Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan serta segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang mengenai pembahasan mata kuliah
“PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA SD”
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok kami tentang Proses
Pembelajaran IPA di SD Indonesia dan internasional, Kami menyadari bahwa
masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk
menerima saran dan kritik dari pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan yang
diperoleh karena proses ilmiah dan sikap ilmiah, dimana aktivitas tersebut berasal dari
pemikiran manusia yang menghasilkan sebuah produk ilmiah (Annisa, Yulinda, & Kartini,
2017). Pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan
pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa (Dewi, 2018).
Pembelajaran yang baik diharapkan dapat membuat karakter siswa dapat mengembangkan
rasa ingin tahu, dan sikap positif lainnya. Hal ini sejalan dengan tujuan mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA) di Sekolah Dasar dari segi pendidikan karakter salah satunya yaitu
siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu, sikap yang positif dan kesadaran mengenai
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, teknologi, dan masyarakat, dan siswa
dapat mengembangkan keterampilan proses untuk mengamati alam sekitar. Tercapainya
tujuan pembelajaran IPA tersebut sangat ditentukan dengan pendidikan karakter dan
keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa dalam menunjang kualitas
pembelajaran. Keterampilan proses sains sangat membantu dalam mencapai tujuan
pembelajaran IPA. Namun ada juga sekolah yang belum menerapkan keterampilan proses
sains dalam setiap mata pelajaran IPA. Hal ini sesuai dengan pernyataan Annisa dkk (2017)
menjelaskan bahwa guru sangat sedikit mengetahui tentang keterampilan proses sains
dalam pembelajaran, Belajar tidak hanya menuntut penguasaan fakta, konsep dan
generalisasi, tetapi menampilkan pesan nilai moral yang terkandung dalam pengetahuan itu
(Bhakti, 2018). Pembelajaran ilmiah membutuhkan suatu proses yang dapat merangsang
siswa untuk belajar melalui berbagai masalah nyata di kehidupan sehari-hari (Serevina,
2018). Pembelajaran IPA juga diharapkan dapat menjadi tempat bagi peserta didik untuk
mempelajari dan memahami diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkanya di dalam kehidupan sehari-hari (Saputri, 2018).
IPA menurut Sulthon (2016) adalah pengetahuan yang digunakan sekelompok
orang secara sistematis untuk menyelidiki tentang alam semesta dan memiliki ciri
khas yaitu IPA merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mengandung nilai,
sikap dan proses. IPA sebagai keterampilan proses meliputi kegiatan observasi,
hubungan waktu, hipotesis, klasifikasi, pengukuran, penelitian, komunikasi, control
variable, interprestasi data.Menurut (Putra, 2017), pembelajaran IPA bisa dilaksanakan
dengan berbagai metode, pendekatan, dan model pembelajaran yang tepat yaitu melalui
pengalaman langsung (learning by doing) sebab IPA adalah bagian dari kehidupan
3
makhluk hidup. Menurut (Desstya, 2015). Karakter dapat dibentuk dan diperkuat
melalui pendidikan, dan dapat dicapai dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Seorang individu dapat disebut berkarakter jika ia dapat masuk ke dalam nilai-nilai
dan kepercayaan masyarakat serta dapat dijadikan sebagai kekuatan moral dalam
dirinya. Kaitannya dengan sains adalah dapat membantu pembentukan kepribadian
di sekolah ketika guru mempraktikkan pembelajaran yang berpusat pada sains. Jika
dilaksanakan secara harmonis, karakter yang dapat dilatih dapat mengalami
peningkatan atau peningkatan melalui proses pembelajaran yang digunakan dari kelas
bawah ke kelas yang lebih tinggi Menurut (Siswa & Dasar, 1995)ada tiga aspek yang
dapat dikembangkan yaitu dengan proses pembelajaran IPA. Ketiga aspek tersebut
yaitu aspek kognitif, afektif serta psikomotorik. Aspek kognitif menyangkut masalah
peningkatan pengetahuan, kemampuan berfikir kritis, fakta atau logik dan kreatif,
keterampilan menganalisis kejadian –kejadian dan menyelesaikan masalah
menggunakan kaidah ilmiah (sains). Aspek afektif berhubungan dengan pengembangan
sikap dan nila-nilai. Dan yang terakhir adalah aspek Psikomotorik yang berhubungan
dengan keterampilan fisik yang mendukung untuk melakukan proses-proses
pengungkapan kejadian atau fenomena dan masalah alam. Revolusi spiritual yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga tertinggi negara kita bukan tanpa alasan, karena
krisis spiritual dalam segala aspeknya merupakan hal yang menyedihkan bagi
segelintir orang yang masih menghargainya. menghidupkan kembali cita-citanya
dengan revolusi spiritual dengan membangun mentalitas konotasi positif. Tidak hanya
itu, ia juga meyakini dan berharap pendidikan dapat mengubah psikologi negatif
bangsa, salah satunya melalui sistem pendidikan yaitu pembelajaran. Salah satunya di
bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) (Risamasu, 2016).SK Menteri Pendidikan Umum
Nomor 22 Tahun 2006 tentang SK dan KD menyebutkan bahwa IPA merupakan
mata pelajaran yang berkaitan dengan sistematika pengetahuan alam, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan body of knowledge, tetapi jugaproses penemuan serta berupa
fakta, konsep, dan prinsip.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dan diungkapkan dalam
makalah ini adalah :
1. Proses Pembelajaran IPA di SD Indonesia saat ini (Empiris)
2. Proses pembelajaran IPA di SD di negara lain saat ini (Empiris)
3. Melihat karakteristik PISA terkait asesmen pembelajaran IPA
4
C. MANFAAT
5
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
1
0