Anda di halaman 1dari 6

Vol. 1 No. 2 Desember 2022 Hal.

227-232
http://jurnal.minartis.com/index.php/jpst

Media Diorama Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V-B Pada


Pembelajaran IPA Di SDN Banyuanyar Kidul
Ani Anjarwati, Maruro, Galu Kusuma Dewi R, Vegas Albar Pratama, Dea Nanda
Progam Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Panca Marga Probolinggo, Indonesia
Surel:anianjarwati.upm@gmail.com,masruro1303@gmail.com,galuhkusuma660@gmail.com, abbasalbarp08@gmail.com,
nandaddea2094@gmail.com

https://doi.org/10.47233/jpst.v2i3.335

Abstract
The observation that we carried out took place at SDN Banyuanyar Kidul, Kab. Probolinggo. The purpose of this observation
is to find out the use of diorama media to increase students' understanding of class V-B in science learning at SDN Banyuanyar
Kidul. Learning media is a means that influences a teaching and learning process. In the absence of learning media, it is
difficult for KBM (teaching and learning activities) to be implemented effectively. Without realizing it, learning media has a
very important role besides teachers and students as the main objects in the learning process. The learning media that we use
during the observation is using diorama media. Diorama media can be used to help increase students' interest and learning
outcomes. This study used an experimental method and obtained an average pretest score of 68.4 and a posttest of 74.3. The
existence of diorama media makes it easier for educators as well as students in teaching and learning activities. Thus, the
material presented by educators can be easily understood by students.
keywords: learning media, dioramas, teaching and learning activities (KBM)
Abstrak
Observasi yang kami laksanakan bertempat di SDN Banyuanyar Kidul Kab. Probolinggo. Tujuan dari observasi
ini untuk mengetahui penggunaan media diorama meningkatkan pemahaman siswa kelas V-B pada pembelajaran
IPA di SDN Banyuanyar Kidul. Media pembelajaran merupakan sarana yang berpengaruh pada suatu KBM. Tidak
adanya media pembelajaran, KBM sulit untuk terselenggara secara efektif. Tanpa disadari, media pembelajaran
memiliki peran yang sangat penting disamping guru dan siswa sebagai objek utama dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran yang kami gunakan pada saat obervasi yaitu menggunakan media diorama. Media diorama
dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dan diperoleh hasil rata-rata nilai pretest 68,4 dan postest 74,3. Dengan adanya
media diorama memudahkan pendidik juga peserta didik dalam KBM. Dengan demikian, materi yang
disampaikan oleh pendidik dapat mudah dipamahami oleh peserta didik.
Kata kunci: Media pembelajaran, diorama, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

This work is licensed under Creative Commons Attribution License 4.0 CC-BY International license

PENDAHULUAN

Pendidikan sangat penting untuk kondisi manusia. Sekolah merupakan salah satu bidang penting yang
dikembangkan di setiap negaraPendidikan adalah usaha sengaja dan terencana untuk mewujudkan lingkungan
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
kemandirian spiritual, pengendalian diri, kecerdasan, dan kepribadian, sebagaimana tercantum dalam Pasal 1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. karakter mulia dan kemampuan
yang sangat baik diperlukan bagi dirinya sendiri, masyarakat, dan membantu peserta didik mewujudkan potensi
dirinya secara utuh melalui proses pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pendidikan
merupakan suatu daya dan upaya pada proses pembelajaran untuk meningkatkan potensi yang dimiliki peserta
didik berupa kecerdasan, kepribadian, maupun keterampilan yang dibutuhkan untuk dirinya sendiri ataupun orang
lain untuk menjadi pedoman kehidupan agar hidup mereka lebih terarah tujuan kedepannya.
Ketiadaan bahan ajar dan penggunaan kegiatan pembelajaran yang lebih banyak bercorak ceramah yang
mengalihkan perhatian siswa dari pengajaran guru, merupakan dua persoalan yang sering muncul ketika
mempelajari materi IPA. Akibatnya, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa meskipun bimbingan siswa adalah
salah satu ukuran, kesadaran siswa berfungsi sebagai penghalang untuk masuk. Mengenai proses belajar mengajar,
media telah memberikan kritik yang membangun, diantaranya sebagai berikut: Belajar mengajar adalah proses

Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi (JPST) Vol.01 No. 02 Desember 2022 227
Vol. 1 No. 2 Desember 2022 Hal. 227-232
http://jurnal.minartis.com/index.php/jpst

yang menggunakan metode ceramah dan banyak siswa untuk mendapatkan hasil yang diinginkan (Arista &
Rahma, 2021).
KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dikatakan berhasil jika hubungan interaksi guru dan siswa berhasil
(Widodo, Sari, Wanhar, & Julianto, 2021). Sehingga proses belajar mengajar di dalam kelas terlaksana dengan
kondusif sehingga penilaian berjalan dengan efektif. Dalam kegiatan KBM hal yang penting dilaksanakan saat
mengajar adalah penggunaan media pembelajaran untuk pendidik sebagai pedoman dalam mengajar yang
memudahkan pendidik dan lebih leluasa pada saat memberikan materi kepada peserta didik. Media pembelajaran
dapat menambah semangat siswa dan meningkatkan pemahaman siswa terkait materi pembelajaran serta membuat
sisiwa tidak mudah bosan saat pembelajaran sehingga suasana kelas lebih terarah/kondusif serta pembelajaran di
kelas menjadi lebih aktif.
Agar pengalaman mengajar dan berkembang dengan alat pembelajaran berfungsi dengan baik, siswa
harus dipersilakan untuk memanfaatkan setiap kemampuan mereka. Instruktur mencoba memberikan rangsangan
yang dapat diproses oleh berbagai indera (Agustina & Sitompul, 2015). Kemungkinan informasi tersebut akan
dipahami dan disimpan dalam ingatan meningkat seiring dengan banyaknya indra yang digunakan untuk
menerima dan mengolahnya. Diharapkan siswa dapat dengan mudah dan efektif memahami informasi yang
disajikan melalui media pembelajaran. Guru sering kali perlu mengelola siswa yang presentasi ilmiahnya meleset
dari asumsi mereka. Media pembelajaran hanyalah salah satu dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa.
Untuk membantu keberhasilan KBM diperlukan adanya media pembelajaran. Siswa dapat berpikir lebih
konkrit berkat media pembelajaran yang tentunya dapat mengurangi verbalisme. Akibatnya, siswa dan guru sama-
sama memiliki pilihan untuk memilih dan memanfaatkan media pembelajaran selama proses pembelajaran.
Keberadaan media pembelajaran sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar. Karena dengan
menggunakan media pembelajaran sebagai perantara dapat membantu mengatasi ketidakjelasan materi pada
kegiatan ini. Nurlatifah (2015) menegaskan bahwa dengan bantuan media, informasi kompleks yang perlu
disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan. Melalui frase atau kata-kata tertentu, media dapat
menyampaikan apa yang tidak dapat disampaikan oleh instruktur.Penggunaan media pembelajaran dalam KBM
dapat membangkitkan minat belajar pada diri siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran sangat membantu keefektifan proses
belajar, penyampaian pesan dan isi pelajaran. Sebagai salah satu bagian penting dari pembelajaran yang membantu
guru dan siswa di kelas. Selain media pembelajaran pendidik juga memilki peran penting yang menjadi tolak
belakang keberhasilan peserta didik pada materi tersebut. Di zaman sekarang masih banyak kita temui minimnya
guru dalam mengoprasikan media pembelajaran dan ini menjadi kendala pada KBM saat ini. Oleh karena itu pihak
sekolah juga ikut berkontribusi dalam memilih pendidik yang berkompeten dalam KBM dan penggunaan media
pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran tidak terbatas pada peningkatan efektivitas dan efisiensi administrasi
sekolah. Dengan desain media yang menarik, media pembelajaran dapat memfasilitasi demonstrasi pengetahuan,
memberikan daya tarik yang lengkap, dan menyentuh semua modalitas anak. Untuk kepentingan pendidikan, tema
dapat digunakan untuk mendesain penyajian bahan ajar dalam bentuk media pembelajaran. Susanto & Akmal
(2019) dalam memilih media pembelajaran perlu diperhatikan beberapa ciri pembeda, diantaranya: a) berdasarkan
tujuan yang akan dicapai. b) media yang dipilih tergantung pada tujuan tayangan yang ditentukan sebelumnya
yang sebagian besar menyinggung satu atau campuran dari beberapa ruang mental, penuh perasaan, dan
psikomotorik. c) sesuai untuk mendukung isi pelajaran faktual, konseptual, atau umum. d) praktis, adaptif, dan
tahan lama e) Instruktur mahir dalam penggunaannya. F) pengelompokan sasaran. g) kecakapan teknis
Diorama adalah miniatur pemandangan tiga dimensi yang dimaksudkan untuk menggambarkan
pemandangan sebenarnya (Aswat et al., 2020). Diorama biasanya terdiri dari figur atau benda yang ditampilkan
di atas panggung dengan latar belakang yang dicat khusus. Menurut Ismilasari & Hendratno (2013) kelebihan
media diorama adalah terbuat dari bahan yang mudah diperoleh, dapat digunakan berulang kali, menggambarkan
situasi yang sebenarnya, dan menampilkan sesuatu yang sebenarnya sulit dilihat. Diorama yang dibuat guru
langsung terlihat oleh siswa. Siswa didesak untuk mempertimbangkan materi guru secara kritis sebagai hasil dari
pengamatan mereka. Dengan adanya media yang tepat dan menarik, maka akan tercipta pembelajaran yang
menyenangkan dan lebih memudahkan siswa memahami materi sehingga tujuan pembelajaran pada kompetensi
dasar mendeskripsikan daur air akan tercapai dan siswa memperoleh hasil belajar dengan maksimal.

Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi (JPST) Vol.01 No. 02 Desember 2022 228
Vol. 1 No. 2 Desember 2022 Hal. 227-232
http://jurnal.minartis.com/index.php/jpst

Penelitian ini menghasilkan media pembelajaran visual tiga dimensi berupa diorama. Siswa dapat
termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas dengan bantuan media ini. Selain itu, nama-
nama tingkatan tropis dicantumkan dalam diorama media yang dibuat. Tingkat tropik tersebut antara lain:
produsen, konsumen I, konsumen II, konsumen III (konsumen puncak), dan dekomposer. Sehingga, media
diorama yang dibuat diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar dan memberikan dampak positif
terhadap keaktifan belajar siswa pada pembelajaran IPA dikelas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertempat di SDN Banyanyar Kidul dengan siswa kelas V-B berjumlah 16 orang. Dalam
tahap perencanaan peneliti telah menyiapkan beberapa hal seperti berikut: (1) Surat ijin pelaksanaan penelitian di
SDN Banyanyar Kidul, (2) RPP untuk memudahkan dalam melakukan penelitian agar penelitian yang
dilaksanakan lebih terarah, (3) Soal Pretest dan Postest, (4) Media Diorama bertema rantai makanan ekosistem
sawah.
Bahan dan alat dalam pembuatan media diorama ini antara lain:
1. Steropom 3 8. Gunting
2. Krayon 9. Cater
3. Kertas manila putih 10. Pensil
4. Print bergambar 11. Pulpen
5. Lem glukol 12. Double tip
6. Cat minyak 13. Lidi
7. Kuas
Cara pembuatan
1. Gunting kertas bergambar yang berisi komponen biotik & abiotik.
2. Tempelkan pada steropom pertama menggunakan lem glukol.
3. Bentuk steropom pertama menggunakan cater sesuai gambar komponen biotik & abiotik yang
ditempelkan.
4. Pasangkan lidi dibelakang steropom biotik& abiotik menggunakan double tip.
5. Gambarkan pemandangan sawah di kertas manila menggunakan pensil dan krayon.
6. Kemudian, tempelkan gambar tersebut pada steropom kedua.
7. Cat steropom ketiga menggunakan cat minyak berwarna hijau lalu keringkan.
8. Tempelkan steropom berisi komponen biotik & abiotik pada steropom yang telah dicat tadi.
9. Pasangkan steropom kedua dan ketiga menggunakan double tip.
10. Terakhir, tulislah jenis-jenis tingkat trofik di samping gambar rantai makanan.

Penelitian ini menggunakan teknik penelitian eksperimen. Metode eksperimen adalah jenis penelitian yang
memungkinkan peneliti mengubah variabel dan melihat apa yang terjadi sebagai hasilnya. Faktor eksternal
mungkin berdampak pada pengurangan karena variabel-variabel ini dikendalikan dengan cara ini (Kusnadi,
Tinaprilla, Susilowati, & Purwoto, 2016).
Penggunaan kondisi terkendali dalam sebuah metode untuk mencari pengaruh tertentu pada orang lain adalah
penelitian eksperimental.. Jika dibandingkan dengan jenis penelitian kuantitatif lainnya, penelitian eksperimen
memiliki kelompok control (Dwi Handayani, Ganing, & Suniasih, 2017).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes yang terdiri dari Pretest dan Postest untuk siswa kelas V-B.
Cara ini dilakukan kepada siswa kelas V-B dan diamati sebelum dan sesudah pemberian materi mengenai media
diorama ekosistem & jaring-jaring makanan.

