Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL METODE PENELITIAN

Pengaruh media kartu bergambar terhadap pemahaman konsep pada pembelajaran


IPA

Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester pada mata
kuliah Metode Penelitian

Dosen Pengampu :

Siti Masyitoh, M.Pd

Disusun Oleh:

Arinastiqmah 11190183000034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022 M
Bab I

Pendahuluan
A. Latar belakang

Dalam proses kegiatan mengajar tidak terlepas dari berbagai strategi, metode, bahkan
sumber belajar dan media yang digunakan oleh guru, agar siswa dapat belajar secara
efektif dan efisien sesuai dengan tujuan kegiatan mengajar. Jika kita melihat istilah
belajar mengajar, ada dua proses atau kegiatan, yaitu proses atau kegiatan belajar dan
proses atau kegiatan mengajar. Kedua proses ini tidak dapat dipisahkan, dan proses
belajar merupakan hasil interaksi antara individu dengan lingkungan.

Belajar adalah suatu proses kompleks yang dilalui setiap orang dan berlanjut
sepanjang hayat, dari bayi sampai liang lahat, salah satu ciri belajar seseorang adalah
perubahan tingkah lakunya sendiri, termasuk perubahan pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotorik) dan hal-hal tentang nilai dan sikap (afektif). 1 Tidak
semua perubahan perilaku dapat kita sebut dengan belajar, tetapi perubahan tersebut
seharusnya merupakan hasil interaksinya dengan lingkungan, dan perubahan tersebut
harus bersifat permanen, langgeng, permanen, tidak hanya sementara, tetapi juga
asing bagi siswa kelas lima. Segala macam tingkah laku, segala macam pernapasan,
pencernaan, peredaran darah, penghijauan, dan berbagai zat yang kini dikenal organ
tubuh manusia adalah hasil interaksi antara individu dan lingkungan.

Guru dapat menunjukkan kepada mereka struktur bumi dan bagaimana tanah
terbentuk melalui gambar atau alat bantu visual lain yang lebih spesifik, daripada
hanya menceritakan secara lisan, sehingga sebagai guru atau dosen, praktik bukanlah
satu-satunya sumber belajar. Kegiatan belajar mengajar dapat diartikan sebagai proses
belajar siswa, baik yang terjadi karena pengajaran langsung (guru, pengawas) maupun
tidak langsung. Pembelajaran tidak langsung adalah ketika siswa secara aktif
berinteraksi dengan media atau sumber belajar lainnya. Guru adalah pendidik
profesional yang tugas utamanya mendidik, mengajar, melatih, dan menilai peserta
didik pada pendidikan anak usia dini melalui pendidikan formal, dasar, dan
menengah.2

Dalam proses belajar mengajar, media pembelajaran memegang peranan penting


dalam proses kegiatan pembelajaran, dimana konsep media mengarah pada sesuatu
yang mentransmisikan atau mentransmisikan informasi (informasi) antara sumber
(pembawa pesan) dan penerima informasi Di sini, guru harus dapat menggunakan
media sekaligus menciptakan media pembelajaran yang menyampaikan informasi dari
pengirim ke penerima guna merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian
terhadap bagaimana proses belajar siswa berlangsung. Khusus untuk siswa sekolah
dasar yang perkembangan berpikirnya juga memerlukan hal-hal yang konkrit tanpa
1
Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT.Rineka Cipta, h. 82
2
Permendiknas No. 11 Tahun 2011
menggali hal-hal yang abstrak, walaupun guru juga mengetahui bahwa setiap
komponen pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing,
seperti media gambar atau media foto.

Di tingkat SD/Madrasah Ibtidaiyah, media pembelajaran sebagai sumber belajar


sangat dibutuhkan. Jika siswa berinteraksi dengan inderanya dan guru berusaha
menunjukkan rangsangan atau rangsang yang dapat diolah dengan berbagai
inderanya, lebih banyak indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah
informasi, maka informasi tersebut kemungkinan besar dapat dipahami dan
dipertahankan selama proses pembelajaran. Dalam memori siswa, meningkatkan
kinerja akademik. Mata pelajaran IPA membutuhkan media dalam pengajarannya.
Untuk materi yang berkaitan dengan makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan
tumbuhan, proses pembelajaran tidak akan berjalan maksimal jika hanya terpapar
pada konten buku teks. Dalam mengajar, guru membutuhkan media yang tepat yang
memudahkan siswa untuk memahami materi dalam mata pelajaran tersebut. Solusi
untuk mengatasi permasalahan dan penyebab dalam pembelajaran IPA adalah dengan
menggunakan media gambar.3

Dengan menggunakan media gambar, siswa dapat melihat gambar tempat-tempat


yang jauh dari jangkauan berbagai makhluk. Pelajaran IPA di sekolah dasar tidak
terlepas dari media pembelajaran, karena banyak materi pembelajaran IPA yang sulit
dijelaskan di buku, dan sulit untuk langsung menjangkau tempat tinggal hewan.
Selain itu, penggunaan media bergambar di kelas IPA SD sangat bermanfaat karena
media bergambar memiliki peran tertentu dalam proses pembelajaran, antara lain
merangsang keinginan dan minat siswa, membangkitkan motivasi dan rangsangan
untuk kegiatan pembelajaran IPA, serta membantu kelancaran, efektivitas Belajar,
seiring dengan intensifnya penggunaan media gambar, diharapkan dapat
meningkatkan kualitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, yang pada akhirnya
akan meningkatkan hasil belajar. Sehingga media pembelajaran ini diharapkan
mampu memberikan suasana yang menyenangkan yang mampu membangkitkan
motivasi ingin tahu, mempercepat pemahaman, meningkatkan aktivitas dan
pengetahuan siswa dalam belajar.4

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas penulis mengidentifikasi masalah dari pembahasan tersebut yaitu:
1. Media yang digunakan guru belum mampu meningkatkan pemahaman konsep
siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
2. Siswa Kurang menguasai konsep materi yang dijelaskan oleh guru.

3
Yuliawati, Fungsi Media dalam Pembelajaran IPA di SD.[Online].Tersedia: http://liayuliawati-
pgsdipa.blogspot.com/2012/10/fungsi-media-dalam-pembelajaran-ipa-di. html. diakses 15 Maret
2018. 4 Sadiman. A.S. dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatnya. (Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada` 2014), h. 29
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti serta menghindari keluasan penelitian
agar tidak menyimpang dari ruang lingkup penelitian, maka peneliti membatasi pokok
masalah. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka batasan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Kemampuan yang diukur ranah kognitif adalah pengetahuan, pemahaman, dan
analisis pemahaman konsep dalam materi organ tubuh manusia dan hewan.
2. Media flash card digunakan pada mata pelajaran IPA Terpadu materi organ
tubuh manusia dan hewan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah di atas, maka
Penulis mengambil Garis Besar rumusan masalahnya yaitu :
1) Apakah terdapat pengaruh media kartu bergambar terhadap pemahaman
konsep pada pembelajaran IPA?

E. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui pengaruh media kartu bergambar terhadap pemahaman
konsep pada pembelajaran IPA.

F. Manfaat Penelitian

Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat, adapun
manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini antara lain adalah :

1) Bagi Guru
Guru berkesempatan mengetahui siswa yang berperan aktif dalam proses
pembelajaran, serta sebagai acuan mengenai variasi media pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai usaha untuk mengetahui pemahaman konsep dalam
sebuah materi pembelajaran dan memudahkan
penyampaian materi,
2) Bagi Peneliti
Digunakan sebagai suatu pengalaman, yang berkaitan dengan meningkatkan
kemampuan membaca siswa menambah wawasan, pengetahuan penulis dan
juga mahasiswa calon guru dalam memilih media pembelajaran pada proses
belajar-mengajar dikemudian hari.
3) Bagi Sekolah
Media kartu bergambar dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran dengan menerapkan media inovatif dalam kegitan belajar
mengajar.
4) Bagi Lembaga
Dapat digunakan untuk referensi, informasi dan wawasan tentang pengaruh
media kartu bergambar terhadap pemahaman konsep pada peneliti berikutnya
yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut.
Bab II

Kajian Teori
A. Kerangka Teoritis
a. Media Pembelajaran

Pengertian Media Pembelajaran Media pengajaran atau alat peraga lebih


dikenal sebagai salah satu alat pengajaran. Dikatakan sebagai alat karena
fungsinya sebagai alat untuk membantu guru dalam memperlancar jalannya
pengajaran, sehingga dapat memperjelas pemahaman siswa terhadap materi
yang sedang dipelajari. Alat bantu tersebut merupakan cara untuk menyajikan
suatu materi pelajaran melalui peragaan. Media pengajaran ialah suatu alat
yang dipergunakan dalam proses penyampain pengajaran kepada siswa untuk
membantu mempermudah, memperlancar jalannya pengajaran sehingga materi
dapat dipahami oleh siswa.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar mengajar terjadi dengan efektif dan efisien.5
Media berasal dari bahasa Latin dengan bentuk jamak medium yang berarti
perantara, maksudnya segala sesuatu yang membawa pesan dari suatu sumber
untuk disampaikan kepada penerima pesan.6

