Anda di halaman 1dari 17

“MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran PAI di Sekolah

Di Susun Oleh:

Kelompok 4

Muhammad Rizky Akram

Mutia Balqis

Nia Malayani

Dosen Pembimbing

H. Muamar Al Qadri, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

JAM’IYAH MAHMUDIYAH

TANJUNG PURA

TAHUN AJARAN

2023

DAFTAR ISI

1
DAFTAR ISI ................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................... 2

PEMBAHASAN............................................................................................ 3

A. Pengertian media pembelajaran pendidikan agama Islam......................... 4

B. Tujuan dan fungsi media............................................................................ 7

C. Media pembelajaran dalam pendidikan agama Islam................................ 10

D. Jenis-Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran dalam PAI.................11

E. Kriteria dan Prosedur dalam Pemilihan Media PAI.................................. 15

PENUTUP

A. Simpulan....................................................................................................16

B. Saran.......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 18

2
PENDAHULUAN

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar dewasa ini bukan lagi merupakan suatu hal
yang baru dalam dunia pendidikan. Karena dengan adanya media, akan lebih meningkatkan daya
serap siswa dalam memahami pesan-pesan pembelajaran. Kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting dalam proses belajar mengajar, karena ketidakjelasan bahan atau materi yang
disampaikan dapat dibantu dengan hadirkan media sebagai perantara.

Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pembelajaran dan media juga digunakan sebagai alat, metode serta tehnik yang digunakan dalam
rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

Namun, meskipun begitu pentingnya alat atau media bagi tercapainya tujuan pendidikan, masih
banyak dijumpai lembaga-lembaga pendidikan yang kurang mementingkan suatu alat atau media
tersebut. Terbukti banyak ditemukan kasus guru yang tidak mempergunakan media sesuai
dengan bahan yang diajarkan. Sehingga siswa mengalami banyak kesulitan dalam menyerap dan
memahami pelajaran yang disampaikan guru serta banyak siswa yang merasa bosan terhadap
pelajaran tertentu. Hal ini dapat diidentifikasikan sebagai masalah kurangnya penggunaan media
dalam pembelajaran.

Pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi. Hal itu
menyebabkan terjadi perubahan dan pergeseran paradigma pendidikan. Pembelajaran yang
semula hanya menggunakan metode ceramah konvensional atau verbal semata menjadi
pembelajaran yang lebih aktif dan menyenangkan. Pembelajaran yang semula siswa sebagai
obyek pasif yang hanya menerima apa adanya dari guru, menjadi pembelajaran yang menuntut
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif dan menyenangkan
memerlukan sarana yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk
mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran, setidaknya sarana
yang efektif dan efisien dalam bentuknya, komponen lingkungannya, alat fisiknya, dan
komunikasinya. Demikian pula dengan Pendidikan Agama Islam juga memerlukan sarana
pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar. Sarana
pembelajaran tersebut dikenal dengan istilah media pembelajaran.

3
Dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam, kehadiran media pembelajaran sangat
penting artinya dan merupakan suatu keharusan. Ketiadaan media sangat memengaruhi proses
belajar mengajar, media pembelajaran dapat membantu mengatasi ketidakjelasan materi yang
disampaikan menjadi jelas dan mudah diterima oleh siswa.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Media menurut Robert Heinich, Michael Molenda, dan James D. Russell adalah, "A channel of
communication. Derived from the latin word for "between", the term refers to "anything that
carries information between a source and a receiver. Sementara itu, Robert Mills Gagné and
Leslie J. Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yang terdiri dari buku, tape recorder,
kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi instruksional di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta didik untuk
belajar. (Chotimah, 2018: 307)

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medua yang secara harfiah berarti tengah, perantara
atau pengantar. Areif Sardiman dkk (1996) mengemukakan arti dari "me" dia adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Gerlach dan Ely sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad (2000) mengatakan bahwa "media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu mem- peroleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus,
pengertian media dalam proses pembalajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, mem- proses dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal. (Mardianto, 2010: 11)

Media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang dapat diartikan sebagai perantara atau
pengantar. Assosiation for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan
media sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.

4
Selanjutnya National Education Association (NEA) mendefinisikan media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dilihat,
didengar dan dibaca. (Sardiman, dkk, 2005: 7)

Apabila dikaitkan dengan pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai berikut, menurut para
ahli di atas adalah sebagai berikut:

1. Briggs: Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa
untuk belajar, seperti buku, film, kaset, film bingkai.

2. Ibrahim dan Nana Syaodih: Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan atau isi pelajaran.

3. Gagne: Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar.

4. Asnawir dan Basyiruddin Usman: Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada dirinya. (Ibrahim dan Syaodih, 2003: 112)

Menurut Zakiyah Drajat, pendidikan islam disefinisikan sebagai suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh. Lalu
menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai
pandangan kahidupan.

Pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung, setidaknya mencakup dalam delapan pengertian,
yaitu Al tarbiyyah Al Diniyyah (Pendidikan Keagamaan), Ta'lim Al Din (Pengajaran Agama), Al
Ta'lim Al Diny (Pengajaran Keagamaan), Al Ta'lim Al Islami (Pengajaran Keislaman),
Tarbiyyah Al Muslimin (Pendidikan Orang-orang Islam), Al Tarbiyyah Fi Al Islam (Pendidikan
Dalam Islam), Al Tarbiyyah Inda "Al Muslimin" (Pendidikan Dikalangan Orang Islam), Islam),
dan Al Tarbiyyah Al Islami (Pendidikan Islam). (Dakir, 2011: 33)

Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa media merupakan semua jenis peralatan yang
dapat merangsang siswa untuk belajar. Ditinjau dari pendidikan Agama Islam media pendidikan
agama adalah semua aktivitas yang ada hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik

5
yang berupa alat yang dapat diragakan maupun teknik/ metode yang secara efektif dapat
digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan
dengan ajaran Islam". (Asnawir dan Usman, 2002: 117)

Alat fisik yang digunakan untuk menyajikan pesan kepada penerimanya untuk merangsang siswa
agar mau dan aktif dalam belajar. Pengertian tersebut senada dengan pendapat Rustyah NK
sebagaimana dikutip oleh Ramayulis (2011, hlm. 250) menyebutkan bahwa pengertian media
mengacu pada penggunaan alat yang berupa benda untuk membantu proses penyampaian pesan.

Ada kata kunci baru yang muncul dari pengertian menurut Rustyah, yaitu media sebagai alat
bantu proses penyampaian pesan. Alat bantu mempunyai pengertian yang lebih luas dari sekedar
alat berbentuk fisik. Hal ini lebih dipertegas oleh Basyiruddin Usman (2002, hlm.127) yang
menyebutkan, "Pengertian media secara lebih luas dapat diartikan manusia, benda atau peristiwa
yang membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap". Demikian pula pendapat Gegne sebagaimana dikutip oleh Ramayulis (2011, hlm.250)
menyebutkan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang peserta didik untuk belajar.

Kedua pendapat terakhir mengandung pengertian yang lebih luas dibanding dengan pengertian-
pengertian sebelumnya. Media merupakan semua komponen yang terkait dengan proses
penyampaian pesan. Media pembelajaran dan alat mempunyai pengertian pembelajaran yang
sama, sebagaimana pendapat Daradjat (1984, hlm.80) yang menyebutkan bahwa pengertian alat
pendidikan sama dengan media pendidikan sebagai sarana pendidikan.

Media pembelajaran merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat
bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan
belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media pembelajaran dalam hal-hal tertentu
bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika media pembelajaran
didesain dan dikembangkan secara baik, maka peran guru dapat diperankan oleh media
pembelajaran meskipun tanpa keberadaan guru.

Secara garis besar pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai
perantara atau pengantar, alat bantu mengajar, sarana pembawa/penyalur pesan, sumber belajar,
dan alat perangsang siswa agar pembelajaran menjadi lebih konkrit dan siswa terlibat aktif dalam

6
proses pembelajaran. Dengan kata lain media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar yang efektif dan efisien.

B. Tujuan dan Fungsi Media

Media berasal dari perkataan medium yang berarti perantara, penghantar ataupun penghubung.
Sehingga media dalam hal ini adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan untuk
merangsang, meningkatkan minat, perasaan, pikiran dan kemauan belajar untuk terciptanya
pengalaman belajar peserta didik. Dengan ungkapan singkat dapat dikategorikan bahwa tujuan
maupun fungsi media pembelajaran adalah untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran.

Kegiatan proses belajar mengajar yang menghendaki adanya wahana sarana prasarana yang
berfungsi media antara guru dengan peserta didik. Kegiatan proses pembelajaran sekaligus juga
adalah proses komunikasi instruksional, maka media berfungsi antara lain:

1) Untuk menghasilkan keseragaman pengamatan dan pemahaman.

2) Untuk memberikan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.

3) Untuk pengganti benda asli dalam membelajari suatuobjek/alam.

4) Untuk dapat memberikan pemahaman dan pengalaman yang utuh ketika mempelajari suatu
objek.

Media pendidikan dapat berbentuk perangkat lunak (software) maupun perangkat keras
(hardware) yang berisi pesan atau informasi dari si pengirim kepada si penerima pesan. Media
pembelajaran juga dapat berupa orang, bahan, alat atau keadaan sekitar yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan belajar peserta didik. Dengan keadaan dan pemanfaatan media tersebut siswa
mampu menerima pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta mendorong terjadinya proses
pembelajaran.

Pemanfaatan media pada hakekatnya tidak mungkin dapat dilepaskan dari konteksnya sebagai
system instruksional, selain tujuan dan isi materi pembelajaran sudah jelas, akan tetapi dalam
pemanfaatan media perlu dipertimbangkan. Hal-hal lain seperti: karakteristik siswa, strategi
pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar serta prosedur lainnya.

7
Arief S. Sadiman (1996) dan Anderson (1994) memberikan batasan media tidak terlepas dari
konteks dan system komunikasi instruksional pembelajaran. Sehingga mempertimbangkan
berbagai hal sebelum menggunakan media pembelajaran pada awal kegiatan sebagai berikut :

1) Apakah sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

2) Media apa yang dianggap dapat mewakili paling praktis.

3) Sejauh mana peniruan dapat dilakukan.

4) Apakah perlu perlengkapan lain untuk memilih media tertentu.

5) Sejauh mana sasaran terpenuhi sesuai dengan harapan.

6) Apakah ada pertimbangan nilai tentang materi bahan pelajaran.

Pemanfaatan media adalah menjadi instrument atau alat membantu kegiatan pembelajaran,
sehingga berhasil lebih optimal dan efektif. Akan tetapi jangan sebaliknya dikarenakan terfokus
hanya kepada medianya pembelajaran terganggu. Untuk hal itu perlu diperhatikan dalam
pemanfaatan media pembelajaran yaitu:

Pemanfaatan media dalam proses mem- peroleh manfaat menurut Kem dan Dayton
mengidentifikasi sebagai berikut:

1. Proses Instruksional Menjadi Lebih Menarik

Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual),
sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau suatu prosedur
yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap. Media juga dapat
menghadirkan "masa lampau" ke masa kini, menyajikan gambar dengan warna-warna yang
menarik. Media dapat membangkitkan keingintahuan mahasiswa, merangsang mereka untuk
beraksi terhadap penelasan dosen, membuat mereka tertawa atau ikut sedih, memungkinkan
mereka menyentuh objek kajian penalaran, membantu mereka mengkonkretkan sesuatu yang dan
sebagainya.

2. Proses Belajar Menjadi Lebih Interaktif

8
Jika dipilih dan dirancang dengan benar, dapat terjadi komunikasi dua arah secara aktif antara
dosen dan mahasiswa. Tanpa media, dosen mungkin akan cenderung berbicara "satu arah"
kepada mahasiswa mereka. Namun dengan media, para dosen dapat mengatur kelas mereka
sehingga bukan hanya mereka sendiri yang aktif, tetapi juga mahasiswa mereka.

3. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja

Media instruksional dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mahasiswa dapat belajar dimana
saja dan kapan saja mereka mau, tanpa tergantung pada keberadaan seorang dosen. Program-
program audio-visual atau program komputer yang saat ini banyak tersedia di pasaran adalah
contoh-contoh media pendidikan yang memungkinkan mahasiswa belajar secara mandiri.

4. Kualitas belajar dapat ditingkatkan.

Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar- mengajar lebih efisien, tetapi juga
membantu mahasiswa menyerap materi pelajaran secara lebih mendalam dan utuh. Dengan
mendengarkan dosennya saja, mahasiswa mungkin sudah memahami permasalahannya dengan
baik. Tetapi, bila pemahaman itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan,
atau mengalami melalui media, pemahaman mereka terhadap isi pelajaran pasti akan lebih baik
lagi. (Manurung, dkk, 2016: 25)

C. Media Pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam (PAI)

Setelah membahas alat/ media pengajaran, maka kita tinggal memilih media pengajaran apa yang
cocok untuk dipraktekkan kepada siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Terkait dengan
pembelajaran agama Islam, maka media yang digunakan juga bermacam-macam.

Usaha Nabi dalam menanamkan akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah
oleh umatnya yaitu dengan menggunakan media yang tepat berupa media contoh teladan
perbuatan-perbuatan baik Nabi sendiri (Uswatun Khasanah) 20 Istilah "Uswatun Khasanah"
barangkali dapat diidentifikasikan dengan "demonstrasi" yaitu memberikan contoh dan
menunjukkan tentang cara berbuat atau digunakan Nabi dalam mengajarkan ajaran-ajaran agama
kepada umatnya, misalnya dalam mempraktekkan sholat dan lain-lain.

9
Selanjutnya, melalui suri tauladan atau model perbuatan dan tindakan yang baik, maka guru
agama akan dapat menumbuh-kembangkan sifat dan sikap yang baik pula terhadap anak didik.
Begitupula sebaliknya.

Kemudian daripada itu, media pendidikan agama dapat juga diartikan semua aktifitas yang ada
hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik yang berupa alat yang dapat diperagakan
maupun teknik metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka
mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. (Asnawir dan Usman,
2002: 116)

D. Jenis-Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam

Jenis-jenis Media Pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam

Media pembelajaran dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis, seperti media cetak dan media
rancangan. Media visual, audio dan audiovisual. Oemar Hamalik menyatakan klasifikasi media
pembelajaran sebagai berikut:

1. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, mimo projection, papan
tulis, bulletin board, gambar-gambar, ilustrasi, chart, grafik, poster, peta dan globe.

2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar misalnya; phonograph record,
transkripsi electris, radio, rekaman pada tape recorder.

3. Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya film dan televise, benda-benda tiga dimensi
yang biasanya dipertunkukkan, misalnya model, spicemens, bak pasir, peta electris, koleksi
diorama.

4. Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya. Selanjutnya


Rudi Bretz mengelompokkan media pembelajaran kedalam delapan klasifikasi yaitu:

1. Media audio visual gerak

2. Media audio visual diam

3. Media audio semi gerak

10
4. Media visual gerak

5. Media visual diam

6. Media visual semi gerak

7. Media audio dan

8. Media cetak

Gagne mengelompokkan media pembelajaran kedalam tujuh kelompok yaitu 1) benda untuk
didemonstrasikan, 2) komunikasi lisan, 3) gambar cetak, 4) gambar diam, 5) gambar gerak, 6)
film bersuara dan 7) mesin belajar. Selain itu Scrhamm juga membedakan media menurut daya
liputnya menjadi media massal, media kelompok dan media individu.

Karakteristik atau ciri-ciri khusus dari suatu media merupakan suatu hal yang dapat digunakan
untuk pemilihan media pembelajaran. Kemp mengemukakan The question of what media
atributes are necesarry for agiven learning situation becomes the basis for media selections

Karakteristik Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Berikut diuraikan karakteristik media yang biasa digunakan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam:

1. Media Grafis

Media grafis merupakan salah satu media visual yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi ke penerima informasi. Media grafis dapat berfungsi untuk menarik perhatian,
memperjelas pesan dan mengilustrasikan pesan. Media grafis merupakan media sederhana yang
harganya relatif murah. Beberapa contoh media grafis dapat dijelaskan dibawah ini:

1) Chart atau bagan

Chart atau bagan merupakan media yang dapat menyajikan informasi secara visual yang
biasanya berisi perkembangan, ringkasan dan hubungan dari suatu proses. Dalam media chart
atau bagan sering juga ditemukan media visual lainnya seperti gambar, diagram atau kartun.

2) Gambar/ foto

11
Gambar dan foto merupakan media grafis yang naling sering digunakan. Kelebian dari media
foto diantaranya memiliki sifat yang konkret mengatasi ruang dan waktu, mudah didapat dengan
biaya relatif murah dan mudah digunakan guru. Kelemahan media gambar diantaranya hanya
menekankan indera penglihatan, ukurannya terbatas dan untuk permasalahan yang kompleks
gambarkurang efektif digunakan. Dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam banyak sekali
pokok bahasan yang dapat menggunakan media gambar/foto, diantaranya berwudhu', shalat,
menyelenggarakan jenazah dan lain sebagainya.

3) Diagram

Diagram merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol. Diagram yang baik
adalah diagram yang digambar dengan benar, rapi, ukurannya cukup besar sehingga dapat dilihat
semua peserta didik dan diberi penjelasan-penjelasan. Dalam pelajaran pendidikan agama Islam
diagram dapat digunakan untuk melafalkan huruf Al-Quran.

