Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembelajaran IPA SD merupakan pondasi awal dalam menciptakan

siswa-siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah.

Pembelajaran IPA diarahkan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya merupakan penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan pembentukan sikap ilmiah,

(Tirsinawati, 2013). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang

mempelajari alam semesta dengan cara pengamatan yang dilakukan oleh

manusia melalui pengalaman secara langsung, dengan prosedur yang tepat, dan

kesimpulan yang benar (Safitri, dkk 2013)

Mata pelajaran IPA SD memiliki beberapa tujuan yaitu : 1.)

memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, 2.)mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3.)mengembangkan rasa ingin tahu,

sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat,

4.)mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan, 5.)meningkatkan kesadaran

untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan

1
2

alam, 6.)meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, 7.) memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan dari SD ke SMP/MTs, (Trisnawati, 2013: 69). Beberapa tujuan bisa

tercapai jika pembelajaran IPA di SD bisa berjalan dengan baik dan

menyenangkan. Baik dalam hal guru menyampaikan materi kepada siswa dan

menyenangkan dengan adanya berbagai inovasi dalam melakukan proses

pembelajaran.

Pembelajaran IPA SD merupakan suatu materi yang harus dipelajari

oleh siswa. Materi IPA yang diberikan kepada siswa mencakup segala sesuatu

yang ada dilingkungan sekitar seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Ruang

lingkup materi IPA di Sekolah Dasar yaitu: 1.) makhluk hidup dan proses

kehidupan, 2.) benda / materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat

dan gas, 3.) energi dan perubahannya, 4.) bumi dan alam semesta, (Asy’ari,

2006: 24). Materi IPA pada kelas 5 SD mencakup : 1.) organ tubuh manusia

dan hewan, 2.) tumbuhan hijau, 3.) adaptasi makhluk hidup, 4.) benda dan

sifatnya, 5.) gaya dan pengaruhnya serta pesawat sederhana, 6.) cahaya dan

sifat-sifatnya, 7.) bumi dan alam semesta, (Indriati, 2010). IPA merupakan

salah satu mata pelajaran yang penting karena siswa belajar tentang lingkungan

yang ada disekitar mereka. Bumi dan Alam semesta yang mencakup

Pembentukan Tanah sangat penting untuk dipelajari oleh siswa. Materi proses

Pembentukan Tanah termasuk dalam ruang lingkup pemahaman konsep dan

penerapan mata pelajaran IPA, dimana pada materi proses pembentukan tanah
3

ini diharapkan siswa mampu memahami arti dari konsep, situasi, serta fakta

yang diketahuinya dengan benar. Menanamkan sikap ilmiah dalam

pembelajaran IPA penting, dengan itu pembelajaran dapat berjalan dengan

sempurna Akibatnya pembelajaran dilakukan dengan cara yang sama yakni

menggunakan metode ceramah dan media pembelajaran yang masih terbatas

pada gambar pada buku LKS. IPA penting diberikan kepada siswa sejak dini

karena pembelajaran ini mampu membuat siswa berfikir kritis dan objektif,

(Samatowa, 2011: 4) menyatakan bahwa, perlunya IPA diajarkan di Sekolah

Dasar adalah, 1.) bahwa IPA berfaedah bagi suau bangsa, 2.) bila IPA diajarkan

dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang

memberikan kesempatan berfikir kritis, 3.) bila IPA diajarkan melalui

percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA bukanlah

mata pelajaran bersifat hafalan belaka, 4.) memiliki nilai-nilai pendidikan yang

dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

Pada kenyataannya di Sekolah Dasar Girimoyo 02 materi IPA diajarkan

secara hafalan. Akibatnya pembelajaran dilakukan dengan cara yang sama

yakni menggunakan metode ceramah dan media pembelajaran yang masih

terbatas pada gambar pada buku LKS. Berdasarkan wawancara yang telah

penulis lakukan kepada guru dan beberapa siswa di SD Negeri Girimoyo 02

pada tanggal 26 Oktober 2017. Guru kelas 5 mengatakan bahwa kesulitan

dalam materi Pembentukan Tanah siswa tidak bisa membedakan antara batu-

batu yang ada dalam materi dan kesulitan lainnya tertuju pada kebutuhan media

untuk mencocokan dengan materi. Media yang diberikan pada siswa pada saat
4

mata pelajaran Pembentukan Tanah guru hanya menyiapkan gambar yang ada

pada LKS, gambar ini sangat sulit dipahami oleh siswa karena kurang

menariknya gambar dan minimnya gambar yang disediakan. Pada materi

Pembentukan Tanah dalam wawancara kepada salah satu siswa di kelas 5.

Menurut siswa IPA dianggap pelajaran sulit, terutama dalam memahami materi

yang bersifat hafalan. Pada materi siswa sulit mengingat materi yang diberikan.

Jadi sangat disayangkan jika mata pelajaran IPA menjadi salah satu mata

pelajaran yang tidak disukai oleh siswa. Maka dari itu guru harus bisa

mensiasati agar siswa tetap bisa memahami dan menyukai mata pelajaran IPA,

salah satu yang dapat digunakan yaitu dengan cara memberikan sebuah media

pembelajaran kepada siswa.

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran yaitu media visual diam atau yang biasa disebut dengan gambar.

Media visual diam ini dikemas menjadi lebih baik dan menarik agar tidak hanya

memberi gambar seperti pada umumnya. Media gambar bisa dimodifikasi

dengan berbagai cara sehingga membentuk sebuah media yang lebih menarik

tidak hanya berupa gambar saja. Guru harus bisa memodifikasi, menambah

agar gambar menjadi bentuk yang kreatif. Media dimodifikasi agar membuat

siswa lebih tertarik seperti media scrapbook. Maka dengan itu media ini

dikemas secara kreatif dengan “scrapbook atau buku tempel”. Media ini cocok

digunakan karena dengan adanya gambar-gambar yang cukup menarik

membuat siswa bisa lebih memahami isi materi pelajaran Pembentukan Tanah.

Selain itu dengan menggunakan buku scrapbook dapat mengasah keterampilan


5

siswa dengan baik karena media scrapbook ini cocok digunakan untuk kelas

tinggi. Buku tempel atau yang biasa disebut scrapbook dapat menambah siswa

menjadi lebih tertarik dalam melakukan proses belajar mengajar. Menurut

Siradjuddin, (2014:3) atau buku temple adalah sekumpulan memorabilia,

narasi, puisi, quote, cerita, kliping, catatan, foto, tiket, bon pembayaran, dll,

yang disusun dan dirangkai dalam sebuah album atau hand-made book. Salah

satu upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran IPA yang tidak berupa

hafalan pada siswa kelas 5 SD Negeri 02 Girimoyo, Kecamatan Karangploso,

Kabupaten Malang yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang

sesuai dengan materi pembelajaran.

Media ini juga diberikan kepada siswa-siswa di sekolah-sekolah lain

seperti pada tahun Ariayani (2014) Mengembangkan Media Buku Tempel

(Scrapbook) Mata Pelajaran IPS Untuk Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar. Hasil

penelitian pengembangan media peta budaya Indonesia pada mata pelajaran

ilmu pengetahuan sosial bagi siswa kelas IV SD Negeri Rejosari menggunakan

9 langkah yang diadaptasi dari Borg and Gall. Pengembangan media peta

budaya Indonesia pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial telah

memenuhi kategori layak menurut hasil validasi ahli materi, ahli media, serta

uji coba. Hasil penelitian menunjukkan penilaian dari ahli materi memperoleh

kategori sangat layak (rata-rata 4,5) dan penilaian dari ahli media memperoleh

kategori sangat layak (rata-rata 4). Hasil penilaian pada uji coba lapangan awal

memperoleh kategori layak (rata-rata 0,93), hasil uji coba lapangan


6

memperoleh kategori layak (rata-rata 0,92), dan hasil uji pelaksanaan lapangan

memperoleh kategori layak (rata-rata 0,99).

