Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN: 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

PENGEMBANGAN MEDIA MONERGI (MONOPOLI ENERGI) UNTUK


MENUMBUHKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP IPA
SISWA SD

Siti Ulfaeni1); Husni Wakhyudin2); Henry Januar Saputra3)


Universitas PGRI Semarang
email: 1ulvashifa@gmail.com

Abstract

This research applied media development monergi (monopoli energi) which helps the students
understanding of science and how implementation media monergi be able to increase the students
understanding in science.This subject of the research were students 3B grade, academic year
2016/2017 with total students 38. The data from this research calculated by pretest and also posttest,
questionnaire responds the students about the media. Questionnaire from expert validations media
and also material. The scoring expert validations media and also material trough 2 steps, found from
presentation from validation 1 and 2 that will be found the average presentation 77% with the criteria
"valid" and 98% with the criteria "perfect", from the expert validations 1 and 2 we found the results
that were 92% and 98% with the criteria is "perfect", and the result student responds about media
monergi is 93% with "perfect" criteria. The result of student understanding concept pre-test was 49%
and post-test was 84% there is enhancement. Therefore the capability of students understanding in
science concept was increased. The conclusion was media learning of monergi valid to increase
students understanding science concept the students 3B SDN Pedurungan Kidul 02 Semarang.

Keywords: research and development, monergi (monopoli energi), the ability in concept
understanding

PENDAHULUAN dan merangsang terjadinya proses belajar


Keterampilan siswa dapat pada pembelajar (siswa). Sehingga media
dikembangkan, dapat diasah ketika siswa pembelajaran merupakan perantara atau
sudah mulai memasuki bangku sekolah. pengantar pesan dari guru kepada siswa agar
Ketika berada dibangku sekolah dasar potensi mempermudah penyerapan materi
ini dapat dipupuk dengan pembelajaran yang pembelajaran yang diajarkan (Kustandi, 2013:
menarik sesuai dengan materi pembelajaran 14) . Penggunaan media pembelajaran sangat
maka dapat ditunjang dengan menggunakan penting terutama dalam mengajar siswa
media yang kreatif dan inovatif. Agar Sekolah Dasar yang rata-rata berusia 7-12
perolehan hasil pembelajaran yang diinginkan tahun.
dapat meningkatkan kemampuan pemahaman Pada usia tersebut manusia memasuki
konsep siswa. Kemampuan pemahaman tahap operasional konkret, yaitu telah
konsep itu sangat perlu diberikan kepada memiliki kemampuan berpikir logis akan
siswa karena memudahkan ingatan siswa tetapi dengan dibantu benda-benda yang
terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh bersifat konkret atau nyata, artinya dalam
guru. kegiatan pembelajaran siswa memerlukan
Menurut Aqib (2013: 50), media benda nyata yang dapat memudahkan ia
pembelajaran adalah segala sesuatu yang berpikir. Benda nyata dalam kegiatan
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pembelajaran berupa media pembelajaran

136 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 2, Desember 2017: 136 - 144
e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN: 2406-8012

