Anda di halaman 1dari 6

BAB I

Pendahuluan
Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan
keterbatasan produk yang dikembangkan. Semuanya akan dibahas secara rinci
sebagai berikut.
1.1 Latar Belakang Masalah
IPA merupakan singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam“ yang merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris “Natural Science”. Natural Science berarti alamiah
atau berhubungan dengan alam. IPA merupakan salahsatu cabang ilmu
pengetahuan yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup
harmonis dengan alam. Ilmu Penegtahuan Alam berkaitan dengan cara mencari
tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan (Depdiknas2006). Menurut Trianto (2010: 136) IPA atau ilmu
pengetahuan alam merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang
berasal dari bahasa Inggris yaitu science. Kata science berasal dari bahasa latin
scientia yang berarti saya tahu. Pemahaman konsep IPA diperoleh melalui suatu
proses dengan metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah yang nantinya akan
memperoleh suatu hasil atau produk. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science
dapat disebut sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam ini (Usman Samatowa 2016:3). Dari beberapa
pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli, Ilmu Pengetahuan Alam adalah
ilmu yang mempelajari tentang alam semesta dan isinya dan dalam pemerolehan
pengetahuan mengggunakan proses ilmiah dan metode yang ilmiah. Ilmu
pengetahuan Alam merupakan salahsatu mata pelajaran pokok dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia, termasuk dalam jenjang sekolah dasar.
Pembelajaran IPA di SD ditunjukan untuk memberi kesempatan peserta
didik memupuk rasa ingin tahu secara ilmiah., mengembangkan kemampuan
bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam yang berdasarkan bukti, serta
mengembangkan cara berfikir ilmiah. Adapun tujuan pembelajaran sains

1
2

disekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP,2006)


dimaksudkan untuk memperoleh keyakinan terhadapkebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya;
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;
mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan memuat keputusan; meningkatkan kesadaran untuk
berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;
meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan; serta memperoleh bekal pengetahuan, konsep
dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke SMP. Tujuan kurikuler
pembelajaran IPA (Usman Samatowa 2016 : 6) antara lain: (1.) Bahwa IPA
berfaedah bagi suatu bangsa, (2.) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat,
maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih/mengembangkan
kemampuan berfikir kritis, (3.) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan
yang dilakukakn sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran
yang bersifat hafalan belaka, (4.) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai
pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian abak secara keseluruhan.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA SD yang telah di uraikan,
terdapat aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran IPA di
SD di antaranya melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pembelajaran IPA dimulai dengan
memperhatikan konsepsi / pengetahuan awal peserta didik yang relevan dengan
apa yang akan dipelajari. Kemudian aktivitas pembelajaran dirancang menarik
dengan berbagai kegiatan nyata dengan alam yang mengutamakan keterlibatan
peserta didik, kegiatan pengalaman nyata dengan alam dapat dilakukan dikelas
atau laboratoruim dengan menggunakan alat bantu pembelajaran atau media
pembelajaran. Melalui kegiatan inilah, peserta didik diharapkan dapat
3

mengembangkan ketrampilan proses dan sikap ilmiah seperti mengamati,


mencoba, menyimpulkan hasil kegiatan dam mengkomunikasikan hasil kegiatan.
Hal yang bisa dilakukan guru dalam usaha untuk meningkatkan
ketrampilan proses dan sikap ilmah peserta didik diantaranya adalah penggunaan
media sebagai sarana pendukung dalam proses belajar mengajar. Menurut Syaiful
Bahri Djamarah dan Nana Syaodih ( 2010:122 ) mengatakan “ sebagai alat bantu,
media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran
“. Sedangkan Aristo Rahadi ( 2003:18), menuliskan menurut Kemp dan Dayton (
1985), selain itu alat praga atau media pembelajaran IPA dapat memiliki nilai
praktis antara lain :
Dapat menampilkan obyek yang telalu besar, yang tidak mungkin dibawa
ke dalam kelas, seperti bumi, bulan, dapat memperlambat gerakan yang terlalu
cepat dan mempercepat gerakan yang terlalu lambat, sehingga dapat memberi
kesempatan melakukan pengamatan, memungkinkan untuk menampilkan obyek
yang langka, sulit diamati atau yang berbahaya.Dengan adanya media
pembelajaran diharapkan peserta didik dapat meningkatkan hasil pembelajaran,
membangkitkan keinginan serta minat baru, membangkitkan motivasi rangsangan
kegiatan belajar, membantu keefektifan penyampaian pesan, meningkatkan
pemahaman, memudahkan penafsiran serta mendapatkan informasi.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di SD Negeri
Truko Troko 01 Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang menunjukan bahwa
pelaksanaan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA kelas 4 pada
kenyataanya belum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media
yang efektif, dimana dalam K.D 9.2 Mendiskripsikan posisi bulan dan
kenampakan bumi dari hari ke hari, media yang digunakan oleh guru hanya buku
dan LKS saja, sehingga peserta didik kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran, peserta didik belum dapat mengetahui letak – letak fase bulan. Hal
ini menyebabkan menurunya hasil belajar peserta didik pada pembelajaran ini.
Dilihat dari data hasil ulangan harian tentang mendiskripsikan letak fase
bulan pada mata pelajaran IPA Tahun ajaran 2016/2017 terdapat banyak peserta
didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang telah
4

ditetapkan yaitu 70. Dari jumlah keseluruhan 14 peserta didik yang telah lulus
KKM hanya 4 peserta didik ( 28,57%) dan yang tidak lulus KKM 10 peserta didik
( 71,43%).
Berdasarkan permasalahan yang terurai peneliti tergerak untuk
mengembangkan media pembelajaran berupa video animasi materi fase -fase
bulan dengan menggunkan pendekatan saintifik, sebagai alternatif yang menarik
untuk menambah penguasaan materi tentang fase – fase bulan kepada peserta
didik. Dengan harapan pengembangan video animasi fase-fase bulan dengan
pendekatan saintifik ini dapat menumbuhkan motivasi, minat belajar peserta didik
dan peserta didik dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil
belajar peserta didik dapat meningkat. Produk video yang dikembangkan berbeda
dengan video pembelajaran lain yang digunakan sebagai media pembelajaran.
video pembelajaran yang sebelumnya hanya memuat substansi materi
pembelajaran dan tidak disertai kegiatan pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik berfikir aktif dalam pembelajaran. Dalam video pembelajaran ini
terdapat latihan soal yang dapat melatih daya pikir peserta didik. Berbeda dengan
video pembelajaran yang ada sebelumnya yang tidak memuat latihan soal. . Hasil
penelitian yang relevan atau hampir sama dengan penelitian ini yaitu : “
Pengembangan Media Video Pembelajaran Berbasis Masalah Materi Pecahan
Pada Peserta didik Kelas IV Sekolah Dasar “ oleh: Wanda Ari Rebowo. Penelitian
ini mengembangkan pembelajaran video dengan pembelajaran berbasis masalah
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan guru, serta mengetahui kenaikan
hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran video
pembelajaran berbasis masalah. Penelitian yang dilakukan digolongkan kedalam
jenis penelitian dan pengembangan pendidikan modifikasi gall & Borg.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah terurai, maka dalam penelitian
ini dikemukakan rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran video animasi materi fase-
fase bulan dengan pendekatan saintifik untuk peserta didik kelas 4 SD ?
5

2. Apakah media pembelajaran video animasi materi fase-fase bulan dengan


pendekatan saintifik untuk peserta didik kelas 4 SD valid?
3. Apakah media pembelajaran video animasi materi fase-fase bulan dengan
pendekatan saintifik untuk peserta didik kelas 4 SD efektif?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara mengembangkan media pembelajaran video animasi materi
fase-fase bulan dengan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran
peserta didik kelas 4 SD.
2. Mengetahui kevalidan media pembelajaran video animasi materi fase-fase
bulan dengan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran peserta didik
kelas 4 SD.
3. Mengetahui keefektifan media pembelajaran video animasi materi fase-fase
bulan dengan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran peserta didik
kelas 4 SD.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian pengembangan media pembelajaran video animasi materi fase-
fase bulan dengan pendekatan saintifik ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan kajian untuk mengembangkan materi pembelajaran dalam bentuk media
video animasi fase-fase bulan di SD yang valid, efektif dan praktis, khususnya
dalam mata pelajaran IPA.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Peserta didik :
Media pembelajaran video animasi materi fase-fase bulan ini diharapkan
dapat menjadi bahan ajar tambahan (suplemen) bagi peserta didik dalam
mempelajari materi yang terdapat pada isi video fase – fase bulan. Kegiatan
pembelajaran dirancang untuk meningkatkan minat belajar peserta didik dan
keaktifan peserta didik dengan menerapkan pendekatan saintifik. Penambahan
karakter dalam video memungkinkan peserta didik dalam memahami materi.
6

2. Bagi Guru :
Video pembelajaran yang dikembangkan dapat dijadikan media tambahan
guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Hasil pengembangan video
pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam mata pelajaran IPA.
Guru juga mendapat informasi baru dalam pembelajaran sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan.
Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ini memiliki
spesifikasi sebagai berikut :
1. Produk yang dikembangkan adalah video animasi fase-fase bulan dengan
pendekatan saintifik.
2. Muatan video pembelajaran ini adalah materi KD 9.2 Mendeskripsikan posisi
bulan dan kenampakan bumi dari hari-kehari dengan kegiatan pembelajran
meneceritakan fase-fase bulan.
3. Kompetensi yang hendak dicapai ialah mengetahui perubahan kenampakan
permukaan bumi dn benda langit.
1.6 Keterbatasan Produk yang Dikembangkan
Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ini memiliki
keterbatasan sebagai berikut :
1. Biaya pengembangan bahan tinggi dan memerlukan waktu yang relatif lama.
2. Sekolah yang menggunakan media ini harus memiliki fasilitas ICT yang
memadai.
3. Memerlukan organisasi kegiatan belajar yang baik karena membutuhkan
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai