Anda di halaman 1dari 6

~ Mimbar Sekolah Dasar, Volume 1 Nomor 1 April 2014, (hal.

65-70) ~

PENGEMBANGAN MEDIA GAYANGHETUM (GAMBAR WAYANG HEWAN


DAN TUMBUHAN) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRASI
KELAS IV SD

1) Rizki Oktavianti1, 2) Agus Wiyanto

1Program Studi PGSD IKIP PGRI Semarang


Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang
Email: AgusWiyanto7@gmail.com

ABSTRACT
Lack of concentration learned in grade IV Elementary School N 01 Tegorejo due to the learning process is
still given over monotonous so easily bored students in learning activities, and the lack of use of the
environment as a medium of learning were encountered in the learning process. An environment where
learning can simultaneously be used as a study material which has many benefits. Management and
efficient utilization of the environment can produce a product that teaching has a high educational level.
Based on these problems GAYANGHETUM media can be used as an alternative to learning. This type of
research is the Research and Development is the development of instructional media. Media
GAYANGHETUM is the development of an effective puppet media for use in learning. Analysis of test
media expert GAYANGHETUM feasibility level by 90%, feasibility of matter 88.33%, and 91.48% was
obtained from a questionnaire students who agree GAYANGHETUM media used in the study.
Keywords: media gayanghetum, integrated thematic learning, class IV semester 1 elementary school.

ABSTRAK
Kurangnya konsentrasi belajar pada siswa kelas IV SD N 01 Tegorejo disebabkan proses pembelajaran
yang diberikan selama ini masih bersifat monoton sehingga siswa mudah merasa jenuh dalam melakukan
kegiatan pembelajaran, serta kurangnya pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran
merupakan hal yang dijumpai dalam proses pembelajaran. Lingkungan merupakan tempat belajar
sekaligus dapat dijadikan suatu bahan belajar yang memiliki banyak manfaat. Pengelolaan dan
pemanfaatan lingkungan dengan efisien dapat menghasilkan suatu produk pengajaran yang memiliki
tingkat edukasi yang tinggi. Berdasarkan permasalahan tersebut media GAYANGHETUM dapat
dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran. Jenis penelitan ini adalah Research and Development
berupa pengembangan media pembelajaran. Media GAYANGHETUM merupakan pengembangan dari
media wayang yang efektif untuk digunakan dalam pembelajaran. Analisis uji ahli tingkat kelayakan
media GAYANGHETUM sebesar 90%, kelayakan materi 88,33%, serta 91,48% diperoleh dari angket
siswa yang menyatakan setuju media GAYANGHETUM digunakan dalam pembelajaran.

Kata kunci: media gayanghetum, pembelajaran tematik terintegrasi, kelas IV semester 1 SD.

PENDAHULUAN ~ Pada hakikatnya belajar suatu produk pengajaran yang memiliki tingkat
adalah suatu kegiatan berfikir dan berbuat, oleh edukasi yang tinggi. Namun, fenomena kurang
karena itu siswa harus turut terlibat dalam memanfaatkan fasilitas dan lingkungan sering
proses pembelajaran sehingga terjadi interaksi terjadi di sekolah, para guru pada umumnya
yang melibatkan beberapa komponen yang salah melakukan proses belajar dikelas dengan
satunya adalah interaksi dengan lingkungan pemberian materi-materi secara abstrak yang
(Hamalik, 2008: 139). Lingkungan merupakan tidak diperbanyak dengan interaksi. Jika diamati,
suatu bahan belajar yang memiliki banyak banyak sekali lingkungan sekitar sekolah yang
manfaat. Pengelolaan dan pemanfaatan dapat dimanfaatkan misalnya pohon, tiang
lingkungan dengan efisien dapat menghasilkan bendera, bahan-bahan bekas, dan sebagainya.