yang dapat membantu guru dalam Praktek dalam pembelajaran kelas


menyampaikan materi sehingga tujuan rendah, guru harus menggunakan media yang
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. menarik perhatian siswa agar berpusat pada
Kemampuan guru dalam merancang dan kegiatan pembelajaran karena kelas rendah
menerapkan media pembelajaran merupakan masih membutuhkan media konkret, sama
kunci dari keberhasilan proses pembelajaran. juga dengan kelas tinggi guru juga
Media pembelajaran diharapkan membutuhkan media sebagai alat transfer
membantu dalam proses pembelajaran, juga materi kepada siswa dengan mudah dan
memudahkan siswa membentuk konsep menarik perhatian siswa, agar perhatian siswa
nyata. Media pembelajaran yang bervariasi itu berpusat pada kegiatan pembelajaran,
diterapkan dengan desain khusus yang meskipun kelas tinggi sudah mampu berpikir
berbeda dengan media sebelumnya maupun secara abstrak namun dengan penggunaan
dari media yang sudah ada, dan memiliki media akan lebih memudahkan pemahaman
langkah-langkah yang menarik, membuat materi (Arsyad, 2014). Namun pada
siswa aktif. Keaktifan siswa dilihat dari cara kenyataannya guru hanya menggunakan buku
siswa mengikuti petunjuk yang diminta guru acuan dengan media seadanya, buku yang
dengan baik dan sesuai. Pembelajaran yang digunakan adalah buku dari pemerintah.
digunakan di kelas rendah harus ditunjang menggunakan buku saja tidak efektif jika
dengan media konkrit yang mendukung dan tidak diimbangi dengan media pembelajaran.
sesuai dengan materi pembelajaran. Penggunaan media yang kurang efektif
Hasil pembelajaran yang diperoleh siswa mengakibatkan dampak pada siswa yang
tentunya tidak semuanya mendapat nilai yang kurang aktif. Siswa kurang begitu antusias
diharapkan sesuai dengan KKM yang telah dalam mengikuti pelajaran dan cenderung
ditentukan. Media yang menarik dan didesain melakukan aktifitas-aktifitas yang merugikan
sedemikian rupa dapat menarik perhatian dan siswa itu sendiri. Dalam pembelajaran di kelas
simpati siswa ketika mengikuti pembelajaran. IIIB siswa cenderung lebih suka permainan,
Namun media yang menarik perhatian siswa gambar-gambar berwarna dan menarik.
yaitu media yang nyata dan konkrit, Pembelajaran di kelas rendah guru harus
maksudnya media yang membantu siswa menggunakan media yang nyata dan kongkrit
untuk memahami suatu pembelajaran yang untuk membantu siswa memahami materi
mudah dipahami dan kontekstual yang yang diajarkan terutama dalam pembelajaran
berkaitan dengan kehidupan nyata siswa. IPA di sekolah dasar yang erat kaitannya
Benda nyata dalam pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini senada
memudahkan dan membantu guru dalam dengan tulisan Desstya dkk (2017: 2)
menyampaikan materi sehingga tujuan pembelajaran IPA sebaiknya dilakukan
pembelajaran yang diharapkan dapat dengan discovery learning, yang didasarkan
terlaksana dengan maksimal. Kemampuan pada aktivitas pengamatan, menginferensi,
guru merancang dan menerapkan media mengkomunikasikan hasil belajarnya.
pembelajaran merupakan kunci dari Aktivitas ini merupakan inti dari keterampilan
keberhasilan proses pembelajaran yang proses (scientific process) (Samawato, 2010);
menyenangkan. (Almafdi, 2016).