Meidiyanti (2017) melakukan penelitian tentang Pengembangan Media

Scrapbook Subtema Komponen Ekosistem Untuk Kelas V Sekolah Dasar di

SDN Bunulrejo 5 Malang. Media yang digunakan yaitu media scrapbook yang

terpusat pada tematik kelas 5 tema 8 “Ekosistem” subtema 1 “Komponen

Ekosistem”, pembelajaran 1, 2, dan 5. Media scrapbook yang dikembangkan

berupa buku tempel. Hasil analisis data yang diperoleh dari uji coba lapangan

rata-rata presentase ahli media 94,7% “termasuk kriteria sangat layak, dapat

digunakan, dan tanpa revisi”, rata-rata presentase ahli materi 95% “termasuk

kriteria sangat layak, dapat digunakan, dan tanpa revisi”, rata-rata presentase

ahli pengguna guru 97,2% dan ahli pengguna siswa 91,5% “termasuk kriteria

sangat layak, dapat digunakan, dan tanpa revisi”, rata-rata persentase pre test

42,91% dan post test 90,41%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan

bahwa media scrapbook efektif dan layak digunakan dalam pembelajaran.

Melihat fakta diatas penulis tertarik untuk melakukan pengembangan

media scrapbook pada mata pelajaran IPA pada Bab Pembentukan Tanah.

Media ini digunakan pada siswa kelas 5 SDN Girimoyo 02 Karangploso

Malang dengan dibatasi atau terfokus pada mata pelajaran Pembentukan Tanah

pada kelas 5 Sekolah Dasar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan media scrapbook pada pembelajaran IPA SD materi

Pembentukan Tanah untuk siswa kelas 5?


7

2. Bagaimana respon siswa kelas 5 terhadap pembelajaran IPA SD materi

Pembentukan Tanah dengan menggunakan media scrapbook?

3. Bagaimana kelayakan media scrapbook pada pembelajaran IPA SD materi

pembentukan tanah untuk siswa kelas 5?

C. Tujuan Penelitian & Pengembangan

1. Mengetahui pengembangan media scrapbook pada pembelajaran IPA SD

materi Pembentukan Tanah untuk siswa kelas 5.

2. Mengetahui respon siswa kelas 5 terhadap pembelajaran IPA SD materi

Pembentukan Tanah dengan menggunakan media scrapbook.

3. Mengetahui kelayakan media scrapbook pada pembelajaran IPA SD materi

pembentukan tanah untuk siswa kelas 5.

D. Spesifikasi Produk Media Pembelajaran yang Diharapkan

Produk media pembelajaran scrapbook yang dihasilkan dalam

penelitian dan pengembangan media pembelajaran scrapbook pada mata

pelajaran IPA materi Pembentukan Tanah kelas 5 SD memiliki spesifikasi

sebagai sebagai berikut:

Konten :

1. Mapel : IPA Kelas 5 Sekolah Dasar

2. Materi : Proses Pembentukan Tanah

3. SK : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan

penggunaan sumber daya alam

4. KD : 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan


8

Konstruk :

1. Seperti pada buku umumnya berukuran A4

2. Gambar menyesuaikan materi tentang pembentukan tanah

3. Terdapat tulisan “Media Scrapbook Pembentukan Tanah untuk Siswa Kelas 5

Sekolah Dasar”

4. Gambar-gambar dalam scrapbook ini merupakan gambar batu-batuan sesuai

dengan materi.

5. Pada produk media scrapbook ini terdapat beberapa gambar didalamnya sesuai

dengan materi Pembentukan Tanah.

6. Gambar-gambar diberikan penjelasan sesuai dengan gambar batu itu. Jadi siswa

bisa melihat contoh gambarnya dan penjelasannya dengan jelas.