Publikasi Online: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar/ ~ 65 ~


~ Rizki Oktavianti & Agus Wiyanto, Pengembangan Media Gayanghetum ~

Objek-objek tersebut dapat dimanfaatkan oleh Sesuai dengan teori Peaget dan subtema pada
guru sebagai kegiatan untuk memecahkan suatu pembelajaran satu yang membahas tentang
masalah dan untuk tercapainya kemampuan lingkungan yang ada di sekitar, seorang guru
berkomunikasi sehingga dengan demikian yang berperan sebagai tenaga pendidik harus
kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik mampu membuat suatu media kongkrit yang
dapat tercapai. dikemas secara menarik untuk menstimulasi
Faktor yang juga berpengaruh terhadap siswa agar tertarik dan bersemangat dalam
keberhasilan pembelajaran adalah media mengikuti dan memahami materi yang
pembelajaran yang di gunakan oleh guru dalam disampaikan guru.
proses pembelajarannya, karena media Media yang akan digunakan untuk
pembelajaran merupakan perantara atau pembelajaran tidak harus berupa media yang
pengantar terjadinya komunikasi yang baik dan memiliki nilai nominal yang tinggi. Berdasarkan
menyenangkan antara guru dengan siswanya. tema yang penulis pilih, pemanfaatan
Semangat belajar siswa akan muncul ketika lingkungan yang ada dapat dimanfaatkan
suasana begitu menyenangkan dan belajar akan sebagai media pembelajaran yang efektif, salah
efektif bila seseorang dalam keadaan gembira satunya dengan menciptakan media wayang
dalam belajar. Kemampuan guru dalam dengan menggunakan bahan/barang bekas yang
merancang dan menerapkan media ada dilingkungan sekitar.
pembelajaranlah yang merupakan kunci dari Media wayang merupakan media yang
keberhasilan proses pembelajaran yang menarik untuk digunakan dalam proses
menyenangkan. pembelajaran. Selain untuk mengajarkan tentang
Menurut hasil wawancara dengan guru kelas kebudayaan Indonesia media wayang dapat
IV SD N 01 Tegorejo yaitu Sudjiati S.Pd, dikembangkan menjadi media pembelajaran
konsentrasi siswa pada pembelajaran hanya yang disesuaikan dengan materi pembelajaran
sepuluh hingga lima belas menit pada awal yang akan dipelajari. Pada dasarnya masyarakat
materi pembelajaran. Khususnya, pada materi mengenal wayang hanya dalam cerita atau
kelas IV Kurikulum 2013 tema III yaitu Peduli legenda dari Jawa. Namun dengan
Terhadap Makhluk Hidup sub tema I Hewan perkembangan zaman wayang dapat digunakan
dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku, mata sebagai media yang edukatif dan efektif dalam
pelajaran IPS, IPA, Matematika, SBdP, dengan pembelajaran dengan kemasan yang berbeda dan
rincian sebagai berikut: pada sub tema ini menarik minat belajar siswa. Media wayang
seluruh mata pelajaran menggunakan KI 3. dapat diciptakan dengan bahan-bahan yang
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mudah. Anafi seorang mahasiswa Universitas
mengamati dan mencoba (mendengar, melihat, Negeri Yogyakarta menggunakan media wayang
membaca) serta menanya berdasarkan rasa ingin boneka sebagai media bantu dalam pembelajaran
tahusecara kritis tentang dirinya, makhluk Bahasa Indonesia (Anafi, 2012). Selain itu,
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda- (Haritz, 2011) menyatakan bahwa “sebenarnya
benda yang dijumpainya dirumah, sekolah, dan media pewayangan tidak harus terikat dalam
tempat bermain, dengan dilengkapi, IPS KD 3.5. satu sifat materi pelajaran itu sendiri. Artinya,
Memahami manusia dalam dinamika interaksi seorang guru tidak mengajar hanya disesuaikan
dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan dengan materi pembelajaran satu saja, akan
ekonomi, IPA KD 3.1 Menjelaskan bentuk luar tetapi juga implikatif digunakan untuk materi
tubuh hewan dan tumbuhan dan fungsinya, pelajaran yang lain.”
Matematika KD 3.1 Mengenal konsep pecahan Berdasarkan materi yang diteliti oleh peneliti,
senilai dan melakukan operasi hitung pecahan yaitu dengan materi Hewan dan Tumbuhan di
menggunakan benda kongkret/gambar, SBdP Lingkungan Rumahku, peneliti mengemas media
(Seni Budaya dan Prakarya) KD 3.2 Mengenal wayang dengan media baru yaitu dengan nama
gambar alam, benda, dan kolase. Konsentrasi GAYANGHETUM (Gambar Wayang dan Hewan
belajar siswa yang hanya sepuluh hingga lima Tumbuhan). Media GAYANGHETUM ini
belas menit itulah yang menyebabkan hasil mencakup segala aspek yang terdapat dalam
belajar siswa rendah (Kemendikbud, 2013). pembelajaran, tidak hanya terfokus pada