Menurut Arsyad secara etimologi, media berasal dari bahasa latin merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang berarti “tenga”, perantara atau pengantar.
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna utuk mencapai tujuan pembelajaran.7

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan
dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru
ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Keabstrakan bahan dapat
dikongkritkan dengan kehadiran media.Dengan demikian, siswa lebih mudah
mencerna pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran.

Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu


komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan
Belajar Mengajar. Karena media pembelajaran adalah Alat yang digunakan
5
Sadiman,Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaat, (Jakarta: RajawaliPers, 2004),
h.7
6
Nurihsan, Juntika Ahmad, Strategi Layanan Bimbingan dan Konsling (Jakarta: Aditama, 2012)
7
Azhar, Arsyad, Media pembelajaran (Jakarta: RajawaliPerss, 2009), h.3
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan
siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dengan menggunakan media
pembelajaran akan lebih menyenagkan bagi siswa dan proses pembelajaran
bisa berjalan secara efektif.

b. Tujuan Media Pembelajaran


Tujuan disusunya media pelajaran adalah untuk menyediakan bahan ajar yang
sesuai dengan tuntunan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan
siswa. Yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau
lingkungan sosial siswa. Juga untuk membantu siswa dalam memperoleh
alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit
diperoleh.8

Media sumber belajar yang dipilih merupakan alat dan cara untuk
memfasilitasi, mempermudah proses belajar siswa, serta membuat proses
belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa. Media yang
dibutuhkan dalam menyampaikan topic mata pelajaran. Dapat memudahkan
siswa belajar, serta menarik dan siswa dapat dengan mudah memahami
pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Dalam proses pembelajaran, menggunakan media merupakan hal yang harus


dilakukan, agar proses pembelajaran berjalan secara mengasyikan. Hal ini
karena mengajar merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar,
dan belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman-
pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Fungsi Media Pembelajaran


Fungsi utama media pelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru. Pemakian media pelajaran dalam proses belajara mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi,
dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap siswa. Pengunaan media pada tahap orientasi pembelajaranakan
sangat membantuk keefektifan proses pembelajaran dan menyampaikan pesan
dan isi pada saat pembelajaran. Selain membangkitkan motivasi dan minat
siswa, media pelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan
penafsiran data, dan mendapat informasi.9

Berikut ini adalah beberapa fungsi media pembelajaran lainnya diantaranya ialah :
1) Fungsi Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar Secara teknis, media
pembelajaran sebagai sumber belajar. Dalam kalimat sumber belajar ini

8
LifKhoru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu (Jakarta: Presentasi Pustaka,2011),h.208
9
Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,2003), h.37
tersirat makna keaktifan yaitu sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan
lain-lain. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah fungsi
utamanya disamping adanya fungsi-fungsi lainnya (Rohman, 2013, hlm.163).
2) Fungsi Semantik Fungsi semantik adalah kemampuan media dalam
menambah pembendaharaan kata yang makna atau maksudnya benar-benar
dipahami oleh anak didik. Bahasa meliputi lambang (simbol) dari isi yakni
pikiran atau perasaan yang keduanya telah menjadi totalitas pesan yang tidak
dapat dipisahkan.
3) Fungsi Manipulatif Fungsi ini didasarkan pada ciri-ciri umum yaitu
kemampuan merekan, menyimpan, melestarikan, merekonstruksikan dan
metransportasi suatu peristiwa atau objek. Berdasarkan karakteristik umum
ini, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan
waktu, mengatasi keterbatasan inderawi.
4) Fungsi Psikologis, yang terdiri dari:
a) Fungsi Atensi
b) Fungsi Afektif
c) Fungsi Kognitif
d) Fungsi Imajinatif
e) Fungsi Motivasi
f) Fungsi Sosio-Kultural (Adam,2015, hlm.79).