O1 X O2
Keterangan:
O1 = Pretest
O2= Postest

Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi (JPST) Vol.01 No. 02 Desember 2022 229
Vol. 1 No. 2 Desember 2022 Hal. 227-232
http://jurnal.minartis.com/index.php/jpst

X = Perlakuan yang diberikan


Dalam penelitian ini, soal tes pada lembar tes digunakan oleh peneliti dengan sepuluh soal pre-test dan
sepuluh soal post-test. Pada hari pertama, sebelum peneliti melakukan KBM peneliti melakukan ice breaking
terlebih dahulu guna membuat siswa agar lebih semangat dalam melakukan KBM. Kemudian peneliti menjelaskan
materi ekosistem dan jaring-jaring makanan dan membagikan lembar soal pretest kepada siswa untuk mengukur
kemampuan mengenai seberapa paham siswa terhadap materi yang dijelaskan oleh peneliti. Pada hari kedua,
sedikit mirip dengan hari pertama yaitu dimulai dengan ice breaking sebelum KBM. Kemudian peneliti
menjelaskan materi sebelumnya dengan cara yang berbeda yakni menggunakan media diorama. Setelah materi
selesai dijelaskan oleh pemateri, peneliti memberikan lembar soal postest di hari terakhir melakukan penelitian
guna untuk mengenal adakah pengaruh penggunaan media diorama terhadap peningkatan pemahaman siswa
mengenai materi ekosistem & jaring-jaring makanan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang peneliti dapatkan setelah melakukan eksperimen melalui lembar tes soal pretest
dan postest serta penggunaan media diorama sebagai media pembelajaran saat KBM memberikan hasil yang
memuaskan. Pada hari pertama peniliti hanya menjelaskan materi ekosistem dan jaring-jaring makanan pada siswa
kelas V-B tanpa menggunakan media diorama mendapatkan rata-rata nilai pretest 68,4. Kemudian pada hari
kedua, peneliti kembali menjelaskan materi ekosistem dan jaring-jaring makanan tetapi dengan menggunakan
media diorama mendapatkan rata-rata nilai postest 74,3. Hasil kerja siswa berkisar antara dari yang tertinggi 90
hingga yang terendah 40. Saat siswa mengerjakan soal pretestnya, mereka mengalami kesulitan mengerjakannya
karena yang peneliti lakukan hanya menggunakan metode ceramah/menjelaskan materi saja, berbanding terbalik
dengan hasil postest karena di hari kedua peneliti tidak hanya menjelaskan menggunakan metode ceramah
melainkan menggunakan media pembelajaran yaitu media diorama ekosistem dan jaring-jaring makanan guna
untuk menambah tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan, dengan itu KBM berlajan dengan
baik.
Peneliti menggunakan media pembelajaran yaitu media diorama dibuat sesuai dengan kebutuhan mereka,
dimana siswa SD sedang berada pada tahap Operasional Konkret. Hal ini menunjukkan bahwa seorang anak cukup
dewasa untuk menggunakan penalaran yang masuk akal atau tugas-tugas hanya pada hal-hal yang nyata (hal-hal
yang dapat dilihat secara langsung) pada tahap ini. Sehingga, pemikiran operasional konkret anak berlanjut. Oleh
karena itu, keberadaan bahan ajar sangat bermanfaat bagi pendidikan sains. Pada tahap ini siswa SD menggunakan
pemikiran logis dan objek yang nyata. Sehingga Aspek Kognitif dan Aspek Psikomotorik mereka bertambah.
Mereka bisa mengurutkan objek dari benda yang paling kecil ke yang paling besar. Dan disini mereka bukan
hanya bermain, tapi lebih tepatnya belajar sambil bermain. Pembelajaran yang dilakukan dengan cara tersebut
akan membuat kelas lebih aktif dan siswa tidak mudah bosan serta dapat memberikan keleluasaan kepada siswa
untuk menyimpulkan sendiri pengetahuannya yang mereka dapatkan.
Partisipasi siswa sangat penting dalam proses pembelajaran. bahwa pembelajaran menunjukkan, sesuai
dengan teori kognitif, jiwa yang sangat aktif yang memproses informasi yang didapat daripada sekadar
menyimpannya tanpa perubahan. Oleh karena itu, sama halnya dengan siswa harus berpartisipasi aktif dalam
kegiatan belajar, belajar aktif. mengingat pembelajaran aktif adalah aktivitas fisik, mental, dan emosional yang
berlangsung selama proses belajar mengajar.
Gagne dan Bringgs’ (Rahmayanti, 2016) faktor pemicu keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar:,
yaitu: (1) membangkitkan minat siswa atau memberikan motivasi agar mereka berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran; 2) Memberikan penjelasan yang jelas tentang tujuan kegiatan pembelajaran (kompetensi dasar
siswa), 3) kapasitas untuk meningkatkan belajar siswa,4) pemberian rangsangan (masalah, pembahasan, dan ide
yang akan dipelajari), 5) tahapan yang akan dipelajari dalam materi pelajaran, 6) partisipasi aktivitas siswa,7)
feedback, 8) tagihan, dan 9) tagihan tes untuk memantau dan mengukur kapasitas siswa: dan (10) menutup setiap
informasi yang tercakup dalam pelajaran.
Pemberian motivasi pada siswa membuat mereka aktif dalam KBM. Ada dua jenis motivasi: intrinsik
dan ekstrinsik. Keaktifan belajar khususnya penggunaan media pembelajaran dapat dipengaruhi secara positif
oleh motivasi ekstrinsik. Untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran, setiap jenis materi pembelajaran
memerlukan penggunaan sumber belajar yang tepat, yang termasuk dalam lingkungan belajar. Jadi para ahli
menggunakan media model yang hidup yang dapat mendorong tindakan belajar siswa. Hal ini karena
keikutsertaan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar memerlukan kemampuan menyalurkan

Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi (JPST) Vol.01 No. 02 Desember 2022 230
Vol. 1 No. 2 Desember 2022 Hal. 227-232
http://jurnal.minartis.com/index.php/jpst

informasi yang dapat merangsang pikiran, perhatian, perasaan, minat, dan tingkat keingintahuan siswa yang
tinggi.
Sedangkan motivasi intrinsik sendiri merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri siswa sendiri. Jika
siswa sudah memiliki motivasi untuk belajar giat mereka akan lebih antusias saat pembelajaran berlangsung.
Berbanding terbalik jika siswa tersebut sudah tidak memiliki motivasi diri. Sebanyak apapun motivasi yang
mereka dapatkan dari luar tidak akan berguna jika dari dalam diri siswa sudah tidak ada keinginan untuk giat
belajar. Karena keberhasilan seorang siswa tergantung dari siswanya sendiri. Maka dari itu siswa harus
mempunyai prinsip untuk belajar dengan giat dan bersungguh-sungguh agar kelak bisa menjadi siswa yang
berprestasi.
Sebagai media pembelajaran visual tiga dimensi, media diorama dapat menawarkan beberapa
keunggulan, salah satunya adalah keaktifan siswa dalam belajar. Menurut Maimunah (2016), kelebihan
penggunaan media pembelajaran yaitu (1) pemaparan materi pelajaran yang seragam; 2) kegiatan pembelajaran
di kelas menjadi lebih menarik dan jelas; 3) lebih banyak kegiatan yang melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran; 4) memanfaatkan waktu dan tenaga dengan lebih baik; 5) dapat meningkatkan hasil belajar siswa;
6) Media pembelajaran dapat dimanfaatkan kapan saja dan dari mana saja; (7) Media pembelajaran berpotensi
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap isi dan proses pembelajaran; 8) dan mengubah peran guru menjadi
lebih produktif dan mendorong.

Gambar 1. Media Diorama Ekosistem & Jaring-jaring makanan


KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut
1. Penggunaan media diorama sangat memudahkan siswa kelas V-B dalam memahami materi yang dipaparkan
daripada menggunakaan metode ceramah. Kelas menjadi lebih aktif, dimana siswa aktif bertanya, diskusi dan
menjawab pertanyaan dari pemateri. Berbeda dari hari pertama dimana pemateri yang hanya melakukan
kegiatan belajar menggunakan metode ceramah.
2. Hasil test pretest dan postest berbeda jauh sesuai keinginan peneliti yakni penambahan pemahaman siswa
menggunakan media diorama. Rata-rata nilai pretest siswa kelas V-B 68,4 sedangkan rata-rata nilai postest
74,3. Hasil kerja siswa berkisar antara dari yang tertinggi 90 hingga yang terendah 40.
3. Dapat peniliti rasakan perbedaan rata-rata nilai pretest dan postest siswa karena adanya perbedaan cara
mengajar dikelas dan pengaruh dari pengunaan media diorama saat KBM di kelas.

