 0.23 Cukup Digunakan


4

19 0.58 Sedang 0.34 sedang 0.38 Cukup Digunakan


1

20 0.71 Sangat 0.23 sukar 0.31 Cukup Digunakan


3 Tinggi

Berdasarkan Tabel 3.7 diperoleh informasi bahwa reliabilitas soal yang


diujicoba yaitu 0,51 dengan kriteria tinggi dan terdapat 2 soal yang
memiliki tingkat validitas yang rendah yaitu pada soal nomor 1 dan soal
nomor 2. Hal ini disebabkan karena bahasa yang digunakan kurang baik
sehingga siswa kurang memahami. Akan tetapi tingkat kesukaran dan
indeks daya beda dari masing-masing soal tersebut termasuk dalam
kriteriacukup, baik, sedang, dan sukar, sehingga soal tersebut dapat
digunakan tetapi terlebih dahulu dilakukan revisi pada wacana yang
disajikan. Selain itu reliabilitas dari ke 20 soal tersebut adalah 0,51, dimana
nilai tersebut termasuk dalam kategori reliabel dengan kriteria tinggi.
Sehingga berdasarkan hasil tersebut maka seluruh butir soal yang telah
diujicoba dapat digunakan dalam penelitian.

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
33

G. Teknik Analisis Data


Analisis data dilakukan berdasarkan jenis data yang diperoleh dari
instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian. Datayang diperoleh
dari hasil pretest dan posttest tes pemahaman Nature of Science (NOS) dan
tes pemahaman konsep.

1. Analisis hasil uji pemahaman Nature of Science (NOS)


Data yang telah diperoleh kemudian diolah berdasarkan rubrik
penilaian yang diadaptasi oleh Liang, dkk (2008). Pengolahan data
pada bagian pertama dilakukan dengan mengacu pada pengolahan skala
Likert. Pandangan positif (+) mewakili pandangan yang memadai,
sedangkan pandangan negatif (-) mewakili pandangan yang naif
mengenai aspek NOS terkait. Skor yang diberikan pada setiap
pernyataan yang telah diperoleh mengikuti ditunjukan oleh Tabel 3.8
di bawah ini:

Tabel 3. 8Rubrik Penilaian SUSSI

Skor Skala Likert


Tipe Pandangan
STS TS R S SS

Pandangan positif 1 2 3 4 5

Pandangan negative 5 4 3 2 1

Setiap aspek memuat 4 pernyataan. Untuk menentukan bagaimana


pandangan siswa pada setiap aspeknya, Das dkk. (2017) menyajikan
panduan penilaian yang telah diadaptasi pula dari Liang dkk. (2008)
seperti yang disajikan Tabel 3.9 berikut:

Tabel 3. 9Panduan Penilaian untuk Evaluasi Item Tipe Likert


Pandangan
Pandangan Naif Pandangan Transisi
Memadai/Informed

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
34

Pandangan
Pandangan Naif Pandangan Transisi
Memadai/Informed

Jika dari keempat Jika dari keempat Jika dari keempat


pernyataan, tidak ada pernyataan, 1-3 pernyataan, seluruhnya
satu pun yang pernyataan memiliki memiliki skor lebih dari 3
memiliki skor lebih skor ≤ 3
dari 3

Sumber: Das, dkk (2008)

2. Analisis hasil uji pemahaman konsep


Data hasil pretest dan posttest uji pemahaman konsep
dianalisis dengan cara menentukan skor gain yang
dinormalisasi. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana
peningkatan pemahaman konsep siswa sebagai dampak
penerapan bahan ajar yang telah dikembangkan. Skor gain
yang dinormalisasi diperoleh dengan menggunakan persamaan
dari (Hake, 1998) di bawah ini:
𝑇𝑓 − 𝑇𝑖
< 𝑔 >=
𝑆𝑖 − 𝑇𝑖

dengan: <𝑔> = gain yang dinormalisasi


𝑇𝑓 = skor posttest
𝑇𝑖 = skor pretest
𝑆𝑖 = skor ideal

Dari skor gain yang dinormalisasi, kriteria


peningkatan pemahaman konsep siswa dapat diperoleh
berdasarkan Tabel 3.10 berikut:

Tabel 3. 10Kriteria Gain Ternormalisasi

BatasanSkor N-Gain <g> Kriteria

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
35

(<g>) > 0,7 Tinggi

0,3 < (<g>) ≤ 0,7 Sedang

(<g> ) ≤ 0,3 Rendah

Pris Izma Unggul Putri, 2018


PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NATURE OF SCIENCE DAN KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TATA SURYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai