Anda di halaman 1dari 8

MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLM

MASRINA LA NDONDE

Prodi Pendidikan Agama Islam, PASCA SARJANA IAIN TERNATE


masrinalandonde@gmail.com

ABSTRACT
To achieve the goals of Islamic education, in the learning process carried out by the teacher, he
should use learning media. By using learning media the teacher will more easily teach the subject
matter and students will more easily understand the lesson. The characteristics of Islamic
learning media can be grouped into graphic media, audio media and silent projection media.
Based on how to get it, the media is divided into finished media and design media. In choosing
the media, it is necessary to pay attention to the media selection criteria. With the use of media in
the learning process it is hoped that the quality of Islamic religious education will be even better.

Keywords: Media, Learning and Education

ABSTRAK
Untuk mencapai tujuan pendidikan Agama Islam, dalam proses pembelajaran yang
dilakukan guru seharusnya menggunakan media pembelajaran. Dengan menggunakan media
pembelajaran guru akan lebih mudah mengajarkan materi pelajaran dan peserta didik lebih
mudah memahami pelajaran tersebut. Karakteristik media pembelajaran Agama Islam dapat
dikelompokkan menjadi media grafis, media audio dan media proyeksi diam. Berdasarkan cara
mendapatkannya, media dibedakan atas media jadi dan media rancangan. Dalam memilih media
perlu diperhatikan kriteria pemilihan media. Dengan penggunaan media dalam proses
pembelajaran diharapkan kualitas pendidikan agama Islam menjadi lebih baik lagi.
Kata Kunci : Media, Pembelajaran dan Pendidikan
1. Pendahuluan
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan
bagian yang harus mendapat perhatian guru/fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu guru/fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar
dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif yang mewarnai interaksi yang
terjadi antara guru dan siswa. Interaksi bernilai edukatif karena kegiatan yang dilakukan
diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran dilakukan. Guru
dengan penuh kesadaran melakukan kegiatan secara sistematis dengan memanfaatkan segala
sesuatu untuk kepentingan pembelajaran.

Guru selalu dituntut agar materi pembelajaran yang disampaikan dapat dikuasai siswa
secara tuntas. Hal ini menjadi permasalahan yang cukup sulit bagi guru, karena siswa bukan
hanya sebagai individu dengan semua keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial
dengan latar belakang yang berbeda. Paling tidak ada tiga aspek yang membedakan siswa dengan
yang lainnya, yaitu aspek intelektual, aspek psikologis, dan aspek biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan sikap dan
perilaku siswa bervariasi di sekolah. Hal itu pula yang menjadikan berat tugas guru dalam
mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah
kesulitan mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pembelajaranpun sulit
untuk dicapai. Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi, apabila ada usaha yang dilakukan oleh guru.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalkan jumlah siswa di kelas,
mengaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas, memilih pendekatan pembelajaran yang
tepat. Di samping itu, perlu memanfaatkan media pembelajaran yang telah ada dan
mengupayakan pengadaan media pembelajaran baru demi mewujudkan tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
pendidikan di sekolah, maka penggunaan alat-alat atau media pembelajaran juga harus
menyesuaikan dengan kemajuan teknologi tersebut. Penggunaan media teknologi membuat
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Tidak hanya itu, perkembangan pendidikan di
sekolah semakin lama semakin mengalami perubahan dan mendorong berbagai usaha perubahan.
Saat ini, pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan dengan perkembangan teknologi
informasi. Hal itu menyebabkan terjadi perubahan dan pergeseran paradigma pendidikan.
Pembelajaran yang semula hanya menggunakan metode ceramah konvensional atau verbal
semata menjadi pembelajaran yang lebih aktif dan menyenangkan. Pembelajaran yang semula
siswa sebagai obyek pasif yang hanya menerima apa adanya dari guru, menjadi pembelajaran
yang menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif dan
menyenangkan memerlukan sarana yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses
pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran,
setidaknya sarana yang efektif dan efisien dalam bentuknya, komponen lingkungannya, alat
fisiknya, dan komunikasinya. Demikian pula dengan Pendidikan Agama Islam juga memerlukan
sarana pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar.
Sarana pembelajaran tersebut dikenal dengan istilah media pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam, kehadiran media pembelajaran
sangat penting artinya dan merupakan suatu keharusan. Ketiadaan media sangat memengaruhi
proses belajar mengajar, media pembelajaran dapat membantu mengatasi ketidakjelasan materi
yang disampaikan menjadi jelas dan mudah diterima oleh siswa atau peserta didik.

II. Pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)


Arsyad (2011, hlm.3) menyebutkan, ”Kata media berasal dari bahasa Latin mediusyang
berarti tengah, perantara, pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (‫ )وسائل‬atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”. Pengertian ini mengacu pada perantara
yang mendistribusikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Perantara dapat
berbentuk alat fisik, sebagaimana pendapat Briggs seperti dikutip oleh Ramayulis (2011, hlm.
250) yang mendefinisikan media sebagai segala bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan
yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Permendiknas nomor 16 tahun 2007 dinyatakan bahwa guru harus memiliki kemampuan
menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karaktekristik
peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
Ada kata kunci baru yang muncul dari pengertian menurut Rustyah, yaitu media sebagai
alat bantu proses penyampaian pesan. Alat bantu mempunyai pengertian yang lebih luas dari
sekedar alat berbentuk fisik. Hal ini lebih dipertegas oleh Basyiruddin Usman (2002, hlm.127)
yang menyebutkan, ”Pengertian media secara lebih luas dapat diartikan manusia, benda atau
peristiwa yang membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh pengetahuan, keterampilan
atau sikap”. Demikian pula pendapat Gegne sebagaimana dikutip oleh Ramayulis (2011,
hlm.250) menyebutkan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar.

III. Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Media benda konkret adalah media pembelajaran yang berasal dari benda-benda nyata
yang banyak dikenal oleh peserta didik dan mudah didapatkan.Media ini mudah digunakan oleh
guru dan peserta didik karena media ini sering dijumpai di lingkungan sekitarnya.

Menurut Gerlach & Ely (Arsyad, 2014) mengatakan bahwa, “Media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”. Dalam pengertian
ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian
media dalam proses belajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan herbal.

Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:


a. Media yang bersifat benda
1) Media visual, misal: grafik, diagram, chart, bagan, poster, dan komik.
2) Audial, misal: radio, tape recorder, dan laboratorium.
3) Projected still media, misal: slide, OHP, dan infocus.
4) Projected motion media, misal: film, televisi, video, komputer, dan internet.
Keuntungan dan Kelemahan Media Benda Konkret
Menurut Syaodih (2014), ada beberapa keuntungan dan kelemahan media benda konkret, adalah
sebagi berikut :

1. Keuntungan Media Benda Konkret/Objek Nyata


2. Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari
sesuatu atau melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang
sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka dengan menggunakan sebanyak
mungkin alat indra.
4. Kelemahan Media Benda Konkret/Objek Nyata
5. Membawa murid-murid ke berbagai tempat di luar sekolah kadang-kadang mengandung
resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya.
6. Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata kadang-kadang tidak
sedikit, apabila ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya.
7. Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti
pembesaran, pemotongan, dan gambaran bagian demi bagian, sehingga pengajaran harus
didukung dengan media lain.

IV. Media yang bersifat bukan benda


Media yang bersifat bukan benda meliputi keteladanan, perintah/larangan, dan
ganjaran/hukuman.
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing, khususnya kelebihan dan
kekurangannya. Oleh karena itu, guru harus benar-benar memperhatikan karakteristik dari
masing-masing media tersebut. Ketika media yang dipilih tidak tepat, maka pembelajaran tidak
akan berjalan lebih baik, karena media pembelajaran tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai
alat bantu yang memperlancar kegiatan belajar mengajar. Tidak semua media pembelajaran
cocok digunakan dalam proses pembelajaran, untuk itu perlu dilakukan pertimbangan dalam
memilih media supaya penggunaan media pembelajaran tersebut benar dan tepat. Media yang
digunakan guru PAI harus tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk
menentukan media yang tepat guru PAI harus memperhatikan beberapa hal yang berkaitan
dengan pemilihan media, antara lain:
a. Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran,
b. Kesesuaian media dengan tingkat kemampuan siswa,
c. Ketersediaan sumber belajar,
d. Ketersediaan dana/ biaya, dan
e. Kesesuaian media dengan teknik yang dipakai. (Basyiruddin Usman 2002, hlm.128)