~ 66 ~ Publikasi Online: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar/


~ Mimbar Sekolah Dasar, Volume 1 Nomor 1 April 2014, (hal. 65-70) ~

pembelajaran IPA saja, namun di dalam media media pembelajaran. Menurut Ruiz, (2009) dalam
ini terdapat suatu kegiatan bercerita, (Asyhar, 2012:13) bahwa “Papan tulis yang
menghitung, membutuhkan aktifitas fisik siswa, digunakan guru untuk menyampaikan informasi
dan interaksi antar siswa. kepada peserta didik, disebut alat peraga,
Untuk membatasi kajian, maka peneliti sedangkan apa yang disampaikan pada papan
merumuskannya ke dalam dua pertanyaan tulis berupa gambar, teks, dan sejenisnya adalah
berikut: media. Sedangkan menurut Sanaky (Asyhar,
1. Bagaimanakah pengembangan Media 2012:13) menyatakan bahwa “Papan tulis yang
GAYANGHETUM (Gambar Wayang Hewan sejatinya merupakan alat pembelajaran, baru bisa
dan Tumbuhan) pada pembelajaran tematik dikatakan sebagai suatu mdia pembelajaran jika
terintegrasi kelas IV semester I? sudah secara definitif digunakan
2. Apakah Media GAYANGHETUM (Gambar untukmenyampaikan pesan dan informasi.
Wayang Hewan dan Tumbuhan) efektif Media pembelajaran memiliki manfaat dan
digunakan pada pembelajaran tematik fungsi penting dalam proses kegiatan
terintegrasi kelas IV semester I? pembelajaran. Menurut Hamalik dikutip
(Arsyad, 2011:19) mengemukakan bahwa
Pengembangan “pemakaian media pembelajaran dalam proses
Pengembangan didefinisikan sebagai aplikasi belajar mengajar dapat membangkitkan
sistematis dari pengetahuan atau pemahaman, keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
diarahkan pada produksi bahan yang motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bermanfaat, perangkat, dan sistem atau metode, membawa pengaruh-pengaruh psikologis
termasuk desain, pengembangan dan terhadap siswa”. Penggunaan media
peningkatan prioritas, serta proses baru untuk pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran
memenuhi persyaratan tertentu (Putra, 2012: 70). akan sangat membantu keefektifan proses
“Metode penelitian dan pengembangan atau pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
dalam bahasa Inggrisnya Reasearch and pelajaran saat itu. Sedangkan manfaat media
Development adalah metode penelitian yang dalam proses belajar mengajar antara lain:
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu 1. Dapat memperjelas penyajian pesan dan
dan menguji keefektifan produk tersebut”. informasi sehingga dapat memperlancar dan
(Sugiyono, 2010: 407). meningkatkan proses dan hasil belajar
“Pengembangan pembelajaran adalah suatu 2. Dapat meningkatkan dan mengarahkan
proses mendesain pembelajaran secara logis dan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan
sistematis dalam rangka untuk menetapkan motivasi belajar.
segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam Menurut Sudjana dan Rivai dikutip (Arsyad,
proses kegiatan belajar dengan memperhatikan 2011:28) mengemukakan manfaat media
potensi dan kompetensi siswa.” (Rahmawati, pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu;
2006) 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian
Pengembangan dalam pembelajaran siswa sehingga dapat menumbuhkan
diperlukan agar proses dalam pembelajaran motivasi belajar
terdapat suatu variasi yang baru dengan 2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas
menghasilkan suatu produk yang dapat maknanya sehnga dapat lebih dipahami oleh
menunjang dalam kegiatan pembelajaran siswa dan memungkinkannya menguasai dan
tersebut. mencapai tujuan pembelajaran
3. Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak
Media Pembelajaran semata-mata komunikasi verbal melalui
Media pembelajaran dengan alat peraga penuturan kata-kata ole guru, sehingga siswa
pembelajaran memiliki banyak persamaan, tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
keduanya berfungsi memudahkan siswa untuk apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam
memahami materi belajar. Namun para ahli mata pelajaran
memberikan beberapa pendapat tentang 4. Siswa dapat lebih banyak melakukan
perbedaan antara alat peraga pembelajaran dan kegiatan belajar sebab tidak hanya