Pengembangan Media Monergi................(Siti Ulfaeni, dkk) 137


p-ISSN: 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

Salah satu solusi untuk menangani kegiatan belajar yang menarik dan membantu
masalah tersebut dibutuhkan media suasana belajar menjadi menyenangkan.
pembelajaran yang sesuai digunakan kelas Permainan monopoli digunakan sebagai
rendah khususnya pada kelas III yaitu media media pembelajaran karena kebanyakan siswa
pembelajaran monopoli. Monopoli adalah sudah mengetahui permainan tersebut.
suatu permainan yang dimainkan lebih dari Sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
dua orang, Permainan ini lebih menekankan menyenangkan dan memperoleh banyak
pada menguasai. Maksud menguasai dalam pengetahuan dan materi yang dipelajari.
permainan monopoli ini adalah menguasai Tujuan utama dari permainan monopoli
materi-materi yang akan diajarkan oleh guru. pembelajaran ini sebenarnya sama dengan
Permainan ini dimodifikasi menjadi media permainan monopoli pada umumnya yaitu
pembelajaran yang menyenangkan sebagai menguasai, maksud dari penguasai adalah
penunjang pembelajaran agar siswa dapat menguasai ilmu pengetahuan yang terdapat
memahami materi yang akan diajarkan oleh pada permainan monopoli tersebut.
guru. Media monopoli lebih disukai siswa dan Keistimewaan dari media permainan
dapat melatih kejujuran siswa. Siswa kelas monopoli ini yang membedakan dari
rendah lebih suka bermain sambil belajar permainan monopoli pada umumnya yaitu
untuk itu peneliti menggunakan terdapat di dalam kartu dana umum, kartu
pengembangan media monopoli sebagai kesempatan dan dikembangkan lagi kartu
penunjang pembelajaran. hukuman dan kartu pembelian yang terdapat
Berdasarkan latar belakang yang sudah di permainan monopoli. Gambar-gambar yang
diuraikan, maka rumusan masalah dari terdapat pada kotak monopoli sesuai dengan
penelitian tersebut adalah: Apakah materi yang akan diajarkan. Keistimewaan
Pengembangan media Monergi (Monopoli dari media monopoli ini juga terdapat pada
Energi) Valid menumbuhkan kemampuan papan yang terbuat dari kaya dan dilapsi
pemahaman konsep IPA dan Bagaimana dengan MMT, papan tersebut digunakan
implementasi media Monergi (Monopoli sebagai meja dan dapat dilipat agar praktis di
Energi) Mampu menumbuhkan kemampuan bawa kemana-mana. Papan yang terbuat dari
pemahaman konsep IPA siswa kelas IIIb SDN kayu dilapisi dengan MMT monopoli
Pedurungan Kidul 02 Semarang. sehingga MMT monopoli tersebut tidak
Husna (2009: 15) permainan monopoli mudah rusak dan dapat di gunakan kembali.
merupakan salah satu jenis permainan papan Pemahaman menurut Bloom (dalam
yang bertujuan untuk mengumpulkan Ahmad Susanto, 2013: 6) diartikan sebagai
kekayaan dan menguasai komplek-komplek kemampuan untuk menyerap arti dari materi
pada papan permainan. Media monopoli atau atau bahan yang dipelajari. Pemahaman
merupakan media yang dapat digunakan menurut Bloom ini adalah seberapa besar
dengan cara bermain sehingga memberi siswa siswa mampu menerima, menyerap dan
situasi-situasi yang menyenangkan, tidak memahami pelajaran yang diberikan oleh
membosankan dan mempermudah sisiwa guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa
dalam menjawab pertanyaan. dapat memahami seta mengerti apa yang
Media permainan monopoli merupakan siswa baca, yang dilihat, yang dialami, atau
salah satu media yang dapat menimbulkan

138 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 2, Desember 2017: 136 - 144
e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN: 2406-8012

yang siswa rasakaan berupa hasil penelitian c. Memberi contoh dan non-contoh dari
atau observasi langsung yang siswa lakukan. konsep
Carin Dan Sund (dalam Ahmad Susanto, d. Mengembangkan syarat perlu dan
2013: 7-8) bahwa pemahaman dapat syarat cukup suatu konsep
dikategorikan kepada beberapa aspek, e. Menggunakan, memanfaatkan, dan
dengan kriteria-kriteria sebagai berikut : memilih prosedur atau operasi tertentu
a. Pemahaman merupakan kemampuan f. Mengaplikasikan konsep atau
untuk menerangkan dan pemecahan masalah
menginterprestasikan sesuatu: ini Sains berasal dari kata science yaitu
berarti bahwa seseorang yang telah istilah yang mengacu pada masalah-masalah
memahami sesuatu atau telah kealaman (natural). Secara sederhana sains
memperoleh pemahaman akan mampu didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
menerangkan atau menjelaskan kembali mempelajari tentang gejala-gejala alam. Sains
apa yang telah diterima. juga merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
b. Pemahaman bukan sekedar mengetahui yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep,
yang biasanya sebatas mengingat prinsip-prinsip, dan teori-teori yang
kembali pengalaman dan memproduksi merupakan produk dari proses ilmiah.
apa yang pernah dipelajari. Setiap pembelajaran IPA dimulai dengan
c. Pemahaman lebih dari sekedar judul yang mengacu pada masalah utama yang
mengetahui karena pemahaman diajarkan, Dalam kurikulum konsep telah
melibatkan proses mental yang dinamis, diberikan langsung pada setiap pembelajaran.
dengan memahami akan mampu Pada pembelajaran IPA sekolah dasar
memberikan uraian dan penjelasan yang diperlukan pengetahuan dasar mengenai
lebih kreatif, tidak hanya memberikan konsep yang terkandung dalam setiap unit
gambaran dalam suatu contoh saja tetapi pembelajaran. Sebelum pembelajaran dimulai
mampu memberikan gambaran yang guru IPA menginformasikan kepada peserta
lebih luas dan baru sesuai dengan didik tujuan- tujuan yang diharapkan, yang
kondisi saat ini. kemudian akan menjadi capaian setelah
d. Pemahaman merupakan suatu proses pelajaran selesai.
bertahap yang masing masing tahap Dalam Samatowa (2011: 19-20 paparan
mempunyai kemampuan sendiri, seperti dari pengertian kemampuan pemahaman
menerjemahkan, menafsirkan, konsep IPA dapat disimpulkan bahwa
ekstrapolasi, aplikasi, analisis, sintesis, kemampuan pemahaman konsep IPA yaitu
dan evaluasi. siswa mampu menyerap dan memahami
pelajaran tentang ilmu pengetahuan yang
Menurut Badan Standar Nasional mempelajari gejala-gejala alam.
Pendidikan (2006) indikator pemahaman
konsep adalah sebagai berikut :
a. Menyatakan ulang suatu konsep METODE PENELITIAN
b. Mengklarifikasikan objek-objek Jenis penelitian ini adalah penelitian dan
menurut sifat- sifat tertentu pengembangan atau Research and
Development (R&D). Metode ini merupakan