7. Didalam scrapbook juga akan dijelaskan tentang pelapukan-pelapukan dengan

jelas disertai gambar yang menarik yang menjelaskan tentang terbentuknya

tanah.

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

1. Untuk Mahasiswa

Memberikan pengalaman mengenai pengembangan media scrapbook

yang dapat membantu siswa memahami materi IPA tentang pembentukan tanah

serta memberikan wawasan bagaimana menciptakan pembelajaran yang

inovatif melalui media pembelajaran.

2. Untuk Guru
9

Mendapatkan wawasan mengenai pengembangan media pembelajaran

tentang pembentukan tanah, sehingga dapat membuat atau mengembangkan

sendiri media pembelajaran untuk mendukung pembelajaran yang inovatif.

3. Untuk Siswa

Mendapatkan pengalaman belajar tentang pembentukan tanah

menggunakan media scrapbook. Siswa juga dapat mengatasi kesulitan yang

berkaitan dengan bagian-bagian pembentukan tanah melalui pembelajaran

yang menyenangkan menggunakan media pembelajaran.

4. Untuk Sekolah

Mendapatkan wawasan yang luas mengenai pengembangan media

scrapbook untuk mata pelajaran IPA sehingga dapat mempertimbangkan untuk

membuat atau mengembangkan media scrapbook.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan

1. Asumsi Pengembangan

Media pembelajaran dikembangkan dengan beberapa asumsi, yaitu :

1. Siswa memiliki kemampuan memahami konsep pelajaran apabila

menggunakan media yang lebih menarik, dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

2. Guru dapat menggunakan media pembelajaran ketika kurangnya media

yang tersedia untuk materi pembentukan tanah.


10

3. Guru dapat menggunakan media pembelajaran ketika siswa tidak dapat

memahami materi proses pembentukan tanah dengan baik.

4. Siswa dapat menerima materi dengan baik jika dibantu dengan adanya

sebuah media pembelajaran.

5. Siswa lebih cepat menangkap materi dengan adanya media.

6. Guru terbantu dalam menjelaskan materi dengan sebuah media.

2. Keterbatasan Penelitian & Pengembangan

Agar pembahasan tidak meluas, peneliti membatasi ruang lingkup

berdasarkan masalah yang ditemui di lapangan.

1. Uji coba hanya dilakukan pada 1 sekolah yaitu SD Negeri Girimoyo 02

Kabupaten Malang.

2. Berfokus pada mata pelajaran IPA.

3. Materi Proses Pembentukan Tanah pada kelas 5 Semester 2 Tahun ajaran

2018/2019.

G. Definisi Operasional

1. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan

belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar

secara efisien dan efektif.

2. Media pembelajaran scrapbook adalah sekumpulan memorabilia, narasi, puisi,

quote, cerita, kliping, catatan, foto, tiket, bon pembayaran, dll, yang disusun

dan dirangkai dalam sebuah album atau hand-made book.


11

3. IPA adalah pengetahuan yang mempelajari alam semesta dengan cara

pengamatan yang dilakukan oleh manusia melalui pengalaman secara langsung,

dengan prosedur yang tepat, dan kesimpulan yang benar.

4. Proses pembentukan tanah adalah merupakan hasil dari pelapukan yang terjadi

pada batuan. Pelapukan adalah hancurnya batuan dari gumpalan atau ukuran

besarmenjadi butiran yang kecil, sampai menjadi sangat halus (menjadi tanah).

Pelapukan dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu pelapukan mekanik, pelapukan

kimiawi, dan pelapukan biologi.

5. Kelayakan produk pada penelitian ini mencakup pada uji coba pembentukan

kelompok satu-satu diambil 2-3 siswa, kelompok kecil yang terbentuk 9 siswa

dan kelompok besar 15-30 siswa. Karakteristik siswa yang dibutuhkan ketiga

pembagian kelompok berkemampuan rata-rata, diatas sedang, dan dibawah

sedang.

Anda mungkin juga menyukai