Publikasi Online: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar/ ~ 67 ~


~ Rizki Oktavianti & Agus Wiyanto, Pengembangan Media Gayanghetum ~

mendengarkan uraian guru, tetapi juga adalah hewan dan tumbuhan dengan alur cerita
aktivitas lain sepeti mengamati, melakukan, yang berbeda yang dikemas sesuai dengan
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain- kebutuhan materi pembelajaran yang akan
lain. diajarkan.
Berdasarkan ungkapan dari para ahli
tersebut, dapat disimpulkan bahwa media METODE
pembelajaran memiliki fungsi dan manfaat bagi Jenis penelitian yang digunakan peneliti
siswa dan guru untuk terciptanya proses adalah penelitian dan pengembangan (Research
kegiatan belajar mengajar yang optimal. and Development) dengan subjek siswa SD kelas
IV SD N 01 tegorejo yang dilaksanakan pada
Wayang dan Media Wayang bulan Januari 2014. Jenis penelitian dan
Wayang sering dipandang sebagai suatu hal pengembangan dipilih oleh peneliti, karena
yang kuno, yang tidak mudah dipahami oleh peneliti mengembangkan produk berupa media
banyak orang. Khususnya siswa-siswa sekolah pembelajaran. Media pembelajaran yang
dasar yang pada masa-masa ini sudah jarang digunakan peneliti ini merupakan media
menjumpai suatu kontes atau pertunjukan pengembangan dari media wayang yang sudah
wayang tradisional, mereka lebih mengenal ada. Prosedur pengembangan Media
cerita-cerita yang dikemas secara modern. GAYANGHETUM menggunakan Media ADDIE
Namun dengan seiring perkembangan jaman (Analysis, Design, Development, Implementation,
wayang sering ditampilkan dengan berbagai Evaluation).
bahasa dan tidak hanya berpatokan dengan Penelitian dan pengembangan ini
cerita atau legenda dari jawa. menggunakan dua teknik analisis data yaitu
Wayang merupakan inovasi baru untuk teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis
pendidikan, yaitu digunakan sebagai media deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini, data
pembelajaran yang menyenangkan. Para guru kualitafif berupa komentar dan saran perbaikan
mulai kreatif dalam menciptakan suatu media- produk dari ahli media pembelajaran dan ahli
media baru untuk menunjang keberhasilan materi pembelajaran bidang studi yang nantinya
dalam pembelajaran dan mendapat suatu akan dideskriptifkan secara deskriptif kualitatif
tanggapan yang baik dari siswa. Wayang dapat untuk merevisi produk yang dikembangkan.
dijadikan suatu alternatif bagi guru sebagai Sedangkan data kuantitatif, yaitu data berupa
suatu media untuk meningkatkan minat dan skor penilaian ahli media pembelajaran, ahli
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran yang materi pembelajaran bidang studi yang berupa
akan dilaksanakan. pengisian lembar angket.
Pengumpulan data dengan angket, yakni
GAYANGHETUM (Gambar Wayang Hewan dan dengan cara pengumpulan data dengan
Tumbuhan) menggunakan daftar pertanyaan yang telah
Media GAYANGHETUM merupakan disiapkan agar responden mampu mengisi
pengembangan media yang dikemas sebagai jawaban dengan cepat dan mudah. Data yang
media pembelajaran berbentuk media gambar digunakan untuk menguji validitas materi dan
dengan menggabungkan antara permainan media menggunakan data angket dengan
warna dengan teknik kolase yang digunakan validator memberikan tanda centang pada kolom
pada siswa SD kelas IV berbasis tematik pilihan, selain itu validator juga menulis
terintegrasi. Media GAYANGHETUM berbentuk komentar-komentar tentang kekurangan pada
hewan dan tumbuhan. Biasanya jika mendengar materi ataupun media yang diujikan. Hal ini
kata wayang yang terlintas dalam pikiran itu bertujuan agar materi atau media dapat
adalah sebuah tokoh pewayangan yang berasal disempurnakan. Angket juga digunakan untuk
dari suatu cerita atau legenda daerah. Namun mengukur ketertarikan siswa pada media
dengan GAYANGHETUM masyarakat GAYANGHETUM, karena menggunakan angket,
khususnya para siswa dikenalkan sebuah hal siswa diminta untuk memberikan tanda silang
baru yaitu tentang wayang yang digunakan pada pilihan jawaban angket yang telah
sebagai media pembelajaran yang lakonnya disediakan.