Pengembangan Media Monergi................(Siti Ulfaeni, dkk) 139


p-ISSN: 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

rangkaian proses atau langkah-langkah Monergi (Monopoli energi) dengan jumlah 38


mengembangkan suatu produk atau siswa kelas IIIb.
menyempurnakan suatu produk yang sudah Tahap Perencanaan media monergi
ada agar dapat dipertanggung jawabkan, (monopoli energi) yang di dalamnya
metode pengembangan ini memiliki fungsi mencangkup pemilihan media yang tepat dan
yang sangat luas jika dapat dikembangkan di akan dijadikan sebagai penunjang materi
dalam masyarakat, maka diperlukannya pembelajaran. Pada tahap perencanaan
penelitian keefektifan produk yang (planning), peneliti memilih pengembangan
dikembangkan (Sugiyono, 2015). media Monergi (Monopoli energi).
Prosedur pengembangan media ini Tujuan dari penelitian pengembangan
dilakukan berdasarkan tahapan langkah- media Monergi (Monopoli energi) ini agar
langkah pengembangan model desain sistem dapat digunakan sebagai penunjang
pembelajaran model Borg and Gall, yang pembelajaran pada materi sumber energi dan
meliputi penelitian dan pengumpulan kegunaannya.
informasi, perencanaan penelitian, Adapun beberapa komponen yang masuk
pengembangan bentuk awal produk, uji dalam media monopoli energi diantaranya:
lapangan awal, revisi produk, uji lapangan 1) Papan permainan yang terbuat dari kayu
awa, revisi produk operasional, uji lapangan berukuran ± 60 x 60 cm, yang berfungsi
operasional, revisi produk akhir, desiminasi sebagai papan atau tatakan dalam
dan implementasi. Peneliti hanya akan permainan.
menggunakan 5 (lima) tahapan. 2) Desain Monopoli yang terbuat dari
Analisis data yang digunakan yaitu MMT, hanya saja pada gambar
analisis dekriptif kualitatif dan deskriptif monopoli diganti dengan gambar yang
kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar sesuai materi dan pada kartu yang biasa
dan saran perbaikan produk dari ahli media berisi 2 kartu yaitu kartu dana umum dan
pembelajaran dan ahli materi pembelajaran. kartu kesempatan kemudian
Sedangkan data kuantitatif berupa skor dikembangkan menjadi 4 kartu yaitu
penilaian angket ahli media, angket ahli kartu dana umum, karu kesempatan,
materi, angket respon siswa, dan hasil kartu pembelian dan kartu hukuman.
kemampuan pemahaman konsep IPA dengan Monopoli ini berukuran ± 60 x 60 cm.
hasil Pretest dan Posttest. 3) Kotak kecil untuk meletakan kartu
Ujicoba media pembelajaran hasil permainan berukuran ± 10 x 10 cm
pengembangan dilaksanakan di SDN 4) 2 Dadu dan 4 bidak
Pedurungan Kidul 02 Semarang pada tanggal 5) Kartu permainan, berupa potongan-
23 dan 24 Mei 2017. Subjek penelitian ini potongan kartu yang berukuran ± 6 x 9
adalah seluruh siswa kelas IIIb SDN cm, yang berisi pertanyaan sesuai
Pedurungan Kidul 02 Semarang. Sesuai dengan materi.
dengan tahapan penelitiannya, maka akan 6) Kartu aturan permaina atau langkah-
dilaksanakannya beberapa tahapan proses langkah dalam permainan monergi
pengambilan data. Dalam penelitian ini (monopoli energi).
dilakukan ujicoba terlebih dahulu media