d. Manfaat Media
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan
efesien.10 Sedangkan secara khusus manfaat media pembelajaran adalah :
a) Penyampaian materi dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda anatar
guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan
informasi diantara siswa dimanapun berada.
b) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan
dan warna, baik secara alami maupun manipulasi sehingga membantu
guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak
menoton dan tidak membosankan. Proses pembelajaran menjadi lebih
interagtif. Dengan media akan terjadinya komunikasi dua arah secara
aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah
c) Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan media pembelajaran tujuan belajar akan lebih mudah tercapai
secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru
tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab
dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah
memahami pelajaran.
d) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

10
RostinaSundayana, Media dan Alat Peragadalam Pembelajaran Matematika (Bandung: Alfabeta, 2015) h.
17
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar
lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal
dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran tapi jika diperkaya
dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami
sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.

e. Media Kartu Bergambar


Media kartu bergambar dapat dijadikan media alternatif yang efektif dalam
pembelajaran IPA. Sesuai dengan taraf berfikir siswa SD kelas IV yang masih
menyukai gambargambar dan lambang verbal, stimulus media kartu
bergambar mampu memberikan pengalaman langsung (konkrit) yang nyata
dalam kehidupan siswa yang dapat membantu siswa melatih kemampuan
untuk mengingat, mengenal, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta-
fakta dan konsep. Sehingga, dengan menggunakan media kartu bergambar
dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan pemahaman siswa dan
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Menurut Hamalik (1994: 95) bahwa
media gambar adalah segala sesuatu yangdiwujudkan secara visual ke dalam
bentukdua dimensi sebagai alat bantu dan bahan untuk sarana penyampaian
informasi yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip,
opaque proyektor. Menurut Hackbarth yang dikutip oleh Sumarto (1996: 82)
mengemukakan pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran sangat
membantu guru dalam beberapa hal, yaitu:
1. Menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat
foto/gambar,
2. Menyediakan gambaran nyata dari obyek yang karena suatu hal tidak
mudah untuk diamati,
3. Memperjelas hal-hal yang bersifat abstrak,
4. Mampu mengilusikan suatu proses. Media gambar merupakan salah
satu sarana media pembelajaran yang sangat membantu siswa dalam
menerima pesan yang di sampaikan oleh guru.

f. Kelebihan Media Kartu Bergambar

Media kartu bergambar tergolong dalam media visual (gambar), media kartu
bergambar memiliki beberapa kelebihan diantaranya ialah :
1) Mudah dibawa kemana-mana, yakni dengan ukuran yang kecil kartu
bergambar ini dapat disimpan di tas bahkan di saku, sehingga tidak
membutuhkan ruang yang luas, dapat digunakan di mana saja, di kelas
ataupun di luar kelas.
2) Praktis, yakni dilihat dari cara pembuatannya dan penggunaannya, media
kartu bergambar sangat praktis, dalam menggunakan media ini guru tidak
perlu memiliki keahlian khusus, media ini tidak perlu juga membutuhkan
listrik. Jika akan menggunakannya kita tinggal menyusun urutan gambar
sesuai dengan keinginan kita, pastikan posisi gambarnya tepat tidak terbalik,
dan jika sudah digunakan tinggal disimpan kembali dengan cara diikat atau
menggunakan kotak khusus supaya tidak tercecer.
3) Gampang diingat, kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan
siswa untuk mengenali konsep sesuatu, untuk mengetahui nama sebuah benda
dapat dibantu dengan gambarnya, begitu juga sebaliknya untuk mengetahui
nama sebuah benda atau konsep dengan melihat hurufnya atau teksnya.
4) Menyenangkan, media kartu bergambar dalam penggunaannya dapat melalui
permainan (Ida, 2019, hlm.47).

g. Kekurangan Media Kartu Bergambar


Didalam kelebihan pasti ada kekurangan, didalam media ini pun masih memiliki
kekurangan. Menurut Angraeny dan Saud (2017,vol. 1: No. 2 hlm.141) menyebutkan
bahwa kekurangan dari media kartu bergambar yaitu “gambar hanya menekankan
persepsi indra mata, gambar benda yang kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran, dan ukurannya yang terbatas untuk kelompok besar.”

h. Pemahaman Konsep
Melalui pendidikan ilmu pengetahuan alam diharapkan para siswa akan
memperoleh pengalaman dalam bentuk kemampuan untuk bernalar induktif
dengan berbagai konsep dan prinsip ilmu pengetahuan alam. Kemampuan
yang diperolehnya itu diharapkan dapat digunakan untuk mengungkap
fenomena-fenomena alam dalam kehidupan sehari-hari, menerapkan prinsip-
prinsip dari ilmu pengetahuan alam dengan teknologi, mengembangkan
kebiasaan dan sikap ilmiah untuk menemukan dan meningkatkan pemahaman
konsep siswa. Pemahaman konsep memiliki peranan penting dalam proses
belajar mengajar dan merupakan dasar dalam mencapai hasil belajar.

Konsep merupakan salah satu pengetahuan awal yang harus dimiliki siswa
karena konsep merupakan dasar dalam merumuskan prinsip-prinsip. Menurut
Dahar (1998, hlm.96) “konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu
kelas objek, kejadian, kegiatan, hubungan yang mempuyai atribut yang sama
”Setiap konsep tidak berdiri sendiri melainkan berhubungan satu sama lain,
oleh karena itu siswa dituntut tidak hanya menghafal konsep saja, tetapi
hendaknya memperhatikan hubungan antara satu konsep dengan konsep yang
lainnya.

Menurut Tjandra & dkk (2005) konsep merupakan kesimpulan dari suatu
pengertian yang terdiri dari dua atau lebih fakta dengan memiliki ciri-ciri yang
sama. Untuk menanamkan suatu konsep dalam pelajaran, seorang guru perlu
mengajarkannya dalam konteks nyata dengan mengaitkannya terhadap
lingkungan sekitar. Hal ini akan mampu mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa dan meningkatkan pemahaman konsepnya terhadap materi yang
diajarkan.
Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan
sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau
mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu mengungkapan
kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi
data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif
yang dimilikinya.
Dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep adalah Kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk mengemukakan kembali ilmu yang
diperolehnya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan kepada orang
sehingga orang lain tersebut benar-benar mengerti apa yang disampaikan
(Fakhrah, 2014).11

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya ditemukan bahwa dengan


menggunakan kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan kosakata
siswa, karena kartu bergambar dapat menarik perhatian siswa, membuat siswa
termotivasi dan fokus dalam belajar kosakata. Media kartu bergambar
dianggap sebagai suatu media yang menimbulkan kesenangan dan ketertarikan
siswa dalam pembelajaran kosakata, karena kartu bergambar dapat disajikan
dalam bentuk permainan (Hotimah, 2010). Brown (2008) mengatakan selain
dapat dilakukan dengan cara bermain, kartu bergambar juga dapat digunakan
dimanapun diinginkan oleh anak. Selain dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan kartu bergambar juga merupakan media yang sangat
praktis karena dapat dibuat secara bersama-sama oleh guru dan siswa
(Baleghizadeh dan Ashoori, 2011). Brown (2008) mengatakan, selain faktor
kognitif, faktor afektif juga memengaruhi keberhasilan siswa dalam
mempelajari bahasa.

B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah, diketahui penyebab-penyebab dari kurangnya
pemahaman konsep siswa yakni kurangnya perhatian siswa terhadap guru, faktor
pemahaman yang kurang, serta kesulitan pemilihan media yang tepat terhadap materi
maka diadakan pre-test. Setelah diadakan pre-test dan di ketahui sejauh mana
kemampuan siswa maka penulis melakukan pembelajaran dengan menggunakan
media kartu bergambar diharapkan dengan menggunakan media kartu bergambar akan
meningkatkan pemahaman konsep, yang mana hasil akan terlihat pada post-test. Pada
posttest lah akan dianalisis apakah pembelajaran menggunakan media kartu
bergambar dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Untuk mempermudah
dalam pemahaman ini maka alur kerangka berpikir digambarkan secara praktis
mengenai “Pengaruh media kartu bergambar terhadap pemahaman konsep pada
pembelajaran IPA”

11
ni putu widiawati ketut pudjawan, “analisis pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas
IV SD di Gugus II Kecamatan Banjar” Volume: 3 No: 1 (n.d.).
C. Hipotesis Penelitian/Hipotesis Tindakan/Pertanyaan
Penelitian Hipotesis Penelitian :

Sugiyono (2010) berpendapat bahwa Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap


rumusan masalah penelitian yang diajukan karena sifatnya masih bersifat sementara
maka perlu dibuktikan kebenaranya melalui data empiris yang terkumpul.

Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, penulis mengajukan hipotesa yang
nantinya akan diuji kebenarannya. Hipotesa tersebut adalah
Ha : Terdapat pengaruh media kartu bergambar terhadap pemahaman konsep pada
pembelajaran IPA.
Bab III

Metode Penelitian

A. Metodologi Penelitian (Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian)


Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan satu kelas
sebagai eksperimen. Desain yang digunakan adalah one group pretest-posttest design.
Penelitian ini membandingkan hasil sudah dengan hasil sebelum pembelajaran pada
kelas yang diberikan perlakuan sebelum di kenakan perlakuan, kelas tersebut
diberikan tes awal berupa tes kemampuan pemahaman konsep materi yang telah
dipelajari. Tes awal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep
siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup dengan tidak menggunakan media.
Setelah diberi perlakuan, kelas diberikan tes akhir berupa tes kemampuan pemahaman
konsep materi klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan media kartu bergambar.
Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa
setelah diberi perlakuan. Desain One group pretest-posttes menurut Sugiyono (2009,
hlm.110).
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang analisisnya menekankan pada data-data numerikal (angka) yang
diolah melalui metode statistika.12 Menurut sumber lain penelitian kuantitatif juga
dapat diartikan sebagai jenis penelitian yang mengandalkan pada penginderaan
empiris atau pengolahan data melalui hitungan angka dalam matematika.13

B. Populasi dan Sample Penelitian


1. Populasi
Seluruh siswa kelas 4 di SDI Yakmi yang berjumlah 90 orang.
2. Sampel
Penelitian ini mengambil 50 orang untuk diberikan treatment media kartu
bergambar dan 40 orang lainnya tidak diberikan treatment media kartu
bergambar.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik simple random sampling.

Adapun pengertian dari simple random sampling ialah teknik penentuan lokasi dan
sampel secara acak dengan menentukan jumlah sampel yang akan diteliti,
memberikan nomor urut pada semua satuan sampel yang diambil serta dapat mewakili
wilayah penelitian dalam pengambilan sampel secara keseluruhan.

Menurut Sugiyono, Simple random sampling merupakan metode yang digunakan


untuk memilih sampel dari populasi secara acak sederhana sehingga setiap anggota

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm 85


12

13
Jasa Ungguh Muliawan, Metodologi Penelitian Pendidikan dengan Studi Kasus, cetakan
pertama (Yogyakarta: Gava Media, 2014), hlm 3
populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel. Seluruh
anggota populasi menjadi anggota dari kerangka sampel. Simple random sampling
biasa digunakan jika populasi bersifat homogen. Cara pengambilan sampel bisa
dilakukan dengan acak yaitu, memilih individu sampel dan lokasi yang akan
digunakan secara acak untuk mewakili populasi dan wilayah secara keseluruhan.14

D. Instrumen Penilaian
Alat ukur Dalam penelitian ini disebutinstrument penelitian “instrument penelitian
digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti, dengan demikian jumlah
instrument yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel
yang akan diteliti” (Sugiyono,2016, hlm.133).

Variabel Instrumen
Dalam penelitian ini, terdapat dua variable yang digunakan antara lain variable X dan
Y. variable X menunjukan media kartu bergambar dan variable Y menunjukan
pemahaman konsep terhadap peserta didik.

1. Media Kartu Bergambar


a. Definisi Konseptual
Kartu bergambar adalah media kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau
tanda symbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu
yang berhubungan dengan gambar itu . Media kartu bergambar, akan
membantu siswa dalam menguasi materi pelajaran dan dapat
menumbuhkan semangat dalam pembelajaran. Sehingga mampu menguasi
konsep suatu materi.

b. Definisi Operasional
Langkah-langkah media kartu bergambar, guru membuat prediksi atau
dugaan peristiwa yang akan terjadi terhadap suatu permasalahn yang
diinformasikan. Media kartu bergambar dapat digunakan sebagai media
pembelajaran individu maupun kelompok. Guru menunjukan gambar
yang berisi gambar organ organ manusia dan mempertanyakan kepada
peserta didik tentang gambar tersebut seperti apa namanya, dimana
poisisinya pada tubuh kita dan apa fungsinya. Dengan ini peserta didik
dapat memahami bagaimana bentuk organ tubuh pada manusia.