~ 68 ~ Publikasi Online: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar/


~ Mimbar Sekolah Dasar, Volume 1 Nomor 1 April 2014, (hal. 65-70) ~

Analisis data yang digunakan untuk Hasil Pengembangan Media GAYANGHETUM


mengolah data perolehan dari angket validasi Media GAYANGHETUM ini dikembangkan
produk pengembangan bersifat deskriptif berdasarkan langkah-langkah penelitian dan
kuantitatif dan deskripif kualitatif. Data kualitatif pengembangan (research and development).
berupa komentar dan saran mengenai Media Metode penelitian dan pengembangan adalah
GAYANGHETUM akan diinterpretasikan peneliti metode yang digunakan untuk menghasilkan
dalam bentuk penjelasan atau narasi, sedangkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
data kuantitatif dari tiap-tiap item instrumen tersebut. Prosedur pengembangan menggunakan
dihitung dengan menggunakan distribusi ADDIE yaitu analisis, desain, pengembangan,
frekuensi kemudian dijelaskan dalam bentuk implementasi, evaluation.
kalimat. Menurut (Riduwan, 2010:66) “kegunaan Desain yang digunakan dalam Media
data yang masuk dalam distribusi frekuensi GAYANGHETUM dikembangkan dari wayang
adalah untuk memudahkan data dalam tradisonal jawa yang digunakan sebagai media
penyajian, mudah dipahami dan mudah dibaca pembelajaran serta penggunaan wayang boneka
sebagai bahan informasi”. sebagai media bantu pembelajaran. Wayang
Distribusi frekuensi yang digunakan peneliti digunakan sebagai media pembelajaran dengan
adalah distribusi frekuensi kategori. (Riduwan, berfokus pada satu mata pelajaran. Pada
2010:66) mengatakan “distribusi frekuensi pengembangan penelitian ini media wayang
kategori ialah distribusi frekuensi yang dikembangkan menjadi media GAYANGHETUM
pengelompokan datanya disusun berbentuk yang merupakan kependekan dari gambar
kata-kata atau distribusi frekuensi yang wayang hewan dan tumbuhan. Media
penyatuan kelas-kelasnya didasarkan pada data GAYANGHETUM merupakan media yang
kategori (kualitatif)”. menggunakan gambar hewan dan tumbuhan
Distribusi frekuensi digunakan untuk yang dibentuk menggunakan teknik kolase dan
menyajikan jumlah jawaban siswa pada angket perpaduan warna yang menarik sesuai dengan
tanggapan Media GAYANGHETUM. karakter siswa SD. Media GAYANGHETUM
dibuat dengan bahan yang mudah dijumpai di
HASIL DAN PEMBAHASAN lingkungan masyarakat, bahan-bahan yang
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan di digunakan yaitu pelepah pisang yang
lapangan, peneliti mengembangkan media dikeringkan menjadi bahan dasar media
GAYANGHETUM yang mengarahkan gaya GAYANGHETUM. Pelepah pisang dimanfaatkan
belajar positif bagi siswa, yaitu lebih fokus sebagai alas media GAYANGHETUM yang
terhadap materi pembelajaran, mencintai dipadukan dengan teknik kolase yang berbahan
lingkungan sekitar dan dapat memanfaatkan dasar kapas dan dibentuk sesuai bentuk hewan
benda-benda tak terpakai yang ada di dan tumbuhan pada materi pembelajaran serta
lingkungan sekitar. Media GAYANGHETUM sentuhan warna yang menarik dari pewarna
yang dikembangkan ini diterapkan di dalam makanan. Media GAYANGHETUM merupakan
pembelajaran untuk kelas IV SD, sehingga media pengembangan dari media wayang yang
peneliti menyusun perangkat pembelajaran cara penerapannya menggunakan konsep
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mendalang.
(RPP), penilaian, dan bahan ajar. Perangkat Desain media yang telah dikembangkan
pembelajaran tentang media GAYANGHETUM kemudian divalidasi oleh pakar atau validator
yang disusun peneliti merupakan bahan yang sebelum diujicobakan. Validator terdiri dari ahli
digunakan untuk validasi kepada validator atau Media GAYANGHETUM dan ahli materi
ahli, sehingga diperoleh data mengenai Tematik (IPA, IPS, SBdP dan Matematika).
kelayakan media GAYANGHETUM jika Berdasarkan hasil revisi oleh pakar atau
diterapkan dalam pembelajaran sekaligus validator ahli media dilakukan perbaikan pada
komentar dan saran untuk merevisi media. sintaks Media GAYANGHETUM, selain itu
peneliti juga membuat buku panduan
penggunaan Media GAYANGHETUM dan
contoh penerapan dalam pembelajaran dalam