140 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 2, Desember 2017: 136 - 144
e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN: 2406-8012

HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan demikian peneliti dapat menarik


Uji keefektifan media dilakukan di SDN kesimpulan bahwa implementasi kemampuan
Pedurungan Kidul 02 Semarang, siswa kelas pemahaman konsep dapat meningkat dengan
IIIb dengan jumlah 38 siswa. Hasil uji adanya nilai yang diperoleh siswa mencapai
keefektifan media pembelajaran monergi nilai KKM yang telah ditentukan sehingga
berdasarkan hasil pretest-posttest dan angket siswa memahami materi pembelajaran IPA
respon siswa terhadap media pembelajaran yang telah diajarkan. Nilai gain ternormalisasi
monergi. Soal pretest-posttest diberikan berada di kategori “Sedang” dengan rentang
kepada siswa pada saaat ujicoba. Sebelum 0,6856. Sehingga kemampuan pemahaman
menggunakan media monergi siswa terlebih konsep IPA dapat meningkat setelah
dahulu mengerjakan soal pretest kemudian menggunakan media pembelajaran Monergi
siswa mengikuti pelajaran Ilmu Pengetahuan (Monopoli Energi) materi energi dan
Alam dengan menggunakan media monergi. pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
Kemudian pada akhir penggunaan media, pada materi bentuk-bentuk energi dan
siswa mengerjakan soal posttest sehingga contohnya.
dapat dilihat perbedaan antara hasil pretest
dengan hasil posttest. Analisis Respon Siswa Terhadap Media
Monergi (Monopoli Energi)
Analisis Implementasi Kemampuan Analisis respon siswa terhadap media
pemahaman Konsep Monergi (Monopoli Energi) untuk
Implementasi kemampuan pemahaman menumbuhkan kemampuan pemahaman
konsep dapat dilihat dengan adanya konsep IPA siswa kelas IIIb SDN Pedurungan
peningkatan dari hasil pretest dan posttest. Kidul 02 Semarang pada mata pelajaran IPA
Hasil pretest menunjukan bahwa nilai dapat dilihat dari persentase berdasarkan hasil
terendah yang diperoleh siswa adalah 30 dan yang didapat dari penilaian hasil respon yang
nilai tertinggi mencapai 90 dengan jumlah dikerjakan oleh 38 siswa SDN Pedurungan
soal sebanyak 10 butir soal, kemudian Kidul 02 Semarang, maka diketahui rentang
dihitung dengan cara dikalikan 10 setiap butir nilai 81%-100% dari 93% termasuk dalam
soal benar. Nilai rata-rata siswa mencapai kriteria “ Tinggi”.
48,95. Pada pretest ini siswa yang tidak Penelitian dan pengembangan atau dalam
mencapai KKM sebanyak 36 siswa sedangkan bahasa Inggrisnya Research and Development
siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 2 adalah penelitian pengembangan untuk
siswa dengan jumlah persentase keseluruhan menghasilkan suatu produk atau
49%. Sedangkan hasil posttest menunjukan menyempurnakan produk lain. Pada tahap
bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa pengembangan yang dilakukan berdasarkan
adalah 70 dan tertinggi 100 dengan jumlah langkah-langkah Borg and Gall.
soal sebanyak 10 soal benar, kemudian Pengembangan media Monergi untuk
dikalikan 10. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas IIIb berdasarkan wawancara dengan
siswa mencapai 83,95. Jumlah persentase guru kelas IIIb, memberikan angket
keseluruhan dari nilai posttest mencapai 84%. kebutuhan guru tentang media
Skor gain (gain ternormalisasi) berada di pembelajaraan dan siswa yang ditemukan di
0,6856 di kategori “Sedang”. kelas IIIb SDN Pedurungam kidul 02