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih dari penulis yang ditujukan kepada ibu Ani Anjarwat S.Pd,.M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Konsep Dasar IPA II SD, yang sudah membantu kelancaran dari pembuatan RPP sampai pembuatan
artikel ini terpublish. Dan kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kepala sekolah SDN
BANYUANYAR KIDUL yang telah mengizinkan kami para peneliti untuk melakukan penelitian di SD tersebut.
Serta siswa kelas V-B yang telah kondusif mengikuti kegiatan penelitian dari awal hingga akhir dan ikut serta
membantu kelancaran penelitian yang dilakukan. Penelitian ini tidak akan bisa terlaksana dengan baik dan lancar

Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi (JPST) Vol.01 No. 02 Desember 2022 231
Vol. 1 No. 2 Desember 2022 Hal. 227-232
http://jurnal.minartis.com/index.php/jpst

tanpa adanya kontribusi dan dukungan dari rekan-rekan kami yang sudah bersusah payah berjuang demi
terlaksananya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Rena, & Sitompul, Harun. (2015). Pengaruh Media Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil
Belajar Biologi. Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi Dalam Pendidikan, 2(1).
https://doi.org/10.24114/jtikp.v2i1.3273
Arista, Hermin, & Rahma, Ary. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Ropes Meningkatkan Aktivitas dan
Ketuntasan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X TKJ-A di. 6948, 96–106.
Aswat, Hijrawatil, La, Mitrakasih, Onde, Ode, Madiani, La Ode, Guru, Pendidikan, Dasar, Sekolah, & Buton,
Universitas Muhammadiyah. (2020). Jenis Diorama Berbasis Tematik Integratif di Sekolah Dasar. 1(5),
450–457.
Dwi Handayani, Ni Made, Ganing, Ni Nyoman, & Suniasih, Ni Wayan. (2017). Model Pembelajaran Picture
and Picture Berbantuan Media Audio-Visual Terhadap Kompetensi Pengetahuan Ipa. Journal of
Education Technology, 1(3), 176. https://doi.org/10.23887/jet.v1i3.12502
Ismilasari, Yaashinta, & Hendratno. (2013). Penggunaan Media Diorama Untuk Peningkatan Keterampilan
Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Sekolah Dasar. Jpgsd, 01(02), 1–10. Retrieved from
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/3171/1861
Kusnadi, Nunung, Tinaprilla, Netti, Susilowati, Sri Hery, & Purwoto, Adreng. (2016). Analisis Efisiensi
Usahatani Padi di Beberapa Sentra Produksi Padi di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, 29(1), 25.
https://doi.org/10.21082/jae.v29n1.2011.25-48
Maimunah, Maimunah. (2016). Metode Penggunaan Media Pembelajaran. Al-Afkar : Jurnal Keislaman &
Peradaban, 5(1). https://doi.org/10.28944/afkar.v5i1.107
Nurlatifah, Nunik. dkk. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Komik Sains Yang Disertai Foto Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Smpn 2 Sumber Pada Pokok Bahasan Ekosistem. Jurnal
Scientiae Educatia, 5(2), 1–13.
Rahmayanti, Vina. (2016). Pengaruh Minat Belajar Siswa dan Persepsi atas Upaya Guru dalam Memotivasi
Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di Depok. SAP (Susunan Artikel
Pendidikan), 1(2), 206–216. https://doi.org/10.30998/sap.v1i2.1027
Susanto, Heri, & Akmal, Helmi. (2019). Media Pembelajaran Sejarah Era Teknologi Informasi. In Program
Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.
Retrieved from http://eprints.ulm.ac.id/8313/1/10. Media Pembelajaran Sejarah Era Teknologi
Informasi.pdf
Widodo, Hadi, Sari, Dewi Purnama, Wanhar, Fira Astika, & Julianto. (2021). Pengaruh Pemberian Layanan
Bimbingan dan Konseling Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa SMK. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(4), 2168–2175. Retrieved from https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/1028

Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi (JPST) Vol.01 No. 02 Desember 2022 232

Anda mungkin juga menyukai