Publikasi Online: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar/ ~ 69 ~


~ Rizki Oktavianti & Agus Wiyanto, Pengembangan Media Gayanghetum ~

RPP, sedangkan berdasarkan hasil revisi oleh diperoleh dari angket siswa yang menyatakan
pakar atau validator ahli materi dilakukan setuju media GAYANGHETUM digunakan
perbaikan pada struktur kalimat pada penilaian dalam pembelajaran. Dari hasil analisis tersebut,
evaluasi materi. Sehingga dengan adanya media GAYANGHETUM dinyatakan sangat baik
perbaikan diharapkan Media GAYANGHETUM dan layak digunakan dalam pembelajaran sesuai
dapat efektif digunakan dalam pembelajaran. dengan range bobot presentase yang ditentukan
oleh Arikunto sebesar 81%-100%.
Pengembangan Media GAYANGHETUM
Efektif digunakan dalam Pembelajaran REFERENSI
Media GAYANGHETUM, efektif digunakan Anafi. (2012). ”Peninggkatan Keterampilan
dalam proses pembelajaran. Keefektifan media Bercerita dengan Menggunakan Wayang
GAYANGHETUM ini dinilai dari lima aspek Boneka pada Siswa Kelas VII B SMP N 1
yaitu a) aspek media dari validator dengan Sayegan Sleman”. Diakses 18 Februari 2014
presentase keefektifan sebesar 90% b) aspek dari: Eprints.uny.ac.id.
materi dari validator dengan presentase Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan
keefektifan sebesar 88,33% c) aspek media dari Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press.
penilaian guru dengan presentase keefektifan Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran.
sebesar 90% d) aspek materi dari penilaian guru Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
dengan presentase keefektifan sebesar 90% e) Haritz, Eka (2011). “Wayang Sebagai Media
aspek minat siswa terhadap media Pembelajaran”. Diakses pada 12 November
GAYANGHETUM dengan presentase keefektifan 2013 dari:
sebesar 91,48%. Dari total presentase kelima http//haritzeka.blogspot.com.2013/03/wayang-
aspek media GAYANGHETUM efektif untuk sebagai-mediapembelajaran. html.
digunakan dalam pembelajaran dengan hasil Hamalik, Oemar. (2008). Pendekatan Baru Strategi
presentase 89,96%. Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
SIMPULAN Kemendikbud. (2013). Kurikulum 2013 Kompetensi
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil Dasar. Jakarta: Kemendikbud.
penelitian yang dilaksanakan melalui penelitian Putra, Nusa. (2012). Research & Development.
dan pengembangan dapat disimpulkan bahwa: Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pengembangan media GAYANGHETUM Rahmawati, Evi. (2006). “Pengertian
disesuaikan dengan Kompetensi Inti dan Pengembangan”. Diakses 19 februari 2014
Kompetensi dasar yang digunakan untuk darri: Library.walisongo.ac.id.
pembelajaran. Media GAYANGHETUM Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika Edisi
dilakukan berdasarkan langkah-langkah Revisi. Bandung: Alfabeta.
pengembangan yaitu melihat adanya potensi Sugiyono. 2010. Matode Penelitian Pendidikan
masalah, mengumpulkan data, mendesain (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
produk, validasi desain, revisi desain, uji coba R&D). Bandung: Alfabeta.
produk. Berdasarkan hasil presentase dari
validator ahli media maupun materi dan
tanggapan siswa menyatakan bahwa Media
GAYANGHETUM layak digunakan dalam
pembelajaran tematik terintegrasi siswa SD Kelas
IV.
Media GAYANGHETUM efektif digunakan
dalam proses pembelajaran. Hal ini berdasarkan
hasil analisis uji validator dan guru, kelayakan
presentase media GAYANGHETUM sebesar 90%,
kelayakan materi dari validator sebesar 88,33%,
sedangkan kelayakan materi diperoleh
presentase sebesar 89,16%, serta 91,48%

~ 70 ~ Publikasi Online: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar/

Anda mungkin juga menyukai