Pengembangan Media Monergi................(Siti Ulfaeni, dkk) 141


p-ISSN: 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

semarang. Dari data yang diperoleh maka Pengetahuan Alam. Kemudian diujicobakan
disusun desain produk yang akan dibuat, oleh peneliti di SDN Pedurungan Kidul 02
yang dilakukan sesuai dengan penelitian dan Semarang.
pengumpulan informasi pada materi Berdasarkan penilaian media
pembelajaran bentuk-bentuk energi dan pembelajaran monergi pada validasi tahap
contohnya dalam kehidupan sehari-hari. akhir yang dilakukan oleh ahli media
Tahap selanjutnya pengembangan yaitu pembelajaran didapat persentase sebanyak
membuat media pembelajaran sesuai dengan 98% dengan kriteria “Sangat Valid” dan ahli
desain, kemudian dilakukan validasi media materi pembelajaran didapat hasil persentase
pembelajaran dengan beberapa revisi dari penilaian sebanyak 98% dengan kriteria
hasil saran dan komentar.Dengan validasi “Sangat Valid”, selanjutnya produk
media pembelajaran dilakukan 2 tahap yaitu diujicobakan pada siswa kelas IIIb SDN
tahap 1 awal mengajukan produk, tahap 2 Pedurungan Kidul 02 Semarang, untuk
tahap revisi produk. mengetahui tingkat persentase hasil
Kemudian dilakukan validasi materi kemampuan pemahamn konsep IPA siswa
pembelajaran dilakukan oleh ahli materi dan persentase respon siswa mengenai
pembelajaran dengan melalui tahap 2 yaitu produk media pembelajaran yang
tahap 1 mengajukan produk dan tahap 2 dikembangkan.
revisi produk, hal ini diketahui bahwa produk Berdasarkan data yang diperoleh, hasil
tidak perlu melakukan revisi lagi karena penilaian hasil kemampuan pemahamn
sudah mencapai kriteria “Sangat Valid”. konsep IPA siswa posttest sebanyak 84%
Dalam tahap oleh ahli diperoleh saran dan dengan kriteria “Valid”. Sehingga dikatakan
komentar. Saran dan komentar tersebut siswa berminat dengan mata pelajaran Ilmu
dijadikan pedoman untuk merevisi produk. Pengetahuan Alam dan respon siswa hasil
Tahap uji lapangan awal yaitu persentase sebanyak 93% dengan kriteria
mengujicobakan produk yaitu media “Sangat Tinggi”.
pembelajaran. Tahap revisi hasil iji coba Hasil dari validasi tersebut menunjukkan
yaitu menilai kemampuan pemahaman bahwa media pembelajaran Monergi
konsep IPA dengan diberikan tes sebelum (monopoli energi) dalam materi bentuk-
menggunakan media dan sesudah bentuk energi dan contohnya dalam
menggunakan media (pretest dan posttest) kehidupan sehari-hari untuk siswa SD kelas
serta mengetahui respon siswa terhadap IIIb berada pada kriteria “Sangat Valid”
media pembelajaran. Validasi dilakukan oleh sehingga dapat dinyatakan bahwa media
ahli media pembelajaran, ahli materi pembelajaran Monergi (monopoli energi)
pembelajaran, berupa cheklist dan respon dalam materi energi dan pengaruhnya dalam
siswa dengan memilih jawaban “Ya” atau kehidupan sehari-hari pada materi pokok
“Tidak”. bentuk-bentuk energi dan contohnya dalam
Tujuan pengembangan media monergi kehidupan sehari-hari mampu
yaitu untuk meningkatkan kemampuan menumbuhkan kemampuan dan pemahaman
pemahaman siswa agar dapat membantu konsep IPA siswa kelas IIIb SDN
siswa dalam proses pemerolehan Pedurungan Kidul 02 Semarang.
pengetahuan mata pelajaran Ilmu