4) Grafik

Grafik merupakan media visual yang dibuat dari titik- titik, garis atau gambar dengan
menggunakan prinsip matematika. Kelebihan media grafik antara lain peserta didik lebih cepat
memahami informasi yang disampaikan, sangat baik untuk penyajian data kuantitatif dan lebih
mudah menganalisis dan menginterpretasinya. Contoh materi dalam pendidikan agama Islam
yang dapat menggunakan media grafik adalah jumlah jemaah haji Kabupaten Rokan Hulu dalam
beberapa tahun terakhir.

5) Poster

Poster merupakan gabungan antara gambar dan tulisan. Poster dapat dibuat di atas kertas, kain,
seng atau bahan lainnya. Poster memiliki ciri-ciri sebagai berikut: sederhana, terdapat gambar
dan tulisan yang jelas serta slogan yang jelas. Materi pendidikan agama Islam yang dapat
diajarkan dengan menggunakan media poster adalah berbuat baik seperti poster suka bersedekah
dan lainnya.

6) Komik

12
Komik merupakan media yang sederhana, jelas dan mudah dipahami. Komik biasanya berisi
cerita yang dilengkapi dengan gambar. Media komik dapat dipakai dalam membahas pokok
bahasan tentang penyebaran agama Islam yang dibuat dalam komik, atau cerita tentang perilaku
terpuji.

2. Media Audio

Media audio adalah media yang erat kaitannya dengan pendengaran. Informasi dituangkan dalam
dalam lambang-lambang auditif baik berupa verbal maupun non verbal. Dalam mata pelajaran
pendidikan agama Islam materi yang dapat menggunakan media audio seperti Al- Quran hadits,
sejarah perkembangan Islam, Bahasa Arab dan sebagainya. Beberapa contoh media audio adalah
radio, laboratorium bahasa dan alat perekam pita. magnetik.

Radio merupakan alat elektronik yang dapat digunakan untuk mendengar berita dan peristiwa-
peristiwa yang terjadi. Oemar Hamalik menyatakan bahwa Radio is a power full education tool;
teacher can use it effectively at all educational levels and in nearly all phase of education.
Kelebihan media radio antara lain:

a) Harganya relatif murah dibandingkan alat elektronik lainnya.

b) Mudah dipindah-pindahkan karena tidak begitu berat.

c) Dapat merangsang anak untuk aktif mendengar.

d) Dapat mengatasi ruang dan waktu.

e) Dapat mengembangkan daya imajinasi peserta didik. Selain memiliki kelebihan media radio
juga mempunyai kelemahan, antara lain:

a) Komunikasi yang disampaikan radio bersifat satu arah.

b) Program radio sudah diatur atau telah disentralisir. c) Sulit mengatur jadwal dengan program
yang disiarkan radio.

Laboratorium bahasa merupakan alat untuk melatih. siswa mampu mendengar dan berbicara
dalam bahasa asing (bahasa Arab dalam mata pelajaran agama). Dalam laboratorium, peserta
didik dapat mendengar suara guru melalui beadphone.

13
Alat perekam pita magnetik dapat dicontohkan dalam bentuk kaset tape recorder. Alat perekam
biasanya mempunyai tiga buah head, yaitu head perekam, head suara dan bead penghapus.

3. Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam (still proyected medium) merupakan media yang prinsipnya sama dengan
media grafis tetapi dalam media proyeksi diam, informasi disampaikan melalui proyektor agar
dapat dilihat oleh peserta didik. Beberapa jenis media proyeksi diam diantaranya slide, film
rangkai, OHP, televisi, proyektor opaque, tachitoscape, microprojection dan microfilm. Beberapa
materi yang dapat disampaikan oleh guru melalui media proyeksi diam diantaranya Ibadah haji,
shalat, Al-Qur'an, Hadits dan sebagainya.

Selain media- media di atas, dramatisasi, demonstrasi dan lingkungan dapat dijadikan media
pembelajaran. Dramatisasi merupakan teknik pengajaran yang dilakukan oleh guru dengan
melibatkan peserta didik dalam memerankan/mendramatisasi suatu keadaan. Demonstrasi
merupakan teknik yang dilakukan guru dalam rangka memperagakan suatu cara atau teknik
kepada peserta didik, di sekolah dapat dilakukan ketika guru mendemonstrasikan cara berwudhu'
yang benar. (Hamalik, 1985: 169)

E. Kriteria dan Prosedur dalam Pemilihan Media Pembelajaran Agama Islam

Media pembelajaran mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Kesalahan dalam memilih


media dapat menjadikan manfaat dari media yang digunakan menjadi kurang optimal. Dalam
pokok bahasan perilaku terpuji, akan lebih efektif jika menggunakan media video atau film yang
akan menampilkan orang yang berprilaku terpuji apabila dibandingkan dengan poster orang yang
berprilaku terpuji tersebut.

Terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran yang
tepat, yaitu:

1. Media yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuanpembelajaran yang telah ditetapkan

2. Media yang dipilih dapat menjelaskan informasi atau materi yang akan disampaikan.

3. Ketersediaan media yang ada di sekolah atau kemampuan guru dalam merancang media.

14
4. Kondisi siswa, media yang dipilih diseduaikan dengankondisi siswa.

5. Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang didapatkan dari penggunaan media.
(Asnawir dan Usman, 2002: 216)

PENUTUP

A. Simpulan

Secara garis besar pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai
perantara atau pengantar, alat bantu mengajar, sarana pembawa/penyalur pesan, sumber belajar,
dan alat perangsang siswa agar pembelajaran menjadi lebih konkrit dan siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran. Dengan kata lain media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar yang efektif dan efisien.

Media pendidikan dapat berbentuk perangkat lunak (software) maupun perangkat keras
(hardware) yang berisi pesan atau informasi dari si pengirim kepada si penerima pesan. Media
pembelajaran juga dapat berupa orang, bahan, alat atau keadaan sekitar yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan belajar peserta didik. Dengan keadaan dan pemanfaatan media tersebut siswa
mampu menerima pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta mendorong terjadinya proses
pembelajaran

Kemudian daripada itu, media pendidikan agama dapat juga diartikan semua aktifitas yang ada
hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik yang berupa alat yang dapat diperagakan
maupun teknik metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka
mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam

Media pembelajaran dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis, seperti media cetak dan media
rancangan. Media visual, audio dan audiovisual. Oemar Hamalik menyatakan klasifikasi media
pembelajaran sebagai berikut: bersifat visual, auditif, bisa dilihat dan di dengar, dramatisasi.

Media pembelajaran mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Kesalahan dalam memilih


media dapat menjadikan manfaat dari media yang digunakan menjadi kurang optimal. Dalam

15
pokok bahasan perilaku terpuji, akan lebih efektif jika menggunakan media video atau film yang
akan menampilkan orang yang berprilaku terpuji apabila dibandingkan dengan poster orang yang
berprilaku terpuji tersebut.

B. Saran

Dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam, kehadiran media pembelajaran sangat
penting artinya dan merupakan suatu keharusan. Ketiadaan media sangat memengaruhi proses
belajar mengajar, media pembelajaran dapat membantu mengatasi ketidakjelasan materi yang
disampaikan menjadi jelas dan mudah diterima oleh siswa. Dalam pemilihan media pengajaran
agama, hendaknya disesuaikan dengan tujuan pengajaran agama itu sendiri, bahan/ materi yang
akan disampaikan, ketersediaan alat, pribadi guru, minat dan kemampuan siswa, dan situasi
pengajaran yang akan berlangsung dan lain-lain, sehingga penggunaan media bukan sekedar
upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai usaha yang
ditujukan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari pengajaran agama.

DAFTAR PUSTAKA

Asnawir. 2002. Media pembelajaran cetakan pertama. Jakarta: Ciputat Press

Asnawir dan Basyiruddin Usman.2002. Media pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press

Chotimah Chusnul, dkk. 2018. Paradigma baru sistem pembelajaran, dari teori, metode, media
hingga evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media

Dakir. 2011. Pendidikan Islam dan ESQ. Semarang: Rasail

16
Drajat Zakiah. 1984. Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik Oemar. 1985. Media pembelajaran. Bandung: Alumni

Ibrahim dan Nana syaodih. 2003. Perencanaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Manurung Purbatua. 2016. Media pembelajaran dan pelayanan BK. Medan Perdana Publishing

Mardianto. 2010. Media pembelajaran PAI. Fakultas tarbiyah institut agama Islam negeri
sumatera utara

Ramayulis. 2011. Filsafat pendidikan Islam: telaah sistem pendidikan dan pemikiran para tokoh.
Jakarta: Kalam Media

Sardima Arif, dkk. 2005. Media Pendidikan dan pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta:
PT Grafindo

17

Anda mungkin juga menyukai