2. Pemahaman Konsep
a. Definisi Konseptual
Konsep merupakan salah satu pengetahuan awal yang harus dimiliki siswa
karena konsep merupakan dasar dalam memahami prinsip-prinsip tentang
organ-organ manusia. Menurut Dahar (1998, hlm.96) “konsep adalah
suatu abstraksi yang memiliki suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian,
14
S Sugiyono, “Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Metods)(; S. Sutopo, Ed.),” Bandung: Alfabeta,
2012.
kegiatan-kegiatan, hubungan-hubungan yang mempuyai atribut yang
sama” Setiap konsep tidak berdiri sendiri melainkan berhubungan satu
sama lain, oleh karena itu siswa dituntut tidak hanya menghafal konsep
saja, tetapi hendaknya memperhatikan hubungan antara satu konsep
dengan konsep yang lainnya.
Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep-
konsep setelah kegiatan pembelajaran. Penguasaan konsep dapat diartikan
sebagai kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah baik
teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Dahar, 2003,
hlm.4).

b. Definisi Operasional
Tujuan penguasaan konsep adalah untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menguasai konsep, penguasaan konsep juga dapat diartikan sebagai
tingkat kemampuan dalam memahami, mengartikan dan mampu
menguasai materi. Penguasaan konsep yang diambil dari penelitian ini
berupa skor dimana skor tersebut diperoleh melalui instrumen. Instrumen
yang digunakan berupa tes. Tes yang digunakan adalah test tulis yang
dimana peserta didik dibagikan kartu bergambar yang berbeda-beda dan
menuliskan apa yang mereka ketahui mengenai gambar yang didapat
masing-masing.

Kisi Kisi Instrumen

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini


adalah tes soal pilihan ganda pemahaman kemampuan penguasaan konsep. Tes
tersebut akan diberikan setelah rangkaian pembelajaran pada kelas berakhir.

Kompetensi Dasar Indikator Skor


Maksimal
Mengidentifikasi bagian  Mengetahui fungsi 20
organ-organ pada manusia organ tersebut
 Menyebutkan ciri-ciri 20
dari tiap organ manusia
 Menganalisa fungsi 20
utama dari organ
tersebut
Memahami cara kerja organ-  Menjelaskan manfaat 20
organ manusia dari tiap masing-masing
organ manusia

 Memahami fungsi 20
antara organ satu dengan
yang lainya
Total Skor 100
E. Validitas dan Reabilitas
1) Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi
ukurannya (Azwar 1986). Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel
yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef,
2006).

Validitas menurut Sugiyono (2016:177) menunjukan derajat ketepatan


antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang
dikumpulkan oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, kita
mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut. Jika koefisien
antara item dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut
dinyatakan valid, tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item
terebut dinyatakan tidak valid.

Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid adalah nilai
indeks valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3 (Sugiyono, 2016 : 179).
Oleh karena itu, semua pernyataan yang memiliki tingkat korelasi
dibawah 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid.

2) Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability
(rliabilitas) adalah keajegan pengukuran (Walizer, 1987). Sugiharto dan
Situnjak (2006) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk
memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat
pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya
dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah
atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi,
daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang
tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel.

Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan


menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2012 : 177). Apabila korelasi 0,7 maka dikatakan item tersebut
memberikan tingkat reliabel yang cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi
dibawah 0,7 maka dikatakan item tersebut kurang reliabel.
F. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah data
menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk
dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang terutama
adalah masalah yang tentang sebuah penelitian. Atau analisis data juga bisa diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan untuk merubah data hasil dari sebuah penelitian
menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan untuk mengambil sebuah
kesimpulan.

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik Imperensial
Parametrik. Adapun uji prasyarat sebelum Uji-T ialah Uji Normalitas dan Uji
Homogenitas.
1) Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas untuk melihat sampel berdasarkan
normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji Lilliefors Test, karena sampel dalam penelitian jumlahnya
kurang dari 30 dengan langkah-langkah :
a. Mengurutkan data sampel dari yang terkecil sampai data terbesar
(X1,X2,X3,…Xn,).
b. Menghitung rata-rata nilai sekor sampel secara keseluruhan
menggunakan rata-rata tunggal.
c. Menghitung standar deviasi nilai sekor sampel menggunakan rata-rata
tunggal.
d. Menghitung Zi dengan rumus: Zi = 𝑥𝑖 –𝑥
𝑠
e. Menentukan nilai tabel Z (melihat lampiran tabel Z) berdasarkan nilai
Z, dengan mengabaikan nilai negatifnya.
f. Menentukan besar peluang masing-masing nilai Z berdasarkan nilai Z
(dituliskan dengan symbol f(Zi)). Yaitu dengan cara nilai 0,5-nilai
tabel Z apa nilai Zi negatif (-), 0,5+ nilai tabel Z apabila nilai Z i positif
(+).
g. Menghitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing dari nilai
Z untuk setiap baris, dan disebut dengan S(z) kemudian dibagi dengan
jumlah number of cases (N) sampel.
h. Menentukan nilai LO(hitung)=│F(Zi)-S(Zi)│dan bandingkan dengan
nilai Ltabel (tabel nilai kritis uji liliefors) dalam hal ini taraf signifikan
yang digunakan sebesar 5% (0,05)
i. Apabila Lhitung <Ltabel , maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. (Sudjana, 2005, hlm.466)
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat homogeny tidaknya suatu
populasi apakah sebelum dan sesudah menggunakan media flash card
mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang
penulis gunakan uji F atau uji Varian terbesar dibanding Varians terkecil
dengan menggunakan tabel F. Dengan rumus:
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟
Fhitung= 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑐𝑖𝑙
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Menghitung varians terbesar dari varians terkecil.
b. Bandingkan Fhitung dengan nilai Ftabel
c. Membandingkan Fhitung dengan nilai Ftabel dengan kriteria sebagai
berikut :
a) Jika Fhitung ≥ Ftabel tidak homogen
b) Jika Fhitung ≤ Ftabel homogen
3) Uji-T
Setelah data yang diperlukan maka data tersebut akan dianalisis secara
kuantitatif. Analisis data dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis
dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan untuk melihat
seberapa besar pengaruh penggunaan media Flash Card terhadap
penguasaan konsep materi. Uji hipotesis dalam penilitian ini
menggunakan uji “t” test. Test atau “t” adalah salah satu tes statistic yang
dipengaruhi untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang
menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil secara
random dan populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan
(Sudjono, 2014, hlm.278).

Sampel dalam penelitian ini adalah sampel kecil yang satu sama lain
berhubungan maka rumus yang digunakan adalah: Rumus yang digunakan
adalah t0 = 𝑀𝐷
𝑆𝐸𝑀𝐷
Dengan langkah-langkah perhitungn sebagai berikut:
a. Mencari Mean dari Difference dengan rumus : MD = Σ𝐷
𝑁
b. Mencari Deviasi Standar dari Difference (SDD) dengan rumus:

𝐷 2
𝑆𝐷𝐷 ² = 𝐷−
𝑁 𝑁

c. Mencari Standar Error dari Mean Of Difference (SEMD) dengan


SDD
rumus : 𝑆𝐸𝑀𝐷 =
𝑁−1
d. Mencari t0 dengan rumus 𝑡0 = 𝑆𝐸𝑀𝑀𝐷𝐷
e. Memberikan interpretasi terhadap “t0”Apabila t0 ≥ tt maka hipotesis
nihil ditolak, berarti diantara kedua variabel yang kita selidiki
terdapat perbedaan yang signifikan
f. Apabila t0 < tt maka hipotesis nihil diterima atau disetujui, berarti
diantara kedua variabel yang kita selidiki tidak terdapat perbedaan
yang signifikan (Sudijono, 2014, hlm.285).
Daftar Pustaka

Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta:


PT.Rineka Cipta, h. 82

Permendiknas No. 11 Tahun 2011

Yuliawati, Fungsi Media dalam Pembelajaran IPA di SD.[Online].Tersedia:


http://liayuliawati-pgsdipa.blogspot.com/2012/10/fungsi-media-dalam-pembelajaran-
ipa-di. html. diakses 15 Maret 2018.

Sadiman. A.S. dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatnya.


(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada` 2014), h. 29

Sadiman,Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaat, (Jakarta:


RajawaliPers, 2004), h.7

Nurihsan, Juntika Ahmad, Strategi Layanan Bimbingan dan Konsling (Jakarta:


Aditama, 2012)

Azhar, Arsyad, Media pembelajaran (Jakarta: RajawaliPerss, 2009), h.3


LifKhoru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu (Jakarta: Presentasi
Pustaka,2011),h.208

Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka


Cipta,2003), h.37

RostinaSundayana, Media dan Alat Peragadalam Pembelajaran Matematika


(Bandung: Alfabeta, 2015) h. 17

ni putu widiawati ketut pudjawan, “analisis pemahaman konsep dalam pembelajaran


IPA pada siswa kelas IV SD di Gugus II Kecamatan Banjar” Volume: 3 No: 1 (n.d.).

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm 85

Jasa Ungguh Muliawan, Metodologi Penelitian Pendidikan dengan Studi Kasus,


cetakan pertama (Yogyakarta: Gava Media, 2014), hlm 3

Sugiyono, S. “Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Metods)(; S. Sutopo, Ed.).”


Bandung: Alfabeta, 2012.

Susila, Rudi dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana
Prima.

Anda mungkin juga menyukai