142 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 2, Desember 2017: 136 - 144
e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN: 2406-8012

SIMPULAN DAN SARAN


Hasil dari penelitian dan pengembangan Setelah dilakukan penelitian, saran yang
yang telah dipaparkan, maka dapat dapat peneliti sampaikan adalah sebagai
disimpulkan bahwa pengembangan media berikut:
Monergi (Monopoli Energi) mampu 1. Media Monergi (Monopoli Energi) dapat
menumbuhkan kemampuan pemahaman dikembangakan menjadi media
konsep IPA mata pelajaran bentuk-bentuk permainan yang digunakan dalam proses
energi dan contohnya. Hal tersebut dapat pembelajaran yang menyenangkan
dibuktikan dengan alasan sebagai berikut: dengan materi yang sesuai dan menarik
1. Pengembangan media Monergi perhatian siswa sehingga dapat
(Monopoli Energi) valid menumbuhkan menumbuhkan kemampuan siswa dalam
kemampuan pemahaman konsep IPA pembelajaran di sekolah.
siswa kelas IIIb berdasarkan hasil 2. Guru dapat menggunakan media
validasi dengan ahli media dari validasi 1 Monergi (Monopoli Energi) untuk
dan 2 didapat rata-rata persentase yaitu memberikan suasana belajar siswa yang
77% dengan Kriteria “Valid” dan 98% menyenangkan.
dengan Kriteria “Sangat Valid” Hasil
validasi ahli materi dari validasi 1 dan 2 Penelitian pengembangan ini memiliki
didapat rata-rata persentase yaitu 92% keterbatasan yaitu hanya dinilai oleh ahli
dan 98% dengan Kriteria “Sangat Valid”. media pembelajaran dan ahli materi
Sehingga media Monergi (Monopoli pembelajaran. Selain itu materi yang
Energi) Sangat Valid menumbuhkan diberikan hanya terbatas yaitu pada mata
kemampuan pemahaman konsep IPA pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan
siswa kelas IIIb SDN Pedurungan Kidul materi energi dan pengaruhnya dalam
02 Semarang. kehidupan sehari-hari dengan pokok materi
2. Implementasi media Monergi (Monopoli bentuk-bentuk energi dan contohnya dalam
Energi) mampu menumbuhkan kehidupan sehari-hari.
kemampuan pemahaman konsep IPA
siswa kelas IIIb berdasarkan hasil hasil
persentase respon siswa terhadap media
Monergi (Monopoli Energi) dengan
presentase 93% dengan Kriteria “Sangat
Valid”. Dan hasil persentase pretest dan
posttest untuk menumbuhkan
kemampuan pemahaman konsep IPA
siwa kelas IIIb dengan hasil presentase
pretest 49% dan 84%. Sehingga
kemampuan pemahaman konsep IPA
dapat meningkat.

Pengembangan Media Monergi................(Siti Ulfaeni, dkk) 143


p-ISSN: 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Almafdi, Feni Imsa. 2016. “Keefektifan Model STAD Berbantu Media Audio Visual Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Kreman 01 Tegal.”
Skripsi. Universitas PGRI Semarang.

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
Bandung: Yrama Widya.

Desstya, dkk. 2017. Refleksi Pendidikan IPA Sekolah Dasar di Indonesia. (Relevansi Model
Pendidikan Paulo Freire dengan Pendidikan IPA di SD). Jurnal Profesi Pendidikan
Dasar, Vol. 4, No.1, Juli 2017.
http://journals.ums.ac.id/index.php/ppd/article/view/2745/3444

Husna, M. 2009. 100+ Permainan Tradisional Indonesia Untuk Kreatifita, Ketangkasan Dan
Keakraban. Yogyakarta: Cv Andi Offset.

Kustandi, Cecep & Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran Manual Dan Digital. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia.

Samawato. 2010. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Tindakan Komperhensif. Bandung: Alfabeta

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.

144 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 2, Desember 2017: 136 - 144

Anda mungkin juga menyukai