V. Penutup
a. Pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai perantara atau
pengantar, alat bantu mengajar, sarana pembawa/penyalur pesan, sumber belajar, dan alat
perangsang siswa agar pembelajaran menjadi lebih konkrit dan siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
Tujuan penggunaan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai alat bantu
pembelajaran, yaitu mempermudah proses pembelajaran, meningkatkan efisiensi pembelajaran,
menjaga relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, dan membantu konsentrasi siswa.
b. Ciri-ciri media pembelajaran
Ciri-ciri media pembelajaran adalah ciri fiksatif (fixative property),ciri manipulatif
(manipulative property), dan ciri distributif (distributive property).
1. ciri fiksatif (fixative property),
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Peristiwa atau objek dapat disusun urut kembali
dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek
yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera dengan mudah dapat direproduksi
kembali kapan saja diperlukan. Ciri Fiksatif ini memungkinkan suatu rekaman yang terjadi pada
satu waktu dapat ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Dengan kemampuan ini maka objek
atau fenomena yang sudah direkam dan diproduksi menjadi media pembelajaran dapat
digunakan serta diproduksi ulang setiap saat. Dengan perkembangan teknologi yang ada
pengembangan dan produksi ulang juga dapat dilakukan dengan jauh lebih mudah dan lebih
cepat.
2. ciri manipulatif (manipulative property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena produk media
pembelajaran memiliki ciri manipulatif. Fenomena yang membutuhkan yang lama berhari-hari
bahkan berjuta-juta tahun lamanya dapat disajikan dengan media pembelajaran dengan lebih
singkat 2-3 menit saja namun tidak menghilangkan esensi utama dari apa yang disajikan
sehingga peserta didik tetap mampu mengerti fenomena yang dimaksud dengan teknologi time-
lapse. Terlebih lagi pengaturan kecepatan penayangan juga dapat dikendalikan dengan mudah
serta dapat diputar ulang bahkan dapat diputar berlawanan. Yang perlu diperhatikan adalah
banyaknya bagian yang akan terpotong karena penyingkatan tersebut dimanan proses atau
bagian yang penting harus tetap ada dan tersusun dengan baik sehingga tidak menyebabkan
salah tafsir.
3. ciri distributif (distributive property).
Ciri distributif media pembelajaran memungkinkan objek atau kejadian ditransportasikan
melalui ruang dan secara bersamaan disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama. Distribusi media pembelajaran tidak hanya dalam satu kelas
saja namun juga pada kelas lain, sekolah bahkan hingga secara global. Apalagi dengan adanya
sistem pembelajaran online (e-learning) saat ini, distribusi dan penggunaan media
pembelajaran dapat dilakukan secara massive dan global di seluruh dunia bahkan hampir tanpa
adanya delay atau penundaan. Ciri ini menunjukkan bahwa media pembelajaran tidak
mengenal adanya keterbatasan ruang, namun demikian dalam penggunaannya tentu tetap
harus diperhatikan siapa serta sebesar apa kelompok peserta didik yang akan menggunakan
sehingga ciri distributif ini dapat diterapkan dengan tepat.

c. Media bersifat benda


Media bersifat benda antara lain: media visual, media audial, Projected still media,
danProjected motion media. Media bersifat bukan benda berupa keteladanan, perintah/larangan,
dan ganjaran/hukuman.
Pemilihan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus memperhatikan tujuan
pembelajaran, bahan pembelajaran, metode mengajar, alat yang dibutuhkan, pribadi guru yang
mengajar, minat dan kemampuan mengajar, situasi pembelajaran, dan kondisi siswa.
Keberhasilan penggunaan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam tergantung pada isi
pesan, cara penjelasan pesan, dan karakteristik penerima pesan.
Menurut Gerlach & Ely (Arsyad, 2014) mengatakan bahwa, “Media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”. Dalam pengertian
ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian
media dalam proses belajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan herbal.
Selanjut Menurut Syaodih (2010) menyatakan bahwa, “Konkret atau objek yang
sesungguh nya akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajarai
berbagai hal , terutama yang menyakut pengembangan keterampilan tertentu”. Melalui
penggunaan objek nyata ini, kegiatan pembelajaran yang melibatkan semua indra siswa.

Daftar Pustaka
1. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
2. Basyiruddin Usman dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Ciputat Pers, Jakarta.
3. Basyiruddin Usman. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Ciputat Pers, Jakarta.
4. Daradjat, Zakiah. 1984. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara, Jakarta.
5. Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan Dalam Islam.Al-Ikhlas, Surabaya.
6. http://www.google.co.id/imgres?imgurl (2013, Mei 1)
7. Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai